SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
Food Processing Technology Laboratory Report, Modul III, No.5, 2018
1
TEKNOLOGI PENGOLAHAN BUAH DAN SAYUR
FRUIT LEATHER
Rahma Sagistiva Sari1
Yunika Rahayu2
1)Praktikan TPP Kelompok E Meja 4
2)Asisten LaboratoriumTPP
Laboratorium Teknologi Pengolahan Pangan, Program Studi Teknologi Pangan Universitas Pasundan, Bandung.
E-mail : rahmasagistiva@gmail.com
Praktikum : 12 April 2018; Pengumpulan : 19 April 2018
Abstrak
Fruit Leather adalah jenis makanan ringan seperti manisan yang dibuat dari daging buah yang telah dihancurkan dan
dicetak tipis yang selanjutnya dikeringkan. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengawetkan dan mengolah
komoditas buah dan sayursesuai dengan kebutuhan agar selalu terjamin setap saat serta untuk diversifikasi produk buah
atau sayur. Prinsip dari percobaan ini berdasarkan proses penghancuran sehingga menjadi bubur buah dan pemasakkan
dengan penambahan sukrosa, dekstrin, cmc, dan asam sitrat serta dilakukan pencetakan dan pengeringan sehingga
didapatkan produk yang berkadar air rendah. Berdasarkan hasil pengamatan pada percobaan pembuatan fruit leather
dengan basis 150 gram didapat berat produk sebesar 44,72 gram (29,81%) dengan sifat organoleptik meliputi warna
oranye kecoklatan, rasa manis dan sedikit asam, aroma khas jambu biji, tekstur lunak, dan kenampakannya tidak
menarik.
Abstract
Fruit Leather is a kind of snacks such as sweets made from crushed and thinly crushed fruit flesh which is then dried.
The purpose of this experiment is to preserve and process the commodities of fruits and vegetables in accordance with
the need to always be guaranteed as well as to diversify fruit or vegetable products. The principle of this experiment is
based on the destruction process so that it becomes pulp of fruit and cooking with the addition of sucrose, dextrin, cmc,
and citric acid and is done by printing and drying to get low water content. Based on the result of observation on the
experiment of making leaf fruit based on 150 gram, the product weight is 44,72 gram (29,81%) with organoleptic
characteristic include brownish orange color, sweet taste and slightly acid, typical guava aroma, soft texture and
appearance not attractive.
Keyword : Fruit Leather, Guava
1. Bahan, Alat dan Metode Percobaan
Pada percobaan ini, bahan yang digunakan yaitu
buah jambu biji, CMC, asam sitrat, sukrosa dan
maltodekstrin.
Peralatan yang digunakan adalah timbangan,
wadah, coper, loyang, spatula, baskom, pisau, sendok,
dan oven.
Pada pembuatan fruit leather ialah mula-mula
dilakukan trimming untuk memisahkan bagian yang
akan digunakan dan tidak digunakan, lalu dicuci agar
terhindar dari kotoran yang masih menempel. Buah
tersebut di blanching dan dihancurkan sehingga di
hasilkan bubur buah. Setelah ditimbang, bubur buah
dicampurkan dengan sukrosa, CMC yang telah
dilarutkan terlebih dahulu, maltodekstrin, dan asam
sitrat. Setelah itu dilakukan pencetakan diatas loyang
sehingga membentuk lembaran tipis. Dimasukan ke
dalam pengering dengan suhu 70oC. Kemudian
dilakukan pemotongan sehingga di dapat fruit leather.
Lalu dilanjutkan dengan pengamatan organoleptik dan
perhitungan dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
W bahan = Berat bahan (gram)
W basis = Berat basis (gram)
W bahan =
% π‘π‘Žβ„Žπ‘Žπ‘›
100
Γ— W basis
% Produk=
W produk
W basis
Γ— 100
Food Processing Technology Laboratory Report, Modul III, No.5, 2018
2
Gambar 1. Diagram Alir Pembuatan Fruit Leather
2. Hasil dan Pembahasan
Data hasil percobaan dan dokumentasi proses
pembuatan fruit leather dapat dilihat pada Tabel 1 dan
Lampiran 1.
Tabel 1. Hasil Pembuatan Fruit Leather
No Analisa Hasil pengamatan
1. Nama Produk Fruit Leather
2. Basis 150 gram
3. Bahan Utama - Bubur buah 78,6%
- Maltodekstrin 6%
- Minyak 2 sendok
4. Bahan Tambahan - CMC 0,3%
- Asamsitrat 0,1%
5. Berat Produk 44,72 gram
6. % Produk 29,81%
7. Organoleptik :
ο‚· Warna
ο‚· Rasa
ο‚· Aroma
ο‚· Tekstur
ο‚· Kenampakan
Oranye kecoklatan
Manis sedikit asam
Khas jambu biji
Lunak
Tidak menarik
(Rahma Sagistiva S., Kelompok E, Meja 4, 2018)
Berdasarkan hasil pengamatan pada percobaan
pembuatan fruit leather dengan basis 150 gram didapat
berat produk sebesar 44,72 gram (29,81%) dengan sifat
organoleptik meliputi warna oranye kecoklatan, rasa
manis dan sedikit asam, aroma khas jambu biji, tekstur
lunak, dan kenampakannya tidak menarik.
Fungsi bahan yang dipakai untuk pembuatan fruit
leather diantaranya buah naga sebagai bahan utama,
sayuran sebagai penambah nutrisi dan ditambahkan
untuk diversifikasi. Dekstrin berfungsi sebagai bahan
pengisi adonan yang akan dikeringkan bertujuan untuk
memudahkan proses pengeringan. Salah satu fungsi
bahan pengisi adalah untuk memperbaiki tekstur dan
kenampakan. Gula berfungsi sebagai penambah cita
rasa, aroma, tekstur, dan sebagai pengawet. Konsentrasi
gula yang terlalu tinggi dalam suatu larutan akan
menurunkan derajat gelatinisasi pati, kekerasan serta
kekuatan gelnya. Asam sitrat berfungsi untuk
menurunkan pH agar diperoleh kondisi asam yang
cocok untuk pembentukan gel dan menghindari
pengkristalan gula. CMC berfungsi sebagai pengental
dan pembentuk gel yang larut dalam air.
Fungsi perlakuan dalam pembuatan fruit leather
adalah diantaranya trimming untuk memisahkan biji,
kulit dan kotoran. Pencucian berfungsi untuk mencuci
bahan yang akan digunakan hingga bersih sehingga
terhindar dari kontaminan-kontaminan. Blanching
dilakukan untuk melunakkan jaringan, menginaktivasi
enzim, menghilangkan bau langu, dan mengeluarkan
warna alami dari bahan. Penghancuran dilakukan untuk
memperkecil luas permukaan bahan dan memudahkan
proses selanjutnya. Penyaringan dilakukan untuk
memisahkan bubur buah naga dengan bijinya.
Pencampuran dilakukan untuk mencampurkan bahan-
bahan yang digunakan yaitu diantaranya bubur buah,
sayuran, dekstrin yang telah dilarutkan dengan air,
CMC, sukrosa dan asam sitrat. Pencetakan dilakukan
untuk mencetak bahan yang telah dicampurkan pada
kaca yang telah dibersihkan dengan alkohol.
Pengeringan dilakukan untuk mengeringkan bahan dan
menguapkan sebagian air dalam bahan sehingga
dihasilkan produk akhir yang berkadar air rendah.
Pemotongan dilakukan untuk memotong produk akhir
yang dihasilkan. Dan penimbangan dilakukan untuk
menimbang produk akhir sehingga dapat dihitung %
produknya.
Fruit leather adalah jenis makanan yang berasal
dari daging buah yang telah dihancurkan dan
dikeringkan. Produk ini berbentuk lembaran tipis seperti
kulit buah dengan tekstur yang plastis dan kenyal,
rasanya manis tetapi masih memiliki ciri rasa khas buah
yang digunakan. Diberi nama β€œkulit” dari kenyataannya
bahwa pada saat bubur buah dikeringkan, ternyata
mengkilap dan memiliki tekstur kulit. Fruit leather
mempunyai keuntungan tertentu yaitu masa simpan
yang cukup lama, mudah diproduksi, dan nutrisi yang
terkandung di dalamnya tidak banyak berubah
(Kwartiningsih dan Mulyati, 2005).
Perubahan fisik yang terjadi adalah adanya
perubahan tekstur serta bentuknya, dimana buah
menjadi bubur buah dengan tekstur yang cair dengan
adanya peroses pengeringan maka bentuk menjadi
lembaran yang dapat digulung. Perubahan kimia yang
terjadi adalah adanya pengeringan dimana adanya
Food Processing Technology Laboratory Report, Modul III, No.5, 2018
3
perpindahan energi dari lingkungan pemanas untuk
menguapkan air yang terdapat didalambahan, kemudian
adanya perpindahan masa air yang terdapat didalam
bahan bahan, ketika terjadinya penguapan disebabkan
karena adanya perbedaan temperatur antara bahan
dengan lingkungan sehingga air mengalir atau
berpindah dari bagian dalam bahan ke permukaan
bahan. Perubahan biologi yang terjadi adalah karena
adanya penambahan sukrosa sebagai pemanis dan juga
dapat berfungsi sebagai bahan pengawet alami serta
adanya pengeringan yang menyebabkan kadar air yang
rendah maka dapat menghambat kerja enzim dari
mikroba atau bahkan membunuh mikroba sehingga
dapat memperpanjang umur simpan dari bahan (Ino
Poetra, 2011).
Fruit Leather yang dihasilkan dilaboratorium
memiliki tekstur yang lengket karena masih terdapatnya
kadar air yang cukup banyak dan bisa digulung,
memiliki warna yang cerah karena telah melewati
proses blansing di awal proses. Fruit leather yang baik
memiliki warna yang cerah dan tekstur yang tidak
lengket dan dapat digulung.
Menurut SNI No.1718 tahun 1996 dikatakan
bahwa syarat mutu fruit leather, vegetable leather atau
manisan adalah keadaan (kenampakan, bau, rasa dan
jamur) normal dan tidak berjamur, maka secara
organoleptik jika dibandingkan dengan SNI, maka fruit
leather yang dibuat di laboratorium dapat dikatakan
memenuhi syarat mutu dari SNI baik dalam
kenampakan, bau, rasa yang normal serta tidak adanya
jamur.
CCP pada proses pembuatan fruit leather adalah
pada proses pengeringan. Suhu dan lama proses
pengeringan harus diatur dan disesuaikan untuk
menghindari terjadinya proses browning dan dapat
meyebabkan produk yang dihasilkan menjadi terlalu
kering dan keras karena hal tersebut terjadi akibat suhu
yang terlalu tinggi dan kurang diperhatikan.
Faktor kesalahan yang terjadi pada pembuatan fruit
leather ialah pengeringan dengan suhu yang terlalu
tinggi dan waktu yang terlalu lama sehingga warna pada
fruit leather menjadi lebih pudar dan tekstur yang
dihasilkan terlalu kering sehingga mudah patah.
Syarat buah yang dapat dijadikan fruit leather
adalah mempunyai kandungan serat tinggi, berkadar air
tidak terlalu tinggi, tingkat kematangan yang cukup, dan
mengandung gula yang cukup tinggi. Buah yang
dijadikan produk fruit leather tidak harus terlalu masak,
karena jika terlalu masak maka tekstur buah akan
lembek. Buah yang kurang tua atau masih mentah akan
menghasilkan produk leather yang kurang manis dan
keras. Serat adalah senyawa yang tidak dapat dicerna
dengan organ pencernaan manusia maupun hewan.
Istilah serat makanan berbeda dengan istilah serat kasar.
Serat sangat penting dalam penelitian kualitas bahan
pangan, karena angka ini menentukan nilai gizi bahan
pangan tersebut (Winarno, 1997).
Minyak dan lemak keduanya sama-sama
mengandung komponen utama berupa trigliserida, yaitu
molekul yang terdiri atas 1 gliserol yang berikatan ester
dengan 3 asam lemak. Walaupun isinya sama-sama
trigliserida, ternyata bentuknya pada suhu kamar bisa
berbeda. Minyak berbentuk cair karena memiliki titik
leleh yang lebih rendah dari suhu kamar, sedangkan
lemak berbentuk padat karena titik lelehnya lebih tinggi
dari suhu kamar. Perbedaan antara keduanya secara
keseluruhan ditentukan oleh perbedaan titik leleh
berbagai jenis molekul asam lemak yang berikatan
dalam struktur trigliserida yang dikandung
minyak/lemak tersebut. Secara umum, titik leleh yang
rendah dimiliki oleh asam-asam lemak yang berantai
lebih pendek dan bersifat lebih tidak jenuh. Asamlemak
tak jenuh (ALTJ) adalah asam lemak yang memiliki 1
atau lebih ikatan rangkap, sedangkan asam lemak jenuh
(ALJ) adalah asam lemak yang tidak memiliki ikatan
rangkap. Dengan demikian, adanya perbedaan bentuk
atau fase pada minyak dan lemak, mengindikasikan
adanya perbedaan dalam komposisi asam lemak yang
dikandungnya. Lemak berbentuk padat pada suhu kamar
karena secara umum banyak mengandung asam lemak
berantai lebih panjang dan dengan kandungan ALJ yang
lebih tinggi. Akan tetapi, dari sisi penggunaannya dalam
pengolahan pangan, karena minyak memiliki kandungan
ALTJ yang lebih tinggi, maka kestabilannya terhadap
proses pemanasan tidak sebaik lemak dengan
kandungan ALTJ yang lebih rendah (Wulandari, 2017).
3. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan pada percobaan
pembuatan fruit leather dengan basis 150 gram didapat
berat produk sebesar 44,72 gram (29,81%) dengan sifat
organoleptik meliputi warna oranye kecoklatan, rasa
manis dan sedikit asam, aroma khas jambu biji, tekstur
lunak, dan kenampakannya tidak menarik.
4. Saran
Sebaiknya praktikan lebih memahami prosedur
percobaan sehingga tidak terjadi kesalahan pada saat
melakukan percobaan. Selain itu, dalam mengerjakan
setiap proses pengolahan, praktikan harus lebih
memperhatikan kebersihan bahan dan alat yang
digunakan.
Daftar Pustaka
Ino, Poetra. 2011. Teknologi Pengeringan Bahan
Makanan. inopoetrasendawar.wordpress.com.
Diakses : 18 April 2018.
Kwartiningsih, E. dan Mulyati, L. N. S. 2005.
Pembuatan Fruit Leather Dari Nenas. UNS.
Semarang. Ekuilibrum. Vol 4. Hal 8-12.
Winarno, F.G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Penerbit :
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Wulandari, Nur. 2017. Minyak dan Lemak : Bukan
Hanya Beda Bentuknya. seafast.ipb.ac.id/article
Diakses : 18 April 2018
Food Processing Technology Laboratory Report, Modul III, No.5, 2018
4
LAMPIRAN
I. Dokumentasi Proses Pembuatan Fruit Leather
Food Processing Technology Laboratory Report, Modul III, No.5, 2018
5
LAMPIRAN
II. Perhitungan
Basis = 150 gram
Asam Sitrat 0,1% =
0,1
100
x 150 gram = 0,15 gram
% Produk =
π‘Š.π‘π‘Ÿπ‘œπ‘‘π‘’π‘˜
π‘Š.π‘π‘Žπ‘ π‘–π‘ 
Γ— 100
=
44,72
150
Γ— 100 = 29,81%
Sari buah 78,6 % =
78,6
100
x 150 gram = 117,9 gram
Sukrosa 15% =
15
100
x 150 gram = 22,5 gram
Maltodekstrin 6% =
6
100
x 150 gram = 9 gram
CMC 0,3 % =
0,3
100
x 150 gram = 0,45 gram
Food Processing Technology Laboratory Report, Modul III, No.5, 2018
6
LAMPIRAN
III. SNI Manisan Kering / Fruit Leather
Food Processing Technology Laboratory Report, Modul III, No.5, 2018
7
LAMPIRAN
IV. Tugas Pendahuluan
Food Processing Technology Laboratory Report, Modul III, No.5, 2018
8
Food Processing Technology Laboratory Report, Modul III, No.5, 2018
9
LAMPIRAN
V. Tugas Diskusi
1. Jelaskan prinsip pembuatan fruit/vegetable leather!
Prinsip dari percobaan pembuatan vegetable leather ini berdasarkan penghancuran dan pemanasan
dengan penambahan dekstrin, gula asam sitrat menjadi bubur kemudian dilakukan pencetakan dan
pengeringan sehingga didapatkan produk yang berkadar air rendah.
2. Jelaskan sifat-sifat yang harus dimiliki oleh bahan utama dalam pembuatan fruit/vegetable leather!
Pembuatan vegetable leather ini membutuhkan buah-buahan yang mengandung serat yang tinggi.
Serat adalah senyawa yang tidak dapat dicerna dengan organ pencernaan manusia maupun hewan.
Istilah serat makanan berbeda dengan istilah serat kasar. Serat sangat penting dalam penelitian
kualitas bahan pangan, karena angka ini menentukan nilai gizi bahan pangan tersebut.
3. Sebutkan beberapa jenis bahan pengental atau pengisi yang dapat digunakan dalam pembuatan
fruit/vegetable leather! Jelaskan sifat-sifat bahan tersebut!
Macam-macam Pengental Makanan:
ο‚· Telur
Telur mengandung lipoprotein dan fosfolipid seperti lesitin yang dikenal sebagai misel. Struktur
misel pada lesitin tersebut adalah bagian yang membuat Emulsifier bekerja dengan baik.
ο‚· Gelatin
Gelatin adalah salah satu pengental makanan yang merupakan jenis protein yang di ekstrasi dari
jaringan kolagen kulit, atau ligament hewan. Secara garis besar Gelatin juga salah satu
pemberdayaan pengolahan limbah, karena Gelatin diperoleh dari tulang hewan yang tidak
terpakai di rumah pemotongan hewan.
ο‚· Kuning dan Putih Telur
Putih telur adalah protein yang bersifat sebagai Emulsifier dengan kekuatan biasa dan kuning
telur merupakan Emulsifier yang paling kuat. Paling sedikit sepertiga kuning telur merupakan
lemak, tetapi yang menyebabkan daya emulsifier kuat adalah kandungan lesitin dalam bentuk
kompleks sebagai lesitin protein.
ο‚· Lesitin (Fosfatidil Kolina)
Adalah suatu fospolipid yang menjadi komponen utama fraksi fospatida pada ekstrak kuning tel
atau kacang kedelai yang diisolasi secara mekanik, maupun kimiawi dengan menggunakan
heksana. Lesitin merupakan bahan penyusun alami pada hewan maupun tanaman. Lesitin paling
banyak diperoleh dari kedelai.
ο‚· Tepung Kanji
Food Processing Technology Laboratory Report, Modul III, No.5, 2018
10
Tepung kanji, tapioka, tepung singkong, atau aci adalah tepung yang diperoleh dari umbi akar
ketela pohon. Tepung kanji merupakan salah satu emulsifier yang bagus untuk makanan. Tepung
ini memiliki sifat-sifat fisik yang hampir sama dengan tepung sagu sehingga penggunaan
keduanya dapat dipertukarkan.
ο‚· Kedelai
Kedelai sebagai bahan makanan memunyai nilai gizi cukup tinggi. Di antara jenis kacang-
kacangan, kedelai merupakan sumber protein, lemak, vitamin, mineral dan serat yang paling baik.
Di dalam biji kedelai terdapat minyak yang cukup tinggi, di samping air. Keduanya dihubungkan
oleh suatu zat yang disebut lecithin. Bahan inilah yang kemudian diambil atau diekstrak menjadi
bahan pengemulsi yang bisa digunakan dalam produk-produk olahan.
ο‚· Susu Bubuk
Susu bubuk adalah bubuk yang dibuat dari susu kering yang solid. Susu bubuk mempunyai daya
tahan yang lebih lama dari pada susu cair dan tidak perlu disimpan di lemari es karena kandungan
uap airnya sangat rendah. Susu bubuk selain sebagai pelengkap gizi, dapat pula berperan sebagai
emulsifier dalam proses emulsi suatu bahan pangan yang sangat bagus.Bahan pangan yang dalam
pembuatannya ditambahkan susu sebagai emulsifier akan menghasilkan tekstur, aroma, dan rasa
yang lebih bagus dibandingkan dengan bahan pangan yang sama yang tidak ditambahkan
emulsifier susu. Emulsifier susu bubuk dapat membuat tekstur zat terdispersi menjadi lunak,
butiran zat terdispersi menjadi halus, dan meningkatkan kemantapan emulsi
Food Processing Technology Laboratory Report, Modul III, No.5, 2018
11
LAMPIRAN
VI. Kuis
1. Sebutkan dan jelaskan fungsi bahan pada gummy candy!
ο‚· Bubur buah berfungsi sebagai bahan utama, pemberi rasa, aroma, dan warna alami
ο‚· Gelatin berfungsi sebagai bahan pembentuk gel
ο‚· Sirup jagung berfungsi sebagai pembentuk gel, menjaga agar tidak terjadi kristalisasi
ο‚· Agar-agar berfungsi untuk mempercepat proses padatnya candy sehingga bertekstur kenyal
ο‚· Asam sitrat digunakan untuk menurunkan pH agar diperoleh kondisi yang cocok untuk
pembentukan gel
ο‚· Perisa digunakan sebagai penambah cita rasa
2. Dik : Wbubur buah = 250 g, Wair = 300 mL, Basis = 800 g, Vawal = 500 mL, Vakhir = 1000 mL.
Berapa % overrun?
% overrun =
π‘‰π‘Žπ‘˜β„Žπ‘–π‘Ÿβˆ’π‘‰π‘Žπ‘€π‘Žπ‘™
π‘‰π‘Žπ‘€π‘Žπ‘™
π‘₯ 100 =
1000βˆ’500
500
π‘₯ 100 = 100%
3. Mekanisme pembentukan gel pada selai!
Mekanisme terbentuknya gel yaitu mula-mula pektin yang terdapat dalam buah ataupun yang
ditambahkan merupakan senyawa pektin tunggal yang berikatan dengan molekul air. Ketika
ditambahkan asam sitrat, menyebabkan suasana menjadi asam sehingga ikatan antara pektin
dengan molekul air merenggang. Dengan adanya penambahan sukrosa yang bersifat higroskopis
(mampu mengikat air), maka molekul air akan diikat oleh sukrosa. Pektin yang sudah terlepas dari
molekul air akan berikatan dengan pektin lainnya membentuk suatu serabut yang mampu menahan
air dan sukrosa di dalamnya dan memperbaiki tekstur selai sehingga terbentuk selai
4. Mekanisme pembentukan buih dan faktor yang mempengaruhi volume dan kestabilan buih!
ο‚· Mekanisme terbentuknya buih diawali dengan terbukanya ikatan-ikatan dalam molekul protein
sehingga rantainya menjadi lebih panjang. Tahap selanjutnya adalah proses adsorpsi yaitu
pembentukan monolayer atau film dari protein yang terdenaturasi. Udara ditangkap dan
dikelilingi oleh film dan membentuk gelembung. Pembentukan lapisan monolayer kedua
dilanjutkan di sekitar gelembung untuk mengganti bagian film yang terkoagulasi. Film protein
dari gelembung yang berdekatan akan berhubungan dan mencegah keluarnya cairan.
Terjadinya peningkatan kekuatan interaksi antara polipeptida akan menyebabkan agregasi
(pengumpulan) protein dan melemahnya permukaan film dan diikuti dengan pecahnya
gelembung buih
ο‚· Faktor yang mempengaruhi volume dan kestabilan buih putih telur adalah umur ternak,
semakin lama umur telur maka volume dan kestabilan buih putih telur ayam atau itik semakin
menurun, suhu telur juga mempengaruhi kemampuan putih telur dalam pembentukan buih.
Putih telur yang disimpan pada suhu ruang mempunyai kemampuan membentuk buih dan
tekstur lebih baik dari pada telur yang disimpan pada refrigerator karena putih telur menjadi
terlalu kental sehingga lebih sulit untuk dibuat buih
Food Processing Technology Laboratory Report, Modul III, No.5, 2018
12
5. Tujuan, prinsip, prosedur pembuatan saus cabai!
ο‚· Tujuannya adalah untuk mengetahui cara pembuatan sambal instan, sebagai diversifikasi
produk olahan cabai, meningkatkan umur simpan, dan meningkatkan nilai ekonomis
ο‚· Prinsipnya yaitu berdasarkan pada penghancuran sayur-sayuran dan perlakuan
pendahuluan (blanching) dan pemanasan sehingga menjadi halus dan kental
ο‚· Prosedur pembuatan saus cabai yaitu mula-mula dilakukan pencucian untuk
menghilangkan kotoran, blanching selama 5 menit. Setelah itu dilakukan pemisahan kulit
dan bijinya. Kemudian dilakukan penghancuran yang sambil ditambahkan gula, garam,
bawang merah, bawang putih, lalu dilakukan pemasakan, selanjutnya ditambahkan sedikit
cuka. Yang terakhir dilakukan pengemasan.

More Related Content

What's hot

Laporan Praktikum TPP Materi 4 Es Krim - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Es Krim - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 4 Es Krim - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Es Krim - UNPASRahma Sagistiva Sari
Β 
Laporan Praktikum Kamaboko
Laporan Praktikum KamabokoLaporan Praktikum Kamaboko
Laporan Praktikum KamabokoErnalia Rosita
Β 
Laporan Praktikum TPP Nugget - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Nugget - UNPASLaporan Praktikum TPP Nugget - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Nugget - UNPASRahma Sagistiva Sari
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tahu - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tahu - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 2 Tahu - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tahu - UNPASRahma Sagistiva Sari
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Hard Candy - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Hard Candy - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 3 Hard Candy - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Hard Candy - UNPASRahma Sagistiva Sari
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Mentega - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Mentega - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 4 Mentega - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Mentega - UNPASRahma Sagistiva Sari
Β 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan LipaseLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan LipaseFransiska Puteri
Β 
Penggulaan, penggaraman, pengasaman
Penggulaan, penggaraman, pengasamanPenggulaan, penggaraman, pengasaman
Penggulaan, penggaraman, pengasamanAgnescia Sera
Β 
Laporan Praktikum Tahu
Laporan Praktikum TahuLaporan Praktikum Tahu
Laporan Praktikum TahuErnalia Rosita
Β 
Laporan Praktikum Yoghurt
Laporan Praktikum YoghurtLaporan Praktikum Yoghurt
Laporan Praktikum YoghurtErnalia Rosita
Β 
Laporan Praktikum TPP Dendeng - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Dendeng - UNPASLaporan Praktikum TPP Dendeng - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Dendeng - UNPASRahma Sagistiva Sari
Β 
Laporan Praktikum Hard Candy
Laporan Praktikum Hard CandyLaporan Praktikum Hard Candy
Laporan Praktikum Hard CandyErnalia Rosita
Β 
Organoleptik
OrganoleptikOrganoleptik
OrganoleptikRizza Muh
Β 
Laporan Praktikum Sosis
Laporan Praktikum SosisLaporan Praktikum Sosis
Laporan Praktikum SosisErnalia Rosita
Β 
Laprak analisis kadar air fix
Laprak analisis kadar air fixLaprak analisis kadar air fix
Laprak analisis kadar air fixbintangdamayanti
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 1 Foam-Matt Drying - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 1 Foam-Matt Drying  - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 1 Foam-Matt Drying  - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 1 Foam-Matt Drying - UNPASRahma Sagistiva Sari
Β 
Laporan praktikum bioKIMIA
Laporan praktikum bioKIMIALaporan praktikum bioKIMIA
Laporan praktikum bioKIMIARaden Saputra
Β 
Laporan praktikum kadar air
Laporan praktikum kadar airLaporan praktikum kadar air
Laporan praktikum kadar airTidar University
Β 
Sifat Spektral Molekul
Sifat Spektral MolekulSifat Spektral Molekul
Sifat Spektral Molekulhendrykaiizhyz
Β 

What's hot (20)

Laporan Praktikum TPP Materi 4 Es Krim - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Es Krim - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 4 Es Krim - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Es Krim - UNPAS
Β 
Laporan Praktikum Kamaboko
Laporan Praktikum KamabokoLaporan Praktikum Kamaboko
Laporan Praktikum Kamaboko
Β 
Laporan Praktikum TPP Nugget - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Nugget - UNPASLaporan Praktikum TPP Nugget - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Nugget - UNPAS
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tahu - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tahu - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 2 Tahu - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tahu - UNPAS
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Hard Candy - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Hard Candy - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 3 Hard Candy - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Hard Candy - UNPAS
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Mentega - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Mentega - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 4 Mentega - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Mentega - UNPAS
Β 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan LipaseLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Β 
Penggulaan, penggaraman, pengasaman
Penggulaan, penggaraman, pengasamanPenggulaan, penggaraman, pengasaman
Penggulaan, penggaraman, pengasaman
Β 
Laporan Praktikum Tahu
Laporan Praktikum TahuLaporan Praktikum Tahu
Laporan Praktikum Tahu
Β 
Laporan Praktikum Yoghurt
Laporan Praktikum YoghurtLaporan Praktikum Yoghurt
Laporan Praktikum Yoghurt
Β 
Laporan Praktikum TPP Dendeng - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Dendeng - UNPASLaporan Praktikum TPP Dendeng - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Dendeng - UNPAS
Β 
Laporan Praktikum Hard Candy
Laporan Praktikum Hard CandyLaporan Praktikum Hard Candy
Laporan Praktikum Hard Candy
Β 
Organoleptik
OrganoleptikOrganoleptik
Organoleptik
Β 
Laporan Praktikum Sosis
Laporan Praktikum SosisLaporan Praktikum Sosis
Laporan Praktikum Sosis
Β 
Laprak analisis kadar air fix
Laprak analisis kadar air fixLaprak analisis kadar air fix
Laprak analisis kadar air fix
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 1 Foam-Matt Drying - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 1 Foam-Matt Drying  - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 1 Foam-Matt Drying  - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 1 Foam-Matt Drying - UNPAS
Β 
Laporan praktikum bioKIMIA
Laporan praktikum bioKIMIALaporan praktikum bioKIMIA
Laporan praktikum bioKIMIA
Β 
Laporan praktikum kadar air
Laporan praktikum kadar airLaporan praktikum kadar air
Laporan praktikum kadar air
Β 
Tpp 4
Tpp  4Tpp  4
Tpp 4
Β 
Sifat Spektral Molekul
Sifat Spektral MolekulSifat Spektral Molekul
Sifat Spektral Molekul
Β 

Similar to Laporan Praktikum TPP Materi 3 Fruit Leather - UNPAS

Laporan Praktikum TPP Materi 3 Selai - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Selai - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 3 Selai - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Selai - UNPASRahma Sagistiva Sari
Β 
Laporan Praktikum Selai
Laporan Praktikum SelaiLaporan Praktikum Selai
Laporan Praktikum SelaiErnalia Rosita
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tempe - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tempe - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 2 Tempe - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tempe - UNPASRahma Sagistiva Sari
Β 
Laporan Praktikum Foaming Buah Naga
Laporan Praktikum Foaming Buah NagaLaporan Praktikum Foaming Buah Naga
Laporan Praktikum Foaming Buah NagaErnalia Rosita
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Food Bars - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Food Bars  - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 2 Food Bars  - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Food Bars - UNPASRahma Sagistiva Sari
Β 
7 PRODUKSI SELAI PRINT.pptx
7 PRODUKSI SELAI PRINT.pptx7 PRODUKSI SELAI PRINT.pptx
7 PRODUKSI SELAI PRINT.pptxsudamy
Β 
Tugas 6 q1 a117036_tri asmayanti
Tugas 6 q1 a117036_tri asmayantiTugas 6 q1 a117036_tri asmayanti
Tugas 6 q1 a117036_tri asmayantiTri Asmayanti
Β 
Modul praktikum
Modul praktikumModul praktikum
Modul praktikumChairil Anwar
Β 
Pembuatan nata de soya dari limbah organik
Pembuatan nata de soya dari limbah organikPembuatan nata de soya dari limbah organik
Pembuatan nata de soya dari limbah organikFirlita Nurul Kharisma
Β 
Laporan Praktikum Penepungan
Laporan Praktikum PenepunganLaporan Praktikum Penepungan
Laporan Praktikum PenepunganErnalia Rosita
Β 
9iv9re1613904637
9iv9re16139046379iv9re1613904637
9iv9re1613904637GilangFajarR
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Mie Instan - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Mie Instan - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 2 Mie Instan - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Mie Instan - UNPASRahma Sagistiva Sari
Β 
Penanganan dan kualitas buah pasca panen
Penanganan dan kualitas buah pasca panenPenanganan dan kualitas buah pasca panen
Penanganan dan kualitas buah pasca panenEla Afellay
Β 
Sistem Pengolahan Makanan Awetan dari Bahan Nabati.pptx
Sistem Pengolahan Makanan Awetan dari Bahan Nabati.pptxSistem Pengolahan Makanan Awetan dari Bahan Nabati.pptx
Sistem Pengolahan Makanan Awetan dari Bahan Nabati.pptxRiyandi11
Β 
Makalah Prakarya Kewirausahaan (Dodol Aneka Rasa)
Makalah Prakarya Kewirausahaan (Dodol Aneka Rasa)Makalah Prakarya Kewirausahaan (Dodol Aneka Rasa)
Makalah Prakarya Kewirausahaan (Dodol Aneka Rasa)Yoollan MW
Β 
Laporan Tugas Bioteknologi Farmasi Tape Ubi Jalar_Kelompok 12_Kelas 5J.pptx
Laporan Tugas Bioteknologi Farmasi Tape Ubi Jalar_Kelompok 12_Kelas 5J.pptxLaporan Tugas Bioteknologi Farmasi Tape Ubi Jalar_Kelompok 12_Kelas 5J.pptx
Laporan Tugas Bioteknologi Farmasi Tape Ubi Jalar_Kelompok 12_Kelas 5J.pptxUniversitas Muslim Nusantara Al-Washliyah
Β 
PENDAHULUAN Sosis adalah produk makanan
PENDAHULUAN Sosis adalah produk makananPENDAHULUAN Sosis adalah produk makanan
PENDAHULUAN Sosis adalah produk makananpsychologica
Β 
Kwh kd 3.3 indah permata sari xi ak 2
Kwh kd 3.3 indah permata sari xi ak 2Kwh kd 3.3 indah permata sari xi ak 2
Kwh kd 3.3 indah permata sari xi ak 2indahamoyy
Β 

Similar to Laporan Praktikum TPP Materi 3 Fruit Leather - UNPAS (20)

Laporan Praktikum TPP Materi 3 Selai - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Selai - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 3 Selai - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Selai - UNPAS
Β 
jurnal 1.pdf
jurnal 1.pdfjurnal 1.pdf
jurnal 1.pdf
Β 
Laporan Praktikum Selai
Laporan Praktikum SelaiLaporan Praktikum Selai
Laporan Praktikum Selai
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tempe - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tempe - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 2 Tempe - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tempe - UNPAS
Β 
Laporan Praktikum Foaming Buah Naga
Laporan Praktikum Foaming Buah NagaLaporan Praktikum Foaming Buah Naga
Laporan Praktikum Foaming Buah Naga
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Food Bars - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Food Bars  - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 2 Food Bars  - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Food Bars - UNPAS
Β 
7 PRODUKSI SELAI PRINT.pptx
7 PRODUKSI SELAI PRINT.pptx7 PRODUKSI SELAI PRINT.pptx
7 PRODUKSI SELAI PRINT.pptx
Β 
Tugas 6 q1 a117036_tri asmayanti
Tugas 6 q1 a117036_tri asmayantiTugas 6 q1 a117036_tri asmayanti
Tugas 6 q1 a117036_tri asmayanti
Β 
Modul praktikum
Modul praktikumModul praktikum
Modul praktikum
Β 
Pembuatan nata de soya dari limbah organik
Pembuatan nata de soya dari limbah organikPembuatan nata de soya dari limbah organik
Pembuatan nata de soya dari limbah organik
Β 
Laporan Praktikum Penepungan
Laporan Praktikum PenepunganLaporan Praktikum Penepungan
Laporan Praktikum Penepungan
Β 
9iv9re1613904637
9iv9re16139046379iv9re1613904637
9iv9re1613904637
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Mie Instan - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Mie Instan - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 2 Mie Instan - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Mie Instan - UNPAS
Β 
Penanganan dan kualitas buah pasca panen
Penanganan dan kualitas buah pasca panenPenanganan dan kualitas buah pasca panen
Penanganan dan kualitas buah pasca panen
Β 
Sistem Pengolahan Makanan Awetan dari Bahan Nabati.pptx
Sistem Pengolahan Makanan Awetan dari Bahan Nabati.pptxSistem Pengolahan Makanan Awetan dari Bahan Nabati.pptx
Sistem Pengolahan Makanan Awetan dari Bahan Nabati.pptx
Β 
PPT TUGAS BIOTEKNOLOGI PEMBUATAN PRODUK TAPE UBI KAYU.pptx
PPT TUGAS BIOTEKNOLOGI PEMBUATAN PRODUK TAPE UBI KAYU.pptxPPT TUGAS BIOTEKNOLOGI PEMBUATAN PRODUK TAPE UBI KAYU.pptx
PPT TUGAS BIOTEKNOLOGI PEMBUATAN PRODUK TAPE UBI KAYU.pptx
Β 
Makalah Prakarya Kewirausahaan (Dodol Aneka Rasa)
Makalah Prakarya Kewirausahaan (Dodol Aneka Rasa)Makalah Prakarya Kewirausahaan (Dodol Aneka Rasa)
Makalah Prakarya Kewirausahaan (Dodol Aneka Rasa)
Β 
Laporan Tugas Bioteknologi Farmasi Tape Ubi Jalar_Kelompok 12_Kelas 5J.pptx
Laporan Tugas Bioteknologi Farmasi Tape Ubi Jalar_Kelompok 12_Kelas 5J.pptxLaporan Tugas Bioteknologi Farmasi Tape Ubi Jalar_Kelompok 12_Kelas 5J.pptx
Laporan Tugas Bioteknologi Farmasi Tape Ubi Jalar_Kelompok 12_Kelas 5J.pptx
Β 
PENDAHULUAN Sosis adalah produk makanan
PENDAHULUAN Sosis adalah produk makananPENDAHULUAN Sosis adalah produk makanan
PENDAHULUAN Sosis adalah produk makanan
Β 
Kwh kd 3.3 indah permata sari xi ak 2
Kwh kd 3.3 indah permata sari xi ak 2Kwh kd 3.3 indah permata sari xi ak 2
Kwh kd 3.3 indah permata sari xi ak 2
Β 

More from Rahma Sagistiva Sari

Laporan Praktikum TPP Bakso - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Bakso - UNPASLaporan Praktikum TPP Bakso - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Bakso - UNPASRahma Sagistiva Sari
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Yoghurt - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Yoghurt - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 4 Yoghurt - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Yoghurt - UNPASRahma Sagistiva Sari
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Telur Asin - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Telur Asin - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 4 Telur Asin - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Telur Asin - UNPASRahma Sagistiva Sari
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Mayonaise - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Mayonaise - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 4 Mayonaise - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Mayonaise - UNPASRahma Sagistiva Sari
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Ko-Kristalisasi Susu - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Ko-Kristalisasi Susu - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 4 Ko-Kristalisasi Susu - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Ko-Kristalisasi Susu - UNPASRahma Sagistiva Sari
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Sambal Bubuk - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Sambal Bubuk - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 3 Sambal Bubuk - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Sambal Bubuk - UNPASRahma Sagistiva Sari
Β 

More from Rahma Sagistiva Sari (6)

Laporan Praktikum TPP Bakso - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Bakso - UNPASLaporan Praktikum TPP Bakso - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Bakso - UNPAS
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Yoghurt - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Yoghurt - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 4 Yoghurt - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Yoghurt - UNPAS
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Telur Asin - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Telur Asin - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 4 Telur Asin - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Telur Asin - UNPAS
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Mayonaise - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Mayonaise - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 4 Mayonaise - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Mayonaise - UNPAS
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Ko-Kristalisasi Susu - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Ko-Kristalisasi Susu - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 4 Ko-Kristalisasi Susu - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Ko-Kristalisasi Susu - UNPAS
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Sambal Bubuk - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Sambal Bubuk - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 3 Sambal Bubuk - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Sambal Bubuk - UNPAS
Β 

Laporan Praktikum TPP Materi 3 Fruit Leather - UNPAS

  • 1. Food Processing Technology Laboratory Report, Modul III, No.5, 2018 1 TEKNOLOGI PENGOLAHAN BUAH DAN SAYUR FRUIT LEATHER Rahma Sagistiva Sari1 Yunika Rahayu2 1)Praktikan TPP Kelompok E Meja 4 2)Asisten LaboratoriumTPP Laboratorium Teknologi Pengolahan Pangan, Program Studi Teknologi Pangan Universitas Pasundan, Bandung. E-mail : rahmasagistiva@gmail.com Praktikum : 12 April 2018; Pengumpulan : 19 April 2018 Abstrak Fruit Leather adalah jenis makanan ringan seperti manisan yang dibuat dari daging buah yang telah dihancurkan dan dicetak tipis yang selanjutnya dikeringkan. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengawetkan dan mengolah komoditas buah dan sayursesuai dengan kebutuhan agar selalu terjamin setap saat serta untuk diversifikasi produk buah atau sayur. Prinsip dari percobaan ini berdasarkan proses penghancuran sehingga menjadi bubur buah dan pemasakkan dengan penambahan sukrosa, dekstrin, cmc, dan asam sitrat serta dilakukan pencetakan dan pengeringan sehingga didapatkan produk yang berkadar air rendah. Berdasarkan hasil pengamatan pada percobaan pembuatan fruit leather dengan basis 150 gram didapat berat produk sebesar 44,72 gram (29,81%) dengan sifat organoleptik meliputi warna oranye kecoklatan, rasa manis dan sedikit asam, aroma khas jambu biji, tekstur lunak, dan kenampakannya tidak menarik. Abstract Fruit Leather is a kind of snacks such as sweets made from crushed and thinly crushed fruit flesh which is then dried. The purpose of this experiment is to preserve and process the commodities of fruits and vegetables in accordance with the need to always be guaranteed as well as to diversify fruit or vegetable products. The principle of this experiment is based on the destruction process so that it becomes pulp of fruit and cooking with the addition of sucrose, dextrin, cmc, and citric acid and is done by printing and drying to get low water content. Based on the result of observation on the experiment of making leaf fruit based on 150 gram, the product weight is 44,72 gram (29,81%) with organoleptic characteristic include brownish orange color, sweet taste and slightly acid, typical guava aroma, soft texture and appearance not attractive. Keyword : Fruit Leather, Guava 1. Bahan, Alat dan Metode Percobaan Pada percobaan ini, bahan yang digunakan yaitu buah jambu biji, CMC, asam sitrat, sukrosa dan maltodekstrin. Peralatan yang digunakan adalah timbangan, wadah, coper, loyang, spatula, baskom, pisau, sendok, dan oven. Pada pembuatan fruit leather ialah mula-mula dilakukan trimming untuk memisahkan bagian yang akan digunakan dan tidak digunakan, lalu dicuci agar terhindar dari kotoran yang masih menempel. Buah tersebut di blanching dan dihancurkan sehingga di hasilkan bubur buah. Setelah ditimbang, bubur buah dicampurkan dengan sukrosa, CMC yang telah dilarutkan terlebih dahulu, maltodekstrin, dan asam sitrat. Setelah itu dilakukan pencetakan diatas loyang sehingga membentuk lembaran tipis. Dimasukan ke dalam pengering dengan suhu 70oC. Kemudian dilakukan pemotongan sehingga di dapat fruit leather. Lalu dilanjutkan dengan pengamatan organoleptik dan perhitungan dengan rumus sebagai berikut : Keterangan : W bahan = Berat bahan (gram) W basis = Berat basis (gram) W bahan = % π‘π‘Žβ„Žπ‘Žπ‘› 100 Γ— W basis % Produk= W produk W basis Γ— 100
  • 2. Food Processing Technology Laboratory Report, Modul III, No.5, 2018 2 Gambar 1. Diagram Alir Pembuatan Fruit Leather 2. Hasil dan Pembahasan Data hasil percobaan dan dokumentasi proses pembuatan fruit leather dapat dilihat pada Tabel 1 dan Lampiran 1. Tabel 1. Hasil Pembuatan Fruit Leather No Analisa Hasil pengamatan 1. Nama Produk Fruit Leather 2. Basis 150 gram 3. Bahan Utama - Bubur buah 78,6% - Maltodekstrin 6% - Minyak 2 sendok 4. Bahan Tambahan - CMC 0,3% - Asamsitrat 0,1% 5. Berat Produk 44,72 gram 6. % Produk 29,81% 7. Organoleptik : ο‚· Warna ο‚· Rasa ο‚· Aroma ο‚· Tekstur ο‚· Kenampakan Oranye kecoklatan Manis sedikit asam Khas jambu biji Lunak Tidak menarik (Rahma Sagistiva S., Kelompok E, Meja 4, 2018) Berdasarkan hasil pengamatan pada percobaan pembuatan fruit leather dengan basis 150 gram didapat berat produk sebesar 44,72 gram (29,81%) dengan sifat organoleptik meliputi warna oranye kecoklatan, rasa manis dan sedikit asam, aroma khas jambu biji, tekstur lunak, dan kenampakannya tidak menarik. Fungsi bahan yang dipakai untuk pembuatan fruit leather diantaranya buah naga sebagai bahan utama, sayuran sebagai penambah nutrisi dan ditambahkan untuk diversifikasi. Dekstrin berfungsi sebagai bahan pengisi adonan yang akan dikeringkan bertujuan untuk memudahkan proses pengeringan. Salah satu fungsi bahan pengisi adalah untuk memperbaiki tekstur dan kenampakan. Gula berfungsi sebagai penambah cita rasa, aroma, tekstur, dan sebagai pengawet. Konsentrasi gula yang terlalu tinggi dalam suatu larutan akan menurunkan derajat gelatinisasi pati, kekerasan serta kekuatan gelnya. Asam sitrat berfungsi untuk menurunkan pH agar diperoleh kondisi asam yang cocok untuk pembentukan gel dan menghindari pengkristalan gula. CMC berfungsi sebagai pengental dan pembentuk gel yang larut dalam air. Fungsi perlakuan dalam pembuatan fruit leather adalah diantaranya trimming untuk memisahkan biji, kulit dan kotoran. Pencucian berfungsi untuk mencuci bahan yang akan digunakan hingga bersih sehingga terhindar dari kontaminan-kontaminan. Blanching dilakukan untuk melunakkan jaringan, menginaktivasi enzim, menghilangkan bau langu, dan mengeluarkan warna alami dari bahan. Penghancuran dilakukan untuk memperkecil luas permukaan bahan dan memudahkan proses selanjutnya. Penyaringan dilakukan untuk memisahkan bubur buah naga dengan bijinya. Pencampuran dilakukan untuk mencampurkan bahan- bahan yang digunakan yaitu diantaranya bubur buah, sayuran, dekstrin yang telah dilarutkan dengan air, CMC, sukrosa dan asam sitrat. Pencetakan dilakukan untuk mencetak bahan yang telah dicampurkan pada kaca yang telah dibersihkan dengan alkohol. Pengeringan dilakukan untuk mengeringkan bahan dan menguapkan sebagian air dalam bahan sehingga dihasilkan produk akhir yang berkadar air rendah. Pemotongan dilakukan untuk memotong produk akhir yang dihasilkan. Dan penimbangan dilakukan untuk menimbang produk akhir sehingga dapat dihitung % produknya. Fruit leather adalah jenis makanan yang berasal dari daging buah yang telah dihancurkan dan dikeringkan. Produk ini berbentuk lembaran tipis seperti kulit buah dengan tekstur yang plastis dan kenyal, rasanya manis tetapi masih memiliki ciri rasa khas buah yang digunakan. Diberi nama β€œkulit” dari kenyataannya bahwa pada saat bubur buah dikeringkan, ternyata mengkilap dan memiliki tekstur kulit. Fruit leather mempunyai keuntungan tertentu yaitu masa simpan yang cukup lama, mudah diproduksi, dan nutrisi yang terkandung di dalamnya tidak banyak berubah (Kwartiningsih dan Mulyati, 2005). Perubahan fisik yang terjadi adalah adanya perubahan tekstur serta bentuknya, dimana buah menjadi bubur buah dengan tekstur yang cair dengan adanya peroses pengeringan maka bentuk menjadi lembaran yang dapat digulung. Perubahan kimia yang terjadi adalah adanya pengeringan dimana adanya
  • 3. Food Processing Technology Laboratory Report, Modul III, No.5, 2018 3 perpindahan energi dari lingkungan pemanas untuk menguapkan air yang terdapat didalambahan, kemudian adanya perpindahan masa air yang terdapat didalam bahan bahan, ketika terjadinya penguapan disebabkan karena adanya perbedaan temperatur antara bahan dengan lingkungan sehingga air mengalir atau berpindah dari bagian dalam bahan ke permukaan bahan. Perubahan biologi yang terjadi adalah karena adanya penambahan sukrosa sebagai pemanis dan juga dapat berfungsi sebagai bahan pengawet alami serta adanya pengeringan yang menyebabkan kadar air yang rendah maka dapat menghambat kerja enzim dari mikroba atau bahkan membunuh mikroba sehingga dapat memperpanjang umur simpan dari bahan (Ino Poetra, 2011). Fruit Leather yang dihasilkan dilaboratorium memiliki tekstur yang lengket karena masih terdapatnya kadar air yang cukup banyak dan bisa digulung, memiliki warna yang cerah karena telah melewati proses blansing di awal proses. Fruit leather yang baik memiliki warna yang cerah dan tekstur yang tidak lengket dan dapat digulung. Menurut SNI No.1718 tahun 1996 dikatakan bahwa syarat mutu fruit leather, vegetable leather atau manisan adalah keadaan (kenampakan, bau, rasa dan jamur) normal dan tidak berjamur, maka secara organoleptik jika dibandingkan dengan SNI, maka fruit leather yang dibuat di laboratorium dapat dikatakan memenuhi syarat mutu dari SNI baik dalam kenampakan, bau, rasa yang normal serta tidak adanya jamur. CCP pada proses pembuatan fruit leather adalah pada proses pengeringan. Suhu dan lama proses pengeringan harus diatur dan disesuaikan untuk menghindari terjadinya proses browning dan dapat meyebabkan produk yang dihasilkan menjadi terlalu kering dan keras karena hal tersebut terjadi akibat suhu yang terlalu tinggi dan kurang diperhatikan. Faktor kesalahan yang terjadi pada pembuatan fruit leather ialah pengeringan dengan suhu yang terlalu tinggi dan waktu yang terlalu lama sehingga warna pada fruit leather menjadi lebih pudar dan tekstur yang dihasilkan terlalu kering sehingga mudah patah. Syarat buah yang dapat dijadikan fruit leather adalah mempunyai kandungan serat tinggi, berkadar air tidak terlalu tinggi, tingkat kematangan yang cukup, dan mengandung gula yang cukup tinggi. Buah yang dijadikan produk fruit leather tidak harus terlalu masak, karena jika terlalu masak maka tekstur buah akan lembek. Buah yang kurang tua atau masih mentah akan menghasilkan produk leather yang kurang manis dan keras. Serat adalah senyawa yang tidak dapat dicerna dengan organ pencernaan manusia maupun hewan. Istilah serat makanan berbeda dengan istilah serat kasar. Serat sangat penting dalam penelitian kualitas bahan pangan, karena angka ini menentukan nilai gizi bahan pangan tersebut (Winarno, 1997). Minyak dan lemak keduanya sama-sama mengandung komponen utama berupa trigliserida, yaitu molekul yang terdiri atas 1 gliserol yang berikatan ester dengan 3 asam lemak. Walaupun isinya sama-sama trigliserida, ternyata bentuknya pada suhu kamar bisa berbeda. Minyak berbentuk cair karena memiliki titik leleh yang lebih rendah dari suhu kamar, sedangkan lemak berbentuk padat karena titik lelehnya lebih tinggi dari suhu kamar. Perbedaan antara keduanya secara keseluruhan ditentukan oleh perbedaan titik leleh berbagai jenis molekul asam lemak yang berikatan dalam struktur trigliserida yang dikandung minyak/lemak tersebut. Secara umum, titik leleh yang rendah dimiliki oleh asam-asam lemak yang berantai lebih pendek dan bersifat lebih tidak jenuh. Asamlemak tak jenuh (ALTJ) adalah asam lemak yang memiliki 1 atau lebih ikatan rangkap, sedangkan asam lemak jenuh (ALJ) adalah asam lemak yang tidak memiliki ikatan rangkap. Dengan demikian, adanya perbedaan bentuk atau fase pada minyak dan lemak, mengindikasikan adanya perbedaan dalam komposisi asam lemak yang dikandungnya. Lemak berbentuk padat pada suhu kamar karena secara umum banyak mengandung asam lemak berantai lebih panjang dan dengan kandungan ALJ yang lebih tinggi. Akan tetapi, dari sisi penggunaannya dalam pengolahan pangan, karena minyak memiliki kandungan ALTJ yang lebih tinggi, maka kestabilannya terhadap proses pemanasan tidak sebaik lemak dengan kandungan ALTJ yang lebih rendah (Wulandari, 2017). 3. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan pada percobaan pembuatan fruit leather dengan basis 150 gram didapat berat produk sebesar 44,72 gram (29,81%) dengan sifat organoleptik meliputi warna oranye kecoklatan, rasa manis dan sedikit asam, aroma khas jambu biji, tekstur lunak, dan kenampakannya tidak menarik. 4. Saran Sebaiknya praktikan lebih memahami prosedur percobaan sehingga tidak terjadi kesalahan pada saat melakukan percobaan. Selain itu, dalam mengerjakan setiap proses pengolahan, praktikan harus lebih memperhatikan kebersihan bahan dan alat yang digunakan. Daftar Pustaka Ino, Poetra. 2011. Teknologi Pengeringan Bahan Makanan. inopoetrasendawar.wordpress.com. Diakses : 18 April 2018. Kwartiningsih, E. dan Mulyati, L. N. S. 2005. Pembuatan Fruit Leather Dari Nenas. UNS. Semarang. Ekuilibrum. Vol 4. Hal 8-12. Winarno, F.G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Penerbit : Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Wulandari, Nur. 2017. Minyak dan Lemak : Bukan Hanya Beda Bentuknya. seafast.ipb.ac.id/article Diakses : 18 April 2018
  • 4. Food Processing Technology Laboratory Report, Modul III, No.5, 2018 4 LAMPIRAN I. Dokumentasi Proses Pembuatan Fruit Leather
  • 5. Food Processing Technology Laboratory Report, Modul III, No.5, 2018 5 LAMPIRAN II. Perhitungan Basis = 150 gram Asam Sitrat 0,1% = 0,1 100 x 150 gram = 0,15 gram % Produk = π‘Š.π‘π‘Ÿπ‘œπ‘‘π‘’π‘˜ π‘Š.π‘π‘Žπ‘ π‘–π‘  Γ— 100 = 44,72 150 Γ— 100 = 29,81% Sari buah 78,6 % = 78,6 100 x 150 gram = 117,9 gram Sukrosa 15% = 15 100 x 150 gram = 22,5 gram Maltodekstrin 6% = 6 100 x 150 gram = 9 gram CMC 0,3 % = 0,3 100 x 150 gram = 0,45 gram
  • 6. Food Processing Technology Laboratory Report, Modul III, No.5, 2018 6 LAMPIRAN III. SNI Manisan Kering / Fruit Leather
  • 7. Food Processing Technology Laboratory Report, Modul III, No.5, 2018 7 LAMPIRAN IV. Tugas Pendahuluan
  • 8. Food Processing Technology Laboratory Report, Modul III, No.5, 2018 8
  • 9. Food Processing Technology Laboratory Report, Modul III, No.5, 2018 9 LAMPIRAN V. Tugas Diskusi 1. Jelaskan prinsip pembuatan fruit/vegetable leather! Prinsip dari percobaan pembuatan vegetable leather ini berdasarkan penghancuran dan pemanasan dengan penambahan dekstrin, gula asam sitrat menjadi bubur kemudian dilakukan pencetakan dan pengeringan sehingga didapatkan produk yang berkadar air rendah. 2. Jelaskan sifat-sifat yang harus dimiliki oleh bahan utama dalam pembuatan fruit/vegetable leather! Pembuatan vegetable leather ini membutuhkan buah-buahan yang mengandung serat yang tinggi. Serat adalah senyawa yang tidak dapat dicerna dengan organ pencernaan manusia maupun hewan. Istilah serat makanan berbeda dengan istilah serat kasar. Serat sangat penting dalam penelitian kualitas bahan pangan, karena angka ini menentukan nilai gizi bahan pangan tersebut. 3. Sebutkan beberapa jenis bahan pengental atau pengisi yang dapat digunakan dalam pembuatan fruit/vegetable leather! Jelaskan sifat-sifat bahan tersebut! Macam-macam Pengental Makanan: ο‚· Telur Telur mengandung lipoprotein dan fosfolipid seperti lesitin yang dikenal sebagai misel. Struktur misel pada lesitin tersebut adalah bagian yang membuat Emulsifier bekerja dengan baik. ο‚· Gelatin Gelatin adalah salah satu pengental makanan yang merupakan jenis protein yang di ekstrasi dari jaringan kolagen kulit, atau ligament hewan. Secara garis besar Gelatin juga salah satu pemberdayaan pengolahan limbah, karena Gelatin diperoleh dari tulang hewan yang tidak terpakai di rumah pemotongan hewan. ο‚· Kuning dan Putih Telur Putih telur adalah protein yang bersifat sebagai Emulsifier dengan kekuatan biasa dan kuning telur merupakan Emulsifier yang paling kuat. Paling sedikit sepertiga kuning telur merupakan lemak, tetapi yang menyebabkan daya emulsifier kuat adalah kandungan lesitin dalam bentuk kompleks sebagai lesitin protein. ο‚· Lesitin (Fosfatidil Kolina) Adalah suatu fospolipid yang menjadi komponen utama fraksi fospatida pada ekstrak kuning tel atau kacang kedelai yang diisolasi secara mekanik, maupun kimiawi dengan menggunakan heksana. Lesitin merupakan bahan penyusun alami pada hewan maupun tanaman. Lesitin paling banyak diperoleh dari kedelai. ο‚· Tepung Kanji
  • 10. Food Processing Technology Laboratory Report, Modul III, No.5, 2018 10 Tepung kanji, tapioka, tepung singkong, atau aci adalah tepung yang diperoleh dari umbi akar ketela pohon. Tepung kanji merupakan salah satu emulsifier yang bagus untuk makanan. Tepung ini memiliki sifat-sifat fisik yang hampir sama dengan tepung sagu sehingga penggunaan keduanya dapat dipertukarkan. ο‚· Kedelai Kedelai sebagai bahan makanan memunyai nilai gizi cukup tinggi. Di antara jenis kacang- kacangan, kedelai merupakan sumber protein, lemak, vitamin, mineral dan serat yang paling baik. Di dalam biji kedelai terdapat minyak yang cukup tinggi, di samping air. Keduanya dihubungkan oleh suatu zat yang disebut lecithin. Bahan inilah yang kemudian diambil atau diekstrak menjadi bahan pengemulsi yang bisa digunakan dalam produk-produk olahan. ο‚· Susu Bubuk Susu bubuk adalah bubuk yang dibuat dari susu kering yang solid. Susu bubuk mempunyai daya tahan yang lebih lama dari pada susu cair dan tidak perlu disimpan di lemari es karena kandungan uap airnya sangat rendah. Susu bubuk selain sebagai pelengkap gizi, dapat pula berperan sebagai emulsifier dalam proses emulsi suatu bahan pangan yang sangat bagus.Bahan pangan yang dalam pembuatannya ditambahkan susu sebagai emulsifier akan menghasilkan tekstur, aroma, dan rasa yang lebih bagus dibandingkan dengan bahan pangan yang sama yang tidak ditambahkan emulsifier susu. Emulsifier susu bubuk dapat membuat tekstur zat terdispersi menjadi lunak, butiran zat terdispersi menjadi halus, dan meningkatkan kemantapan emulsi
  • 11. Food Processing Technology Laboratory Report, Modul III, No.5, 2018 11 LAMPIRAN VI. Kuis 1. Sebutkan dan jelaskan fungsi bahan pada gummy candy! ο‚· Bubur buah berfungsi sebagai bahan utama, pemberi rasa, aroma, dan warna alami ο‚· Gelatin berfungsi sebagai bahan pembentuk gel ο‚· Sirup jagung berfungsi sebagai pembentuk gel, menjaga agar tidak terjadi kristalisasi ο‚· Agar-agar berfungsi untuk mempercepat proses padatnya candy sehingga bertekstur kenyal ο‚· Asam sitrat digunakan untuk menurunkan pH agar diperoleh kondisi yang cocok untuk pembentukan gel ο‚· Perisa digunakan sebagai penambah cita rasa 2. Dik : Wbubur buah = 250 g, Wair = 300 mL, Basis = 800 g, Vawal = 500 mL, Vakhir = 1000 mL. Berapa % overrun? % overrun = π‘‰π‘Žπ‘˜β„Žπ‘–π‘Ÿβˆ’π‘‰π‘Žπ‘€π‘Žπ‘™ π‘‰π‘Žπ‘€π‘Žπ‘™ π‘₯ 100 = 1000βˆ’500 500 π‘₯ 100 = 100% 3. Mekanisme pembentukan gel pada selai! Mekanisme terbentuknya gel yaitu mula-mula pektin yang terdapat dalam buah ataupun yang ditambahkan merupakan senyawa pektin tunggal yang berikatan dengan molekul air. Ketika ditambahkan asam sitrat, menyebabkan suasana menjadi asam sehingga ikatan antara pektin dengan molekul air merenggang. Dengan adanya penambahan sukrosa yang bersifat higroskopis (mampu mengikat air), maka molekul air akan diikat oleh sukrosa. Pektin yang sudah terlepas dari molekul air akan berikatan dengan pektin lainnya membentuk suatu serabut yang mampu menahan air dan sukrosa di dalamnya dan memperbaiki tekstur selai sehingga terbentuk selai 4. Mekanisme pembentukan buih dan faktor yang mempengaruhi volume dan kestabilan buih! ο‚· Mekanisme terbentuknya buih diawali dengan terbukanya ikatan-ikatan dalam molekul protein sehingga rantainya menjadi lebih panjang. Tahap selanjutnya adalah proses adsorpsi yaitu pembentukan monolayer atau film dari protein yang terdenaturasi. Udara ditangkap dan dikelilingi oleh film dan membentuk gelembung. Pembentukan lapisan monolayer kedua dilanjutkan di sekitar gelembung untuk mengganti bagian film yang terkoagulasi. Film protein dari gelembung yang berdekatan akan berhubungan dan mencegah keluarnya cairan. Terjadinya peningkatan kekuatan interaksi antara polipeptida akan menyebabkan agregasi (pengumpulan) protein dan melemahnya permukaan film dan diikuti dengan pecahnya gelembung buih ο‚· Faktor yang mempengaruhi volume dan kestabilan buih putih telur adalah umur ternak, semakin lama umur telur maka volume dan kestabilan buih putih telur ayam atau itik semakin menurun, suhu telur juga mempengaruhi kemampuan putih telur dalam pembentukan buih. Putih telur yang disimpan pada suhu ruang mempunyai kemampuan membentuk buih dan tekstur lebih baik dari pada telur yang disimpan pada refrigerator karena putih telur menjadi terlalu kental sehingga lebih sulit untuk dibuat buih
  • 12. Food Processing Technology Laboratory Report, Modul III, No.5, 2018 12 5. Tujuan, prinsip, prosedur pembuatan saus cabai! ο‚· Tujuannya adalah untuk mengetahui cara pembuatan sambal instan, sebagai diversifikasi produk olahan cabai, meningkatkan umur simpan, dan meningkatkan nilai ekonomis ο‚· Prinsipnya yaitu berdasarkan pada penghancuran sayur-sayuran dan perlakuan pendahuluan (blanching) dan pemanasan sehingga menjadi halus dan kental ο‚· Prosedur pembuatan saus cabai yaitu mula-mula dilakukan pencucian untuk menghilangkan kotoran, blanching selama 5 menit. Setelah itu dilakukan pemisahan kulit dan bijinya. Kemudian dilakukan penghancuran yang sambil ditambahkan gula, garam, bawang merah, bawang putih, lalu dilakukan pemasakan, selanjutnya ditambahkan sedikit cuka. Yang terakhir dilakukan pengemasan.