Hukum pidana memberikan dasar-dasar dan aturan-aturan mengenai tindak pidana, pelaku, dan proses hukum. Hukum pidana bertujuan menegakkan hukum dan mencegah kejahatan, serta mendidik pelaku agar dapat diterima kembali di masyarakat. Berbagai ilmu pengetahuan seperti logika, psikologi, kriminalistik, kedokteran kehakiman, kriminologi, dan penologi mendukung proses hukum pidana.
2. Adalah bagian dari keseluruhan hukum yang berlaku
disuatu negara yang memberikan dasar-dasar dan
aturan-aturan yang menentukan dengan prosedur
macam apa, ancaman pidana yang ada pada suatu
perbuatan pidana dapat dilaksanakan apabila ada
sangkaan bahwa orang telah melakukan perbuatan
pidana.
3. Hukum Pidana
Apa ?
Siapa ?
Bagaimana ?
Perbuatan Apa yang dikatakan
Tindak Pidana
Siapa yang dapat dikatakan
sebagai Pelaku
Bagaimana cara
memproses Pelaku
jika terjadi Tindak
Pidana
Hukum Pidana
Materil
Hukum Pidana
Formil
4. yaitu melaksanakan dan menegakkan
hukum pidana dan mencegah , mengurangi
tingkat kejahatan. Fungsi ini dapat dilihat
ketika sistem peradilan pidana dapat
berjalan dengan baik dan ada kepastian
hukumnya, maka orang akan berpikir
kembali kalau akan melakukan tindak
pidana.
5. Tujuannya ialah mendidik orang yang telah
melakukan perbuatan yang tergolong
perbuatan pidana agar mereka menjadi
orang yang baik dan dapat diterima
kembali dalam masyarakat dan juga contoh
untuk masyarakat lainnya sebagai efek jera
agar mempunyai rasa takut melakukan hal
pidana yang sama.
6. Logika.
Ilmu bantu logika sangat dibutuhkan dalam proses
penyidian dan proses pembuktian disidang
pengadilan, kedua proses ini memerlukan cara-cara
berpikir yang logis sehingga kesimpulan yang
dihasilkan pun dapat dikatakan logis dan rasional.
7. Psikologi
ilmu ini dapat berguna didalam menyentuh persoalan-
pesoalan kejiwaan tersangka, hal ini sangat membantu
penyidik dalam proses interograsi dan hakim dapat
memilih bagaimana dia harus mengajukan pertanyaan
sesuai dengan kondisi kejiwaan terdakwa.
Kriminalistik
ilmu ini sangat berguna bagi proses pembuktian
terutama dalam melakukan penilaian fkta-fkta yang
terungkap didalam sidang, dan dengan ilmu ini maka
dapat dikonstruksikan dengan sistematika yang baik
sehingga proses pembuktian akan lebih dapat
dipertanggungjawabkan. ilmu ini yang banyak dipakai
adalah ilmu tentang sidik jari, jejak kaki, toxikologi (ilmu
racun) dan sebagainya.
8. Kedokteran Kehakiman dan Psikiatri
kedokteran kehakiman dan psikiatri sangat
membantu penyidik, JPU dan hakim didalam
menangani kejahatan yang berkaitan dengan nyawa
seseorag, dalam hal ini hakim memerlukan
keterangan dari kedokteran dan psikitri. dan ketika da
yang menjelaskan tentang istilah istilah medis hakim
jaksa dn pengacara tidak terlalu buta.
Kriminologi
Ilmu ini mempelajari seluk beluk tentang kejahatan
baik sebab sebab dan latar belakang kejahatanya
maupun mengenai bentuk-bentuk kejahatan, ilmu ini
akan membantu terutama pada hakim dalam
menjatuhkan putusan tidak membabi buta, harus
melihat latar belakang dan sebab sebab yang
menjadikan pelaku melakukan tindak pidana.
9. Penologi
Ilmu ini sangat membantu hakim dalam menentukan
alternatif penjatuhan hukuman termasuk juga bagi
petugas pemasyarakatan jenis pembinaan apa yang
tepat bagi nara pidana.
Victimologi
Ilmu Yang mempelajari seluk beluk korban Kejahatan,
Ilmu ini sangat membantu dalam menentukan
tindakan apa yang tepat untuk dapat memberikan
santunan kepada korban.
11. Pejabat yang berwenang melakukan penahanan
adalah:
Penyidik
Penuntut umum
Hakim pengadilan negeri
Hakim pegadilan Tinggi
Hakim mahkamah Agung
12. Upaya hukum Biasa
Banding
Kasasi
Upaya hukum Luar biasa
Peninjauan Kembali (PK) jika terdapat bukti baru
(Novum)
13. SISTEM PERADILAN PIDANA
Kasus Polisi JPU PN LP
MASYARAKAT
Penyelidikan
dan
Penyidikan
Penuntutan
Membuat
SP3
Pemeriksaan
perkara
pidana
Eksekusi
dan
pembinaan
SUB SISTEM
SPP
Out
Put
Input