SlideShare a Scribd company logo
1 of 65
HUKUM PERIKATAN

         TAUFIQ EL RAHMAN
      BAGIAN HUKUM PERDATA
 FAKULTAS HUKUM UGM - YOGYAKARTA
ISTILAH



VERBINTENIS  diterjemahkan dengan
 istilah :

 - PERIKATAN
 - PERUTANGAN
DEFINISI PERIKATAN




 Adalah suatu hubungan hukum (dalam
 lapangan hukum harta kekayaan) antara
 DUA PIHAK yang menimbulkan HAK dan
 KEWAJIBAN atas suatu PRESTASI.
UNSUR-UNSUR PERIKATAN

 Adanya hubungan hukum
 Adanya 2 pihak :

-KREDITUR:pihak yang berhak atas
  prestasi
-DEBITUR:pihak yang wajib melaks
  prestasi
 Hak dan Kewajiban
 Prestasi
PRESTASI  POKOK PERIKATAN



BENTUK “PRESTASI” :

a. Berbuat sesuatu
b. Memberikan sesuatu
c. Tidak berbuat sesuatu
SYARAT PRESTASI :


 Tertentu atau dapat ditentukan
 Diperbolehkan
 Dimungkinkan

  suatu prestasi yang tidak mungkin
 (dilaksanakan) disebut sebagai syarat
 potestatif  menyebabkan perjanjian
 batal demi hukum/null and void
SUMBER-SUMBER PERIKATAN

1.   PERJANJIAN
2.   UNDANG-UNDANG :
     - Undang-Undang an sich
     - Undang-Undang krn perbuatan manusia :
      * perbuatan menurut hukum
       * perbuatan melawan hukum

3. PUTUSAN PENGADILAN
4. MORAL
PEMBEDAAN PERIKATAN

a. Obligatio Civilis/Perikatan Perdata
   perikatan yg mempunyai akibat hukum

 Obligatio Naturalis/Perikatan Alami
  perikatan yg tidak ada akibat hukum
b. Inspanning verbintenis
   perikatan yg prestasinya berupa UPAYA
   Resuultaat Verbintenis
   perikatan yg prestasinya berupa HASIL

c. Perikatan Prinsipal (Perikatan Pokok)
    perikatan yang dapat berdiri sendiri
   Perikatan Accesoir (Prikatan Pelengkap)
    perikatan yg tergantung pd perikatan pokok
MACAM-MACAM PERIKATAN

a.   Perikatan Bersyarat
      prikatanyang digantungkan pd suatu
     peristiwa tertentu yg belum terjadi dan belum
     tentu terjadi
     1. perikatan dng syarat tangguh :
        perikatan lahir dng terjadinya peristiwa
     yang diperjanjikan
     2. perikatan dng syarat batal
        perikatan justru berakhir dengan
     terjadinya peristiwa yg diperjanjikan
b. Perikatan dengan ketetapan waktu
   perikatan sudah lahir tetapi pelaksana-annya
    ditunda sampai waktu yang ditentukan dlm
    perjanjian

c. Perikatan yg dapat dan tidak dapat dibagi-bagi
    Tidak dapat dibagi :
    - krn sifat prestasinya
    - krn ditentukan dlm perjanjian
d. Perikatan tanggung renteng (tanggung
  menanggung)

 - Kreditur tanggung renteng :
   ada lebih dari satu kreditur thd 1 debitur

 - Debitur tanggung renteng :
   ada lebih dari satu debitur thd 1 kreditur
e. Perikatan alternatif (manasuka)
    perikatan dimana debitur diminta
  memilih satu dari beberapa prestasi yang
  ditawarkan

f. Perikatan dengan ancaman hukuman
    debitur diwajibkan melakukan sesuatu
   jika tidak melaksanakan prestasi yg
   diperjanjiakn
PERJANJIAN (KONTRAK)

DEFINISI

Pasal 1313 KUHPerdata :
 “suatu perbuatan dng mana satu orang
  atau lebih mengikatkan dirinya dengan
  satu orang atau lebih lainnya”

 terlalu luas sekaligus tdk lengkap
 Terlalu luas : hanya menyebut kata
 “perbuatan”, shg didalamnya termasuk
 pula “perbuatan melawan hukum” dan
 perbuatan-perbuatan lainnya.

 Tidak  lengkap : hanya mengatur perjan-
 jian sepihak
DEFINISI BERDASARKAN DOKTRIN

 KLASIK
 Perjanjian adalah suatu perbuatan
  hukum antara 2 orang atau lebih yang
  saling me-ngikatkan diri berdasarkan
  kata sepakat untukmenimbulkan akibat
  hukum.
 BARU

 Perjanjian dalah suatu hubungan hukum
 antara 2 orang atau lebih yang saling me-
 ngikatkan diri berdasarkan kata sepakat
 untuk menimbulkan akibat hukum
LAHIRNYA PERJANJIAN



Perjanjian lahir - dengan tercapainya
 KATA SEPAKAT atas suatu hal tertentu
 diantara para pihak.

Apakah “perjanjian” yang lahir tsb. SAH ?
SYARAT SAHNYA PERJANJIAN

    Perjanjian sah jika memenuhi syarat :

a.   Adanya kata sepakat
b.   Kecakapan para pihak
c.   Suatu hal tertentu
d.   Sebab yang halal
 Syarat a dan b disebut    syarat subyektif
 jika syarat ini tidak dipenuhi maka perjan-
  jian dapat dibatalkan.

 Syarat c dan d disebut syarat obyektif
jika syarat ini tidak dipenuhi maka perjan-
 jian batal demi hukum
SYARAT SAH MENURUT LAW OF
             CONTRACT
a. Meeting of mind
b. Competent legal parties
c. Legal subject matter
d. Consideration


Syarat a, b dan c = hk. perdata Indonesia
a.Kata Sepakat (konsnsus)
 persesuaian kehendak antara (bertemu-
  nya “penawaran” & “penerimaan”)
 dianggap tdk terjadi jika terdapat cacat
  kehendak.
FAKTOR PENYEBAB CACAT KEHENDAK

 Kekhilafan/kesesatan (dwaling)
 Paksaan (dwang)
 Penipuan (bedrog)
 Penyalahgunaan keadaan ( misbruik van
 omstadigheden / undue influence)
b. Kecakapan para pihak

 Seseorang dikatakan cakap :
- dewasa (telah 21 tahun atau telah kawin)
- tidak dibawah pengampuan


 Badan Hukum selalu dianggap cakap unt
 melakukan perbuatan hukum
c. Suatu hal tertentu
 Merupakan obyek perjanjian :
- tertentu atau dapat ditentukan
- tdk bertentangan dengan UU, kesusilaan
  dan ketertiban umum
- dimungkinkan
d. Sebab yang halal
 merupakan sebab/dasar dibuatnya suatu
  perjanjian
 Suatu sebab adalah halal jika tidak ber-
  tentangan dng UU, ketertiban umum dan
  kesusilaan
ASAS-ASAS HUKUM PERJANJIAN

a.   Asas konsensualisme berkaitan dengan
     lahirnya perjanjian
b.   Asas kebebasan berkontrak  berkaitan
     dengan isi dan syarat perjanjian
c.   Asas pacta sunt servanda  berkaitan dengan
     kekuatan mengikat perjanjian
d.   Asas kepribadian  berkaitan dengan
     berlakunya perjanjian
e.   Asas itikad baik  berkaitan dengan
     pelaksanaan perjanjian
ASAS KONSENSUALISME

 suatu perjanjian lahir dengan tercapainya
 kata sepakat diantara para pihak
 mengenai suatu hal tertentu.

PENGECUALIAN :
- Perjanjian riil : perjanjian lahir dengan
  diserahkannya obyek perjanjian.
- Perjanjian formil : perjanjian lahir dengan
  dipenuhinya formalitas tertentu.
ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK

    Setiap orang bebas untuk :
a.   Membuat atau tidak membuat perjanjian
b.   Membuat perjanjian dengan siapapun
c.   Menentukan isi dan syarat perjanjian
d.   Menentukan bentuk perjanjian
e.   Menentukan pada hukum mana
     perjanjian tunduk
ASAS PACTA SUNT SERVANDA

 Semua perjanjian yang dibuat secara sah
 mengikat sebagai Undang-Undang bagi
 para pihak
ASAS KEPRIBADIAN

 Perjanjian hanya berlaku bagi para pihak
 yang membuatnya

PENGECUALIAN :

-   derden beding :perjanjian unt kepentingan
    pihak ketiga
-   Derden werking : perjanjian yang berlaku
    bagi pihak ketiga
ASAS ITIKAD BAIK

 Suatu perjanjian harus dilaksanakan dng
  itikad baik
  ITIKAD BAIK => SIKAP BATIN
Penafsiran Itikad Baik :
“volgens de eisen van redelijkheid en billijk-
  heid”
(memenuhi suatu syarat dari kelayakan dan
  kepatutan)
BENTUK PERJANJIAN

 LISAN
 TERTULIS :

 - Akta otentik : akta yg dibuat oleh atau
 dihadapan pejabat yg berwenang unt itu.
 misal : akta notaris, akta PPAT
 - Akta di bawah tangan : akta yg dibuat sendiri
 oleh para pihak :
     - perjanjian standar
     - perjanjian di bawah tangan biasa
BERAKHIRNYA PERJANJIAN

a.   Ditentukan oleh para pihak dlm perjanjian
b.   Ditentukan waktunya oleh UU
c.   Berdasarkan keputusan hakim
d.   Kesepakatan para pihak (herroeping)
e.   Tujuan perjanjian telah tercapai
f.   Terjadinya suatu peristiwa tertentu
g.   Pernyataan penghentian perjanjian
     (opzegging)
WANPRESTASI DAN OVERMACHT

 PRESTASI :

 - terlaksana
 - tidak terlaksana :
      - WANPRESTASI atau
      - OVERMACHT / FORCE MAJEUR
WANPRESTASI

 tidak terlaksananya suatu prestasi karena
 kesalahan debitur, baik krn kesengajaan
 maupun kelalaian.

 Mengakibatkan adanya tuntutan ganti
 kerugian
BENTUK-BENTUK WANPRESTASI

a. Debitur sama sekali tidak berprestasi
b. Debitur berprestasi tetapi tidak tepat
   waktu
c. Debitur berprestasi tetapi tidak sesuai
   dengan yang diperjanjikan
SOMASI / TEGURAN

 Untuk menyatakan debitur wanprestasi,
 harus dilakukan SOMASI (TEGURAN)
 terlebih dahulu kepada debitur.

Bentuk SOMASI :
- Suatu akta yang berisi peringatan agar
  debitur segera melaksanakan kewajiban-
  nya.
    SOMASI tidak diperlukan jika :

a.   Adanya batas waktu (fataal termijn)
     dalam perjanjian
b.   Prestasi yang diperjanjikan adalah “tidak
     berbuat sesuatu”
c.   Debitur mengakui dirinya wanprestasi
TUNTUTAN KREDITUR

a.   Pemenuhan perjanjian
b.   Pemenuhan perjanjian disertai ganti rugi
c.   Pemutusan perjanjian
d.   Pemutusan perjanjian disertai ganti rugi
e.   Ganti rugi
GANTI RUGI

 Unsur-unsur :


 a. kerugian
 b. biaya-biaya
 c. bunga
OVERMACHT / FORCE MAJEUR

 Suatu keadaan tak terduga diluar ke-
 mampuan manusia yang menyebabkan
 debitur tidak dapat berpretasi, dan debitur
 tidak dapat dipersalahkan.

 Akibat adanya overmacht => RISIKO
MACAM-MACAM OVERMACHT

a.   Overmacht absolut (obyektif) :
      overmacht yang benar-benar tidak
     dapat diatasi

b. Overmacht relatif (subyektif) :
    overmacht yang sesungguhnya dapat
   diatasi, tetapi dengan pengorbanan yang
   besar
TEORI OVERMACHT RELATIF

 INSPANNINGS THEORIE (TEORI
  UPAYA) dikemukakan oleh Houwing :
 “jika debitur telah berusaha sebaik
  mungkin sesuai dengan ukuran yang
  wajar dalam masyarkat, maka tidak
  dipenuhinya prestasi tidak dapat lagi di-
  persalahkan kepadanya”
 Disini yang pokok adalah unsur ketidak-
  salahan , bukan ketidakmampuan.
RISIKO

 siapa yang menanggung kerugian.


Asas umum RISIKO

- Perjanjian sepihak : risiko ditanggung oleh
     kreditur
- Perjanjian timbal balik : risiko ditanggung
     oleh keduabelah pihak
HAPUSNYA PERIKATAN

a.   Pembayaran
b.   Penawaran pembayaran diikuti dengan
     penitipan (konsinyasi)
c.   Pembaruan hutang (novasi)
d.   Perjumpaan hutang (kompensasi)
e.   Percampuran hutang
f.   Pembebasan hutang
     ----------- >
g. Musnahnya barang terutang
h. Kebatalan dan pembatalan
i. Berlakunya syarat batal
j. Kadaluarsa (lewatnya waktu)
a.Pembayaran
 Tdk selalu berujud uang, tapi dapat pula
  berujud penyerahan benda tertentu atau
  dapat pula berupa pemenuhan jasa.
 Wajib dilakukn oleh debitur, tapi dapat
  pula terjadi pembayaran dilakukan oleh
  pihak III yang berkepentingan :
   SUBROGASI
SUBROGASI :
 Penggantian hak-hak kreditur oleh pihak
  ketiga yang membayar

Pembayaran dapat juga dilakkan oleh
 “penanggung” (borgtocht)
b. Konsinyasi
 Dilakukan oleh debitur jika kreditur me-
  nolak menerima pembayaran debitur.
 Debitur dapat mengajukan permohonan
  ke PN agar penawaran pembayaran tsb
  dinyatakan sah, dan uang atau benda yg
  akan dibayarkan disimpan atau dititipkan
  di Kepaniteraan PN.
c. Novasi :
 Kesepakatan para pihak untuk meng-
  hapus perjanjian yang sudah ada dan
  bersamaan dengan itu timbul perjanjian
  baru sebagai pengganti.
 Ada tiga macam novasi :
  - novasi obyektif
  - novasi subyektif pasif
  - novasi subyektif aktif
 Novasi obyektif : kreditur dan debitur me-
  ngadakan perjanjian baru sebagai peng-ganti
  perjanjian lama.
 Novasi subyektif pasip : dalam perjanjian baru
  debitur lama digantikan oleh debitur baru, dan
  debitur lama dibebaskan dari kewajiban
 Novasi subyektif aktif : dalam perjanjian baru
  kreditur lama digantikan oleh kreditur baru
d. Kompensasi
 Terjadi jika antara kreditur dan debitur
  saling mempunyai hutang

e. Percampuran hutang
 Terjadi jika kedudukan kreditur dan
  debitur ada pada satu orang  terjadi
  percampuran hutang demi hukum.
f. Pembebasan hutang
 Terjadi jika kreditur melepaskan haknya atas
   pemenuhan prestasi oleh debitur

g. Musnahnya barangterutang
 Terjadi bila benda yg menjadi obyek per-janjian,
  diluar kesalahan para pihak :
  - musnah atau tdk dpt lagi dperdagangkan
  - hilang sedemikian rupa shg tdk diketahui apa-
   kah barang itu masih ada
h. Kebatalan dan pembatalan
  Kebatalan : perikatan yg timbul dari ke-
  jahatan atau pelanggaran atau tdk me-
  menuhi syarat obyektif perjanjian

 Pembatalan : perkatan yang dibuat oleh
 orang belum dewasa/dibawah pengampu-
 an dan yg dibuat karena cacat kehendak
i. Berlakunya syarat batal
 Terjadi jika suatu peristiwa tertentu yang
    diperjanjkan betu-betul terjadi

h. Kadaluarsa (lewatnya waktu)
 Berdasarkan ketentuan UU segala tuntut-
    an hukum hapus karena lewatnya waktu
    30 tahun
HUKUM JAMINAN

 “Jaminan” diperlukan agar ada kepastian
  bhw prestasi yang telah dilakukan oleh sa-
  lah satu pihak akan memperoleh ganti
  kontra prestasi jika pihak lain gagal
  memberikan prestasinya.
 “Jaminan” merupakan perbuatan hukum
  ikutan dari suatu perbuatan hukum
  sebelumnya.
 “Jaminan” tidak mungkin berdiri sendiri.
 Pemberian jaminan merupakan perbuat-
 an hukum yang bersifat accesoir terhadap
 perbuatan hukum yang mendahuluinya,
 yang merupakan prinsipal.

Contoh :
- Jaminan dalam perjanjian kredit
MACAM-MACAM JAMINAN

a.   Jaminan Umum
b.   Jaminan Khusus :
     - Jaminan Perorangan (personal
     guarantee)/Penanggungan
     - Jaminan Kebendaan :
        * Jaminan benda tetap :
              Hipotik
        Hak Tanggungan
        * Jaminan Benda Bergerak :
              Gadai
              Fidusia
Jaminan Umum

 “segala kebendaan milik debitur, baik yg
  bergerak maupun yg tdk bergerak, baik yang
  sudah ada maupun yg baru akan ada, menjadi
  tanggungan untuk segala perikatan debitur”
 Semua harta debitur merupakan jaminan bagi
  pelunasan hutangnya walaupun tdk
  diperjanjikan.
 Krediturnya merupakan kreditur Konkuren
  (kreditur bersaing)
Jaminan Khusus

 benda-benda tertentu milik debitur yang
  dijadikan jaminan bagi pelunasan hutang-
  nya.
 Dibuat dalam suatu perjanjian jaminan
 Krediturnya merupakan kreditur Preferen
  (kreditur yang diutamakan)
Jaminan Perorangan/Personal Guarantee

 Perjanjian dimana seorang pihak ketiga,
  guna kepentingan kreditur, mengikatkan
  diri untuk memenuhi perikatan debitur
  manakala debitur tersebut tidak dapat
  memenuhi.
 Seseorang dapat menjadi “penanggung”
  hutang orang lain jika diperjanjikan.
 Penanggungan diperbolehkan hanya
  untuk sebagian saja hutang debitur
Jaminan Kebendaan

    benda tetap
    - benda tetap berupa tanah :
       jaminan dengan Hak Tanggungan
         Hak Tanggungan harus dibuat dng
       Akta Notaris dan didaftarkan.
    - benda tetap bukan tanah :
       jaminan dengan Hipotik
       Hipotik harus dibuat dng Akta Notaris dan
        didaftarkan.
 Benda bergerak :
  - Gadai
  - Fidusia

Perbedaan prinsip :
-gadai : obyek dikuasai oleh penerima gadai
-fidusia : obyek tetap dikuasai oleh pemilik.
          Penerima fidusia menerima hak milik atas
          obyek jaminan.
     ------------
-gadai : bentuk perjanjian bebas
-fidusia : harus dengan Akta Notaris dan di-
         daftarkan di Kantor Pendaftaran
         Fidusia

More Related Content

What's hot

Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Leks&Co
 
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Hukum perdata perjanjian-perikatan
Hukum perdata perjanjian-perikatanHukum perdata perjanjian-perikatan
Hukum perdata perjanjian-perikatanDin Haidiati
 
Konsep Tanggung Renteng dalam KUH Perdata (Idik Saeful Bahri)
Konsep Tanggung Renteng dalam KUH Perdata (Idik Saeful Bahri)Konsep Tanggung Renteng dalam KUH Perdata (Idik Saeful Bahri)
Konsep Tanggung Renteng dalam KUH Perdata (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)
Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)
Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)Kacung Abdullah
 
HUKUM SURAT-SURAT BERHARGA
HUKUM SURAT-SURAT BERHARGA HUKUM SURAT-SURAT BERHARGA
HUKUM SURAT-SURAT BERHARGA Fair Nurfachrizi
 
JUAL BELI PERUSAHAAN/ PERNIAGAAN
JUAL BELI PERUSAHAAN/PERNIAGAANJUAL BELI PERUSAHAAN/PERNIAGAAN
JUAL BELI PERUSAHAAN/ PERNIAGAANFair Nurfachrizi
 
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...Idik Saeful Bahri
 
Pendewasaan (handlichting)
Pendewasaan (handlichting)Pendewasaan (handlichting)
Pendewasaan (handlichting)Zainal Abidin
 
Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Hukum acara perdata - Jawaban tergugat, eksepsi, dan rekonvensi (Idik Saeful ...
Hukum acara perdata - Jawaban tergugat, eksepsi, dan rekonvensi (Idik Saeful ...Hukum acara perdata - Jawaban tergugat, eksepsi, dan rekonvensi (Idik Saeful ...
Hukum acara perdata - Jawaban tergugat, eksepsi, dan rekonvensi (Idik Saeful ...Idik Saeful Bahri
 
Pengakuan dalam Hukum Internasional
Pengakuan dalam Hukum InternasionalPengakuan dalam Hukum Internasional
Pengakuan dalam Hukum InternasionalVallen Hoven
 
Hukum perdata internasional 1
Hukum perdata internasional 1Hukum perdata internasional 1
Hukum perdata internasional 1villa kuta indah
 
HUKUM PERIKATAN & PERJANJIAN
HUKUM PERIKATAN & PERJANJIANHUKUM PERIKATAN & PERJANJIAN
HUKUM PERIKATAN & PERJANJIANFair Nurfachrizi
 

What's hot (20)

Pertanyaan dan Jawaban seputar Hukum Perdata
Pertanyaan dan Jawaban seputar Hukum Perdata Pertanyaan dan Jawaban seputar Hukum Perdata
Pertanyaan dan Jawaban seputar Hukum Perdata
 
Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
 
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)
 
Hukum perdata perjanjian-perikatan
Hukum perdata perjanjian-perikatanHukum perdata perjanjian-perikatan
Hukum perdata perjanjian-perikatan
 
Konsep Tanggung Renteng dalam KUH Perdata (Idik Saeful Bahri)
Konsep Tanggung Renteng dalam KUH Perdata (Idik Saeful Bahri)Konsep Tanggung Renteng dalam KUH Perdata (Idik Saeful Bahri)
Konsep Tanggung Renteng dalam KUH Perdata (Idik Saeful Bahri)
 
Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)
Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)
Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)
 
HUKUM SURAT-SURAT BERHARGA
HUKUM SURAT-SURAT BERHARGA HUKUM SURAT-SURAT BERHARGA
HUKUM SURAT-SURAT BERHARGA
 
Hukum jaminan
Hukum jaminanHukum jaminan
Hukum jaminan
 
Perikatan (perjanjian)
Perikatan (perjanjian)Perikatan (perjanjian)
Perikatan (perjanjian)
 
JUAL BELI PERUSAHAAN/ PERNIAGAAN
JUAL BELI PERUSAHAAN/PERNIAGAANJUAL BELI PERUSAHAAN/PERNIAGAAN
JUAL BELI PERUSAHAAN/ PERNIAGAAN
 
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
 
Hukum Acara Perdata.pptx
Hukum Acara Perdata.pptxHukum Acara Perdata.pptx
Hukum Acara Perdata.pptx
 
Hukum agraria
Hukum agraria   Hukum agraria
Hukum agraria
 
Hukum perjanjian
Hukum perjanjianHukum perjanjian
Hukum perjanjian
 
Pendewasaan (handlichting)
Pendewasaan (handlichting)Pendewasaan (handlichting)
Pendewasaan (handlichting)
 
Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)
 
Hukum acara perdata - Jawaban tergugat, eksepsi, dan rekonvensi (Idik Saeful ...
Hukum acara perdata - Jawaban tergugat, eksepsi, dan rekonvensi (Idik Saeful ...Hukum acara perdata - Jawaban tergugat, eksepsi, dan rekonvensi (Idik Saeful ...
Hukum acara perdata - Jawaban tergugat, eksepsi, dan rekonvensi (Idik Saeful ...
 
Pengakuan dalam Hukum Internasional
Pengakuan dalam Hukum InternasionalPengakuan dalam Hukum Internasional
Pengakuan dalam Hukum Internasional
 
Hukum perdata internasional 1
Hukum perdata internasional 1Hukum perdata internasional 1
Hukum perdata internasional 1
 
HUKUM PERIKATAN & PERJANJIAN
HUKUM PERIKATAN & PERJANJIANHUKUM PERIKATAN & PERJANJIAN
HUKUM PERIKATAN & PERJANJIAN
 

Similar to Hukum Perikatan

HUKUM-PERIKATAN-PPM.pptx
HUKUM-PERIKATAN-PPM.pptxHUKUM-PERIKATAN-PPM.pptx
HUKUM-PERIKATAN-PPM.pptxDEWISARAH13
 
Hukum perjanjian
Hukum perjanjianHukum perjanjian
Hukum perjanjianhylmihalim
 
Hukum perikatan pakai
Hukum perikatan pakaiHukum perikatan pakai
Hukum perikatan pakaiEga Jalaludin
 
adm proyek pertemuan 1.ppt
adm proyek pertemuan 1.pptadm proyek pertemuan 1.ppt
adm proyek pertemuan 1.pptIdaYanti30
 
1591504476264_Presentation+12+Hukum+Perdata.pptx
1591504476264_Presentation+12+Hukum+Perdata.pptx1591504476264_Presentation+12+Hukum+Perdata.pptx
1591504476264_Presentation+12+Hukum+Perdata.pptxakhedy1
 
Hukum Bisnis, M.2_Final (1).pptx
Hukum Bisnis, M.2_Final (1).pptxHukum Bisnis, M.2_Final (1).pptx
Hukum Bisnis, M.2_Final (1).pptxQoirulBagas1
 
Hukum Perikatan
Hukum PerikatanHukum Perikatan
Hukum PerikatanDiarta
 
kontrak dalam dunia bisnis.pptx
kontrak dalam dunia bisnis.pptxkontrak dalam dunia bisnis.pptx
kontrak dalam dunia bisnis.pptxZULFAN31
 
Materi Kuliah OL H.Prkt (1- SH Kontrak) (1).ppt
Materi Kuliah OL H.Prkt (1- SH Kontrak) (1).pptMateri Kuliah OL H.Prkt (1- SH Kontrak) (1).ppt
Materi Kuliah OL H.Prkt (1- SH Kontrak) (1).pptSiumKarang
 
ASPEK_HUKUM_DALAM_EKONOMI_STIE_AA_5_denis.ppt
ASPEK_HUKUM_DALAM_EKONOMI_STIE_AA_5_denis.pptASPEK_HUKUM_DALAM_EKONOMI_STIE_AA_5_denis.ppt
ASPEK_HUKUM_DALAM_EKONOMI_STIE_AA_5_denis.pptnatalyaivleva1987
 
PPT_Kelompok 1_Hukum Perikatan_Pengantar Hukum Bisnis.pptx
PPT_Kelompok 1_Hukum Perikatan_Pengantar Hukum Bisnis.pptxPPT_Kelompok 1_Hukum Perikatan_Pengantar Hukum Bisnis.pptx
PPT_Kelompok 1_Hukum Perikatan_Pengantar Hukum Bisnis.pptxFauziRusdianto1
 
3.Hk-Perikatan_22.ppt
3.Hk-Perikatan_22.ppt3.Hk-Perikatan_22.ppt
3.Hk-Perikatan_22.pptOSISSPENTIBEL
 
ppt bab 3 aspek hukum.pptx
ppt bab 3 aspek hukum.pptxppt bab 3 aspek hukum.pptx
ppt bab 3 aspek hukum.pptxArifArizky
 

Similar to Hukum Perikatan (20)

HUKUM-PERIKATAN-PPM.pptx
HUKUM-PERIKATAN-PPM.pptxHUKUM-PERIKATAN-PPM.pptx
HUKUM-PERIKATAN-PPM.pptx
 
Fe hukumperjanjanjian
Fe hukumperjanjanjianFe hukumperjanjanjian
Fe hukumperjanjanjian
 
Hukum Perjanjian
Hukum PerjanjianHukum Perjanjian
Hukum Perjanjian
 
Hukum perjanjian
Hukum perjanjianHukum perjanjian
Hukum perjanjian
 
Unconfirmed 3661.ppt
Unconfirmed 3661.pptUnconfirmed 3661.ppt
Unconfirmed 3661.ppt
 
Hukum perikatan pakai
Hukum perikatan pakaiHukum perikatan pakai
Hukum perikatan pakai
 
adm proyek pertemuan 1.ppt
adm proyek pertemuan 1.pptadm proyek pertemuan 1.ppt
adm proyek pertemuan 1.ppt
 
1591504476264_Presentation+12+Hukum+Perdata.pptx
1591504476264_Presentation+12+Hukum+Perdata.pptx1591504476264_Presentation+12+Hukum+Perdata.pptx
1591504476264_Presentation+12+Hukum+Perdata.pptx
 
PERTEMUAN 12.ppt
PERTEMUAN 12.pptPERTEMUAN 12.ppt
PERTEMUAN 12.ppt
 
Hukum Bisnis, M.2_Final (1).pptx
Hukum Bisnis, M.2_Final (1).pptxHukum Bisnis, M.2_Final (1).pptx
Hukum Bisnis, M.2_Final (1).pptx
 
Hukum Perikatan
Hukum PerikatanHukum Perikatan
Hukum Perikatan
 
kontrak dalam dunia bisnis.pptx
kontrak dalam dunia bisnis.pptxkontrak dalam dunia bisnis.pptx
kontrak dalam dunia bisnis.pptx
 
Materi Kuliah OL H.Prkt (1- SH Kontrak) (1).ppt
Materi Kuliah OL H.Prkt (1- SH Kontrak) (1).pptMateri Kuliah OL H.Prkt (1- SH Kontrak) (1).ppt
Materi Kuliah OL H.Prkt (1- SH Kontrak) (1).ppt
 
ASPEK_HUKUM_DALAM_EKONOMI_STIE_AA_5_denis.ppt
ASPEK_HUKUM_DALAM_EKONOMI_STIE_AA_5_denis.pptASPEK_HUKUM_DALAM_EKONOMI_STIE_AA_5_denis.ppt
ASPEK_HUKUM_DALAM_EKONOMI_STIE_AA_5_denis.ppt
 
PPT_Kelompok 1_Hukum Perikatan_Pengantar Hukum Bisnis.pptx
PPT_Kelompok 1_Hukum Perikatan_Pengantar Hukum Bisnis.pptxPPT_Kelompok 1_Hukum Perikatan_Pengantar Hukum Bisnis.pptx
PPT_Kelompok 1_Hukum Perikatan_Pengantar Hukum Bisnis.pptx
 
3.Hk-Perikatan_22.ppt
3.Hk-Perikatan_22.ppt3.Hk-Perikatan_22.ppt
3.Hk-Perikatan_22.ppt
 
Hukum perikatan
Hukum perikatanHukum perikatan
Hukum perikatan
 
Hukum
Hukum Hukum
Hukum
 
ppt bab 3 aspek hukum.pptx
ppt bab 3 aspek hukum.pptxppt bab 3 aspek hukum.pptx
ppt bab 3 aspek hukum.pptx
 
Hukum Perikatan
Hukum PerikatanHukum Perikatan
Hukum Perikatan
 

More from Bilawal Alhariri Anwar

More from Bilawal Alhariri Anwar (14)

Leasing Merpati & TALG
Leasing Merpati & TALGLeasing Merpati & TALG
Leasing Merpati & TALG
 
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
 
Putusan Pailit PT Telkomsel
Putusan Pailit PT TelkomselPutusan Pailit PT Telkomsel
Putusan Pailit PT Telkomsel
 
IPO Garuda Indonesia
IPO Garuda IndonesiaIPO Garuda Indonesia
IPO Garuda Indonesia
 
Hukum Surat Berharga
Hukum Surat BerhargaHukum Surat Berharga
Hukum Surat Berharga
 
Ekspor Impor Dengan Letter of Credit
Ekspor Impor Dengan Letter of CreditEkspor Impor Dengan Letter of Credit
Ekspor Impor Dengan Letter of Credit
 
Analisis Teknikal Saham 2
Analisis Teknikal Saham 2Analisis Teknikal Saham 2
Analisis Teknikal Saham 2
 
Analisis Teknikal Saham 1
Analisis Teknikal Saham 1Analisis Teknikal Saham 1
Analisis Teknikal Saham 1
 
Seminar Saham
Seminar SahamSeminar Saham
Seminar Saham
 
Berinvestasi Saham Online
Berinvestasi Saham OnlineBerinvestasi Saham Online
Berinvestasi Saham Online
 
Asas Asas Hukum Pidana
Asas Asas Hukum PidanaAsas Asas Hukum Pidana
Asas Asas Hukum Pidana
 
Hak Pinjam Pakai Tanah Magersari Keraton Yogyakarta
Hak Pinjam Pakai Tanah Magersari Keraton YogyakartaHak Pinjam Pakai Tanah Magersari Keraton Yogyakarta
Hak Pinjam Pakai Tanah Magersari Keraton Yogyakarta
 
Pembuktian Terbalik Pada Tindak Pidana Pencucian Uang
Pembuktian Terbalik Pada Tindak Pidana Pencucian UangPembuktian Terbalik Pada Tindak Pidana Pencucian Uang
Pembuktian Terbalik Pada Tindak Pidana Pencucian Uang
 
Pelestarian Orang Utan Secara Exsitu di Wildlife Rescue Centre Yogyakarta
Pelestarian Orang Utan Secara Exsitu di Wildlife Rescue Centre YogyakartaPelestarian Orang Utan Secara Exsitu di Wildlife Rescue Centre Yogyakarta
Pelestarian Orang Utan Secara Exsitu di Wildlife Rescue Centre Yogyakarta
 

Recently uploaded

PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 

Recently uploaded (20)

PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 

Hukum Perikatan

  • 1. HUKUM PERIKATAN TAUFIQ EL RAHMAN BAGIAN HUKUM PERDATA FAKULTAS HUKUM UGM - YOGYAKARTA
  • 2. ISTILAH VERBINTENIS  diterjemahkan dengan istilah : - PERIKATAN - PERUTANGAN
  • 3. DEFINISI PERIKATAN  Adalah suatu hubungan hukum (dalam lapangan hukum harta kekayaan) antara DUA PIHAK yang menimbulkan HAK dan KEWAJIBAN atas suatu PRESTASI.
  • 4. UNSUR-UNSUR PERIKATAN  Adanya hubungan hukum  Adanya 2 pihak : -KREDITUR:pihak yang berhak atas prestasi -DEBITUR:pihak yang wajib melaks prestasi  Hak dan Kewajiban  Prestasi
  • 5. PRESTASI  POKOK PERIKATAN BENTUK “PRESTASI” : a. Berbuat sesuatu b. Memberikan sesuatu c. Tidak berbuat sesuatu
  • 6. SYARAT PRESTASI :  Tertentu atau dapat ditentukan  Diperbolehkan  Dimungkinkan  suatu prestasi yang tidak mungkin (dilaksanakan) disebut sebagai syarat potestatif  menyebabkan perjanjian batal demi hukum/null and void
  • 7. SUMBER-SUMBER PERIKATAN 1. PERJANJIAN 2. UNDANG-UNDANG : - Undang-Undang an sich - Undang-Undang krn perbuatan manusia : * perbuatan menurut hukum * perbuatan melawan hukum 3. PUTUSAN PENGADILAN 4. MORAL
  • 8. PEMBEDAAN PERIKATAN a. Obligatio Civilis/Perikatan Perdata  perikatan yg mempunyai akibat hukum Obligatio Naturalis/Perikatan Alami  perikatan yg tidak ada akibat hukum
  • 9. b. Inspanning verbintenis  perikatan yg prestasinya berupa UPAYA Resuultaat Verbintenis  perikatan yg prestasinya berupa HASIL c. Perikatan Prinsipal (Perikatan Pokok)  perikatan yang dapat berdiri sendiri Perikatan Accesoir (Prikatan Pelengkap)  perikatan yg tergantung pd perikatan pokok
  • 10. MACAM-MACAM PERIKATAN a. Perikatan Bersyarat  prikatanyang digantungkan pd suatu peristiwa tertentu yg belum terjadi dan belum tentu terjadi 1. perikatan dng syarat tangguh :  perikatan lahir dng terjadinya peristiwa yang diperjanjikan 2. perikatan dng syarat batal  perikatan justru berakhir dengan terjadinya peristiwa yg diperjanjikan
  • 11. b. Perikatan dengan ketetapan waktu  perikatan sudah lahir tetapi pelaksana-annya ditunda sampai waktu yang ditentukan dlm perjanjian c. Perikatan yg dapat dan tidak dapat dibagi-bagi Tidak dapat dibagi : - krn sifat prestasinya - krn ditentukan dlm perjanjian
  • 12. d. Perikatan tanggung renteng (tanggung menanggung) - Kreditur tanggung renteng : ada lebih dari satu kreditur thd 1 debitur - Debitur tanggung renteng : ada lebih dari satu debitur thd 1 kreditur
  • 13. e. Perikatan alternatif (manasuka)  perikatan dimana debitur diminta memilih satu dari beberapa prestasi yang ditawarkan f. Perikatan dengan ancaman hukuman  debitur diwajibkan melakukan sesuatu jika tidak melaksanakan prestasi yg diperjanjiakn
  • 14. PERJANJIAN (KONTRAK) DEFINISI Pasal 1313 KUHPerdata :  “suatu perbuatan dng mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya dengan satu orang atau lebih lainnya”  terlalu luas sekaligus tdk lengkap
  • 15.  Terlalu luas : hanya menyebut kata “perbuatan”, shg didalamnya termasuk pula “perbuatan melawan hukum” dan perbuatan-perbuatan lainnya.  Tidak lengkap : hanya mengatur perjan- jian sepihak
  • 16. DEFINISI BERDASARKAN DOKTRIN  KLASIK  Perjanjian adalah suatu perbuatan hukum antara 2 orang atau lebih yang saling me-ngikatkan diri berdasarkan kata sepakat untukmenimbulkan akibat hukum.
  • 17.  BARU  Perjanjian dalah suatu hubungan hukum antara 2 orang atau lebih yang saling me- ngikatkan diri berdasarkan kata sepakat untuk menimbulkan akibat hukum
  • 18. LAHIRNYA PERJANJIAN Perjanjian lahir - dengan tercapainya KATA SEPAKAT atas suatu hal tertentu diantara para pihak. Apakah “perjanjian” yang lahir tsb. SAH ?
  • 19. SYARAT SAHNYA PERJANJIAN  Perjanjian sah jika memenuhi syarat : a. Adanya kata sepakat b. Kecakapan para pihak c. Suatu hal tertentu d. Sebab yang halal
  • 20.  Syarat a dan b disebut syarat subyektif  jika syarat ini tidak dipenuhi maka perjan- jian dapat dibatalkan. Syarat c dan d disebut syarat obyektif jika syarat ini tidak dipenuhi maka perjan- jian batal demi hukum
  • 21. SYARAT SAH MENURUT LAW OF CONTRACT a. Meeting of mind b. Competent legal parties c. Legal subject matter d. Consideration Syarat a, b dan c = hk. perdata Indonesia
  • 22. a.Kata Sepakat (konsnsus)  persesuaian kehendak antara (bertemu- nya “penawaran” & “penerimaan”)  dianggap tdk terjadi jika terdapat cacat kehendak.
  • 23. FAKTOR PENYEBAB CACAT KEHENDAK  Kekhilafan/kesesatan (dwaling)  Paksaan (dwang)  Penipuan (bedrog)  Penyalahgunaan keadaan ( misbruik van omstadigheden / undue influence)
  • 24. b. Kecakapan para pihak  Seseorang dikatakan cakap : - dewasa (telah 21 tahun atau telah kawin) - tidak dibawah pengampuan  Badan Hukum selalu dianggap cakap unt melakukan perbuatan hukum
  • 25. c. Suatu hal tertentu  Merupakan obyek perjanjian : - tertentu atau dapat ditentukan - tdk bertentangan dengan UU, kesusilaan dan ketertiban umum - dimungkinkan
  • 26. d. Sebab yang halal  merupakan sebab/dasar dibuatnya suatu perjanjian  Suatu sebab adalah halal jika tidak ber- tentangan dng UU, ketertiban umum dan kesusilaan
  • 27. ASAS-ASAS HUKUM PERJANJIAN a. Asas konsensualisme berkaitan dengan lahirnya perjanjian b. Asas kebebasan berkontrak  berkaitan dengan isi dan syarat perjanjian c. Asas pacta sunt servanda  berkaitan dengan kekuatan mengikat perjanjian d. Asas kepribadian  berkaitan dengan berlakunya perjanjian e. Asas itikad baik  berkaitan dengan pelaksanaan perjanjian
  • 28. ASAS KONSENSUALISME  suatu perjanjian lahir dengan tercapainya kata sepakat diantara para pihak mengenai suatu hal tertentu. PENGECUALIAN : - Perjanjian riil : perjanjian lahir dengan diserahkannya obyek perjanjian. - Perjanjian formil : perjanjian lahir dengan dipenuhinya formalitas tertentu.
  • 29. ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK  Setiap orang bebas untuk : a. Membuat atau tidak membuat perjanjian b. Membuat perjanjian dengan siapapun c. Menentukan isi dan syarat perjanjian d. Menentukan bentuk perjanjian e. Menentukan pada hukum mana perjanjian tunduk
  • 30. ASAS PACTA SUNT SERVANDA  Semua perjanjian yang dibuat secara sah mengikat sebagai Undang-Undang bagi para pihak
  • 31. ASAS KEPRIBADIAN  Perjanjian hanya berlaku bagi para pihak yang membuatnya PENGECUALIAN : - derden beding :perjanjian unt kepentingan pihak ketiga - Derden werking : perjanjian yang berlaku bagi pihak ketiga
  • 32. ASAS ITIKAD BAIK  Suatu perjanjian harus dilaksanakan dng itikad baik ITIKAD BAIK => SIKAP BATIN Penafsiran Itikad Baik : “volgens de eisen van redelijkheid en billijk- heid” (memenuhi suatu syarat dari kelayakan dan kepatutan)
  • 33. BENTUK PERJANJIAN  LISAN  TERTULIS : - Akta otentik : akta yg dibuat oleh atau dihadapan pejabat yg berwenang unt itu. misal : akta notaris, akta PPAT - Akta di bawah tangan : akta yg dibuat sendiri oleh para pihak : - perjanjian standar - perjanjian di bawah tangan biasa
  • 34. BERAKHIRNYA PERJANJIAN a. Ditentukan oleh para pihak dlm perjanjian b. Ditentukan waktunya oleh UU c. Berdasarkan keputusan hakim d. Kesepakatan para pihak (herroeping) e. Tujuan perjanjian telah tercapai f. Terjadinya suatu peristiwa tertentu g. Pernyataan penghentian perjanjian (opzegging)
  • 35. WANPRESTASI DAN OVERMACHT  PRESTASI : - terlaksana - tidak terlaksana : - WANPRESTASI atau - OVERMACHT / FORCE MAJEUR
  • 36. WANPRESTASI  tidak terlaksananya suatu prestasi karena kesalahan debitur, baik krn kesengajaan maupun kelalaian.  Mengakibatkan adanya tuntutan ganti kerugian
  • 37. BENTUK-BENTUK WANPRESTASI a. Debitur sama sekali tidak berprestasi b. Debitur berprestasi tetapi tidak tepat waktu c. Debitur berprestasi tetapi tidak sesuai dengan yang diperjanjikan
  • 38. SOMASI / TEGURAN  Untuk menyatakan debitur wanprestasi, harus dilakukan SOMASI (TEGURAN) terlebih dahulu kepada debitur. Bentuk SOMASI : - Suatu akta yang berisi peringatan agar debitur segera melaksanakan kewajiban- nya.
  • 39. SOMASI tidak diperlukan jika : a. Adanya batas waktu (fataal termijn) dalam perjanjian b. Prestasi yang diperjanjikan adalah “tidak berbuat sesuatu” c. Debitur mengakui dirinya wanprestasi
  • 40. TUNTUTAN KREDITUR a. Pemenuhan perjanjian b. Pemenuhan perjanjian disertai ganti rugi c. Pemutusan perjanjian d. Pemutusan perjanjian disertai ganti rugi e. Ganti rugi
  • 41. GANTI RUGI  Unsur-unsur : a. kerugian b. biaya-biaya c. bunga
  • 42. OVERMACHT / FORCE MAJEUR  Suatu keadaan tak terduga diluar ke- mampuan manusia yang menyebabkan debitur tidak dapat berpretasi, dan debitur tidak dapat dipersalahkan.  Akibat adanya overmacht => RISIKO
  • 43. MACAM-MACAM OVERMACHT a. Overmacht absolut (obyektif) :  overmacht yang benar-benar tidak dapat diatasi b. Overmacht relatif (subyektif) :  overmacht yang sesungguhnya dapat diatasi, tetapi dengan pengorbanan yang besar
  • 44. TEORI OVERMACHT RELATIF  INSPANNINGS THEORIE (TEORI UPAYA) dikemukakan oleh Houwing :  “jika debitur telah berusaha sebaik mungkin sesuai dengan ukuran yang wajar dalam masyarkat, maka tidak dipenuhinya prestasi tidak dapat lagi di- persalahkan kepadanya”  Disini yang pokok adalah unsur ketidak- salahan , bukan ketidakmampuan.
  • 45. RISIKO  siapa yang menanggung kerugian. Asas umum RISIKO - Perjanjian sepihak : risiko ditanggung oleh kreditur - Perjanjian timbal balik : risiko ditanggung oleh keduabelah pihak
  • 46. HAPUSNYA PERIKATAN a. Pembayaran b. Penawaran pembayaran diikuti dengan penitipan (konsinyasi) c. Pembaruan hutang (novasi) d. Perjumpaan hutang (kompensasi) e. Percampuran hutang f. Pembebasan hutang ----------- >
  • 47. g. Musnahnya barang terutang h. Kebatalan dan pembatalan i. Berlakunya syarat batal j. Kadaluarsa (lewatnya waktu)
  • 48. a.Pembayaran  Tdk selalu berujud uang, tapi dapat pula berujud penyerahan benda tertentu atau dapat pula berupa pemenuhan jasa.  Wajib dilakukn oleh debitur, tapi dapat pula terjadi pembayaran dilakukan oleh pihak III yang berkepentingan :  SUBROGASI
  • 49. SUBROGASI :  Penggantian hak-hak kreditur oleh pihak ketiga yang membayar Pembayaran dapat juga dilakkan oleh “penanggung” (borgtocht)
  • 50. b. Konsinyasi  Dilakukan oleh debitur jika kreditur me- nolak menerima pembayaran debitur.  Debitur dapat mengajukan permohonan ke PN agar penawaran pembayaran tsb dinyatakan sah, dan uang atau benda yg akan dibayarkan disimpan atau dititipkan di Kepaniteraan PN.
  • 51. c. Novasi :  Kesepakatan para pihak untuk meng- hapus perjanjian yang sudah ada dan bersamaan dengan itu timbul perjanjian baru sebagai pengganti.  Ada tiga macam novasi : - novasi obyektif - novasi subyektif pasif - novasi subyektif aktif
  • 52.  Novasi obyektif : kreditur dan debitur me- ngadakan perjanjian baru sebagai peng-ganti perjanjian lama.  Novasi subyektif pasip : dalam perjanjian baru debitur lama digantikan oleh debitur baru, dan debitur lama dibebaskan dari kewajiban  Novasi subyektif aktif : dalam perjanjian baru kreditur lama digantikan oleh kreditur baru
  • 53. d. Kompensasi  Terjadi jika antara kreditur dan debitur saling mempunyai hutang e. Percampuran hutang  Terjadi jika kedudukan kreditur dan debitur ada pada satu orang  terjadi percampuran hutang demi hukum.
  • 54. f. Pembebasan hutang  Terjadi jika kreditur melepaskan haknya atas pemenuhan prestasi oleh debitur g. Musnahnya barangterutang  Terjadi bila benda yg menjadi obyek per-janjian, diluar kesalahan para pihak : - musnah atau tdk dpt lagi dperdagangkan - hilang sedemikian rupa shg tdk diketahui apa- kah barang itu masih ada
  • 55. h. Kebatalan dan pembatalan Kebatalan : perikatan yg timbul dari ke- jahatan atau pelanggaran atau tdk me- menuhi syarat obyektif perjanjian Pembatalan : perkatan yang dibuat oleh orang belum dewasa/dibawah pengampu- an dan yg dibuat karena cacat kehendak
  • 56. i. Berlakunya syarat batal  Terjadi jika suatu peristiwa tertentu yang diperjanjkan betu-betul terjadi h. Kadaluarsa (lewatnya waktu)  Berdasarkan ketentuan UU segala tuntut- an hukum hapus karena lewatnya waktu 30 tahun
  • 57. HUKUM JAMINAN  “Jaminan” diperlukan agar ada kepastian bhw prestasi yang telah dilakukan oleh sa- lah satu pihak akan memperoleh ganti kontra prestasi jika pihak lain gagal memberikan prestasinya.  “Jaminan” merupakan perbuatan hukum ikutan dari suatu perbuatan hukum sebelumnya.  “Jaminan” tidak mungkin berdiri sendiri.
  • 58.  Pemberian jaminan merupakan perbuat- an hukum yang bersifat accesoir terhadap perbuatan hukum yang mendahuluinya, yang merupakan prinsipal. Contoh : - Jaminan dalam perjanjian kredit
  • 59. MACAM-MACAM JAMINAN a. Jaminan Umum b. Jaminan Khusus : - Jaminan Perorangan (personal guarantee)/Penanggungan - Jaminan Kebendaan : * Jaminan benda tetap : Hipotik Hak Tanggungan * Jaminan Benda Bergerak : Gadai Fidusia
  • 60. Jaminan Umum  “segala kebendaan milik debitur, baik yg bergerak maupun yg tdk bergerak, baik yang sudah ada maupun yg baru akan ada, menjadi tanggungan untuk segala perikatan debitur”  Semua harta debitur merupakan jaminan bagi pelunasan hutangnya walaupun tdk diperjanjikan.  Krediturnya merupakan kreditur Konkuren (kreditur bersaing)
  • 61. Jaminan Khusus  benda-benda tertentu milik debitur yang dijadikan jaminan bagi pelunasan hutang- nya.  Dibuat dalam suatu perjanjian jaminan  Krediturnya merupakan kreditur Preferen (kreditur yang diutamakan)
  • 62. Jaminan Perorangan/Personal Guarantee  Perjanjian dimana seorang pihak ketiga, guna kepentingan kreditur, mengikatkan diri untuk memenuhi perikatan debitur manakala debitur tersebut tidak dapat memenuhi.  Seseorang dapat menjadi “penanggung” hutang orang lain jika diperjanjikan.  Penanggungan diperbolehkan hanya untuk sebagian saja hutang debitur
  • 63. Jaminan Kebendaan  benda tetap - benda tetap berupa tanah :  jaminan dengan Hak Tanggungan Hak Tanggungan harus dibuat dng Akta Notaris dan didaftarkan. - benda tetap bukan tanah :  jaminan dengan Hipotik Hipotik harus dibuat dng Akta Notaris dan didaftarkan.
  • 64.  Benda bergerak : - Gadai - Fidusia Perbedaan prinsip : -gadai : obyek dikuasai oleh penerima gadai -fidusia : obyek tetap dikuasai oleh pemilik. Penerima fidusia menerima hak milik atas obyek jaminan. ------------
  • 65. -gadai : bentuk perjanjian bebas -fidusia : harus dengan Akta Notaris dan di- daftarkan di Kantor Pendaftaran Fidusia