SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
Nama : yuniyati martince
kelas : 1A PGSD 21/22
Mata Kuliah : TIK ( UTS)
Dosen : Nur Agus Salim S.Pd,M.Pd
Selamat membaca
Bab 8
Literasi Informasi dan Media
8.1 Pendahuluan
Rendahnya tingkat literasi kadang membuat masyarakat mengalami kesulitan
memilah konten-konten yang positif di antara banjir informasi di dunia maya
(Simarmata, Iqbal, Hasibuan, Limbong, & Albra, 2019). Setiap orang bisa
dikatakan telah memahami literasi informasi jika mampu untuk
mengidentifikasi, menemukan, mengevaluasi, menyusun, menciptakan,
menggunakan, dan mengkomunikasikan informasi kepada orang lain untuk
mencari atau mengambil solusi terhadap masalah dan hambatan yang ada.
Literasi media dan literasi informasi selalu terkait, tetapi aksesibilitas konten
yang lebih besar melalui Internet dan platform seluler berarti bahwa literasi tersebut
semakin terjalin.
Literasi Media dan Informasi berupaya menyatukan berbagai disiplin ilmu yang
tadinya terpisah dan berbeda (Grizzle, 2011) :
1. Literasi Informasi
• Definisi dan artikulasi informasi
• Lokasi dan akses informasi
• Penilaian Informasi
• Organisasi Informasi
• Penggunaan Informasi
• Komunikasi dan penggunaan informasi secara etis
• Keterampilan informasi lainnya
2. Literasi Media
• Memahami Peran dan fungsi media
• Memahami kondisi di mana media dan memenuhi mereka
• Menganalisis secara kritis dan mengevaluasi konten media
• Penggunaan media untuk partisipasi yang demokratis, dialog
antarbudaya dan pembelajaran
• Menghasilkan konten yang dibuat pengguna
• Teknologi Informasi Komunikasi dan keterampilan media
lainnya.
Literasi informasi menekankan pentingnya akses ke informasi dan evaluasi serta
penggunaan informasi tersebut. Sementara untuk beberapa waktu, literasi
informasi dianggap berfokus pada publikasi peer-review dan dievaluasi, ini
tidak lagi benar. Ruang lingkup literasi informasi telah diperluas untuk
memasukkan semua jenis informasi dan konten. Literasi media menekankan
pada kemampuan untuk memahami, mengevaluasi, dan menggunakan media
sebagai penyedia dan pengolah informasi terkemuka, jika bukan produsen, dari
informasi. Oleh karena itu, pantas bahwa dalam proses elaborasi indikator MIL,
UNESCO menganggap literasi informasi dan literasi media bersama sebagai
Literasi Informasi – Literasi Media atau Media Information Literacy (MIL)
(Moeller, Joseph, Lau, & Carbo, 2011).
Dasar dari media literasi adalah aktivitas yang menekankan aspek edukasi
dikalangan masyarakat agar mereka tahu bagaimana mengakses, memilih
program yang bermanfaat dan sesuai kebutuhan yang ada. Oleh karena itu,
Silverblatt (1997) menyebutkan empat tujuan dari literasi media, yakni kesadaran kritis, diskusi, pilihan
kritis, dan aksi sosial.
Kesadaran kritis ini memberikan manfaat bagi khalayak, antara lain (Silverblatt,
Eliceiri, & Eliceiri, 1997):
1. Mendapatkan informasi secara benar terkaitan cakupan dan jangkauan
media (coverage) dengan membandingkan antara media yang satu
dengan yang lain secara kritis,
2. Sadar akan pengaruh media dalam kehidupan sehari-hari,
3. Mampu menginterpretasikan pesan media
4. Membangun sensitivitas terhadap program-program sebagai cara
mempelajari kebudayaan,
5. Mengetahui pola hubungan antarapemilik media dan pemerintah yang
memengaruhi isi media;
6. Mempertimbangkan media dalam keputusan-keputusan individu.
Dalam buku From library skills to information literacy: A handbook forthe 21st
century dijelaskan bahwa sumber informasi tidak terbatas. Baik yang berasal
dari rumah, komunitas, sekolah atau perpustakaan. Sumber tersebut dapat
dikelompokkan ke dalam empat kategori umum, yaitu orang, tempat, teman dan
ahli. Sumber tempat terdiri dari rumah, sekolah, perpustakaan, museum, kebun
binatang, surat-surat, peta, foto dan poster. Sedangkan teknologi di antaranya
termasuk video, televisi, CD-ROM dan telekomunikasi termasuk Internet.
(CMLEA., 1994)
Informatio
n
literacy
Freedom of
expression-
information
Library
literacy
News
literacy
Computer
literacy
Internet
literacy
Digital
literacy
Media
literacy
Mil
Tidak jauh berbeda pemahaman literasi media dan literasi informasi yang sama sama
bertujuan menghindarkan seseorang dari ketidakbenaran isi atau informasi
yang disebarkan oleh media, hal ini terkait dengan masih adanya kekrang-netralan
media dalam menyampaikan informasi. Literasi informasi dan literasi media
menjadi terintegrasi dengan melihat konten yang dibutuhkan dengan media
yang digunakan. Dalam melakukan identifikasi tugas (masalah) individu akan
menemukan masalah apa yang akan dipecahkan sehingga menghasilkan
beberapa informasi yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah. Identifikasi
Masalah dengan menggunakan konten yang berasal dari media dengan
menganalisa berita yang ada didalam media. Berikut merupakan konsep literasi
informasi dan literasi media bagi pengguna (Purwaningtyas, 2018):
Identifikasi
kebutuhan informasi
Analisis konten
media
Strategi
penelusuran
Evaluasi konten
media
Lokasi dan akses pengelompokan
Penggunaan
informasi
Pola induktif dan
deduktif
sintesis sintesis
Evaluasi Abstraksi
Di dalam buku “Australian and New Zealand Information Framework”
dinyatakan bahwa orang yang information literate adalah mereka yang dapat
(Bundy, 2004):
• Recognize a need for information
• Determine the extend of information needed
• Access information efficiently
• Critically evaluate information and its sources
• Classify, store, manipulate and redraft information collected or
generated
• Incorporate selected information into their knowledge base
• Use information effectively to learn, create new knowledge, solve
problems and make decisions
Understand economic, legal, social, political and cultural issues in the
use of information
• Access and use information ethically and legally
• Use information and knowledge for participative citizenship and social
responsibility
• Experience information literacy as part of independent learning and
lifelong learning.
8.2 Urgensi Literasi Informasi dan Media
Dalam mengakses, memanfaatkan dan menyebarkan berbagai informasi yang
diperoleh diperlukan suatu filter yang disebut literasi informasi. Setiap orang
yang telah memiliki literasi informasi tidak dengan mudah menyebarkan
berbagai informasi tanpa memeriksa lebih dahulu kebenarannya. Penyebaran
berbagai informasi yang benar serta santun akan membuat penerima informasi
menalar dengan baik sehingga tidak mudah terpancing berbuat hal yang
meresahkan. Dengan demikian literasi informasi sangat penting untuk
mendukung ketahanan nasional.
Dilatarbelakangi oleh kepedulian akan semakin besarnya pengaruh dan
konvergensi media, informasi, dan TIK di tengah masyarakat, sekaligus makin
sulitnya menilai relevansi informasi, UNESCO merumuskan 5 hukum literasi
informasi dan media (media and information literacy/MIL) sebagai berikut
(Singh, Kerr, & Hamburger, 2016):
(1) Hukum 1: informasi, komunikasi, perpustakaan, media, teknologi,
internet, dan penyedia informasi lainnya digunakan untuk mendorong
partisipasi publik dan pembangunan berkelanjutan. Semua penyedia
informasi tersebut berkedudukan setara dan tidak ada yang lebih
relevan satu dibanding yang lainnya.
(2) Hukum 2: setiap warga negara adalah pencipta
informasi/pengetahuan
dan memiliki pesan yang ingin disampaikan. Mereka harus diajarkan
dan diberi jalan untuk mengakses informasi/pengetahuan baru dan
untuk mengekspresikan diri. Literasi informasi dan media adalah
untuk laki-laki dan perempuan secara setara dan merupakan sebuah
neksus dari HAM
(3) Hukum 3: informasi, pengetahuan, dan pesan tidak selalu bebas
nilai
dan bias. Setiap konseptualisasi, penggunaan, dan aplikasi literasi
informasi dan media harus dengan transparan menyebutkan hal
tersebut dan dapat dipahami oleh semua warga negara
(4) Hukum 4: setiap warga negara pada dasarnya memiliki keinginan
untuk mengetahui dan memahami informasi, pengetahuan, dan pesan
yang baru, serta mengkomunikasikannya, meskipun mereka tidak
menyadari, mengakui atau menyatakannya. Hak-hak setiap warga
negara tersebut harus tetap dipenuhi
(5) Hukum 5:literasi informasi dan media tidak dapat dikuasai
seketika,
melainkan sebuah proses dan pengalaman yang dinamis dan terus
berjalan. Bisa dipandang lengkap jika di dalamnya terdapat
pengetahuan, skill, dan sikap, serta mencakup akses,
evaluasi/assesment, penggunaan, produksi dan komunikasi informasi,
dan konten teknologi dan media.”
8.3 Literasi Informasi dan Pembelajaran
Sepanjang Hayat
Literasi Informasi dan Pembelajaran sepanjang hayat memiliki
hubungan
strategis dan saling menguatkan yang menjadi penting bagi setiap
individu,
organisasi, lembaga, pemerintah dan negara dalam masyarakat
informasi global.
Dua paradigma itu selayaknya dijaga agar bekerja secara bersama
dan bersinergi
satu sama lain agar manusia dan organisasi berhasil bertahan dan
sukses pada abad 21 dan selanjutnya.
Literasi Informasi dan Pembelajaran sepanjang hayat, keduanya saling terkait.
Kedua konsep tersebut dapat diuraikan (Farli, 2017):
1. Pada dasarnya Literasi Informasi dan Pembelajaran sepanjang hayat
memotivasi dan mengarahkan diri sendiri. Sebenarnya tidak
memerlukan mediasi pihak lain, baik perorangan, organisasi, atau
bantuan lainnya. Semua tergantung pada niat atau kemauan diri
sendiri. Namun jika ada saran atau bantuan dari pihak lain tentu ada
manfaatnya juga.
2. Kompetensi dalam berinformasi merupakan faktor kunci dalam
Pembelajaran sepanjang hayat. Kompetensi itu menjadi langkah
pertama dalam mencapai tujuan pendidikan. Pengembangan
kompetensi tersebut hendaknya dilakukan juga sepanjang hidup
seseorang. Khusunya pada masa-masa pendidikan formal. Pustakawan
yang mengatakan dirinya bagian dari proses pendidikan serta juga ahli
dalam manajemen informasi seharusnya mengambil peran kunci
dalam memfasilitasi program kurikulum terintegrasi. Pustakawan
harus aktif mendukung proses pembelajaran siswa, terutama bagi
siswa dalam upaya menemukan pengetahuan dan nilai untuk dapat
menjadi pembelajar sepanjang hayat.
3. Swa-pemberdayaan: dimaksudkan untuk membantu masyarakat dari
semua kalangan, kelompok umur, gender, ras, agama, kelompok etnik,
asal kebangsaan, tanpa melihat status sosial dan kemampuan ekonomi,
atau peran dan tempat dalam lingkungan masyarakat pada umumnya.
4. Swa-aktualisasi berarti: semakin mampu individu dalam hal Literasi
Informasi, dan semakin lama mendapat kesempatan belajar Literasi
Informasi serta membiasakan mempraktikkannya, maka akan lebih
besar pencerahan pribadi yang diperoleh, khususnya jika hal itu
dipraktikkan sepanjang hidupnya. Idealnya seseorang yang mampu
dalam Literasi Informasi mempraktikkannya sepanjang hidupnya.
Literasi Informasi adalah sekumpulan keterampilan yang dapat dipelajari.
Keterampilan itu mencakup sikap terhadap pembelajaran sendiri, penggunaan
peralatan seperti tutorial online, penggunaan teknik kerja seperti kerja dalam
sebuah tim, dan menggunakan metoda tertentu. Jika perlu dilengkapi dengan
adanya mentor atau pelatih. Di sisi lain, Pembelajaran sepanjang hayat adalah
kebiasaan baik yang diperlukan dan hendaknya disertai dengan kerangka pikir
yang positif. Kemauan untuk berubah dan keingintahuan atau rasa haus akan
pengetahuan menjadi kondisi awal yang ideal dari Pembelajaran sepanjang
hayat. Karena sifatnya yang sudah mengglobal atau internasional, maka dalam
pelaksanaan Literasi Informasi dan Pembelajaran sepanjang hayat, hendaknya
juga mengikuti Standar Internasional. Keberhasilan pelaksanaan ini menuntut
adanya Komitmen Lembaga yang tercermin pada Rencana Aksi yang disusun.
Rencana ini hendaknya dilengkapi dengan pedoman Manajemen
Instruksi/Pembelajaran. Yang menjadi utama agar semua itu dapat dikerjakan
dengan baik dan benar tentu tergantung pada tenaga pelaksana yang bermutu.
Karena itu perencanaan Pengembangan Tenaga Kerja menjadi keharusan. Dari
sisi “teori” perlu disebut juga mengenai Teori Pembelajaran dan Pengkajian
Pembelajaran.
Sementara itu Bainton (2001) dalam tulisannya yang berjudul Information
Literacy and Academic Libraries: The SCONULApproach (UK/Ireland)
mengeluarkan sebuah model information skill yang dikenal dengan the seven
Headline Skill yang menguraikan bahwa keterampilan informasi di perguruan
tinggi mencakup keahlian berikut ini:
1. The ability to recognise a need for information (Kemampuan
mengenali informasi yang dibutuhkan)
2. The ability to distinguish ways in which the information 'gap' may be
addressed (Kemampuan untuk membedakan cara-cara di mana
'kesenjangan' informasi dapat diatasi)
• pengetahuan akan jenis sumber-sumber yang tepat, baik tercetak
maupun noncetak.
• menyelesksi sumber-sumber yang tepat untuk masalah yang
sedang ditangani.
• kemampuan untuk memahami masalah yang memengaruhi
aksesibilitas sumber
3. The ability to construct strategies for locating information
(Kemampuan membangun strategi untuk menemukan informasi)
• untuk mengartikulasikan informasi harus sesuai dengan sumber
daya
• untuk mengembangkan metode sistematis yang sesuai dengan
kebutuhan
• untuk memahami prinsip-prinsip konstruksi dan pembuatan basis
data
4. The ability to locate and access information (Kemampuan untuk
mencari dan mengakses informasi)
• untuk mengembangkan teknik pencarian yang sesuai (mis.
penggunaan Boolean).
• • untuk menggunakan teknologi komunikasi dan informasi,
• termasuk istilah jaringan akademis internasional
• • untuk menggunakan layanan pengindeksan dan abstrak yang
• sesuai, indeks kutipan dan database
• • untuk menggunakan metode kesadaran saat ini untuk tetap up to
• date
• 5. The ability to compare and evaluate information obtained from
• different sources (kemampuan untuk membandingkan dan
• mengevaluasi informasi yang diperoleh dari berbagai sumber)
• • kesadaran akan bias dan masalah otoritas
• • kesadaran akan proses peer review dari penerbitan ilmiah
• • ekstraksi informasi yang sesuai dengan kebutuhan informasi
• 6. The ability to organise, apply and communicate information to others
• in ways appropriateto the situation (Kemampuan untuk mengatur,
• menerapkan dan mengkomunikasikan informasi kepada orang lain
• dengan cara-cara yang sesuai dengan situasi).
• untuk mengutip referensi bibliografi dalam laporan proyek dan
tesis
• untuk membangun sistem bibliografi pribadi
• untuk menerapkan informasi pada masalah yang dihadapi
• untuk berkomunikasi secara efektif menggunakan media yang
sesuai
• untuk memahami masalah hak cipta dan plagiarisme
7. The ability to synthesise and build upon existing information,
contributing to the creationof new knowledge (kemampuan untuk
mensintesis dan membangun berdasarkan informasi yang ada,
memberikan kontribusi bagi penciptaan pengetahuan baru)
Beberapa konsep literasi informasi tersebut di atas dapat dipilih untuk menjadi
model literasi informasi untuk digunakan dalam menilai atau mengevaluasi
tingkat kompetensi literasi informasi.

More Related Content

What's hot

Literasi Informasi Dan Media di Indonesia_TIK
Literasi Informasi Dan Media di Indonesia_TIKLiterasi Informasi Dan Media di Indonesia_TIK
Literasi Informasi Dan Media di Indonesia_TIKShafnamunarosasagita
 
Uts tik siti samsiah
Uts tik  siti samsiahUts tik  siti samsiah
Uts tik siti samsiahSitiSamsiah3
 
Maria elisabeth lusiana uts ppt tik
Maria elisabeth lusiana uts ppt tikMaria elisabeth lusiana uts ppt tik
Maria elisabeth lusiana uts ppt tikTheNow
 
Literasi Informasi dan Media
Literasi Informasi dan MediaLiterasi Informasi dan Media
Literasi Informasi dan MediaMayaElga
 
Literasi Informasi dan Media
Literasi Informasi dan MediaLiterasi Informasi dan Media
Literasi Informasi dan MediaTriadi23
 
Pendidikan di era reolusi 4.0
Pendidikan di era reolusi 4.0Pendidikan di era reolusi 4.0
Pendidikan di era reolusi 4.0NadiaRahma21
 
BAB 8 LITERASI INFORMASI DAN MEDIA
BAB 8 LITERASI INFORMASI DAN MEDIA BAB 8 LITERASI INFORMASI DAN MEDIA
BAB 8 LITERASI INFORMASI DAN MEDIA EkaAgustina23
 
Jesika 1 B TIK
Jesika 1 B TIKJesika 1 B TIK
Jesika 1 B TIKJesika
 
BAB 8 Literasi Informasi dan Media
BAB 8 Literasi Informasi dan MediaBAB 8 Literasi Informasi dan Media
BAB 8 Literasi Informasi dan MediaSriIndah21
 
BAB 8 LITERASI INFORMASI DAN MEDIA
BAB 8 LITERASI INFORMASI DAN MEDIABAB 8 LITERASI INFORMASI DAN MEDIA
BAB 8 LITERASI INFORMASI DAN MEDIAdeihafidd
 
UTS TIK Febi Valentine
UTS TIK Febi ValentineUTS TIK Febi Valentine
UTS TIK Febi ValentineFebi Valentine
 
Dhealery tugas uts ppt tik
Dhealery tugas uts ppt tikDhealery tugas uts ppt tik
Dhealery tugas uts ppt tikDhealery
 
veronika anjeli_literasi informasi dan media
veronika anjeli_literasi informasi dan mediaveronika anjeli_literasi informasi dan media
veronika anjeli_literasi informasi dan mediaveronikaanjeli
 
Lilik muhalimah 1 a pgsd_teknologi informasi dan komputer
Lilik muhalimah 1 a pgsd_teknologi informasi dan komputerLilik muhalimah 1 a pgsd_teknologi informasi dan komputer
Lilik muhalimah 1 a pgsd_teknologi informasi dan komputerlilikmuhalimah
 

What's hot (18)

Literasi Informasi Dan Media di Indonesia_TIK
Literasi Informasi Dan Media di Indonesia_TIKLiterasi Informasi Dan Media di Indonesia_TIK
Literasi Informasi Dan Media di Indonesia_TIK
 
Elisabeth viona
Elisabeth viona  Elisabeth viona
Elisabeth viona
 
Uts tik siti samsiah
Uts tik  siti samsiahUts tik  siti samsiah
Uts tik siti samsiah
 
Maria elisabeth lusiana uts ppt tik
Maria elisabeth lusiana uts ppt tikMaria elisabeth lusiana uts ppt tik
Maria elisabeth lusiana uts ppt tik
 
UTS TIK SITI MUSDALIFAH
UTS TIK SITI MUSDALIFAHUTS TIK SITI MUSDALIFAH
UTS TIK SITI MUSDALIFAH
 
Literasi Informasi dan Media
Literasi Informasi dan MediaLiterasi Informasi dan Media
Literasi Informasi dan Media
 
Literasi Informasi dan Media
Literasi Informasi dan MediaLiterasi Informasi dan Media
Literasi Informasi dan Media
 
Pendidikan di era reolusi 4.0
Pendidikan di era reolusi 4.0Pendidikan di era reolusi 4.0
Pendidikan di era reolusi 4.0
 
Uts tik nur haliza az zahra 1 b
Uts tik nur haliza az zahra 1 bUts tik nur haliza az zahra 1 b
Uts tik nur haliza az zahra 1 b
 
BAB 8 LITERASI INFORMASI DAN MEDIA
BAB 8 LITERASI INFORMASI DAN MEDIA BAB 8 LITERASI INFORMASI DAN MEDIA
BAB 8 LITERASI INFORMASI DAN MEDIA
 
Jesika 1 B TIK
Jesika 1 B TIKJesika 1 B TIK
Jesika 1 B TIK
 
BAB 8 Literasi Informasi dan Media
BAB 8 Literasi Informasi dan MediaBAB 8 Literasi Informasi dan Media
BAB 8 Literasi Informasi dan Media
 
BAB 8 LITERASI INFORMASI DAN MEDIA
BAB 8 LITERASI INFORMASI DAN MEDIABAB 8 LITERASI INFORMASI DAN MEDIA
BAB 8 LITERASI INFORMASI DAN MEDIA
 
UTS TIK Febi Valentine
UTS TIK Febi ValentineUTS TIK Febi Valentine
UTS TIK Febi Valentine
 
Dhealery tugas uts ppt tik
Dhealery tugas uts ppt tikDhealery tugas uts ppt tik
Dhealery tugas uts ppt tik
 
veronika anjeli_literasi informasi dan media
veronika anjeli_literasi informasi dan mediaveronika anjeli_literasi informasi dan media
veronika anjeli_literasi informasi dan media
 
Lilik muhalimah 1 a pgsd_teknologi informasi dan komputer
Lilik muhalimah 1 a pgsd_teknologi informasi dan komputerLilik muhalimah 1 a pgsd_teknologi informasi dan komputer
Lilik muhalimah 1 a pgsd_teknologi informasi dan komputer
 
Media dan literasi
Media dan literasiMedia dan literasi
Media dan literasi
 

Similar to Yuniyati uts tik

Uts tik emilia 1_d pgsd
Uts tik emilia 1_d pgsdUts tik emilia 1_d pgsd
Uts tik emilia 1_d pgsdEmilia397025
 
Literasi Informasi dan Media
Literasi Informasi dan MediaLiterasi Informasi dan Media
Literasi Informasi dan MediaTriayesaabdilla1
 
Uts Tik Rustiana 1_d PGSD
Uts Tik Rustiana 1_d PGSDUts Tik Rustiana 1_d PGSD
Uts Tik Rustiana 1_d PGSDRustiana2
 
BAB 8 LITERASI INFORMASI DAN MEDIA
BAB 8 LITERASI INFORMASI DAN MEDIABAB 8 LITERASI INFORMASI DAN MEDIA
BAB 8 LITERASI INFORMASI DAN MEDIAFebrianSamith1
 
1 C UTS TIK Carolina Octavia
1 C UTS TIK Carolina Octavia1 C UTS TIK Carolina Octavia
1 C UTS TIK Carolina OctaviaCarolinaOctavia
 
1C UTS_TIK_Nina Crista Bella Bawing
1C UTS_TIK_Nina Crista Bella Bawing1C UTS_TIK_Nina Crista Bella Bawing
1C UTS_TIK_Nina Crista Bella BawingNinacristaBellabawin
 
Literasi Informasi dan Media
Literasi Informasi dan MediaLiterasi Informasi dan Media
Literasi Informasi dan MediaMayaElga
 
Uts mata kuliah teknologi informasi dan komunikasi
Uts mata kuliah teknologi informasi dan komunikasiUts mata kuliah teknologi informasi dan komunikasi
Uts mata kuliah teknologi informasi dan komunikasiFortunatiAldiniNaput
 
Egidius 1 d_uts_tik
Egidius 1 d_uts_tikEgidius 1 d_uts_tik
Egidius 1 d_uts_tikEgidiusUgan
 
Media Convergence
Media ConvergenceMedia Convergence
Media Convergencetik_antik
 
Literasi Media Digital dalam Menangkal Hoaks
Literasi Media Digital dalam Menangkal HoaksLiterasi Media Digital dalam Menangkal Hoaks
Literasi Media Digital dalam Menangkal HoaksMunawwarah Nasir
 
Uts tik ppt septianisa riska yulinda pgsd 1_d
Uts tik ppt septianisa riska yulinda pgsd 1_dUts tik ppt septianisa riska yulinda pgsd 1_d
Uts tik ppt septianisa riska yulinda pgsd 1_dSeptianisa Septianisa
 
Penggunaan ICT untuk Berbagi Informasi dan Pengetahuan Antar-Organisasi Masya...
Penggunaan ICT untuk Berbagi Informasi dan Pengetahuan Antar-Organisasi Masya...Penggunaan ICT untuk Berbagi Informasi dan Pengetahuan Antar-Organisasi Masya...
Penggunaan ICT untuk Berbagi Informasi dan Pengetahuan Antar-Organisasi Masya...SatuDunia Foundation
 
Uts 1 c pgsd-teknologi informasi dan komunikasi
Uts 1 c pgsd-teknologi informasi dan komunikasiUts 1 c pgsd-teknologi informasi dan komunikasi
Uts 1 c pgsd-teknologi informasi dan komunikasiCHARLINA2
 

Similar to Yuniyati uts tik (18)

Uts priska pp
Uts priska ppUts priska pp
Uts priska pp
 
Uts tik emilia 1_d pgsd
Uts tik emilia 1_d pgsdUts tik emilia 1_d pgsd
Uts tik emilia 1_d pgsd
 
Literasi Informasi dan Media
Literasi Informasi dan MediaLiterasi Informasi dan Media
Literasi Informasi dan Media
 
Uts Tik Rustiana 1_d PGSD
Uts Tik Rustiana 1_d PGSDUts Tik Rustiana 1_d PGSD
Uts Tik Rustiana 1_d PGSD
 
BAB 8 LITERASI INFORMASI DAN MEDIA
BAB 8 LITERASI INFORMASI DAN MEDIABAB 8 LITERASI INFORMASI DAN MEDIA
BAB 8 LITERASI INFORMASI DAN MEDIA
 
Uts.tik.nurlina putri syahrani
Uts.tik.nurlina putri syahraniUts.tik.nurlina putri syahrani
Uts.tik.nurlina putri syahrani
 
1 C UTS TIK Carolina Octavia
1 C UTS TIK Carolina Octavia1 C UTS TIK Carolina Octavia
1 C UTS TIK Carolina Octavia
 
1C UTS_TIK_Nina Crista Bella Bawing
1C UTS_TIK_Nina Crista Bella Bawing1C UTS_TIK_Nina Crista Bella Bawing
1C UTS_TIK_Nina Crista Bella Bawing
 
Literasi Informasi dan Media
Literasi Informasi dan MediaLiterasi Informasi dan Media
Literasi Informasi dan Media
 
Uts mata kuliah teknologi informasi dan komunikasi
Uts mata kuliah teknologi informasi dan komunikasiUts mata kuliah teknologi informasi dan komunikasi
Uts mata kuliah teknologi informasi dan komunikasi
 
Egidius 1 d_uts_tik
Egidius 1 d_uts_tikEgidius 1 d_uts_tik
Egidius 1 d_uts_tik
 
Literasi media
Literasi mediaLiterasi media
Literasi media
 
Media Convergence
Media ConvergenceMedia Convergence
Media Convergence
 
Literasi Media Digital dalam Menangkal Hoaks
Literasi Media Digital dalam Menangkal HoaksLiterasi Media Digital dalam Menangkal Hoaks
Literasi Media Digital dalam Menangkal Hoaks
 
Uts tik ppt septianisa riska yulinda pgsd 1_d
Uts tik ppt septianisa riska yulinda pgsd 1_dUts tik ppt septianisa riska yulinda pgsd 1_d
Uts tik ppt septianisa riska yulinda pgsd 1_d
 
Penggunaan ICT untuk Berbagi Informasi dan Pengetahuan Antar-Organisasi Masya...
Penggunaan ICT untuk Berbagi Informasi dan Pengetahuan Antar-Organisasi Masya...Penggunaan ICT untuk Berbagi Informasi dan Pengetahuan Antar-Organisasi Masya...
Penggunaan ICT untuk Berbagi Informasi dan Pengetahuan Antar-Organisasi Masya...
 
Fitrianingsih 1 d uts-tik
Fitrianingsih 1 d uts-tikFitrianingsih 1 d uts-tik
Fitrianingsih 1 d uts-tik
 
Uts 1 c pgsd-teknologi informasi dan komunikasi
Uts 1 c pgsd-teknologi informasi dan komunikasiUts 1 c pgsd-teknologi informasi dan komunikasi
Uts 1 c pgsd-teknologi informasi dan komunikasi
 

Yuniyati uts tik

  • 1. Nama : yuniyati martince kelas : 1A PGSD 21/22 Mata Kuliah : TIK ( UTS) Dosen : Nur Agus Salim S.Pd,M.Pd Selamat membaca
  • 2. Bab 8 Literasi Informasi dan Media 8.1 Pendahuluan Rendahnya tingkat literasi kadang membuat masyarakat mengalami kesulitan memilah konten-konten yang positif di antara banjir informasi di dunia maya (Simarmata, Iqbal, Hasibuan, Limbong, & Albra, 2019). Setiap orang bisa dikatakan telah memahami literasi informasi jika mampu untuk mengidentifikasi, menemukan, mengevaluasi, menyusun, menciptakan, menggunakan, dan mengkomunikasikan informasi kepada orang lain untuk mencari atau mengambil solusi terhadap masalah dan hambatan yang ada. Literasi media dan literasi informasi selalu terkait, tetapi aksesibilitas konten yang lebih besar melalui Internet dan platform seluler berarti bahwa literasi tersebut semakin terjalin. Literasi Media dan Informasi berupaya menyatukan berbagai disiplin ilmu yang tadinya terpisah dan berbeda (Grizzle, 2011) :
  • 3. 1. Literasi Informasi • Definisi dan artikulasi informasi • Lokasi dan akses informasi • Penilaian Informasi • Organisasi Informasi • Penggunaan Informasi • Komunikasi dan penggunaan informasi secara etis • Keterampilan informasi lainnya 2. Literasi Media • Memahami Peran dan fungsi media • Memahami kondisi di mana media dan memenuhi mereka • Menganalisis secara kritis dan mengevaluasi konten media • Penggunaan media untuk partisipasi yang demokratis, dialog antarbudaya dan pembelajaran • Menghasilkan konten yang dibuat pengguna • Teknologi Informasi Komunikasi dan keterampilan media lainnya.
  • 4. Literasi informasi menekankan pentingnya akses ke informasi dan evaluasi serta penggunaan informasi tersebut. Sementara untuk beberapa waktu, literasi informasi dianggap berfokus pada publikasi peer-review dan dievaluasi, ini tidak lagi benar. Ruang lingkup literasi informasi telah diperluas untuk memasukkan semua jenis informasi dan konten. Literasi media menekankan pada kemampuan untuk memahami, mengevaluasi, dan menggunakan media sebagai penyedia dan pengolah informasi terkemuka, jika bukan produsen, dari informasi. Oleh karena itu, pantas bahwa dalam proses elaborasi indikator MIL, UNESCO menganggap literasi informasi dan literasi media bersama sebagai Literasi Informasi – Literasi Media atau Media Information Literacy (MIL) (Moeller, Joseph, Lau, & Carbo, 2011). Dasar dari media literasi adalah aktivitas yang menekankan aspek edukasi dikalangan masyarakat agar mereka tahu bagaimana mengakses, memilih program yang bermanfaat dan sesuai kebutuhan yang ada. Oleh karena itu, Silverblatt (1997) menyebutkan empat tujuan dari literasi media, yakni kesadaran kritis, diskusi, pilihan kritis, dan aksi sosial. Kesadaran kritis ini memberikan manfaat bagi khalayak, antara lain (Silverblatt, Eliceiri, & Eliceiri, 1997):
  • 5. 1. Mendapatkan informasi secara benar terkaitan cakupan dan jangkauan media (coverage) dengan membandingkan antara media yang satu dengan yang lain secara kritis, 2. Sadar akan pengaruh media dalam kehidupan sehari-hari, 3. Mampu menginterpretasikan pesan media 4. Membangun sensitivitas terhadap program-program sebagai cara mempelajari kebudayaan, 5. Mengetahui pola hubungan antarapemilik media dan pemerintah yang memengaruhi isi media; 6. Mempertimbangkan media dalam keputusan-keputusan individu.
  • 6. Dalam buku From library skills to information literacy: A handbook forthe 21st century dijelaskan bahwa sumber informasi tidak terbatas. Baik yang berasal dari rumah, komunitas, sekolah atau perpustakaan. Sumber tersebut dapat dikelompokkan ke dalam empat kategori umum, yaitu orang, tempat, teman dan ahli. Sumber tempat terdiri dari rumah, sekolah, perpustakaan, museum, kebun binatang, surat-surat, peta, foto dan poster. Sedangkan teknologi di antaranya termasuk video, televisi, CD-ROM dan telekomunikasi termasuk Internet. (CMLEA., 1994)
  • 8. Tidak jauh berbeda pemahaman literasi media dan literasi informasi yang sama sama bertujuan menghindarkan seseorang dari ketidakbenaran isi atau informasi yang disebarkan oleh media, hal ini terkait dengan masih adanya kekrang-netralan media dalam menyampaikan informasi. Literasi informasi dan literasi media menjadi terintegrasi dengan melihat konten yang dibutuhkan dengan media yang digunakan. Dalam melakukan identifikasi tugas (masalah) individu akan menemukan masalah apa yang akan dipecahkan sehingga menghasilkan beberapa informasi yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah. Identifikasi Masalah dengan menggunakan konten yang berasal dari media dengan menganalisa berita yang ada didalam media. Berikut merupakan konsep literasi informasi dan literasi media bagi pengguna (Purwaningtyas, 2018):
  • 9. Identifikasi kebutuhan informasi Analisis konten media Strategi penelusuran Evaluasi konten media Lokasi dan akses pengelompokan Penggunaan informasi Pola induktif dan deduktif sintesis sintesis Evaluasi Abstraksi
  • 10. Di dalam buku “Australian and New Zealand Information Framework” dinyatakan bahwa orang yang information literate adalah mereka yang dapat (Bundy, 2004): • Recognize a need for information • Determine the extend of information needed • Access information efficiently • Critically evaluate information and its sources • Classify, store, manipulate and redraft information collected or generated • Incorporate selected information into their knowledge base • Use information effectively to learn, create new knowledge, solve problems and make decisions Understand economic, legal, social, political and cultural issues in the use of information • Access and use information ethically and legally • Use information and knowledge for participative citizenship and social responsibility • Experience information literacy as part of independent learning and lifelong learning.
  • 11. 8.2 Urgensi Literasi Informasi dan Media Dalam mengakses, memanfaatkan dan menyebarkan berbagai informasi yang diperoleh diperlukan suatu filter yang disebut literasi informasi. Setiap orang yang telah memiliki literasi informasi tidak dengan mudah menyebarkan berbagai informasi tanpa memeriksa lebih dahulu kebenarannya. Penyebaran berbagai informasi yang benar serta santun akan membuat penerima informasi menalar dengan baik sehingga tidak mudah terpancing berbuat hal yang meresahkan. Dengan demikian literasi informasi sangat penting untuk mendukung ketahanan nasional. Dilatarbelakangi oleh kepedulian akan semakin besarnya pengaruh dan konvergensi media, informasi, dan TIK di tengah masyarakat, sekaligus makin sulitnya menilai relevansi informasi, UNESCO merumuskan 5 hukum literasi informasi dan media (media and information literacy/MIL) sebagai berikut (Singh, Kerr, & Hamburger, 2016):
  • 12. (1) Hukum 1: informasi, komunikasi, perpustakaan, media, teknologi, internet, dan penyedia informasi lainnya digunakan untuk mendorong partisipasi publik dan pembangunan berkelanjutan. Semua penyedia informasi tersebut berkedudukan setara dan tidak ada yang lebih relevan satu dibanding yang lainnya. (2) Hukum 2: setiap warga negara adalah pencipta informasi/pengetahuan dan memiliki pesan yang ingin disampaikan. Mereka harus diajarkan dan diberi jalan untuk mengakses informasi/pengetahuan baru dan untuk mengekspresikan diri. Literasi informasi dan media adalah untuk laki-laki dan perempuan secara setara dan merupakan sebuah neksus dari HAM
  • 13. (3) Hukum 3: informasi, pengetahuan, dan pesan tidak selalu bebas nilai dan bias. Setiap konseptualisasi, penggunaan, dan aplikasi literasi informasi dan media harus dengan transparan menyebutkan hal tersebut dan dapat dipahami oleh semua warga negara (4) Hukum 4: setiap warga negara pada dasarnya memiliki keinginan untuk mengetahui dan memahami informasi, pengetahuan, dan pesan yang baru, serta mengkomunikasikannya, meskipun mereka tidak menyadari, mengakui atau menyatakannya. Hak-hak setiap warga negara tersebut harus tetap dipenuhi (5) Hukum 5:literasi informasi dan media tidak dapat dikuasai seketika, melainkan sebuah proses dan pengalaman yang dinamis dan terus berjalan. Bisa dipandang lengkap jika di dalamnya terdapat pengetahuan, skill, dan sikap, serta mencakup akses, evaluasi/assesment, penggunaan, produksi dan komunikasi informasi, dan konten teknologi dan media.”
  • 14. 8.3 Literasi Informasi dan Pembelajaran Sepanjang Hayat Literasi Informasi dan Pembelajaran sepanjang hayat memiliki hubungan strategis dan saling menguatkan yang menjadi penting bagi setiap individu, organisasi, lembaga, pemerintah dan negara dalam masyarakat informasi global. Dua paradigma itu selayaknya dijaga agar bekerja secara bersama dan bersinergi satu sama lain agar manusia dan organisasi berhasil bertahan dan sukses pada abad 21 dan selanjutnya.
  • 15. Literasi Informasi dan Pembelajaran sepanjang hayat, keduanya saling terkait. Kedua konsep tersebut dapat diuraikan (Farli, 2017): 1. Pada dasarnya Literasi Informasi dan Pembelajaran sepanjang hayat memotivasi dan mengarahkan diri sendiri. Sebenarnya tidak memerlukan mediasi pihak lain, baik perorangan, organisasi, atau bantuan lainnya. Semua tergantung pada niat atau kemauan diri sendiri. Namun jika ada saran atau bantuan dari pihak lain tentu ada manfaatnya juga. 2. Kompetensi dalam berinformasi merupakan faktor kunci dalam Pembelajaran sepanjang hayat. Kompetensi itu menjadi langkah pertama dalam mencapai tujuan pendidikan. Pengembangan kompetensi tersebut hendaknya dilakukan juga sepanjang hidup seseorang. Khusunya pada masa-masa pendidikan formal. Pustakawan yang mengatakan dirinya bagian dari proses pendidikan serta juga ahli dalam manajemen informasi seharusnya mengambil peran kunci dalam memfasilitasi program kurikulum terintegrasi. Pustakawan harus aktif mendukung proses pembelajaran siswa, terutama bagi siswa dalam upaya menemukan pengetahuan dan nilai untuk dapat menjadi pembelajar sepanjang hayat.
  • 16. 3. Swa-pemberdayaan: dimaksudkan untuk membantu masyarakat dari semua kalangan, kelompok umur, gender, ras, agama, kelompok etnik, asal kebangsaan, tanpa melihat status sosial dan kemampuan ekonomi, atau peran dan tempat dalam lingkungan masyarakat pada umumnya. 4. Swa-aktualisasi berarti: semakin mampu individu dalam hal Literasi Informasi, dan semakin lama mendapat kesempatan belajar Literasi Informasi serta membiasakan mempraktikkannya, maka akan lebih besar pencerahan pribadi yang diperoleh, khususnya jika hal itu dipraktikkan sepanjang hidupnya. Idealnya seseorang yang mampu dalam Literasi Informasi mempraktikkannya sepanjang hidupnya.
  • 17. Literasi Informasi adalah sekumpulan keterampilan yang dapat dipelajari. Keterampilan itu mencakup sikap terhadap pembelajaran sendiri, penggunaan peralatan seperti tutorial online, penggunaan teknik kerja seperti kerja dalam sebuah tim, dan menggunakan metoda tertentu. Jika perlu dilengkapi dengan adanya mentor atau pelatih. Di sisi lain, Pembelajaran sepanjang hayat adalah kebiasaan baik yang diperlukan dan hendaknya disertai dengan kerangka pikir yang positif. Kemauan untuk berubah dan keingintahuan atau rasa haus akan pengetahuan menjadi kondisi awal yang ideal dari Pembelajaran sepanjang hayat. Karena sifatnya yang sudah mengglobal atau internasional, maka dalam pelaksanaan Literasi Informasi dan Pembelajaran sepanjang hayat, hendaknya juga mengikuti Standar Internasional. Keberhasilan pelaksanaan ini menuntut adanya Komitmen Lembaga yang tercermin pada Rencana Aksi yang disusun. Rencana ini hendaknya dilengkapi dengan pedoman Manajemen Instruksi/Pembelajaran. Yang menjadi utama agar semua itu dapat dikerjakan dengan baik dan benar tentu tergantung pada tenaga pelaksana yang bermutu. Karena itu perencanaan Pengembangan Tenaga Kerja menjadi keharusan. Dari sisi “teori” perlu disebut juga mengenai Teori Pembelajaran dan Pengkajian Pembelajaran.
  • 18. Sementara itu Bainton (2001) dalam tulisannya yang berjudul Information Literacy and Academic Libraries: The SCONULApproach (UK/Ireland) mengeluarkan sebuah model information skill yang dikenal dengan the seven Headline Skill yang menguraikan bahwa keterampilan informasi di perguruan tinggi mencakup keahlian berikut ini: 1. The ability to recognise a need for information (Kemampuan mengenali informasi yang dibutuhkan) 2. The ability to distinguish ways in which the information 'gap' may be addressed (Kemampuan untuk membedakan cara-cara di mana 'kesenjangan' informasi dapat diatasi) • pengetahuan akan jenis sumber-sumber yang tepat, baik tercetak maupun noncetak. • menyelesksi sumber-sumber yang tepat untuk masalah yang sedang ditangani.
  • 19. • kemampuan untuk memahami masalah yang memengaruhi aksesibilitas sumber 3. The ability to construct strategies for locating information (Kemampuan membangun strategi untuk menemukan informasi) • untuk mengartikulasikan informasi harus sesuai dengan sumber daya • untuk mengembangkan metode sistematis yang sesuai dengan kebutuhan • untuk memahami prinsip-prinsip konstruksi dan pembuatan basis data 4. The ability to locate and access information (Kemampuan untuk mencari dan mengakses informasi) • untuk mengembangkan teknik pencarian yang sesuai (mis. penggunaan Boolean).
  • 20. • • untuk menggunakan teknologi komunikasi dan informasi, • termasuk istilah jaringan akademis internasional • • untuk menggunakan layanan pengindeksan dan abstrak yang • sesuai, indeks kutipan dan database • • untuk menggunakan metode kesadaran saat ini untuk tetap up to • date • 5. The ability to compare and evaluate information obtained from • different sources (kemampuan untuk membandingkan dan • mengevaluasi informasi yang diperoleh dari berbagai sumber) • • kesadaran akan bias dan masalah otoritas • • kesadaran akan proses peer review dari penerbitan ilmiah • • ekstraksi informasi yang sesuai dengan kebutuhan informasi • 6. The ability to organise, apply and communicate information to others • in ways appropriateto the situation (Kemampuan untuk mengatur, • menerapkan dan mengkomunikasikan informasi kepada orang lain • dengan cara-cara yang sesuai dengan situasi).
  • 21. • untuk mengutip referensi bibliografi dalam laporan proyek dan tesis • untuk membangun sistem bibliografi pribadi • untuk menerapkan informasi pada masalah yang dihadapi • untuk berkomunikasi secara efektif menggunakan media yang sesuai • untuk memahami masalah hak cipta dan plagiarisme 7. The ability to synthesise and build upon existing information, contributing to the creationof new knowledge (kemampuan untuk mensintesis dan membangun berdasarkan informasi yang ada, memberikan kontribusi bagi penciptaan pengetahuan baru) Beberapa konsep literasi informasi tersebut di atas dapat dipilih untuk menjadi model literasi informasi untuk digunakan dalam menilai atau mengevaluasi tingkat kompetensi literasi informasi.