SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
1 Bahan Kuliah Ilmu Bedah AKPER PEMKAB MUNA
Bab III. T R A U M A
Trauma adalah segala peristiwa yang menyebabkan perlukaan pada tubuh.
Beberapa penyebab perlukaan :
 Trauma tumpul : kecelakaan lalulintas, terjatuh, pekerjaan, rekreasi.
 Trauma tajam : pisau, senjata api , tertancap.
 Trauma thermal : api, ledakan api, suhu panas lainnya, suhu dingin, hipotermia.
 Material berbahaya: bahan kimia, toksin, radiasi.
Penanggulangan
A. Fase pra hospital
 Koordinasi yang baik antara Tim Medis di RS dan petugas lapangan.
 Persiapan Tim Trauma, dititik beratkan pada ;
a. Penjagaan airway
b. Kontrolperdarahan & syok
c. Imobilisasi penderita
d. Segera kirim ke RS terdekat ( sebaiknya trauma center yang diakui )
 Hindari waktu yang lama di tempat kejadian
 Kumpulkan keterangan yang akan dibutuhkan di RS seperti :
 Waktu kejadian
 Sebab kejadian
 Riwayat penderita
 Mekanisme kejadian
 Untuk pengendalian mutu pelayanan pra RS, harus ada laporan periodik, untuk
kemudian dilakukan pengkajian multidisiplin.
B. Fase hospital
 Harus dilakukan perencanaan sebelum penderita tiba
 Sebaiknya ada ruangan / daerah resusitasi
 Perlengkapan airway ( laringoskop, endotracheal tube, mayo, dsb ) sudah
disiapkan, dicoba & diletakkan pada tempat yang mudah terjangkau.
 Cairan kristaloid ( RL ) sudah dihangatkan, digantung pada tempatnya.
 Semua tenaga kesehatan yang berhubungan langsung dengan penderita
harus dihindarkan dari kemungkinan penyakit menular terutama AIDS &
hepatitis.
2 Bahan Kuliah Ilmu Bedah AKPER PEMKAB MUNA
 Sebaiknya pakai alat - alat protektif: masker, kaca mata, baju kedap air,
sepatu & sarung tangan kedap air, bila ada kontak dengan cairan dengan
cairan tubuh penderita.
Triase adalah cara Pemilahan berdasarkan kebutuhan penderita dan sumber daya
yang tersedia.
Terapi didasarkan kebutuhan :
Airway dengan kontrol vertebra cervical
Breating & Ventilasi
Circulation dengan kontrol perdarahan.
Triase berlaku juga untuk pemilahan penderita dilapangan dan RS yang akan dirujuk.
Kesalahan besar untuk mengirim pasien ke RS non trauma bila ada pusat trauma
yang ada.
Ada 2 jenis keadaan triase dapat terjadi :
1. Musibah masal dengan jumlah penderita dan beratnya perlukaan tidak melampaui
kemampuan RS. Penderita dengan masalah gawat darurat & multi trauma akan
dilayani terlebih dahulu.
2. Musibah masal dengan jumlah penderita dan beratnya perlukaan melampaui
kemampuan RS. Yang terlebih dahulu dilayani ada penderita dengan kemungkinan
survival terbesar, serta membutuhkan waktu, perlengkapan & tenaga paling sedikit.
PENGELOLAAN PENDERITA
Pengelolaan penderita meliputi :
1. Survey primer yang cepat diikuti resusitasi segera
2. Survey sekunder
3. Terapi defenitif
T R I A S E
3 Bahan Kuliah Ilmu Bedah AKPER PEMKAB MUNA
Primary survey
Merupakan ABC nya trauma.
Berusaha mengenali keadaan yang mengancam jiwa terlebih dahulu, segera
dilakukan resusitasi saat itu juga.
Dilakukan dalam bentuk berurutan & sering dilakukan simultan.
Prioritas anak sama dengan orang dewasa, orang hamil sama dengan orang
tidak hamil, tetapi anak anak & orang hamil memiliki fisiologis yang beda.
Yang dilakukan dan dinilai selama primary survey:
a. Menjaga airway dengan kontrol servikal
b. Menjaga breathing dengan ventilasi
c. Circulation dijaga dengan kontrol perdarahan.
d. Disability, menilai status neurologis
e. Exposure / environmental control,buka baju penderita , tapi cegah
hipotermia.
Beberapa kondisi yang menyebabkan orang tua kurang mampu terhadap trauma :
 diabetes melitus, penyakit paru obstruksi kronis ( PPOK), penyakit koroner,
koagulopati, penyakit hati, gangguan vaskuler.
Airway dengan Cervical Spine control
Yang dinilai mula – mula : kelancaran jalan napas, apakah ada obstruksi jalan
napas atau tidak. Obstruksi disebabkan oleh :
 Corpus alienum
 Fraktur tulang wajah
 Fraktur mandibula atau maxilla
 Fraktur laring atau trakhea.
Pembebasan jalan napas harus melindungi vertebra cervical , dapat dilakukan
Chin Lift atau Jaw Trust.
Penderita yang dapat berbicara dapat dianggap jalan napas bersih.
Penderita dengan GCS kurang dari 8 perlu pemasangan airway defenitif.
Selama memeriksa & memperbaiki airway TIDAK BOLEH DILAKUKAN EXTENSI, FLEKSI
ATAU ROTASI DARI LEHER.
INGAT : anggaplah ada fraktur cervical pada setiap penderita multi trauma, terlebih bila ada
gangguan kesadaran atau perlukaan di atas clavicula.
Sebaiknya selalu dipakai alat imobilisasi untuk melindungi tulang servikal, hingga
kemungkinan fraktur servikal dapat disingkirkan.
4 Bahan Kuliah Ilmu Bedah AKPER PEMKAB MUNA
BREATHING dan VENTILASI
Airway yang baik tidak menjamin ventilasi yang baik
Ventilasi yang baik meliputi fungsi yang baik dari paru – paru, dinding dada &
diafragma ( evaluasi secara tepat ).
Perlukaan yang mengakibatkan gangguan :
Ventilasi yang berat ( dikenali saat primary survey ):
o Tension pneumotoraks
o Flail chest dengan contusion paru
o Open pneumotoraks.
Gangguan ventilasi yang ringan ( dikenali saat secondary survey ) :
 Hemato toraks
 Simple pneumo thoraks
 Fraktur tulang iga
 Kontusio paru.
CIRCULATION dengan kontrol Perdarahan
 Sebab utama kematian pasca bedah adalah perdarahan. Dapat diatasi dengan
resusitasi yang cepat & tepat di RS.
 Setiap keadaan hipotensi harus dianggap hipovolemia hingga terbukti tidak
demikian
 3 tanda klinis gangguan hemodinamik :
a. Volume darah turun menyebabkan  perfusi otak berkurang  penurunan
kesadaran.
b. Warna kulit : normal  kemerahan.
Hipovolemia  wajah pucat keabu-abuan, kulit &
ekstremitas pucat.
c. Nadi :
o Periksa arteri besar,  arteri femoralis atau arteri karotis.
o Normovolemik  nadi tidak cepat, kuat, teratur.
5 Bahan Kuliah Ilmu Bedah AKPER PEMKAB MUNA
Bila penderita tidak minum obat beta bloker, ( kecepatan nadi normal bukan jaminan
normovolemik )
 Nadi tidak teratur ; gangguan jantung.
 Nadi kecil & cepat merupakan tanda hipovolemia.
 Tidak ada pulsasi arteri besar harus segera Resusitasi.
 Bila ada perdarahan luar harus segera dihentikan.
 Sumber perdarahan internal ( tidak terlihat )
bisa berasal dari perdarahan dalam rongga thorax, abdomen sekitar fraktur tulang
panjang, retroperitoneal, atau luka tembus dada / perut.
DISABILITY ( Evaluasi Neurologis )
Yang perlu dinilai  tingkat kesadaran, ukuran & reaksi pupil.
Penilaian tingkat kesadaran :
A V P U
A = Alert ( sadar )
V = Vokal ( respon terhadap rangsangan suara )
P = Pain ( respon terhadap rangsangan nyeri )
U = Unresponsive ( tidak ada respon )
GCS : sederhana, digunakan untuk prediksi akhir ( outcome ) pasien
Penurunan kesadaran dapat terjadi karena :
Penurunan oksigenasi & perfusi ke otak
Trauma langsung pada otak
Alkohol & obat – obatan
EXPOSURE & Kontrol Lingkungan
 Pakaian pasien dibuka keseluruhan, sambil menggunting lakukan pemeriksaan & evaluasi
penderita.
 Jaga suhu tubuh agar tidak kedinginan.
 Selimut hangat, ruangan cukup hangat, beri cairan intra vena yang sudah dihangatkan.
 Yang penting : suhu tubuh penderita bukan rasa nyaman petugas.
 Usaha menjaga suhu tubuh penderita, harus dilakukn dengan sungguh – sungguh.
6 Bahan Kuliah Ilmu Bedah AKPER PEMKAB MUNA
Resusitasi yang agresif dan pengelolaan keadaan yang mengancam nyawa segera
setelah dikenal merupakan hal mutlak bila ingin pasien tetap hidup.
Produksi urine merupakan indikator yang peka untuk menilai keadaan perfusi ginjal
dan hemodinamik pasien. Jangan pasang kateter bila ada dugaan rupture uretra,
dengan tanda – tanda :
1. Adanya darah di ostium uretra externa.
2. Hematom di skrotum.
3. Colok dubur oleh dokter, prostat letak tinggi atautidak teraba.
 Kesulitan ( striktur uretra& BPH ).
Pemasangan kateter lambung untuk mengurangi distensi lambung & mencegah
kemungkinan terjadinya muntah.
Darah dalam lambung dapat terjadi karena :
a) Darah yang tertelan
b) Perlukaan lambung
c) Pemasangan NGT yang traumatik
Kadang kateter lambung harus dipasang mealui oral untuk mencegah masuknya ke
rongga otak ( lamina cribrosa os ethmoidales patah atau diduga patah ).
SECONDARY SURVEY
Dilakukan setelah primary survey selesai, resusitasi dilakukan & ABC nya
pasien dipastikan membaik.
Dilakukan dari kepala sampai kaki termasuk re-evaluasi tanda-tanda vital.
bila Penderita tidak sadar ; sangat besar peluang melakukan kesalahan
dalam pemeriksaan.
Dokter : pemeriksaan neurologis lengkap, skor GCS, foto Rontgen, bila
diperlukan.
Perawat : selalu monitoring KU penderita. Buat catatan perkembangan
pasien yang siap disampaikan pada Dokter, bilamana diperlukan.
Catat & harus mengetahui riwayat perlukaan, biasanya dari keluarga atau
petugas / orang lain dilapangan. ( ingat AMPLE ).
A ; alergi
M ; medikasi ( obat yang diminum saat ini ).
P ; past illness ( penyakit penyerta ) / pregnancy
L ; last meal ( apa yang dimakan terakhir )
E ; event / environment ( lingkungan ) yang berhubungan dengan kejadian perlukaan.
7 Bahan Kuliah Ilmu Bedah AKPER PEMKAB MUNA
Mekanisme perlukaan sangat menentukan keadaan penderita, jenis perlukaan dpt
diprediksi dari mekanisme kejadian perlukaan.
Tabel berikut ini menggambarkan mekanisme perlukaan dan pola perlukaan yang mungkin
terjadi pada suatu kejadian trauma.
MEKANISME PERLUKAAN KEMUNGKINAN PERLUKAAN
 Benturan frontal
 Kemudi bengkok
 Jejak lutut pada dashboard
 Bull’s eye pada kaca depan
 Fraktur servikal
 Flail chest anterior
 Kontusio miokard
 Pneumothorax
 Ruptur aorta
 Ruptur lien / hepar
 Fraktur / dislokasi coxae, lutut
 Benturan samping, mobil  Fraktur servikal kontralateral
 Flail chest lateral
 Kontusio miokard
 Pneumothorax
 Ruptur aorta
 Ruptur diafragma
 Ruptur lien / ginjal / hepar
 Fraktur pelvis / asetabulum
 Benturan belakang, mobil  Fraktur servikal
 Kerusakan jaringan lunak leher
 Terlempar keluar, kendaraan  Semua jenis perlukaan
 Mortalitas jelas meningkat
Pejalan kaki vs Mobil Trauma capitis
Perlukaan thorax / abdomen
Fraktur tungkai / pelvis

More Related Content

What's hot

Pemeriksaan Fisik Sistem Pernapasan'
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernapasan'Pemeriksaan Fisik Sistem Pernapasan'
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernapasan'Nola Hastuti
 
Stabilisasi Maternal Untuk Persiapan Rujukan Obstetrik
Stabilisasi Maternal Untuk Persiapan Rujukan ObstetrikStabilisasi Maternal Untuk Persiapan Rujukan Obstetrik
Stabilisasi Maternal Untuk Persiapan Rujukan ObstetrikDokter Tekno
 
Modul 1 kb1 pemeriksaan fisik sistem pernafasan
Modul 1 kb1 pemeriksaan fisik sistem pernafasanModul 1 kb1 pemeriksaan fisik sistem pernafasan
Modul 1 kb1 pemeriksaan fisik sistem pernafasanUwes Chaeruman
 
Asuhan keperawatan klien dengan appendicitis AKPER MUNA
Asuhan keperawatan klien dengan appendicitis AKPER MUNA Asuhan keperawatan klien dengan appendicitis AKPER MUNA
Asuhan keperawatan klien dengan appendicitis AKPER MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Nanda nic noc psik fikes umm
Nanda nic noc psik fikes ummNanda nic noc psik fikes umm
Nanda nic noc psik fikes ummNanang Pujiatmoko
 
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
Pemeriksaan Fisik Sistem PernafasanPemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernafasanpjj_kemenkes
 
Case report sa pd decom n sirosis
Case report sa pd decom n sirosisCase report sa pd decom n sirosis
Case report sa pd decom n sirosisSydney Sitohang
 
Formula nanda noc nic
Formula nanda noc nicFormula nanda noc nic
Formula nanda noc nicPriatna Asep
 
Edukasi postural drainage
Edukasi postural drainageEdukasi postural drainage
Edukasi postural drainageAnisa Zuhrotul
 
Soal a keperawatan
Soal a keperawatanSoal a keperawatan
Soal a keperawatanlutfi ana
 
Pengenalan pengurusan pesakit trauma
Pengenalan pengurusan pesakit traumaPengenalan pengurusan pesakit trauma
Pengenalan pengurusan pesakit traumaLee Oi Wah
 
Nanda nic noc si hep
Nanda nic noc si hepNanda nic noc si hep
Nanda nic noc si hepChristine Aie
 

What's hot (17)

Lapsus anes
Lapsus anesLapsus anes
Lapsus anes
 
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernapasan'
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernapasan'Pemeriksaan Fisik Sistem Pernapasan'
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernapasan'
 
Stabilisasi Maternal Untuk Persiapan Rujukan Obstetrik
Stabilisasi Maternal Untuk Persiapan Rujukan ObstetrikStabilisasi Maternal Untuk Persiapan Rujukan Obstetrik
Stabilisasi Maternal Untuk Persiapan Rujukan Obstetrik
 
Perawatan bedah kebidanan1
Perawatan bedah kebidanan1Perawatan bedah kebidanan1
Perawatan bedah kebidanan1
 
Modul 1 kb1 pemeriksaan fisik sistem pernafasan
Modul 1 kb1 pemeriksaan fisik sistem pernafasanModul 1 kb1 pemeriksaan fisik sistem pernafasan
Modul 1 kb1 pemeriksaan fisik sistem pernafasan
 
Asuhan keperawatan klien dengan appendicitis AKPER MUNA
Asuhan keperawatan klien dengan appendicitis AKPER MUNA Asuhan keperawatan klien dengan appendicitis AKPER MUNA
Asuhan keperawatan klien dengan appendicitis AKPER MUNA
 
Postural Drainage
Postural DrainagePostural Drainage
Postural Drainage
 
Nanda nic noc psik fikes umm
Nanda nic noc psik fikes ummNanda nic noc psik fikes umm
Nanda nic noc psik fikes umm
 
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
Pemeriksaan Fisik Sistem PernafasanPemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
 
PENJAGAAN PRA DAN POS SURGERY
PENJAGAAN PRA DAN POS SURGERYPENJAGAAN PRA DAN POS SURGERY
PENJAGAAN PRA DAN POS SURGERY
 
Case report sa pd decom n sirosis
Case report sa pd decom n sirosisCase report sa pd decom n sirosis
Case report sa pd decom n sirosis
 
Formula nanda noc nic
Formula nanda noc nicFormula nanda noc nic
Formula nanda noc nic
 
Edukasi postural drainage
Edukasi postural drainageEdukasi postural drainage
Edukasi postural drainage
 
Soal a keperawatan
Soal a keperawatanSoal a keperawatan
Soal a keperawatan
 
Pengenalan pengurusan pesakit trauma
Pengenalan pengurusan pesakit traumaPengenalan pengurusan pesakit trauma
Pengenalan pengurusan pesakit trauma
 
Fisioterapi Dada
Fisioterapi DadaFisioterapi Dada
Fisioterapi Dada
 
Nanda nic noc si hep
Nanda nic noc si hepNanda nic noc si hep
Nanda nic noc si hep
 

Viewers also liked (18)

Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani (2)
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani (2)Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani (2)
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani (2)
 
Paud al amin
Paud al aminPaud al amin
Paud al amin
 
5. trauma pada wajah
5. trauma  pada wajah5. trauma  pada wajah
5. trauma pada wajah
 
Makalah amilosa
Makalah amilosaMakalah amilosa
Makalah amilosa
 
Arnhy makalah
Arnhy makalahArnhy makalah
Arnhy makalah
 
Bab i ikhsan copper
Bab i ikhsan copperBab i ikhsan copper
Bab i ikhsan copper
 
Makalah akibat tidak menerapkan nilai demokrasi dalam kehidupan
Makalah akibat tidak menerapkan nilai demokrasi dalam kehidupanMakalah akibat tidak menerapkan nilai demokrasi dalam kehidupan
Makalah akibat tidak menerapkan nilai demokrasi dalam kehidupan
 
Makalah asfiksia
Makalah asfiksiaMakalah asfiksia
Makalah asfiksia
 
Makalah anggaran pendidikan (2)
Makalah anggaran pendidikan (2)Makalah anggaran pendidikan (2)
Makalah anggaran pendidikan (2)
 
Bab iv. ikhsan
Bab iv. ikhsanBab iv. ikhsan
Bab iv. ikhsan
 
Satpel nyeri
Satpel nyeriSatpel nyeri
Satpel nyeri
 
Makalah pengkajian promkes (faktor enabling)
Makalah  pengkajian promkes (faktor enabling)Makalah  pengkajian promkes (faktor enabling)
Makalah pengkajian promkes (faktor enabling)
 
Makalah swaludin
Makalah  swaludinMakalah  swaludin
Makalah swaludin
 
Makalah asam karbonat
Makalah asam karbonatMakalah asam karbonat
Makalah asam karbonat
 
Makalah minya bumi umk kendari
Makalah  minya bumi umk kendariMakalah  minya bumi umk kendari
Makalah minya bumi umk kendari
 
Makalah masalah dan potensi daerah 2
Makalah masalah dan potensi daerah 2Makalah masalah dan potensi daerah 2
Makalah masalah dan potensi daerah 2
 
Makalah antropologi hukum
Makalah antropologi hukumMakalah antropologi hukum
Makalah antropologi hukum
 
Contoh kasus hak paten
Contoh kasus hak patenContoh kasus hak paten
Contoh kasus hak paten
 

Similar to Trauma Primer dan Sekunder

ATLS (Chapter I dan II).pptx
ATLS (Chapter I dan II).pptxATLS (Chapter I dan II).pptx
ATLS (Chapter I dan II).pptxDokterAnestesi1
 
Case report anestesi
Case report anestesiCase report anestesi
Case report anestesiGhea Pradana
 
Triage Intra Hospital & Initial Assesment.pptx
Triage Intra Hospital & Initial Assesment.pptxTriage Intra Hospital & Initial Assesment.pptx
Triage Intra Hospital & Initial Assesment.pptxssuser8c26251
 
Presentasi Kasus Anastesiologi : Anastesi Umum pada Apendisitis Akut
Presentasi Kasus Anastesiologi : Anastesi Umum pada Apendisitis AkutPresentasi Kasus Anastesiologi : Anastesi Umum pada Apendisitis Akut
Presentasi Kasus Anastesiologi : Anastesi Umum pada Apendisitis AkutTenri Ashari Wanahari
 
PENGAYAAN PRAKTIKUM.docx
PENGAYAAN PRAKTIKUM.docxPENGAYAAN PRAKTIKUM.docx
PENGAYAAN PRAKTIKUM.docxudayaniuda
 
Fact Sheet Care of Patient.pptx
Fact Sheet Care of Patient.pptxFact Sheet Care of Patient.pptx
Fact Sheet Care of Patient.pptxeyeeasy
 
Kegawatdaruratan respirasi
Kegawatdaruratan respirasiKegawatdaruratan respirasi
Kegawatdaruratan respirasiNurul Sari
 
3. BHD DAN RJP ok.pptx
3. BHD DAN RJP ok.pptx3. BHD DAN RJP ok.pptx
3. BHD DAN RJP ok.pptxRafaKhan7
 
Penanganan cedera_tumpul_abdomen
Penanganan  cedera_tumpul_abdomenPenanganan  cedera_tumpul_abdomen
Penanganan cedera_tumpul_abdomenQumairy Lutfiyah
 

Similar to Trauma Primer dan Sekunder (20)

CODE BLUE.pptx
CODE BLUE.pptxCODE BLUE.pptx
CODE BLUE.pptx
 
ATLS (Chapter I dan II).pptx
ATLS (Chapter I dan II).pptxATLS (Chapter I dan II).pptx
ATLS (Chapter I dan II).pptx
 
Pengkajian GADAR.pptx
Pengkajian GADAR.pptxPengkajian GADAR.pptx
Pengkajian GADAR.pptx
 
Case report anestesi
Case report anestesiCase report anestesi
Case report anestesi
 
ATLS.pptx
ATLS.pptxATLS.pptx
ATLS.pptx
 
PEDOMAN TRIASE.docx
PEDOMAN TRIASE.docxPEDOMAN TRIASE.docx
PEDOMAN TRIASE.docx
 
bhd.pdf
bhd.pdfbhd.pdf
bhd.pdf
 
P3K.ppt
P3K.pptP3K.ppt
P3K.ppt
 
Triage Intra Hospital & Initial Assesment.pptx
Triage Intra Hospital & Initial Assesment.pptxTriage Intra Hospital & Initial Assesment.pptx
Triage Intra Hospital & Initial Assesment.pptx
 
Kegawatdaruratan.ppt
Kegawatdaruratan.pptKegawatdaruratan.ppt
Kegawatdaruratan.ppt
 
Presentasi Kasus Anastesiologi : Anastesi Umum pada Apendisitis Akut
Presentasi Kasus Anastesiologi : Anastesi Umum pada Apendisitis AkutPresentasi Kasus Anastesiologi : Anastesi Umum pada Apendisitis Akut
Presentasi Kasus Anastesiologi : Anastesi Umum pada Apendisitis Akut
 
PENGAYAAN PRAKTIKUM.docx
PENGAYAAN PRAKTIKUM.docxPENGAYAAN PRAKTIKUM.docx
PENGAYAAN PRAKTIKUM.docx
 
Bhd awam
Bhd awamBhd awam
Bhd awam
 
Fact Sheet Care of Patient.pptx
Fact Sheet Care of Patient.pptxFact Sheet Care of Patient.pptx
Fact Sheet Care of Patient.pptx
 
Kegawatdaruratan respirasi
Kegawatdaruratan respirasiKegawatdaruratan respirasi
Kegawatdaruratan respirasi
 
Initial assesment
Initial assesmentInitial assesment
Initial assesment
 
3. BHD DAN RJP ok.pptx
3. BHD DAN RJP ok.pptx3. BHD DAN RJP ok.pptx
3. BHD DAN RJP ok.pptx
 
Algoritma acls
Algoritma aclsAlgoritma acls
Algoritma acls
 
PERSIAPAN DAN PERAWATAN OPERASI
PERSIAPAN DAN PERAWATAN OPERASIPERSIAPAN DAN PERAWATAN OPERASI
PERSIAPAN DAN PERAWATAN OPERASI
 
Penanganan cedera_tumpul_abdomen
Penanganan  cedera_tumpul_abdomenPenanganan  cedera_tumpul_abdomen
Penanganan cedera_tumpul_abdomen
 

More from Septian Muna Barakati (20)

Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
 
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
 
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
 
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA
 
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
 
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
 
Dokomen polisi
Dokomen polisiDokomen polisi
Dokomen polisi
 
Dokumen perusahaan
Dokumen perusahaanDokumen perusahaan
Dokumen perusahaan
 
Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3
 
Dosa besar
Dosa besarDosa besar
Dosa besar
 
Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamunEkosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun
 
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi pendudukFaktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
 
E
EE
E
 
Faktor
FaktorFaktor
Faktor
 
Fho...................
Fho...................Fho...................
Fho...................
 
555555555555555 (2)
555555555555555 (2)555555555555555 (2)
555555555555555 (2)
 
99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya
 
10 impact of global warming
10 impact of global warming10 impact of global warming
10 impact of global warming
 
10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global
 
5 w 1h penyakit hiv
5 w 1h  penyakit hiv5 w 1h  penyakit hiv
5 w 1h penyakit hiv
 

Trauma Primer dan Sekunder

  • 1. 1 Bahan Kuliah Ilmu Bedah AKPER PEMKAB MUNA Bab III. T R A U M A Trauma adalah segala peristiwa yang menyebabkan perlukaan pada tubuh. Beberapa penyebab perlukaan :  Trauma tumpul : kecelakaan lalulintas, terjatuh, pekerjaan, rekreasi.  Trauma tajam : pisau, senjata api , tertancap.  Trauma thermal : api, ledakan api, suhu panas lainnya, suhu dingin, hipotermia.  Material berbahaya: bahan kimia, toksin, radiasi. Penanggulangan A. Fase pra hospital  Koordinasi yang baik antara Tim Medis di RS dan petugas lapangan.  Persiapan Tim Trauma, dititik beratkan pada ; a. Penjagaan airway b. Kontrolperdarahan & syok c. Imobilisasi penderita d. Segera kirim ke RS terdekat ( sebaiknya trauma center yang diakui )  Hindari waktu yang lama di tempat kejadian  Kumpulkan keterangan yang akan dibutuhkan di RS seperti :  Waktu kejadian  Sebab kejadian  Riwayat penderita  Mekanisme kejadian  Untuk pengendalian mutu pelayanan pra RS, harus ada laporan periodik, untuk kemudian dilakukan pengkajian multidisiplin. B. Fase hospital  Harus dilakukan perencanaan sebelum penderita tiba  Sebaiknya ada ruangan / daerah resusitasi  Perlengkapan airway ( laringoskop, endotracheal tube, mayo, dsb ) sudah disiapkan, dicoba & diletakkan pada tempat yang mudah terjangkau.  Cairan kristaloid ( RL ) sudah dihangatkan, digantung pada tempatnya.  Semua tenaga kesehatan yang berhubungan langsung dengan penderita harus dihindarkan dari kemungkinan penyakit menular terutama AIDS & hepatitis.
  • 2. 2 Bahan Kuliah Ilmu Bedah AKPER PEMKAB MUNA  Sebaiknya pakai alat - alat protektif: masker, kaca mata, baju kedap air, sepatu & sarung tangan kedap air, bila ada kontak dengan cairan dengan cairan tubuh penderita. Triase adalah cara Pemilahan berdasarkan kebutuhan penderita dan sumber daya yang tersedia. Terapi didasarkan kebutuhan : Airway dengan kontrol vertebra cervical Breating & Ventilasi Circulation dengan kontrol perdarahan. Triase berlaku juga untuk pemilahan penderita dilapangan dan RS yang akan dirujuk. Kesalahan besar untuk mengirim pasien ke RS non trauma bila ada pusat trauma yang ada. Ada 2 jenis keadaan triase dapat terjadi : 1. Musibah masal dengan jumlah penderita dan beratnya perlukaan tidak melampaui kemampuan RS. Penderita dengan masalah gawat darurat & multi trauma akan dilayani terlebih dahulu. 2. Musibah masal dengan jumlah penderita dan beratnya perlukaan melampaui kemampuan RS. Yang terlebih dahulu dilayani ada penderita dengan kemungkinan survival terbesar, serta membutuhkan waktu, perlengkapan & tenaga paling sedikit. PENGELOLAAN PENDERITA Pengelolaan penderita meliputi : 1. Survey primer yang cepat diikuti resusitasi segera 2. Survey sekunder 3. Terapi defenitif T R I A S E
  • 3. 3 Bahan Kuliah Ilmu Bedah AKPER PEMKAB MUNA Primary survey Merupakan ABC nya trauma. Berusaha mengenali keadaan yang mengancam jiwa terlebih dahulu, segera dilakukan resusitasi saat itu juga. Dilakukan dalam bentuk berurutan & sering dilakukan simultan. Prioritas anak sama dengan orang dewasa, orang hamil sama dengan orang tidak hamil, tetapi anak anak & orang hamil memiliki fisiologis yang beda. Yang dilakukan dan dinilai selama primary survey: a. Menjaga airway dengan kontrol servikal b. Menjaga breathing dengan ventilasi c. Circulation dijaga dengan kontrol perdarahan. d. Disability, menilai status neurologis e. Exposure / environmental control,buka baju penderita , tapi cegah hipotermia. Beberapa kondisi yang menyebabkan orang tua kurang mampu terhadap trauma :  diabetes melitus, penyakit paru obstruksi kronis ( PPOK), penyakit koroner, koagulopati, penyakit hati, gangguan vaskuler. Airway dengan Cervical Spine control Yang dinilai mula – mula : kelancaran jalan napas, apakah ada obstruksi jalan napas atau tidak. Obstruksi disebabkan oleh :  Corpus alienum  Fraktur tulang wajah  Fraktur mandibula atau maxilla  Fraktur laring atau trakhea. Pembebasan jalan napas harus melindungi vertebra cervical , dapat dilakukan Chin Lift atau Jaw Trust. Penderita yang dapat berbicara dapat dianggap jalan napas bersih. Penderita dengan GCS kurang dari 8 perlu pemasangan airway defenitif. Selama memeriksa & memperbaiki airway TIDAK BOLEH DILAKUKAN EXTENSI, FLEKSI ATAU ROTASI DARI LEHER. INGAT : anggaplah ada fraktur cervical pada setiap penderita multi trauma, terlebih bila ada gangguan kesadaran atau perlukaan di atas clavicula. Sebaiknya selalu dipakai alat imobilisasi untuk melindungi tulang servikal, hingga kemungkinan fraktur servikal dapat disingkirkan.
  • 4. 4 Bahan Kuliah Ilmu Bedah AKPER PEMKAB MUNA BREATHING dan VENTILASI Airway yang baik tidak menjamin ventilasi yang baik Ventilasi yang baik meliputi fungsi yang baik dari paru – paru, dinding dada & diafragma ( evaluasi secara tepat ). Perlukaan yang mengakibatkan gangguan : Ventilasi yang berat ( dikenali saat primary survey ): o Tension pneumotoraks o Flail chest dengan contusion paru o Open pneumotoraks. Gangguan ventilasi yang ringan ( dikenali saat secondary survey ) :  Hemato toraks  Simple pneumo thoraks  Fraktur tulang iga  Kontusio paru. CIRCULATION dengan kontrol Perdarahan  Sebab utama kematian pasca bedah adalah perdarahan. Dapat diatasi dengan resusitasi yang cepat & tepat di RS.  Setiap keadaan hipotensi harus dianggap hipovolemia hingga terbukti tidak demikian  3 tanda klinis gangguan hemodinamik : a. Volume darah turun menyebabkan  perfusi otak berkurang  penurunan kesadaran. b. Warna kulit : normal  kemerahan. Hipovolemia  wajah pucat keabu-abuan, kulit & ekstremitas pucat. c. Nadi : o Periksa arteri besar,  arteri femoralis atau arteri karotis. o Normovolemik  nadi tidak cepat, kuat, teratur.
  • 5. 5 Bahan Kuliah Ilmu Bedah AKPER PEMKAB MUNA Bila penderita tidak minum obat beta bloker, ( kecepatan nadi normal bukan jaminan normovolemik )  Nadi tidak teratur ; gangguan jantung.  Nadi kecil & cepat merupakan tanda hipovolemia.  Tidak ada pulsasi arteri besar harus segera Resusitasi.  Bila ada perdarahan luar harus segera dihentikan.  Sumber perdarahan internal ( tidak terlihat ) bisa berasal dari perdarahan dalam rongga thorax, abdomen sekitar fraktur tulang panjang, retroperitoneal, atau luka tembus dada / perut. DISABILITY ( Evaluasi Neurologis ) Yang perlu dinilai  tingkat kesadaran, ukuran & reaksi pupil. Penilaian tingkat kesadaran : A V P U A = Alert ( sadar ) V = Vokal ( respon terhadap rangsangan suara ) P = Pain ( respon terhadap rangsangan nyeri ) U = Unresponsive ( tidak ada respon ) GCS : sederhana, digunakan untuk prediksi akhir ( outcome ) pasien Penurunan kesadaran dapat terjadi karena : Penurunan oksigenasi & perfusi ke otak Trauma langsung pada otak Alkohol & obat – obatan EXPOSURE & Kontrol Lingkungan  Pakaian pasien dibuka keseluruhan, sambil menggunting lakukan pemeriksaan & evaluasi penderita.  Jaga suhu tubuh agar tidak kedinginan.  Selimut hangat, ruangan cukup hangat, beri cairan intra vena yang sudah dihangatkan.  Yang penting : suhu tubuh penderita bukan rasa nyaman petugas.  Usaha menjaga suhu tubuh penderita, harus dilakukn dengan sungguh – sungguh.
  • 6. 6 Bahan Kuliah Ilmu Bedah AKPER PEMKAB MUNA Resusitasi yang agresif dan pengelolaan keadaan yang mengancam nyawa segera setelah dikenal merupakan hal mutlak bila ingin pasien tetap hidup. Produksi urine merupakan indikator yang peka untuk menilai keadaan perfusi ginjal dan hemodinamik pasien. Jangan pasang kateter bila ada dugaan rupture uretra, dengan tanda – tanda : 1. Adanya darah di ostium uretra externa. 2. Hematom di skrotum. 3. Colok dubur oleh dokter, prostat letak tinggi atautidak teraba.  Kesulitan ( striktur uretra& BPH ). Pemasangan kateter lambung untuk mengurangi distensi lambung & mencegah kemungkinan terjadinya muntah. Darah dalam lambung dapat terjadi karena : a) Darah yang tertelan b) Perlukaan lambung c) Pemasangan NGT yang traumatik Kadang kateter lambung harus dipasang mealui oral untuk mencegah masuknya ke rongga otak ( lamina cribrosa os ethmoidales patah atau diduga patah ). SECONDARY SURVEY Dilakukan setelah primary survey selesai, resusitasi dilakukan & ABC nya pasien dipastikan membaik. Dilakukan dari kepala sampai kaki termasuk re-evaluasi tanda-tanda vital. bila Penderita tidak sadar ; sangat besar peluang melakukan kesalahan dalam pemeriksaan. Dokter : pemeriksaan neurologis lengkap, skor GCS, foto Rontgen, bila diperlukan. Perawat : selalu monitoring KU penderita. Buat catatan perkembangan pasien yang siap disampaikan pada Dokter, bilamana diperlukan. Catat & harus mengetahui riwayat perlukaan, biasanya dari keluarga atau petugas / orang lain dilapangan. ( ingat AMPLE ). A ; alergi M ; medikasi ( obat yang diminum saat ini ). P ; past illness ( penyakit penyerta ) / pregnancy L ; last meal ( apa yang dimakan terakhir ) E ; event / environment ( lingkungan ) yang berhubungan dengan kejadian perlukaan.
  • 7. 7 Bahan Kuliah Ilmu Bedah AKPER PEMKAB MUNA Mekanisme perlukaan sangat menentukan keadaan penderita, jenis perlukaan dpt diprediksi dari mekanisme kejadian perlukaan. Tabel berikut ini menggambarkan mekanisme perlukaan dan pola perlukaan yang mungkin terjadi pada suatu kejadian trauma. MEKANISME PERLUKAAN KEMUNGKINAN PERLUKAAN  Benturan frontal  Kemudi bengkok  Jejak lutut pada dashboard  Bull’s eye pada kaca depan  Fraktur servikal  Flail chest anterior  Kontusio miokard  Pneumothorax  Ruptur aorta  Ruptur lien / hepar  Fraktur / dislokasi coxae, lutut  Benturan samping, mobil  Fraktur servikal kontralateral  Flail chest lateral  Kontusio miokard  Pneumothorax  Ruptur aorta  Ruptur diafragma  Ruptur lien / ginjal / hepar  Fraktur pelvis / asetabulum  Benturan belakang, mobil  Fraktur servikal  Kerusakan jaringan lunak leher  Terlempar keluar, kendaraan  Semua jenis perlukaan  Mortalitas jelas meningkat Pejalan kaki vs Mobil Trauma capitis Perlukaan thorax / abdomen Fraktur tungkai / pelvis