Hard candy dibuat dari sari buah apel, sukrosa, dan glukosa. Proses pembuatannya meliputi pencucian, pengupasan, penghancuran, penyaringan, pemanasan, dan pendinginan buah apel. Hasilnya berupa hard candy berwarna kuning kusam dengan tekstur keras dan rasa manis. Hard candy mampu memperpanjang umur simpan buah dan meningkatkan nilai ekonominya.
1. Food Processing Technology Laboratory Report, Modul III, No.2, 2018
1
TEKNOLOGI PENGOLAHAN BUAH DAN SAYUR
HARD CANDY
Rahma Sagistiva Sari1
Yunika Rahayu2
1)Praktikan TPP Kelompok E Meja 4
2)Asisten LaboratoriumTPP
Laboratorium Teknologi Pengolahan Pangan, Program Studi Teknologi Pangan Universitas Pasundan, Bandung.
E-mail : rahmasagistiva@gmail.com
Praktikum : 12 April 2018; Pengumpulan : 19 April 2018
Abstrak
Hard candy merupakan permen non kristalin yang memiliki tekstur keras, penampakan mengkilat, dan bening. Tujuan
dari percobaan ini adalah untuk mengawetkan komoditas buah, untuk diversifikasi produk buah, untuk meningkatkan
nilai ekonomi dan untuk memperpanjang umur simpan. Prinsip dari percobaan ini adalah berdasarkan proses
penyaringan sehingga menjadi sari buah dengan penambahan sukrosa dan glukosa sehingga terjadi gumpalan dan
tekstur yang keras akibat pemanasan dan pendinginan. Berdasarkan hasil pengamatan pada percobaan pembuatan hard
candy dengan basis 150 gram, didapat berat produk sebesar 67,57 gram (45,05%) dengan sifat organoleptik meliputi
warna kuning kusam, rasa manis, tekstur keras dan halus, dan kenampakan tidak menarik.
Abstract
Hard candy is a non crystalline candy that has a hard texture, shiny appearance, and clear. The purpose of this
experiment is to preserve fruit commodities, to diversify fruit products, to increase economic value and to extend shelf
life. The principle of this experiment is based on the filtration process so that it becomes juice with the addition of
sucrose and glucose so that there is hard clot and texture due to heating and cooling. Based on the result of observation
on the experiment of making hard candy with base of 150 gram, obtained weight of product equal to 67,57 gram
(45,05%) with organoleptic characteristic include dull yellow color, sweet taste, hard texture and smooth, and
unattractive appearance.
Keyword : Hard candy, Apple
1. Bahan, Alat dan Metode Percobaan
Pada percobaan ini, bahan yang digunakan yaitu
glukosa, sukrosa, sari buah apel.
Peralatan yang digunakan adalah wadah, panci,
cetakan, sendok, spatula, kompor, choper, kain waring,
pisau, timbangan.
Pada pembuatan hard candy mula-mula dilakukan
pencucian untuk membersihkan buah dari kotoran yang
menempel pada buah, kemudian dilakukan pengupasan
buah untuk memisahkan daging, kulit, dan biji, lalu
buah tersebut dihancurkan sehingga didapatkan bubur
buah, kemudian dilakukan penyaringan untuk
memisahkan antara filtrat dengan ampasnya, kemudian
filtrat yang didapat diukur volumenya, filtrat atau sari
dari apel ini yang akan digunakan. Lalu sari apel
tersebut dilakukan pencampuran, sukrosa dan sebagian
sari buah dan glukosa dengan sari buah yang lainnya,
lalu kemudian dicampurkan seluruhnya. Selanjutnya
dilakukan pemanasan agar semua bahan tersebut
homogen hingga mengental karena sebagian air telah
hilang, kemudian dilakukan pencetakan dengan segera,
dan dilakukan pendinginan pada suhu ruang hingga
mengeras. Sebelumnya dilakukan spoon test terlebih
dahulu sebelum dicetak. Lalu dilakukan penimbangan
untuk mengetahui berat produk yang dihasilkan. Lalu
dilanjutkan dengan pengamatan organoleptik dan
perhitungan dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
W bahan = Berat bahan (gram)
W basis = Berat basis (gram)
W bahan =
% ππβππ
100
Γ W basis
% Produk=
W produk
W basis
Γ 100
2. Food Processing Technology Laboratory Report, Modul III, No.2, 2018
2
Gambar 1. Diagram Alir Pembuatan Hard Candy
2. Hasil dan Pembahasan
Data hasil percobaan dan dokumentasi proses
pembuatan hard candy dapat dilihat pada Tabel 1 dan
Lampiran 1.
Tabel 1. Hasil Pembuatan Hard Candy
No Analisa Hasil pengamatan
1. Nama Produk Hard Candy
2. Basis 150 gram
3. Bahan Utama - Glukosa 10%
- Sukrosa 50%
4. Bahan Tambahan - Sari buah apel 40%
5. Berat Produk 67,57 gram
6. % Produk 45,05%
7. Organoleptik :
ο· Warna
ο· Rasa
ο· Aroma
ο· Tekstur
ο· Kenampakan
Kuning kusam
Manis
-
Keras & halus
Tidak menarik
(Rahma Sagistiva S., Kelompok E, Meja 4, 2018)
Berdasarkan hasil pengamatan pada percobaan
pembuatan hard candy dengan basis 150 gram, didapat
berat produk sebesar 67,57 gram (45,05%) dengan sifat
organoleptik meliputi warna kuning kusam, rasa manis,
tekstur keras dan halus, dan kenampakan tidak menarik.
Fungsi perlakuan dalam pembuatan hard candy
diantaranya pencucian buah untuk menghilangkan
kotoran-kotoran yang menempel di permukaan kulit
buah. Pengupasan dilakukan untuk memisahkan antara
buah dengan biji dan kulitnya. Penghancuran dilakukan
dengan penambahan air untuk memudahkan
menghancurkan buah agar dihasilkan bubur buah.
Penyaringan dilakukan untuk memisahkan sari buah
dengan ampasnya. Filtrat atau sari buah inilah yang
akan digunakan. Pengukuran volume dilakukan untuk
mengukur volume sari buah yang akan digunakan.
Pemanasan dilakukan untuk mencampurkan semua
bahan, mulanya sari buah sebagian dicampurkan dengan
sukrosa lalu sebagian sari buah yang lain dicampurkan
dengan glukosa. Lalu campurkan semuanya saat
pemanasan dan dilakukan pengadukan hingga bahan
menjadi mengental. Dilakukan spoon test untuk
memastikan kapan bahan permen itu dicetak dengan
cara mengambil lalu teteskan ke sendok dan dicelupkan
ke air. Apabila bahan permen tersebut keras makan
dilakukan pencetakan. Pencetakan ini untuk mencetak
permen dengan cetakan. Pendinginan dilakukan di suhu
ruang agar tekstur dari permen itu keras. Dan
penimbangan dilakukan untuk menimbang bahan
sehingga dapat diketahui % produknya.
Bahan β bahan yang digunakan dalam pembuatan
hard candy diantaranya adalah sari buah apel, sukrosa
dan glukosa. Sari buah apel digunakan sebagai perasa
buah dan untuk diversifikasi hard candy. Glukosa
berfungsi untuk memberikan rasa manis dan kelembutan
yang mempunyai daya larut tinggi, mempunyai
kemampuan menurunkan aktivitas air (aw), dan
mengikat air. Sukrosa berfungsi sebagai pemanis dan
pengkristal agar tekstur dari permen itu keras. Dengan
konsentrasi tertentu dapat berperan sebagai pengawet
alami.
Permen dibagi menjadi 2 macam yaitu kristalin
dan non kristalin. Perbedaan kristalin dan non kristalin
ialah permen kristalin biasanya mempunyai rasa yang
khas dan apabila dimakan terdapat rasa krim yang
mencolok. Contoh permen kristalin adalah fondant, dan
fudge. Sedangkan permen non kristalin (amorphous)
terkenal dengan sebutan βwithout formβ, berdasarkan
teksturnya dibedakan menjadi hard candy (hard boiled
sweet), permen kunyah (chewy candy) atau soft candy,
gum dan jelly. Produk confectionery lainnya adalah
karamel atau toffee (termasuk soft candy) dan cotton
candy (permen tradisional) (Sir, 2010).
Syarat buah yang dijadikan candy sebenarnya tidak
ada secara khusus atau spesifik karena setiap buah bisa
dijadikan bahan utama untuk pembuatan candy. Namun
yang perlu diperhatikan adalah jenis candy apa yang
akan dibuat. Sehingga bahan-bahan penunjangnya lah
yang membedakan jenis candy tersebut. Selain itu,
karakteristik dari buah yang tidak sama satu lain juga
mempengaruhi syarat-syarat bahan penunjang yang
ditambahkan. Buah yang biasanya digunakan dalam
pembuatan hard candy adalah buah yang memiliki rasa
asam dan mengandung cukup air. Hal ini dikarenakan
sari buah dalam hard candy berfungsi sebagai pemberi
rasa dan aroma. Contoh buah yang dapat digunakan
3. Food Processing Technology Laboratory Report, Modul III, No.2, 2018
3
pada hard candy selain nanas adalah kiwi, anggur, dan
strawberry.
Penyimpangan pada produk hard candy adalah
stickness dan graining. Stickness terjadi karena
meningkatnya kadar air pada permen karena sifat
higroskopis. Masalah ini dapat diatasi dengan
penambahan sukrosa dan glukosa yang rasionya harus
disesuaikan karena kesalahan rasio bahan tersebut dapat
menyebabkan terjadinya grainning (mengkristal). Pada
kesalahan akibat pH dan kelembaban yang tinggi juga
dapat menimbulkan masalah kelengketan dan grainning
karena permen menyerap air. Kelembaban yang harus
dijaga jangan sampai lebih dari 45%. Sineresis adalah
kerusakan pada produk karena merembesnya gel dari
pati karena pH permen terlalu rendah. Hal yang harus
diperhatikan dalam pembuatan hard candy adalah
ketepatan formulasi dan pengontrolan proses.
Penyimpanan pada suhu dan RH yang tinggi juga dapat
menimbulkan masalah kelengketan dan graining, karena
permen menyerap air, sehingga RH penyimpanan harus
dijaga agar tidak lebih dari 45%. Hard candy
diharapkan tidak lengket atau mengkristal ketika
diterima oleh konsumen, maka ketepatan formula dan
pengontrolan proses sangat penting. Masa simpan
permen dapat mencapai 12 bulan, sehingga
pemasarannya dapat dilakukan secara meluas dengan
mutu permen yang tinggi dan harganya relatif murah
(Faridah,2008)
Faktor kesalahan yang terjadi saat pembuatan hard
candy ialah kebersihan, dimana ketika pembuatan
permen warna yang dihasilkan menjadi tidak sesuai
dengan apa yang diharapkan. Seharusnya permen hard
candy dari sari apel memiliki warna yang coklat
transparan layaknya sari apel, tetapi ketika di
laboratorium warna permen menjadi warna kuning
kusam dan ada bintik putih karena terkontaminasi dari
panci yang digunakan, dan permen belum terbentuk
menjadi hard candy dengan sempurna.
Jenis-jenis permen yaitu :
ο· Candy Bar : Jenis permen tua ini adalah jenis
permen yang paling standar karena bentuk dan
kemasannya yang sangat sederhana. Bentuknya
kotak dengan panjang sekitar 8 inci (20cm).
Biasanya candy bar menggunakan campuran susu,
cokelat, dan caramel (gula yang dimasak)
(Khotimah, 2012).
ο· Marshmallow : Bahan dasar marshmallow selain
gula adalah susu dan agar agar. Jadi bentuknya
empuk dan kenyal. Beda dengan candy bar yang
sederhana, permen jenis ini dibuat meriah baik dari
bentuk, kemasan, maupun warna (Khotimah, 2012).
ο· Lollypop : Bulat bertangkai adalah bentuk paling
umum dari permen loli. Produsen permen yang
membuat loli dalam bentuk yang berbeda-beda. Ada
yang berbentuk kaki, bundar, binatang, dll. Anak
anak sangat menyukainya (Khotimah, 2012).
ο· Jelly Beans : Berbentuk bulat kecil seperti kacang.
Mengandung banyak madu dan dibuat dengan aneka
ragam rasa dan warna (Khotimah, 2012).
Spoon test adalah tes yang dilakukan
menggunakan sendok. Apabila permen diambil oleh
ujung sendok lalu dimasukkan ke dalam air, jika adonan
tetap beku dan keras maka adonan dapat dicetak di
pencetakan permen (Pradita, 2014). Selain spoon test
pada industri besar menggunakan teknologi yang lebih
canggih yaitu dengan mengatur tekanan sehingga
dilakukan dengan cepat dan praktis.
Jika dibandingkan dengan SNI 01-3547-2008
tentang syarat mutu kembang gula keras, dapat
diketahui bahwa hard candy yang dibuat di
laboratorium telah memenuhi syarat SNI dari segi
organoleptiknya yaitu selai memiliki bau dan rasa yang
normal atau tidak menyimpang dan kandungan sukrosa
yang telah memenuhi minimal 35% yaitu 50%.
CPP pada pembuatan hard candy ini adalah pada
proses pemanasan. Proses pemanasan ini suhu dan
waktu harus diperhatikan karena akan mempengaruhi
produk. Apabila suhu terlalu tinggi maka waktu yang
digunakan pun tidak boleh terlalu lama. Pemanasan
berlangsung hingga adonan permen atau gula lewat
jenuh. Pada spoon test juga perlu diperhatikan untuk
menentukan kapan permen tersebut dicetak.
Pada proses pembuatan hard candy mengalami
beberapa perubahan yaitu secara fisik terjadi perubahan
dimana sari buah yang semulanya berbentuk cair
dengan adanya penambahan sukrosa dan glukosa serta
dengan adanya pemanasan dan dilakukan pendinginan
maka akan merubah bentuk menjadi padatan yang
berbentuk permen. Perubahan kimia yang terjadi pada
proses pembuatan hard candy menurut Winarno (1991)
yaitu dengan penambahan glukosa dan sukrosa maka
akan terjadi gula invert, hal ini terjadi karena adanya
proses pemanasan sehingga sebagian sukrosa akan
terurai menjadi glukosa dan fruktosa selain itu inversi
sukrosa juga terjadi dalam suasana asam yang
ditimbulkan dari sari buah nanas yang digunakan.
Perubahan biologis pada pembuatan hard candy yaitu
dengan adanya proses penambahan gula (sukrosa dan
glukosa) dengan adanya pemanasan maka kadar air
akan berkurang dan menyebabkan hard candy yang
dihasilkan memliki umur simpan yang lebih panjang
karena mikroorganisme tidak dapat tumbuh.
(Winarno,1991).
3. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan pada percobaan
pembuatan hard candy dengan basis 150 gram, didapat
berat produk sebesar 67,57 gram (45,05%) dengan sifat
organoleptik meliputi warna kuning kusam, rasa manis,
tekstur keras dan halus, dan kenampakan tidak menarik.
4. Food Processing Technology Laboratory Report, Modul III, No.2, 2018
4
4. Saran
Sebaiknya praktikan lebih memahami prosedur
percobaan. Selain itu, dalam mengerjakan setiap proses
pengolahan, praktikan harus lebih memperhatikan
kebersihan bahan dan alat yang digunakan.
Daftar Pustaka
Khotimah, Atifah. 2012. Jenis-jenis Permen di Dunia.
atifahchusnulkhotimah.wordpress.com Diakses :
18 April 2018
Pradita, Kintan. 2014. Laporan Pembuatan Hard
Candy. www.academia.edu. Diakses : 18 April
2018
Sir. 2010. Pembuatan Permen Hard Candy.
lordbroken.wordpress.com Diakses : 18 April
2018.
Winarno, F.G. 1991. Kimia Pangan dan Gizi. Penerbit :
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
5. Food Processing Technology Laboratory Report, Modul III, No.2, 2018
5
LAMPIRAN
I. Dokumentasi Proses Pembuatan Hard Candy
6. Food Processing Technology Laboratory Report, Modul III, No.2, 2018
6
LAMPIRAN
II. Perhitungan hard candy
Basis = 150 gram
ο· Sari buah 40 % =
40
100
x 150 gram = 60 gram
ο· Sukrosa 50% =
50
100
x 150 gram = 75 gram
ο· Glukosa 10 % =
10
100
x 150 gram = 15 gram
ο· % Produk =
π.πππππ’π
π.πππ ππ
Γ 100
=
67,57
150
Γ 100 = 45,05%
10. Food Processing Technology Laboratory Report, Modul III, No.2, 2018
10
LAMPIRAN
V. Tugas Diskusi
1. Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor penting yang mempengaruhi stabilitas
mikroorganisme pada produk candy !
Faktor yang paling menentukan yang mempengaruhi stabilitas mikroorganisme pada
produk candy adalah kandungan gula pada produk. Gula dapat berfungsi sebagai
pengawet yang baik dalam konsentrasi kecil maupun dalam konsentrasi tinggi dapat
menggangu stabilitas mikroorganisme. Hal ini dapat terjadi akibat adanya reaksi osmosis
yang terjadi pada sel mikroorganisme. Dalam keadaan hidrofilik ataupun hidrofobik gula
akan memecah dinding sel mikroba sehingga mengakibatkan mikroba menjadi pecah
akibat terjadinya plasmolisis.
2. Sebutkan jenis mikroba yang mungkin tumbuh pada produk candy yang mengalami
kerusakan, serta jelaskan cara pencegahannya !
Mikroorganisme yang mungkin tumbuh pada produk candy adalah kelompok bakteri
osmofilik. Bakteri osmofilik atau sakarofilik tumbuh pada medium dengan konsentrasi
gula tinggi, tetapi kebanyakan bakteri yang disebut osmofilik sebenarnya hanya bersifat
osmotoleran yaitu dapat tumbuh dengan atau tanpa konsetrasi gula tinggi, misalnya
beberapa spesies dari Leuconostoc.
3. Sebutkan dan jelaskan kerusakan-kerusakan atau kelainan pada produk candy!
Dua masalah yang dapat terjadi pada hard candy adalah stickness (kelengketan) dan
graining (kristalisasi). Stickness terjadi karena meningkatnya kadar air pada permen
sehingga permen lebih bersifat higroskopis. Masalah ini dapat diatasi dengan
menggunakan sukrosa dan gula invert. Tetapi rasio antara sukrosa dan gula invert perlu
disesuaikan, karena kesalahan rasio kedua bahan tersebut dapat menyebabkan graining
atau pengkristalan. Penyimpanan pada suhu dan RH yang tinggi juga dapat menimbulkan
masalah kelengketan dan graining, karena permen menyerap air, sehingga RH
penyimpanan harus dijaga agar tidak lebih dari 45%. Hard candy diharapkan tidak
lengket atau mengkristal ketika diterima oleh konsumen, maka ketepatan formula dan
pengontrolan proses sangat penting.
4. Jelaskan mengenai :
a. Hard Candy, merupakan permen yang mempunyai tekstur yang keras, penampilan
yang jernih dan biasanya terdiri dari komponen dasar sukrosa dan sirup glukosa serta
bahan-bahan lain yang dapat ditambahkan untuk memberikan rasa yang lebih baik.
Hard candy pada dasarnya adalah campuran dari gula, sirup glukosa atau gula invert,
air flavour dan pewarna. Kebanyakan hard candy dibuat dari sukrosa dan sirup
glukosa.
b. Soft Candy, adalah gula-gula yang mempunyai tekstur kenyal dan lunak. Bentuknya
seperti permen memudahkan untuk dibawa kemana-mana dan dapat dikonsumsi
11. Food Processing Technology Laboratory Report, Modul III, No.2, 2018
11
kapan saja. Soft candy yang baik harus memiliki keseimbangan komposisi antara
gelatin, asam dan gula pada pembuatannya agar dihasilkan soft candy yang baik.
c. Gel Candy, dikenal dengan hidrocolloid sweets. Kadar air gummy candy berkisar
15%, contoh candy ini adalah marshmallows, jellies dan gum drops. Hampir separuh
dari produk sugar confectionery yang dijual di pasaran tergolong dalam jenis ini.
Selain sukrosa dan glukosa, komponen yang penting dalam pembuatan jenis ini
adalah komponen hidrokoloid seperti agar-agar, gums, gelatin, pektin dan pati yang
juga digunakan untuk memodifikasi tekstur.
d. Nirgula, adalah permen yang dibuat tanpa menggunakan gula. Rasa manis yang
timbul dari permen nirgula ini merupakan rasa manis buatan atau gula sintetis khusus
yang dibuat untuk mereka yang menderita penyakit diabet.
12. Food Processing Technology Laboratory Report, Modul III, No.2, 2018
12
LAMPIRAN
VI. Kuis
1. Sebutkan dan jelaskan fungsi bahan pada gummy candy!
ο· Bubur buah berfungsi sebagai bahan utama, pemberi rasa, aroma, dan warna alami
ο· Gelatin berfungsi sebagai bahan pembentuk gel
ο· Sirup jagung berfungsi sebagai pembentuk gel, menjaga agar tidak terjadi kristalisasi
ο· Agar-agar berfungsi untuk mempercepat proses padatnya candy sehingga bertekstur kenyal
ο· Asam sitrat digunakan untuk menurunkan pH agar diperoleh kondisi yang cocok untuk
pembentukan gel
ο· Perisa digunakan sebagai penambah cita rasa
2. Dik : Wbubur buah = 250 g, Wair = 300 mL, Basis = 800 g, Vawal = 500 mL, Vakhir = 1000 mL.
Berapa % overrun?
% overrun =
πππβππβπππ€ππ
πππ€ππ
π₯ 100 =
1000β500
500
π₯ 100 = 100%
3. Mekanisme pembentukan gel pada selai!
Mekanisme terbentuknya gel yaitu mula-mula pektin yang terdapat dalam buah ataupun yang
ditambahkan merupakan senyawa pektin tunggal yang berikatan dengan molekul air. Ketika
ditambahkan asam sitrat, menyebabkan suasana menjadi asam sehingga ikatan antara pektin
dengan molekul air merenggang. Dengan adanya penambahan sukrosa yang bersifat higroskopis
(mampu mengikat air), maka molekul air akan diikat oleh sukrosa. Pektin yang sudah terlepas dari
molekul air akan berikatan dengan pektin lainnya membentuk suatu serabut yang mampu menahan
air dan sukrosa di dalamnya dan memperbaiki tekstur selai sehingga terbentuk selai
4. Mekanisme pembentukan buih dan faktor yang mempengaruhi volume dan kestabilan buih!
ο· Mekanisme terbentuknya buih diawali dengan terbukanya ikatan-ikatan dalam molekul protein
sehingga rantainya menjadi lebih panjang. Tahap selanjutnya adalah proses adsorpsi yaitu
pembentukan monolayer atau film dari protein yang terdenaturasi. Udara ditangkap dan
dikelilingi oleh film dan membentuk gelembung. Pembentukan lapisan monolayer kedua
dilanjutkan di sekitar gelembung untuk mengganti bagian film yang terkoagulasi. Film protein
dari gelembung yang berdekatan akan berhubungan dan mencegah keluarnya cairan.
Terjadinya peningkatan kekuatan interaksi antara polipeptida akan menyebabkan agregasi
(pengumpulan) protein dan melemahnya permukaan film dan diikuti dengan pecahnya
gelembung buih
ο· Faktor yang mempengaruhi volume dan kestabilan buih putih telur adalah umur ternak,
semakin lama umur telur maka volume dan kestabilan buih putih telur ayam atau itik semakin
menurun, suhu telur juga mempengaruhi kemampuan putih telur dalam pembentukan buih.
Putih telur yang disimpan pada suhu ruang mempunyai kemampuan membentuk buih dan
tekstur lebih baik dari pada telur yang disimpan pada refrigerator karena putih telur menjadi
terlalu kental sehingga lebih sulit untuk dibuat buih
13. Food Processing Technology Laboratory Report, Modul III, No.2, 2018
13
5. Tujuan, prinsip, prosedur pembuatan saus cabai!
ο· Tujuannya adalah untuk mengetahui cara pembuatan sambal instan, sebagai diversifikasi
produk olahan cabai, meningkatkan umur simpan, dan meningkatkan nilai ekonomis
ο· Prinsipnya yaitu berdasarkan pada penghancuran sayur-sayuran dan perlakuan
pendahuluan (blanching) dan pemanasan sehingga menjadi halus dan kental
Prosedur pembuatan saus cabai yaitu mula-mula dilakukan pencucian untuk menghilangkan
kotoran, blanching selama 5 menit. Setelah itu dilakukan pemisahan kulit dan bijinya.
Kemudian dilakukan penghancuran yang sambil ditambahkan gula, garam, bawang merah,
bawang putih, lalu dilakukan pemasakan, selanjutnya ditambahkan sedikit cuka. Yang
terakhir dilakukan pengemasan.