SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
Download to read offline
ANALISIS PERSAMAAN DAN PERBEDAAN MODEL PEMBELAJARAN
INQUIRY, DISCOVERY, PROBLEM BASED LEARNING, DAN PROJECT
BASED LEARNING
(Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Telaah Kurikulum)
Dosen Pengampu:
Dr. Ahmad Yani, M.Si. dan Drs. Asep Mulyadi, M.Pd
Disusun oleh:
Lutvia Resta Setyawati (1406973)
DEPARTEMEN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2016
A. MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur
yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar peserta didik untuk
mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang
pembelajaran dan guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar
mengajar (Syaiful Sagala, 2005 dalam Indrawati dan Wawan Setiawan, 2009,
hlm. 27).
Terdapat beberapa model pembelajaran yang telah dipaparkan oleh para
ahli, diantaranya adalah model-model sebagai berikut.
1. Model Pembelajaran Inkuiri
Model pembelajaran inkuiri merupakan salah satu model pembelajaran yang
terlahir dari asumsi dasar bahwa setiap manusia di muka bumi ini memiliki rasa
ingin tahu dan kemampuan untuk berpikir kritis yang unik. Pertama kali
dikenalkan seorang tokoh pembelajaran bernama Suchman.
Istilah inkuiri berasal dari Bahasa Inggris, yaitu inquiry yang berarti
pertanyaan atau penyelidikan. Pembelajaran inkuiri adalah suatu rangkaian
kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa
untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga
siswa dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri
(Trianto, 2006, hlm. 135).
Menurut Sanjaya (2006, hlm. 194), pembelajaran inkuiri adalah rangkaian
kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan
analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang
dipertanyakan.
Oemar Hamalik (1999) menyatakan bahwa pengajaran berdasarkan inkuiri
adalah suatu yang berpusat pada siswa (student-Centered-Strategi) dimana
kelompok-kelompok siswa kedalam suatu persoalan atau mencari jawaban
terhadap pertanyan-pertanyaan didalam suatu prosedur dan struktur kelompok
yang digariskan secara jelas.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran inkuiri merupakan model pembelajaran yang mengharuskan siswa
untuk berpikir kritis atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam kegiatan
belajar mengajar.
Kondisi umum yang merupakan syarat timbulnya kegiatan inkuiri bagi
siswa diantaranya adalah sebagai berikut.
a. aspek sosial di kelas dan suasana terbuka yang mengundang siswa
berdiskusi;
b. inkuiri berfokus pada hipotesis; dan
c. penggunaan fakta sebagai evidensi (informasi, fakta).
Proses pembelajaran dalam model inkuiri meliputi pengembangan
emosional dan keterampilan, bermula dari perumusan masalah, merumuskan
hipotesis, pengumpulan data, menganalisis data, dan membuat kesimpulan.
Model pembelajaran inkuiri memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan,
diantaranya adalah sebagai berikut.
KELEBIHAN KELEMAHAN
a. Menekankan pengembangan aspek
kognitif, afektif, dan psikomotor
secara seimbang, sehingga
pembelajaran melalui model ini
dianggap lebih bermakna.
b. Memberikan ruang kepada siswa
untuk belajar sesuai dengan belajar
mereka.
c. Merupakan model yang dianggap
sesuai dengan perkembangan
psikologi belajar modern yang
menganggap belajar adalah proses
perubahan tingkah laku berkat
a. Jika menggunakan model
pembelajaran ini, maka akan sulit
untuk mengontrol kegiatan dan
keberhasilan siswa.
b. Strategi ini sulit dalam
merencanakan pembelajaran oleh
karena terbentuk dengan kebiasaan
siswa dalam belajar.
c. Dalam mengimplementasikannya,
kadang memerlukan waktu yang
panjang sehingga sering guru sulit
menyesuaikannya dengan waktu
yang telah ditentukan.
adanya pengalaman.
d. Dapat melayani kebutuhan siswa
yang memiliki kemampuan di atas
rata-rata. Artinya, siswa yang
memiliki kemampuan belajar bagus
tidak akan terhambat oleh siswa
yang lemah dalam belajar.
d. Selama kriteria keberhasilan
belajar ditentukan oleh kemampuan
siswa menguasai materi pelajaran,
maka model pembelajaran ini sulit
diimplementasikan oleh setiap
guru.
2. Model Pembelajaran Discovery
Sund (dalam Suryosubroto 1983, hlm. 193) menyatakan bahwa discovery
merupakan bagian dari inquiry, atau inquiry merupakan perluasan proses
discovery yang digunakan lebih mendalam.
Discovery Learning merupakan pembelajaran berdasarkan penemuan
(inquiry based), konstruktivis dan teori bagaimana belajar. Model pembelajaran
yang diberikan kepada siswa memiliki skenario pembelajaran untuk memecahkan
masalah yang nyata dan mendorong mereka untuk memecahkan masalah mereka
sendiri. Dalam memecahkan masalah mereka, karena ini bersifat konstruktivis,
para siswa menggunakan pengalaman mereka terdahulu dalam memecahkan
masalah. Kegiatan mereka lakukan dengan berinteraksi untuk menggali,
mempertanyakan selama bereksperimen dengan teknik trial and error (Bruner
http://www.lifecircles- inc.com).
Model pembelajaran discovery learning menurut Alma dkk (2010, hlm. 59)
yang juga disebut sebagai pendekatan inkuiri bertitik tolak pada suatu keyakinan
dalam rangka perkembangan murid secara independen. Model ini membutuhkan
partisipasi aktif dalam penyelidikan secara ilmiah. Hal ini sejalan juga dengan
pendapat yang menyatakan bahwa anak harus berperan aktif dalam belajar di
kelas seperti yang terdapat pada kutipan berikut. “Discovery Learning can be
defined as the learning that takes place when the student is not presented with
subject matter in the final form, but rather is required to organize it himself”
(Lefancois dalam Emetembun, 1986, hlm. 103 dalam Depdikbud 2014).
Menurut Borthick dan Jones (2000) menyatakan bahwa dalam pembelajaran
discovery, peserta belajar untuk mengenali masalah, solusi, mencari informasi
yang relevan, mengembangkan strategi solusi, dan melaksanakan strategi yang
dipilih. Dalam kolaborasi pembelajaran penemuan, peserta tenggelam dalam
komunitas praktek, memecahkan masalah bersama-sama.
Hoffman (2000) discovery learning adalah ajaran instruktur strategi yang
dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan keterlibatan dan relevansi siswa. Ada
lima belajar penemuan yang terdiri dari: pembelajaran berbasis kasus; belajar
insidental; belajar dengan menjelajahi; belajar dengan refleksi; dan pembelajaran
simulasi berbasis sendiri, atau dalam kombinasi, yang dapat diterapkan untuk
kegiatan dan pengajaran keterampilan.
Selanjutnya Depdikbud (2014, hlm. 14) juga menyebutkan bahwa Discovery
Learning mempunyai prinsip yang sama dengan inkuiri (inquiry). Tidak ada
perbedaan yang prinsipil pada kedua istilah ini, pada Discovery Learning lebih
menekankan pada ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak
diketahui.
Perbedaannya discovery dengan inquiry ialah bahwa pada discovery
masalah yang diperhadapkan kepada siswa semacam masalah yang direkayasa
oleh guru, sedangkan pada inkuiri masalahnya bukan hasil rekayasa, sehingga
siswa harus mengerahkan seluruh pikiran dan keterampilannya untuk
mendapatkan temuan-temuan di dalam masalah itu melalui proses penelitian.
3. Model Pembelajaran Problem Based Learning
Menurut Mustaji (2010), pembelajaran berbasis masalah adalah suatu
kegiatan pembelajaran yang berpusat pada masalah. Istilah berpusat berarti
menjadi tema, unit, atau isi sebagai fokus utama belajar.
Problem Based Learning (PBL) adalah kurikulum dari proses pembelajaran.
Dalam kurikulumnya, dirancang masalah – masalah yang menuntut peserta didik
mendapatkan pengetahuan penting, membuat mereka mahir dalam memecahkan
masalah, dan memiliki strategi belajar sendiri serta memiliki kecapakan
berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajarannya menggunakan pendekatan yang
sistematik untuk memecahkan masalah atau menghadapi tantangan yang nanti
diperlukan dalam karier dan kehidupan sehari – hari (Faristin Amala, 2012, hlm.
20).
Mengacu rumusan dari Dutch (dalam M. Taufiq Amir, 2010, hlm. 21)
bahwa PBL merupakan Metode instruksional yang menantang peserta didik agar
―belajar untuk belajar, bekerja sama dalam kelompok untuk mencari solusi bagi
masalah yang nyata. Masalah ini digunakan untuk mengaitkan rasa keingintahuan
serta kemampuan analisis peserta didik dan inisiatif atas materi pelajaran. PBL
mempersiapkan peserta didik untuk berfikir kritis dan analistis dan untuk mencari
serta menggunakan sumber pembelajaran yang sesuai.
Dari ketiga definisi tersebut, terlihat bahwa materi pembelajaran terutama
bercirikan masalah. Dalam proses PBL, sebelum kegiatan belajar mengajar
dimulai, pembelajar akan diberikan masalah – masalah. Masalah yang disajikan
adalah masalah yang memiliki konteks dengan dunia nyata. Semakin dekat
dengan dunia nyata, akan semakin baik pengaruhnya pada peningkatan kecakapan
pembelajar.
Dari masalah yang diberikan, pembelajar bekerjasama dalam kelompok,
mencoba memecahkannnya dengan pengetahuan yang mereka miliki, dan
sekaligus mencari informasi – informasi baru yang relevan untuk solusinya.
Sedangkan tugas pendidik adalah sebagai fasilitator yang mengarahkan
pembelajar untuk dalam mencari dan menemukan solusi yang diperlukan (hanya
mengarahkan, bukan menunjukkan) dan juga sekaligus menentukan kriteria
pencapaian proses pembelajaran itu.
Secara umum, karakteristik (ciri–ciri) yang tercakup dalam proses
Pembelajaran Berbasis Masalah, antara lain adalah sebagai berikut.
a. Masalah yang digunakan sebagai awal pembelajaran
b. Biasanya, masalah yang digunakan merupakan masalah dunia nyata yang
disajikan secara mengambang (ill-structured)
c. Masalah biasanya menuntut perspektif majemuk (multiple perspective).
Solusinya menuntut pembelajar menggunakan dan mendapatkan konsep
dari beberapa materi pelajaran atau lintas ilmu ke bidang lainnya.
d. Masalah membuat pembelajar tertantang untuk mendapatkan
pembelajaran di ranah pembelajaran yang baru.
e. Sangat mengutamakan belajar mandiri (self directed learning).
f. Memanfaatkan sumber pengetahuan yang bervariasi, tidak dari satu
sumber saja. Pencarian, evaluasi serta penggunaan pengetahuan ini
menjadi kunci penting.
4. Model Pembelajaran Project Based Learning
Pembelajaran berbasis proyek adalah proyek perseorangan atau kelompok
yang dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu. Pembelajaran berbasis proyek
memiliki ciri khas, yaitu melibatkan para siswa dalam desain proyek,
penyelidikan pemecahan masalah, atau pengalaman yang memberi perluasan
waktu kepada para siswa untuk bekerja secara otonom. Pembelajaran berbasis
proyek mempunyai nilai keaslian di dalam dunia pendidikan yang mampu
membimbing siswa membuat rencana, melaksanakan penelitian, dan menyajikan
hasil dari proyek yang dilakukan (I Ketut Turyantana, 2013, hlm. 5).
Menurut Asan (2005), pembelajaran berbasis proyek adalah suatu
pendekatan pendidikan yang efektif yang berfokus pada kreatifitas berfikir,
pemecahan masalah, dan interaksi antara siswa dengan kawan sebaya mereka
untuk menciptakan dan menggunakan pengetahuan baru. Khususnya ini dilakukan
dalam konteks pembelajaran aktif, dialog ilmiah dengan supervisor yang akti
sebagai peneliti.
Munculnya model pembelajaran berbasis Proyek (Project Based Learning)
berangkat dari pandangan konstruktivism yang mengacu pada pembelajaran
kontekstual (Khamdi, 2007). Dengan demikian pembelajaran berbasis proyek
merupakan metode yang menggunakan belajar kontekstual, dimana para siswa
berperan aktif untuk memecahkan masalah, mengambil keputusan, meneliti,
mempresentasikan, dan membuat dokumen. Pembelajaran berbasis proyek
dirancang untuk digunaklan pada masalah kompleks yang diperlukan siswa dalam
melakukan investigasi dan memahaminya.
Leviatan (2008) menyatakan bahwa pembelajaran berbasis proyek
merupakan pembelajaran yang inovatif yang menekankan pada kegiatan kompleks
dengan tujuan pemecahan masalah dengan berdasar pada kegiatan inkuiri. Hal itu
sesuai dengan tujuan pembelajaran di sekolah yaitu siswa dapat memecahkan
masalah dalam kehidupan sehari-hari.
B. TABEL PERSAMAAN DAN PERBEDAAN
No Indikator
Model
I D PBL PjBL
1.
Dominasi
Sumber Belajar
Siswa
Mandiri Mandiri Mandiri Mandiri
2. Jenis Tugas
Kelompok
atau
individu
Kelompok
atau individu
Kelompok
atau
individu
Kelompok
atau individu
3.
Konten
Pembelajaran
yang Diangkat
dalam
Pembelajaran
Masalah
yang
sudah ada
Masalah baru
Masalah
yang
sudah ada
Masalah baru
4.
Tujuan Utama
Pembelajaran
Berpikir
kritis
Berpikir
kreatif dan
inovatif
Berpikir
kritis
Berpikir
kreatif dan
inovatif
No Indikator
Model
I D PBL PjBL
5. Proses Penilaian
Satu
Waktu
Kontinyu
Satu
Waktu
Kontinyu
6.
Jenis Evaluasi
Penilaian
Kualitatif
atau
Kuantitatif
Kualitatif
atau
Kuantitatif
Kualitatif
atau
Kuantitatif
Kualitatif
atau
Kuantitatif
7.
Biaya dan
Peralatan yang
Dibutuhkan
Sedikit Lebih banyak Sedikit Lebih banyak
8.
Teknis dan
Sistematika
Pembelajaran
Diarahkan
guru
Siswa bebas
berekperimen
Diarahkan
guru
Siswa bebas
berekperimen
9. Peran Guru Moderator Pembimbing Moderator Pembimbing
10.
Pendekatan yang
Dipakai untuk
Memcahkan
Masalah
Multi
disipliner
Multi
disipliner
Multi
disipliner
Multi
disipliner
Keterangan:
I = Model Pembelajaran Inquiry
D = Model Pembelajaran Discovery
PBL = Model Pembelajaran Problem Based Learning
PjBL = Model Pembelajaran Project Based Learning
DAFTAR PUSTAKA
Amala, Faristin. (2013). Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah
(Problem Based Learning) dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir
Kritis pada Kompetensi Dasar Menerima dan Menyampaikan Informasi
Bagi Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Cut Nya’ Dien
Semarang. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Alma, Buchari, dkk. (2010). Guru Profesional Menguasai Metode dan Terampil
Mengajar. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Amir, M. Taufik. (2009). Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning.
Jakarta : Kencana.
Asan. A dan Haliloglu. Z. (2005). Implementing Project Based Learning In
Computer Classroom. The Turkish Online Journal of Educational
Technology – TOJET, volume 4 Issue 3.
http://www.tojet.net/articles/4310.doc. [Diakses pada 15 Nopember 2016].
Borthick, F. dan Jones, Donald R. (2000). Motivation for Collaborative Online
Learning Invention and Its Application in Information Systems Security
Course. Issues in Accounting Education, Vol. 15, No. 2, pp. 181-210.
Indrawati. & Setiawan, Wawan. (2009). Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan untuk Guru SD. Jakarta: Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam
(PPPPTK IPA).
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2014). Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 103 tahun 2014 tentang
Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah.
Khamdi, W. (2007). Pembelajaran berbasis Proyek: Model Potensi untuk
meningkatkan Mutu Pembelajaran. Tersedia online
http;//lubisgrafura.wordprees.com. [diakses pada 15 Nopember 2016].
Laviatan,T. (2008). Innovative Teaching and Assessment Method: Q BIand
Project Based Learning. Mathematics Education Research Journal,10
(2):105-116.
Mustaji. (2010). Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran, Volume 17, Nomor 2,
Oktober 2010
Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Suryosubroto. (1983). Sistem Pengajaran dalam Modul. Yogyakarta: Bina
Aksara.
Trianto. (2006). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi
Konstruktivistik: Konsep, Landasan Teoritis-Praktis. Surabaya: Prestasi
Pustaka Jaya.
Turyantana, I Ketut. (2013). Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek
untuk Meningkatkan Aktivitas dan Tercapainya Ketuntasan Hasil Belajar
Menulis Karya Ilmiah Siswa Kelas XI IPS 1 SMA Saraswati Seririt. Bali:
Universitas Pendidikan Ganesha.
Widyastuti, Ellyza Sri. Tanpa Tahun. Penerapan Model Pembelajaran Learning
pada Materi Konsep Ilmu Ekonomi. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.
Tracy Bicknell-, Paul Seth Hoffman, (2000). "Elicit, Engage, Experience,
Explore: Discovery Learning in Library Instruction", Reference Services
Review, Vol. 28 Iss: 4, pp.313 –322

More Related Content

What's hot

Student centered learning scl
Student centered learning sclStudent centered learning scl
Student centered learning sclnoviyanty
 
problem based learning (PBL) pembelajaran berbasis masalah
problem based learning (PBL) pembelajaran berbasis masalahproblem based learning (PBL) pembelajaran berbasis masalah
problem based learning (PBL) pembelajaran berbasis masalahDesy Aryanti
 
Buku Panduan Pembelajaran Berasaskan INKUIRI
Buku Panduan Pembelajaran Berasaskan INKUIRIBuku Panduan Pembelajaran Berasaskan INKUIRI
Buku Panduan Pembelajaran Berasaskan INKUIRISiti Ayu Megawati
 
Strategi Belajar Mengajar (Pendekatan STM)
Strategi Belajar Mengajar (Pendekatan STM)Strategi Belajar Mengajar (Pendekatan STM)
Strategi Belajar Mengajar (Pendekatan STM)UNM
 
322093 model-model-pembelajaran-inovatif
322093 model-model-pembelajaran-inovatif322093 model-model-pembelajaran-inovatif
322093 model-model-pembelajaran-inovatifmuhammad husnul fikri
 
Model-Model Pembelajaran dalam Strategi dan Metode Pembelajaran.
Model-Model Pembelajaran dalam Strategi dan Metode Pembelajaran.Model-Model Pembelajaran dalam Strategi dan Metode Pembelajaran.
Model-Model Pembelajaran dalam Strategi dan Metode Pembelajaran.New Mubarok
 
Model pembelajaran generatif
Model pembelajaran generatifModel pembelajaran generatif
Model pembelajaran generatifAchyar Mounthead
 
Teori Pembelajaran Konstruktivisme
Teori Pembelajaran KonstruktivismeTeori Pembelajaran Konstruktivisme
Teori Pembelajaran KonstruktivismeShahrizzat Md Sukor
 
53662192 konstruktivisme-dalam-p-p-sains
53662192 konstruktivisme-dalam-p-p-sains53662192 konstruktivisme-dalam-p-p-sains
53662192 konstruktivisme-dalam-p-p-sainsNurilza Salleh
 
Pendekatan konstruktivisme
Pendekatan konstruktivismePendekatan konstruktivisme
Pendekatan konstruktivismethongsewkim
 
Model Belajar "Probelm Base Learning"
Model Belajar "Probelm Base Learning"Model Belajar "Probelm Base Learning"
Model Belajar "Probelm Base Learning"Harrys Samosir
 
Tes Slide Share
Tes Slide ShareTes Slide Share
Tes Slide Shareputra177
 
Kaedah pembelajaran kontekstual
Kaedah pembelajaran kontekstualKaedah pembelajaran kontekstual
Kaedah pembelajaran kontekstualHazanah Abdullah
 
Pembelajaran kontekstual
Pembelajaran kontekstualPembelajaran kontekstual
Pembelajaran kontekstualputri-uki
 

What's hot (19)

5 fasa needham
5 fasa needham5 fasa needham
5 fasa needham
 
Student centered learning scl
Student centered learning sclStudent centered learning scl
Student centered learning scl
 
problem based learning (PBL) pembelajaran berbasis masalah
problem based learning (PBL) pembelajaran berbasis masalahproblem based learning (PBL) pembelajaran berbasis masalah
problem based learning (PBL) pembelajaran berbasis masalah
 
Buku Panduan Pembelajaran Berasaskan INKUIRI
Buku Panduan Pembelajaran Berasaskan INKUIRIBuku Panduan Pembelajaran Berasaskan INKUIRI
Buku Panduan Pembelajaran Berasaskan INKUIRI
 
Strategi Belajar Mengajar (Pendekatan STM)
Strategi Belajar Mengajar (Pendekatan STM)Strategi Belajar Mengajar (Pendekatan STM)
Strategi Belajar Mengajar (Pendekatan STM)
 
Makalah dppm
Makalah dppmMakalah dppm
Makalah dppm
 
322093 model-model-pembelajaran-inovatif
322093 model-model-pembelajaran-inovatif322093 model-model-pembelajaran-inovatif
322093 model-model-pembelajaran-inovatif
 
Model-Model Pembelajaran dalam Strategi dan Metode Pembelajaran.
Model-Model Pembelajaran dalam Strategi dan Metode Pembelajaran.Model-Model Pembelajaran dalam Strategi dan Metode Pembelajaran.
Model-Model Pembelajaran dalam Strategi dan Metode Pembelajaran.
 
Model pembelajaran generatif
Model pembelajaran generatifModel pembelajaran generatif
Model pembelajaran generatif
 
Teori Pembelajaran Konstruktivisme
Teori Pembelajaran KonstruktivismeTeori Pembelajaran Konstruktivisme
Teori Pembelajaran Konstruktivisme
 
53662192 konstruktivisme-dalam-p-p-sains
53662192 konstruktivisme-dalam-p-p-sains53662192 konstruktivisme-dalam-p-p-sains
53662192 konstruktivisme-dalam-p-p-sains
 
Tugas ppt
Tugas pptTugas ppt
Tugas ppt
 
Pendekatan konstruktivisme
Pendekatan konstruktivismePendekatan konstruktivisme
Pendekatan konstruktivisme
 
Model Belajar "Probelm Base Learning"
Model Belajar "Probelm Base Learning"Model Belajar "Probelm Base Learning"
Model Belajar "Probelm Base Learning"
 
Tes Slide Share
Tes Slide ShareTes Slide Share
Tes Slide Share
 
Kaedah pembelajaran kontekstual
Kaedah pembelajaran kontekstualKaedah pembelajaran kontekstual
Kaedah pembelajaran kontekstual
 
Pembelajaran kontekstual
Pembelajaran kontekstualPembelajaran kontekstual
Pembelajaran kontekstual
 
65 model pembelajaran
65 model pembelajaran65 model pembelajaran
65 model pembelajaran
 
Model sosial
Model sosialModel sosial
Model sosial
 

Similar to ANALISIS MODEL PEMBELAJARAN

Model Pembelajaran Kurikulum Merdeka.ppsx
Model Pembelajaran Kurikulum Merdeka.ppsxModel Pembelajaran Kurikulum Merdeka.ppsx
Model Pembelajaran Kurikulum Merdeka.ppsxlalumhw88
 
Makalah Model Pembelajaran Discovery Learning
Makalah Model Pembelajaran Discovery LearningMakalah Model Pembelajaran Discovery Learning
Makalah Model Pembelajaran Discovery Learningsilva a'yun
 
1. model pembelajaran penemuan
1. model pembelajaran penemuan1. model pembelajaran penemuan
1. model pembelajaran penemuanRisky Widodo
 
PPT_MODEL_BERBASIS_MASALAH_pptx.pptx
PPT_MODEL_BERBASIS_MASALAH_pptx.pptxPPT_MODEL_BERBASIS_MASALAH_pptx.pptx
PPT_MODEL_BERBASIS_MASALAH_pptx.pptxdinariawansutopo1
 
19. model pembelajaran aktif prosiding seminar internasional-p ps upi bandung
19. model pembelajaran aktif prosiding seminar internasional-p ps upi bandung19. model pembelajaran aktif prosiding seminar internasional-p ps upi bandung
19. model pembelajaran aktif prosiding seminar internasional-p ps upi bandungChaez Cicuitd
 
2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learningnurqomariah
 
Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)
Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)
Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)elissugiharti1
 
Model model pembelajaran
Model model pembelajaranModel model pembelajaran
Model model pembelajaransmk n 4 padang
 
Pembelajaran Discovery Learning
Pembelajaran Discovery LearningPembelajaran Discovery Learning
Pembelajaran Discovery LearningAndi Rafiah S
 
Pengertian model inquiry based learning versi 2
Pengertian model inquiry based learning versi 2Pengertian model inquiry based learning versi 2
Pengertian model inquiry based learning versi 2widi lestari
 
2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learningmirdaelisa
 
2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learningAndi Johar
 
2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learningMJUNAEDI1961
 

Similar to ANALISIS MODEL PEMBELAJARAN (20)

Model Pembelajaran Kurikulum Merdeka.ppsx
Model Pembelajaran Kurikulum Merdeka.ppsxModel Pembelajaran Kurikulum Merdeka.ppsx
Model Pembelajaran Kurikulum Merdeka.ppsx
 
Makalah Model Pembelajaran Discovery Learning
Makalah Model Pembelajaran Discovery LearningMakalah Model Pembelajaran Discovery Learning
Makalah Model Pembelajaran Discovery Learning
 
1. model pembelajaran penemuan
1. model pembelajaran penemuan1. model pembelajaran penemuan
1. model pembelajaran penemuan
 
PPT_MODEL_BERBASIS_MASALAH_pptx.pptx
PPT_MODEL_BERBASIS_MASALAH_pptx.pptxPPT_MODEL_BERBASIS_MASALAH_pptx.pptx
PPT_MODEL_BERBASIS_MASALAH_pptx.pptx
 
19. model pembelajaran aktif prosiding seminar internasional-p ps upi bandung
19. model pembelajaran aktif prosiding seminar internasional-p ps upi bandung19. model pembelajaran aktif prosiding seminar internasional-p ps upi bandung
19. model pembelajaran aktif prosiding seminar internasional-p ps upi bandung
 
2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning
 
LK 2.1.docx
LK 2.1.docxLK 2.1.docx
LK 2.1.docx
 
Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)
Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)
Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)
 
Artikel karya-ilmiah
Artikel karya-ilmiahArtikel karya-ilmiah
Artikel karya-ilmiah
 
model pembelajaran berbasis masalah
model pembelajaran berbasis masalahmodel pembelajaran berbasis masalah
model pembelajaran berbasis masalah
 
Model model pembelajaran
Model model pembelajaranModel model pembelajaran
Model model pembelajaran
 
Pembelajaran Discovery Learning
Pembelajaran Discovery LearningPembelajaran Discovery Learning
Pembelajaran Discovery Learning
 
KELOMPOK 1.pdf
KELOMPOK 1.pdfKELOMPOK 1.pdf
KELOMPOK 1.pdf
 
Artikel karya-ilmiah
Artikel karya-ilmiahArtikel karya-ilmiah
Artikel karya-ilmiah
 
Pengertian model inquiry based learning versi 2
Pengertian model inquiry based learning versi 2Pengertian model inquiry based learning versi 2
Pengertian model inquiry based learning versi 2
 
2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning
 
2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning
 
2.2.3 discovery learning al kepret
2.2.3 discovery learning al kepret2.2.3 discovery learning al kepret
2.2.3 discovery learning al kepret
 
Mdel pembelajaran discovery learning (dl)
Mdel pembelajaran discovery learning (dl)Mdel pembelajaran discovery learning (dl)
Mdel pembelajaran discovery learning (dl)
 
2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning
 

ANALISIS MODEL PEMBELAJARAN

  • 1. ANALISIS PERSAMAAN DAN PERBEDAAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY, DISCOVERY, PROBLEM BASED LEARNING, DAN PROJECT BASED LEARNING (Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Telaah Kurikulum) Dosen Pengampu: Dr. Ahmad Yani, M.Si. dan Drs. Asep Mulyadi, M.Pd Disusun oleh: Lutvia Resta Setyawati (1406973) DEPARTEMEN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2016
  • 2. A. MODEL-MODEL PEMBELAJARAN Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar peserta didik untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar (Syaiful Sagala, 2005 dalam Indrawati dan Wawan Setiawan, 2009, hlm. 27). Terdapat beberapa model pembelajaran yang telah dipaparkan oleh para ahli, diantaranya adalah model-model sebagai berikut. 1. Model Pembelajaran Inkuiri Model pembelajaran inkuiri merupakan salah satu model pembelajaran yang terlahir dari asumsi dasar bahwa setiap manusia di muka bumi ini memiliki rasa ingin tahu dan kemampuan untuk berpikir kritis yang unik. Pertama kali dikenalkan seorang tokoh pembelajaran bernama Suchman. Istilah inkuiri berasal dari Bahasa Inggris, yaitu inquiry yang berarti pertanyaan atau penyelidikan. Pembelajaran inkuiri adalah suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga siswa dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri (Trianto, 2006, hlm. 135). Menurut Sanjaya (2006, hlm. 194), pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Oemar Hamalik (1999) menyatakan bahwa pengajaran berdasarkan inkuiri adalah suatu yang berpusat pada siswa (student-Centered-Strategi) dimana kelompok-kelompok siswa kedalam suatu persoalan atau mencari jawaban terhadap pertanyan-pertanyaan didalam suatu prosedur dan struktur kelompok yang digariskan secara jelas.
  • 3. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran inkuiri merupakan model pembelajaran yang mengharuskan siswa untuk berpikir kritis atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam kegiatan belajar mengajar. Kondisi umum yang merupakan syarat timbulnya kegiatan inkuiri bagi siswa diantaranya adalah sebagai berikut. a. aspek sosial di kelas dan suasana terbuka yang mengundang siswa berdiskusi; b. inkuiri berfokus pada hipotesis; dan c. penggunaan fakta sebagai evidensi (informasi, fakta). Proses pembelajaran dalam model inkuiri meliputi pengembangan emosional dan keterampilan, bermula dari perumusan masalah, merumuskan hipotesis, pengumpulan data, menganalisis data, dan membuat kesimpulan. Model pembelajaran inkuiri memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan, diantaranya adalah sebagai berikut. KELEBIHAN KELEMAHAN a. Menekankan pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui model ini dianggap lebih bermakna. b. Memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan belajar mereka. c. Merupakan model yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat a. Jika menggunakan model pembelajaran ini, maka akan sulit untuk mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa. b. Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentuk dengan kebiasaan siswa dalam belajar. c. Dalam mengimplementasikannya, kadang memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
  • 4. adanya pengalaman. d. Dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar. d. Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka model pembelajaran ini sulit diimplementasikan oleh setiap guru. 2. Model Pembelajaran Discovery Sund (dalam Suryosubroto 1983, hlm. 193) menyatakan bahwa discovery merupakan bagian dari inquiry, atau inquiry merupakan perluasan proses discovery yang digunakan lebih mendalam. Discovery Learning merupakan pembelajaran berdasarkan penemuan (inquiry based), konstruktivis dan teori bagaimana belajar. Model pembelajaran yang diberikan kepada siswa memiliki skenario pembelajaran untuk memecahkan masalah yang nyata dan mendorong mereka untuk memecahkan masalah mereka sendiri. Dalam memecahkan masalah mereka, karena ini bersifat konstruktivis, para siswa menggunakan pengalaman mereka terdahulu dalam memecahkan masalah. Kegiatan mereka lakukan dengan berinteraksi untuk menggali, mempertanyakan selama bereksperimen dengan teknik trial and error (Bruner http://www.lifecircles- inc.com). Model pembelajaran discovery learning menurut Alma dkk (2010, hlm. 59) yang juga disebut sebagai pendekatan inkuiri bertitik tolak pada suatu keyakinan dalam rangka perkembangan murid secara independen. Model ini membutuhkan partisipasi aktif dalam penyelidikan secara ilmiah. Hal ini sejalan juga dengan pendapat yang menyatakan bahwa anak harus berperan aktif dalam belajar di kelas seperti yang terdapat pada kutipan berikut. “Discovery Learning can be defined as the learning that takes place when the student is not presented with
  • 5. subject matter in the final form, but rather is required to organize it himself” (Lefancois dalam Emetembun, 1986, hlm. 103 dalam Depdikbud 2014). Menurut Borthick dan Jones (2000) menyatakan bahwa dalam pembelajaran discovery, peserta belajar untuk mengenali masalah, solusi, mencari informasi yang relevan, mengembangkan strategi solusi, dan melaksanakan strategi yang dipilih. Dalam kolaborasi pembelajaran penemuan, peserta tenggelam dalam komunitas praktek, memecahkan masalah bersama-sama. Hoffman (2000) discovery learning adalah ajaran instruktur strategi yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan keterlibatan dan relevansi siswa. Ada lima belajar penemuan yang terdiri dari: pembelajaran berbasis kasus; belajar insidental; belajar dengan menjelajahi; belajar dengan refleksi; dan pembelajaran simulasi berbasis sendiri, atau dalam kombinasi, yang dapat diterapkan untuk kegiatan dan pengajaran keterampilan. Selanjutnya Depdikbud (2014, hlm. 14) juga menyebutkan bahwa Discovery Learning mempunyai prinsip yang sama dengan inkuiri (inquiry). Tidak ada perbedaan yang prinsipil pada kedua istilah ini, pada Discovery Learning lebih menekankan pada ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui. Perbedaannya discovery dengan inquiry ialah bahwa pada discovery masalah yang diperhadapkan kepada siswa semacam masalah yang direkayasa oleh guru, sedangkan pada inkuiri masalahnya bukan hasil rekayasa, sehingga siswa harus mengerahkan seluruh pikiran dan keterampilannya untuk mendapatkan temuan-temuan di dalam masalah itu melalui proses penelitian. 3. Model Pembelajaran Problem Based Learning Menurut Mustaji (2010), pembelajaran berbasis masalah adalah suatu kegiatan pembelajaran yang berpusat pada masalah. Istilah berpusat berarti menjadi tema, unit, atau isi sebagai fokus utama belajar.
  • 6. Problem Based Learning (PBL) adalah kurikulum dari proses pembelajaran. Dalam kurikulumnya, dirancang masalah – masalah yang menuntut peserta didik mendapatkan pengetahuan penting, membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah, dan memiliki strategi belajar sendiri serta memiliki kecapakan berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajarannya menggunakan pendekatan yang sistematik untuk memecahkan masalah atau menghadapi tantangan yang nanti diperlukan dalam karier dan kehidupan sehari – hari (Faristin Amala, 2012, hlm. 20). Mengacu rumusan dari Dutch (dalam M. Taufiq Amir, 2010, hlm. 21) bahwa PBL merupakan Metode instruksional yang menantang peserta didik agar ―belajar untuk belajar, bekerja sama dalam kelompok untuk mencari solusi bagi masalah yang nyata. Masalah ini digunakan untuk mengaitkan rasa keingintahuan serta kemampuan analisis peserta didik dan inisiatif atas materi pelajaran. PBL mempersiapkan peserta didik untuk berfikir kritis dan analistis dan untuk mencari serta menggunakan sumber pembelajaran yang sesuai. Dari ketiga definisi tersebut, terlihat bahwa materi pembelajaran terutama bercirikan masalah. Dalam proses PBL, sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai, pembelajar akan diberikan masalah – masalah. Masalah yang disajikan adalah masalah yang memiliki konteks dengan dunia nyata. Semakin dekat dengan dunia nyata, akan semakin baik pengaruhnya pada peningkatan kecakapan pembelajar. Dari masalah yang diberikan, pembelajar bekerjasama dalam kelompok, mencoba memecahkannnya dengan pengetahuan yang mereka miliki, dan sekaligus mencari informasi – informasi baru yang relevan untuk solusinya. Sedangkan tugas pendidik adalah sebagai fasilitator yang mengarahkan pembelajar untuk dalam mencari dan menemukan solusi yang diperlukan (hanya mengarahkan, bukan menunjukkan) dan juga sekaligus menentukan kriteria pencapaian proses pembelajaran itu. Secara umum, karakteristik (ciri–ciri) yang tercakup dalam proses Pembelajaran Berbasis Masalah, antara lain adalah sebagai berikut.
  • 7. a. Masalah yang digunakan sebagai awal pembelajaran b. Biasanya, masalah yang digunakan merupakan masalah dunia nyata yang disajikan secara mengambang (ill-structured) c. Masalah biasanya menuntut perspektif majemuk (multiple perspective). Solusinya menuntut pembelajar menggunakan dan mendapatkan konsep dari beberapa materi pelajaran atau lintas ilmu ke bidang lainnya. d. Masalah membuat pembelajar tertantang untuk mendapatkan pembelajaran di ranah pembelajaran yang baru. e. Sangat mengutamakan belajar mandiri (self directed learning). f. Memanfaatkan sumber pengetahuan yang bervariasi, tidak dari satu sumber saja. Pencarian, evaluasi serta penggunaan pengetahuan ini menjadi kunci penting. 4. Model Pembelajaran Project Based Learning Pembelajaran berbasis proyek adalah proyek perseorangan atau kelompok yang dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu. Pembelajaran berbasis proyek memiliki ciri khas, yaitu melibatkan para siswa dalam desain proyek, penyelidikan pemecahan masalah, atau pengalaman yang memberi perluasan waktu kepada para siswa untuk bekerja secara otonom. Pembelajaran berbasis proyek mempunyai nilai keaslian di dalam dunia pendidikan yang mampu membimbing siswa membuat rencana, melaksanakan penelitian, dan menyajikan hasil dari proyek yang dilakukan (I Ketut Turyantana, 2013, hlm. 5). Menurut Asan (2005), pembelajaran berbasis proyek adalah suatu pendekatan pendidikan yang efektif yang berfokus pada kreatifitas berfikir, pemecahan masalah, dan interaksi antara siswa dengan kawan sebaya mereka untuk menciptakan dan menggunakan pengetahuan baru. Khususnya ini dilakukan dalam konteks pembelajaran aktif, dialog ilmiah dengan supervisor yang akti sebagai peneliti.
  • 8. Munculnya model pembelajaran berbasis Proyek (Project Based Learning) berangkat dari pandangan konstruktivism yang mengacu pada pembelajaran kontekstual (Khamdi, 2007). Dengan demikian pembelajaran berbasis proyek merupakan metode yang menggunakan belajar kontekstual, dimana para siswa berperan aktif untuk memecahkan masalah, mengambil keputusan, meneliti, mempresentasikan, dan membuat dokumen. Pembelajaran berbasis proyek dirancang untuk digunaklan pada masalah kompleks yang diperlukan siswa dalam melakukan investigasi dan memahaminya. Leviatan (2008) menyatakan bahwa pembelajaran berbasis proyek merupakan pembelajaran yang inovatif yang menekankan pada kegiatan kompleks dengan tujuan pemecahan masalah dengan berdasar pada kegiatan inkuiri. Hal itu sesuai dengan tujuan pembelajaran di sekolah yaitu siswa dapat memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. B. TABEL PERSAMAAN DAN PERBEDAAN No Indikator Model I D PBL PjBL 1. Dominasi Sumber Belajar Siswa Mandiri Mandiri Mandiri Mandiri 2. Jenis Tugas Kelompok atau individu Kelompok atau individu Kelompok atau individu Kelompok atau individu 3. Konten Pembelajaran yang Diangkat dalam Pembelajaran Masalah yang sudah ada Masalah baru Masalah yang sudah ada Masalah baru 4. Tujuan Utama Pembelajaran Berpikir kritis Berpikir kreatif dan inovatif Berpikir kritis Berpikir kreatif dan inovatif
  • 9. No Indikator Model I D PBL PjBL 5. Proses Penilaian Satu Waktu Kontinyu Satu Waktu Kontinyu 6. Jenis Evaluasi Penilaian Kualitatif atau Kuantitatif Kualitatif atau Kuantitatif Kualitatif atau Kuantitatif Kualitatif atau Kuantitatif 7. Biaya dan Peralatan yang Dibutuhkan Sedikit Lebih banyak Sedikit Lebih banyak 8. Teknis dan Sistematika Pembelajaran Diarahkan guru Siswa bebas berekperimen Diarahkan guru Siswa bebas berekperimen 9. Peran Guru Moderator Pembimbing Moderator Pembimbing 10. Pendekatan yang Dipakai untuk Memcahkan Masalah Multi disipliner Multi disipliner Multi disipliner Multi disipliner Keterangan: I = Model Pembelajaran Inquiry D = Model Pembelajaran Discovery PBL = Model Pembelajaran Problem Based Learning PjBL = Model Pembelajaran Project Based Learning
  • 10. DAFTAR PUSTAKA Amala, Faristin. (2013). Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis pada Kompetensi Dasar Menerima dan Menyampaikan Informasi Bagi Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Cut Nya’ Dien Semarang. Semarang: Universitas Negeri Semarang. Alma, Buchari, dkk. (2010). Guru Profesional Menguasai Metode dan Terampil Mengajar. Bandung: Penerbit Alfabeta. Amir, M. Taufik. (2009). Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta : Kencana. Asan. A dan Haliloglu. Z. (2005). Implementing Project Based Learning In Computer Classroom. The Turkish Online Journal of Educational Technology – TOJET, volume 4 Issue 3. http://www.tojet.net/articles/4310.doc. [Diakses pada 15 Nopember 2016]. Borthick, F. dan Jones, Donald R. (2000). Motivation for Collaborative Online Learning Invention and Its Application in Information Systems Security Course. Issues in Accounting Education, Vol. 15, No. 2, pp. 181-210. Indrawati. & Setiawan, Wawan. (2009). Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan untuk Guru SD. Jakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (PPPPTK IPA). Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2014). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 103 tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Khamdi, W. (2007). Pembelajaran berbasis Proyek: Model Potensi untuk meningkatkan Mutu Pembelajaran. Tersedia online http;//lubisgrafura.wordprees.com. [diakses pada 15 Nopember 2016].
  • 11. Laviatan,T. (2008). Innovative Teaching and Assessment Method: Q BIand Project Based Learning. Mathematics Education Research Journal,10 (2):105-116. Mustaji. (2010). Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran, Volume 17, Nomor 2, Oktober 2010 Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana. Suryosubroto. (1983). Sistem Pengajaran dalam Modul. Yogyakarta: Bina Aksara. Trianto. (2006). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik: Konsep, Landasan Teoritis-Praktis. Surabaya: Prestasi Pustaka Jaya. Turyantana, I Ketut. (2013). Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek untuk Meningkatkan Aktivitas dan Tercapainya Ketuntasan Hasil Belajar Menulis Karya Ilmiah Siswa Kelas XI IPS 1 SMA Saraswati Seririt. Bali: Universitas Pendidikan Ganesha. Widyastuti, Ellyza Sri. Tanpa Tahun. Penerapan Model Pembelajaran Learning pada Materi Konsep Ilmu Ekonomi. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya. Tracy Bicknell-, Paul Seth Hoffman, (2000). "Elicit, Engage, Experience, Explore: Discovery Learning in Library Instruction", Reference Services Review, Vol. 28 Iss: 4, pp.313 –322