Rencana untuk meningkatkan motivasi siswa dengan berbagai gambaran yang diberikan mencakup:
1. Menggunakan berbagai model pembelajaran yang bervariatif dan berpusat pada siswa
2. Mengaitkan materi pembelajaran dengan konteks nyata siswa
3. Memberikan penghargaan dan umpan balik untuk menumbuhkan semangat belajar"
3. Pertanyaan 3
Diskusikan dalam kelompok,
buatlah rencana untuk
meningkatkan motivasi para
siswa yang ada di kelas dengan
gambaran sebagai berikut
Pertanyaan 1
Berikan penjelasan bagaimana
penerapan teori behavioristik,
teori sosial kognitif, dan teori
konstruktivisme di dalam kelas
Pertanyaan 2
Berikan penjelasan model-
model pembelajaran apa saja
yang terbentuk berdasarkan
prinsip konstruktivisme!
01
02
03
04
5. 01
02
03
04
Teori Behavioristik
Teori belajar Behaviorisme adalah teori belajar yang tidak terlepas dari stimulus dan respon.
Teori ini berpandangan bahwa seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika ia mampu
menunjukkan perubahan tingkah laku. Teori ini menekankan pada hasil terukur dan
pemberian reinforcement.
Belajar dalam pendekatan behaviorisme tidak terlepas dari stimulus yang sudah dibuat oleh
guru agar siswa mampu mengulangi atau berperilaku sesuai dengan yang diharapkan oleh
guru. Pemberian stimulus berulang sehingga terjadi pembiasaan, dilakukan kepada peserta
didik tentu saja harus sesuai dengan tujuan pembelajaran.
contoh penerapan teori belajar behavioristik dalam proses pembelajaran di kelas antara lain:
a. Guru harus menyusun materi atau bahan ajar secara lengkap. Dimulai dari materi
sederhana sampai kompleks.
b. Guru lebih banyak memberikan contoh berupa instruksi selama mengajar.
c. Saat guru melihat ada kesalahan, baik pada materi maupun pada siswa maka guru akan
segera diperbaiki.
d. Guru memberikan banyak drilling dan latihan agar terbentuk perilaku atau pembiasaan
seperti yang diinginkan.
e. Evaluasi berdasarkan perilaku yang terlihat.
f. Guru dituntut memiliki kemampuan memberikan penguatan (reinforcement), baik dari sisi
positif dan negatif.
6. 01
02
03
04
Teori Sosial Kognitif
Teori kognitif sosial dikemukakan oleh Albert Bandura lahir berdasarkan kritik atas teori yang
dikembangkan oleh ahli behavioristik. Teori ini menjelaskan bahwa perilaku manusia di
pengaruhi oleh faktor lingkungan dan faktor kognitif dimana perilaku ini berkembang dari
proses pengamatan yang melibatkan proses kognitif.
Teori Belajar Sosial dengan mengakomodasi kemampuan kognitif manusia dalam berpikir dan
belajar melalui pengamatan sosial. Faktor lingkungan mempengaruhi perilaku dan sebaliknya,
faktor kognitif mempengaruhi perilaku dan sebaliknya, serta faktor lingkungan mempengaruhi
kognitif dan sebaliknya.
Terdapat beberapa contoh kegiatan yang dapat dilakukan seorang guru dalam pembelajaran
kognitif, antara lain:
a. Minta siswa untuk merefleksikan pengalaman mereka melalui pembuatan jurnal atau
laporan harian tentang kegiatan apa saja yang mereka lakukan.
b. Mendorong diskusi berdasarkan apa yang diajarkan dengan meminta siswa untuk
menjelaskan materi pembelajaran di depan kelas dan ajak siswa lainnya untuk mengajukan
pertanyaan.
c. Membantu siswa menemukan solusi baru untuk suatu masalah untuk mengembangkan
cara berpikir kritis.
d. Minta siswa untuk memberikan penjelasan tentang ide atau pendapat yang mereka miliki.
e. Membantu siswa dalam mengeksplorasi dan memahami bagaimana ide-ide bisa terhubung.
f. Meningkatkan pemahaman dan ingatan siswa melalui penggunaan visualisasi dan
permainan dalam menyampaikan materi.
7. 01
02
03
04
Teori Konstruktivisme
Teori belajar Konstruktivisme, adalah teori yang berfokus pada peserta didik sebagai
tokoh utama. Peserta didik membangun sendiri pengetahuannya dengan
pengalaman secara langsung yang difasilitasi oleh guru. Dalam teori ini guru
berperan sebagai fasilitator yang mengarahkan, membimbing dan menuntun.
Pada pandangan konstruktivisme, pengetahuan tumbuh dan berkembang melalui
pengalaman. Pemahaman berkembang semakin dalam dan kuat apabila selalu diuji
oleh berbagai macam pengalaman baru.
Penerapan teori konstruktivisme dalam pembelajaran:
a. Mendorong kemandirian dan inisiatif siswa dalam belajar.
b. Guru mengajukan pertanyaan terbuka dan memberikan kesempatan beberapa
waktu kepada siswa untuk merespons.
c. Mendorong siswa berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking).
d. Siswa terlibat secara aktif dalam dialog atau diskusi dengan guru dan siswa
lainnya.
e. Siswa terlibat dalam pengalaman yang menantang dan mendorong terjadinya
diskusi.
f. Guru menggunakan data mentah, sumber-sumber utama, dan materi-materi
interaktif.
9. —sumber : https://naikpangkat.com/9-model-model-pembelajaran-di-
abad-21/
“Berkenaan dengan model-model pembelajaran abad
21 yang dipandang potensial untuk mengintegrasikan
teknologi dan luwes diterapkan pada berbagai
tingkatan usia, jenjang pendidikan dan bidang studi,
guru dapat menyesuaikan dengan kondisi sekolah.
Model-model pembelajaran dimaksud antara lain.”
01
02
03
04
10. 01
02
03
04
1. Discovery learning
belajar melalui penelusuran, penelitian, penemuan, dan
pembuktian. Contoh dalam pembelajaran guru
menugaskan peserta didik untuk menelusuri faktor
penyebab terjadinya banjir di daerah setempat. Peserta
didik bekerja secara berkelompok menelurusi informasi
dengan mewawancarai penduduk disertai pelacakan
informasi di internet (bimbingan disesuaikan tingkatan
usia) dan kemudian diminta untuk membuat kesimpulan
dilanjutkan presentasi.
11. 01
02
03
04
2. Pembelajaran berbasis proyek
Proyek memiliki target tertentu dalam bentuk produk dan peserta
didik merencanakan cara untuk mencapai target dengan dipandu
oleh pertanyaan menantang. Contohnya pada peserta didik sma
ekonomi diberikan pertanyaan produk kreatif berbahan lokal
seperti apakah yang memiliki nilai tambah secara ekonomis?
Peserta didik bisa mengikuti tahapan pembelajaran seperti
eksplorasi ide, mengembangkan gagasan, merealisasikan
gagasan menjadi prototipe produk, melakukan uji coba produk,
dan memasarkan produk. Pada prosesnya peserta didik bisa
memanfaatkan teknologi untuk mencari informasi bagi upaya
pengembangan gagasan, membuat sketsa produk menggunakan
software tertentu, menguji produk melalui respon pasar dengan
google survey dan sebagainya
12. 01
02
03
04
3. Belajar berdasarkan pengalaman sendiri
Belajar berdasarkan pengalaman sendiri (Self Directed
Learning/SDL) merupakan proses di mana insiatif belajar
dengan/atau tanpa bantuan pihak lain dilakukan oleh peserta didik
sendiri mulai dari mendiagnosis kebutuhan belajar sendiri,
merumuskan tujuan, mengidentifikasi sumber, memilih dan
menjalankan strategi belajar, dan mengevaluasi belajarnya
sendiri. Contoh guru bisa membantu peserta didik
mengidentifikasi kebutuhan belajar peserta didik atau mulai dari
kemampuan apa yang ingin dikuasai. Misalnya ingin menguasai
cara melukis menggunakan software corel draw maka guru bisa
membantupeserta didik merumuskan tujuan-tujuan penting yang
dapat membantu mencapai tujuannya. Peserta didik belajar
mandiri mengeskplorasi tutorialnya melalui youtube, menerapkan,
dan mengevaluasi kemampuannya.
13. 01
02
03
04
4. Pembelajaran kontekstual (melakukan)
guru mengaitkan materi yang dipelajari dengan situasi
dunia nyata peserta didik sehingga memungkinkan
peserta didik menangkap makna dari yang pelajari,
mengkaitkan pengetahuan baru dengan pegetahuan dan
pengalaman yang sudah dimiliki. Contoh dalam
pembelajaran bentuk-bentuk tulang daun guru
menugaskan kepada peserta didik secara berkelompok
mengeksplorasi melalui internet. Guru menginginkan
peserta didik dapat memperoleh pengalaman bermakna
yang mendalam dan dapat mengkaitkan apa yang
dipelajari dengan kehidupan nyata. Pada PAUD dan
sekolah dasar kelas rendah bisa saja peserta didik belum
bisa membedakan secara nyata perbedaan kelenturan
dan kekuatan tulang daun dari setiap bentuk yang
berbeda, sehingga diperlukan pengalaman langsung.
14. 01
02
03
04
5.Bermain peran dan simulasi
Peserta didik bisa diajak untuk bermain peran dan
menirukan adegan, gerak/model/pola/prosedur tertentu.
Misalnya seorang guru menggunakan tayangan video
dari youtube, peserta didik diminta mencermati alur cerita
dan peran dari tokoh-tokoh yang ada kemudian berlatih
sesuai tokoh yang diperankan. Pada tataran lebih
kompleks membuat cerita sendiri kemudian
memperagakannya dengan bermain peran.
15. 01
02
03
04
6. Pembelajaran kooperatif learning
Pembelajaran kooperatif; merupakan bentuk
pembelajaran berdasarkan faham kontruktivistik. Peserta
didik berkelompok kecil dengan tugas yang sama saling
bekerjasama dan membantu untuk mencapai tujuan
bersama. Ada beberapa teknik cooperative learning yang
akan dijelaskan disini, empat teknik yang pertama di
antaranya dikembangkan oleh Robert Slavin (1991) yaitu
STAD, TGT, TAI, dan CIRC.
16. 01
02
03
04
7. Pembelajaran kolaboratif
Merupakan belajar dalam tim dengan tugas yang
berbeda untuk mencapai tujuan bersama. Pembelajaran
kolaboratif lebih cocok untuk peserta didik yang sudah
menjelang dewasa. Kolaborasi bisa dilakukan dengan
bantuan teknologi misalnya melalui dialog elektronik,
teknologi untuk menengahi dan memonitor interaksi,
dimana masing-masing pihak memegang kendali dirinya
dalam berkomunikasi untuk mencapai tujuan bersama.
Fasilitasi bisa diberikan oleh guru, ketua kelompok pelatih
online maupun mentor.
17. 01
02
03
04
8. Diskusi kelompok kecil
Diskusi kelompok kecil diorientasikan untuk berbagai
pengetahuan dan pengalaman serta untuk melatih
komunikasi lompok kecil tujuannya agar peserta didik
memiliki ketrampilan memecahkan masalah terkait materi
pokok dan persoalan yangihadapi dalam kehidupan
sehari-hari. Diskusi kelompok kecil bertujuan untuk
meningkatkan partisipasi siswa karena lebih banyak
siswa yang dilibatkan. Jumlah kelompok diskusi antara
empat sampai lima orang. Metode diskusi digunakan
untuk melatih kecakapan berpikir, kecakapan
berkomunikasi, kemampuan kepemimpinan, debat, dan
kompromi.
18. 03.
Diskusikan dalam kelompok, buatlah
rencana untuk meningkatkan motivasi para
siswa yang ada di kelas dengan gambaran
sebagai berikut.
01
02
03
04
Pertanyaan
19. “a. Tania, 7 tahun, memiliki kemampuan
rendah dan keinginan yang rendah untuk
sukses.”
01
02
03
04
20. 01
02
03
04
a. Tania, 7 tahun, memiliki kemampuan rendah dan keinginan yang rendah
untuk sukses.
• Sebelum merancang pembelajaran, terlebih dahulu
dilaksanakan asesmen diagnostik kognitif dan nonkognitif. Hal
ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal Tania, dan
faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya kemampuan dan
keinginan yang rendah untuk sukses.
• Berkoordinasi dengan guru bimbingan konseling untuk
mengetahui latarbelakang Tania
• Menggunakan model pembelajaran yang bervariatif dan
berpusat pada peserta didik, mislanya pertemuan satu
menggunakan model pembelajaran Project Based Learning,
pertemuan kedua menggunakan model pembelajaran
cooperative learning, dan pertemuan tiga menggunakan model
pembelajaran problem based learning.
21. 01
02
03
04
• Pembelajaran didesain secara kontekstual serta dilengkapi dengan
media pembelajaran yang dapat mengilustrasikan materi kedalam
bentuk video, gambar atau simbol-simbol. Hal ini bertujuan untuk
memudahkan peserta didik dalam memahami konsep yang akan
dibelajarkan. Karena pada usia Tania (7 tahun) berdasarkan teori
perkembangan kognitif Piaget berada pada praoperasional dimana anak
mulai merepresentasikan dunia dengan kata-kata dan gambar-gambar
• Pada salah satu tahapan pembelajaran diberikan perhargaan dan
pengakuan kepada Tania untuk menumbuhkan semangat untuk sukses
dalam pembelajaran, misalnya Ketika tania mampu menjawab
pertanyaan baik disampaikan oleh guru maupun rekan sejawatnya diberi
perhargaan dapat berupa pujian, penambahan nilai ke aktifan, atau
bentuk penghargaan lainnya.
• Dilaksanakan evaluasi secara berkala dan meminta umpan balik dari
tania untuk memperbaiki proses pembelajaran serta memantau
perkembangan Tania.
22. 01
02
03
04
b. Samuel, 10 tahun, yang bekerja keras untuk menjaga harga dirinya pada
tingkat tinggi, tetapi memiliki rasa takut akan gagal yang kuat
• Sebelum merancang pembelajaran, terlebih dahulu
dilaksanakan asesmen diagnostik kognitif dan nonkognitif. Hal
ini dilakukan untuk mengetaul kemampuan awal samuel, dan
faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya kemampuan dan
keinginan yang rendah untuk sukses.
• Menggunakan model pembelajaran yang perpusat pada
peserta didik dan dapat membangkitkan semangat
berkompetisi, mislanya menggunakan model pembelajaran
cooperative leaming, dan model pembelajaran problem based
leaming.
• Pembelajaran didesain secara kontekstual dan kompetitif
secara individu maupun secara berkelompok untuk
menumbuhkan motivasi belajar serta mau bekerja keras untuk
menja harga dirinya agar
23. 01
02
03
04
• Pada setiap siklus kompetitif diberikan penghargaan kepada
peserta didik atas pencapaiannya. Disamping itu, tetap
membangun rasa percaya diri ketika peserta didik gagal.
Membangunrasa percaya diri dapat dilakukan dengan
memberikan memberi pernghargaan dan pengakuan
kemanpuan peserta didik di depan kelas, diberikan
kesempatan untuk menjelaskan konsep kepada rekan-
rekannya, atau dijadikan tutor untuk rekan lain.
• Dilaksanakan evaluasi secara berkala dan meminta unpan
balik dari Samuel untuk memperbaiki proses pembelajaran
serta memantau perkembangan Samuel.
24. 01
02
03
04
c. Sandra, 13 tahun, yang tenang di kelas dan meremehkan keterampilan
mereka.
Masa remaja merupakan masa transisi atau peralihan dari masa
anak menuju masa dewasa. Pada masa ini individu mengalami
berbagai perubahan, baik fisik maupun psikis. Perubahan yang
tampak jelas adalah perubahan fisik, diaman tubuh berkembang
pesat sehingga mencapai bentuk tubuh orang dewasa yang
disertai pula dengan berkembangnya kapasitas reproduktif. Selain
itu remaja juga berubah secara kognitif dan mulai mampu berpikir
abstrak seperti orang dewasa. Pada periode ini pula remaja mulai
melepaskan diri secara emosional dari orang tua dalam rangka
menjalankan peran sosialnya yang baru sebagai orang dewasa
(Clarke-Stewart & Friendman, 1987; Ingersoll, 1989).
25. 01
02
03
04
Berikut ini beberapa cara untuk menumbuhkan rasa percaya diri
remaja agar tidak meremehkan kemampuannya sendiri:
● Hormati dan hargai
hormati dan hargai remaja layaknya orang dewasa pada
umumnya. Dengan begitu, rasa percaya diri anak terus terjaga
jika ibu selalu menghormati dan menghargai perasaannya.
● Bangun harga diri anak
Sebagai guru, pastikan untuk membantu remaja membangun
fondasi yang sehat dan stabil untuk menjaga harga dirinya.
Ajarkan anak jika menjadi orang yang lebih baik itu sangat
penting.
● Fokus pada kekuatan yang dimiliki
Ajari remaja bahwa dia harus lebih fokus pada kekuatan, setiap
orang punya kekuatannya masing-masing dan tidak selalu dalam
hal yang sama.
26. 01
02
03
04
d. Robert, 16 tahun, yang menunjukkan sedikit minat di sekolah dan saat ini tinggal
bersama dengan bibinya (Anda sudah tidak dapat menghubungi orangtuanya)
Motivasi didefinisikan sebagai kondisi internal yang memunculkan,
mengarahkan, dan menjaga sebuah perilaku. Dalam definisi
demikian, maka pada dasarnya motivasi merupakan proses yang
terjadi didalam diri individu yang mengarahkan aktivitas individu
mencapai tujuan yang perlu didorong dan dijaga (Printich &
Schunk, 1996: 20).
Melihat kasus yang terjadi pada Robert, dia memiliki sedikit minat
di sekolah dan kurang motivasi dalam belajar. Untuk mengatasi
hal tersebut guru harus melakukan strategi untuk mendorong
minat Robert dengan terlebih dahulu mencari penyebab kurang
nya motivasi Robert yang mungkin berkaitan dengan keadaan di
keluarga nya. Hal ini dapat dilakukan guru dengan pendekatan
khusus kepada robert untuk menggali masalah tersebut, salah
satunya dengan pendekatan sebagai teman curhat.
27. 01
02
03
04
Langkah rencana yang dapat dilakukan sebagai berikut :
● Sebelum merancang pembelajaran, terlebih dahulu dilaksanakan
asesmen diagnostik kognitif dan nonkognitif. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui kemampuan awal Robert, dan faktor-faktor yang
mempengaruhi sedikitnya minat belajar di sekolah.
● Berkoordinasi dengan guru BK untuk mengetahui latarbelakang
keluarga Robert dan karena orang tua tidak bisa dihubungi maka
mengunjungi rumah bibi Robert untuk mengkonfirmasikan apakah ada
keterkaitan antara masalah keluarga dengan minat belajar Robert.
● untuk pembelajaran di kelas bisa menggunakan metode problem
based learning
● Guru melibatkan peserta aktif dalam belajar, terutama untuk Robert
guru sambil memberikan tanggapan terhadap materi, minat, cita-cita,
harapan serta kekhawatiran dia untuk menunjukan kepedulian
terhadap dia.