SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap sel hidup mengandung enzim ratusan banyaknya. Di dalam biji-bijian kita dapati
bermacam-macam enzim didalam keadaan yang paling lengkap. Tidak semua sel mengandung
jumlah dan jenis enzym yang sama. Ada enzym yang selalu terdapat dalam setiap sel, misalnya
enzim-enzim pernapasan, ada juga enzim-enzim yang hanya terdapat pada jaringan atau alat-alat
yang tertentu saja. Kebanyakan enzim itu terdapat di protoplasma, sedikit benar yang terdapat
didalam vakuola atau dalam dinding sel (Dwidjoseputro, 1980).
Selulosa adalah glikosan yang banyak terdapat didalam tubuh tumbuhan. Zat ini
merupakan konstituen pokok tiap-tiap dinding sel. Satu molekul selulosa dapat dibayangkan
menjadi suatu pita rangkaian paling sedikit 1000 molekul glukosa (β-D glukosa). Beberapa jenis
bakteri, jamur dan beberapa inverterbrata seperti tetimidae (rayap) memiliki enzim selulosa,
sehingga mereka itu dapat mencerna selulosa. Serabut kapas dapat dikatakan suatu selulosa
murni (Dwidjoseputro, 1980).
Selulosa menunjukkan suatu bentuk senyawa kimiawi terpisah (tunggal). Sehubungan
dengan perbedaan-perbedaan dalam sifat/keadaan berbagai kotoran penyerta, selulosa dari
sumber yang berbeda dapat memperlihatkan dengan jelas perbedaan sifat-sifat fisiknya (Sutedjo,
dkk, 1995).
Didalam alam, mikroorganisme terdapat sebagai populasi campuran dari berbagai
mikroba yang berbeda. Dengan ilmu pengetahuan tentang mikrobiologi maka dapat dipelajari
spesies mikroba yang telah dipisahkan (diisolasi), tumbuh dalam suatu lingkungan yang bebas
dari pencemaran oleh bentuk-bentuk kehidupan lain. Untuk mempelajari kehidupan mikroba
perlu dilakukan kulturisasi (pembiakan) dan isolasi (pemisahan) yanmg umumnya membutuhkan
teknik-teknik tertentu (Nasir, 2002).
Mikroorganisme yang menghuni suatu ekosistem mempertunjukkan bermacam-macam
tipe asosiasi interaksi diantara spesies. Beberapa diantaranya bersifat netral (artinya spesisesspesies yang bersangkutan tidak berpengaruh). Beberapa bersifat menguntungkan atau bersifat
positif bagi suatu anggota atau lebih, yang lain bersifat merugikan atau negatif bagi suatu
anggota atau lebih. Dengan dibiarkannya setiap tipe asosiasi atau interaksi yang berlainan, maka
diberikanlah suatu etiket deskriptif khusus, sebagaimana dapat diduga banyak dari antara asosiasi
ini dapat dengan tidak mudah dimasukkan kedalam kategori pasti. Istilah umum simbiosis
digunakan untuk menamakan hubungan yang ada bila dua atau lebih organisme hidup bersama
(Pelczar dan Chan, 1998).
TINJAUAN PUSTAKA
A. Isolasi

Prinsip dari isolasi mikroorganisme adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan
mikroba lain yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan
dengan menumbuhkannya dalam media padat, Karena dalam media padat sel-sel mikroba akan
membentuk suatu koloni sel yang tetap pada tempatnya (Sutedjo, dkk, 1995).
Jika sel-sel tersebut tertangkap oleh media padat pada beberapa tempat yang terpisah,
maka setiap sel atau kumpulan sel yang hidup akan berkembang menjadi suatu koloni yang
terpisah, sehingga memudahkan pemisahan selanjutnya. Sel-sel akan diisolasi dalam tabungtabung reaksi atau cawan petri yang terpisah. Isolasi dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu cara
penggoresan, penaburan dan penyiraman (Sutedjo, dkk, 1995).
Untuk mencegah tercemarnya udara diseluruh laboratorium dengan udara yang
terkontam,inasi, diperlukan suatu ruangan khusus untuk melakukan isolasi. Tempat isolasi dan
identifikasi ini harus mempunyai tekanan udara negatif terhadap ruangan diluarnya untuk
mencegah keluarnya udara dari ruanagan searah saja. Udara bersih memasuki ruangan tersebut
dan kemudian meninggalkannya melalui suatu jalan keluar menuju udara terbuak (Nasir, 2002).

B. Skreening

Ada beberapa teknik yang dapat diginakan untuk mengggores cawan. Dua cara
penggoresan akan memerikan hasil yang baik bila dikerjakan dengan tepat. Tujuan utama dari
penggoresan cawan ini adalah untuk menghasilkan koloni-koloni bakteri yang tgerpisah dengan
baik dari suspense sel yang pekat. Srlama inokulasi, kumpulan-kumpulan sel pada pemulaan
penggoresan akan membentuk koloni yang berjalan bersama, tetapi setelah penggoresan
berlansung lebih jauh maka sel-sel yang tertinggal dalam tetesan-tetesan yang terbawa oleh
jarum makin sedikit (Burrow, 1959).
Hampir tidak terbatas jumlah medium biakan yang dapat digunakan untuk
menumbuhakan jamur dan bakteri patogenik tumbuhan. Beberapa diantaranya bersifat sintesis
sama sekali, terbuat dari senyawa kimia tertentu dengan takaran yang jelas dan biasanya sangat
spedifik terhadap pathogen tertentu. Beberapa diantaranya berupa cairan atau semi cair (Wood,
2008).
Untuk menumbuhkan suatu biakan bakteri dalam media steril sejumlah sel-sel
dipindahkan kedalam media dengan perlakuan khusus untuk mempertahankan kemurnian dari
biakan. Pada waktu inokulasi, jarum yang digunakan untuk memindahkan mikroba harus
dipijarkan diatas api bunsen. Pemanasan ini menghancurkan setiap bentuk kehidupan yang ada
pada pemuliaan jarum. Bagian jarum yang diapanaskan bagiab ujungnya saja tetapi termasuk
juga bagian bawahnya (Sutedjo, dkk, 1995).

C. Mikroorganisme Selulotik

Peranan terpenting mikroorganisme ialah untuk membawa perubahan kimiawi pada
substansi-substansi terutama pengubahan organic menjadi persenyawaan anorganik. Selulosa
dapat diproduksi dari berbagai jenis karbohidrat, baik seperti limbah berlignoselulosa.
Trichoderma resei tumbuh baik pada glukosa, xilosa, laktosa, jerami padi, sedangkan
trichoderma resei tidak tumbuh pada bagas trebu. Pada produksi selulosa menggunakan
Aspergillus niger dari limbah pertanian diperoleh dari jerami pohon jagung (Anwar, dkk, 2010).
Semua mikroorganisme penghasil selulosa tinggi, memproduksi selulosa dengan baik jika
ditumbuhkan pada selulosa. Penggunaan sumber karbon yang larut seperti laktosa, selobiosa dan
hidrolisat sellulosa untuk produksi selulosa memungkinkan produktivitas yang tinggi tetapi
aktivitas enzimnya kurng, sedangkan sumber karbon yang sukar dirombak, produktivitasnya
lebih rendah tetapi aktivitas enzimnya tinggi (Anwar, dkk, 2010).
Mikroorganisme selulotik yang terlibat dalam dekomposisi bahan-bahan organik adalah
bakteri, aktinomicetes dan fungi. Mikroorganisme dalam mendekomposisi bahan organik
mengeluarkan enzim, yaitu substansi protein, yang bertanggung jawab terhadap dekomposisi,
dengan cara mengurangi aktivitas energi senyawa-senyawa tertentu yang diperlukan untuk
memecah ikatan bahan organik atau lingkungan alaminya (Hanafiah, dkk, 2004).

More Related Content

What's hot

LAPORAN-PRAKTIKUM TTR KEL 4
LAPORAN-PRAKTIKUM TTR KEL 4LAPORAN-PRAKTIKUM TTR KEL 4
LAPORAN-PRAKTIKUM TTR KEL 4
Juliah Bioedu
 
Kingdom monera icew presentation
Kingdom monera icew presentationKingdom monera icew presentation
Kingdom monera icew presentation
Iseu Pranyoto
 
Dasar dasar-bakteriologi
Dasar dasar-bakteriologiDasar dasar-bakteriologi
Dasar dasar-bakteriologi
Poltekes TNI AU
 
Rangkuman materi un biologi sma berdasarkan skl 2013
Rangkuman materi un biologi sma berdasarkan skl 2013Rangkuman materi un biologi sma berdasarkan skl 2013
Rangkuman materi un biologi sma berdasarkan skl 2013
Biocomunity Bekasi
 

What's hot (20)

MATERI Virus KELAS XI SMA
MATERI Virus KELAS XI SMAMATERI Virus KELAS XI SMA
MATERI Virus KELAS XI SMA
 
Biologi: Bakteri
Biologi: BakteriBiologi: Bakteri
Biologi: Bakteri
 
MATERI Monera KELAS X SMA
MATERI Monera KELAS X SMAMATERI Monera KELAS X SMA
MATERI Monera KELAS X SMA
 
Ppt Bakteri SMA
Ppt Bakteri SMA Ppt Bakteri SMA
Ppt Bakteri SMA
 
LAPORAN-PRAKTIKUM TTR KEL 4
LAPORAN-PRAKTIKUM TTR KEL 4LAPORAN-PRAKTIKUM TTR KEL 4
LAPORAN-PRAKTIKUM TTR KEL 4
 
archaebacteria & eubacteria
archaebacteria & eubacteriaarchaebacteria & eubacteria
archaebacteria & eubacteria
 
kingdom Monera----Bakteri-----kelas X SMA
kingdom Monera----Bakteri-----kelas X SMAkingdom Monera----Bakteri-----kelas X SMA
kingdom Monera----Bakteri-----kelas X SMA
 
Monera cyanobacteria (alga hijau-biru)/Ganggang hijau biru
Monera cyanobacteria (alga hijau-biru)/Ganggang hijau biruMonera cyanobacteria (alga hijau-biru)/Ganggang hijau biru
Monera cyanobacteria (alga hijau-biru)/Ganggang hijau biru
 
PPT Fisiologi Bakteri
PPT Fisiologi BakteriPPT Fisiologi Bakteri
PPT Fisiologi Bakteri
 
Memeriksa slaid untuk mengenalpasti struktur dan bentuk bakteria, fungi dan p...
Memeriksa slaid untuk mengenalpasti struktur dan bentuk bakteria, fungi dan p...Memeriksa slaid untuk mengenalpasti struktur dan bentuk bakteria, fungi dan p...
Memeriksa slaid untuk mengenalpasti struktur dan bentuk bakteria, fungi dan p...
 
Kajian Literatur : Double Stemcell
Kajian Literatur : Double StemcellKajian Literatur : Double Stemcell
Kajian Literatur : Double Stemcell
 
Kingdom monera icew presentation
Kingdom monera icew presentationKingdom monera icew presentation
Kingdom monera icew presentation
 
MATERI Sistem imun KELAS XII SMA
MATERI Sistem imun KELAS XII SMAMATERI Sistem imun KELAS XII SMA
MATERI Sistem imun KELAS XII SMA
 
SMA Kelas X - Bakteri
SMA Kelas X - BakteriSMA Kelas X - Bakteri
SMA Kelas X - Bakteri
 
Makalah bakteri lengkap dengan gambarnya
Makalah bakteri lengkap dengan gambarnyaMakalah bakteri lengkap dengan gambarnya
Makalah bakteri lengkap dengan gambarnya
 
Dasar dasar-bakteriologi
Dasar dasar-bakteriologiDasar dasar-bakteriologi
Dasar dasar-bakteriologi
 
Review mikrobiologi
Review mikrobiologiReview mikrobiologi
Review mikrobiologi
 
Pembiakan & pertumbuhan mikroorganisme. Point2nya saja.
Pembiakan & pertumbuhan mikroorganisme. Point2nya saja.Pembiakan & pertumbuhan mikroorganisme. Point2nya saja.
Pembiakan & pertumbuhan mikroorganisme. Point2nya saja.
 
C14 Mikrobiologi Dasar
C14 Mikrobiologi DasarC14 Mikrobiologi Dasar
C14 Mikrobiologi Dasar
 
Rangkuman materi un biologi sma berdasarkan skl 2013
Rangkuman materi un biologi sma berdasarkan skl 2013Rangkuman materi un biologi sma berdasarkan skl 2013
Rangkuman materi un biologi sma berdasarkan skl 2013
 

Similar to Mikroorganisme Selulotik

Isolasi bakteri
Isolasi bakteriIsolasi bakteri
Isolasi bakteri
f' yagami
 
BAHAN BACAAN BAB 3-1- Bakteri.pdf
BAHAN BACAAN BAB 3-1- Bakteri.pdfBAHAN BACAAN BAB 3-1- Bakteri.pdf
BAHAN BACAAN BAB 3-1- Bakteri.pdf
Wan Na
 
BAHAN BACAAN BAB 3-1- Bakteri.pdf
BAHAN BACAAN BAB 3-1- Bakteri.pdfBAHAN BACAAN BAB 3-1- Bakteri.pdf
BAHAN BACAAN BAB 3-1- Bakteri.pdf
Wan Na
 
Mikr3
Mikr3Mikr3
ppt Klasifikasi 5 kingdom VII kelas .pptx
ppt Klasifikasi 5 kingdom VII kelas .pptxppt Klasifikasi 5 kingdom VII kelas .pptx
ppt Klasifikasi 5 kingdom VII kelas .pptx
Yasminto
 
BAHAN BACAAN BAB 3-2 Fungi.pdf
BAHAN BACAAN BAB 3-2 Fungi.pdfBAHAN BACAAN BAB 3-2 Fungi.pdf
BAHAN BACAAN BAB 3-2 Fungi.pdf
Wan Na
 
BAHAN BACAAN BAB 3-2 Fungi.pdf
BAHAN BACAAN BAB 3-2 Fungi.pdfBAHAN BACAAN BAB 3-2 Fungi.pdf
BAHAN BACAAN BAB 3-2 Fungi.pdf
Wan Na
 
Bab 4 eubacteria
Bab 4 eubacteriaBab 4 eubacteria
Bab 4 eubacteria
MURDJOKO
 
Bab 4 eubacteria
Bab 4 eubacteriaBab 4 eubacteria
Bab 4 eubacteria
MURDJOKO
 
Percobaan 9 ( pengamatan jamur mikroskopis)
Percobaan 9 ( pengamatan jamur mikroskopis)Percobaan 9 ( pengamatan jamur mikroskopis)
Percobaan 9 ( pengamatan jamur mikroskopis)
itatriewahyuni
 
BAB V KINGDOM PROTISTA (MENYERUPAI JAMUR) SMA NEGERI 1 LUWUK
BAB V KINGDOM PROTISTA (MENYERUPAI JAMUR) SMA NEGERI 1 LUWUK BAB V KINGDOM PROTISTA (MENYERUPAI JAMUR) SMA NEGERI 1 LUWUK
BAB V KINGDOM PROTISTA (MENYERUPAI JAMUR) SMA NEGERI 1 LUWUK
firanitaputry
 

Similar to Mikroorganisme Selulotik (20)

Isolasi bakteri
Isolasi bakteriIsolasi bakteri
Isolasi bakteri
 
BAHAN BACAAN BAB 3-1- Bakteri.pdf
BAHAN BACAAN BAB 3-1- Bakteri.pdfBAHAN BACAAN BAB 3-1- Bakteri.pdf
BAHAN BACAAN BAB 3-1- Bakteri.pdf
 
BAHAN BACAAN BAB 3-1- Bakteri.pdf
BAHAN BACAAN BAB 3-1- Bakteri.pdfBAHAN BACAAN BAB 3-1- Bakteri.pdf
BAHAN BACAAN BAB 3-1- Bakteri.pdf
 
Bakteri
BakteriBakteri
Bakteri
 
Mikr3
Mikr3Mikr3
Mikr3
 
BAB V KINGDOM PROTISTA (MENYERUPAI JAMUR) SMA NEGRERI 1 LUWUK
BAB V KINGDOM PROTISTA (MENYERUPAI JAMUR) SMA NEGRERI 1 LUWUKBAB V KINGDOM PROTISTA (MENYERUPAI JAMUR) SMA NEGRERI 1 LUWUK
BAB V KINGDOM PROTISTA (MENYERUPAI JAMUR) SMA NEGRERI 1 LUWUK
 
ppt Klasifikasi 5 kingdom VII kelas .pptx
ppt Klasifikasi 5 kingdom VII kelas .pptxppt Klasifikasi 5 kingdom VII kelas .pptx
ppt Klasifikasi 5 kingdom VII kelas .pptx
 
Kindom protista
Kindom protistaKindom protista
Kindom protista
 
Klasifikasi Makhluk Hidup dan Lingkungan
Klasifikasi Makhluk Hidup dan LingkunganKlasifikasi Makhluk Hidup dan Lingkungan
Klasifikasi Makhluk Hidup dan Lingkungan
 
Penelitian protozoa
Penelitian protozoaPenelitian protozoa
Penelitian protozoa
 
PPT (schizophyta).pptx
PPT  (schizophyta).pptxPPT  (schizophyta).pptx
PPT (schizophyta).pptx
 
PROTOZOA
PROTOZOAPROTOZOA
PROTOZOA
 
TM pengamatan jaringan tanaman dan hewan
TM pengamatan jaringan tanaman dan hewanTM pengamatan jaringan tanaman dan hewan
TM pengamatan jaringan tanaman dan hewan
 
BAHAN BACAAN BAB 3-2 Fungi.pdf
BAHAN BACAAN BAB 3-2 Fungi.pdfBAHAN BACAAN BAB 3-2 Fungi.pdf
BAHAN BACAAN BAB 3-2 Fungi.pdf
 
BAHAN BACAAN BAB 3-2 Fungi.pdf
BAHAN BACAAN BAB 3-2 Fungi.pdfBAHAN BACAAN BAB 3-2 Fungi.pdf
BAHAN BACAAN BAB 3-2 Fungi.pdf
 
Bab 4 eubacteria
Bab 4 eubacteriaBab 4 eubacteria
Bab 4 eubacteria
 
Bab 4 eubacteria
Bab 4 eubacteriaBab 4 eubacteria
Bab 4 eubacteria
 
Percobaan 9 ( pengamatan jamur mikroskopis)
Percobaan 9 ( pengamatan jamur mikroskopis)Percobaan 9 ( pengamatan jamur mikroskopis)
Percobaan 9 ( pengamatan jamur mikroskopis)
 
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERI
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I  PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERILAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I  PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERI
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERI
 
BAB V KINGDOM PROTISTA (MENYERUPAI JAMUR) SMA NEGERI 1 LUWUK
BAB V KINGDOM PROTISTA (MENYERUPAI JAMUR) SMA NEGERI 1 LUWUK BAB V KINGDOM PROTISTA (MENYERUPAI JAMUR) SMA NEGERI 1 LUWUK
BAB V KINGDOM PROTISTA (MENYERUPAI JAMUR) SMA NEGERI 1 LUWUK
 

More from Rosma Susiwaty Situmeang (10)

Biologi Hama Nezara viridula
Biologi Hama Nezara viridulaBiologi Hama Nezara viridula
Biologi Hama Nezara viridula
 
Hama Spodoptera litura dan Snellenius manila
Hama Spodoptera litura  dan  Snellenius manilaHama Spodoptera litura  dan  Snellenius manila
Hama Spodoptera litura dan Snellenius manila
 
Pengaruh Pupuk Nitrogen terhadap Gulma dan Efektivitas Herbisida
Pengaruh Pupuk Nitrogen terhadap Gulma dan Efektivitas HerbisidaPengaruh Pupuk Nitrogen terhadap Gulma dan Efektivitas Herbisida
Pengaruh Pupuk Nitrogen terhadap Gulma dan Efektivitas Herbisida
 
Pengendalian Hayati
Pengendalian HayatiPengendalian Hayati
Pengendalian Hayati
 
Proses pengolahan karet
Proses pengolahan karetProses pengolahan karet
Proses pengolahan karet
 
Aglaonema
AglaonemaAglaonema
Aglaonema
 
Jenis dan Ciri-Ciri Jamur
Jenis dan Ciri-Ciri JamurJenis dan Ciri-Ciri Jamur
Jenis dan Ciri-Ciri Jamur
 
Pengenalan Cendawan
Pengenalan CendawanPengenalan Cendawan
Pengenalan Cendawan
 
Nitrifikasi dan Denitrifikasi
Nitrifikasi dan DenitrifikasiNitrifikasi dan Denitrifikasi
Nitrifikasi dan Denitrifikasi
 
Etika dalam pemilihan subtansi/bahan penelitian
Etika dalam pemilihan subtansi/bahan penelitianEtika dalam pemilihan subtansi/bahan penelitian
Etika dalam pemilihan subtansi/bahan penelitian
 

Recently uploaded

Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptxAksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
AgusSuarno2
 
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptxPPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
iwidyastama85
 
Power point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsurPower point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsur
DoddiKELAS7A
 
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptxperwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
Mas PauLs
 
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptxMATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
randikaakbar11
 

Recently uploaded (20)

Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptxAksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
 
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.pptDemokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptxAKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
 
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptxMETODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
 
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar MengajarVariasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
 
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptxPPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Power point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsurPower point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsur
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptxperwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
 
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptxMATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.pptAnalisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
 

Mikroorganisme Selulotik

  • 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap sel hidup mengandung enzim ratusan banyaknya. Di dalam biji-bijian kita dapati bermacam-macam enzim didalam keadaan yang paling lengkap. Tidak semua sel mengandung jumlah dan jenis enzym yang sama. Ada enzym yang selalu terdapat dalam setiap sel, misalnya enzim-enzim pernapasan, ada juga enzim-enzim yang hanya terdapat pada jaringan atau alat-alat yang tertentu saja. Kebanyakan enzim itu terdapat di protoplasma, sedikit benar yang terdapat didalam vakuola atau dalam dinding sel (Dwidjoseputro, 1980). Selulosa adalah glikosan yang banyak terdapat didalam tubuh tumbuhan. Zat ini merupakan konstituen pokok tiap-tiap dinding sel. Satu molekul selulosa dapat dibayangkan menjadi suatu pita rangkaian paling sedikit 1000 molekul glukosa (β-D glukosa). Beberapa jenis bakteri, jamur dan beberapa inverterbrata seperti tetimidae (rayap) memiliki enzim selulosa, sehingga mereka itu dapat mencerna selulosa. Serabut kapas dapat dikatakan suatu selulosa murni (Dwidjoseputro, 1980). Selulosa menunjukkan suatu bentuk senyawa kimiawi terpisah (tunggal). Sehubungan dengan perbedaan-perbedaan dalam sifat/keadaan berbagai kotoran penyerta, selulosa dari sumber yang berbeda dapat memperlihatkan dengan jelas perbedaan sifat-sifat fisiknya (Sutedjo, dkk, 1995). Didalam alam, mikroorganisme terdapat sebagai populasi campuran dari berbagai mikroba yang berbeda. Dengan ilmu pengetahuan tentang mikrobiologi maka dapat dipelajari spesies mikroba yang telah dipisahkan (diisolasi), tumbuh dalam suatu lingkungan yang bebas
  • 2. dari pencemaran oleh bentuk-bentuk kehidupan lain. Untuk mempelajari kehidupan mikroba perlu dilakukan kulturisasi (pembiakan) dan isolasi (pemisahan) yanmg umumnya membutuhkan teknik-teknik tertentu (Nasir, 2002). Mikroorganisme yang menghuni suatu ekosistem mempertunjukkan bermacam-macam tipe asosiasi interaksi diantara spesies. Beberapa diantaranya bersifat netral (artinya spesisesspesies yang bersangkutan tidak berpengaruh). Beberapa bersifat menguntungkan atau bersifat positif bagi suatu anggota atau lebih, yang lain bersifat merugikan atau negatif bagi suatu anggota atau lebih. Dengan dibiarkannya setiap tipe asosiasi atau interaksi yang berlainan, maka diberikanlah suatu etiket deskriptif khusus, sebagaimana dapat diduga banyak dari antara asosiasi ini dapat dengan tidak mudah dimasukkan kedalam kategori pasti. Istilah umum simbiosis digunakan untuk menamakan hubungan yang ada bila dua atau lebih organisme hidup bersama (Pelczar dan Chan, 1998).
  • 3. TINJAUAN PUSTAKA A. Isolasi Prinsip dari isolasi mikroorganisme adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lain yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media padat, Karena dalam media padat sel-sel mikroba akan membentuk suatu koloni sel yang tetap pada tempatnya (Sutedjo, dkk, 1995). Jika sel-sel tersebut tertangkap oleh media padat pada beberapa tempat yang terpisah, maka setiap sel atau kumpulan sel yang hidup akan berkembang menjadi suatu koloni yang terpisah, sehingga memudahkan pemisahan selanjutnya. Sel-sel akan diisolasi dalam tabungtabung reaksi atau cawan petri yang terpisah. Isolasi dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu cara penggoresan, penaburan dan penyiraman (Sutedjo, dkk, 1995). Untuk mencegah tercemarnya udara diseluruh laboratorium dengan udara yang terkontam,inasi, diperlukan suatu ruangan khusus untuk melakukan isolasi. Tempat isolasi dan identifikasi ini harus mempunyai tekanan udara negatif terhadap ruangan diluarnya untuk mencegah keluarnya udara dari ruanagan searah saja. Udara bersih memasuki ruangan tersebut dan kemudian meninggalkannya melalui suatu jalan keluar menuju udara terbuak (Nasir, 2002). B. Skreening Ada beberapa teknik yang dapat diginakan untuk mengggores cawan. Dua cara penggoresan akan memerikan hasil yang baik bila dikerjakan dengan tepat. Tujuan utama dari penggoresan cawan ini adalah untuk menghasilkan koloni-koloni bakteri yang tgerpisah dengan baik dari suspense sel yang pekat. Srlama inokulasi, kumpulan-kumpulan sel pada pemulaan
  • 4. penggoresan akan membentuk koloni yang berjalan bersama, tetapi setelah penggoresan berlansung lebih jauh maka sel-sel yang tertinggal dalam tetesan-tetesan yang terbawa oleh jarum makin sedikit (Burrow, 1959). Hampir tidak terbatas jumlah medium biakan yang dapat digunakan untuk menumbuhakan jamur dan bakteri patogenik tumbuhan. Beberapa diantaranya bersifat sintesis sama sekali, terbuat dari senyawa kimia tertentu dengan takaran yang jelas dan biasanya sangat spedifik terhadap pathogen tertentu. Beberapa diantaranya berupa cairan atau semi cair (Wood, 2008). Untuk menumbuhkan suatu biakan bakteri dalam media steril sejumlah sel-sel dipindahkan kedalam media dengan perlakuan khusus untuk mempertahankan kemurnian dari biakan. Pada waktu inokulasi, jarum yang digunakan untuk memindahkan mikroba harus dipijarkan diatas api bunsen. Pemanasan ini menghancurkan setiap bentuk kehidupan yang ada pada pemuliaan jarum. Bagian jarum yang diapanaskan bagiab ujungnya saja tetapi termasuk juga bagian bawahnya (Sutedjo, dkk, 1995). C. Mikroorganisme Selulotik Peranan terpenting mikroorganisme ialah untuk membawa perubahan kimiawi pada substansi-substansi terutama pengubahan organic menjadi persenyawaan anorganik. Selulosa dapat diproduksi dari berbagai jenis karbohidrat, baik seperti limbah berlignoselulosa. Trichoderma resei tumbuh baik pada glukosa, xilosa, laktosa, jerami padi, sedangkan trichoderma resei tidak tumbuh pada bagas trebu. Pada produksi selulosa menggunakan Aspergillus niger dari limbah pertanian diperoleh dari jerami pohon jagung (Anwar, dkk, 2010).
  • 5. Semua mikroorganisme penghasil selulosa tinggi, memproduksi selulosa dengan baik jika ditumbuhkan pada selulosa. Penggunaan sumber karbon yang larut seperti laktosa, selobiosa dan hidrolisat sellulosa untuk produksi selulosa memungkinkan produktivitas yang tinggi tetapi aktivitas enzimnya kurng, sedangkan sumber karbon yang sukar dirombak, produktivitasnya lebih rendah tetapi aktivitas enzimnya tinggi (Anwar, dkk, 2010). Mikroorganisme selulotik yang terlibat dalam dekomposisi bahan-bahan organik adalah bakteri, aktinomicetes dan fungi. Mikroorganisme dalam mendekomposisi bahan organik mengeluarkan enzim, yaitu substansi protein, yang bertanggung jawab terhadap dekomposisi, dengan cara mengurangi aktivitas energi senyawa-senyawa tertentu yang diperlukan untuk memecah ikatan bahan organik atau lingkungan alaminya (Hanafiah, dkk, 2004).