SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
PROPOSAL
TERAPI BERMAIN ANAK USIA
SEKOKALA (7-12 ) TAHUN
DJAMILA
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN JAKARTA
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah
tepat pada waktunya yang berjudul “Terapi Bermain Monopoli anak usia 6 – 12 Tahun di Rumah
Sakit Pusat Angkatan Darat “ Makalah ini berisikan tentang preplaining terapi bermain yang
akan diberikan oleh kelompok kepada anak usia 6 – 12 Tahun di rumah sakit.
Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang
bagaimana cara melakukan terapi bermain, salah satunya terapi bermain monopoli. Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai
segala usaha kita. Amin.
Jakarta , 23 November 2022
Penulis
BAB I PENDAHULUHAN
A. Latar Belakang
Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan anak secara optimal.
Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas bermain ini tetap
dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan kondisi anak. Pada saat dirawat di rumah
sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan yang sangat tidak menyenangkan, seperti
marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri. Perasaan tersebut merupakan dampak dari hospitalisasi
yang dialami anak karena menghadapi beberapa stressor yang ada dilingkungan rumah sakit.
Untuk itu, dengan melakukan permainan anak akan terlepas dari ketegangan dan stress yang
dialaminya karena dengan melakukan permainan anak akan dapat mengalihkan rasa sakitnya
pada permainannya (distraksi) dan relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan.
Tujuan bermain di rumah sakit pada prinsipnya adalah agar dapat melanjutkan fase
pertumbuhan dan perkembangan secara optimal, mengembangkan kreatifitas anak, dan dapat
beradaptasi lebih efektif terhadap stress. Bermain sangat penting bagi mental, emosional, dan
kesejahteraan anak seperti kebutuhan perkembangan dan kebutuhan bermain tidak juga
terhenti pada saat anak sakit atau anak di rumah sakit (Wong, 2009).
Monopoli adalah salah satu permainan papan yang paling terkenal di dunia. Tujuan
permainan ini adalah untuk menguasai semua petak di atas papan melalui pembelian,
penyewaan dan pertukaran properti dalam sistem ekonomi yang disederhanakan.
Setiap pemain melemparkan dadu secara bergiliran untuk memindahkan bidaknya, dan
apabila ia mendarat di petak yang belum dimiliki oleh pemain lain, ia dapat membeli petak
itu sesuai harga yang tertera. Bila petak itu sudah dibeli pemain lain, ia harus membayar
pemain itu uang sewa yang jumlahnya juga sudah ditetapkan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Anak diharapkan dapat melanjutkan tumbuh kembangnya, mengembangkan aktifitas
dan kreatifitas melalui pengalaman bermain dan beradaptasi efektif terhadap stress karena
penyakit dan dirawat.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti permainan selama 30 menit anak akan mampu :
a. Mengembangkan kreativitas dan daya pikirnya
b. Mengekspresikan perasaannya selam menjalani perawat.
c. Mengekspresikan rasa senangnya terhadap permainan
d. Beradaptasi dengan lingkungan
e. Mempererat hubungan antara perawat dan anak
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian Bermain Monopoli
Monopoli adalah salah satu permainan papan yang paling terkenal di dunia. Tujuan
permainan ini adalah untuk menguasai semua petak di atas papan melalui pembelian,
penyewaan dan pertukaran properti dalaam sistem ekonomi yang disederhanakan.
Setiap pemain melemparkan dadu secara bergiliran untuk memindahkan bidaknya, dan
apabila ia mendarat di petak yang belum dimiliki oleh pemain lain, ia dapat membeli petak
itu sesuai harga yang tertera. Bila petak itu sudah dibeli pemain lain, ia harus membayar
pemain itu uang sewa yang jumlahnya juga sudah ditetapkan
B. Tujuan Bermain Monopoli
Tujuan bermain pada anak yaitu memberikan kesenangan maupun mengembangkan
imajinsi anak. Sebagai suatu aktifitas yang memberikan stimulus dalam kemampuan
keterampilan, kognitif, dan afektif sehingga anak akan selau mengenal dunia, maupun
mengembangkan kematangan fisik, emosional, dan mental sehingga akan membuat anak
tumbuh menjadi anak yang kreatif, cerdas dan penuh inovatif.
C. Fungsi Bermain Monopoli
Fungsi utama bermain adalah merangsang perkembangan sensoris-motorik,
perkembangan intelektual, perkembangan social, perkembangan kreativitas, perkembangan
kesadaran diri, perkembangan moral dan bermain sebagai terapi.
1. Meningkatkan interaksi sosial, interaksi antara pemain monopoly dapat mengasah atau
meningkatkan kemampuan sosial anak dengan teman-teman atau kerabatnya. Di zaman
serba gadget saat ini, Anda perlu memperhatikan keterampilan komunikasi anak Anda
secara ekstra.
2. Mengasah keterampilan, permainan ini dapat menjadi cara yang bagus untuk menguji
kecerdasan individu, strategi dan keterampilan. Selain itu, anak Anda akan dilatih untuk
memahami dan bereaksi terhadap situasi yang berbeda. Terlebih lagi, anak Anda akan
belajar tentang warna, bentuk, angka, berhitung dan sebagainya dengan cepat ketika
mereka bermainan monompoli.
3. Mengelakan pelajaran hidup, Permainan ular tangga akan mengajarkan anak Anda
berhitung. Demikian juga dengan permainan monopoli yang mengasah keterampilan
strategi dan menggunakan uang secara bijak. Ketika kalah atau bangkrut anak akan
mendapat pelajaran dan akan belajar mengatasi hal serupa pada permainan di kesempatan
lain.
4. Kemampuan pemecahan masalah merupakan keterampilan penting bagi setiap anak.
Permainan monopoli juga akan mengasah kemampuan anak Anda dalam menghadapi,
merespon serta mengatasi masalah. dalam hal ini permasalahan yang terjadi selama
bermain.
5. Mengatasi kesulitan, tak jarang kesialan terjadi ketika melempar dadu monopoli,
misalkan mendapat angka yang berakibat mampir pada salah satu hotel lawan dengan
sewa tinggi dan diharuskan membayar denda. Bermain monopoli membuat anak harus
bisa mengatasi masalah ini dengan baik dan mengambil keputusan yang tepat. Semakin
tajam kemampuan anak untuk menyelesaikan atau mengatasi masalah keuangan di
permainan monopoli, maka semakin mahir juga anak mengatasi masalah di dunia nyata
6. Mengatur uang dengan bijak. Monopoli tidak bisa dimenangkan dengan sikap pasif,
pemain juga harus berani mengambil resiko untuk mengeluarkan uang untuk
mengembangkan aset. Ini perlu untuk menutup kesempatan musuh mengambil banyak
uang dari pemain. Pemain harus dapat membagi berapa banyak uang yang harus di
investasikan dan berapa banyak uang yang harus di simpan. Pelajaran ini juga bisa
diterapkan didunia nyata. Seseorang harus memiliki tabungan yang bisa digunakan
sewaktu-waktu dan tidak menghabiskan semua uang untuk membeli aset atau hal-hal
yang tidak dibutuhkan.
7. Ketahui tujuan, Seperti permainan lainnya, monopoli memiliki tujuan yang jelas. Bagi
kebanyakan orang, tujuannya bisa membuat pemain lain bangkrut atau memenangkan
permainan. Setelah menentukan tujuan baru Anda bisa membuat rencana untuk
menjalankannya. Hal ini dapat menjadi pelajaran di kehidupan nyata, setiap hal yang
akan diperbuat harus memiliki tujuan yang pasti.
8. Efektifitas keuangan dan negosiasi, dalam permainan monopoly, pemain sering kali harus
mengeluarkan beberapa akses untuk mendapatkan kelompok warna yang potensial. Hal
ini akan melatih kemampuan negosiasi karena pemain harus pandai bernegosiasi dengan
pemain lain.
D. Katagori Bermain
Bermain harus seimbang, artinya harus ada keseimbangan antara bermain aktif dan yang
pasif yang biasanya disebut hiburan. Dalam bermain aktif kesenangan diperoleh dari apa
yang diperbuat oleh mereka sendiri, sedangkan bermain pasif kesenangan didapatkan dari
orang lain.
1. Bermain aktif
a. Bermain mengamati /menyelidiki (Exploratory play)
Perhatikan pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat permainan
tersebut. Anak memperhatikan alat permainan, mengocok-ngocok apakah ada bunyi
mencuim, meraba, menekan, dan kadang-kadang berusaha membongkar.
b. Bermain konstruksi (construction play)
Pada anak umur 3 tahun, misalnya dengan menyusun balok-balok menjadi rumah-
rumahan. Dll.
c. Bermain drama (dramatik play)
Misalnya main sandiwara boneka, main rumah-rumahan dengan saudara-saudaranya
atau dengan teman-temannya
d. Bermain bola, tali, dan sebagainya
2. Bermain pasif
Dalam hal ini anak berperan pasif, antara lain dengan melihat dan mendengar. Bermain
pasif ini adalah ideal, apabila anak sudah lelah bermain aktif dan membutuhkan sesuatu
untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya.
Contohnya:
a. Melihat gambar- gambar dibuku- buku/ majalah
b. Mendengarkan cerita atau musik
c. Menonton televisi
E. Hal-hal yang Harus Diperhatikan
1. Bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan anak.
2. Permainan disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak.
3. Ulangi suatu cara bermain sehingga anak terampil, sebelum meningkat pada keterampilan
yang lebih majemuk.
4. Jangan memaksa anak bermain, bila anak sedang tidak ingin bermain. Jangan
memberikan alat permainan terlalu banyak atau sedikit.
F. Bentuk-bentuk Permainan Menurut Usia
1. Usia 0 – 12 bulan
Tujuannya adalah :
a. Melatih reflek-reflek (untuk anak bermur 1 bulan), misalnya mengisap,
menggenggam.
b. Melatih kerjasama mata dan tangan.
c. Melatih kerjasama mata dan telinga.
d. Melatih mencari obyek yang ada tetapi tidak kelihatan.
e. Melatih mengenal sumber asal suara.
f. Melatih kepekaan perabaan.
g. Melatih keterampilan dengan gerakan yang berulang-ulang.
Alat permainan yang dianjurkan :
a. Benda-benda yang aman untuk dimasukkan mulut atau dipegang.
b. Alat permainan yang berupa gambar atau bentuk muka.
c. Alat permainan lunak berupa boneka orang atau binatang.
d. Alat permainan yang dapat digoyangkan dan keluar suara.
e. Alat permainan berupa selimut dan boneka.
2. Usia 13 – 24 bulan
Tujuannya adalah :
a. Mencari sumber suara/mengikuti sumber suara.
b. Memperkenalkan sumber suara.
c. Melatih anak melakukan gerakan mendorong dan menarik.
d. Melatih imajinasinya.
e. Melatih anak melakukan kegiatan sehari-hari semuanya dalam bentuk kegiatan yang
menarik
Alat permainan yang dianjurkan:
a. Genderang, bola dengan giring-giring didalamnya.
b. Alat permainan yang dapat didorong dan ditarik.
c. Alat permainan yang terdiri dari: alat rumah tangga(misal: cangkir yang tidak mudah
pecah, sendok botol plastik, ember, waskom, air), balok-balok besar, kardus-kardus
besar, buku bergambar, kertas untuk dicoret-coret, krayon/pensil berwarna.
3. Usia 25 – 36 bulan
Tujuannya adalah ;
a. Menyalurkan emosi atau perasaan anak.
b. Mengembangkan keterampilan berbahasa.
c. Melatih motorik halus dan kasar.
d. Mengembangkan kecerdasan (memasangkan, menghitung, mengenal dan
membedakan warna).
e. Melatih kerjasama mata dan tangan.
f. Melatih daya imajinansi.
g. Kemampuan membedakan permukaan dan warna benda.
Alat permainan yang dianjurkan :
a. Alat-alat untuk menggambar.
b. Lilin yang dapat dibentuk
c. Pasel (puzzel) sederhana.
d. Manik-manik ukuran besar.
e. Berbagai benda yang mempunyai permukaan dan warna yang berbeda.
f. Bola.
4. Usia 32 – 72 bulan
Tujuannya adalah :
a. Mengembangkan kemampuan menyamakan dan membedakan.
b. Mengembangkan kemampuan berbahasa.
c. Mengembangkan pengertian tentang berhitung, menambah, mengurangi.
d. Merangsang daya imajinansi dsengan berbagai cara bermain pura-pura (sandiwara).
e. Membedakan benda dengan permukaan.
f. Menumbuhkan sportivitas.
g. Mengembangkan kepercayaan diri.
h. Mengembangkan kreativitas.
i. Mengembangkan koordinasi motorik (melompat, memanjat, lari, dll).
j. Mengembangkan kemampuan mengontrol emosi, motorik halus dan kasar.
k. Mengembangkan sosialisasi atau bergaul dengan anak dan orang diluar rumahnya.
l. Memperkenalkan pengertian yang bersifat ilmu pengetahuan, misal : pengertian
mengenai terapung dan tenggelam.
m. Memperkenalkan suasana kompetisi dan gotong royong.
Alat permainan yang dianjurkan :
a. Berbagai benda dari sekitar rumah, buku bergambar, majalah anak-anak, alat gambar
& tulis, kertas untuk belajar melipat, gunting, air, dll.
b. Teman-teman bermain : anak sebaya, orang tua, orang lain diluar rumah.
5. Usia 6 – 12 Tahun
Tujuanya adalah :
a. Mengasah ketrampilan intelekual
b. Mengasah fantasi
c. Terlibat dengan kelompok
Alat permainan yang dianjurkan :
Usia 6-8 Tahun :
a. Puzzle
b. Kartu
c. Buku
d. Alat untuk mencat / melukis
e. Bersepeda
Usia 8 – 12 Tahun :
a. Olah raga
b. Membaca buku
c. Mengumpulkan perangko
d. Bermain kartu.
6. Faktor Yang Mempengaruhi Aktivitas Bermain
1. Tahap perkembangan, tiap tahap mempunyai potensi / keterbatasan
2. Status kesehatan, anak sakit à perkembangan psikomotor kognitif terganggu
3. Jenis kelamin
4. Lingkungan ( lokasi, negara, kultur )
5. Alat permainan ( senang dapat menggunakan )
6. Intelegensia dan status sosial ekonomi
7. Tahap Perkembangan Bermain
1. Tahap eksplorasi
Merupakan tahapan menggali dengan melihat cara bermain
2. Tahap permainan
Setelah tahu cara bermain, anak mulai masuk dalam tahap permainan
3. Tahap bermain sungguhan
Anak sudah ikut dalam permainan
4. Tahap melamun
Merupakan tahapan terakhir anak membayangkan permainan berikutnya.
8. Prinsip Bermain Di Rumah Sakit
1. Tidak banyak energi, singkat dan sederhana
2. Tidak mengganggu jadwal kegiatan keperawatan dan medis
3. Tidak ada kontra indikasi dengan kondisi penyakit pasien
4. Permainan harus sesuai dengan tahap tumbuh kembang pasien
5. Jenis permainan disesuaikan dengan kesenangan anak
6. Permainan melibatkan orang tua untuk melancarkan proses kegiatan
9. Hambatan Yang Mungkin Muncul
1. Usia antar pasien tidak dalam satu kelompok usia
2. Pasien tidak kooperatif atau tidak antusias terhadap permainan
3. Adanya jadwal kegiatan pemeriksaan terhadap pasien pada waktu yang bersamaan.
10. Antisipasi hambatan
1. Mencari pasien dengan kelompok usia yang sama
2. Libatkan orang tua dalam proses terapi bermain
3. Jika anak tidak kooperatif, ajak anak bermain secara perlahan-lahan
4. Perawat lebih aktif dalam memfokuskan pasien terhadap permainan
5. Kolaborasi jadwal kegiatan pemeriksaan pasien dengan tenaga kesehatan lainnya.
11. Cara Bermain Monopoli
1. Peralatan
Siapkan kertas permainan monopoly, kartu hak tanah,kartu dana umum &
kesempatan,uang uangan, rumah-rumah & hotel- hotel, 2 buah dadu ,serta karakter yg
mewakili pemain.
2. Permulaan
Pemain mula-mula melempar dadu, urutkan dari yang terbanyak
3. Maju dari start
Pemain maju dari start ke petak- petak mana sesuai jumlah angka dadu yang
dilemparkan.
4. Berhenti di petak tanah belum dimiliki
Bila salah seorang pemain berhenti di petak tanah yang belum dimiliki orang lain,
pemain tersebut berhak membeli tanah tersebut sesuai harga yang tertera di petak
tersebut.
5. Berhenti di petak tanah yg dimiliki orang
Bila salah seorang pemain berhenti di petak tanah yang sudah dimiliki orang lain,
pemain tersebut harus membayar harga sewa petak tanah tadi sesuai harga yg ada di
kartu hak milik tanah trsbt.
6. Rumah rumah
Bila pemain ingin membeli rumah, maka ia harus memiliki sekomplek tanah (lihat
huruf abjad). Sebaiknya, rumah-rumah dibangun rata di setiap petak tanah.
7. Hotel hotel
Bila pemain ingin membeli hotel, ia harus mempunyai 4 rumah dalam 1 petak
tanah.tipsnya hotel dibangun rata di suatu komplek agar kalo ada yg berhenti di situ
orang akan membayar 2x lipat.
8. Masuk penjara
Pemain harus masuk penjara jika :
a. Berhenti di petak penjara.
b. Angka lemparan dadu sama sebanyak 3 kali.
c. Mendapat perintah masuk penjara dari kartu dana umum atau kesempatan.
9. Bebas dari penjara
Pemain dapat bebas/keluar dari penjara jika :
a. Membeli/mendapat kartu bebas penjara dari kartu dana umum atau kesempatan.
b. Angka lemparan dadu bernilai sama
c. Membayar uang kepada bank.
10. Kartu kesempatan dan dana umum.
Kartu kesempatan dan dana umum umumnya ada 18 lembar. Kartu ini berisi masuk
penjara, bebas dari penjara, dapat hadiah, bayar pajak atau sebagainya.
BAB III
SAP TERAPI BERMAIN
A. Pokok Bahasan : Terapi Bermain Pada Anak Di Rumah Sakit
Sub Pokok Bahasan : Terapi Barmain Anak Usia 7-12 tahun
B. Tujuan : Mengoptimalkan Tingkat Perkembangan Anak
C. Tanggal / Jam : Senin, 20 November 2022
Jam / Durasi : Pkl. 16.00 s.d selesai
D. Tempat Bermain : Ruang bermain anak di IKA
E. Peserta :
Untuk kegiatan ini peserta yang dipilih adalah pasien di Ruang anak yang memenuhi
kriteria:
1. Anak usia 7-12 tahun
2. Tidak mempunyai keterbatasan fisik
3. Dapat berinteraksi dengan perawat dan keluarga
4. Pasien kooperatif
Peserta terdiri dari :
Anak usia sekolah dan sekolah sebanyak 3 orang didampingi keluarga
Target : 3 orang
F. Sarana dan Media
1. Sarana:
a) Ruangan tempat bermain
b) Tikar untuk duduk
2. Media :
a) Permainan monopoli
G. Pengorganisasian
Jumlah leader 1 orang, co leader 1 orang, fasilitator 2 orang dan 1 orang observer dengan
susunan sebagai berikut:
Leader : Fika Ayu Lestari
Observer : Wanti
Fasilitator : Kartika Fatmawati
Vernanda Rumaniar Piliang
Nadia Eka Indrianing
Pembagian Tugas:
1. Peran Leader
a) Katalisator, yaitu mempermudah komunikasi dan interaksi dengan jalan
menciptakan situasi dan suasana yang memungkinkan klien termotivasi untuk
mengekspresikan perasaannya
b) Auxilery Ego, sebagai penopang bagi anggota yang terlalu lemah atau
mendominasi
c) Koordinator, yaitu mengarahkan proses kegiatan kearah pencapaian tujuan dengan
cara memberi motivasi kepada anggota untuk terlibat dalam kegiatan
2. Peran Fasilitator
a) Mempertahankan kehadiran peserta
b) Mempertahankan dan meningkatkan motivasi peserta
c) Mencegah gangguan atau hambatan terhadap kelompok baik dari luar maupun dari
dalam kelompok
3. Peran Observer
a) Mengamati keamanan jalannya kegiatan play therapy
b) Memperhatikan tingkah laku peserta selama kegiatan
c) Memperhatikan ketepatan waktu jalan nya kegiatan play therapy
d) Menilai performa dari setiap tim terapi sdalam memberikan terapi
H. Setting Tempat
Keterangan:
= Observer
= Fasilitator = Peserta = Orang tua = Fasilitator
= Fasilitator
= Leader =Pembimbing
I. Susunan Kegiatan
No Waktu Terapy Anak Ket
1 5 menit Pembukaan :
1. Memperkenalkan diri terapis
2. Berdo’a
3. Memperkenalkan pembimbing
4. Memperkenalkan anak satu
Menjawab salam
Berdo’a
Mendengarkan
Mendengarkan dan saling
persatu dan anak saling
berkenalan dengan temannya
5. Kontrak waktu dengan anak
berkenalan
2 20 menit Kegiatan bermain :
1. Leader menjelaskan cara
permainan
2. Membagikan permainan
3. Leader dan Fasilitator
memotivasi anak
4. Fasilitator mengobservasi
anak
5. Menanyakan perasaan anak
Mendengarkan
Menerima permainan
Mendengarkan
Bermain
Mengungkapkan perasaan
3 5 menit Penutup :
1. Leader Menghentikan
permainan
2. Menanyakan perasaan anak
3. Menyampaikan hasil
permainan
4. Memberikan hadiah pada
anak yang cepat menyelesaikan
gambarnya dan bagus
5. Membagikan
souvenir/kenang-kenangan pada
semua anak yang bermain
6. Menanyakan perasaan anak
8. Menutup acara dan
mengucapkan salam
Selesai bermain
Mengungkapkan perasaan
Mendengarkan
Senang
Senang
Mengungkapkan perasaan
Menjawab salam
J. Evaluasi
1. Evaluasi struktur yang diharapkan
a) Alat-alat yang digunakan lengkap
b) Kegiatan yang direncanakan dapat terlaksana
2. Evaluasi proses yang diharapkan
a) Terapi dapat berjalan dengan lancar
b) Anak dapat mengikuti terapi bermain dengan baik
c) Tidak adanya hambatan saat melakukan terapi
d) Semua anggota kelompok dapat bekerja sama dan bekerja sesuai tugasnya
3. Evaluasi hasil yang diharapkan
a) Anak dapat mengembangkan motorik halus dan motoric kasar dengan
menyelesaikan permainan dan mendapatkan hasil yang maksimal
b) Anak dapat mengikuti kegiatan dengan baik
c) Anak senang setelah mengikuti permainan
K. Simpulan
Bermain merupakan aspek penting dalam kehidupan anak yang mencerminkan
kemampuan fisik, intelektual, emosional, dan social anak tersebut, Salah satunya
adalah monopoli. Monopoli adalah salah satu permainan papan yang paling terkenal
di dunia. Tujuan permainan ini adalah untuk menguasai semua petak di atas papan
melalui pembelian, penyewaan dan pertukaran properti dalam sistem ekonomi yang
disederhanakan.
L. Saran
1. Orang tua
Sebaiknya orang tua lebih selektif dalam memilih permainan bagi anak agar anak
dapat tumbuh dengan optimal. Pemilihan permainan yang tepat dapat menjadi poin
penting dari stimulus yang akan didapat dari permainan tersebut. Faktor keamanan
dari permainan yang dipilih juga harus tetap diperhatikan
2. Rumah Sakit
Sebagai tempat pelayanan kesehatan, sebaiknya rumah sakit dapat meminimalkan
trauma yang akan anak dapatkan dari hospitalisasi dengan menyediakan ruangan
khusus untuk melakukan tindakan.
3. Mahasiswa
Mahasiswa diharapkan dapat tetap membantu anak untuk mengurangi dampak
hospitalisasi dengan terapi bermain yang sesuai dengan tahap tumbuh kembang anak.
Karena dengan terapi bermain yang tepat, maka anak dapat terus melanjutkan tumbuh
kembang anak walaupun dirumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC
Supartini, Yupi. (2004). Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC.
http://belajarbarengrizalyuk.blogspot.com/2013/10/terapi-bermain-mewarnai.html
http://belajarbarengrizalyuk.blogspot.com/2013/10/terapi-bermain-mewarnai.html

More Related Content

What's hot

SOAL-SOAL UKOM NERS DAN PEMBAHASANNYA
SOAL-SOAL UKOM NERS DAN PEMBAHASANNYASOAL-SOAL UKOM NERS DAN PEMBAHASANNYA
SOAL-SOAL UKOM NERS DAN PEMBAHASANNYADnr Creatives
 
Model konsep-dan-teori-keperawatan
Model konsep-dan-teori-keperawatanModel konsep-dan-teori-keperawatan
Model konsep-dan-teori-keperawatanadeputra93
 
Anatomi dan fisiologi sistem endokrin
Anatomi dan fisiologi sistem endokrin Anatomi dan fisiologi sistem endokrin
Anatomi dan fisiologi sistem endokrin Viliansyah Viliansyah
 
Lp defisit perawatan diri
Lp defisit perawatan diriLp defisit perawatan diri
Lp defisit perawatan diriekasafitri55
 
Keperawatan anak dalam konteks keluarga
Keperawatan anak  dalam konteks keluargaKeperawatan anak  dalam konteks keluarga
Keperawatan anak dalam konteks keluargaNurlina Djafar
 
Teori keperawatan virginia handerson
Teori keperawatan virginia handersonTeori keperawatan virginia handerson
Teori keperawatan virginia handersonRara Niken FA
 
Pengkajian keperawatan Keluarga
Pengkajian keperawatan KeluargaPengkajian keperawatan Keluarga
Pengkajian keperawatan KeluargaNs.Heri Saputro
 
Asuhan keperawatan kejang demam pada an
Asuhan keperawatan kejang demam pada anAsuhan keperawatan kejang demam pada an
Asuhan keperawatan kejang demam pada anRismayanti Hairil
 
kehilangan & berduka keperawatan jiwa
kehilangan & berduka keperawatan jiwakehilangan & berduka keperawatan jiwa
kehilangan & berduka keperawatan jiwaFransiska Oktafiani
 
Konsep dasar kebutuhan manusia
Konsep dasar kebutuhan manusiaKonsep dasar kebutuhan manusia
Konsep dasar kebutuhan manusiaValny Majid
 
Asuhan Keperawatan Kebutuhan Istirahat TIdur
 Asuhan Keperawatan  Kebutuhan Istirahat TIdur Asuhan Keperawatan  Kebutuhan Istirahat TIdur
Asuhan Keperawatan Kebutuhan Istirahat TIdurpjj_kemenkes
 

What's hot (20)

SOAL-SOAL UKOM NERS DAN PEMBAHASANNYA
SOAL-SOAL UKOM NERS DAN PEMBAHASANNYASOAL-SOAL UKOM NERS DAN PEMBAHASANNYA
SOAL-SOAL UKOM NERS DAN PEMBAHASANNYA
 
Model konsep-dan-teori-keperawatan
Model konsep-dan-teori-keperawatanModel konsep-dan-teori-keperawatan
Model konsep-dan-teori-keperawatan
 
Anatomi dan fisiologi sistem endokrin
Anatomi dan fisiologi sistem endokrin Anatomi dan fisiologi sistem endokrin
Anatomi dan fisiologi sistem endokrin
 
Sp rpk
Sp rpkSp rpk
Sp rpk
 
Lp defisit perawatan diri
Lp defisit perawatan diriLp defisit perawatan diri
Lp defisit perawatan diri
 
Keperawatan anak dalam konteks keluarga
Keperawatan anak  dalam konteks keluargaKeperawatan anak  dalam konteks keluarga
Keperawatan anak dalam konteks keluarga
 
Teori keperawatan virginia handerson
Teori keperawatan virginia handersonTeori keperawatan virginia handerson
Teori keperawatan virginia handerson
 
Presus diare
Presus diarePresus diare
Presus diare
 
Kebutuhan rasa aman dan nyaman
Kebutuhan rasa aman dan nyamanKebutuhan rasa aman dan nyaman
Kebutuhan rasa aman dan nyaman
 
Konsep homecare
Konsep homecareKonsep homecare
Konsep homecare
 
3 kb 3 modul 3 gizi
3 kb 3 modul 3 gizi3 kb 3 modul 3 gizi
3 kb 3 modul 3 gizi
 
Pengkajian keperawatan Keluarga
Pengkajian keperawatan KeluargaPengkajian keperawatan Keluarga
Pengkajian keperawatan Keluarga
 
Betty neuman
Betty neuman Betty neuman
Betty neuman
 
Askep Labiopalatoskisis
Askep LabiopalatoskisisAskep Labiopalatoskisis
Askep Labiopalatoskisis
 
Kebutuhan aktivitas
Kebutuhan aktivitasKebutuhan aktivitas
Kebutuhan aktivitas
 
Asuhan keperawatan kejang demam pada an
Asuhan keperawatan kejang demam pada anAsuhan keperawatan kejang demam pada an
Asuhan keperawatan kejang demam pada an
 
kehilangan & berduka keperawatan jiwa
kehilangan & berduka keperawatan jiwakehilangan & berduka keperawatan jiwa
kehilangan & berduka keperawatan jiwa
 
Konsep dasar kebutuhan manusia
Konsep dasar kebutuhan manusiaKonsep dasar kebutuhan manusia
Konsep dasar kebutuhan manusia
 
Trend dan issue keperawatan jiwa
Trend dan issue keperawatan jiwaTrend dan issue keperawatan jiwa
Trend dan issue keperawatan jiwa
 
Asuhan Keperawatan Kebutuhan Istirahat TIdur
 Asuhan Keperawatan  Kebutuhan Istirahat TIdur Asuhan Keperawatan  Kebutuhan Istirahat TIdur
Asuhan Keperawatan Kebutuhan Istirahat TIdur
 

Similar to BERMAIN MONOPOLI

Review Game Anak Usia Dini "Freeding Frenzy"
Review Game Anak Usia Dini "Freeding Frenzy"Review Game Anak Usia Dini "Freeding Frenzy"
Review Game Anak Usia Dini "Freeding Frenzy"Nur_halimah_tusyadyah
 
Pertemuan 2 konsep bermain , tujuan, fungsi dan manfaat
Pertemuan 2 konsep bermain , tujuan, fungsi dan manfaatPertemuan 2 konsep bermain , tujuan, fungsi dan manfaat
Pertemuan 2 konsep bermain , tujuan, fungsi dan manfaatSriKatoningsih2
 
Bermain sambil belajar
Bermain sambil belajarBermain sambil belajar
Bermain sambil belajarMASTER Group
 
Bermain dalam dunia anak anak adalah salah satu aktifitas yang paling menyena...
Bermain dalam dunia anak anak adalah salah satu aktifitas yang paling menyena...Bermain dalam dunia anak anak adalah salah satu aktifitas yang paling menyena...
Bermain dalam dunia anak anak adalah salah satu aktifitas yang paling menyena...ade fikri
 
Makalah alat permainan edukatif untuk pengembangan motorik kasar dan halus
Makalah alat permainan edukatif untuk pengembangan motorik kasar dan halusMakalah alat permainan edukatif untuk pengembangan motorik kasar dan halus
Makalah alat permainan edukatif untuk pengembangan motorik kasar dan halusandreanapulu
 
Fungsi Bermain Pada Perkembangan Sosio Emosional Anak
Fungsi Bermain Pada Perkembangan Sosio Emosional AnakFungsi Bermain Pada Perkembangan Sosio Emosional Anak
Fungsi Bermain Pada Perkembangan Sosio Emosional AnakFauziatul Halim
 
Bahan ajar bermain dan permainan
Bahan ajar bermain dan permainanBahan ajar bermain dan permainan
Bahan ajar bermain dan permainanMasriqon Masriqon
 
Modul 2 kb 4 bermain pada anak
Modul 2 kb 4 bermain pada anakModul 2 kb 4 bermain pada anak
Modul 2 kb 4 bermain pada anakpjj_kemenkes
 
Stimulasi tumbuh kembang dengan bermain
Stimulasi tumbuh kembang dengan bermainStimulasi tumbuh kembang dengan bermain
Stimulasi tumbuh kembang dengan bermainEcho's Mmhg
 
PERTEMUAN 7. KONSEP BERMAIN PADA ANAK.ppt
PERTEMUAN 7. KONSEP BERMAIN PADA ANAK.pptPERTEMUAN 7. KONSEP BERMAIN PADA ANAK.ppt
PERTEMUAN 7. KONSEP BERMAIN PADA ANAK.pptAuliaIfnuAkbar
 
Alat permainan-edukatif
Alat permainan-edukatifAlat permainan-edukatif
Alat permainan-edukatifMaz Wahyudi
 
Makalah analisis bermain sebagai sumber belajar
Makalah analisis bermain sebagai sumber belajar Makalah analisis bermain sebagai sumber belajar
Makalah analisis bermain sebagai sumber belajar Riri Albantani
 
Kepentingan konsep bermain
Kepentingan konsep bermainKepentingan konsep bermain
Kepentingan konsep bermainfiro HAR
 
Jenis & ciri2 main
Jenis & ciri2 mainJenis & ciri2 main
Jenis & ciri2 mainfardzli71
 
Terapi permainan
Terapi permainanTerapi permainan
Terapi permainanzaiwiyah
 
bermain permainan.pptx
bermain permainan.pptxbermain permainan.pptx
bermain permainan.pptxwildakartika1
 

Similar to BERMAIN MONOPOLI (20)

Review Game Anak Usia Dini "Freeding Frenzy"
Review Game Anak Usia Dini "Freeding Frenzy"Review Game Anak Usia Dini "Freeding Frenzy"
Review Game Anak Usia Dini "Freeding Frenzy"
 
Pertemuan 2 konsep bermain , tujuan, fungsi dan manfaat
Pertemuan 2 konsep bermain , tujuan, fungsi dan manfaatPertemuan 2 konsep bermain , tujuan, fungsi dan manfaat
Pertemuan 2 konsep bermain , tujuan, fungsi dan manfaat
 
Bermain sambil belajar
Bermain sambil belajarBermain sambil belajar
Bermain sambil belajar
 
Bermain dalam dunia anak anak adalah salah satu aktifitas yang paling menyena...
Bermain dalam dunia anak anak adalah salah satu aktifitas yang paling menyena...Bermain dalam dunia anak anak adalah salah satu aktifitas yang paling menyena...
Bermain dalam dunia anak anak adalah salah satu aktifitas yang paling menyena...
 
Makalah alat permainan edukatif untuk pengembangan motorik kasar dan halus
Makalah alat permainan edukatif untuk pengembangan motorik kasar dan halusMakalah alat permainan edukatif untuk pengembangan motorik kasar dan halus
Makalah alat permainan edukatif untuk pengembangan motorik kasar dan halus
 
Fungsi Bermain Pada Perkembangan Sosio Emosional Anak
Fungsi Bermain Pada Perkembangan Sosio Emosional AnakFungsi Bermain Pada Perkembangan Sosio Emosional Anak
Fungsi Bermain Pada Perkembangan Sosio Emosional Anak
 
Bahan ajar bermain dan permainan
Bahan ajar bermain dan permainanBahan ajar bermain dan permainan
Bahan ajar bermain dan permainan
 
Modul 2 kb 4 bermain pada anak
Modul 2 kb 4 bermain pada anakModul 2 kb 4 bermain pada anak
Modul 2 kb 4 bermain pada anak
 
psikologi bermain anak
psikologi bermain anakpsikologi bermain anak
psikologi bermain anak
 
Stimulasi tumbuh kembang dengan bermain
Stimulasi tumbuh kembang dengan bermainStimulasi tumbuh kembang dengan bermain
Stimulasi tumbuh kembang dengan bermain
 
PERTEMUAN 7. KONSEP BERMAIN PADA ANAK.ppt
PERTEMUAN 7. KONSEP BERMAIN PADA ANAK.pptPERTEMUAN 7. KONSEP BERMAIN PADA ANAK.ppt
PERTEMUAN 7. KONSEP BERMAIN PADA ANAK.ppt
 
Alat permainan-edukatif
Alat permainan-edukatifAlat permainan-edukatif
Alat permainan-edukatif
 
Makalah analisis bermain sebagai sumber belajar
Makalah analisis bermain sebagai sumber belajar Makalah analisis bermain sebagai sumber belajar
Makalah analisis bermain sebagai sumber belajar
 
asasasasa
asasasasaasasasasa
asasasasa
 
Kepentingan konsep bermain
Kepentingan konsep bermainKepentingan konsep bermain
Kepentingan konsep bermain
 
Jenis & ciri2 main
Jenis & ciri2 mainJenis & ciri2 main
Jenis & ciri2 main
 
Materi kep anak
Materi kep anakMateri kep anak
Materi kep anak
 
Konsep dasar bermain
Konsep dasar bermainKonsep dasar bermain
Konsep dasar bermain
 
Terapi permainan
Terapi permainanTerapi permainan
Terapi permainan
 
bermain permainan.pptx
bermain permainan.pptxbermain permainan.pptx
bermain permainan.pptx
 

More from TomiSuranta

tugas agenda 1.doc
tugas agenda 1.doctugas agenda 1.doc
tugas agenda 1.docTomiSuranta
 
Kelompok III_Gel.VII_Visualisasi dan Keberagaman Indonesia.pdf
Kelompok III_Gel.VII_Visualisasi dan Keberagaman Indonesia.pdfKelompok III_Gel.VII_Visualisasi dan Keberagaman Indonesia.pdf
Kelompok III_Gel.VII_Visualisasi dan Keberagaman Indonesia.pdfTomiSuranta
 
TUGAS BG TOMMY.doc
TUGAS BG TOMMY.docTUGAS BG TOMMY.doc
TUGAS BG TOMMY.docTomiSuranta
 
PICO Luthfiana.doc
PICO Luthfiana.docPICO Luthfiana.doc
PICO Luthfiana.docTomiSuranta
 
tugas pico jamila.docx
tugas pico jamila.docxtugas pico jamila.docx
tugas pico jamila.docxTomiSuranta
 
KELOMPOK DJAMILA.doc
KELOMPOK DJAMILA.docKELOMPOK DJAMILA.doc
KELOMPOK DJAMILA.docTomiSuranta
 
Matrikulasi Komunikasi dalam Keperawatan 2 TA 2022-2023.doc
Matrikulasi Komunikasi dalam Keperawatan 2 TA 2022-2023.docMatrikulasi Komunikasi dalam Keperawatan 2 TA 2022-2023.doc
Matrikulasi Komunikasi dalam Keperawatan 2 TA 2022-2023.docTomiSuranta
 
PICO Luthfiana.doc
PICO Luthfiana.docPICO Luthfiana.doc
PICO Luthfiana.docTomiSuranta
 

More from TomiSuranta (9)

tugas agenda 1.doc
tugas agenda 1.doctugas agenda 1.doc
tugas agenda 1.doc
 
Kelompok III_Gel.VII_Visualisasi dan Keberagaman Indonesia.pdf
Kelompok III_Gel.VII_Visualisasi dan Keberagaman Indonesia.pdfKelompok III_Gel.VII_Visualisasi dan Keberagaman Indonesia.pdf
Kelompok III_Gel.VII_Visualisasi dan Keberagaman Indonesia.pdf
 
TUGAS BG TOMMY.doc
TUGAS BG TOMMY.docTUGAS BG TOMMY.doc
TUGAS BG TOMMY.doc
 
96-167-1-SM.pdf
96-167-1-SM.pdf96-167-1-SM.pdf
96-167-1-SM.pdf
 
PICO Luthfiana.doc
PICO Luthfiana.docPICO Luthfiana.doc
PICO Luthfiana.doc
 
tugas pico jamila.docx
tugas pico jamila.docxtugas pico jamila.docx
tugas pico jamila.docx
 
KELOMPOK DJAMILA.doc
KELOMPOK DJAMILA.docKELOMPOK DJAMILA.doc
KELOMPOK DJAMILA.doc
 
Matrikulasi Komunikasi dalam Keperawatan 2 TA 2022-2023.doc
Matrikulasi Komunikasi dalam Keperawatan 2 TA 2022-2023.docMatrikulasi Komunikasi dalam Keperawatan 2 TA 2022-2023.doc
Matrikulasi Komunikasi dalam Keperawatan 2 TA 2022-2023.doc
 
PICO Luthfiana.doc
PICO Luthfiana.docPICO Luthfiana.doc
PICO Luthfiana.doc
 

Recently uploaded

Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptxATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptxDesiNatalia68
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptxAzwarArifkiSurg
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 

Recently uploaded (20)

Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptxATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 

BERMAIN MONOPOLI

  • 1. PROPOSAL TERAPI BERMAIN ANAK USIA SEKOKALA (7-12 ) TAHUN DJAMILA INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN JAKARTA
  • 3. KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Terapi Bermain Monopoli anak usia 6 – 12 Tahun di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat “ Makalah ini berisikan tentang preplaining terapi bermain yang akan diberikan oleh kelompok kepada anak usia 6 – 12 Tahun di rumah sakit. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang bagaimana cara melakukan terapi bermain, salah satunya terapi bermain monopoli. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin. Jakarta , 23 November 2022 Penulis
  • 4. BAB I PENDAHULUHAN A. Latar Belakang Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan anak secara optimal. Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas bermain ini tetap dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan kondisi anak. Pada saat dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan yang sangat tidak menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri. Perasaan tersebut merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami anak karena menghadapi beberapa stressor yang ada dilingkungan rumah sakit. Untuk itu, dengan melakukan permainan anak akan terlepas dari ketegangan dan stress yang dialaminya karena dengan melakukan permainan anak akan dapat mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya (distraksi) dan relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan. Tujuan bermain di rumah sakit pada prinsipnya adalah agar dapat melanjutkan fase pertumbuhan dan perkembangan secara optimal, mengembangkan kreatifitas anak, dan dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress. Bermain sangat penting bagi mental, emosional, dan kesejahteraan anak seperti kebutuhan perkembangan dan kebutuhan bermain tidak juga terhenti pada saat anak sakit atau anak di rumah sakit (Wong, 2009). Monopoli adalah salah satu permainan papan yang paling terkenal di dunia. Tujuan permainan ini adalah untuk menguasai semua petak di atas papan melalui pembelian, penyewaan dan pertukaran properti dalam sistem ekonomi yang disederhanakan. Setiap pemain melemparkan dadu secara bergiliran untuk memindahkan bidaknya, dan apabila ia mendarat di petak yang belum dimiliki oleh pemain lain, ia dapat membeli petak itu sesuai harga yang tertera. Bila petak itu sudah dibeli pemain lain, ia harus membayar pemain itu uang sewa yang jumlahnya juga sudah ditetapkan. B. Tujuan 1. Tujuan Umum Anak diharapkan dapat melanjutkan tumbuh kembangnya, mengembangkan aktifitas dan kreatifitas melalui pengalaman bermain dan beradaptasi efektif terhadap stress karena penyakit dan dirawat.
  • 5. 2. Tujuan Khusus Setelah mengikuti permainan selama 30 menit anak akan mampu : a. Mengembangkan kreativitas dan daya pikirnya b. Mengekspresikan perasaannya selam menjalani perawat. c. Mengekspresikan rasa senangnya terhadap permainan d. Beradaptasi dengan lingkungan e. Mempererat hubungan antara perawat dan anak
  • 6. BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Pengertian Bermain Monopoli Monopoli adalah salah satu permainan papan yang paling terkenal di dunia. Tujuan permainan ini adalah untuk menguasai semua petak di atas papan melalui pembelian, penyewaan dan pertukaran properti dalaam sistem ekonomi yang disederhanakan. Setiap pemain melemparkan dadu secara bergiliran untuk memindahkan bidaknya, dan apabila ia mendarat di petak yang belum dimiliki oleh pemain lain, ia dapat membeli petak itu sesuai harga yang tertera. Bila petak itu sudah dibeli pemain lain, ia harus membayar pemain itu uang sewa yang jumlahnya juga sudah ditetapkan B. Tujuan Bermain Monopoli Tujuan bermain pada anak yaitu memberikan kesenangan maupun mengembangkan imajinsi anak. Sebagai suatu aktifitas yang memberikan stimulus dalam kemampuan keterampilan, kognitif, dan afektif sehingga anak akan selau mengenal dunia, maupun mengembangkan kematangan fisik, emosional, dan mental sehingga akan membuat anak tumbuh menjadi anak yang kreatif, cerdas dan penuh inovatif. C. Fungsi Bermain Monopoli Fungsi utama bermain adalah merangsang perkembangan sensoris-motorik, perkembangan intelektual, perkembangan social, perkembangan kreativitas, perkembangan kesadaran diri, perkembangan moral dan bermain sebagai terapi. 1. Meningkatkan interaksi sosial, interaksi antara pemain monopoly dapat mengasah atau meningkatkan kemampuan sosial anak dengan teman-teman atau kerabatnya. Di zaman serba gadget saat ini, Anda perlu memperhatikan keterampilan komunikasi anak Anda secara ekstra. 2. Mengasah keterampilan, permainan ini dapat menjadi cara yang bagus untuk menguji kecerdasan individu, strategi dan keterampilan. Selain itu, anak Anda akan dilatih untuk memahami dan bereaksi terhadap situasi yang berbeda. Terlebih lagi, anak Anda akan belajar tentang warna, bentuk, angka, berhitung dan sebagainya dengan cepat ketika mereka bermainan monompoli. 3. Mengelakan pelajaran hidup, Permainan ular tangga akan mengajarkan anak Anda berhitung. Demikian juga dengan permainan monopoli yang mengasah keterampilan strategi dan menggunakan uang secara bijak. Ketika kalah atau bangkrut anak akan
  • 7. mendapat pelajaran dan akan belajar mengatasi hal serupa pada permainan di kesempatan lain. 4. Kemampuan pemecahan masalah merupakan keterampilan penting bagi setiap anak. Permainan monopoli juga akan mengasah kemampuan anak Anda dalam menghadapi, merespon serta mengatasi masalah. dalam hal ini permasalahan yang terjadi selama bermain. 5. Mengatasi kesulitan, tak jarang kesialan terjadi ketika melempar dadu monopoli, misalkan mendapat angka yang berakibat mampir pada salah satu hotel lawan dengan sewa tinggi dan diharuskan membayar denda. Bermain monopoli membuat anak harus
  • 8. bisa mengatasi masalah ini dengan baik dan mengambil keputusan yang tepat. Semakin tajam kemampuan anak untuk menyelesaikan atau mengatasi masalah keuangan di permainan monopoli, maka semakin mahir juga anak mengatasi masalah di dunia nyata 6. Mengatur uang dengan bijak. Monopoli tidak bisa dimenangkan dengan sikap pasif, pemain juga harus berani mengambil resiko untuk mengeluarkan uang untuk mengembangkan aset. Ini perlu untuk menutup kesempatan musuh mengambil banyak uang dari pemain. Pemain harus dapat membagi berapa banyak uang yang harus di investasikan dan berapa banyak uang yang harus di simpan. Pelajaran ini juga bisa diterapkan didunia nyata. Seseorang harus memiliki tabungan yang bisa digunakan sewaktu-waktu dan tidak menghabiskan semua uang untuk membeli aset atau hal-hal yang tidak dibutuhkan. 7. Ketahui tujuan, Seperti permainan lainnya, monopoli memiliki tujuan yang jelas. Bagi kebanyakan orang, tujuannya bisa membuat pemain lain bangkrut atau memenangkan permainan. Setelah menentukan tujuan baru Anda bisa membuat rencana untuk menjalankannya. Hal ini dapat menjadi pelajaran di kehidupan nyata, setiap hal yang akan diperbuat harus memiliki tujuan yang pasti. 8. Efektifitas keuangan dan negosiasi, dalam permainan monopoly, pemain sering kali harus mengeluarkan beberapa akses untuk mendapatkan kelompok warna yang potensial. Hal ini akan melatih kemampuan negosiasi karena pemain harus pandai bernegosiasi dengan pemain lain. D. Katagori Bermain Bermain harus seimbang, artinya harus ada keseimbangan antara bermain aktif dan yang pasif yang biasanya disebut hiburan. Dalam bermain aktif kesenangan diperoleh dari apa yang diperbuat oleh mereka sendiri, sedangkan bermain pasif kesenangan didapatkan dari orang lain. 1. Bermain aktif a. Bermain mengamati /menyelidiki (Exploratory play) Perhatikan pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat permainan tersebut. Anak memperhatikan alat permainan, mengocok-ngocok apakah ada bunyi mencuim, meraba, menekan, dan kadang-kadang berusaha membongkar.
  • 9. b. Bermain konstruksi (construction play) Pada anak umur 3 tahun, misalnya dengan menyusun balok-balok menjadi rumah- rumahan. Dll. c. Bermain drama (dramatik play) Misalnya main sandiwara boneka, main rumah-rumahan dengan saudara-saudaranya atau dengan teman-temannya d. Bermain bola, tali, dan sebagainya 2. Bermain pasif Dalam hal ini anak berperan pasif, antara lain dengan melihat dan mendengar. Bermain pasif ini adalah ideal, apabila anak sudah lelah bermain aktif dan membutuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya. Contohnya: a. Melihat gambar- gambar dibuku- buku/ majalah b. Mendengarkan cerita atau musik c. Menonton televisi E. Hal-hal yang Harus Diperhatikan 1. Bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan anak. 2. Permainan disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak. 3. Ulangi suatu cara bermain sehingga anak terampil, sebelum meningkat pada keterampilan yang lebih majemuk. 4. Jangan memaksa anak bermain, bila anak sedang tidak ingin bermain. Jangan memberikan alat permainan terlalu banyak atau sedikit. F. Bentuk-bentuk Permainan Menurut Usia 1. Usia 0 – 12 bulan Tujuannya adalah : a. Melatih reflek-reflek (untuk anak bermur 1 bulan), misalnya mengisap, menggenggam. b. Melatih kerjasama mata dan tangan. c. Melatih kerjasama mata dan telinga.
  • 10. d. Melatih mencari obyek yang ada tetapi tidak kelihatan. e. Melatih mengenal sumber asal suara. f. Melatih kepekaan perabaan. g. Melatih keterampilan dengan gerakan yang berulang-ulang. Alat permainan yang dianjurkan : a. Benda-benda yang aman untuk dimasukkan mulut atau dipegang. b. Alat permainan yang berupa gambar atau bentuk muka. c. Alat permainan lunak berupa boneka orang atau binatang. d. Alat permainan yang dapat digoyangkan dan keluar suara. e. Alat permainan berupa selimut dan boneka. 2. Usia 13 – 24 bulan Tujuannya adalah : a. Mencari sumber suara/mengikuti sumber suara. b. Memperkenalkan sumber suara. c. Melatih anak melakukan gerakan mendorong dan menarik. d. Melatih imajinasinya. e. Melatih anak melakukan kegiatan sehari-hari semuanya dalam bentuk kegiatan yang menarik Alat permainan yang dianjurkan: a. Genderang, bola dengan giring-giring didalamnya. b. Alat permainan yang dapat didorong dan ditarik. c. Alat permainan yang terdiri dari: alat rumah tangga(misal: cangkir yang tidak mudah pecah, sendok botol plastik, ember, waskom, air), balok-balok besar, kardus-kardus besar, buku bergambar, kertas untuk dicoret-coret, krayon/pensil berwarna. 3. Usia 25 – 36 bulan Tujuannya adalah ; a. Menyalurkan emosi atau perasaan anak. b. Mengembangkan keterampilan berbahasa. c. Melatih motorik halus dan kasar. d. Mengembangkan kecerdasan (memasangkan, menghitung, mengenal dan membedakan warna).
  • 11. e. Melatih kerjasama mata dan tangan. f. Melatih daya imajinansi. g. Kemampuan membedakan permukaan dan warna benda. Alat permainan yang dianjurkan : a. Alat-alat untuk menggambar. b. Lilin yang dapat dibentuk c. Pasel (puzzel) sederhana. d. Manik-manik ukuran besar. e. Berbagai benda yang mempunyai permukaan dan warna yang berbeda. f. Bola. 4. Usia 32 – 72 bulan Tujuannya adalah : a. Mengembangkan kemampuan menyamakan dan membedakan. b. Mengembangkan kemampuan berbahasa. c. Mengembangkan pengertian tentang berhitung, menambah, mengurangi. d. Merangsang daya imajinansi dsengan berbagai cara bermain pura-pura (sandiwara). e. Membedakan benda dengan permukaan. f. Menumbuhkan sportivitas. g. Mengembangkan kepercayaan diri. h. Mengembangkan kreativitas. i. Mengembangkan koordinasi motorik (melompat, memanjat, lari, dll). j. Mengembangkan kemampuan mengontrol emosi, motorik halus dan kasar. k. Mengembangkan sosialisasi atau bergaul dengan anak dan orang diluar rumahnya. l. Memperkenalkan pengertian yang bersifat ilmu pengetahuan, misal : pengertian mengenai terapung dan tenggelam. m. Memperkenalkan suasana kompetisi dan gotong royong. Alat permainan yang dianjurkan : a. Berbagai benda dari sekitar rumah, buku bergambar, majalah anak-anak, alat gambar & tulis, kertas untuk belajar melipat, gunting, air, dll. b. Teman-teman bermain : anak sebaya, orang tua, orang lain diluar rumah. 5. Usia 6 – 12 Tahun
  • 12. Tujuanya adalah : a. Mengasah ketrampilan intelekual b. Mengasah fantasi c. Terlibat dengan kelompok Alat permainan yang dianjurkan : Usia 6-8 Tahun : a. Puzzle b. Kartu c. Buku d. Alat untuk mencat / melukis e. Bersepeda Usia 8 – 12 Tahun : a. Olah raga b. Membaca buku c. Mengumpulkan perangko d. Bermain kartu. 6. Faktor Yang Mempengaruhi Aktivitas Bermain 1. Tahap perkembangan, tiap tahap mempunyai potensi / keterbatasan 2. Status kesehatan, anak sakit à perkembangan psikomotor kognitif terganggu 3. Jenis kelamin 4. Lingkungan ( lokasi, negara, kultur ) 5. Alat permainan ( senang dapat menggunakan ) 6. Intelegensia dan status sosial ekonomi 7. Tahap Perkembangan Bermain 1. Tahap eksplorasi Merupakan tahapan menggali dengan melihat cara bermain 2. Tahap permainan Setelah tahu cara bermain, anak mulai masuk dalam tahap permainan 3. Tahap bermain sungguhan
  • 13. Anak sudah ikut dalam permainan 4. Tahap melamun Merupakan tahapan terakhir anak membayangkan permainan berikutnya. 8. Prinsip Bermain Di Rumah Sakit 1. Tidak banyak energi, singkat dan sederhana 2. Tidak mengganggu jadwal kegiatan keperawatan dan medis 3. Tidak ada kontra indikasi dengan kondisi penyakit pasien 4. Permainan harus sesuai dengan tahap tumbuh kembang pasien 5. Jenis permainan disesuaikan dengan kesenangan anak 6. Permainan melibatkan orang tua untuk melancarkan proses kegiatan 9. Hambatan Yang Mungkin Muncul 1. Usia antar pasien tidak dalam satu kelompok usia 2. Pasien tidak kooperatif atau tidak antusias terhadap permainan 3. Adanya jadwal kegiatan pemeriksaan terhadap pasien pada waktu yang bersamaan. 10. Antisipasi hambatan 1. Mencari pasien dengan kelompok usia yang sama 2. Libatkan orang tua dalam proses terapi bermain 3. Jika anak tidak kooperatif, ajak anak bermain secara perlahan-lahan 4. Perawat lebih aktif dalam memfokuskan pasien terhadap permainan 5. Kolaborasi jadwal kegiatan pemeriksaan pasien dengan tenaga kesehatan lainnya. 11. Cara Bermain Monopoli 1. Peralatan Siapkan kertas permainan monopoly, kartu hak tanah,kartu dana umum & kesempatan,uang uangan, rumah-rumah & hotel- hotel, 2 buah dadu ,serta karakter yg mewakili pemain. 2. Permulaan Pemain mula-mula melempar dadu, urutkan dari yang terbanyak 3. Maju dari start
  • 14. Pemain maju dari start ke petak- petak mana sesuai jumlah angka dadu yang dilemparkan. 4. Berhenti di petak tanah belum dimiliki Bila salah seorang pemain berhenti di petak tanah yang belum dimiliki orang lain, pemain tersebut berhak membeli tanah tersebut sesuai harga yang tertera di petak tersebut. 5. Berhenti di petak tanah yg dimiliki orang Bila salah seorang pemain berhenti di petak tanah yang sudah dimiliki orang lain, pemain tersebut harus membayar harga sewa petak tanah tadi sesuai harga yg ada di kartu hak milik tanah trsbt. 6. Rumah rumah Bila pemain ingin membeli rumah, maka ia harus memiliki sekomplek tanah (lihat huruf abjad). Sebaiknya, rumah-rumah dibangun rata di setiap petak tanah. 7. Hotel hotel Bila pemain ingin membeli hotel, ia harus mempunyai 4 rumah dalam 1 petak tanah.tipsnya hotel dibangun rata di suatu komplek agar kalo ada yg berhenti di situ orang akan membayar 2x lipat. 8. Masuk penjara Pemain harus masuk penjara jika : a. Berhenti di petak penjara. b. Angka lemparan dadu sama sebanyak 3 kali. c. Mendapat perintah masuk penjara dari kartu dana umum atau kesempatan. 9. Bebas dari penjara Pemain dapat bebas/keluar dari penjara jika : a. Membeli/mendapat kartu bebas penjara dari kartu dana umum atau kesempatan. b. Angka lemparan dadu bernilai sama c. Membayar uang kepada bank. 10. Kartu kesempatan dan dana umum. Kartu kesempatan dan dana umum umumnya ada 18 lembar. Kartu ini berisi masuk penjara, bebas dari penjara, dapat hadiah, bayar pajak atau sebagainya.
  • 15. BAB III SAP TERAPI BERMAIN A. Pokok Bahasan : Terapi Bermain Pada Anak Di Rumah Sakit Sub Pokok Bahasan : Terapi Barmain Anak Usia 7-12 tahun B. Tujuan : Mengoptimalkan Tingkat Perkembangan Anak C. Tanggal / Jam : Senin, 20 November 2022 Jam / Durasi : Pkl. 16.00 s.d selesai D. Tempat Bermain : Ruang bermain anak di IKA E. Peserta : Untuk kegiatan ini peserta yang dipilih adalah pasien di Ruang anak yang memenuhi kriteria: 1. Anak usia 7-12 tahun 2. Tidak mempunyai keterbatasan fisik 3. Dapat berinteraksi dengan perawat dan keluarga 4. Pasien kooperatif Peserta terdiri dari : Anak usia sekolah dan sekolah sebanyak 3 orang didampingi keluarga Target : 3 orang F. Sarana dan Media 1. Sarana: a) Ruangan tempat bermain b) Tikar untuk duduk 2. Media : a) Permainan monopoli G. Pengorganisasian Jumlah leader 1 orang, co leader 1 orang, fasilitator 2 orang dan 1 orang observer dengan susunan sebagai berikut: Leader : Fika Ayu Lestari Observer : Wanti Fasilitator : Kartika Fatmawati Vernanda Rumaniar Piliang Nadia Eka Indrianing
  • 16. Pembagian Tugas: 1. Peran Leader a) Katalisator, yaitu mempermudah komunikasi dan interaksi dengan jalan menciptakan situasi dan suasana yang memungkinkan klien termotivasi untuk mengekspresikan perasaannya b) Auxilery Ego, sebagai penopang bagi anggota yang terlalu lemah atau mendominasi
  • 17. c) Koordinator, yaitu mengarahkan proses kegiatan kearah pencapaian tujuan dengan cara memberi motivasi kepada anggota untuk terlibat dalam kegiatan 2. Peran Fasilitator a) Mempertahankan kehadiran peserta b) Mempertahankan dan meningkatkan motivasi peserta c) Mencegah gangguan atau hambatan terhadap kelompok baik dari luar maupun dari dalam kelompok 3. Peran Observer a) Mengamati keamanan jalannya kegiatan play therapy b) Memperhatikan tingkah laku peserta selama kegiatan c) Memperhatikan ketepatan waktu jalan nya kegiatan play therapy d) Menilai performa dari setiap tim terapi sdalam memberikan terapi H. Setting Tempat Keterangan: = Observer = Fasilitator = Peserta = Orang tua = Fasilitator = Fasilitator = Leader =Pembimbing I. Susunan Kegiatan No Waktu Terapy Anak Ket 1 5 menit Pembukaan : 1. Memperkenalkan diri terapis 2. Berdo’a 3. Memperkenalkan pembimbing 4. Memperkenalkan anak satu Menjawab salam Berdo’a Mendengarkan Mendengarkan dan saling
  • 18. persatu dan anak saling berkenalan dengan temannya 5. Kontrak waktu dengan anak berkenalan 2 20 menit Kegiatan bermain : 1. Leader menjelaskan cara permainan 2. Membagikan permainan 3. Leader dan Fasilitator memotivasi anak 4. Fasilitator mengobservasi anak 5. Menanyakan perasaan anak Mendengarkan Menerima permainan Mendengarkan Bermain Mengungkapkan perasaan 3 5 menit Penutup : 1. Leader Menghentikan permainan 2. Menanyakan perasaan anak 3. Menyampaikan hasil permainan 4. Memberikan hadiah pada anak yang cepat menyelesaikan gambarnya dan bagus 5. Membagikan souvenir/kenang-kenangan pada semua anak yang bermain 6. Menanyakan perasaan anak 8. Menutup acara dan mengucapkan salam Selesai bermain Mengungkapkan perasaan Mendengarkan Senang Senang Mengungkapkan perasaan Menjawab salam J. Evaluasi 1. Evaluasi struktur yang diharapkan a) Alat-alat yang digunakan lengkap
  • 19. b) Kegiatan yang direncanakan dapat terlaksana 2. Evaluasi proses yang diharapkan a) Terapi dapat berjalan dengan lancar b) Anak dapat mengikuti terapi bermain dengan baik c) Tidak adanya hambatan saat melakukan terapi d) Semua anggota kelompok dapat bekerja sama dan bekerja sesuai tugasnya 3. Evaluasi hasil yang diharapkan a) Anak dapat mengembangkan motorik halus dan motoric kasar dengan menyelesaikan permainan dan mendapatkan hasil yang maksimal b) Anak dapat mengikuti kegiatan dengan baik c) Anak senang setelah mengikuti permainan K. Simpulan Bermain merupakan aspek penting dalam kehidupan anak yang mencerminkan kemampuan fisik, intelektual, emosional, dan social anak tersebut, Salah satunya adalah monopoli. Monopoli adalah salah satu permainan papan yang paling terkenal di dunia. Tujuan permainan ini adalah untuk menguasai semua petak di atas papan melalui pembelian, penyewaan dan pertukaran properti dalam sistem ekonomi yang disederhanakan. L. Saran 1. Orang tua Sebaiknya orang tua lebih selektif dalam memilih permainan bagi anak agar anak dapat tumbuh dengan optimal. Pemilihan permainan yang tepat dapat menjadi poin penting dari stimulus yang akan didapat dari permainan tersebut. Faktor keamanan dari permainan yang dipilih juga harus tetap diperhatikan 2. Rumah Sakit Sebagai tempat pelayanan kesehatan, sebaiknya rumah sakit dapat meminimalkan trauma yang akan anak dapatkan dari hospitalisasi dengan menyediakan ruangan khusus untuk melakukan tindakan. 3. Mahasiswa Mahasiswa diharapkan dapat tetap membantu anak untuk mengurangi dampak hospitalisasi dengan terapi bermain yang sesuai dengan tahap tumbuh kembang anak. Karena dengan terapi bermain yang tepat, maka anak dapat terus melanjutkan tumbuh kembang anak walaupun dirumah sakit.
  • 20. DAFTAR PUSTAKA Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC Supartini, Yupi. (2004). Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC. http://belajarbarengrizalyuk.blogspot.com/2013/10/terapi-bermain-mewarnai.html http://belajarbarengrizalyuk.blogspot.com/2013/10/terapi-bermain-mewarnai.html