Dokumen tersebut membahas landasan-landasan pengembangan kurikulum yang terdiri atas landasan filosofis, psikologis, sosial-budaya, dan ilmu pengetahuan & teknologi. Landasan-landasan tersebut digunakan sebagai acuan dalam merancang kurikulum agar sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran dan perkembangan peserta didik.
3. LANDASAN FILOSOFIS
Landasan filosofis berperan sebagai sudut pandang
pemikiran–pemikiran yang diterapkan pada proses
dan pelaksanaan pemecahan masalah pendidikan,
serta dijadikan salah satu dasar penentu rencana dan
konsep kurikulum agar tercapai segala cita-cita dan
tujuan dari kurikulum yang dibuat
Memilik 4 aliran yaitu Perenialisme, Essensialisme,
Eksistensialisme, Progresivisme, Rekonstruktivisme.
4. LANDASAN PSIKOLOGIS
Landasan psikologis merupakan asumsi – asumsi
yang bersumber dari ilmu mengenai tingkah laku
atau mental seseorang (siswa) yang dijadikan acuan
dalam mengembangkan kurikulum.
Ada 2 hal dalam landasan psikologis yang perlu
diperhatikan ialah psikologi perkembangan dan
psikologi belajar.
5. LANDASAN SOSIAL-BUDAYA
Landasan sosial budaya merupakan nilai-nilai yang
bersumber dari sosiologi dan antropologi suatu
masyarakat di sekitarnya yang dijadikan titik tolak
dalam mengembangkan kurikulum.
6. LANDASAN ILMU PENGETAHUAN &
TEKNOLOGI
Landasan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
pengembangan kurikulum bersumber dari hasil riset
atau penelitian dan aplikasi dari ilmu pengetahuan
yang menjadi titik tolak dalam mengembangkan
kurikulum. Sehingga pendidikan yang dilaksanakan
dapat berkembang seiring dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
7. Aliran Perenialisme
Perenial berarti “abadi” , aliran ini beranggapan bahwa
beberapa gagasan telah bertahan selama berabad –
abad dan masih relevan saat ini seperti pada saat
gagasan tersebut baru ditemukan.
• Lebih menekankan pada keabadian, keidealan,
kebenaran dan keindahan dari pada warisan budaya
dan dampak sosial tertentu.
• Pengetahuan dianggap lebih penting dan kurang
memperhatikan kegiatan sehari-hari.
• Pendidikannya menekankan pada kebenaran absolut,
kebenaran universal yang tidak terikat pada tempat dan
waktu.
• Aliran ini lebih berorientasi ke masa lalu.
8. Aliran Essensialisme
• Menekankan pentingnya pewarisan budaya dan
pemberian pengetahuan dan keterampilan pada
peserta didik agar dapat menjadi anggota
masyarakat yang berguna.
• Matematika, sains dan mata pelajaran lainnya
dianggap sebagai dasar-dasar substansi kurikulum
yang berharga untuk hidup di masyarakat.
• Sama halnya dengan perenialisme, essesialisme juga
lebih berorientasi pada masa lalu.
9. Aliran Eksistensialisme
Menekankan pada individu sebagai sumber
pengetahuan tentang hidup dan makna.
Untuk memahami kehidupan seseorang mesti
memahami dirinya sendiri.
Aliran ini mempertanyakan : bagaimana saya hidup
di dunia ? Apa pengalaman itu ?
10. Aliran Progresivisme
Menekankan pada pentingnya melayani perbedaan
individual, berpusat pada peserta didik, variasi
pengalaman belajar dan proses.
Progresivisme merupakan landasan bagi
pengembangan belajar peserta didik aktif.
11. Airan Rekonstruktivisme
• Merupakan elaborasi lanjut dari aliran progresivisme.
• Pada rekonstruktivisme, peradaban manusia masa
depan sangat ditekankan. Di samping menekankan
tentang perbedaan individual seperti pada
progresivisme, rekonstruktivisme lebih jauh
menekankan tentang pemecahan masalah, berfikir
kritis dan sejenisnya.
• Aliran ini akan mempertanyakan untuk apa berfikir
kritis, memecahkan masalah, dan melakukan sesuatu ?
• Penganut aliran ini menekankan pada hasil belajar dari
pada proses.
12. Psikologi Perkembangan
Menekankan pada aspek kesiapan peserta didik
secara mental dalam proses pelaksanaan kurikulum
berdasakan tahap perkembangan manusia
Adanya tingkatan-tingkatan pendidikan sesuai tahap
perkembangan peserta didik.
13. Psikologi Belajar
Lebih mengkaji bagaimana seseorang melakukan
kegiatan belajar, cara dia menerima suatu
rangsang/informasi sehingga terjadi suatu proses
belajar.
Sebagai acuan menentukan gaya belajar siswa di
kelas saat pelaksanaan kurikulum.