Dokumen tersebut membahas tentang penyakit bovine tuberculosis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium bovis. Penyakit ini dapat menular ke manusia melalui konsumsi produk susu yang terkontaminasi dan kontak dengan hewan yang terinfeksi. Di Indonesia, kasus bovine tuberculosis jarang dilaporkan padahal dapat menjadi ancaman bagi kesehatan masyarakat.
2. WHO melaporkan pada tahun 2009 menyebutkan bahwa
manusia penderita TB di wilayah AsiaTenggara mencapai
jumlah kedua terbesar setelah Afrika yaitu sekitar 30% dari
total penderita se dunia dan Indonesia menduduki peringkat ke
5 dari negara-negara yang ada di Asia Tenggara. Penyebab
utama penyakit tuberkulosis (TB) dari mycobacterium
tuberkulosis complex (MTBC) adalah M. Tuberculosis (MTB), M.
Africanum, M.canettii, M.bovis, M.microti, M.orygus, M.caprae,
M.pinnipedii, M. Suricattae and M.mungi
Di indonesia, tuberkulosis pada sapi jarang dilaporkan dan tidak
banyak yang melakukan penelitian terhadap penyakit ini
padahal tuberkulosis zoonotik dapat menjadi ancaman utama
bagi kesehatan masyarakat, tetapi belum ada informasi
mengenai kejadian penyakit TB zoonotik dan faktor risikonya
pada hewan di Indonesia
Latar
Belakang
3. Pengertian
Bovine Tuberkulosis (TB) adalah penyakit
kronis pada hewan yang disebabkan oleh
bakteri adalah penyakit kronis pada hewan
yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
bovis (M. Bovis) yang terikat dengan
penyebab tuberkulosis pada unggas dan
manusia. Nama Tuberculosis berasal dari
nodul, biasa disebut “tuberkel” yang berada di
nodul limpa hewan.
4. Tanda
dan Gejala
Tanda gejala TB akan muncuk berbulan-bulan
atau tahunan. Beberapa gejala yang muncul:
Lemah
Diare
Demam naik turun
Batuk sering
Penurunan nafsu makan
Penurunan berat badan
Pembekakan kelenjar getah bening
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
5. Etiologi Penyakit
Bovine Tuberkulosis mempunyai patogenitas sangat
tinggi dan mampu menular ke manusia, sapi, hewan
domestik, seperti anjing, kucing dan hewan
peliharaan lain serta hewan liar
Penularan umumnya dapat melalui makanan, udara
dan kontak dengan cairan lendir penderita. Manusia
kebanyakan terinfeksi M.bovis dikarenakan
mengkonsumsi makanan atau minuman yang
terkontaminasi, tidak terpasteurisasi prodak susu.
6. Lanjutan.....
Penyakit hewan menular yang disebabkan oleh
mycobacterium bovis dengan sifat penyakit
menahun dan ditandai dengan terbentuknya lesi
berupa benjolan (tuberkel) yang disertai dengan
proses perkejuan dan perkapuran.
Umumnya, bakteri ini hanya dapat hidup beberapa
mingggu di luar tubuh induk semangnya, kateran
tidak tahan terhadap panas, sinar matahari
langsung atau kondisi kekeringan
7. Epidemiologi Penyakit
Bovine masih sering ditemukan di negara-negara kurang berkembang dan negara
dengan kerugian ekonomi berat karena kematian ternak, penyakit kronis dan
perdagangan yang serba terbatas.Penyakit ini paling banyak muncul di africa,
sebagian dari Asia dan Amerika. Banyak negara maju telah mengurangi atau
mengeliminasi Bovine TB dari populasi ternak
8. Lanjutan.......
Awalnya kasus Bovine tuberculosis ditemukan di negara berkembang seperti
Afrika 46%, Asia 44% dan Amerika Selatan 35%. Menurut laporan tahun 2009
menyebutkan bahwa penderita TB di Asia Tenggara mencapai jumlah kedua
terbesar setelah Afrika sebesar 30% dari total penderita di Dunia. Indonesia
berada di peringkat ke 5 dari negara-negara se Asia Tenggara. Sedangkan
menurut hasil penelitian Halderman (2001) menunjukkan kasus infeksi
Tuberculosis (TB) pada manusia di Afrika sebesar 10% disebabkan oleh M.Bovis
dan di Amerika Latin sebesar 2,5%
9. Besaran Masalah
Kasus bovine tuberkulosis merupakan fenomena gunung es yang sangat
perlu mendapat perhatian dari pemerintah mengingat masih sedikitnya
laporan tentang kasus bovine tiberkulosis di Indonesia. Berdasarkan hasil
investigasi yang dilakukan oleh Juwiyanto dkk (2018) bahwa ditemukan 4
ekor dari 10 ekor sapi yang mati menunjukkan suspet bTB dengan
pemeriksaan histopan dan terlihat perubahan pada paru-paru serta 1 ekor
terdeteksi positif dengan uji PCR.
M.bovis telah dilaporkan menyebabkan 6-30% kasus TBC pada
manusia di USA pada susu yang belum terpasteurisasi, di San Diego
≥ 8% dari selulruh kasus TBC pada manusia disebabkan oleh M.bovis.
dilaporkan di Western Ireland bahwa M.bovis menyebabkan 6,3%
kasus TBC pada manusia. Di New Zealand menunjukkan peningkatan
kasus bovine tuberculosis antara 1983 (3,7%) pada tahun 1989
menjadi (14,6%). Selain itu, Amerika Latin melaporkan diagnosis TBC
sekitar 7000 kasus TBC pada manusia baru pert tahun disebabkan
infeksi dari M.bovis
10. Patofisiologi
M. tuberculosis dan biasanya ditularkan melalui rute pernapasan melalui
kontak dekat dan menghirup aerosol yang terinfeksi. Bentuk zoonosis
terutama ditularkan secara tidak langsung, melalui konsumsi susu yang
terkontaminasi, produk susu, atau daging yang mengandung bahan yang
terinfeksi. Di daerah di mana kebersihan makanan diterapkan secara
konsisten, risiko bagi masyarakat umum telah berkurang, namun infeksi TBC
zoonosis tetap menjadi bahaya bagi petani, pekerja sembelih hewan, dan
tukang daging.
11. Rute infeksi yang biasa dalam kawanan ternak adalah dengan
menghirup aerosol yang terinfeksi, yang dikeluarkan dari paru-
paru (dengan batuk). Betis dapat terinfeksi dengan menelan
kolostrum atau susu dari sapi yang terinfeksi.
Manusia dapat terinfeksi dengan meminum susu mentah dari sapi
yang terinfeksi, atau melalui kontak dengan jaringan yang
terinfeksi di tukang potong atau tukang daging.
Perjalanan penyakit ini terbilang lambat dan membutuhkan waktu
berbulan-bulan atau bertahun-tahun untuk mencapai tahap
infeksi. Akibatnya, hewan yang terinfeksi dapat menumpahkan
bakteri di dalam kawanan sebelum munculnya tanda-tanda klinis.
Oleh karena itu,
Penularan dan
penyebaran penyakit
12. Pemeriksaan daging post mortem (mencari tuberkel di paru-
paru, kelenjar getah bening, usus, hati, limpa, pleura, dan
peritoneum), untuk mendeteksi hewan dan ternak yang
terinfeksi
Pengawasan intensif termasuk kunjungan di pertanian
Pengujian individu ternak secara sistematis
Penghapusan hewan yang terinfeksi dan bersentuhan
Undang-undang lokal yang memadai
Kontrol gerakan yang efektif
Identifikasi hewan individu
Keterlacakan yang efektif.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Program pemberantasan penyakit telah sangat berhasil dalam mengurangi
atau menghilangkan penyakit pada sapi, dengan menggunakan pendekatan
multi-faceted yang meliputi:
13. Strategi
Pencegahan dan
Pengendalian
Epizootik
Secara sistematis mensurvei, mengumpulkan,
menganalisis dan melaporkan data berkualitas
lebih baik tentang kejadian zoonosis TB pada
manusia, dan meningkatkan pengawasan dan
pelaporan TB sapi pada ternak dan satwa liar.
Memperluas ketersediaan alat diagnostik yang
sesuai dan kapasitas untuk pengujian untuk
mengidentifikasi dan mencirikan TB zoonosis
pada manusia.
Mengidentifikasi dan mengatasi kesenjangan
penelitian pada TB zoonosis dan sapi, termasuk
epidemiologi, diagnostik alat, vaksin, rejimen
pengobatan pasien yang efektif, sistem
kesehatan dan intervensi dikoordinasikan
dengan layanan veteriner.
Meningkatkan basis bukti ilmiah
14. Strategi
Pencegahan dan
Pengendalian
Epizootik
Mengembangkan strategi untuk
meningkatkan keamanan pangan.
Mengembangkan kapasitas sektor
kesehatan hewan untuk menurunkan
prevalensi TBC pada peternakan.
Mengidentifikasi populasi kunci dan
jalur risiko penularan TB zoonosis.
Kurangi penularan di Hewan-Manusia
15. Strategi
Pencegahan dan
Pengendalian
Epizootik
Meningkatkan kesadaran akan TB zoonosis,
melibatkan pemangku kepentingan publik dan
swasta utama dan membangun kolaborasi lintas
sektoral yang efektif.
Mengembangkan dan menerapkan kebijakan dan
pedoman untuk pencegahan, surveilans, diagnosis,
dan pengobatan TB zoonosis, sejalan dengan
standar antar pemerintah jika relevan.
Identifikasi peluang untuk intervensi yang
disesuaikan dengan masyarakat yang bersama-
sama menangani manusia dan kesehatan hewan.
Memperkuat Pendekatan Intersektoral
dan Kolaboratif
Mengembangkan kasus investasi untuk
mengadvokasi komitmen politik dan pendanaan
untuk mengatasi TB zoonosis lintas sektor di tingkat
global, regional dan nasional.