Teks tersebut membahas pentingnya literasi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam era revolusi industri 4.0. Ia menjelaskan tentang literasi TIK dan elemen-elemennya, serta pentingnya literasi TIK dalam konteks pendidikan bagi pendidik dan peserta didik."
2. 7.1 Pendahuluan
• Saat ini kita diperhadapkan dengan era revolusi industri 4.0 yang telah
memengaruhi hampir seluruh aspek kehidupan masyarakat. Informasi telah
menjadi sumber daya atau aset yang berharga bagi manusia maupun
organisasi di dunia. Informasi menjadi sangat penting karena dapat
memberdayakan dan meningkatkan kualitas kehidupan individu.
• Masyarakat informasi juga dapat diartikan sebagai suatu masyarakat yang
memiliki kemampuan mengakses, mengelola dan memanfaatkan informasi
seluas-luasnya untuk meningkatkan ekonomi dan kemakmuran
bersama. Dengan demikian kegiatan produksi, distribusi maupun rekayasa
informasi sesuai dengan kebutuhan menjadi kegiatan yang penting dalam
masyarakat informasi. Masyarakat informasi dapat terbentuk karena berkat
kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang merupakan faktor
pendorong utama di mana jarak tidak lagi menjadi penghambat dalam
pertukaran informasi.
3. Jika ditilik lebih jauh, masyarakat informasi memiliki ciri-ciri antara lain (Damanik, 2012):
• Kebutuhan yang tinggi terhadap informasi di semua lini kehidupan masyarakat, organisasi
atau institusi pemerintah maupun swasta;
• Masyarakat yang sadar akan pentingnya informasi dan mengelola informasi dengan baik
• Pemanfaatan TIK secara luas di berbagai bidang bisnis, pendidikan, pertanian,
pemerintahan, sosial, dan lain-lain;
• Membuat informasi menjadi komoditas yang bernilai ekonomi;
• Akses dan distribusi informasi dilakukan secara elektronik daripada versi cetak.
• Transformasi layanan dari manual ke dalam bentuk elektronik (e-Services)
• Terjadi pergeseran sektor ekonomi dari produksi barang menjadi layanan jasa yang
membutuhkan keahlian tinggi
• Persaingan yang semakin ketat dan bersifat gobal
4. • Menurut Damanik (2012), terdapat beberapa faktor penting untuk
mewujudkan masyarakat informasi yakni sebagai berikut:
• Masyarakat yang tidak buta huruf
• Keterampilan memanfaatkan komputer
• Infrastruktur telekomunikasi
• Minat baca yang tinggi
• Sistem perpustakaan yang mendukung
5. • Elemen pertama yaitu kemampuan membaca merupakan persyaratan
utama untuk memasuki era masyarakat informasi. Masyarakat informasi
harus bisa membaca. Perkembangan Internet dan media sosial yang saat
ini marak digunakan seperti Facebook, Instagram, Twitter, Whatsapp dan
berbagai kanal komunikasi lainnya sudah dirasakan manfaatnya dan
kemudahannya dalam mengakses serta mendistribusikan
informasi. Tentunya hal ini harus didukung oleh infrastruktur
telekomunikasi dan sistem perpustakaan yang mendukung sebagai elemen
lainnya sehingga akses terhadap informasi semakin mudah, cepat dan
terjangkau oleh masyarakat.
Semuanya menjadi hal yang sia-sia. Oleh karena itu minat baca yang tinggi
mutlak diperlukan dalam masyarakat informasi bahkan menjadi sebuah
budaya yang kuat .
6. • Jika dibandingkan dengan hasil survei yang dilakukan sebelumya, posisi Indonesia
ternyata menurun dari peringkat 62 pada tahun 2015 ke peringkat 71. Sejalan dengan
PISA, UNESCO melaporkan bahwa tingkat literasi khususnya minat baca orang Indonesia
masih tergolong rendah yaitu hanya mencapai 0.001%. Kemampuan membaca, menulis
dan berhitung sebenarnya termasuk dalam literasi dasar yang harus dikuasai . Disamping
literasi dasar, masih terdapat bermacam-macam literasi lainnya seperti literasi
komputer, literasi informasi, literasi media, literasi pendidikan jarak jauh dengan
memanfaatkan teknologi dan literasi budaya. Keseluruhan literasi tersebut saling
berkaitan satu sama lain dan sangat dibutuhkan sebagai bekal untuk menghadapi atau
menyongsong abad ke-21 yang disebut UNESCO dengan istilah literasi untuk bertahan
hidup .
Oleh karena itu literasi TIK menjadi sesuatu yang penting ketika Teknologi Informasi dan
Komunikasi telah mengubah gaya hidup dan cara orang melakukan sesuatu. Pada bagian
berikutnya akan dipaparkan lebih jauh lagi tentang pentingnya literasi khususnya untuk
konteks pendidikan.
7. 7.2 Literasi TIK dalam konteks
Pendidikan
Sebelum membahas lebih jauh terkait literasi TIK dan pentingnya dalam
konteks pendidikan dari sisi pendidik maupun peserta didik, terlebih
dahulu kita harus mengenal apa yang dimaksud dengan literasi TIK dan
elemen apa saja yang termasuk di dalamnya.
• Literasi perangkat keras.
Literasi perangkat keras mengacu pada serangkaian operasi dasar
yang perlu Anda ketahui untuk menggunakan komputer seperti
Personal Computer atau Laptop, atau mungkin kombinasi perangkat
genggam secara efisien. Misalnya mengetahui cara menggunakan
keyboard, mouse, bisa membedakan antara fungsi
printer, pemindai, perangkat periperal lainnya, processor, mainframe
dan monitor.
8. • Literasi perangkat lunak : Literasi perangkat lunak mengacu pada
serangkaian prosedur dan instruksi untuk tujuan umum yang «tidak
terlihat» yang dibutuhkan oleh komputer atau perangkat keras
telekomunikasi untuk menjalankan fungsinya dengan baik
• Literasi aplikasi : Literasi aplikasi mengacu pada pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan menggunakan berbagai paket
perangkat lunak tujuan khusus yang ada di pasaran secara efisien
seperti perangkat lunak yang membantu perusahaan mengelola
keuangannya, personelnya, peralatan dan inventaris atau gudang,
kantor atau pabrik atau ruang laboratorium, alur kerjanya, jadwal
produksinya, sistem pemrosesan pesanannya (purchasing), laporan
penjualan dan sebagainya.
9. Seperti yang disebutkan sebelumnya, Kemajuan TIK yang begitu pesat
menawarkan peluang atau kesempatan baru secara luas pada berbagai
sektor kehidupan seperti sektor
perdagangan, pemerintahan, perbankan, kesehatan hingga sektor
pendidikan. Bahkan World Economic Forum menyebutkan literasi TIK
merupakan salah satu keterampilan dasar dari
Harapannya dengan meningkatnya literasi TIK dari masyarakat maka
akan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarat itu sendiri.
10. • Keterampilan yang dimaksud terdiri atas keterampilan
dasar, kompetensi dan karakter di mana literasi TIK sebagai salah satu
yang penting dan harus dikembangkan sejak dini. Pendidik sebagai
guru atau dosen adalah garda terdepan yang mendukung perubahan
dalam sistem pendidikan di era revolusi industri 4.0. Hal ini
disebabkan sistem pendidikan konvensional dinilai kurang relevan lagi
dan mulai usang dengan perkembangan zaman yang begitu pesat
akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada
gilirannya, efektifitas pembelajaran yang dihasilkan dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik dan kualitas individunya.
11. • Dalam konteks pendidikan, pemanfaatan TIK dikatakan salah satu
faktor yang berpengaruh dalam mewujudkan proses pembelajaran
yang lebih bermutu agar tujuan pendidikan dapat tercapai . Pendidikan
yang lebih fleksibel, terbuka, terjangkau serta mudah diakses oleh
siapapun tanpa membedakan faktor usia dan latar belakang adalah
gambaran kualitas pendidikan masa depan . Untuk mewujudkan hal
tersebut, TIK harus diintegrasikan ke dalam proses pembelajaran di
mana ada sejumlah tahapan yang harus dilalui . Pihak institusi atau
lembaga juga telah mempersiapkan infrastruktur yang diperlukan
seperti komputer dan jaringan internet.
12. • Menurut Irvin , terdapat 7 keterampilan TIK yang harus dimiliki baik oleh pendidik
maupun peserta didik yaitu terdiri dari kecakapan
mendefinisikan , mengakses , mengelola , mengintegrasikan , mengevaluasi , menciptaka
n dan mengkomunikasikan .
Keterampilan mendefinisikan adalah kecakapan atau keahlian yang dimiliki untuk
mengenali dan mengidentifikasi kebutuhan informasi dengan menggunakan peralatan
TIK. Keterampilan mengintegrasikan yaitu kecakapan untuk
menafsirkan, meringkas, menarik kesimpulan, membandingkan dan membedakan
informasi dari berbagai sumber digital. Dengan kata lain, kecakapan untuk melakukan
sintesis dari informasi yang telah diakses sebelumnya dengan bantuan TIK.
Keterampilan mengevaluasi adalah kecakapan untuk merefleksikan dan membuat
penilaian tentang kualitas, relevansi, kegunaan, efisiensi, otoritas, bias, dan ketepatan
waktu dari informasi yang diperoleh. Namun sayangnya dalam realitas masih terjadi
kesenjangan dalam literasi TIK khususnya di Indonesia sebagai negara berkembang. Hal
ini juga menjadi sekelumit permasalahan sumber daya manusia yang harus diselesaikan
agar bangsa Indonesia dapat bersaing di era industri 4.0.
13. • Disamping itu, terdapat faktor lainnya yang memicu kesenjangan digital di
antaranya faktor pendidikan, sosial ekonomi, geografis, peran pemerintah
dan swasta, budaya, dan lain-lain. Persoalan klasik lainnya yaitu penetrasi
TIK yang bersifat elitis di mana Pulau Jawa masih merupakan sentral dari
arus informasi dan teknologi di Indonesia yang berpotensi mengakibatkan
ketimpangan akses TIK di daerah lainnya. Alhasil, literasi TIK sebagian
besar tenaga pendidik masih berada di bawah standar . Keterampilan para
pendidik dalam memanfaatkan TIK pada proses pembelajaran menjadi ikut
terbatas. Internet hanya digunakan untuk mencari sumber informasi seputar
materi pembelajaran saja. Oleh karena itu literasi TIK harus dibangun dari
kesadaran akan pentingnya TIK khususnya dalam konteks pendidikan.
14. • Fase kesadaran (awareness state), merupakan kondisi di mana orang
menjadi sadar akan pentingnya teknologi, menganalisis signifikansinya,
merefleksikan nilainya dan kemudian memutuskan untuk mendapatkan
teknologi tersebut.
• Fase interpretasi (interpretive state). merupakan kondisi di mana orang telah
memperoleh, menggunakan, menginterpretasikan dan mengembangkan
keterampilan dengan TIK sehingga mereka dapat meningkatkan literasi TIK
• Fase kritis (critical state), merupakan kondisi di mana orang telah memiliki
pandangan atau pemahaman menyeluruh tentang suatu teknologi termasuk
asal-usulnya, penggunaan dan efeknya pada pengguna dari sudut pandang
mereka. Pada fase ini, mereka telah dapat menilai esensi dari teknologi yang
ditawarkan, memahami konsekuensi ketika mendapatkan teknologi tersebut,
lebih bijaksana menggunakan teknologi dan menilai secara kritis terkait
dampak teknologi pada tataran nilai yang mereka miliki.
15. • Berdasarkan tiga fase tersebut di atas (awareness-interpretive-critical),
literasi TIK membedakan tiga (3) dimensi yang terkandung di dalamnya
yaitu dimensi yang berkaitan dengan pengetahuan (knowledge) dari TIK,
dimensi keterampilan (skill) dalam menggunakan teknologi dan dimensi
sikap yang timbul dari refleksi kritis penggunaan teknologi seperti yang
dapat ditunjukkan sebagai berikut:
• Dimensi Literasi TIK (Pernia, 2008)
1. Pengetahuan : Kesadaran dan penghargaan terhadap TIK dan relevansinya
2. Keterampilan : Keterampilan teknis dalam menggunakan TIK yang
mencakup keterampilan atau kemampuan untuk mengakses, mengambil,
menyimpan, mengelola, mengintegrasikan, mengevaluasi, membuat dan
mengkomunikasikan informasi dan pengetahuan, serta berpartisipasi
dalam jaringan melalui internet.
16. 3. Sikap : Memahami bahwa akuisisi dan penggunaan TIK berdampak
pada personal dan kehidupan sosial, termasuk persepsi nilainilai dan
tanggung jawab, praktik komunikasi, dan perilaku lainnya.
17. Kompetensi TIK sebagai Pengetahuan Dasar ( pernia, 2008)
• Pengetahuan: • Terbiasa dengan ponsel, komputer, Internet, dan TIK
lainnya
• Mampu untuk mengidentifikasi TIK
• Menghargai fungsi aktual dan potensial dari suatu teknologi di kehidupan
sehari-hari
• Memahami fitur dasar atau penggunaan TIK (misalnya untuk ponsel: suara,
panggilan dan SMS; untuk komputer: pengolah kata, spreadsheet, basis data,
penyimpanan informasi; untuk Internet: penelusuran web, e-mail, dan pesan
singkat)
• Mampu untuk membedakan antara dunia nyata dan dunia virtual/maya
• Sadar akan kebutuhan terhadap telepon dan jaringan internet
18. - Kopetensi TIK sebagai Keterampilan Teknis (pernia,2008)
• Keterampilan : - Mampu untuk menggunakan berbagai fitur dan aplikasi
TIK (misalnya untuk ponsel: suara panggilan, SMS, kamera foto, perekam
atau pemutar video, perekam suara dan pemutar radio, pemutar musik,
layanan multi-media, pengolah kata, spreadsheet, presentasi, inframerah,
bluetooth, dan konektivitas internet)
- Mampu untuk mengakses dan mencari situs web (misalnya masuk ke
Internet, gunakan mesin pencari, perbaiki pencarian menggunakan kata
kunci, dan lain-lain.)
- Mampu untuk menggunakan layanan berbasis Internet (misalnya membuat
akun, menulis email, lampirkan dan unduh file, ikut serta dalam forum
diskusi dan media social untuk berjejaring, membuat blog, dan lain-lain.)
19. - Mampu untuk mengumpulkan dan memproses (misalnya membuat
basis data, mengatur, menyimpan, memfilter tidak relevan) data
elektronik untuk digunakan saat ini atau masa mendatang
- Mampu untuk mengubah data ke dalam bentuk/representasi grafik dan
format visual lainnya
- Menggunakan TIK untuk mendukung pemikiran kritis, kreativitas, dan
inovasi dalam mencapai tujuan pendidikan, terkait dengan pekerjaan,
dan rekreasi (misalnya pemanfaatan informasi yang bersifat multi-
media, informasi rujukan lintas situs web, mengatasi spam dan
penipuan, dan lain-lain.)
20. - Mampu untuk membedakan kredibilitas informasi (misalnya
membedakan yang relevan vs yang tidak relevan, subyektif vs
obyektif, nyata vs virtual, menyaring konten, menghindari
plagiarisme, dan lain-lain.)
7.4 : Kompetensi TIK sebagai keterampilan Menilai Kritis (Pernia,
2008)
- Sikap: • Mampu menggunakan TIK untuk bekerja secara individu atau
dalam tim, sesuai kesepakatan dan saling membantu jika terjadi
masalah.
21. • Menggunakan teknologi secara bijaksana: sensitivitas terhadap keamanan
dan penggunaan Internet yang bertanggung jawab
• Sikap kritis dan reflektif ketika mengakses informasi: Kesadaran terhadap
motif perusahaan teknologi dan kemampuan untuk menilai penawaran
teknologi.
• Ketertarikan dalam menggunakan TIK untuk memperluas wawasan dengan
mengambil bagian dalam komunitas. Memahami konsekuensi dari
memperoleh dan menggunakan teknologi
• Memahami bahwa penggunaan TIK memengaruhi pembentukan nilai dan
tanggung jawab, praktik komunikasi, dan perilaku lainnya.
• Mampu menilai secara kritis dampak teknologi terhadap nilai-nilai yang
dianut
22. 7.3 Penutup
• Era revolusi industri 4.0 telah mendorong berbagai perubahan di
berbagai sektor kehidupan termasuk sektor pendidikan. Harapannya
proses pembelajaran yang efektif dapat meningkatkan pula hasil
belajar dan mutu individu peserta didiknya. Pendidik dan peserta didik
tidak cukup hanya memiliki literasi dasar seperti membaca, menulis
dan berhitung untuk dapat bertahan di era digital ini.