Dokumen tersebut membahas tiga alternatif pengembangan sistem informasi yaitu in-sourcing, co-sourcing, dan out-sourcing beserta kelebihan dan kekurangannya. Keputusan penggunaan masing-masing alternatif tergantung pada sumber daya, dana, dan kompleksitas sistem yang dibutuhkan organisasi.
5. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Infrastruktur TI dan Teknologi Baru, Universitas Mercu Buana, 2017
1. SISTEM INFORMASI DAN PENGENDALIAN INTERNAL
DOSEN : PROF. DR. IR. HAPZI ALI, MM, CMA
TENTANG
INFRASTRUKTUR TEKNOLOGI INFORMASI
DAN TEKNOLOGI BARU
OLEH :
SANDY SETIAWAN
55516120017
MAGISTER AKUNTANSI
PROGRAM PASCASARJANA (S2)
UNIVERSITAS MERCUBUANA
TAHUN 2017
2. 3 (Tiga) Alternative Pengembangan Sistem yang berkaitan dengan
Infrastruktur Teknologi Informasi dan Teknologi Baru
Pada setiap kasus perusahaan, pasti membuat beberapa alternative pengembangan system
informasi, berikut 3 (tiga) alternative yang dapat digunakan perusahaan dalam
mengembangkan sistem informasi yang sedang atau akan dijalankan, sebagai berikut :
1. In-sourcing
In-sourcing adalah suatu model pengembangan dan dukungan dari sistem teknologi
informasi yang dilakukan oleh para pekerja di suatu area fungsional dalam organisasi
(misalnya Akunting, Keuangan, dan Produksi) dengan sedikit bantuan dari pihak spesialis
sistem informasi atau tanpa sama sekali. Model ini dikenal juga dengan istilah end-user
computing atau end-user development. Pengembangan ini dilakukan oleh para spesialis
sistem informasi yang berada dalam departemen EDP (Electronic Data Processing), IT
(Information Technology), atau IS (Information System). Pengembangan sistem umumnya
dilakukan dengan menggunakan SDLC (Systems Development Life Cycle) atau daur
hidup pengembangan sistem. Dengan menggunakan SDLC ini, organisasi akan mengikuti
6 langkah penting, yang mencakup berbagai tahapan berikut :
1. Perencanaan, yaitu membentuk rencana pengembangan sistem informasi yang
memenuhi rencana-rencana strategis dalam organisasi.
2. Penentuan lingkup, yaitu menentukan lingkup sistem yang diusulkan untuk
dibangun.
3. Analisis, yaitu menentukan kebutuhan-kebutuhan sistem yang diusulkan.
4. Desain, yaitu merancang sistem yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang
diperoleh pada tahapan analisis.
5. Implementasi, yaitu membuat sistem dan menyiapkan infrastruktur untuk sistem.
6. Pemeliharaan, yaitu mendukung sistem yang telah berjalan.
Pendekatan SDLC biasa disebut sebagai pengembangan tradisional dan mempunyai
kelemahan yakni pengembangannya lambat dan mahal. Selain itu, pemakai akhir kurang
terlibat sehingga rawan terhadap ketidakcocokan dengan yang diinginkan oleh pemakai.
Kelebihan :
- Sistem dapat diatur sesuai dengan kebutuhan dari perusahaan.
- Sistem dapat diintegrasikan dengan lebih baik terhadap sistem yang sudah ada.
- Dokumentasi menjadi lebih lengkap.
3. - Proses pengembangan sistem dapat dikelola dan dikontrol oleh perusahaan.
- User dalam perusahaan dapat mengendalikan pembuatan sistem.
- Mengembangkan sistem sendiri dapat dijadikan sebagai keunggulan kompetitif
perusahaan.
Kelemahan :
- Membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengembangkan sistem karena harus
dimulai dari awal.
- Terdapat kesulitan para user dalam menyatakan kebutuhan dan kesukaran
pengembang memahami user dan seringkali hal tersebut membuat para pengembang
merasa putus asa.
- Memerlukan sumber daya manusia yang ahli dalam bidang sistem informasi dan
teknologi informasi. Jika masih terbatas, maka sangat memerlukan diadakannya
pelatihan.
- Sistem buatan sendiri kurang efisien dan harganya cukup mahal.
2. Co-sourcing
Cosourcing dapat diartikan partnership dan didasarkan atas hubungan kerjasama jangka
panjang. Pelaksanaan strategi co-sourcing oleh suatu perusahaan pada intinya disebabkan
semakin meningkatnya kegiatan bisnis suatu perusahaan pada satu sisi dan adanya
keterbatasan SDM internal dari segi kuantitas maupun knowledge untuk mengatasi secara
baik (efektif dan efisien) meningkatnya kegiatan bisnis tersebut.
Strategi ini lebih terarah pada performa bisnis yang dilaksanakan setiap perusahaan. Trend
globalisasi dan tantangan yang semakin besar pada lingkungan yang membutuhkan
fleksibilitas, perkembangan berkelanjutan dan fokus kepada kompetensi inti perusahaan
merupakan penyebab perusahaan memilih strategi co-sourcing.
Kelebihan :
- Adanya sharing knowledge antar organisasi.
- Pengembangan sistem berada didalam pengawasan dan pengarahan perusahaan.
- Kualitas sistem informasi yang dikembangkan dapat dikendalikan oleh perusahaan.
- Lebih fokus pada pengembangan sistem informasi terhadap bentuk jenis bisnis.
Kelemahan :
- Rahasia perusahaan diketahui oleh pihak luar.
- Keamanan sistem kurang terjamin.
4. - Ada kemungkinan terjadinya pola pikir yang berbeda antara perusahaan dan partner
dan berdampak pada perpecahan dalam tim tersebut.
- Sulitnya melakukan modifikasi sistem karena ada dua pihak yang terkait dalam proses
pembuatannya.
- Sumber daya yang dimiliki perusahaan dapat berpindah ke perusahaan pesaing.
3. Out-sourcing
Outsourcing berasal dari bahasa Inggris yang berarti “alih daya”. Outsourcing
mempunyai nama lain yaitu “contracting out” merupakan sebuah pemindahan operasi dari
satu perusahaan ke tempat lain. Hal ini biasanya dilakukan untuk memperkecil biaya
produksi atau untuk memusatkan perhatian kepada hal lain.
Di negara-negara maju seperti Amerika & Eropa, pemanfaatan outsourcing sudah
sedemikian mengglobal sehingga menjadi sarana perusahaan untuk lebih berkonsentrasi
pada core businessnya sehingga lebih fokus pada keunggulan produk servicenya.
Pemanfaatan outsourcing sudah tidak dapat dihindari lagi oleh perusahaan di Indonesia.
Berbagai manfaat dapat dipetik dari melakukan outsourcing; seperti penghematan biaya
(cost saving), perusahaan bisa memfokuskan kepada kegiatan utamanya (core business),
dan akses kepada sumber daya (resources) yang tidak dimiliki oleh perusahaan.
Salah satu kunci kesuksesan dari outsource adalah kesepakatan untuk membuat hubungan
jangka panjang (long term relationship), tidak hanya kepada proyek jangka dekat.
Alasannya sangat sederhana, yaitu outsourcer harus memahami proses bisnis dari
perusahaan. Perusahaan juga akan menjadi sedikit tergantung kepada outsourcer. Namun
ternyata hal ini tidak mudah dilakukan di Indonesia. Terlebih-lebih lagi di Indonesia ada
banyak masalah dalam menentukan partner outsourcing ini.
Dewasa ini terdapat pula kecenderungan untuk mengadakan sistem informasi melalui
outsourcing. Bentuk outsourcing yang umum dilakukan pada perusahaan-perusahaan di
Indonesia adalah dalam bidang layanan kebersihan ruangan. Dalam bidang teknologi
informasi, beberapa bank di Indonesia telah menerapkan outsourcing. Dalam hal ini.
pengembangan sistem dilakukan oleh perusahaan perangkat lunak. Pada prakteknya,
outsourcing sistem informasi terkadang tidak hanya dalam hal pengembangan sistem,
melainkan juga pada pengoperasiannya.
Berdasarkan pengertian outsourcing yang tercantum dalam UU No 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan yang menyatakan adanya suatu perjanjian kerja yang dibuat
antara pengusaha dengan tenaga kerja dimana perusahaan tersebut dapat menyerahkan
5. sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lainnya melalui perjanjian
pemborongan pekerjaan yang dibuat secara tertulis, dapat dikatakan bahwa outsourcing
adalah pemindahan fungsi pengawasan dan pengelolaan suatu proses bisnis kepada
perusahaan penyedia jasa. Melalui outsourcing, pada jangka waktu tertentu perusahaan
dapat melepaskan penyediaan dan pengelolaan sistem informasi kepada pihak penyedia
jasa. Terdapat tiga unsur penting dalam outsourcing, yaitu:
1. Pemindahan fungsi pengawasan
2. Pendelegasian tanggung jawab atau tugas suatu perusahaan
3. Menitikberatkan pada hasil atau output yang ingin dicapai oleh perusahaan.
Sementara itu, IT outsourcing merupakan pemanfaatan organisasi eksternal untuk
memproduksi atau membuat ketetapan jasa teknologi informasi. Jasa IT yang biasanya di
outsourcing adalah desktop, jaringan, aplikasi dan web hosting. IT Outsourcing dapat
dikelompokkan menjadi 4, yaitu:
1. Total Outsourcing, yaitu sepenuhnya menyerahkan semuanya ke pihak lain, baik
hardware, software, dan brainware.
2. Total Insourcing, peminjaman atau penyewaan sumber daya manusia yang
dimiliki oleh pihak lain yang di pakai dalam jangka waktu tertentu.
3. Selective Sourcing, perusahaan memilah-milah bagian mana yang akan di
serahkan ke pada pihak lain, dan bagian yang tidak di berikan tersebut akan
dikelola oleh perusahaan sendiri.
4. De Facto Insourcing, menyerahkan semua yang menyangkut IT ke perusahaan
lain dikarenakan adanya latar belakang sejarah.
Perusahaan akan mencari cara untuk dapat meningkatkan daya saingnya, mengurangi
biaya yang timbul dan juga resiko pekerjaan, sehingga perusahaan akan melakukan
analisis internal untuk mengetahui pekerjaan apa yang dapat diserahkan ke pihak ketiga
meskipun pengawasan dari perusahaan harus tetap ada.
Menurut O’Brien dan Marakas (2006), beberapa pertimbangan perusahaan untuk
memilih strategi outsourcing sebagai alternatif dalam mengembangkan sistem
informasi diantaranya:
1. Biaya pengembangan sistem sangat tinggi.
2. Resiko tidak kembalinya investasi yang dilakukan sangat tinggi.
3. Ketidakpastian untuk mendapatkan sistem yang tepat sesuai dengan spesifikasi
yang diinginkan.
4. Faktor waktu/kecepatan.
6. 5. Proses pembelajaran pelaksana sistem informasi membutuhkan jangka waktu yang
cukup lama.
6. Tidak adanya jaminan loyalitas pekerja setelah bekerja cukup lama dan terampil
Contoh
Sekolah harus memiliki database mengenai jumlah murid, jumlah guru dan karyawan,
daftar perlengkapan sekolah, jadwal pelajaran, serta pembangunan website sekolah
sebagai sarana informasi dan promosi kepada masyarakat. Sekolah dapat melakukan
kontrak kerjasama dengan perusahaan IT yang bergerak dalam penyediaan sistem
informasi database. Setelah melalui diskusi antar kedua belah pihak, perusahaan IT akan
mengetahui kebutuhan dari klien dan menyiapkan database yang sesuai. Setelah, database
tersebut diterima oleh pihak sekolah, perusahaan IT dapat melakukan uji coba sistem
terlebih dahulu sebelum implementasi disekolah tersebut. Perusahaan IT kemudian
berkewajiban untuk melakukan operasionalisasi dan memelihara sistem database yang
telah dibangun sesuai dengan standar kerja yang telah disepakati sebelumnya.
Meskipun penggunaan outsourcing seringkali digunakan sebagai strategi kompetisi
perusahaan untuk fokus pada core business-nya. Namun, pada prakteknya outsourcing
didorong oleh keinginan perusahaan untuk menekan cost hingga serendah-rendahnya dan
mendapatkan keuntungan berlipat ganda walaupun seringkali melanggar etika
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam outsourcing :
- Menentukan pengembang yang ditunjuk untuk membangun sistem informasi dengan
hati-hati. Sebaiknya, pihak luar yang dipilih memang benar-benar telah
berpengalaman
- Menandatangani kontrak. Kontrak dimaksudkan sebagai pengikat tanggung jawab dan
dapat dijadikan sebagai pegangan dalam melanjutkan atau menghentikan proyek jika
terjadi masalah selama masa pengembangan
- Merencanakan dan memonitor setiap langkah dalam pengembangan agar keberhasilan
proyek benar-benar tercapai. Kontrol perlu diterapkan pada setiap aktivitas dengan
maksud agar pemantauan dapat dilakukan dengan mudah
- Menjaga komunikasi yang efektif antara personil dalam perusahaan dengan pihak
pengembang dengan tujuan agar tidak terjadi konflik atau hambatan selama proyek
berlangsung
- Mengendalikan biaya dengan tepat dengan misalnya memperhatikan proporsi
pembayaran berdasarkan persentasi tingkat penyelesaian proyek.
7. Kelebihan :
- Perusahaan dapat berkonsentrasi pada bisnis yang ditangani
- Dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kas dalam aset perusahaan karena tidak
perlunya aset untuk teknologi informasi
- Outsourcer yang telah ahli dibidang pengembangan sistem dapat memberikan jasa
yang lebih berkualitas dibandingkan dikerjakan sendiri oleh pihak internal
perusahaan.
- Mendapatkan kepakaran yang lebih baik dan teknologi yang lebih maju
- Lebih menghemat biaya dan mengurangi risiko kegagalan investasi yang mahal.
- Waktu pengembangan lebih cepat
- Menghilangkan penyediaan sarana saat beban puncak terjadi dan cukup melakukan
pengeluaran biaya sesuai dengan tambahan layanan yang diberikan pihak luar.
- Memfasilitasi downsizing sehingga perusahaan tidak perlu lagi memikirkan
pengurangan pegawai.
Kelemahan :
- Kehilangan kendali terhadap sistem dan data karena bisa saja pihak outsourcer
menjual data ke pesaing.
- Mengurangi keunggulan kompetitif karena pihak outsourcer tidak dapat diharapkan
untuk menyediakannya karena outsourcer juga harus memikirkan klien lain.
- Menjadi sangat tergantung pada pihak luar sehingga sangat sulit bagi perusahaan
untuk mengambil alih kembali sistem yang sedang berjalan.
- Proses pembelajaran pelaksana sistem informasi membutuhkan jangka waktu yang
cukup lama.
- Tidak adanya jaminan loyalitas pekerja setelah bekerja cukup lama dan terampil.
- Jika terjadi gangguan pada sistem, maka perusahaan akan menanggung risiko
keterlambatan penanganan karena kendali ada pada outsourcer yang harus dihubungi
terlebih dahulu.
- Jika kekuatan menawar ada pada outsourcer, maka perusahaan akan kehilangan
kendali dalam memutuskan sesuatu apalagi terdapat konflik antara perusahaan dan
outsourcer.
8. Kesimpulan terkait alternative pengembangan sistem
Keputusan yang diambil dalam penggunaan salah satu pendekatan untuk
mengembangkan sistem informasi di suatu organisasi atau perusahaan bisnis yaitu
outsourcing ataupun insourcing dan cosourcing tergantung pada kondisi perusahaan
dengan memperhatikan beberapa aspek yaitu ketersediaan sumber daya manusia,
ketersediaan dana dan kompleksitas sistem informasi yang dibutuhkan.
Terdapat kelebihan dan kekurangan pada sistem insourcing dan outsourcing dalam
pengelolaan sistem informasi di perusahaan. Pemilihan sistem yang terbaik, baik itu
insorcing atau outsourcing harus disesuaikan dengan kondisi perusahaan. Untuk
perusahaan yang relatif kecil dengan jumlah karyawan yang terbatas sebaiknya
menggunakan sistem oursourcing, sedangkan untuk perusahaan besar dengan cakupan
bisnis yang luas serta jumlah karyawan yang banyak yang terbaik adalah menggunakan
sistem insourcing.
Saran terkait alternative pengembangan sistem
Metode pendekatan outsourcing memiliki beberapa kelemahan seperti ketergantungan
perusahaan pada vendor terutama pada sistem informasi yang utama bagi perusahaan
apabila mengalami gangguan dan kelemahan akibat kontrak kerja bagi perusahaan.
Dalam hal ini, untuk mengantisipasi kelemahan dari pendekatan outsourcing, perusahaan
harus memperhatikan 10 (sepuluh) kunci sukses outsourcing menurut O’Brian sebelum
menentukan dan menerapkannya dalam perusahaan. Selain itu, berhati-hati dalam
memilih dan menentukan vendor juga merupakan salah satu faktor penting yang
mendorong kesuksesan pelaksanaan outsourcing. Oleh karena itu, dalam pemilihan
vendor juga harus memperhatikan faktor reputasi vendor, harga, ketentuan kontrak yang
fleksibel bagi perusahaan, kesinambungan hubungan dan kemampuan dalam
menghasilkan value added oleh vendor bagi perusahaan.
9. Tren saat ini untuk platform perangkat keras (hardware) dan perangkat
lunak (software) computer dalam Implementasi Sistem Informasi dan
Pengendalian Internal di perusahaan yang bergerak dibidang jasa
Infrastruktur IT adalah sumber daya teknologi bersama yang menyediakan platform
untuk aplikasi sistem informasi perusahaan yang spesifik. Infrastruktur IT mencakup
perangkat keras, perangkat lunak, dan layanan yang dibagi di seluruh perusahaan. Komponen
utama infrastruktur IT adalah platform perangkat keras komputer, sistem operasi plat-bentuk,
platform perangkat lunak perusahaan, jaringan dan platform telekomunikasi.
Terdapat lima tahap evolusi dalam infrastruktur IT yaitu, era mainframe, era komputer
pribadi, era server, era internet, dan era cloud computing.
Tren Platform Perangkat Keras
Saat ini terdapat kecenderungan tren yang muncul dalam platform mobile computing
digital, grid computing, platform mobile, on-demand cloud computing, dan autonomic
computing. Sehingga menghasilkan bahwa, komputasi berlangsung melalui jaringan.
Komputasi grid melibatkan hubungan komputer remote geography dalam satu jaringan untuk
membuat komputasi grid yang menggabungkan kekuatan komputasi dari semua komputer di
jaringan yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah komputasi besar. Cloud
computing adalah model komputasi di mana perusahaan dan individu memperoleh kebutuhan
komputer dan aplikasi perangkat lunak melalui Internet dibanding membeli dan memasang
pada komputer mereka sendiri. Dalam komputasi yang otomatis, sistem komputer memiliki
kemampuan untuk mengkonfigurasi dan memperbaiki diri secara langsung.
Tren Platform Perangkat Lunak
Tren platform perangkat lunak termasuk meningkatnya penggunaan Linux, perangkat
lunak open source, Java dan Ajax, layanan Web, mashup dan widget, dan perangkat lunak
outsourcing. Perangkat lunak open source diproduksi dan dipelihara oleh komunitas global
programmer dan gratis untuk diunduh. Layanan Web yang longgar digabungkan software
komponen-komponen berdasarkan standar Web terbuka yang tidak spesifik dan dapat bekerja
dengan aplikasi perangkat lunak. Mereka dapat digunakan sebagai komponen aplikasi
berbasis web yang menghubungkan sistem dua organisasi yang berbeda atau untuk
menghubungkan sistem yang berbeda dari sebuah perusahaan tunggal. Perusahaan akan
10. membeli aplikasi perangkat lunak baru dari sumber-sumber di luar, termasuk paket perangkat
lunak, dengan pengembangan aplikasi kustom untuk vendor eksternal atau dengan menyewa
layanan perangkat lunak.
Tantangan utama dalam mengelola infrastruktur IT adalah berurusan dengan Platform dan
perubahan infrastruktur, infrastruktur pengelolaan, dan membuat investasi pada infrastruktur
secara bijaksana. Total biaya yang dimiliki sumber daya teknologi tidak hanya mencakup
biaya asli hardware komputer dan perangkat lunak saja, tetapi juga biaya untuk pembaharuan
hardware dan software, pemeliharaan, dukungan teknis, dan pelatihan.
Contoh Tren saat ini untuk Platform Perangkat Keras dan Perangkat Lunak dalam
implementasi Sistem Informasi dan Pengendalian Internal diperusahaan yang bergerak
dibidang jasa “Traveloka”.
Traveloka adalah perusahaan yang menyediakan layanan jasa terkait pemesanan tiket
pesawat ,hotel, pertunjukan seni, paket perjalanan wisata, pulsa prabayar dan lainnya.
Traveloka memiliki basis operasional di Jakarta. Platform perangkat keras yang diterapkan
oleh Traveloka dapat berupa platform mobile. Sedangkan, Platform perangkat lunak yang di
implementasikan oleh Traveloka berupa penyediaan suatu situs/web. Traveloka menyediakan
platform online (layanan web atau widget atau aplikasi yang dapat diunduh oleh siapapun di
google play melalui smart phone) sehingga pengguna dapat menelusuri berbagai jenis produk
yang ditawarkan oleh Traveloka. Pengguna dapat membuat pemesanan layanan yang
disediakan oleh hotel, maskapai penerbangan, operator transportasi lainnya, penyelenggara
pertunjukan seni, pengelola objek wisata, biro perjalanan wisata, operator seluler, dan/atau
penyedia layanan lain yang bekerjasama dengan Traveloka "Vendor" di Situs. Dengan
meletakkan pesanan melalui situs, widget dan aplikasi khusus yang disediakan oleh
Traveloka, tentu akan mempermudah pengguna (konsumen) dalam melakukan segala jenis
pemesanan. Hal ini menandakan bahwa Infrastrktur IT yang tangguh tentu akan memberikan
added value yang besar terhadap suatu bisnis dan menunjang aktivitas bisnis menjadi lebih
efektif dan efisien.