SlideShare a Scribd company logo
1 of 112
KEPUASAN KERJA 
MULYONO
PENGERTIAN KEPUASAN KERJA 
 Newstrom mengemukakan bahwa job satisfaction is the favorableness or unfavorableness with 
employes view their work. 
 Kepuasan kerja berarti perasaan mendukung atau tidak mendukung yang dialami (pegawai) dalam 
bekerja. 
 Wexley dan Yukl mengartikan kepuasan kerja sebagai the way an employee feels about his or her job. 
Artinya bahwa kepuasan kerja adalah cara pegawai merasakan dirinya atau pekerjaannya. dapat 
disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah perasaan yang menyokong atau tidak menyokong dalam diri 
pegawai yang berhubungan dengan pekerjaan maupun kondisi dirinya.
Perasaan yang berhubungan dengan pekerjaan melibatkan 
aspek-aspek seperti upaya, kesempatan pengembangan karir, 
hubungan dengan pegawai lain, penempatan kerja, dan 
struktur organisasi. 
Perasaan yang berhubungan dengan dirinya antara lain berupa 
umur, kondisi kesehatan, kemampuan dan pendidikan.
HANDOKO 
 Keadaan emosional yang menyenangkan dengan mana para karyawan memandang pekerjaan 
mereka. 
 Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. 
 Ini dampak dalam sikap positif karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi 
di lingkungan kerjanya.
ROBIN 
 Robins menyatakan 
 Kepuasan itu terjadi apabila kebutuhan-kebutuhan individu sudah terpenuhi dan terkait dengan 
derajat kesukaan dan ketidaksukaan dikaitkan dengan Pegawai; merupakan sikap umum yang 
dimiliki oleh Pegawai yang erat kaitannya dengan imbalan-imbalan yang mereka yakini akan 
mereka terima setelah melakukan sebuah pengorbanan.
DUA DIMENSI KEPUASAN KERJA 
Kepuasan yang dirasakan individu yang titik beratnya individu anggota 
masyarakat. 
Kepuasan yang merupakan sikap umum yang dimiliki oleh pegawai.
KEPUASAN KERJA (JOB SATISFACTION) 
 Menunjukkan sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya. 
 Sikap kepuasan tinggi menunjukkan sikap yang positif terhadap kerja, seseorang yang tidak 
puas terhadap pekerjaannya menunjukkan sikap yang negatif terhadap pekerjaan tersebut 
(Robins, 2003:68). 
 Kepuasan kerja yang tinggi menandakan bahwa sebuah organisasi sekolah telah dikelola 
dengan baik dengan manajemen yang efektif. 

 Menurut Riggio dalam Hadjam dan Nasiruddin (2003) kepuasan kerja banyak didefinisikan sebagai perasaan dan 
perilaku individu berkenaan dengan pekerjaannnya. 
 Semua aspek dari pekerjaan yang baik maupun buruk, positif maupun negative akan berperan menciptakan 
perasaan kepuasan ini. 
 Davis dan Newstroom (2002) menyatakan bahwa kepuasan kerja adalah seperangkat perasaan pegawai tentang 
menyenangkan atau tidaknya pekerjaan mereka. 
 Hasibuan (2001) mendefinisikan kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai 
pekerjaannya. 
 Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan, dan prestasi kerja. 
 Ada perbedaan yang penting antara perasaan ini dengan unsur lainnya dari sikap pegawai. 
 Kepuasan kerja adalah perasaan senang atau tidak senang yang relatif yang berbeda dari pemikiran obyektif 
dan keinginan perilaku.
 Kepuasan kerja (Job Satisfaction) adalah suatu keadaan emosional guru dimana terjadi atau 
tidak terjadi titik temu antara batas jasa guru dengan tingkat nilai balas jasa baik finansial 
maupun nonfinansial. 
 Kepuasan kerja adalah tingkat di mana seseorang merasa positif atau negatif tentang berbagai 
segi dari pekerjaan, tempat kerja, dan hubungan dengan teman kerja (Donely, 1985).
Enam jenis sasaran yang harus dicapai sebelum kepuasan kerja dapat 
diperoleh adalah : 
 Uang, 
 Wibawa, 
 Kedudukan, 
 Keamanan, 
 Pengakuan, 
 Rasa memiliki, 
 Kreativitas (Frase, 1993).
 Tiffin (1974) mengatakan bahwa kepuasan kerja berhubungan erat dengan sikap guru terhadap 
pekerjaannya sendiri, karena makin tinggi tingkat kepuasan kerja seseorang akan tercermin 
dari sikap kerja ke arah yang positif. 
 Hal ini tidak berarti apa yang dilakukan oleh guru yang ada pada saat ini arahnya negatif. 
Sebaliknya ketidak puasan kerja akan menimbulkan sikap kerja yang negatif. 
 Bahwa positif dan negatifnya sikap kerja seseorang mengikuti tingkat kepuasan kerja yang 
dirasakan.
 Untuk mengukur kepuasan kerja seseorang biasanya dilihat dari besaran gaji atau upah yang 
diberikan, tetapi ini sebenarnya bukan satu-satunya faktor ada faktor lain seperti suasana 
kerja, hubungan atasan dan guru ataupun rekan sekerja, pengembangan karier, pekerjaan yang 
sesuai dengan minat dan kemampuannya, fasilitas yang ada dan diberikan. 
 Muhammad (1996) menyebutkan ada dua hal yang mungkin menyebabkan orang tidak puas 
dengan pekerjaannya. 
 Hal pertama, apabila orang tersebut tidak mendapatkan informasi yang dibutuhkan untuk 
melakukan pekerjaannya. Yang kedua, apabila hubungan sesama teman sekerja kurang baik.
TEORI-TEORI KEPUASAN KERJA 
Wexley (1996) telah mengkategorikan teori-teori kepuasan kerja kepada tiga kumpulan utama, 
yaitu: 
1.Teori ketidaksesuaian (discrepancy), 
2.Teori keadilan (equity theory), dan teori dua faktor.
TEORI KETIDAKSESUAIAN 
 Menurut Locke kepuasan atau ketidak puasan dengan aspek pekerjaan tergantung pada selisih 
(discrepancy) antara apa yang dianggap telah didapatkan dengan apa yang diinginkan. 
 Jumlah yang diinginkan dari karakteristik pekerjaan idefinisikan sebagai jumlah minimum yang 
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan anda. 
 Seseorang akan terpuaskan jika tidak ada selisih antara kondisi-kondisi yang diinginkan dengan 
kondisi aktual.
 Semakin besar kekurangan dan semakin banyak hal-hal penting yang diinginkan, semakin besar 
ketidak puasannya, 
 Jika lebih banyak jumlah faktor pekerjaan yang diterima secara minimal dan kelebihannya 
menguntungkan (misalnya: upah ekstra, jam kerja yang lebih lama) orang yang bersangkutan 
akan sama puasnya bila terdapat selisih dari jumlah yang diinginkan.
 Proter mendefiniskan kepuasan sebagai selisih dari banyaknya sesuatu yang “seharusnya ada” 
dengan banyaknya “apa yang ada”. 
 Konsepsi ini pada dasarnya sama dengan model Locke, tetapi “apa yang seharusnya ada” 
menurut Locke berarti penekanan yang lebih banyak pada pertimbangan-pertimbangan yang 
adil dan kekurangan atas kebutuhan-kebutuhan karena determinan dari banyaknya faktor 
pekerjaan yang lebih disukai. 
 Studi Wanous dan Laler menemukan bahwa para pekerja memberikan tanggapan yang 
berbeda-beda menurut bagaimana kekurangan/selisih itu didefinisikan.
 Keduanya menyimpulkan bahwa orang memiliki lebih dari satu jenis perasaan terhadap 
pekerjaannya, dan tidak ada “cara yang terbaik” yang tersedia untuk mengukur kepuasan kerja. 
Kesimpulannya teori ketidaksesuaian menekankan selisih antara kondisi yang diinginkan 
dengan kondisi aktual (kenyataan), jika ada selisih jauh antara keinginan dan kekurangan yang 
ingin dipenuhi dengan kenyataan maka orang menjadi tidak puas. 
 Tetapi jika kondisi yang diinginkan dan kekurangan yang ingin dipenuhi ternyata sesuai dengan 
kenyataan yang didapat maka ia akan puas.
Teori Keadilan (Equity Theory) 
Teori keadilan memerinci kondisi-kondisi yang mendasari seorang 
bekerja akan menganggap fair dan masuk akal insentif dan keuntungan 
dalam pekerjaannya. 
Teori ini telah dikembangkan oleh Adam dan teori ini merupakan variasi 
dari teori proses perbandingan sosial. 
Komponen utama dari teori ini adalah “input”, ‘hasil”, ‘orang bandingan” 
dan ‘keadilan dan ketidak adilan’.
 Input adalah sesuatu yang bernilai bagi seseorang yang dianggap mendukung pekerjaannya, 
seperti: pendidikan, pengalaman, kecakapan, banyaknya usaha yang dicurahkan, jumlah jam 
kerja, dan peralatan atau perlengkapan pribadi yang dipergunakan untuk pekerjaannya. 
 Hasil adalah sesuatu yang dianggap bernilai oleh seorang pekerja yang diperoleh dari 
pekerjaannya, seperti: upah/gaji, keuntungan sampingan, simbol status, penghargaan, serta 
kesempatan untuk berhasil atau ekspresi diri.
 Menurut teori ini, seorang menilai fair hasilnya dengan membandingkan hasilnya rasio inputnya 
dengan hasil dengan rasio input seseorang/sejumlah orang bandingan. 
 Orang bandingan mungkin saja dari orang-orang dalam organisasi maupun organisasi lain dan 
bahkan dengan dirinya sendiri dengan pekerjaan-pekerjaan pendahulunya. 
 Teori ini tidak memerinci bagaimana seorang memilih orang bandingan atau berapa banyak 
orang bandingan yang akan digunakan. 

 Jika rasio hasil input seorang pekerja adalah sama atau sebanding dengan rasio orang bandingannya, 
maka suatu keadaan adil dianggap ada oleh para pekerja. 
 Jika para pekerja menganggap perbandingan tersebut tidak adil, maka keadaan ketidakadilan dianggap 
adil. Ketidakadilan merupakan sumber ketidakpuasan kerja dan ketidakadilan menyertai keadaan tidak 
berimbang yang menjadi motif tindakan bagi seseorang untuk menegakkan keadilan. 
 Tabel berikut ini merinci kondisi-kondisi dimana ketidakadilan karena kompensasi lebih, dan 
ketidakadilan karena kompensasi kurang, menganggap bahwa input total dan hasil total dikotomi pada 
skala nilai sebagai ‘tinggi” atau ‘rendah”.
 Tingkat ketidakadilan akan ditentukan atas dasar besarnya perbedaan antar rasio hasil input 
seseorang pekerja dengan rasio hasil dengan input orang bandingan, dianggap semakin besar 
ketidakadilan. 
 Teori keadilan memiliki implikasi terhadap pelaksanaan kerja para pekerja disamping terhadap 
kepuasan kerja. 
 Teori ini meramalkan bahwa seorang pekerja akan mengubah input usahanya bila tindakan ini 
lebih layak daripada reaksi lainnya terhadap ketidakadilan.
 Seorang pekerja yang mendapat kompensasi kurang dan dibayar penggajian berdasarkan jam 
kerja akan mengakibatkan keadilan dengan menurunkan input usahanya, dengan demikian 
mengurangi kualitas atau kuantitas dari pelaksanaan kerjanya, jika seorang pekerja 
mendapatkan kompensasi kurang dari porsi substansinya gaji atau upahnya terkait pada 
kualitas pelaksanaan kerja (misalnya upah perpotong) ia akan meningkatkan pendapatan 
insentifnya tanpa meningkatkan usahanya.
Jika pengendalian kualitas tidak ketat, pekerja biasanya dapat meningkatkan kuantitas 
outputnya tanpa usaha ekstra dengan mengurangi kualitasnya. 
Kesimpulannya teori keadilan ini memandang kepuasan adalah seseorang terhadap 
keadilan atau kewajaran imbalan yang diterima. 
Keadilan diartikan sebagai rasio antara input (misalnya, pendidikan guru, pengalaman 
mengajar, jumlah jam mengajar, banyaknya usaha yang dicurahkan pada sekolah) 
dengan output (misalnya upah/gaji, penghargaan, promosi/kenaikan pangkat) 
dibandingkan dengan guru lain di sekolah yang sama atau di sekolah lain pada input dan 
output yang sama.
TEORI DUA FAKTOR 
 Teori ini diperkenalkan oleh Herzberg (1959) berdasarkan atas penelitian yang dilakukan 
terhadap 250 responden pada sembilan buah perusahaan di Pittsburg. 
 Dalam penelitian tersebut Herzberg ingin menguji hubungan kepuasan dengan produktivitas. 
Menurut Herzberg dalam Sedarmayanti (2001) mengembangkan teori hierarki kebutuhan 
Maslow menjadi teori dua faltor tentang motivasi. 
 Dua faktor itu dinamakan faktor pemuas (motivation factor) yang disebut dengan satisfier atau 
intrinsic motivation dan faktor pemelihara (maintenance factor) yang disebut dengan 
disatisfier atau extrinsic motivation.
Faktor pemuas yang disebut juga motivator yang merupakan fakor pendorong seseorang untuk berprestasi yang 
bersumber dari dalam diri seseorang tersebut (kondisi intrinsik) antara lain: 
(1) Prestasi yang diraih (achievement); 
(2) Pengakuan orang lain (recognition); 
(3) Tanggungjawab (responsibility); 
(4) Peluang untuk maju (advancement); 
(5) Kepuasan kerja itu sendiri (the work it self); dan 
(6) Kemungkinan pengembangan karir (the possibility of growth).
Sedangkan faktor pemelihara (maintenance factor) disebut juga 
hygiene factor merupakan faktor yang berkaitan dengan pemenuhan 
kebutuhan untuk memelihara keberadaan guru sebagai manusia, 
pemeliharaan ketenteraman dan kesehatan.
Faktor ini juga disebut dissatisfier (sumber ketidakpuasan) yang merupakan tempat pemenuhan kebutuhan tingkat 
rendah yang dikualifikasikan ke dalam faktor ekstrinsik, meliputi: 
(1) Kompensasi; 
(2) Keamanan dan keselamatan kerja; 
(3) Kondisi kerja; 
(4) Status; 
(5) Prosedur perusahaan; dan 
(6) Mutu dari supevisi teknis dari hubungan interpersonal di antara teman, 
sejawat, dengan atasan, dan dengan guru.
 Kesimpulannya dalam teori dua faktor bahwa terdapat faktor pendorong yang berkaitan dengan 
perasaan positif terhadap pekerjaan sehingga membawa kepuasan kerja, dan yang kedua faktor yang 
dapat mengakibatkan ketidakpuasan kerja. Kepuasan kerja adalah motivator primer yang berkaitan 
dengan pekerjaan itu sendiri, sebaliknya ketidakpuasan pada dasarnya berkaitan dengan memuaskan 
anggota organisasi dan menjaga mereka tetap dalam organisasi dan itu berkaitan dengan lingkungan. 
 Guru yang merasa puas dengan pekerjaaanya akan memiliki sikap yang positif dengan pekerjaan 
sehingga akan memacu untuk melakukan pekerjaan dengan sebaik-baiknya, sebaliknya adanya 
kemangkiran, hasil kerja yang buruk, mengajar kurang bergairah, pencurian, prestasi yang rendah, 
perpindahan/pergantian guru merupakan akibat dari ketidakpuasan guru atas perlakuan organisasi 
terhadap dirinya.
 Guru akan merasa puas bekerja jika memiliki persepsi selisih antara kondisi yang diinginkan 
dan kekurangan dapat dipenuhi sesuai kondisi aktual (kenyataan), guru akan puas jika imbalan 
yang diterima seimbang dengan tenaga dan ongkos individu yang telah dikeluarkan, dan guru 
akan puas jika terdapat faktor yang pencetus kepuasan kerja (satisfier) lebih dominan daripada 
faktor pencetus ketidakpuasan kerja (disatisfier).
Davis dan Newstroom (2002) merinci faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan 
kerja seseorang, yaitu: 
 Usia. Ketika para guru makin bertambah lanjut usianya. Mereka cenderung sedikit lebih puas dengan 
pekerjaannya. 
 Guru yang lebih muda cenderung kurang puas karena berpengharapan tinggi, kurang penyesuaian dan 
berbagai sebab lain, 
 Tingkat pekerjaan. Orang-orang dengan pekerjaan pada tingkat lebih tinggi cenderung merasa lebih 
puas dengan pekerjaan mereka. Mereka biasanya memperoleh gaji dan kondisi kerja lebih baik, dan 
pekerjaan yang dilakukan memberi peluang untuk merasa lebih puas, 
 Ukuran organisasi. Pada saat organisasi semakin besar, ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa 
kepuasan kerja cenderung agak menurun apabila tidak diambil tindakan perbaikan untuk mengimbangi 
kecenderungan itu.
Menurut Roy dan Raja dalam Pareek (1984:132) faktor yang mendorong kepuasan kerja dan kekecawaan kerja 
meliputi: 
 Promosi merupakan perangsang yang paling penting dan juga merupakan penyebab kekecewaan yang paling penting di 
antara para penyelia dan para manajer, 
 Pengakuan merupakan faktor pekerjaan yang paling penting dalam kaitan dengan kepuasan dan kekecewaan kerja, 
 Diantara faktor-faktor yang membantu terjadinya kekecewaan, yang paling sering disebut-sebut adalah tidak adanya 
kebijakan organisasi dan admistrasi yang memadai, tidak adanya penyelia yang simpatik dan cakap secara teknis, sifat 
tidak ramah dan sombong dan tidak adanya peluang untuk tumbuh, 
 Faktor-faktor kerja yang menyebabkan kepuasan dan kekecewaan di antara para manajer dan para penyelia berlainan 
dengan faktor-faktor di antara para pekerja biasa. Misalnya gaji dan keamanan kerja menonjol sebagai dua faktor yang 
penting bagi kepuasan kerja di antara pekerja, sedangkan para manajer hal ini hampir selalu tergeser ke urutan paling 
bawah dalam hirarki kepentingan. Tingkat jabatan rupanya mempengaruhi persepsi tentang kebutuhan,
 Tidak terdapat fakta-fakta yang jelas yang membedakan manajer dan penyelia berkenaan 
dengan sumber kepuasan dan sumber kekecewaan. Tetapi mereka berbeda dalam persepsi 
atas kebutuhan. 
 Para penyelia lini pertama menghargai penghasilan, promosi, keamanan kerja, dan keadaan 
kerja. 
 Para manajer menengah paling menghargai kemajuan, jenis pekerjaan dan penghasilan.
 Sebaliknya, para manajer paling atas menghargai rasa mempunyai kecakapan yang berguna, 
pengakuan atas pekerjaan baik yang telah dilakukannya dan wewenang untuk mengambil 
putusan. 
 Hal ini menunjukkan pergeseran dari faktor hubungan kerja ke faktor isi kerja atau dari 
kebutuhan tingkat rendah ke tingkat tinggi, 
 Para manajer dalam industri swasta dan industri pemerintah ternyata tidak berbeda dalam 
tingkat kepuasan pekerjaan.
 Mereka juga secara serupa dipengaruhi oleh motivator. 
 Motivator dan higine berbeda caranya dalam menambah kepuasan dan ketidakpuasan jika bagi 
para manajer sektor pemerintah motivator lebih menambah kepuasan, bagi para eksekutif dari 
sektor swasta motivator lebih menimbulkan rasa kurang puas, 
 Tidak ada bukti yang menunjukkan pengaruh kepuasan kerja terhadap variabel hasil seperti 
prestasi keterlibatan kerja,
 Baik variabel perorangan (misalnya pendidikan, tingkat penghasilan) maupun variabel 
organisasi (misalnya jenis pekerjaan lini staf, struktur organisasi yang tinggi/datar) kelihatan 
tidak banyak mempengaruhi motivasi, yakni pentingnya kebutuhan, pemenuhan kebutuhan, 
harapan, kekurangan (dan pilihan tentang hal yang membuat puas dan yang membuat tidak 
puas).
Menurut Eburt faktor-faktor yang ikut menentukan kepuasan kerja 
sebagai berikut:
George dan Jones memberikan perbandingan antara kedua nilai kerja sebagai 
berikut dalam uraian di bawah ini: 
Nilai kerja intrinsik 
- Kerja yang menarik 
- Kerja yang menantang 
- Belajar sesuatu yang baru 
- Membuat kontribusi penting 
- Berpotensi tinggi 
- Tanggung jawab dan otonomi 
- Menjadi kreatif 
Nilai kerja ekstrinsik 
- Gaji tinggi 
- Keamanan kerja 
- Keuntungan kerja 
- Status komunitas lebih luas 
- Kontak sosial 
- Waktu dengan keluarga 
- Waktu untuk hobi
Jika mengacu pada George dan Jones (2002) kepuasan kerja merupakan kumpulan feelings dan beliefes yang dimiliki 
orang tentang pekerjaannya. Sementara itu Ghiselli dan Borown dalam As’ad (2000) merinci faktor-faktor yang 
mempengaruhi kepuasan, yaitu: 
 Kedudukan (posisi). Seseorang yang bekerja pada pekerjaan yang lebih tinggi akan merasa lebih puas 
dibandingkan dengan mereka yang bekerja pada pekerjaan yang lebih rendah, 
 Pangkat (golongan). Pekerjaan yang mendasarkan pada perbedaan pangkat atau golongan, sehingga 
pekerjaan tersebut memberikan kedudukan tertentu pada orang yang melakukannya. Jika ada 
kenaikan upah maka sedikit atau banyaknya upah yang dianggap sebagai kenaikan pangkat dan 
kebanggaan terhadap kedudukan yang baru akan berubah perilaku dan perasaan, 
 Umur. Umur memiliki hubungan dengan kepuasan kerja guru. Umur diantara 25 tahun sampai 34 tahun 
dan umur 45 sampai 45 tahun adalah merupakan umur-umur yang bisa menimbulkan perasaan puas 
terhadap pekerjaan,
 Jaminan finansial dan jaminan sosial. Masalah finansial dan jaminan sosial kebanyakan 
berpengaruh terhadap kepuasan kerja. Seorang guru yang mendapatkan gaji atau mendapatkan 
tunjangan tinggi maka akan memperoleh kepuasan, 
 Mutu pengawasan. Kepuasan guru ditentukan oleh perhatian dan hubungan yang baik dari 
pimpinan kepada guru, sehingga guru akan merasa bahwa dirinya merupakan bagian yang 
penting dari organisasi kerja.
Indikator kepuasan atau ketidakpuasan kerja pegawai dapat diperlihatkan oleh 
beberapa aspek diantaranya: 
 Jumlah kehadiran pegawai atau jumlah kemangkiran, 
 Perasaan senang atau tidak senang dalam melaksanakan pekerjaan, 
 Perasaan adil atau tidak adil dalam menerima imbalan, 
 Suka atau tidak suka dengan jabatan yang dipegangnya. 
 Sikap menolak pekerjaan atau menerima dengan penuh tanggung jawab.
Fungsi kepuasan kerja 
 Menurut Strauss dan Sayles (1980: 5-6) kepuasan kerja penting untuk aktualisasi diri. 
 Guru yang tidak memperoleh kepuasan kerja tidak akan pernah untuk mencapai kematangan 
psikologis dan akan menjadi frustrasi yang menyebabkan guru akan senang melamun, 
mempunyai semangat kerja rendah, cepat lelah atau bosan, emosi tidak stabil, sering absen 
dan mengakibatkan turunnya kinerja guru dan sebaliknya. 
 Oleh karena itu kepuasan kerja mempunyai arti yang penting, baik bagi guru maupun sekolah 
terutama karena menciptakan keadaan positif dalam lingkungan kerja (Handoko, 1987: 145-146).
PENGUKURAN KEPUASAN KERJA 
 Pengukuran kepuasan kerja sangat bervariasi. informasi yang didapat dari kepuasan 
kerja ini bisa melalui tanya jawab secara perorangan, dengan angket ataupun dengan 
pertemuan suatu kelompok kerja. 
 Kalau menggunakan tanya jawab sebagai alatnya, maka guru diminta untuk 
merumuskan tentang perasaannya terhadap aspek-aspek pekerjaan. Cara lain adalah 
dengan mengamati sikap dan tingkah laku orang tersebut (As’ad,1987:111). 
 Di dalam pengukuran kepuasan kerja, metode yang digunakan adalah dengan 
membuat kuesioner yang berhubungan dengan masalah kepuasan kerja yang meliputi 
faktor finansial, faktor fisik, faktor sosial dan faktor psikologi, yang kemudian disebar 
pada responden untuk dijawab atau diisi sesuai keadaan yang sebenarnya.
 Kepuasan kerja merupakan sikap positif yang menyangkut penyesuaian 
guru terhadap faktor-faktor yang, mempengaruhinya. Adapun faktor-faktor 
yang mempengaruhi kerja, meliputi: 
 Faktor kepuasan finansial, yaitu terpenuhinya keinginan guru terhadap 
kebutuhan finansial yang diterimanya untuk memenuhi kebutuhan 
mereka sehari-hari sehingga kepuasan kerja bagi guru dapat terpenuhi. 
 Hal ini meliputi; sistem dan besarnya gaji, jaminan sosial, macam-macam 
tunjangan, fasilitas yang diberikan serta promosi (As’ad, 1987:118),
 Faktor kepuasan fisik, yaitu faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik lingkungan 
kerja dan kondisi fisik guru. Hal ini meliputi; jenis pekerjaan, pengaturan waktu kerja 
dan istirahat, perlengkapan kerja, keadaan ruangan/suhu, penerangan, pertukaran 
udara, kondisi kesehatan guru dan umur (As’ad, 1987:117), 
 Faktor kepuasan sosial, yaitu faktor yang berhubungan dengan interaksi sosial baik 
antara sesama guru, dengan atasannya maupun guru yang berbeda jenis pekerjaannya. 
Hal ini meliputi rekan kerja yang kompak, pimpinan yang adil dan bijaksana, serta 
pengarahan dan perintah yang wajar (Husnan, 1986:194), 
 Faktor Kepuasan Psikologi, yaitu faktor yang berhubungan dengan kejiwaan guru. Hal 
ini meliputi; minat, ketenteraman dalam bekerja, sikap terhadap kerja, bakat dan 
keterampilan (As’ad,1987:117).
 Dari definisi faktor-faktor di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa 
faktor-faktor tersebut mempengaruhi kepuasan kerja yang memiliki peran 
yang penting bagi sekolah dalam memilih dan menempatkan guru dalam 
pekerjaannya dan sebagai partner usahanya agar tidak terjadi hal-hal yang 
tidak diinginkan atau sepantasnya dilakukan.
KORELASI KEPUASAN KERJA 
 Hubungan antara kepuasan kerja dengan variabel lain dapat bersifat positif atau negatif. 
 Kekuatan hubungan mempunyai rentang dari lemah sampai kuat. 
 Hubungan yang kuat menunjukkan bahwa atasan dapat mempengaruhi dengan signifikan 
variabel lainnya dengan meningkatkan kepuasan kerja (Kinicki, 2001:226).
KORELASI KEPUASAN KERJA 
(MOTIVASI) 
 Antara motivasi dan kepuasan kerja terdapat hubungan yang positif dan signifikan. 
 Karena kepuasan dengan pengawasan/supervisi juga mempunyai korelasi signifikan dengan 
motivasi, atasan/manajer disarankan mempertimbangkan bagaimana perilaku mereka 
mempengaruhi kepuasan pekerja sehingga mereka secara potensial dapat meningkatkan 
motivasi pekerja melalui berbagai usaha untuk meningkatkan kepuasan kerja.
Pelibatan kerja 
 Hal ini menunjukkan kenyataan dimana individu secara pribadi dilibatkan dengan peran 
kerjanya. 
 Karena pelibatan kerja mempunyai hubungan dengan kepuasan kerja, dan peran 
atasan/manajer perlu didorong memperkuat lingkungan kerja yang memuaskan untuk 
meningkatkan keterlibatan kerja pekerja.
ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR 
Merupakan perilaku pekerja di luar dari apa 
yang menjadi tugasnya.
ORGANIZATIONAL COMMITMENT 
 Mencerminkan tingkatan dimana individu mengidentifikasi dengan organisasi dan mempunyai 
komitmen terhadap tujuannya. 
 Antara komitmen organisasi dengan kepuasan terdapat hubungan yang signifikan dan kuat, 
karena meningkatnya kepuasan kerja akan menimbulkan tingkat komitmen yang lebih tinggi. 
 Selanjutnya komitmen yang lebih tinggi dapat meningkatkan produktivitas kerja.
KETIDAKHADIRAN (ABSENTEISME) 
Antara ketidakhadiran dan kepuasan terdapat korelasi 
negatif yang kuat. 
Dengan kata lain apabila kepuasan meningkat, 
ketidakhadiran akan turun.
6) Perputaran (Turnover) 
Hubungan antara perputaran dengan kepuasan adalah negatif. Dimana 
perputaran dapat mengganggu kontinuitas organisasi dan mahal 
sehingga diharapkan atasan/manajer dapat meningkatkan kepuasan 
kerja dengan mengurangi perputaran.
PERASAAN STRESS 
Antara perasaan stres dengan kepuasan kerja menunjukkan hubungan 
negatif dimana dengan meningkatnya kepuasan kerja akan mengurangi 
dampak negatif stres.
PRESTASI KERJA/KINERJA 
 Terdapat hubungan positif rendah antara kepuasan dan prestasi kerja. Sementara itu menurut 
Gibson (2000:110) menggambarkan hubungan timbal balik antara kepuasan dan kinerja. 
 Di satu sisi dikatakan kepuasan kerja menyebabkan peningkatan kinerja sehingga pekerja yang 
puas akan lebih produktif. 
 Di sisi lain terjadi kepuasan kerja disebabkan oleh adanya kinerja atau prestasi kerja sehingga 
pekerja yang lebih produktif akan mendapatkan kepuasan.
MENGUKUR KEPUASAN KERJA 
 Pengukuran kepuasan kerja ternyata sangat bervariasi, baik dari segi analisa statistik maupun 
dari segi pengumpulan datanya. 
 Informasi yang didapat dari kepuasan kerja ini biasanya melalui tanya jawab secara 
perorangan, dengan angket maupun dengan pertemuan kelompok kerja (Riggio:2005). 
 Dalam semua kasus, kepuasan kerja diukur dengan kuesioner laporan diri yang diisi oleh 
karyawan. 
 Pengukuran kepuasan kerja dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan, yaitu kepuasan kerja 
dilihat sebagai konsep global, kepuasan kerja dilihat sebagai konsep permukaan, dan sebagai 
fungsi kebutuhan yang terpenuhkan.
PENGUKURAN KEPUASAN KERJA DILIHAT SEBAGAI KONSEP GLOBAL 
 Konsep ini merupakan konsep satu dimensi, semacam ringkasan psikologi dari semua aspek 
pekerjaan yang disukai atau tidak disukai dari suatu jabatan. 
 Pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner satu pertanyaan (soal). 
 Sejumlah kelebihan, diantaranya adalah tidak ada biaya pengembangan dan dapat dimengerti 
oleh mereka yang ditanyai.
 Selain itu cara ini cepat, mudah diadministrasikan dan diberi nilai. 
 Kuesioner satu pertanyaan menyediakan ruang yang cukup banyak bagi penafsiran pribadi dari 
pertanyaan yang diajukan. 
 Responden akan menjawab berdasarkan gaji, sifat pekerjaan, iklim sosial organisasi, dan 
sebagainya.
PENGUKURAN KEPUASAN KERJA DILIHAT KONSEP PERMUKAAN 
 Konsep ini menggunakan konsep facet (permukaan) atau komponen, yang menganggap bahwa 
kepuasan karyawan dengan berbagai aspek situasi kerja yang berbeda dapat bervariasi secara 
bebas dan harus diukur secara terpisah. 
 Konsep facet yang dapat diperiksa adalah beban kerja, keamanan kerja, kompetensi, kondisi 
kerja, status dan prestise kerja. 
 Kecocokan rekan kerja, kebijaksanaan penilaian perusahaan, praktek manajemen, hubungan 
atasan-bawahan, otonomi dan tanggung jawab jabatan, kesempatan untuk menggunakan 
pengetahuan dan keterampilan, serta kesempatan untuk pertumbuhan dan pengembangan.
PENGUKURAN KEPUASAN KERJA DILIHAT SEBAGAI KEBUTUHAN YANG 
TERPENUHKAN 
 Suatu pendekatan terhadap pengukuran kepuasan kerja yang tidak menggunakan asumsi 
bahwa semua orang memiliki perasaan yang sama mengenai aspek tertentu dari situasi kerja, 
pendekatan ini dikembangkan oleh Porter. 
 Kuesioner Porter didasarkan pada pendekatan teori kebutuhan akan kepuasan kerja. Kuesioner 
ini terdiri dari 15 pertanyaan yang berkaitan dengan kebutuhan akan rasa aman, penghargaan, 
otonomi, sosial, dan aktualisasi diri.
Berdasarkan kebutuhan dan persepsi orang itu sendiri mengenai jabatannya, tiap responden menjawab tiga 
pertanyaan mengenai masing-masing pertanyaan: 
(1) Berapa yang ada sekarang? 
(2) Berapa seharusnya? 
(3) Bagaimana pentingnya hal ini bagi saya?
TIGA CARA UNTUK MELAKUKAN PENGUKURAN KEPUASAN KERJA (RATING 
SCALE DAN KUESIONER) 
Metode ini orang menjawab pertanyaan dari kuesioner yang 
menggunakan rating scales sehingga mereka melaporkan reaksi 
mereka pada pekerjaan mereka.
CRITICAL INCIDENTS 
 Individu menjelaskan kejadian yang menghubungkan pekerjaan mereka yang dirasaka terutama 
memuaskan atau tidak memuaskan. 
 Jawaban mereka dipelajari untuk mengungkap tema yang mendasari. 
 Sebagai contoh misalnya apabila banyak pekerja yang menyebutkan situasi pekerjaan dimana 
mereka mendapatkan perlakuan kurang baik oleh supervisor atau sebaliknya.
Interviews 
Dengan melakukan wawancara tatap muka dengan pekerja dapat 
diketahui sikap mereka secara langsung dan dapat mengembangkan 
lebih dalam dengan menggunakan kuesioner yang terstruktur.
 Berdasarkan tanggapan terhadap pertanyaan mengenai pemenuhan kebutuhan kerja tersebut, 
kepuasan kerja diukur dengan perbedaan antara “berapa yang ada sekarang?” dan “berapa 
yang seharusnya?”, semakin kecil perbedaan, maka semakin besar kepuasannya 
 Nilai yang terpisah dihitung untuk masing-masing dari lima kategori kebutuhan. Pertanyaan 
“bagaimana pentingnya hal ini bagi saya?” memberikan kepada penyelia ukuran kekuatan 
relatif dari masing-masing kebutuhan bagi tiap responden. Pendapat lain, Greenberg dan Baron 
menunjukkan
Menurut Robbins pengukuran kepuasan kerja sebagai berikut: 
 Single global rating, yaitu tidak lain dengan minta individu merespons atas satu pertanyaan 
seperti: dengan mempertimbangkan semua hal, seberapa puas anda dengan pekerjaan anda? 
Responden menjawab antara highly statisfied dan high dissatisfied, 
 Summation score lebih canggih. Mengidentifikasi elemen kunci dalam pekerjaan dan 
menanyakan perasaan pekerja tentang masing-masing elemen. 
 Faktor spesifik yang diperhitungkan adalah : sifat pekerjaan, supervisi, upah, sekarang, 
kesempatan promosi dan hubungan dengan coworker. Faktor ini di peringkat pada skala yang 
distandarkan dan ditambahkan untuk menciptakan job stratisfiction score (JDI) secara 
menyeluruh.
Pengaruh Kepuasan Kerja (Terhadap Produktivitas) 
Orang berpendapat produktivitas dapat dinaikkan dengan meningkatkan 
kepuasan kerja. 
Kepuasan kerja mungkin merupakan akibat dari produktivitas atau sebaliknya. 
Produktivitas yang tinggi menyebabkan peningkatan dari kepuasan kerja hanya 
jika tenaga kerja mempersepsikan bahwa apa yang telah dicapai perusahaan 
sesuai dengan apa yang mereka terima (upah) yaitu adil dan wajar serta 
diasosiasikan dengan performa kerja yang unggul. 
Performansi kerja menunjukkan tingkat kepuasan kerja seorang pekerja, 
karena perusahaan dapat mengetahui aspek-aspek pekerjaan dari tingkat 
keberhasilan yang diharapkan.
KETIDAKHADIRAN (ABSENTEISME) 
 Menurut Porter dan Steers ketidakhadiran sifatnya lebih spontan dan kurang mencerminkan 
ketidakpuasan kerja. 
 Tidak adanya hubungan antara kepuasan kerja dengan ketidakhadiran. Karena ada dua faktor 
dalam perilaku hadir yaitu motivasi untuk hadir dan kemampuan untuk hadir. 
 Sementara itu menurut Wibowo (2007:312) antara kepuasan dan ketidakhadiran/kemangkiran 
menunjukkan korelasi negatif. 
 Sebagai contoh perusahaan memberikan cuti sakit atau cuti kerja dengan bebas tanpa sanksi 
atau denda termasuk kepada pekerja yang sangat puas.
KELUARNYA PEKERJA (TURNOVER) 
 Sedangkan berhenti atau keluar dari pekerjaan mempunyai akibat ekonomis yang besar, maka 
besar kemungkinannya berhubungan dengan ketidakpuasan kerja. 
 Menurut Robbins (1998), ketidakpuasan kerja pada pekerja dapat diungkapkan dalam berbagai 
cara misalnya selain dengan meninggalkan pekerjaan, mengeluh, membangkang, mencuri 
barang milik organisasi, menghindari sebagian tanggung jawab pekerjaan mereka dan lainnya. 

Ada empat cara tenaga kerja mengungkapkan ketidakpuasan 
Robbins (2003): 
 Keluar (exit) yaitu meninggalkan pekerjaan termasuk mencari pekerjaan lain, 
 Menyuarakan (voice) yaitu memberikan saran perbaikan dan mendiskusikan masalah dengan 
atasan untuk memperbaiki kondisi, 
 Mengabaikan (neglect) yaitu sikap dengan membiarkan keadaan menjadi lebih buruk seperti 
sering absen atau semakin sering membuat kesalahan, 
 Kesetiaan (loyality) yaitu menunggu secara pasif samapi kondisi menjadi lebih baik termasuk 
membela perusahaan terhadap kritik dari luar.
DIMENSI KEPUASAN KERJA 
 Kepuasan merupakan suatu sikap yang dimiliki oleh para individu sehubungan dengan jabatan 
atau pekerjaan mereka. 
 Ia timbul dari persepsi mereka tentang jabatan atau pekerjaan mereka. 
 Kepuasan jabatan timbul karena aneka macam aspek dari jabatan atau pekerjaan seperti 
misalnya : imbalan berupa uang, peluang untuk promosi, supervisor, para rekan sekerja. 
 Kepuasan pekerjaan juga berasal dari faktor-faktor yang berhubungan dengan lingkungan 
pekerjaan.
Gaya supervisor, kebijakan-kebijakan, dan prosedur-prosedur, afiliasi kelompok kerja, kondisi-kondisi kerja, dan 
imbalan-imbalan lain di luar gaji. Ada lima dimensi yaitu: 
 Gaji atau upah yang diterima adalah jumlah gaji atau upah yang diterima dan kelayakan imbalan 
tersebut, 
 Pekerjaan adalah tingkat hingga di mana tugas-tugas pekerjaan dianggap menarik dan memberikan 
peluang untuk belajar dan menerima tanggung jawab, 
 Peluang-peluang promosi adalah tersedianya peluang-peluang untuk mencapai kemajuan dalam 
jabatan, 
 Supervisor adalah kemampuan sang supervisor untuk menunjukkan perhatian terhadap karyawan, 
 Para rekan sekerja adalah tingkat hingga di mana para rekan sekerja bersikap bersahabat, kompeten, 
dan saling bantu membantu.
Dimana kelima macam dimensi kepuasan jabatan telah diukur dalam studi tertentu dimana menggunakan apa yang dinamakan Indeks Deskiptif 
Jabatan (Job Descriptive Index). Yang diberi hak cipta kepada Bowling Green State University di Amerika Serikat (dalam Winardi, 2009:217). 
Dimana dimensi masing-masing dapat digambarkan sebagai berikut: 
Pekerjaan: 
Rutin, 
Kreatif, 
Menjemukan. 
Supervise 
Meminta pandangan saya, 
Memuji karya baik, 
Tidak cukup melaksanakan supervisi, 
Memberitahukan keadaan saya. 
Orang-orang 
Merangsang, 
Ambisius,
 Terlampau banyak berbicara, 
 Sulit dihadapi. 
 Gaji atau upah 
 Penghasilan cukup untuk pengeluaran-pengeluaran 
normal, 
 Terlampau rendah, 
 Kurang dibandingkan dengan apa yang 
seharusnya saya terima, 
 Pembayaran sangat tinggi. 
 Promosi-promosi 
 Peluang baik untuk maju, 
 Promosi berdasarkan kemampuan, 
 Pekerjaan tanpa harapan maju, 
 Kebijaksanaan promosi tidak fair.
Pengukuran kepuasan kerja menggunakan Job Descriptive Index: 
 Pekerjaan 
 Memberikan rasa keberhasilan, 
 Membosankan, 
 Memuaskan, 
 Tidak menarik, 
 Menantang. 
 Gaji 
 Adil, 
 Rendah,
 Pendapatan yang memadai untuk 
biaya promosi, 
 Dibayar dengan baik, 
 Aman. 
 Promosi 
 Kesempatan untuk promosi, 
 Pekerjaan buntu, 
 Promosi pada kemampuan, 
 Kesempatan baik untuk promosi, 
 Kebijakan promosi tidak adil. 
 Supervise
Memuji kerja yang baik, 
Menjengkelkan, 
Bijaksana, 
Buruk, 
Up to Date. 
 Rekan sekerja 
 Bermanfaat, 
 Membosankan, 
 Cerdas, 
 Malas, 
 Bertanggung jawab.
MEMBUAT PEKERJAAN YANG MENYENANGKAN 
Karena pekerjaan yang mereka senang kerjakan daripada 
yang membosankan akan membuat orang menjadi lebih 
puas.
ORANG YANG DIBAYAR DENGAN JUJUR 
Orang yang percaya bahwa sistem pengupahan/penggajian 
tidak jujur cendrung tidak puas dengan pekerjaannya.
MEMPERTEMUKAN ORANG DENGAN PEKERJAAN 
YANG COCOK DENGAN MINAT 
Semakin banyak orang menemukan bahwa mereka dapat 
memenuhi kepentingannya di tempat kerja, semakin puas 
mereka dengan pekerjaannya.
MENGHINDARI KEBOSANAN DAN PEKERJAAN BERULANG-ULANG 
 Kebanyakan orang cenderung mendapatkan sedikit kepuasan dalam 
melakukan pekerjaan yang sangat membosankan dan berulang. 
 Karena orang jauh lebih puas dengan pekerjaan yang meyakinkan mereka 
memperoleh sukses dengan secara bebas melakukan kontrol atas cara 
mereka melakukan sesuatu.
Peningkatan kerja dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: 
Melakukan perubahan struktur kerja 
 Melakukan perputaran pekerjaan (job rotation), yaitu sebuah sistem perubahan pekerjaan dari 
salah satu tipe tugas ke tugas yang lainnya (yang disesuaikan dengan job description). 
 Cara kedua yang harus dilakukan adalah dengan pemekaran (job enlargement), atau perluasan 
satu pekerjaan sebagai tambahan dan bermacam-macam tugas pekerjaan. 
 Praktek untuk para pekerja yang menerima tugas-tugas tambahan dan bervariasi dalam usaha 
untuk membuat mereka merasakan bahwa mereka adalah lebih dari sekedar anggota dari 
organisasi.
MELAKUKAN PERUBAHAN STRUKTUR PEMBAYARAN 
 Perubahan sistem pembayaran ini dilakukan dengan berdasarkan pada keahliannya (skill-based 
pay), yaitu pembayaran dimana para pekerja digaji berdasarkan pengetahuan dan 
keterampilannya daripada posisinya di perusahaan. 
 Pembayaran kedua dilakukan berdasarkan jasanya (merit pay), sistem pembayaran dimana 
pekerja digaji berdasarkan performancenya, pencapaian finansial pekerja berdasarkan pada 
hasil yang dicapai oleh individu itu sendiri. 
 Pembayaran yang ketiga adalah Gainsharing atau pembayaran berdasarkan pada keberhasilan 
kelompok (keuntungan dibagi kepada seluruh anggota kelompok).
PEMBERIAN JADWAL KERJA YANG FLEKSIBEL 
 Memberikan kontrol pada para pekerja mengenai pekerjaan sehari-hari mereka, yang sangat 
penting untuk mereka yang bekerja di daerah padat, dimana pekerja tidak bisa bekerja tepat 
waktu atau untuk mereka yang mempunyai tanggung jawab pada anak-anak. 
 Compressed work week (pekerjaan mingguan yang dipadatkan), dimana jumlah pekerjaan per 
harinya dikurangi sedang jumlah jam pekerjaan per hari ditingkatkan. 
 Cara yang kedua adalah dengan sistem penjadwalan dimana seorang pekerja menjalankan 
sejumlah jam khusus per minggu (Flextime), tetapi tetap mempunyai fleksibilitas kapan mulai 
dan mengakhiri pekerjaannya.
MENGADAKAN PROGRAM YANG MENDUKUNG 
Perusahaan mengadakan program-program yang dirasakan dapat 
meningkatkan kepuasan kerja para karyawan, seperti; health center, 
profit sharing, employee sponsored child care, dan lain-lain.
KEPUASAN KERJA GURU 
 Dua pendekatan pokok dalam mengukur kepuasan kerja yaitu pendekatan global dan 
pendekatan segi. 
 Pendekatan segi banyak digunakan untuk meninjau masalah kepuasan kerja (Smith dalam 
Hadjam dan Nasiruddin, 2003). 
 Kepuasan kerja disusun oleh aspek-aspek kepuasan terhadap pekerjaan itu sendiri, seperti 
gaji/imbalan yang diterima, kesempatan untuk promosi dan pengembangan karir, kualitas 
supervisor dan hubungan dengan rekan kerja.
ASPEK-ASPEK LAIN YANG TERDAPAT DALAM KEPUASAN KERJA (KERJA YANG SECARA 
MENTAL MENANTANG) 
 Kebanyakan karyawan menyukai pekerjaan-pekerjaan yang memberi mereka kesempatan untuk 
menggunakan keterampilan dan kemampuan mereka dan menawarkan tugas, kebebasan dan 
umpan balik mengenai betapa baik mereka mengerjakan. 
 Pekerjaan yang terlalu kurang menantang menciptakan kebosanan, tetapi terlalu banyak 
menantang menciptakan frustrasi dan perasaan gagal. 
 Pada kondisi tantangan yang sedang, kebanyakan karyawan akan mengalami kesenangan dan 
kepuasan,
 Ganjaran yang pantas, para karyawan menginginkan sistem upah dan kebijakan promosi yang 
mereka persepsikan sebagai adil,dan segaris dengan pengharapan mereka. Pemberian upah 
yang baik didasarkan pada tuntutan pekerjaan, tingkat keterampilan individu, dan standar 
pengupahan komunitas, kemungkinan besar akan dihasilkan kepuasan. tidak semua orang 
mengejar uang. 
 Banyak orang bersedia menerima baik uang yang lebih kecil untuk bekerja dalam lokasi yang 
lebih diinginkan atau dalam pekerjaan yang kurang menuntut atau mempunyai keleluasaan yang 
lebih besar dalam kerja yang mereka lakukan dan jam-jam kerja.
 Tetapi kunci yang menakutkan upah dengan kepuasan bukanlah jumlah mutlak yang dibayarkan; 
yang lebih penting adalah persepsi keadilan. 
 Serupa pula karyawan berusaha mendapatkan kebijakan dan praktik promosi yang lebih 
banyak, dan status sosial yang ditingkatkan. 
 Karena itu individu yang mempersepsikan bahwa keputusan promosi dibuat dalam cara yang 
adil (fair and just) kemungkinan besar akan mengalami kepuasan dari pekerjaan mereka,
 Kondisi kerja yang mendukung, karyawan peduli akan lingkungan kerja baik untuk kenyamanan 
pribadi maupun untuk memudahkan mengerjakan tugas. 
 Studi-studi memperagakan bahwa karyawan lebih menyukai keadaan sekitar fisik yang tidak 
berbahaya atau merepotkan. 
 Temperatur (suhu), cahaya, kebisingan, dan faktor lingkungan lain seharusnya tidak ekstrem 
(terlalu banyak atau sedikit), 
 Rekan kerja yang mendukung, orang-orang mendapatkan lebih daripada sekedar uang atau 
prestasi yang berwujud dari dalam kerja.
 Bagi kebanyakan karyawan, kerja juga mengisi kebutuhan akan sosial. Oleh karena itu bila mempunyai 
rekan sekerja yang ramah dan menyenangkan dapat menciptakan kepuasan kerja yang meningkat. 
 Tetapi Perilaku atasan juga merupakan determinan utama dari kepuasan, 
 Kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan, pada hakikatnya orang yang tipe kepribadiannya kongruen 
(sama dan sebangun) dengan pekerjaan yang mereka pilih seharusnya mendapatkan bahwa mereka 
mempunyai bakat dan kemampuan yang tepat untuk memenuhi tuntutan dari pekerjaan mereka. 
 Dengan demikian akan lebih besar kemungkinan untuk berhasil pada pekerjaan tersebut, dan karena 
sukses ini, mempunyai kebolehjadian yang lebih besar untuk mencapai kepuasan yang tinggi dari 
dalam kerja mereka,
Hal ini sejalan dengan Gibson (2000) yang mengemukakan lima hal yang terutama mempunyai karakteristik penting 
berkaitan dengan pengukuran kepuasan kerja yaitu: 
(1) Pembayaran: suatu jumlah yang diterima dan keadaan yang dirasakan dari pembayaran; 
(2) Pekerjaan: sampai sejauh mana tugas kerja dianggap menarik dan memberikan kesempatan untuk belajar 
dan untuk menerima tanggung jawab; 
(3) Kesempatan promosi: adanya kesempatan untuk maju; 
(4) Penyelia: kemampuan penyelia untuk memperlihatkan ketertarikan dan perhatian kepada pekerja.; 
(5) Rekan sekerja: sampai sejauh mana rekan sekerja bersahabat, kompeten dan mendukung. 
(6) Dimensi tersebut juga telah dikembangkan oleh para peneliti dari Cornel University dalam Job 
Descriptive Index untuk menilai kepuasan kerja seseorang dengan dimensi kerja berikut: pekerjaan, upah, 
promosi, rekan sekerja dan pengawasan (Kreitner, 2003).
 Kepuasan kerja guru ditunjukkan oleh sikapnya dalam bekerja/mengajar. 
 Jika guru puas akan keadaan yang mempengaruhi dia maka dia akan bekerja dengan 
baik/mengajar dengan baik. 
 Tetapi jika guru kurang puas maka dia akan mengajar sesuai kehendaknya. 
 Misalnya seorang kepala sekolah mungkin menyimpulkan bahwa “Pak Daliansyah tampaknya 
sangat senang dengan promosinya sebagai wakil kepala sekolah yang sekarang”. 
 Pak Daliansyah kelihatan puas dengan keadaan yang mempengaruhi dia maka dia mengajar 
dengan baik dan bersemangat.
 Konsep kepuasan kerja guru dalam hubungannya dalam penelitian ini adalah pendekatan segi 
banyak digunakan untuk meninjau masalah kepuasan kerja (Smith dalam Hadjam dan 
Nasiruddin, 2003). 
 Jadi kepuasan kerja adalah sikap dan perasaan puas atau tidak puas seorang guru terhadap 
pekerjaan yang merupakan hasil penilaian yang bersifat subyektif terhadap aspek-aspek 
pekerjaan itu sendiri, gaji yang diterima, kesempatan untuk promosi dan pengembangan karir, 
kualitas kepala sekolah sebagai supervisor, dan hubungan dengan rekan sekerja
KEPUASAN KERJA 
 Kepuasan kerja merupakan bagian dari sikap dan persepsi seseorang terhadap pekerjaannya. 
Seseorang akan merasa puas apabila dia mendapatkan hasil dari pekerjaannya itu sesuai 
dengan harapan yang diinginkan. 
 Dari hasil pekerjaan itu kemudian muncul sikap dan persepsi yang ditunjukkan dengan 
semangat yang tinggi dalam bekerja, maka kepuasan kerja guru terjadi karena ada 
penyebabnya, terutama karena kepemimpinan kepala sekolah dan komunikasi interaktif antar 
warga sekolah berjalan dengan baik atau tidak. 

 Seorang guru yang merasa puas terhadap pekerjaannya akan menunjukkan sikap bertanggung jawab dan perilaku 
disiplin positif yang dapat diwujudkan dengan frekuensi kehadiran tinggi, disiplin mengajar yang bertanggung jawab, 
aktif dan kreatif serta inovatif. 
 Seorang guru yang merasa tidak puas terhadap tugas-tugasnya akan menunjukkan sikap dan perilaku yang tidak 
bertanggung jawab dan dapat dilihat dari rendahnya disiplin dan kinerja serta komunikasi yang terjalin. 
 Oleh karena itu kajian kepuasan kerja dapat direfleksikan melalui sikap positip atau negatip yang dilakukan seorang 
guru terhadap pekerjaannya. 
 Guru akan merasa tidak nyaman jika dibohongi, diperlakukan tak adil. Jika kondisi ini dirasakan maka kenyamanan 
bekerja akan pudar. 
 Sebaliknya jika guru diperlakuan layak sebagaimana mestinya oleh pimpinan maka akan timbul rasa bertanggung jawab 
terhadap segala hal yang berhubungan dengan kemajuan organisasi (lembaga pendidikan).
 Individu yang bekerja, termasuk guru, merasa bahwa dirinya memiliki kemampuan. 
 Kemampuan itu diharapkannya agar diakui sebagai hal yang berarti untuk organisasi sehingga 
pengorbanannya tidak sia-sia dan bermanfaat untuk orang lain. 
 Bagaimanapun juga kemampuan seorang guru, dia selalu akan berharap agar kemampuan yang 
telah disumbangkan pada lembaga pendidikan mendapat penghargaan yang layak.
 Kalau kemampuan yang dilakukan seorang guru sering mendapat sambutan dingin apalagi 
dianggap menyalahi kebijaksanaan, dan mendapat nilai negatif oleh pimpinan. 
 Maka guru itu tidak akan mau lagi melakukan yang terbaik untuk lembaga, sebab dalam 
pemikirannya sudah tertanam suatu kesimpulan bahwa apapun yang dilakukan tetap tak akan 
dihargai.
 Untuk itu penghargaan dari pimpinan atau pihak lain sangat berarti untuk memotivasi kerja 
guru. 
 Dalam memenuhi kepuasan kerja guru agar sekolah mencapai prestasi yang baik, maka harus 
diupayakan oleh unsur-unsur kepala sekolah, guru, siswa, peraturan sekolah, sarana 
prasarana, budaya organisasi sekolah, iklim sekolah dan yang lainnya sebagai pendukung 
proses belajar mengajar di sekolah. 
 Kerja menurut kamus W.J.S Purwadaminta, berarti melakukan sesuatu; sesuatu yang 
dilakukan. Kerja memiliki arti luas dan sempit,
 Dalam arti luas kerja mencakup semua bentuk usaha yang dilakukan manusia, baik dalam hal 
materi maupun non materi baik bersifat intelektual maupun fisik, mengenai keduniaan maupun 
akhirat, sedangkan dalam arti sempit, kerja berkonotasi ekonomi yang bertujuan mendapatkan 
materi. Kerja dibagi ke dalam cabang-cabang lainnya sehingga membentuk satu kesatuan 
kerja. 
 Bekerja menurut Moh. As’ad adalah melaksanakan suatu tugas dan diakhiri dengan buah karya 
yang dapat dinikmati oleh manusia bersangkutan.
 Menurut Toto Tasmara kerja adalah segala aktifitas dinamis yang mempunyai tujuan untuk 
kebutuhan tertentu (jasmani dan rohani) dan berupaya untuk mewujudkan tujuan tersebut 
serta melahirkan prestasi yang bermanfaat bagi lingkungannya.
 Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bekerja adalah segala aktifitas dinamis yang diikat 
dengan aturan akhlak atau etika yang dapat dinikmati sebagai bagian dari ibadah, dan bekerja 
berhubungan dengan kinerja pribadi sesuai dengan kewajiban dan spesifikasi pekerjaannya 
serta sistem kerja secara menyeluruh dalam rangka mencapai tujuan bersama yang sudah 
ditetapkan yang ditunjukkan dalam bentuk kepercayaan, kebiasaan, atau perilaku suatu 
kelompok.
 Kata kepuasan berasal dari kata puas merupakan kata sifat, yang setelah diberi awalan "ke" 
dan akhiran "an" berubah menjadi kata benda (nomina abstrak), yaitu kepuasan. Dalam Kamus 
Umum Bahasa Indonesia, Poerwadarminta, kata puas berarti merasa senang (lega, kenyang, 
dsb), karena sudah merasa secukup-cukupnya atau sudah terpenuhi hasrat hatinya. Jadi 
maksud dari kepuasan ialah perasaan senang. Kata kepuasan dalam bahasa Inggris 
diterjemahkan dengan kata satisfaction.
 Konsep atau teori tentang kepuasan kerja itu sendiri menurut para pakar sesuai dengan sudut 
pandang mereka masing-masing seperti dijelaskan Indrawijaya bahwa Kepuasan kerja, secara 
umum, menyangkut sikap seseorang mengenai pekerjaannya. Davis dan Newstrom [1] memberi 
pengertian kepuasan kerja sebagai berikut: 
 "Job satisfaction is a set of favourable feeling with which employees view 
their work job satisfaction is a feeling of relative pleasure or pain ("I enjoy 
having a variety of task to do ") that differs from objective thought ("My 
work is complex ") and behaviour intentions ("I plan to quit this job in 
three months ") ". 

 Meskipun kepuasan kerja adalah suatu yang tak dapat dilihat tetapi dapat 
diwujudkan melalui hasil pekerjaan. Kepuasan kerja secara langsung 
adalah berkaitan dengan kepuasan batin seseorang terhadap pekerjaan. 
 Kepuasan kerja dapat dirasakan ketika melaksanakan pekerjan atau 
sesudah melaksanakan pekerjaan. 
 Greenberg dan Baron yang dikutip oleh Wibowo menjelaskan bahwa 
kepuasan kerja merupakan sikap positif atau negatif yang dilakukan 
individual terhadap pekerjaan mereka. 
 Sedangkan menurut Stephen Robbins, menyatakan bahwa "We've 
previously define satisfaction as an individual's general attitude toward his 
or her job".
 Kepuasan kerja adalah sikap umum terhadap pekerjaan seseorang, yang menunjukkan perbedaan 
antara jumlah penghargaan yang diterima pekerja dan jumlah yang mereka yakini seharusnya mereka 
terima. 
 Gibson mengemukakan kepuasan kerja sebagai sikap yang dimiliki pekerja tentang pekerjaan mereka. 
 Kepuasan kerja itu dapat dinikmati ketika melakukan pekerjaan dan sesudah melakukan pekerjaan. 
 Kepuasan kerja yang dirasakan ketika melakukan pekerjaan akan tercermin pada disiplin kerja, 
memiliki moral kerja yang tinggi, penuh dedikasi, memiliki prestasi kerja, memperoleh pujian dalam 
bekerja.
 Vecchio menyatakan kepuasan kerja sebagai pemikiran, perasaan, dan kecenderungan tindakan 
seseorang, yang merupakan sikap seseorang terhadap pekerjaan. 
 Yohannes Basuki mengemukakan tentang kepuasan kerja adalah: "job satisfaction is the degree 
to which on individual feels positively or negatively about the various face, of the job task the 
work setting and relationship with co-workers".
KEPUASAN KERJA 
Suatu tingkatan yang mana individu merasa positif atau 
negatif tentang berbagai segi dari tugas kerja, pengaturan 
kerja dan hubungan dengan sesama karyawan. 
Menurut Kreitner dan Kinicki, kepuasan kerja merupakan 
respons affective atau emosional terhadap berbagai segi 
pekerjaan seseorang.
Definisi tersebut menunjukkan bahwa job satisfaction bukan merupakan konsep 
tunggal. 
Seseorang dapat relatif puas dengan salah satu aspek pekerjaan dan tidak puas 
dengan satu atau lebih aspek lainnya. 
Menurut Spector “job satisfaction is simply how people feel about their jobs 
and different aspects of their jobs. It is the extent to which people like 
(satisfaction) or dislike (dissatisfaction) their jobs”.
 Kepuasan kerja adalah bagaimana perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. 
 Sejauh mana orang menyukai atau tidak menyukai pekerjaannya. 
 Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan Spector,1997. Job satisfaction application 
assessment, caise and consequences, SagePublication, California. Hal.E.
 Kepuasan kerja adalah bagaimana sikap seseorang dapat menikmati kepuasan ketika 
melakukan /sesudah melakukan pekerjaannya. 
 Sikap umum seseorang terhadap pekerjaan tersebut berhubungan dengan suka atau tidak suka 
terhadap pekerjaannya, yang ditunjukkan oleh perbedaan antara jumlah penghargaan yang 
diterima/jumlah yang mereka yakini seharusnya diterima. 

KEPUASAN KERJA GURU

More Related Content

What's hot

Kepuasan kerja Psikologi Industri dan Organisasi
Kepuasan kerja Psikologi Industri dan OrganisasiKepuasan kerja Psikologi Industri dan Organisasi
Kepuasan kerja Psikologi Industri dan OrganisasiEky Yohana
 
Psikologi Industri Organisasi - BAB 10 KEPUASAN KERJA
Psikologi Industri Organisasi - BAB 10 KEPUASAN KERJAPsikologi Industri Organisasi - BAB 10 KEPUASAN KERJA
Psikologi Industri Organisasi - BAB 10 KEPUASAN KERJAbellabunga_
 
Kepuasan kerja PIO
Kepuasan kerja PIOKepuasan kerja PIO
Kepuasan kerja PIOEky Yohana
 
Makalah pio kepuasan kerja_Christi Natasia
Makalah pio kepuasan kerja_Christi NatasiaMakalah pio kepuasan kerja_Christi Natasia
Makalah pio kepuasan kerja_Christi NatasiaChristi_Natasia
 
Makalah psikologi industri sikap kerja
Makalah psikologi industri sikap kerjaMakalah psikologi industri sikap kerja
Makalah psikologi industri sikap kerjaDayang Sari Andriani
 
PPT - Psikologi Industri dan Organisasi - Manajemen Kompensasi (Abigail,Laila...
PPT - Psikologi Industri dan Organisasi - Manajemen Kompensasi (Abigail,Laila...PPT - Psikologi Industri dan Organisasi - Manajemen Kompensasi (Abigail,Laila...
PPT - Psikologi Industri dan Organisasi - Manajemen Kompensasi (Abigail,Laila...maureen07
 
hubungan motivasi kerja dengan kepuasan kerja
hubungan motivasi kerja dengan kepuasan kerjahubungan motivasi kerja dengan kepuasan kerja
hubungan motivasi kerja dengan kepuasan kerjaSulistia Rini
 
Bab 2 09409131010
Bab 2 09409131010Bab 2 09409131010
Bab 2 09409131010Syah Roni
 
Teori motivasi-nilai-sikap-kepuasan-kerja-motif-2
Teori motivasi-nilai-sikap-kepuasan-kerja-motif-2Teori motivasi-nilai-sikap-kepuasan-kerja-motif-2
Teori motivasi-nilai-sikap-kepuasan-kerja-motif-2Defina Sulastiningtiyas
 
Hubungan motivasi kerja dengan kepuasan kerja
Hubungan motivasi kerja dengan kepuasan kerjaHubungan motivasi kerja dengan kepuasan kerja
Hubungan motivasi kerja dengan kepuasan kerjaSulistia Rini
 
Perilaku Organisasi Bab 3 "Sikap dan Kepuasan Kerja"
Perilaku Organisasi Bab 3 "Sikap dan Kepuasan Kerja"Perilaku Organisasi Bab 3 "Sikap dan Kepuasan Kerja"
Perilaku Organisasi Bab 3 "Sikap dan Kepuasan Kerja"Farandi Octorizki
 
MANAJEMEN KONFLIK TERHADAP KINERJA KARYAWAN
MANAJEMEN KONFLIK TERHADAP KINERJA KARYAWAN MANAJEMEN KONFLIK TERHADAP KINERJA KARYAWAN
MANAJEMEN KONFLIK TERHADAP KINERJA KARYAWAN KholifatulMPPS
 
PO Bab 3 - sikap dan kepuasan kerja
PO Bab 3 - sikap dan kepuasan kerjaPO Bab 3 - sikap dan kepuasan kerja
PO Bab 3 - sikap dan kepuasan kerjaDayana Florencia
 
Integrasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Manusia - Job involvement
Integrasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Manusia - Job involvementIntegrasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Manusia - Job involvement
Integrasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Manusia - Job involvementDayana Florencia
 

What's hot (20)

Kepuasan kerja Psikologi Industri dan Organisasi
Kepuasan kerja Psikologi Industri dan OrganisasiKepuasan kerja Psikologi Industri dan Organisasi
Kepuasan kerja Psikologi Industri dan Organisasi
 
Bab 2
Bab 2Bab 2
Bab 2
 
Psikologi Industri Organisasi - BAB 10 KEPUASAN KERJA
Psikologi Industri Organisasi - BAB 10 KEPUASAN KERJAPsikologi Industri Organisasi - BAB 10 KEPUASAN KERJA
Psikologi Industri Organisasi - BAB 10 KEPUASAN KERJA
 
Kepuasan kerja PIO
Kepuasan kerja PIOKepuasan kerja PIO
Kepuasan kerja PIO
 
Makalah pio kepuasan kerja_Christi Natasia
Makalah pio kepuasan kerja_Christi NatasiaMakalah pio kepuasan kerja_Christi Natasia
Makalah pio kepuasan kerja_Christi Natasia
 
Kepuasan kerja
Kepuasan kerjaKepuasan kerja
Kepuasan kerja
 
Pemahaman kepuasan kerja
Pemahaman kepuasan kerjaPemahaman kepuasan kerja
Pemahaman kepuasan kerja
 
Semangat Kerja
Semangat KerjaSemangat Kerja
Semangat Kerja
 
Makalah psikologi industri sikap kerja
Makalah psikologi industri sikap kerjaMakalah psikologi industri sikap kerja
Makalah psikologi industri sikap kerja
 
KEPUASAN KERJA - PSIKOLOGI INDUSTRI
KEPUASAN KERJA - PSIKOLOGI INDUSTRI KEPUASAN KERJA - PSIKOLOGI INDUSTRI
KEPUASAN KERJA - PSIKOLOGI INDUSTRI
 
PPT - Psikologi Industri dan Organisasi - Manajemen Kompensasi (Abigail,Laila...
PPT - Psikologi Industri dan Organisasi - Manajemen Kompensasi (Abigail,Laila...PPT - Psikologi Industri dan Organisasi - Manajemen Kompensasi (Abigail,Laila...
PPT - Psikologi Industri dan Organisasi - Manajemen Kompensasi (Abigail,Laila...
 
hubungan motivasi kerja dengan kepuasan kerja
hubungan motivasi kerja dengan kepuasan kerjahubungan motivasi kerja dengan kepuasan kerja
hubungan motivasi kerja dengan kepuasan kerja
 
Bab 2 09409131010
Bab 2 09409131010Bab 2 09409131010
Bab 2 09409131010
 
Teori motivasi-nilai-sikap-kepuasan-kerja-motif-2
Teori motivasi-nilai-sikap-kepuasan-kerja-motif-2Teori motivasi-nilai-sikap-kepuasan-kerja-motif-2
Teori motivasi-nilai-sikap-kepuasan-kerja-motif-2
 
Hubungan motivasi kerja dengan kepuasan kerja
Hubungan motivasi kerja dengan kepuasan kerjaHubungan motivasi kerja dengan kepuasan kerja
Hubungan motivasi kerja dengan kepuasan kerja
 
Perilaku Organisasi Bab 3 "Sikap dan Kepuasan Kerja"
Perilaku Organisasi Bab 3 "Sikap dan Kepuasan Kerja"Perilaku Organisasi Bab 3 "Sikap dan Kepuasan Kerja"
Perilaku Organisasi Bab 3 "Sikap dan Kepuasan Kerja"
 
MANAJEMEN KONFLIK TERHADAP KINERJA KARYAWAN
MANAJEMEN KONFLIK TERHADAP KINERJA KARYAWAN MANAJEMEN KONFLIK TERHADAP KINERJA KARYAWAN
MANAJEMEN KONFLIK TERHADAP KINERJA KARYAWAN
 
Bab 3
Bab 3Bab 3
Bab 3
 
PO Bab 3 - sikap dan kepuasan kerja
PO Bab 3 - sikap dan kepuasan kerjaPO Bab 3 - sikap dan kepuasan kerja
PO Bab 3 - sikap dan kepuasan kerja
 
Integrasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Manusia - Job involvement
Integrasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Manusia - Job involvementIntegrasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Manusia - Job involvement
Integrasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Manusia - Job involvement
 

Similar to KEPUASAN KERJA GURU

KEPUASAN KERJA ABI AKBAR.ppt
KEPUASAN KERJA ABI AKBAR.pptKEPUASAN KERJA ABI AKBAR.ppt
KEPUASAN KERJA ABI AKBAR.pptMFadhilArRasyid1
 
Cut Zurnali - Hubungan Kepuasan Kerja dan Budaya Organisasi
Cut Zurnali - Hubungan  Kepuasan Kerja dan Budaya OrganisasiCut Zurnali - Hubungan  Kepuasan Kerja dan Budaya Organisasi
Cut Zurnali - Hubungan Kepuasan Kerja dan Budaya Organisasicutzurnali
 
Kepuasan Kerja_20231018_081209_0000.pptx
Kepuasan Kerja_20231018_081209_0000.pptxKepuasan Kerja_20231018_081209_0000.pptx
Kepuasan Kerja_20231018_081209_0000.pptxnopay2502
 
Kepuasan Kerja_Kelompok 8.pdf
Kepuasan Kerja_Kelompok 8.pdfKepuasan Kerja_Kelompok 8.pdf
Kepuasan Kerja_Kelompok 8.pdfEulisTursiaSafira
 
Psikologi Industri dan Organisasi : Kepuasan Kerja
Psikologi Industri dan Organisasi : Kepuasan KerjaPsikologi Industri dan Organisasi : Kepuasan Kerja
Psikologi Industri dan Organisasi : Kepuasan KerjaCutNoviraAzzahra
 
Psikologi Industri Dan Organisasi-Kepuasan Kerja
Psikologi Industri Dan Organisasi-Kepuasan KerjaPsikologi Industri Dan Organisasi-Kepuasan Kerja
Psikologi Industri Dan Organisasi-Kepuasan KerjaDavina Maharani
 
Kepuasan Kerja Psikologi Industri dan Organisasi
Kepuasan Kerja Psikologi Industri dan OrganisasiKepuasan Kerja Psikologi Industri dan Organisasi
Kepuasan Kerja Psikologi Industri dan Organisasiseokjinluvv
 
KepuasanKerja_PIOKelompok10.pdf
KepuasanKerja_PIOKelompok10.pdfKepuasanKerja_PIOKelompok10.pdf
KepuasanKerja_PIOKelompok10.pdfAnnisaQisty
 
Motivasi Dalam Organisasi
Motivasi Dalam Organisasi Motivasi Dalam Organisasi
Motivasi Dalam Organisasi Adi Setiabudi
 
Analisis Kepuasan kerja karyawan di Suatu Departemen
Analisis Kepuasan kerja karyawan di Suatu DepartemenAnalisis Kepuasan kerja karyawan di Suatu Departemen
Analisis Kepuasan kerja karyawan di Suatu Departemenviamedia21
 
Mnagement Chap 15 motivating employees
Mnagement Chap 15 motivating employeesMnagement Chap 15 motivating employees
Mnagement Chap 15 motivating employeesDissa MeLina
 
Nilai, sikap, kepuasan kerja, persepsi dan pengambilan keputusan individu
Nilai, sikap, kepuasan kerja, persepsi dan pengambilan keputusan individuNilai, sikap, kepuasan kerja, persepsi dan pengambilan keputusan individu
Nilai, sikap, kepuasan kerja, persepsi dan pengambilan keputusan individuILyas Modeong
 
SIKAP_DAN_KEPUASAN_KERJAaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
SIKAP_DAN_KEPUASAN_KERJAaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaSIKAP_DAN_KEPUASAN_KERJAaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
SIKAP_DAN_KEPUASAN_KERJAaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaSenLord
 
Motivasi Kerja_ kelompok 8.pptx
Motivasi Kerja_ kelompok 8.pptxMotivasi Kerja_ kelompok 8.pptx
Motivasi Kerja_ kelompok 8.pptxirsainnayah2001
 
Manajemen Teori Keadilan Adam.
Manajemen Teori Keadilan Adam.Manajemen Teori Keadilan Adam.
Manajemen Teori Keadilan Adam.Sulistia Rini
 
TEORI MOTIVASI (TEORI KEADILAN)
TEORI MOTIVASI (TEORI KEADILAN)TEORI MOTIVASI (TEORI KEADILAN)
TEORI MOTIVASI (TEORI KEADILAN)Sulistia Rini
 
Bab 9 isi memotivasi karyawan - stephanie akuntansi A UNJ 2016
Bab 9 isi memotivasi karyawan -  stephanie akuntansi A UNJ 2016Bab 9 isi memotivasi karyawan -  stephanie akuntansi A UNJ 2016
Bab 9 isi memotivasi karyawan - stephanie akuntansi A UNJ 2016stephaniejessey
 

Similar to KEPUASAN KERJA GURU (20)

KEPUASAN KERJA ABI AKBAR.ppt
KEPUASAN KERJA ABI AKBAR.pptKEPUASAN KERJA ABI AKBAR.ppt
KEPUASAN KERJA ABI AKBAR.ppt
 
Cut Zurnali - Hubungan Kepuasan Kerja dan Budaya Organisasi
Cut Zurnali - Hubungan  Kepuasan Kerja dan Budaya OrganisasiCut Zurnali - Hubungan  Kepuasan Kerja dan Budaya Organisasi
Cut Zurnali - Hubungan Kepuasan Kerja dan Budaya Organisasi
 
Kepuasan Kerja_20231018_081209_0000.pptx
Kepuasan Kerja_20231018_081209_0000.pptxKepuasan Kerja_20231018_081209_0000.pptx
Kepuasan Kerja_20231018_081209_0000.pptx
 
Artikel ilmiah
Artikel ilmiahArtikel ilmiah
Artikel ilmiah
 
Kepuasan Kerja_Kelompok 8.pdf
Kepuasan Kerja_Kelompok 8.pdfKepuasan Kerja_Kelompok 8.pdf
Kepuasan Kerja_Kelompok 8.pdf
 
Psikologi Industri dan Organisasi : Kepuasan Kerja
Psikologi Industri dan Organisasi : Kepuasan KerjaPsikologi Industri dan Organisasi : Kepuasan Kerja
Psikologi Industri dan Organisasi : Kepuasan Kerja
 
Psikologi Industri Dan Organisasi-Kepuasan Kerja
Psikologi Industri Dan Organisasi-Kepuasan KerjaPsikologi Industri Dan Organisasi-Kepuasan Kerja
Psikologi Industri Dan Organisasi-Kepuasan Kerja
 
Kepuasan Kerja Psikologi Industri dan Organisasi
Kepuasan Kerja Psikologi Industri dan OrganisasiKepuasan Kerja Psikologi Industri dan Organisasi
Kepuasan Kerja Psikologi Industri dan Organisasi
 
KepuasanKerja_PIOKelompok10.pdf
KepuasanKerja_PIOKelompok10.pdfKepuasanKerja_PIOKelompok10.pdf
KepuasanKerja_PIOKelompok10.pdf
 
Motivasi Dalam Organisasi
Motivasi Dalam Organisasi Motivasi Dalam Organisasi
Motivasi Dalam Organisasi
 
Analisis Kepuasan kerja karyawan di Suatu Departemen
Analisis Kepuasan kerja karyawan di Suatu DepartemenAnalisis Kepuasan kerja karyawan di Suatu Departemen
Analisis Kepuasan kerja karyawan di Suatu Departemen
 
Artikel b-puas,komit
Artikel b-puas,komitArtikel b-puas,komit
Artikel b-puas,komit
 
Artikel b-puas,komit
Artikel b-puas,komitArtikel b-puas,komit
Artikel b-puas,komit
 
Mnagement Chap 15 motivating employees
Mnagement Chap 15 motivating employeesMnagement Chap 15 motivating employees
Mnagement Chap 15 motivating employees
 
Nilai, sikap, kepuasan kerja, persepsi dan pengambilan keputusan individu
Nilai, sikap, kepuasan kerja, persepsi dan pengambilan keputusan individuNilai, sikap, kepuasan kerja, persepsi dan pengambilan keputusan individu
Nilai, sikap, kepuasan kerja, persepsi dan pengambilan keputusan individu
 
SIKAP_DAN_KEPUASAN_KERJAaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
SIKAP_DAN_KEPUASAN_KERJAaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaSIKAP_DAN_KEPUASAN_KERJAaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
SIKAP_DAN_KEPUASAN_KERJAaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Motivasi Kerja_ kelompok 8.pptx
Motivasi Kerja_ kelompok 8.pptxMotivasi Kerja_ kelompok 8.pptx
Motivasi Kerja_ kelompok 8.pptx
 
Manajemen Teori Keadilan Adam.
Manajemen Teori Keadilan Adam.Manajemen Teori Keadilan Adam.
Manajemen Teori Keadilan Adam.
 
TEORI MOTIVASI (TEORI KEADILAN)
TEORI MOTIVASI (TEORI KEADILAN)TEORI MOTIVASI (TEORI KEADILAN)
TEORI MOTIVASI (TEORI KEADILAN)
 
Bab 9 isi memotivasi karyawan - stephanie akuntansi A UNJ 2016
Bab 9 isi memotivasi karyawan -  stephanie akuntansi A UNJ 2016Bab 9 isi memotivasi karyawan -  stephanie akuntansi A UNJ 2016
Bab 9 isi memotivasi karyawan - stephanie akuntansi A UNJ 2016
 

More from SMKN 36 JAKARTA UTARA (20)

KEPEMIMPINAN ENTREPRENEUR
KEPEMIMPINAN ENTREPRENEURKEPEMIMPINAN ENTREPRENEUR
KEPEMIMPINAN ENTREPRENEUR
 
MANAJEMEN KONFLIK
MANAJEMEN KONFLIK MANAJEMEN KONFLIK
MANAJEMEN KONFLIK
 
TRANSFORMATIONAL LEADERSHIP
TRANSFORMATIONAL LEADERSHIP TRANSFORMATIONAL LEADERSHIP
TRANSFORMATIONAL LEADERSHIP
 
TRAINER
TRAINER TRAINER
TRAINER
 
TQM DALAM JASA PENDIDIKAN
TQM DALAM JASA PENDIDIKAN TQM DALAM JASA PENDIDIKAN
TQM DALAM JASA PENDIDIKAN
 
TIPS CARA BELAJAR
TIPS CARA BELAJAR TIPS CARA BELAJAR
TIPS CARA BELAJAR
 
TEKNIK MENGHAFAL
TEKNIK MENGHAFAL TEKNIK MENGHAFAL
TEKNIK MENGHAFAL
 
Teknik komunikasi yang paling efektif
Teknik komunikasi yang paling efektifTeknik komunikasi yang paling efektif
Teknik komunikasi yang paling efektif
 
Supervisi pembelajaran
Supervisi pembelajaranSupervisi pembelajaran
Supervisi pembelajaran
 
Sumber daya manusia
Sumber daya manusiaSumber daya manusia
Sumber daya manusia
 
Struktur alternatif kepemimipinan
Struktur alternatif  kepemimipinanStruktur alternatif  kepemimipinan
Struktur alternatif kepemimipinan
 
Strategi peningkatan mutu layanan pendidikan
Strategi peningkatan mutu layanan pendidikanStrategi peningkatan mutu layanan pendidikan
Strategi peningkatan mutu layanan pendidikan
 
Sistem membaca cepat dan efektif
Sistem membaca cepat dan efektifSistem membaca cepat dan efektif
Sistem membaca cepat dan efektif
 
Strategi pengelolaan kelas
Strategi pengelolaan kelasStrategi pengelolaan kelas
Strategi pengelolaan kelas
 
Rasa pd dlm hitungan detik
Rasa pd dlm hitungan detikRasa pd dlm hitungan detik
Rasa pd dlm hitungan detik
 
Ptk
PtkPtk
Ptk
 
PTK TKR
PTK TKR PTK TKR
PTK TKR
 
Problem based learning
Problem based learningProblem based learning
Problem based learning
 
Profesional guru
Profesional guruProfesional guru
Profesional guru
 
Presentasi memikat
Presentasi memikatPresentasi memikat
Presentasi memikat
 

Recently uploaded

Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 

Recently uploaded (20)

Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 

KEPUASAN KERJA GURU

  • 2. PENGERTIAN KEPUASAN KERJA  Newstrom mengemukakan bahwa job satisfaction is the favorableness or unfavorableness with employes view their work.  Kepuasan kerja berarti perasaan mendukung atau tidak mendukung yang dialami (pegawai) dalam bekerja.  Wexley dan Yukl mengartikan kepuasan kerja sebagai the way an employee feels about his or her job. Artinya bahwa kepuasan kerja adalah cara pegawai merasakan dirinya atau pekerjaannya. dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah perasaan yang menyokong atau tidak menyokong dalam diri pegawai yang berhubungan dengan pekerjaan maupun kondisi dirinya.
  • 3. Perasaan yang berhubungan dengan pekerjaan melibatkan aspek-aspek seperti upaya, kesempatan pengembangan karir, hubungan dengan pegawai lain, penempatan kerja, dan struktur organisasi. Perasaan yang berhubungan dengan dirinya antara lain berupa umur, kondisi kesehatan, kemampuan dan pendidikan.
  • 4. HANDOKO  Keadaan emosional yang menyenangkan dengan mana para karyawan memandang pekerjaan mereka.  Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya.  Ini dampak dalam sikap positif karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya.
  • 5. ROBIN  Robins menyatakan  Kepuasan itu terjadi apabila kebutuhan-kebutuhan individu sudah terpenuhi dan terkait dengan derajat kesukaan dan ketidaksukaan dikaitkan dengan Pegawai; merupakan sikap umum yang dimiliki oleh Pegawai yang erat kaitannya dengan imbalan-imbalan yang mereka yakini akan mereka terima setelah melakukan sebuah pengorbanan.
  • 6. DUA DIMENSI KEPUASAN KERJA Kepuasan yang dirasakan individu yang titik beratnya individu anggota masyarakat. Kepuasan yang merupakan sikap umum yang dimiliki oleh pegawai.
  • 7. KEPUASAN KERJA (JOB SATISFACTION)  Menunjukkan sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya.  Sikap kepuasan tinggi menunjukkan sikap yang positif terhadap kerja, seseorang yang tidak puas terhadap pekerjaannya menunjukkan sikap yang negatif terhadap pekerjaan tersebut (Robins, 2003:68).  Kepuasan kerja yang tinggi menandakan bahwa sebuah organisasi sekolah telah dikelola dengan baik dengan manajemen yang efektif. 
  • 8.  Menurut Riggio dalam Hadjam dan Nasiruddin (2003) kepuasan kerja banyak didefinisikan sebagai perasaan dan perilaku individu berkenaan dengan pekerjaannnya.  Semua aspek dari pekerjaan yang baik maupun buruk, positif maupun negative akan berperan menciptakan perasaan kepuasan ini.  Davis dan Newstroom (2002) menyatakan bahwa kepuasan kerja adalah seperangkat perasaan pegawai tentang menyenangkan atau tidaknya pekerjaan mereka.  Hasibuan (2001) mendefinisikan kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya.  Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan, dan prestasi kerja.  Ada perbedaan yang penting antara perasaan ini dengan unsur lainnya dari sikap pegawai.  Kepuasan kerja adalah perasaan senang atau tidak senang yang relatif yang berbeda dari pemikiran obyektif dan keinginan perilaku.
  • 9.  Kepuasan kerja (Job Satisfaction) adalah suatu keadaan emosional guru dimana terjadi atau tidak terjadi titik temu antara batas jasa guru dengan tingkat nilai balas jasa baik finansial maupun nonfinansial.  Kepuasan kerja adalah tingkat di mana seseorang merasa positif atau negatif tentang berbagai segi dari pekerjaan, tempat kerja, dan hubungan dengan teman kerja (Donely, 1985).
  • 10. Enam jenis sasaran yang harus dicapai sebelum kepuasan kerja dapat diperoleh adalah :  Uang,  Wibawa,  Kedudukan,  Keamanan,  Pengakuan,  Rasa memiliki,  Kreativitas (Frase, 1993).
  • 11.  Tiffin (1974) mengatakan bahwa kepuasan kerja berhubungan erat dengan sikap guru terhadap pekerjaannya sendiri, karena makin tinggi tingkat kepuasan kerja seseorang akan tercermin dari sikap kerja ke arah yang positif.  Hal ini tidak berarti apa yang dilakukan oleh guru yang ada pada saat ini arahnya negatif. Sebaliknya ketidak puasan kerja akan menimbulkan sikap kerja yang negatif.  Bahwa positif dan negatifnya sikap kerja seseorang mengikuti tingkat kepuasan kerja yang dirasakan.
  • 12.  Untuk mengukur kepuasan kerja seseorang biasanya dilihat dari besaran gaji atau upah yang diberikan, tetapi ini sebenarnya bukan satu-satunya faktor ada faktor lain seperti suasana kerja, hubungan atasan dan guru ataupun rekan sekerja, pengembangan karier, pekerjaan yang sesuai dengan minat dan kemampuannya, fasilitas yang ada dan diberikan.  Muhammad (1996) menyebutkan ada dua hal yang mungkin menyebabkan orang tidak puas dengan pekerjaannya.  Hal pertama, apabila orang tersebut tidak mendapatkan informasi yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaannya. Yang kedua, apabila hubungan sesama teman sekerja kurang baik.
  • 13. TEORI-TEORI KEPUASAN KERJA Wexley (1996) telah mengkategorikan teori-teori kepuasan kerja kepada tiga kumpulan utama, yaitu: 1.Teori ketidaksesuaian (discrepancy), 2.Teori keadilan (equity theory), dan teori dua faktor.
  • 14. TEORI KETIDAKSESUAIAN  Menurut Locke kepuasan atau ketidak puasan dengan aspek pekerjaan tergantung pada selisih (discrepancy) antara apa yang dianggap telah didapatkan dengan apa yang diinginkan.  Jumlah yang diinginkan dari karakteristik pekerjaan idefinisikan sebagai jumlah minimum yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan anda.  Seseorang akan terpuaskan jika tidak ada selisih antara kondisi-kondisi yang diinginkan dengan kondisi aktual.
  • 15.  Semakin besar kekurangan dan semakin banyak hal-hal penting yang diinginkan, semakin besar ketidak puasannya,  Jika lebih banyak jumlah faktor pekerjaan yang diterima secara minimal dan kelebihannya menguntungkan (misalnya: upah ekstra, jam kerja yang lebih lama) orang yang bersangkutan akan sama puasnya bila terdapat selisih dari jumlah yang diinginkan.
  • 16.  Proter mendefiniskan kepuasan sebagai selisih dari banyaknya sesuatu yang “seharusnya ada” dengan banyaknya “apa yang ada”.  Konsepsi ini pada dasarnya sama dengan model Locke, tetapi “apa yang seharusnya ada” menurut Locke berarti penekanan yang lebih banyak pada pertimbangan-pertimbangan yang adil dan kekurangan atas kebutuhan-kebutuhan karena determinan dari banyaknya faktor pekerjaan yang lebih disukai.  Studi Wanous dan Laler menemukan bahwa para pekerja memberikan tanggapan yang berbeda-beda menurut bagaimana kekurangan/selisih itu didefinisikan.
  • 17.  Keduanya menyimpulkan bahwa orang memiliki lebih dari satu jenis perasaan terhadap pekerjaannya, dan tidak ada “cara yang terbaik” yang tersedia untuk mengukur kepuasan kerja. Kesimpulannya teori ketidaksesuaian menekankan selisih antara kondisi yang diinginkan dengan kondisi aktual (kenyataan), jika ada selisih jauh antara keinginan dan kekurangan yang ingin dipenuhi dengan kenyataan maka orang menjadi tidak puas.  Tetapi jika kondisi yang diinginkan dan kekurangan yang ingin dipenuhi ternyata sesuai dengan kenyataan yang didapat maka ia akan puas.
  • 18. Teori Keadilan (Equity Theory) Teori keadilan memerinci kondisi-kondisi yang mendasari seorang bekerja akan menganggap fair dan masuk akal insentif dan keuntungan dalam pekerjaannya. Teori ini telah dikembangkan oleh Adam dan teori ini merupakan variasi dari teori proses perbandingan sosial. Komponen utama dari teori ini adalah “input”, ‘hasil”, ‘orang bandingan” dan ‘keadilan dan ketidak adilan’.
  • 19.  Input adalah sesuatu yang bernilai bagi seseorang yang dianggap mendukung pekerjaannya, seperti: pendidikan, pengalaman, kecakapan, banyaknya usaha yang dicurahkan, jumlah jam kerja, dan peralatan atau perlengkapan pribadi yang dipergunakan untuk pekerjaannya.  Hasil adalah sesuatu yang dianggap bernilai oleh seorang pekerja yang diperoleh dari pekerjaannya, seperti: upah/gaji, keuntungan sampingan, simbol status, penghargaan, serta kesempatan untuk berhasil atau ekspresi diri.
  • 20.  Menurut teori ini, seorang menilai fair hasilnya dengan membandingkan hasilnya rasio inputnya dengan hasil dengan rasio input seseorang/sejumlah orang bandingan.  Orang bandingan mungkin saja dari orang-orang dalam organisasi maupun organisasi lain dan bahkan dengan dirinya sendiri dengan pekerjaan-pekerjaan pendahulunya.  Teori ini tidak memerinci bagaimana seorang memilih orang bandingan atau berapa banyak orang bandingan yang akan digunakan. 
  • 21.  Jika rasio hasil input seorang pekerja adalah sama atau sebanding dengan rasio orang bandingannya, maka suatu keadaan adil dianggap ada oleh para pekerja.  Jika para pekerja menganggap perbandingan tersebut tidak adil, maka keadaan ketidakadilan dianggap adil. Ketidakadilan merupakan sumber ketidakpuasan kerja dan ketidakadilan menyertai keadaan tidak berimbang yang menjadi motif tindakan bagi seseorang untuk menegakkan keadilan.  Tabel berikut ini merinci kondisi-kondisi dimana ketidakadilan karena kompensasi lebih, dan ketidakadilan karena kompensasi kurang, menganggap bahwa input total dan hasil total dikotomi pada skala nilai sebagai ‘tinggi” atau ‘rendah”.
  • 22.  Tingkat ketidakadilan akan ditentukan atas dasar besarnya perbedaan antar rasio hasil input seseorang pekerja dengan rasio hasil dengan input orang bandingan, dianggap semakin besar ketidakadilan.  Teori keadilan memiliki implikasi terhadap pelaksanaan kerja para pekerja disamping terhadap kepuasan kerja.  Teori ini meramalkan bahwa seorang pekerja akan mengubah input usahanya bila tindakan ini lebih layak daripada reaksi lainnya terhadap ketidakadilan.
  • 23.  Seorang pekerja yang mendapat kompensasi kurang dan dibayar penggajian berdasarkan jam kerja akan mengakibatkan keadilan dengan menurunkan input usahanya, dengan demikian mengurangi kualitas atau kuantitas dari pelaksanaan kerjanya, jika seorang pekerja mendapatkan kompensasi kurang dari porsi substansinya gaji atau upahnya terkait pada kualitas pelaksanaan kerja (misalnya upah perpotong) ia akan meningkatkan pendapatan insentifnya tanpa meningkatkan usahanya.
  • 24. Jika pengendalian kualitas tidak ketat, pekerja biasanya dapat meningkatkan kuantitas outputnya tanpa usaha ekstra dengan mengurangi kualitasnya. Kesimpulannya teori keadilan ini memandang kepuasan adalah seseorang terhadap keadilan atau kewajaran imbalan yang diterima. Keadilan diartikan sebagai rasio antara input (misalnya, pendidikan guru, pengalaman mengajar, jumlah jam mengajar, banyaknya usaha yang dicurahkan pada sekolah) dengan output (misalnya upah/gaji, penghargaan, promosi/kenaikan pangkat) dibandingkan dengan guru lain di sekolah yang sama atau di sekolah lain pada input dan output yang sama.
  • 25. TEORI DUA FAKTOR  Teori ini diperkenalkan oleh Herzberg (1959) berdasarkan atas penelitian yang dilakukan terhadap 250 responden pada sembilan buah perusahaan di Pittsburg.  Dalam penelitian tersebut Herzberg ingin menguji hubungan kepuasan dengan produktivitas. Menurut Herzberg dalam Sedarmayanti (2001) mengembangkan teori hierarki kebutuhan Maslow menjadi teori dua faltor tentang motivasi.  Dua faktor itu dinamakan faktor pemuas (motivation factor) yang disebut dengan satisfier atau intrinsic motivation dan faktor pemelihara (maintenance factor) yang disebut dengan disatisfier atau extrinsic motivation.
  • 26. Faktor pemuas yang disebut juga motivator yang merupakan fakor pendorong seseorang untuk berprestasi yang bersumber dari dalam diri seseorang tersebut (kondisi intrinsik) antara lain: (1) Prestasi yang diraih (achievement); (2) Pengakuan orang lain (recognition); (3) Tanggungjawab (responsibility); (4) Peluang untuk maju (advancement); (5) Kepuasan kerja itu sendiri (the work it self); dan (6) Kemungkinan pengembangan karir (the possibility of growth).
  • 27. Sedangkan faktor pemelihara (maintenance factor) disebut juga hygiene factor merupakan faktor yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan untuk memelihara keberadaan guru sebagai manusia, pemeliharaan ketenteraman dan kesehatan.
  • 28. Faktor ini juga disebut dissatisfier (sumber ketidakpuasan) yang merupakan tempat pemenuhan kebutuhan tingkat rendah yang dikualifikasikan ke dalam faktor ekstrinsik, meliputi: (1) Kompensasi; (2) Keamanan dan keselamatan kerja; (3) Kondisi kerja; (4) Status; (5) Prosedur perusahaan; dan (6) Mutu dari supevisi teknis dari hubungan interpersonal di antara teman, sejawat, dengan atasan, dan dengan guru.
  • 29.  Kesimpulannya dalam teori dua faktor bahwa terdapat faktor pendorong yang berkaitan dengan perasaan positif terhadap pekerjaan sehingga membawa kepuasan kerja, dan yang kedua faktor yang dapat mengakibatkan ketidakpuasan kerja. Kepuasan kerja adalah motivator primer yang berkaitan dengan pekerjaan itu sendiri, sebaliknya ketidakpuasan pada dasarnya berkaitan dengan memuaskan anggota organisasi dan menjaga mereka tetap dalam organisasi dan itu berkaitan dengan lingkungan.  Guru yang merasa puas dengan pekerjaaanya akan memiliki sikap yang positif dengan pekerjaan sehingga akan memacu untuk melakukan pekerjaan dengan sebaik-baiknya, sebaliknya adanya kemangkiran, hasil kerja yang buruk, mengajar kurang bergairah, pencurian, prestasi yang rendah, perpindahan/pergantian guru merupakan akibat dari ketidakpuasan guru atas perlakuan organisasi terhadap dirinya.
  • 30.  Guru akan merasa puas bekerja jika memiliki persepsi selisih antara kondisi yang diinginkan dan kekurangan dapat dipenuhi sesuai kondisi aktual (kenyataan), guru akan puas jika imbalan yang diterima seimbang dengan tenaga dan ongkos individu yang telah dikeluarkan, dan guru akan puas jika terdapat faktor yang pencetus kepuasan kerja (satisfier) lebih dominan daripada faktor pencetus ketidakpuasan kerja (disatisfier).
  • 31. Davis dan Newstroom (2002) merinci faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja seseorang, yaitu:  Usia. Ketika para guru makin bertambah lanjut usianya. Mereka cenderung sedikit lebih puas dengan pekerjaannya.  Guru yang lebih muda cenderung kurang puas karena berpengharapan tinggi, kurang penyesuaian dan berbagai sebab lain,  Tingkat pekerjaan. Orang-orang dengan pekerjaan pada tingkat lebih tinggi cenderung merasa lebih puas dengan pekerjaan mereka. Mereka biasanya memperoleh gaji dan kondisi kerja lebih baik, dan pekerjaan yang dilakukan memberi peluang untuk merasa lebih puas,  Ukuran organisasi. Pada saat organisasi semakin besar, ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa kepuasan kerja cenderung agak menurun apabila tidak diambil tindakan perbaikan untuk mengimbangi kecenderungan itu.
  • 32. Menurut Roy dan Raja dalam Pareek (1984:132) faktor yang mendorong kepuasan kerja dan kekecawaan kerja meliputi:  Promosi merupakan perangsang yang paling penting dan juga merupakan penyebab kekecewaan yang paling penting di antara para penyelia dan para manajer,  Pengakuan merupakan faktor pekerjaan yang paling penting dalam kaitan dengan kepuasan dan kekecewaan kerja,  Diantara faktor-faktor yang membantu terjadinya kekecewaan, yang paling sering disebut-sebut adalah tidak adanya kebijakan organisasi dan admistrasi yang memadai, tidak adanya penyelia yang simpatik dan cakap secara teknis, sifat tidak ramah dan sombong dan tidak adanya peluang untuk tumbuh,  Faktor-faktor kerja yang menyebabkan kepuasan dan kekecewaan di antara para manajer dan para penyelia berlainan dengan faktor-faktor di antara para pekerja biasa. Misalnya gaji dan keamanan kerja menonjol sebagai dua faktor yang penting bagi kepuasan kerja di antara pekerja, sedangkan para manajer hal ini hampir selalu tergeser ke urutan paling bawah dalam hirarki kepentingan. Tingkat jabatan rupanya mempengaruhi persepsi tentang kebutuhan,
  • 33.  Tidak terdapat fakta-fakta yang jelas yang membedakan manajer dan penyelia berkenaan dengan sumber kepuasan dan sumber kekecewaan. Tetapi mereka berbeda dalam persepsi atas kebutuhan.  Para penyelia lini pertama menghargai penghasilan, promosi, keamanan kerja, dan keadaan kerja.  Para manajer menengah paling menghargai kemajuan, jenis pekerjaan dan penghasilan.
  • 34.  Sebaliknya, para manajer paling atas menghargai rasa mempunyai kecakapan yang berguna, pengakuan atas pekerjaan baik yang telah dilakukannya dan wewenang untuk mengambil putusan.  Hal ini menunjukkan pergeseran dari faktor hubungan kerja ke faktor isi kerja atau dari kebutuhan tingkat rendah ke tingkat tinggi,  Para manajer dalam industri swasta dan industri pemerintah ternyata tidak berbeda dalam tingkat kepuasan pekerjaan.
  • 35.  Mereka juga secara serupa dipengaruhi oleh motivator.  Motivator dan higine berbeda caranya dalam menambah kepuasan dan ketidakpuasan jika bagi para manajer sektor pemerintah motivator lebih menambah kepuasan, bagi para eksekutif dari sektor swasta motivator lebih menimbulkan rasa kurang puas,  Tidak ada bukti yang menunjukkan pengaruh kepuasan kerja terhadap variabel hasil seperti prestasi keterlibatan kerja,
  • 36.  Baik variabel perorangan (misalnya pendidikan, tingkat penghasilan) maupun variabel organisasi (misalnya jenis pekerjaan lini staf, struktur organisasi yang tinggi/datar) kelihatan tidak banyak mempengaruhi motivasi, yakni pentingnya kebutuhan, pemenuhan kebutuhan, harapan, kekurangan (dan pilihan tentang hal yang membuat puas dan yang membuat tidak puas).
  • 37. Menurut Eburt faktor-faktor yang ikut menentukan kepuasan kerja sebagai berikut:
  • 38. George dan Jones memberikan perbandingan antara kedua nilai kerja sebagai berikut dalam uraian di bawah ini: Nilai kerja intrinsik - Kerja yang menarik - Kerja yang menantang - Belajar sesuatu yang baru - Membuat kontribusi penting - Berpotensi tinggi - Tanggung jawab dan otonomi - Menjadi kreatif Nilai kerja ekstrinsik - Gaji tinggi - Keamanan kerja - Keuntungan kerja - Status komunitas lebih luas - Kontak sosial - Waktu dengan keluarga - Waktu untuk hobi
  • 39. Jika mengacu pada George dan Jones (2002) kepuasan kerja merupakan kumpulan feelings dan beliefes yang dimiliki orang tentang pekerjaannya. Sementara itu Ghiselli dan Borown dalam As’ad (2000) merinci faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan, yaitu:  Kedudukan (posisi). Seseorang yang bekerja pada pekerjaan yang lebih tinggi akan merasa lebih puas dibandingkan dengan mereka yang bekerja pada pekerjaan yang lebih rendah,  Pangkat (golongan). Pekerjaan yang mendasarkan pada perbedaan pangkat atau golongan, sehingga pekerjaan tersebut memberikan kedudukan tertentu pada orang yang melakukannya. Jika ada kenaikan upah maka sedikit atau banyaknya upah yang dianggap sebagai kenaikan pangkat dan kebanggaan terhadap kedudukan yang baru akan berubah perilaku dan perasaan,  Umur. Umur memiliki hubungan dengan kepuasan kerja guru. Umur diantara 25 tahun sampai 34 tahun dan umur 45 sampai 45 tahun adalah merupakan umur-umur yang bisa menimbulkan perasaan puas terhadap pekerjaan,
  • 40.  Jaminan finansial dan jaminan sosial. Masalah finansial dan jaminan sosial kebanyakan berpengaruh terhadap kepuasan kerja. Seorang guru yang mendapatkan gaji atau mendapatkan tunjangan tinggi maka akan memperoleh kepuasan,  Mutu pengawasan. Kepuasan guru ditentukan oleh perhatian dan hubungan yang baik dari pimpinan kepada guru, sehingga guru akan merasa bahwa dirinya merupakan bagian yang penting dari organisasi kerja.
  • 41. Indikator kepuasan atau ketidakpuasan kerja pegawai dapat diperlihatkan oleh beberapa aspek diantaranya:  Jumlah kehadiran pegawai atau jumlah kemangkiran,  Perasaan senang atau tidak senang dalam melaksanakan pekerjaan,  Perasaan adil atau tidak adil dalam menerima imbalan,  Suka atau tidak suka dengan jabatan yang dipegangnya.  Sikap menolak pekerjaan atau menerima dengan penuh tanggung jawab.
  • 42. Fungsi kepuasan kerja  Menurut Strauss dan Sayles (1980: 5-6) kepuasan kerja penting untuk aktualisasi diri.  Guru yang tidak memperoleh kepuasan kerja tidak akan pernah untuk mencapai kematangan psikologis dan akan menjadi frustrasi yang menyebabkan guru akan senang melamun, mempunyai semangat kerja rendah, cepat lelah atau bosan, emosi tidak stabil, sering absen dan mengakibatkan turunnya kinerja guru dan sebaliknya.  Oleh karena itu kepuasan kerja mempunyai arti yang penting, baik bagi guru maupun sekolah terutama karena menciptakan keadaan positif dalam lingkungan kerja (Handoko, 1987: 145-146).
  • 43. PENGUKURAN KEPUASAN KERJA  Pengukuran kepuasan kerja sangat bervariasi. informasi yang didapat dari kepuasan kerja ini bisa melalui tanya jawab secara perorangan, dengan angket ataupun dengan pertemuan suatu kelompok kerja.  Kalau menggunakan tanya jawab sebagai alatnya, maka guru diminta untuk merumuskan tentang perasaannya terhadap aspek-aspek pekerjaan. Cara lain adalah dengan mengamati sikap dan tingkah laku orang tersebut (As’ad,1987:111).  Di dalam pengukuran kepuasan kerja, metode yang digunakan adalah dengan membuat kuesioner yang berhubungan dengan masalah kepuasan kerja yang meliputi faktor finansial, faktor fisik, faktor sosial dan faktor psikologi, yang kemudian disebar pada responden untuk dijawab atau diisi sesuai keadaan yang sebenarnya.
  • 44.  Kepuasan kerja merupakan sikap positif yang menyangkut penyesuaian guru terhadap faktor-faktor yang, mempengaruhinya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kerja, meliputi:  Faktor kepuasan finansial, yaitu terpenuhinya keinginan guru terhadap kebutuhan finansial yang diterimanya untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari sehingga kepuasan kerja bagi guru dapat terpenuhi.  Hal ini meliputi; sistem dan besarnya gaji, jaminan sosial, macam-macam tunjangan, fasilitas yang diberikan serta promosi (As’ad, 1987:118),
  • 45.  Faktor kepuasan fisik, yaitu faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik lingkungan kerja dan kondisi fisik guru. Hal ini meliputi; jenis pekerjaan, pengaturan waktu kerja dan istirahat, perlengkapan kerja, keadaan ruangan/suhu, penerangan, pertukaran udara, kondisi kesehatan guru dan umur (As’ad, 1987:117),  Faktor kepuasan sosial, yaitu faktor yang berhubungan dengan interaksi sosial baik antara sesama guru, dengan atasannya maupun guru yang berbeda jenis pekerjaannya. Hal ini meliputi rekan kerja yang kompak, pimpinan yang adil dan bijaksana, serta pengarahan dan perintah yang wajar (Husnan, 1986:194),  Faktor Kepuasan Psikologi, yaitu faktor yang berhubungan dengan kejiwaan guru. Hal ini meliputi; minat, ketenteraman dalam bekerja, sikap terhadap kerja, bakat dan keterampilan (As’ad,1987:117).
  • 46.  Dari definisi faktor-faktor di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa faktor-faktor tersebut mempengaruhi kepuasan kerja yang memiliki peran yang penting bagi sekolah dalam memilih dan menempatkan guru dalam pekerjaannya dan sebagai partner usahanya agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan atau sepantasnya dilakukan.
  • 47. KORELASI KEPUASAN KERJA  Hubungan antara kepuasan kerja dengan variabel lain dapat bersifat positif atau negatif.  Kekuatan hubungan mempunyai rentang dari lemah sampai kuat.  Hubungan yang kuat menunjukkan bahwa atasan dapat mempengaruhi dengan signifikan variabel lainnya dengan meningkatkan kepuasan kerja (Kinicki, 2001:226).
  • 48. KORELASI KEPUASAN KERJA (MOTIVASI)  Antara motivasi dan kepuasan kerja terdapat hubungan yang positif dan signifikan.  Karena kepuasan dengan pengawasan/supervisi juga mempunyai korelasi signifikan dengan motivasi, atasan/manajer disarankan mempertimbangkan bagaimana perilaku mereka mempengaruhi kepuasan pekerja sehingga mereka secara potensial dapat meningkatkan motivasi pekerja melalui berbagai usaha untuk meningkatkan kepuasan kerja.
  • 49. Pelibatan kerja  Hal ini menunjukkan kenyataan dimana individu secara pribadi dilibatkan dengan peran kerjanya.  Karena pelibatan kerja mempunyai hubungan dengan kepuasan kerja, dan peran atasan/manajer perlu didorong memperkuat lingkungan kerja yang memuaskan untuk meningkatkan keterlibatan kerja pekerja.
  • 50. ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR Merupakan perilaku pekerja di luar dari apa yang menjadi tugasnya.
  • 51. ORGANIZATIONAL COMMITMENT  Mencerminkan tingkatan dimana individu mengidentifikasi dengan organisasi dan mempunyai komitmen terhadap tujuannya.  Antara komitmen organisasi dengan kepuasan terdapat hubungan yang signifikan dan kuat, karena meningkatnya kepuasan kerja akan menimbulkan tingkat komitmen yang lebih tinggi.  Selanjutnya komitmen yang lebih tinggi dapat meningkatkan produktivitas kerja.
  • 52. KETIDAKHADIRAN (ABSENTEISME) Antara ketidakhadiran dan kepuasan terdapat korelasi negatif yang kuat. Dengan kata lain apabila kepuasan meningkat, ketidakhadiran akan turun.
  • 53. 6) Perputaran (Turnover) Hubungan antara perputaran dengan kepuasan adalah negatif. Dimana perputaran dapat mengganggu kontinuitas organisasi dan mahal sehingga diharapkan atasan/manajer dapat meningkatkan kepuasan kerja dengan mengurangi perputaran.
  • 54. PERASAAN STRESS Antara perasaan stres dengan kepuasan kerja menunjukkan hubungan negatif dimana dengan meningkatnya kepuasan kerja akan mengurangi dampak negatif stres.
  • 55. PRESTASI KERJA/KINERJA  Terdapat hubungan positif rendah antara kepuasan dan prestasi kerja. Sementara itu menurut Gibson (2000:110) menggambarkan hubungan timbal balik antara kepuasan dan kinerja.  Di satu sisi dikatakan kepuasan kerja menyebabkan peningkatan kinerja sehingga pekerja yang puas akan lebih produktif.  Di sisi lain terjadi kepuasan kerja disebabkan oleh adanya kinerja atau prestasi kerja sehingga pekerja yang lebih produktif akan mendapatkan kepuasan.
  • 56. MENGUKUR KEPUASAN KERJA  Pengukuran kepuasan kerja ternyata sangat bervariasi, baik dari segi analisa statistik maupun dari segi pengumpulan datanya.  Informasi yang didapat dari kepuasan kerja ini biasanya melalui tanya jawab secara perorangan, dengan angket maupun dengan pertemuan kelompok kerja (Riggio:2005).  Dalam semua kasus, kepuasan kerja diukur dengan kuesioner laporan diri yang diisi oleh karyawan.  Pengukuran kepuasan kerja dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan, yaitu kepuasan kerja dilihat sebagai konsep global, kepuasan kerja dilihat sebagai konsep permukaan, dan sebagai fungsi kebutuhan yang terpenuhkan.
  • 57. PENGUKURAN KEPUASAN KERJA DILIHAT SEBAGAI KONSEP GLOBAL  Konsep ini merupakan konsep satu dimensi, semacam ringkasan psikologi dari semua aspek pekerjaan yang disukai atau tidak disukai dari suatu jabatan.  Pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner satu pertanyaan (soal).  Sejumlah kelebihan, diantaranya adalah tidak ada biaya pengembangan dan dapat dimengerti oleh mereka yang ditanyai.
  • 58.  Selain itu cara ini cepat, mudah diadministrasikan dan diberi nilai.  Kuesioner satu pertanyaan menyediakan ruang yang cukup banyak bagi penafsiran pribadi dari pertanyaan yang diajukan.  Responden akan menjawab berdasarkan gaji, sifat pekerjaan, iklim sosial organisasi, dan sebagainya.
  • 59. PENGUKURAN KEPUASAN KERJA DILIHAT KONSEP PERMUKAAN  Konsep ini menggunakan konsep facet (permukaan) atau komponen, yang menganggap bahwa kepuasan karyawan dengan berbagai aspek situasi kerja yang berbeda dapat bervariasi secara bebas dan harus diukur secara terpisah.  Konsep facet yang dapat diperiksa adalah beban kerja, keamanan kerja, kompetensi, kondisi kerja, status dan prestise kerja.  Kecocokan rekan kerja, kebijaksanaan penilaian perusahaan, praktek manajemen, hubungan atasan-bawahan, otonomi dan tanggung jawab jabatan, kesempatan untuk menggunakan pengetahuan dan keterampilan, serta kesempatan untuk pertumbuhan dan pengembangan.
  • 60. PENGUKURAN KEPUASAN KERJA DILIHAT SEBAGAI KEBUTUHAN YANG TERPENUHKAN  Suatu pendekatan terhadap pengukuran kepuasan kerja yang tidak menggunakan asumsi bahwa semua orang memiliki perasaan yang sama mengenai aspek tertentu dari situasi kerja, pendekatan ini dikembangkan oleh Porter.  Kuesioner Porter didasarkan pada pendekatan teori kebutuhan akan kepuasan kerja. Kuesioner ini terdiri dari 15 pertanyaan yang berkaitan dengan kebutuhan akan rasa aman, penghargaan, otonomi, sosial, dan aktualisasi diri.
  • 61. Berdasarkan kebutuhan dan persepsi orang itu sendiri mengenai jabatannya, tiap responden menjawab tiga pertanyaan mengenai masing-masing pertanyaan: (1) Berapa yang ada sekarang? (2) Berapa seharusnya? (3) Bagaimana pentingnya hal ini bagi saya?
  • 62. TIGA CARA UNTUK MELAKUKAN PENGUKURAN KEPUASAN KERJA (RATING SCALE DAN KUESIONER) Metode ini orang menjawab pertanyaan dari kuesioner yang menggunakan rating scales sehingga mereka melaporkan reaksi mereka pada pekerjaan mereka.
  • 63. CRITICAL INCIDENTS  Individu menjelaskan kejadian yang menghubungkan pekerjaan mereka yang dirasaka terutama memuaskan atau tidak memuaskan.  Jawaban mereka dipelajari untuk mengungkap tema yang mendasari.  Sebagai contoh misalnya apabila banyak pekerja yang menyebutkan situasi pekerjaan dimana mereka mendapatkan perlakuan kurang baik oleh supervisor atau sebaliknya.
  • 64. Interviews Dengan melakukan wawancara tatap muka dengan pekerja dapat diketahui sikap mereka secara langsung dan dapat mengembangkan lebih dalam dengan menggunakan kuesioner yang terstruktur.
  • 65.  Berdasarkan tanggapan terhadap pertanyaan mengenai pemenuhan kebutuhan kerja tersebut, kepuasan kerja diukur dengan perbedaan antara “berapa yang ada sekarang?” dan “berapa yang seharusnya?”, semakin kecil perbedaan, maka semakin besar kepuasannya  Nilai yang terpisah dihitung untuk masing-masing dari lima kategori kebutuhan. Pertanyaan “bagaimana pentingnya hal ini bagi saya?” memberikan kepada penyelia ukuran kekuatan relatif dari masing-masing kebutuhan bagi tiap responden. Pendapat lain, Greenberg dan Baron menunjukkan
  • 66. Menurut Robbins pengukuran kepuasan kerja sebagai berikut:  Single global rating, yaitu tidak lain dengan minta individu merespons atas satu pertanyaan seperti: dengan mempertimbangkan semua hal, seberapa puas anda dengan pekerjaan anda? Responden menjawab antara highly statisfied dan high dissatisfied,  Summation score lebih canggih. Mengidentifikasi elemen kunci dalam pekerjaan dan menanyakan perasaan pekerja tentang masing-masing elemen.  Faktor spesifik yang diperhitungkan adalah : sifat pekerjaan, supervisi, upah, sekarang, kesempatan promosi dan hubungan dengan coworker. Faktor ini di peringkat pada skala yang distandarkan dan ditambahkan untuk menciptakan job stratisfiction score (JDI) secara menyeluruh.
  • 67. Pengaruh Kepuasan Kerja (Terhadap Produktivitas) Orang berpendapat produktivitas dapat dinaikkan dengan meningkatkan kepuasan kerja. Kepuasan kerja mungkin merupakan akibat dari produktivitas atau sebaliknya. Produktivitas yang tinggi menyebabkan peningkatan dari kepuasan kerja hanya jika tenaga kerja mempersepsikan bahwa apa yang telah dicapai perusahaan sesuai dengan apa yang mereka terima (upah) yaitu adil dan wajar serta diasosiasikan dengan performa kerja yang unggul. Performansi kerja menunjukkan tingkat kepuasan kerja seorang pekerja, karena perusahaan dapat mengetahui aspek-aspek pekerjaan dari tingkat keberhasilan yang diharapkan.
  • 68. KETIDAKHADIRAN (ABSENTEISME)  Menurut Porter dan Steers ketidakhadiran sifatnya lebih spontan dan kurang mencerminkan ketidakpuasan kerja.  Tidak adanya hubungan antara kepuasan kerja dengan ketidakhadiran. Karena ada dua faktor dalam perilaku hadir yaitu motivasi untuk hadir dan kemampuan untuk hadir.  Sementara itu menurut Wibowo (2007:312) antara kepuasan dan ketidakhadiran/kemangkiran menunjukkan korelasi negatif.  Sebagai contoh perusahaan memberikan cuti sakit atau cuti kerja dengan bebas tanpa sanksi atau denda termasuk kepada pekerja yang sangat puas.
  • 69. KELUARNYA PEKERJA (TURNOVER)  Sedangkan berhenti atau keluar dari pekerjaan mempunyai akibat ekonomis yang besar, maka besar kemungkinannya berhubungan dengan ketidakpuasan kerja.  Menurut Robbins (1998), ketidakpuasan kerja pada pekerja dapat diungkapkan dalam berbagai cara misalnya selain dengan meninggalkan pekerjaan, mengeluh, membangkang, mencuri barang milik organisasi, menghindari sebagian tanggung jawab pekerjaan mereka dan lainnya. 
  • 70. Ada empat cara tenaga kerja mengungkapkan ketidakpuasan Robbins (2003):  Keluar (exit) yaitu meninggalkan pekerjaan termasuk mencari pekerjaan lain,  Menyuarakan (voice) yaitu memberikan saran perbaikan dan mendiskusikan masalah dengan atasan untuk memperbaiki kondisi,  Mengabaikan (neglect) yaitu sikap dengan membiarkan keadaan menjadi lebih buruk seperti sering absen atau semakin sering membuat kesalahan,  Kesetiaan (loyality) yaitu menunggu secara pasif samapi kondisi menjadi lebih baik termasuk membela perusahaan terhadap kritik dari luar.
  • 71. DIMENSI KEPUASAN KERJA  Kepuasan merupakan suatu sikap yang dimiliki oleh para individu sehubungan dengan jabatan atau pekerjaan mereka.  Ia timbul dari persepsi mereka tentang jabatan atau pekerjaan mereka.  Kepuasan jabatan timbul karena aneka macam aspek dari jabatan atau pekerjaan seperti misalnya : imbalan berupa uang, peluang untuk promosi, supervisor, para rekan sekerja.  Kepuasan pekerjaan juga berasal dari faktor-faktor yang berhubungan dengan lingkungan pekerjaan.
  • 72. Gaya supervisor, kebijakan-kebijakan, dan prosedur-prosedur, afiliasi kelompok kerja, kondisi-kondisi kerja, dan imbalan-imbalan lain di luar gaji. Ada lima dimensi yaitu:  Gaji atau upah yang diterima adalah jumlah gaji atau upah yang diterima dan kelayakan imbalan tersebut,  Pekerjaan adalah tingkat hingga di mana tugas-tugas pekerjaan dianggap menarik dan memberikan peluang untuk belajar dan menerima tanggung jawab,  Peluang-peluang promosi adalah tersedianya peluang-peluang untuk mencapai kemajuan dalam jabatan,  Supervisor adalah kemampuan sang supervisor untuk menunjukkan perhatian terhadap karyawan,  Para rekan sekerja adalah tingkat hingga di mana para rekan sekerja bersikap bersahabat, kompeten, dan saling bantu membantu.
  • 73. Dimana kelima macam dimensi kepuasan jabatan telah diukur dalam studi tertentu dimana menggunakan apa yang dinamakan Indeks Deskiptif Jabatan (Job Descriptive Index). Yang diberi hak cipta kepada Bowling Green State University di Amerika Serikat (dalam Winardi, 2009:217). Dimana dimensi masing-masing dapat digambarkan sebagai berikut: Pekerjaan: Rutin, Kreatif, Menjemukan. Supervise Meminta pandangan saya, Memuji karya baik, Tidak cukup melaksanakan supervisi, Memberitahukan keadaan saya. Orang-orang Merangsang, Ambisius,
  • 74.  Terlampau banyak berbicara,  Sulit dihadapi.  Gaji atau upah  Penghasilan cukup untuk pengeluaran-pengeluaran normal,  Terlampau rendah,  Kurang dibandingkan dengan apa yang seharusnya saya terima,  Pembayaran sangat tinggi.  Promosi-promosi  Peluang baik untuk maju,  Promosi berdasarkan kemampuan,  Pekerjaan tanpa harapan maju,  Kebijaksanaan promosi tidak fair.
  • 75. Pengukuran kepuasan kerja menggunakan Job Descriptive Index:  Pekerjaan  Memberikan rasa keberhasilan,  Membosankan,  Memuaskan,  Tidak menarik,  Menantang.  Gaji  Adil,  Rendah,
  • 76.  Pendapatan yang memadai untuk biaya promosi,  Dibayar dengan baik,  Aman.  Promosi  Kesempatan untuk promosi,  Pekerjaan buntu,  Promosi pada kemampuan,  Kesempatan baik untuk promosi,  Kebijakan promosi tidak adil.  Supervise
  • 77. Memuji kerja yang baik, Menjengkelkan, Bijaksana, Buruk, Up to Date.  Rekan sekerja  Bermanfaat,  Membosankan,  Cerdas,  Malas,  Bertanggung jawab.
  • 78. MEMBUAT PEKERJAAN YANG MENYENANGKAN Karena pekerjaan yang mereka senang kerjakan daripada yang membosankan akan membuat orang menjadi lebih puas.
  • 79. ORANG YANG DIBAYAR DENGAN JUJUR Orang yang percaya bahwa sistem pengupahan/penggajian tidak jujur cendrung tidak puas dengan pekerjaannya.
  • 80. MEMPERTEMUKAN ORANG DENGAN PEKERJAAN YANG COCOK DENGAN MINAT Semakin banyak orang menemukan bahwa mereka dapat memenuhi kepentingannya di tempat kerja, semakin puas mereka dengan pekerjaannya.
  • 81. MENGHINDARI KEBOSANAN DAN PEKERJAAN BERULANG-ULANG  Kebanyakan orang cenderung mendapatkan sedikit kepuasan dalam melakukan pekerjaan yang sangat membosankan dan berulang.  Karena orang jauh lebih puas dengan pekerjaan yang meyakinkan mereka memperoleh sukses dengan secara bebas melakukan kontrol atas cara mereka melakukan sesuatu.
  • 82. Peningkatan kerja dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: Melakukan perubahan struktur kerja  Melakukan perputaran pekerjaan (job rotation), yaitu sebuah sistem perubahan pekerjaan dari salah satu tipe tugas ke tugas yang lainnya (yang disesuaikan dengan job description).  Cara kedua yang harus dilakukan adalah dengan pemekaran (job enlargement), atau perluasan satu pekerjaan sebagai tambahan dan bermacam-macam tugas pekerjaan.  Praktek untuk para pekerja yang menerima tugas-tugas tambahan dan bervariasi dalam usaha untuk membuat mereka merasakan bahwa mereka adalah lebih dari sekedar anggota dari organisasi.
  • 83. MELAKUKAN PERUBAHAN STRUKTUR PEMBAYARAN  Perubahan sistem pembayaran ini dilakukan dengan berdasarkan pada keahliannya (skill-based pay), yaitu pembayaran dimana para pekerja digaji berdasarkan pengetahuan dan keterampilannya daripada posisinya di perusahaan.  Pembayaran kedua dilakukan berdasarkan jasanya (merit pay), sistem pembayaran dimana pekerja digaji berdasarkan performancenya, pencapaian finansial pekerja berdasarkan pada hasil yang dicapai oleh individu itu sendiri.  Pembayaran yang ketiga adalah Gainsharing atau pembayaran berdasarkan pada keberhasilan kelompok (keuntungan dibagi kepada seluruh anggota kelompok).
  • 84. PEMBERIAN JADWAL KERJA YANG FLEKSIBEL  Memberikan kontrol pada para pekerja mengenai pekerjaan sehari-hari mereka, yang sangat penting untuk mereka yang bekerja di daerah padat, dimana pekerja tidak bisa bekerja tepat waktu atau untuk mereka yang mempunyai tanggung jawab pada anak-anak.  Compressed work week (pekerjaan mingguan yang dipadatkan), dimana jumlah pekerjaan per harinya dikurangi sedang jumlah jam pekerjaan per hari ditingkatkan.  Cara yang kedua adalah dengan sistem penjadwalan dimana seorang pekerja menjalankan sejumlah jam khusus per minggu (Flextime), tetapi tetap mempunyai fleksibilitas kapan mulai dan mengakhiri pekerjaannya.
  • 85. MENGADAKAN PROGRAM YANG MENDUKUNG Perusahaan mengadakan program-program yang dirasakan dapat meningkatkan kepuasan kerja para karyawan, seperti; health center, profit sharing, employee sponsored child care, dan lain-lain.
  • 86. KEPUASAN KERJA GURU  Dua pendekatan pokok dalam mengukur kepuasan kerja yaitu pendekatan global dan pendekatan segi.  Pendekatan segi banyak digunakan untuk meninjau masalah kepuasan kerja (Smith dalam Hadjam dan Nasiruddin, 2003).  Kepuasan kerja disusun oleh aspek-aspek kepuasan terhadap pekerjaan itu sendiri, seperti gaji/imbalan yang diterima, kesempatan untuk promosi dan pengembangan karir, kualitas supervisor dan hubungan dengan rekan kerja.
  • 87. ASPEK-ASPEK LAIN YANG TERDAPAT DALAM KEPUASAN KERJA (KERJA YANG SECARA MENTAL MENANTANG)  Kebanyakan karyawan menyukai pekerjaan-pekerjaan yang memberi mereka kesempatan untuk menggunakan keterampilan dan kemampuan mereka dan menawarkan tugas, kebebasan dan umpan balik mengenai betapa baik mereka mengerjakan.  Pekerjaan yang terlalu kurang menantang menciptakan kebosanan, tetapi terlalu banyak menantang menciptakan frustrasi dan perasaan gagal.  Pada kondisi tantangan yang sedang, kebanyakan karyawan akan mengalami kesenangan dan kepuasan,
  • 88.  Ganjaran yang pantas, para karyawan menginginkan sistem upah dan kebijakan promosi yang mereka persepsikan sebagai adil,dan segaris dengan pengharapan mereka. Pemberian upah yang baik didasarkan pada tuntutan pekerjaan, tingkat keterampilan individu, dan standar pengupahan komunitas, kemungkinan besar akan dihasilkan kepuasan. tidak semua orang mengejar uang.  Banyak orang bersedia menerima baik uang yang lebih kecil untuk bekerja dalam lokasi yang lebih diinginkan atau dalam pekerjaan yang kurang menuntut atau mempunyai keleluasaan yang lebih besar dalam kerja yang mereka lakukan dan jam-jam kerja.
  • 89.  Tetapi kunci yang menakutkan upah dengan kepuasan bukanlah jumlah mutlak yang dibayarkan; yang lebih penting adalah persepsi keadilan.  Serupa pula karyawan berusaha mendapatkan kebijakan dan praktik promosi yang lebih banyak, dan status sosial yang ditingkatkan.  Karena itu individu yang mempersepsikan bahwa keputusan promosi dibuat dalam cara yang adil (fair and just) kemungkinan besar akan mengalami kepuasan dari pekerjaan mereka,
  • 90.  Kondisi kerja yang mendukung, karyawan peduli akan lingkungan kerja baik untuk kenyamanan pribadi maupun untuk memudahkan mengerjakan tugas.  Studi-studi memperagakan bahwa karyawan lebih menyukai keadaan sekitar fisik yang tidak berbahaya atau merepotkan.  Temperatur (suhu), cahaya, kebisingan, dan faktor lingkungan lain seharusnya tidak ekstrem (terlalu banyak atau sedikit),  Rekan kerja yang mendukung, orang-orang mendapatkan lebih daripada sekedar uang atau prestasi yang berwujud dari dalam kerja.
  • 91.  Bagi kebanyakan karyawan, kerja juga mengisi kebutuhan akan sosial. Oleh karena itu bila mempunyai rekan sekerja yang ramah dan menyenangkan dapat menciptakan kepuasan kerja yang meningkat.  Tetapi Perilaku atasan juga merupakan determinan utama dari kepuasan,  Kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan, pada hakikatnya orang yang tipe kepribadiannya kongruen (sama dan sebangun) dengan pekerjaan yang mereka pilih seharusnya mendapatkan bahwa mereka mempunyai bakat dan kemampuan yang tepat untuk memenuhi tuntutan dari pekerjaan mereka.  Dengan demikian akan lebih besar kemungkinan untuk berhasil pada pekerjaan tersebut, dan karena sukses ini, mempunyai kebolehjadian yang lebih besar untuk mencapai kepuasan yang tinggi dari dalam kerja mereka,
  • 92. Hal ini sejalan dengan Gibson (2000) yang mengemukakan lima hal yang terutama mempunyai karakteristik penting berkaitan dengan pengukuran kepuasan kerja yaitu: (1) Pembayaran: suatu jumlah yang diterima dan keadaan yang dirasakan dari pembayaran; (2) Pekerjaan: sampai sejauh mana tugas kerja dianggap menarik dan memberikan kesempatan untuk belajar dan untuk menerima tanggung jawab; (3) Kesempatan promosi: adanya kesempatan untuk maju; (4) Penyelia: kemampuan penyelia untuk memperlihatkan ketertarikan dan perhatian kepada pekerja.; (5) Rekan sekerja: sampai sejauh mana rekan sekerja bersahabat, kompeten dan mendukung. (6) Dimensi tersebut juga telah dikembangkan oleh para peneliti dari Cornel University dalam Job Descriptive Index untuk menilai kepuasan kerja seseorang dengan dimensi kerja berikut: pekerjaan, upah, promosi, rekan sekerja dan pengawasan (Kreitner, 2003).
  • 93.  Kepuasan kerja guru ditunjukkan oleh sikapnya dalam bekerja/mengajar.  Jika guru puas akan keadaan yang mempengaruhi dia maka dia akan bekerja dengan baik/mengajar dengan baik.  Tetapi jika guru kurang puas maka dia akan mengajar sesuai kehendaknya.  Misalnya seorang kepala sekolah mungkin menyimpulkan bahwa “Pak Daliansyah tampaknya sangat senang dengan promosinya sebagai wakil kepala sekolah yang sekarang”.  Pak Daliansyah kelihatan puas dengan keadaan yang mempengaruhi dia maka dia mengajar dengan baik dan bersemangat.
  • 94.  Konsep kepuasan kerja guru dalam hubungannya dalam penelitian ini adalah pendekatan segi banyak digunakan untuk meninjau masalah kepuasan kerja (Smith dalam Hadjam dan Nasiruddin, 2003).  Jadi kepuasan kerja adalah sikap dan perasaan puas atau tidak puas seorang guru terhadap pekerjaan yang merupakan hasil penilaian yang bersifat subyektif terhadap aspek-aspek pekerjaan itu sendiri, gaji yang diterima, kesempatan untuk promosi dan pengembangan karir, kualitas kepala sekolah sebagai supervisor, dan hubungan dengan rekan sekerja
  • 95. KEPUASAN KERJA  Kepuasan kerja merupakan bagian dari sikap dan persepsi seseorang terhadap pekerjaannya. Seseorang akan merasa puas apabila dia mendapatkan hasil dari pekerjaannya itu sesuai dengan harapan yang diinginkan.  Dari hasil pekerjaan itu kemudian muncul sikap dan persepsi yang ditunjukkan dengan semangat yang tinggi dalam bekerja, maka kepuasan kerja guru terjadi karena ada penyebabnya, terutama karena kepemimpinan kepala sekolah dan komunikasi interaktif antar warga sekolah berjalan dengan baik atau tidak. 
  • 96.  Seorang guru yang merasa puas terhadap pekerjaannya akan menunjukkan sikap bertanggung jawab dan perilaku disiplin positif yang dapat diwujudkan dengan frekuensi kehadiran tinggi, disiplin mengajar yang bertanggung jawab, aktif dan kreatif serta inovatif.  Seorang guru yang merasa tidak puas terhadap tugas-tugasnya akan menunjukkan sikap dan perilaku yang tidak bertanggung jawab dan dapat dilihat dari rendahnya disiplin dan kinerja serta komunikasi yang terjalin.  Oleh karena itu kajian kepuasan kerja dapat direfleksikan melalui sikap positip atau negatip yang dilakukan seorang guru terhadap pekerjaannya.  Guru akan merasa tidak nyaman jika dibohongi, diperlakukan tak adil. Jika kondisi ini dirasakan maka kenyamanan bekerja akan pudar.  Sebaliknya jika guru diperlakuan layak sebagaimana mestinya oleh pimpinan maka akan timbul rasa bertanggung jawab terhadap segala hal yang berhubungan dengan kemajuan organisasi (lembaga pendidikan).
  • 97.  Individu yang bekerja, termasuk guru, merasa bahwa dirinya memiliki kemampuan.  Kemampuan itu diharapkannya agar diakui sebagai hal yang berarti untuk organisasi sehingga pengorbanannya tidak sia-sia dan bermanfaat untuk orang lain.  Bagaimanapun juga kemampuan seorang guru, dia selalu akan berharap agar kemampuan yang telah disumbangkan pada lembaga pendidikan mendapat penghargaan yang layak.
  • 98.  Kalau kemampuan yang dilakukan seorang guru sering mendapat sambutan dingin apalagi dianggap menyalahi kebijaksanaan, dan mendapat nilai negatif oleh pimpinan.  Maka guru itu tidak akan mau lagi melakukan yang terbaik untuk lembaga, sebab dalam pemikirannya sudah tertanam suatu kesimpulan bahwa apapun yang dilakukan tetap tak akan dihargai.
  • 99.  Untuk itu penghargaan dari pimpinan atau pihak lain sangat berarti untuk memotivasi kerja guru.  Dalam memenuhi kepuasan kerja guru agar sekolah mencapai prestasi yang baik, maka harus diupayakan oleh unsur-unsur kepala sekolah, guru, siswa, peraturan sekolah, sarana prasarana, budaya organisasi sekolah, iklim sekolah dan yang lainnya sebagai pendukung proses belajar mengajar di sekolah.  Kerja menurut kamus W.J.S Purwadaminta, berarti melakukan sesuatu; sesuatu yang dilakukan. Kerja memiliki arti luas dan sempit,
  • 100.  Dalam arti luas kerja mencakup semua bentuk usaha yang dilakukan manusia, baik dalam hal materi maupun non materi baik bersifat intelektual maupun fisik, mengenai keduniaan maupun akhirat, sedangkan dalam arti sempit, kerja berkonotasi ekonomi yang bertujuan mendapatkan materi. Kerja dibagi ke dalam cabang-cabang lainnya sehingga membentuk satu kesatuan kerja.  Bekerja menurut Moh. As’ad adalah melaksanakan suatu tugas dan diakhiri dengan buah karya yang dapat dinikmati oleh manusia bersangkutan.
  • 101.  Menurut Toto Tasmara kerja adalah segala aktifitas dinamis yang mempunyai tujuan untuk kebutuhan tertentu (jasmani dan rohani) dan berupaya untuk mewujudkan tujuan tersebut serta melahirkan prestasi yang bermanfaat bagi lingkungannya.
  • 102.  Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bekerja adalah segala aktifitas dinamis yang diikat dengan aturan akhlak atau etika yang dapat dinikmati sebagai bagian dari ibadah, dan bekerja berhubungan dengan kinerja pribadi sesuai dengan kewajiban dan spesifikasi pekerjaannya serta sistem kerja secara menyeluruh dalam rangka mencapai tujuan bersama yang sudah ditetapkan yang ditunjukkan dalam bentuk kepercayaan, kebiasaan, atau perilaku suatu kelompok.
  • 103.  Kata kepuasan berasal dari kata puas merupakan kata sifat, yang setelah diberi awalan "ke" dan akhiran "an" berubah menjadi kata benda (nomina abstrak), yaitu kepuasan. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, Poerwadarminta, kata puas berarti merasa senang (lega, kenyang, dsb), karena sudah merasa secukup-cukupnya atau sudah terpenuhi hasrat hatinya. Jadi maksud dari kepuasan ialah perasaan senang. Kata kepuasan dalam bahasa Inggris diterjemahkan dengan kata satisfaction.
  • 104.  Konsep atau teori tentang kepuasan kerja itu sendiri menurut para pakar sesuai dengan sudut pandang mereka masing-masing seperti dijelaskan Indrawijaya bahwa Kepuasan kerja, secara umum, menyangkut sikap seseorang mengenai pekerjaannya. Davis dan Newstrom [1] memberi pengertian kepuasan kerja sebagai berikut:  "Job satisfaction is a set of favourable feeling with which employees view their work job satisfaction is a feeling of relative pleasure or pain ("I enjoy having a variety of task to do ") that differs from objective thought ("My work is complex ") and behaviour intentions ("I plan to quit this job in three months ") ". 
  • 105.  Meskipun kepuasan kerja adalah suatu yang tak dapat dilihat tetapi dapat diwujudkan melalui hasil pekerjaan. Kepuasan kerja secara langsung adalah berkaitan dengan kepuasan batin seseorang terhadap pekerjaan.  Kepuasan kerja dapat dirasakan ketika melaksanakan pekerjan atau sesudah melaksanakan pekerjaan.  Greenberg dan Baron yang dikutip oleh Wibowo menjelaskan bahwa kepuasan kerja merupakan sikap positif atau negatif yang dilakukan individual terhadap pekerjaan mereka.  Sedangkan menurut Stephen Robbins, menyatakan bahwa "We've previously define satisfaction as an individual's general attitude toward his or her job".
  • 106.  Kepuasan kerja adalah sikap umum terhadap pekerjaan seseorang, yang menunjukkan perbedaan antara jumlah penghargaan yang diterima pekerja dan jumlah yang mereka yakini seharusnya mereka terima.  Gibson mengemukakan kepuasan kerja sebagai sikap yang dimiliki pekerja tentang pekerjaan mereka.  Kepuasan kerja itu dapat dinikmati ketika melakukan pekerjaan dan sesudah melakukan pekerjaan.  Kepuasan kerja yang dirasakan ketika melakukan pekerjaan akan tercermin pada disiplin kerja, memiliki moral kerja yang tinggi, penuh dedikasi, memiliki prestasi kerja, memperoleh pujian dalam bekerja.
  • 107.  Vecchio menyatakan kepuasan kerja sebagai pemikiran, perasaan, dan kecenderungan tindakan seseorang, yang merupakan sikap seseorang terhadap pekerjaan.  Yohannes Basuki mengemukakan tentang kepuasan kerja adalah: "job satisfaction is the degree to which on individual feels positively or negatively about the various face, of the job task the work setting and relationship with co-workers".
  • 108. KEPUASAN KERJA Suatu tingkatan yang mana individu merasa positif atau negatif tentang berbagai segi dari tugas kerja, pengaturan kerja dan hubungan dengan sesama karyawan. Menurut Kreitner dan Kinicki, kepuasan kerja merupakan respons affective atau emosional terhadap berbagai segi pekerjaan seseorang.
  • 109. Definisi tersebut menunjukkan bahwa job satisfaction bukan merupakan konsep tunggal. Seseorang dapat relatif puas dengan salah satu aspek pekerjaan dan tidak puas dengan satu atau lebih aspek lainnya. Menurut Spector “job satisfaction is simply how people feel about their jobs and different aspects of their jobs. It is the extent to which people like (satisfaction) or dislike (dissatisfaction) their jobs”.
  • 110.  Kepuasan kerja adalah bagaimana perasaan seseorang terhadap pekerjaannya.  Sejauh mana orang menyukai atau tidak menyukai pekerjaannya.  Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan Spector,1997. Job satisfaction application assessment, caise and consequences, SagePublication, California. Hal.E.
  • 111.  Kepuasan kerja adalah bagaimana sikap seseorang dapat menikmati kepuasan ketika melakukan /sesudah melakukan pekerjaannya.  Sikap umum seseorang terhadap pekerjaan tersebut berhubungan dengan suka atau tidak suka terhadap pekerjaannya, yang ditunjukkan oleh perbedaan antara jumlah penghargaan yang diterima/jumlah yang mereka yakini seharusnya diterima. 