1. Yogi Kusprayogi, M.Psi., Psikolog
Supported by :
Modul Pembelajaran
Pertemuan pertama
STIMULASI
STIMULASI
(Sinau Terapan Ilmu Psikologi)
2. @yayasan.amca
@usamah_edu
Jl. Rajawali No.14, Dayakan, Sardonoharjo, Kec. Ngaglik,
Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55581
Alamat Yayasan AMCA:
0813-2718-3010
yayasananakmuslimceria@gmail.com
Kontak Yayasan AMCA :
JULI 2022
Cetakan Pertama :
Ratna A Arilia Y
Penulis :
Kak Yogi Kusprayogi, M.Psi., Psikolog hafidzahullahu ta'ala
Desain dan Layouter :
Hak Cipta:
Yayasan Anak Muslim Ceria
Boleh dicetak, tidak untuk
diperjual belikan.
4. Pemahaman
2
STIMULASI
STIMULASI
(Sinau Terapan Ilmu Psikologi)
Memahami masa remaja adalah bagian tahapan
perkembangan anak.
Tahapan tersebut berpengaruh pada
pertumbuhan fisik, perkembangan kognitif,
perkembangan sosio-emosional, dan
perkembangan perilaku.
Memahami ada juga perkembangan lingkungan,
(zaman) yang memberikan pengaruh atau
dampak signifikan secara keyakinan, budaya, dan
kebiasaan.
Catatan:
5. 3
STIMULASI
STIMULASI
(Sinau Terapan Ilmu Psikologi)
Orangtua Milenial
Pemahaman diri (clear dengan masalah diri)
Pemahaman kondisi pasangan (dukungan dan
responsibilitas)
Perkembangan anak-remaja
Perkembangan dunia
Fast learner
Challanger
Menjadi orangtua generasi milenial harus memiliki
kesadaran :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Semua tugas tadi menjadi tantangan orangtua
dalam menerapkan pengasuhan ideal
Catatan:
6. Memahami Kondisi Diri
Dalam Pengasuhan
4
STIMULASI
STIMULASI
(Sinau Terapan Ilmu Psikologi)
Sulit kontrol emosi : reaktif, mudah marah, mudah
judgement
Tidak sabaran
Tidak memahami = tidak menghargai
Kurang fleksibel = terlalu kaku
Tipe directive (top-down)
Cerewet
Terlalu rapuh, mudah mengeluh
Sulit menghargai kebaikan
Sulit mengkespresikan emosi positif (cinta)
Sulit berkomunikasi
Kondisi orangtua semisal :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Catatan:
7. 5
STIMULASI
STIMULASI
(Sinau Terapan Ilmu Psikologi)
"Sangat penting orangtua menambah
pengetahuan tentang pengasuhan karena akan
mempengaruhi keyakinan dalam mengasuh.
Keyakian membentuk persepsi orangtua
tentang karakteristik anak yang akan
mempengaruhi cara orangtua mengasuh anak."
Kuncinya ada di pembiasaan perilaku yang baik dari
orangtua, ketepatan waktu dengan rencana,
konsistensi respon dengan kejadian.
Catatan:
8. Catatan:
5 Aspek utama dalam
parenting belief :
6
STIMULASI
STIMULASI
(Sinau Terapan Ilmu Psikologi)
1. Directing (mengarahkan)
Menasehati, memberi saran, mengingatkan baik
dan buruk.
Membimbing, membantu anak dalam kesulitan,
mendampingi dan mengayomi dengan bijaksana.
tidak memaksa dan menyudutkan anak.
Mengajarkan, memberi arahan, dan menjadi
mentor dengan sikap terbuka.
Disiplin yaitu mengajarkan aturan, batasan,
ketertiban, ketegasan (bisa dilakukan dengan
reward dan punishment yang konsisten).
Mengawasi yaitu memantau perkembangan
pergaulan dan kegiatan anak, pertemanan, dan
sosmed anak.
Merupakan proses dan upaya orangtua untuk:
Kondisi ini sering disebut sebagai structure, yaitu
adanya pemberian harapan yang jelas untuk perilaku
yang dikombinasikan dengan batasan yang konsisten,
dan tepat.
9. 5 Aspek utama dalam
parenting belief :
7
STIMULASI
STIMULASI
(Sinau Terapan Ilmu Psikologi)
2. Accepting (menerima)
Menjadi teman bagi remaja.
Berdiskusi/tempat curhat, yaitu upaya orangtua
memantau anak dengan komunikasi dua arah,
berdiskusi dan mendengarkan keluhan dengan
penuh empati (tak meremehkan).
Mengenal anak yaitu memahami karakteristik
anak, kemauan dan kebutuhannya termasuk
mengenal pergaulan anak dengan cara
mendekati anak.
Mendukung yaitu memberikan semangat, motivasi
dan dorongan agar anak meraih cita-cita.
Sabar, yaitu melakukan pengarahan dengan
kesabaran, kesungguhan hati, dan keuletan.
Memunculkan sikap penerimaan minimal pada salah
satu hal yang ada pada anak, sehingga anak tidak
merasa semua tentang dirinya tidak ada yang benar
di mata orangtua. Hal ini membuat anak merasa
terdukung, merasa dimengerti dan dekat secara
emosional dengan orangtua. Anak juga perlu memiliki
perasaan diterima dengan kehangatan (warmth),
dengan cara ekspresi afeksi, cinta, apresiasi, kebaikan,
dan penghargaan.
10. 5 Aspek utama dalam
parenting belief :
8
STIMULASI
STIMULASI
(Sinau Terapan Ilmu Psikologi)
3. Nurturing (memelihara)
Meluangkan waktu yaitu mengatur, menyediakan
waktu bagi anak untuk menemani anak baik.
dalam kegiatan akademis maupun non akademis.
Memperhatikan dan memenuhi kebutuhan anak
secara fisik dan psikologis.
Memberi kasih sayang.
Parental demandingness. Orangtua mengatur
perilaku, memberikan kontrol, batasan, hingga
ketegasan
Parental responsiveness. Derajat penerimaan dan
responsif orangtua dengan menemani, supportif
dan menerima kebutuhan khusus dari anak.
Responsif lebih berupa psikologis, namun
kenyataanya banyak orangtua yang menunjukkan
responsif berupa kebutuhan fisik.
Nurturing memiliki dua dimensi yaitu:
1.
2.
Catatan:
11. 5 Aspek utama dalam
parenting belief :
9
STIMULASI
STIMULASI
(Sinau Terapan Ilmu Psikologi)
4. Maturing (mendewasakan anak)
Memberi tanggung jawab, mengajarkan dan
mendorong kemandirian, misalnya dengan
memberikan pekerjaan rumah.
Memberikan kebebasan yaitu tidak terlalu
memaksakan kehendak, dan memberikan ruang
bagi remaja untuk berkespresi. Misalnya
kesempatan mengambil keputusan.
Tidak terlalu otoriter, tidak terlalu keras dan tidak
merasa yang paling benar di hadapan anak,
cenderung merendahkan kondisi anak, biasanya
suka menyalahkan anak dan menuntut anak
mengikuti seluruh kemauan orangtua. Tidak
memberikan kesempatan bagi anak untuk
menyatakan dirinya.
Orangtua memberikan banyak kesempatan dan
memberikan tanggung jawab serta kepercayaan
pada anak, dan berusaha memperlakukan mereka
seperti orang dewasa yang sudah dapat
mengambil keputusan. (Autonomy support)
mendorong anak mencari tahu secara aktif,
eksplorasi, dan menrani menyampaikan
pandangan, tujuan dan keinginannya.
12. 5 Aspek utama dalam
parenting belief :
9
STIMULASI
STIMULASI
(Sinau Terapan Ilmu Psikologi)
5. Modeling (memberi contoh)
Memberikan teladan dan panutan berperilaku positif
serta karakter positif. Orang tua harus sadar jika
hendak mendidik anak dengan baik maka mereka
harus berusaha berubah menjadi lebih baik sebelum
menunutut perubahan. Orangtua harus sadar jika apa
yang ada pada dirinya dilihat, diamati dan dicontoh
oleh anak, terutama perilaku positif.
"Berdasarkan penelitian sebagian besar
orangtua lebih mengutamakan untuk
melakukan pengarahan dalam mendidik
remaja, sementara remaja lebih mengutamakan
penerimaan terhadap keinginan, harapan dan
diri mereka secara pribadi. "
"Remaja lebih memiliki kebutuhan
untuk diterima, dikasihi, dan
diberi kepercayaan sebelum
diberi perintah atau pengarahan
dari orang tua."
14. Generational Stake
Hypotesis
11
STIMULASI
STIMULASI
(Sinau Terapan Ilmu Psikologi)
“Generational stake’’ hypothesis.
Kebutuhan setiap generasi untuk melihat interaksi
keluarga dari perspektifnya secara pribadi, setiap
generasi memiliki persepsi dan harapan berbeda
dalam skenario keluarga.
Orangtua memiliki skenario memaksimalkan
persamaan antara orangtua dan remaja,
sementara remaja memiliki perspektif untuk
meminimalisir persamaan antara orangtua dan
remaja, demi menunjukan otonomi dan kemandirian
(Bengtson dan Kuypers, 1971).
Cara berpikir orangtua adalah "main aman".
Sementara remaja fokus pada self-identity dan
otonomi, yang bisa jadi semakin menunjukan
perbedaan dengan orangtua.
Catatan:
15. Modeling
12
STIMULASI
STIMULASI
(Sinau Terapan Ilmu Psikologi)
Remaja memiliki presentasi kecil dari pola belajar
dari orangtua. Hal ini karena remaja jarang melihat
modeling yang dilalukan orangtua saat melakukan
pengasuhan.
Banyak orangtua yang melakukan pengasuhan
karena terbiasa dan banyak otomatisnya, sehingga
sering kali orangtua tidak menyadari perilakunya.
Maka mengasuh dengan kesadaran penuh sangat
penting dipelajari oleh orangtua.
Catatan:
16. Hal penting....
13
STIMULASI
STIMULASI
(Sinau Terapan Ilmu Psikologi)
Religiusitas, membimbing anak dengan
pengasuhan percaya pada Allah, memberi
contoh dan mendoakan.
Remaja akan menghargai pengasuhan jika
orangtua menunjukkan perilaku rukun dengan
pasangannya dan sependapat dalam
memberikan asuhan.
Hal penting dalam kemudahan mengasuh remaja:
1.
2.
Catatan:
17. 14
STIMULASI
STIMULASI
(Sinau Terapan Ilmu Psikologi)
Catatan:
"Pengasuhan remaja akan efektif
jika orangtua menciptakan iklim
psikologis dalam keluarga yang
nyaman, rukun dan harmonis"
18. Sumber konflik
15
STIMULASI
STIMULASI
(Sinau Terapan Ilmu Psikologi)
Sumber konflik : karena adanya gesekan pada area
pribadi yang remaja anggap sudah mampu untuk
menentukan sendiri, seperti pemilihan aktivitas,
busana, model rambut, pemilihan teman,
pengaturan kamar, pengerjaan tugas rumah
ataupun pengaturan keuangan.
Orangtua perlu melakukan monitoring dan koreksi,
sementara remaja ingin kontrol diri yang lebih
leluasa (otonomi-kebebasan) (freedom-reformasi).
Kesenjangan antara keinginan remaja dan
ketidakyakinan orangtua akan kompetensi remaja,
menimbulkan ketidaksepahaman dalam penentuan
siapa yang harus mengambil keputusan (Smetana,
2011).
Catatan:
19. 16
STIMULASI
STIMULASI
(Sinau Terapan Ilmu Psikologi)
Konflik muncul saat orangtua meyakini bahwa baik
buruknya anak adalah sepenuhnya tanggung jawab
orangtua. Tidak banyak orangtua yang sadar bahwa
anak-anak harus belajar terhadap sikapnya dan
belajar mengambil tanggung jawab.
Awal munculnya "personalisasi orangtua" akan
berkembang menjadi awal mula munculnya sikap
meremehkan dan merendahkan kemampuan
remaja.
Catatan:
"Kegagalan dalam
memahami kebutuhan
remaja, menjadi sumber
konflik orangtua dan remaja."
20. Belief dan persepsi
orangtua #1
17
STIMULASI
STIMULASI
(Sinau Terapan Ilmu Psikologi)
Orangtua percaya jika mereka mendidik dengan
‘benar’, maka anak akan tumbuh menjadi individu
yang ‘sempurna’. Perilaku remaja yang mulai ‘tidak
menuruti’ semua keinginan orangtua dianggap
sebagai pembangkangan dan kegagalan dalam
mendidik anak.
Bersamaan dengan hal itu, keinginan remaja untuk
lebih sering bersama teman sebaya dan ‘menjauh’
dari orangtua dianggap sebagai penolakan dan
penghindaran terhadap orangtua
Catatan:
21. Belief dan persepsi
orangtua #2
18
STIMULASI
STIMULASI
(Sinau Terapan Ilmu Psikologi)
Banyak orangtua percaya bahwa cara terbaik untuk
membentuk anak yang ‘baik’ adalah dengan
mempertahankan kontrol pada seluruh aspek
kehidupan anak.
Hal ini justru membuat remaja menjadi tidak
berkembang secara kognitif dan sosio-emosional.
Remaja merasa dirinya diperlakukan seperti anak-
anak, padahal mereka merasa sudah cukup mampu
kontrol diri.
Catatan:
22. Dampak
19
STIMULASI
STIMULASI
(Sinau Terapan Ilmu Psikologi)
"Toxic" Parents.
Kecewa berlebihan
Kecemasan tinggi
Renggangnya hubungan dengan remaja
Konflik personal semakin mendalam
Semakin sulit kontrol emosi
Oleh karena itu orangtua menjadi keras dan
menuntut anak untuk menuruti keinginannya dan
bergantung sepenuhnya pada orangtua (Hooper,
2008)
Kondisi orangtua bisa menjadi:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Catatan:
23. Kondisi Remaja
19
STIMULASI
STIMULASI
(Sinau Terapan Ilmu Psikologi)
Faktanya remaja yang sedang berusaha mencapai
otonomi, menetapkan identitas, merasa perlu
bereksplorasi lebih banyak.
Tidak sedikit pengasuhan orangtua terhadap remaja
adalah sesuatu yang bersifat menekan dan
menimbulkan stres.
Relasi orangtua dan remaja menjadi penuh ‘badai’
karena perbedaan belief tentang bagaimana
pengasuhan orangtua yang ‘benar’ (belum se-
frekuensi).
Catatan:
24. Tiga pengaruh utama
pada proses
pengasuhan:
20
STIMULASI
STIMULASI
(Sinau Terapan Ilmu Psikologi)
1) Karakteristik anak dan individualitas,
2) Sejarah pribadi orang tua dan sumber daya
psikologis,
3) Konteks sosial yang menekan dan mendukung
(Brooks, 2001)
Catatan:
25. Anak-anak perlu pengasuhan
orang tua sesuai dengan:
21
STIMULASI
STIMULASI
(Sinau Terapan Ilmu Psikologi)
Kebutuhan individu mereka,
Jenis kelamin,
Urutan kelahiran,
Temperamen,
Pola pertumbuhan anak.
Mengasuh anak tidak sama dengan konsep All you
can eat, apapun yang kita makan bayarnya tetap
sama.
Sebaliknya, ibarat makan di restoran bintang lima, di
mana setiap nama, jenis makanan, dan toping yang
diinginkan, selalu ada harga yang harus dibayar.
Catatan:
26. Mengubah mindset
22
STIMULASI
STIMULASI
(Sinau Terapan Ilmu Psikologi)
Masa di mana anak-anak kita berusaha menjadi
dewasa
Mereka tetap sayang dan care pada orangtuanya
Keinginan mencoba tinggi
Ingin mandiri dan kebebasan
Menunjukan kemampuan dan indentitas
Mengubah mindset, bahwa remaja adalah :
Tidak lagi salah tafsir bahwa:
Sikap remaja ingin menentang, sering kali ditafsirkan
sebagai sikap memberontak. Hal tersebut adalah
upaya menunjukkan otonominya, tugas orangtua
adalah meredamnya.
Catatan:
27. Meningkatkan frekuensi
23
STIMULASI
STIMULASI
(Sinau Terapan Ilmu Psikologi)
Masa badai dan stres tidak hanya dialami oleh
remaja, melainkan dialami juga oleh orangtua. Hal
ini terlihat saat orangtua berkonflik dengan remaja.
Gaya pengasuhan sering kali masih terikat pada
kontrol penuh orangtua, padahal di usia ini
sebaiknya orangtua mentransfer kontrol dan
otonomi ke anak.
"Studi juga menunjukkan bahwa
harapan perkembangan yang
tidak realistis dapat
mengakibatkan
ketidaksesuaian antara ibu dan
anak remaja. Sehingga tak
jarang menyebabkan orangtua
dan anak-anak merasa
tertekan."
29. Mindful Parenting
25
STIMULASI
STIMULASI
(Sinau Terapan Ilmu Psikologi)
Mindful Parenting
Digambarkan dengan perilaku yang bekesadaran,
dan penerimaan tanpa menghakimi. Sebagian
orangtua ketika melihat kekurangan anaknya,
biasanya mudah terpancing emosi, orangtua fokus
pada kesalahan anak kemudian dengan cepat
menghakimi kesalahan anak, tanpa ada
penerimaan dan pemahaman terlebih dahulu.
Catatan:
"Paying attention to your child and
your parenting in a particular way :
intentionally (intensitas),
in the present moment (fokus),
and non-judgmentally (tanpa
menghakimi).
30. Meneladani
Komunikasi Nabi
Shallallahu 'alaihi wa salam
26
STIMULASI
STIMULASI
(Sinau Terapan Ilmu Psikologi)
Komunikasi Nabi Shallallahu 'alaihi wa salam
dengan sahabat muda yakni sahabat Anas bin Malik
radhiyallahu 'anhu.
Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu disuruh Nabi
shallallahu 'alaihi wa salam, namun beliau masih
bermain bersama teman-temannya, kemudian Nabi
shallallahu 'alahi wassalam menarik Anas bin Malik
radhiyallahu 'anhu, kemudian Nabi shallallahu 'alahi
wassalam mengingatkan Anas bin Malik
radhiyallahu 'anhu lalu kemudian Anas bin Malik
radhiyallahu 'anhu segera mengerjakan perintah
Nabi Shallallahu 'alaihi wa salam
Catatan:
31. 5 Dimensi Mindfulness
Parenting
27
STIMULASI
STIMULASI
(Sinau Terapan Ilmu Psikologi)
mendengarkan dengan penuh perhatian;
penerimaan untuk tidak menghakimi diri
dan anak;
kesadaran emosi diri dan anak;
pengaturan diri dalam hubungan
pengasuhan;
dan kasih sayang kepada diri dan anak.
5 Dimensi Mindfulness Parenting yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
Catatan:
32. Remaja, Mereka Sedang
Mencari Identitas
28
STIMULASI
STIMULASI
(Sinau Terapan Ilmu Psikologi)
Apa yang yang sebenarnya mereka
inginkan?
Makna-makna apa yang mereka dapatkan
dari pengalaman?
Tujuan apa yang sebenarnya mereka
minati? dll
Remaja berusaha untuk melepaskan diri/
menjaga jarak dari orang tua dengan maksud
untuk menemukan dirinya. Karena bayang-
bayang dan dominasi orang tua yang
berlebihan dapat membuat remaja justru tidak
mampu menemukan diri yang sesungguhnya.
Misal:
Proses tersebut sebagai proses mencari
identitas diri (Erikson).
Catatan:
33. Orang tua jangan mudah
terpancing amarah
29
STIMULASI
STIMULASI
(Sinau Terapan Ilmu Psikologi)
Jangan terlalu mudah terpancing atau belama-
lama dalam marah dan kesal karena :
Remaja rata-rata memerlukan hanya 45 menit
untuk berubah dari mood "senang luar biasa"
ke "sedih luar biasa", sementara orang dewasa
memerlukan beberapa jam untuk hal yang
sama (Csikszentmihalyi & Larson, 1984).
Mengapa emosi remaja bisa berlama-lama dan
jarak semakin jauh?
"Karena mereka tak lagi menemukan tempat
kembali."
Orangtua nampak tidak menerima, dan tak
bersahabat dengan baik.
Catatan:
34. Unipolar pada Remaja
30
STIMULASI
STIMULASI
(Sinau Terapan Ilmu Psikologi)
sangat terpuruk,
memiliki rasa sedih luar biasa,
kehilangan minat pada berbagai hal,
sulit untuk berkonsentrasi,
mengharap hal terburuk akan terjadi,
atau bahkan mempertimbangkan untuk
bunuh diri.
Remaja dapat merasa :
Gangguan mood ini bersifat unipolar dan
gangguan ini sering disebut depresi. Maka
perlunya memahami aspek emosi remaja
karena mereka tidak hanya reaktif
mengekspresikan emosi marah, namun juga
sedih, takut, dan lainnya.
Perlunya orangtua mendekati remaja dengan
minat mereka, karena itulah yang dilakukan
teman-temannya atau sahabatnya, yaitu se-
frekuensi dengan minat masing-masing.
Mengajari remaja untuk fokus dengan
mengoptimalkan kemampuan kognitif
misalnya dengan "brainstorming" bersama.
Pentingnya mendukung hal positif remaja agar
mereka mudah bangkit dari fase keburukan
yang sedang dialami. Remaja harus merasa
diterima dan didukung sehingga tumbuh rasa
berharga dalam diri mereka.
35. Kenapa Anak lebih
banyak bercerita kepada
Ibu??
31
STIMULASI
STIMULASI
(Sinau Terapan Ilmu Psikologi)
Anak lebih banyak berkomunikasi dengan ibu
daripada dengan ayah. Ini dikarenakan yang
lebih banyak terlibat aktifitas di dalam rumah
adalah ibu, sedangkan ayah lebih banyak
menghabiskan waktunya di luar rumah.
(Maka figur ibu harus lebih banyak
mengupayakan untuk bisa berkomunikasi
efektif)
Komunikasi yang dilakukan anak dengan ibu
di dalam keluarga tentang pengalaman
sehari-hari sangatlah penting, sehubungan
dengan pesatnya perkembangan yang dialami
anak, masalah dan kesulitan banyak muncul
dalam diri anak.
Catatan:
36. Kenapa Anak lebih banyak
bercerita kepada Ibu??
32
STIMULASI
STIMULASI
(Sinau Terapan Ilmu Psikologi)
Anak lebih banyak berkomunikasi dengan ibu
daripada dengan ayah. Ini dikarenakan yang
lebih banyak terlibat aktifitas di dalam rumah
adalah ibu, sedangkan ayah lebih banyak
menghabiskan waktunya di luar rumah.
(Maka figur ibu harus lebih banyak
mengupayakan untuk bisa berkomunikasi
efektif)
Komunikasi yang dilakukan anak dengan ibu
di dalam keluarga tentang pengalaman
sehari-hari sangatlah penting, sehubungan
dengan pesatnya perkembangan yang dialami
anak, masalah dan kesulitan banyak muncul
dalam diri anak.
Topik Komunikasi
Topik komunikasi : Bagaimana cara anak
mengatasi masalah, dapat menerima
kekurangan pada dirinya, bagaimana anak
dapat memanfaatkan waktu dengan baik dan
bersemangat dalam menjalani hidup.
37. Teknik Komunikasi dengan
remaja:
33
STIMULASI
STIMULASI
(Sinau Terapan Ilmu Psikologi)
Jujur terhadap kondisi yang ada, tidak
manipulatif.
Mengakui semua hal tentang diri, misalnya
kesalahan serta tidak menuduh atau
mengalihkannya pada orang lain (blame
others).
1. Openness (keterbukaan)
Kadang orangtua sulit terbuka dengan
ceritanya sendiri. Padahal orangtua sering sekali
bertanya tentang diri remaja, bahkan berulang-
ulang setiap hari.
Namun sedikit sekali orangtua yang membuka
untuk bercerita tentang diri mereka pada anak,
dan tidak memberikan kesempatan pada anak
untuk bertanya tentang orangtuanya. Padahal
hal ini adalah aspek penting dalam komunikasi
efektif dan lekat.
Catatan:
38. Teknik Komunikasi dengan
remaja:
34
STIMULASI
STIMULASI
(Sinau Terapan Ilmu Psikologi)
2. Empati
Mampu memahami anak dan bisa merasakan
apa yang benar-benar dialami anak (namun
tanpa menghilangkan identitas diri sendiri).
Orangtua mampu membuat anak merasakan
bagaimana orangtua dan sebaliknya. Saling
merasakan dan memahami.
3. Supportive (dukungan)
Lebih bersifat deskriptif daripada evaluatif,
karena pernyataan yang evaluatif membuat
lawan bicara banyak membela diri. Lebih
banyak bersifat sementara daripada pasti.
Pernyataan seperti ini dikeluarkan oleh
seseorang yang memiliki pikiran dan sikap
terbuka serta keinginan untuk mendengarkan
pandangan orang lain yang berlawanan
dengan pandangan diri sendiri. selama itu
dianggap baik oleh kedua belah pihak (batasan
syariat).
Catatan:
39. Teknik Komunikasi dengan
remaja:
35
STIMULASI
STIMULASI
(Sinau Terapan Ilmu Psikologi)
4. Positiveness
Menunjukkan penghargaan pada diri sendiri,
lawan bicara dan sesi komunikasi tersebut.
Memuji lawan bicara (remaja) dengan hal
positif yang mereka miliki.
5. Similarity
Komunikasi dengan kesetaraan tidak
mengharuskan anak untuk selalu menerima
dan menyetujui perkataan dan perilaku
orangtua. Bagi orangtua tidak menampakkan
superioritasnya sebagai orangtua yang
berhak mengatur anaknya dan selalu
menang. Namun anak juga harus berlatih dan
belajar menyampaikan keinginannya dengan
cara sopan.
Catatan:
40. 35
STIMULASI
STIMULASI
(Sinau Terapan Ilmu Psikologi)
"Komunikasi orangtua
dan anak harus sama-
sama memiliki
penghargaan dan nuansa
positif, memiliki unsur-
unsur penerimaan,
kehangatan
dan kasih sayang. "
42. Kontrak Psikologis
37
STIMULASI
STIMULASI
(Sinau Terapan Ilmu Psikologi)
Kontrak psikologis adalah kepercayaan dari remaja
dalam kewajiban timbal balik dengan orangtua
(keluarga).
Kepercayaan ini menyatakan tentang pemahaman
terhadap janji-janji yang dibuat dan menawarkan
pertimbangan-pertimbangan dalam perubah yang
mengikat antara Remaja dengan orangtua dalam
rangka menyusun sebuah kewajiban.
Secara garis besar, orangtua hendaknya
memahami apa yang remaja inginkan dan
butuhkan dalam menentukan perilaku dan respon di
rumah. Remaja cenderung memiliki harapan yang
implisit maupun eksplisit tentang apa yang ingin
mereka dapatkan dari keluarga. Harapan inilah yang
dapat dijadikan dasar kontrak psikologis yang
melibatkan kewajiban timbal-balik antara remaja
dengan orangtua.
Memahami Kontrak
Psikologis
Kontrak psikologis yang terpenuhi akan
memberikan pengaruh kepada sikap dan perilaku
remaja di dalam keluarga.
43. Konsisten
38
STIMULASI
STIMULASI
(Sinau Terapan Ilmu Psikologi)
Kontrak psikologis yang sesuai dengan kesepakatan
dari kedua belah pihak, remaja maupun orangtua
akan meresa adil dan wajar, kedua belah pihak akan
puas dan besar kemungkinan akan mempertahankan
hubungan mereka. Sebaliknya bila salah satu pihak
melihat ketidakseimbangan atau ketidakadilan dalam
kontrak, persepsi tersebut dapat memicu perubahan.
Remaja melekukan hal mereka sukai-hobi
Orangtua ikut aktif dalam beberapa
kegiatan mereka
Mendapatkan pembelaan dan dukungan
Merasa dibenarkan
Dibantu dan didampingi
Cinta dan perhatian
Kepercayaan
Tanggung jawab
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Gambaran Harapan
Remaja
"Kontrak psikologis merupakan
keyakinan remaja yang dibentuk
dari orang tua"
44. Motivasi
39
STIMULASI
STIMULASI
(Sinau Terapan Ilmu Psikologi)
Prestasi: membantu remaja untuk mencapai
tugas optimal-> berhasil
Tanggung jawab: Pembiasaan evaluasi dan
tanggung jawab
Progres (kemajuan): Mengevaluasi kemajuan
tahap demi tahap bersama.
Kondisi tugas/keterampilan: Beban tugas yang
realistis
Penghargaan: Apresiasi dari lingkungan
Dorong remaja untuk mencapai ikatan dan konsep
diri positif dengan motivasi internal.
Memacu remaja untuk:
1.
2.
3.
4.
5.
Catatan: