SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
LATSAR CPNS KEMHAN GOLONGAN III GELOMBANG VII
ANGKATAN XXXVIII
TUGAS INDIVIDU 05 AGUSTUS 2023 SUMMARY AGENDA I
(MODUL I, II, III)
DISUSUN OLEH :
Ns. Tomi Suranta, S.Kep., M.Kes
NIP. 199410162022031001
Kelompok III
MODUL 1
WAWASAN KEBANGSAAN DAN NILAI-NILAI BELA NEGARA
Dalam rangka mencapai tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam
alinea ke-4 Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 (UUD1945), diperlukan ASN yang profesional, bebas dari intervensi politik,
bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, mampu menyelenggarakan
pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai perekat
persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
4 Konsensus dasar kehidupan berbangsa dan bernegara dapat mewujudkan
profesionalitas ASN:
1. Pancasila
2. Undang-Undang Dasar 1945
3. Bhinneka Tunggal Ika
4. Negara Kesatuan Republik Indonesia
Ancaman pada era reformasi diartikan sebagai sebuah kondisi, tindakan,
potensi, baik alamiah atau hasil suatu rekayasa, berbentuk fisik atau non fisik,
berasal dari dalam atau luar negeri, secara langsung atau tidak langsung
diperkirakan atau diduga atau yang sudah nyata dapat membahayakan tatanan
serta kelangsungan hidup bangsa dan negara dalam rangka pencapaian tujuan
nasionalnya.
Dalam penyelenggaraan pertahanan Negara, kemampuan kewaspadaan dini
dikembangkan untuk mendukung sinergisme penyelenggaraan pertahanan militer
dan pertahanan nirmiliter secara optimal, sehingga terwujud kepekaan, kesiagaan,
dan antisipasi setiap warga negara dalam menghadapi potensi ancaman.
Bela Negara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara,
baik secara perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara,
keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh
kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Nilai dasar Bela Negara meliputi cinta tanah air; sadar berbangsa dan
bernegara; setia pada Pancasila sebagai ideologi negara, rela berkorban untuk
bangsa dan negara; dan kemampuan awal Bela Negara.
Norma-norma dasar yang merupakan cita-cita luhur bagi Republik Indonesia
dalam penyelenggaraan berbangsa dan bernegara tersebut dapat ditelusur pada
Pembukaan UUD 1945 tersebut yang terdiri dari empat (4) Alinea.
Bela Negara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara,
baik secara perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara,
keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh
kecintaannya kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan
Negara dari berbagai Ancaman. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun
2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Negara Pasal
7 Ayat (3), nilai dasar Bela Negara meliputi :
1. Cinta tanah air
2. Sadar berbangsa dan bernegara
3. Setia pada Pancasila sebagai ideologi negara
4. Rela berkorban untuk bangsa dan negara, dan
5. Kemampuan awal Bela Negara.
Ancaman pada era reformasi diartikan sebagai sebuah kondisi, tindakan,
potensi, baik alamiah atau hasil suatu rekayasa, berbentuk fisik atau non fisik,
berasal dari dalam atau luar negeri, secara langsung atau tidak langsung
diperkirakan atau diduga atau yang sudah nyata dapat membahayakan tatanan
serta kelangsungan hidup bangsa dan negara dalam rangka pencapaian tujuan
nasionalnya.
Bela Negara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara,
baik secara perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara,
keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh
kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Nilai dasar Bela Negara meliputi cinta tanah air; sadar berbangsa dan
bernegara; setia pada Pancasila sebagai ideologi negara, rela berkorban untuk
bangsa dan negara; dan kemampuan awal Bela Negara.
Norma-norma dasar yang merupakan cita-cita luhur bagi Republik Indonesia
dalam penyelenggaraan berbangsa dan bernegara tersebut dapat ditelusur pada
Pembukaan UUD 1945 tersebut yang terdiri dari empat (4) Alinea.
Alinea pertama menjelaskan tentang asas persatuan sebagai norma dasar
berbangsa dan bernegara.
Alinea kedua memuat pernyataan tentang keinginan atau cita-cita luhur
bangsa Indonesia, tentang wujud negara Indonesia yang harus didirikan.
Alinea ketiga merupakan formulasi formil pernyataan kemerdekaan oleh
bangsa Indonesia dengan kekuatan sendiri, yang diyakini (norma dasar berikutnya)
kemerdekaan Republik Indonesia adalah sebagai rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa,
dan didukung oleh seluruh rakyat serta untuk kepentingan dan kebahagiaan seluruh
rakyat.
Alinea keempat mencanangkan beberapa norma dasar dalam kerangka
berdirinya suatu negara Negara Kesatuan Republik Indonesia. Norma dasar tentang
Bentuk Negara yang demokratis, norma dasar berupa falsafah Negara Pancasila,
dan dalam rangka mencapai visi negara Indonesia perlu dibentuk suatu
Pemerintahan Negara Indonesia dengan misi pelayanan (a) melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, (b) memajukan
kesejahteraan umum, (c) mencerdaskan kehidupan bangsa, dan (d) ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,
dan keadilan sosial. Pemerintahan Negara misi pelayanan tersebut merupakan
tugas negara atau tugas nasional, artinya bukan hanya menjadi kewajiban dan
tanggung jawab Preseiden atau pemerintahan negara beserta Lembaga negaranya.
Pembinaan Kesadaran Bela Negara lingkup pekerjaan
Pembinaan Kesadaran Bela Negara adalah segala usaha, tindakan, dan
kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka memberikan pengetahuan, pendidikan,
dan/atau pelatihan kepada warga negara guna menumbuhkembangkan sikap dan
perilaku serta menanamkan nilai dasar Bela Negara. Pembinaan Kesadaran Bela
Negara diselenggarakan di lingkup : pendidikan, masyarakat, dan pekerjaan.
MODUL 2
ANALISA ISU KONTEMPORER
Perubahan global ditandai dengan hancurnya batas (border) suatu bangsa,
dengan membangun pemahaman dunia ini satu tidak dipisahkan oleh batas Negara.
Hal yang menjadi pemicunya adalah berkembang pesatnya teknologi informasi
global, dimana setiap informasi dari satu penjuru dunia dapat diketahui dalam waktu
yang tidak lama berselang oleh orang di penjuru dunia lainnya.
Pemahaman perubahan dan perkembangan lingkungan stratejik pada tataran
makro merupakan faktor utama yang akan menambah wawasan PNS. Wawasan
tersebut melingkupi pemahaman terhadap Globalisasi, Demokrasi, Desentralisasi,
dan pemahaman perubahan dan perkembangan lingkungan stratejik pada tataran
makro merupakan faktor utama yang akan menambah wawasan PNS. Wawasan
tersebut melingkupi pemahaman terhadap Globalisasi, Demokrasi, Desentralisasi,
dan bernegara dalam lingkungan pergaulan dunia yang semakin terbuka, terhubung,
serta tak berbatas.
Perlu disadari bahwa sebagai PNS atau sebagai Aparatur Negara dihadapkan
pada pengaruh yang datang dari eksternal juga internal yang kian lama kian
menggerus kehidupan berbangsa dan bernegara. Fenomena tersebut menjadikan
pentingnya setiap PNS mengenal dan memahami secara kritis terkait isu-isu
strategis kontemporer diantaranya; korupsi, narkoba, paham radikalisme/ terorisme,
money laundry, proxy war, dan kejahatan komunikasi masal seperti cyber crime, Hate
Speech, dan Hoax, dan lain sebagainya.
Isu kritikal secara umum terbagi ke dalam tiga kelompok berbeda berdasarkan
tingkat urgensinya, yaitu:
1. Isu saat ini (current issue)
2. Isu berkembang (emerging issue), dan
3. Isu potensial
Terdapat 3 (tiga) kemampuan yang dapat mempengaruhi dalam
mengidentifikasi dan/atau menetapkan isu, yaitu kemampuan Enviromental
Scanning, Problem Solving, dan berpikir Analysis. Untuk menganalisis isu di tempat
kerja dapat disederhanakan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi dengan
mempersempit pengertian elemen dari model Pentahelix, misalnya:
(G) : K/L/Pemda atau unit kerja di lingkungan organisasi
(A) : Unit pelatihan atau unit litbang
(B) : Unit usaha di lingkungan organisasi atau mitra usaha
(C) : Kelompok pegawai dalam lingkup organisasi
(M): Media kehumasan baik yang bersifat organisasi atau pribadi
pegawai Teknik-Teknik Analisis Isu
1. Teknik Tapisan Isu
Alat bantu penetapan kriteria isu yang berkualitas banyak jenisnya, misalnya
menggunakan Teknik tapisan dengan menetapkan rentang penilaian (1-5) pada
kriteria; Aktual, Kekhalayakan, Problematik, dan Kelayakan. Aktual artinya isu
tersebut benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan dalam masyarakat.
Kekhalayakan artinya Isu tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak.
Problematik artinya Isu tersebut memiliki dimensi masalah yang kompleks,
sehingga perlu dicarikan segera solusinya secara komperehensif, dan Kelayakan
artinya Isu tersebut masuk akal, realistis, relevan, dan dapat dimunculkan inisiatif
pemecahan masalahnya.
Alat bantu tapisan lainnya misalnya menggunakan kriteria USG dari mulai
sangat USG atau tidak sangat USG. Urgency, seberapa mendesak suatu isu
harus dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti. Seriousness, seberapa serius suatu
isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang akan ditimbulkan. Growth,
Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani
segera.
2. Teknik Analisis Isu
a. Mind Mapping
Mind mapping adalah teknik pemanfaatan keseluruhan otak dengan
menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk
kesan. Mind mapping merupakan cara mencatat yang mengakomodir cara
kerja otak secara natural.
b. Fishbone Diagram
Mirip dengan mind mapping, pendekatan fishbone diagram juga berupaya
memahami persoalan dengan memetakan isu berdasarkan cabang-cabang
terkait. Namun demikian fishbone diagram atau diagram tulang ikan ini lebih
menekankan pada hubungan sebab akibat, sehingga seringkali juga disebut
sebagai Cause-and- Effect Diagram atau Ishikawa Diagram diperkenalkan
oleh Dr. Kaoru Ishikawa, seorang ahli pengendalian kualitas dari Jepang,
sebagai satu dari tujuh alat kualitas dasar (7 basic quality tools). Fishbone
diagram digunakan ketika kita ingin mengidentifikasi kemungkinan penyebab
masalah dan terutama ketika sebuah team cenderung jatuh berpikir pada
rutinitas.
c. Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah suatu metode analisis yang digunakan untuk
menentukan dan mengevaluasi, mengklarifikasi dan memvalidasi
perencanaan yang telah disusun, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Analisis ini merupakan suatu pendekatan memahami isu kritikal dengan cara
menggali aspek-aspek kondisi yang terdapat di suatu wilayah yang
direncanakan maupun untuk menguraikan berbagai potensi dan tantangan
yang akan dihadapi dalam pengembangan wilayah tersebut.
3. Analisis Kesenjangan atau Gap Analysis
Gap Analysis adalah perbandingan kinerja aktual dengan kinerja potensial
atau yang diharapkan. Metode ini merupakan alat evaluasi bisnis yang
menitikberatkan pada kesenjangan kinerja perusahaan saat ini dengan kinerja
yang sudah ditargetkan sebelumnya, misalnya yang sudah tercantum pada
rencana bisnis atau rencana tahunan pada masing-masing fungsi perusahaan.
Analisis kesenjangan juga mengidentifikasi tindakan-tindakan apa saja yang
diperlukan untuk mengurangi kesenjangan atau mencapai kinerja yang diharapkan
pada masa datang. Selain itu, analisis ini memperkirakan waktu, biaya, dan
sumberdaya yang dibutuhkan untuk mencapai keadaan perusahaan yang
diharapkan.
MODUL 3
KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA
Dasar hukum mengenai bela negara terdapat dalam isi UUD NKRI 1945,
yakni: Pasal 27 ayat (3) yang menyatakan bahwa semua warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Selanjutnya pada Pasal 30 ayat (1)
yang menyatakan bahwa tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
usaha pertahanan dan keamanan negara. Dapat ditarik kesimpulan bahwa bela
negara adalah adalah kebulatan sikap, tekad dan perilaku warga negara yang
dilakukan secara ikhlas, sadar dan disertai kerelaan berkorban sepenuh jiwa raga
yang dilandasi oleh kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) berdasarkan Pancasila dan UUD NKRI 1945 untuk menjaga, merawat, dan
menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.
A. KEMAMPUAN AWAL BELA NEGARA
Salah satu nilai-nilai dasar bela negara adalah memiliki kemampuan awal
bela negara, baik secara fisik maupun non fisik. Secara fisik dapat ditunjukkan
dengan cara menjaga kesamaptaan (kesiapsiagaan) diri yaitu dengan menjaga
kesehatan jasmani dan rohani. Sedangkan secara non fisik, yaitu dengan cara
menjaga etika, etiket, moral dan memegang teguh kearifan lokal yang
mengandung nilai-nilai jati diri bangsa yang luhur dan terhormat.
Dengan demikian, maka untuk bisa melakukan internalisasi dari nilai-nilai
dasar bela negara tersebut, kita harus memiliki kesehatan dan kesiapsiagaan
jasmani maupun mental yang mumpuni, serta memiliki etika, etiket, moral dan
nilai kearifan local sesuai dengan jati diri bangsa Indonesia.
B. KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA
1. Kerangka kesiapsiagaan Bela Negara
Kesiapsiagaan Bela Negara adalah suatu keadaan siap siaga yang
dimiliki oleh seseorang baik secara fisik, mental, maupun sosial dalam
menghadapi situasi kerja yang beragam yang dilakukan berdasarkan
kebulatan sikap dan tekad secara ikhlas dan sadar disertai kerelaan
berkorban sepenuh jiwa raga yang dilandasi oleh kecintaan terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila dan UUD NKRI
1945 untuk menjaga, merawat, dan menjamin kelangsungan hidup
berbangsa dan bernegara.
2. Kemampuan Awal Bela Negara
a. Kesehatan Jasmani dan Mental
b. Etika, Etiket dan Moral
c. Kearifan Lokal
d. Rencana Aksi Bela Negara
e. Kegiatan Kesiapsiagaan Bela Negara
1) Baris Berbaris dan Tata Upacara
2) Keprotokolan
3) Kewaspadaan Diri
4) Membangun Tim
f. Caraka Malam dan Api Semangat Bela Negara
3. Kesiapsiagaan Bela Negara
a. Baris Berbaris dan Tata Upacara
b. Keprotokolan
c. Kewaspadaan Dini
d. Membangun Tim
e. Caraka Malam dan Api Semangat Bela Negara
4. Manfaat Kesiapsiagaan Bela Negara
Apabila kegiatan kesiapsiagaan bela negara dilakukan dengan baik, maka
dapat diambil manfaatnya antara lain:
a. Membentuk sikap disiplin waktu, aktivitas, dan pengaturankegiatan lain.
b. Membentuk jiwa kebersamaan dan solidaritas antar sesama rekan
seperjuangan.
c. Membentuk mental dan fisik yang tangguh.
d. Menanamkan rasa kecintaan pada bangsa dan patriotismesesuai dengan
kemampuan diri.
e. Melatih jiwa leadership dalam memimpin diri sendirimaupun kelompok
dalam materi Team Building.
f. Membentuk Iman dan taqwa pada agama yang dianut olehindividu.
g. Berbakti pada orang tua, bangsa, agama.
h. Melatih kecepatan, ketangkasan, ketepatan individu dalammelaksanakan
kegiatan.
i. Menghilangkan sikap negatif seperti malas, apatis, boros,egois, tidak disiplin.
j. Membentuk perilaku jujur, tegas, adil, tepat, dan kepedulian antar sesama.
Lampiran Dokumentasi Pelaksanaan E_learning Pada Hari Pertama dan
Pengerjaan Tugas Agenda I

More Related Content

Similar to BelaNegaraWN

RESUME AGENDA 1 emmi w.pdf
RESUME AGENDA 1 emmi w.pdfRESUME AGENDA 1 emmi w.pdf
RESUME AGENDA 1 emmi w.pdfEmiWahyuni4
 
Sesi 5.docx
Sesi 5.docxSesi 5.docx
Sesi 5.docxayiknina
 
Eran mahasiswa dalam membela negara
Eran mahasiswa dalam membela negaraEran mahasiswa dalam membela negara
Eran mahasiswa dalam membela negaraBangun Setiadi
 
Makalah hubungan pendidikan kewarganegaraan dan kesadaran bela negara
Makalah hubungan pendidikan kewarganegaraan dan kesadaran bela negaraMakalah hubungan pendidikan kewarganegaraan dan kesadaran bela negara
Makalah hubungan pendidikan kewarganegaraan dan kesadaran bela negaraSeptian Muna Barakati
 
Rencana pelaksanaan pembelajaran pkn xii kur 2013 bab 3
Rencana pelaksanaan pembelajaran pkn xii kur 2013 bab 3Rencana pelaksanaan pembelajaran pkn xii kur 2013 bab 3
Rencana pelaksanaan pembelajaran pkn xii kur 2013 bab 3eli priyatna laidan
 
Karakteristik wni dalam konteks individu yang ber bhinneka tunggal
Karakteristik wni dalam konteks individu yang ber bhinneka tunggalKarakteristik wni dalam konteks individu yang ber bhinneka tunggal
Karakteristik wni dalam konteks individu yang ber bhinneka tunggalInDraa putrybulan17
 
Karakteristik wni dalam konteks individu yang ber bhinneka tunggal
Karakteristik wni dalam konteks individu yang ber bhinneka tunggalKarakteristik wni dalam konteks individu yang ber bhinneka tunggal
Karakteristik wni dalam konteks individu yang ber bhinneka tunggalInDraa putrybulan17
 
Tugas bulan 4 politik dan strategi nasional
Tugas bulan 4 politik dan strategi nasionalTugas bulan 4 politik dan strategi nasional
Tugas bulan 4 politik dan strategi nasionalAlfi Nugraha
 
Tugas bulan 4 politik dan strategi nasional
Tugas bulan 4 politik dan strategi nasionalTugas bulan 4 politik dan strategi nasional
Tugas bulan 4 politik dan strategi nasionalAlfi Nugraha
 
Tugas bulan 4 politik dan strategi nasional
Tugas bulan 4 politik dan strategi nasionalTugas bulan 4 politik dan strategi nasional
Tugas bulan 4 politik dan strategi nasionalAlfi Nugraha
 
Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan
Pengantar Pendidikan KewarganegaraanPengantar Pendidikan Kewarganegaraan
Pengantar Pendidikan KewarganegaraanGunadarma University
 

Similar to BelaNegaraWN (20)

Softskill ppt
Softskill pptSoftskill ppt
Softskill ppt
 
RESUME AGENDA 1 emmi w.pdf
RESUME AGENDA 1 emmi w.pdfRESUME AGENDA 1 emmi w.pdf
RESUME AGENDA 1 emmi w.pdf
 
Sesi 5.docx
Sesi 5.docxSesi 5.docx
Sesi 5.docx
 
Materi 12
Materi  12Materi  12
Materi 12
 
ketahanan nasional
 ketahanan nasional ketahanan nasional
ketahanan nasional
 
Kita Harus Bisa
Kita Harus  BisaKita Harus  Bisa
Kita Harus Bisa
 
Paper pkn
Paper  pknPaper  pkn
Paper pkn
 
Eran mahasiswa dalam membela negara
Eran mahasiswa dalam membela negaraEran mahasiswa dalam membela negara
Eran mahasiswa dalam membela negara
 
Makalah hubungan pendidikan kewarganegaraan dan kesadaran bela negara
Makalah hubungan pendidikan kewarganegaraan dan kesadaran bela negaraMakalah hubungan pendidikan kewarganegaraan dan kesadaran bela negara
Makalah hubungan pendidikan kewarganegaraan dan kesadaran bela negara
 
Tugas kewarganegaraan
Tugas kewarganegaraanTugas kewarganegaraan
Tugas kewarganegaraan
 
Rencana pelaksanaan pembelajaran pkn xii kur 2013 bab 3
Rencana pelaksanaan pembelajaran pkn xii kur 2013 bab 3Rencana pelaksanaan pembelajaran pkn xii kur 2013 bab 3
Rencana pelaksanaan pembelajaran pkn xii kur 2013 bab 3
 
5.pkn auzya hal 174 181
5.pkn auzya hal 174 1815.pkn auzya hal 174 181
5.pkn auzya hal 174 181
 
Rencana kegiatan harian (rkh)
Rencana kegiatan harian (rkh)Rencana kegiatan harian (rkh)
Rencana kegiatan harian (rkh)
 
Karakteristik wni dalam konteks individu yang ber bhinneka tunggal
Karakteristik wni dalam konteks individu yang ber bhinneka tunggalKarakteristik wni dalam konteks individu yang ber bhinneka tunggal
Karakteristik wni dalam konteks individu yang ber bhinneka tunggal
 
Karakteristik wni dalam konteks individu yang ber bhinneka tunggal
Karakteristik wni dalam konteks individu yang ber bhinneka tunggalKarakteristik wni dalam konteks individu yang ber bhinneka tunggal
Karakteristik wni dalam konteks individu yang ber bhinneka tunggal
 
Tugas bulan 4 politik dan strategi nasional
Tugas bulan 4 politik dan strategi nasionalTugas bulan 4 politik dan strategi nasional
Tugas bulan 4 politik dan strategi nasional
 
Tugas bulan 4 politik dan strategi nasional
Tugas bulan 4 politik dan strategi nasionalTugas bulan 4 politik dan strategi nasional
Tugas bulan 4 politik dan strategi nasional
 
Tugas bulan 4 politik dan strategi nasional
Tugas bulan 4 politik dan strategi nasionalTugas bulan 4 politik dan strategi nasional
Tugas bulan 4 politik dan strategi nasional
 
Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan
Pengantar Pendidikan KewarganegaraanPengantar Pendidikan Kewarganegaraan
Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan
 
Makalah strategi politik
Makalah strategi politikMakalah strategi politik
Makalah strategi politik
 

More from TomiSuranta

Kelompok III_Gel.VII_Visualisasi dan Keberagaman Indonesia.pdf
Kelompok III_Gel.VII_Visualisasi dan Keberagaman Indonesia.pdfKelompok III_Gel.VII_Visualisasi dan Keberagaman Indonesia.pdf
Kelompok III_Gel.VII_Visualisasi dan Keberagaman Indonesia.pdfTomiSuranta
 
TUGAS BG TOMMY.doc
TUGAS BG TOMMY.docTUGAS BG TOMMY.doc
TUGAS BG TOMMY.docTomiSuranta
 
PICO Luthfiana.doc
PICO Luthfiana.docPICO Luthfiana.doc
PICO Luthfiana.docTomiSuranta
 
PROPOSAL BERMAIN.doc
PROPOSAL BERMAIN.docPROPOSAL BERMAIN.doc
PROPOSAL BERMAIN.docTomiSuranta
 
tugas pico jamila.docx
tugas pico jamila.docxtugas pico jamila.docx
tugas pico jamila.docxTomiSuranta
 
KELOMPOK DJAMILA.doc
KELOMPOK DJAMILA.docKELOMPOK DJAMILA.doc
KELOMPOK DJAMILA.docTomiSuranta
 
Matrikulasi Komunikasi dalam Keperawatan 2 TA 2022-2023.doc
Matrikulasi Komunikasi dalam Keperawatan 2 TA 2022-2023.docMatrikulasi Komunikasi dalam Keperawatan 2 TA 2022-2023.doc
Matrikulasi Komunikasi dalam Keperawatan 2 TA 2022-2023.docTomiSuranta
 
PICO Luthfiana.doc
PICO Luthfiana.docPICO Luthfiana.doc
PICO Luthfiana.docTomiSuranta
 

More from TomiSuranta (9)

Kelompok III_Gel.VII_Visualisasi dan Keberagaman Indonesia.pdf
Kelompok III_Gel.VII_Visualisasi dan Keberagaman Indonesia.pdfKelompok III_Gel.VII_Visualisasi dan Keberagaman Indonesia.pdf
Kelompok III_Gel.VII_Visualisasi dan Keberagaman Indonesia.pdf
 
TUGAS BG TOMMY.doc
TUGAS BG TOMMY.docTUGAS BG TOMMY.doc
TUGAS BG TOMMY.doc
 
96-167-1-SM.pdf
96-167-1-SM.pdf96-167-1-SM.pdf
96-167-1-SM.pdf
 
PICO Luthfiana.doc
PICO Luthfiana.docPICO Luthfiana.doc
PICO Luthfiana.doc
 
PROPOSAL BERMAIN.doc
PROPOSAL BERMAIN.docPROPOSAL BERMAIN.doc
PROPOSAL BERMAIN.doc
 
tugas pico jamila.docx
tugas pico jamila.docxtugas pico jamila.docx
tugas pico jamila.docx
 
KELOMPOK DJAMILA.doc
KELOMPOK DJAMILA.docKELOMPOK DJAMILA.doc
KELOMPOK DJAMILA.doc
 
Matrikulasi Komunikasi dalam Keperawatan 2 TA 2022-2023.doc
Matrikulasi Komunikasi dalam Keperawatan 2 TA 2022-2023.docMatrikulasi Komunikasi dalam Keperawatan 2 TA 2022-2023.doc
Matrikulasi Komunikasi dalam Keperawatan 2 TA 2022-2023.doc
 
PICO Luthfiana.doc
PICO Luthfiana.docPICO Luthfiana.doc
PICO Luthfiana.doc
 

Recently uploaded

20230812 - DSLA - Perbandingan KUHP Lama dan Baru.pptx
20230812 - DSLA - Perbandingan KUHP Lama dan Baru.pptx20230812 - DSLA - Perbandingan KUHP Lama dan Baru.pptx
20230812 - DSLA - Perbandingan KUHP Lama dan Baru.pptxahmadrievzqy
 
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxFeniannisa
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptJhonatanMuram
 
Slaid Transkrip Temuramah 2 (Falsafah Dalam Kehidupan) (1).pptx
Slaid Transkrip Temuramah 2 (Falsafah Dalam Kehidupan) (1).pptxSlaid Transkrip Temuramah 2 (Falsafah Dalam Kehidupan) (1).pptx
Slaid Transkrip Temuramah 2 (Falsafah Dalam Kehidupan) (1).pptxkhairunnizamRahman1
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxbinsar17
 
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxFucekBoy5
 

Recently uploaded (6)

20230812 - DSLA - Perbandingan KUHP Lama dan Baru.pptx
20230812 - DSLA - Perbandingan KUHP Lama dan Baru.pptx20230812 - DSLA - Perbandingan KUHP Lama dan Baru.pptx
20230812 - DSLA - Perbandingan KUHP Lama dan Baru.pptx
 
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
 
Slaid Transkrip Temuramah 2 (Falsafah Dalam Kehidupan) (1).pptx
Slaid Transkrip Temuramah 2 (Falsafah Dalam Kehidupan) (1).pptxSlaid Transkrip Temuramah 2 (Falsafah Dalam Kehidupan) (1).pptx
Slaid Transkrip Temuramah 2 (Falsafah Dalam Kehidupan) (1).pptx
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
 
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
 

BelaNegaraWN

  • 1. LATSAR CPNS KEMHAN GOLONGAN III GELOMBANG VII ANGKATAN XXXVIII TUGAS INDIVIDU 05 AGUSTUS 2023 SUMMARY AGENDA I (MODUL I, II, III) DISUSUN OLEH : Ns. Tomi Suranta, S.Kep., M.Kes NIP. 199410162022031001 Kelompok III
  • 2. MODUL 1 WAWASAN KEBANGSAAN DAN NILAI-NILAI BELA NEGARA Dalam rangka mencapai tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam alinea ke-4 Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD1945), diperlukan ASN yang profesional, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. 4 Konsensus dasar kehidupan berbangsa dan bernegara dapat mewujudkan profesionalitas ASN: 1. Pancasila 2. Undang-Undang Dasar 1945 3. Bhinneka Tunggal Ika 4. Negara Kesatuan Republik Indonesia Ancaman pada era reformasi diartikan sebagai sebuah kondisi, tindakan, potensi, baik alamiah atau hasil suatu rekayasa, berbentuk fisik atau non fisik, berasal dari dalam atau luar negeri, secara langsung atau tidak langsung diperkirakan atau diduga atau yang sudah nyata dapat membahayakan tatanan serta kelangsungan hidup bangsa dan negara dalam rangka pencapaian tujuan nasionalnya. Dalam penyelenggaraan pertahanan Negara, kemampuan kewaspadaan dini dikembangkan untuk mendukung sinergisme penyelenggaraan pertahanan militer dan pertahanan nirmiliter secara optimal, sehingga terwujud kepekaan, kesiagaan, dan antisipasi setiap warga negara dalam menghadapi potensi ancaman. Bela Negara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baik secara perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia. Nilai dasar Bela Negara meliputi cinta tanah air; sadar berbangsa dan bernegara; setia pada Pancasila sebagai ideologi negara, rela berkorban untuk bangsa dan negara; dan kemampuan awal Bela Negara. Norma-norma dasar yang merupakan cita-cita luhur bagi Republik Indonesia dalam penyelenggaraan berbangsa dan bernegara tersebut dapat ditelusur pada
  • 3. Pembukaan UUD 1945 tersebut yang terdiri dari empat (4) Alinea. Bela Negara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baik secara perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan Negara dari berbagai Ancaman. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Negara Pasal 7 Ayat (3), nilai dasar Bela Negara meliputi : 1. Cinta tanah air 2. Sadar berbangsa dan bernegara 3. Setia pada Pancasila sebagai ideologi negara 4. Rela berkorban untuk bangsa dan negara, dan 5. Kemampuan awal Bela Negara. Ancaman pada era reformasi diartikan sebagai sebuah kondisi, tindakan, potensi, baik alamiah atau hasil suatu rekayasa, berbentuk fisik atau non fisik, berasal dari dalam atau luar negeri, secara langsung atau tidak langsung diperkirakan atau diduga atau yang sudah nyata dapat membahayakan tatanan serta kelangsungan hidup bangsa dan negara dalam rangka pencapaian tujuan nasionalnya. Bela Negara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baik secara perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia. Nilai dasar Bela Negara meliputi cinta tanah air; sadar berbangsa dan bernegara; setia pada Pancasila sebagai ideologi negara, rela berkorban untuk bangsa dan negara; dan kemampuan awal Bela Negara. Norma-norma dasar yang merupakan cita-cita luhur bagi Republik Indonesia dalam penyelenggaraan berbangsa dan bernegara tersebut dapat ditelusur pada Pembukaan UUD 1945 tersebut yang terdiri dari empat (4) Alinea. Alinea pertama menjelaskan tentang asas persatuan sebagai norma dasar berbangsa dan bernegara. Alinea kedua memuat pernyataan tentang keinginan atau cita-cita luhur bangsa Indonesia, tentang wujud negara Indonesia yang harus didirikan.
  • 4. Alinea ketiga merupakan formulasi formil pernyataan kemerdekaan oleh bangsa Indonesia dengan kekuatan sendiri, yang diyakini (norma dasar berikutnya) kemerdekaan Republik Indonesia adalah sebagai rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa, dan didukung oleh seluruh rakyat serta untuk kepentingan dan kebahagiaan seluruh rakyat. Alinea keempat mencanangkan beberapa norma dasar dalam kerangka berdirinya suatu negara Negara Kesatuan Republik Indonesia. Norma dasar tentang Bentuk Negara yang demokratis, norma dasar berupa falsafah Negara Pancasila, dan dalam rangka mencapai visi negara Indonesia perlu dibentuk suatu Pemerintahan Negara Indonesia dengan misi pelayanan (a) melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, (b) memajukan kesejahteraan umum, (c) mencerdaskan kehidupan bangsa, dan (d) ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Pemerintahan Negara misi pelayanan tersebut merupakan tugas negara atau tugas nasional, artinya bukan hanya menjadi kewajiban dan tanggung jawab Preseiden atau pemerintahan negara beserta Lembaga negaranya. Pembinaan Kesadaran Bela Negara lingkup pekerjaan Pembinaan Kesadaran Bela Negara adalah segala usaha, tindakan, dan kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka memberikan pengetahuan, pendidikan, dan/atau pelatihan kepada warga negara guna menumbuhkembangkan sikap dan perilaku serta menanamkan nilai dasar Bela Negara. Pembinaan Kesadaran Bela Negara diselenggarakan di lingkup : pendidikan, masyarakat, dan pekerjaan.
  • 5. MODUL 2 ANALISA ISU KONTEMPORER Perubahan global ditandai dengan hancurnya batas (border) suatu bangsa, dengan membangun pemahaman dunia ini satu tidak dipisahkan oleh batas Negara. Hal yang menjadi pemicunya adalah berkembang pesatnya teknologi informasi global, dimana setiap informasi dari satu penjuru dunia dapat diketahui dalam waktu yang tidak lama berselang oleh orang di penjuru dunia lainnya. Pemahaman perubahan dan perkembangan lingkungan stratejik pada tataran makro merupakan faktor utama yang akan menambah wawasan PNS. Wawasan tersebut melingkupi pemahaman terhadap Globalisasi, Demokrasi, Desentralisasi, dan pemahaman perubahan dan perkembangan lingkungan stratejik pada tataran makro merupakan faktor utama yang akan menambah wawasan PNS. Wawasan tersebut melingkupi pemahaman terhadap Globalisasi, Demokrasi, Desentralisasi, dan bernegara dalam lingkungan pergaulan dunia yang semakin terbuka, terhubung, serta tak berbatas. Perlu disadari bahwa sebagai PNS atau sebagai Aparatur Negara dihadapkan pada pengaruh yang datang dari eksternal juga internal yang kian lama kian menggerus kehidupan berbangsa dan bernegara. Fenomena tersebut menjadikan pentingnya setiap PNS mengenal dan memahami secara kritis terkait isu-isu strategis kontemporer diantaranya; korupsi, narkoba, paham radikalisme/ terorisme, money laundry, proxy war, dan kejahatan komunikasi masal seperti cyber crime, Hate Speech, dan Hoax, dan lain sebagainya. Isu kritikal secara umum terbagi ke dalam tiga kelompok berbeda berdasarkan tingkat urgensinya, yaitu: 1. Isu saat ini (current issue) 2. Isu berkembang (emerging issue), dan 3. Isu potensial Terdapat 3 (tiga) kemampuan yang dapat mempengaruhi dalam mengidentifikasi dan/atau menetapkan isu, yaitu kemampuan Enviromental Scanning, Problem Solving, dan berpikir Analysis. Untuk menganalisis isu di tempat kerja dapat disederhanakan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi dengan mempersempit pengertian elemen dari model Pentahelix, misalnya: (G) : K/L/Pemda atau unit kerja di lingkungan organisasi
  • 6. (A) : Unit pelatihan atau unit litbang (B) : Unit usaha di lingkungan organisasi atau mitra usaha (C) : Kelompok pegawai dalam lingkup organisasi (M): Media kehumasan baik yang bersifat organisasi atau pribadi pegawai Teknik-Teknik Analisis Isu 1. Teknik Tapisan Isu Alat bantu penetapan kriteria isu yang berkualitas banyak jenisnya, misalnya menggunakan Teknik tapisan dengan menetapkan rentang penilaian (1-5) pada kriteria; Aktual, Kekhalayakan, Problematik, dan Kelayakan. Aktual artinya isu tersebut benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan dalam masyarakat. Kekhalayakan artinya Isu tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak. Problematik artinya Isu tersebut memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga perlu dicarikan segera solusinya secara komperehensif, dan Kelayakan artinya Isu tersebut masuk akal, realistis, relevan, dan dapat dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya. Alat bantu tapisan lainnya misalnya menggunakan kriteria USG dari mulai sangat USG atau tidak sangat USG. Urgency, seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti. Seriousness, seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang akan ditimbulkan. Growth, Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani segera. 2. Teknik Analisis Isu a. Mind Mapping Mind mapping adalah teknik pemanfaatan keseluruhan otak dengan menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk kesan. Mind mapping merupakan cara mencatat yang mengakomodir cara kerja otak secara natural. b. Fishbone Diagram Mirip dengan mind mapping, pendekatan fishbone diagram juga berupaya memahami persoalan dengan memetakan isu berdasarkan cabang-cabang terkait. Namun demikian fishbone diagram atau diagram tulang ikan ini lebih menekankan pada hubungan sebab akibat, sehingga seringkali juga disebut sebagai Cause-and- Effect Diagram atau Ishikawa Diagram diperkenalkan oleh Dr. Kaoru Ishikawa, seorang ahli pengendalian kualitas dari Jepang,
  • 7. sebagai satu dari tujuh alat kualitas dasar (7 basic quality tools). Fishbone diagram digunakan ketika kita ingin mengidentifikasi kemungkinan penyebab masalah dan terutama ketika sebuah team cenderung jatuh berpikir pada rutinitas. c. Analisis SWOT Analisis SWOT adalah suatu metode analisis yang digunakan untuk menentukan dan mengevaluasi, mengklarifikasi dan memvalidasi perencanaan yang telah disusun, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Analisis ini merupakan suatu pendekatan memahami isu kritikal dengan cara menggali aspek-aspek kondisi yang terdapat di suatu wilayah yang direncanakan maupun untuk menguraikan berbagai potensi dan tantangan yang akan dihadapi dalam pengembangan wilayah tersebut. 3. Analisis Kesenjangan atau Gap Analysis Gap Analysis adalah perbandingan kinerja aktual dengan kinerja potensial atau yang diharapkan. Metode ini merupakan alat evaluasi bisnis yang menitikberatkan pada kesenjangan kinerja perusahaan saat ini dengan kinerja yang sudah ditargetkan sebelumnya, misalnya yang sudah tercantum pada rencana bisnis atau rencana tahunan pada masing-masing fungsi perusahaan. Analisis kesenjangan juga mengidentifikasi tindakan-tindakan apa saja yang diperlukan untuk mengurangi kesenjangan atau mencapai kinerja yang diharapkan pada masa datang. Selain itu, analisis ini memperkirakan waktu, biaya, dan sumberdaya yang dibutuhkan untuk mencapai keadaan perusahaan yang diharapkan.
  • 8. MODUL 3 KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA Dasar hukum mengenai bela negara terdapat dalam isi UUD NKRI 1945, yakni: Pasal 27 ayat (3) yang menyatakan bahwa semua warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Selanjutnya pada Pasal 30 ayat (1) yang menyatakan bahwa tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Dapat ditarik kesimpulan bahwa bela negara adalah adalah kebulatan sikap, tekad dan perilaku warga negara yang dilakukan secara ikhlas, sadar dan disertai kerelaan berkorban sepenuh jiwa raga yang dilandasi oleh kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila dan UUD NKRI 1945 untuk menjaga, merawat, dan menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. A. KEMAMPUAN AWAL BELA NEGARA Salah satu nilai-nilai dasar bela negara adalah memiliki kemampuan awal bela negara, baik secara fisik maupun non fisik. Secara fisik dapat ditunjukkan dengan cara menjaga kesamaptaan (kesiapsiagaan) diri yaitu dengan menjaga kesehatan jasmani dan rohani. Sedangkan secara non fisik, yaitu dengan cara menjaga etika, etiket, moral dan memegang teguh kearifan lokal yang mengandung nilai-nilai jati diri bangsa yang luhur dan terhormat. Dengan demikian, maka untuk bisa melakukan internalisasi dari nilai-nilai dasar bela negara tersebut, kita harus memiliki kesehatan dan kesiapsiagaan jasmani maupun mental yang mumpuni, serta memiliki etika, etiket, moral dan nilai kearifan local sesuai dengan jati diri bangsa Indonesia. B. KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA 1. Kerangka kesiapsiagaan Bela Negara Kesiapsiagaan Bela Negara adalah suatu keadaan siap siaga yang dimiliki oleh seseorang baik secara fisik, mental, maupun sosial dalam menghadapi situasi kerja yang beragam yang dilakukan berdasarkan kebulatan sikap dan tekad secara ikhlas dan sadar disertai kerelaan berkorban sepenuh jiwa raga yang dilandasi oleh kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila dan UUD NKRI 1945 untuk menjaga, merawat, dan menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.
  • 9. 2. Kemampuan Awal Bela Negara a. Kesehatan Jasmani dan Mental b. Etika, Etiket dan Moral c. Kearifan Lokal d. Rencana Aksi Bela Negara e. Kegiatan Kesiapsiagaan Bela Negara 1) Baris Berbaris dan Tata Upacara 2) Keprotokolan 3) Kewaspadaan Diri 4) Membangun Tim f. Caraka Malam dan Api Semangat Bela Negara 3. Kesiapsiagaan Bela Negara a. Baris Berbaris dan Tata Upacara b. Keprotokolan c. Kewaspadaan Dini d. Membangun Tim e. Caraka Malam dan Api Semangat Bela Negara 4. Manfaat Kesiapsiagaan Bela Negara Apabila kegiatan kesiapsiagaan bela negara dilakukan dengan baik, maka dapat diambil manfaatnya antara lain: a. Membentuk sikap disiplin waktu, aktivitas, dan pengaturankegiatan lain. b. Membentuk jiwa kebersamaan dan solidaritas antar sesama rekan seperjuangan. c. Membentuk mental dan fisik yang tangguh. d. Menanamkan rasa kecintaan pada bangsa dan patriotismesesuai dengan kemampuan diri. e. Melatih jiwa leadership dalam memimpin diri sendirimaupun kelompok dalam materi Team Building. f. Membentuk Iman dan taqwa pada agama yang dianut olehindividu. g. Berbakti pada orang tua, bangsa, agama. h. Melatih kecepatan, ketangkasan, ketepatan individu dalammelaksanakan kegiatan. i. Menghilangkan sikap negatif seperti malas, apatis, boros,egois, tidak disiplin. j. Membentuk perilaku jujur, tegas, adil, tepat, dan kepedulian antar sesama.
  • 10. Lampiran Dokumentasi Pelaksanaan E_learning Pada Hari Pertama dan Pengerjaan Tugas Agenda I