Dokumen tersebut membahas beberapa penyakit penting pada tanaman karet, di antaranya penyakit jamur akar putih yang disebabkan oleh jamur Rigidoporus microporus, penyakit kering alur sadap yang merupakan gangguan fisiologis, dan penyakit gugur daun Corynospora dan Colletotrichum yang disebabkan oleh jamur Corynespora cassiicola dan Colletotrichum gloeosporioides.
Penyakit Pada Tanaman Karet dan Teknik Pengendaliannya
1. ORGANISME PENGANGGANGGU
TANAMAN PERKEBUNAN (PNH 1503)
“PENYAKIT PADA TANAMAN KARET”
Oleh:
Dr. Ir. Rachmi Masnilah, M.Si.
Ankardiansyah Pandu Pradana, S.P., M.Si.
Program Studi Proteksi Tanaman
Fakultas Pertanian Universitas Jember
2019
2. Ankardiansyah Pandu Pradana, S.P., M.Si.
Program Studi Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian
Universitas Jember
HP / WA: 085747307692
Email: pandu@unej.ac.id
11. ORGANISME PENGANGGANGGU
TANAMAN PERKEBUNAN (PNH 1503)
“PENYAKIT PADA TANAMAN KARET”
Oleh:
Dr. Ir. Rachmi Masnilah, M.Si.
Ankardiansyah Pandu Pradana, S.P., M.Si.
Program Studi Proteksi Tanaman
Fakultas Pertanian Universitas Jember
2019
12. Penyakit sangat penting di antaranya adalah penyakit jamur akar putih
(JAP), kering alur sadap, penyakit gugur daun Corynospora, Colletotrichum,
dan Oidium.
Penyakit penting di antaranya adalah jamur akar merah, Mouldy rot,
nekrosis kulit, dan jamur upas.
Penyakit agak penting adalah gugur daun Helminthosphorium dan
Phytopthora, kanker bercak dan kanker lump.
Penyakit tidak penting adalah gugur daun Guignardia, Fusicoccum,
Cylindrocladium, penyakit akar coklat, penyakit akar hitam, dan
Botridiplodia sp.
PENYAKIT PENTING PADA TANAMAN KARET
14. PENYAKIT JAMUR AKAR PUTIH
• Produktivitas tanaman karet Indonesia
masih rendah salah satunya disebabkan
oleh adanya serangan penyakit jamur akar
putih (JAP) yang disebabkan oleh jamur
Rigidoporus microporus.
• Penyakit JAP merupakan penyakit yang
sangat penting pada tanaman karet, karena
penyakit ini dapat mengakibatkan
kematian tanaman dalam intensitas yang
tinggi terutama pada tanaman yang
berumur 2 sampai 6 tahun.
15. PENYAKIT JAMUR AKAR PUTIH
• Kehilangan hasil akibat JAP mencapai
3-5% pada perkebunan besar dan 5-
15% pada perkebunan rakyat.
• Selain mengakibatkan kehilangan
produksi karena kerusakan tanaman,
akibat lain dari infeksi patogen ini
adalah secara ekonomis, yaitu
memerlukan biaya yang tinggi dalam
pengendaliannya.
16. PENYAKIT JAMUR AKAR PUTIH
• Serangan jamur menyebabkan akar
menjadi busuk dan apabila perakaran
dibuka maka pada permukaan akar
terdapat semacam benang-benang
berwarna putih kekuningan dan pipih
menyerupai akar rambut yang menempel
kuat dan sulit dilepas (Disbun Kuansing,
2010).
• Menurut Setyamidjaja (1993) serangan
jamur akar putih biasanya mulai tampak
pada pertanaman menjelang umur dua
tahun sejak penanaman, dan sering
berjangkit sampai umur 4-5 tahun.
• Semakin tua tanaman umumnya semakin
tahan terhadap penyakit ini.
17. PENYAKIT JAMUR AKAR PUTIH
• Daun-daun menjadi kusam (tidak mengkilat) dan agak menggulung ke atas.
Tanda-tanda khas ini bisa tampak jelas bila pengamatan kita membelakangi
sinar matahari.
• Pada tingkat permulaan ini, akar-akar lateral dan sebagian akar tunggang
serta leher akar masih terserang ringan. Pada perlukaan akar baru terdapat
benang-benang jamur (rhizomorfa) berwarna putih kekuning-kuningan.
• Benang-benang jamur akar putih mudah dibedakan dengan jamur akar
merah. Benang-benang jamur akar putih dalam keadaan basah maupun
kering tetap berwarna putih, sedangkan benang-benang jamur akar merah
(Ganoderma pseudoferrum) dalam keadaan basah berubah warna menjadi
merah.
Tingkat permulaan
18. PENYAKIT JAMUR AKAR PUTIH
Tingkat kritis
• Daun-daun layu dan mulai
menguning.
• Benang-benang jamur telah mulai
menembus kulit akar yang
mengakibatkan pembusukan-
pembusukan setempat pada kulit
akar.
• Kadang-kadang pohon masih bisa
ditolong dengan usaha-usaha
pemberantasan atau pengobatan
yang intensif.
19. • Daun-daun mengering dan tetap
menggantung pada pohon. Demikian pula
ranting-ranting dan cabang-cabang mulai
mengering. Daun-daun kemudian
berguguran dan tanman pada akhirnya
mati.
• Pada pohon karet yang terserang
perakarannya sudah busuk dan mati.
Pohon yang demikian harus dibongkar
untuk mencegah penularan lebih lanjut.
PENYAKIT JAMUR AKAR PUTIH
Tingkat lanjut
20. Penyakit JAP disebabkan oleh Rigidoporus microporus, jamur ini membentuk
tubuh buah yang mirip topi pada akar, pangkal batang atau tunggul-tunggul
tanaman. Tubuh buah buah berwarna jingga kekuning-kuningan dan pada
permukaan bawahnya terdapat lubang-lubang kecil tempat spora.
Badan buah yang sudah tua akan mengering dan berwarna coklat. Penularan
penyakit melalui kontak langsung antara akar atau tunggul yang sakit dengan akar
tanaman sehat.
PENYAKIT JAMUR AKAR PUTIH
22. PENYAKIT JAMUR AKAR PUTIH
Beberapa cara yang dapat dilakukan dalam pengendalian jamur akar putih
diantaranya yaitu:
• Menanam tanaman penutup tanah jenis kacang-kacangan, minimal satu
tahun lebih awal dari penanaman karet.
• Sebelum penanaman, lubang tanam ditaburi biakan jamur Trichoderma
harzianum yang dicampur dengan kompos sebanyak 200 gr/lubang tanam
(1 kg T. Harzianum dicampur dengan 50 kg kompos/pupuk kandang).
PENCEGAHAN
23. PENYAKIT JAMUR AKAR PUTIH
PENGENDALIAN
• Pada serangan ringan masih dapat diselamatkkan dengan cara membuka
perakaran, dengan membuat lubang tanam 30 cm disekitar leher akar dengan
kedalaman sesuai serangan jamur.
• Permukaan akar yang ditumbuhi jamur dikerok dengan alat yang tidak
melukai akar. Bagian akar yang busuk dipotong dan dibakar. Bekas kerokan
dan potongan diberi ter kemudian seluruh permukaan akar dioles dengan
fungisida yang direkomendasikan.
• Setelah luka mengering, seluruh perakaran ditutup kembali dengan tanah.
• Empat tanaman di sekitar tanaman yang sakit ditaburi dengan T. Harzianum
dan pupuk.
24. PENYAKIT JAMUR AKAR PUTIH
PENGENDALIAN
• Tanaman yang telah diobati diperiksa kembali 6 bulan setelah pengolesan
dengan membuka perakaran, apabila masih terdapat benang jamur maka
dikerok dan dioles dengan fungisida kembali.
• Pengolesan dan penyiraman akar dengan fungsida dilakukan setiap 6 bulan
sampai tanaman sehat.
• Tanaman yang terserang berat atau telah mati/tumbang harus segera
dibongkar, bagian pangkal batang dan akarnya dikubur diluar areal
pertanaman, menggunakan wadah agar tanah yang terikut tidak tercecer di
dalam kebun.
• Bekas lubang dan 4 tanaman di sekitarnya ditaburi 200 gram campuran
Trichoderma sp. dengan pupuk kandang 200 g per lubang atau tanaman.
26. PENYAKIT KERING ALUR SADAP
• Kering Alur Sadap (KAS) merupakan salah satu
faktor yang membatasi produktivitas hampir di
semua perkebunan karet terutama
perkebunan yang dikelola rakyat.
• Kejadian kering alur sadap (KAS) merupakan
gangguan fisiologis, karena tanaman
mengalami keletihan akibat ketidak-
seimbangan antara lateks yang dieksploitasi
dengan lateks yang terbentuk kembali
(regenerasi/biosintesis)
27. PENYAKIT KERING ALUR SADAP
• Serangan KAS tidak hanya menurunkan
produktivitas karena merusak kulit yang
akan disadap, tetapi KAS juga menjadi
faktor penyebab kehilangan tegakan karena
tanaman menjadi rentan terhadap angin.
• Tanaman yang berumur lebih tua sering
dilaporkan mengalami KAS lebih tinggi, hal
ini logis karena adanya interaksi dengan
intensitas eksploitasi yang lebih tinggi.
28. PENYAKIT KERING ALUR SADAP
• Tidak mengalirnya lateks dari sebagian alur sadap.
• Dalam beberapa minggu keseluruhan alur sadap kering tidak mengeluarkan
lateks.
• Bagian yang kering berwarna coklat karena pada bagian ini terbentuk gum
(blendok).
• Kekeringan kulit meluas ke kulit lainnya yang seumur tapi tidak meluas dari
kulit perawan ke kulit pulihan atau sebaliknya.
• Terjadinya pecah-pecah pada kulit dan pembengkakan atau tonjolan pada
batang tanaman.
GEJALA
30. PENYAKIT KERING ALUR SADAP
• KAS tidak disebabkan oleh patogen melainkan
berupa gangguan fisiologis karena tanaman
mengalami keletihan akibat ketidakseimbangan
antara lateks yang dieksploitasi dengan lateks
yang terbentuk kembali (regenerasi/ biosintesis).
• Penyadapan yang terlalu sering dan tidak sesuai
norma sadap terlebih lagi jika disertai dengan
penggunaan bahan perangsang lateks ethepon
(ethrel), kondisi ini memiliki peluang yang sangat
besar untuk membuat pohon karet tidak
mengeluarkan lateks (KAS).
31. • Secara fisiologis, ketidak seimbangan ini mengakibatkan sel-sel pembuluh lateks
mengalami keletihan (fatigue) sehingga banyak membentuk senyawa radikal
bebas. Senyawa radikal bebas berupa O2-, OH dan Active oksidative spesies
(AOS).
• Senyawa tersebut dapat menggangu enzim-enzim yang terlibat dalam biosintesis
karet seperti rubber transferase dan prenyl transferase.
• Kedua enzim tersebut berperan mengubah mevalonat menjadi partikel karet.
Gangguan aktivitas enzim-enzim tersebut mengakibatkan penumpukan sukrosa,
HMG CoA dan mevalonat.
PENYAKIT KERING ALUR SADAP
33. PENYAKIT GUGUR DAUN Corynospora
• Penyakit gugur daun Corynespora umumnya
pertama kali menyerang daun karet yang
masih muda, dengan gejala berupa bercak
hitam pada urat atau tulang daun.
• Gejala tersebut baru akan terlihat setelah
daun berwarna hijau muda atau hijau tua.
• Pada periode selanjutnya gejala tersebut
akan berkembang mengikuti tulang atau urat
daun meluas ke bagian lainnya sehingga
bercak akan tampak seperti tulang ikan.
34. • Apabila kondisi lingkungan
menguntungkan maka gejala ini akan
bertambah meluas dimana bercak
akan berbentuk bulat atau tidak
teratur.
• Pada bagian tepi bercak berwarna
cokelat dan terdapat sirip-sirip
berwarna cokelat atau hitam dengan
bagian pusat kering.
• Selanjutnya daun-daun yang sakit
tersebut akan menguning atau cokelat
PENYAKIT GUGUR DAUN Corynospora
36. • Adanya guratan menyerupai tulang ikan sejajar pada urat daun
• Serangan pada daun muda tampak berbercak hitam, menyirip lemas, pucat,
dan ujungnya mati serta menggulung
• Daun tua juga tampak berbercak hitam dan menyirip seperti tulang ikan
sejajar pada urat daun, gejala serangan lebih jelas terlihat
• Bercak akan meluas sejajar dengan urat daun dan kadang tidak teratur
• Bagian pusat bercak berwarna cokelat atau kelabu, kering, dan berlubang.
Akhirnya, daun menjadi kuning atau cokelat kemerahan kemudian gugur.
RANGKUMAN GEJALA PENYAKIT SECARA UMUM
PENYAKIT GUGUR DAUN Corynospora
37. PENGENDALIAN
• Tanaman yang terserang sebaiknya diberi pupuk nitrogen dengan dosis tinggi
(dua kali dosis anjuran) pada saat daun-daun baru mulai terbentuk. Karena
pemberian pupuk biasanya pada awal musim hujan, maka sebaiknya pupuk
dibenamkan ke dalam tanah agar mudah diserap oleh akar.
• Perlindungan atas serangan penyakit daun dilakukan dengan cara
penghembusan serbuk belerang seminggu sekali selama lima minggu.
Penghembusan dimulai pada saat 10% pohon di kebun membentuk daun
baru atau sudah terlihat gejala serangan. Saat yang tepat untuk
penghembusan belerang adalah pagi hari karena tidak akan terbawa angin
dan serbuk mudah menempel pada permukaan daun.
PENYAKIT GUGUR DAUN Corynospora
39. PENYAKIT GUGUR DAUN Colletotrichum
• Penyakit gugur daun Colletotrichum
yang disebabkan oleh Colletotrichum
gloeosporioides merupakan
penyakit penting pada pertanaman
karet.
• Penyakit ini merupakan penyakit gugur
daun yang paling luas penyebarannya
dan terdapat pada semua Negara
penghasil karet alam.
• Di Indonesia, kerugian akibat penyakit
ini mencaoai 7-40%.
40. PENYAKIT GUGUR DAUN Colletotrichum
• Penyakit gugur daun Colletotrichum
menyerang tanaman karet mulai di
pembibitan, tanaman belum menghasilkan,
dan tanaman dewasa yang telah
menghasilkan.
• Serangan di pembibitan dan tanaman
belum menghasilkan dapat menyebabkan
gugurnya daun-daun muda sehingga
tanaman menjadi gundul dan daun yang
terisa akan berlubang-lubang sehingga
pertumbuhan tanaman terhambat dan
bahkan menyebabkan kematian bibit.
41. • Pada tanaman yang telah menghasilkan dapat
menurunkan produksi. Pada klon yang rentan,
serangan berat dapat menurunkan produktivitas
lateks sebesar 40% atau lebih.
• Faktor yang mempengaruhi perkembangan
penyakit gugur daun adalah kelembapan,
terutama adanya hujan.
• Hujan yang terjadi pada saat pembentukan daun
baru setelah masa gugur daun akan diikuti oleh
serangan Colletotrichum lebih berat.
• Spora Colletotrichum gloeosporioides hanya
dapat berkecambah bila kelembaban udara
sekitar 95%, dan berkembang optimum pada
suhu 25-28°C.
PENYAKIT GUGUR DAUN Colletotrichum
43. PENYAKIT GUGUR DAUN Colletotrichum
• Tidak menanam klon-klon yang rentan terhadap penyakit gugur daun di
dataran tinggi dan bercurah hujan tinggi, seperti GT1, AVROS 427, dan
AVROS 1734
• Jangan membiarkan bibit terlalu lembap
• Memberi pupuk ekstra sebelum terbentuk daun baru agar tanaman lebih
tahan terhadap serangan jamur
• Daun-daun muda di pembibitan disemprot menggunakan fungisida kimia
PENGENDALIAN
45. PENYAKIT GUGUR DAUN Oidium
• Penyakit gugur daun Oidium merupakan
penyakit utama pada tanaman karet, penyakit
ini disebut juga penyakit embun tepung,
menyebabkan kerugian di perkebunan karet
baik tanaman belum menghasilkan (TBM)
maupun tanaman telah menghasilkan (TM).
• Selain tanaman belum dan telah menghasilkan,
jamur ini juga menyerang tanaman di
persemaian, pembibitan, dan kebun entres.
• Serangan berat terjadi bila keadaan cuaca
kering diselang-selingi oleh hujan yang singkat
di malam hari atau kabut dipagi hari pada
waktu tanaman membentuk daun muda (awal
musim hujan).
46. PENYAKIT GUGUR DAUN Oidium
• Patogen O. heveae terutama menyerang daun-daun muda yang
berwarna coklat.
• Daun yang terserang terlihat berwarna hitam, lemas mengeriput, dan
berlendir.
• Di bawah permukaan daun terdapat bercak putih seperti tepung halus
yang terdiri dari atas benang hifa dan spora jamur.
• Massa tepung jamur tersebut dapat juga menutupi permukaan atas
daun.
• Pada serangan lanjut bagian ujung daun mati, daun melengkung dan
akhirnya gugur sehingga tinggal tangkainya saja dan tangkai ini
akhirnya gugur juga.
49. PENYAKIT GUGUR DAUN Oidium
• Pada daun yang lebih tua, gejala
serangan ditandai adanya bercak
kekuningan atau coklat, kemudian
berkembang membentuk bintik-bintik
nekrotik yang dapat mengurangi efisiensi
fotosintesis.
• Pada daun tua ini juga terdapat tepung
halus berwarna putih dipermukaan,
namun daun-daun tersebut tidak banyak
yang gugur hanya beberapa saja.
50. PENYAKIT GUGUR DAUN Oidium
• Klon-klon rentan sebaiknya tidak ditanam di daerah yang rawan penyakit
gugur daun oidium, seperti GT1, PR255, dan WR101.
• Merangsang pembentukan daun baru lebih cepat atau lebih awal,
sehingga dapat terhindari dari serangan O. heveae pada saat musim
hujan. Pembentukan daun baru dapat dirangsang dengan pemberian
pupuk Nitrogen satu kali dosis anjuran. Pupuk nitrogen berfungsi untuk
merangsang pembentukan daun baru lebih cepat atau lebih awal sehingga
diharapkan daun tanaman telah menjadi hijau pada waktu O. heveae
menyerang pada awal musim hujan.
• Pada tanaman menghasilkan (TM) pengendalian menggunakan fungisida
tidak ekonomis, biasanya serangan penyakit ini dibiarkan saja (tidak
dikendalikan).
• Pada tanaman TM pengendalian dilakukan dengan pemberian pupuk
ekstra pada awal dan akhir musim hujan.
52. PENYAKIT JAMUR AKAR MERAH
Jamur akar merah merupakan
penyakit yang biasa menyerang
tanaman-tanaman perkebunan
seperti; karet, teh, kelapa sawit,
sengon, mangga dan sebagainya.
Penyakit ini sangat umum terjadi di
Indonesia yang berada di daerah
tropis.
53. • Tanaman karet yang terserang penyakit jamur akar merah ditandai oleh
bagian akar tanaman karet yang sakit tertutupi selaput miselium yang
berwarna merah.
• Jika diperhatikan dengan baik, selaput tadi ditempeli butiran-butiran
tanah berwarna merah yang terlihat lebih jelas apabila akar yang
terserang dicuci bersih.
• Miselium yang sedang tumbuh di akar memiliki tepi yang berwarna merah
anggur tua. Sedangkan perlukaan dalam dari selaput miselium ini
berwarna putih kotor.
PENYAKIT JAMUR AKAR MERAH
54. PENYAKIT JAMUR AKAR MERAH
• Cendawan Ganoderma philippii biasanya menular dari satu tanaman
karet ke tanaman karet lainnya melalui kontak langsung antara
masing-masing akar.
• Cendawan tersebut mempunyai benang-benang yang agak pendek
membentuk jaringan miselia yang bisa menutupi bagian permukaan
akar tanaman.
55. • Semua tanggul dan sisa akar harus dibersihkan lalu dibakar ketika sedang
melakukan pembukaan lahan atau peremajaan perkebunan.
• Tanaman-tanaman karet yang sakit atau mati sebaiknya dibongkar tuntas.
Carilah sumber infeksinya, lalu musnahkan.
• Jagalah agar kondisi pH tanah pada perkebunan karet tetap berada di
kisaran 6-6,5. Jika pH tanah terlalu rendah, Anda bisa memberikan dolomit.
• Buatlah selokan isolasi atau pembukaan leher akar untuk mencegah
semakin meluas serangan penyakit jamur akar putih ini.
• Tanaman karet yang sakit bisa diobati menggunakan Ganocide seperti
drazoxolon atau calixin CP (collar protectant) seperti tridemorf.
• Perkebunan karet perlu diatur kondisinya agar jangan terlalu lembab. Salah
satu cara yang bisa ditempuh yaitu membuat sistem drainase sebaik-
baiknya.
PENYAKIT JAMUR AKAR MERAH
PENGENDALIAN