Laporan ini membahas tentang lichenes yang ditemukan di lingkungan sekolah. Jenis lichenes yang paling banyak ditemukan adalah crustose karena bentuknya yang pipih dan permukaan bawah melekat pada substrat, cocok dengan kondisi lingkungan sekolah. Laporan ini juga menjelaskan perbedaan jenis lichenes, subtrat tempat tumbuhnya, dan pola persebarannya.
2. iii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR..................................................................................................................iii
BAB I.............................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 4
2.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................. 4
3.3 Tujuan Penulisan................................................................................................................... 5
BAB II ............................................................................................................................................ 6
PEMBAHASAN............................................................................................................................ 6
2.1 Pengertian Lichenes .............................................................................................................. 6
2.2 Lichenes yang Ditemukan di Lingkungan Sekolah............................................................... 7
2.3 Jenis Lichenes yang Paling Banyak Dijumpai ...................................................................... 9
2.4 Perbedaan Lichenes............................................................................................................... 9
2.6 Pola Persebaran Lichenes.................................................................................................... 10
2.7 Pengaruh dan Peran Lichenes bagi Kehidupan................................................................... 10
2.8 Tempat Hidup Lichenes ...................................................................................................... 11
2.9 Pengaruh Lokasi Dekat Jauhnya dari Jalan Raya terhadap Penyebaran Lichenes.............. 11
2.10 Manfaat Lichenes .............................................................................................................. 11
2.11 Ciri dan Jenis dari Lichenes .............................................................................................. 12
BAB III......................................................................................................................................... 13
PENUTUP.................................................................................................................................... 13
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................. 14
3. iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas laporan
praktikum Biologi mengenai Lichenes ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu.
Laporan praktikum ini telah dibuat dengan berbagai observasi serta beberapa
bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan.
Tidak lupa pula, kami mengucapkan terima kasih kepada guru, teman-teman sekelompok,
dan semua pihak yang terlibat dalam proses penyelesaian laporan praktikum ini.
Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan baik itu materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, kami telah
berusaha dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat
selesai dengan baik. Kami juga sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
untuk perbaikan laporan-laporan praktikum Biologi selanjutnya.
Akhir kata, semoga laporan praktikum ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua.
Bogor, 25 Januari 2023
4. 4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lichenes adalah makhluk hidup yang memiliki hubungan timbal balik yang bagus dengan
lingkungan. Simbiosis antara kelompok jamur Ascomycetes dan Basidiomycetes dan Algae. Dari
kelompok Cyanobacteria atau Chlorellaceae. Lichens terkadang terlihat seperti lumut, tumbuh
tapi jarang mengatur tubuhnya, ukuran, bentuk dan warna. Tubuh Lichenes dinamakan thallus,
bentuk thallus ini yang diperlukan untuk proses identifikasi. Morfologi thallus Lichenes
diklasifikasi menjadi beberapa macam, yaitu: crustose (thallus berkerak) dimana thallus
berukuran kecil, datar, tipis dan selalu menempel dipermukan kulit kayu, batu atau tanah. Foliose
merupakan thallus yang mempunyai lobus, bentuknya mirip pita dengan banyak cabang.
Thallusnya tumbuh tegak atau bergantung pada batu. Fruticose adalah Lichenes yang memiliki
thallus berbentuk seperti semak dan mempunyai cabang seperti pita.
Lichenes termasuk tumbuhan yang epifit karena hidupnya menempel pada subtratnya.
Kondisi atmosfer pada suatu wilayah sangat mempengaruhi dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan Lichenes, hal ini dikarenakan Lichenes akan rusak ketika berada di tempat yang
polutan udaranya terlarut di atmosfer. Selain itu Lichens juga peka terhadap udara yang
tercemar. Beberapa jenis Lichenes akan susah ditemui atau tidak dapat tumbuh apabila kondisi
udara pada suatu wilayah menurun. Lichenes juga bisa menandakan polusi udara, terutama
polusi dari kendaraan bermotor. Adanya polusi udara akan membuat lumut kerak sulit tumbuh.
Selain itu, penurunan jenis lumut kerak dapat digunakan sebagai indikator pencemaran udara.
2.2 Rumusan Masalah
Dari pemaparan latar belakang di atas, masalah-masalah yang akan dibawa pada laporan ini
sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan lichenes?
2. Jenis lichenes apa saja yang ditemukan dilingkungan sekolah?
3. Jenis lichenes apa yang paling banyak dijumpai?
4. Apa saja perbedaan lichenes?
5. Subtrat apa yang ada pada lichenes?
5. 5
6. Jelaskan pola persebaran lichenes?
7. Bagaimana pengaruh dan peran lichenes bagi kehidupan?
8. Dimana tempat hidup lichenes?
9. Apa pengaruh lokasi dekat atau jauhnya dari jalan raya terhadap penyebaran lichenes?
10. Apa manfaat dari lichenes?
11. Apa saja ciri dan jenis pada lichenes?
3.3 Tujuan Penulisan
Praktikum mengenai e disini bertujuan untuk mengetahui dan mempelajari tentang lumut
dan alga. Dari pemaparan latar belakang di atas, masalah-masalah yang akan dibawa pada
laporan ini sebagai berikut:
1. Pengertian dari lichenes.
2. Jenis lichenes yang ditemukan dilingkungan sekolah.
3. Jenis lichens yang paling banyak dijumpai.
4. Perbedaan lichenes.
5. Subtrat yang ada pada lichenes.
6. Pola persebaran pada lichenes.
7. Pengaruh dan peran lichenes bagi kehidupan.
8. Tempat hidup pada lichenes.
9. Pengaruh lokasi dekat atau jauhnya dari jalan raya terhadap penyebaran lichenes.
10. Manfaat dari lichenes.
11. Ciri dan jenis pada lichenes.
6. 6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Lichenes
Pengertian Lichenes atau lumut kerak adalah dua macam organisme yaitu alga dan jamur
yang hidup bersimbiosis. Banyak jenis Ascomycotina dan beberapa jenis Basidiomycotina hidup
bersimbiosis dengan alga hijau atau alga biru yang umumnya bersel satu yang membentuk
lichenes. Lichenes dapat ditemukan pada batu-batuan, pada kulit pohon atau berupa lumut
janggut.
Alga pada lichenes dapat hidup tanpa bersimbiosis, tapi hampir semua jamur pada lichenes
hanya dapat hidup jika bersimbiosis dengan alga. Alga yang ikut menyususn tubuh lichenes
disebut gonidium, dapat bersel tunggal ataupun berbentuk koloni. Kebanyakan gonidium adalah
alga biru (Cyanophyceae) antara lain Choococcus dan Nostoc, kadang-kadang juga alga hijau
(Cholorophyceae) misalnya Cystococcus dan Trentopohlia.
Setiap jenis alga akan menghasilkan lain jenis lichenes. Jadi bentuk lichenes tergantung pada
macam cara hidup bersama antara kedua macam organisme yang menyusunnya. Dapat juga
hubungan antara kedua alga dan jamur itu dianggap sebagai suatu helotisme. Keuntungan yang
timbal balik itu hanya bersifat sementara, yang pada permulaannya saja, tetapi akhirnya alga
diperalat oleh cendawan, dan hubungan mana menyerupai hubungan seorang majikan dengan
budaknya (helot).
Tumbuhan lichenes ini tergolong tumbuhan perintis yang ikut berperan dalam pembentukan
tanah. Tumbuhan ini bersifat endoli tik karena dapat masuk pada bagian pinggir batu. Lichenes
ini menghasilkan asam, dan kemudian asam itu melubangi batu dan lama kelaman memecahnya.
Begitu batu menjadi tanah, tanaman lain pun bisa tumbuh di sana.
Dalam hutan yang sudah mantap, lumut dan lichenes akan menyerap air dari hujan dan salju
yang mencair. Hal ini mengurangi kemungkinan adanya banjir dalam musim semi dan
kekeringan sungai dalam musim panas. Juga mengurangi hilangnya tanah oleh erosi air.
Lumut kerak ini bahkan bisa tumbuh di tengkorak binatang yang mati. Dalam hidupnya
lichenes tidak memerlukan syarat hidup yang tinggi dan tahan terhadap kekurangan air dalam
jangka waktu yang lama. Lichenes tumbuh sangat lambat dan umurnya pun panjang. Lichenes
yang hidup pada batuan dapat menjadi kering karena teriknya matahari, tetapi tumbuhan ini tidak
mati, dan jika turun hujan bisa hidup kembali. Pertumbuhan talusnya sangat lambat, dalam 1
7. 7
tahun jarang lebih dari 1 cm. Tubuh buah baru terbentuk setelah mengadakan pertumbuhan
vegetatif bertahun-tahun.
Satu hal yang tak disukai oleh tumbuhan ini adalah udara dan air yang beracun. Itulah
sebabnya kita tidak akan bisa menjumpai tumbuhan ini tumbuh dekat pabrik-pabrik. Karena
sifatnya yang peka ini lichenes sering dipakai sebagai penunjuk adanya pencemaran udara di
suatu daerah. Dengan pertumbuhan kerak tidak hanya mengalami kemunduran didaerah yang
terkena polusi berat tetapi menjadi langka atau menghilang.
Hampir sebagian besar spesies lichenes sangat sensitive terhadap gas belerang dioksida
(SO2) dan gas buang lainnya yang berasal dari industri dan kendaraan bermotor. Para ahli
mengemukakan berbagai pendapat mengenai pengelompokan atau klasifikasi lichenes dalam
dunia tumbuhan. Ada yang berpendapat bahwa lichenes dimasukkan kedalam kelompok yang
tidak terpisah dari jamur, tapi kebanyakan ahli berpendapat bahwa lichenes perlu dipisahkan dari
jamur atau memiliki kelompok sendiri. Alasan dari pendapat yang kedua ini adalah karena jamur
yang membangun tubuh lichenes tidak akan membentuk tubuh lichens tanpa alga. Hal lain
didukung oleh karena adanya zat-zat hasil metabolisme yang tidak ditemui pada alga dan jamur
yang hidup terpisah.
2.2 Lichenes yang Ditemukan di Lingkungan Sekolah
Lichenes atau lumut kerak biasanya dapat ditemukan di batang pohon, kayu busuk, bebatuan
dan di atas tanah, serta dapat bertahan bahkan dalam kondisi yang sangat kering sehingga disebut
sebagai vegetasi perintis. Sehingga, lichenes dapat ditemukan dilingkungan sekolah karena
terdapat banyak sekali pohon dan bebatuan disekitarnya. Berikut ini, lichenes yang kami
temukan dilingkungan sekolah kami.
No. Gambar Pengamatan Lichenes Klasifikasinya
1. Kingdom: Fungi
Filum: Ascomycota
Divisi: Ascomycotina
Kelas: Sordariomycetes
Ordo: Artaoniales
Famili: Arthoniaceae
Genus: Criptothecia
Spesies: Criptothecia scripta
9. 9
2.3 Jenis Lichenes yang Paling Banyak Dijumpai
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa tipe crustose merupakan jenis yang paling banyak
ditemukan dilingkungan sekolah kami. Beberapa jenis lichenes beradaptasi melalui morfologinya
yang disesuaikan dengan kondisi tempat tumbuhnya. Crustose dengan bentuk berupa lembaran
pipih dan permukaan bawahnya melekat pada substrat secara merata, hal ini disebabkan faktor
kelembaban dan ketersediaan air yang cukup sehingga semua bagian talus terpenuhi kebutuhan
akan air.
2.4 Perbedaan Lichenes
Lichenes yang umumnya ditemukan terbagi menjadi beberapa tipe yaitu berbentuk foliose,
fruticose dan crustose serta squamolose. Karena lichenes memiliki bentuk yang berbeda-beda,
juga bentuk-bentuk serta jenis lichenes yang berbeda, sehingga mudah dibedakan. Dapat
diuraikan sebagai berikut dibawah ini diantaranya adalah :
1. Fruticose, yakni seperti semak yang hidup menempel di pohon-pohon yang tumbuh di daerah
berudara sejuk serta tidak ada polusi udara
2. Foliose, yakni lembaran seperti daun yang hidup menempel pada kulit pohon.
3. Crustose, yakni yang berbentuk seperti kerak atau olesan cat.
4. Squamolose, yakni yang bersisik, peralihan antara lichenes foliose dengan crustose.
2.5 Subtrat yang Ada pada Lichenes
10. 10
Berdasarkan atas substrat tempat tumbuhnya, lichenes dibagi menjadi lima, yakni:
1. Corticolous yaitu, lichenes yang tumbuh di permukaan pohon. Lichenes yang tumbuh
permukaan pohon membutuhkan kestabilan pohon tersebut, tekstur, pH dan ketersediaan
air.
2. Follicolous yaitu, lichenes yang tumbuh di permukaan daun. Biasanya lichenes ini
menyukai daun yang tt erkena sinar matahari, licin, berwarna hijau sepanjang tahun yang
terletak di bagian luar kanopi pohon, di bawah tegakan, di batas cahaya dan di dekat
pemukaan badan air.
3. Saxicolous yaitu, komunitas lichenes yang berkembang di substrata bebatuan, jenis ini
sangat tergantung tipe batu. Tipe batu dan pH merupakan faktor penting yang
bertanggung jawab atas pembentukan koloni komunitas lichenes jenis ini
4. Terricolous yaitu, lichenes yang tumbuh di tanah. Lichenes di komunitas ini tumbuh di
permukaan halaman atau tanah dan bahkan seringkali membentuk komponen yang
dominan pada vegetasi lahan biasa di lingkungan ekstrem. Komunitas terricolous
semakin tereduksi dari waktu ke waktu akibat kegiatan manusia.
5. Musicolous yaitu, lichenes yang tumbuh dengan lumut. Mereka menyukai lumut–lumut
alami yang kasar dan efisien dalam propagula lichenes.
2.6 Pola Persebaran Lichenes
Lichenes memiliki pola penyebaran yang sangat luas di muka bumi dan mampu menghuni
tempat-tempat ekstrem, seperti tundra, permukaan batu di pegunungan maupun pantai, atau
bahkan di tumpukan sampah beracun. Oleh karena itu, lichenes ini dapat digunakan sebagai
pengukur tingkat polusi. Selain itu, beberapa lichenes juga dapat digunakan sebagai pewarna,
bahan parfum, serta bahan pengobatan.
Berdasarkan fungsinya, lichenes memiliki fungsi untuk membantu proses pembentukan
tanah dengan cara melepaskan fragmen talus yang sangat halus. Lichenes ini sendiri sangat
sensitif terhadap polutan yang berbahaya, seperti fluorida, logam berat, zat radioaktif, bahan-
bahan kimia pertanian, dan pestisida sehingga lumut kerak dapat digunakan sebagai indikator
pencemaran lingkungan.
2.7 Pengaruh dan Peran Lichenes bagi Kehidupan
11. 11
Pengaruh dan peran lichenes dalam kehidupan yaitu, lichenes dapat mengindikasikan atau
mencirikan polusi udara khususnya yang berasal dari emisi kendaraan bermotor. Selain sebagai
indikator kualitas udara, juga dapat membantu proses pembentukan tanah dengan cara
melepaskan fragmen talus yang sangat halus. Adapun fungsi lichenes lainnya, yaitu dalam
ekosistem hutan diantaranya sebagai penyerap air hujan dan salju yang mencair.
2.8 Tempat Hidup Lichenes
Lichenes dapat hidup dimana saja atau dikenal dengan sebutan kosmopolit. Lokasi
tumbuhnya lichen tidak dipengaruhi oleh ketinggian dari permukaan laut. Tempat tumbuh lichen
juga tidak terikat tempat, bisa saja di bebatuan atau pada cadas di bebatuan di atas permukaan
laut, atau di gunung–gunung yang tinggi.
Lichenes tidak membutuhkan syarat–syarat hidup yang tinggi, tahan terhadap kondisi
kekurangan air dalam jangka waktu yang lama, tahan terhadap panas terik. Jika cuaca panas,
lichenes akan berubah warna seperti kekeringan, tetapi tidak mati. Jika disirami air maka
lichenes akan hidup kembali. Pertumbuhan thalus sangat lambat, dalam satu tahun biasanya
kurang dari 1 cm. tubuh buah baru terbentuk setelah mengadakan pertumbuhan vegetatif
bertahun–tahun.
2.9 Pengaruh Lokasi Dekat Jauhnya dari Jalan Raya terhadap Penyebaran
Lichenes
Lichenes menjadi sangat peka pada polutan karena lichen tidak memiliki lilin & kutikula
untuk melindungi sel-sel (struktur dalam). Sehingga polutan mudah terserap oleh klorofil
lichenes dan merusak jaringan lichenes. Perubahan jenis lichenes terjadi sesuai dengan
pencemaran yang terjadi di daerah tersebut. Kepekaan lichenes berada dalam berbagai radius
dari sumber pencemar.
Untuk mengidentifikasi lichenes tercemar polutan perlu dilakukan identifikasi pada tingkat
spesies, morfologi, taksonomi, dan anatomi. Dengan melakukan beberapa identifikasi tersebut
dapat mengetahui polutan yang terdapat didaerah tersebut.
2.10 Manfaat Lichenes
Lichenes berguna dalam pengobatan tradisional. Hingga saat ini, penggunaan lichenes untuk
pengobatan radang sendi, sembelit, kemoterapi, luka luar, infeksi mikroba, cacing dan kutu
masih dilakukan di beberapa negara. Adapun manfaat lichenes yang diketahui diantaranya
sebagai tumbuhan obat, bahan makanan dan pakan ternak, bahan pembuat parfum,
mendeterminasi umur bebatuan, bahan/preparat pewarnaan dan lain-lain.
12. 12
2.11 Ciri dan Jenis dari Lichenes
Ciri-ciri dari lichenes, yaitu warnanya bercak hijau keputih-putihan, sering ditemukan
tepung yang berasal dari sel ganggang yang terbungkus hifa, memiliki soredium, dapat melekat
pada batu atau tembok yang tidak dapat di tempati oleh makhluk hidup lain.
Berdasarkan bentuk thalusnya, lumut kerak dibedakan menjadi empat macam, yaitu sebagai
berikut.
1. Crustose. Lichenes atau lumut kerak jenis ini mempunyai talus yang berukuran kecil,
datar, tipis dan selalu melekat ke permukaan batu, kulit pohon ataupun di tanah. Lumut
jenis ini susah untuk dicabut tanpa merusak bagian substratnya.
2. Foliose. Lichenes foliose memiliki struktur seperti daun yang bentuknya tersusun oleh
lobus–lobus dan relatif lebih longgar melekat pada bagian substratnya. Bentuk thalus
foliose ini datar dan sedikit lebar, terdapat banyak lekukan seperti daun yang mengkerut.
3. Fruticose. Lichenes fruticose bentuk thalusnya berupa semak dengan banyak cabang
dengan bentuknya yang seperti pita. Thalus fruticose tumbuh tegak atau menggantung
pada batu, dedaunan atau cabang pohon.
4. Squamulose. Lichenes jenis squamulose ini memiliki lobus–lobus seperti sisik yang
disebut squamulus dengan ukuran yang lebih kecil dan saling bertindih serta sering
memiliki struktur tubuh buah yang disebut dengan podetia.
13. 13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa lichenes dibagi menjadi 4
kelompok berdasarkan bentuk talusnya yaitu fruticose, foliose, crustose, dan squamulose.
Fruticose merupakan kelompok lichenes yang memiliki thalus berupa semak dengan cabang
berbentuk pita, contohnya adalah Usnea sp. Foliose merupakan kelompok lichenes yang
memiliki thalus berbentuk daun yang berlobus-lobus, contohnya adalah Parmelia sp. Crustose
merupakan lichenes yang memiliki thalus yang kecil, datar, tipis, dan melekat kuat pada substrat,
contohnya adalah Graphis sp.