1. BENTUK DAN UKURAN
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM
SIFAT FISIK HASIL PERTANIAN
Disusun Oleh
NOER AZA FAUZIANA
15/18028/THP/STIPP-B
SARJANA TEKNOLOGI INDUSTRI PERKEBUNAN DAN
PANGAN
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN STIPER
YOGYAKARTA
2016
2. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam lini kehidupan mengetahui bentuk dan ukuran adalah hal dasar
yang harus dikuasai oleh setiap orang. Sejak dari kecil orang tua pun selalu
mengenalkan dan mengajarkan bentuk dan ukuran setiap barang-barang
yang ada di sekitar kita.
Dalam dunia pertanian mengetahui bentuk dan ukuran bahan pertanian
perlu adalah wajib diketahui karena merupakan indikator penting di dalam
mengambil keputusan. Seperti sistem sortasi benih atau bibit, apabila bentuk
dan ukuran tidak diketahui maka bisa saja akan menumbuhkan tanaman
yang tidak unggul dan hanya merugikan perusahaan. Kemudian dalam
menentuan kriteria matang buah, ukuran menjadi salah satu prioritas.
Apabila memanen buah yang masih terlalu kecil ukurannya maka bisa jadi
buah tersebut belum masak yang nantinya akan berpengaruh pada daya beli
konsumen.
Oleh karena petingnya hal tersebut, pada praktikum sifat fisik hasil
pertanian ini pada pertemuan pertama mempelajari bentuk dan ukuran
sebagai modal dasar dalam mata kuliah selanjutnya.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum Sifat Fisik Hasil Pertanian pada acara
Bentuk dan Ukuran yaitu :
1. Memahami arti dan bentuk ukuran suatu bahan pangan maupun non
pangan.
2. Mengerti dan dapat menera ukuran bahan pangan berbentuk padat dalam
berbagai produk.
3. Memahami penggunaan bentuk dan ukuran bahan pangan dalam
penanganan dan pengolahannya.
3. 1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum Sifat Fisik Hasil Pertanian pada acara
Bentuk dan Ukuran yaitu :
1. Dapat memahami arti dan bentuk ukuran suatu bahan pangan maupun
non pangan.
2. Dapat mengerti dan dapat menera ukuran bahan pangan berbentuk padat
dalam berbagai produk.
3. Dapat memahami penggunaan bentuk dan ukuran bahan pangan dalam
penanganan dan pengolahannya.
4. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bentuk dan Ukuran
Dalam proses pengolahan suatu bahan hasil pertanian, bentuk dan
ukuran suatu komoditi merupakan parameter yang penting didalam
penilaian. Bentuk dan ukuran merupakan 2 hal yang tidak dapat dipisahkan
pada suatu obyek. Pada umumnya bentuk dan ukuran ini digunakan untuk
menggambarkan obyek secara fisual. Dalam penggolongan tingkat mutu
(grading) biasanya ukuran dan bentuk merupakan faktor mutu yang pertama
kali di lihat. Beberapa kriteria yang termasuk ukuran adalah bobot,volume,
panjang, lebar, diameter, kerapatan, dan luas bidang (Moehsin. 1980).
Bobot suatu bahan dapat diukur dengan berbagai jenis neraca sejak
yang halus sampai kasar, tergantung kepada tingkat ketelitian pengukuran
yang di kehendaki. Dimana bobot suatu bahan tersebut dapat di catat
sebagai bobot total, bobot rata-rata, dan bobot persatuan tertentu.
Pengukuran volume ada dua pengertian yaitu: volume nyata (volume bahan
tesebut dalam suatu wadah tertentu) dan volume mutlak (suatu bahan adalah
volume bahan itu sendiri). Panjang, lebar dan diameter suatu bahan dapat di
ukur dengan menggunakan berbagai alat pengukur seperti penggaris,
micrometer, dan vernier caliper. Kerapatan dapat dibagi menjadi tiga bagian
yaitu ; kerapatan nisbi (perbandingan antara kerapatan suatu bahan pada
suatu suhu tertentu dengan kerapatan standar), nyata (perbandingan antara
massa suatu bahan pada suhu tertentu dengan massa air pada suhu yang
sama) dan kerapatan mutlak (perbandingan antara bobot dengan volume
bahan). Sebagian besar semua hasil pertanian memiliki ukuran yang tidak
beraturan. Pengukuran luas bidang dari bahan yang tak beraturan di lakukan
dengan dua cara yaitu : penimbangan dan simpon,s rule. Sedangkan yang
termasuk ke dalam bentuk adalah oval, simetri, dan melengkung (Moehsin.
1980).
5. 2.2 Karakteristik Bahan Hasil Pertanian
Berbagai tingkat kematangan buah dan sayuran, sifat fisik dan kimia
bahan tersebut berbeda-beda. Uji sifat fisik biasanya dilakukan terhadap
kekerasan, warna, rasa, dan bau bahan tersebut. Sedangkan uji kimia dapat
dilakukan terhadap PH, total asam, dan kadar gula (Solube Solida) (Khatir.
2006).
Pada pemasakan buah, kandungan zat-zat terlarut dan oleh karena itu
berat jenis bertambah. Itulah sebabnya mengapa telah diusulkan
kemungkinan menggunakan berat jenis sebagai metode pengujian
kemasakan secara cepat. Buah-buah yang mengapung di atas air mempunyai
berat jenis lebih kecil, jadi masih belum masak. Buah-buah yang tenggelam
mempunyai berat jenis lebih besar dari 1, total zat terlarut lebih banyak dan
oleh karena itu berarti sudah matang (Pantastico. 1989).
Perubahan tingkat keasaman dalam jaringan juga akan mempengaruhi
aktifitas beberapa enzim diantaranya adalah enzim-enzim pektinase yang
mampu mengkatalis degradasi protopektin yang tidak larut menjadi
substansi pectin yang larut. Perubahan komposisi substansi pektin ini akan
mempengaruhi kekerasan buah-buahan (Sianturi. 2008).
Kedua bahan pangan tersebut memiliki beberapa sifat yang sama, yaitu
mudah rusak karena mempunyai tekstur lunak, kadar air (KA) tinggi,
adanya komponen zat-zat dan enzim yang masih aktif. Hal tersebut di
indikasikan oleh adanya perubahan-perubahan fisiologis secara spontan
yang disertai perubahan fisik, kimia dan mikrobiologi maka dari itu, perlu
diketahui cara-cara penanganan untuk mempertahankan mutunya melalui
proses pengolahan lebih lanjut. Tidak semua bagian buah-buahan dapat
dimakan untuk memperhitungkan jumlah bagian yang termakan dan yang
terbuang dari buah-buahan perlu diketahui jumlah bagian yang biasa
dimakan (Edible Portion) dari buah-buahan tersebut. (Sandira Ari. 2015).
6. 2.3 Fungsi Bentuk dan Ukuran
Mempelajari bentuk dan ukuran bahan pangan sangat dipelajari untuk
mensortasi buah atau sayur. Aplikasi tentang bentuk dan ukuran suatu bahan
hasil pertanian sangat dibutuhkan didalam proses pengolahan, penyimpanan
dan pengemasan bahan hasil pertanian. Contohnya untuk merancang alat
dan bangunan, untuk penanganan hasil pertanian dan sebagai standarisasi
mutu. Bentuk dan ukuran ini juga dapat memudahkan dalam proses
pengemasan. Semakin kecil bentuk dan ukuran suatu bahan hasil pertanian
maka akan memudahkan dalam proses penyimpanan dan pengemasan (Liza.
2010).
7. BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Tempat dan Tanggal Praktikum
Praktikum Bentuk dan Ukuran dilakukan pada hari Senin, 03 Oktober 2016
di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat-alat yang digunakan adalah gelas beker (silindris), kotak
kertas(kubus), gelas ukur, jangka sorong, neraca analitik.
Bahan-bahan yang digunakan adalah kacang merah, biji kakao, dan air
suling.
3.3 Cara Kerja
3.3.1 Teoritis
A. Menentukan Bentuk, Ukuran, dan Isi Bahan Pangan atau
Wadahnya
1. Menyiapkan alat dan bahan dalam keadaan bersih dan kering.
2. Mengamati bentuk bahan dan wadah pengamatan dengan
cermat.
3. Menghitung ukuran bahan dan wadah dengan teliti
menggunakan jangka sorong.
4. Menghitung isi (volume) bahan dan wadah.
5. Memasukkan hasil pengamatan ke dalam tabel.
B. Menentukan Isi Relatif Bahan Pangan
1. Menyiapkan alat dan bahan dalam keadaan bersih dan kering.
2. Menimbang berat masing-masing wadah (silindris dan kotak)
dalam keadaan kosong menggunakan neraca analitik
3. Mengisi masing-masing wadah dengan kacang merah hingga
penuh.
4. Menimbang masing-masing wadah tersebut dengan
menggunakan neraca analitik.
8. 5. Menghitung jumlah kacang merah yang dapat tertampung di
masing-masing bahan.
6. Melakukan perhitungan isi relatif per gram dan isi relatif per
butir.
7. Memasukkan data pengamatan ke dalam tabel.
9. 3.3.2 Diagram Alir
A. Menentukan Bentuk, Ukuran, dan Isi Bahan Pangan Atau
Wadahnya
Diagram alir 1. Prosedur Praktikum Penentuan Bentuk, Ukuran, dan
Isi Bahan Pangan atau Wadahnya.
Diapkan alat dan bahan dalam
keadaan bersih dan kering.
Diamati bentuk bahan dan wadah
pengamatan dengan cermat.
Dihitung ukuran bahan dan wadah
dengan teliti menggunakan jangka
sorong.
Dihitung isi (volume) bahan dan
wadah.
Dimasukkan hasil pengamatan ke
dalam tabel.
10. B. Menentukan Isi Relatif Bahan Pangan
Diagram alir 2. Prosedur Praktikum Penentuan Isi Relatif Bahan
Pangan
Disiapkan alat dan bahan dalam keadaan
bersih dan kering.
Ditimbang berat masing-masing wadah
(silindris dan kotak) dalam keadaan
kosong menggunakan neraca analitik.
Diisi masing-masing wadah dengan
kacang merah hingga penuh.
Ditimbang masing-masing wadah
tersebut dengan menggunakan neraca
analitik..
Dihitung jumlah kacang merah yang
dapat tertampung di masing-masing
bahan..
Dilakukan perhitungan isi relatif per
gram dan isi relatif per butir.
Dimasukkan data pengamatan ke dalam
tabel.
11. BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
4.1.1 Menentukan Bentuk, Ukuran, dan Isi Bahan Pangan Atau Wadahnya
No
Nama Bahan
Pangan
Spesifikasi
Ukuran
Gambar Visual Bentuk Bahan
1 Kakao p : 1,92 cm
l : 0,98 cm
v : 2,0 mL
2 Kotak kertas
(kubus)
p : 9,8 cm
l : 9,2 cm
t : 3,0 cm
3 Gelas beker
(silindris)
d : 5,3 cm
t : 7,8 cm
4.1.2 Menentukan Isi Relatif Bahan Pangan.
Wadah Bahan Isi Relatif
Bentuk
V
(cm³)
Jenis
(nama)
Berat
(gram)
Jumlah
Per
Gram
Per
Butir
Kubus 171,9951 Kacang
merah
87,4513 119 1,9668 1,4453
Silindris 270,4800 Kacang
merah
166,5597 221 1,6239 1,2239
12. 4.2 Perhitungan
4.2.1 Volume
A. Kubus
V = p × ℓ × t
V = 9,8 × 9,2 × 3
V = 270,4800 cm³
B. Silindris
V = π × r² × t
V = 3,14 × (
5,3
2
)² × 7,8
V = 171,9951 cm³
4.2.2 Isi Relatif Per Gram
A. Kubus
Kubus =
Volume
Berat
Kubus =
270,4800
166,5597
Kubus = 1,6239 cm³/g
B. Silindris
Silindris =
Volume
Berat
Silindris =
171,9951
87,4513
Silindris = 1,9668 cm³/g
4.2.3 Isi Relatif Per Butir
A. Kubus
Kubus =
Volume
Jumlah butir
Kubus =
270,4800
221
Kubus = 1,2239 cm³/butir
14. 4.3 Pembahasan
Pada praktikum bentuk dan ukuran, praktikan diharapkan dapat
memahami arti dan bentuk ukuran suatu bahan pangan maupun non pangan,
mengerti dan dapat menera ukuran bahan pangan berbentuk padat dalam
berbagai produk, serta memahami penggunaan bentuk dan ukuran bahan
pangan dalam penanganan dan pengolahannya.
Bentuk dan ukuran merupakan hal yang sangat krusial untuk diketahui
dalam segala bidang kehidupan yaitu untuk menggambarkan obyek secara
fisual. Bahan hasil pertanian mempunyai bentuk dan ukuran yang tidak
seragam, maka dari itu diperlukan ilmu untuk mengukur dan menganalisa
bentuk dan ukuran bahan hasil pertanian untuk mengklasifikasinya dalam
keseragaman bentuk.
Pada kegiatan mengenal bentuk, ukuran, dan isi bahan, sampel bahan
pertanian yang praktikan gunakan adalah biji kakao dan kacang merah. Biji
kakao serta kacang merah antara satu dengan yang lainnya pasti memiliki
ukuran yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena komoditas pertanian
merupakan komoditas hidup (makhluk hidup) yang memiliki sistem
metebolisme dan pemecahan sel yang berbeda-beda di setiap bijinya.
Dengan adanya penanganan bentuk dan ukuran, seseorang dapat melakukan
sistem sortasi sehingga mulai dari dini dapat dibedakan manakah varietas
unggul dan biasa serta seseorang dapat merancang secara tepat kebutuhan-
kebutuhan yang akan diperlukan dalam produksinya nanti.
Pengukuran dilakukan pada masing-masing bahan dan wadah. Pada biji
kakao dan kacang merah panjang dan lebar dapat diketahui dengan diukur
menggunakan jangka sorong. Untuk mengetahui volumenya masing-masing
bahan dimasukkan dalam gelas ukur yang telah berisi air sebanyak 10 mL.
Selisih antara volume awal (sebelum dimasukkan bahan) dengn volume
akhir (sesudah dimasukkan bahan) merupakan volume dari bahan tersebut.
Adapun hasil dari pengukuran untuk biji kakao yaitu panjang 1,92 cm, lebar
0,98 cm, dan volume 2 mL.
15. Pengukuran untuk masing-masing wadah juga dilakukan dengan jangka
sorong. Adapun hasil pengukuran untuk kubus yaitu panjang 9,8 cm, lebar
9,2 cm, dan tinggi 3 cm. Perhitungan volume kubus menggunakan rumus
p×ℓ×t didapatkan hasil 270,4800 cm³. Hasil pengukuran bisa jadi berubah
lebih panjang untuk beberapa waktu setelah pengukuran, karena wadah
kubus yang digunakan terbuat dari kertas sehingga bisa melebar melebihi
dari pengukuran awal. Penggunaan wadah kertas ini rentan basah dan sobek
sehingga menjadikan hasil praktikum ini tidak kuantitatif. Peggunaan wadah
kertas ini terpaksa dilakukan karena adanya keterbatasan alat di dalam
laboratorium. Sedangkan Hasil pengukuran untuk silindris yaitu diameter
5,3 cm dan tinggi 7,8 cm. Perhitungan volume silindris menggunakan rumus
π×r²×t didapatkan hasil 171,9951 cm³.Wadah silindris yang praktikan
gunakan adalah gelas beker. Wadah ini sudah tepat hanya saja gelas beker
yang tersedia dalam keadaan kotor dan ada tempelan label sehingga
pengukuran berat beker nantinya dapat bertambah.
Pada kegiatan menentukan isi relatif, terlebih dahulu praktikan harus
mengetahui berat kacang merah yang ditimbang dengan neraca analitik
beserta jumlah butir kacang merah yang ada pada setiap wadah. Hasil
praktikum menunjukkan bahwa wadah kubus mempunyai berat kacang
merah sebesar 166,5597 gram dengan jumlah 221 butir dan untuk wadah
silindris mempunyai berat kacang merah sebesar 87,4513 gram dengan
jumlah 119 butir.
Penentuan isi relatif per gram dilakukan dengan cara membagi volume
wadah dengan berat kacang merah, untuk wadah kubus didapatkan hasil
1,6239 cm³/gram dan untuk wadah silindris didapatkan hasil 1,9668
cm³/gram. Sedangkan untuk penentuan isi relatif per butir dilakukan dengan
cara membagi volume wadah dengan jumlah butir kacang merah, untuk
wadah kubus didapatkan hasil 1,2239 cm³/butir dan untuk wadah silindris
didapatkan hasil 1,4453 cm³/gram.
Apabila dilihat dari hasil penentuan isi relatif per gram dan per butir
maka praktikan dapat menyimpulkan bahwa praktikum yang dilakukan
16. berhasil. Hal ini terlihat dari selisih hasil kedua kedua perlakuan antara
kedua wadah tersebut yang tidak terlalu jauh. Untuk perlakuan isi relatif per
gram apabila dijabarkan maka akan berbaca, dalam luas 1 cm³ wadah kubus
terdapat berat kacang merah sebesar 1,6239 gram dan dalam luas 1 cm³
wadah silindris terdapat berat kacang merah sebesar 1,9668 gram. Untuk
perlakuan isi relatif per butir apabila dijabarkan maka akan terbaca, dalam
luas 1 cm³ wadah kubus terdapat jumlah kacang merah sebanyak 1,2239
butir dan dalam luas 1 cm³ wadah silindris terdapat jumlah kacang merah
sebanyak 1,4453 gram. Sehingga yang perlu diperhatikan adalah, bahwa
besar kecilnya wadah tidak mempengaruhi kisaran jumlah per gram dan
jumlah per butir kacang merah setiap 1 cm³ volume wadah.
17. BAB V
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum Bentuk dan Ukuran maka dapat
disimpulkan bahwa bentuk dan ukuran merupakan hal yang sangat krusial
untuk diketahui dalam segala bidang kehidupan, terutama bidang pertanian
yaitu untuk menggambarkan obyek secara fisual dan digunakan dala sistem
sortasi. Setiap bahan pertanian memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda,
hal ini disebabkan karena komoditas pertanian merupakan komoditas hidup
(makhluk hidup) yang memiliki sistem metebolisme dan pemecahan sel
yang berbeda-beda di setiap bijinya. Sedangkan untuk kegiatan menentukan
isi relatif dapat diambil garis besar yaitu besar kecilnya wadah tidak
mempengaruhi kisaran jumlah per gram dan jumlah per butir kacang merah
setiap 1 cm³ volume wadah.
Apabila dilihat dari hasil penentuan isi relatif per gram dan per butir
maka praktikan dapat menyimpulkan bahwa praktikum yang dilakukan
berhasil. Hal ini terlihat dari selisih hasil kedua kedua perlakuan antara
kedua wadah tersebut yang tidak terlalu jauh. Untuk perlakuan isi relatif per
gram apabila dijabarkan maka akan berbaca, dalam luas 1 cm³ wadah kubus
terdapat berat kacang merah sebesar 1,6239 gram dan dalam luas 1 cm³
wadah silindris terdapat berat kacang merah sebesar 1,9668 gram. Untuk
perlakuan isi relatif per butir apabila dijabarkan maka akan terbaca, dalam
luas 1 cm³ wadah kubus terdapat jumlah kacang merah sebanyak 1,2239
butir dan dalam luas 1 cm³ wadah silindris terdapat jumlah kacang merah
sebanyak 1,4453 gram. Sehingga yang perlu diperhatikan adalah, bahwa
besar kecilnya wadah tidak mempengaruhi kisaran jumlah per gram dan
jumlah per butir kacang merah setiap 1 cm³ volume wadah.
5.2 Saran
Dalam melaksanakan praktikum bentuk dan ukuran ini ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan dengan cermat oleh praktikan, antara lain: ketelitian
di dalam membaca skala jangka sorong pada saat mengukur bahan maupun
wadah yang digunakan dalam praktikum, penimbangan berat kacang merah
18. pada setiap wadah menggunakan neraca analitik perlu hati-hati agar titik air
pada neraca tidak bergeser sehingga angka yang tertera pada neraca adalah
angka yang tepat, serta dalam penghitungan jumlah butir kacang merah
harus dilakukan dengan konsentrasi penuh agar tidak terjadi kesalahan
dalam perhitungannya.
19. DAFTAR PUSTAKA
Ari, Sandira .2015. Sifat–Sifat Hasil Pertanian. www.blogspot.com. Diakses pada
Senin, 10 Oktober 03:12 WIB.
Khatir. 2006. Penuntun Praktikum Fisiologi dan Teknologi Penanganan Pasca
Panen. Banda Aceh: Faperta_UNSYIAH.
Liza. 2010. Kebundaran Buah. www.wikipedia.com. Diakses pada Senin, 10
Oktober 2016 pukul 02:31 WIB.
Mohsein NN. 1980. Physical Properties of Plant and Animal Materials. New
York: Gordon and Breach, Science Publisher, Inc.
Pantastico, 1989. Fisiologi Pasca Panen dan Pemanfaatan Buah-buahan dan
Sayuran-Sayuran Tropika dan Subtropika. Jogjakarta: Gadjah Mada
University Press.
Sianturi. 2008. Perubahan Kimia, Fisika dan Lama Simpan Buah Pisang Muli
dalam Penyimpanan Atmosfir Pasif. Lampung: Prosiding Seminar
Nasional Sains dan Teknologi-II 2008.
Yogyakarta, 24 Oktober 2016
Mengetahui,
Co. Ass Praktikan
(Amilia Nur Rohmah) (Noer Aza Fauziana)