SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
Download to read offline
Riki Ardoni /2021
Oleh :
Riki Ardoni
Riki Ardoni /2021
Wajib Pajak Dalam Negeri (WPDN) dikenai Pajak Penghasilan atas
penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam suatu Tahun Pajak,
termasuk penghasilan yang diterima atau diperoleh dari sumber
penghasilan di luar negeri. UU PPh menganut prinsip world-wide income
atau global taxation system. Penghasilan wajib pajak dalam negeri dari
manapun sumbernya akan di pajaki di Indonesia.
Prinsip utama perpajakan international terkait dengan bagaimana negara
mengenakan pajak terhadap objek pajaknya. Ada dua prinsip yang
dikenal didalam perpajakan international.
1. Source principle
Didalam Source principle, pajak dikenakan berdasarkan asas
sumber, yaitu negara hanya mengenakan pajak terhadap objek
pajak yang bersumber dari negara tersebut. Kebanyakan negara
menerapkan asas sumber untuk wajib pajak luar negerinya (WPLN).
2. Residence principle
Sedangkan dalam ketentuan Residence principle, pajak dikenakan
berdasarkan asas domisilinya. Dari manapun sumbernya, penduduk
suatu negara akan dikenai pajak berdasarkan domisilinya.
Kebanyakan negara menerapkan asas sumber untuk wajib pajak
Dalam Negerinya (WPDN).
jika semua negara menerapkan asas sumber, maka akan muncul
pengenaan pajak berganda.
Riki Ardoni /2021
Berdasarkan ketentuan Pasal 24 UU PPh ini, Pajak yang dibayar atau
terutang di Luar Negeri atas penghasilan dari Luar Negeri yang diterima
/diperoleh Wajib Pajak Dalam Negeri boleh dikreditkan terhadap pajak
yang terutang dalam tahun pajak yang sama di Indonesia.
Jumlah pajak yang harus dibayar di Indonesia dapat dikurangi
(dikreditkan) dengan jumlah pajak penghasilan yang dibayar atau
terutang di Luar Negeri. Akan tetapi tidak boleh melebihi hutang pajak
yang ingin dibayar di Indonesia.
Pajak Penghasilan Luar Negeri yang selanjutnya disebut PPh Luar Negeri
adalah pajak penghasilan yang terutang, dibayar, atau dipotong di luar
negeri.
Sumber penghasilan kena pajak yang boleh dikurangi/dikreditkan untuk
memotong hutang pajak yang harus dibayar di Indonesia adalah sebagai
berikut:
1. Pendapatan dari saham dan surat berharga lainnya, serta
keuntungan dari pengalihan saham dan surat berharga lainnya.
2. Penghasilan berupa bunga, royalti, dan sewa yang berkaitan dengan
penggunaan harta-benda bergerak.
3. Penghasilan berupa sewa yang berkaitan dengan penggunaan
harta-benda tidak bergerak.
4. Penghasilan berupa imbalan yang berhubungan dengan jasa,
pekerjaan, dan kegiatan.
5. Pendapatan dari Bentuk Usaha Tetap (BUT) di luar negeri.
6. Penghasilan dari pengalihan sebagian atau seluruh hak
penambangan atau tanda keikutsertaan dalam pembiayaan atau
pemanfaatan di sebuah perusahaan pertambangan.
7. Keuntungan dari pengalihan aset tetap.
8. Keuntungan dari pengalihan aset yang merupakan bagian dari suatu
bentuk usaha tetap (BUT).
Riki Ardoni /2021
Bentuk usaha tetap sebagaimana dimaksud pada point 5 dan 8 diatas
merupakan cabang perusahaan, kantor perwakilan, dan bentuk usaha
lainnya yang dipergunakan oleh WPDN untuk menjalankan usaha atau
melakukan kegiatan di luar negeri.
Pajak atas penghasilan yang dibayar atau terutang di luar negeri yang
dapat dikreditkan terhadap pajak yang terutang di Indonesia hanyalah
pajak yang langsung dikenakan atas penghasilan yang diterima atau
diperoleh Wajib Pajak.
Contoh:
PT A di Indonesia merupakan pemegang saham tunggal dari Z Inc. di
Negara X. Z Inc. tersebut dalam tahun 2018 memperoleh keuntungan
sebesar US$100,000.00. Pajak Penghasilan yang berlaku di negara X
adalah 48% dan Pajak Dividen adalah 38%. Penghitungan pajak atas
dividen tersebut adalah sebagai berikut :
Keuntungan Z Inc USD 100.000
PPh (Corporate income tax) di Negara X (48%) USD 48.000
Laba setelah Pajak USD 52.000
PPh atas dividen (38%) USD 19.760
Dividen yang dikirim ke Indonesia USD 32.240
Pajak Penghasilan yang dapat dikreditkan terhadap seluruh Pajak
Penghasilan yang terutang atas PT A adalah pajak yang langsung
dikenakan atas penghasilan yang diterima atau diperoleh di luar negeri,
dalam contoh di atas yaitu jumlah sebesar US$19,760.00.
Pajak Penghasilan (Corporate income tax) atas Z Inc. sebesar
US$48,000.00 tidak dapat dikreditkan terhadap Pajak Penghasilan yang
terutang atas PT A, karena pajak sebesar US$48,000.00 tersebut tidak
Riki Ardoni /2021
dikenakan langsung atas penghasilan yang diterima atau diperoleh PT A
dari luar negeri, melainkan pajak yang dikenakan atas keuntungan Z Inc.
di negara X.
Berikut contoh penerapannya yang bersumber dari ketentuan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 192/pmk.03/2018 Tentang “Pelaksanaan
pengkreditan pajak atas Penghasilan dari luar negeri” sebagai berikut:
CONTOH PENGGABUNGAN PENGHASILAN LUAR NEGERI
DENGAN PENGHASILAN DI INDONESIA
Dalam menghitung Penghasilan Kena Pajak, kerugian yang diderita di luar
negeri tidak boleh digabungkan dengan penghasilan di Indonesia. Namun,
dalam hal kerugian yang diderita di luar negeri diperoleh dari harta atau
kegiatan yang memiliki hubungan efektif dengan cabang atau perwakilan di
luar negeri, maka WPDN dapat memperhitungkan kerugian tersebut
terhadap penghasilan neto cabang atau perwakilan di luar negeri tersebut.
Sebagai contoh sbb:
1. WPDN, PT. Usaha Karya dalam Tahun Pajak 2018 menerima dan
memperoleh penghasilan neto sebagai berikut:
a. Di negara X, PT. Usaha Karya memperoleh penghasilan usaha dari
cabang PT. Usaha Karya di negara X sebesar Rp 1.000.000.000,00,
penghasilan tersebut terdiri atas penghasilan neto komersial
sebesar Rp1.500.000.000,00 dan kerugian dari penjualan harta
berupa saham yang memiliki hubungan efektif dengan cabang PT.
Usaha Karya di negara X sebesar Rp500.000.000,00;
b. Di negara Y, PT. Usaha Karya menerima penghasilan berupa
Bunga sebesar Rp3.000.000.000,00;
c. Di negara Z, PT. Usaha Karya menerima penghasilan berupa
Dividen dari VWX Ltd. Sebesar Rp750.000.000,00 (saham VWX
Ltd. Diperdagangkan di bursa efek Negara Z);
Riki Ardoni /2021
d. Di negara Z, PT. Usaha Karya menderita kerugian dari penjualan
harta sebesar Rp250.000.000,00; dan
e. Penghasilan neto dalam negeri sebesar Rp4.000.000.000,00.
Tidak terdapat cabang PT. Usaha Karya di negara Y dan di negara Z.
Dengan demikian, Penghasilan Kena Pajak PT Usaha Karya dalam Tahun
Pajak 2018 adalah sebagai berikut:
a. Penghasilan Neto Luar Negeri:
1). Negara X (penghasilan usaha)
a. Penghasilan neto komersial Rp 1.500.000.000
b. Kerugian penjualan harta yang
memiliki hubungan efektif
Rp (500.000.000)
2). Negara Y (penghasilan bunga) Rp 3.000.000.000
3). Negara Z
a. Penghasilan dividen Rp 750.000.000
b. Kerugian penjualan harta -
Jumlah penghasilan neto luar negeri Rp 4.750.000.000
b. Penghasilan Neto Dalam Negeri Rp 4.000.000.000
c. Jumlah penghasilan Neto Fiskal Rp 8.750.000.000
d. Penghasilan Kena Pajak Rp 8.750.000.000
Dalam menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak, kerugian yang
diperoleh dari harta atau kegiatan yang memiliki hubungan efektif dengan
cabang atau perwakilan di negara X dapat diperhitungkan terhadap
penghasilan neto cabang atau perwakilan di negara X tersebut. Namun,
kerugian yang diderita di negara Z tidak dapat digabungkan dalam
menghitung Penghasilan Kena Pajak.
Riki Ardoni /2021
CONTOH PENGHITUNGAN BESARNYA PPH LUAR NEGERI
YANG DAPAT DIKREDITKAN
1. WPDN, PT Indologo Tiga dalam Tahun Pajak 2020 menerima dan
memperoleh penghasilan neto sebagai berikut:
a. Di negara X, PT Indologo Tiga memperoleh Penghasilan Usaha
sebesar Rp1.000.000.000,00 dan dikenai PPh Luar Negeri sebesar
Rp300.000.000,00;
b. Di negara Y, PT ·Indologo Tiga menerima penghasilan berupa bunga
sebesar Rp3.000.000.000,00 dan dikenai PPh Luar Negeri sebesar
Rp450.000.000,00, tidak terdapat pengurang penghasilan bruto
atas penghasilan berupa bunga tersebut;
c. Di negara Z, PT Indologo Tiga menderita kerugian dari penjualan
harta sebesar Rp250.000.000,00; dan
d. Penghasilan Neto Dalam Negeri sebesar Rp4.000.000.000,00.
Tidak ada P3B antara Indonesia dengan negara X, negara Y, dan negara
Z. Besarnya Pajak Penghasilan terutang atas seluruh penghasilan dihitung
sebagai berikut:
No Uraian Rp
a Penghasilan neto Luar Negeri:
1 Laba di Negara X (Penghasilan usaha) 1.000.000.000
2 Laba di negara Y (Penghasilan bunga) 3.000.000.000
3 Rugi di Negara Z (Kerugian penjualan harta) 0
b Jumlah penghasilan neto Luar Negeri 4.000.000.000
c penghasilan usaha di Dalam Negeri 4.000.000.000
d Jumlah penghasilan Neto Fiskal [b+c] 8.000.000.000
e PPh terutang sesuai Pasal 17 UU PPh [22% x d] 1.760.000.000
Perhitungan Kredit Pajak Luar Negeri
1 Kredit pajak di Negara X
a Proporsi PPh untuk Negara X [(a1:d)×e] 220.000.000
Riki Ardoni /2021
b PPh dibayar di negara X 300.000.000
c
Kredit Pajak LN sesuai PPh Pasal 24 [a atau b ; mana
Yang lebih kecil]
220.000.000
2 Kredit pajak dari negara Y
a Proporsi PPh untuk Negara Y [(a2:d)×e] 660.000.000
b PPh dibayar di Negara Y 450.000.000
c
Kredit pajak LN sesuai PPh Pasal 24 [a atau b ; mana
Yang lebih kecil]
450.000.000
3 Total kredit Pajak Luar Negeri (PPh Pasal 24) [1c+2c] 670.000.000
Dengan demikian, jumlah PPh Luar Negeri yang dapat dikreditkan oleh PT
Indologo Tiga terhadap Pajak Penghasilan yang terutang di dalam negeri
adalah sebesar Rp670.000.000,00 (Rp220.000.000,00 +
Rp450.000.000,00). Kerugian dari negara Z tidak dapat digabungkan
dalam menghitung Penghasilan Kena Pajak.
Contoh 2:
Melanjutkan soal diatas, terdapat P3B Indonesia - Negara Y yang telah
berlaku efektif. P3B Indonesia - negara Y mengatur mengenai pemajakan
atas penghasilan bunga di negara sumber paling tinggi sebesar 10% dari
jumlah bruto. Namun, atas penghasilan berupa bunga tersebut, PT
Indologo Tiga dikenai PPh Luar Negeri berdasarkan ketentuan domestik di
negara Y sebesar Rp450.000.000,00. Jumlah PPh Luar Negeri atas
penghasilan bunga dari negara Y yang dapat dikreditkan dengan Pajak
Penghasilan terutang di dalam negeri, yaitu jumlah yang paling sedikit di
antara:
a. jumlah pajak penghasilan atas penghasilan bunga sebesar 10% dari
jumlah bruto penghasilan = Rp300.000.000,00;
b. PPh Luar Negeri atas penghasilan bunga dari negara Y sebesar
Rp450.000.000,00; atau
c. Jumlah tertentu (Proporsi PPh untuk Negara Y) :
=
3.000.000.000
7.000.000.000
× 1.540.000.000
= 660.000.000
Riki Ardoni /2021
Dikarenakan jumlah pajak penghasilan atas penghasilan bunga yang
seharusnya terutang atau seharusnya dibayar di negara Y dengan
memperhatikan ketentuan dalam P3B sebesar Rp300.000.000,00 lebih
kecil dibandingkan dengan PPh Luar Negeri atas penghasilan bunga dari
negara Y, dan jumlah tertentu, maka jumlah PPh Luar Negeri atas
penghasilan bunga dari negara Y yang dapat dikreditkan dengan Pajak
Penghasilan terutang di dalam negeri hanya sebesar pajak penghasilan
atas penghasilan bunga yang seharusnya terutang atau seharusnya
dibayar di negara Y dengan memperhatikan ketentuan dalam P3B, yaitu
sebesar Rp300.000.000,00.
Dengan demikian, jumlah PPh Luar Negeri yang dapat dikreditkan oleh PT
Indologo Tiga terhadap Pajak Penghasilan yang terutang di dalam negeri
adalah sebesar Rp520.000.000,00 (Rp220.000.000,00 +
Rp300.000.000,00).
CONTOH KREDIT PAJAK LUAR NEGERI SUAMI ISTRI
WPDN, Tn. Nandang pada Tahun Pajak 2018 memperoleh penghasilan
neto dalam negeri sebesar Rp2.000.000.000,00 dan penghasilan neto luar
negeri dari negara X sebesar Rp200.000.000,00 (PPh Luar Negeri atas
penghasilan ini sebesar Rp40.000.000,00). Pada Tahun Pajak yang sama
Ny. Nanda (istri Tn Nandang) memperoleh penghasilan neto dalam negeri
sebesar Rp l .500.000.000,00 dan penghasilan neto luar negeri dari
negara X sebesar Rp300.000.000,00 (PPh Luar Negeri atas penghasilan
ini sebesar Rp60.000.000,00). Tn. Nandang dan Ny. Nanda tidak memiliki
tanggungan dan tidak ada P3B (Tax treaty) antara Indonesia dengan
negara X yang telah berlaku efektif.
Ditanya :
1. Dalam hal, kewajiban perpajakan Tn. Nandang dan Ny. Nanda
dilaksanakan oleh suami sebagai kepala keluarga (KK);
Riki Ardoni /2021
2. Dalam hal, kewajiban perpajakan Tn. Nandang dan Ny. Nanda
dilaksanakan secara sendiri-sendiri (pisah harta atau memilih
terpisah).
No.
Penghitungan PPh terutang
Satu kesatuan
Suami Isteri
a b
1 Penghasilan dalam negeri Rp 2.000.000.000 Rp 1.500.000.000
2 Penghasilan dalam negeri gabungan Rp 3.500.000.000
3 Penghasilan luar negeri Rp 200.000.000 Rp 300.000.000
4 Penghasilan luar negeri gabungan Rp 500.000.000
5 Jumlah penghasilan neto Suami Rp 2.200.000.000
6 Jumlah penghasilan neto Istri Rp 1.800.000.000
7 Jumlah penghasilan neto fiskal gabungan Rp 4.000.000.000
PTKP (K/0):
8 Wajib Pajak sendiri (suami) Rp 54.000.000
9 Tambahan untuk Wajib Pajak kawin Rp 4.500.000
10 Tambahan untuk seorang istri Rp 54.000.000
11 Tambahan untuk anggota keluarga 0
12 Jumlah PTKP Rp 112.500.000
13 Penghasilan Kena Pajak Rp 3.887.500.000
PPh terutang:
14 5% x 50. 000. 000 2.500.000
15 15% x 200.000.000 30.000.000
16 25% x 250.000.000 62.500.000
17 30% x 3.387.500.000 1.016.250.000
18 Jumlah PPh terutang : 1.111.250.000
Penghasilan suami istri digabung
19 PPh Luar Negeri dari negara X suami 40.000.000
20 PPh Luar Negeri dari negara X istri 60.000.000
21 PPh Luar Negeri Gabungan Suami & Istri dari negara X 100.000.000
22 Jumlah Tertentu (Suami & Istri) 142.926.045
23 Kredit Pajak LN sesuai PPh Pasal 24
100.000.000
Riki Ardoni /2021
Penghasilan Suami Istri sendiri-sendiri (Pisah Harta Atau Memilih Terpisah)
Kredit pajak di Negara X untuk Suami
24 PPh terutang Suami (5 : 7 x 18) 611.187.500
25 PPh Luar Negeri dari negara X suami 40.000.000
26 Jumlah tertentu bagi Suami (3a : 13 x 18) 57.170.418
27 Kredit Pajak LN sesuai PPh Pasal 24 40.000.000
Kredit pajak di Negara X untuk Istri
28 PPh terutang istri (6: 7 x 18) 500.062.500
29 PPh Luar Negeri dari negara X istri 60.000.000
30 Jumlah tertentu bagi Suami (3b : 13 x 18) 85.755.627
31 Kredit Pajak LN sesuai PPh Pasal 24 60.000.000
Kelengkapan Administratif Pengkreditan
Pajak Luar Negeri
Untuk melaksanakan pengkreditan pajak luar negeri, Wajib Pajak wajib
menyampaikan permohonan kepada Direktur Jenderal Pajak dengan
dilampiri:
1. Laporan Keuangan dari penghasilan yang berasal dari luar negeri;
2. Foto Kopi Surat Pemberitahuan Pajak yang disampaikan di luar
negeri; dan
3. Dokumen pembayaran pajak di luar negeri.
Penyampaian permohonan kredit pajak luar negeri sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) dilakukan bersamaan dengan penyampaian
Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan.
Jumlah kredit pajak luar negeri adalah sebesar PPh yang dibayar atau
terutang di Luar Negeri, namun tidak dibolehkan melebihi hutang pajak
yang ingin dibayar di Indonesia sesuai UU PPh.

More Related Content

What's hot

Kebijakan Fiskal dan Moneter
Kebijakan Fiskal dan MoneterKebijakan Fiskal dan Moneter
Kebijakan Fiskal dan Moneteriwayandk
 
Akuntansi manajerial dan konsep biaya
Akuntansi manajerial dan konsep biayaAkuntansi manajerial dan konsep biaya
Akuntansi manajerial dan konsep biayaArif Setiawan
 
value for money - akutansi sektor publik
value for money - akutansi sektor publikvalue for money - akutansi sektor publik
value for money - akutansi sektor publikHerna Ferari
 
Persekutuan, pembentukan, operasi, dan perubahan kepentingan kepemilikan
Persekutuan, pembentukan, operasi, dan perubahan kepentingan kepemilikanPersekutuan, pembentukan, operasi, dan perubahan kepentingan kepemilikan
Persekutuan, pembentukan, operasi, dan perubahan kepentingan kepemilikanMuhammadIqbal169
 
Keputusan investasi
Keputusan investasiKeputusan investasi
Keputusan investasitonyherman87
 
Temu 6-variable-costing
Temu 6-variable-costingTemu 6-variable-costing
Temu 6-variable-costingAni Andiyani
 
Anggaran Piutang
Anggaran PiutangAnggaran Piutang
Anggaran Piutangmariawira
 
AKUTANSI PERSEROAN TERBATAS
AKUTANSI PERSEROAN TERBATASAKUTANSI PERSEROAN TERBATAS
AKUTANSI PERSEROAN TERBATASPuja Lestari
 
Pembagian SHU Koperasi
Pembagian SHU KoperasiPembagian SHU Koperasi
Pembagian SHU KoperasiEko Mardianto
 
Jelaskanlah peran pelaporan keuangan pada pengembanan akuntansi manajmen.docx
Jelaskanlah peran pelaporan keuangan pada pengembanan akuntansi manajmen.docxJelaskanlah peran pelaporan keuangan pada pengembanan akuntansi manajmen.docx
Jelaskanlah peran pelaporan keuangan pada pengembanan akuntansi manajmen.docxWahidiyahNrl
 
Akuntansi keperilakuan
Akuntansi keperilakuanAkuntansi keperilakuan
Akuntansi keperilakuanIbnu Hakim
 
12 neraca pembayaran indonesia
12 neraca pembayaran indonesia12 neraca pembayaran indonesia
12 neraca pembayaran indonesiamuhammad muhaimin
 
AKL Bab III Likuidasi Persekutuan
AKL Bab III  Likuidasi PersekutuanAKL Bab III  Likuidasi Persekutuan
AKL Bab III Likuidasi PersekutuanBie
 

What's hot (20)

Kebijakan Fiskal dan Moneter
Kebijakan Fiskal dan MoneterKebijakan Fiskal dan Moneter
Kebijakan Fiskal dan Moneter
 
Akuntansi manajerial dan konsep biaya
Akuntansi manajerial dan konsep biayaAkuntansi manajerial dan konsep biaya
Akuntansi manajerial dan konsep biaya
 
value for money - akutansi sektor publik
value for money - akutansi sektor publikvalue for money - akutansi sektor publik
value for money - akutansi sektor publik
 
2016 ak2 a_kelompok2_pph24
2016 ak2 a_kelompok2_pph242016 ak2 a_kelompok2_pph24
2016 ak2 a_kelompok2_pph24
 
Persekutuan, pembentukan, operasi, dan perubahan kepentingan kepemilikan
Persekutuan, pembentukan, operasi, dan perubahan kepentingan kepemilikanPersekutuan, pembentukan, operasi, dan perubahan kepentingan kepemilikan
Persekutuan, pembentukan, operasi, dan perubahan kepentingan kepemilikan
 
Penjelasan Pasal 4 ayat (2) UU PPh
Penjelasan Pasal 4 ayat (2) UU PPhPenjelasan Pasal 4 ayat (2) UU PPh
Penjelasan Pasal 4 ayat (2) UU PPh
 
Ringkasan Akuntansi Biaya Bab I - X
Ringkasan Akuntansi Biaya Bab I - XRingkasan Akuntansi Biaya Bab I - X
Ringkasan Akuntansi Biaya Bab I - X
 
Keputusan investasi
Keputusan investasiKeputusan investasi
Keputusan investasi
 
Temu 6-variable-costing
Temu 6-variable-costingTemu 6-variable-costing
Temu 6-variable-costing
 
Anggaran Piutang
Anggaran PiutangAnggaran Piutang
Anggaran Piutang
 
Psak 2-laporan-arus-kas
Psak 2-laporan-arus-kasPsak 2-laporan-arus-kas
Psak 2-laporan-arus-kas
 
AKUTANSI PERSEROAN TERBATAS
AKUTANSI PERSEROAN TERBATASAKUTANSI PERSEROAN TERBATAS
AKUTANSI PERSEROAN TERBATAS
 
Pembagian SHU Koperasi
Pembagian SHU KoperasiPembagian SHU Koperasi
Pembagian SHU Koperasi
 
Uji Asumsi Klasik
Uji Asumsi KlasikUji Asumsi Klasik
Uji Asumsi Klasik
 
Jelaskanlah peran pelaporan keuangan pada pengembanan akuntansi manajmen.docx
Jelaskanlah peran pelaporan keuangan pada pengembanan akuntansi manajmen.docxJelaskanlah peran pelaporan keuangan pada pengembanan akuntansi manajmen.docx
Jelaskanlah peran pelaporan keuangan pada pengembanan akuntansi manajmen.docx
 
Akuntansi keperilakuan
Akuntansi keperilakuanAkuntansi keperilakuan
Akuntansi keperilakuan
 
12 neraca pembayaran indonesia
12 neraca pembayaran indonesia12 neraca pembayaran indonesia
12 neraca pembayaran indonesia
 
Surplus konsumen dan produsen pengaruh pajak
Surplus konsumen dan produsen pengaruh pajakSurplus konsumen dan produsen pengaruh pajak
Surplus konsumen dan produsen pengaruh pajak
 
AKL Bab III Likuidasi Persekutuan
AKL Bab III  Likuidasi PersekutuanAKL Bab III  Likuidasi Persekutuan
AKL Bab III Likuidasi Persekutuan
 
Ch15
Ch15Ch15
Ch15
 

Similar to PPH LUAR NEGERI

PPh Pasal 24 (Umiatul Azizah)
PPh Pasal 24 (Umiatul Azizah) PPh Pasal 24 (Umiatul Azizah)
PPh Pasal 24 (Umiatul Azizah) Umiatulazizah
 
Makalah pph 24 isi
Makalah pph 24 isiMakalah pph 24 isi
Makalah pph 24 isianisa_13
 
pph pasal 24 25 dan 26
pph pasal 24 25 dan 26pph pasal 24 25 dan 26
pph pasal 24 25 dan 26muh wilyam
 
PPT MPJK MATERI 5.pptx
PPT MPJK MATERI 5.pptxPPT MPJK MATERI 5.pptx
PPT MPJK MATERI 5.pptxAdrianHanda2
 
makalah pajak (pph 24)
makalah pajak (pph 24)makalah pajak (pph 24)
makalah pajak (pph 24)Eka Esti
 
05-Pajak-Penghasilan.ppt
05-Pajak-Penghasilan.ppt05-Pajak-Penghasilan.ppt
05-Pajak-Penghasilan.pptJancokKoe1
 
05-Pajak-Penghasilan.ppt
05-Pajak-Penghasilan.ppt05-Pajak-Penghasilan.ppt
05-Pajak-Penghasilan.pptabifarizka
 
PPh Pasal 26 - Pengertian, Subjek, Objek, Tarif dan Perhitungannya - Riki Ardoni
PPh Pasal 26 - Pengertian, Subjek, Objek, Tarif dan Perhitungannya - Riki ArdoniPPh Pasal 26 - Pengertian, Subjek, Objek, Tarif dan Perhitungannya - Riki Ardoni
PPh Pasal 26 - Pengertian, Subjek, Objek, Tarif dan Perhitungannya - Riki ArdoniRiki Ardoni
 
pph26-220907180602-daa3750b (1).pptx
pph26-220907180602-daa3750b (1).pptxpph26-220907180602-daa3750b (1).pptx
pph26-220907180602-daa3750b (1).pptxIputuEka
 
Tugas 1 kristina perpajakan
Tugas 1 kristina perpajakanTugas 1 kristina perpajakan
Tugas 1 kristina perpajakankristina105
 
Pajak Penghasilan Umum
Pajak Penghasilan UmumPajak Penghasilan Umum
Pajak Penghasilan UmumDharaniKassapa
 
PPT UKRIDA - Dasar Perpajakan 1 (Pertemuan 5).pptx.pdf
PPT UKRIDA - Dasar Perpajakan 1 (Pertemuan 5).pptx.pdfPPT UKRIDA - Dasar Perpajakan 1 (Pertemuan 5).pptx.pdf
PPT UKRIDA - Dasar Perpajakan 1 (Pertemuan 5).pptx.pdfNathaniaAprillya
 

Similar to PPH LUAR NEGERI (20)

PPh PASAL 24
PPh PASAL 24PPh PASAL 24
PPh PASAL 24
 
PPh Pasal 24 (Umiatul Azizah)
PPh Pasal 24 (Umiatul Azizah) PPh Pasal 24 (Umiatul Azizah)
PPh Pasal 24 (Umiatul Azizah)
 
Makalah pph 24 isi
Makalah pph 24 isiMakalah pph 24 isi
Makalah pph 24 isi
 
pph pasal 24 25 dan 26
pph pasal 24 25 dan 26pph pasal 24 25 dan 26
pph pasal 24 25 dan 26
 
Pajak penghasilan umum
Pajak penghasilan umumPajak penghasilan umum
Pajak penghasilan umum
 
PPT MPJK MATERI 5.pptx
PPT MPJK MATERI 5.pptxPPT MPJK MATERI 5.pptx
PPT MPJK MATERI 5.pptx
 
makalah pajak (pph 24)
makalah pajak (pph 24)makalah pajak (pph 24)
makalah pajak (pph 24)
 
05-Pajak-Penghasilan.ppt
05-Pajak-Penghasilan.ppt05-Pajak-Penghasilan.ppt
05-Pajak-Penghasilan.ppt
 
Objek PPh.pdf
Objek PPh.pdfObjek PPh.pdf
Objek PPh.pdf
 
05-Pajak-Penghasilan.ppt
05-Pajak-Penghasilan.ppt05-Pajak-Penghasilan.ppt
05-Pajak-Penghasilan.ppt
 
05-Pajak-Penghasilan.ppt
05-Pajak-Penghasilan.ppt05-Pajak-Penghasilan.ppt
05-Pajak-Penghasilan.ppt
 
PPh Pasal 26 - Pengertian, Subjek, Objek, Tarif dan Perhitungannya - Riki Ardoni
PPh Pasal 26 - Pengertian, Subjek, Objek, Tarif dan Perhitungannya - Riki ArdoniPPh Pasal 26 - Pengertian, Subjek, Objek, Tarif dan Perhitungannya - Riki Ardoni
PPh Pasal 26 - Pengertian, Subjek, Objek, Tarif dan Perhitungannya - Riki Ardoni
 
pph26-220907180602-daa3750b (1).pptx
pph26-220907180602-daa3750b (1).pptxpph26-220907180602-daa3750b (1).pptx
pph26-220907180602-daa3750b (1).pptx
 
Pajak penghasilan umum
Pajak penghasilan umumPajak penghasilan umum
Pajak penghasilan umum
 
Tugas 1 kristina perpajakan
Tugas 1 kristina perpajakanTugas 1 kristina perpajakan
Tugas 1 kristina perpajakan
 
Pajak Penghasilan Umum
Pajak Penghasilan UmumPajak Penghasilan Umum
Pajak Penghasilan Umum
 
Bab3 pph
Bab3 pphBab3 pph
Bab3 pph
 
Pajak
PajakPajak
Pajak
 
Pajak
Pajak Pajak
Pajak
 
PPT UKRIDA - Dasar Perpajakan 1 (Pertemuan 5).pptx.pdf
PPT UKRIDA - Dasar Perpajakan 1 (Pertemuan 5).pptx.pdfPPT UKRIDA - Dasar Perpajakan 1 (Pertemuan 5).pptx.pdf
PPT UKRIDA - Dasar Perpajakan 1 (Pertemuan 5).pptx.pdf
 

More from Riki Ardoni

Future Value dari Investasi
Future Value dari InvestasiFuture Value dari Investasi
Future Value dari InvestasiRiki Ardoni
 
Growth Rate (Tingkat Pertumbuhan)
Growth Rate (Tingkat Pertumbuhan)Growth Rate (Tingkat Pertumbuhan)
Growth Rate (Tingkat Pertumbuhan)Riki Ardoni
 
PERUBAHAN TARIF PAJAK PENGHASILAN (PPH) BADAN DI INDONESIA DARI WAKTU KE WAKTU
PERUBAHAN TARIF PAJAK PENGHASILAN (PPH) BADAN DI INDONESIA DARI WAKTU KE WAKTUPERUBAHAN TARIF PAJAK PENGHASILAN (PPH) BADAN DI INDONESIA DARI WAKTU KE WAKTU
PERUBAHAN TARIF PAJAK PENGHASILAN (PPH) BADAN DI INDONESIA DARI WAKTU KE WAKTURiki Ardoni
 
10 VLOOKUP Alternative Formulas in Excel
10 VLOOKUP Alternative Formulas in Excel10 VLOOKUP Alternative Formulas in Excel
10 VLOOKUP Alternative Formulas in ExcelRiki Ardoni
 
FUNGSI INDEX & MATCH pada EXCEL.docx
FUNGSI INDEX & MATCH pada EXCEL.docxFUNGSI INDEX & MATCH pada EXCEL.docx
FUNGSI INDEX & MATCH pada EXCEL.docxRiki Ardoni
 
Rumus FIND & SEARCH pada EXCEL
Rumus FIND & SEARCH pada EXCELRumus FIND & SEARCH pada EXCEL
Rumus FIND & SEARCH pada EXCELRiki Ardoni
 
PENJELASAN ATAS KETENTUAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR...
PENJELASAN ATAS KETENTUAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR...PENJELASAN ATAS KETENTUAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR...
PENJELASAN ATAS KETENTUAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR...Riki Ardoni
 
BATAS WAKTU PEMBAYARAN, PENYETORAN, DAN PELAPORAN PAJAK
BATAS WAKTU PEMBAYARAN, PENYETORAN, DAN PELAPORAN PAJAKBATAS WAKTU PEMBAYARAN, PENYETORAN, DAN PELAPORAN PAJAK
BATAS WAKTU PEMBAYARAN, PENYETORAN, DAN PELAPORAN PAJAKRiki Ardoni
 
Rumus DATE Excel
Rumus DATE ExcelRumus DATE Excel
Rumus DATE ExcelRiki Ardoni
 
Fungsi Tanda $ (Absolute) pada Excel
Fungsi Tanda $ (Absolute) pada ExcelFungsi Tanda $ (Absolute) pada Excel
Fungsi Tanda $ (Absolute) pada ExcelRiki Ardoni
 
BUKU BESAR PEMBANTU (subsidiary ledger) & JURNAL KHUSUS (special journal) - R...
BUKU BESAR PEMBANTU (subsidiary ledger) & JURNAL KHUSUS (special journal) - R...BUKU BESAR PEMBANTU (subsidiary ledger) & JURNAL KHUSUS (special journal) - R...
BUKU BESAR PEMBANTU (subsidiary ledger) & JURNAL KHUSUS (special journal) - R...Riki Ardoni
 
AYAT JURNAL BALIK - Riki Ardoni
AYAT JURNAL BALIK - Riki ArdoniAYAT JURNAL BALIK - Riki Ardoni
AYAT JURNAL BALIK - Riki ArdoniRiki Ardoni
 
CARA MEMBACA ANALISIS LAPORAN KEUANGAN ( How to Analysis Financial Statment) ...
CARA MEMBACA ANALISIS LAPORAN KEUANGAN ( How to Analysis Financial Statment) ...CARA MEMBACA ANALISIS LAPORAN KEUANGAN ( How to Analysis Financial Statment) ...
CARA MEMBACA ANALISIS LAPORAN KEUANGAN ( How to Analysis Financial Statment) ...Riki Ardoni
 
PERSAMAAN AKUNTANSI
PERSAMAAN AKUNTANSIPERSAMAAN AKUNTANSI
PERSAMAAN AKUNTANSIRiki Ardoni
 
PETUNJUK UMUM DAN CONTOH PENGHITUNGAN PEMOTONGAN PPh PASAL 21 DAN/ATAU PPh PA...
PETUNJUK UMUM DAN CONTOH PENGHITUNGAN PEMOTONGAN PPh PASAL 21 DAN/ATAU PPh PA...PETUNJUK UMUM DAN CONTOH PENGHITUNGAN PEMOTONGAN PPh PASAL 21 DAN/ATAU PPh PA...
PETUNJUK UMUM DAN CONTOH PENGHITUNGAN PEMOTONGAN PPh PASAL 21 DAN/ATAU PPh PA...Riki Ardoni
 
PPh PASAL 21 BUKAN PEGAWAI
PPh PASAL 21 BUKAN PEGAWAI PPh PASAL 21 BUKAN PEGAWAI
PPh PASAL 21 BUKAN PEGAWAI Riki Ardoni
 
Overview RUU Perubahan Kelima UU KUP 2021 - Riki Ardoni
Overview RUU Perubahan Kelima UU KUP 2021 - Riki ArdoniOverview RUU Perubahan Kelima UU KUP 2021 - Riki Ardoni
Overview RUU Perubahan Kelima UU KUP 2021 - Riki ArdoniRiki Ardoni
 
METODE PENYUSUTAN DALAM KETENTUAN PERPAJAKAN
METODE PENYUSUTAN DALAM KETENTUAN PERPAJAKANMETODE PENYUSUTAN DALAM KETENTUAN PERPAJAKAN
METODE PENYUSUTAN DALAM KETENTUAN PERPAJAKANRiki Ardoni
 
Metode Penyusutan Aset Tetap (Tangible fixed assets)
Metode Penyusutan Aset Tetap (Tangible fixed assets)Metode Penyusutan Aset Tetap (Tangible fixed assets)
Metode Penyusutan Aset Tetap (Tangible fixed assets)Riki Ardoni
 
Akuntansi Penjualan Aset Tetap - By Riki Ardoni
Akuntansi Penjualan Aset Tetap - By Riki ArdoniAkuntansi Penjualan Aset Tetap - By Riki Ardoni
Akuntansi Penjualan Aset Tetap - By Riki ArdoniRiki Ardoni
 

More from Riki Ardoni (20)

Future Value dari Investasi
Future Value dari InvestasiFuture Value dari Investasi
Future Value dari Investasi
 
Growth Rate (Tingkat Pertumbuhan)
Growth Rate (Tingkat Pertumbuhan)Growth Rate (Tingkat Pertumbuhan)
Growth Rate (Tingkat Pertumbuhan)
 
PERUBAHAN TARIF PAJAK PENGHASILAN (PPH) BADAN DI INDONESIA DARI WAKTU KE WAKTU
PERUBAHAN TARIF PAJAK PENGHASILAN (PPH) BADAN DI INDONESIA DARI WAKTU KE WAKTUPERUBAHAN TARIF PAJAK PENGHASILAN (PPH) BADAN DI INDONESIA DARI WAKTU KE WAKTU
PERUBAHAN TARIF PAJAK PENGHASILAN (PPH) BADAN DI INDONESIA DARI WAKTU KE WAKTU
 
10 VLOOKUP Alternative Formulas in Excel
10 VLOOKUP Alternative Formulas in Excel10 VLOOKUP Alternative Formulas in Excel
10 VLOOKUP Alternative Formulas in Excel
 
FUNGSI INDEX & MATCH pada EXCEL.docx
FUNGSI INDEX & MATCH pada EXCEL.docxFUNGSI INDEX & MATCH pada EXCEL.docx
FUNGSI INDEX & MATCH pada EXCEL.docx
 
Rumus FIND & SEARCH pada EXCEL
Rumus FIND & SEARCH pada EXCELRumus FIND & SEARCH pada EXCEL
Rumus FIND & SEARCH pada EXCEL
 
PENJELASAN ATAS KETENTUAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR...
PENJELASAN ATAS KETENTUAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR...PENJELASAN ATAS KETENTUAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR...
PENJELASAN ATAS KETENTUAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR...
 
BATAS WAKTU PEMBAYARAN, PENYETORAN, DAN PELAPORAN PAJAK
BATAS WAKTU PEMBAYARAN, PENYETORAN, DAN PELAPORAN PAJAKBATAS WAKTU PEMBAYARAN, PENYETORAN, DAN PELAPORAN PAJAK
BATAS WAKTU PEMBAYARAN, PENYETORAN, DAN PELAPORAN PAJAK
 
Rumus DATE Excel
Rumus DATE ExcelRumus DATE Excel
Rumus DATE Excel
 
Fungsi Tanda $ (Absolute) pada Excel
Fungsi Tanda $ (Absolute) pada ExcelFungsi Tanda $ (Absolute) pada Excel
Fungsi Tanda $ (Absolute) pada Excel
 
BUKU BESAR PEMBANTU (subsidiary ledger) & JURNAL KHUSUS (special journal) - R...
BUKU BESAR PEMBANTU (subsidiary ledger) & JURNAL KHUSUS (special journal) - R...BUKU BESAR PEMBANTU (subsidiary ledger) & JURNAL KHUSUS (special journal) - R...
BUKU BESAR PEMBANTU (subsidiary ledger) & JURNAL KHUSUS (special journal) - R...
 
AYAT JURNAL BALIK - Riki Ardoni
AYAT JURNAL BALIK - Riki ArdoniAYAT JURNAL BALIK - Riki Ardoni
AYAT JURNAL BALIK - Riki Ardoni
 
CARA MEMBACA ANALISIS LAPORAN KEUANGAN ( How to Analysis Financial Statment) ...
CARA MEMBACA ANALISIS LAPORAN KEUANGAN ( How to Analysis Financial Statment) ...CARA MEMBACA ANALISIS LAPORAN KEUANGAN ( How to Analysis Financial Statment) ...
CARA MEMBACA ANALISIS LAPORAN KEUANGAN ( How to Analysis Financial Statment) ...
 
PERSAMAAN AKUNTANSI
PERSAMAAN AKUNTANSIPERSAMAAN AKUNTANSI
PERSAMAAN AKUNTANSI
 
PETUNJUK UMUM DAN CONTOH PENGHITUNGAN PEMOTONGAN PPh PASAL 21 DAN/ATAU PPh PA...
PETUNJUK UMUM DAN CONTOH PENGHITUNGAN PEMOTONGAN PPh PASAL 21 DAN/ATAU PPh PA...PETUNJUK UMUM DAN CONTOH PENGHITUNGAN PEMOTONGAN PPh PASAL 21 DAN/ATAU PPh PA...
PETUNJUK UMUM DAN CONTOH PENGHITUNGAN PEMOTONGAN PPh PASAL 21 DAN/ATAU PPh PA...
 
PPh PASAL 21 BUKAN PEGAWAI
PPh PASAL 21 BUKAN PEGAWAI PPh PASAL 21 BUKAN PEGAWAI
PPh PASAL 21 BUKAN PEGAWAI
 
Overview RUU Perubahan Kelima UU KUP 2021 - Riki Ardoni
Overview RUU Perubahan Kelima UU KUP 2021 - Riki ArdoniOverview RUU Perubahan Kelima UU KUP 2021 - Riki Ardoni
Overview RUU Perubahan Kelima UU KUP 2021 - Riki Ardoni
 
METODE PENYUSUTAN DALAM KETENTUAN PERPAJAKAN
METODE PENYUSUTAN DALAM KETENTUAN PERPAJAKANMETODE PENYUSUTAN DALAM KETENTUAN PERPAJAKAN
METODE PENYUSUTAN DALAM KETENTUAN PERPAJAKAN
 
Metode Penyusutan Aset Tetap (Tangible fixed assets)
Metode Penyusutan Aset Tetap (Tangible fixed assets)Metode Penyusutan Aset Tetap (Tangible fixed assets)
Metode Penyusutan Aset Tetap (Tangible fixed assets)
 
Akuntansi Penjualan Aset Tetap - By Riki Ardoni
Akuntansi Penjualan Aset Tetap - By Riki ArdoniAkuntansi Penjualan Aset Tetap - By Riki Ardoni
Akuntansi Penjualan Aset Tetap - By Riki Ardoni
 

Recently uploaded

Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptAchmadHasanHafidzi
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAAchmadHasanHafidzi
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptAchmadHasanHafidzi
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IAccIblock
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.pptsantikalakita
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptAchmadHasanHafidzi
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxTheresiaSimamora1
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfNizeAckerman
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYARirilMardiana
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptxfitriamutia
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptximamfadilah24062003
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerjamonikabudiman19
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategikmonikabudiman19
 

Recently uploaded (16)

Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
 

PPH LUAR NEGERI

  • 1. Riki Ardoni /2021 Oleh : Riki Ardoni
  • 2. Riki Ardoni /2021 Wajib Pajak Dalam Negeri (WPDN) dikenai Pajak Penghasilan atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam suatu Tahun Pajak, termasuk penghasilan yang diterima atau diperoleh dari sumber penghasilan di luar negeri. UU PPh menganut prinsip world-wide income atau global taxation system. Penghasilan wajib pajak dalam negeri dari manapun sumbernya akan di pajaki di Indonesia. Prinsip utama perpajakan international terkait dengan bagaimana negara mengenakan pajak terhadap objek pajaknya. Ada dua prinsip yang dikenal didalam perpajakan international. 1. Source principle Didalam Source principle, pajak dikenakan berdasarkan asas sumber, yaitu negara hanya mengenakan pajak terhadap objek pajak yang bersumber dari negara tersebut. Kebanyakan negara menerapkan asas sumber untuk wajib pajak luar negerinya (WPLN). 2. Residence principle Sedangkan dalam ketentuan Residence principle, pajak dikenakan berdasarkan asas domisilinya. Dari manapun sumbernya, penduduk suatu negara akan dikenai pajak berdasarkan domisilinya. Kebanyakan negara menerapkan asas sumber untuk wajib pajak Dalam Negerinya (WPDN). jika semua negara menerapkan asas sumber, maka akan muncul pengenaan pajak berganda.
  • 3. Riki Ardoni /2021 Berdasarkan ketentuan Pasal 24 UU PPh ini, Pajak yang dibayar atau terutang di Luar Negeri atas penghasilan dari Luar Negeri yang diterima /diperoleh Wajib Pajak Dalam Negeri boleh dikreditkan terhadap pajak yang terutang dalam tahun pajak yang sama di Indonesia. Jumlah pajak yang harus dibayar di Indonesia dapat dikurangi (dikreditkan) dengan jumlah pajak penghasilan yang dibayar atau terutang di Luar Negeri. Akan tetapi tidak boleh melebihi hutang pajak yang ingin dibayar di Indonesia. Pajak Penghasilan Luar Negeri yang selanjutnya disebut PPh Luar Negeri adalah pajak penghasilan yang terutang, dibayar, atau dipotong di luar negeri. Sumber penghasilan kena pajak yang boleh dikurangi/dikreditkan untuk memotong hutang pajak yang harus dibayar di Indonesia adalah sebagai berikut: 1. Pendapatan dari saham dan surat berharga lainnya, serta keuntungan dari pengalihan saham dan surat berharga lainnya. 2. Penghasilan berupa bunga, royalti, dan sewa yang berkaitan dengan penggunaan harta-benda bergerak. 3. Penghasilan berupa sewa yang berkaitan dengan penggunaan harta-benda tidak bergerak. 4. Penghasilan berupa imbalan yang berhubungan dengan jasa, pekerjaan, dan kegiatan. 5. Pendapatan dari Bentuk Usaha Tetap (BUT) di luar negeri. 6. Penghasilan dari pengalihan sebagian atau seluruh hak penambangan atau tanda keikutsertaan dalam pembiayaan atau pemanfaatan di sebuah perusahaan pertambangan. 7. Keuntungan dari pengalihan aset tetap. 8. Keuntungan dari pengalihan aset yang merupakan bagian dari suatu bentuk usaha tetap (BUT).
  • 4. Riki Ardoni /2021 Bentuk usaha tetap sebagaimana dimaksud pada point 5 dan 8 diatas merupakan cabang perusahaan, kantor perwakilan, dan bentuk usaha lainnya yang dipergunakan oleh WPDN untuk menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di luar negeri. Pajak atas penghasilan yang dibayar atau terutang di luar negeri yang dapat dikreditkan terhadap pajak yang terutang di Indonesia hanyalah pajak yang langsung dikenakan atas penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak. Contoh: PT A di Indonesia merupakan pemegang saham tunggal dari Z Inc. di Negara X. Z Inc. tersebut dalam tahun 2018 memperoleh keuntungan sebesar US$100,000.00. Pajak Penghasilan yang berlaku di negara X adalah 48% dan Pajak Dividen adalah 38%. Penghitungan pajak atas dividen tersebut adalah sebagai berikut : Keuntungan Z Inc USD 100.000 PPh (Corporate income tax) di Negara X (48%) USD 48.000 Laba setelah Pajak USD 52.000 PPh atas dividen (38%) USD 19.760 Dividen yang dikirim ke Indonesia USD 32.240 Pajak Penghasilan yang dapat dikreditkan terhadap seluruh Pajak Penghasilan yang terutang atas PT A adalah pajak yang langsung dikenakan atas penghasilan yang diterima atau diperoleh di luar negeri, dalam contoh di atas yaitu jumlah sebesar US$19,760.00. Pajak Penghasilan (Corporate income tax) atas Z Inc. sebesar US$48,000.00 tidak dapat dikreditkan terhadap Pajak Penghasilan yang terutang atas PT A, karena pajak sebesar US$48,000.00 tersebut tidak
  • 5. Riki Ardoni /2021 dikenakan langsung atas penghasilan yang diterima atau diperoleh PT A dari luar negeri, melainkan pajak yang dikenakan atas keuntungan Z Inc. di negara X. Berikut contoh penerapannya yang bersumber dari ketentuan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 192/pmk.03/2018 Tentang “Pelaksanaan pengkreditan pajak atas Penghasilan dari luar negeri” sebagai berikut: CONTOH PENGGABUNGAN PENGHASILAN LUAR NEGERI DENGAN PENGHASILAN DI INDONESIA Dalam menghitung Penghasilan Kena Pajak, kerugian yang diderita di luar negeri tidak boleh digabungkan dengan penghasilan di Indonesia. Namun, dalam hal kerugian yang diderita di luar negeri diperoleh dari harta atau kegiatan yang memiliki hubungan efektif dengan cabang atau perwakilan di luar negeri, maka WPDN dapat memperhitungkan kerugian tersebut terhadap penghasilan neto cabang atau perwakilan di luar negeri tersebut. Sebagai contoh sbb: 1. WPDN, PT. Usaha Karya dalam Tahun Pajak 2018 menerima dan memperoleh penghasilan neto sebagai berikut: a. Di negara X, PT. Usaha Karya memperoleh penghasilan usaha dari cabang PT. Usaha Karya di negara X sebesar Rp 1.000.000.000,00, penghasilan tersebut terdiri atas penghasilan neto komersial sebesar Rp1.500.000.000,00 dan kerugian dari penjualan harta berupa saham yang memiliki hubungan efektif dengan cabang PT. Usaha Karya di negara X sebesar Rp500.000.000,00; b. Di negara Y, PT. Usaha Karya menerima penghasilan berupa Bunga sebesar Rp3.000.000.000,00; c. Di negara Z, PT. Usaha Karya menerima penghasilan berupa Dividen dari VWX Ltd. Sebesar Rp750.000.000,00 (saham VWX Ltd. Diperdagangkan di bursa efek Negara Z);
  • 6. Riki Ardoni /2021 d. Di negara Z, PT. Usaha Karya menderita kerugian dari penjualan harta sebesar Rp250.000.000,00; dan e. Penghasilan neto dalam negeri sebesar Rp4.000.000.000,00. Tidak terdapat cabang PT. Usaha Karya di negara Y dan di negara Z. Dengan demikian, Penghasilan Kena Pajak PT Usaha Karya dalam Tahun Pajak 2018 adalah sebagai berikut: a. Penghasilan Neto Luar Negeri: 1). Negara X (penghasilan usaha) a. Penghasilan neto komersial Rp 1.500.000.000 b. Kerugian penjualan harta yang memiliki hubungan efektif Rp (500.000.000) 2). Negara Y (penghasilan bunga) Rp 3.000.000.000 3). Negara Z a. Penghasilan dividen Rp 750.000.000 b. Kerugian penjualan harta - Jumlah penghasilan neto luar negeri Rp 4.750.000.000 b. Penghasilan Neto Dalam Negeri Rp 4.000.000.000 c. Jumlah penghasilan Neto Fiskal Rp 8.750.000.000 d. Penghasilan Kena Pajak Rp 8.750.000.000 Dalam menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak, kerugian yang diperoleh dari harta atau kegiatan yang memiliki hubungan efektif dengan cabang atau perwakilan di negara X dapat diperhitungkan terhadap penghasilan neto cabang atau perwakilan di negara X tersebut. Namun, kerugian yang diderita di negara Z tidak dapat digabungkan dalam menghitung Penghasilan Kena Pajak.
  • 7. Riki Ardoni /2021 CONTOH PENGHITUNGAN BESARNYA PPH LUAR NEGERI YANG DAPAT DIKREDITKAN 1. WPDN, PT Indologo Tiga dalam Tahun Pajak 2020 menerima dan memperoleh penghasilan neto sebagai berikut: a. Di negara X, PT Indologo Tiga memperoleh Penghasilan Usaha sebesar Rp1.000.000.000,00 dan dikenai PPh Luar Negeri sebesar Rp300.000.000,00; b. Di negara Y, PT ·Indologo Tiga menerima penghasilan berupa bunga sebesar Rp3.000.000.000,00 dan dikenai PPh Luar Negeri sebesar Rp450.000.000,00, tidak terdapat pengurang penghasilan bruto atas penghasilan berupa bunga tersebut; c. Di negara Z, PT Indologo Tiga menderita kerugian dari penjualan harta sebesar Rp250.000.000,00; dan d. Penghasilan Neto Dalam Negeri sebesar Rp4.000.000.000,00. Tidak ada P3B antara Indonesia dengan negara X, negara Y, dan negara Z. Besarnya Pajak Penghasilan terutang atas seluruh penghasilan dihitung sebagai berikut: No Uraian Rp a Penghasilan neto Luar Negeri: 1 Laba di Negara X (Penghasilan usaha) 1.000.000.000 2 Laba di negara Y (Penghasilan bunga) 3.000.000.000 3 Rugi di Negara Z (Kerugian penjualan harta) 0 b Jumlah penghasilan neto Luar Negeri 4.000.000.000 c penghasilan usaha di Dalam Negeri 4.000.000.000 d Jumlah penghasilan Neto Fiskal [b+c] 8.000.000.000 e PPh terutang sesuai Pasal 17 UU PPh [22% x d] 1.760.000.000 Perhitungan Kredit Pajak Luar Negeri 1 Kredit pajak di Negara X a Proporsi PPh untuk Negara X [(a1:d)×e] 220.000.000
  • 8. Riki Ardoni /2021 b PPh dibayar di negara X 300.000.000 c Kredit Pajak LN sesuai PPh Pasal 24 [a atau b ; mana Yang lebih kecil] 220.000.000 2 Kredit pajak dari negara Y a Proporsi PPh untuk Negara Y [(a2:d)×e] 660.000.000 b PPh dibayar di Negara Y 450.000.000 c Kredit pajak LN sesuai PPh Pasal 24 [a atau b ; mana Yang lebih kecil] 450.000.000 3 Total kredit Pajak Luar Negeri (PPh Pasal 24) [1c+2c] 670.000.000 Dengan demikian, jumlah PPh Luar Negeri yang dapat dikreditkan oleh PT Indologo Tiga terhadap Pajak Penghasilan yang terutang di dalam negeri adalah sebesar Rp670.000.000,00 (Rp220.000.000,00 + Rp450.000.000,00). Kerugian dari negara Z tidak dapat digabungkan dalam menghitung Penghasilan Kena Pajak. Contoh 2: Melanjutkan soal diatas, terdapat P3B Indonesia - Negara Y yang telah berlaku efektif. P3B Indonesia - negara Y mengatur mengenai pemajakan atas penghasilan bunga di negara sumber paling tinggi sebesar 10% dari jumlah bruto. Namun, atas penghasilan berupa bunga tersebut, PT Indologo Tiga dikenai PPh Luar Negeri berdasarkan ketentuan domestik di negara Y sebesar Rp450.000.000,00. Jumlah PPh Luar Negeri atas penghasilan bunga dari negara Y yang dapat dikreditkan dengan Pajak Penghasilan terutang di dalam negeri, yaitu jumlah yang paling sedikit di antara: a. jumlah pajak penghasilan atas penghasilan bunga sebesar 10% dari jumlah bruto penghasilan = Rp300.000.000,00; b. PPh Luar Negeri atas penghasilan bunga dari negara Y sebesar Rp450.000.000,00; atau c. Jumlah tertentu (Proporsi PPh untuk Negara Y) : = 3.000.000.000 7.000.000.000 × 1.540.000.000 = 660.000.000
  • 9. Riki Ardoni /2021 Dikarenakan jumlah pajak penghasilan atas penghasilan bunga yang seharusnya terutang atau seharusnya dibayar di negara Y dengan memperhatikan ketentuan dalam P3B sebesar Rp300.000.000,00 lebih kecil dibandingkan dengan PPh Luar Negeri atas penghasilan bunga dari negara Y, dan jumlah tertentu, maka jumlah PPh Luar Negeri atas penghasilan bunga dari negara Y yang dapat dikreditkan dengan Pajak Penghasilan terutang di dalam negeri hanya sebesar pajak penghasilan atas penghasilan bunga yang seharusnya terutang atau seharusnya dibayar di negara Y dengan memperhatikan ketentuan dalam P3B, yaitu sebesar Rp300.000.000,00. Dengan demikian, jumlah PPh Luar Negeri yang dapat dikreditkan oleh PT Indologo Tiga terhadap Pajak Penghasilan yang terutang di dalam negeri adalah sebesar Rp520.000.000,00 (Rp220.000.000,00 + Rp300.000.000,00). CONTOH KREDIT PAJAK LUAR NEGERI SUAMI ISTRI WPDN, Tn. Nandang pada Tahun Pajak 2018 memperoleh penghasilan neto dalam negeri sebesar Rp2.000.000.000,00 dan penghasilan neto luar negeri dari negara X sebesar Rp200.000.000,00 (PPh Luar Negeri atas penghasilan ini sebesar Rp40.000.000,00). Pada Tahun Pajak yang sama Ny. Nanda (istri Tn Nandang) memperoleh penghasilan neto dalam negeri sebesar Rp l .500.000.000,00 dan penghasilan neto luar negeri dari negara X sebesar Rp300.000.000,00 (PPh Luar Negeri atas penghasilan ini sebesar Rp60.000.000,00). Tn. Nandang dan Ny. Nanda tidak memiliki tanggungan dan tidak ada P3B (Tax treaty) antara Indonesia dengan negara X yang telah berlaku efektif. Ditanya : 1. Dalam hal, kewajiban perpajakan Tn. Nandang dan Ny. Nanda dilaksanakan oleh suami sebagai kepala keluarga (KK);
  • 10. Riki Ardoni /2021 2. Dalam hal, kewajiban perpajakan Tn. Nandang dan Ny. Nanda dilaksanakan secara sendiri-sendiri (pisah harta atau memilih terpisah). No. Penghitungan PPh terutang Satu kesatuan Suami Isteri a b 1 Penghasilan dalam negeri Rp 2.000.000.000 Rp 1.500.000.000 2 Penghasilan dalam negeri gabungan Rp 3.500.000.000 3 Penghasilan luar negeri Rp 200.000.000 Rp 300.000.000 4 Penghasilan luar negeri gabungan Rp 500.000.000 5 Jumlah penghasilan neto Suami Rp 2.200.000.000 6 Jumlah penghasilan neto Istri Rp 1.800.000.000 7 Jumlah penghasilan neto fiskal gabungan Rp 4.000.000.000 PTKP (K/0): 8 Wajib Pajak sendiri (suami) Rp 54.000.000 9 Tambahan untuk Wajib Pajak kawin Rp 4.500.000 10 Tambahan untuk seorang istri Rp 54.000.000 11 Tambahan untuk anggota keluarga 0 12 Jumlah PTKP Rp 112.500.000 13 Penghasilan Kena Pajak Rp 3.887.500.000 PPh terutang: 14 5% x 50. 000. 000 2.500.000 15 15% x 200.000.000 30.000.000 16 25% x 250.000.000 62.500.000 17 30% x 3.387.500.000 1.016.250.000 18 Jumlah PPh terutang : 1.111.250.000 Penghasilan suami istri digabung 19 PPh Luar Negeri dari negara X suami 40.000.000 20 PPh Luar Negeri dari negara X istri 60.000.000 21 PPh Luar Negeri Gabungan Suami & Istri dari negara X 100.000.000 22 Jumlah Tertentu (Suami & Istri) 142.926.045 23 Kredit Pajak LN sesuai PPh Pasal 24 100.000.000
  • 11. Riki Ardoni /2021 Penghasilan Suami Istri sendiri-sendiri (Pisah Harta Atau Memilih Terpisah) Kredit pajak di Negara X untuk Suami 24 PPh terutang Suami (5 : 7 x 18) 611.187.500 25 PPh Luar Negeri dari negara X suami 40.000.000 26 Jumlah tertentu bagi Suami (3a : 13 x 18) 57.170.418 27 Kredit Pajak LN sesuai PPh Pasal 24 40.000.000 Kredit pajak di Negara X untuk Istri 28 PPh terutang istri (6: 7 x 18) 500.062.500 29 PPh Luar Negeri dari negara X istri 60.000.000 30 Jumlah tertentu bagi Suami (3b : 13 x 18) 85.755.627 31 Kredit Pajak LN sesuai PPh Pasal 24 60.000.000 Kelengkapan Administratif Pengkreditan Pajak Luar Negeri Untuk melaksanakan pengkreditan pajak luar negeri, Wajib Pajak wajib menyampaikan permohonan kepada Direktur Jenderal Pajak dengan dilampiri: 1. Laporan Keuangan dari penghasilan yang berasal dari luar negeri; 2. Foto Kopi Surat Pemberitahuan Pajak yang disampaikan di luar negeri; dan 3. Dokumen pembayaran pajak di luar negeri. Penyampaian permohonan kredit pajak luar negeri sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan bersamaan dengan penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan. Jumlah kredit pajak luar negeri adalah sebesar PPh yang dibayar atau terutang di Luar Negeri, namun tidak dibolehkan melebihi hutang pajak yang ingin dibayar di Indonesia sesuai UU PPh.