1. CIRI-CIRI JAMUR
Fusarium oxysporum f.sp. licopersici
Sistematika
Adapun klasifikasi Fusarium oxysporum f.sp. licopersici menurut
Semangun (1996) adalah sebagai berikut :
Kingdom
: Mycetaceae
Divisio
: Ascomycota
Class
: Sordariomycetes
Ordo
: Hypocreales
Famili
: Nectriaceae
Genus
: Fusarium
Spesies
: Fusarium oxysporum f.sp. licopersici
Ciri-ciri Fusarium oxysporum f.sp. licopersici
Jamur membentuk miselium bersekat dan dapat tumbuh dengan baik pada
bermacam-macam media agar yang mengandung ekstrak sayuran. Mula-mula
miselium tidak berwarna, semakin tua warna menjadi krem, akhirnya koloni
tampak mempunyai benang-benang berwarna oker. Pada miselium yang lebih tua
terbentuk klamidospora yang berdinding tebal. Jamur membentuk banyak
mikrokonidium
bersel
1,
tidak
berwarna,
lonjong
atau
bulat
telur,
6-15 x 2,5-4 μm. Mikrokonidium dapat dibentuk dalam pembuluh kayu dan
terangkat ke atas bersama-sama dengan air dan hara tanah. Makrokonidium lebih
2. jarang terdapat, berbentuk kumparan, tidak berwarna, kebanyakan bersekat dua
atau tiga, berukuran 25-33 x 3,5-5,5 μm (Semangun, 1996).
Jamur ini adalah jamur tanah atau yang lazim disebut sebagai soil
inhabitant. Tanah yang sudah terinfeksi sukar dibebaskan kembali dari jamur ini.
Tanpa adanya tumbuhan inang, jamur dapat bertahan dalam tanah lebih dari 10
tahun. Jamur mengadakan infeksinya pada akar, terutama melalui luka-luka atau
melalui luka yang terjadi akibat munculnya akar lateral (Semangun, 1996).
Morfologi fusarium oxysporum, yaitu koloninya tumbuh dengan cepat,
mencapai diamter 4,5-6,5 cm dalam waktu empat hari pada suhu 25°C. Miselium
permukaan jarang sampai berlimpah, berwarna putih atau krem muda, tetapi
biasanya dengan warna ungu, lebih kuaat pada permukaan agar stroma. Beberapa
isolat mempunyai ciri-ciri bau aroma seperti bunga bungur, beberapa
menghasilkan sporodokium dengan lendir oranye dari makrokonidiumnya
(Soesanto, 2008)
Gejala Serangan
Gejala awal dari penyakit ini adalah menjadi pucatnya tulang-tulang daun,
terutama daun-daun atas, kemudian diikuti dengan menggulungnya daun yang
lebih tua (epinasti) karena merunduknya tangkai daun, dan akhirnya tanaman
menjadi layu secara keseluruhan. Kadang-kadang layu didahului dengan layunya
daun-daun bawah. Pada batang kadang-kadang terbentuk akar adventif. Tanaman
kerdil dan merana tumbuhnya. Jika tanaman yang sakit dipotong dengan pisau
dekat pangkal batang akan terlihat suatu cincin cokelat dekat berkas pembuluh.
Pada tanaman yang masih sangat muda dapat menyebabkan matinya tanaman
3. secara mendadak karena pada pangkal batang terjadi kerusakan atau kanker yang
menggelang. (Semangun, 1996).
Gejala
serangan
(Fusarium
oxyporum
Lycopersici)
pada
tomat
(Lycopersicum esculentum) yang mana awalnya tulang-tulang daun sebelah atas
menjadi pucat, tangkai daun merunduk dan tanaman menjadi layu. Layu total
dapat terjadi antara 2-3 minggu setelah terinfeksi. Tandanya dapat dilihat pada
jaringan angkut tanaman yang berubah warna menjadi kuning atau coklat.
Penyakit ini dapat bertahan di tanah untuk jangka waktu lama dan bisa berpindah
dari satu lahan ke lahan lain melalui mesin-mesin pertanian, seresah daun yang
telah terserang, maupun air irigasi. Suhu tanah yang tinggi sangat sesuai untuk
perkembangan penyakit ini ( Irzayanti, 2008).
Sclerotium rolfsii
Sistematika
Adapun klasifikasi Sclerotium rolfsii menurut Tindaon
sebagai berikut :
Kingdom
: Mycetaceae
Divisio
: Mycopyta
Class
: Deuteromycetes
Ordo
: Mycelia steril
Famili
: Agonomicetaceae
Genus
: Sclerotium
Spesies
: Sclerotium rolfsii
(2008) adalah
4. Ciri-ciri Sclerotium folfsi
Jamur ini memiliki struktur yang terdiri dari mikronidia dan makronidia.
Permukaan koloninya berwarna ungu, tepinya bergerigi, permukaannya kasar
berserabut dan bergelombang. Di alam, jamur ini membentuk konidium.
Konidiofor bercabang-cabang dan makro konidium berbentuk sabit, bertangkai
kecil, sering kali berpasangan. Miselium terutama terdapat di dalam sel khususnya
di dalam pembuluh, juga membentuk miselium yang terdapat di antara sel-sel,
yaitu di dalam kulit dan di jaringan parenkim di dekat terjadinya infeksi.
Mikronidia adalah spora dengan satu atau dua sel yang dihasilkan Fusarium pada
semua kondisi dan dapat menginfeksi tanaman. Makronidia adalah fungi dengan
tiga sampai lima sel biasanya ditemukan pada permukaan. Klamidospora adalah
spora dengan sel selain diatas, dan pada waktu dorman dapat menginfeksi
tanaman, sporanya dapat tumbuh di air (http://sciweb.nybg.org, 2011).
Biasanya Sclerotium rolfsii ini paling antagonis. Ini adalah suatu massa
hifa yang rapat atau padat, yang sel-selnya memendek dan membesar. Sklerotium
terdiri dari jaringan pseudoparenkim yang sel-selnya saling menekan dan berisi
banyak makanan cadangan. Sel-sel yang membentuk lapisan luar (lapisan
pelindung) mempunyai dinding yang tebal. Lapisan luar ini dapat mempunyai
warna muda, tetapi kebanyakan berwarna coklat atau hitamSemangun, 1996).
Gejala Serangan
Populasi patogen dapat bertahan secara alami di dalam tanah dan pada
akar-akar tanaman sakit. Apabila terdapat tanaman peka, melalui akar yang luka
dapat segera menimbulkan infeksi. Sehingga perkembangan klamidospora
5. dirangsang oleh keadaan akar tanaman yang lemah, pelukaan pada akar akan
memproduksi zat-zat (seperti asam amino, glutamin) yang dapat mendorong
pertumbuhan spora (Damayanti, 2009).
Pertama sekali menyerang batang, meskipun menginfeksi beberapa bagian
tanaman dibawah kondisi lingkungan yang sesuai termasuk akar, buah, petiole
daun dan bunga. Tanda pertama infeks imeskipun biasanya
tidak terdeteksi
adalah coklat gelap pada batang. Gejala pertama yang mungkin adalah proses
penguningan dan kelayuan pada daun. Gejala berikutnya terlihat jamur lapisan
putih
atau
benang
miselium
pada
jaringan
yang
terinfeksi
(Fereira and Boley, 2006).
Trichoderma harzianum
Sistematika
Adapun klasifikasi Trichoderma harzianum menurut semangun (1996)
adalah sebagai berikut :
Kingdom
: Mycetaceae
Divisio
: Amastigomycota
Class
: Deuteromycetes
Ordo
: Moniliales
Famili
: Moniliceae
Genus
: Trichoderma
Spesies
: Trichoderma harzianum
6. Ciri-ciri Trichoderma harzianum
Trichoderma sp. konidiofor hyaline, bercabang dan pyramidal. Konidia
(dengan diameter rata – rata 3 µm) berbentuk sel tunggal dan bulat permukaannya
halus dan kasar. Trichoderma sp. umumnya penghuni tanah, khususnya pada
tanah organik. Cendawan ini dapat hidup sebagai saprofitik atau parasitik terhadap
cendawan lain, bersifat antagonistik dan banyak digunakan sebagai pengendalian
biologi (http://ekyowinnersnews.com, 2010).
Trichorderma harzianum sangat umum ditemukan di daerah yang beiklim
panas, suhu optimum untuk pertumbuhan Trichorderma harzianum adalah 15-310
C, tetapi pertumbuhan terbaik rata-rata pada suhu 300 C dan untuk suhu
maksimum 300–360 C. Pertumbuhan normal untuk cendawan Trichorderma
harzianum pada pH 3,7-4,7 (Sudarmo, 1992).
Manfaat dan Keunggulan
T. harzianum merupakan kelompok jamur yang paling sering
digunakan dalam pengendalian hayati, karena memiliki beberapa keunggulan
komparatif dibandingkan dengan organisme lain yaitu kisaran lingkungan yang
luas, bersifat mikoparasitik nekrotrops, mampu berkompetisi dalam memperoleh
ruang dan menghasilkan antibiotik dan enzim yang merugikan patogen
(Riskiandi, 2008).
Trichoderma sp. dapat bersifat antagonis terhadap banyak cendawan
karena mempunyai banyak cara untuk mematikan atau menghambat pertumbuhan
cendawan lain. Ada tiga mekanisme antagonis cendawan Trichoderma harzianum
7. terhadap patogen tular tanah yaitu sebagai kompetitor baik ruang maupun nutrisi,
(http://ekyowinnersnews.com, 2011).
Trichoderma koningii
Sistematika
Adapun klasifikasi Trichoderma koningii menurut Semangun
(1996)
adalah sebagai berikut :
Kingdom
: Mycetaceae
Divisio
: Amastigomycota
Class
: Deuteromycetes
Ordo
: Moniliales
Famili
: Moniliceae
Genus
: Trichoderma
Spesies
: Trichoderma koningii
Ciri-ciri Trichoderma koningii
Trichoderma merupakan jamur inperfekti (tak sempurna) dari Subdivisi
Deuteromycotina, Kelas Hyphomycetes, Ordo Moniliaceae. Konidiofor tegak,
bercabang banyak, agak berbentuk kerucut, dapat membentuk klamidospora, pada
umumnya koloni dalam biakan tumbuh dengan cepat, berwarna putih sampai
hijau (Cook dan Baker, 1989).
Trichoderma koningii dan Trichoderma viride dapat menghambat secara
nyata terhadap cendawan Fusairum annosus dan Rhizocthonia solani dengan
antibiotika menguap yang dihasilkannya. Disamping itu Trichoderma koningii
8. dan Trichoderma viride juga dapat menggulung Fusarium annosus dan
Rhizocthonia solani. Trichoderma koningii dapat mempengarui Phytophthora
Palmivora cendawan penyebab panyakit busuk buah kakao dengan perubahan
warna menjadi kuning. Diduga hal ini karena adanya antibiotika yang dikeluarkan
oleh Trichoderma koningii tersebut (hhtp://ekyowinnersnews.com, 2011).
Manfaat dan Keunggulan
Diketahui bahwa beberapa spesies Trichoderma mampu menghasilkan
metabolit gliotoksin dan viridin sebagai antibiotik dan beberapa spesies juga
diketahui
dapat
mengeluarkan
enzim 1,3-glukanase
dan kitinase
yang
menyebabkan eksolisis pada hifa inangnya, tapi proses yang terpenting adalah
kemampuan mikoparasit dan persaingannya yang kuat dengan patogen
(Cook and Baker, 1989).
Dalam beberapa penelitian yang dilakukan, Trichoderma spp. berperan
sebagai mikoparasit terhadap Phytium apanidermatum, Rhizoctonia solani, dan
Sclerotium ralfsii. Mikoparasitisme dari Trichoderma spp. merupakan suatu
proses yang kompleks dan terdiri dari beberapa tahap dalam menyerang inangnya.
Interaksi awal dari Trichoderma spp. yaitu dengan cara hifanya membelok ke arah
jamur inang yang diserangnya, Ini menunjukkan adanya fenomena respon
kemotropik pada Trichoderma spp. karena adanya rangsangan dari hyfa inang
ataupun senyawa kimia yang dikeluarkan oleh jamur inang. Ketika mikoparasit itu
mencapai inangnya, hifanya kemudian membelit atau menghimpit hifa inang
tersebut dengan membentuk struktur seperti kait (hook-like structure), mikoparasit
9. ini juka terkadang mempenetrasi miselium inang dengan mendegradasi sebagian
dinding sel inang (Chet, 1987).
Gliocladium spp.
Sistematika
Adapun klasifikasi Gliocladium spp menurut Semangun (1996) adalah
sebagai berikut :
Kingdom
: Fungi
Divisio
: Ascomycota
Class
: Ascomycetes
Ordo
: Hypocreales
Famili
: Hypocreaceae
Genus
: Gliocladium
Spesies
: Gliocladium spp.
Ciri-ciri Gliocladium spp
Gliocladium spp. memiliki konidiofor yang berseptadan bercabang ke atas
dengan struktur sikat yang penicilate. Masing-masing percabangan membentuk
alur berputar yang memiliki 4-5 kelompok konidia. Konidia berbentuk lonjong
sampai pipih dan hyalin. Gliocladium mempunyai konidiofor bersepta bening dan
tidak berwarna, bercabang pada ujungnya, mempunyai bentuk peniculate dan
kepalanya menghasilkan spora licin, sel spora genus falid dan kadang-kadang
berbentuk botol, konvek pada satu sisi fialosporanya berwarna kuning
(Semangun, 1996).
10. Jamur Gliocladium mempunyai stadium bentuk teleo. Koloni tumbuh
sangat cepat dan mencapai diameter 5-8 cm dalam waktu lima hari pada suhu
20°C dimedium OA. Perbedaannya dengan Trichoderma adalah fialidanya seperti
tertekan dan memunculkan satu tetes besar konidium berwarna hijau, yang
membentuk massa laendir, pada setiap gulungan. Konidiumnya berbentuk bulat
telur pendek, berdinding halus, agak besar, dan kebanyakan berukuran (4,5-6) x
(3,5-4) µm (Soesanto, 2008).
Manfaat dan Keunggulan
Inokulasi jamur ini ke dalam tanah dapat menekan serangan penyakit layu
yang menyerang di pesemaian, hal ini disebabkan oleh adanya pengaruh toksin
yang dihasilkan jamur ini yang dapat diisolasi dari biakan yang ditumbuhan di
dalam petri. Spesies lain dari jamur ini telah diketahui bersifat antagonistik atau
parasitik terhadap jamur patogen tular tanah yang banyak menimbulkan kerugian
pada tanaman pertanian (http://acehpedia.org, 2008).
Kelebihan/kebaikan Agens Hayati, antara lain :
• Selektifitasnya tinggi dan tidak dapat menimbulkan ledakan hama baru dan
resurgensi hama.
• Faktor pengendali (agens) yang digunakan tersedia di lapang.
• Agens hayati (parasitoid dan predator) dapat mencari sendiri inang atau
mangsanya.
• Agens hayati (parasitoid dan predator, patogen) dapat berkembang biak dan
(http://wijiyono.multiply.com, 2011).
11. Pseudomonas flourecens
Sistematika
Adapun klasifikasi Pseudomonas flourecens Semangun (1996) adalah
sebagai berikut :
Kingdom
: Fungi
Divisio
: Protophyta
Class
: Schizomycetes
Ordo
: Pseudomonadales
Famili
: Pseudomonadaceae
Genus
: Pseudomonas
Spesies
: Pseudomonas flourecens
Ciri-ciri Pseudomonas flourecens
Pseudomonas flourecens berbentuk batang lurus atau agak lengkung,
berukuran (0,5-1,0) x (1,5-5,0) µm, tidak spiral, bergerak dengan satu atau
beberapa flagelum polar, dan bersifat gram negatif. Bakteri hidup secara aerob,
mempunyai tipr pernapasan secara tegas dari metabolisme, dengan oksigen
sebagai penerima elektron akhir (terminal) (Soesanto, 2008).
Pada penyakit pembuluh karena bakteri (Pseudomonas solanacearum,
P.syzgii), jika batang atau akar tumbuhan sakit dipotong melintang akan keluar
lendir bakteri seperri susu kental yang disebut nenes (ooze). Lendir akan keluar
lebih banyak jika batang atau akar diletakkan dalam ruangan yang lembab. Pada
penyakit layu bakteri (Erwihiya tracherphila) pada suku labu-labuan nenes ini
12. kental dan lekat, sehingga dapat ditarik menjadi benang yang panjangnya 2,5 cm
atau lebih (Semangun, 1996).
Manfaat dan Keunggulan
Jamur antagonis ini menghasilkan enzim hidrolosis, glukanase dan
kitinase, yang mampu menguraikan dan menyebabkan lisis dinding jamur patogen
tanaman. Beberapa spesies juga diketahui dapat mengeluarkan enzim 1,3glukanase dan kitinase yang menyebabkan eksolisis pada hifa inangnya, tapi
proses yang terpenting adalah kemampuan mikoparasit dan persaingannya yang
kuat dengan patogen (Soesanto, 2008).
Pythium spp
Sistematika
Adapun klasifikasi Pythium spp menurut Semangun(1996) adalah sebagai berikut
:
Kingdom
: Fungi
Divisio
: Protophyta
Class
: Schizomycetes
Ordo
: Hypocreales
Famili
: Hypocreaceae
Genus
: Pythium
Spesies
: Pythium spp
13. Ciri-ciri Pythium spp
Jamur antagonis Pythium oligandrum termasuk kedalam famili pythiaceae,
yang mempunyai koloni dengan pertumbuhan sangan cepat, yaitu pertambahan
2,7-3,0 cm per hari pada suhu 25°C dimedium CMA. Koloninya sangat tipis dan
disebabkan penuaan hifa, hifa sangat sukar dilihat setelah satu minggu atau lebih.
Sporangiumnya terbentuk dibagian ujung atau kebanyakan dibagian tengah
sporangiofor, kadang-kadang terdiri atass 2-5 sporangium tak beraturan, agak
bulat, dan berdiameter 24-25 µm (soesanto, 2008).
Jamur antagonis Pythium oligandrum termasuk kedalam famili pythiaceae,
yang mempunyai koloni dengan pertumbuhan sangan cepat, yaitu pertambahan
2,7-3,0 cm per hari pada suhu 25°C dimedium CMA. Koloninya sangat tipis dan
disebabkan penuaan hifa, hifa sangat sukar dilihat setelah satu minggu atau lebih.
Sporangiumnya terbentuk dibagian ujung atau kebanyakan dibagian tengah
sporangiofor, kadang-kadang terdiri atass 2-5 sporangium tak beraturan, agak
bulat, dan berdiameter 24-25 µm (Soesanto, 2008).
Gejal Serangan Pythium spp
Gejala dapat bermacam-macam tergantung dari umur dan stadia
perkembangan semai jeruk. Biji menjadi busuk sebelum berkecambah atau
sebelum muncul dipermukaan tanah. Biji yang terinfeksi ini menyebabkan
kualitas biji jeruk buruk (daya kecambah rendah). Busuk pangkal batang pada
perkembangan semai biji menyebabkan pembusukan semai yang dekat dengan
permukaan tanah, bagian busuk berwarna coklat (Djatnika, dkk, 2003).
14. Serangan Pythium sp. selalu dimulai dari ujung akar (akar pokok dan atau
akar lateral). Serangan selalu dimulai dari bagian tanaman di dalam tanah.
Serangan Pythium sp. menyebabkan tanaman menjadi layu dan kulit akar busuk
basah. Disamping itu, daun atau tunas-tunas dapat terjangkit dengan gejala busuk
coklat.(Djatnika, dkk, 2003).