SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
Bermain Sambil Belajar
Oleh : Ubaydillah, AN
Jakarta, 01 Agustus 2008
Bermain & Belajar
Anak-anak kita bermain dengan berbagai bentuk dan cara. Ada permainan tertentu yang
bentuknya berupa aktivitas yang mereka lakukan dengan manusia (people). Mereka bermain
dengan teman sejawatnya, dengan kakak-adik-saudaranya, atau juga bermain dengan kita.
Ada juga bentuk permainan yang mereka lakukan dengan benda-benda (toys), dari mulai
yang paling canggih sampai yang sederhana, seperti sepeda atau bola. Soal caranya,
Mildred B. Parten (1932) mengamati ada enam cara bermain yang biasa mereka tempuh.
Keenam cara itu bisa kita lihat di bawah ini:
• Unoccupied play: anak kita hanya berposisi sebagai pemerhati anak lain yang
bermain.
• Onlooker play: mereka melihat dan bertanya pada anak lain yang sedang bermain,
tetapi tidak mau terlibat.
• Solitary play: mereka bermain dengan barang mainannya tanpa ada keterlibatan
dengan temanya, terkadang juga ngomong sendiri.
• Paralel play: mereka sama-sama bermain dengan temannya (bukan bermain
bersama), masing-masing memainkan barang mainan yang dibawa, tanpa ada
interaksi dalam permainan
• Assosiative play: mereka saling tukar barang mainan, namun tidak ada aturan yang
mereka sepakati.
• Co-operative play: mereka bermain dangan aturan yang mereka sepakati, misalnya
bermain bola, perlombaan dalam naik sepeda, bermain game di komputer, dan
biasanya menerapan hukum siapa yang kalah dan siapa yang menang.
Berbagai cara dalam bermain itu mereka lakukan sesuai dengan perkembangan usia dan
jenis kelamin. Anak perempuan, katanya, lebih suka bermain secara paralel, sementara
anak laki-laki bermain secara associative dan co-operative. Terlepas apapun cara bermain
yang mereka tempuh, sejauh menyenangkan dan tidak membahayakan, bermain itu juga
memberikan dampak perkembangan psikologis tertentu.
Dalam keilmuannya, banyak pendapat yang membeberkan hubungan sinergis antara
bermain dan belajar, tetapi dalam prakteknya, tradisi kita pada umumnya masih
mengkontradiksikan antara bermain dan belajar. Inipun muncul dengan berbagai alasan.
Misalnya saja main berlebihan sehingga tidak bisa berkonsentrasi belajar (akademik) pada
saat konsentrasi itu dibutuhkan. Atau juga, mereka bermain hanya untuk bermain sehingga
proses pembelajaran mental yang mestinya mereka dapatkan dari permainan itu kurang
optimal.
Untuk yang terakhir itu, memang tidak bisa hanya mengandalkan pada kapasitas anak-anak.
Karena itu, di sinilah perlunya kita memfasilitasi anak-anak agar bisa menyerap berbagai
materi pembelajaran mental yang mestinya mereka dapatkan dari permainan yang mereka
lakukan. Tentu saja harus mengedepankan asas menyenangkan, tidak tegang, atau tidak
terlalu tinggi untuk bisa ditangkap oleh jangkauan berpikir mereka. Akan lebih bagus lagi
kalau ditambah dengan cerita-cerita kepahlawanan, kesalehan, dan kehebatan sosok yang
mereka kagumi pada saat kondisi jiwa mereka siap menerima (story telling method).
"Jika Anda ingin mengembangkan anak-anak, mulailah dari otaknya.
Mereka tentu saja tidak membaca dengan ginjalnya."
(DR. Deborah Waber, Harvard University)
Beberapa Manfaat Bermain
Untuk anak-anak yang tinggal di kota besar dimana kepentingan bisnis telah menyerobot
lahan mereka, memikirkan hal ini menjadi penting. Kenapa? Bayangkan kalau sampai anak
kita itu sebagian besar waktunya tergunakan untuk duduk di kelas, di kursus, duduk
menunggu macet di kendaraan, dan nongkrong di depan televisi, sementara dia tak bebas
bermain, apa yang terjadi? Ketidakseimbangan pasti akan terjadi; dan segala yang tidak
seimbang biasanya tidak baik.
Dari sisi keilmuannya, Jean Marzollo dan Janice Lloyd, penulis buku Learning Through Play,
seperti banyak dikutip oleh Dr. Jeannette (1999), mengganti kesimpulannya tentang
hubungan antara bermain dan belajar. "Bermain dan belajar itu ternyata bukanlah dua hal
yang saling berlawanan", katanya. Bermain adalah cara untuk mengembangkan aktivitas
motorik. Pembelajaran motorik secara fisik akan membentuk dasar-dasar untuk segala
proses belajar, termasuk membaca, menulis, aritmatika, dan musik. Intinya, tanpa
pembelajaran motorik, menurut mereka, perkembangan otaknya akan terhambat. Tony
Buzan, karenanya, menyarankan begini: "Pastikan anak-anak Anda mendapatkan latihan
sebanyak yang mereka inginkan, yang mengandung sebanyak mungkin aktivitas fisik."
Para pakar yang banyak mengkaji perkembangan anak (James W. Vander Zander, Human
Development: 1989) mengungkap bahwa di dalam permainan itu si anak menemukan
stimulasi kognitif atau berbagai rangsangan untuk mengembangkan kapasitas pikirannya
yang membuat mereka terdorong untuk belajar, misalnya belajar tentang bentuk, ukuran,
pasangan benda, gambaran atau konsepsi, dan seterusnya.
Bermain juga akan melatih anak menjadi decision maker. Di rumah atau di sekolah, mereka
diposisikan sebagai pihak yang diatur dengan serangkaian aturan dan batasan. Di dalam
bermain inilah mereka menjadi bebas, mandiri, dan harus menghitung resiko dari keputusan
atau pilihan yang mereka ambil. Dengan keputusan itu, mereka akan merasakan kepahitan
atau sebaliknya.
Selain untuk fisik dan logika, anak-anak juga akan belajar mengembangkan kapasitas sosial
melalui bermain. Mereka belajar "ilmu hidup" yang mungkin tidak ia dapatkan di sekolah
(ilmu akademik) nantinya. Mereka berinteraksi, berkonflik, saling mempertahankan
kepentingan, mengetahui prilaku yang pantas dan yang tidak pantas, bisa membedakan
keputusan yang berdampak positif dan negatif, mempertahankan argumen, ber-empati,
merasakan kekecewaan, dan seterusnya. Menurut study (BBC online, parenting psychology,
teenage issues), anak-anak yang punya kesempatan untuk mengembangkan kapasitas
sosialnya secara optimal, nanti besarnya akan menjadi orang yang memiliki jurus yang relatif
lebih banyak dalam mengatasi kegagalan atau juga dalam merealisasikan keinginannya.
"Ada enam jalur utama menuju otak: kelima indra—pandangan, pendengaran, peraba,
pengecap, dan pembau—dan gerakan fisik."
(Gordon Dryden, 1996)
Mengubah Pengalaman
Apa saja yang penting untuk dilakukan untuk mengubah pengalaman bermain menjadi
pengalaman belajar juga (pembelajaran mental melalui pembelajaran fisik)? Kalau mengacu
ke beberapa temuan di bidang pembelajaran (human learning), hal-hal yang sangat penting
untuk kita lakukan itu, antara lain adalah:
Pertama, mari menjadikan bermain sebagai pintu untuk menanamkan konsep diri positif,
kuat, dan mendukung keberhasilannya nanti. Contohnya adalah kepercayaan diri (pede)
dalam menguasi keahlian. Rasa-rasanya tidak mungkin kita menjelaskan hal ini melalui
ucapan. Akan langsung dipahami kalau dijelaskan melalui permainan.
Misalnya kita membelikan sepeda baru. Untuk anak yang tidak / belum pede, dia akan
bilang saya tidak bisa, sulit, atau bahasa-bahasa yang nadanya menunjukkan adanya rasa
kepercayaan diri yang rendah. Kalau kita terus mendorongnya berlatih sampai bisa, lalu kita
jelaskan bahwa semua itu bisa dikuasi dengan latihan, ini akan lebih mudah ditangkap. Si
anak telah mendapatkan bukti dari pengalaman belajarnya. Bukti inilah yang mahal
harganya. Semakin banyak bukti keberhasilan yang mereka raih dari proses belajar, maka
kepercayaan-dirinya akan semakin menguat.
Contoh di atas bisa kita terapkan ke beberapa hal yang menurut kita penting sesuai
perkembangannya. Katakanlah berbicara di depan orang lain dalam jumlah banyak. Anak-
anak yang tidak mendapatkan kesempatan berlatih untuk tampil di depan umum, mungkin
akan terbawa sampai besar. Supaya ini tidak terjadi, kita bisa mulai menanamkan
kepercayaan diri dari mulai sekarang melalui aktivitas bermain atau fun. Jika dia sudah tahu
bukti dari proses belajarnya bahwa berbicara di depan umum / orang banyak itu tidaklah
semenakutkan seperti yang dia bayangkan, maka kepercayaan dirinya akan tumbuh.
Kedua, mari menjadikan bermain sebagai pintu untuk mengasah ketrampilan hidup (life
skill), dari mulai yang kecil-kecil sampai ke yang paling prinsip. Ketrampilan hidup di sini
mencakup, antara lain: bagaimana dia bergaul dengan bagus, bagaimana dia
menyelesaikan tugas (apakah tugas itu dijalankan setengah-setengah atau sepenuh hati,
sampai selesai atau setengah selesai, dan lain-lain), manajemen waktu (apakah dia bermain
sampai lupa segalanya ataukah sebaliknya).
Kalau melihat bagaimana anak bermain, nampaknya ada banyak pintu yang bisa kita masuki
untuk mengasah ketrampilan hidupnya. Yang paling sering terjadi adalah bagaimana
menyelesaikan konflik atau memahami prilaku orang lain. Semua anak di dunia ini pasti
pernah berkonflik dengan temannya. Yang berbeda adalah bagaimana orangtua
mengajarkan cara-cara menghadapi konflik.
Ada orangtua yang mengajarkan cara-cara yang bisa melatih ketrampilan hidupnya.
Misalnya mengajari si anak untuk meminta penjelasan kepada temannya, meminta maaf
apabila salah, bernegoisasi, membuat kesepakatan baru yang win-win, mengucapkan kata-
kata yang baik, dan lain-lain. Tapi ada juga yang mengajarkan cara-cara yang kurang
mendukung perkembangan ketrampilan hidupnya. Misalnya dengan cara menghindarkan
anak (eskapisme), atau membela supaya menang atas temannya.
Dua cara yang terakhir itu memang lebih mudah dilakukan orang dewasa, tidak usah mikir
dan tidak perlu susah-susah. Cuma, jika dua cara itu terus kita lakukan atau lebih sering kita
pakai, ini akan membuat si anak kehilangan pengalaman belajar bagaimana menghadapi
konflik dengan bagus, win-win atau menang tanpa ngasorake. Padahal, pengalaman inilah
yang penting untuk kehidupan dia nanti. Anak yang sering "dilindungi" atau "dibela" yang
tidak pada tempatnya, mungkin akan lebih mudah menjadi anak yang arogan, bergantung,
atau mudah menjadi korban orang lain nantinya (lemah).
Ketiga, mari menjadikan bermain sebagai pintu untuk menemukan cara belajar yang pas
bagi si anak. Sebelum pakar modern berbicara tentang kecerdasan dan bakat, Aristotle
rupanya sudah meyakini kalau setiap anak itu memiliki cara belajar yang unik dan ini menjadi
alat untuk mengungkap bakat, kelebihan alamiah, dan trait. "Each child possessed specific
talents and skills", katanya.
Nah, meski mereka pada dasarnya memiliki bakat dan keunggulan bawaan, tetapi yang
terpenting adalah bagaimana itu semua dieksplorasi, ditunjukkan, dan diasah. Bermain bisa
kita gunakan sebagai langkah awal untuk meyakinkan anak akan kelebihannya, misalnya di
kepemimpinan, di seni dan olahraga, di pengetahuan umum, di kreativitas, di kecepatan
berlogika, di keterampilan teknik, dan lain-lain.
Seorang ayah yang berprofesi sebagai sopir bajaj, di Jakarta Barat, mampu mengantarkan
anaknya menjadi juara perlombaan catur tingkat dunia. Kalau kita lihat prosesnya, ini diawali
dari hal yang sangat sederhana. Si ayah memperhatikan kegemaran anaknya di catur dan si
ayah terus menerus menantangnya bermain catur. Karena si anak menang terus, si ayah
mencarikan lawannya, dari mulai tingkat RT, desa, kecamatan, sampai ke nasional dan
internasional.
Terakhir, mari menjadikan bermain sebagai wadah untuk meningkatkan kemampuan
akademiknya, entah itu yang spesifik atau yang umum. Intinya, jangan sampai kita
kehilangan moment secara total untuk memasukkan beberapa materi penting yang akan ia
gunakan nanti melalui aktivitas bermain padahal kita mampu melakukannya hari ini. Kalau
tidak bisa seluruhnya, ya jangan sampai kita tinggalkan seluruhnya.

More Related Content

What's hot

Review Game Anak Usia Dini "Freeding Frenzy"
Review Game Anak Usia Dini "Freeding Frenzy"Review Game Anak Usia Dini "Freeding Frenzy"
Review Game Anak Usia Dini "Freeding Frenzy"Nur_halimah_tusyadyah
 
Makalah analisis bermain sebagai sumber belajar
Makalah analisis bermain sebagai sumber belajar Makalah analisis bermain sebagai sumber belajar
Makalah analisis bermain sebagai sumber belajar Riri Albantani
 
Topik 1 (bermain) dalam pendidikan awal kana-kanak
Topik 1 (bermain) dalam pendidikan awal kana-kanakTopik 1 (bermain) dalam pendidikan awal kana-kanak
Topik 1 (bermain) dalam pendidikan awal kana-kanakRawiah Al-Adawiah
 
Penggunaan alat permainan edukatif (APE) dalam pembelajaran
Penggunaan alat permainan  edukatif (APE) dalam pembelajaranPenggunaan alat permainan  edukatif (APE) dalam pembelajaran
Penggunaan alat permainan edukatif (APE) dalam pembelajaranAyunie Queenheart
 
Makalah alat permainan edukatif untuk pengembangan motorik kasar dan halus
Makalah alat permainan edukatif untuk pengembangan motorik kasar dan halusMakalah alat permainan edukatif untuk pengembangan motorik kasar dan halus
Makalah alat permainan edukatif untuk pengembangan motorik kasar dan halusandreanapulu
 
Modul 4 bermain anak usia 4-6tahun
Modul 4  bermain anak usia 4-6tahunModul 4  bermain anak usia 4-6tahun
Modul 4 bermain anak usia 4-6tahunRizka Supriyanti
 
Pembelajaran di Rumah/Sekolah: Adaptasi Kegiatan Terapi Bermain
Pembelajaran di Rumah/Sekolah: Adaptasi Kegiatan Terapi BermainPembelajaran di Rumah/Sekolah: Adaptasi Kegiatan Terapi Bermain
Pembelajaran di Rumah/Sekolah: Adaptasi Kegiatan Terapi BermainSumber Belajar PPPPTK TK dan PLB
 
Pentingnya Permainan Ular Naga Untuk Meningkatkan Sikap Sosial Pada Anak Usia...
Pentingnya Permainan Ular Naga Untuk Meningkatkan Sikap Sosial Pada Anak Usia...Pentingnya Permainan Ular Naga Untuk Meningkatkan Sikap Sosial Pada Anak Usia...
Pentingnya Permainan Ular Naga Untuk Meningkatkan Sikap Sosial Pada Anak Usia...DindaSafitri13
 
Implementasi Model BCCT Di Kelas
Implementasi Model BCCT Di Kelas Implementasi Model BCCT Di Kelas
Implementasi Model BCCT Di Kelas HerdinNurdin1
 
Cara Kreatir memfasilitasi anak di era kenormalan baru: Bermain Loosepart
Cara Kreatir memfasilitasi anak di era kenormalan baru: Bermain LoosepartCara Kreatir memfasilitasi anak di era kenormalan baru: Bermain Loosepart
Cara Kreatir memfasilitasi anak di era kenormalan baru: Bermain LoosepartSumber Belajar PPPPTK TK dan PLB
 
Alat permainan-edukatif
Alat permainan-edukatifAlat permainan-edukatif
Alat permainan-edukatifbima shakti
 
Pertemuan 2 konsep bermain , tujuan, fungsi dan manfaat
Pertemuan 2 konsep bermain , tujuan, fungsi dan manfaatPertemuan 2 konsep bermain , tujuan, fungsi dan manfaat
Pertemuan 2 konsep bermain , tujuan, fungsi dan manfaatSriKatoningsih2
 
Ppt kep.anak kelompok 2
Ppt kep.anak   kelompok 2Ppt kep.anak   kelompok 2
Ppt kep.anak kelompok 2jodisetiawan11
 

What's hot (20)

Review Game Anak Usia Dini "Freeding Frenzy"
Review Game Anak Usia Dini "Freeding Frenzy"Review Game Anak Usia Dini "Freeding Frenzy"
Review Game Anak Usia Dini "Freeding Frenzy"
 
Gaming
GamingGaming
Gaming
 
Makalah analisis bermain sebagai sumber belajar
Makalah analisis bermain sebagai sumber belajar Makalah analisis bermain sebagai sumber belajar
Makalah analisis bermain sebagai sumber belajar
 
Topik 1 (bermain) dalam pendidikan awal kana-kanak
Topik 1 (bermain) dalam pendidikan awal kana-kanakTopik 1 (bermain) dalam pendidikan awal kana-kanak
Topik 1 (bermain) dalam pendidikan awal kana-kanak
 
Penggunaan alat permainan edukatif (APE) dalam pembelajaran
Penggunaan alat permainan  edukatif (APE) dalam pembelajaranPenggunaan alat permainan  edukatif (APE) dalam pembelajaran
Penggunaan alat permainan edukatif (APE) dalam pembelajaran
 
Makalah alat permainan edukatif untuk pengembangan motorik kasar dan halus
Makalah alat permainan edukatif untuk pengembangan motorik kasar dan halusMakalah alat permainan edukatif untuk pengembangan motorik kasar dan halus
Makalah alat permainan edukatif untuk pengembangan motorik kasar dan halus
 
Modul 4 bermain anak usia 4-6tahun
Modul 4  bermain anak usia 4-6tahunModul 4  bermain anak usia 4-6tahun
Modul 4 bermain anak usia 4-6tahun
 
Penataan lingkungan
Penataan lingkunganPenataan lingkungan
Penataan lingkungan
 
Pembelajaran di Rumah/Sekolah: Adaptasi Kegiatan Terapi Bermain
Pembelajaran di Rumah/Sekolah: Adaptasi Kegiatan Terapi BermainPembelajaran di Rumah/Sekolah: Adaptasi Kegiatan Terapi Bermain
Pembelajaran di Rumah/Sekolah: Adaptasi Kegiatan Terapi Bermain
 
Pentingnya Permainan Ular Naga Untuk Meningkatkan Sikap Sosial Pada Anak Usia...
Pentingnya Permainan Ular Naga Untuk Meningkatkan Sikap Sosial Pada Anak Usia...Pentingnya Permainan Ular Naga Untuk Meningkatkan Sikap Sosial Pada Anak Usia...
Pentingnya Permainan Ular Naga Untuk Meningkatkan Sikap Sosial Pada Anak Usia...
 
Kur
KurKur
Kur
 
Presentasi bbct
Presentasi bbctPresentasi bbct
Presentasi bbct
 
Implementasi Model BCCT Di Kelas
Implementasi Model BCCT Di Kelas Implementasi Model BCCT Di Kelas
Implementasi Model BCCT Di Kelas
 
Cara Kreatir memfasilitasi anak di era kenormalan baru: Bermain Loosepart
Cara Kreatir memfasilitasi anak di era kenormalan baru: Bermain LoosepartCara Kreatir memfasilitasi anak di era kenormalan baru: Bermain Loosepart
Cara Kreatir memfasilitasi anak di era kenormalan baru: Bermain Loosepart
 
Alat permainan-edukatif
Alat permainan-edukatifAlat permainan-edukatif
Alat permainan-edukatif
 
Presentasi bermain aud
Presentasi bermain audPresentasi bermain aud
Presentasi bermain aud
 
Pertemuan 2 konsep bermain , tujuan, fungsi dan manfaat
Pertemuan 2 konsep bermain , tujuan, fungsi dan manfaatPertemuan 2 konsep bermain , tujuan, fungsi dan manfaat
Pertemuan 2 konsep bermain , tujuan, fungsi dan manfaat
 
Ppt
PptPpt
Ppt
 
Ppt kep.anak kelompok 2
Ppt kep.anak   kelompok 2Ppt kep.anak   kelompok 2
Ppt kep.anak kelompok 2
 
K2 alam belajar
K2 alam belajarK2 alam belajar
K2 alam belajar
 

Viewers also liked

Etd 1113 strategi dan pendekatan
Etd 1113 strategi dan pendekatanEtd 1113 strategi dan pendekatan
Etd 1113 strategi dan pendekatanHayatuNMustapHa
 
02 contoh kertas cadangan
02 contoh kertas cadangan02 contoh kertas cadangan
02 contoh kertas cadanganChon Seong Hoo
 
Kajian tindakan meningkatkan kemahiran menulis mekanis menggunakan kit ansur ...
Kajian tindakan meningkatkan kemahiran menulis mekanis menggunakan kit ansur ...Kajian tindakan meningkatkan kemahiran menulis mekanis menggunakan kit ansur ...
Kajian tindakan meningkatkan kemahiran menulis mekanis menggunakan kit ansur ...Zack Chepa
 
Kertas cadangan penyelidikan tindakan
Kertas cadangan penyelidikan tindakanKertas cadangan penyelidikan tindakan
Kertas cadangan penyelidikan tindakanSuzi Suziyana
 
Proposal kajian tindakan
Proposal kajian tindakanProposal kajian tindakan
Proposal kajian tindakanFawwaz Fathanah
 
Slide kpt (Kajian Jurnal)
Slide kpt (Kajian Jurnal)Slide kpt (Kajian Jurnal)
Slide kpt (Kajian Jurnal)azizah_student
 
1.kriteria kajian saintifik
1.kriteria kajian saintifik1.kriteria kajian saintifik
1.kriteria kajian saintifikIlyanie Hasan
 
Proposal emilia
Proposal emiliaProposal emilia
Proposal emiliaAdi' Mal
 
Teknik menjawab soalan sains SPM kertas 2 (bahagian a)
Teknik menjawab soalan sains SPM kertas 2 (bahagian a)Teknik menjawab soalan sains SPM kertas 2 (bahagian a)
Teknik menjawab soalan sains SPM kertas 2 (bahagian a)Azmi Jaaffar
 
Kaedah penyelidikan tn.hj jamaluddin hashim
Kaedah penyelidikan tn.hj jamaluddin hashimKaedah penyelidikan tn.hj jamaluddin hashim
Kaedah penyelidikan tn.hj jamaluddin hashimHishamuddin Jabar
 
Penggunaan kaedah permainan berdasarkan rancangan televisyen meningkatkan mot...
Penggunaan kaedah permainan berdasarkan rancangan televisyen meningkatkan mot...Penggunaan kaedah permainan berdasarkan rancangan televisyen meningkatkan mot...
Penggunaan kaedah permainan berdasarkan rancangan televisyen meningkatkan mot...Salwa Samsudin
 
Kajian tindakan matematik
Kajian tindakan matematikKajian tindakan matematik
Kajian tindakan matematikTeacher Nasrah
 
MATAPELAJARAN SEJARAH DAN PEMUPUKAN JATI DIRI PELAJAR
MATAPELAJARAN SEJARAH DAN PEMUPUKAN JATI DIRI PELAJARMATAPELAJARAN SEJARAH DAN PEMUPUKAN JATI DIRI PELAJAR
MATAPELAJARAN SEJARAH DAN PEMUPUKAN JATI DIRI PELAJARFazHani Faz
 
kajian tindakan sains
kajian tindakan sainskajian tindakan sains
kajian tindakan sainsmamadanial
 
Format penulisan cadangan dan laporan kajian tindakan
Format penulisan cadangan dan laporan kajian tindakanFormat penulisan cadangan dan laporan kajian tindakan
Format penulisan cadangan dan laporan kajian tindakanChon Seong Hoo
 
Laporan kajian tindakan bahasa melayu
Laporan kajian tindakan bahasa melayuLaporan kajian tindakan bahasa melayu
Laporan kajian tindakan bahasa melayuJunaidah Jusoh
 
Kertas cadangan kajian tindakan kualitatif
Kertas cadangan kajian tindakan kualitatifKertas cadangan kajian tindakan kualitatif
Kertas cadangan kajian tindakan kualitatifBujangpauzan
 

Viewers also liked (20)

Kajian tindakan p.muzik
Kajian tindakan p.muzikKajian tindakan p.muzik
Kajian tindakan p.muzik
 
Etd 1113 strategi dan pendekatan
Etd 1113 strategi dan pendekatanEtd 1113 strategi dan pendekatan
Etd 1113 strategi dan pendekatan
 
02 contoh kertas cadangan
02 contoh kertas cadangan02 contoh kertas cadangan
02 contoh kertas cadangan
 
Kajian tindakan meningkatkan kemahiran menulis mekanis menggunakan kit ansur ...
Kajian tindakan meningkatkan kemahiran menulis mekanis menggunakan kit ansur ...Kajian tindakan meningkatkan kemahiran menulis mekanis menggunakan kit ansur ...
Kajian tindakan meningkatkan kemahiran menulis mekanis menggunakan kit ansur ...
 
Kertas cadangan penyelidikan tindakan
Kertas cadangan penyelidikan tindakanKertas cadangan penyelidikan tindakan
Kertas cadangan penyelidikan tindakan
 
Proposal kajian tindakan
Proposal kajian tindakanProposal kajian tindakan
Proposal kajian tindakan
 
Slide kpt (Kajian Jurnal)
Slide kpt (Kajian Jurnal)Slide kpt (Kajian Jurnal)
Slide kpt (Kajian Jurnal)
 
Kajian pendekatan komunikatif
Kajian pendekatan komunikatifKajian pendekatan komunikatif
Kajian pendekatan komunikatif
 
1.kriteria kajian saintifik
1.kriteria kajian saintifik1.kriteria kajian saintifik
1.kriteria kajian saintifik
 
Proposal emilia
Proposal emiliaProposal emilia
Proposal emilia
 
Teknik menjawab soalan sains SPM kertas 2 (bahagian a)
Teknik menjawab soalan sains SPM kertas 2 (bahagian a)Teknik menjawab soalan sains SPM kertas 2 (bahagian a)
Teknik menjawab soalan sains SPM kertas 2 (bahagian a)
 
Kaedah penyelidikan tn.hj jamaluddin hashim
Kaedah penyelidikan tn.hj jamaluddin hashimKaedah penyelidikan tn.hj jamaluddin hashim
Kaedah penyelidikan tn.hj jamaluddin hashim
 
Penggunaan kaedah permainan berdasarkan rancangan televisyen meningkatkan mot...
Penggunaan kaedah permainan berdasarkan rancangan televisyen meningkatkan mot...Penggunaan kaedah permainan berdasarkan rancangan televisyen meningkatkan mot...
Penggunaan kaedah permainan berdasarkan rancangan televisyen meningkatkan mot...
 
Kajian tindakan matematik
Kajian tindakan matematikKajian tindakan matematik
Kajian tindakan matematik
 
KAEDAH PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN SEJARAH
KAEDAH PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN SEJARAHKAEDAH PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN SEJARAH
KAEDAH PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN SEJARAH
 
MATAPELAJARAN SEJARAH DAN PEMUPUKAN JATI DIRI PELAJAR
MATAPELAJARAN SEJARAH DAN PEMUPUKAN JATI DIRI PELAJARMATAPELAJARAN SEJARAH DAN PEMUPUKAN JATI DIRI PELAJAR
MATAPELAJARAN SEJARAH DAN PEMUPUKAN JATI DIRI PELAJAR
 
kajian tindakan sains
kajian tindakan sainskajian tindakan sains
kajian tindakan sains
 
Format penulisan cadangan dan laporan kajian tindakan
Format penulisan cadangan dan laporan kajian tindakanFormat penulisan cadangan dan laporan kajian tindakan
Format penulisan cadangan dan laporan kajian tindakan
 
Laporan kajian tindakan bahasa melayu
Laporan kajian tindakan bahasa melayuLaporan kajian tindakan bahasa melayu
Laporan kajian tindakan bahasa melayu
 
Kertas cadangan kajian tindakan kualitatif
Kertas cadangan kajian tindakan kualitatifKertas cadangan kajian tindakan kualitatif
Kertas cadangan kajian tindakan kualitatif
 

Similar to Bermain sambil belajar

Fungsi Bermain Pada Perkembangan Sosio Emosional Anak
Fungsi Bermain Pada Perkembangan Sosio Emosional AnakFungsi Bermain Pada Perkembangan Sosio Emosional Anak
Fungsi Bermain Pada Perkembangan Sosio Emosional AnakFauziatul Halim
 
Pentingnya bermain bagi anak
Pentingnya bermain bagi anakPentingnya bermain bagi anak
Pentingnya bermain bagi anakSeta Wicaksana
 
Bermain dalam dunia anak anak adalah salah satu aktifitas yang paling menyena...
Bermain dalam dunia anak anak adalah salah satu aktifitas yang paling menyena...Bermain dalam dunia anak anak adalah salah satu aktifitas yang paling menyena...
Bermain dalam dunia anak anak adalah salah satu aktifitas yang paling menyena...ade fikri
 
Modul 2 kb 4 bermain pada anak
Modul 2 kb 4 bermain pada anakModul 2 kb 4 bermain pada anak
Modul 2 kb 4 bermain pada anakpjj_kemenkes
 
Bahan ajar bermain dan permainan
Bahan ajar bermain dan permainanBahan ajar bermain dan permainan
Bahan ajar bermain dan permainanMasriqon Masriqon
 
Terapi permainan
Terapi permainanTerapi permainan
Terapi permainanzaiwiyah
 
Anakku Mukul. Kenapa, Ya?
Anakku Mukul. Kenapa, Ya?Anakku Mukul. Kenapa, Ya?
Anakku Mukul. Kenapa, Ya?24hourparenting
 
PROPOSAL BERMAIN.doc
PROPOSAL BERMAIN.docPROPOSAL BERMAIN.doc
PROPOSAL BERMAIN.docTomiSuranta
 
6 Aspek Perkembangan Anak.docx
6 Aspek Perkembangan Anak.docx6 Aspek Perkembangan Anak.docx
6 Aspek Perkembangan Anak.docxsdnkaretan
 
01 out door activity
01 out door activity01 out door activity
01 out door activityDuma Rachmat
 
25 Cara Mengatasi Mogok Sekolah
25 Cara Mengatasi Mogok Sekolah25 Cara Mengatasi Mogok Sekolah
25 Cara Mengatasi Mogok Sekolah24hourparenting
 

Similar to Bermain sambil belajar (20)

Fungsi Bermain Pada Perkembangan Sosio Emosional Anak
Fungsi Bermain Pada Perkembangan Sosio Emosional AnakFungsi Bermain Pada Perkembangan Sosio Emosional Anak
Fungsi Bermain Pada Perkembangan Sosio Emosional Anak
 
Pentingnya bermain bagi anak
Pentingnya bermain bagi anakPentingnya bermain bagi anak
Pentingnya bermain bagi anak
 
Bermain dalam dunia anak anak adalah salah satu aktifitas yang paling menyena...
Bermain dalam dunia anak anak adalah salah satu aktifitas yang paling menyena...Bermain dalam dunia anak anak adalah salah satu aktifitas yang paling menyena...
Bermain dalam dunia anak anak adalah salah satu aktifitas yang paling menyena...
 
Modul 2 kb 4 bermain pada anak
Modul 2 kb 4 bermain pada anakModul 2 kb 4 bermain pada anak
Modul 2 kb 4 bermain pada anak
 
psikologi bermain anak
psikologi bermain anakpsikologi bermain anak
psikologi bermain anak
 
Bahan ajar bermain dan permainan
Bahan ajar bermain dan permainanBahan ajar bermain dan permainan
Bahan ajar bermain dan permainan
 
asasasasa
asasasasaasasasasa
asasasasa
 
Konsep dasar bermain 1
Konsep dasar bermain 1Konsep dasar bermain 1
Konsep dasar bermain 1
 
Terapi permainan
Terapi permainanTerapi permainan
Terapi permainan
 
Model pembelajaran di tk
Model pembelajaran di tkModel pembelajaran di tk
Model pembelajaran di tk
 
Anakku Mukul. Kenapa, Ya?
Anakku Mukul. Kenapa, Ya?Anakku Mukul. Kenapa, Ya?
Anakku Mukul. Kenapa, Ya?
 
MBE12503
MBE12503MBE12503
MBE12503
 
PROPOSAL BERMAIN.doc
PROPOSAL BERMAIN.docPROPOSAL BERMAIN.doc
PROPOSAL BERMAIN.doc
 
6 Aspek Perkembangan Anak.docx
6 Aspek Perkembangan Anak.docx6 Aspek Perkembangan Anak.docx
6 Aspek Perkembangan Anak.docx
 
Makalah permasalahan anak yatni
Makalah permasalahan anak yatniMakalah permasalahan anak yatni
Makalah permasalahan anak yatni
 
Rina
RinaRina
Rina
 
01 out door activity
01 out door activity01 out door activity
01 out door activity
 
25 Cara Mengatasi Mogok Sekolah
25 Cara Mengatasi Mogok Sekolah25 Cara Mengatasi Mogok Sekolah
25 Cara Mengatasi Mogok Sekolah
 
Makalah permasalahan anak yatni
Makalah permasalahan anak yatniMakalah permasalahan anak yatni
Makalah permasalahan anak yatni
 
Tugas sosial 2
Tugas sosial 2Tugas sosial 2
Tugas sosial 2
 

Recently uploaded

04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 

Recently uploaded (20)

04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 

Bermain sambil belajar

  • 1. Bermain Sambil Belajar Oleh : Ubaydillah, AN Jakarta, 01 Agustus 2008 Bermain & Belajar Anak-anak kita bermain dengan berbagai bentuk dan cara. Ada permainan tertentu yang bentuknya berupa aktivitas yang mereka lakukan dengan manusia (people). Mereka bermain dengan teman sejawatnya, dengan kakak-adik-saudaranya, atau juga bermain dengan kita. Ada juga bentuk permainan yang mereka lakukan dengan benda-benda (toys), dari mulai yang paling canggih sampai yang sederhana, seperti sepeda atau bola. Soal caranya, Mildred B. Parten (1932) mengamati ada enam cara bermain yang biasa mereka tempuh. Keenam cara itu bisa kita lihat di bawah ini: • Unoccupied play: anak kita hanya berposisi sebagai pemerhati anak lain yang bermain. • Onlooker play: mereka melihat dan bertanya pada anak lain yang sedang bermain, tetapi tidak mau terlibat. • Solitary play: mereka bermain dengan barang mainannya tanpa ada keterlibatan dengan temanya, terkadang juga ngomong sendiri. • Paralel play: mereka sama-sama bermain dengan temannya (bukan bermain bersama), masing-masing memainkan barang mainan yang dibawa, tanpa ada interaksi dalam permainan • Assosiative play: mereka saling tukar barang mainan, namun tidak ada aturan yang mereka sepakati. • Co-operative play: mereka bermain dangan aturan yang mereka sepakati, misalnya bermain bola, perlombaan dalam naik sepeda, bermain game di komputer, dan biasanya menerapan hukum siapa yang kalah dan siapa yang menang. Berbagai cara dalam bermain itu mereka lakukan sesuai dengan perkembangan usia dan jenis kelamin. Anak perempuan, katanya, lebih suka bermain secara paralel, sementara anak laki-laki bermain secara associative dan co-operative. Terlepas apapun cara bermain yang mereka tempuh, sejauh menyenangkan dan tidak membahayakan, bermain itu juga memberikan dampak perkembangan psikologis tertentu. Dalam keilmuannya, banyak pendapat yang membeberkan hubungan sinergis antara bermain dan belajar, tetapi dalam prakteknya, tradisi kita pada umumnya masih mengkontradiksikan antara bermain dan belajar. Inipun muncul dengan berbagai alasan. Misalnya saja main berlebihan sehingga tidak bisa berkonsentrasi belajar (akademik) pada saat konsentrasi itu dibutuhkan. Atau juga, mereka bermain hanya untuk bermain sehingga proses pembelajaran mental yang mestinya mereka dapatkan dari permainan itu kurang optimal. Untuk yang terakhir itu, memang tidak bisa hanya mengandalkan pada kapasitas anak-anak. Karena itu, di sinilah perlunya kita memfasilitasi anak-anak agar bisa menyerap berbagai materi pembelajaran mental yang mestinya mereka dapatkan dari permainan yang mereka lakukan. Tentu saja harus mengedepankan asas menyenangkan, tidak tegang, atau tidak terlalu tinggi untuk bisa ditangkap oleh jangkauan berpikir mereka. Akan lebih bagus lagi kalau ditambah dengan cerita-cerita kepahlawanan, kesalehan, dan kehebatan sosok yang mereka kagumi pada saat kondisi jiwa mereka siap menerima (story telling method). "Jika Anda ingin mengembangkan anak-anak, mulailah dari otaknya. Mereka tentu saja tidak membaca dengan ginjalnya."
  • 2. (DR. Deborah Waber, Harvard University) Beberapa Manfaat Bermain Untuk anak-anak yang tinggal di kota besar dimana kepentingan bisnis telah menyerobot lahan mereka, memikirkan hal ini menjadi penting. Kenapa? Bayangkan kalau sampai anak kita itu sebagian besar waktunya tergunakan untuk duduk di kelas, di kursus, duduk menunggu macet di kendaraan, dan nongkrong di depan televisi, sementara dia tak bebas bermain, apa yang terjadi? Ketidakseimbangan pasti akan terjadi; dan segala yang tidak seimbang biasanya tidak baik. Dari sisi keilmuannya, Jean Marzollo dan Janice Lloyd, penulis buku Learning Through Play, seperti banyak dikutip oleh Dr. Jeannette (1999), mengganti kesimpulannya tentang hubungan antara bermain dan belajar. "Bermain dan belajar itu ternyata bukanlah dua hal yang saling berlawanan", katanya. Bermain adalah cara untuk mengembangkan aktivitas motorik. Pembelajaran motorik secara fisik akan membentuk dasar-dasar untuk segala proses belajar, termasuk membaca, menulis, aritmatika, dan musik. Intinya, tanpa pembelajaran motorik, menurut mereka, perkembangan otaknya akan terhambat. Tony Buzan, karenanya, menyarankan begini: "Pastikan anak-anak Anda mendapatkan latihan sebanyak yang mereka inginkan, yang mengandung sebanyak mungkin aktivitas fisik." Para pakar yang banyak mengkaji perkembangan anak (James W. Vander Zander, Human Development: 1989) mengungkap bahwa di dalam permainan itu si anak menemukan stimulasi kognitif atau berbagai rangsangan untuk mengembangkan kapasitas pikirannya yang membuat mereka terdorong untuk belajar, misalnya belajar tentang bentuk, ukuran, pasangan benda, gambaran atau konsepsi, dan seterusnya. Bermain juga akan melatih anak menjadi decision maker. Di rumah atau di sekolah, mereka diposisikan sebagai pihak yang diatur dengan serangkaian aturan dan batasan. Di dalam bermain inilah mereka menjadi bebas, mandiri, dan harus menghitung resiko dari keputusan atau pilihan yang mereka ambil. Dengan keputusan itu, mereka akan merasakan kepahitan atau sebaliknya. Selain untuk fisik dan logika, anak-anak juga akan belajar mengembangkan kapasitas sosial melalui bermain. Mereka belajar "ilmu hidup" yang mungkin tidak ia dapatkan di sekolah (ilmu akademik) nantinya. Mereka berinteraksi, berkonflik, saling mempertahankan kepentingan, mengetahui prilaku yang pantas dan yang tidak pantas, bisa membedakan keputusan yang berdampak positif dan negatif, mempertahankan argumen, ber-empati, merasakan kekecewaan, dan seterusnya. Menurut study (BBC online, parenting psychology, teenage issues), anak-anak yang punya kesempatan untuk mengembangkan kapasitas sosialnya secara optimal, nanti besarnya akan menjadi orang yang memiliki jurus yang relatif lebih banyak dalam mengatasi kegagalan atau juga dalam merealisasikan keinginannya. "Ada enam jalur utama menuju otak: kelima indra—pandangan, pendengaran, peraba, pengecap, dan pembau—dan gerakan fisik." (Gordon Dryden, 1996) Mengubah Pengalaman Apa saja yang penting untuk dilakukan untuk mengubah pengalaman bermain menjadi
  • 3. pengalaman belajar juga (pembelajaran mental melalui pembelajaran fisik)? Kalau mengacu ke beberapa temuan di bidang pembelajaran (human learning), hal-hal yang sangat penting untuk kita lakukan itu, antara lain adalah: Pertama, mari menjadikan bermain sebagai pintu untuk menanamkan konsep diri positif, kuat, dan mendukung keberhasilannya nanti. Contohnya adalah kepercayaan diri (pede) dalam menguasi keahlian. Rasa-rasanya tidak mungkin kita menjelaskan hal ini melalui ucapan. Akan langsung dipahami kalau dijelaskan melalui permainan. Misalnya kita membelikan sepeda baru. Untuk anak yang tidak / belum pede, dia akan bilang saya tidak bisa, sulit, atau bahasa-bahasa yang nadanya menunjukkan adanya rasa kepercayaan diri yang rendah. Kalau kita terus mendorongnya berlatih sampai bisa, lalu kita jelaskan bahwa semua itu bisa dikuasi dengan latihan, ini akan lebih mudah ditangkap. Si anak telah mendapatkan bukti dari pengalaman belajarnya. Bukti inilah yang mahal harganya. Semakin banyak bukti keberhasilan yang mereka raih dari proses belajar, maka kepercayaan-dirinya akan semakin menguat. Contoh di atas bisa kita terapkan ke beberapa hal yang menurut kita penting sesuai perkembangannya. Katakanlah berbicara di depan orang lain dalam jumlah banyak. Anak- anak yang tidak mendapatkan kesempatan berlatih untuk tampil di depan umum, mungkin akan terbawa sampai besar. Supaya ini tidak terjadi, kita bisa mulai menanamkan kepercayaan diri dari mulai sekarang melalui aktivitas bermain atau fun. Jika dia sudah tahu bukti dari proses belajarnya bahwa berbicara di depan umum / orang banyak itu tidaklah semenakutkan seperti yang dia bayangkan, maka kepercayaan dirinya akan tumbuh. Kedua, mari menjadikan bermain sebagai pintu untuk mengasah ketrampilan hidup (life skill), dari mulai yang kecil-kecil sampai ke yang paling prinsip. Ketrampilan hidup di sini mencakup, antara lain: bagaimana dia bergaul dengan bagus, bagaimana dia menyelesaikan tugas (apakah tugas itu dijalankan setengah-setengah atau sepenuh hati, sampai selesai atau setengah selesai, dan lain-lain), manajemen waktu (apakah dia bermain sampai lupa segalanya ataukah sebaliknya). Kalau melihat bagaimana anak bermain, nampaknya ada banyak pintu yang bisa kita masuki untuk mengasah ketrampilan hidupnya. Yang paling sering terjadi adalah bagaimana menyelesaikan konflik atau memahami prilaku orang lain. Semua anak di dunia ini pasti pernah berkonflik dengan temannya. Yang berbeda adalah bagaimana orangtua mengajarkan cara-cara menghadapi konflik. Ada orangtua yang mengajarkan cara-cara yang bisa melatih ketrampilan hidupnya. Misalnya mengajari si anak untuk meminta penjelasan kepada temannya, meminta maaf apabila salah, bernegoisasi, membuat kesepakatan baru yang win-win, mengucapkan kata- kata yang baik, dan lain-lain. Tapi ada juga yang mengajarkan cara-cara yang kurang mendukung perkembangan ketrampilan hidupnya. Misalnya dengan cara menghindarkan anak (eskapisme), atau membela supaya menang atas temannya. Dua cara yang terakhir itu memang lebih mudah dilakukan orang dewasa, tidak usah mikir dan tidak perlu susah-susah. Cuma, jika dua cara itu terus kita lakukan atau lebih sering kita pakai, ini akan membuat si anak kehilangan pengalaman belajar bagaimana menghadapi konflik dengan bagus, win-win atau menang tanpa ngasorake. Padahal, pengalaman inilah yang penting untuk kehidupan dia nanti. Anak yang sering "dilindungi" atau "dibela" yang tidak pada tempatnya, mungkin akan lebih mudah menjadi anak yang arogan, bergantung, atau mudah menjadi korban orang lain nantinya (lemah).
  • 4. Ketiga, mari menjadikan bermain sebagai pintu untuk menemukan cara belajar yang pas bagi si anak. Sebelum pakar modern berbicara tentang kecerdasan dan bakat, Aristotle rupanya sudah meyakini kalau setiap anak itu memiliki cara belajar yang unik dan ini menjadi alat untuk mengungkap bakat, kelebihan alamiah, dan trait. "Each child possessed specific talents and skills", katanya. Nah, meski mereka pada dasarnya memiliki bakat dan keunggulan bawaan, tetapi yang terpenting adalah bagaimana itu semua dieksplorasi, ditunjukkan, dan diasah. Bermain bisa kita gunakan sebagai langkah awal untuk meyakinkan anak akan kelebihannya, misalnya di kepemimpinan, di seni dan olahraga, di pengetahuan umum, di kreativitas, di kecepatan berlogika, di keterampilan teknik, dan lain-lain. Seorang ayah yang berprofesi sebagai sopir bajaj, di Jakarta Barat, mampu mengantarkan anaknya menjadi juara perlombaan catur tingkat dunia. Kalau kita lihat prosesnya, ini diawali dari hal yang sangat sederhana. Si ayah memperhatikan kegemaran anaknya di catur dan si ayah terus menerus menantangnya bermain catur. Karena si anak menang terus, si ayah mencarikan lawannya, dari mulai tingkat RT, desa, kecamatan, sampai ke nasional dan internasional. Terakhir, mari menjadikan bermain sebagai wadah untuk meningkatkan kemampuan akademiknya, entah itu yang spesifik atau yang umum. Intinya, jangan sampai kita kehilangan moment secara total untuk memasukkan beberapa materi penting yang akan ia gunakan nanti melalui aktivitas bermain padahal kita mampu melakukannya hari ini. Kalau tidak bisa seluruhnya, ya jangan sampai kita tinggalkan seluruhnya.