1. TUGAS TUTORIAL 2
MATA KULIAH PERSPEKTIF PENDIDIKAN SD
PGK 4104
NAMA : SRI SUASTRI
NIM : 857428482
POKJAR : CIAMIS
1. Menurut pendapat saya sebagai guru dan pelaksana bimbingan di Sekolah Dasar, hakikat
dari bimbingan adalah sebuah program pemberian bantuan kepada siswa berupa proses
pengembangan potensi (kecerdasan, spiritual, dan kemampuan) yang dimiliki oleh siswa
secara optimal sehingga siswa mampu bertanggungjawab secara penuh atas dirinya, baik
dalam kehidupan sosial dan ekonomi. Berikut ini prinsip-prinsip dalam pelaksanaan
bimbingan dan konseling di sekolah meliputi beberapa hal berikut.
1) Bimbingan Untuk Semua
Semua siswa mendapatkan hak yang sama mendapat bimbingan dari gurunya, tanpa
memperhatikan latar belakangnya. Apakah siswa itu pintar ataupun kurang pintar
apakah siswa itu kaya ataupun miskin.
2) Bimbingan di SD Dilaksanakan oleh Semua Guru Kelas
Di Sekolah Dasar bimbingan oleh guru kelasnya masing-masing.
3) Bimbingan Diarahkan Untuk Perkembangan Kognitif dan Afektif
Bimbingan diarahkan untuk mengembangkan potensi kognitif dan afektif siswa agar
siswa tersebut mampu bersosialisasi dengan baik di lingkungannya.
4) Bimbingan Diberikan secara Insidential dan Informal
Program bimbingan diberikan kepada siswa secara berkelanjutan agar siswa tersebut
mampu berkembang dengan baik baik dari aspek intelektual maupun aspek emosional.
5) Bimbingan Ditekankan pada Tujuan Belajar dan Kebermaknaan
Dengan melakukan bimbingan diharapkan guru dan siswa memiliki persamaan
persepsi tentang tujuan belajar agar tujuan belajar bisa tercapai.
6) Bimbingan Difokuskan pada Aset
Guru membimbing siswa untuk menemukan potensi yang ada pada diri siswa dan
melakukan yang terbaik agar siswa bisa melakukan suatu kegiatan yang sesuai dengan
potensinya.
2. 7) Bimbingan terhadap Proses Pendewasaan
Guru harus melihat siswa dari sisi positifnya dan mengarahkan siswa agar menjadi
lebih baik menuju pendewasaan.
8) Program Bimbingan Dilaksanakan secara Bersama
Proses bimbingan akan berjalan sukses jika dilakukan secara bersama-sama antara
guru, siswa, orang tua, dan lingkungan masyarakat.
2. Ada beberapa macam model pembelajaran yang bisa digunakan agar anak terlibat
langsung seperti Discovery Learning, Problem Based Learning dan Problem Solving,
jelaskan:
1) Kelebihan dan kekurangan model Problem Based Learning dan Problem Solving.
a. Problem Based Learning
Dalam Abidin (2014) menyatakan kelebihan Problem Based Learning yaitu
sebagai berikut:
a) Dengan model PBL akan terjadi pembelajaran bermakna. Siswa yang belajar
memecahkan suatu masalah akan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya
atau berusaha mengetahui pengetahuan yang diperlukan. Belajar dapat
semakin bermakna dan dapat diperluas ketika perserta didik berhadapan
dengan situasi tempat konsep diterapkan.
b) Dalam situasi model PBL, siswa mengintegrasikan pengetahuan dan
keterampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang
relevan.
c) Model PBL dapat meningkatkan kemampuan berfikir kritis, menumbuhkan
inisiatif peserta didik dalam bekerja, motivasi internal dalam belajar, dan
dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok.
Kekurangan dalam model Problem Based Learning menurut Abidin (2014)
adalah sebagai berikut:
a) Siswa yang terbiasa dengan informasi yang diperoleh dari guru sebagai
narasumber utama, akan merasa kurang nyaman dengan cara belajar sendiri
dalam pemecahan masalah.
b) Jika siswa tidak mempunyai rasa kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari
sulit untuk dipecahkan makan mereka akan merasa enggan untuk memcoba
masalah.
3. c) Tanpa adanya pemahaman siswa mengapa mereka berusaha untuk
memecahkan msalah yang sedang dipelajari maka mereka tidak akan belajar
apa yang ingin mereka pelajari.
b. Problem Solving
Pembelajaran problem solving mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan
menurut Hamdani (2011), kelebihan metode membelajaran Problem Solving
diantaranya:
a) Melatih siswa untuk menghadapi problema atau situasi yang timbul secara
spontan.
b) Siswa menjadi aktif dan berinisiatif serta bertanggung jawab.
c) Pendidikan di sekolah relevan dengan kehidupan.
d) Sukar sekali menentukan masalah yang benar-benar cocock dengan tingkat
kemampuan siswa
Kekurangan Metode Pembelajaran Problem Solving diantaranya adalah:
a) Memerlukan waktu yang lama, artinya memerlukan alokasi waktu yang lebih
panjang dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain.
b) Siswa yang pasif dan malas akan tertinggal.
c) Sukar sekali untuk mengorganisasikan bahan pelajaran
2) Langkah-langkah pembelajaran Discovery Learning, Problem Based Learning dan
Problem Solving.
a. Langkah-langkah pembelajaran Discovery Learning
Dedikbud (2014) tahapan dalam pembelajaran yang menerapkan Discovery
Learning ada 6, yakni:
a) Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)
Pertama-tama peserta didik dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan
kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi,
agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Di samping itu guru dapat
memulai kegiatan pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan, anjuran
membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan
pemecahan masalah. Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan
kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan membantu peserta
didik dalam mengeksplorasi bahan.
4. b) Problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah)
Pada tahap ini, guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang relevan
dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan
dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah)
c) Data collection (Pengumpulan Data)
Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi kesempatan kepada para
peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang relevan sebanyak-
banyaknya untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis (Syah, 2004).
Pada tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan
benar tidaknya hipotesis. Dengan demikian peserta didik diberi kesempatan
untuk mengumpulkan (collection) berbagai informasi yang relevan,
membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan nara sumber,
melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.
d) Data Processing (Pengolahan Data)
Pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan informasi yang
telah diperoleh para peserta didik baik melalui wawancara, observasi, dan
sebagainya, lalu ditafsirkan (Syah, 2004). Semua informasi hasil bacaan,
wawancara, observasi, dan sebagainya, semuanya diolah, diacak,
diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu
serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu.
e) Verification (Pembuktian)
Pada tahap ini peserta didik melakukan pemeriksaan secara cermat untuk
membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan
temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil data processing (Syah, 2004).
Verifikasi menurut Bruner, bertujuan agar proses belajar berjalan dengan
baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman melalui
contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya.
f) Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)
Tahap generalisasi/menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah
kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua
kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi
5. (Syah, 2004:244). Berdasarkan hasil verifikasi maka dirumuskan prinsip-
prinsip yang mendasari generalisasi.
b. Langkah-langkah pembelajaran Problem Based Learning
Dalam (Arends 2009), (Ibrahim dan Nur 2005) langkah pelaksanaan
pembelajaran model pembelajaran Problem Based Learning:
a) Melaksanakan Perecanaan
Perencanaan untuk pembelajaran problem based learning seperti halnya
dengan pelajaran interaktif yang lain, pendekatan yang berpusat pada peserta
didik, membutuhkan upaya perencanaan sama banyaknya atau bahkan lebih.
Perencanaan guru itulah yang memudahkan pelaksanaan berbagai fase
pembelajaran problem based learning dan pencapaian tujuan pembelajaran
yang diinginkan. Tahap ini meliputi : penetapan tujuan, merancang situasi
masalah, Organisasi sumber daya dan rencana logistik.
b) Melaksanakan Pembelajaran
Pada pelaksanaan problem based learning ada lima fase dan prilaku yang
dibutuhkan dari guru untuk dilalui yakni :
Memberikan orientasi masalah kepada siswa, guru harus menjelaskan
proses-proses dan prosedur-prosedur model itu secara terperinci
Mengorganisasikan siswa untuk belajar, pada model pembelajaran
berdasarkan masalah dibutuhkan pengembangan keterampilan
kerjasama diantara siswa dan saling membantu untuk menyelidiki
masalah secara bersamaan.
Membantu penyelidikan individu dan kelompok, hal yang dilakukan
guru adalah membantu penyelidikan peserta didik secara individu
maupun kelompok dengan pengumpulan data dan eksperimentasi, guru
mendorong pertukaran ide secara bebas dan penerimaan sepenuhnya
gagasan-gagasan.
Analisis dan Evaluasi Proses Pemecahan Masalah, tahap akhir problem
based learning meliputi aktivitas yang dimaksudkan untuk membantu
siswa menganalisa dan mengevaluasi proses berpikir mereka sendiri dan
di samping itu juga keterampilan penyelidikan dan keterampilan
intelektual yang mereka gunakan.
6. c. Langkah-langkah pembelajaran Problem Solving
John Dewey dalam Wina Sanjaya (2006), menjelaskan 6 langkah strategi
pembelajaran berdasarkan masalah yang kemudian dinamakan metode
pemecahan masalah (problem solving), yaitu :
a) Merumuskan masalah, yakni langkah peserta didik dalam menentukan
masalah yang akan dipecahkan.
b) Menganalisis masalah, yakni langkah peserta didik meninjau masalah secara
kritis dari berbagai sudut pandang.
c) Merumuskan hipotesis, yakni langkah peserta didik dalam merumuskan
pemecahan masalah berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya.
d) Mengumpulkan data, yakni langkah peserta didik untuk mencari informasi
dalam upaya pemecahan masalah.
e) Pengujian hipotesis, yakni langkah peserta didik untuk merumuskan
kesimpulan sesuai dengan penerimaan dan penolakan hipotesis yang
diajukan.
f) Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah, yakni langkah peserta didik
menggambarkan rumusan hasil pengujian hipotesis dan rumusan
kesimpulan.
3) Aktivitas guru dan murid didalam mengimplementasikan model pembelajaran
discovery learning di SD yaitu :
Guru memulai kegiatan pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan kemudian
siswa melakukan aktifitas mencari jawaban bisa dengan membaca buku, ataupun
aktivitas lainnya untuk menjawab pertanyaan guru. Guru memberi kesempatan kepada
siswa untuk mencari masalah sebanyak mungkin dan menetapkan satu masalah yang
akan siswa angkat. Siswa diberi kesempatan mengumpulkan informasi untuk
menjawab masalahnya bisa dari buku ataupun wawancara. Kemudian siswa mengolah
informasi yang didapatkannya. Dan terakhir siswa memeriksa hasil pengumpulan
informasinya apakah benar atau salah.
3. Harold B. Alberty memandang Kurikulum Pendidikan sebagai “ all of the activities that
re provided for the students by the school.” Keterkaitan kurikulum dengan sekolah adalah
sebagai berikut :
Kurikulum adalah program belajar bagi siswa yang disusun secara sistematis dan logis,
diberikan oleh sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum merupakan
7. pedoman mendasar dalam melaksanakan pembelajaran. Jika kurikulumnya dibuat dengan
baik maka sekolah akan menghasilkan yang memiliki kecerdasan pengetahuan yang tinggi,
berkepribadian, berakhlak mulia, dan memiliki keterampilan untuk hidup mandiri.
4. Kurikulum merupakan susunan rencana berbagai kegiatan dan pengalaman yang harus
dihadapi peserta didik dalam proses pembelajaran dibawah tanggung jawab lembaga
pendidikan. Ciri khusus kurikulum 2013 dilihat dari berbagai aspek pengembangan
kurikulum.!
Kurikulum bukan hanya merupakan sekumpulan daftar mata pelajaran karena mata
pelajaran hanya merupakan sumber materi pembelajaran untuk mencapai kompetensi,
Kurikulum didasarkan pada standar kompetensi lulusan yang ditetapkan untuk satu
satuan pendidikan, jenjang pendidikan, dan program pendidikan,
Kurikulum didasarkan pada model kurikulum berbasis kompetensi.
5. Dampak diberlakukannya UU No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, melahirkan
beberapa peraturan menyangkut tenaga kependidikan seperti standar pendidik yang harus
dimiliki seorang guru. Menurut anda sebagai guru jelaskan apa sebenarnya yang dimaksud
standar pendidik tersebut. Dan apa saja yang harus melekat pada diri guru jika sedang
menjalankan pembelajaran di kelas?
Menurut pendapat saya guru yang dimaksudkan dengan standar pendidik adalah guru yang
memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani,
dan memenuhi kualifikasi lain yang dipersyaratkan satuan pendidikan tinggi tempat
bertugas, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Kompetensi yang harus dimiliki guru jika sedang melakukan pembelajaran adalah :
Pedagogik
Kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik, perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
Kepribadian
Kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi
teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.
Profesional
8. Kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang
memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi.
Sosial
Kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan
bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan,
orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
6. Untuk meningkatkan Profesionalisme tenaga kependidikan Pemerintah membuat wadah
pengembangan yang disebut KKG. Jelaskan bagaimanakah sisi kelebihan dan
kekurangannya menurut anda sebagai guru yang terlibat di KKG tersebut ?
Kelebihan KKG, diantaranya :
Kegiatan KKG dapat memberikan manfaat sebagai tempat pembahasan dan
pemecahan masalah bagi para guru yang mengalami kesulitan dalam kegiatan
pembelajaran. Sebagai wadah kegiatan, para guru yang tergabung dalam satu gugus
yang ingin meningkatkan profesionalnya secara bersama-sama.
Sebagai tempat penyebaran informasi tentang pembaharuan pendidikan, khususnya
yang berkaitan dengan usaha peningkatan hasil belajar.
Sebagai pusat kegiatan praktik pembuatan alat peraga, penggunaan perpustakaan serta
perolehan berbagai keterampilan mengajar maupun pengembangan administrasi
kelas. Memberikan kesempatan kepada guru yang kreatif dan inovatif untuk berbagai
pengetahuan, wawasan, kemampuan, dan keterampilan profesional.
Kekurangan KKG, diantaranya :
Manajemen kelompok kerja masih perlu ditingkatkan kualitasnya dalam upaya
optimalisasi intensifikasi pembinaan kegiatan kelompok kerja.
Program-program kegiatan kelompok kerja masih kurang sesuai dengan kebutuhan
pengembangan profesionalitas guru, kepala sekolah, dan pengawas.
Dana pendukung operasional belum memadai dan kurang dimanfaatkan secara
maksimal.