SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
Download to read offline
J Agromedicine Unila| Volume 5 | Nomor 2 | Desember 2018| 622
[TINJAUAN PUSTAKA]
PenatalaksanaanKehamilan dengan Tuberkulosis Paru
Amri Yusuf1 dan Merry Indah Sari2
1Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
2Bagian Pendidikan Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
Abstrak
Tuberkulosis (TB) adalahpenyakit infeksimenular yang disebabkanoleh Mycobakterium tuberkulosis dan masih me njadi
masalah kesehatan utama dunia terutama di negara berkembangseperti Indonesia. World Health Organization (WHO)
menyatakanbahwa sepertiga penduduk dunia telahterinfeksi kumanTB. Tuberkulosis di Indonesiamenduduki peringkat
lima besar dunia bersama India, China, Filipina danPakistan. Angka prevalensi TB di Indonesia pada tahun2016 adalah 391
per 100.000 penduduk, dimana hampir separuhnya adalahwanita pada usia produktifdan sekitar 1-3% merupakanwanita
hamil yang menderita TB. Selama kehamilandapat terjadi transmisi basil TB ke janin, biasanya te rjadi secara limfatik,
hematogenatausecara langsung. Diagnosis klinisTB pada kehamilan le bih s ulit karena gejala ya ng muncul s eperti
kelelahan, sesaknafas, berkeringat, lemas, batuk, dan demam ringanmiripdengan gejala fisiologis kehamilan. World Health
Organization sangat merekomendasikanskrining gejala dan pemeriksaan Xpert MTB (Mycobacterium tuberculosis)/RI F
(Resistance to Rifampin) untukmendiagnosis TB pada kehamilan. Pengobatan TB pada kehamilansama seperti wanita yang
tidakhamil. Dalampengobatan menggunakanOAT (Obat antituberkulosis)seperti isoniazid, rifampisin, a tau e tambutol
harus diperhatikanefek teratogenik pada janin. TB yangtidakdiobati atau TB yang diobati terlambat dapat mengarah ke
peningkatan morbiditas neonatal, berat lahir rendah, prematuritas, danpeningkatan komplikasi kehamilan, te rmasuk
peningkatan morbiditas ibu, aborsi, perdarahanpost partum, komplikasi persalinan, danpre -eklampsia.
Kata kunci: kehamilan, OAT, tuberkulosisparu.
Management inPregnancy withPulmonary Tuberculosis
Abstract
Tuberculosis(TB) is a contagious infectious disease causedby Mycobacterium tuberculosis a nd is s till a major health
problemof the worldespeciallyindeveloping countries like Indonesia. The World Health Organization (WHO) states that
one third of the world's population have beeninfectedwith Mycobacterium tuberculosis. TB in Indonesia is ranked fifth in
the worldafter India, China, PhilippinesandPakistan. Indonesia’s TB prevalence rate in2016 is 391 per 100,000 population,
of which nearlyhalf are womenat productive age andabout 1-3% are pregnant womenwith TB. During pregnancy, the re
maybe transmission ofTB bacilli to the fetus, usuallyoccurring lymphatically, hematogens or directly. The clinical diagnosis
of TB in pregnancyis more difficult to diagnose because symptoms that appear s uch as fatigue, s hort ness of breath,
sweating, weakness, cough, and mild fevers are similar to physiological symptoms of pregnancy. WHO strongly
recommends symptom screeningand Xpert MTB (Mycobacterium tuberculosis)/RIF(Resistance to Rifampin) diagnose TB in
pregnancy. Treatment of TB inpregnancyis as same as women who a re not pre gnant. In the treatment using anti
tuberculosisdrugs like isoniazid, rifampicin, or ethambutol, we have to considered te ratogenic e ffect on the fetus.
Untreatment TB or late-treatment TB maylead to increasedneonatal morbidity, l ow birth weight, prematurity, a nd
increasedpregnancycomplications, including maternal morbidity, abortion, postpartum hemorrhage, complicationof birth
process, andpre-eclampsia.
Keywords: anti tuberculosis drugs, pregnancy, pulmonarytuberculosis.
Korespodensi: Amri Yusuf, Kost Melati, RajabasaBandar Lampung, HP08117900399, e-mail: amriysff@gmail.com
Pendahuluan
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit
infeksi menularyangdisebabkanolehBakteri
Tahan Asam (BTA) Mycobakterium
tuberkulosis dan sampai saat ini masih
menjadi masalah kesehatan utama dunia
terutama di negara berkembang seperti
Indonesia.1
World HealthOrganization (WHO)
menyatakanbahwasepertigapendudukdunia
telah terinfeksi kuman tuberkulosis. Dalam
setiap detik, ada satu orang yang terinfeksi
tuberkulosis. Setiap tahunnya, diperkirakan
dapat ditemukan 6 hingga 9 juta kasus
tuberkulosis baru yaitu 95%.2
Kecepatan
penyebaran tuberkulosis bisa meningkat lagi
sesuai dengan peningkatan penyebaran
Human Immunodeficiency Virus (HIV)/Acuired
Immunodeficiency Syndrome (AIDS) dan
munculnya kasus TB-MDR (multy drug
resistant) yang kebal terhadap bermacam
obat.3
TB adalah penyebab kematian urutan
kesembilan dunia di atas HIV / AIDS. Pada
tahun 2016, angka kematian TB HIV-negatif
Amry Yusuf dan MerryIndahSariI Penatalaksanaan Kehamilan dengan Tuberkolusis Paru
J Agromedicine Unila| Volume 5 | Nomor 2 | Desember 2018| 623
diperkirakan 1,3 juta orang (menurun dari 1,7
juta orang di 2000) dan TB HIV-positif
mencapai 374.000 orang.4
Tuberkulosis di
Indonesia menduduki peringkat lima besar
dunia bersama India, China, Filipina dan
Pakistan.JumlahpasienTBdi Indonesiaadalah
sekitar5,8% dari total jumlahpasienTBdunia.
Angka prevalensi TB di Indonesia pada tahun
2016 adalah 391 per 100.000 penduduk,
dimana hampir separuhnya adalah wanita,
dan menyerang sebagian besar wanita pada
usiaproduktif.Sekitar1-3%dari semuawanita
hamil menderitatuberkulosisdanterdapat 16
wanitahamil dengantuberkulosisaktif, dan 7
dari 11 yangdiperiksamenderitapositif HIV.4,5
Di Lampung, hingga akhir Desember
tahun2015, angka penemuankasuspenderita
TB Paru sebanyak 8.492 kasus. Angka
keberhasilanpengobatandi PropinsiLampung
tahun 2015 sudah mencapai target yaitu
92,6%.6
Berdasarkan data yang diperoleh dari
laporan bidang Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan (P2PL) TB paru Dinas
Kesehatan Kota Bandar Lampung, angka
kejadian TB paru di Bandar Lampung pada
bulanJanuari-Juli2014 sebesar459 kasus.Dari
data tersebut, diketahui bahwa angka
kejadian tertinggi terdapat pada kecamatan
Panjang,yaitusebesar44 kasus.7
Kehamilan bukanlah suatu faktor
predisposisi terhadaptimbulnyatuberkulosis
pada seseorang ataupun faktor yang
mempengaruhi perjalanan dan manifestasi
klinispenyakittuberkulosis.Tuberkulosispada
kehamilan merupakan masalah tersendiri
karena selain mengenai ibu, juga dapat
menular pada janin yang dikandung dan
berpengaruh buruk terhadap janin melalui
berbagai macam cara terutama pada masa
perinatal. Walaupun infeksi transplasental
jarang,bayi memiliki resikoterinfeksi melalui
kontakdenganibudengantuberkulosisaktif.
Komplikasi perinatal seperti ukuran
janin kecil untuk masa kehamilan, berat bayi
lahir rendah (BBLR), perdarahan antepartum,
kematian janin, dan tuberkulosis kongenital
merupakan beberapa penyulit yang dapat
timbul padaseorangibuhamil yangmenderita
tuberkulosis.2
Keterlambatan diagnosis tuberkulosis
pada neonatus sering terjadi karena
keterlambatan diagnosis tuberkulosis pada
ibu. Oleh karena itu riwayat perjalanan
penyakitibuhamil sangatpentingdiketahui
untuk mencegah keterlambatan diagnosis.
Gejala klinis tuberkulosis pada kehamilan
berupa batuk (74%), penurunan berat badan
(41%), demam (30%), nafsu makan menurun
(30%) dan hemoptisis (19%). Sebagian besar
tuberkulosispadakehamilanseringkali tanpa
gejala yang khas, maka sekitar 30% ibu
terdiagnosis tuberkulosis setelah bayi yang
dilahirkan diketahui menderita tuberkulosis
kongenital.8
Isi
Tuberkulosis adalah penyakit menular
langsung yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis, yang sebagian
besar(80%) menyerangparu-paru. Penularan
penyakit ini sebagian besar melalui inhalasi
yang mengandung droplet nuclei, sehingga TB
paru merupakanmanifestasi klinisyangpaling
sering dibandingkan pada organ lain. Pada TB
kulit atau jaringan lunak penularan bisa
melalui inokulasilangsung.9,10
MenurutAmerican Thoracic Society dan
WHO 1964 diagnosis TB paru adalah
menemukan kuman Mycobacterium
tuberculosis dalam sputum atau jaringan paru
secara biakan.11
Diagnosis ditegakkan
berdasarkananamnesis,pemeriksaanfisikdan
pemeriksaan penunjang. Dari anamnesis
didapatkan riwayat mengenai gejala
respiratorik seperti batuk lebih dari dua
minggu, batuk darah, sesak napas, dan nyeri
dada, sedangkan pada gejala sistemik
ditemukan adanya demam dan keringat
malam, penurunanberatbadan,malaise, dan
anoreksia.Pemeriksaanfisikditemukansuara
nafastambahanberuparonki basah,kasar dan
nyaring dari auskultasi. Pemeriksaan
penunjang berupa: radiologi (foto toraks),
pemeriksaan bakteriologi dapat berasal dari
dahak (uji sputum), dan uji mantoux.
Diagnosis TB ditegakkan dari hasil
pemeriksaan sputum dan atau kultur bakteri
yang positif. WHO merekomendasikan
pemeriksaan cepat untuk mendiagnosis TB
paru menggunakan alat Xpert MTB/RIF,
sebuah tes molekuler untuk Mycobacterium
tuberculosis (MTB) dan resisten rifampisin
(RIF) dengan menggunakansampeldari dahak
dalam waktu dua jam.9,12
Alur diagnosis TB
paru pada orang dewasa dapat dilihat pada
gambar 1.
Amry Yusuf dan MerryIndahSariI Penatalaksanaan Kehamilan dengan Tuberkolusis Paru
J Agromedicine Unila| Volume 5 | Nomor 2 | Desember 2018| 624
Gambar 1. Alur Diagnosis TB
Tuberkulosis dapat menimbulkan
infertilitas pada wanita, dengan cara
mencegah terjadinya konsepsi, karena pada
beberapa wanita dengan tuberkulosis
seringkali hasil konsepsi berimplantasi pada
tuba fallopii.13
Pengaruh TB pada kehamilan
tergantung dari beberapa faktor antara lain:
lokasi penyakit (intra atau ekstrapulmonal),
usia kehamilan, status gizi ibu dan ada
tidaknyapenyakitpenyerta.Selamakehamilan
dapat terjadi transmisi basil TB ke janin.
Transmisi biasanya terjadi secara limfatik,
hematogen atau secara langsung. Janin dapat
terinfeksi melalui darah yang berasal dari
infeksi plasentamelaluivenaumbilikalis atau
aspirasi cairan amnion, komplikasi seperti ini
jarang terjadi.TByang terjadi disebutsebagai
TB kongenital.14
Metode skriningTBparu berbasisgejala
untukibuhamil adalahsub optimal dan perlu
pemeriksaan lebih lanjut, hal ini disebabkan
karena beberapa gejala yang muncul
dikaburkan oleh perubahan fisiologis selama
kehamilan.15
Faktamembuktikanbahwakasus
TB di negara-negara Afrika Sub-Sahara pada
ibuhamil yangterdiagnosissangatrendah.Hal
ini mungkin disebabkan oleh kinerja buruk
dari algoritma skrining gejala WHO yang
direkomendasikanuntukmengidentifikasi TB
pada ibu hamil, dan kesadaran yang rendah
dari petugas kesehatan tentang gejala TB
selamakehamilan.16
Diagnosisklinistuberkulosispada ibu
hamil lebih sulit untuk terdiagnosis karena
gejala yang muncul seperti kelelahan, sesak
nafas, berkeringat, lemas, batuk, dan demam
ringan mirip dengan gejala fisiologis
kehamilan. Untuk wanita hamil di sebagian
besarnegara denganbebantuberkulosisyang
tinggi, praktek perawatan standar saat ini
untuk skrining TB dan diagnosisnya sama
dengan yang digunakan untuk mendeteksi
penyakitpopulasiumum.Tes diagnostik yang
disarankan mencakup mikroskopis, kultur,
deteksi molekul DNA seperti Xpert MTB/RIF,
dan radiografi thoraks yang menimbulkan
risiko minimal untuk janin, juga
direkomendasikan padawanitayangterdapat
kontak dengan TB. Pada daerah dengan
tingkat HIV yang tinggi, WHO sangat
merekomendasikan skrining gejala dan
pemeriksaan XpertMTB/ RIF.17,18,19
Pada wanita hamil dengan gejala
sugestif dan tanda-tanda TB, tes tuberkulin
jugaaman dilakukan walaupun masihmenjadi
perdebatan mengenai sensitivitas uji
tuberkulin selama masa kehamilan. Laporan
sebelumnya menyarankan bahwa uji
tuberkulin (mantoux test dan tine test) akan
berkurang sensitivitasnya pada kehamilan,
sementara studi terbaru menunjukkan tidak
ada perbedaanyangsignifikan dalamkeadaan
hamil dantidakhamil.14,19
Setelah diagnosis dikonfirmasikan,
rekomendasi WHO untuk pengobatan
tuberkulosis pada wanita hamil adalah sama
seperti untukwanitayangtidakhamil,bahkan
untuk HIV positif menggunakan terapi
antiretroviral (ART). Wanita hamil dengan TB
aktif biasanya diterapi dengan tidak
mempertimbangkan trisemester kehamilan.
OAT yang digunakan tidak berbeda dengan
wanita yang tidak hamil seperti isoniazid,
rifampisin, etambutol juga digunakan secara
luas pada wanita hamil. Obat-obat tersebut
dapat melalui plasenta dalam dosis rendah
dan tidakmenimbulkan efek teratogenik pada
janin.14,20
Streptomisin adalah satu-satunya obat
yang telah terbukti memiliki efek ototoksik,
yang menyebabkan tuli sensorineural pada
bayi,sehinggatidakbolehdiberikanpada ibu
hamil dengan tuberkulosis. Terdapat satu
laporan ethionamide ditemukan
Amry Yusuf dan MerryIndahSariI Penatalaksanaan Kehamilan dengan Tuberkolusis Paru
J Agromedicine Unila| Volume 5 | Nomor 2 | Desember 2018| 625
menyebabkan efek teratogenik, sedangkan
ethambutol dan rifampisin juga telah
dihubungkan dengan peningkatan insiden
keterlambatan pertumbuhan janin, kelahiran
prematurdan malformasi.17,20
Efekyang merugikandari isoniazidyaitu
terdapat sedikit peningkatan resiko pada
sistemsaraf pusat,tetapi tidakmeningkatkan
resikokelainankongenital atauabortus. Pada
pemberian isoniazid sebaiknya diberikan
piridoksin 50 mg/hari untuk mencegah
terjadinya neuropati perifer. Pemeriksaan
fungsi hati sebaiknya dilakukan saat
pemberianisoniziddanrifampisin.Pemberian
vitamin K dilakukan pada akhir trismester
ketiga kehamilan dan bayi yang baru lahir.
Walaupun beberapa penelitian tidak
menunjukkan efek teratogenik dari isoniazid
pada wanita post partum, tetapi beberapa
rekomendasi menundapengobatanini sampai
persalinanbahkan3-6bulanpost partum.20
Pada kasus multidrug resistant (MDR)
digunakan pirazinamid, akan tetapi
pirazinamidtidakdigunakansecararutinpada
wanita hamil karena terdapat efek
teratogenik. Paraamino salisilat (PAS) telah
digunakan secara aman pada wanita hamil
akan tetapi obat tersebut ditoleransi tubuh
secara buruk.21
Pengobatan secara obstetri juga perlu
diperhatikan seperti pemeriksaan antenatal
yang teratur,istirahatcukup,makananbergizi,
pengobatan anemia, dan dukungan keluarga
yang optimal. Berikan isolasi yang memadai
selama persalinan dan pasca persalinan. Bayi
harus diperiksa untuk mengetahui adanya
tuberkulosis.Walaupuninfeksi transplasental
jarang,bayi memiliki resikoterinfeksi melalui
kontak dengan ibu dengan tuberkulosis aktif.
Seksio sesaria tidak dilakukan atas indikasi
tuberkulosis paru,kecuali apabilaadaindikasi
obstetrik.22,23
Tuberkulosisparuyangtidakdiobati atau
yang terlambat diobati dapat menyebabkan
konsekuensi berat pada ibu dan anak. Wanita
hamil dengan TB paru yang dirawat dengan
tepat dapat mencegah terjadinya peningkatan
komplikasi maternal atauneonatal. Sementara
yang tidak diberikan pengobatan, TB dapat
meningkatkan morbiditas neonatal, seperti
berat lahir rendah, prematuritas, dan juga
dapat meningkatkan empat kali lipat
morbiditasibu,sepertiaborsi,perdarahanpost
partum, kesulitan persalinan, dan pre-
eklampsia. Perawatan pranatal dapat menjadi
peluang yang sangat baik untuk skrining,
mendiagnosis TB dan menindaklanjuti
perawatan TB, terutama untuk wanita yang
memilikiaksesterbatas ke layanankesehatan,
seperti perempuan dengan status sosial dan
ekonomi yangterbatas.17,23
Ringkasan
Tuberkulosis adalah penyakit menular
langsung yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis, yang sebagian
besar (80%) menyerang paru-paru.
Tuberkulosis pada kehamilan merupakan
masalah tersendiri karena selain mengenai
ibu, juga dapat menular pada janin yang
dikandung dan berpengaruh buruk terhadap
janin melalui berbagai macam cara terutama
pada masa perinatal.
Keterlambatan diagnosis tuberkulosis
pada neonatus sering terjadi karena
keterlambatan diagnosis tuberkulosis pada
ibu. Oleh karena itu riwayat perjalanan
penyakit ibu hamil sangat penting diketahui
untuk mencegah keterlambatan diagnosis.
Gejala klinis tuberkulosis pada kehamilan
berupa batuk (74%), penurunan berat badan
(41%), demam (30%), nafsu makan menurun
(30%) dan hemoptisis (19%). Sebagian besar
tuberkulosispadakehamilanseringkali tanpa
gejala yang khas, maka sekitar 30% ibu
terdiagnosis tuberkulosis setelah bayi yang
dilahirkan diketahui menderita tuberkulosis
kongenital.
Simpulan
WHO merekomendasikan untuk
pengobatan tuberkulosis pada kehamilan
sama seperti wanitayangtidakhamil.Namun,
yang harus diperhatikan adalah pemberian
OAT yang dapat menimbulkan efek
teratogenik terhadap janin. OAT seperti
isoniazid, rifampisin, etambutol digunakan
secara luas pada wanita hamil. Seksio sesaria
tidak dilakukan atas indikasi tuberkulosis
paru, kecuali apabilaadaindikasiobstetrik.
Daftar Pustaka
1. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Pedoman nasional TB. Jakarta:
DepkesRI;2014.
2. Laksmi PW, Mansjoer A, Alwi I, Setiadi S.
Penyakit-penyakit pada kehamilan: peran
Amry Yusuf dan MerryIndahSariI Penatalaksanaan Kehamilan dengan Tuberkolusis Paru
J Agromedicine Unila| Volume 5 | Nomor 2 | Desember 2018| 626
seorang internis. Jakarta: Interna
Publishing;2008.
3. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia.
Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan
tuberkulosis di Indonesia. Jakarta:
Perhimpunan DokterParuIndonesia;2008.
4. World Health Organization. Global
tuberculosis report [internet]. Geneva:
WHO; 2017 [disitasi 12 April 2018].
Tersediadari:http://www.who.int/tb
5. World Health Organization. WHO Report
2016 Global Tuberculosis Control
[internet]. Geneva: WHO; 2016 [disitasi 12
April 2018]. Tersedia dari:
www.who.int/tb/data
6. DinasKesehatan.Profil kesehatanprovinsi
Lampung tahun 2015. Bandar Lampung:
PemerintahProvinsi Lampung;2016.
7. Dinas Kesehatan. Profil dinas kesehatan
kota Bandar Lampung 2014. Bandar
Lampung: Pemerintah Kota Bandar
Lampung;2015.
8. Dharmawan BS, Setyanto DB, Rinawati R.
Diagnosis dan tata laksana neonatus dari
ibuhamil tuberkulosis aktif [internet]. Sari
Pediatri; 2004 [disitasi 12 April 2018].
Tersediadari:https://saripediatri.org
9. Sudoyo AW. Tuberkulosis paru. Dalam:
Sudoyo AW, editor. Ilmu penyakit dalam.
Jilid III. Jakarta: Interna Publishing; 2009.
hlm. 243-45.
10.Barker RD. Clinical tuberculosis. The
American Journal of Medicine [internet].
2016 [disitasi 12 April 2018]; 44(6):384-9.
Tersedia dari:http://doi.org/10.1016
11.World Health Organization. International
standards for tuberculosis care (ISTC).
Tuberculosis Coalition for Technical
Assistance: World Health Organization;
2006.
12.Gilpin C, Korobitsyn A, Migliori GB,
Raviglione MC, Weyer K. The world health
organization standards for tuberculosis
care and management. EurRespir J
[internet]. 2018 [disitasi 12 April 2018];
51:1800098. Tersedia dari:
http://doi.org/10.1183
13.Gebreegziabiher D, Adane K, Abebe M.
Survey on undiagnosed active pulmonary
tuberculosis among pregnant mothers in
mekelleandsurroundingdistrictsintigray,
ethiopia. Int J Mycobacteriol. 2017;
6(1):43–46.
14.Olabisi ML, Ibraheem A. Tuberculosis in
pregnancy.Journal of Pregnancy [internet].
2012 [disitasi 12 april 2018]; 3(4):1-8.
Tersedia dari:
http://dx.doi.org/10.1155/2012/379271
15.La Course SM, Cranmer LM, Bekker A,
Steingart KR, Black D, Horne DJ, et al.
Symptomscreeningforactive tuberculosis
in pregnant women living with HIV
[internet]. USA: Cochrane Database of
Systematic Reviews; 2018 [disitasi 12 April
2018]. Tersedia dari :
http://doi.org/10.1002/14651858
16.Lin HC, Lin HC, Chen SF. Increased risk of
low birth weight and small for gestational
age infants among women with
tuberculosis.BJOG.2010; 117:585-90.
17.Nguyen,Pandolfini C,Chiodini P, Bonati M.
Tuberculosis care for pregnant women: a
systematic review. BMC Infectious
Diseases;2014; 14: 617-21.
18.SugarmanJ, ColvinC,Moran AC,Oxlade O.
Tuberculosis in pregnancy: an estimate of
the global burden of disease. Lancet Glob
Health. 2014; 2(12):710-716.
19.Getahun H, Sculier D, Sismanidis C,
Grzemska M, Raviglione M. Prevention,
diagnosis,andtreatmentof tuberculosisin
children and mothers: evidence for action
for maternal, neonatal, and child health
services. J Infect Dis. 2012; 205(Suppl
2):216-27.
20.Vijay K, Gudeta A, Zerihun A, Lewis O,
Ahmed S, Gajjala J, et al. Case report
postpartum tuberculosis: a diagnostic and
therapeutic challenge [internet]. Hindawi
Publishing Corporation; 2016 [disitasi 12
april 2018]. Tersedia dari:
http://dx.doi.org/10.1155/2016/3793941
21.Prawirohardjo S. Ilmu kebidanan. Jakarta:
BagianObstetri danGinekologi FKUI;2014.
22.Depkes RI. Pharmaceutical care untuk
penyakit tuberkulosis. Jakarta: Direktorat
Bina Farmasi Komunitas dan Klinik
Direktorat Jendral Bina Kefarmasian dan
AlatKesehatanDepartemenKesehatan RI;
2005.
23.HarriesAD, JahnA, SmithAB, Gadabu J, GP
Douglas, KhaderA,et al.Cohortanalysisof
antenatal care and delivery outcomes in
pregnancy: a basis for improving maternal
health. International Union Against
Tuberculosis and Lung Disease Health
solutionsforthe poor.2014; 4(2):75–78.

More Related Content

What's hot

Juknis HIV: Pedoman iIPP
Juknis HIV: Pedoman iIPPJuknis HIV: Pedoman iIPP
Juknis HIV: Pedoman iIPP
Irene Susilo
 
Konsep penularan penyakit
Konsep penularan penyakitKonsep penularan penyakit
Konsep penularan penyakit
anwar marzuki
 
Hubungan pemberian imunisasi bcg dengan kejadian tuberkulosis paru pada anak ...
Hubungan pemberian imunisasi bcg dengan kejadian tuberkulosis paru pada anak ...Hubungan pemberian imunisasi bcg dengan kejadian tuberkulosis paru pada anak ...
Hubungan pemberian imunisasi bcg dengan kejadian tuberkulosis paru pada anak ...
Operator Warnet Vast Raha
 
Konsep dasar imunisasi pada anak
Konsep dasar imunisasi pada anakKonsep dasar imunisasi pada anak
Konsep dasar imunisasi pada anak
diana diana
 
Bahaya vaksin presentasi Ummu Salamah Al-Hajjam
Bahaya vaksin presentasi Ummu Salamah Al-HajjamBahaya vaksin presentasi Ummu Salamah Al-Hajjam
Bahaya vaksin presentasi Ummu Salamah Al-Hajjam
rizalbrandan
 

What's hot (20)

Juknis HIV: Pedoman iIPP
Juknis HIV: Pedoman iIPPJuknis HIV: Pedoman iIPP
Juknis HIV: Pedoman iIPP
 
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Flu Burung
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Flu BurungPharmaceutical Care Untuk Penyakit Flu Burung
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Flu Burung
 
Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS
Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS
Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Penyakit tuberkulosis
Penyakit tuberkulosisPenyakit tuberkulosis
Penyakit tuberkulosis
 
Konsep penularan penyakit
Konsep penularan penyakitKonsep penularan penyakit
Konsep penularan penyakit
 
Hubungan pemberian imunisasi bcg dengan kejadian tuberkulosis paru pada anak ...
Hubungan pemberian imunisasi bcg dengan kejadian tuberkulosis paru pada anak ...Hubungan pemberian imunisasi bcg dengan kejadian tuberkulosis paru pada anak ...
Hubungan pemberian imunisasi bcg dengan kejadian tuberkulosis paru pada anak ...
 
Konsep dasar imunisasi pada anak
Konsep dasar imunisasi pada anakKonsep dasar imunisasi pada anak
Konsep dasar imunisasi pada anak
 
Campak
CampakCampak
Campak
 
BAB 8 Epidemiologi Penyakit Menular Infeksi menular seksual
BAB 8 Epidemiologi Penyakit Menular  Infeksi menular seksualBAB 8 Epidemiologi Penyakit Menular  Infeksi menular seksual
BAB 8 Epidemiologi Penyakit Menular Infeksi menular seksual
 
RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT CHIKUNGUNYA
RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT CHIKUNGUNYARIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT CHIKUNGUNYA
RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT CHIKUNGUNYA
 
CTU 211 (Sains dan Teknologi Islam)
CTU 211 (Sains dan Teknologi Islam) CTU 211 (Sains dan Teknologi Islam)
CTU 211 (Sains dan Teknologi Islam)
 
Askep anak polio
Askep anak polioAskep anak polio
Askep anak polio
 
Penyakit – penyakit menular pada zaman pemerintahan megawati
Penyakit – penyakit menular pada zaman pemerintahan megawatiPenyakit – penyakit menular pada zaman pemerintahan megawati
Penyakit – penyakit menular pada zaman pemerintahan megawati
 
Penyuluhan Measles dan Rubella
Penyuluhan Measles dan RubellaPenyuluhan Measles dan Rubella
Penyuluhan Measles dan Rubella
 
Bahaya vaksin presentasi Ummu Salamah Al-Hajjam
Bahaya vaksin presentasi Ummu Salamah Al-HajjamBahaya vaksin presentasi Ummu Salamah Al-Hajjam
Bahaya vaksin presentasi Ummu Salamah Al-Hajjam
 
223720883 case-pneumonia
223720883 case-pneumonia223720883 case-pneumonia
223720883 case-pneumonia
 
Tugas bu reka epidemologi
Tugas bu reka epidemologiTugas bu reka epidemologi
Tugas bu reka epidemologi
 
Pentingnya Imunisasi
Pentingnya ImunisasiPentingnya Imunisasi
Pentingnya Imunisasi
 
Bahan imunisasi
Bahan imunisasiBahan imunisasi
Bahan imunisasi
 

Similar to Tb hamil

Penanganan terkini tuberkulosis atau tb
Penanganan terkini tuberkulosis atau tbPenanganan terkini tuberkulosis atau tb
Penanganan terkini tuberkulosis atau tb
simantak
 

Similar to Tb hamil (20)

Tbc
TbcTbc
Tbc
 
Chapter i
Chapter iChapter i
Chapter i
 
Tbc pada ibu
Tbc pada ibuTbc pada ibu
Tbc pada ibu
 
Makalah tbc pada anakk
Makalah tbc pada anakkMakalah tbc pada anakk
Makalah tbc pada anakk
 
BAB 14 Epidemiologi Kesehatan Masyarakat ISPA
BAB 14 Epidemiologi Kesehatan Masyarakat ISPABAB 14 Epidemiologi Kesehatan Masyarakat ISPA
BAB 14 Epidemiologi Kesehatan Masyarakat ISPA
 
Bovine Tuberculosis.pdf
Bovine Tuberculosis.pdfBovine Tuberculosis.pdf
Bovine Tuberculosis.pdf
 
Askep Anak dengan ISPA
Askep Anak dengan ISPAAskep Anak dengan ISPA
Askep Anak dengan ISPA
 
bahan materi tb bumil.docx
bahan materi tb bumil.docxbahan materi tb bumil.docx
bahan materi tb bumil.docx
 
HIV DALAM KEHAMILAN & PENATALAKSANAANNYA (WHO 2013)
HIV DALAM KEHAMILAN & PENATALAKSANAANNYA (WHO 2013)HIV DALAM KEHAMILAN & PENATALAKSANAANNYA (WHO 2013)
HIV DALAM KEHAMILAN & PENATALAKSANAANNYA (WHO 2013)
 
Maklah tbc1
Maklah tbc1Maklah tbc1
Maklah tbc1
 
Jurnal pengetahuan masker
Jurnal pengetahuan maskerJurnal pengetahuan masker
Jurnal pengetahuan masker
 
Askep campak
Askep campak Askep campak
Askep campak
 
Makalah tbc pada anak
Makalah tbc pada anakMakalah tbc pada anak
Makalah tbc pada anak
 
Makalah tbc pada anakk
Makalah tbc pada anakkMakalah tbc pada anakk
Makalah tbc pada anakk
 
Anamnesis dan Tindakan pada Kasus.pptx
Anamnesis dan Tindakan pada Kasus.pptxAnamnesis dan Tindakan pada Kasus.pptx
Anamnesis dan Tindakan pada Kasus.pptx
 
BAB 6 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR Tuberkulosis (tb)
BAB 6 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR Tuberkulosis (tb)BAB 6 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR Tuberkulosis (tb)
BAB 6 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR Tuberkulosis (tb)
 
Makalah tbc pada anak
Makalah tbc pada anakMakalah tbc pada anak
Makalah tbc pada anak
 
Penanganan terkini tuberkulosis atau tb
Penanganan terkini tuberkulosis atau tbPenanganan terkini tuberkulosis atau tb
Penanganan terkini tuberkulosis atau tb
 
PPT P2 ISPA.pptx
PPT P2 ISPA.pptxPPT P2 ISPA.pptx
PPT P2 ISPA.pptx
 
Ensefalitis tb
Ensefalitis tbEnsefalitis tb
Ensefalitis tb
 

More from Taufik Biya

More from Taufik Biya (10)

laporan pasien interna 2024..............
laporan pasien interna 2024..............laporan pasien interna 2024..............
laporan pasien interna 2024..............
 
SASARAN KESELAMATAN PASIEN akreditasi.pptx
SASARAN KESELAMATAN PASIEN akreditasi.pptxSASARAN KESELAMATAN PASIEN akreditasi.pptx
SASARAN KESELAMATAN PASIEN akreditasi.pptx
 
LAPORAN PASIEN EMD.pptx
LAPORAN PASIEN EMD.pptxLAPORAN PASIEN EMD.pptx
LAPORAN PASIEN EMD.pptx
 
Bahan FILSAFAT HR PPDS ppt.ppt
Bahan FILSAFAT  HR PPDS ppt.pptBahan FILSAFAT  HR PPDS ppt.ppt
Bahan FILSAFAT HR PPDS ppt.ppt
 
Slide_Cara_Penyuntikan_Insulin.ppt
Slide_Cara_Penyuntikan_Insulin.pptSlide_Cara_Penyuntikan_Insulin.ppt
Slide_Cara_Penyuntikan_Insulin.ppt
 
hipogonadisme materi.pptx
hipogonadisme materi.pptxhipogonadisme materi.pptx
hipogonadisme materi.pptx
 
Puisi untuk istri
Puisi untuk istriPuisi untuk istri
Puisi untuk istri
 
3. cover panduan 4
3. cover panduan 43. cover panduan 4
3. cover panduan 4
 
Gambar Hematologi
Gambar HematologiGambar Hematologi
Gambar Hematologi
 
Alur Registrasi
Alur RegistrasiAlur Registrasi
Alur Registrasi
 

Recently uploaded

BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
NezaPurna
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
srirezeki99
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
RekhaDP2
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
Acephasan2
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
Zuheri
 
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATIPPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
MuhammadAlfiannur2
 

Recently uploaded (20)

Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdfPentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
 
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfMODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
 
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATIPPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
 
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxStatistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
 

Tb hamil

  • 1. J Agromedicine Unila| Volume 5 | Nomor 2 | Desember 2018| 622 [TINJAUAN PUSTAKA] PenatalaksanaanKehamilan dengan Tuberkulosis Paru Amri Yusuf1 dan Merry Indah Sari2 1Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung 2Bagian Pendidikan Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung Abstrak Tuberkulosis (TB) adalahpenyakit infeksimenular yang disebabkanoleh Mycobakterium tuberkulosis dan masih me njadi masalah kesehatan utama dunia terutama di negara berkembangseperti Indonesia. World Health Organization (WHO) menyatakanbahwa sepertiga penduduk dunia telahterinfeksi kumanTB. Tuberkulosis di Indonesiamenduduki peringkat lima besar dunia bersama India, China, Filipina danPakistan. Angka prevalensi TB di Indonesia pada tahun2016 adalah 391 per 100.000 penduduk, dimana hampir separuhnya adalahwanita pada usia produktifdan sekitar 1-3% merupakanwanita hamil yang menderita TB. Selama kehamilandapat terjadi transmisi basil TB ke janin, biasanya te rjadi secara limfatik, hematogenatausecara langsung. Diagnosis klinisTB pada kehamilan le bih s ulit karena gejala ya ng muncul s eperti kelelahan, sesaknafas, berkeringat, lemas, batuk, dan demam ringanmiripdengan gejala fisiologis kehamilan. World Health Organization sangat merekomendasikanskrining gejala dan pemeriksaan Xpert MTB (Mycobacterium tuberculosis)/RI F (Resistance to Rifampin) untukmendiagnosis TB pada kehamilan. Pengobatan TB pada kehamilansama seperti wanita yang tidakhamil. Dalampengobatan menggunakanOAT (Obat antituberkulosis)seperti isoniazid, rifampisin, a tau e tambutol harus diperhatikanefek teratogenik pada janin. TB yangtidakdiobati atau TB yang diobati terlambat dapat mengarah ke peningkatan morbiditas neonatal, berat lahir rendah, prematuritas, danpeningkatan komplikasi kehamilan, te rmasuk peningkatan morbiditas ibu, aborsi, perdarahanpost partum, komplikasi persalinan, danpre -eklampsia. Kata kunci: kehamilan, OAT, tuberkulosisparu. Management inPregnancy withPulmonary Tuberculosis Abstract Tuberculosis(TB) is a contagious infectious disease causedby Mycobacterium tuberculosis a nd is s till a major health problemof the worldespeciallyindeveloping countries like Indonesia. The World Health Organization (WHO) states that one third of the world's population have beeninfectedwith Mycobacterium tuberculosis. TB in Indonesia is ranked fifth in the worldafter India, China, PhilippinesandPakistan. Indonesia’s TB prevalence rate in2016 is 391 per 100,000 population, of which nearlyhalf are womenat productive age andabout 1-3% are pregnant womenwith TB. During pregnancy, the re maybe transmission ofTB bacilli to the fetus, usuallyoccurring lymphatically, hematogens or directly. The clinical diagnosis of TB in pregnancyis more difficult to diagnose because symptoms that appear s uch as fatigue, s hort ness of breath, sweating, weakness, cough, and mild fevers are similar to physiological symptoms of pregnancy. WHO strongly recommends symptom screeningand Xpert MTB (Mycobacterium tuberculosis)/RIF(Resistance to Rifampin) diagnose TB in pregnancy. Treatment of TB inpregnancyis as same as women who a re not pre gnant. In the treatment using anti tuberculosisdrugs like isoniazid, rifampicin, or ethambutol, we have to considered te ratogenic e ffect on the fetus. Untreatment TB or late-treatment TB maylead to increasedneonatal morbidity, l ow birth weight, prematurity, a nd increasedpregnancycomplications, including maternal morbidity, abortion, postpartum hemorrhage, complicationof birth process, andpre-eclampsia. Keywords: anti tuberculosis drugs, pregnancy, pulmonarytuberculosis. Korespodensi: Amri Yusuf, Kost Melati, RajabasaBandar Lampung, HP08117900399, e-mail: amriysff@gmail.com Pendahuluan Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menularyangdisebabkanolehBakteri Tahan Asam (BTA) Mycobakterium tuberkulosis dan sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan utama dunia terutama di negara berkembang seperti Indonesia.1 World HealthOrganization (WHO) menyatakanbahwasepertigapendudukdunia telah terinfeksi kuman tuberkulosis. Dalam setiap detik, ada satu orang yang terinfeksi tuberkulosis. Setiap tahunnya, diperkirakan dapat ditemukan 6 hingga 9 juta kasus tuberkulosis baru yaitu 95%.2 Kecepatan penyebaran tuberkulosis bisa meningkat lagi sesuai dengan peningkatan penyebaran Human Immunodeficiency Virus (HIV)/Acuired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) dan munculnya kasus TB-MDR (multy drug resistant) yang kebal terhadap bermacam obat.3 TB adalah penyebab kematian urutan kesembilan dunia di atas HIV / AIDS. Pada tahun 2016, angka kematian TB HIV-negatif
  • 2. Amry Yusuf dan MerryIndahSariI Penatalaksanaan Kehamilan dengan Tuberkolusis Paru J Agromedicine Unila| Volume 5 | Nomor 2 | Desember 2018| 623 diperkirakan 1,3 juta orang (menurun dari 1,7 juta orang di 2000) dan TB HIV-positif mencapai 374.000 orang.4 Tuberkulosis di Indonesia menduduki peringkat lima besar dunia bersama India, China, Filipina dan Pakistan.JumlahpasienTBdi Indonesiaadalah sekitar5,8% dari total jumlahpasienTBdunia. Angka prevalensi TB di Indonesia pada tahun 2016 adalah 391 per 100.000 penduduk, dimana hampir separuhnya adalah wanita, dan menyerang sebagian besar wanita pada usiaproduktif.Sekitar1-3%dari semuawanita hamil menderitatuberkulosisdanterdapat 16 wanitahamil dengantuberkulosisaktif, dan 7 dari 11 yangdiperiksamenderitapositif HIV.4,5 Di Lampung, hingga akhir Desember tahun2015, angka penemuankasuspenderita TB Paru sebanyak 8.492 kasus. Angka keberhasilanpengobatandi PropinsiLampung tahun 2015 sudah mencapai target yaitu 92,6%.6 Berdasarkan data yang diperoleh dari laporan bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) TB paru Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung, angka kejadian TB paru di Bandar Lampung pada bulanJanuari-Juli2014 sebesar459 kasus.Dari data tersebut, diketahui bahwa angka kejadian tertinggi terdapat pada kecamatan Panjang,yaitusebesar44 kasus.7 Kehamilan bukanlah suatu faktor predisposisi terhadaptimbulnyatuberkulosis pada seseorang ataupun faktor yang mempengaruhi perjalanan dan manifestasi klinispenyakittuberkulosis.Tuberkulosispada kehamilan merupakan masalah tersendiri karena selain mengenai ibu, juga dapat menular pada janin yang dikandung dan berpengaruh buruk terhadap janin melalui berbagai macam cara terutama pada masa perinatal. Walaupun infeksi transplasental jarang,bayi memiliki resikoterinfeksi melalui kontakdenganibudengantuberkulosisaktif. Komplikasi perinatal seperti ukuran janin kecil untuk masa kehamilan, berat bayi lahir rendah (BBLR), perdarahan antepartum, kematian janin, dan tuberkulosis kongenital merupakan beberapa penyulit yang dapat timbul padaseorangibuhamil yangmenderita tuberkulosis.2 Keterlambatan diagnosis tuberkulosis pada neonatus sering terjadi karena keterlambatan diagnosis tuberkulosis pada ibu. Oleh karena itu riwayat perjalanan penyakitibuhamil sangatpentingdiketahui untuk mencegah keterlambatan diagnosis. Gejala klinis tuberkulosis pada kehamilan berupa batuk (74%), penurunan berat badan (41%), demam (30%), nafsu makan menurun (30%) dan hemoptisis (19%). Sebagian besar tuberkulosispadakehamilanseringkali tanpa gejala yang khas, maka sekitar 30% ibu terdiagnosis tuberkulosis setelah bayi yang dilahirkan diketahui menderita tuberkulosis kongenital.8 Isi Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, yang sebagian besar(80%) menyerangparu-paru. Penularan penyakit ini sebagian besar melalui inhalasi yang mengandung droplet nuclei, sehingga TB paru merupakanmanifestasi klinisyangpaling sering dibandingkan pada organ lain. Pada TB kulit atau jaringan lunak penularan bisa melalui inokulasilangsung.9,10 MenurutAmerican Thoracic Society dan WHO 1964 diagnosis TB paru adalah menemukan kuman Mycobacterium tuberculosis dalam sputum atau jaringan paru secara biakan.11 Diagnosis ditegakkan berdasarkananamnesis,pemeriksaanfisikdan pemeriksaan penunjang. Dari anamnesis didapatkan riwayat mengenai gejala respiratorik seperti batuk lebih dari dua minggu, batuk darah, sesak napas, dan nyeri dada, sedangkan pada gejala sistemik ditemukan adanya demam dan keringat malam, penurunanberatbadan,malaise, dan anoreksia.Pemeriksaanfisikditemukansuara nafastambahanberuparonki basah,kasar dan nyaring dari auskultasi. Pemeriksaan penunjang berupa: radiologi (foto toraks), pemeriksaan bakteriologi dapat berasal dari dahak (uji sputum), dan uji mantoux. Diagnosis TB ditegakkan dari hasil pemeriksaan sputum dan atau kultur bakteri yang positif. WHO merekomendasikan pemeriksaan cepat untuk mendiagnosis TB paru menggunakan alat Xpert MTB/RIF, sebuah tes molekuler untuk Mycobacterium tuberculosis (MTB) dan resisten rifampisin (RIF) dengan menggunakansampeldari dahak dalam waktu dua jam.9,12 Alur diagnosis TB paru pada orang dewasa dapat dilihat pada gambar 1.
  • 3. Amry Yusuf dan MerryIndahSariI Penatalaksanaan Kehamilan dengan Tuberkolusis Paru J Agromedicine Unila| Volume 5 | Nomor 2 | Desember 2018| 624 Gambar 1. Alur Diagnosis TB Tuberkulosis dapat menimbulkan infertilitas pada wanita, dengan cara mencegah terjadinya konsepsi, karena pada beberapa wanita dengan tuberkulosis seringkali hasil konsepsi berimplantasi pada tuba fallopii.13 Pengaruh TB pada kehamilan tergantung dari beberapa faktor antara lain: lokasi penyakit (intra atau ekstrapulmonal), usia kehamilan, status gizi ibu dan ada tidaknyapenyakitpenyerta.Selamakehamilan dapat terjadi transmisi basil TB ke janin. Transmisi biasanya terjadi secara limfatik, hematogen atau secara langsung. Janin dapat terinfeksi melalui darah yang berasal dari infeksi plasentamelaluivenaumbilikalis atau aspirasi cairan amnion, komplikasi seperti ini jarang terjadi.TByang terjadi disebutsebagai TB kongenital.14 Metode skriningTBparu berbasisgejala untukibuhamil adalahsub optimal dan perlu pemeriksaan lebih lanjut, hal ini disebabkan karena beberapa gejala yang muncul dikaburkan oleh perubahan fisiologis selama kehamilan.15 Faktamembuktikanbahwakasus TB di negara-negara Afrika Sub-Sahara pada ibuhamil yangterdiagnosissangatrendah.Hal ini mungkin disebabkan oleh kinerja buruk dari algoritma skrining gejala WHO yang direkomendasikanuntukmengidentifikasi TB pada ibu hamil, dan kesadaran yang rendah dari petugas kesehatan tentang gejala TB selamakehamilan.16 Diagnosisklinistuberkulosispada ibu hamil lebih sulit untuk terdiagnosis karena gejala yang muncul seperti kelelahan, sesak nafas, berkeringat, lemas, batuk, dan demam ringan mirip dengan gejala fisiologis kehamilan. Untuk wanita hamil di sebagian besarnegara denganbebantuberkulosisyang tinggi, praktek perawatan standar saat ini untuk skrining TB dan diagnosisnya sama dengan yang digunakan untuk mendeteksi penyakitpopulasiumum.Tes diagnostik yang disarankan mencakup mikroskopis, kultur, deteksi molekul DNA seperti Xpert MTB/RIF, dan radiografi thoraks yang menimbulkan risiko minimal untuk janin, juga direkomendasikan padawanitayangterdapat kontak dengan TB. Pada daerah dengan tingkat HIV yang tinggi, WHO sangat merekomendasikan skrining gejala dan pemeriksaan XpertMTB/ RIF.17,18,19 Pada wanita hamil dengan gejala sugestif dan tanda-tanda TB, tes tuberkulin jugaaman dilakukan walaupun masihmenjadi perdebatan mengenai sensitivitas uji tuberkulin selama masa kehamilan. Laporan sebelumnya menyarankan bahwa uji tuberkulin (mantoux test dan tine test) akan berkurang sensitivitasnya pada kehamilan, sementara studi terbaru menunjukkan tidak ada perbedaanyangsignifikan dalamkeadaan hamil dantidakhamil.14,19 Setelah diagnosis dikonfirmasikan, rekomendasi WHO untuk pengobatan tuberkulosis pada wanita hamil adalah sama seperti untukwanitayangtidakhamil,bahkan untuk HIV positif menggunakan terapi antiretroviral (ART). Wanita hamil dengan TB aktif biasanya diterapi dengan tidak mempertimbangkan trisemester kehamilan. OAT yang digunakan tidak berbeda dengan wanita yang tidak hamil seperti isoniazid, rifampisin, etambutol juga digunakan secara luas pada wanita hamil. Obat-obat tersebut dapat melalui plasenta dalam dosis rendah dan tidakmenimbulkan efek teratogenik pada janin.14,20 Streptomisin adalah satu-satunya obat yang telah terbukti memiliki efek ototoksik, yang menyebabkan tuli sensorineural pada bayi,sehinggatidakbolehdiberikanpada ibu hamil dengan tuberkulosis. Terdapat satu laporan ethionamide ditemukan
  • 4. Amry Yusuf dan MerryIndahSariI Penatalaksanaan Kehamilan dengan Tuberkolusis Paru J Agromedicine Unila| Volume 5 | Nomor 2 | Desember 2018| 625 menyebabkan efek teratogenik, sedangkan ethambutol dan rifampisin juga telah dihubungkan dengan peningkatan insiden keterlambatan pertumbuhan janin, kelahiran prematurdan malformasi.17,20 Efekyang merugikandari isoniazidyaitu terdapat sedikit peningkatan resiko pada sistemsaraf pusat,tetapi tidakmeningkatkan resikokelainankongenital atauabortus. Pada pemberian isoniazid sebaiknya diberikan piridoksin 50 mg/hari untuk mencegah terjadinya neuropati perifer. Pemeriksaan fungsi hati sebaiknya dilakukan saat pemberianisoniziddanrifampisin.Pemberian vitamin K dilakukan pada akhir trismester ketiga kehamilan dan bayi yang baru lahir. Walaupun beberapa penelitian tidak menunjukkan efek teratogenik dari isoniazid pada wanita post partum, tetapi beberapa rekomendasi menundapengobatanini sampai persalinanbahkan3-6bulanpost partum.20 Pada kasus multidrug resistant (MDR) digunakan pirazinamid, akan tetapi pirazinamidtidakdigunakansecararutinpada wanita hamil karena terdapat efek teratogenik. Paraamino salisilat (PAS) telah digunakan secara aman pada wanita hamil akan tetapi obat tersebut ditoleransi tubuh secara buruk.21 Pengobatan secara obstetri juga perlu diperhatikan seperti pemeriksaan antenatal yang teratur,istirahatcukup,makananbergizi, pengobatan anemia, dan dukungan keluarga yang optimal. Berikan isolasi yang memadai selama persalinan dan pasca persalinan. Bayi harus diperiksa untuk mengetahui adanya tuberkulosis.Walaupuninfeksi transplasental jarang,bayi memiliki resikoterinfeksi melalui kontak dengan ibu dengan tuberkulosis aktif. Seksio sesaria tidak dilakukan atas indikasi tuberkulosis paru,kecuali apabilaadaindikasi obstetrik.22,23 Tuberkulosisparuyangtidakdiobati atau yang terlambat diobati dapat menyebabkan konsekuensi berat pada ibu dan anak. Wanita hamil dengan TB paru yang dirawat dengan tepat dapat mencegah terjadinya peningkatan komplikasi maternal atauneonatal. Sementara yang tidak diberikan pengobatan, TB dapat meningkatkan morbiditas neonatal, seperti berat lahir rendah, prematuritas, dan juga dapat meningkatkan empat kali lipat morbiditasibu,sepertiaborsi,perdarahanpost partum, kesulitan persalinan, dan pre- eklampsia. Perawatan pranatal dapat menjadi peluang yang sangat baik untuk skrining, mendiagnosis TB dan menindaklanjuti perawatan TB, terutama untuk wanita yang memilikiaksesterbatas ke layanankesehatan, seperti perempuan dengan status sosial dan ekonomi yangterbatas.17,23 Ringkasan Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, yang sebagian besar (80%) menyerang paru-paru. Tuberkulosis pada kehamilan merupakan masalah tersendiri karena selain mengenai ibu, juga dapat menular pada janin yang dikandung dan berpengaruh buruk terhadap janin melalui berbagai macam cara terutama pada masa perinatal. Keterlambatan diagnosis tuberkulosis pada neonatus sering terjadi karena keterlambatan diagnosis tuberkulosis pada ibu. Oleh karena itu riwayat perjalanan penyakit ibu hamil sangat penting diketahui untuk mencegah keterlambatan diagnosis. Gejala klinis tuberkulosis pada kehamilan berupa batuk (74%), penurunan berat badan (41%), demam (30%), nafsu makan menurun (30%) dan hemoptisis (19%). Sebagian besar tuberkulosispadakehamilanseringkali tanpa gejala yang khas, maka sekitar 30% ibu terdiagnosis tuberkulosis setelah bayi yang dilahirkan diketahui menderita tuberkulosis kongenital. Simpulan WHO merekomendasikan untuk pengobatan tuberkulosis pada kehamilan sama seperti wanitayangtidakhamil.Namun, yang harus diperhatikan adalah pemberian OAT yang dapat menimbulkan efek teratogenik terhadap janin. OAT seperti isoniazid, rifampisin, etambutol digunakan secara luas pada wanita hamil. Seksio sesaria tidak dilakukan atas indikasi tuberkulosis paru, kecuali apabilaadaindikasiobstetrik. Daftar Pustaka 1. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman nasional TB. Jakarta: DepkesRI;2014. 2. Laksmi PW, Mansjoer A, Alwi I, Setiadi S. Penyakit-penyakit pada kehamilan: peran
  • 5. Amry Yusuf dan MerryIndahSariI Penatalaksanaan Kehamilan dengan Tuberkolusis Paru J Agromedicine Unila| Volume 5 | Nomor 2 | Desember 2018| 626 seorang internis. Jakarta: Interna Publishing;2008. 3. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan tuberkulosis di Indonesia. Jakarta: Perhimpunan DokterParuIndonesia;2008. 4. World Health Organization. Global tuberculosis report [internet]. Geneva: WHO; 2017 [disitasi 12 April 2018]. Tersediadari:http://www.who.int/tb 5. World Health Organization. WHO Report 2016 Global Tuberculosis Control [internet]. Geneva: WHO; 2016 [disitasi 12 April 2018]. Tersedia dari: www.who.int/tb/data 6. DinasKesehatan.Profil kesehatanprovinsi Lampung tahun 2015. Bandar Lampung: PemerintahProvinsi Lampung;2016. 7. Dinas Kesehatan. Profil dinas kesehatan kota Bandar Lampung 2014. Bandar Lampung: Pemerintah Kota Bandar Lampung;2015. 8. Dharmawan BS, Setyanto DB, Rinawati R. Diagnosis dan tata laksana neonatus dari ibuhamil tuberkulosis aktif [internet]. Sari Pediatri; 2004 [disitasi 12 April 2018]. Tersediadari:https://saripediatri.org 9. Sudoyo AW. Tuberkulosis paru. Dalam: Sudoyo AW, editor. Ilmu penyakit dalam. Jilid III. Jakarta: Interna Publishing; 2009. hlm. 243-45. 10.Barker RD. Clinical tuberculosis. The American Journal of Medicine [internet]. 2016 [disitasi 12 April 2018]; 44(6):384-9. Tersedia dari:http://doi.org/10.1016 11.World Health Organization. International standards for tuberculosis care (ISTC). Tuberculosis Coalition for Technical Assistance: World Health Organization; 2006. 12.Gilpin C, Korobitsyn A, Migliori GB, Raviglione MC, Weyer K. The world health organization standards for tuberculosis care and management. EurRespir J [internet]. 2018 [disitasi 12 April 2018]; 51:1800098. Tersedia dari: http://doi.org/10.1183 13.Gebreegziabiher D, Adane K, Abebe M. Survey on undiagnosed active pulmonary tuberculosis among pregnant mothers in mekelleandsurroundingdistrictsintigray, ethiopia. Int J Mycobacteriol. 2017; 6(1):43–46. 14.Olabisi ML, Ibraheem A. Tuberculosis in pregnancy.Journal of Pregnancy [internet]. 2012 [disitasi 12 april 2018]; 3(4):1-8. Tersedia dari: http://dx.doi.org/10.1155/2012/379271 15.La Course SM, Cranmer LM, Bekker A, Steingart KR, Black D, Horne DJ, et al. Symptomscreeningforactive tuberculosis in pregnant women living with HIV [internet]. USA: Cochrane Database of Systematic Reviews; 2018 [disitasi 12 April 2018]. Tersedia dari : http://doi.org/10.1002/14651858 16.Lin HC, Lin HC, Chen SF. Increased risk of low birth weight and small for gestational age infants among women with tuberculosis.BJOG.2010; 117:585-90. 17.Nguyen,Pandolfini C,Chiodini P, Bonati M. Tuberculosis care for pregnant women: a systematic review. BMC Infectious Diseases;2014; 14: 617-21. 18.SugarmanJ, ColvinC,Moran AC,Oxlade O. Tuberculosis in pregnancy: an estimate of the global burden of disease. Lancet Glob Health. 2014; 2(12):710-716. 19.Getahun H, Sculier D, Sismanidis C, Grzemska M, Raviglione M. Prevention, diagnosis,andtreatmentof tuberculosisin children and mothers: evidence for action for maternal, neonatal, and child health services. J Infect Dis. 2012; 205(Suppl 2):216-27. 20.Vijay K, Gudeta A, Zerihun A, Lewis O, Ahmed S, Gajjala J, et al. Case report postpartum tuberculosis: a diagnostic and therapeutic challenge [internet]. Hindawi Publishing Corporation; 2016 [disitasi 12 april 2018]. Tersedia dari: http://dx.doi.org/10.1155/2016/3793941 21.Prawirohardjo S. Ilmu kebidanan. Jakarta: BagianObstetri danGinekologi FKUI;2014. 22.Depkes RI. Pharmaceutical care untuk penyakit tuberkulosis. Jakarta: Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Direktorat Jendral Bina Kefarmasian dan AlatKesehatanDepartemenKesehatan RI; 2005. 23.HarriesAD, JahnA, SmithAB, Gadabu J, GP Douglas, KhaderA,et al.Cohortanalysisof antenatal care and delivery outcomes in pregnancy: a basis for improving maternal health. International Union Against Tuberculosis and Lung Disease Health solutionsforthe poor.2014; 4(2):75–78.