3. Tipe Peritonitis
Peritonitis Sekunder
Peritonitis Tersier
Peritonitis yang terjadi ketika mikroba masuk ke dalam peritoneum yang menyebar lewat
pembuluh darah dimana seharusnya dinding peritoneum merupakan tempat yang steril. Proses
ini terjadi pada pasien dewasa dengan penyakit hepar kronis dan pasien dengan gagal ginjal
yang mendapat terapi dialisis peritoneum
Terjadi ketika terdapat perforasi pada organ intra abdomen
atau inflamasi hebat pada organ intra abdomen dan menyebar
ke dalam dinding peritoneum.
Terjadi akibat infeksi pada pasien yang imunokompromis. Contoh dari peritonitis
tersier adalah pasien dengan AIDS yang dapat menyebabkan turunnya daya tahan
tubuh dan terserang kuman tuberkulosa.
Peritonitis Primer
4. Etiologi
Peritonitis
Primer
• Infeksi bakteri seperti Escherichia coli, Klebsiella sp, Proteus,
Pseudomonas, Streptococcus sp dan infeksi jamur.
Peritonitis
Sekunder
• Ulkus Gaster
• Pembedahan Abdomen yang tidak steril
• Perforasi Usus
• Perforasi Appendiks
Peritonitis
Tersier
• Mycobacterium tuberculosa
• HIV
5. Patofisiologi
Faktor penyebab/ kuman masuk ke dalam
peritoneum
Terdapat proliferasi kuman bakteri yang tumbuh menyebabkkan edema pada
jaringan organ abdomen ke dalam cavum abdomen
Proliferasi Bakteri, Edema pada jaringan
Terdapat peningkatan eksudat pada jaringan di
dalam abdomen dan penumpukan cairan
Peningkatan cairan di dalam abdomen sehingga merangsang peningkatan sel darah
putih, debris , protein dan darah
Terdapat peningkatan respon dari gerakan usus sampai pada suatu titik dimana gerakan usus
mulai melemah dan terjadi ileus paralitik sehingga terjadi penumpukan cairan
Peritonitis
6. Manifestasi
Klinis
Nyeri abdomen yang berat dan
konstan
Demam
Mual muntah, kehilangan nafsu
makan
Haus, penurunan urine output
Diare, perut membesar
Syok, penurunan tekanan darah
7. Penegakan Diagnostik
Anamnesis
•Tipe nyeri
yang hebat
dan menetap
•Riwayat
pembedahan
sebelumnya
Pemeriksaan
Abodmen
•Palpasi perut
keras dan
nyeri
•Tidak ada
pergerakan
dinding usus
Pemeriksaan
Penunjang
•Pemeriksaan
Darah Rutin
•Kultur Darah
(Mengetahui
organisme
penyebab)
8. Advanced Evaluation
X-Ray Abdomen
•Terdapat air fluid
level
MRI/ CT-Scan
•Dapat melihat
adanya abses dan
penumpukan cairan
Aspirasi
Abdomen
•Untuk mengetahui
organisme penyebab
10. Terapi
• Medika mentosa
-Terapi cairan dan terapi pengganti elektrolit (Untuk
menghindari terjadinya syok dan gangguan elektrolit)
-Terapi oksigen
-Analgesik
-Antibiotika spektrum luas sampai hasil kultur darah
keluar untuk mengetahui organisme yang
menyebabkan peritonitis
Primary microbial peritonitis occurs when microbes invade the normally sterile confines of the peritoneal cavity via hematogenous dissemination from a distant source of infection or direct inoculation. This process is more common among patientswho retain large amounts of peritoneal fluid due toascites,
and among those individuals who are being treated for renal failure via peritoneal dialysis.
Secondary microbial peritonitis occurs subsequent to contamination of the peritoneal cavity due to perforation or severe inflammation and infection of an intra-abdominal organ. Examples include appendicitis, perforation of any portion of the gastrointestinal tract, or diverticulitis.