1. TYPHUS ABDOMINALIS
KELOMPOK 2
HAJATUL WILDANI IHSAN (1710943006)
M ALFAREL RAYHANDA (1710943007)
WENI ANGRAINI (1710943008)
BESTI BESTARI (1710943009)
ALVIANI PUTRI (1710943010)
ERIC AZANE (1710943011)
TUGAS PENGETAHUAN
LINGKUNGAN
PENYAKIT BERBASIS LINGKUNGAN
2. SERIUS PERANGI TIPUS
Setiap tahunnya, demam tifoid menyerang sekitar 21 juta
orang di dunia dan menjadi penyebab kematian 216 ribu orang.
Di Indonesia, risiko kematian akibat penyakit yang juga dikenal
dengan sebutan tifus itu rata-rata 1,25 persen. Di sejumlah
provinsi yang sangat berisiko, angkanya bisa mencapai 1,6
persen. "Aceh, Bengkulu, Jawa Barat, Papua Barat, Gorontalo,
Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Kalimantan
Timur termasuk beberapa di antaranya," ungkap dr Bonita
Efendi dari Universitas Indonesia dalam Konferensi
Internasional Typhoid and Invasive NTS Disease di Bali,
beberapa waktu lalu.
Rendahnya kesadaran masyarakat terkait pola hidup
bersih dan higienitas mendorong penyebaran infeksi penyakit
akibat bakteri Salmonella typhi tersebut terbilang tinggi. Tak
heran jika Indonesia dikategorikan daerah endemis tifoid. "Masih
banyak masyarakat yang hidup di pinggiran kali, tidak rajin
mencuci tangan, bahkan menggunakan air bekas untuk
kebutuhan rumah tangganya," ujar Bonita.
3. Ketika terinfeksi Salmonella thypii, orang akan mengalami
demam tinggi (39,4 sampai 40 derajat Celsius), khususnya pada
malam hari. Radang tenggorokan, pusing, lemas, lelah, ruam di kulit,
perut kembung, susah buang air besar (konstipasi) selama berhari-
hari, dan diare parah juga menjadi gejalanya. Diare biasanya terjadi
pada anak-anak sedangkan konstipasi terjadi pada dewasa.
Komplikasi paling serius dari tifus adalah pendarahan gastrointestinal
berupa munculnya darah dalam tinja. ed: reiny dwinanda
Di Indonesia, kasus tifus terbilang tinggi di Bogor, Jawa Barat.
Hasil survei terpadu Dinas Kesehatan setempat menunjukkan ada
1.800 kasus tifus yang ditemukan pada golongan umur bervariasi
dalam setahun. "Itu baru laporan puskesmas, belum lagi dari rumah
sakit," kata pengelola Program Penyakit Diare dan Infeksi Saluran
Pencernaan, Dinas Kesehatan Kota Bogor, Dwi Sutanto.
Tahun ini, Kementerian Kesehatan bersama dengan AXA
Mandiri dan Sanofi Pasteur (Prancis) menjadikan Bogor sebagai salah
satu pilot percontohan vaksinasi tifoid di Indonesia. Inisiasi awal
melibatkan 500 anak sekolah dasar kelas 1 dan 2 di Kota Bogor mulai
5. Thypus abdominalis
adalah penyakit infeksi
akut yang mengenai
saluran cerna usus halus
disebabkan infeksi
salmonella typhosa yang
biasanya disertai gejala
demam lebih dari 1
minggu, gangguan pada
saluran cerna dan adanya
penurunan kesadaran.
7. Penyebab penyakit Thypus
abdominalis adalah kuman
Salmonella typhi atau Salmonella
paratyphi A, B dan C,.Kuman
tersebut masuk melalui saluran
pencernaan, setelah berkembang
biak kemudian menembus dinding
usus menuju saluran limfa, masuk ke
dalam pembuluh darah dalam waktu
24-72 jam. Kemudian dapat terjadi
pembiakan di sistem
retikuloendothelial dan menyebar
kembali ke pembuluh darah yang
kemudian menimbulkan berbagai
gejala klinis.
8. asal kuman Salmonella typhi?
Salmonella typhi adalah bakteri yang berasal dari
tanah, serangga, permukaan pabrik, permukaan
dapur, kotoran hewan, daging mentah, daging
unggas mentah, dan makanan laut mentah
10. Kaitannya adalah jika lingkungan khususnya
ekosistem air, jika ekosistem air tidak di jaga
kebersihannya terkhusus pada limbah maka itu akan
menyebabkan jumlah bakteri salmonella typhi akan
bertambah, karena media tumbuh dan asal dari
bakteri tersebut biasanya dari Lingkungan yang
menjadi sumber antara lain air, tanah, serangga,
permukaan pabrik, permukaan dapur, kotoran
hewan, daging mentah, daging unggas mentah, dan
makanan laut mentah
14. Penanggulangan dari penyakit Thypus berdasarkan
aspek lingkungan abdominalis yaitu dengan
menjaga pola hidup bersih, diantaranya :
1.membuang sampah di sekitar pada tempatnya.
2.tidak membuang limbah rumah tangga lansung ke
sumber air .
3. Menjaga kebersihan dan kehigienisan minuman
dan makanan
4. Membuat lingkungan sekitar menjadi bersih
5. Mencuci tangan setelah dari toilet
6. Melakukan vaksinasi terhadap seluruh keluarga
7. Menemukan dan mengawasi pengidap kuman
dalam keluarga
8. Melakukan penyuluhan terhadap masyarakat