SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
Food Processing Technology Laboratory Report, Modul V, No.2, 2018
1
TEKNOLOGI PENGOLAHAN DAGING DAN IKAN
BAKSO (Bovine sp.)
Rahma Sagistiva Sari1
Yunika Rahayu2
1)Praktikan TPP Kelompok E Meja 4
2)Asisten LaboratoriumTPP
Laboratorium Teknologi Pengolahan Pangan, Program Studi Teknologi Pangan Universitas Pasundan, Bandung.
E-mail : rahmasagistiva@gmail.com
Praktikum : 4 Mei 2018; Pengumpulan : 10 Mei 2018
Abstrak
Bakso adalah produk olahan daging giling yang dicampur dengan tepung dan bumbu-bumbu serta bahan lain yang
dihaluskan, kemudian dibentuk bulatan - bulatan dan kemudian direbus hingga matang. Tujuan pembuatan bakso untuk
mengetahui cara pembuatan bakso, untuk diversifikasi produk pangan olahan daging, untuk memperpanjang umur
simpan, menambah nilai ekonomis. Prinsip pembuatan bakso yaitu berdasarkan proses pengikatan bahan-bahan dengan
pati dan terjadi gelatinisasi sehingga produk bersifat kenyal. Berdasarkan hasil pengamatan pembuatan bakso dapat
disimpulkan bahwa dengan basis 200 gram didapatkan produk sebanyak 193 gram (96,5%) dengan sifat organoleptik
meliputi warna abu-abu, rasakhas bakso, aroma khas bakso, tekstur kenyal, kenampakan sedikit menarik.
Abstract
Meatballs are processed ground meat products mixed with flour and spices and other mashed ingredients, then formed
spheres and then boiled until cooked. The purpose of making meatballs to know how to make meatballs, to diversify
meat processed food products, to extend shelf life, add economic value. The principle of making meatballs is based on
the process of binding ingredients with starch and gelatinization occurs so that the product is chewy . Based on the
observation of the meatballs production, it can be concluded that on the basis of 200 gram, there are 193 gram(96,5%)
with organoleptic properties covering gray color, rasakhas meatball, typical meatball aroma, chewy texture.
Keyword : Meatball, Diversify meat
1. Bahan, Alat dan Metode Percobaan
Pada percobaan ini, bahan yang digunakan yaitu
daging sapi, daging ayam, tepung tapioka, STPP, es
batu, merica, garam, bawang putih, sukrosa, air, minyak
sayur.
Peralatan yang digunakan adalah pisau, talenan,
wadah, timbangan, food processor, sendok, panci,
kompor.
Pada pembuatan bakso mula-mula menyiapkan
daging sapi yang telah dipisahkan dari gajih atau
lemaknya kemudian ditimbang sesuai dengan basis,
begitu juga dengan daging ayam. Lalu menimbang
bahan-bahan lainnya. Setelah itu daging sapi, daging
ayam, dan es batu di giling terlebih dahulu
menggunakan food processor, setelah halus kemudian
ditambahkan bahan-bahan lainnya hingga tercampur
rata. Sambil dilakukan penggilian, sambil merebus air
untuk merebus bakso, air ditambahkan sedikit minyak
agar saat perebusan bakso tidak menempel. Setelah
selesai digiling dan air telah mendidih, kemudian
adonan dicetak berbentuk bulat lalu dimasukkan ke
dalam air mendidih tersebut. Setelah bakso mengapung
kemudian ditiriskan dan ditimbang. Kemudian
dilanjutkan dengan pengamatan organoleptik dan
perhitungan menggunakan rumus :
Keterangan :
W bahan = Berat bahan (gram)
W basis = Berat basis (gram)
W bahan =
% π‘π‘Žβ„Žπ‘Žπ‘›
100
Γ— W basis
% Produk =
W produk
W basis
Γ— 100
Food Processing Technology Laboratory Report, Modul V, No.2, 2018
2
Gambar 1. Diagram Alir Pembuatan Bakso
2. Hasil dan Pembahasan
Data hasil percobaan dan dokumentasi proses
pembuatan bakso dapat dilihat pada Tabel 1 dan
Lampiran 1.
Tabel 1. Hasil Pembuatan Bakso
No Analisa Hasil pengamatan
1. Nama Produk Bakso
2. Basis 200 gram
3. Bahan Utama - Daging sapi35%
- Daging ayam 15%
- Es batu 20,03%
4. Bahan Tambahan - T. Tapioka 22,9%
- STPP 0,2%
- Merica 0,5%
- Bawang putih 0,82%
- Sukrosa 2%
5. Berat Produk 193 gram
6. % Produk 96,5%
7. Organoleptik :
ο‚· Warna
ο‚· Rasa
ο‚· Aroma
ο‚· Tekstur
ο‚· Kenampakan
Abu-abu
Khas bakso
Khas bakso
Kenyal
Sedikit menarik
(Rahma Sagistiva S., Kelompok E, Meja 4, 2018)
Berdasarkan hasil pengamatan pembuatan bakso
dapat disimpulkan bahwa dengan basis 200 gram
didapatkan produk sebanyak 193 gram (96,5%) dengan
sifat organoleptik meliputi warna abu-abu, rasakhas
bakso, aroma khas bakso, tekstur kenyal, kenampakan
sedikit menarik.
Fungsi bahan yang digunakan dalam pembuatan
bakso sapi diantaranya adalah tapioka, STPP, merica,
bawang putih, garam dan es batu untuk pengolahan
daging ayam. Setiap bahan tentu memiliki fungsi
masing-masing dalam menentukan kualitas bakso yang
dihasilkan. Daging sapi, merupakan bahan baku utama
dalam pembuatan bakso sapi ini. Daging merupakan
sumber protein yang berkualitas tinggi, mengandung
vitamin B, mineral khususnya besi. Daging merupakan
sumber utama untuk mendapatkan asam amino esensial.
Asam amino terpenting di dalam otot segar adalah
alanin, glisin, asam glutamat dan histidin (Lawrie,
1995).
Tepung tapioka yang digunakan berfungsi sebagai
bahan pengisi sekaligus sebagai bahan yang membantu
membuat tekstur bakso menjadi lebih kenyal.
Penggunaan tepung tapioka ini dipilih sebab kandungan
patinya yang tinggi sehingga memudahkan terjadinya
proses gelatinisasi. Tepung tapioka memiliki kandungan
pati yang lebih tinggi. Pati memegang peranan penting
dalam menentukan testur makanan, dimana campuran
granula pati dan air bila dipanaskan akan membentuk
gel. Pati yang telah berubah menjadi gel bersifat
irreversible, dimana molekul-molekul pati saling
melekat membentuk suatu gumpalan sehingga
viskositasnya semakin meningkat (Winarno, 1992).
Bumbu-bumbu seperti merica, bawang putih dan
garam digunakan untuk memberikan cita rasa pada
produk bakso. Selain memberikan rasa, bau dan aroma
pada masakan, bumbu itu sendiri mempunyai pengaruh
sebagai bahan pengawet terhadap makanan.
Fungsi utama bawang adalah sebagai pelengkap
agar masakan terasa lebih sedap. Diantara beberapa
komponen bioaktif yang terdapat pada bawang putih
adalah senyawa sulfida atau dalam bentuk teroksidasi
disebut dengan alisin. Sama seperti senyawa fenolik
lainnya alisin mempunyai fungsi fisiologis yang sangat
luas, termasuk diantaranya adalah sebagai antioksidan
(Wibowo, 1995).
Es batu digunakan sebagai bahan yang membantu
daging ayam untuk mempertahankan protein yang
terdapat dalam daging ayam. Seperti telah disebutkan
bahwa daging ayam memiliki banyak kandungan asam
amino esensial yang dibutuhkan oleh tubuh. Es batu
akan mengurangi panas yang ditimbulkan oleh alat
selama proses penggilingan atau penghancuran. Es
menggantikan fungsi air sebagai fase pendispersi dalam
olahan bakso secara manual. Dalam pengolahan bakso
dengan menggunakan mesin, penggunaan es bertujuan
untuk mengurangi panas yang ditimbulkan oleh alat
pembentuk emulsi atau chopper. Jika suhu tidak
diusahakan turun, maka protein akan terdenaturasi
sehingga kemampuan bertindak sebagai pengemulsi
akan turun (Elviera, 1988). Penggunaan es atau atau air
es ini sebaiknya es batu, sangat penting dalam
pembentukkan tekstur bakso.Dengan adanya es ini suhu
dapat dipertahankan tetap rendah sehingga protein
daging tidak terdenaturasi. Penggunaan es juga
berfungsi menambahkan air ke dalam adonan sehingga
adonan tidak kering selama pembentukkan adonan
maupun selama perebusan. Penambahan es juga
Food Processing Technology Laboratory Report, Modul V, No.2, 2018
3
meningkatkan rendemennya. Es batu dicampurkan pada
saat proses penggilingan. Hal ini dimaksudkan agar
selama penggilingan, daya elastisitas daging tetap
terjaga sehingga bakso yang dihasilkan akan lebih
kenyal (Widyaningsih dan Murtini, 2006).
Proses pencampuran dilakukan pada mesin, dalam
hal ini food processor, dengan menambahkan tapioka,
dan bumbu yang telah dihaluskan. Setelah siap adonan
dicetak menjadi bola-bola bakso dengan menggunakan
tangan dibantu dengan sendok. Pada saat pemcetakan,
ukuran bakso diusahakan seragam, tidak terlalu besar
dan tidak juga terlalu kecil. Jika tidak seragam,
matangnya bakso ketika direbus tidak bersamaan dan
menyulitkan pengendalian proses. Selain itu
keseragaman ukuran mempengaruhi mutu bakso. Bola
bakso yang sudah terbentuk kemudian direbus dalamair
mendidih hingga matang. Jika bakso telah mengapung
di atas permukaan air berarti bakso sudah matang dan
perebusan dapat dihentikan. Bakso kemudian diangkat,
ditiriskan dan didinginkan pada suhu ruang. Hasilnya
adalah produk bakso ayam yang siap kemas atas siap
konsumsi.
Selama proses pengolahan bakso, terjadi
perubahan fisik, kimia dan mikrobiologi pada produk
bakso. Perubahan fisik ini umumnya selalu diikuti
dengan adanya perubahan kimia. Perubahan fisik yang
terjadi adalah yang secara jelas terlihat oleh mata kita
yaitu adanya perubahan bentuk adonan dari bentuk semi
padat menjadi bentuk padat dan teksturnya menjadi
kenyal. Adanya perubahan ini akibat terjadinya
perubahan kimia pada bakso, yaitu terjadinya proses
gelatinisasi yang diakibatkan adanya penambahan
tepung tapioka dalam adonan. Perubahan mikrobiologi
juga terjadi seiring dengan perubahan fisik dan kimia
yang terjadi pada produk bakso. Secara mikrobiologi,
adanya garam, proses perebusan dan pengemasan pada
produk bakso dapat membantu meningkatkan daya
simpan produk akibat kerusakan oleh mikroorganisme.
Kekenyalan produk bakso ini merupakan efek
sinergis dari penambahan STPP atau Sodium Tri Poly
Phosphate. Sodium tri poly phosphate merupakan
senyawa polifosfat dari natrium dengan rumus
Naβ‚… P₃ O₁ β‚€ . STPP berbentuk bubuk atau granula
berwarna putih dan tidak berbau. STPP dapat pula
bereaksi dengan pati. Ikatan antara pati dengan fosfat
diester atau ikatan silang antar gugus hidroksil (OH),
akan menyebabkan ikatan pati menjadi kuat, tahan
terhadap pemanasan, dan asam sehingga dapat
menurunkan derajat pembengkakan granula, dan
meningkatkan stabilitas adonan. STPP mampu
menambah citarasa, memperbaiki tekstur, mencegah
terjadinya rancidity (ketengikan), dan meningkatkan
kualitas produk akhir dengan mengikat zat nutrisi yang
terlarut dalam larutan garam seperti protein, vitamin dan
mineral. Hal ini sesuai dengan pernyataan Thomas
(1997) bahwa STPP dapat menyerap, mengikat dan
menahan air, meningkatkan water holding capacity
(WHC), dan keempukan (Mubandrio, 2009).
Menurut SNI (2008), daging adalah bagian otot
skeletal yang aman, layak dan lazim dikonsumsi
manusia, dapat berupa daging segar, daging segar
dingin dan daging beku.
Jika dibandingkan dengan SNI 01-3818-2014
tentang syarat mutu bakso daging maka bakso yang
dibuat di laboratorium telah sesuai syarat mutu SNI,
yakni memiliki bau dan rasa khas bakso, warna normal,
dan tekstur kenyal.
Critical Control Point atau CCP dalam proses
pengolahan produk bakso ini adalah pada saat
melakukan proses pencetakan dan perebusan. Pada saat
melakukan pencetakan terlebih dengan menggunakan
tangan, tangan harus dalam keadaan bersih. Sebisa
mungkin, tangan dibungkus dengan sarung tangan agar
produk yang dihasilkan tidak terkontaminasi dengan
bakteri yang biasanya secara alami ada pada tangan
yaitu bakteri Staphylococcus aureus. Kemudian pada
saat melakukan proses perebusan, waktu yang
digunakan untuk merebus bakso minimal adalah 15
menit, sehingga tidak memberikan kesempatan pada
mikroorganisme yang mungkin ikut serta selama proses
untuk hidup dan memperbanyak diri sehingga daya
simpannya dapat diperpanjang.
3. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan pembuatan bakso
dapat disimpulkan bahwa dengan basis 200 gram
didapatkan produk sebanyak 193 gram (96,5%) dengan
sifat organoleptik meliputi warna abu-abu, rasakhas
bakso, aroma khas bakso, tekstur kenyal, kenampakan
sedikit menarik.
4. Saran
Sebaiknya praktikan lebih memahami prosedur
percobaan sehingga tidak terjadi kesalahan pada saat
melakukan percobaan. Selain itu, dalam mengerjakan
setiap proses pengolahan, praktikan harus lebih
memperhatikan kebersihan bahan dan alat yang
digunakan.
Daftar Pustaka
Elviera, G. (1998). Pengaruh Pelayuan Daging Sapi
Terhadap Mutu Bakso. Skripsi. FATETA, IPB-
Press, Bogor.
Lawrie, R. A. (1995). Ilmu Daging. Penerbit
Universitas Indonesia. UI-Press: Jakarta.
Mubandrio, Tri Dewanti W. 2009. STPP Pengganti
Boraks (Bleng) Pada Kerupuk Puli dan Bakso.
terminalcurhat.blogspot.com. Diakses: 8 Mei
2018.
Wibowo, S. 1995. Budi Daya Bawang Putih, Merah,
dan Bombay. Penerbit Penebar Swadaya : Jakarta.
Widyaningsih. T. D. dan E. S. Murtini. 2006.
Pengolahan Pangan Masa Kini. www.e-
dukasi.net/trubus Agrisarana. Diakses: 8 Mei
2018.
Winarno, F.G. 1992. Kimia Pangan dan Gizi. Penerbit
PT Gramedia Pustaka Utama : Jakarta
Food Processing Technology Laboratory Report, Modul V, No.2, 2018
4
LAMPIRAN
I. Dokumentasi Proses Pembuatan Bakso
Pembentukan
BaksoPerebusan
Dressing Penggilingan
Bakso yang telah
mengapung
Food Processing Technology Laboratory Report, Modul V, No.2, 2018
5
LAMPIRAN
II. Perhitungan
Basis = 200 gram
ο‚· Daging sapi 35%
35
100
Γ— 200 = 70 π‘”π‘Ÿπ‘Žπ‘š
ο‚· Dagisng ayam 15%
15
100
Γ— 200 = 30 π‘”π‘Ÿπ‘Žπ‘š
ο‚· Es batu 20,03%
20,03
100
Γ— 200 = 40,06 π‘”π‘Ÿπ‘Žπ‘š
ο‚· Tapioka 22,97%
22,97
100
Γ— 200 = 45,94 π‘”π‘Ÿπ‘Žπ‘š
ο‚· STPP 0,2%
0,2
100
Γ— 200 = 0,4 π‘”π‘Ÿπ‘Žπ‘š
ο‚· Merica 0,5%
0,5
100
Γ— 200 = 1 π‘”π‘Ÿπ‘Žπ‘š
ο‚· Garam 3,5%
3,5
100
Γ— 200 = 7 π‘”π‘Ÿπ‘Žπ‘š
ο‚· Bawang putih 0,8%
0,8
100
Γ— 200 = 1,6 π‘”π‘Ÿπ‘Žπ‘š
ο‚· Sukrosa 2%
2
100
Γ— 200 = 4 π‘”π‘Ÿπ‘Žπ‘š
ο‚· % Produk =
π‘Š.π‘π‘Ÿπ‘œπ‘‘π‘’π‘˜
π‘Š.π‘π‘Žπ‘ π‘–π‘ 
Γ— 100
=
193
200
Γ— 100 = 96,5%
Food Processing Technology Laboratory Report, Modul V, No.2, 2018
6
LAMPIRAN
III. SNI Bakso
(Sumber : SNI 01-3818-2014)
Food Processing Technology Laboratory Report, Modul V, No.2, 2018
7
LAMPIRAN
IV. Tugas Pendahuluan
Food Processing Technology Laboratory Report, Modul V, No.2, 2018
8
LAMPIRAN
V. Tugas Diskusi
1. Jelaskan karakteristik daging sapi yang baik digunakan untuk pembuatan bakso!
Jawab :
Daging sapi yang baik digunakan untuk proses pembuatan bakso adalah daging sapi dengan daya
ikat air kuat atau disebut dengan high binding meat. High binding meat adalah jenis daging sapi yang
memiliki kapasitas pengikatan air atau water holding capasity yang tinggi sehingga pembentukan
emulsi pada produk bakso akan sangat baik.
2. Gambarkan bagian-bagian dari karkas sapi beserta penggunaannya di dalam produk pangan
!
Jawab :
a. Chuck/Paha depan. Terletak pada bagian paha depan sapi. Bagian tulang pundak masih
menempel ke bagian paha sampai bagian terluar dari punuk. Penggunaan: baso, sop,kari, abon
dan rendang.
b. Blade/ Punuk. Daging sapi bagian atas yang menyambung dari bagian daging paha depan sampai
ke bagian punuk sapi. Pada bagian tengahnya terdapat seratserat kasar yang mengarah ke bagian
bawah, cocok digunakan untuk hidangan kukus. Penggunaan: empal, semur, sop, abon dan
rendang.
c. Cub roll/ Lemusir. Bagian daging sapi yang berasal dari bagian belakang sapi di sekitar has
dalam, has luar dan tanjung. Penggunaan: sate, rendang, empal dan sukiyaki.
d. Sirloin/ Has luar. Daging sapi yang berasal dari bagian bawah daging iga, terus sampai ke bagian
sisi luar has dalam. Penggunaan: Steak, bistik, rollade.
e. Tenderloin/ Has dalam. Potongan ini terletak pada bagian tengah badan sapi. Sesuai dengan
karakteristik daging has, daging ini terdiri dari bagian otot utama di sekitar bagian tulang
Food Processing Technology Laboratory Report, Modul V, No.2, 2018
9
belakang. Daerah ini adalah bagian yang paling lunak karena otot-otot di bagian ini jarang
dipakai untuk beraktivitas. Penggunaan: steak, sate dan sukiyaki.
f. Topside/ Penutup. Bagian daging sapi ini terletak di bagian paha belakang sapi dan sudah
mendekati area belakang sapi. Potongan daging sapi ini sangat tipis dan lembut. Di bagian ini
sangat jarang lemak. Penggunaan: abon, bistik, empal, bistik dan baso.
g. Rump/ Tanjung. Potongan ini diambil dari daging sapi bagian punggung belakang. Biasanya
digunakan untuk bakar-bakaran. Penggunaan: Bistik, rendang, dendeng, baso dan abon.
h. Silver side/ Gandik. Bagian paha belakang sapi terluar dan paling dasar. Banyak yang sering
tertukar dengan menyamakannya dengan daging paha depan. Penggunaan: balado, rendang,
empal dan dendeng.
i. Shank/ Sengkel. Sengkel berasal dari bahasa Belanda, schenkel yang berati bagian depan atas
kaki sapi. Penggunaan: baso urat, semur, sop dan rawon.
j. Flank/ Samcan Bagian ini berasal dari otot perut sapi. Bentuknya panjang dan datar, tapi kurang
lunak. Untuk melunakkannya, biasanya potongan daging dipukul-pukul terlebih dahulu.
Penggunaan: kornet, sate, daging giling. Sop dan rawon.
k. isket/Sandung lamur. Bagian ini berasal dari dada bawah sapi bagian ketiak. Biasanya bagian ini
agak berlemak dan sering digunakan untuk makanan khas Padang seperti Asem Padeh.
Penggunaan: kornet, rollade, rawon,dan sop.
3. Apa yang menyebabkan warna abu-abu pada bakso ?
Jawab:
Warna abu-abu pada produk bakso disebabkan oleh adanya penambahan tepung tapioka pada adonan
bakso. Pati tergelatinisasi sehingga menyebabkan warna abu-abu akibat proses reaksi browning non
enzimatis yaitu terjadinya reaksi Maillard. Reaksi Maillard adalah reaksi antara karbohidrat
khususnya gula pereduksi dengan gugus amina primer. Hasilnya berupa produk berwarna cokelat
yang sering dikehendaki. Namun kadangkadang malah menjadi pertanda penurunan mutu. Reaksi
maillard yang dikehendaki misalnya pada pemanggangan daging dan roti.
Food Processing Technology Laboratory Report, Modul V, No.2, 2018
10
LAMPIRAN
VI. Kuis
1. Sebutkan dan jelaskan fungsi breading pada pembuatan nugget!
Breading adalah proses pelapisan adonan menggunakan telur, tepung terigu, dan tepung panir.
Breading dapat membuat produk menjadi renyah.
2. Sebutkan dan jelaskan perbedaan sol dan gel! Dan bagaimana mekanisme pembentukan gel
pada pembuatan kamaboko!
Pada pembuatan kamaboko cumi, sol berada secara alami di dalam cumi. Sedangkan gel yaitu
terbentuk dari sol jika diberi perlakuan seperti pemanasan, dll.
Mekanisme pembentukan gel ada 3 tahap :
ο‚· Suwari ( pembentukkan / setting)
Merupakan gejala dimana sol yang terbentuk secara perlahan dan berubah menjadi gel yang
elastis. Gel suwari terbentuk jika sol dipanaskan pada suhu 40Β°C selama 20 menit atau
dibiarkan pada suhu ruang selama 2 jam.
ο‚· Modori (kembali ke bentuk semula)
Merupakan gejala degradasi gel, dimana bentuk gel hilang dan daging kembali menjadi
daging tidak lentur. Gejala modori terjadi pada suhu 60-65Β°C. Gejala modori hanya terjadi
pada spesies ikan tertentu.
ο‚· Fiksasi gel
Tahap ini adalah untuk mendapatkan gel yang baik yaitu kenyal tetapi mudah dikunyah
(dalam bahasa Jepang disebut Ashi) yaitu setelah melewati kedua daerah suhu tersebut.
Berdasarkan prinsip tersebut maka untuk mendapatkan gel Ashi dilakukan dengan metode
pemanasan dua tahap (double step heating), yaitu tahap pembentukan (setting) dan tahap
pembentukan modori.
3. Bagaimana mekanisme bakso mengapung?
Gelatinisasi merupakan fenomena pembentukan gel yang diawali dengan pembengkakan granula
pati akibat penyerapan air. Bila pati mentah dimasukkan ke dalam air dingin, granula pati akan
menyerap air dan mulai bengkak namun terbatas, sekitar 30% dari berat tepung. Proses pemanasan
adonan tepung akan menyebabkan granula semakin membengkak karena penyerapan air semakin
banyak. Selanjutnya pengembangan granula pati juga disebabkan masuknya air ke dalam granula
dan terperangkap pada susunan molekul-molekul penyusun pati. Mekanisme pengembangan
tersebut disebabkan karena molekul-molekul amilosa dan amilopektin secara fisik hanya
Food Processing Technology Laboratory Report, Modul V, No.2, 2018
11
dipertahankan oleh adanya ikatan hidrogen lemah. Atom hidrogen dari gugus hidroksil akan
tertarik pada muatan negatif atom oksigen dari gugus hidroksil yang lain. Bila suhu suspensi naik,
maka ikatan hidrogen makin lemah, sedangkan energi kinetik molekul-molekul air meningkat,
memperlemah ikatan hidrogen antar molekul air. Pada proses perebusan bakso, dimana tepung
tapioka menjadi salah satu penyusun adonan bakso.
4. Mekanisme terbentuknya warna abu-abu pada bakso?
Suhu pemasakan adalah faktor yang mempengaruhi perubahan warna daging masak. Pada suhu
pemasakan antara 80-85Β°C mioglobin mengalami denaturasi sehingga terjadi perubahan warna
daging. Sebagai contoh, warna interior daging sapi yang dimasak pada temperatur 60 0C adalah
merah terang dan pada temperatur 70-800C atau lebih tinggi berwarna coklat abu-abu.
5. Fungsi asap cair pada pembuatan sosis, dan apa komposisinya?
Asap cair adalah distilat asap yang merupakan campuran larutan dari dispersi asap hasil pirolisis
kayu. Asap cair mengandung lebih dari 400 komponen dan memiliki fungsi sebagai penghambat
perkembangan bakteri dan cukup aman sebagai pengawet alami. Produk asap menggunakan asap
cair dinilai aman untuk kesehatan karena tidak mengandung senyawa PAH atau Polycyclic
Aromatic Hydrocarbon. Asap cair memiliki kegunaan yang sangat besar sebagai pemberi rasa dan
aroma yang spesifik juga sebagai pengawet karena sifat anti mikroba dan 11 antioksidan. Dengan
tersedianya asap cair maka proses pengasapan tradisional dengan menggunakan asap secara
langsung yang mengandung banyak kelemahan seperti pencemaran lingkungan, proses tidak
dikendalikan, kualitas yang tidak konsisten serta timbulnya bahaya kebakaran yang semua tersebut
dapat dihindari. Komposisi asap cair yaitu senyawa fenol, senyawa karbonil, senyawa asam,
senyawa PAH atau Polycyclic Aromatic Hydrocarbon.

More Related Content

What's hot

27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapi
27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapi27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapi
27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapikutarni
Β 
UJI KUALITAS TELUR
UJI KUALITAS TELURUJI KUALITAS TELUR
UJI KUALITAS TELURMuhammad Eko
Β 
Laporan Praktikum TPP Dendeng - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Dendeng - UNPASLaporan Praktikum TPP Dendeng - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Dendeng - UNPASRahma Sagistiva Sari
Β 
Laporan Praktikum Fruit Leather
Laporan Praktikum Fruit LeatherLaporan Praktikum Fruit Leather
Laporan Praktikum Fruit LeatherErnalia Rosita
Β 
bahan ajar dasar dasar pengolahan daging
bahan ajar dasar dasar pengolahan dagingbahan ajar dasar dasar pengolahan daging
bahan ajar dasar dasar pengolahan dagingBBPP_Batu
Β 
Daging dan unggas
Daging dan unggasDaging dan unggas
Daging dan unggasAgnescia Sera
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Telur Asin - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Telur Asin - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 4 Telur Asin - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Telur Asin - UNPASRahma Sagistiva Sari
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Minyak Kelapa - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Minyak Kelapa - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 2 Minyak Kelapa - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Minyak Kelapa - UNPASRahma Sagistiva Sari
Β 
Laporan Praktikum Selai
Laporan Praktikum SelaiLaporan Praktikum Selai
Laporan Praktikum SelaiErnalia Rosita
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Sorbet - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Sorbet - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 3 Sorbet - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Sorbet - UNPASRahma Sagistiva Sari
Β 
Laporan praktikum-sensori-6-uji-skoring
Laporan praktikum-sensori-6-uji-skoringLaporan praktikum-sensori-6-uji-skoring
Laporan praktikum-sensori-6-uji-skoringAurora Urbahillah
Β 
Penilaian mutu makanan
Penilaian mutu makananPenilaian mutu makanan
Penilaian mutu makananAgnescia Sera
Β 
Penggulaan, penggaraman, pengasaman
Penggulaan, penggaraman, pengasamanPenggulaan, penggaraman, pengasaman
Penggulaan, penggaraman, pengasamanAgnescia Sera
Β 
Laporan Praktikum Yoghurt
Laporan Praktikum YoghurtLaporan Praktikum Yoghurt
Laporan Praktikum YoghurtErnalia Rosita
Β 
Proses Perubahan Pada Pati (Swelling)
Proses Perubahan Pada Pati (Swelling)Proses Perubahan Pada Pati (Swelling)
Proses Perubahan Pada Pati (Swelling)Brawijaya University
Β 
Teknologi Fermentasi pada Brem
Teknologi Fermentasi pada BremTeknologi Fermentasi pada Brem
Teknologi Fermentasi pada BremNuruliswati
Β 
Pertemuan 2 Gizi Kulinari - Teknik Dasar Pengolahan Makanan dan Peralatan K...
Pertemuan 2   Gizi Kulinari - Teknik Dasar Pengolahan Makanan dan Peralatan K...Pertemuan 2   Gizi Kulinari - Teknik Dasar Pengolahan Makanan dan Peralatan K...
Pertemuan 2 Gizi Kulinari - Teknik Dasar Pengolahan Makanan dan Peralatan K...Ratnawati Sigamma
Β 

What's hot (20)

27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapi
27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapi27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapi
27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapi
Β 
Susu
SusuSusu
Susu
Β 
UJI KUALITAS TELUR
UJI KUALITAS TELURUJI KUALITAS TELUR
UJI KUALITAS TELUR
Β 
Laporan Praktikum TPP Dendeng - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Dendeng - UNPASLaporan Praktikum TPP Dendeng - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Dendeng - UNPAS
Β 
Laporan Praktikum Fruit Leather
Laporan Praktikum Fruit LeatherLaporan Praktikum Fruit Leather
Laporan Praktikum Fruit Leather
Β 
bahan ajar dasar dasar pengolahan daging
bahan ajar dasar dasar pengolahan dagingbahan ajar dasar dasar pengolahan daging
bahan ajar dasar dasar pengolahan daging
Β 
Daging dan unggas
Daging dan unggasDaging dan unggas
Daging dan unggas
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Telur Asin - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Telur Asin - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 4 Telur Asin - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Telur Asin - UNPAS
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Minyak Kelapa - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Minyak Kelapa - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 2 Minyak Kelapa - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Minyak Kelapa - UNPAS
Β 
Laporan Praktikum Selai
Laporan Praktikum SelaiLaporan Praktikum Selai
Laporan Praktikum Selai
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Sorbet - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Sorbet - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 3 Sorbet - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Sorbet - UNPAS
Β 
Laporan praktikum-sensori-6-uji-skoring
Laporan praktikum-sensori-6-uji-skoringLaporan praktikum-sensori-6-uji-skoring
Laporan praktikum-sensori-6-uji-skoring
Β 
Penilaian mutu makanan
Penilaian mutu makananPenilaian mutu makanan
Penilaian mutu makanan
Β 
Penggulaan, penggaraman, pengasaman
Penggulaan, penggaraman, pengasamanPenggulaan, penggaraman, pengasaman
Penggulaan, penggaraman, pengasaman
Β 
Laporan Praktikum Yoghurt
Laporan Praktikum YoghurtLaporan Praktikum Yoghurt
Laporan Praktikum Yoghurt
Β 
Proses Perubahan Pada Pati (Swelling)
Proses Perubahan Pada Pati (Swelling)Proses Perubahan Pada Pati (Swelling)
Proses Perubahan Pada Pati (Swelling)
Β 
Daging ppt
Daging pptDaging ppt
Daging ppt
Β 
Teknologi Fermentasi pada Brem
Teknologi Fermentasi pada BremTeknologi Fermentasi pada Brem
Teknologi Fermentasi pada Brem
Β 
Pertemuan 2 Gizi Kulinari - Teknik Dasar Pengolahan Makanan dan Peralatan K...
Pertemuan 2   Gizi Kulinari - Teknik Dasar Pengolahan Makanan dan Peralatan K...Pertemuan 2   Gizi Kulinari - Teknik Dasar Pengolahan Makanan dan Peralatan K...
Pertemuan 2 Gizi Kulinari - Teknik Dasar Pengolahan Makanan dan Peralatan K...
Β 
Fermentasi
FermentasiFermentasi
Fermentasi
Β 

Similar to FoodProses

bakso sapi
bakso sapibakso sapi
bakso sapiBBPP_Batu
Β 
abon ayam pengol daging
abon ayam pengol dagingabon ayam pengol daging
abon ayam pengol dagingBBPP_Batu
Β 
Laporan Praktikum Sosis
Laporan Praktikum SosisLaporan Praktikum Sosis
Laporan Praktikum SosisErnalia Rosita
Β 
Laporan Praktikum Abon Ikan Tuna
Laporan Praktikum Abon Ikan TunaLaporan Praktikum Abon Ikan Tuna
Laporan Praktikum Abon Ikan TunaErnalia Rosita
Β 
nugget
nuggetnugget
nuggetBBPP_Batu
Β 
VII_Surimi.pptx
VII_Surimi.pptxVII_Surimi.pptx
VII_Surimi.pptxTataNiaga2
Β 
Pengetahuan bahan pengolahanvii surimi.pdf
Pengetahuan bahan pengolahanvii surimi.pdfPengetahuan bahan pengolahanvii surimi.pdf
Pengetahuan bahan pengolahanvii surimi.pdfwisriyul
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Mie Instan - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Mie Instan - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 2 Mie Instan - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Mie Instan - UNPASRahma Sagistiva Sari
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tahu - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tahu - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 2 Tahu - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tahu - UNPASRahma Sagistiva Sari
Β 
mekanikal
mekanikalmekanikal
mekanikalRiri Riri
Β 
Fish baby chip ikan nila
Fish baby chip ikan nilaFish baby chip ikan nila
Fish baby chip ikan nilaMaya Fitri Zuly
Β 
Teknologi Fermentasi Terasi (Dani Meriyani, Sari Bella, Lisrawati)
Teknologi Fermentasi Terasi (Dani Meriyani, Sari Bella, Lisrawati)Teknologi Fermentasi Terasi (Dani Meriyani, Sari Bella, Lisrawati)
Teknologi Fermentasi Terasi (Dani Meriyani, Sari Bella, Lisrawati)fathriska
Β 
Telur dan Hasil Olahannya.pptx
Telur dan Hasil Olahannya.pptxTelur dan Hasil Olahannya.pptx
Telur dan Hasil Olahannya.pptxLinda54114
Β 
PENDAHULUAN Sosis adalah produk makanan
PENDAHULUAN Sosis adalah produk makananPENDAHULUAN Sosis adalah produk makanan
PENDAHULUAN Sosis adalah produk makananpsychologica
Β 
pengolahan daging
pengolahan dagingpengolahan daging
pengolahan dagingWidia Bunzani
Β 
Pembuatan Kue ikan (fish cake)
Pembuatan Kue ikan (fish cake)Pembuatan Kue ikan (fish cake)
Pembuatan Kue ikan (fish cake)nova ningrum
Β 

Similar to FoodProses (20)

bakso sapi
bakso sapibakso sapi
bakso sapi
Β 
bakso
baksobakso
bakso
Β 
abon ayam pengol daging
abon ayam pengol dagingabon ayam pengol daging
abon ayam pengol daging
Β 
Laporan Praktikum Sosis
Laporan Praktikum SosisLaporan Praktikum Sosis
Laporan Praktikum Sosis
Β 
Laporan Praktikum Abon Ikan Tuna
Laporan Praktikum Abon Ikan TunaLaporan Praktikum Abon Ikan Tuna
Laporan Praktikum Abon Ikan Tuna
Β 
Tugas 1
Tugas 1Tugas 1
Tugas 1
Β 
tugas 1
tugas 1tugas 1
tugas 1
Β 
nugget
nuggetnugget
nugget
Β 
VII_Surimi.pptx
VII_Surimi.pptxVII_Surimi.pptx
VII_Surimi.pptx
Β 
Pengetahuan bahan pengolahanvii surimi.pdf
Pengetahuan bahan pengolahanvii surimi.pdfPengetahuan bahan pengolahanvii surimi.pdf
Pengetahuan bahan pengolahanvii surimi.pdf
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Mie Instan - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Mie Instan - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 2 Mie Instan - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Mie Instan - UNPAS
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tahu - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tahu - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 2 Tahu - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tahu - UNPAS
Β 
mekanikal
mekanikalmekanikal
mekanikal
Β 
Fish baby chip ikan nila
Fish baby chip ikan nilaFish baby chip ikan nila
Fish baby chip ikan nila
Β 
Teknologi Fermentasi Terasi (Dani Meriyani, Sari Bella, Lisrawati)
Teknologi Fermentasi Terasi (Dani Meriyani, Sari Bella, Lisrawati)Teknologi Fermentasi Terasi (Dani Meriyani, Sari Bella, Lisrawati)
Teknologi Fermentasi Terasi (Dani Meriyani, Sari Bella, Lisrawati)
Β 
Modul 2 kb 1 (finish)
Modul 2 kb 1 (finish)Modul 2 kb 1 (finish)
Modul 2 kb 1 (finish)
Β 
Telur dan Hasil Olahannya.pptx
Telur dan Hasil Olahannya.pptxTelur dan Hasil Olahannya.pptx
Telur dan Hasil Olahannya.pptx
Β 
PENDAHULUAN Sosis adalah produk makanan
PENDAHULUAN Sosis adalah produk makananPENDAHULUAN Sosis adalah produk makanan
PENDAHULUAN Sosis adalah produk makanan
Β 
pengolahan daging
pengolahan dagingpengolahan daging
pengolahan daging
Β 
Pembuatan Kue ikan (fish cake)
Pembuatan Kue ikan (fish cake)Pembuatan Kue ikan (fish cake)
Pembuatan Kue ikan (fish cake)
Β 

More from Rahma Sagistiva Sari

Laporan Praktikum TPP Materi 4 Yoghurt - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Yoghurt - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 4 Yoghurt - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Yoghurt - UNPASRahma Sagistiva Sari
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Mayonaise - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Mayonaise - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 4 Mayonaise - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Mayonaise - UNPASRahma Sagistiva Sari
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Ko-Kristalisasi Susu - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Ko-Kristalisasi Susu - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 4 Ko-Kristalisasi Susu - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Ko-Kristalisasi Susu - UNPASRahma Sagistiva Sari
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Selai - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Selai - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 3 Selai - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Selai - UNPASRahma Sagistiva Sari
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Minuman Serbuk - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Minuman Serbuk - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 3 Minuman Serbuk - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Minuman Serbuk - UNPASRahma Sagistiva Sari
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Hard Candy - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Hard Candy - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 3 Hard Candy - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Hard Candy - UNPASRahma Sagistiva Sari
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Sambal Bubuk - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Sambal Bubuk - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 3 Sambal Bubuk - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Sambal Bubuk - UNPASRahma Sagistiva Sari
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Fruit Leather - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Fruit Leather - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 3 Fruit Leather - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Fruit Leather - UNPASRahma Sagistiva Sari
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Food Bars - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Food Bars  - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 2 Food Bars  - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Food Bars - UNPASRahma Sagistiva Sari
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tempe - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tempe - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 2 Tempe - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tempe - UNPASRahma Sagistiva Sari
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 1 Foam-Matt Drying - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 1 Foam-Matt Drying  - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 1 Foam-Matt Drying  - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 1 Foam-Matt Drying - UNPASRahma Sagistiva Sari
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 1 Penepungan - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 1 Penepungan - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 1 Penepungan - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 1 Penepungan - UNPASRahma Sagistiva Sari
Β 

More from Rahma Sagistiva Sari (12)

Laporan Praktikum TPP Materi 4 Yoghurt - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Yoghurt - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 4 Yoghurt - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Yoghurt - UNPAS
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Mayonaise - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Mayonaise - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 4 Mayonaise - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Mayonaise - UNPAS
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Ko-Kristalisasi Susu - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Ko-Kristalisasi Susu - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 4 Ko-Kristalisasi Susu - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Ko-Kristalisasi Susu - UNPAS
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Selai - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Selai - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 3 Selai - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Selai - UNPAS
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Minuman Serbuk - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Minuman Serbuk - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 3 Minuman Serbuk - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Minuman Serbuk - UNPAS
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Hard Candy - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Hard Candy - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 3 Hard Candy - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Hard Candy - UNPAS
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Sambal Bubuk - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Sambal Bubuk - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 3 Sambal Bubuk - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Sambal Bubuk - UNPAS
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Fruit Leather - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Fruit Leather - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 3 Fruit Leather - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Fruit Leather - UNPAS
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Food Bars - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Food Bars  - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 2 Food Bars  - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Food Bars - UNPAS
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tempe - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tempe - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 2 Tempe - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tempe - UNPAS
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 1 Foam-Matt Drying - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 1 Foam-Matt Drying  - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 1 Foam-Matt Drying  - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 1 Foam-Matt Drying - UNPAS
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 1 Penepungan - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 1 Penepungan - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 1 Penepungan - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 1 Penepungan - UNPAS
Β 

FoodProses

  • 1. Food Processing Technology Laboratory Report, Modul V, No.2, 2018 1 TEKNOLOGI PENGOLAHAN DAGING DAN IKAN BAKSO (Bovine sp.) Rahma Sagistiva Sari1 Yunika Rahayu2 1)Praktikan TPP Kelompok E Meja 4 2)Asisten LaboratoriumTPP Laboratorium Teknologi Pengolahan Pangan, Program Studi Teknologi Pangan Universitas Pasundan, Bandung. E-mail : rahmasagistiva@gmail.com Praktikum : 4 Mei 2018; Pengumpulan : 10 Mei 2018 Abstrak Bakso adalah produk olahan daging giling yang dicampur dengan tepung dan bumbu-bumbu serta bahan lain yang dihaluskan, kemudian dibentuk bulatan - bulatan dan kemudian direbus hingga matang. Tujuan pembuatan bakso untuk mengetahui cara pembuatan bakso, untuk diversifikasi produk pangan olahan daging, untuk memperpanjang umur simpan, menambah nilai ekonomis. Prinsip pembuatan bakso yaitu berdasarkan proses pengikatan bahan-bahan dengan pati dan terjadi gelatinisasi sehingga produk bersifat kenyal. Berdasarkan hasil pengamatan pembuatan bakso dapat disimpulkan bahwa dengan basis 200 gram didapatkan produk sebanyak 193 gram (96,5%) dengan sifat organoleptik meliputi warna abu-abu, rasakhas bakso, aroma khas bakso, tekstur kenyal, kenampakan sedikit menarik. Abstract Meatballs are processed ground meat products mixed with flour and spices and other mashed ingredients, then formed spheres and then boiled until cooked. The purpose of making meatballs to know how to make meatballs, to diversify meat processed food products, to extend shelf life, add economic value. The principle of making meatballs is based on the process of binding ingredients with starch and gelatinization occurs so that the product is chewy . Based on the observation of the meatballs production, it can be concluded that on the basis of 200 gram, there are 193 gram(96,5%) with organoleptic properties covering gray color, rasakhas meatball, typical meatball aroma, chewy texture. Keyword : Meatball, Diversify meat 1. Bahan, Alat dan Metode Percobaan Pada percobaan ini, bahan yang digunakan yaitu daging sapi, daging ayam, tepung tapioka, STPP, es batu, merica, garam, bawang putih, sukrosa, air, minyak sayur. Peralatan yang digunakan adalah pisau, talenan, wadah, timbangan, food processor, sendok, panci, kompor. Pada pembuatan bakso mula-mula menyiapkan daging sapi yang telah dipisahkan dari gajih atau lemaknya kemudian ditimbang sesuai dengan basis, begitu juga dengan daging ayam. Lalu menimbang bahan-bahan lainnya. Setelah itu daging sapi, daging ayam, dan es batu di giling terlebih dahulu menggunakan food processor, setelah halus kemudian ditambahkan bahan-bahan lainnya hingga tercampur rata. Sambil dilakukan penggilian, sambil merebus air untuk merebus bakso, air ditambahkan sedikit minyak agar saat perebusan bakso tidak menempel. Setelah selesai digiling dan air telah mendidih, kemudian adonan dicetak berbentuk bulat lalu dimasukkan ke dalam air mendidih tersebut. Setelah bakso mengapung kemudian ditiriskan dan ditimbang. Kemudian dilanjutkan dengan pengamatan organoleptik dan perhitungan menggunakan rumus : Keterangan : W bahan = Berat bahan (gram) W basis = Berat basis (gram) W bahan = % π‘π‘Žβ„Žπ‘Žπ‘› 100 Γ— W basis % Produk = W produk W basis Γ— 100
  • 2. Food Processing Technology Laboratory Report, Modul V, No.2, 2018 2 Gambar 1. Diagram Alir Pembuatan Bakso 2. Hasil dan Pembahasan Data hasil percobaan dan dokumentasi proses pembuatan bakso dapat dilihat pada Tabel 1 dan Lampiran 1. Tabel 1. Hasil Pembuatan Bakso No Analisa Hasil pengamatan 1. Nama Produk Bakso 2. Basis 200 gram 3. Bahan Utama - Daging sapi35% - Daging ayam 15% - Es batu 20,03% 4. Bahan Tambahan - T. Tapioka 22,9% - STPP 0,2% - Merica 0,5% - Bawang putih 0,82% - Sukrosa 2% 5. Berat Produk 193 gram 6. % Produk 96,5% 7. Organoleptik : ο‚· Warna ο‚· Rasa ο‚· Aroma ο‚· Tekstur ο‚· Kenampakan Abu-abu Khas bakso Khas bakso Kenyal Sedikit menarik (Rahma Sagistiva S., Kelompok E, Meja 4, 2018) Berdasarkan hasil pengamatan pembuatan bakso dapat disimpulkan bahwa dengan basis 200 gram didapatkan produk sebanyak 193 gram (96,5%) dengan sifat organoleptik meliputi warna abu-abu, rasakhas bakso, aroma khas bakso, tekstur kenyal, kenampakan sedikit menarik. Fungsi bahan yang digunakan dalam pembuatan bakso sapi diantaranya adalah tapioka, STPP, merica, bawang putih, garam dan es batu untuk pengolahan daging ayam. Setiap bahan tentu memiliki fungsi masing-masing dalam menentukan kualitas bakso yang dihasilkan. Daging sapi, merupakan bahan baku utama dalam pembuatan bakso sapi ini. Daging merupakan sumber protein yang berkualitas tinggi, mengandung vitamin B, mineral khususnya besi. Daging merupakan sumber utama untuk mendapatkan asam amino esensial. Asam amino terpenting di dalam otot segar adalah alanin, glisin, asam glutamat dan histidin (Lawrie, 1995). Tepung tapioka yang digunakan berfungsi sebagai bahan pengisi sekaligus sebagai bahan yang membantu membuat tekstur bakso menjadi lebih kenyal. Penggunaan tepung tapioka ini dipilih sebab kandungan patinya yang tinggi sehingga memudahkan terjadinya proses gelatinisasi. Tepung tapioka memiliki kandungan pati yang lebih tinggi. Pati memegang peranan penting dalam menentukan testur makanan, dimana campuran granula pati dan air bila dipanaskan akan membentuk gel. Pati yang telah berubah menjadi gel bersifat irreversible, dimana molekul-molekul pati saling melekat membentuk suatu gumpalan sehingga viskositasnya semakin meningkat (Winarno, 1992). Bumbu-bumbu seperti merica, bawang putih dan garam digunakan untuk memberikan cita rasa pada produk bakso. Selain memberikan rasa, bau dan aroma pada masakan, bumbu itu sendiri mempunyai pengaruh sebagai bahan pengawet terhadap makanan. Fungsi utama bawang adalah sebagai pelengkap agar masakan terasa lebih sedap. Diantara beberapa komponen bioaktif yang terdapat pada bawang putih adalah senyawa sulfida atau dalam bentuk teroksidasi disebut dengan alisin. Sama seperti senyawa fenolik lainnya alisin mempunyai fungsi fisiologis yang sangat luas, termasuk diantaranya adalah sebagai antioksidan (Wibowo, 1995). Es batu digunakan sebagai bahan yang membantu daging ayam untuk mempertahankan protein yang terdapat dalam daging ayam. Seperti telah disebutkan bahwa daging ayam memiliki banyak kandungan asam amino esensial yang dibutuhkan oleh tubuh. Es batu akan mengurangi panas yang ditimbulkan oleh alat selama proses penggilingan atau penghancuran. Es menggantikan fungsi air sebagai fase pendispersi dalam olahan bakso secara manual. Dalam pengolahan bakso dengan menggunakan mesin, penggunaan es bertujuan untuk mengurangi panas yang ditimbulkan oleh alat pembentuk emulsi atau chopper. Jika suhu tidak diusahakan turun, maka protein akan terdenaturasi sehingga kemampuan bertindak sebagai pengemulsi akan turun (Elviera, 1988). Penggunaan es atau atau air es ini sebaiknya es batu, sangat penting dalam pembentukkan tekstur bakso.Dengan adanya es ini suhu dapat dipertahankan tetap rendah sehingga protein daging tidak terdenaturasi. Penggunaan es juga berfungsi menambahkan air ke dalam adonan sehingga adonan tidak kering selama pembentukkan adonan maupun selama perebusan. Penambahan es juga
  • 3. Food Processing Technology Laboratory Report, Modul V, No.2, 2018 3 meningkatkan rendemennya. Es batu dicampurkan pada saat proses penggilingan. Hal ini dimaksudkan agar selama penggilingan, daya elastisitas daging tetap terjaga sehingga bakso yang dihasilkan akan lebih kenyal (Widyaningsih dan Murtini, 2006). Proses pencampuran dilakukan pada mesin, dalam hal ini food processor, dengan menambahkan tapioka, dan bumbu yang telah dihaluskan. Setelah siap adonan dicetak menjadi bola-bola bakso dengan menggunakan tangan dibantu dengan sendok. Pada saat pemcetakan, ukuran bakso diusahakan seragam, tidak terlalu besar dan tidak juga terlalu kecil. Jika tidak seragam, matangnya bakso ketika direbus tidak bersamaan dan menyulitkan pengendalian proses. Selain itu keseragaman ukuran mempengaruhi mutu bakso. Bola bakso yang sudah terbentuk kemudian direbus dalamair mendidih hingga matang. Jika bakso telah mengapung di atas permukaan air berarti bakso sudah matang dan perebusan dapat dihentikan. Bakso kemudian diangkat, ditiriskan dan didinginkan pada suhu ruang. Hasilnya adalah produk bakso ayam yang siap kemas atas siap konsumsi. Selama proses pengolahan bakso, terjadi perubahan fisik, kimia dan mikrobiologi pada produk bakso. Perubahan fisik ini umumnya selalu diikuti dengan adanya perubahan kimia. Perubahan fisik yang terjadi adalah yang secara jelas terlihat oleh mata kita yaitu adanya perubahan bentuk adonan dari bentuk semi padat menjadi bentuk padat dan teksturnya menjadi kenyal. Adanya perubahan ini akibat terjadinya perubahan kimia pada bakso, yaitu terjadinya proses gelatinisasi yang diakibatkan adanya penambahan tepung tapioka dalam adonan. Perubahan mikrobiologi juga terjadi seiring dengan perubahan fisik dan kimia yang terjadi pada produk bakso. Secara mikrobiologi, adanya garam, proses perebusan dan pengemasan pada produk bakso dapat membantu meningkatkan daya simpan produk akibat kerusakan oleh mikroorganisme. Kekenyalan produk bakso ini merupakan efek sinergis dari penambahan STPP atau Sodium Tri Poly Phosphate. Sodium tri poly phosphate merupakan senyawa polifosfat dari natrium dengan rumus Naβ‚… P₃ O₁ β‚€ . STPP berbentuk bubuk atau granula berwarna putih dan tidak berbau. STPP dapat pula bereaksi dengan pati. Ikatan antara pati dengan fosfat diester atau ikatan silang antar gugus hidroksil (OH), akan menyebabkan ikatan pati menjadi kuat, tahan terhadap pemanasan, dan asam sehingga dapat menurunkan derajat pembengkakan granula, dan meningkatkan stabilitas adonan. STPP mampu menambah citarasa, memperbaiki tekstur, mencegah terjadinya rancidity (ketengikan), dan meningkatkan kualitas produk akhir dengan mengikat zat nutrisi yang terlarut dalam larutan garam seperti protein, vitamin dan mineral. Hal ini sesuai dengan pernyataan Thomas (1997) bahwa STPP dapat menyerap, mengikat dan menahan air, meningkatkan water holding capacity (WHC), dan keempukan (Mubandrio, 2009). Menurut SNI (2008), daging adalah bagian otot skeletal yang aman, layak dan lazim dikonsumsi manusia, dapat berupa daging segar, daging segar dingin dan daging beku. Jika dibandingkan dengan SNI 01-3818-2014 tentang syarat mutu bakso daging maka bakso yang dibuat di laboratorium telah sesuai syarat mutu SNI, yakni memiliki bau dan rasa khas bakso, warna normal, dan tekstur kenyal. Critical Control Point atau CCP dalam proses pengolahan produk bakso ini adalah pada saat melakukan proses pencetakan dan perebusan. Pada saat melakukan pencetakan terlebih dengan menggunakan tangan, tangan harus dalam keadaan bersih. Sebisa mungkin, tangan dibungkus dengan sarung tangan agar produk yang dihasilkan tidak terkontaminasi dengan bakteri yang biasanya secara alami ada pada tangan yaitu bakteri Staphylococcus aureus. Kemudian pada saat melakukan proses perebusan, waktu yang digunakan untuk merebus bakso minimal adalah 15 menit, sehingga tidak memberikan kesempatan pada mikroorganisme yang mungkin ikut serta selama proses untuk hidup dan memperbanyak diri sehingga daya simpannya dapat diperpanjang. 3. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan pembuatan bakso dapat disimpulkan bahwa dengan basis 200 gram didapatkan produk sebanyak 193 gram (96,5%) dengan sifat organoleptik meliputi warna abu-abu, rasakhas bakso, aroma khas bakso, tekstur kenyal, kenampakan sedikit menarik. 4. Saran Sebaiknya praktikan lebih memahami prosedur percobaan sehingga tidak terjadi kesalahan pada saat melakukan percobaan. Selain itu, dalam mengerjakan setiap proses pengolahan, praktikan harus lebih memperhatikan kebersihan bahan dan alat yang digunakan. Daftar Pustaka Elviera, G. (1998). Pengaruh Pelayuan Daging Sapi Terhadap Mutu Bakso. Skripsi. FATETA, IPB- Press, Bogor. Lawrie, R. A. (1995). Ilmu Daging. Penerbit Universitas Indonesia. UI-Press: Jakarta. Mubandrio, Tri Dewanti W. 2009. STPP Pengganti Boraks (Bleng) Pada Kerupuk Puli dan Bakso. terminalcurhat.blogspot.com. Diakses: 8 Mei 2018. Wibowo, S. 1995. Budi Daya Bawang Putih, Merah, dan Bombay. Penerbit Penebar Swadaya : Jakarta. Widyaningsih. T. D. dan E. S. Murtini. 2006. Pengolahan Pangan Masa Kini. www.e- dukasi.net/trubus Agrisarana. Diakses: 8 Mei 2018. Winarno, F.G. 1992. Kimia Pangan dan Gizi. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama : Jakarta
  • 4. Food Processing Technology Laboratory Report, Modul V, No.2, 2018 4 LAMPIRAN I. Dokumentasi Proses Pembuatan Bakso Pembentukan BaksoPerebusan Dressing Penggilingan Bakso yang telah mengapung
  • 5. Food Processing Technology Laboratory Report, Modul V, No.2, 2018 5 LAMPIRAN II. Perhitungan Basis = 200 gram ο‚· Daging sapi 35% 35 100 Γ— 200 = 70 π‘”π‘Ÿπ‘Žπ‘š ο‚· Dagisng ayam 15% 15 100 Γ— 200 = 30 π‘”π‘Ÿπ‘Žπ‘š ο‚· Es batu 20,03% 20,03 100 Γ— 200 = 40,06 π‘”π‘Ÿπ‘Žπ‘š ο‚· Tapioka 22,97% 22,97 100 Γ— 200 = 45,94 π‘”π‘Ÿπ‘Žπ‘š ο‚· STPP 0,2% 0,2 100 Γ— 200 = 0,4 π‘”π‘Ÿπ‘Žπ‘š ο‚· Merica 0,5% 0,5 100 Γ— 200 = 1 π‘”π‘Ÿπ‘Žπ‘š ο‚· Garam 3,5% 3,5 100 Γ— 200 = 7 π‘”π‘Ÿπ‘Žπ‘š ο‚· Bawang putih 0,8% 0,8 100 Γ— 200 = 1,6 π‘”π‘Ÿπ‘Žπ‘š ο‚· Sukrosa 2% 2 100 Γ— 200 = 4 π‘”π‘Ÿπ‘Žπ‘š ο‚· % Produk = π‘Š.π‘π‘Ÿπ‘œπ‘‘π‘’π‘˜ π‘Š.π‘π‘Žπ‘ π‘–π‘  Γ— 100 = 193 200 Γ— 100 = 96,5%
  • 6. Food Processing Technology Laboratory Report, Modul V, No.2, 2018 6 LAMPIRAN III. SNI Bakso (Sumber : SNI 01-3818-2014)
  • 7. Food Processing Technology Laboratory Report, Modul V, No.2, 2018 7 LAMPIRAN IV. Tugas Pendahuluan
  • 8. Food Processing Technology Laboratory Report, Modul V, No.2, 2018 8 LAMPIRAN V. Tugas Diskusi 1. Jelaskan karakteristik daging sapi yang baik digunakan untuk pembuatan bakso! Jawab : Daging sapi yang baik digunakan untuk proses pembuatan bakso adalah daging sapi dengan daya ikat air kuat atau disebut dengan high binding meat. High binding meat adalah jenis daging sapi yang memiliki kapasitas pengikatan air atau water holding capasity yang tinggi sehingga pembentukan emulsi pada produk bakso akan sangat baik. 2. Gambarkan bagian-bagian dari karkas sapi beserta penggunaannya di dalam produk pangan ! Jawab : a. Chuck/Paha depan. Terletak pada bagian paha depan sapi. Bagian tulang pundak masih menempel ke bagian paha sampai bagian terluar dari punuk. Penggunaan: baso, sop,kari, abon dan rendang. b. Blade/ Punuk. Daging sapi bagian atas yang menyambung dari bagian daging paha depan sampai ke bagian punuk sapi. Pada bagian tengahnya terdapat seratserat kasar yang mengarah ke bagian bawah, cocok digunakan untuk hidangan kukus. Penggunaan: empal, semur, sop, abon dan rendang. c. Cub roll/ Lemusir. Bagian daging sapi yang berasal dari bagian belakang sapi di sekitar has dalam, has luar dan tanjung. Penggunaan: sate, rendang, empal dan sukiyaki. d. Sirloin/ Has luar. Daging sapi yang berasal dari bagian bawah daging iga, terus sampai ke bagian sisi luar has dalam. Penggunaan: Steak, bistik, rollade. e. Tenderloin/ Has dalam. Potongan ini terletak pada bagian tengah badan sapi. Sesuai dengan karakteristik daging has, daging ini terdiri dari bagian otot utama di sekitar bagian tulang
  • 9. Food Processing Technology Laboratory Report, Modul V, No.2, 2018 9 belakang. Daerah ini adalah bagian yang paling lunak karena otot-otot di bagian ini jarang dipakai untuk beraktivitas. Penggunaan: steak, sate dan sukiyaki. f. Topside/ Penutup. Bagian daging sapi ini terletak di bagian paha belakang sapi dan sudah mendekati area belakang sapi. Potongan daging sapi ini sangat tipis dan lembut. Di bagian ini sangat jarang lemak. Penggunaan: abon, bistik, empal, bistik dan baso. g. Rump/ Tanjung. Potongan ini diambil dari daging sapi bagian punggung belakang. Biasanya digunakan untuk bakar-bakaran. Penggunaan: Bistik, rendang, dendeng, baso dan abon. h. Silver side/ Gandik. Bagian paha belakang sapi terluar dan paling dasar. Banyak yang sering tertukar dengan menyamakannya dengan daging paha depan. Penggunaan: balado, rendang, empal dan dendeng. i. Shank/ Sengkel. Sengkel berasal dari bahasa Belanda, schenkel yang berati bagian depan atas kaki sapi. Penggunaan: baso urat, semur, sop dan rawon. j. Flank/ Samcan Bagian ini berasal dari otot perut sapi. Bentuknya panjang dan datar, tapi kurang lunak. Untuk melunakkannya, biasanya potongan daging dipukul-pukul terlebih dahulu. Penggunaan: kornet, sate, daging giling. Sop dan rawon. k. isket/Sandung lamur. Bagian ini berasal dari dada bawah sapi bagian ketiak. Biasanya bagian ini agak berlemak dan sering digunakan untuk makanan khas Padang seperti Asem Padeh. Penggunaan: kornet, rollade, rawon,dan sop. 3. Apa yang menyebabkan warna abu-abu pada bakso ? Jawab: Warna abu-abu pada produk bakso disebabkan oleh adanya penambahan tepung tapioka pada adonan bakso. Pati tergelatinisasi sehingga menyebabkan warna abu-abu akibat proses reaksi browning non enzimatis yaitu terjadinya reaksi Maillard. Reaksi Maillard adalah reaksi antara karbohidrat khususnya gula pereduksi dengan gugus amina primer. Hasilnya berupa produk berwarna cokelat yang sering dikehendaki. Namun kadangkadang malah menjadi pertanda penurunan mutu. Reaksi maillard yang dikehendaki misalnya pada pemanggangan daging dan roti.
  • 10. Food Processing Technology Laboratory Report, Modul V, No.2, 2018 10 LAMPIRAN VI. Kuis 1. Sebutkan dan jelaskan fungsi breading pada pembuatan nugget! Breading adalah proses pelapisan adonan menggunakan telur, tepung terigu, dan tepung panir. Breading dapat membuat produk menjadi renyah. 2. Sebutkan dan jelaskan perbedaan sol dan gel! Dan bagaimana mekanisme pembentukan gel pada pembuatan kamaboko! Pada pembuatan kamaboko cumi, sol berada secara alami di dalam cumi. Sedangkan gel yaitu terbentuk dari sol jika diberi perlakuan seperti pemanasan, dll. Mekanisme pembentukan gel ada 3 tahap : ο‚· Suwari ( pembentukkan / setting) Merupakan gejala dimana sol yang terbentuk secara perlahan dan berubah menjadi gel yang elastis. Gel suwari terbentuk jika sol dipanaskan pada suhu 40Β°C selama 20 menit atau dibiarkan pada suhu ruang selama 2 jam. ο‚· Modori (kembali ke bentuk semula) Merupakan gejala degradasi gel, dimana bentuk gel hilang dan daging kembali menjadi daging tidak lentur. Gejala modori terjadi pada suhu 60-65Β°C. Gejala modori hanya terjadi pada spesies ikan tertentu. ο‚· Fiksasi gel Tahap ini adalah untuk mendapatkan gel yang baik yaitu kenyal tetapi mudah dikunyah (dalam bahasa Jepang disebut Ashi) yaitu setelah melewati kedua daerah suhu tersebut. Berdasarkan prinsip tersebut maka untuk mendapatkan gel Ashi dilakukan dengan metode pemanasan dua tahap (double step heating), yaitu tahap pembentukan (setting) dan tahap pembentukan modori. 3. Bagaimana mekanisme bakso mengapung? Gelatinisasi merupakan fenomena pembentukan gel yang diawali dengan pembengkakan granula pati akibat penyerapan air. Bila pati mentah dimasukkan ke dalam air dingin, granula pati akan menyerap air dan mulai bengkak namun terbatas, sekitar 30% dari berat tepung. Proses pemanasan adonan tepung akan menyebabkan granula semakin membengkak karena penyerapan air semakin banyak. Selanjutnya pengembangan granula pati juga disebabkan masuknya air ke dalam granula dan terperangkap pada susunan molekul-molekul penyusun pati. Mekanisme pengembangan tersebut disebabkan karena molekul-molekul amilosa dan amilopektin secara fisik hanya
  • 11. Food Processing Technology Laboratory Report, Modul V, No.2, 2018 11 dipertahankan oleh adanya ikatan hidrogen lemah. Atom hidrogen dari gugus hidroksil akan tertarik pada muatan negatif atom oksigen dari gugus hidroksil yang lain. Bila suhu suspensi naik, maka ikatan hidrogen makin lemah, sedangkan energi kinetik molekul-molekul air meningkat, memperlemah ikatan hidrogen antar molekul air. Pada proses perebusan bakso, dimana tepung tapioka menjadi salah satu penyusun adonan bakso. 4. Mekanisme terbentuknya warna abu-abu pada bakso? Suhu pemasakan adalah faktor yang mempengaruhi perubahan warna daging masak. Pada suhu pemasakan antara 80-85Β°C mioglobin mengalami denaturasi sehingga terjadi perubahan warna daging. Sebagai contoh, warna interior daging sapi yang dimasak pada temperatur 60 0C adalah merah terang dan pada temperatur 70-800C atau lebih tinggi berwarna coklat abu-abu. 5. Fungsi asap cair pada pembuatan sosis, dan apa komposisinya? Asap cair adalah distilat asap yang merupakan campuran larutan dari dispersi asap hasil pirolisis kayu. Asap cair mengandung lebih dari 400 komponen dan memiliki fungsi sebagai penghambat perkembangan bakteri dan cukup aman sebagai pengawet alami. Produk asap menggunakan asap cair dinilai aman untuk kesehatan karena tidak mengandung senyawa PAH atau Polycyclic Aromatic Hydrocarbon. Asap cair memiliki kegunaan yang sangat besar sebagai pemberi rasa dan aroma yang spesifik juga sebagai pengawet karena sifat anti mikroba dan 11 antioksidan. Dengan tersedianya asap cair maka proses pengasapan tradisional dengan menggunakan asap secara langsung yang mengandung banyak kelemahan seperti pencemaran lingkungan, proses tidak dikendalikan, kualitas yang tidak konsisten serta timbulnya bahaya kebakaran yang semua tersebut dapat dihindari. Komposisi asap cair yaitu senyawa fenol, senyawa karbonil, senyawa asam, senyawa PAH atau Polycyclic Aromatic Hydrocarbon.