SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
Food Processing Technology Laboratory Report, Modul V, No.6, 2018
1
TEKNOLOGI PENGOLAHAN DAGING DAN IKAN
DENDENG (Bos taurus)
Rahma Sagistiva Sari1
Yunika Rahayu2
1)Praktikan TPP Kelompok E Meja 4
2)Asisten LaboratoriumTPP
Laboratorium Teknologi Pengolahan Pangan, Program Studi Teknologi Pangan Universitas Pasundan, Bandung.
E-mail : rahmasagistiva@gmail.com
Praktikum : 4 Mei 2018; Pengumpulan : 10 Mei 2018
Abstrak
Dendeng merupakan produk makanan berbentuk lempengan yang terbuat dari irisan atau gilingan daging segar yang
telah diberi bumbu dan dikeringkan. Tujuan pembuatan dendeng untuk mengetahui cara pembuatan dendeng, untuk
diversifikasi produk pangan olahan daging, untuk memperpanjang umur simpan, menambah nilai ekonomis. Prinsip
pembuatan dendeng yaitu berdasarkan pengawetan dengan cara pengeringan dan penambahan bumbu sehingga
mempunyai rasa yang khas dan tekstur yang empuk. Berdasarkan hasil pengamatan pembuatan dendeng dapat
disimpulkan bahwa dengan basis 150 gram didapatkan produk sebanyak 70 gram (46,67%) dengan sifat organoleptik
meliputi warna coklat, rasa asin dengan sensasi pedas, aroma khas daging sapi, tekstur lunak, kenampakan menarik.
Abstract
Dendeng is a food product in the form of slab made of slices or fresh meat grinder that has been given seasoning and
dried. The purpose of making dendeng to know how to make dendeng, to diversify meat processed food products, to
extend shelf life, add economic value. The principle of making dendeng is based on preservation by way of drying and
adding spices so that it has a distinctive flavor and texture is soft. Based on the result of the observat ion, it can be
concluded that on the basis of 150 gram, 70 gram (46,67%) with organoleptic properties include brown color, salty taste
with spicy sensation, distinctive aroma of beef, soft texture, attractive appearance.
Keyword : Dendeng, Beef, Drying
1. Bahan, Alat dan Metode Percobaan
Pada percobaan ini, bahan yang digunakan yaitu
daging sapi, bawang merah, bawang putih, garam,
merica, air asam jawa, ketumbar, lengkuas, gula merah.
Peralatan yang digunakan adalah pisau, wadah,
timbangan, penghancur, cetakan, pengering, kompor,
tray.
Pada pembuatan dendeng mula-mula menyiapkan
daging sapi yang telah dipisahkan dari gajih atau
lemaknya kemudian ditimbang sesuai dengan basis.
Lalu menimbang bahan-bahan lainnya. Setelah itu
bahan-bahan tersebut di hancurkan dengan cara diulek
secara bersamaan hingga halus kecuali daging dan
ketumbar. Ketumbar di hancurkan tanpa dihaluskan.
Kemudian daging dihancurkan di alat penghancur, lalu
setelah daging halus baru dimasukkan bahan-bahan
yang telah diulek sebelumnya. Setelah tercampur rata
lalu dikeluarkan dari alat dan dicampurkan dengan
ketumbar. Setelah itu disusun di tray lalu dikeringkan.
Setelah di keringkan lalu ditimbang. Kemudian
dilanjutkan dengan pengamatan organoleptik dan
perhitungan menggunakan rumus :
Keterangan :
W bahan = Berat bahan (gram)
W basis = Berat basis (gram)
W bahan =
% π‘π‘Žβ„Žπ‘Žπ‘›
100
Γ— W basis
% Produk =
W produk
W basis
Γ— 100
Food Processing Technology Laboratory Report, Modul V, No.6, 2018
2
Gambar 1. Diagram Alir Pembuatan Dendeng
2. Hasil dan Pembahasan
Data hasil percobaan dan dokumentasi proses
pembuatan dendeng dapat dilihat pada Tabel 1 dan
Lampiran 1.
Tabel 1. Hasil Pembuatan Dendeng
No Analisa Hasil pengamatan
1. Nama Produk Dendeng
2. Basis 150 gram
3. Bahan Utama - Daging sapi65,5%
4. Bahan Tambahan - Ketumbar 3,2%
- Gula merah 14%
- Merica 2,2%
- Lengkuas 4,2%
- Air asam jawa 1,3%
5. Berat Produk 70 gram
6. % Produk 46,67%
7. Organoleptik :
ο‚· Warna
ο‚· Rasa
ο‚· Aroma
ο‚· Tekstur
ο‚· Kenampakan
Coklat
Asin sensasipedas
Khas daging sapi
Lunak
Menarik
(Rahma Sagistiva S., Kelompok E, Meja 4, 2018)
Berdasarkan hasil pengamatan pembuatan dendeng
dapat disimpulkan bahwa dengan basis 150 gram
didapatkan produk sebanyak 70 gram (46,67%) dengan
sifat organoleptik meliputi warna coklat, rasa asin
dengan sensasi pedas, aroma khas daging sapi, tekstur
lunak, kenampakan menarik.
Proses pembuatan dendeng sapi ini dilakukan
dengan melalui beberapa tahapan proses. Proses yang
pertama yaitu daging sapi yang telah disiapkan
dilakukan pemisahan daging dari bagian tulang dan
kulit sehingga diperoleh daging sapi utuh. Setelah
proses pemisahan kemudian daging sapi dicuci untuk
menghilangkan sisa-sisa kotoran atau kontaminan yang
mungkin terbawa saat proses pemisahan berlangsung.
Lalu daging sapi dimasukan ke dalam food processor
untuk dihancurkan, proses ini bertujuan untuk
mendapatkan daging sapi yang halus agar
mempermudah dalam proses pencampuran bumbu.
Bumbu yang ditambahkan pada dendeng sapi ini adalah
gula merah, bawang merah, garam, ketumbar, lengkuas,
air asam jawa dan lada. Bumbu-bumbu tersebut
dihaluskan hingga menjadi bumbu halus kemudian
dimasukan dimasukan ke dalam food processor.
Setelah pencampuran, dilakukan proses
pencetakan dengan tebal sebesar 3 mm, biasanya
proses pencetakan ini menggunakan alat bantuan seperti
penggiling untuk lebih meratakan tipisnya daging sapi,
dan daging sapi diletakan diatas tray yang sebelumnya
telah diberi plastik terlebih dahulu. Kemudian setelah
dicetak dimasukan kedalam alat pengering pada
temperatur 70ΒΊC dengan waktu selama 4 sampai 6 jam.
Penambahan garam berfungsi sebagai pengawet
karena dalam jumlah yang cukup, garam dapat
menyebabkan autolysis dan pembusukan serta
plasmolisys pada mikroba. Garam meresap kedalam
jaringan daging sampai tercepai keseimbangan tekanan
osmosis antara bagian dalamdan luar daging (Soeparno,
1994). Selain sebagai penghambat bakteri, garam juga
dapat merangsang cita dan penambahan rasa enak pada
produk.
Penambahan gula merah berfungsi untuk
memodifikasi rasa, memperbaiki aroma, warna dan
tekstur produk (Bailey, 1998). Penambahan gula merah
pada abon membuat flavor abon yang khas dan disukai
banyak konsumen karena rasa manisnya. Selain itu, gula
merah juga dapat menghambat pertumbuhan mikroba.
Kadar gula yang tinggi, yaitu pada konsentrasi 30-40%
akan menyebabkan air dalam sel bakteri, ragi, dan
kapang akan keluar menembus membrane dan mengalir
ke larutan gula, yang disebut osmosis dan mentebabkan
sel mikroba mengalami plasmolisis dan
pertumbuhannya akan terhambat (Winarno, 1984).
Bawang merah digunakan untuk bahan bumbu
dapur dan sebagai penyedap rasa dalammasakan. Selain
itu bawang merah juga dapat digunakan sebagai obat
tradisional karena memiliki efek antiseptik dari
senyawa ailin. Senyawa tersebut diubah menjadai asam
piruvat, ammonia, dan alicin antimikroba yang bersifat
bakterisida (Rukmana, 1994).
Ketumbar adalah rempah-rempah kering berbentuk
bualat dan berwaarna kuning kecoklatan, memiliki rasa
gurih dan manis, berbau harum, dan dapat
membangkitkan kesan sedap di mulut (Farrell, 1990).
Ketumbar memiliki aroma rempah-rempah dan terasa
pedas. Minyak dari biji ketumbar terutama
Food Processing Technology Laboratory Report, Modul V, No.6, 2018
3
mengandung d-linalol, stironelol, bermacam-macam
ester, keton, dan aldehida.
Bawang putih memiliki aroma yang kuat dan
tajam, tetapi hampir tidak berbau jika belum
dimemarkan dan dipotong-potong (Farrell, 1990).
Bawang ptuih dapat digunakan sebagai bahan pengawet
karena bersifat bakteriostatik yang disebabkan oleh
adanya zat aktif alicin yang sangat efektif terhadap
bakteri, selain itu bawang putih mengandung scordinin,
yaitu senyawa komplek thioglisidin yang bersifat
antioksidan (Palungkun dan Budhiarti, 1995).
Lengkuas memiliki dua warna, yaitu putih dan
merah, dan dua ukuran, yaitu kecil dan besar. Lengkuas
mengandung beberapa minyak atsiri,
diantaranya kamfer, galang, galangol, philandren, dan
mungkin juga curcumin. Minyak atsiri tersebut
menghasilkan aroma yang khas (Muchtadi dan
Sugiyono, 1992).
Menurut SNI 01-2908-1992 (Badan Standarisasi
Nasioanal, 1992), dendeng merupakan produk makanan
berbentuk lempengan yang terbuat dari irisan atau
gilingan daging segar yang telah diberi bumbu dan
dikeringkan. Dendeng memiliki cita rasa yang khas,
yaitu manis agak asam dan warna yang gelap akibat
kadar gulanya yang cukup tinggi. Kombinasi gula,
garam, dan bumbu-bumbu menimbulkan bau khas pada
produk akhir (Purnomo, 1996). Dendeng dapat
dikategorikan sebagai bahan pangan semi basah karena
dendeng memiliki kadar air yang berada dalam kisaran
kadar air bahan pangan semi basah, yaitu 25%. Bahan
pangan semi basah merupakan campuran suatu bahan
pangan ang pada umumnya ditambah dengan bahan
pengikat air yang dapat menurunkan daya ikat air
produk, sehngga pertumbuhan mikroorganisme
terhambat (Purnomo, 1996).
Daging sapi yang digunakan memiliki mutu yang
baik. Hal tersebut dapat dilihat dari warna daging yang
mengkilat dan bau yang segar. Menurut Mahyuda et al.
(1989), tanda-tanda dari daging yang baik adalah
dagingnya kenyal, baunya segar, warnanya mengkilat
(tidak kusam kebiru-biruan), tidak lengket ditempatnya
serta Ada cap tanda baik dari jawatan kesehatan.
Sedangkan menurut Marliyati (1992), untuk
memperoleh hasil olahan yang baik, daging yang
digunakan harus baik dan mempunyai ciri-ciri antara
lain :
ο‚· Berwarna merah segar dan mengkilat, seratnya
halus, dan elastis serta lemak berwarna kekuningan
ο‚· Tidak berbau asam
ο‚· Bila dipegang dagingnya tidak lengket pada tangan
dan masih terasa kebasahannya.
Faktor yang dapat mempengaruhi pengeringan
suatu bahan pangan adalah (Buckle et al, 1987):
1. Sifat fisik dan kimia dari bahan pangan.
2. Pengaturan susunan bahan pangan.
3. Sifat fisik dari lingkungan sekitar alat pengering.
4. Proses pemindahan dari media pemanas ke bahan
yang dikeringkan melalui dua tahapan proses
selama pengeringan yaitu:
a. Proses perpindahan panas terjadinya
penguapan air dari bahan yang dikeringkan
b. Proses perubahan air yang terkandung dalam
media yang dikeringkan menguapkan air
menjadi gas
Case hardening adalah suatu fenomena yang
terjadi pada proses pengeringan, yang mana proses
difusi dari inti menuju ke permukaan menjadi terhambat
akibat dari lapisan kulit bagian luar membentuk lapisan
yang kedap air. Pada saat pengeringan dilakukan,
lapisan luar kehilangan air dengan cepat karena laju
pengeringan yang sangat tinggi sehingga uap air yang
ada di lapisan dalamnya terhambat sampai ke
permukaan maka menyebabkan lapisan pada permukaan
menjadi mengeras dan kering, hal ini menghambat
penguapan uap air yang ada di lapisan sebelah dalam
(Christianto, 2008).
CCP pada proses pembuatan dendeng sapi ini
adalah pada saat proses pengeringan, sebaiknya
dendeng yang dikeringkan kadar airnya benar-benar
berkurang, sehingga dapat mencegah bertumbuhan
mikroba yang dapat merusak dendeng tersebut.
Berdasarkan tabel SNI 2908:2013 dapat
disimpulkan bahwa dendeng sapi berdasarkan sifat
organoleptik dendeng mempunyai warna hitam, rasa
khas dendeng, aroma khas dendeng, tekstur kasar dan
kenampakan kasar, dendeng sapi yang dibuat
dilaboratorium sudah memenuhi syarat SNI.
Perubahan fisik yang terjadi yaitu bahan menjadi
kering karena dilakukan pengeringan sehingga air yang
terkandung dalam daging teruapkan. Perubahan kimia
yaitu terjadi reaksi maillard sehingga permukaan
dendeng menjadi berwarna coklat. Perubahan biologi
yaitu aktivitas mikroorganisme menjadi terhambat.
3. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan pembuatan dendeng
dapat disimpulkan bahwa dengan basis 150 gram
didapatkan produk sebanyak 70 gram (46,67%) dengan
sifat organoleptik meliputi warna coklat, rasa asin
dengan sensasi pedas, aroma khas daging sapi, tekstur
lunak, kenampakan menarik.
4. Saran
Sebaiknya praktikan lebih memahami prosedur
percobaan sehingga tidak terjadi kesalahan pada saat
melakukan percobaan. Selain itu, dalam mengerjakan
setiap proses pengolahan, praktikan harus lebih
memperhatikan kebersihan bahan dan alat yang
digunakan.
Daftar Pustaka
Bailey, M.E. 1998. Maillard reaction and meat
flavour development. Dalam : F. Shahidi (Ed).
Flavour of Meat Product and Seafood. 2nd
Food Processing Technology Laboratory Report, Modul V, No.6, 2018
4
Ed. Blackie Academic and Profesional, New
York.
Buckle, K.A., R.A. Edwards, G.H. Fleet, and M.
Wooton. 1987. Ilmu Pangan. Terjemahan. H.
Purnomo dan Adiono. UI-Press, Jakarta
Christianto, Brian. 2008. Pengeringan Pada Produk
(TAPEL) Dengan Microwave , (Pre-Treatment :
Blower). SKRIPSI. Departemen Teknik Mesin.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
Farrell, K. T. 1990. Spices, Condiments and
Seasoning. 2nd Ed. Van Nostrand Reinhold, New
York.
Mahyuda, Mursarah, dan Y. Dahnel. 1989. Tata
Boga. Penerbit FA. HASMAR, Yakarta.
Marliyati, S. A., A. Sulaeman, dan F.
Anwar. 1992. Pengolahan Pangan Tingkat
Rumah Tangga. PAU-IPB, Bogor.
Muchtadi, T. R., dan Sugiyono. 1992. Ilmu
Pengetahuan Bahan Pangan. Petunjuk
Laboratorium. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi.
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Palungkun , R. dan A. Budhiarti. 1995. Bawang Putih
Dataran Randah. P. T. Penebar Swadaya, Jakarta.
Purnomo, H. 1996. Dasar – dasar Pengolahan dan
Pengawetan Daging. PT Grasindo, Jakarta
Rukmana, R. 1994. Bawang Merah : Budidaya dan
Pengolahan Pascapanen. Kanisius, Jakarta.
Soeparno, 1994. Ilmu dan Teknologi Daging. Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta.
Winarno, F. G. , S.Fardiaz dan D. Fardiaz. 1984.
Pengantar Teknologi Pangan. P. T. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
Food Processing Technology Laboratory Report, Modul V, No.6, 2018
5
LAMPIRAN
I. Dokumentasi Proses Pembuatan Dendeng
Penghalusan
bahan
Dressing
DendengPenghancuran
Pemarutan
lengkuas
Penghalusan
ketumbar
Penyusunan di tray
Food Processing Technology Laboratory Report, Modul V, No.6, 2018
6
LAMPIRAN
II. Perhitungan
Basis = 150 gram
ο‚· Daging sapi 65,5%
65,5
100
Γ— 150 = 98,25 π‘”π‘Ÿπ‘Žπ‘š
ο‚· Ketumbar 3,2%
3,2
100
Γ— 150 = 4,8 π‘”π‘Ÿπ‘Žπ‘š
ο‚· Gula merah 14%
14
100
Γ— 150 = 21 π‘”π‘Ÿπ‘Žπ‘š
ο‚· Merica 2,2%
2,2
100
Γ— 150 = 3,3 π‘”π‘Ÿπ‘Žπ‘š
ο‚· Lengkuas 4,2%
4,2
100
Γ— 150 = 6,3 π‘”π‘Ÿπ‘Žπ‘š
ο‚· Air asam jawa 1,3%
1,3
100
Γ— 150 = 1,95 π‘”π‘Ÿπ‘Žπ‘š
ο‚· Bawang merah 5,6%
5,6
100
Γ— 150 = 8,4 π‘”π‘Ÿπ‘Žπ‘š
ο‚· Bawang putih 2,2%
2,2
100
Γ— 150 = 3,3 π‘”π‘Ÿπ‘Žπ‘š
ο‚· Garam 1,8%
1,8
100
Γ— 150 = 2,7 π‘”π‘Ÿπ‘Žπ‘š
ο‚· % Produk =
π‘Š.π‘π‘Ÿπ‘œπ‘‘π‘’π‘˜
π‘Š.π‘π‘Žπ‘ π‘–π‘ 
Γ— 100
=
70
150
Γ— 100 = 46,67%
Food Processing Technology Laboratory Report, Modul V, No.6, 2018
7
LAMPIRAN
III. SNI Dendeng
No Kriteria Uji Satuan Persyaratan
1
1.1
1.2
Keadaan :
Bau
Warna
-
-
Normal
Normal
2 Kadar air (b/b) % Maks. 12
3 Kadar lemak (b/b) % Maks. 3
4 Kadar protein (Nx6,25) (b/b) % Min. 18
5 Abu tidak larut dalam asam (b/b) % Maks. 0,5
6
6.1
6.2
6.3
6.4
Cemaran Logam :
Kadmium (Cd)
Timbal (Pb)
Timah (Sn)
Merkuri (Hg)
Mg/kg
Mg/kg
Mg/kg
Mg/kg
Maks. 0,3
Maks. 1,0
Maks. 40,0
Maks. 0,03
7 Cemaran Arsen (As) Mg/kg Mkas. 0,5
8
8.1
8.2
8.3
8.4
8.5
Cemaran Mikroba
Angka lempeng total
Escherichia coli
Salmonella sp.
Staphylococcus aureus
Bacillus cereus
Koloni/g
APM/g
-
Koloni/g
Koloni/g
Maks. 1 x 105
< 3
Negatif / 25 g
Maks. 1 x 102
Maks. 1 x 103
(Sumber : SNI 01-2908-2013)
Food Processing Technology Laboratory Report, Modul V, No.6, 2018
8
LAMPIRAN
IV. Tugas Pendahuluan
Food Processing Technology Laboratory Report, Modul V, No.6, 2018
9
LAMPIRAN
V. Tugas Diskusi
1. Jelaskan perubahan fisiko kimia yang mungkin dapat terjadi pada proses pembuatan
produk yang saudara kerjakan!
Jawab :
Pada pembuatan dendeng sapi terdapat beberapa perubahan fisiko kimia dalam tiap prosesnya.
Pada proses pencampuran terjadi perubahan fisika dimana daging menjadi halus seperti daging
cincang. Pada proses pencampuran terjadi perubahan kimia dimana daging tercampur dengan
bumbu dan menghasilkan aroma khas bumbu dendeng. Setelah itu dilakukan pengeringan terjadi
perubahan fisika dimana adonan mengering dan terjadi perubahan kimia yaitu kadar air pada
adonan berkurang sehingga dendeng memiliki umur simpan yang panjang.
2. Bagaimana cara alternatif yang dapat memperbaiki penampilan dan kualitas?
Jawab :
Cara untuk memperbaiki penampilan pada dendeng yaitu dapat dilakukan curing pada daging
sapi yang digunakan untuk mempertahankan warna merah, sehingga hasil dendeng yang didapat
setelah pengeringan tidak terlalu berwarna coklat gelap.
3. Jelaskan sifat bahan utama yang digunakan untuk percobaan tersebut! Sifat daging sapi
yang digunakan pada pembuatan dendeng diantaranya:
Jawab :
ο‚· Warna merah pucat, merah keungu-unguan atau kecoklatan dan akan berubah menjadi warna
chery bila daging tersebut terkena oksigen.
ο‚· Serabut daging halus tapi tidak mudah hancur dan sedikit berlemak
ο‚· Konsistensi liat, jika saat dicubit seratnya terlepas maka daging sudah tidak baik.
ο‚· Lemak berwarna kekuning-kuningan
ο‚· Bau dan rasa aromatis
Food Processing Technology Laboratory Report, Modul V, No.6, 2018
10
LAMPIRAN
VI. Kuis
1. Sebutkan dan jelaskan fungsi breading pada pembuatan nugget!
Breading adalah proses pelapisan adonan menggunakan telur, tepung terigu, dan tepung panir.
Breading dapat membuat produk menjadi renyah.
2. Sebutkan dan jelaskan perbedaan sol dan gel! Dan bagaimana mekanisme pembentukan gel
pada pembuatan kamaboko!
Pada pembuatan kamaboko cumi, sol berada secara alami di dalam cumi. Sedangkan gel yaitu
terbentuk dari sol jika diberi perlakuan seperti pemanasan, dll.
Mekanisme pembentukan gel ada 3 tahap :
ο‚· Suwari ( pembentukkan / setting)
Merupakan gejala dimana sol yang terbentuk secara perlahan dan berubah menjadi gel yang
elastis. Gel suwari terbentuk jika sol dipanaskan pada suhu 40Β°C selama 20 menit atau
dibiarkan pada suhu ruang selama 2 jam.
ο‚· Modori (kembali ke bentuk semula)
Merupakan gejala degradasi gel, dimana bentuk gel hilang dan daging kembali menjadi
daging tidak lentur. Gejala modori terjadi pada suhu 60-65Β°C. Gejala modori hanya terjadi
pada spesies ikan tertentu.
ο‚· Fiksasi gel
Tahap ini adalah untuk mendapatkan gel yang baik yaitu kenyal tetapi mudah dikunyah
(dalam bahasa Jepang disebut Ashi) yaitu setelah melewati kedua daerah suhu tersebut.
Berdasarkan prinsip tersebut maka untuk mendapatkan gel Ashi dilakukan dengan metode
pemanasan dua tahap (double step heating), yaitu tahap pembentukan (setting) dan tahap
pembentukan modori.
3. Bagaimana mekanisme bakso mengapung?
Gelatinisasi merupakan fenomena pembentukan gel yang diawali dengan pembengkakan granula
pati akibat penyerapan air. Bila pati mentah dimasukkan ke dalam air dingin, granula pati akan
menyerap air dan mulai bengkak namun terbatas, sekitar 30% dari berat tepung. Proses pemanasan
adonan tepung akan menyebabkan granula semakin membengkak karena penyerapan air semakin
banyak. Selanjutnya pengembangan granula pati juga disebabkan masuknya air ke dalam granula
dan terperangkap pada susunan molekul-molekul penyusun pati. Mekanisme pengembangan
tersebut disebabkan karena molekul-molekul amilosa dan amilopektin secara fisik hanya
Food Processing Technology Laboratory Report, Modul V, No.6, 2018
11
dipertahankan oleh adanya ikatan hidrogen lemah. Atom hidrogen dari gugus hidroksil akan
tertarik pada muatan negatif atom oksigen dari gugus hidroksil yang lain. Bila suhu suspensi naik,
maka ikatan hidrogen makin lemah, sedangkan energi kinetik molekul-molekul air meningkat,
memperlemah ikatan hidrogen antar molekul air. Pada proses perebusan bakso, dimana tepung
tapioka menjadi salah satu penyusun adonan bakso.
4. Mekanisme terbentuknya warna abu-abu pada bakso?
Suhu pemasakan adalah faktor yang mempengaruhi perubahan warna daging masak. Pada suhu
pemasakan antara 80-85Β°C mioglobin mengalami denaturasi sehingga terjadi perubahan warna
daging. Sebagai contoh, warna interior daging sapi yang dimasak pada temperatur 60 0C adalah
merah terang dan pada temperatur 70-800C atau lebih tinggi berwarna coklat abu-abu.
5. Fungsi asap cair pada pembuatan sosis, dan apa komposisinya?
Asap cair adalah distilat asap yang merupakan campuran larutan dari dispersi asap hasil pirolisis
kayu. Asap cair mengandung lebih dari 400 komponen dan memiliki fungsi sebagai penghambat
perkembangan bakteri dan cukup aman sebagai pengawet alami. Produk asap menggunakan asap
cair dinilai aman untuk kesehatan karena tidak mengandung senyawa PAH atau Polycyclic
Aromatic Hydrocarbon. Asap cair memiliki kegunaan yang sangat besar sebagai pemberi rasa dan
aroma yang spesifik juga sebagai pengawet karena sifat anti mikroba dan 11 antioksidan. Dengan
tersedianya asap cair maka proses pengasapan tradisional dengan menggunakan asap secara
langsung yang mengandung banyak kelemahan seperti pencemaran lingkungan, proses tidak
dikendalikan, kualitas yang tidak konsisten serta timbulnya bahaya kebakaran yang semua tersebut
dapat dihindari. Komposisi asap cair yaitu senyawa fenol, senyawa karbonil, senyawa asam,
senyawa PAH atau Polycyclic Aromatic Hydrocarbon.

More Related Content

What's hot

Laporan Praktikum Selai
Laporan Praktikum SelaiLaporan Praktikum Selai
Laporan Praktikum SelaiErnalia Rosita
Β 
Laporan praktikum-sensori-6-uji-skoring
Laporan praktikum-sensori-6-uji-skoringLaporan praktikum-sensori-6-uji-skoring
Laporan praktikum-sensori-6-uji-skoringAurora Urbahillah
Β 
Laporan Praktikum Bakso
Laporan Praktikum BaksoLaporan Praktikum Bakso
Laporan Praktikum BaksoErnalia Rosita
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Sorbet - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Sorbet - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 3 Sorbet - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Sorbet - UNPASRahma Sagistiva Sari
Β 
Laporan Praktikum TPP Bakso - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Bakso - UNPASLaporan Praktikum TPP Bakso - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Bakso - UNPASRahma Sagistiva Sari
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Fruit Leather - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Fruit Leather - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 3 Fruit Leather - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Fruit Leather - UNPASRahma Sagistiva Sari
Β 
laporan pengetahuan bahan pangan Umbi umbian
laporan pengetahuan bahan pangan Umbi umbianlaporan pengetahuan bahan pangan Umbi umbian
laporan pengetahuan bahan pangan Umbi umbianSuryani Lubisch
Β 
Laporan Praktikum Mentega Tradisional
Laporan Praktikum Mentega TradisionalLaporan Praktikum Mentega Tradisional
Laporan Praktikum Mentega TradisionalErnalia Rosita
Β 
Laporan Praktikum Roti Tawar dan Roti Manis
Laporan Praktikum Roti Tawar dan Roti Manis Laporan Praktikum Roti Tawar dan Roti Manis
Laporan Praktikum Roti Tawar dan Roti Manis Ernalia Rosita
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Telur Asin - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Telur Asin - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 4 Telur Asin - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Telur Asin - UNPASRahma Sagistiva Sari
Β 
Teknik analisa daya cerna pada ruminansia
Teknik analisa daya cerna pada ruminansiaTeknik analisa daya cerna pada ruminansia
Teknik analisa daya cerna pada ruminansiaRamaiyulis Ramai
Β 
pengolahan daging
pengolahan dagingpengolahan daging
pengolahan dagingWidia Bunzani
Β 
Pengolahan pangan daging dan unggas
Pengolahan pangan daging dan unggasPengolahan pangan daging dan unggas
Pengolahan pangan daging dan unggasAgnescia Sera
Β 
Laporan Praktikum Sosis
Laporan Praktikum SosisLaporan Praktikum Sosis
Laporan Praktikum SosisErnalia Rosita
Β 
bahan ajar dasar dasar pengolahan daging
bahan ajar dasar dasar pengolahan dagingbahan ajar dasar dasar pengolahan daging
bahan ajar dasar dasar pengolahan dagingBBPP_Batu
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Minuman Serbuk - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Minuman Serbuk - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 3 Minuman Serbuk - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Minuman Serbuk - UNPASRahma Sagistiva Sari
Β 
Daging dan olahannya.pptx
Daging dan olahannya.pptxDaging dan olahannya.pptx
Daging dan olahannya.pptxLinda54114
Β 

What's hot (20)

Laporan Praktikum Selai
Laporan Praktikum SelaiLaporan Praktikum Selai
Laporan Praktikum Selai
Β 
Laporan praktikum-sensori-6-uji-skoring
Laporan praktikum-sensori-6-uji-skoringLaporan praktikum-sensori-6-uji-skoring
Laporan praktikum-sensori-6-uji-skoring
Β 
Laporan Praktikum Bakso
Laporan Praktikum BaksoLaporan Praktikum Bakso
Laporan Praktikum Bakso
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Sorbet - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Sorbet - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 3 Sorbet - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Sorbet - UNPAS
Β 
Laporan Praktikum TPP Bakso - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Bakso - UNPASLaporan Praktikum TPP Bakso - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Bakso - UNPAS
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Fruit Leather - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Fruit Leather - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 3 Fruit Leather - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Fruit Leather - UNPAS
Β 
laporan pengetahuan bahan pangan Umbi umbian
laporan pengetahuan bahan pangan Umbi umbianlaporan pengetahuan bahan pangan Umbi umbian
laporan pengetahuan bahan pangan Umbi umbian
Β 
Laporan Praktikum Mentega Tradisional
Laporan Praktikum Mentega TradisionalLaporan Praktikum Mentega Tradisional
Laporan Praktikum Mentega Tradisional
Β 
Laporan Praktikum Roti Tawar dan Roti Manis
Laporan Praktikum Roti Tawar dan Roti Manis Laporan Praktikum Roti Tawar dan Roti Manis
Laporan Praktikum Roti Tawar dan Roti Manis
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Telur Asin - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Telur Asin - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 4 Telur Asin - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Telur Asin - UNPAS
Β 
Teknik analisa daya cerna pada ruminansia
Teknik analisa daya cerna pada ruminansiaTeknik analisa daya cerna pada ruminansia
Teknik analisa daya cerna pada ruminansia
Β 
Susu
SusuSusu
Susu
Β 
pengolahan daging
pengolahan dagingpengolahan daging
pengolahan daging
Β 
Pengolahan pangan daging dan unggas
Pengolahan pangan daging dan unggasPengolahan pangan daging dan unggas
Pengolahan pangan daging dan unggas
Β 
Laporan Praktikum Sosis
Laporan Praktikum SosisLaporan Praktikum Sosis
Laporan Praktikum Sosis
Β 
bahan ajar dasar dasar pengolahan daging
bahan ajar dasar dasar pengolahan dagingbahan ajar dasar dasar pengolahan daging
bahan ajar dasar dasar pengolahan daging
Β 
Daging ppt
Daging pptDaging ppt
Daging ppt
Β 
Serealia
SerealiaSerealia
Serealia
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Minuman Serbuk - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Minuman Serbuk - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 3 Minuman Serbuk - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Minuman Serbuk - UNPAS
Β 
Daging dan olahannya.pptx
Daging dan olahannya.pptxDaging dan olahannya.pptx
Daging dan olahannya.pptx
Β 

Similar to Dendeng Sapi

abon ayam pengol daging
abon ayam pengol dagingabon ayam pengol daging
abon ayam pengol dagingBBPP_Batu
Β 
Andrew hidayat 98988-id-kualitas-organoleptik-dendeng-sapi-yang
 Andrew hidayat   98988-id-kualitas-organoleptik-dendeng-sapi-yang Andrew hidayat   98988-id-kualitas-organoleptik-dendeng-sapi-yang
Andrew hidayat 98988-id-kualitas-organoleptik-dendeng-sapi-yangAndrew Hidayat
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Sambal Bubuk - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Sambal Bubuk - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 3 Sambal Bubuk - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Sambal Bubuk - UNPASRahma Sagistiva Sari
Β 
Laporan Praktikum Abon Ikan Tuna
Laporan Praktikum Abon Ikan TunaLaporan Praktikum Abon Ikan Tuna
Laporan Praktikum Abon Ikan TunaErnalia Rosita
Β 
CONTOH PPT SEMPRO.pptx
CONTOH PPT SEMPRO.pptxCONTOH PPT SEMPRO.pptx
CONTOH PPT SEMPRO.pptxMohammad Alfatih
Β 
Bahan Tambahan Pangan
Bahan Tambahan PanganBahan Tambahan Pangan
Bahan Tambahan PanganAdha Ningrum
Β 
Laporan pratikum tht 1
Laporan pratikum tht 1Laporan pratikum tht 1
Laporan pratikum tht 1Indra Rahmana
Β 
Laporan pratikum tht 1
Laporan pratikum tht 1Laporan pratikum tht 1
Laporan pratikum tht 1Indra Rahmana
Β 
Pengolahan pangan daging dan unggas
Pengolahan pangan daging dan unggasPengolahan pangan daging dan unggas
Pengolahan pangan daging dan unggasAgnescia Sera
Β 
Teknologi pangan
Teknologi panganTeknologi pangan
Teknologi panganarsa22
Β 
02. Sumber Bahaya, Karakteristik Bahan Pangan dan Cara Penanganannya.pptx
02. Sumber Bahaya, Karakteristik Bahan Pangan dan Cara Penanganannya.pptx02. Sumber Bahaya, Karakteristik Bahan Pangan dan Cara Penanganannya.pptx
02. Sumber Bahaya, Karakteristik Bahan Pangan dan Cara Penanganannya.pptxNaomiMantaray
Β 
Food Safety.pdf
Food Safety.pdfFood Safety.pdf
Food Safety.pdfyodijulianto
Β 
Pengolahanpangandagingdanunggas
PengolahanpangandagingdanunggasPengolahanpangandagingdanunggas
Pengolahanpangandagingdanunggasbulebonk
Β 
PENDAHULUAN Sosis adalah produk makanan
PENDAHULUAN Sosis adalah produk makananPENDAHULUAN Sosis adalah produk makanan
PENDAHULUAN Sosis adalah produk makananpsychologica
Β 
pemberian PMT bagi bayi & balita stunting
pemberian PMT bagi bayi & balita stuntingpemberian PMT bagi bayi & balita stunting
pemberian PMT bagi bayi & balita stuntingzahrohm
Β 

Similar to Dendeng Sapi (20)

abon ayam pengol daging
abon ayam pengol dagingabon ayam pengol daging
abon ayam pengol daging
Β 
Andrew hidayat 98988-id-kualitas-organoleptik-dendeng-sapi-yang
 Andrew hidayat   98988-id-kualitas-organoleptik-dendeng-sapi-yang Andrew hidayat   98988-id-kualitas-organoleptik-dendeng-sapi-yang
Andrew hidayat 98988-id-kualitas-organoleptik-dendeng-sapi-yang
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Sambal Bubuk - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Sambal Bubuk - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 3 Sambal Bubuk - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Sambal Bubuk - UNPAS
Β 
Laporan Praktikum Abon Ikan Tuna
Laporan Praktikum Abon Ikan TunaLaporan Praktikum Abon Ikan Tuna
Laporan Praktikum Abon Ikan Tuna
Β 
CONTOH PPT SEMPRO.pptx
CONTOH PPT SEMPRO.pptxCONTOH PPT SEMPRO.pptx
CONTOH PPT SEMPRO.pptx
Β 
Presentasi makalah
Presentasi makalahPresentasi makalah
Presentasi makalah
Β 
6 prinsip hsmm
6 prinsip hsmm6 prinsip hsmm
6 prinsip hsmm
Β 
Bahan Tambahan Pangan
Bahan Tambahan PanganBahan Tambahan Pangan
Bahan Tambahan Pangan
Β 
bakso
baksobakso
bakso
Β 
Laporan pratikum tht 1
Laporan pratikum tht 1Laporan pratikum tht 1
Laporan pratikum tht 1
Β 
Laporan pratikum tht 1
Laporan pratikum tht 1Laporan pratikum tht 1
Laporan pratikum tht 1
Β 
Pengolahan pangan daging dan unggas
Pengolahan pangan daging dan unggasPengolahan pangan daging dan unggas
Pengolahan pangan daging dan unggas
Β 
AKL MAKANAN 2.pdf
AKL MAKANAN 2.pdfAKL MAKANAN 2.pdf
AKL MAKANAN 2.pdf
Β 
Teknologi pangan
Teknologi panganTeknologi pangan
Teknologi pangan
Β 
02. Sumber Bahaya, Karakteristik Bahan Pangan dan Cara Penanganannya.pptx
02. Sumber Bahaya, Karakteristik Bahan Pangan dan Cara Penanganannya.pptx02. Sumber Bahaya, Karakteristik Bahan Pangan dan Cara Penanganannya.pptx
02. Sumber Bahaya, Karakteristik Bahan Pangan dan Cara Penanganannya.pptx
Β 
Food Safety.pdf
Food Safety.pdfFood Safety.pdf
Food Safety.pdf
Β 
Pengolahanpangandagingdanunggas
PengolahanpangandagingdanunggasPengolahanpangandagingdanunggas
Pengolahanpangandagingdanunggas
Β 
PENDAHULUAN Sosis adalah produk makanan
PENDAHULUAN Sosis adalah produk makananPENDAHULUAN Sosis adalah produk makanan
PENDAHULUAN Sosis adalah produk makanan
Β 
pemberian PMT bagi bayi & balita stunting
pemberian PMT bagi bayi & balita stuntingpemberian PMT bagi bayi & balita stunting
pemberian PMT bagi bayi & balita stunting
Β 
Tugas 1
Tugas 1Tugas 1
Tugas 1
Β 

More from Rahma Sagistiva Sari

Laporan Praktikum TPP Materi 4 Yoghurt - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Yoghurt - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 4 Yoghurt - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Yoghurt - UNPASRahma Sagistiva Sari
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Mayonaise - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Mayonaise - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 4 Mayonaise - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Mayonaise - UNPASRahma Sagistiva Sari
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Ko-Kristalisasi Susu - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Ko-Kristalisasi Susu - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 4 Ko-Kristalisasi Susu - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Ko-Kristalisasi Susu - UNPASRahma Sagistiva Sari
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Selai - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Selai - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 3 Selai - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Selai - UNPASRahma Sagistiva Sari
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Hard Candy - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Hard Candy - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 3 Hard Candy - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Hard Candy - UNPASRahma Sagistiva Sari
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Food Bars - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Food Bars  - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 2 Food Bars  - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Food Bars - UNPASRahma Sagistiva Sari
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tempe - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tempe - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 2 Tempe - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tempe - UNPASRahma Sagistiva Sari
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tahu - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tahu - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 2 Tahu - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tahu - UNPASRahma Sagistiva Sari
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Mie Instan - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Mie Instan - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 2 Mie Instan - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Mie Instan - UNPASRahma Sagistiva Sari
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 1 Foam-Matt Drying - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 1 Foam-Matt Drying  - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 1 Foam-Matt Drying  - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 1 Foam-Matt Drying - UNPASRahma Sagistiva Sari
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 1 Penepungan - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 1 Penepungan - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 1 Penepungan - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 1 Penepungan - UNPASRahma Sagistiva Sari
Β 

More from Rahma Sagistiva Sari (11)

Laporan Praktikum TPP Materi 4 Yoghurt - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Yoghurt - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 4 Yoghurt - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Yoghurt - UNPAS
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Mayonaise - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Mayonaise - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 4 Mayonaise - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Mayonaise - UNPAS
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Ko-Kristalisasi Susu - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Ko-Kristalisasi Susu - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 4 Ko-Kristalisasi Susu - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Ko-Kristalisasi Susu - UNPAS
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Selai - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Selai - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 3 Selai - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Selai - UNPAS
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Hard Candy - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Hard Candy - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 3 Hard Candy - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 3 Hard Candy - UNPAS
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Food Bars - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Food Bars  - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 2 Food Bars  - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Food Bars - UNPAS
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tempe - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tempe - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 2 Tempe - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tempe - UNPAS
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tahu - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tahu - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 2 Tahu - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tahu - UNPAS
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Mie Instan - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Mie Instan - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 2 Mie Instan - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Mie Instan - UNPAS
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 1 Foam-Matt Drying - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 1 Foam-Matt Drying  - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 1 Foam-Matt Drying  - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 1 Foam-Matt Drying - UNPAS
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 1 Penepungan - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 1 Penepungan - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 1 Penepungan - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 1 Penepungan - UNPAS
Β 

Dendeng Sapi

  • 1. Food Processing Technology Laboratory Report, Modul V, No.6, 2018 1 TEKNOLOGI PENGOLAHAN DAGING DAN IKAN DENDENG (Bos taurus) Rahma Sagistiva Sari1 Yunika Rahayu2 1)Praktikan TPP Kelompok E Meja 4 2)Asisten LaboratoriumTPP Laboratorium Teknologi Pengolahan Pangan, Program Studi Teknologi Pangan Universitas Pasundan, Bandung. E-mail : rahmasagistiva@gmail.com Praktikum : 4 Mei 2018; Pengumpulan : 10 Mei 2018 Abstrak Dendeng merupakan produk makanan berbentuk lempengan yang terbuat dari irisan atau gilingan daging segar yang telah diberi bumbu dan dikeringkan. Tujuan pembuatan dendeng untuk mengetahui cara pembuatan dendeng, untuk diversifikasi produk pangan olahan daging, untuk memperpanjang umur simpan, menambah nilai ekonomis. Prinsip pembuatan dendeng yaitu berdasarkan pengawetan dengan cara pengeringan dan penambahan bumbu sehingga mempunyai rasa yang khas dan tekstur yang empuk. Berdasarkan hasil pengamatan pembuatan dendeng dapat disimpulkan bahwa dengan basis 150 gram didapatkan produk sebanyak 70 gram (46,67%) dengan sifat organoleptik meliputi warna coklat, rasa asin dengan sensasi pedas, aroma khas daging sapi, tekstur lunak, kenampakan menarik. Abstract Dendeng is a food product in the form of slab made of slices or fresh meat grinder that has been given seasoning and dried. The purpose of making dendeng to know how to make dendeng, to diversify meat processed food products, to extend shelf life, add economic value. The principle of making dendeng is based on preservation by way of drying and adding spices so that it has a distinctive flavor and texture is soft. Based on the result of the observat ion, it can be concluded that on the basis of 150 gram, 70 gram (46,67%) with organoleptic properties include brown color, salty taste with spicy sensation, distinctive aroma of beef, soft texture, attractive appearance. Keyword : Dendeng, Beef, Drying 1. Bahan, Alat dan Metode Percobaan Pada percobaan ini, bahan yang digunakan yaitu daging sapi, bawang merah, bawang putih, garam, merica, air asam jawa, ketumbar, lengkuas, gula merah. Peralatan yang digunakan adalah pisau, wadah, timbangan, penghancur, cetakan, pengering, kompor, tray. Pada pembuatan dendeng mula-mula menyiapkan daging sapi yang telah dipisahkan dari gajih atau lemaknya kemudian ditimbang sesuai dengan basis. Lalu menimbang bahan-bahan lainnya. Setelah itu bahan-bahan tersebut di hancurkan dengan cara diulek secara bersamaan hingga halus kecuali daging dan ketumbar. Ketumbar di hancurkan tanpa dihaluskan. Kemudian daging dihancurkan di alat penghancur, lalu setelah daging halus baru dimasukkan bahan-bahan yang telah diulek sebelumnya. Setelah tercampur rata lalu dikeluarkan dari alat dan dicampurkan dengan ketumbar. Setelah itu disusun di tray lalu dikeringkan. Setelah di keringkan lalu ditimbang. Kemudian dilanjutkan dengan pengamatan organoleptik dan perhitungan menggunakan rumus : Keterangan : W bahan = Berat bahan (gram) W basis = Berat basis (gram) W bahan = % π‘π‘Žβ„Žπ‘Žπ‘› 100 Γ— W basis % Produk = W produk W basis Γ— 100
  • 2. Food Processing Technology Laboratory Report, Modul V, No.6, 2018 2 Gambar 1. Diagram Alir Pembuatan Dendeng 2. Hasil dan Pembahasan Data hasil percobaan dan dokumentasi proses pembuatan dendeng dapat dilihat pada Tabel 1 dan Lampiran 1. Tabel 1. Hasil Pembuatan Dendeng No Analisa Hasil pengamatan 1. Nama Produk Dendeng 2. Basis 150 gram 3. Bahan Utama - Daging sapi65,5% 4. Bahan Tambahan - Ketumbar 3,2% - Gula merah 14% - Merica 2,2% - Lengkuas 4,2% - Air asam jawa 1,3% 5. Berat Produk 70 gram 6. % Produk 46,67% 7. Organoleptik : ο‚· Warna ο‚· Rasa ο‚· Aroma ο‚· Tekstur ο‚· Kenampakan Coklat Asin sensasipedas Khas daging sapi Lunak Menarik (Rahma Sagistiva S., Kelompok E, Meja 4, 2018) Berdasarkan hasil pengamatan pembuatan dendeng dapat disimpulkan bahwa dengan basis 150 gram didapatkan produk sebanyak 70 gram (46,67%) dengan sifat organoleptik meliputi warna coklat, rasa asin dengan sensasi pedas, aroma khas daging sapi, tekstur lunak, kenampakan menarik. Proses pembuatan dendeng sapi ini dilakukan dengan melalui beberapa tahapan proses. Proses yang pertama yaitu daging sapi yang telah disiapkan dilakukan pemisahan daging dari bagian tulang dan kulit sehingga diperoleh daging sapi utuh. Setelah proses pemisahan kemudian daging sapi dicuci untuk menghilangkan sisa-sisa kotoran atau kontaminan yang mungkin terbawa saat proses pemisahan berlangsung. Lalu daging sapi dimasukan ke dalam food processor untuk dihancurkan, proses ini bertujuan untuk mendapatkan daging sapi yang halus agar mempermudah dalam proses pencampuran bumbu. Bumbu yang ditambahkan pada dendeng sapi ini adalah gula merah, bawang merah, garam, ketumbar, lengkuas, air asam jawa dan lada. Bumbu-bumbu tersebut dihaluskan hingga menjadi bumbu halus kemudian dimasukan dimasukan ke dalam food processor. Setelah pencampuran, dilakukan proses pencetakan dengan tebal sebesar 3 mm, biasanya proses pencetakan ini menggunakan alat bantuan seperti penggiling untuk lebih meratakan tipisnya daging sapi, dan daging sapi diletakan diatas tray yang sebelumnya telah diberi plastik terlebih dahulu. Kemudian setelah dicetak dimasukan kedalam alat pengering pada temperatur 70ΒΊC dengan waktu selama 4 sampai 6 jam. Penambahan garam berfungsi sebagai pengawet karena dalam jumlah yang cukup, garam dapat menyebabkan autolysis dan pembusukan serta plasmolisys pada mikroba. Garam meresap kedalam jaringan daging sampai tercepai keseimbangan tekanan osmosis antara bagian dalamdan luar daging (Soeparno, 1994). Selain sebagai penghambat bakteri, garam juga dapat merangsang cita dan penambahan rasa enak pada produk. Penambahan gula merah berfungsi untuk memodifikasi rasa, memperbaiki aroma, warna dan tekstur produk (Bailey, 1998). Penambahan gula merah pada abon membuat flavor abon yang khas dan disukai banyak konsumen karena rasa manisnya. Selain itu, gula merah juga dapat menghambat pertumbuhan mikroba. Kadar gula yang tinggi, yaitu pada konsentrasi 30-40% akan menyebabkan air dalam sel bakteri, ragi, dan kapang akan keluar menembus membrane dan mengalir ke larutan gula, yang disebut osmosis dan mentebabkan sel mikroba mengalami plasmolisis dan pertumbuhannya akan terhambat (Winarno, 1984). Bawang merah digunakan untuk bahan bumbu dapur dan sebagai penyedap rasa dalammasakan. Selain itu bawang merah juga dapat digunakan sebagai obat tradisional karena memiliki efek antiseptik dari senyawa ailin. Senyawa tersebut diubah menjadai asam piruvat, ammonia, dan alicin antimikroba yang bersifat bakterisida (Rukmana, 1994). Ketumbar adalah rempah-rempah kering berbentuk bualat dan berwaarna kuning kecoklatan, memiliki rasa gurih dan manis, berbau harum, dan dapat membangkitkan kesan sedap di mulut (Farrell, 1990). Ketumbar memiliki aroma rempah-rempah dan terasa pedas. Minyak dari biji ketumbar terutama
  • 3. Food Processing Technology Laboratory Report, Modul V, No.6, 2018 3 mengandung d-linalol, stironelol, bermacam-macam ester, keton, dan aldehida. Bawang putih memiliki aroma yang kuat dan tajam, tetapi hampir tidak berbau jika belum dimemarkan dan dipotong-potong (Farrell, 1990). Bawang ptuih dapat digunakan sebagai bahan pengawet karena bersifat bakteriostatik yang disebabkan oleh adanya zat aktif alicin yang sangat efektif terhadap bakteri, selain itu bawang putih mengandung scordinin, yaitu senyawa komplek thioglisidin yang bersifat antioksidan (Palungkun dan Budhiarti, 1995). Lengkuas memiliki dua warna, yaitu putih dan merah, dan dua ukuran, yaitu kecil dan besar. Lengkuas mengandung beberapa minyak atsiri, diantaranya kamfer, galang, galangol, philandren, dan mungkin juga curcumin. Minyak atsiri tersebut menghasilkan aroma yang khas (Muchtadi dan Sugiyono, 1992). Menurut SNI 01-2908-1992 (Badan Standarisasi Nasioanal, 1992), dendeng merupakan produk makanan berbentuk lempengan yang terbuat dari irisan atau gilingan daging segar yang telah diberi bumbu dan dikeringkan. Dendeng memiliki cita rasa yang khas, yaitu manis agak asam dan warna yang gelap akibat kadar gulanya yang cukup tinggi. Kombinasi gula, garam, dan bumbu-bumbu menimbulkan bau khas pada produk akhir (Purnomo, 1996). Dendeng dapat dikategorikan sebagai bahan pangan semi basah karena dendeng memiliki kadar air yang berada dalam kisaran kadar air bahan pangan semi basah, yaitu 25%. Bahan pangan semi basah merupakan campuran suatu bahan pangan ang pada umumnya ditambah dengan bahan pengikat air yang dapat menurunkan daya ikat air produk, sehngga pertumbuhan mikroorganisme terhambat (Purnomo, 1996). Daging sapi yang digunakan memiliki mutu yang baik. Hal tersebut dapat dilihat dari warna daging yang mengkilat dan bau yang segar. Menurut Mahyuda et al. (1989), tanda-tanda dari daging yang baik adalah dagingnya kenyal, baunya segar, warnanya mengkilat (tidak kusam kebiru-biruan), tidak lengket ditempatnya serta Ada cap tanda baik dari jawatan kesehatan. Sedangkan menurut Marliyati (1992), untuk memperoleh hasil olahan yang baik, daging yang digunakan harus baik dan mempunyai ciri-ciri antara lain : ο‚· Berwarna merah segar dan mengkilat, seratnya halus, dan elastis serta lemak berwarna kekuningan ο‚· Tidak berbau asam ο‚· Bila dipegang dagingnya tidak lengket pada tangan dan masih terasa kebasahannya. Faktor yang dapat mempengaruhi pengeringan suatu bahan pangan adalah (Buckle et al, 1987): 1. Sifat fisik dan kimia dari bahan pangan. 2. Pengaturan susunan bahan pangan. 3. Sifat fisik dari lingkungan sekitar alat pengering. 4. Proses pemindahan dari media pemanas ke bahan yang dikeringkan melalui dua tahapan proses selama pengeringan yaitu: a. Proses perpindahan panas terjadinya penguapan air dari bahan yang dikeringkan b. Proses perubahan air yang terkandung dalam media yang dikeringkan menguapkan air menjadi gas Case hardening adalah suatu fenomena yang terjadi pada proses pengeringan, yang mana proses difusi dari inti menuju ke permukaan menjadi terhambat akibat dari lapisan kulit bagian luar membentuk lapisan yang kedap air. Pada saat pengeringan dilakukan, lapisan luar kehilangan air dengan cepat karena laju pengeringan yang sangat tinggi sehingga uap air yang ada di lapisan dalamnya terhambat sampai ke permukaan maka menyebabkan lapisan pada permukaan menjadi mengeras dan kering, hal ini menghambat penguapan uap air yang ada di lapisan sebelah dalam (Christianto, 2008). CCP pada proses pembuatan dendeng sapi ini adalah pada saat proses pengeringan, sebaiknya dendeng yang dikeringkan kadar airnya benar-benar berkurang, sehingga dapat mencegah bertumbuhan mikroba yang dapat merusak dendeng tersebut. Berdasarkan tabel SNI 2908:2013 dapat disimpulkan bahwa dendeng sapi berdasarkan sifat organoleptik dendeng mempunyai warna hitam, rasa khas dendeng, aroma khas dendeng, tekstur kasar dan kenampakan kasar, dendeng sapi yang dibuat dilaboratorium sudah memenuhi syarat SNI. Perubahan fisik yang terjadi yaitu bahan menjadi kering karena dilakukan pengeringan sehingga air yang terkandung dalam daging teruapkan. Perubahan kimia yaitu terjadi reaksi maillard sehingga permukaan dendeng menjadi berwarna coklat. Perubahan biologi yaitu aktivitas mikroorganisme menjadi terhambat. 3. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan pembuatan dendeng dapat disimpulkan bahwa dengan basis 150 gram didapatkan produk sebanyak 70 gram (46,67%) dengan sifat organoleptik meliputi warna coklat, rasa asin dengan sensasi pedas, aroma khas daging sapi, tekstur lunak, kenampakan menarik. 4. Saran Sebaiknya praktikan lebih memahami prosedur percobaan sehingga tidak terjadi kesalahan pada saat melakukan percobaan. Selain itu, dalam mengerjakan setiap proses pengolahan, praktikan harus lebih memperhatikan kebersihan bahan dan alat yang digunakan. Daftar Pustaka Bailey, M.E. 1998. Maillard reaction and meat flavour development. Dalam : F. Shahidi (Ed). Flavour of Meat Product and Seafood. 2nd
  • 4. Food Processing Technology Laboratory Report, Modul V, No.6, 2018 4 Ed. Blackie Academic and Profesional, New York. Buckle, K.A., R.A. Edwards, G.H. Fleet, and M. Wooton. 1987. Ilmu Pangan. Terjemahan. H. Purnomo dan Adiono. UI-Press, Jakarta Christianto, Brian. 2008. Pengeringan Pada Produk (TAPEL) Dengan Microwave , (Pre-Treatment : Blower). SKRIPSI. Departemen Teknik Mesin. Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Farrell, K. T. 1990. Spices, Condiments and Seasoning. 2nd Ed. Van Nostrand Reinhold, New York. Mahyuda, Mursarah, dan Y. Dahnel. 1989. Tata Boga. Penerbit FA. HASMAR, Yakarta. Marliyati, S. A., A. Sulaeman, dan F. Anwar. 1992. Pengolahan Pangan Tingkat Rumah Tangga. PAU-IPB, Bogor. Muchtadi, T. R., dan Sugiyono. 1992. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Petunjuk Laboratorium. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Palungkun , R. dan A. Budhiarti. 1995. Bawang Putih Dataran Randah. P. T. Penebar Swadaya, Jakarta. Purnomo, H. 1996. Dasar – dasar Pengolahan dan Pengawetan Daging. PT Grasindo, Jakarta Rukmana, R. 1994. Bawang Merah : Budidaya dan Pengolahan Pascapanen. Kanisius, Jakarta. Soeparno, 1994. Ilmu dan Teknologi Daging. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Winarno, F. G. , S.Fardiaz dan D. Fardiaz. 1984. Pengantar Teknologi Pangan. P. T. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
  • 5. Food Processing Technology Laboratory Report, Modul V, No.6, 2018 5 LAMPIRAN I. Dokumentasi Proses Pembuatan Dendeng Penghalusan bahan Dressing DendengPenghancuran Pemarutan lengkuas Penghalusan ketumbar Penyusunan di tray
  • 6. Food Processing Technology Laboratory Report, Modul V, No.6, 2018 6 LAMPIRAN II. Perhitungan Basis = 150 gram ο‚· Daging sapi 65,5% 65,5 100 Γ— 150 = 98,25 π‘”π‘Ÿπ‘Žπ‘š ο‚· Ketumbar 3,2% 3,2 100 Γ— 150 = 4,8 π‘”π‘Ÿπ‘Žπ‘š ο‚· Gula merah 14% 14 100 Γ— 150 = 21 π‘”π‘Ÿπ‘Žπ‘š ο‚· Merica 2,2% 2,2 100 Γ— 150 = 3,3 π‘”π‘Ÿπ‘Žπ‘š ο‚· Lengkuas 4,2% 4,2 100 Γ— 150 = 6,3 π‘”π‘Ÿπ‘Žπ‘š ο‚· Air asam jawa 1,3% 1,3 100 Γ— 150 = 1,95 π‘”π‘Ÿπ‘Žπ‘š ο‚· Bawang merah 5,6% 5,6 100 Γ— 150 = 8,4 π‘”π‘Ÿπ‘Žπ‘š ο‚· Bawang putih 2,2% 2,2 100 Γ— 150 = 3,3 π‘”π‘Ÿπ‘Žπ‘š ο‚· Garam 1,8% 1,8 100 Γ— 150 = 2,7 π‘”π‘Ÿπ‘Žπ‘š ο‚· % Produk = π‘Š.π‘π‘Ÿπ‘œπ‘‘π‘’π‘˜ π‘Š.π‘π‘Žπ‘ π‘–π‘  Γ— 100 = 70 150 Γ— 100 = 46,67%
  • 7. Food Processing Technology Laboratory Report, Modul V, No.6, 2018 7 LAMPIRAN III. SNI Dendeng No Kriteria Uji Satuan Persyaratan 1 1.1 1.2 Keadaan : Bau Warna - - Normal Normal 2 Kadar air (b/b) % Maks. 12 3 Kadar lemak (b/b) % Maks. 3 4 Kadar protein (Nx6,25) (b/b) % Min. 18 5 Abu tidak larut dalam asam (b/b) % Maks. 0,5 6 6.1 6.2 6.3 6.4 Cemaran Logam : Kadmium (Cd) Timbal (Pb) Timah (Sn) Merkuri (Hg) Mg/kg Mg/kg Mg/kg Mg/kg Maks. 0,3 Maks. 1,0 Maks. 40,0 Maks. 0,03 7 Cemaran Arsen (As) Mg/kg Mkas. 0,5 8 8.1 8.2 8.3 8.4 8.5 Cemaran Mikroba Angka lempeng total Escherichia coli Salmonella sp. Staphylococcus aureus Bacillus cereus Koloni/g APM/g - Koloni/g Koloni/g Maks. 1 x 105 < 3 Negatif / 25 g Maks. 1 x 102 Maks. 1 x 103 (Sumber : SNI 01-2908-2013)
  • 8. Food Processing Technology Laboratory Report, Modul V, No.6, 2018 8 LAMPIRAN IV. Tugas Pendahuluan
  • 9. Food Processing Technology Laboratory Report, Modul V, No.6, 2018 9 LAMPIRAN V. Tugas Diskusi 1. Jelaskan perubahan fisiko kimia yang mungkin dapat terjadi pada proses pembuatan produk yang saudara kerjakan! Jawab : Pada pembuatan dendeng sapi terdapat beberapa perubahan fisiko kimia dalam tiap prosesnya. Pada proses pencampuran terjadi perubahan fisika dimana daging menjadi halus seperti daging cincang. Pada proses pencampuran terjadi perubahan kimia dimana daging tercampur dengan bumbu dan menghasilkan aroma khas bumbu dendeng. Setelah itu dilakukan pengeringan terjadi perubahan fisika dimana adonan mengering dan terjadi perubahan kimia yaitu kadar air pada adonan berkurang sehingga dendeng memiliki umur simpan yang panjang. 2. Bagaimana cara alternatif yang dapat memperbaiki penampilan dan kualitas? Jawab : Cara untuk memperbaiki penampilan pada dendeng yaitu dapat dilakukan curing pada daging sapi yang digunakan untuk mempertahankan warna merah, sehingga hasil dendeng yang didapat setelah pengeringan tidak terlalu berwarna coklat gelap. 3. Jelaskan sifat bahan utama yang digunakan untuk percobaan tersebut! Sifat daging sapi yang digunakan pada pembuatan dendeng diantaranya: Jawab : ο‚· Warna merah pucat, merah keungu-unguan atau kecoklatan dan akan berubah menjadi warna chery bila daging tersebut terkena oksigen. ο‚· Serabut daging halus tapi tidak mudah hancur dan sedikit berlemak ο‚· Konsistensi liat, jika saat dicubit seratnya terlepas maka daging sudah tidak baik. ο‚· Lemak berwarna kekuning-kuningan ο‚· Bau dan rasa aromatis
  • 10. Food Processing Technology Laboratory Report, Modul V, No.6, 2018 10 LAMPIRAN VI. Kuis 1. Sebutkan dan jelaskan fungsi breading pada pembuatan nugget! Breading adalah proses pelapisan adonan menggunakan telur, tepung terigu, dan tepung panir. Breading dapat membuat produk menjadi renyah. 2. Sebutkan dan jelaskan perbedaan sol dan gel! Dan bagaimana mekanisme pembentukan gel pada pembuatan kamaboko! Pada pembuatan kamaboko cumi, sol berada secara alami di dalam cumi. Sedangkan gel yaitu terbentuk dari sol jika diberi perlakuan seperti pemanasan, dll. Mekanisme pembentukan gel ada 3 tahap : ο‚· Suwari ( pembentukkan / setting) Merupakan gejala dimana sol yang terbentuk secara perlahan dan berubah menjadi gel yang elastis. Gel suwari terbentuk jika sol dipanaskan pada suhu 40Β°C selama 20 menit atau dibiarkan pada suhu ruang selama 2 jam. ο‚· Modori (kembali ke bentuk semula) Merupakan gejala degradasi gel, dimana bentuk gel hilang dan daging kembali menjadi daging tidak lentur. Gejala modori terjadi pada suhu 60-65Β°C. Gejala modori hanya terjadi pada spesies ikan tertentu. ο‚· Fiksasi gel Tahap ini adalah untuk mendapatkan gel yang baik yaitu kenyal tetapi mudah dikunyah (dalam bahasa Jepang disebut Ashi) yaitu setelah melewati kedua daerah suhu tersebut. Berdasarkan prinsip tersebut maka untuk mendapatkan gel Ashi dilakukan dengan metode pemanasan dua tahap (double step heating), yaitu tahap pembentukan (setting) dan tahap pembentukan modori. 3. Bagaimana mekanisme bakso mengapung? Gelatinisasi merupakan fenomena pembentukan gel yang diawali dengan pembengkakan granula pati akibat penyerapan air. Bila pati mentah dimasukkan ke dalam air dingin, granula pati akan menyerap air dan mulai bengkak namun terbatas, sekitar 30% dari berat tepung. Proses pemanasan adonan tepung akan menyebabkan granula semakin membengkak karena penyerapan air semakin banyak. Selanjutnya pengembangan granula pati juga disebabkan masuknya air ke dalam granula dan terperangkap pada susunan molekul-molekul penyusun pati. Mekanisme pengembangan tersebut disebabkan karena molekul-molekul amilosa dan amilopektin secara fisik hanya
  • 11. Food Processing Technology Laboratory Report, Modul V, No.6, 2018 11 dipertahankan oleh adanya ikatan hidrogen lemah. Atom hidrogen dari gugus hidroksil akan tertarik pada muatan negatif atom oksigen dari gugus hidroksil yang lain. Bila suhu suspensi naik, maka ikatan hidrogen makin lemah, sedangkan energi kinetik molekul-molekul air meningkat, memperlemah ikatan hidrogen antar molekul air. Pada proses perebusan bakso, dimana tepung tapioka menjadi salah satu penyusun adonan bakso. 4. Mekanisme terbentuknya warna abu-abu pada bakso? Suhu pemasakan adalah faktor yang mempengaruhi perubahan warna daging masak. Pada suhu pemasakan antara 80-85Β°C mioglobin mengalami denaturasi sehingga terjadi perubahan warna daging. Sebagai contoh, warna interior daging sapi yang dimasak pada temperatur 60 0C adalah merah terang dan pada temperatur 70-800C atau lebih tinggi berwarna coklat abu-abu. 5. Fungsi asap cair pada pembuatan sosis, dan apa komposisinya? Asap cair adalah distilat asap yang merupakan campuran larutan dari dispersi asap hasil pirolisis kayu. Asap cair mengandung lebih dari 400 komponen dan memiliki fungsi sebagai penghambat perkembangan bakteri dan cukup aman sebagai pengawet alami. Produk asap menggunakan asap cair dinilai aman untuk kesehatan karena tidak mengandung senyawa PAH atau Polycyclic Aromatic Hydrocarbon. Asap cair memiliki kegunaan yang sangat besar sebagai pemberi rasa dan aroma yang spesifik juga sebagai pengawet karena sifat anti mikroba dan 11 antioksidan. Dengan tersedianya asap cair maka proses pengasapan tradisional dengan menggunakan asap secara langsung yang mengandung banyak kelemahan seperti pencemaran lingkungan, proses tidak dikendalikan, kualitas yang tidak konsisten serta timbulnya bahaya kebakaran yang semua tersebut dapat dihindari. Komposisi asap cair yaitu senyawa fenol, senyawa karbonil, senyawa asam, senyawa PAH atau Polycyclic Aromatic Hydrocarbon.