3. KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah
tepat pada waktunya yang berjudul “Terapi Bermain Monopoli anak usia 6 – 12 Tahun di Rumah
Sakit Pusat Angkatan Darat “ Makalah ini berisikan tentang preplaining terapi bermain yang
akan diberikan oleh kelompok kepada anak usia 6 – 12 Tahun di rumah sakit.
Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang
bagaimana cara melakukan terapi bermain, salah satunya terapi bermain monopoli. Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai
segala usaha kita. Amin.
Jakarta , 23 November 2022
Penulis
4. BAB I PENDAHULUHAN
A. Latar Belakang
Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan anak secara optimal.
Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas bermain ini tetap
dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan kondisi anak. Pada saat dirawat di rumah
sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan yang sangat tidak menyenangkan, seperti
marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri. Perasaan tersebut merupakan dampak dari hospitalisasi
yang dialami anak karena menghadapi beberapa stressor yang ada dilingkungan rumah sakit.
Untuk itu, dengan melakukan permainan anak akan terlepas dari ketegangan dan stress yang
dialaminya karena dengan melakukan permainan anak akan dapat mengalihkan rasa sakitnya
pada permainannya (distraksi) dan relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan.
Tujuan bermain di rumah sakit pada prinsipnya adalah agar dapat melanjutkan fase
pertumbuhan dan perkembangan secara optimal, mengembangkan kreatifitas anak, dan dapat
beradaptasi lebih efektif terhadap stress. Bermain sangat penting bagi mental, emosional, dan
kesejahteraan anak seperti kebutuhan perkembangan dan kebutuhan bermain tidak juga
terhenti pada saat anak sakit atau anak di rumah sakit (Wong, 2009).
Monopoli adalah salah satu permainan papan yang paling terkenal di dunia. Tujuan
permainan ini adalah untuk menguasai semua petak di atas papan melalui pembelian,
penyewaan dan pertukaran properti dalam sistem ekonomi yang disederhanakan.
Setiap pemain melemparkan dadu secara bergiliran untuk memindahkan bidaknya, dan
apabila ia mendarat di petak yang belum dimiliki oleh pemain lain, ia dapat membeli petak
itu sesuai harga yang tertera. Bila petak itu sudah dibeli pemain lain, ia harus membayar
pemain itu uang sewa yang jumlahnya juga sudah ditetapkan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Anak diharapkan dapat melanjutkan tumbuh kembangnya, mengembangkan aktifitas
dan kreatifitas melalui pengalaman bermain dan beradaptasi efektif terhadap stress karena
penyakit dan dirawat.
5. 2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti permainan selama 30 menit anak akan mampu :
a. Mengembangkan kreativitas dan daya pikirnya
b. Mengekspresikan perasaannya selam menjalani perawat.
c. Mengekspresikan rasa senangnya terhadap permainan
d. Beradaptasi dengan lingkungan
e. Mempererat hubungan antara perawat dan anak
6. BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian Bermain Monopoli
Monopoli adalah salah satu permainan papan yang paling terkenal di dunia. Tujuan
permainan ini adalah untuk menguasai semua petak di atas papan melalui pembelian,
penyewaan dan pertukaran properti dalaam sistem ekonomi yang disederhanakan.
Setiap pemain melemparkan dadu secara bergiliran untuk memindahkan bidaknya, dan
apabila ia mendarat di petak yang belum dimiliki oleh pemain lain, ia dapat membeli petak
itu sesuai harga yang tertera. Bila petak itu sudah dibeli pemain lain, ia harus membayar
pemain itu uang sewa yang jumlahnya juga sudah ditetapkan
B. Tujuan Bermain Monopoli
Tujuan bermain pada anak yaitu memberikan kesenangan maupun mengembangkan
imajinsi anak. Sebagai suatu aktifitas yang memberikan stimulus dalam kemampuan
keterampilan, kognitif, dan afektif sehingga anak akan selau mengenal dunia, maupun
mengembangkan kematangan fisik, emosional, dan mental sehingga akan membuat anak
tumbuh menjadi anak yang kreatif, cerdas dan penuh inovatif.
C. Fungsi Bermain Monopoli
Fungsi utama bermain adalah merangsang perkembangan sensoris-motorik,
perkembangan intelektual, perkembangan social, perkembangan kreativitas, perkembangan
kesadaran diri, perkembangan moral dan bermain sebagai terapi.
1. Meningkatkan interaksi sosial, interaksi antara pemain monopoly dapat mengasah atau
meningkatkan kemampuan sosial anak dengan teman-teman atau kerabatnya. Di zaman
serba gadget saat ini, Anda perlu memperhatikan keterampilan komunikasi anak Anda
secara ekstra.
2. Mengasah keterampilan, permainan ini dapat menjadi cara yang bagus untuk menguji
kecerdasan individu, strategi dan keterampilan. Selain itu, anak Anda akan dilatih untuk
memahami dan bereaksi terhadap situasi yang berbeda. Terlebih lagi, anak Anda akan
belajar tentang warna, bentuk, angka, berhitung dan sebagainya dengan cepat ketika
mereka bermainan monompoli.
3. Mengelakan pelajaran hidup, Permainan ular tangga akan mengajarkan anak Anda
berhitung. Demikian juga dengan permainan monopoli yang mengasah keterampilan
strategi dan menggunakan uang secara bijak. Ketika kalah atau bangkrut anak akan
7. mendapat pelajaran dan akan belajar mengatasi hal serupa pada permainan di kesempatan
lain.
4. Kemampuan pemecahan masalah merupakan keterampilan penting bagi setiap anak.
Permainan monopoli juga akan mengasah kemampuan anak Anda dalam menghadapi,
merespon serta mengatasi masalah. dalam hal ini permasalahan yang terjadi selama
bermain.
5. Mengatasi kesulitan, tak jarang kesialan terjadi ketika melempar dadu monopoli,
misalkan mendapat angka yang berakibat mampir pada salah satu hotel lawan dengan
sewa tinggi dan diharuskan membayar denda. Bermain monopoli membuat anak harus
8. bisa mengatasi masalah ini dengan baik dan mengambil keputusan yang tepat. Semakin
tajam kemampuan anak untuk menyelesaikan atau mengatasi masalah keuangan di
permainan monopoli, maka semakin mahir juga anak mengatasi masalah di dunia nyata
6. Mengatur uang dengan bijak. Monopoli tidak bisa dimenangkan dengan sikap pasif,
pemain juga harus berani mengambil resiko untuk mengeluarkan uang untuk
mengembangkan aset. Ini perlu untuk menutup kesempatan musuh mengambil banyak
uang dari pemain. Pemain harus dapat membagi berapa banyak uang yang harus di
investasikan dan berapa banyak uang yang harus di simpan. Pelajaran ini juga bisa
diterapkan didunia nyata. Seseorang harus memiliki tabungan yang bisa digunakan
sewaktu-waktu dan tidak menghabiskan semua uang untuk membeli aset atau hal-hal
yang tidak dibutuhkan.
7. Ketahui tujuan, Seperti permainan lainnya, monopoli memiliki tujuan yang jelas. Bagi
kebanyakan orang, tujuannya bisa membuat pemain lain bangkrut atau memenangkan
permainan. Setelah menentukan tujuan baru Anda bisa membuat rencana untuk
menjalankannya. Hal ini dapat menjadi pelajaran di kehidupan nyata, setiap hal yang
akan diperbuat harus memiliki tujuan yang pasti.
8. Efektifitas keuangan dan negosiasi, dalam permainan monopoly, pemain sering kali harus
mengeluarkan beberapa akses untuk mendapatkan kelompok warna yang potensial. Hal
ini akan melatih kemampuan negosiasi karena pemain harus pandai bernegosiasi dengan
pemain lain.
D. Katagori Bermain
Bermain harus seimbang, artinya harus ada keseimbangan antara bermain aktif dan yang
pasif yang biasanya disebut hiburan. Dalam bermain aktif kesenangan diperoleh dari apa
yang diperbuat oleh mereka sendiri, sedangkan bermain pasif kesenangan didapatkan dari
orang lain.
1. Bermain aktif
a. Bermain mengamati /menyelidiki (Exploratory play)
Perhatikan pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat permainan
tersebut. Anak memperhatikan alat permainan, mengocok-ngocok apakah ada bunyi
mencuim, meraba, menekan, dan kadang-kadang berusaha membongkar.
9. b. Bermain konstruksi (construction play)
Pada anak umur 3 tahun, misalnya dengan menyusun balok-balok menjadi rumah-
rumahan. Dll.
c. Bermain drama (dramatik play)
Misalnya main sandiwara boneka, main rumah-rumahan dengan saudara-saudaranya
atau dengan teman-temannya
d. Bermain bola, tali, dan sebagainya
2. Bermain pasif
Dalam hal ini anak berperan pasif, antara lain dengan melihat dan mendengar. Bermain
pasif ini adalah ideal, apabila anak sudah lelah bermain aktif dan membutuhkan sesuatu
untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya.
Contohnya:
a. Melihat gambar- gambar dibuku- buku/ majalah
b. Mendengarkan cerita atau musik
c. Menonton televisi
E. Hal-hal yang Harus Diperhatikan
1. Bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan anak.
2. Permainan disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak.
3. Ulangi suatu cara bermain sehingga anak terampil, sebelum meningkat pada keterampilan
yang lebih majemuk.
4. Jangan memaksa anak bermain, bila anak sedang tidak ingin bermain. Jangan
memberikan alat permainan terlalu banyak atau sedikit.
F. Bentuk-bentuk Permainan Menurut Usia
1. Usia 0 – 12 bulan
Tujuannya adalah :
a. Melatih reflek-reflek (untuk anak bermur 1 bulan), misalnya mengisap,
menggenggam.
b. Melatih kerjasama mata dan tangan.
c. Melatih kerjasama mata dan telinga.
10. d. Melatih mencari obyek yang ada tetapi tidak kelihatan.
e. Melatih mengenal sumber asal suara.
f. Melatih kepekaan perabaan.
g. Melatih keterampilan dengan gerakan yang berulang-ulang.
Alat permainan yang dianjurkan :
a. Benda-benda yang aman untuk dimasukkan mulut atau dipegang.
b. Alat permainan yang berupa gambar atau bentuk muka.
c. Alat permainan lunak berupa boneka orang atau binatang.
d. Alat permainan yang dapat digoyangkan dan keluar suara.
e. Alat permainan berupa selimut dan boneka.
2. Usia 13 – 24 bulan
Tujuannya adalah :
a. Mencari sumber suara/mengikuti sumber suara.
b. Memperkenalkan sumber suara.
c. Melatih anak melakukan gerakan mendorong dan menarik.
d. Melatih imajinasinya.
e. Melatih anak melakukan kegiatan sehari-hari semuanya dalam bentuk kegiatan yang
menarik
Alat permainan yang dianjurkan:
a. Genderang, bola dengan giring-giring didalamnya.
b. Alat permainan yang dapat didorong dan ditarik.
c. Alat permainan yang terdiri dari: alat rumah tangga(misal: cangkir yang tidak mudah
pecah, sendok botol plastik, ember, waskom, air), balok-balok besar, kardus-kardus
besar, buku bergambar, kertas untuk dicoret-coret, krayon/pensil berwarna.
3. Usia 25 – 36 bulan
Tujuannya adalah ;
a. Menyalurkan emosi atau perasaan anak.
b. Mengembangkan keterampilan berbahasa.
c. Melatih motorik halus dan kasar.
d. Mengembangkan kecerdasan (memasangkan, menghitung, mengenal dan
membedakan warna).
11. e. Melatih kerjasama mata dan tangan.
f. Melatih daya imajinansi.
g. Kemampuan membedakan permukaan dan warna benda.
Alat permainan yang dianjurkan :
a. Alat-alat untuk menggambar.
b. Lilin yang dapat dibentuk
c. Pasel (puzzel) sederhana.
d. Manik-manik ukuran besar.
e. Berbagai benda yang mempunyai permukaan dan warna yang berbeda.
f. Bola.
4. Usia 32 – 72 bulan
Tujuannya adalah :
a. Mengembangkan kemampuan menyamakan dan membedakan.
b. Mengembangkan kemampuan berbahasa.
c. Mengembangkan pengertian tentang berhitung, menambah, mengurangi.
d. Merangsang daya imajinansi dsengan berbagai cara bermain pura-pura (sandiwara).
e. Membedakan benda dengan permukaan.
f. Menumbuhkan sportivitas.
g. Mengembangkan kepercayaan diri.
h. Mengembangkan kreativitas.
i. Mengembangkan koordinasi motorik (melompat, memanjat, lari, dll).
j. Mengembangkan kemampuan mengontrol emosi, motorik halus dan kasar.
k. Mengembangkan sosialisasi atau bergaul dengan anak dan orang diluar rumahnya.
l. Memperkenalkan pengertian yang bersifat ilmu pengetahuan, misal : pengertian
mengenai terapung dan tenggelam.
m. Memperkenalkan suasana kompetisi dan gotong royong.
Alat permainan yang dianjurkan :
a. Berbagai benda dari sekitar rumah, buku bergambar, majalah anak-anak, alat gambar
& tulis, kertas untuk belajar melipat, gunting, air, dll.
b. Teman-teman bermain : anak sebaya, orang tua, orang lain diluar rumah.
5. Usia 6 – 12 Tahun
12. Tujuanya adalah :
a. Mengasah ketrampilan intelekual
b. Mengasah fantasi
c. Terlibat dengan kelompok
Alat permainan yang dianjurkan :
Usia 6-8 Tahun :
a. Puzzle
b. Kartu
c. Buku
d. Alat untuk mencat / melukis
e. Bersepeda
Usia 8 – 12 Tahun :
a. Olah raga
b. Membaca buku
c. Mengumpulkan perangko
d. Bermain kartu.
6. Faktor Yang Mempengaruhi Aktivitas Bermain
1. Tahap perkembangan, tiap tahap mempunyai potensi / keterbatasan
2. Status kesehatan, anak sakit à perkembangan psikomotor kognitif terganggu
3. Jenis kelamin
4. Lingkungan ( lokasi, negara, kultur )
5. Alat permainan ( senang dapat menggunakan )
6. Intelegensia dan status sosial ekonomi
7. Tahap Perkembangan Bermain
1. Tahap eksplorasi
Merupakan tahapan menggali dengan melihat cara bermain
2. Tahap permainan
Setelah tahu cara bermain, anak mulai masuk dalam tahap permainan
3. Tahap bermain sungguhan
13. Anak sudah ikut dalam permainan
4. Tahap melamun
Merupakan tahapan terakhir anak membayangkan permainan berikutnya.
8. Prinsip Bermain Di Rumah Sakit
1. Tidak banyak energi, singkat dan sederhana
2. Tidak mengganggu jadwal kegiatan keperawatan dan medis
3. Tidak ada kontra indikasi dengan kondisi penyakit pasien
4. Permainan harus sesuai dengan tahap tumbuh kembang pasien
5. Jenis permainan disesuaikan dengan kesenangan anak
6. Permainan melibatkan orang tua untuk melancarkan proses kegiatan
9. Hambatan Yang Mungkin Muncul
1. Usia antar pasien tidak dalam satu kelompok usia
2. Pasien tidak kooperatif atau tidak antusias terhadap permainan
3. Adanya jadwal kegiatan pemeriksaan terhadap pasien pada waktu yang bersamaan.
10. Antisipasi hambatan
1. Mencari pasien dengan kelompok usia yang sama
2. Libatkan orang tua dalam proses terapi bermain
3. Jika anak tidak kooperatif, ajak anak bermain secara perlahan-lahan
4. Perawat lebih aktif dalam memfokuskan pasien terhadap permainan
5. Kolaborasi jadwal kegiatan pemeriksaan pasien dengan tenaga kesehatan lainnya.
11. Cara Bermain Monopoli
1. Peralatan
Siapkan kertas permainan monopoly, kartu hak tanah,kartu dana umum &
kesempatan,uang uangan, rumah-rumah & hotel- hotel, 2 buah dadu ,serta karakter yg
mewakili pemain.
2. Permulaan
Pemain mula-mula melempar dadu, urutkan dari yang terbanyak
3. Maju dari start
14. Pemain maju dari start ke petak- petak mana sesuai jumlah angka dadu yang
dilemparkan.
4. Berhenti di petak tanah belum dimiliki
Bila salah seorang pemain berhenti di petak tanah yang belum dimiliki orang lain,
pemain tersebut berhak membeli tanah tersebut sesuai harga yang tertera di petak
tersebut.
5. Berhenti di petak tanah yg dimiliki orang
Bila salah seorang pemain berhenti di petak tanah yang sudah dimiliki orang lain,
pemain tersebut harus membayar harga sewa petak tanah tadi sesuai harga yg ada di
kartu hak milik tanah trsbt.
6. Rumah rumah
Bila pemain ingin membeli rumah, maka ia harus memiliki sekomplek tanah (lihat
huruf abjad). Sebaiknya, rumah-rumah dibangun rata di setiap petak tanah.
7. Hotel hotel
Bila pemain ingin membeli hotel, ia harus mempunyai 4 rumah dalam 1 petak
tanah.tipsnya hotel dibangun rata di suatu komplek agar kalo ada yg berhenti di situ
orang akan membayar 2x lipat.
8. Masuk penjara
Pemain harus masuk penjara jika :
a. Berhenti di petak penjara.
b. Angka lemparan dadu sama sebanyak 3 kali.
c. Mendapat perintah masuk penjara dari kartu dana umum atau kesempatan.
9. Bebas dari penjara
Pemain dapat bebas/keluar dari penjara jika :
a. Membeli/mendapat kartu bebas penjara dari kartu dana umum atau kesempatan.
b. Angka lemparan dadu bernilai sama
c. Membayar uang kepada bank.
10. Kartu kesempatan dan dana umum.
Kartu kesempatan dan dana umum umumnya ada 18 lembar. Kartu ini berisi masuk
penjara, bebas dari penjara, dapat hadiah, bayar pajak atau sebagainya.
15. BAB III
SAP TERAPI BERMAIN
A. Pokok Bahasan : Terapi Bermain Pada Anak Di Rumah Sakit
Sub Pokok Bahasan : Terapi Barmain Anak Usia 7-12 tahun
B. Tujuan : Mengoptimalkan Tingkat Perkembangan Anak
C. Tanggal / Jam : Senin, 20 November 2022
Jam / Durasi : Pkl. 16.00 s.d selesai
D. Tempat Bermain : Ruang bermain anak di IKA
E. Peserta :
Untuk kegiatan ini peserta yang dipilih adalah pasien di Ruang anak yang memenuhi
kriteria:
1. Anak usia 7-12 tahun
2. Tidak mempunyai keterbatasan fisik
3. Dapat berinteraksi dengan perawat dan keluarga
4. Pasien kooperatif
Peserta terdiri dari :
Anak usia sekolah dan sekolah sebanyak 3 orang didampingi keluarga
Target : 3 orang
F. Sarana dan Media
1. Sarana:
a) Ruangan tempat bermain
b) Tikar untuk duduk
2. Media :
a) Permainan monopoli
G. Pengorganisasian
Jumlah leader 1 orang, co leader 1 orang, fasilitator 2 orang dan 1 orang observer dengan
susunan sebagai berikut:
Leader : Fika Ayu Lestari
Observer : Wanti
Fasilitator : Kartika Fatmawati
Vernanda Rumaniar Piliang
Nadia Eka Indrianing
16. Pembagian Tugas:
1. Peran Leader
a) Katalisator, yaitu mempermudah komunikasi dan interaksi dengan jalan
menciptakan situasi dan suasana yang memungkinkan klien termotivasi untuk
mengekspresikan perasaannya
b) Auxilery Ego, sebagai penopang bagi anggota yang terlalu lemah atau
mendominasi
17. c) Koordinator, yaitu mengarahkan proses kegiatan kearah pencapaian tujuan dengan
cara memberi motivasi kepada anggota untuk terlibat dalam kegiatan
2. Peran Fasilitator
a) Mempertahankan kehadiran peserta
b) Mempertahankan dan meningkatkan motivasi peserta
c) Mencegah gangguan atau hambatan terhadap kelompok baik dari luar maupun dari
dalam kelompok
3. Peran Observer
a) Mengamati keamanan jalannya kegiatan play therapy
b) Memperhatikan tingkah laku peserta selama kegiatan
c) Memperhatikan ketepatan waktu jalan nya kegiatan play therapy
d) Menilai performa dari setiap tim terapi sdalam memberikan terapi
H. Setting Tempat
Keterangan:
= Observer
= Fasilitator = Peserta = Orang tua = Fasilitator
= Fasilitator
= Leader =Pembimbing
I. Susunan Kegiatan
No Waktu Terapy Anak Ket
1 5 menit Pembukaan :
1. Memperkenalkan diri terapis
2. Berdo’a
3. Memperkenalkan pembimbing
4. Memperkenalkan anak satu
Menjawab salam
Berdo’a
Mendengarkan
Mendengarkan dan saling
18. persatu dan anak saling
berkenalan dengan temannya
5. Kontrak waktu dengan anak
berkenalan
2 20 menit Kegiatan bermain :
1. Leader menjelaskan cara
permainan
2. Membagikan permainan
3. Leader dan Fasilitator
memotivasi anak
4. Fasilitator mengobservasi
anak
5. Menanyakan perasaan anak
Mendengarkan
Menerima permainan
Mendengarkan
Bermain
Mengungkapkan perasaan
3 5 menit Penutup :
1. Leader Menghentikan
permainan
2. Menanyakan perasaan anak
3. Menyampaikan hasil
permainan
4. Memberikan hadiah pada
anak yang cepat menyelesaikan
gambarnya dan bagus
5. Membagikan
souvenir/kenang-kenangan pada
semua anak yang bermain
6. Menanyakan perasaan anak
8. Menutup acara dan
mengucapkan salam
Selesai bermain
Mengungkapkan perasaan
Mendengarkan
Senang
Senang
Mengungkapkan perasaan
Menjawab salam
J. Evaluasi
1. Evaluasi struktur yang diharapkan
a) Alat-alat yang digunakan lengkap
19. b) Kegiatan yang direncanakan dapat terlaksana
2. Evaluasi proses yang diharapkan
a) Terapi dapat berjalan dengan lancar
b) Anak dapat mengikuti terapi bermain dengan baik
c) Tidak adanya hambatan saat melakukan terapi
d) Semua anggota kelompok dapat bekerja sama dan bekerja sesuai tugasnya
3. Evaluasi hasil yang diharapkan
a) Anak dapat mengembangkan motorik halus dan motoric kasar dengan
menyelesaikan permainan dan mendapatkan hasil yang maksimal
b) Anak dapat mengikuti kegiatan dengan baik
c) Anak senang setelah mengikuti permainan
K. Simpulan
Bermain merupakan aspek penting dalam kehidupan anak yang mencerminkan
kemampuan fisik, intelektual, emosional, dan social anak tersebut, Salah satunya
adalah monopoli. Monopoli adalah salah satu permainan papan yang paling terkenal
di dunia. Tujuan permainan ini adalah untuk menguasai semua petak di atas papan
melalui pembelian, penyewaan dan pertukaran properti dalam sistem ekonomi yang
disederhanakan.
L. Saran
1. Orang tua
Sebaiknya orang tua lebih selektif dalam memilih permainan bagi anak agar anak
dapat tumbuh dengan optimal. Pemilihan permainan yang tepat dapat menjadi poin
penting dari stimulus yang akan didapat dari permainan tersebut. Faktor keamanan
dari permainan yang dipilih juga harus tetap diperhatikan
2. Rumah Sakit
Sebagai tempat pelayanan kesehatan, sebaiknya rumah sakit dapat meminimalkan
trauma yang akan anak dapatkan dari hospitalisasi dengan menyediakan ruangan
khusus untuk melakukan tindakan.
3. Mahasiswa
Mahasiswa diharapkan dapat tetap membantu anak untuk mengurangi dampak
hospitalisasi dengan terapi bermain yang sesuai dengan tahap tumbuh kembang anak.
Karena dengan terapi bermain yang tepat, maka anak dapat terus melanjutkan tumbuh
kembang anak walaupun dirumah sakit.
20. DAFTAR PUSTAKA
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC
Supartini, Yupi. (2004). Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC.
http://belajarbarengrizalyuk.blogspot.com/2013/10/terapi-bermain-mewarnai.html
http://belajarbarengrizalyuk.blogspot.com/2013/10/terapi-bermain-mewarnai.html