1. 1. Seorang laki-laki berusia 35 tahun diantar ke UGD dengan keluhan Demam , flu disertai dengan kekuningan dan
marah-marah kepada perawat triase UGD karena merasa diperlakukan tidak layak atau sangat lambat dalam
penanganan. Pasien tersebut sudah menunggu di UGD selama 35 menit dan melihat perawat sibuk dengan pasien
lain dan lebih mendahulukan pasien gawat kecelkaan yang baru datang. Perawat pun kemudian menjelaskan
bahwa pasien yang masuk ke UGD akan diprioritaaskan berdasarkan tingkat keparahan kegawatan dan kondisi
yang mengancam jiwa?
Apakah prinsip etik yang telah dilakukan perawat?
a. Justice
b. Veracity
c. Autonomy
d. Beneficience
e. Non-maleficence
Pembahasan :
Kunci jawaban : a. Justice
Rasional :
Rasional A : adil dalam pemberian pelayanan kegawatdaruratan sesuai dengan tingkat kegawatan pasien
Rasional B : jujur dalam penyampaian informasi kepada pasien
Rasional C : menghargai hak-hak pasien
Rasional D : asas manfaat dalam pemberian pelayanan kesehatan
Rasional E : tidak melakukan tindakan yang dapat mencederai pasien
Referensi :
Curtis, K., Ramsden, C., & Frienship, J., (Eds). (2010). Emergency And Trauma Nursing. Philadelphia : Mosby.
2. Seorang pasien perempuan berusia 40 tahun dirawat di ruang ICCU dengan diagnose medis Sindrom coroner akut
(SKA). Ketika perawat melakukan tindakan observasi TTV terhadap pasien tersebut, pasien tiba-tiba mengeluh
nyeri dada yang sangat hebat kemudian terjadi henti jantung. Perawat berencana akan melakkukan tindakan RJP
namun keluarga menolak dan keberatan terhadap tindakan RJP meskipun sudah diberikan penjelasan. Keluarga
mengatakan bahwa pasien ingin meninggal dengan tentram dan tenang sendirian.
Apakah dilemma etik yang terjadi oleh perawat tersebut?
a. Authonomy dan beneficience
b. Beneficience dan justice
c. Justice dan nonmaleficience
d. Nonmaleficience dan fidelity
e. Fidelity dan authonomy
Pembahasan :
Kunci jawaban : a. authonomy dan beneficience
Rasional :
Rasional A : dilemma antara hak keluarga pasien dalam pengambilan keputusan dan asas manfaat dari
tindakan terhadap pasien bila segera dilakukan
Rasional B : dilemma antara pelanggaran asas manfaat dan asas keadilan
Rasional C : dilema antara asas keadilan dan resiko/dampak terhadap pasien
Rasional D : dilema antara risiko terhadap pasien dan komitmen untuk memberikan pelayanan terbaik
Rasional E : dilemma antara komitmen untuk memberikan pelayanan yang terbaik dan pelanggaran terhadap
hak-hak pasien.
Referensi :
Curtis, K., Ramsden, C., & Frienship, J., (Eds). (2010). Emergency And Trauma Nursing. Philadelphia : Mosby.
2. 3. Seorang perawat yang sedang bertugas di UGD mendapat 5 kunjungan pasien secara beruntun dengan waktu
yang hamper sama. Pasien pertama, seorang kakek yang mengeluh sesak nafas: kedua, pasien perempuan dengan
riwayat penyakit ACS mengalami nyeri dada yang menyebar sampai ke leher dan lengan kiri; ketiga, seorang anak
balita dengan keluahan demam dengan suhu 40 derajat celcius dan beberapa kali mengalami kejang tonik klonik;
pasien keempat dan kelima , sepadang suami istri yang mengalami kecelakaan laulintas dimana sang suami
mengalami fraktur terbuka pada mid shaft tibia dan fibula kiri, sedangkan istri mengalami trauma kepala dan
tampak hasil GCS yaitu apatis.
Manakah pasien yang perlu mendapatlan pertolongan prioritas pertama?
a. Pasien pertama
b. Pasien kedua
c. Pasien ketiga
d. Pasien keempat
e. Pasien kelima
Pembahasan :
Kunci jawaban : C. pasien ketiga
Rasional :
Rasional A : kriteria triage urgent, dengan respon time < 30 menit untuk mengatasi sesak nafas pasien
Rasional B : kriteria triase emergency, dengan respong time 10-15 menit
Rasional C : kriteria triase emergency, dengan respon time segera karena bersiko sumbatan jalan nafas karena
spasme airway dan hiperventilasi akibat kejang.
Rasional D : kriteria traiage urgent, dengan respn time < 30 menit untuk mengatasi perdarahan akibat fraktur
dan risiko syok
Rasional E : kriteria triage urgent, dengan respon time < 30 menit untuk mengidentifikasi jenis dan tingkat
keparahan trauma kepala, serta penanganannya.
Referensi :
Curtis, K., Ramsden, C., & Frienship, J., (Eds). (2010). Emergency And Trauma Nursing. Philadelphia : Mosby.
4. Seorang pasien perempuan berusia 37 tahun datang ke UGD diantar menggunakan mobil dengan keluahan nyeri
kepala dan tidak bisa tidur datau insomnia. Pasien tapak tidak tenang, mondar-mandir di depan loket triase dan
memarahi perawat triase karena merasa lambat dilayani. Pasien ternyata memiliki riwayat terkahir masuk RS jiwa
yaitu sekitar 1 tahun yang lalu, pasien sering mendengar suara-suara yang tidak jelas dan pernah dirawat di
fasilitas kesehatan jiwa sebanyak 5 kali dirawat.
Apakah kategori triase yang sesuai untuk pasien tersebut?
a. Resusitasi
b. Emergency
c. Urgent
d. Semi-urgent
e. Non-urgent
Pembahasan :
Jawaban : C. urgent
Rasional A : resusitasi, perlu tindakan resusitasi segera karena beresiko kematian
Rasional B : emergency, perlu tindakan penanganan darurat Karen beresiko mengancam nyawa dengan
respon time 10-15 menit.
Rasional C : urgent, perlu tindakan penanganan degera sehubungan dengan kondisi atau situasional urgency
(resiko mengamuk). Respon time < 30 menit
Rasional D : kriteria triage semi urgent, tidak gawat dan tidak darurat, respn time 60 menit
Rasional E : kriteria triage non urgent atau flase triase . respon time bisa sampai 2 jam atau bisa diarahkan
untuk berobat ke poli rawat jalan
3. 5. Dalam keadaan bencana gempa bumi dilombok yang lalu ditemukan korban remaja laki-laki. Pada saat initial
assessment ditemukan jejas pada kepala dan paha kiri, airway paten, tetapi korban idak bernapas serta nadi
karotis tidak teraba.
Apakah warna kategori triase unuk korban tersebut?
a. Merah
b. Biru
c. Hijau
d. Hitam
e. Kuning
Pembahasan :
Kunci jawaban : D. hitam
Rasional A : merah, bernapas tapi tidak sadar, frekuensi nadi >30 x/menit atau < 10x/menit, CRT > 2 detik,
tidak bisa mengikui perintah sederhana.
Rasional B : biru, tidak digunakan dalam triage bencana
Rasional C : hijau, masih bisa berjalan meskipun ada luka-luka
Rasional D : hitam, tidak ada pernafasan meskipun sete;ah airway dibuka
Rasional E : kuning, kondisi-kondisi selain diatas
Referensi :
Curtis, K., Ramsden, C., & Frienship, J., (Eds). (2010). Emergency And Trauma Nursing. Philadelphia : Mosby.
6. Seorang petugas triase bencana tsunami menemukan seorang korban laki-laki dewasa dengan fraktur tertutup
pada lengan atas serta terdapat vulnus laserasi dan perdarahan pada dahinya akibat tertimpa reruntuhan plafon
rumahnya. Hasil initial assessment pasien tampak sada dan dapat berjalan sendiri.
Apakah warna kategori triase korban tersebut?
a. Merah
b. Biru
c. Hijau
d. Hitam
e. Kuning
Pembahasan :
Kunci jawaban : C. hijau
Rasional :
Rasional A : merah, bernapas tapi tidak sadar, frekuensi nadi >30 x/menit atau < 10x/menit, CRT > 2 detik,
tidak bisa mengikui perintah sederhana.
Rasional B : biru, tidak digunakan dalam triage bencana
Rasional C : hijau, masih bisa berjalan meskipun ada luka-luka
Rasional D : hitam, tidak ada pernafasan meskipun sete;ah airway dibuka
Rasional E : kuning, kondisi-kondisi selain diatas
Referensi :
Curtis, K., Ramsden, C., & Frienship, J., (Eds). (2010). Emergency And Trauma Nursing. Philadelphia : Mosby.
7. Soerang laki-laki korban kecelakaan berusia 40 tahun tampak tidak sadarkan diri dan dicurigai terkena serangan
jantung. Pada initial assemnet korban tidak berespon terhadap nyeri disternum dan dan dilakukan palpasi nadi
karotis tetapi tidak teraba.
Apakah tindakan yang wajib dan harus dilakukan oleh penolong korban selanjutnya?
a. Melakukan kompresi dada 30 x
b. Melakukan bantuan ventilasi 2 x
c. Melihat, dengar dan rasa pernapasan pasien
d. Mebukan airway dengan head tilt chin lift
4. e. Mereposisi tangan dan memeriksa kembali nadi karotis selama 10 detik
Pembahasan :
Kunci jawaban : a. melakukan kompresi dada 30 x
Rasional :
Rasional A : dilakukan bila pasien tidak ada respon, tidak teraba nadi dan tidak bernapas
Rasional B : dilakukan pada pasien henti nafas tetapi masih teraba nadi
Rasional C : dilakukan untuk mengevaluasi pernafasan
Rasional D : dilakukan untuk membuka jalan nafas pada pasien henti nafas atau setelah tindakan kompresi.
Rasional E : dilakukan untuk mengevaluasi nadi setelah 5 siklus atau 2 menit.
Referensi :
American heart association (AHA). (2015). Highlights of the 2015 American heart Association guidelines up-
date for CPR and ECC,
8. Perawat melakukan bantuan hidup dasar (BHD) kepada seorang pasien laki-laki yang mengalami henti jantung.
Setelah dilakukan 5 siklus, serta dilakukan evaluasi dan saat ini sudah teraba ada denyutan nadi karotis.
Bagaimanakan tindakan yang wajib dilakukan oleh perawat tersebut selanjutnya?
a. Memastikan patensi airway
b. Melakukan pemeriksaan pernapasan
c. Membaringkan pasien ke posisi pemulihan
d. Melanjutkan pemberian ventilasi saja setiap 6 detik
e. Melanjutkan pemberian kompresi dan ventilasi (30:2)
Pembahasan :
Jawaban : B. melakukan pemeriksaan pernapasan
Rasional
Rasional A : dilakukan setelah tindakan kompresi 30 x
Rasional B : dilakukan saat evaluasi bersamaan dengan pengecekan nadi
Rasional C : dilkakukan pada pasien yang sudah teraba nadi dan bernapas spontan tetapi belum sadar
Rasional D : dilakukan pada pasien yang sudah teraba nadi tetapi belum bernapas
Rasional E : dilakukan pada pasien henti jantung
Referensi :
American heart association (AHA). (2015). Highlights of the 2015 American heart Association guidelines up-
date for CPR and ECC,
9. Seorang perempuan berusia 28 tahun sedang hamil dirumah makan padang mengalami sumbatan total saluran
pernapasan akibat tersedak pempek kapal selam. Korban sadar, terlihat pucat dan juga cemas serta memegang
Apakah teknik pertolongan pertama yang paling tepat untuk menolong wanita hamil tersebut?
a. Back blow
b. Chest thrust
c. Abdominal thrust
d. Finger cross & sweep
e. Resusitasi jantung paru
Pembahasan :
Kunci jawaban : B. chest thrust
Rasional :
Rasional A : dilakukan pada anak-anak dan bayi
Rasional B : dilkakukan pada korban ibu hamil atasu obesitasi yang masih sadar
Rasional C : dilakukan pada korban yang masih sadar
Rasional D : dilakukan untuk membuka dan membersihkan jalan nafas
Rasional E : dilakukan pada pasien henti jantung
Referensi :
5. American heart association (AHA). (2015). Highlights of the 2015 American heart Association guidelines up-
date for CPR and ECC,
10. Seorang ners prehospital mendapatkan korban dengan keadaan trauma multiple. Korban tampak tidak sadar,
tampak rinorhea dan masih ada peregerakan dinding dada serta usaha untuk bernafas
Apakah tindakan prioritas pada kasus tersebut?
a. Melakukan suction
b. Memanggil bantuan
c. Memasang semi rigis cervical collar
d. Membuka airway dengan teknik jaw trust
e. Memasang oro-pharingeal airway (OPA)
Pembahasan :
Kunci jawaban : C. memasang semi rigid cervical collar
Rasional A : dilakukan setelah stabilisasi cervical untuk membersihkan airway
Rasional B : dilakukan dalam BHD awam, bukan oleh petugas prehospital/ambulance
Rasional C : dugaan cedera cervical melekat pada korban multiple trauma, sehingga stabilisasi leher adalah
tindakan utam dan pertama sebelum melakukan tindakan penanganan yang lain ke korban.
Rasional D : tindakan untuk membuka airway sehingga memudahkan ventilasi paien dengan penurunan
kesadaran.
American heart association (AHA). (2015). Highlights of the 2015 American heart Association guidelines up-
date for CPR and ECC,
11. Seorang perempuan berusia 35 tahun diantar ke UGD dengan keluahan nyeri hebat pada dada tembus ke
belakang, hasil pengkajian didapatkan pasien tidak sadar, tampak apneu dan nadi tidak teraba. RJP langsung
diinisiasi oleh tim resusitasi dan dipasang bedsite monitoring dengan gambaran asystole :
Apakah tindakan prioritas yang harus dilakukan selanjutnya pada kasus tersebut?
a. Memberikan injeksi IV adrenalin 1 mg
b. Melanjutkan RJP sampai 5 siklus
c. Melakukan flat line protocol
d. Memeriksa nadi karotis
e. Melakukan dc shock
Pembahasan :
Kunci jawaban : C. melakukan flat protocol
Rasional :
Rasional : A. diberikan setelah siklus ketiga RJP
Rasional : B. dilakukan pada pasien henti napas dan henti jantung
Rasional : C. dilakukan untuk memastikan elektroda monitoring terpasang baik pada pasien sehingga dapat
diinterpretasikan kejadian asistol dengan tepat
Rasional : D. dilakukan untuk mengidentifikasi kondisi henti jantung dan kebutuhan tindakan kompresi
Rasional E : dilakukan untuk gelombang shockable (VF dan Pulseless VT)
Referesnsi :
American heart association (AHA). (2015). Highlights of the 2015 American heart Association guidelines up-
date for CPR and ECC,
12. Seorang anak berusi 7 tahun diantar keluarganya ke UGD setelah mengalami tenggelam di kolam renang dan
mengalami henti nafas. Orang tua anak mengatakan anakanya masih terlihat bernafas dan masih teraba nadi saat
sebelum sampai RS. Setelah 5 siklus RJP dilakukan evaluasi dan masih belum teraba denyutan nadi karotis.
Selanjutnya tim memasnag airway definitive dengan ETT dan berhasil dilakukan.
Apakah tindakan perawat yang dilakukan selanjutnya pada kasus tersebut?
a. Melakukan tindakan defibrilasi 2 jole/kg BB
b. Melanjutkan pemberian ventilasi saja setiap 3 detik
6. c. Melanjutkan pemberian kompresi dan ventilasi (15:2)
d. Melanjutkan pemeberian kompresi dan ventilasi (30:2)
e. Melanjtukan kompresi 100-120x/menit dan ventilasi 20x/menit
Pembahasan :
Kunci jawaban : E. melanjutkan kompresi 100-120x/menit dan ventilasi 20 x/menit
Rasional :
Rasional A : dilakukan apabila sudah terpasang monitoring EKG dan gelaombang EKG Shockabel
Rasional B : dilakukan pada pasien teraba nadi tapi belum bernapas
Rasional C : dilakukan pada anak atau bayi yang mengalami henti jantung oleh 2 penolong
Rasionla D : dilakukan pada anak atau bayi yang mengalami henti jantung oleh 1 penolong
Rasional E : dilakukan pada anak atau bayi yang mengalami henti jantung dan telah terpasang airway
definitive (ETT atau LMA)
Referensi :
American heart association (AHA). (2015). Highlights of the 2015 American heart Association guidelines up-
date for CPR and ECC,
13. Seorang pasien laki-laki berusia 17 tahun diantar ke UGD Rumah sakit dengan mobil setelah mengalami cedera
kepala serius akibat kecelakaan bermotor akibat begal dimalam hari. Hasil pengkajian didaptkan pasien tampak
sadar tetapi mudah tertidur, membuka mata bila dipanggil, bicara tidak koheren dan meracau sendiri dan masih
dapat melokalisir adanya nyeri.
Berapakah GCS pasien tersebut ?
a. 9
b. 10
c. 11
d. 12
e. 13
Pembahasan : kunci jawaban : D. 12
Rasional D : E3 M5 V4
Referensi :
Curtis., Ramsden, C., & Friendship.,J., (eds). (2010). Emergency and trauma nursing. Philadelphia : mosby
14. Seorang pasien laki-laki berusia 24 tahun diantar keluarganya dengan menggunakan ambulance ke UGD setelah
mengalami cedera kapitis akibat kecelakaan lalulintas. Hasil pemeriksaan penunjang CT scan didapatkan pasien
didiagnosa edema serebral dan segera direncanakan untuk osmoterapi IV dengan Manitol 20% 0,5 gr/kg BB/6 jam
Apakah tindakan yang wajib dilakukan perawat sebelum pemberian obat tersebut?
a. Mengukur frekuensi nadi
b. Mengukur tekanan darah
c. Mngukur saturasi oksigen
d. Memonitor status kesadaran
e. Mengukur frekuesni napas
Pembahasan :
Kunci jawaban : B. mengukur tekanan darah
Rasional :
Rasional A : setelah pemberian diuretic untuk mengidentifikasi komplikasi
Rasional B : pemeberian obat diuretic dapat menurunkan tekanan darah
Rasional C : bila ada tanda-tanda syock hipovolemik
Rasional D : bila ada tanda tanda syock hipovolemik
Rasional E : setelah pemberian diuretic untuk mengidentifikasi komplikasi
Referensi :
Curtis., Ramsden, C., & Friendship.,J., (eds). (2010). Emergency and trauma nursing. Philadelphia : mosby
7. 15. Seorang perempuan berusia 32 tahun diantar ke UGD setelah mengalami kebakaran rumah dan mengalami luka
bakar serius derajat II B didaerah dada sampai perut dan kedua tangan 40 menit yang lalu. Diketahui BB pasien 50
kg dan TB 163 cm.
Berapakah resusitasi cairan dalam 8 jam pertama berdasarkan rumus perkland baxter?
a. 1800 ml
b. 2700 ml
c. 3600 ml
d. 5400 ml
e. 7200 ml
Pembahasan :
Kunci jawaban : C. 3600 ml
Rasional : total body surface area (TBSA) = 9% x 4 = 36 % (dada, perut, dan kedua tangan masing masing 9%)
Total resusitasi cairan selam 24 jam pertama menurut formula parkland bexter
= 4 x BB x TBSA = 4 x 50 x 36 = 7200 ml
Untuk 8 jam pertama diberika ½, 16 jam selanjutnya ½. Jadi 7200 ml x ½ = 3600 ml
Referensi :
Curtis., Ramsden, C., & Friendship.,J., (eds). (2010). Emergency and trauma nursing. Philadelphia : mosby
16. Seorang laki-laki berusia 57 tahun diruangan CVCU terpasang bedsite monitoring, tiba-tiba pasien mengalami
penurunan kesadaran dan gambaran pada monitor EKG atrial takikardi hasil pemeriksaan fisik didapatkan TD :
100/60 mmHg (via bedsite monitoring) frekuensi Nadi : 60 palpasi.
Apakah tindakan prioritas yang harus dilakukan selanjutnya?
a. Memberika injeksi IV, amiodaron 300 mg
b. Melanjutkan rjp sampai 5 siklus
c. Melakukan flat line protocol
d. Memeriksa nadi karotis
e. Melakkukan dc shock
Pembahasan :
Kunci jawaban : D. memeriksa nadi karotis
Rasional :
Rasional A : IV. Amiodaron 300 mg diberika pada pasien henti jantung dengan gelombang shockable setelah
tindakan DC Shock
Rasional B : RJP dilakukan pada pasien henti nafas dan henti jantung
Rasional C : flat line protocol dilakukan untuk memastikan elektroda monitoring terpasang baik pada pasien
sehingga dapat diinterpretasikan asystole dengan cepat
Rasional D : pemeriksaan nadi karotis dilakukan untuk mengidentifikasi kondisi henti jantung dan kebutuhan
tindakan kompresi.
Rasional E : DC shock dilakukan pada pasien henti jantung dengan gambaran EKG gelombang shoc-able (VF &
Pulseless VT)
Referensi : American heart association (AHA). (2015). Highlights of the 2015 American heart Association
guidelines up-date for CPR and ECC,
17. Seorang laki-laki berusia 37 tahun diantar ke UGD karena kesadran menurun, pasien mempunyai riawayat DM.
hasil pemeriksaan fisik didapatkan TD 100/60 mmHg, frekuensi nafas 26 x/menit ireguler, frekuensi nadi 93
x/menit, frekuensi nafas 21 x/menit. Hasil pemeriksaan penunjang didaptkan Gula darah 70 mg%, terpasang O2 6
liter/menit melalui masker, terpasang infus NaCl 0,9% 21 tetes/menit, advice dokter pemberian glucose 10% IV,
akral dingin dan diaphoresis.
Apakah indicator utama evaluasi perawat pada pasien setelah tindakan diatas?
a. Turgor kulit
8. b. Tekanan darah
c. Frekuensi nadi
d. Tingkat kesadaran
e. Perabaan extermitas
Pembahasan :
Kunci jawaban : D. tingkat kesadaran
Rasional :
Pasien DM yang diberikan glukosa 10 % harus dievaluasi responnya, dengan prioritas indicator evaluasinya
adalah tingkat kesadaran karena jika keadaan gula darah pasien membaik maka suplay glukosa ke otak
optimal, sehingga pasien akan meningkat tingkat kesadarannya.
Referensi :
Paula Kristanty (2011) Askep Gawat Darurat
Pamela S, Kidd, Patty Ann (2011), pedoman keperawatan Emergency.
18. Seorang perempuan berusia 37 tahun diantar ke UGD dengan kondisi kesadran delirium, nafas dangkal berbau
aseton, dan diaphoresis. Hasil anamnesis didaptkan ada riwayat DM sejak 3 tahun yang lalu. Hasil pemeriksaan
fisik didapatkan TD 100/60 mmHg, frekuensi nadi 86 x/menit, frekuensi nafas 27 x/menit dangkal. Sudah dipasang
infus Nacl 0,9 % dan Oksigen 3 l/menit. Hasil pemeriksaan penunjang Gula darah sewaktu 300 gr %.
Apakah tindakan kolaborasi selanjutnya pada pasien diatas?
a. Cek aseton urin
b. Berikan insulin
c. Konsul diet DM
d. Periksa lab elektrolit
e. Cek analisa gas darah
Pembahasan :
Kunci jawaban : B. berikan insulin
Rasional :
Pasien DM dengan gula darah tinggi harus segera diberikan insulin untuk mencegah kerusakan sel lebih lanjut
oleh karenanya Option B merupakan kuci jawaban utamanya
Referensi :
Pamela S, Kidd, Patty Ann (2011). Pedoman Keperawatan Emergency
19. Seorang laki-laki berusia 51 tahun diantar ke UGD dengan keluhan pusing dan mata bekunag-kunang setelah
terpapar asap mobil dalam garasi. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan TD 110/60 mmHg, Frekuensi nadi 92
x/menit, Frekuensi Nafas 29 x/menit, Suhu 38°C. pasien tiba-tiba mengalami penurunan kesadaran, sianosis nafas
lambat dan dalam tetapi nadi masih teraba pada pembuluh darah perifer.
Apakah tindakan perawat selanjutnya pada pasien diatas ?
a. Berikan oksigen masker 6 l/menit
b. Ventilasi ambubag O2 10 liter
c. Posisikan kepala Jaw trust
d. Lakukan primary survey
e. Pasang oksimetri
Pembahasan :
Kunci jawaban : B. ventilasi ambubag O2 10 liter
Rasional :
Pasien mengalami keracunan CO2 yang keluar dari knalpot mobil dalam garasi tertutup sehingga gangguan
ventilasi. Tindakannya adalah lakukan ventilasi oksigen dosis tinggi dengan ambubag. Jadi pilihan kunci
jawaban adalah B ( ventilasi dengan ambubag O2 10 liter).
Referensi :
BTCLS (2012) Ambulan 118 dan Hipgabi (2016)
9. Pamela S, Kidd, Patty Ann (2011) pedoman keperawatan Emergency
20. Seorang laki-laki berusia 51 tahun diantar ke UGD denga keluhan nyeri ulu hati, perut tampak membesar dank
eras, mata kuning, muntah darah kurang lebih 200 cc berwarna gelap dan banyak stolsel, perut masih tampak
kembung dan mual. Hasil pemeriksaan fisik didaptkan TD : 110/70 mmHg, frekuensi nadi 92 x/menit, frekuensi
napas 26 x/menit, pasien terpasang infus asering 8 jam/kolf.
Apakah tindakan prioritas perawat pada pasien diatas?
a. Rencanakan transfuse darah
b. Pasang NGT bilas lambung
c. Kumur kumur air hangat
d. Monitor bilirubin darah
e. Cek lab: Hb, golongan darah
Pembahasan :
Kunci jawaban : B. pasang NGT bilas lambung
Rasional :
Dengan pemasangan NGT maka bilas lambung dapat segera dilakukan akibat banyak stolsel untuk
mengeluarkan bekuan darah dalam lambung yang menumpuk jika dibiarkan berakibat distensi lambung
menggangu pernafasan dan dapat meningkatkan amonika yang toksik dalam tubuh.
Referensi :
Susan B. Stillwell (2011). Pedoman Keperawatan kritis hal 242
Pamela S, Kidd, Patty Ann (2011), Pedoman keperawatan Emergency
21. Seorang anak perempuan berusia 21 bulan dibawa orang tuanya ke UGD Rumah Sakit dengan keluhan BAB cair
lebih dari 11 kali sehari. Hasil pengkajian didapatkan ubun-ubun teraba cekung, turgor kulit jelek/tidak elastis.
Pemeriksaan fisik didapatkan Frekuensi Nadi : 115 x/menit, frekuensi nafas : 34 x/menit, suhu 37,8°C.
Apakah tindakan keperawatan yang tepat pada kasus diatas?
a. Beri larutan rehidrasi oral sedikit tapi sering
b. Observasi intake dan output cairan
c. Kaji toleransi pemberian makanan
d. Beri cairan parenteral
e. Timbang BB
Pembahasan :
Kunci jawaban : D. beri cairan parenteral
Rasional :
rehidrasi harus segera dilakukan pada kasus diatas namun lebih utama dengan pemberian parenteral.
Referensi :
Hockenberry & Wilson D (2011). Essential of pediatric nursing. Missoury: Mos-by
Herdman, T.,& Kamitsuru, S.(Ed).(2014). NANDA International: Nursing Diagnoses : Definitions & classification,
2015-2017. Oxford: Willy Blackwell
22. Seorang perempuan berusia 34 tahun diantar ke UGD dengan keluhan penurunan kesadaran, hasil pengkajian CAB
palpasi nadi carotis tidak teraba,. Hasil Pemeriksaan fisik didapatkan TD 0/0 mmHg, Mulut tampak sianosis dan
luka, dan segera dilakukan RJP.
Apakah langkah pertama yang dilakukan pada kasus diatas?
a. Berikan rangsang kesadaran
b. Kompresi 30x, ventilasi 2x
c. Lakukan bagging/ambubag
d. Rawat luka daerah mulut
e. Berikan posisi recovery
10. Pembahasan :
Kunci jawaban : B. kompresi 30x, ventilasi 2x
Rasional :
Pasien mengalami cardiac arrest yang ditandai dengan tidak teraba palpasi nadi pada arteri besar seperti nadi
carotis, femoral, artinya jantung sudah tidak bekerja dan tidak ada hembusaan nafas paru juga tidak bekerja. Bila
jantung sudah tidak mampu memmompakan darah ke seluruh tubuh, maka seluruh organ mengalami kerusakan
bahkan kematian karena itu harus segera dilakukan kompresi agar jantung dapat terangsang untuk berkontraksi
yang diikuti dengan ventilasi agar paru expansi sehingga terjadi inspirasi.
Referensi :
BTCLS Ambulance 118 (2015)
Pamela s, Kidd, Patty Ann (2011). Pedoman keperawatan emergency
23. Seorang laki-laki berusia 22 tahun diantar ke UGD Karen jatuh dengan leher terbentur benda tumpul, pasien
tampak lemah kesakitan daerah leher terutama ketika digerakkan. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan TD : 90/60
mmHg, Frekuensi nadi 92x/menit, frekuensi nafas 25x/menit, hasil pemeriksaan penunjang rontgen pasien
dinyatakan fraktur cervical 3-4 harus immobilisasi.
Apakah tindakan yang tepat pada pasien diatas?
a. Berikan posisi supine
b. Pasang neckcollar
c. Kompres dingin
d. Ganjal 2 bantal
e. Tanpa bantal
Pembahasan :
Kunci jawaban : B. (pasang neck collar)
Rasional :
Pemasangan collar neck bertujuan untuk segera mengimobilisasikan daerah cervical agar dislokasi tulang
cervical dapt dicegah
Referensi :
Knell (2011) Asuhan Keperawatan Ortophedi Pamela S, Kidd, Patty Ann (2011). Pedoman keperawatan
emergency hal 385.
24. Seorang perempuan berusia 41 tahun diantar ke UGD dengan keluhan penuruan kesadaran dan diaphoresis
setelah pulang dari olahraga malam. Hasil pengkajia didaptkan pasien mempunyai riwayat MCI. Hasil pemeriksaan
fisik didapatkan nadi carotis teraba kecil dan lambat, TD: 60/60 mmHg, Frekuensi Nafas 30 x/menit dangkal, bibir
tampak sianosis. Apakah tindakan yang tepat pada pasien diatas?
a. Siapkan alat bantuan jalan nafas
b. Posisi extensi head tilt, chin lift
c. Berikan oksigen masker
d. Pasang mayo tube
e. Beri posisi recovery
Pembahasan :
Kunci jawaban : B. posisi extensi head till, chin lift
Rasional :
Melakukan posisi extensi head tilt chin lift merupakan langkah paling pertama dilakukan untu membebaskan
jalan nafas pasien.
Referensi :
Pamela S, kidd, patty Ann (2011). Pedoman Keperawatan Emergency
25. Seorang anak laki-laki berusia 7 tahun ditemukan tersedak saat makan bakso. Anak tersebut terlihat memegang
leher, wajah memerah dan berangsur ianosis. Anda adalah perawat yang sedang berada ditempat tersebut diluar
jam dinas.
11. Apakah tindkan yang paling tepat dilakukan pada kasus tersebut?
a. Memastikan makanan menyumbat faring atau laring
b. Langsung melaksanakan cricotyroidetomi
c. Melakukan hemlich maneuver
d. Membuka jalan nafas
e. Memberika oksigen
Pembahasan :
Kunci jawaban : C. melakukan hemlich maneuver
Rasional :
Hemlich maneuver merupakan tindakan yang tepat untuk usia anak 7 tahun
26. Seorang laki-laki usia 40 tahun dibawa ke UGD dengan kondisi penurunan kesadaran. Hasil pengkajian henti napas
dan henti jantung. Perawat melakukan kompresi dada 30 kali. Apakah tindakan keperawatan selanjutnya?
A. Memberikan ventilasi 2 kali
B. Mengecek arteri karotis
C. Membuka jalan napas
D. Menyiapkan AED
E. Memasang infus
Jawaban C. Membuka jalan napas
Pembahasan
Data Fokus perawat melakukan kompresi dada 30 kali. Ingat prosedural RJP mulai dari CAB. Kompresi dada-Buka
dan bebaskan jalan napas-memberikan ventilasi 2 kali tiap 6 detik.
27. Seorang laki-laki usia 24 tahun dibawa ke UGD dengan kondisi penurunan kesadaran akibat kecelakaan lalu lintas
sejak 30 menit yang lalu. Hasil pengkajian saat diberikan rangsangan nyeri pasien membuka mata, kata-kata tidak
tepat dan tangan menjauhi sumber stimulus nyeri.
Berapakah skor GCS pada kasus tersebut?
A. E2V4M3
B. E2V3M3
C. E2V3M4
D. E1V3M4
E. E3V3M4
12. Jawaban C. E2V3M4
E = Saat diberikan rangsangan nyeri pasien membuka mata = 2
V = Saat diberikan rangsangan nyeri kata-kata tidak tepat = 3
M = Saat diberikan rangsangan nyeri tangan menjauhi sumber stimulus nyeri = 4
Penilaian Glasgow Coma Scale
Eye (E4) Verbal (V5) Motorik (M6)
4 = Membuka mata
spontan
3= Membuka mata
dengan rangsangan suara
2 = Membuka mata
dengan rangsangan nyeri
1 = Tidak ada respon
5 = Orientasi bagus
4= Bingung, berbicara mengacau
(sering bertanya berulang-ulang,
Disorientasi)
3 = kata-kata tidak jelas
2 = Mengerang/menggumam
(suara tanpa arti/tidak jelas)
1 = Tidak ada respon
6 = Mengikuti perintah
5 = Melokalisir nyeri
4 = Menghindari nyeri
3 = Fleksi abnormal / postur
dekortikasi
2 = Ekstensi abnormal /
postur deserebrasi
1 = Tidak ada respon
28. Seorang perawat yang bertugas di ruang ICU menangani 1 pasien total care post stroke. Perawat
kontrak waktu untuk mengganti cairan infus pasien yang akan habis. Tiba-tiba perawat ditugaskan
untuk membawa pasien rujukan ke RS lain. Saat perawat sudah pergi, keluarga pasien mencarinya
karena cairan infus sudah habis dan darah mengalir ke selang infus. Apakah prinsip etik yang
dilanggar pada kasus tersebut?
a. Fidelity dan non malaficience
b. Veracity dan confidentiality
c. Veracity dan confidentiality
d. Veracity dan confidentiality
e. Fidelity dan justice
Jawaban A. Fidelity dan non malaficience
Pembahasan
Data fokus pada kasus di atas adalah perawat kontrak waktu kepada pasien dan keluarga pasien
untuk mengganti cairan infus pasien tetapi tidak datang. Maka perawat melanggar prinsip Fidelity
karena tidak menepati janji (setia) kepada pasien. Prinsip etik kedua yang dilanggar oleh perawat
adalah Non Malaficience karena pasien telah dirugikan atau dibuat tidak nyaman karena darah
pasien mengalir ke selang infus.
13. 29. Seorang perempuan usia 40 tahun dibawa ke UGD dengan kondisi luka bakar akibat ledakan
kompor gas sejak 30 menit yang lalu. Hasil pengkajian GCS 8, luka bakar derajat III pada wajah,
leher, dada, abdomen, kedua tangan, sulit bernapas, keluar lendir berwarna hitam, retraksi
sternum dan bunyi napas stridor. TD 90/60 mmHg, frekuensi napas 32 x/mnt, frekuensi nadi 116
x/mnt, suhu 36,2 o
C dan SpO2 83%. Perawat melakukan penghisapan lendir dan memberikan
bantuan oksigen NRM 12 L/mnt. Apakah tindakan keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
a. Membersihkan luka dengan NaCl 0,9% dan sabun luka
b. Menyiram luka dengan air dingin minimal 20 menit
c. Menutup luka dengan kassa steril
d. Memasang endotracheal (ETT)
e. Memberikan cairan infus
Jawaban D. Memasang endotrakeal (ETT)
Pembahasan : Data focus yang mendukung GCS 8, terdengar bunyi napas tambahan yakni bunyi
stridor dan frekuensi napas 32x/mnt. Bunyi stridor adalah bunyi napas tambahan/sumbatan jalan
nafas akibat edema pada jalan nafas atas. Maka tindakan yang tepat adalah memasang ETT
(Endotracheal tube) agar jalan nafas paten/bebas. Ketika pasien mengalami gangguan airway
(jalan nafas), maka harus segera membebaskan jalan nafas pasien. Tindakan lainnya boleh
dilakukan setelah airway pasien tertangani.
30. Seorang laki-laki usia 40 tahun dibawa ke UGD dengan keluhan sesak napas sejak 1 jam yang lalu.
Pasien riwayat tumor otak. Hasil pengkajian kesadaran delirium, mulut kering, tangan mengalami
tremor, tiba-tiba kejang dan pola napas Biot.TD 140/70 mmHg, frekuensi nadi 60 x/mnt, frekuensi
napas 28 x/mnt, suhu 38o
C dan SpO2 80%. Hasil pemeriksaan Lab AGD pH 7,50, PaO2 58 mmHg,
PCO2 28 mmHg, HCO3 23 mEq/L. Apakah masalah keperawatan prioritas pada kasus tersebut?
a. Hipertermia
b. Pola napas tidak efektif
c. Gangguan pertukaran gas
d. Kekurangan volume cairan
e. Risiko perfusi serebral tidak efektif
Jawaban C. Gangguan pertukaran gas
Pembahasan
Data fokus sesak napas, frekuensi napas 28 x/mnt dan data yang paling utama adalah nilai PCO2
yang abnormal (menurun). Hal ini menunjukkan pasien mengalami alkalosis respiratorik. Maka
jawaban yang tepat adalah gangguan pertukaran gas. Memang pilihan jawaban lainnya potensial
untuk dipilih sebagai jawabannya karena datanya terdapat pada kasus. Namun masalah
keperawatan gangguan pertukaran gas lebih mengancam nyawa dibandingkan dengan masalah
keperawatan lainnya. Sehingga yang harus diprioritaskan adalah gangguan pertukaran gas.
31. Seorang perempuan berusia 40 tahun dibawa ke UGD dengan kondisi luka bakar akibat ledakan
kompor gas sejak 30 menit yang lalu. Hasil pengkajian GCS 8, sulit bernapas, retraksi intercostal,
14. luka bakar pada leher, kepala, dada, abdomen, kerusakan pada seluruh lapisan kulit, bunyi napas
stridor, CRT >3 detik, dan SpO2 80%. TD 90/50 mmHg, frekuensi nadi 130 x/mnt, frekuensi napas
32 x/mnt, dan suhu 38 o
C. Hasil laboratoriumAGD pH 7,28, PaO2 56 mmHg, PCO2 52 mmHg, HCO3
29 mEq/L, BE -2 mEq/L. Apakah interpretasi hasil AGD pada kasus tersebut?
a. Asidosis metabolik
b. Alkalosis metabolik
c. Asidosis respiratorik
d. Alkalosis respiratorik
e. Asidosis respiratorik terkompensasi
Jawaban E. Asidosis respiratorik terkompensasi
Pembahasan
Data focus pH 7,28 = pH yang <7,35 menandakan Asidosis. PCO2 52 = pH menurun dan PCO2
meningkat diinterpretasikan sebagai Asisdosis Respiratorik. PCO2 dan HCO3 meningkat berarti
terkompensasi
Nilai gas darah arteri atau Arterial Blood Gas (ABG) berguna untuk mengkaji status pernapasan
dan keseimbangan asam basa; ABG adalah pengukuran pertukaran gas secara sistemik. Dengan
membandingkan pH, PaCO2 dan HCO3, kemampuan tubuh untuk mengkompensasi
keseimbangan asam basa, dapat dikaji; nilai PO2 yang mengindikasikan ada tidaknya hipoksemia.
Nilai Normal AGD
PH 7,35 – 7,45
PCO2 35 – 45 mmhg
HCO3 21 – 28 mEq / L
BE -2 s/d 2
Menginterpretasikan nilai ABG melibatkan 3 langkah :
- Langkah 1 : Kaji pH untuk menentukan ada asidosis atau alkalosis
- Langkah 2 : Kaji PaCO2 untuk menentukan penyebab dari ketidakseimbangan asam basa
apakah karena pernapasan (respiratorik) atau metabolik. Jika nilai pH dan PaCO2 bergerak ke
arah berlawanan (pH meningkat dan PCO2 menurun atau pH menurun dan PaCO2
meningkat), ketidakseimbangan terjadi secara alamiah karena pernapasan (Respiratorik)
- Langkah 3 : Kaji HCO3 untuk menentukan penyebab dari ketidakseimbangan asam basa
adalah metabolik. Jika pH dan HCO3 berpindah ke arah yang sama (pH meningkat dan HCO3
meningkat, atau pH menurun dan HCO3 menurun), ketidakseimbangan terjadi secara alamiah
karena metabolik.
15. Ketika terjadi ketidakseimbangan asam basa, tubuh akan berusaha untuk mengkompensasi dan
membuat pH menjadi normal. Hasil dari upaya ini bisa jadi tidak terkompensasi, terkompensasi
sebagian, atau terkompensasi penuh.
Gangguan Keseimbangan Asam Basa
Disorder PH Primer Respon Kompensasi
Asidosis
Metabolik
HCO3 PCO2
Alkalosis
Metabolik
HCO3 PCO2
Asidosis
Respiratorik
PCO2 HCO3
Alkalosis
Respiratorik
PCO2 HCO3
Catatan :
- Murni : PCO2 dan HCO3 ada yang normal
- Terkompensasi penuh : PH normal
- Terkompensasi sebagian : Tidak ada yang normal
16. 32. Seorang laki-laki usia 45 tahun dibawa ke UGD dengan kondisi penurunan kesadaran. Hasil
pengkajian henti nafas dan henti jantung. Perawat melakukan resusitasi jantung paru selama 10
siklus. Saat dievaluasi, arteri karotis teraba tapi belum bernapas spontan. Apakah tindakan
keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
a. Melakukan DC shock
b. Melanjutkan kompresi dada
c. Memberikan ventilasi 2 kali
d. Melakukan recovery position
e. Memberikan ventilasi 10 x/mnt
Jawaban E. Memberikan ventilasi 10 x/mnt
Pembahasan : data fokus yang mendukung adalah saat dievaluasi arteri karotis teraba. Hal ini
menandakan jantung sudah berdenyut dan data yang kedua adalah belum bernapas spontan
menandakan kebutuhan oksigenasi pasien belum terpenuhi. Ketika arteri karotis sudah teraba
dan pasien belum bernafas spontan, tindakan yang dilakukan adalah memberikan ventilasi
(bantuan oksigen) 10 x/mnt atau 1 kali setiap 6 detik. Pilihan A tidak tepat. DC Shock dilakukan
ketika pasien mengalami ventrikel takikardia tanpa nadi dan ventrikel fibrilasi. Pilihan B tidak
tepat juga. Indikasi dilakukan kompresi dada adalah ketika nadi tidak teraba (henti jantung) dan
tidak ada pengembangan dada (henti nafas). Pilihan C juga kurang tepat. Karena kebutuhan
oksigen pasien tidak cukup ketika hanya diberikan ventilasi 2 kali. Pilihan D tidak tepat pula.
Karena indikasi melakukan recovery position ketika kondisi pasien sudah stabil.
33. Seorang laki-laki usia 40 tahun dibawa ke UGD dengan kondisi penurunan kesadaran akibat
kecelakaan lalu lintas sejak 30 menit yang lalu. Hasil pengkajian GCS 10, sesak napas, pucat,
fraktur tertutup pada 1/3 tibia fibula dan nampak lendir yang banyak pada mulut. Perawat
melakukan suction. TD 130/70 mmHg, frekuensi nafas 32 x/mnt, frekuensi nadi 110 x/mnt, suhu
37 o
C dan SpO2 90%. Apakah yang perlu dievaluasi dari tindakan perawat pada kasus tersebut?
a. Bunyi napas
b. Tekanan darah
c. Frekuensi napas
d. Saturasi oksigen
e. Tingkat kesadaran
Jawaban A. Bunyi napas
Pembahasan
Data fokus yang menunjang perawat melakukan suction. Indikasi dilakukan suction adalah ketika
muncul bunyi napas abnormal pada pasien yakni tidak mampu mengeluarkan lendir secara
spontan, banyak lendir pada jalan nafas atas dan terdengar bunyi nafas gurgling. Maka yang harus
dievaluasi setelah melakukan suction adalah bunyi nafas pasien apakah masih terdengar bunyi
nafas gurgling atau sudah hilang
34. Seorang laki-laki usia 24 tahun dibawa ke UGD dengan kondisi perdarahan pada abdomen akibat
luka tusuk sejak 30 menit yang lalu. Hasil pengkajian, kesadaran apatis, membran mukosa pucat,
17. akral dingin dan CRT 5 detik. TD 90/60 mmHg, frekuensi nadi 110 x/mnt dan frekuensi napas 24
x/mnt. Perawat melakukan bebat tekan pada luka dan memberikan posisi modified
Trendelemburg. Apakah tindakan keperawatan selanjutnya yang tepat pada kasus tersebut?
a. Menjahit luka
b. Memasang kateter
c. Memberikan oksigen
d. Memberikan posisi semifowler
e. Memberikan infus cairan 2 line
Jawaban E. Memberikan infus cairan 2 line
Pembahasan
Data fokus yang membran mukosa pucat, akral dingin, CRT 5 detik, TD 90/60 mmHg dan frekuensi
nadi 110 x/mnt. Hal ini menunjukkan pasien mengalami risiko syok hipovolemik akibat kurang
volume cairan. Pada kasus di atas perawat sudah melakukan bebat tekan sebagai tindakan awal
untuk mengontrol perdarahan dan memberikan posisi modified Trendelemburg. Maka tindakan
selanjutnya adalah memberikan infus cairan 2 line untuk mengganti volume cairan yang telah
hilang.
35. Seorang laki-laki usia 40 tahun dibawa ke UGD dengan keluhan sesak napas akibat luka tusuk pada
dada kiri sejak 30 menit yang lalu. Hasil pengkajian GCS 15, nyeri dada kiri skala 6, wajah pucat,
deviasi trakea ke kanan, tekanan vena jugularis dextra meningkat, pengembangan dada tidak
simetris, perkusi thoraks sinistra hiperresonan, bunyi napas pada dinding dada kiri menurun, dan
suara jantung menjauh. TD 90/60 mmHg, frekuensi nadi 120 x/mnt, frekuensi napas 32 x/mnt dan
SpO2 90%. Terpasang Oksigen NRM 12 L/mnt. Apakah tindakan keperawatan yang tepat pada
kasus tersebut?
a. Memberikan bantuan oksigen bag-valve-mask
b. Melakukan needle dekompresi pada ICS 2
c. Kolaborasi pemberian obat analgetik
d. Mencabut benda yang menancap
e. Memasang chest tube
Jawaban B. Melakukan needle dekompresi pada ICS 2
Pembahasan
Data fokus pada kasus di atas adalah sesak napas, luka tusuk pada dada kiri, deviasi trakea ke
kanan, tekanan vena jugularis meningkat, pengembangan dada tidak simetris, perkusi thoraks
hiperresonan, bunyi nafas dada kiri menurun, suara jantung menjauh dan frekuensi napas 32
x/mnt. Data ini menandakan pasien mengalami tension pneumothoraks yakni adanya
penumpukan udara dalam rongga thoraks. Kondisi ini mengakibatkan pasien mengalami
gangguan breathing (pernapasan). Maka tindakan yang tepat adalah harus mengeluarkan udara
dengan cara melakukan needle dekompresi pada ICS ke 2 garis mid axilaris agar paru-paru kembali
terisi oksigen segara maksimal. Pilihan E kurang tepat karena chest tube / WSD dilakukan hanya
pada kondisi terdapat cairan di dalam rongga pleura atau thoraks. Pilihan D tidak boleh dilakukan
oleh perawat karena benda yang tertancap berfungsi sebagai tampon. Jika dicabut, berisiko
terjadi perdarahan. Pilihan C kurang tepat karena walaupun pasien diberikan analgetik, masalah
18. pada breathing tidak akan teratasi. Pilihan A kurang tepat karena meskipun diberikan oksigen
dengan konsentrasi tinggi, tidak akan maksimal dan masalah pada breathing tidak teratasi karena
paru-paru tidak mengalami kembang kempis secara maksimal dan bahkan paru-paru berisiko
kolaps akibat adanya tekanan udara dan juga menempati sebagian ruang pada paru-paru.
36. Seorang perempuan berusia 25 tahun G1P0A0 hamil 35 minggu datang ke poli KIA untuk
konsultasi kehamilan. Hasil pengkajian diperoleh data pasien sering sesak bila melakukan aktivitas
dan sulit untuk melakukan mobilisasi. Observasi tanda-tanda vital TD: 110/70mmHg, Frekuensi
Nafas: 24x/menit dan Frekuensi Nadi: 88x/menit. Apakah masalah utama pada kasus?
A. Gangguan mobilisasi
B. Gangguan jalan nafas
C. Gangguan oksigenisasi
D. Gangguan rasa nyaman
E. Kurangnya pengetahuan
Pembahasan
Data-data pada kasus menggambarkan kondisi sesak nafas yang secara fisiologis dialami pada ibu
hamil trimester III akibat pembesaran rahim yang mendorong diafragma kearah atas sebesar 4
cm, yang dapat menimbulkan penurunan ekspansi paru dalam berinspirasi (pengisian oksigen)
dan berekspirasi (mengeluarkan karbonmonoksida)
Kunci Jawaban: C
37. Seorang perempuan berusia 25 tahun G1P0A0 datang ke poli KIA untuk melakukan pemeriksaan
kehamilan. Hasil pengkajian diperoleh data HPHT tanggal 6 April 2019, dan Observasi tanda-tanda
vital TD: 110/70mmHg, Frekuensi Nafas: 20x/menit dan Frekuensi Nadi: 88x/menit
Kapankah taksiran persalinan pada kasus?
A. 13 Januari 2019
B. 12 Januari 2019
C. 13 Januari 2020
D. 13 Februari 2019
E. 12 Februari 2020
Pembahasan
Menghitung taksiran persalinan dihitung dengan mengetahui data HPHT. Dimana tanggal tanggal,
bulan dan tahun HPHT dihitung menggunakan rumus Negel’s Rule yaitu hari + 7 bulan – 3 dan
tahun +1. Pilihan jawaban A, B, D dan E tidak tepat.
Strategi mengerjakan soal: fokus pada data HPHT yaitu tanggal 6 April 2019 dimana tanggal di
tambah 7, bulan dikurangi 3 dan tahun ditambah 1 maka hasil yang diperoleh adalah: 13 Januari
2020.
Kunci Jawaban: C
38. Seorang perempuan berusia 23 tahun G1P0A0 datang ke poli KIA untuk melakukan pemeriksaan
kehamilan. Hasil pengkajian diperoleh data HPHT tanggal 16 Januari 2018, TFU 28 centimeter dan
Observasi tanda-tanda vital TD: 110/70mmHg, Frekuensi Nafas: 20x/menit dan Frekuensi Nadi:
88x/menit
Berapakah usia kehamilan pada kasus?
A. 32 minggu
B. 30 minggu
C. 31 minggu
19. D. 28 minggu
E. 22 minggu
Rasional: Hasil pemeriksaan fisik pada abdomen ditemukan TFU 28 cm dengan pengukuran
menggunakan meteran dari syimphisis ke fundus uteri pada leopold 1. Rumus Mc.Donald TFU
dalam cm x 8 : 7 maka diperoleh hasil: 32 minggu. Pilihan jawaban B, C, D dan E tidak tepat.
Strategi mengerjakan soal: fokus pada hasil pengukuran dengan menggunakan alat meteran
pada tinggi fundus uteri pada leopold 1, selanjutnya hasil yang diperoleh dihitung dengan
menggunakan rumus Mc. Donald.
Kunci Jawaban: A
39. Seorang perempuan berusia 22 tahun G1P0A0 hamil 38 minggu, datang ke poli KIA untuk
pemeriksaan kehamilan. Hasil pengkajian pada daerah abdomen dengan palpasi leopold
diperoleh pada dareah fundus terdapat bokong, pada sisi kanan perut ibu teraba punggung janin
dan presentasi kepala belum masuk PAP.
Apakah tindakan selanjutnya pada kasus?
a. Mencari daerah pungtum maksimum
b. Klarifikasi pada arteri radialis ibu
c. Melakukan pemeriksaan DJJ
d. Pastikan kembali posisi janin
e. Menilai kontraksi rahim
Rasional:
Pemeriksaan leopold dapat dijadikan indikator untuk menilai DJJ janin. Penilaian DJJ janin
dilakukan dengan mengetahui hasil pemeriksaan leopold dua yaitu untuk mengetahui apa yang
ada pada sisi kanan dan sisi kiri perut ibu. Pemeriksa merasakan pada salah satu sisi kiri dan kanan
perut ibu yaitu panjang rata dan tidak terputus-putus. Pilihan jawaban A, B, D, dan E tidak tepat.
Strategi mengerjakan soal: Pemeriksaan DJJ dilakukan setelah pemeriksaan leopold untuk
mengetahui letak punggung janin dan area punctum maksimum.
Kunci Jawaban: C
40. Seorang perempuan berusia 32 tahun hamil 28 minggu datang ke poli KIA untuk konsultasi
kehamilan. Hasil pengkajian diperoleh data pasien telah memiliki anak hidup dua, dan riwayat
mengalami keguguran pada anak ke tiga.
Apakah status obstetri pada pada kasus?
a. G3P2A1
b. G4P2A1
c. G3P2
d. G4P2
e. G5P2A1
Rasional: Status paritas pada kasus menunjukkan bahwa pasien sedang hamil anak ke empat,
dengan riwayat anak hidup dua orang dan abortus satu kali maka status obstetri pada pasien
adalah G4P2A1. Pilihan A, C, D dan E kurang tepat karena tidak sesuai dengan data yang
ditemukan pada kasus saat anamnesa
20. Strategi mengerjakan soal: fokus pada pertanyaan di kasus tersebut yaitu tentang status obstetrik
atau paritas, sehingga seharusnya jawaban yaitu pada pilihan B.
Kunci Jawaban: B
41. Seorang perempuan berusia 22 tahun G1P0A0 hamil 40 minggu, inpartu berada dikamar bersalin.
Hasil pengkajian diperoleh data pasien gelisah, keluar keringat banyak, dan mengerang kesakitan.
Observasi kontraksi uterus frekuensi 4-5x/menit, intensitas berat, durasi >40 detik
Apakah tindakan selanjutnya pada kasus?
A. Melakukan pemeriksaan dalam
B. Memimpin meneran
C. Pecahkan ketuban
D. Mengatur posisi
E. Mempersiapkan alat-alat persalinan
Rasional: Data pada kasus menunjukkan pasien inpartu sedang berada pada kala dua. Bila akan
dipimpin meneran maka harus dipastikan kemajuan persalinan dengan melakukan pemeriksaan
dalam. Pilihan B, C, D dan E kurang tepat karena tidak sesuai dengan data yang ditemukan pada
kasus saat anamnesa
Strategi mengerjakan soal: fokus pada pertanyaan pada kasus yaitu tentang tindakan pada pasien
inpartu berada pada kala dua jawaban yaitu pada pilihan B.
Kunci Jawaban: A
42. Seorang perempuan berusia 26 tahun P1A0 berada diruang nifas dengan keluhan rasa nyeri pada
daerah kemaluan. Hasil pengkajian diperoleh data terdapat luka episiotomi, kemerahan, edema,
kebiruan dan sekresi negatif. Observasi tanda-tanda vital TD: 110/70mmHg, Frekuensi Nafas:
20x/menit dan Frekuensi Nadi: 88x/menit
Apakah tindakan utama pada kasus?
A. Vulva hygiene
B. Mobilisasi dini
C. Penkes perawatan luka
D. Berikan nutrisi adekuat
E. Perawatan luka episiotomi
Rasional: Data pada kasus menunjukkan pasien berada pada masa nifas dengan terdapat luka
episiotomy pada area perineum. Luka episiotomi dilakukan guna memudahkan presentasi janin
dapat melalui jalan lahir dan mencegah terjadinya rupture pada perineum. Pilihan A, B, D dan E
kurang tepat karena tidak sesuai dengan data yang ditemukan pada kasus.
Strategi mengerjakan soal: fokus pada pertanyaan pada kasus yaitu tentang tindakan pada pasien
masa nifas yang dilakukan episiotomi, jawaban yang tepat pada kasus C.
Kunci Jawaban: C
43. Seorang perempuan berusia 23 tahun datang ke unit gawat darurat maternitas dengan keluhan
perdarahan. Hasil pengkajian diperoleh data pasien mengeluh pusing, lemas, tampak muka pucat,
perdarahan yang terjadi pada awal kehamilan, berwarna merah terang, konsistensi cair, dan
menggunakan dua pembalut penuh. Observasi tanda-tanda vital TD: 110/70mmHg, Frekuensi
Nafas: 20x/menit Frekuensi Nadi: 88x/menit dan kapilari refil >3 detik.
21. Apakah masalah utama pada kasus?
A. Kurangnya volume cairan dan elektrolit
B. Gangguan Keseimbangan cairan
C. Gangguan perfusi jaringan
D. Resiko Injuri maternal
E. Resiko Injuri Fetal
Rasional: Kondisi perdarahan pada awal masa kehamilan dapat disebabkan oleh: hasil konsepsi
yang tidak berimplantasi pada tempatnya (KET), hasil konsepsi yang tidak mampu bertahan hidup
diluar Rahim, dan mola hidatidosa. Tanda dan gejala perdarahan yang menimbulkan kondisi
kapilari refil melambat menandakan adan gangguan sirkulasi ke pembuluh darah perifer. Pilihan
A, B, D dan E kurang tepat karena tidak sesuai dengan data yang ditemukan pada kasus.
Strategi mengerjakan soal: fokus pada pertanyaan pada kasus tentang tindakan pada pasien yang
mengalami perdarahan pada awal masa kehamilan.
Kunci Jawaban: C
44. Seorang perempuan berusia 22 tahun datang ke unit emergenci maternitas dengan keluhan mual
dan muntah pada pagi hari. Hasil pengkajian diperoleh data pasien mengeluh pusing, lemas, muka
pucat, kelopak mata cekung dan turgor kulit melambat. Observasi tanda-tanda vital TD:
110/70mmHg, Frekuensi Nafas: 20x/menit, dan Frekuensi Nadi: 88x/menit.
Apakah masalah utama pada kasus?
a. Gangguan rasa nyaman
b. Kekurangan volume cairan
c. Resiko kekurangan volume cairan
d. Resiko syok (hipovolemik)
e. Ketidakseimbangan nutrisi kurang
Rasional: Pada masa kehamilan terjadi adaptasi pada system tubuh sebagai akibat adanya
kehamilan. Kondisi mual dan muntah yang berlebihan dapat menimbulkan resiko dehidrasi
dengan tanda dan gejala kelopak mata cekung dan turgor kulit melambat. Pilihan A, B, D dan E
kurang tepat karena tidak sesuai dengan data yang ditemukan pada kasus.
Strategi mengerjakan soal: fokus pada pertanyaan pada kasus tentang tindakan pada pasien yang
mengalami resiko dehidrasi sebagai akibat mual dan muntah karena kehamilan.
Kunci Jawaban: C
45. Seorang perempuan berusia 33 tahun datang ke unit emergenci maternitas dengan pusing dan
penglihatan ganda. Hasil pengkajian diperoleh data pasien mengeluh nyeri pada daerah
epigastrium, sesak nafas serta bengkak pada kaki dan tangan. Observasi tanda-tanda vital TD:
160/110mmHg, Frekuensi Nafas: 24x/menit, Frekuensi Nadi: 88x/menit.
Apakah masalah utama pada kasus?
A. Resiko cidera
B. Resiko Injuri Fetal
C. Resiko Injuri maternal
D. Gangguan perfusi jaringan cerebral
E. Kurangnya volume cairan dan elektrolit
22. Rasional: Penyakit yang timbul pada masa kehamilan antara lain adalah PEB. PEB akan
menimbulkan spasme pada pembuluh darah arteriola sehingga sirkulasi pada organ vital seperti
ginjal akan terganggu pada fungsi filtrasi. Akibat filtrasi yang terganggu maka protein akan
tereksresi sehingga mengganggu tekanan onkotik dalam sel. Pilihan A, B, D dan E kurang tepat
karena tidak sesuai dengan data yang ditemukan pada kasus.
Strategi mengerjakan soal: fokus pertanyaan prioritas masalah keperawatan pada pasien hamil
yang mengalami PEB.
Kunci Jawaban: C
46. Seorang perempuan berusia 22 tahun datang ke unit emergenci maternitas dengan keluhan
adanya bercak darah dari kemaluan. Hasil pengkajian diperoleh data pasien G1P0A0 hamil 16
minggu, mengeluh cemas akan kehamilannya, pusing, dan lemas. Observasi tanda-tanda vital TD:
110/70mmHg, Frekuensi Nafas: 20x/menit dan Frekuensi Nadi: 88x/menit.
Apakah intervensi utama pada kasus?
A. Tirah baring
B. Suport pasangan
C. Kurangi aktivitas
D. Kontrol KIA secara teratur
E. Penkes pada ibu hamil dan pasangan
Rasional: Bercak darah pada masa kehamilan merupakan tanda dan gejala yang dapat
mengancam terhadap janin. Pada kondisi tersebut untuk mempertahankan kehamilan maka
upaya yang dilakukan adalah dengan tirah baring untuk menghindari bercak darah yang semakin
banyak. Pilihan B, C, D dan E kurang tepat karena tidak sesuai dengan data yang ditemukan pada
kasus.
Strategi mengerjakan soal: fokus pertanyaan prioritas masalah keperawatan pada pasien hamil
yang mengalami PEB.
Kunci Jawaban: A
47. Seorang perempuan berusia 22 tahun dirawat di ruang nifas dengan perdarahan setelah 2 jam
post partum. Hasil pengkajian diperoleh data pasien mengeluh pusing, lemas, muka pucat, tinggi
fundus uteri 1 jari diatas pusat, dan teraba lunak. Observasi tanda-tanda vital TD: 100/70mmHg,
Frekuensi Nafas: 20x/menit dan Frekuensi Nadi: 88x/menit.
Apakah intervensi utama pada kasus?
A. Posisi
B. Tirah baring
C. Massage uterus
D. Cek kelengkapan placenta
E. Observasi tanda-tanda vital
Rasional: Perdarahan pada masa post partum dapat terjadi akibat kontraksi uterus yang menurun
sehingga saat dipalpasi rahim teraba lembek. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan
kontraksi uterus adalah dengan melakukan kompresi bimanual eksternal dan internal serta
23. berkolaborasi pemberikan suntikan syntocynon Pilihan A, B, D dan E kurang tepat karena tidak
sesuai dengan data yang ditemukan pada kasus.
Strategi mengerjakan soal: fokus pertanyaan adalah pada prioritas tindakan keperawatan pada
perempuan yang mengalami perdarahan pada masa nifas.
Kunci Jawaban: C
48. Seorang perempuan berusia 22 tahun dirawat di ruang nifas dengan keluhan demam setelah
melahirkan anak yang ke tiga. Hasil pengkajian diperoleh data karakteristik lochea rubra,
menggunakan dua pembalut penuh, konsistensi cair dan berbau busuk. Observasi tanda-tanda
vital TD: 110/70mmHg, Suhu 390
C, Frekuensi Nafas: 20x/menit dan Frekuensi Nadi: 88x/menit.
Apakah masalah utama pada kasus?
a. Hipertermia
b. Resiko cidera
c. Resiko infeksi
d. Kekurangan volume cairan
e. Ketidakefektifan termoregulasi
Rasional: Infeksi post partum terjadi pada 2x24jam dengan tanda dan gejala peningkatan suhu
tubuh dan karakteristik lochea berbau busuk. Pilihan B, C, D dan E kurang tepat karena tidak sesuai
dengan data yang ditemukan pada kasus.
Strategi mengerjakan soal: fokus pertanyaan adalah pada prioritas masalah keperawatan pada
perempuan yang mengalami infeksi pada masa nifas.
Kunci Jawaban: A
49. Seorang perempuan berusia 45 tahun datang ke poli KIA dengan keluhan perdarahan setelah
melakukan hubungan seksual dengan pasangan. Hasil pengkajian diperoleh data pasien sering
mengalami keputihan, gatal, warna kehijauan, konsistensi kental dan berbau.
Apakah pemeriksaan penunjang pada kasus?
A. Usapan vagina
B. Colposkopi
C. USG transvaginal
D. Biopsi
E. Pap smear
Rasional: Ciri khas dari ca cervik adalah perdarahan pasca berhubungan yang terjadi pada usia
dengan rata-rata >35 tahun. Faktor penyebab Ca. Cervik terjadi karena sering berganti-ganti
pasangan, infeksi organ reproduksi dan transmisi dari virus HPV. Pemeriksaan penunjang penting
dilakukan untuk memastikan terjadinya Ca. Cervik. Pilihan A, B, C dan E kurang tepat karena tidak
sesuai dengan data yang ditemukan pada kasus.
Strategi mengerjakan soal: fokus pertanyaan adalah pada prioritas masalah keperawatan pada
perempuan yang mengalami infeksi pada masa nifas.
Kunci Jawaban: D
24. 50. Seorang perempuan berusia 37 tahun datang ke poli KIA dengan keluhan keputihan, gatal dan
berbau. Hasil pengkajian diperoleh data pada daerah genital pasien tampak kemerahan dan lecet.
Observasi tanda-tanda vital Tekanan Darah 110/70mmHg, Frekuensi Nadi 88x/menit, dan
Frekuensi nafas 20x/menit.
Apakah pemeriksaan penunjang pada kasus?
A. Usapan vagina
B. Colposkopi
C. USG transvaginal
D. Biopsi
E. Pap smear
Rasional: Infeksi organ reproduksi terjadi karena faktor kebersihan yang buruk pada daerah
genital. Pemeriksaan penunjang usapan vagina dilakukan untuk mengetahui jenis
mikroorganisme. Jenis mikroorganisme dapat diketahui dengan melakukan kultur untuk
mengetahui jenis kuman yang dapat berupa bakteri, jamur, amuba dan protozoa, sehingga tepat
pemberian antibiotika. Pilihan B, C D dan E kurang tepat karena tidak sesuai dengan data yang
ditemukan pada kasus.
Strategi mengerjakan soal: fokus pertanyaan adalah pada pemeriksaan penunjang pada
perempuan yang mengalami infeksi pada organ reproduksi.
Kunci Jawaban: A
51. Seorang perempuan berusia 18 tahun datang ke klinik KIA dengan keluhan nyeri saat haid. Hasil
pengkajian diperoleh data nyeri yang dirasakan pada daerah syimpisis. Nyeri seperti tertusuk
benda tajam hingga tidak mampu untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Apakah intervensi utama pada kasus?
A. Kompres hangat
B. Posisi
C. Massage pada daerah simphisis
D. Exercise
E. Diit
Rasional: Nyeri hebat saat haid disebut dengan istilah dysmenore. Kondisi ini disebabkan karena
meningkatnya hormone prostaglandin yang dapat menimbulkan vasokontriksi pada otot-otot
myometrium uterus. Intervensi yang tepat adalah dengan melaukan distraksi dengan pemberian
kompres hangat pada daerah simphisis pubis agar terjadi vasodilatasi. Pilihan B, C D dan E kurang
tepat karena tidak sesuai dengan data yang ditemukan pada kasus.
Strategi mengerjakan soal: fokus pertanyaan adalah intervensi keperawatan pada perempuan
yang mengalami nyeri hebat saat haid.
Kunci Jawaban: A
52. Seorang bayi laki-laki baru lahir menangis kuat, gerakan aktif, badan merah, extremitas pucat,
nadi lebih dari 100 per menit dengan BB: 3500 gram, dan PB: 50 cm,
Berapakah nilai APGAR bayi tersebut?
A. 10
B. 9
C. 8
D. 7
25. E. 6
Rasional: Penilaian APGAR score dilakukan untuk menilai kondisi janin apakah dalam kondisi bayi
normal Nilai APGAR 7-10; Nilai APGAR 4-6: Asfiksia ringan; Nilai APGAR 0-3 : Asfiksia berat.
APGAR score dinilai pada masing-masing komponen dengan nilai 2 bila pada kondisi normal, nilai
1 dan 0 pada dan bila ada kondisi abnormal b masing-masing Pilihan A, C, D dan E kurang tepat
karena tidak sesuai dengan data yang ditemukan pada kasus.
Strategi mengerjakan soal: fokus pertanyaan adalah pada penilaian APGARA score pada bayi
segera setelah lahir.
Kunci Jawaban: B
53. Seorang perempuan berusia 25 tahun inpartu berada di kamar bersalin dan telah melahirkan bayi
laki-laki, dengan kondisi menangis spontan dan dilakukan pembersihan pada daerah mulut dan
hidung.
Apakah tindakan yang harus dilakukan perawat selanjutnya?
A. Klem tali pusat dengan jarak 3-5 cm dari insersi bayi
B. Klem tali pusat dengan klem ke 2 dengan jarak 0,5-1 cm
C. Letakkan kassa di daerah tali pusat yang akan digunting
D. Desinfektan daerah yang mau digunting
E. Gunting tali pusat dengan hati-hati
Rasional: Persalinan terdiri dari empat kala, yaitu: kala 1: pembukaan, kala 2: pengeluaran, kala
3: pengeluaran placenta dan kala 4: observasi adanya kondisi perdarahan. Pada kala 2 setelah
dilakukan pembersihan jalan nafas bayi maka tindakan selanjutnya adalah pemotongan tali pusat.
Pemotongan tali pusat dari pangkal umbilicus 5 cm dilakukan klem tali pusat pertama dan
selanjutnya dipasang klem kedua dengan jarak 2-3cm dari klem pertama. Pilihan B, C, D dan E
kurang tepat karena tidak sesuai dengan data yang ditemukan pada kasus.
Strategi mengerjakan soal: fokus pertanyaan adalah pada tahapan prosedur setelah dilakukan
pembersihan jalan nafas yaitu pemotongan tali pusat dengan memperhatikan jarak tertentu.
Kunci Jawaban: A
54. Seorang perempuan berusia 32 tahun datang ke poli klinik KIA untuk memeriksakan kehamilan.
Hasil anamnesa diperoleh data pasien memiliki anak pertama laki-laki berusia 24 tahun, anak
kedua perempuan berusia 20 tahun, anak ketiga perempuan berusia 15 tahun dan riwayat anak
ke tiga keguguran pada kehamilan usia 16 minggu.
Apakah status obstetri pada kasus diatas?
a. G3P2A1
b. G5P3A1
c. G3P2A0
d. G4P2A0
e. G4P1A1
Rasional: Status paritas pada kasus menunjukkan bahwa pasien hamil anak ke lima, dengan anak
hidup tiga orang dan pengalaman abortus satu kali maka status obstetri pada pasien adalah
26. G5P3A1. Pilihan A, C, D dan E kurang tepat karena tidak sesuai dengan data yang ditemukan pada
kasus saat anamnesa
Strategi mengerjakan soal: fokus pada pertanyaan di kasus tersebut yaitu tentang status obstetrik
atau paritas, sehingga seharusnya jawaban yaitu pada pilihan B.
Kunci Jawaban: B
55. Seorang perempuan berusia 22 tahun datang ke poli klinik KIA untuk memeriksakan kehamilan.
Hasil pemeriksaan fisik diperoleh data tinggi fundus pasien 35cm, PUKA, presentasi kepala belum
masuk pintu atas panggul.
Berapakah usia kehamilan pasien pada kasus diatas?
A. 21 Minggu
B. 24 Minggu
C. 28 Minggu
D. 32 Minggu
E. 40 Minggu
Rasional: Hasil pemeriksaan fisik pada abdomen ditemukan TFU 35cm dengan pengukuran
menggunakan meteran dari syimphisis ke fundus uteri pada leopold 1. Rumus Mc.Donald TFU
dalam cm x 8 : 7 maka diperoleh hasil: 40 minggu. Pilihan jawaban A, B, C dan D tidak tepat.
Strategi mengerjakan soal: fokus pada hasil pengukuran dengan menggunakan alat meteran
pada tinggi fundus uteri pada leopold 1, selanjutnya hasil yang diperoleh dihitung dengan
menggunakan rumus Mc. Donald.
Kunci Jawaban: E
56. Seorang perempuan berusia 22 tahun datang ke poli klinik KIA untuk memeriksakan kehamilan.
Hasil anamnesa diperoleh data HPHT pasien 15 Agustus 2019. Observasi tanda-tanda vital TD:
110/70mmHg, Frekuensi Nadi 88x/menit, Frekuensi Nafas 20x/menit dan Suhu 37C.
Kapankah taksiran persalinan pasien pada kasus diatas?
a. 22-06-2020
b. 22-07-2020
c. 22-05-2020
d. 21-05-2020
e. 21-06-2020
Rasional: Perhitungan taksiran persalinan dihitung dari HPHT pasien dan dengan menggunakan
rumus Nagle dengan hari + 7 bulan -3 dan tahun + 1. Pilihan jawaban A, B, D dan E tidak tepat.
Strategi mengerjakan soal: fokus pada HPHT pasien dan gunakan rumus Nagle
Kunci Jawaban: C
57. Seorang perempuan, usia 25 tahun, datang ke unit gawat darurat, dengan keluhan perdarahan
pada awal masa kehamilan. Hasil pemeriksaan fisik diperoleh data: pasien mengeluh pusing dan
lemas, muka pucat, conjunctiva anemis, kapilari refil >3 detik. Pasien juga G1P0A0, TD:
90/60mmHg, Nadi: 125x/mnt, Suhu 37,5⁰C, Pernafasan 22x/mnt.
27. Apa prioritas masalah keperawatan pada kasus diatas?
A. Resiko injuri fetal
B. Resiko injuri maternal
C. Resiko tinggi gawat janin
D. Gangguan perfusi jaringan
E. Deficit volume cairan dan elektrolit
Rasional: Perdarahan pada masa kehamilan dapat terjadi pada awal dan lanjut. Perdarahan yang
terjadi dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya hasil konsepsi yang tidak mampu
bertahan saat nidasi, hasil konsepsi bernidasi tidak pada tempatnya dan lain-lain. Kasus
menggambarkan data-data perdarahan dan kapilari refil melambat. Masalah keperawatan
prioritas yang tepat adalah gangguan perfusi jaringan. Pilihan jawaban A, B, C dan E tidak tepat.
Strategi mengerjakan soal: fokus pada kasus dengan keluhan perdarahan dan data-data
pendukung perdarahan.
Kunci Jawaban: D
58. Seorang perempuan, usia 45 tahun, datang poli klinik KIA, dengan keluhan perdarahan setelah
melakukan hubungan dengan pasangannya. Hasil pemeriksaan fisik diperoleh data keputihan,
gatal, berbau dan berwarna kehijauan.
Apa pemeriksaan penunjang yang harus dilakukan pada kasus diatas?
A. Biopsi
B. Pap Smear
C. Usapan vagina
D. USG transvaginal
E. Patologi Anatomi
Rasional: Ciri khas dari pasien Ca. Cervik adalah perdarahan setelah berhubungan dengan
pasanganData-data pada kasus menunjukkan kondisi infeksi pada organ reproduksi dan
memerlukan pemeriksaan penunjang yaitu usapan pada vaginal. Ciri berikutnya bau yang khas
dari sekresi yang dikeluarkan dari organ reproduksi.
Strategi mengerjakan soal: fokus pada kasus dengan keluhan perdarahan pasca berhubungan
dan data-data klinis pada pasien dengan Ca. Cervik.
Kunci Jawaban: B
59. Seorang perempuan, usia 21tahun, status menikah, datang ke poli KIA untuk menunda
kehamilannya. Hasil wawancara diperoleh informasi haid teratur, siklus 28 hari dan lama haid
rata-rata lima hari .
Apakah Alat kontrasepsi yang dianjurkan pada kasus?
a. KB Pil
b. KB IUD
c. KB Alami
d. KB Suntik
e. KB Implan/ susuk
28. Rasional: Alat kontrasepsi terbagi ada yang hormonal dan non hormonal. Kontrasepsi hormonal
terdiri dari PIL, Suntik, dan AKBK. Kontrasepsi non hormonal terdiri dari Spiral, kondom dan
alamiah. Alat kontrasepsi alamiah dapat dipilih bila pasien haid teratur, siklus 28 hari dan lama
haid rata-rata lima hari .
Strategi mengerjakan soal: fokus pada kasus dengan karakteristik pasien yang akan
merencanakan menggunakan alat kontrasepsi
Kunci Jawaban: C
60. Seorang perempuan, usia 22 tahun, datang ke poli klinik KIA dengan keluhan mual dan muntah
setiap diberikan asupan nutrisi. Hasil pemeriksaan fisik diperoleh data pasien G1P0A0, berat
badan menurun, kelopak mata cekung dan mukosa bibir kering.
Apakah tindakan yang harus dilakukan pada kasus?
A. Istirahatkan pasien
B. Terminasi kehamilan
C. Batasi intake peroral
D. Kolaborasi antiemetik
E. Kolaborasi parenteral nutrisi
Rasional: Tanda dan gejala mual dan muntah proyektil setiap diberikan asupan makanan peroral
sering dialami pada perempuan yang mengalami Hyperemisis Gravidarum. Tindakan yang tepat
pada kasus untuk mencegah aspirasi adalah dengan pasien dipuasakan dan mengganti asupan
nutrisi melalui parentral nutrisi
Strategi mengerjakan soal: fokus pada kasus dengan tanda dan gejala pasien yang mengalami
kondisi mual dan muntah proyektil
Kunci Jawaban: E
61. Seorang perempuan usia 22 tahun, datang ke poli klinik KIA dengan keluhan payudara bengkak
dan bayi rewel. Hasil wawancara diperoleh data pasien paska melahirkan anak pertama, kedua
payudara teraba keras dan kondisi puting menonjol.
Apakah tindakan keperawatan yang harus dilakukan pada kasus tersebut?
a. Lakukan pijat oksitosin
b. Stimulasi produksi asi
c. Kompres hangat kedua payudara
d. Ajarkan teknik menyusu yang benar
e. Berikan penkes mengatasi payudara bengkak
Rasional: Peningkatan produksi ASI terjadi pada hari kedua pasca persalinan, yang dibentuk oleh
hormone prolactin dan oxytocin. Hormon prolactin berfungsi untuk meningkatkan produksi ASI
dan hormone oksitocin untuk memancarkan ASI yang juga memberikan dampak terhadap
kontraksi uterus. Produksi ASI yang meningkat harus diimbagi oleh pengetahuan ibu agar tidak
terjadi bengkak pada payudara yang dapat menimbulkan rasa sakit dan ketidaknyamanan.
29. Strategi mengerjakan soal: fokus pada intervensi untuk mengatasi payudara bengkak pada ibu
akibat peningkatan produksi ASI.
Kunci Jawaban: C
62. Seorang perempuan usia 22 tahun, datang ke poli klinik KIA dengan keluhan belum memiliki
keturunan setelah lima tahun menikah. Hasil wawancara diperoleh data pasien tampak cemas
khawatir suami menikah lagi, melakukan intercouse teratur dan tanpa menggunakan alat
kontrasepsi.
Apakah prioritas masalah keperawatan pada kasus ?
A. Berikan konseling untuk mengatasi rasa cemas
B. Berikan pendidikan kesehatan pada kedua pasangan
C. Berikan konseling untuk rencana memiliki keturunan
D. Informasikan sexual tekhnik untuk mengatasi masalah
E. Infomasikan sexual timing yang tepat untuk memiliki keturunan
Rasional: Infertil dapat terjadi pada laki-laki dan perempuan yang dapat disebabkan oleh
beberapa faktor dengan batas waktu 1 tahun dengan melakukan hubungan sexual secara teratur
tanpa menggunakan alat kontrasepsi. Infertil terbagi dua ada primer dimana ibu belum diberikan
keturunan dan sekunder ibu pernah mengalami proses kehamilan, persalinan dan nifas namun
tidak bisa memiliki keturunan yang selanjutnya.
Strategi mengerjakan soal: fokus pada data pasien yang merencanakan ingin memiliki keturunan
Kunci Jawaban: C
63. Seorang perempuan usia 42 tahun, datang ke poli klinik KIA dengan keluhan keputihan yang
disertai oleh rasa gatal dan berbau. Hasil wawancara diperoleh data pasien tampak cemas
khawatir mengganggu interaksi dengan pasangan.
Apakah pemeriksaan penunjang yang paling tepat pada kasus ?
A. Biopsi
B. Pap Smear
C. Usapan vagina
D. USG transvaginal
E. Patologi Anatomi
Rasional: Infeksi organ reproduksi dapat terjadi akibat transmisi dari hubungan seksual atau
akibat personal hygiene yang buruk. Tanda dan gejala dari infeksi organ reproduksi adalah
keputihan yang disertai oleh rasa gatal dan berbau. Pengobatan antibiotik yang tepat adalah
dengan melakukan pengambilan specimen selanjutnya di kultur agar jenis mikrorganisme dapat
diketahui.
Strategi mengerjakan soal: fokus pada pemeriksaan penunjang pada pasien yang mengalami
infeksi pada organ reproduksi.
30. Kunci Jawaban: C
64. Seorang perempuan usia 18 tahun, datang ke poli klinik KIA dengan keluhan nyeri saat menstruasi,
yang berlangsung sampai dengan beberapa hari. Hasil wawancara klien mengatakan rasa sakit
yang dirasakan menyebabkan ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Apakah tindakan yang paling tepat untuk mengatasi kasus tersebut?
A. Akupresure
B. Rendam duduk
C. Kompres hangat
D. Tarik nafas dalam
E. Masase pada daerah simphisis
Rasional: Dysmenore dapat terjadi pada perempuan yang mengalami peningkatan kadar hormon
prostatglandin. Akibat yang ditimbulkan dari kadar prostatglandin yang meningkat adalah
terjadinya vosokontriksi pada otot-otot myometrium dari Rahim. Intervensi yang tepat adalah
dengan memberikan kompres hangat agar terjadi vasodilatasi.
Strategi mengerjakan soal: fokus pada intervensi mandiri keperawatan pada pasien dengan
dymenore.
Kunci Jawaban: C
65. Seorang perempuan usia 42 tahun, datang ke poli klinik KIA dengan keluhan keputihan yang
disertai oleh rasa gatal dan berbau. Hasil pemeriksaan fisik pada daerah kemaluan diperoleh data
kemerahan, edema dan lesi.
Apakah prioritas masalah keperawatan pada kasus ?
A. Membatasi hubungan seksual hanya dengan satu orang pasangan
B. Menggunakan kondom apabila melakukan hubungan seksual
C. Tidak melakukan hubungan seksual apabila terdapat lesi
D. Melakukan rendam duduk
E. Melakukan vulva hgiene
Rasional: Pada kasus infeksi organ reproduksi untuk mencegah transmisi dan perluasan infeksi
pada pasangan maka saat melakukan hubungan sexual dianjurkan untuk menggunakan pelindung
yaitu kondom.
Strategi mengerjakan soal: fokus pada prioritas masalah keperawatan pada kasus pencegahan
perluasan dan transmisi infeksi organ reproduksi pada pasangan saat melakukan hubungan
sexual.
Kunci Jawaban: B
66. Seorang perempuan usia 28 tahun, datang ke unit gawat darurat maternitas dengan keluhan
kontraksi uterus yang semakin sering dan disertai oleh darah dan lendir. Hasil pemeriksaan fisik
31. klien kala I fase aktif, tampak vulva membuka, perineum menonjol dan anus menggembung
membentuk huruf D.
Apakah tindakan prioritas pada kasus tersebut ?
A. Pimpin meneran
B. Menjaga privacy
C. Pemeriksaan dalam
D. Suport ibu untuk mengelola nyeri
E. Posisi yang aman untuk melahirkan
Rasional: Tanda-tanda inpartu pada pasien dapat diketahui dari observasi klinis dimana pasien
mengerang kesakitan, pengeluaran keringat yang banyak dan pengeluaran darah yang semakin
banyak. Observasi kontraksi uterus dengan frekuensi semakin sering, intensitas semakin kuat dan
durasi yang semakin lama. Pemeriksaan dalam dilakukan untuk memastikan kemajuan persalinan
yaitu: portio tidak teraba, pembukaan lengkap, ketuban utuh dan presentasi janin ada di hodge
empat.
Strategi mengerjakan soal: fokus pada prioritas intervensi mandiri keperawatan pada pasien
dengan inpartu.
Kunci Jawaban: C
67. Seorang perempuan berusia 22 tahun datang ke poli ginekologi untuk berkonsultasi. Hasil
pemeriksaan fisik teraba masa pada daerah ovarium dextra dan segera untuk dilakukan operasi.
Pasien dan keluarga bingung dan takut jika kista akan menyebabkan tidak mempunyai keturunan.
Perawat memberikan penjelasan tentang kondisi, prognosis dan tindakan yang akan dilakukan,
serta keputusan diserahkan kepada pasien.
Apakah prinsip etik yang dilakukan perawat pada kasus?
A. Justice
B. Fidelity
C. Autonomy
D. Non maleficience
E. Veracity
Rasional: Prinsip etik dan legal merupakan hal penting yang harus diketahui oleh perawat. Jenis-
jenis dari prinsip etik dapat digunakan oleh perawat dalam pemberian Asuhan Keperawatan.
Strategi mengerjakan soal: fokus pada aspek etik yang digunakan oleh perawat dalam pemberian
Asuhan Keperawatan.
Kunci Jawaban: C
68. Seorang perempuan berusia 34 tahun P2A0 datang ke poli KIA untuk konsultasi alat kontrasepsi.
Hasil pengkajian pasien menggunakan alat kontrasepsi hormone, haid tidak teratur dan pusing.
Observasi TD: 130/90 mmHg, Frekuensi Nadi: 80 kali/menit dan Frekuensi Nafas 20x/menit.
Apakah alat kontrasepsi yang tepat pada kasus ?
A. IUD/AKDR
B. Tubektomi
32. C. Vasektomi
D. Alamiah
E. MOW/MOP
Rasional: Jenis alat-alat kontrasepsi dapat menjadi pilihan pada pasangan yang akan
merencanakan untuk ber KB. Dalam menetapkan jenis alat kontrasepsi yang akan dipergunakan
perlu ada ada diskusi dengan pasangan serta penjelasan dari perawat sebagai konselor KB
Strategi mengerjakan soal: fokus pada jenis-jenin alat kontrasepsi yang dapat menjadi pilihan dan
tidak menimbulkan kontraindikasi.
Kunci jawaban: A
69. Seorang perempuan berusia 31 tahun hamil 20 minggu datang ke poliklinik KIA untuk
memeriksakan kehamilan. Hasil pengkajian diperoleh data pasien dengan riwayat persalinan lahir
normal anak laki-laki tahun 2005, lahir prematur anak kembar perempuan tahun 2010, dan
mengalami abortus 2 kali.
Apakah status paritas pada kasus?
A. G4P2A2
B. G4P1A2
C. G5P3A2
D. G5P2A2
E. G5P4A2
Status paritas pada kasus menunjukkan bahwa pasien hamil anak ke lima, dengan anak hidup dua
orang dan pengalaman abortus dua kali maka status obstetri pada pasien adalah G5P3A1. Pilihan
A, B, C dan E kurang tepat karena tidak sesuai dengan data yang ditemukan pada kasus saat
anamnesa
Strategi mengerjakan soal: fokus pada pertanyaan di kasus tersebut yaitu tentang status obstetrik
atau paritas, sehingga seharusnya jawaban yaitu pada pilihan D.
Kunci Jawaban : D
70. Seorang perempuan berusia 30 tahun G3P1A1 hamil 30 minggu datang ke poli KIA dengan keluhan
kaki bengkak. Hasil pemeriksaan fisik diperoleh data tampak edema pada kedua kaki. Observasi
TD 120/70 mmHg, Frekuensi Napas 21x/menit, Frekuansi Nadi 85 x/menit, dan DJJ 135 x/menit.
Apakah Intervensi keperawatan utama pada kasus?
A. Sering ganti posisi
B. Tinggikan kaki saat tidur
C. Jangan terlalu lama duduk
D. Jangan terlalu lama berdiri
E. Mengurangi aktivitas sehari-hari
Rasional: Edema pada tungkai kaki terjadi karena pembesaran rahim menekan vena iliaka anterior
yang menyebabkan akumulasi cairan pada daerah kaki. Kondisi ini merupakan adaptasi system
tubuh karena adanya kehamilan sepanjang tidak disertai dengan peningkatan darah dan tidak
adanya protein di dalam urin.
33. Strategi mengerjakan soal: fokus pada intervensi keperawatan utama pada pasien dengan edema
pada tungkai kaki
Kunci Jawaban B
71. Seorang laki-laki usia 52 tahun mengalami fraktur akibat terjatuh dari pohon kelapa. Pasien
dibawa ke IGD. Pasien mengeluh nyeri skala 7 (1-10) dan menyeringai menahan sakit. Kondisi
luka saat ini: deformitas pada femur sinistra dan hematom dengan diameter + 6 cm. Hasil
pemeriksaan radiologi: fraktur komplit pada 1/3 distal os femur sinistra. Tindakan yang akan
dilakukan yaitu operasi elektif: ORIF. Saat ini, perawat melakukan pembalutan area fraktur
dengan bidai.
Apa tujuan pembidaian pada kasus?
A. Mempersiapkan operasi ORIF
B. Melakukan fiksasi pada area fraktur
C. Memudahkan transportasi ke ruangan
D. Mengurangi rasa sakit pada area fraktur
E. Mengurangi pendarahan pada area fraktur
Jawaban: B
Pembahasan:
Pembidaian adalah tindakan memfixasi atau mengimobilisasi bagian tubuh yang mengalami
cedera, dengan menggunakan benda yang bersifat kaku maupun fleksibel sebagai
fixator/imobilisator.
72. Seorang laki-laki usia 24 tahun mengalami kecelakaan lalu lintas satu jam yang lalu. Pasien
dibawa ke IGD. Pasien sakit berat, kesadaran CM, GCS: 15, terdapat fraktur terbuka pada tibia
dextra dengan pendarahan mengucur hebat sekitar 700cc, dan ekstremitas teraba dingin. TD:
90/60 mmHg, frekuensi nadi: 134x/menit, teraba lemah, frekuensi pernafasan 32x/menit.
Apa data utama yang harus dikaji pada kasus?
A. Pain
B. Pallor
C. Parestesia
D. Paralysys
E. Pulselessness
Jawaban : E
Pembahasan:
Pain (nyeri)
Parestesia, yaitu gangguan pada saraf sensorik
Paralisis, yaitu gangguan motorik yang ditemukan setelah beberapa waktu
Pallor, yaitu pucat pada kulit akibat berkurangnya suplai darah
34. Pulselessness, yaitu kehilangan denyut arteri
73. Seorang perempuan usia 63 tahun dirawat di RS dengan diagnosis medis osteoarthritis dengan
penyakit penyerta gagal jantung kiri. Pasien mengatakan mual, tidak muntah, mengeluh nyeri
skala 3 (1-10) dan kaku pada kedua lutut. TD: 140/90 mmHg, frekuensi nadi: 78x/menit,
frekuensi pernafasan: 19x/menit, IMT: 28,5 kg/m2 (obesitas). Saat ini kondisi pasien stabil dan
sedang dipersiapkan untuk pulang.
Apa pendidikan kesehatan yang penting diberikan?
A. Menurunkan berat badan
B. Melakukan latihan fisik sendi
C. Menggunakan bebat pada lutut
D. Melakukan relaksasi nafas dalam
E. Mengonsumsi diet tinggi kalsium
Jawaban:A
Pembahasan:
Osteoarthritis adalah suatu kondisi yang menyebabkan sendi-sendi terasa sakit, kaku,
danbengkak.
Indeks massa tubuh adalah cara yang baik untuk menilai apakah berat badan Anda sehat atau
tidak,
Klasfikasi IMT
Di bawah 18,5 = Berat badan kurang
18,5 – 22,9 = Berat badan normal
23 – 29,9 = Berat badan berlebih (kecenderungan obesitas)
30 ke atas = obesitas
Jika dikaitakan dengan kasus yang dialami pasien perempuan makan Pendidikan kesehatan yang
paling tepat diberikan sebelum pasien pulang adalah menurunkan berat badan (Diet)
dikarenakan berat badan pasien di klasifikasikan ke dalam berat badan berlebih sehingga dapat
mempengaruhi atau meperparah kondisi yang dialami.
74. Seorang perempuan usia 72 tahun dirawat di bangsal rawat inap dengan diagnosis medis
osteoporosis. Pasien mengatakan nyeri punggung sejak dua minggu yang lalu, tidak mampu
beraktivitas, dan hanya berbaring di kamar. Pasien mengatakan sebelumnya bekerja sebagai
penjual ikan di pasar, riwayat menggunakan pil kontrasepsi sejak 30 tahun yang lalu, saat ini
sudah menopause, dan hanya bisa makan ½ porsi sejak lima tahun yang lalu. TD: 140/80 mmHg,
frekuensi nadi: 85x/menit, frekuensi pernafasan: 23x/menit. Hasil pengukuran IMT 27kg/m2
(obesitas).
Apa faktor risiko osteoporosis pada kasus?
A. Kurang nutrisi
B. Penurunan aktivitas
C. Barat badan berlebih
D. Perempuan menopause
E. Riwayat menggunakan pil KB
35. Jawaban: D
Pembahasan:
salah satu factor yang berisiko terkena osteoporosis adalah perempuan dengan menopause
Osteoporosis pascamenopause terjadi karena berkurangnya hormon estrogen yang bertugas
membantu mengatur pengangkutan kalsium ke dalam tulang. Gejalanya bisa timbul pada usia
51-75 tahun, meskipun tidak semua perempuan memiliki risiko yang sama untuk terkena
penyakit ini.
75. Seorang laki-laki usia 24 tahun dirawat di bangsal rawat inap dengan diagnosis medis kanker
tulang. Pasien mengeluh lemas, nyeri skala 3 (1-10) dengan bantuan terapi morphin drip, dan
cemas karena tidak tau tentang kondisi sakitnya. Pasien mengatakan sulit tidur dan berkali-kali
menanyakan kondisinya pada keluarga dan petugas kesehatan. Saat ini pasien melakukan
aktivitas perawatan diri dengan bantuan penuh dari perawat dan keluarga. Pasien sementara
harus tirah baring untuk mencegah cidera akibat trauma patologis.
Apa masalah keperawatan utama pada kasus?
A. Kecemasan
B. Nyeri kronik
C. Gangguan tidur
D. Risiko cidera: jatuh
E. Gangguan mobilitas fisik
Jawaban: A
Pembahasan:
Dari scenario kasus diatas dapat masalah keperawatan yang dapat diangkat adalah kecemasan
yang di dukung dengan data penunjang seperti pasien cemas karena tidak tau tentang kondisi
sakitnya, sulit tidur dan berkali-kali menanyakan kondisinya pada keluarga dan petugas
kesehatan.
Kecemasan dapat didefenisikan sebagai (perasaan gelisash yang tidak mjelas dari
ketidaknyamanan atau ketakutan yang disertai respon autonom, perasaan keprihatinan
disebabkan dari antisipasi terhadap bahaya. Sinyal ini merupakan perringatan adanya ancaman
yang akan datang dan memungkinksn individu untuk mengambil langkah untuk menyetujui
suatu tindakan).
76. Seorang laki-laki berusia 47 tahun dirawat di unit rawat inap dengan keluhan pembengkakan
pada tulang tungkai bawah, keluhan disertai keterbatasan pergerakan sendi. Pada pemeriksaan
fisik teraba massa tulang dan peningkatan suhu kulit, adanya pelebaran vena, ekpresi wajah
meringis, lingkaran hitam pada kelopak mata, dan penurunan berat badan. Keadaan umum sakit
sedang, pada pemeriksaan tanda vital diperoleh TD: 130/90 mmHg, frekuensi nadi 124 x/menit,
frekuensi napas 28 x/menit dan suhu 37ºC. Pada pemeriksaan foto rontgen diperoleh gambaran
fibrosarkoma
Apa masalah keperawatan utama pada kasus?
A. Berduka
B. Insomnia
36. C. Nyeri kronis
D. Kurang nutrisi
E. Intoleransi aktifitas
Jawaban: C
Pembahasan:
Dari data di atas masalah keperawatan yang dapat timbul adalah Nyeri kronik yang disebabkan
oleh Fibrosarcoma (salah satu jenis tumor ganas (kanker) yang dapat berasal dari sel di dalam
jaringan lunak (otot, lemak, tendon/sambungan otot dengan tulang, saraf, pembuluh darah,
persendian) dan tulang). serta data penunjang untuk menegakan diagnose Nyeri Kronik
diantaranya: ekpresi wajah meringis, lingkaran hitam pada kelopak mata, pada pemeriksaan
tanda vital diperoleh TD: 130/90 mmHg, frekuensi nadi 124 x/menit, frekuensi napas 28 x/menit
dan suhu 37ºC. Pada pemeriksaan foto rontgen diperoleh gambaran fibrosarcoma.
77. Seorang laki-laki berusia 34 tahun dirawat dengan Osteosarkoma klasik (stadium IIB), pasien
mengeluh nyeri pada femur kanan, dengan skala 8 (1-10), menyebar ke seluruh ektremitas
bawah, tidak bisa tidur pada malam hari karena nyeri. Pasien mengatakan takut kehilangan
anggota gerak. Pada pemeriksaan fisik ditemukan pembengkakan pada femur kanan,
kemerahan, nyeri tekan, dan keterbatasan aktivitas. Keadaan umum sakit sedang, TD: 135/80
mmHg, frekuensi nadi: 120 x/menit, frekuensi napas: 24x/menit dan suhu: 37ºC.
Apa prioritas intervensi pada kasus?
A. Mengurangi cemas
B. Memenuhi kebutuhan tidur
C. Kolaborasi pemberian analgetik
D. Kolaborasi tindakan pembedahan
E. Mengembangkan hubungan teraputik
Jawaban: C
Pembahasan:
Data yang didapatkan dari scenario diatas yakni pasien menderita Osteosarkoma klasik (stadium
IIB), dengan data subjektif dan objektif yang didapatkan adalah pasien mengeluh nyeri pada
femur kanan, dengan skala 8 (1-10), menyebar ke seluruh ektremitas bawah, tidak bisa tidur
pada malam hari karena nyeri, nyeri tekan, dan keterbatasan aktivitas. Keadaan umum sakit
sedang, TD: 135/80 mmHg, frekuensi nadi: 120 x/menit, frekuensi napas: 24x/menit dan suhu:
37ºC. Maka prioritas intervensi yang diberikan adalah kolaborasi pemberian analgeti, simana
analgetik atau analgesik, adalah obat yang digunakan untuk mengurangi atau menghilangkan
rasa sakit atau obat-obat penghilang nyeri tanpa menghilangkan kesadaran dan akhirnya akan
memberikan rasa nyaman pada orang yang menderita.
78. Seorang perempuan berusia 39 tahun datang ke IGD. Pasien mengeluh rasa sakit pada dada
sebelah kiri selama 10 menit yang tidak hilang dengan istirahat, riwayat hipertensi selama 4
tahun, TD 130/90mmHg. Hasil kolaborasi dengan dokter, pasien dianjurkan untuk dilakukan
perekaman EKG, gambaran EKG didapatkan ST elevasi, dan frekuensi denyut jantung jarak R ke R
14 kotak kecil pada lead II pada lembaran EKG.
37. Berapa frekuensi denyut jantung (HR)?
A. HR 100 x/menit
B. HR 101 x/menit
C. HR 103 x/menit
D. HR 105x/menit
E. HR 107 x/menit
Jawaban : E
Pembahasan:
300/ jumlah kotak besar dari R-R
1500/kotak kecil dari R-R
Jarak R ke R 14 kotak kecil maka digunakan rumus 1500/14=107
79. Seorang laki-laki usia 47 tahun, dirawat di unit penyakit dalam dengan diagnosa medis MCI.
Pasien merasa sakit pada dada kiri seperti tertekan benda berat, dengan skala 7 (skala 0 – 10),
tidak dapat tidur, gelisah, badan lemah dan ADL dibantu oleh keluarga dan perawat. TD: 100/60
mmHg, frekuensi nadi: 68x/menit dan frekuensi nafas: 24x/menit dan hasil thoraks foto:
kardiomegali dan bendungan paru.
Apakah masalah keperawatan utama pada kasus di atas?
A. Nyeri akut
B. Intoleransi aktifitas
C. Gangguan pola tidur
D. Pola nafas tidak efektif
E. Penurunan curah jantung
Jawaban : A Nyeri Akut
Pembahasan:
Berdasarakan data yang didapatkan dari scenario diatas maka masalah keperawatan utama yang
dapat diangkat adalah Nyeri akut ditunjang dengan data-data diantaranya pasien merasa sakit
pada dada kiri seperti tertekan benda berat, dengan skala 7 (skala 0 – 10), tidak dapat tidur,
gelisah.
80. Seorang perempuan, usia 40 tahun di bawa ke IGD karena nyeri dada seperti tertindih beban
berat yang dirasakan selama 10 menit setelah beraktivitas dan tidak hilang saat beristirahat. TD:
140/80 mmHg, frekuensi nadi: 103x/menit, Suhu 36°C, frekuensi nafas 28 x/ menit.
Apakah rencana tindakan keperawatan yang utama ?
A. Menganjurkan tirah baring
B. Menganjurkan nafas dalam
C. Kolaborasi perekaman EKG
D. Kolaborasi pemberian oksigen
E. Kolaborasi pemberian analgetik
Jawaban : D
Pembahasan:
38. Dari scenario diatas tindakan keperawatan utama untuk mengatasi maslah yang dialami pasien
yakni kolaborasi pemberian oksigen dimana dikarnakan pasien mengeluhkan nyeri dada seperti
tertindih, dan frekuensi nafas 28 x/ menit.
81. Seorang perempuan, usia 43 tahun di bawa ke IGD. Pasien mengeluh nyeri dada sebelah kiri,
nyeri dirasakan semakin lama semakin berat seperti tertekan dan pasien mengeluh sesak nafas
serta badan terasa lemas. TD :130/90 mmHg, frekuensi nadi 104x/menit, frekuensi nafas
25x/menit, suhu 36,5ºC. Gambaran EKG ST elevasi. Hasil kolaborasi dengan dokter, dianjurkan
untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium.
Apa nama pemeriksaan laboratorium yang tepat?
A. CK
B. CRP
C. SGOT
D. CK-MB
E. Troponin
Jawaban: E
Pembahasan:
Pemeriksaan laboraturium yang tepat pada pasien ST-Elevasi yakni Troponin merupakan
molekul protein yang dilepaskan ke aliran darah ketika otot jantung rusak karena serangan
jantung atau penyakit jantung serius. Pemeriksaan troponin seringkali dilakukan untuk
mendiagnosis serangan jantung atau kondisi lain yang dapat menyebabkan kerusakan jantung.
82. Seorang laki-laki berumur 62 tahun dibawa ke IGD karena nyeri di dada kiri seperti tertindih
beban berat dengan skala 7-8 (0-10), dirasakan setiap melakukan aktivitas, menjalar sampai ke
bahu kiri, sering dirasakan sejak 1 minggu yang lalu. Dilakukan pemeriksaan TD 150/90,
frekuensi nadi 102x/menit, frekuensi nafas 22x/menit.
Apakah pengkajian nyeri yang perlu dilakukan untuk melengkapi data tersebut ?
A. Time
B. Region
C. Quality
D. Severity
E. Provokatif
Jawaban: E
Pembahasan:
pengkajian nyeri yang perlu dilakukan untuk melengkapi data tersebut adalah Provokatif karena
dalam skenarion Time (setiap melakukan aktivitas), Regio (dada kiri), Quality (tertindih beban
berat), Severity (7-8).
83. Seorang laki-laki berusia 59 tahun masuk ICU jam 23.00 dengan diagnose medis Gagal Jantung.
TD 100/70mmHg, denyut nadi 62x/mnt, frekuensi nafas 22x/menit, suhu 362ºC, edema pada
kedua tungkai dengan pitting edema +2. Pasien mendapat terapi RL 500 cc, D5% 500cc, dalam
39. 24 jam, pasien muntah sebanyak 100cc, minum 400cc dan urine sampai dengan pkl 07.00 500
cc, TB : 150cm, BB: 60 kg.
Berapa balance cairan pasien ?
A. + 100 cc
B. - 100 cc
C. + 300 cc
D. - 300 cc
E. + 800 cc
Jawaban : B
Pembahasan:
Inteake / cairan masuk = Output / cairan keluar + IWL (Insensible Water Loss)
IWL= 15XBB/24 Jam
Inteake: RL 500 cc, D5% 500cc, minum 400cc
Outpute : Muntah sebanyak 100cc, urine 500 cc.
Intake = Output
500cc + 500cc + 400 cc = 100 cc + 500 cc
1400 cc = 1500 cc
= -100 cc
84. Seorang laki-laki berusia 55 tahun dirawat di unit penyakit dalam dengan diagnosa medis Gagal
Jantung. Pasien mengatakan tidak ada keluhan pada waktu istirahat namun saat melakukan
aktifitas ringan seperti turun dari tempat tidur ke kamar mandi mudah kelelahan, terasa jantung
berdebar (palpitasi) yang disertai sesak nafas. TD 100/70 mmHg. Denyut nadi 64x/menit,
frekuensi napas 25 x/menit.
Apa klasifikasi gagal jantung menurut NYHA berdasarkan tanda gejala yang ditemukan pada
kasus diatas ?
A. I
B. II
C. III
D. IV
E. V
Jawaban : C
Pembahasan:
Berdasarkan kasus diatas maka pasen tersebut di klasifikasikan NIHA class III
85. Seorang laki-laki usia 50 tahun masuk ke ICCU dengan CHF. Hasil Pemeriksaan AGD, pH: 7,52,
PCO2: 33,9, PO2: 102, HCO3 : 22,8, Sat O2 : 93%.
Apa interpretasi hasil pemeriksaan analisa gas darah (AGD) ?
A. Alkalosis Metabolik Murni
B. Alkalosis Respiratorik Murni
C. Alkalosis Metabolik Terkompensasi Penuh
D. Alkalosis Metabolik Terkompensasi Sebagian
40. E. Alkalosis Respiratorik Terkompensasi Sebagian
Jawaban : B
Pembahasan:
Interpretasi Hasil AGD
pH atau ion H+, menggambarkan apakah pasien mengalami asidosis atau alkalosis. Nilai
normalpH berkisar antara 7,35 sampai 7,45.
PO2, adalah tekanan gas O2 dalam darah. Kadar yang rendah menggambarkan hipoksemia dan
pasien tidak bernafas dengan adekuat. PO2 dibawah 60 mmHg mengindikasikan perlunya
pemberian oksigen tambahan. Kadar normal PO2 adalah 80-100 mmHg
PCO2, menggambarkan gangguan pernafasan. Pada tingkat metabolisme normal, PCO2
dipengaruhi sepenuhnya oleh ventilasi. PCO2 yang tinggi menggambarkan hipoventilasi dan
begitu pula sebaliknya. Pada kondisi gangguan metabolisme, PCO2 dapat menjadi abnormal
sebagai kompensasi keadaan metabolik. Nilai normal PCO2 adalah 35-45 mmHg
HCO3-, menggambarkan apakah telah terjadi gangguan metabolisme, seperti ketoasidosis. Nilai
yang rendah menggambarkan asidosis metabolik dan begitu pula sebaliknya. HCO3- juga dapat
menjadi abnormal ketika ginjal mengkompensasi gangguan pernafasan agar pH kembali dalam
rentang yang normal. Kadar HCO3- normal berada dalam rentang 22-26 mmol/l
Base excess (BE), menggambarkan jumlah asam atau basa kuat yang harus ditambahkan dalam
mmol/l untuk membuat darah memiliki pH 7,4 pada kondisi PCO2 = 40 mmHg dengan Hb 5,5
g/dl dan suhu 37C0. BE bernilai positif menunjukkan kondisi alkalosis metabolik dan sebaliknya,
BE bernilai negatif menunjukkan kondisi asidosis metabolik. Nilai normal BE adalah -2 sampai 2
mmol/l
Saturasi O2, menggambarkan kemampuan darah untuk mengikat oksigen. Nilai normalnya
adalah 95-98 %.
Dari kasus diatas didapatkan pH: 7,52 (meningkat) PCO2: 33,9 (Normal), PO2: 102 (Meningkat0,
HCO3 : 22,8, (Normal) Sat O2 : 93%. Maka dapat disimpulkan pasien menglami Alkalosis
Respiratorik Murni.
86. Seorang laki-laki berumur 60 tahun dirawat di unit penyakit dalam dengan diagnosa medis gagal
jantung. Pasien mengeluh sesak napas terutama saat berbaring, disertai jantung berdebar
(palpitasi), pasien lemas dan bedrest diatas tempat tidur serta kebutuhan ADL dibantu oleh
keluarga. TD 150/ 90 mmHg, denyut nadi 58x/m dan frekuensi pernafasan 24x/menit dan
Saturasi Oksigen 93%, distensi vena jugularis, edema anasarka, kulit dingin dan lembab, gallop
(+), JVP : 5+3 cmH2O, capillary refill > 3 detik. Pemeriksaan foto thoraks: kardiomegali. Terapi
O2 : 3 liter/ menit.
Apakah tindakan keperawatan yang utama untuk pasien tersebut ?
A. Kolaborasi pemeriksaan AGD
B. Memberikan posisi semi fowler
C. Memonitor TTV setiap 4 jam sekali
D. Kolaborasi batasan cairan selama 24 jam
E. Menganjurkan mengkonsumsi makanan rendah lemak
Jawaban : B
41. Pembahasan:
Dengan memberikan posisi semi fowler dapat membantu mengurangi keluhan sesak napas
terutama saat berbaring yang dirasakan akibat pembesaran jantung (kardiomegali) sehinga
memaksimalkan ventilasi.
87. Seorang laki-laki berusia 41 tahun dirawat di RS dengan keluhan diare sejak 2 hari yang lalu.
Pada saat pengkajian pasien mengatakan BAB 5x/hari, mual, tidak nafsu makan, dan badan
terasa lemas. Keadaan umum sakit sedang, turgor kulit tidak elastis, mukosa mulut kering, BB:
55 kg, TB: 160 cm, bising usus 38x/menit, TD 90/60 mmHg, Suhu 39 0C, frekuensi
nadi110x/menit, frekuensi nafas 24x/menit. Hasil pemeriksaan laboratorium Hb: 12 gr/dL,
Leukosit : 15.000 U/L.
Apa masalah keperawatan utama pada kasus diatas?
A. Diare
B. Hipertemi
C. PK Infeksi
D. Kurang volume cairan
E. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Jawaban : D
Pembahasan:
Dari scenario diatas maslah keperawatan yang tepat berdasarkan DS & DO yang di dapatkan
adalah Kurang Volume Cairan yang di defenisikan sebagai Penurunan cairan intravascular,
intersisial, dan atau intraseluler, mengarah pada dehidrasi, kehilangan cairan tanpa perubahan
sodium. Serta Batasan krakteristik diantaranya Kelemahan, Haus, Penurunan turgor kulit/lidah,
Membran mukosa/kulit kering, Peningkatan denyut nadi, penurunan tekanan darah, penurunan
volume/tekanan nadi, Pengisian vena menurun, Perubahan status mental, Penurunan output
urine, Konsentrasi urine meningkat, Temperatur tubuh meningkat, Hematokrit meninggi dan
Kehilangan berat badan seketika (kecuali pada third spacing).
88. Seorang pria laki-laki berusia 48 tahun sedang dirawat di ruang penyakit dalam, dengan
diagnosis medis Ulkus Peptikum. Pasien mengeluh perut terasa nyeri di area epigastrium dengan
skala 4, merasa mual, tapi tidak ada muntah dan nafsu makan menurun, hanya mampu
menghabiskan makan ¼ porsi selama 3 hari. TD 130/90 mmHg, suhu 370C, frekuensi nadi
100x/menit, frekuensi nafas 20x/menit. Perawat memberikan intervensi keperawatan dengan
menganjurkan pasien makan makanan yang mudah dicerna dalam porsi sedikit dan sering.
Apa tujuan utama tindakan keperawatan tersebut?
A. Mengurangi produksi asam lambung
B. Memenuhi kebutuhan nutrisi
C. Meringankan kerja lambung
D. Mengurangi rasa mual
E. Mengurangi rasa nyeri
Jawaban : B
Pembahasan:
42. Perawat memberikan intervensi keperawatan dengan menganjurkan pasien makan makanan
yang mudah dicerna dalam porsi sedikit dan sering tujuan utama tindakan keperawatan
tersebut adalah untuk memenuhi kebutuhan nutisi.
89. Seorang perempuan usia 20 tahun masuk diruangan UGD dengan diagnosa medis Apendisitis.
Pasien mengeluh merasa nyeri di perut sebelah kanan bawah sejak 2 hari (nyeri tekan di titik MC
burney) dengan skala nyeri 5 (skala 0-10), mual disertai muntah, badan panas dan lemah, dan
tidak nafsu makan. Keluarga mengatakan pasien sudah 2 hari hanya menghabiskan ¼ porsi
makan. Keadaan umum sakit sedang, TB : 160 cm, BB : 48 kg, TD 130/90 mmHg, frekuensi nafas
30 x/menit, frekuensi nadi 100 x/menit, dan suhu 38,30C.
Apa masalah keperawatan utama pada kasus diatas?
A. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
B. Kurang volume cairan
C. Intoleransi aktivitas
D. Hipertermi
E. Nyeri akut
Jawaban : E
Pembahasan:
masalah keperawatan utama pada kasus diatas adalah Nyeri akut yang diakibatkan olej
Apendisitis serta masalah keperawatan yang diangkat didukung oleh DO & DS yang di dapatkan
diantaranya Pasien mengeluh merasa nyeri di perut sebelah kanan bawah sejak 2 hari (nyeri
tekan di titik MC burney) dengan skala nyeri 5 (skala 0-10), dan hasil TTV (TD 130/90 mmHg,
frekuensi nafas 30 x/menit, frekuensi nadi 100 x/menit).
90. Seorang laki-laki berusia 18 tahun dirawat di ruang rawat inap dengan diagnosa medis post
apendiktomi e.c appendicitis akut, dengan anestesi umum. Delapan jam setelah operasi, pasien
mengeluhkan nyeri luka operasi dengan skala 3 (skala 0-10), mobilisasi masih di tempat tidur.
Pasien sudah flatus, frekuensi bising usus 6 x/menit, durasi pendek. TD 110/80 mmHg, frekuensi
nadi 76 x/menit, frekuensi napas 20 x/menit.
Apa intervensi keperawatan yang tepat diberikan ke pasien?
A. Membantu mobilisasi duduk
B. Membantu mobilisasi duduk ke berjalan
C. Membantu pemenuhan kebutuhan pasien
D. Menganjurkan teknik relaksasi napas dalam
E. Membantu mobilisasi miring kanan dan kiri
Jawaban : D
Pembahasan:
Tindakan yang diberikan untuk mengurangi keluhan yang dialami pasien yakni nyeri adalah
Menganjurkan teknik relaksasi napas dalam. Denganmengajarkan Teknik nafas dalam dapat
membantu mengalihkan dan mengurangi rasa nyeri yang dialami pasien.
43. 91. Seorang laki – laki berusia 40 tahun, dirawat di rumah sakit dengan keluhan mual, muntah setiap
makan dan minum, seluruh badan lemas. Pasien mengeluh nyeri ulu hati dengan skala 5.
Pemeriksaan fisik terdapat nyeri tekan epigastrium, teraba pembesaran pada kuadran kanan
atas, konjungtiva anemis, sklera ikterik, mukosa mulut kering, dan warna kulit kuning. Dokter
mendiagnosa pasien suspek hepatitis.
Pemeriksaan diagnostik yang perlu dikolaborasikan oleh perawat untuk menunjang penegakan
diagnosa medis pasien adalah ?
A. SGOT &SGPT
B. Hemoglobin
C. Elektrolit
D. Albumin
E. Bilirubin
Jawaban : A
Pembahasan:
Pemeriksaan laboraturium untuk menunjang penegakan diagnose hepatitis adalah SOGT & SGPT
(untuk melihat fungi hati)
SGOT (serum glutamic oxaloacetic transaminase) adalah enzim yang biasanya ditemukan pada
hati (liver), jantung, otot, ginjal, hingga otak. Sementara, SGPT (serum glutamic pyruvic
transaminase) adalah enzim yang paling banyak terdapat di dalam hati, meski begitu dalam
beberapa organ lain ada, tapi dalam jumlah yang sedikit. Kedua enzim ini memiliki tugas yang
sama, yaitu membantu mencerna protein dalam tubuh.
Batas normal yang seharusnya dimiliki yaitu:
SGOT: 5-40 µ/L (mikro per liter)
SGPT: 7-56 µ/L (mikro per liter)
92. Seorang perempuan berusia 25 tahun dirawat di unit penyakit dalam dengan diagnosa medis
hepatitis akut. Pasien mengeluh tidak nafsu makan sejak 1 minggu, mual dan muntah setiap
makan dan minum, badan terasa lemah, dan nyeri abdomen kuadaran kanan atas dengan skala
3. Sklera ikterik dan jaundice di seluruh tubuh. Pasien mendapatkan makanan dari RS dengan
diit tinggi kalori rendah lemak. Pasien mengeluh tidak suka makanan RS, dan terus menanyakan
kenapa tidak boleh makan makanan yang berlemak.
Jawaban yang paling tepat diberikan oleh perawat adalah?
A. Untuk mengurangi jaundice
B. Untuk mengurangi kerja hati
C. Untuk mengurangi kerja lambung
D. Untuk mengurangi nyeri abdomen
E. Untuk mengurangi mual dan muntah
Jawaban : B
Pembahasan:
Alasan diberikan terapi Terapi diet tinggi kalori rendah lemak karna diet ini dilakukan bertujuan
untuk memberi asupan sumber gizi bagi penderita hepatitis dan mengontrol nilai kandungan
sumber energi yang dibutuhkan dari penderita hepatitis, kondisi/keadaan dan kebutuhan akan
44. sumber gizi berbeda-beda pada penderita hepatitis tergantung pada berat badan dan aktifitas
penderita. Bila si penderita menimbulkan gejala mata kuning atau perubahan kulit jangan terlalu
banyak mengurangi lemak.
93. Seorang laki-laki berusia 25 tahun datang ke Puskesmas Suka Maju dengan keluhan utama nafas
terasa berat dan badan lemas. Pasien mengatakan sudah 3 bulan mengeluh batuk berdahak,
berwarna kuning dan kental disertai darah, pasien mengatakan bahwa badan panas selama 7
hari dan selalu dingin pada malam hari sehingga pasien sulit untuk tidur. Pasien mengeluh nafsu
makan berkurang sehingga mengalami penurunan berat badan dari 65 kg menjadi 55 kg selama
1 bulan terakhir. Pemeriksaan fisik suhu tubuh 38,5 0C, denyut nadi 95 x/mnt, frekuensi
pernafasan 28 x/mnt, tekanan darah 120/80 mmHg. Pemeriksaan diagnostik yang utama untuk
menentukan diagnosa pasti pada pasien tersebut adalah ?
A. Pemeriksaan Sputum
B. Pemeriksaan CT Scan
C. Pemeriksaan Foto Rontgen
D. Pemeriksaan Tuberkulin Skin Test (TST)
E. Pemeriksaan IGRA (Interferon-λ Release Assay)
Jawaban : A
Pembahasan:
Pemeriksaan diagnostik yang utama untuk menentukan diagnose sesuai dengan DO dan DS yang
di dapatkan adalah Pemeriksaan Sputum.
94. Seorang laki laki berusia 17 tahun dibawa orang tuanya ke UGD dengan keluhan sesak napas dan
disertai batuk produktif. Pasien diketahui mengalami asthma bronchial. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan penggunaan otot bantu napas dan suara napas terdengar wheezing dan ronchi
kedua lapang paru. Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan frekuensi napas 27x/menit dan
suhu 37.5 C. Untuk mengatasi serangan asma akut dan mencegah exercise induced asthma
diprogramkan untuk pemberian epinephrine. Apakah tujuan dari pemberian epinephrine?
A. Menurunkan inflamasi bronchial
B. Pencegahan produksi histamine
C. Mengencerkan sekresi bronkus
D. Mengobati asthma bronchial
E. Relaksasi otot brokhus
Jawaban : B
Pembahasan:
Tujuan pemberian terapi epinephrine untuk pasien dengan diagnose asthma bronchial adalah
Epinephrine atau adrenalin merupakan obat yang digunakan untuk mengobati reaksi alergi yang
dapat membahayakan nyawa, yaitu syok anafilaktik. Alergi yang dapat menyebabkan syok
anafilaktik dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti gigitan serangga, kutu, lateks, obat-
45. obatan, dan makanan. Epinephrine akan meredakan reaksi alergi tersebut dengan melemaskan
otot-otot saluran pernapasan dan mempersempit pembuluh darah, sehingga napas menjadi lega
dan aliran darah ke sel tetap terjaga.
95. Seorang perempuan berusia 50 tahun datang ke poli paru dengan keluhan sesak napas dan
lemah. Keluhan disertai penurunan nafsu makan. Pasien diketahui mengalami sesak napas saat
sedang memasak dengan kayu bakar dan juga menjadi perokok pasif selama 30 tahun. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan, penggunaan otot bantu napas, napas cepat dan dangkal, riwayat
batuk tidak ada, ronchi (-) dan IMT 18 kg/m2. Dari pemeriksaan tanda vital didapatkan frekuensi
napas 26 x/menit, frekuensi denyut nadi 98 x/menit, SpO2 89%. Apa masalah keperawatan
utama pada pasien tersebut?
A. intoleransi aktivitas
B. pola napas tidak efektif
C. kerusakan pertukaran gas
D. bersihan jalan napas tidak efektif
E. nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Jawaban : B
Pembahasan:
Berdasarkan keluahan dan data yang di dapatkan dalam scenario diagnose yang tepat adalah
pola nafas tidak efektif di tandai dengan sesak napas dan lemah, penggunaan otot bantu napas,
napas cepat dan dangkal, riwayat batuk tidak ada, ronchi (-), Dari pemeriksaan tanda vital
didapatkan frekuensi napas 26 x/menit, frekuensi denyut nadi 98 x/menit, SpO2 89%.
96. Seorang laki – laki berusia 56 tahun, merupakan pasien rujukan dari RSUD Jayapura, dirawat
diruang inap penyakit dalam sejak 2 hari yang lalu, dengan diagnosa medis Ca Paru kiri stadium
IIA. Keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran composmentis, pasien tampak lemah dan
sesak. Pasien menggunakan oksigen 3 lpm. Pasien diketahui bekerja sebagai buruh di indutri
pertambangan dan memiliki riwayat merokok selama 20 tahun. Pada pemeriksaan fisik,
inspeksi, dinding dada tampak simetris kiri-kanan, tampak adanya penggunaan otot bantu
pernapasan, cuping hidung (-). Dari hasi perkusi terdengar suara pekak pada daerah dada kanan
bagian atas. Tanda vital diperoleh tekanan darah 150/90 mmHg. Denyut nadi 98 x/menit,
frekuensi napas 30 x/menit dan suhu 37 ºC. Hasil AGD menunjukan pH : 7,37, PO2 : 60, PCO2 :
50, HCO3 : 20,6. Apakah masalah keperawatan utama yang akan Anda ambil?
A. Bersihan jalan napas tidak efektif
B. Ketidakefektifan pola napas
C. Kerusakan pertukaran gas
D. Intoleransi aktivitas
E. Nyeri akut
Jawaban : C
Pembahasan: