3. Ilmu yang mempelajari
sesuatu dari segala
aspeknya secara holistik
dan mendalam sehinggadan mendalam sehingga
menghasilkan kebenaran
secara holistik dan
mendalam (kebenaran
filsafat)
Landasan Pendidikan/PGSD/FKIP/Universitas Kanjuruhan Malang
4. Ada 4 cabang filsafat, yakni:
• Metafisika, filsafat yang meninjau ttg
hakikat segala sesuatu yang terdapat di
alam ini.
•• Epistimologi, filsafat yang membahas
tentang pengetahuan dan kebenaran
– Sumber pengetahuan: otoritas, common sense,
intuisi, pikiran dan pengalaman
– Toeri kebenaran: koheren, koresponden,
pragmatisme dan skeptivisme
Landasan Pendidikan/PGSD/FKIP/Universitas Kanjuruhan Malang
5. • Logika, filsafat yang membahas ttg cara
manusia berpikir dengan benar.
• Etika, filsafat yang menguraikan ttg perilaku
manusia.manusia.
Landasan Pendidikan/PGSD/FKIP/Universitas Kanjuruhan Malang
6. • Filsafat dan pendidikan merupakan dua
hal yang tak terpisahkan.
• Pendidikan merupakan aktivitas yang
bersifat teleologis, yaitu aktivitas yangbersifat teleologis, yaitu aktivitas yang
diarahkan pada pencapaian tujuan
7. • Tujuan pendidikan merupakan sesuatu
yang ideal berkenaan dengan sosok
manusia yang diharapkan.
• Filsafat membahas segala sesuatu termasuk• Filsafat membahas segala sesuatu termasuk
fenomena pendidikan. Cabang filsafat
yang khusus membahas fenomena
pendidikan adalah filsafat pendidikan
8. • Filsafat pendidikan adalah nilai-nilai dan
keyakinan-keyakinan filosofis yang
menjiwai, mendasari dan memberikan
identitas suatu sistem pendidikan.
• Filsafat pendidikan merupakan analisis
filosofis terhadap fenomena pendidikan.
9. Ada beberapa masalah pokok pendiikan yg
tak bisa dijawab oleh pendekatan ilmiah.
Misalnya :
1. Apakah tujuan hidup manusia?1. Apakah tujuan hidup manusia?
2. Apakah hakikat manusia itu?
3. Apakah tujuan pendidikan
merupakan penjabaran dari tujuan
hidup?
10. 1. Pendekatan Sinoptik
Sinoptik (sin = bersama atau memadukan
dan optik = penglihatan atau pandangan).
Pendekatan sinoptik = memadukanPendekatan sinoptik = memadukan
pandangan secara keseluruhan, sehigga
membentuk sistem pemikiran yang
komprehensif.
11. Pendekatan sinoptik didasarkan pada salah
satu ciri filsafat yg memandang dunia
(universe) secara komprehensif.
Kajian filsafat pendidikan terhadapKajian filsafat pendidikan terhadap
fenomena pendidikan berupa pemikiran
tentang keseluruhan pendidikan, baik mikro
maupun makro.
12. 2. Pendekatan Normatif
• Pendekatan flsafat thd pendidikan tidak bersifat
deskriptif, sebagaimana pendekatan ilmiah,
melainkan normatif.
• Pendekatan normatif adalah pengkajian
fenomena pendidikan bukan dari sudut apa yg
telah terjadi tetapi apa yang seharusnya terjadi.
13. • Filsafat pendidikan membahas secara mendalam
norma yg seharusnya dicapai oleh pendidikan,
baik secara mikro maupun makro.
• Norma tersebut antara lain berupa tujuan
pendidikan.pendidikan.
• Pendekatan normatif menuntut agar prinsip-
prinsip yg telah dikembangkan oleh para filsuf
dijadikan acuan dalam merumuskan tujuan
pendidikan.
14. 3. Pendekatan Kritis Radikal
Pendekatan ilmiah selalu didasarkan pada satu
atau beberapa asumsi dasar (basic assumtion).
Sedangkan filsafat mendekati permasalahanSedangkan filsafat mendekati permasalahan
dengan menguji asumsi dasarnya.
Pengujian asumsi dasar inilah yang disebut
pendekatan kritis radikal.
16. • Filsafat pendidikan esensialis bertitik tolak dari
kebenaran yang telah terbukti beratus-ratus bahkan
berabad-abad tahun yang lalu
• Kebenaran esensial pada kebudayaan klasik (barat:
Great Book, timur: mahabarata dan ramayana)
• Tekanan pendidikan ada pada pembentukan• Tekanan pendidikan ada pada pembentukan
intelektual, logika, dan sangat memperhatikan
disiplin
• Pelajaran sangat terstruktur, materi pelajaran
berupa warisan budaya dan pembelajaran terpusat
pada guru.
• Penerapan sampai saat ini pada sekolah dengan
kurikulum dan metode tradisional
Landasan Pendidikan/PGSD/FKIP/Universitas Kanjuruhan Malang
17. • Kebenaran ada pada wahyu Tuhan
• Sistem pembelajaran tidak ada bedanya
dengan esensialis
• Penekanannya pada ajaran agama yang• Penekanannya pada ajaran agama yang
merupakan kebenaran yang patut dipelajari
dan diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari
Landasan Pendidikan/PGSD/FKIP/Universitas Kanjuruhan Malang
18. • Tujuan dan kebenaran bersifat relatif. Tidak ada tujuan
yang pasti dan tidak ada kebenaran yang pasti.
• Ukuran kebenaran ialah yang berguna bagi kehidupan
manusia hari ini.
• Yang dipentingkan dalam pendidikan adalah
mengembangkan peserta didik untuk bisa berpikir yangmengembangkan peserta didik untuk bisa berpikir yang
baik.
• Pengembangan pembelajaran menekankan disiplin,
sosialisasi dan demokratis.
• Kurikulum tidak dibatasi pada hal yang bersifat
akademik saja.
• Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang selalu
berubah mengikuti perubahan yang ada pada
masyarakat
Landasan Pendidikan/PGSD/FKIP/Universitas Kanjuruhan Malang
19. • Pengembangan dari filsafat pendidikan
progresivisme
• Sistem pendidikan tidak banyak berbeda
dengan progresivismedengan progresivisme
Landasan Pendidikan/PGSD/FKIP/Universitas Kanjuruhan Malang
20. • Filsafat pendidikan ini memandang kebenaran
adalah relatif bergantung kepada keputusan
setiap individu.
• Pendidikan bertujuan mengembangkan
kesdaran individu, pengetahuan, tanggungkesdaran individu, pengetahuan, tanggung
jawab dan komitmen.
• Proses dan materi pembelajaran harus memberi
kesempatan individu untuk aktif
• Peserta didik mendapat pengalaman belajar
sesuai perbedaan individual mereka dan
pendidik harus menyediakan hal itu.
Landasan Pendidikan/PGSD/FKIP/Universitas Kanjuruhan Malang
21. Dengan landasan filosofis maka proses
penyelenggaraan pendidikan (luas) dan
penyelenggaraan pembelajaran (sempit) harus
memperhatikan segala aspek yang terkaitmemperhatikan segala aspek yang terkait
secara holistik dan mendalam untuk:
• membentuk manusia agar sesuai dengan
hakekatnya sebagai manusia
• Mengembangkan segala potensi individu
namun tidak melemahkan jiwa sosialnya
Landasan Pendidikan/PGSD/FKIP/Universitas Kanjuruhan Malang
23. Zaman Developmentalisme (abad 19)
Pendidikan sebagai proses perkembangan
Zaman Sosialisme/Modern (abad 20)
Pendidikan harus diabdikan pada tujuan2 sosial di
masyarakat, bukan mengembangkan individu semata.
Zaman Globalisasi (Abad 21)
Pendidikan ditantang untuk
mencipta tata-pendidikan yang
menghasilkan sumber daya
pemikir yang mampu
membangun tatanan ekonomi
dan sosial berbasis
PENGETAHUAN sebagai ciri
Zaman Realisme (abad 17)
Pendidikan diarahkan kepada pengamatan dan pemikiran
gejala alam secara nyata, bukan melalui buku klasik.
Sebagai abad kebangkitan ilmu pengetahuan
Zaman Rasionalisme (abad 18)
Pendidikan harus memberikan kebebasan manusia untuk
mengembangkan akal/rasio. Manusia membentuk pengetahuannya
sendiri bukan diwarisi. Muncul toeri Tabularasa dan Aufklarung
Pendidikan sebagai proses perkembangan
jiwa sehingga harus perhatikan aspek
psikologi siswa. Muncul liberalisme,
positivisme & individualisme di pendidikan
PENGETAHUAN sebagai ciri
warga abad XXI.
Landasan Pendidikan/PGSD/FKIP/Universitas Kanjuruhan Malang
24. Masa Pembangunan
Masa Reformasi
•Sadar akan pentingnya perubahan
Sistem pendidikan
•Diberlakukan sistem desentralisasi
dalam pendidikan (kecuali PT)
•Pendidikan untuk menghasilkan
sumber daya pemikir yang mampu
Masa Pra Kemerdekaan
• Zaman penjajahan portugis dibangun sekolah2 seminari
• Zaman VOC didirikan sekolah2 yang berkaitan dengan gereja
• Zaman penjajahan Belanda mulai didirikan beberapa sekolah (ELS, HBS, MULO) untuk anak2 Belanda
dan sekolah untuk pribumi (kelas 1, 2, sekolah desa, HIS dan AMS)
• 1922,Ki Hajar Dewantara mendirikan taman kebangsaan (Taman Siswa)
• 1926, Moh. Syafei mendirikan INS
Masa Pembangunan
•Semangat membangun perekonomian
namun mengesampingkan pendidikan
•Terlalu berkiblat pada pendidikan barat
dan dipaksakan untuk diterapkan
•Membangun pendidikan hanya fisik
semata dan tidak ada kesinambungan
•Cenderung mengedepankan
pengetahuan umum, bukan skill dan
attitude
sumber daya pemikir yang mampu
membangun tatanan ekonomi dan
sosial berbasis PENGETAHUAN
sebagai ciri warga abad XXI.
•Kesadaran akan pentingnya
pendidikan karakter
Landasan Pendidikan/PGSD/FKIP/Universitas Kanjuruhan Malang
25. Dengan landasan historis maka proses
penyelenggaraan pendidikan (luas) dan
pembelajaran (sempit) harus memperhatikan
aspek sejarah sebagai sarana untuk:
• Mempelajari sejarah bangsa yang utuh sebagai
bagian hidup bangsabagian hidup bangsa
• Mempelajari peristiwa dan tonggak sejarah
guna mempertebal nasionalisme dan
memperkuat karakter bangsa
• Mempelajari peristiwa dan tonggak sejarah
guna menyiapkan anak didik menuju masa
yang lebih cerah
Landasan Pendidikan/PGSD/FKIP/Universitas Kanjuruhan Malang
27. • Terdapat keterkaitan antara sistem pendidikan
dengan kecenderungan2 yang terjadi di dalam
masyarakat.
• Pendidikan melibatkan dua generasi yakni
generasi anak-anak dan orang dewasa.generasi anak-anak dan orang dewasa.
Hubungan keduanya menghasilkan sistem
pendidikan.
• Bagi Durkheim, nilai2 moral adalah dasar dari
aturan/tatanan sosial (sosial order).
• Tugas dan tanggung jawab pendidikan
(sekolah) agar generasi anak2 memiliki hal tsb.
29. • Pemikiran ED dikembangkan oleh Talcott
Persons yang kemudian berkembang menjadi
sebuah model “equilibrium” (keseimbangan)
• Prinsip utama sistem masyarakat akan
mencapai “equilibrium”:
– Integritas
– Stabilitas
– Konsensus
• Untuk mencapainya, pendidikan mengemban
fungsi:
– Sosialisasi
– Seleksi
31. Kondisi psikologis adalah kondisi karakteristik
psikofisik manusia sebagai individu, yang
dinyatakan dalam berbagai bentuk perilaku
dalam interaksinya dengan lingkungan.
Perilaku merupakan manifestasi dari ciri-ciri
kehidupan baik yang tampak maupun tidak
tampak perilaku kognitif, afektif,
psikomotor
32. PENDIDIKAN
ANAK / SISWA
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
Karakteristik perilaku / pola2 perkembangan
untuk menyesuaikan apa yang dididik dan
bagaimana cara mendidik
PENDIDIKAN
BERKEMBANG
OPTIMAL
PSIKOLOGI BELAJAR
Perkembangan belajar melalui proses
peniruan, pengingatan, latihan,
pembiasaan, pemahaman, penerapan,
pemecahan masalah
33. PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
Membahas perkembangan individu sejak masa konsepsi sampai dengan
dewasa (proses belajar dan pematangan) melalui interaksi dengan
lingkungan, meliputi :
– Kemampuan belajar melalui persepsi
– Mencapai pertimbangan berdasarkan pengalaman
– Berpikir imajinatif, kreatif, dan mencari sendiri– Berpikir imajinatif, kreatif, dan mencari sendiri
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam psikologi perkembangan :
– Siswa selalu berkembang (developing, changing, becoming, ongoing)
– Manusia merupakan mahluk unik, memiliki sejumlah kemampuan yang
terintegrasi menjadi sesuatu yang khas
– Perkembangan siswa dinamis, pada dasarnya manusia unpredictable
34. Tempo dan irama perkembangan tiap
aspek tidak selalu sama
PENDEKATAN
PENTAHAPAN
PENDEKATAN
DIFERENSIAL
PENDEKATAN
IPSATIF
Perkembangan
individu berjalan
melalui tahap2
perkembangan
Individu
dikelompokkan
menjadi beberapa
kelompok yang
berbeda
Pendekatan yang
berusaha melihat
karakteristik
individual dari
individu
35. J.J. Rousseau 4 tahap perkembangan
– Masa bayi (0 – 2 tahun) perkembangan fisik ;
binatang yang sehat
– Masa anak (2 – 12 tahun) perkembangan
sebagai manusia primitif
– Masa remaja awal (12 – 15 tahun)
perkembangan intelektual dan nalar pesat
– Masa remaja (15 – 25 tahun) masa hidup
sebagai manusia beradab
36. G. Stanley Hall perkembangan individu
merupakan rekapitulasi dari perkembangan
spesiesnya
4 tahap perkembangan
– Masa kanak (0 – 4 tahun) masa kehidupan– Masa kanak (0 – 4 tahun) masa kehidupan
sebagai binatang melata & berjalan
– Masa anak (4 – 8 tahun) masa manusia pemburu
– Masa puber (8 – 12 tahun) masa manusia belum
beradab
– Masa remaja (12/13 tahun - dewasa) masa manusia
beradab
37. J. Piaget tahap-tahap perkembangan
berdasarkan kemampuan kognitif anak
4 tahap perkembangan
– Tahap sensorimotor, usia 0 – 2 tahun– Tahap sensorimotor, usia 0 – 2 tahun
– Tahap praoperasional, usia 2 – 4 tahun
– Tahap konkret operasional, usia 7 – 11 tahun
– Tahap formal operasional, usia 11 – 15 tahun
38. Lawrence Kohlberg tahap perkembangan
moral
– Tahap Pra konvensi : menghindari hukuman –
mendapat ganjaran ; sebagai alat kepentingan
pribadi
– Tahap konvensi : berupaya menjadi orang baik ;
mengikuti peraturan / hukum formal
– Tahap pasca konvensi : menganut norma
berdasarkan persetujuan masyarakat ;
mengikuti kata hati
39. PSIKOLOGI BELAJAR
Studi tentang bagaimana individu belajar
Belajar diartikan terjadinya perubahan
perilaku ke arah positif melalui pengalaman.perilaku ke arah positif melalui pengalaman.
Gagné perubahan berkenaan
dengan kapabilitas individu
Hilgard & Bower perubahan terjadi
karena interaksi dengan
lingkungan sebagai reaksi terhadap
siatuasi yang dihadapi
40. Morris L. Bigge membagi ke dalam 3
rumpun teori belajar
1. TEORI DISIPLIN MENTAL
• Secara herediter anak
mempunyai potensi
tertentu
DISIPLIN MENTAL THEISTIK
Individu mempunyai daya mental(mengamati,
menanggap, mengingat, berpikir)
Belajar merupakan proses melatih daya2 tersebuttertentu
• Belajar merupakan
upaya mengembangkan
potensi2 tersebut
Belajar merupakan proses melatih daya2 tersebut
DISIPLIN MENTAL HUMANISTIK
Menekankan keseluruhan aspek (pendidikan umum)
NATURALISME
Selain mempunyai potensi, anak memiliki kemauan dan
kemampuan untuk belajar & berkembang sendiri
APERSEPSI
Hasil belajar disimpan dan membentuk apersepsi untuk
belajar lebih lanjut
41. 2. TEORI BEHAVIORISME
• Anak tidak membawa
potensi apapun dari
lahirnya
• Perkembangan
ditentukan oleh faktor
yang berasal dari
lingkungan
TEORI S-R BOND (Thorndike)
Kehidupan tunduk pada hukum stimulus – respon
Belajar upaya membentuk S-R sebanyaknya
CONDITIONING (Guthrie)
Belajar melalui S-R dibantu dengan kondisi tertentulingkungan
• Bersifat pasif
Belajar melalui S-R dibantu dengan kondisi tertentu
(pada stimulus)
REINFORCEMENT (Skinner)
Belajar melalui S-R dibantu dengan kondisi tertentu
(melalui respon)
42. 3. COGNITIVE GESTALT FIELD
Menekankan pada unity,
wholeness, integrity
(keterpaduan)
Bersifat aktif
INSIGHT / GESTALT FIELD
Belaajr adalah proses mengembangkan pemahaman baru
Belajar merupakan perbuatan yang bertujuan, eksploratif,
imajinatif, kreatif
GOAL INSIGHT
Belajar merupakan usaha untuk mengembangkanBelajar merupakan usaha untuk mengembangkan
pemahaman tingkat tinggi
COGNITIVE FIELD
Belajar merupakan proses interaksi (individu selalu
berada dalam life space, ada tujuan yang ingin dicapai
dan motif yang mendorong untuk mencapai tujuan dan
hambatan yang harus diatasi)
43. Dengan landasan psikologis maka proses penyelenggaraan
pendidikan (luas) dan pembelajaran (sempit) harus memperhatikan
aspek psikologis peserta didik terutama dalam menentukan:
• tujuan pembelajaran
• kurikulum
• Isi/muatan/materi pembelajaran• Isi/muatan/materi pembelajaran
• Kesiapan peserta didik
• Metode dan strategi pembelajaran
• Media dan sarana pembelajaran lainnya
• Dll.
Sistem pendidikan dan pembelajaran yang berlandaskan psikologis
akan melahirkan suasana, situasi dan kondisi belajar yang sesuai
dengan perkembangan psikologis anak didik
Landasan Pendidikan/PGSD/FKIP/Universitas Kanjuruhan Malang
48. • Landasan hukum dapat diartikan peraturan
baku sebagai tempat terpijak atau titik
tolak dalam melaksanakan kegiatan-
kegiatan tertentu, dalam hal ini kegiatankegiatan tertentu, dalam hal ini kegiatan
pendidikan.
• Beberapa landasan hukum:
– UUD 1945
– UU No. 20Tahun 2003
– UU No. 14 Tahun 2005
Landasan Pendidikan/PGSD/FKIP/Universitas Kanjuruhan Malang