Dokumen tersebut membahas tentang literasi informasi dan media. Literasi informasi dan media merupakan kemampuan untuk mengakses, mengevaluasi, dan menggunakan informasi dari berbagai sumber media. UNESCO menetapkan 5 hukum literasi informasi dan media yang mencakup partisipasi publik, hak untuk mengakses dan menyebarkan informasi, penilaian terhadap bias dalam informasi, serta proses belajar seumur hidup. Kesimpulannya, literasi informasi dan media
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
BAB 8 Literasi Informasi dan Media
1. TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMPUTER
NAMA : SRI INDAH PRATAMA
NPM : 2186206111
KELAS : 1d
NAMA KAMPUS : UNIVERSITAS WIDYA
GAMA
2. BAB 8
LITERASI INFORMASI DAN MEDIA
8.1 Pendahuluan
Setiap orang bisa dikatakan telah memahami literasi informasi jika
mampu untuk mengidentifikasi,mengevaluasi,menyusun,menciptakan,
menggunakan dan mengkomunikasikan informasi kepada orang lain dan
mencari atau mengambil solusi terhadap masalah dan hambatan yang ada.
Literasi media dan literasi informasi selalu terkait,yang mana aksesibilitas
konten lebih besar melalui Internet dan platform seluler. berarti bahwa
literasi tersebut semakin terjalin, berupaya menyatukan berbagai disiplin
ilmu pengetahuan yang tadinya terpisah dan berbeda.
3. Adapun dalam pengertian Literasi Informasi – Literasi Media atau Media
Information Literacy (MIL).
# literasi informasi menekankan pentingnya akses ke informasi dan evaluasi
serta penggunaan informasi tersebut. Ruang lingkup literasi informasi telah
diperluas untuk memasukkan semua jenis informasi dan konten
# dasar dari media literasi adalah aktivitas yang menekankan aspek edukasi
di kalangan masyarakat agar mereka tahu bagaimana mengakses, memilih
program yang bermanfaat dan sesuai kebutuhan yang ada. Oleh karena itu,
Silverblatt (1997) menyebutkan empat tujuan dari literasi media, yakni
kesadaran kritis, diskusi, pilihan kritis, dan aksi sosial.
4. 8.2 Urgensi Literasi Informasi dan Media
Dalam mengakses, memanfaatkan dan menyebarkan berbagai
informasi yang diperoleh diperlukan suatu filter yang disebut literasi
informasi. Penyebaran berbagai informasi yang benar serta santun
akan membuat penerima informasi menalar dengan baik sehingga
tidak mudah terpancing berbuat hal yang meresahkan.
Dilatarbelakangi oleh kepedulian akan semakin besarnya pengaruh
dan konvergensi media, informasi, dan TIK di tengah masyarakat.
UNESCO merumuskan 5 hukum literasi informasi dan media (media
and information literacy/MIL).
5. (1) Hukum 1: informasi, komunikasi, perpustakaan, media, teknologi,
internet, dan penyedia informasi lainnya digunakan untuk mendorong
partisipasi publik dan pembangunan berkelanjutan.
(2) Hukum 2: setiap warga negara adalah pencipta informasi/pengetahuan
dan memiliki pesan yang ingin disampaikan. Mereka harus diajarkan
dan diberi jalan untuk mengakses informasi/pengetahuan baru dan
untuk mengekspresikan diri.
(3) Hukum 3: informasi, pengetahuan, dan pesan tidak selalu bebas nilai
dan bias. Setiap konseptualisasi, penggunaan, dan aplikasi literasi
informasi dan media harus dengan transparan menyebutkan hal
tersebut dan dapat dipahami oleh semua warga negara
(4) Hukum 4: setiap warga negara pada dasarnya memiliki keinginan
untuk mengetahui dan memahami informasi, pengetahuan, dan pesan
yang baru, serta mengkomunikasikannya.
(5) Hukum 5:literasi informasi dan media tidak dapat dikuasai seketika,
melainkan sebuah proses dan pengalaman yang dinamis dan terus
berjalan. Bisa dipandang melalui pengetahuan, skill, dan sikap, serta mencakup akses,
evaluasi/assesment, penggunaan, produksi dan komunikasi informasi,
6. Kesimpulan
Kesimpulan Literasi merupakan keberaksaraan dalam arti yang luas terkait
dengan melek teknologi, melek informasi, berpikir kritis, dan peka terhadap
lingkungan, sosial dan masyarakat. Teknologi informasi menuntut adanya
kecakapan dalam mengidentifikasi, menganalisa dan mengevaluasi informasi
dan media yang berkembang, kemampuan yang dituntut adalah kemampuan
literasi informasi dan literasi media yang saling terintegrasi namun tetap pada
porsi nya masing-masing dalam meningkatkan kemampuan seseorang
menghindari beita hoax.