IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
Sp rpk
1. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Masalah : Risiko perilaku kekerasan
Pertemuan : Ke 1 (satu)
1. Kondisi klien
Klien tenang, kooperatif, klien mampu menjawab semua pertanyaan yang diajukan.
2. Diagnosa Keperawatan
Risiko perilaku kekerasan
3. Tujuan Khusus
a. Pasien dapat mengidentifikasi PK
b. Pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda PK
c. Pasien dapat menyebutkan jenis PK yang pernah dilakukannya
d. Pasiecn dapat menyebautkan akibat dari PK yang dilakukannya.
e. Pasien dapat menyebutka cara mencegah / mengendalikan Pknya
4. Tindakan Keperawatan
1. SP 1 Klien :
Membina hubungan saling percaya, mengidentifikasi penyebab marah, tanda dan
gejala yang dirasakan, perilaku kekerasan yang dilakukan, akibat dan cara
mengendalikan perilaku kekerasan dengan cara fisik pertama ( latihan nafas dalam
dan pukul kasur/bantal).
5. Fase Orientasi
“ selamat pagi mas, perkenalkan nama saya Laelatul Khasanah. Saya mahasiswa yang
bertugas diruangan dewa ruci, saya bertugas diruangan ini selama 1 minggu. Hari ini
saya dinas pagi dari jam 7 sampai jam 2 siang, jadi selama 1 minggu ini saya yang
merawat mas. Nama mas siapa? Dan senang nya dipanggil apa?” “ Bagaimana
perasaan mas N saat ini?” masih ada perasaan kesal atau marah? Apa yang terjadi
dirumah ?’’ “ Baiklah sekarang kita akan berbincang-bincang tentang perasaan marah
mas,”“ Berapa lama mas mau kita berbincang-bincang ? bagaimana kalau 20 menit“
Bagaimana kalau kita berbincang-bincang diruang tamu?”
6. Fase Kerja
“ Apa yang menyebabkan mas N marah? Apakah sebelumnya mas N pernah marah?
Terus penyebabnya apa? Samakah dengan yang sekarang? Pada saat penyebab marah
itu ada, seperti rumah yang berantakan, makanan yang tidak tersedia, air tak tersedia (
misalnya ini penyebab marah klien), apa yang mas N rasakan?“ Apakah mas N
2. merasa kesal, kemudian dada ibu berdebar-debar, mata melotot, rahang terkatup rapat,
dan tangan mengepal?”“ apa yang ibu lakukan selanjutnya”“ Apakah dengan mas N
marah-marah, keadaan jadi lebih baik?“ Menurut mas adakah cara lain yang lebih
baik selain marah-marah?“maukah mas belajar mengungkapkan marah dengan baik
tanpa menimbulkan kerugian?” ada beberapa cara fisik untuk mengendalikan rasa
marah, hari ini kita belajar satu cara dulu, “ begini mas, kalau tanda- marah itu sudah
mas rasakan mas berdiri lalu tarik nafas dari hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan
secara perlahan-lahan dari mulut seperti mengeluarkan kemarahan. “selain tarik nafas
ada juga tindakan yang lainnya mas seperti pukul kasur dan bantal”. memukul kasur
dan bantal.”“ Sekarang mari kita latihan memukul bantal dan kasur mari ke kamar
mas? Jadi kalau nanti mas kesal atau marah, mas langsung kekamar dan lampiaskan
marah mas tersebut dengan memukul bantal dan kasur.Nah coba ibu lakukan
memukul bantal dan kasur, ya bagus sekali mas melakukannya!”“ Nah cara ini pun
dapat dilakukan secara rutin jika ada perasaan marah, kemudian jangan lupa
merapikan tempat tidur Ya!”
7. Fase Terminasi
“ Bagaimana perasaan mas N setelah berbincang-bincang tentang kemarahan mas ? ”
Coba mas N sebutkan penyebab mas marah dan yang mas rasakan dan apa yang mas
lakukan serta akibatnya. Sekarang kita buat jadwal latihannya ya mas, berapa kali
sehari mas mau latihan nafas dalam dan pukul kasur atau bantal?” Pukul berapa mas
mau mempraktikkan memukul kasur/bantal? Bagaimana kalau setiap bangun tidur?
Baik jadi jam 5 pagi dan jam 3 sore, lalu kalau ada keinginan marah sewaktu-waktu
gunakan kedua cara tadi ya mas.“ “baik bagaimana kalau besok kita latihan cara lain
untuk mencegah dan mengendalikan marah mas N.” tempatnya disini saja ya mas ?”“
Selamat Pagi.”
3. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Masalah : Risiko perilaku kekerasan
Pertemuan : Ke 2 (dua)
1. Kondisi klien
Klien tenang, kooperatif, ada kontak mata saat berbicara.
2. Diagnosa Keperawatan
Risiko perilaku kekerasan
3. Tujuan khusus
a. Pasien dapat mencegah/ mengendalikan PKnya dengan terapi
psikofarmaka
b. Mengevaluasi latihan nafas dalm, pukul bantal dan kasur
c. Melatih cara fisik ke 2: melatih minum obat secara teratur
d. Menyusun jadwal kegiatan harian cara kedua
4. Tindakan Keperawatan
1. SP 2 klien :
Membantu klien latihan mengendalikan perilaku kekerasan dengan cara
melatih pasien minum obat secara teratur dengan prinsip lima benar (benar
nama pasien, benar nama obat, benar cara minum obat, benar waktu minum
obat, dan benar dosis obat).
5. Fase Orientasi
“Bagaimana mas N, sudah dilakukan latihan tarik nafas dalam, pukul kasur
atau bantal? Apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur?
Coba kita lihat kegiatannya”.“Bagaimana kalau sekarang kita bicara dan
latihan tentang cara minum obat yang benar untuk mengontrol rasa marah?”
“Dimana enaknya kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau ditempat tadi?”
“Berapa lama ibu mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15
menit?”
6. Fase Kerja (Perawat membawa obat pasien)
“mas N sudah dapat obat dari dokter?”“Berapa macam obat yang mas N
minum?warnanya apa saja? Bagus, jam berapa ibu minum?Bagus”“Obatnya
ada 3 macam mas N, yang warnanya oranye namanya CPZ gunanya agar
pikiran tenang, yang putih namanya THP agar rileks dan tidak tegang, dan
yang merah jambu ini namanya HLP rasa marah berkurang. Semuanya ini
4. harus mas N minum 3x sehari jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam”“Bila
nanti setelah minum obat mulut mas N terasa kering, untuk membantu
mengatasinya mas N bisa minum air ya Mmas N”.“Bila terasa berkunang-
kunang, mas N sebaiknya istirahat dan jangan beraktivitas dulu”.
“Nanti dirumah sebelum minum obat ini mas N lihat dulu label di kotak obat
apakah benar nama mas N tertulis disitu, berapa dosis yang harus diminum,
jam berapa saja harus diminum, baca juga apakah nama obatnya sudah benar?
Disini minta obatnya pada suster kemudian cek lagi apakah benar obatnya”.
“Jangan penah menghentikan minum obat sebelum berkonsultasi dengan
dokter ya bu, karena dapat terjadi kekambuhan.”“ Sekarang kita masukkan
waktu minum obat kedalam jadwal ya bu”.
7. Fase Terminasi
“ Bagaimana perasaan mas setelah mengetahui cara minum obat secara teratur
tadi?” “ Coba mas sebutkan ada berapa prinsip yang telah kita latih? Bagus!”“
Mari kita masukkan kedalam jadwal kegiatan sehari-hari mas. sekarang mas
istirahat, 2 jam lagi kita ketemu ya mas, kita akan belajar mengendalikan
marah dengan belajar bicara yang baik. Sampai Jumpa!”
5. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Masalah : Risiko perilaku kekerasan
Pertemuan : Ke 3 (tiga)
1. Kondisi klien
Klien kooperatif, tenang, ada kontak mata saat berbicara, sesekali nada
bicara agak tinggi.
2. Diagnosa Keperawatan
Risiko perilaku kekerasan
3. Tujuan khusus
a) Melatih cara mencegah/ mengontrol perilaku kekerasan secara
sosial/verbal
b) Mengevaluasi jadual harian untuk dua cara fisik
c) Melatih mengungkapkan rasa marah secara verbal: menolak
dengan baik, meminta dengan baik, mengungkapkan perasaan
dengan baik
d) Menyusun jadwal latihan mengungkapkan secara verbal
4. Tindakan Keperawatan
1. SP3 klien :
Membantu pasien latihan mengendalikan perilaku kekerasan secara
sosial/verbal (evaluasi jadwal harian tentang dua cara fisik
mengendalikan perilaku kekerasan, latihan mengungkapkan rasa
marah secara verbal ( menolak dengan baik, meminta dengan baik,
mengungkapkan perasaan dengan baik), susun jadwal latihan
mengungkapkan marah secara verbal)
5. Fase Orientasi
“Selamat siang mas, sesuai dengan janji saya 2 jam yang
lalu sekarang kita ketemu lagi” “Bagaimana mas, sudah dilakukan
tarik nafas dalam dan pukul kasur bantal? Apa yang dirasakan setelah
melakukan latihan secara teratur?” “Coba saya lihat jadwal kegiatan
hariannya. “Bagus, Nah kalau tarik nafas dalamnya dilakukan sendiri
tulis M, artinya mandiri: kalau diingatkan suster baru dilakukan
ditulis B, artinya dibantu atau diingatkan. Nah kalau tidak dilakukan
tulis T, artinya belum bisa melakukan.
6. “Bagaiman kalau kita sekarang latihan cara bicara untuk mencegah
marah?” “Dimana enaknya kita berbincang-bincang?Bagaimana kalau
ditempat yang sama?” “Berapa lama mas mau kita berbincang-
bincang? Bagaiman kalau 15 menit?”
6. Fase Kerja
“Sekarang kita latihan cara bicara mas baik untuk mencegah marah.
Kalau marah sudah disalurkan melalui tarik nafas dalam atau pukul
kasur dan bantal, dan sudah lega, maka kita perlu bicara dengan orang
yang membuat kita marah. Ada tiga caranya mas: 1. Meminta dengan
baik tanpa marah dengan suara yang rendah serta tidak menggunakan
kata-kata kasar. Kemarin mas mengatakan penyebab marahnya
karena makanan tidak tersedia, rumah berantakan, Coba mas
minta sediakan makan dengan baik:” bu, tolong sediakan makan dan
bereskan rumah” Nanti biasakan dicoba disini untuk meminta baju,
minta obat dan lain-lain. Coba mas praktekkan . Bagus mas. “
2. Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan mas tidak ingin
melakukannya, katakan: ‘maaf saya tidak bisa melakukannya karena
sedang ada kerjaan’. Coba mas praktekkan . Bagus bu.”
3. Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang
membuat kesal mas dapat mengatakan:’Saya jadi ingin marah karena
perkataan mu itu’. Coba praktekkan. Bagus.”
7. Fase Terminasi
“Bagaimana perasaan mas setelah bercakap-cakap tentang cara
mengontrol marah dengan bicara yang baik?’ “Coba mas sebutkan
lagi cara bicara yang baik yang telah kita pelajari.” “Bagus sekali,
sekarang mari kita masukkan dalam jadwal. Berapa kali sehari mas
mau latihan bicara yang baik? bisa kita buat jadwalnya?” “Coba
masukkan dalam jadwal latihan sehari-hari, misalnya meminta
obat, makanan dll. Bagus nanti dicoba ya mas!” “ Bagaimana
kalau besok kita ketemu lagi?” “ besok kita akan membicarakan cara
lain untuk mengatasi rasa marah mas yaitu dengan cara ibadah, mas
setuju? Mau dimana mas? Disini lagi? Baik sampai nanti ya”.
7. STSRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Masalah : Risiko perilaku kekerasan
Pertemuan : Ke 4 (empat)
1. Kondisi klien
Klien tenang, kooperatif, bicara jelas.
2. Diagnosa Keperawatan
Risiko perilaku kekerasan.
3. Tujuan khusus
Pasien dapat mencegah/ mengendalikan PKnya secara spiritual.
4. Tindakan Keperawatan
1. SP 4 klien:
Bantu klien latihan mengendalikan perilaku kekerasan secara
spiritual (diskusikan hasil latihan mengendalikan perilaku
kekerasan secara fisik dan sosial/verbal, latihan beribadah dan
berdoa, buat jadwal latihan ibadah/ berdoa)
5. Fase Orientasi
“Selamat pagi mas, sesuai dengan janji saya kemarin sekarang
saya datang lagi” “Bagaiman mas, latihan apa yang sudah
dilakukan? Apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara
teratur? Bagus sekali, bagaiman rasa marahnya?” “Bagaimana
kalau sekarang kita selatihan cara lain untuk mencegah rasa
marah yaitu dengan ibadah?” “Dimana enaknya kita berbincang-
bincang? Bagaiman kalu ditempat biasa?” “Berapa lama mas mau
kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit?”
6. Fase kerja
“Coba ceritakan kegiatan ibadah yang biasa mas lakukan! Bagus,
yang mana yang mau di coba?” “Nah, kalau mas sedang marah
coba langsung duduk dan langsung tarik nafas dalam. Jika tidak
reda juga marahnya rebahkan badan agar rileks. Jika tidak reda
juga, ambil air wudhu kemudian sholat”.“Mas bisa melakukan
sholat secara teratur untuk meredakan kemarahan.”
“Coba mas sebutkan sholat 5 waktu? Bagus, mau coba yang
mana? Coba sebutkan caranya?”
8. 7. Fase terminasi
8. “Bagaiman perasaan mas N setelah kita bercakap-cakap tentang
cara yang ketiga ini?”“ Jadi sudah berapa cara mengontrol marah
yang kita pelajari? Bagus” “Mari kita masukkan kegiatan ibadah
pada jadwal kegiatan mas N. Mau berapa kali mas N sholat. Baik
kita masukkan sholat Duhur dan maghrib (sesuai kesebuatan
pasien).” “Coba mas N sebutkan lagi cara ibadah yang dapat mas
N lakukan bila mas N sedang marah”“Setelah ini coba mas N
lakukan sholat sesuai jadwal yang telah kita buat tadi” “Baik,
besok kita ketemu lagi untuk melihat sejauh mana mas N
melaksanakan kegiatan dan sejauh mana dapat mencegah rasa
marah. Selamat siang mas, sampai jumpa.”