Teks tersebut membahas tentang kategori dan fungsi kalimat nominal Arab, termasuk kategori nomina yang dapat menjadi mubtada' seperti mashdar, isim fa'il, dan isim maf'ul, serta fungsi jumlah ismiyah dan fungsi mubtada' dan khabar ketika kemasukan kana wa akhawatuha, inna wa akhawatuha, dan dzanna wa akhawatuha."
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Kalimat Nominal Arab
1. 81
A. PENDAHULUAN
Para Pejuang Bahasa Arab yang saya banggakan. Sebagaimana telah
dibahas pada kegiatan belajar 3, kalimat nominal atau jumlah ismiyah merupakan
susunan mubtada’ dan khabar. Mubtada’ adalah isim, sedangkan khabar
kebanyakan juga berupa isim. Pada kegiatan belajar 3 juga sudah dikemukakan
bahwa isim yang menjadi mubtada’ itu adalah isim ma’rifat, yang meliputi isim
„alam, dhamir munfashil, isim isyarah, isim maushul, isim istifham, dan isim yang
makrifat karena ber-al jinsiyah (isim nakirah yang menjadi makrifat karena
kemasukan al jinsiyah).
Pada kegiatan belajar 4 ini disajikan ulasan mengenai kategori dan fungsi
kalimat nominal Arab (jumlah ismiyah). Ulasan disajikan dalam dua pilahan, yaitu
kategori jumlah ismiyah dan fungsi jumlah ismiyah. Ulasan mengenai kategori
jumlah ismiyah diarahkan pada kategori atau bentuk-bentuk isim yang bisa
menjadi mubtada’ setelah kemasukan al jinsiyah. Isim-isim itu meliputi mashdar,
isim fa’il, isim maf’ul, isim zaman/makan, isim alat, dan isim jamid. Selanjutnya,
disajikan sedikit ulasan tentang kemungkinan isim-isim tersebut menjadi khabar.
Ulasan mengenai fungsi kalimat nominal Arab diarahkan pada fungsi (mahal) apa
saja yang bisa diduduki jumlah ismiyah dan fungsi mubtada’ dan khabar setelah
kemasukan „amil nawasikh, yaitu kana wa akhawatuha, inna wa akhawatuha, dan
dzanna wa akhawatuha.
Sajian materi pada masing-masing KB, termasuk KB 4 ini diawali dengan
sajian cerita singkat (paragraf) yang memuat contoh-contoh jumlah (kalimat) yang
memuat tema qawaid yang dibahas. Sajian berikutnya adalah pembahasan contoh
dikaitkan dengan qawaid. Tahap berikutnya disajikan qawaid sesuai tema yang
dibahas. Pada tahap akhir disajikan beberapa contoh analisis jumlah mufidah
(kalimat) berdasarkan kedudukan masing kalimah (kata) dalam jumlah mufidah
dan I’rab-nya.
Strategi pembelajaran silakan Anda lihat pada kegiatan belajar 1.
2. 82
B. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Menguasai materi ajar bidang studi Bahasa Arab yang meliputi konsep
teoretis ilmu kebahasaaraban (aswat, nahwu, sharf, dalalah), dan kesustraan Arab,
serta mampu mengaplikasikannya dalam kemahiran berbahasa Arab baik lisan
maupun tulis dalam lingkup aspek kehidupan sehari-hari di rumah, di sekolah, di
masyarakat, dan dunia kerja, termasuk advance materials secara bermakna yang
dapat menjelaskan aspek “apa” (konten), “mengapa” (filosofi), dan “bagaimana”
(penerapan) dalam kehidupan sehari-hari.
C. POKOK-POKOK MATERI
1. Kategori Kalimat Nominal Arab
a. Kategori Isim yang menjadi Mubtada’
b. Kategori Isim yang Menjadi Khabar
2. Fungsi Kalimat Nominal Arab
a. Fungsi Jumlah Ismiyah
b. Fungsi Mubtada‟ dan khabar ketika kemasukan
1) Kana wa akhawatuha
2) Inna wa Akhawatuha
3) Dzanna wa Akhawatuha
3. 83
Ulasan tersebut dijabarkan dalam peta konsep berikut.
Kategori Kalimat
Nominal Arab
Kategori
Nomina yang
menjadi
mubtada’
Mufrad
Masdar
Isim Fa’il
Isim Maf’ul
Isim Zaman dan
Isim Makan
Isim Alat
Isim Jamid
Murakkab
Murakkab
Washfi
Murakkab
Idhafi
Kategori Nomina
yang menjadi
khabar
Mufrad
Masdar
Isim Fa’il
Isim Maf’ul
Isim Zaman dan
Isim Makan
Isim Alat
Isim Jamid
Murakkab
Murakkab
Isnadi
Murakkab
Washfi
Murakkab
Idhafi
4. 84
D. URAIAN MATERI
Secara garis besar uraian materi pada modul 6 kegiatan belajar 4 ini
meliputi kategori dan fungsi kalimat nominal arab. Ulasan masing-masing adalah
sebagai berikut.
1. Kategori Kalimat Nominal Arab
Sebagaimana disebutkan di depan bahwa ulasan mengenai kategori
kalimat nominal Arab diarahkan pada kategori nomina yang menjadi mubtada’
dan khabar. Maka, secara berurutan disajikan ulasan tentang mubtada’ berupa
isim mufrad (tidak murakkab) yang meliputi mashdar, isim fa’il, isim maf’ul, isim
zaman/makan, isim alat, dan isim jamid; mubtada’ murakkab yang meliputi
murakkab washfi dan murakkab idhafi; khabar mufrad; dan khabar murakkab.
a. Kategori Mubtada’
1) Mubtada’ Isim Mufrad (tidak murakkab)
a) Masdar
Di antara isim yang bisa menjadi mubtada’ adalah mashdar. Untuk
mengenal lebih dekat tentang mashdar, berikut ini Anda akan membaca teks yang
menceritakan hal ihwal orang badui di Arab. Di dalam teks Anda jumpai sejumlah
mashdar yang di antaranya menjadi mubtada’. Karena itu, bacalah dengan
seksama teks berikut.
Fungsi Kalimat
Nominal Arab
Fungsi Jumlah Ismiyah
Fungsi Mubtada’ dan
Khabar setelah
kemasukan
Kana wa akhawatuha
Inna wa akhawatuha
Dzanna wa
akhawatuha
5. 85
،العسبُت الجصٍسة في مىدشسون البدوالصزاعتعيزوو وألاغىام ؤلابلكؼعآلاشجاز
وججفُفو هابُع.كىٍت وعظالتهم .مفخىلت طىاعدَم .حُاتهم في علحها نٌعخمدو ًمه ًم ها
فحهمإباءوشممهفىطهم حغلى .غلُانإلاسحلاحفظاعلىامتسهو .همالعداوةألجفه بُجهم جلع
ألاطباب.
السمدوٌالظعال بُجهم انسًىدشجهلولعدم ،بالؼب همعىاًتٌوجبر .بإػفالهم هم
يكصاز الحيىمتحهدل َايشسو العلمالتشإواإلاسض والفلس الجهل شبح.
،َادئت طاهىت والبادًتهباحؤو الىالبعىاءؤو الدئابصهُلًلؼع كد الخُل
طيىنو ،هاحمسةالىاض حعجب كد الغسوب طاعت الشفمإعجابا.
(،وآخزون باروم0891:071بالتصزف)
Jika Anda perhatikan contoh-contoh di atas maka Anda jumpai bahwa
yang bergaris bawah adalah mashdar. Mashdar-mashdar itu adalah isim (nomina)
yang menunjukkan makna aktivitas (kegiatan) atau peristiwa. Ini berarti mashdar
memiliki makna yang sama dengan fi’il, hanya saja fi’il sekaligus memuat kala
tertentu (ياض ٍصي „kala lampau‟ dan ويستقبم حال ٍصي „kala kini dan nanti‟),
sedangkan mashdar tidak memuat kala tertentu. Lebih jelasnya perhatikan contoh
berikut:
Mashdar إباء „enggan‟ atau „keengganan‟
Fi’il madhi أبي „sudah enggan‟
Fi’il mudhari’ يأبي „sedang atau akan enggan‟
Mashdar سعال „batuk‟
Fi’il madhi سعم „sudah batuk‟
Fi’il mudhari’ يسعم ‟sedang atau akan batuk‟.
Mashdar-mashdar di dalam contoh tersebut merupakan mashdar tsulatsi
‘fi’il-nya terdiri atas 3 huruf’ dan qiyasi „memiliki kaidah‟pembentukan. Selain
kedua jenis tersebut ada pula mashdar ghairuts tsulatsi (ruba’i „fi’il-nya terdiri
atas 4 huruf‟, khumasi ‘fi’il-nya terdiri atas lima huruf, dan sudasi „fi’il-nya terdiri
atas enam huruf) dan mashdar sima’i „tidak memiliki kaidah pembentukan‟. Di
dalam berbagai literatur disebutkan bahwa mashdar tsulatsi itu ada yang qiyasi
dan ada yang sima’i, sedangkan mashdar ghairuts tsulatsi semuanya qiyasi.
6. 86
Teks di atas memuat sejumlah mashdar yang menempati berbagai fungsi,
seperti fa’il, maf’ul bih, mudhaf, mudhaf ilaih, dll. Di antara fungsi mashdar
adalah menjadi mubtada’ sebagaimana yang tertuang di dalam tabel berikut.
Tabel 1 Mashdar Tsulatsi yang Berkedudukan sebagai Mubtada’
الزقمألامثلةاملبتذأالخبر
1آلاشجاز وكؼع وألاغىامؤلابلعيزوالصزاعت
حُاتهم في علحهانٌعخمدو ًمهًموبُعهاوججفُفها
الصزاعتًمه ًم
2وشمم إباء فحهمإباءفحهم
3ٌوالظعا السمدبالؼب لجهلهم بُجهم انسًىدشالسمدانسًىدش
4كد الخُل صهُل ؤو الدئاب عىاء ؤو الىالب هباح
طيىنها ًلؼع
الىالب هباحًلؼع كد
طيىنها
5الىاض حعجب كد الغسوب طاعت الشفم حمسة و
إعجابا
الشفم حمسةحعجب كد
الىاض
Pada kegiatan belajar 3 disebutkan bahwa di antara mubtada’ ada yang
berupa mashdar sharih dan ada pula yang berupa mashdar muawwal. Penamaan
kedua jenis mashdar tersebut didasarkan pada bentuknya, yaitu ashli dan tidak
ashli. Mashdar sharih disebut ashli (seperti صوو dan )قياو dan mashdar muawwal
disebut tidak asli karena berupa fi’il mudhari’ yang didahului oleh an
mashdariyah (seperti يصوو ٌأ dan يقوو ٌ.)أ Dari segi jumlah hurufnya kedua jenis
tersebut tidak dibedakan.
Berikut ini disajikan berbagai contoh mashdar ghairuts tsulatsi yang
berkedudukan sebagai mubtada’.
Tabel 2 Mashdar Ghairu Tsulatsi yang Berkedudukan sebagai Mubtada’
هىعه فعله نًيى اإلاصدز
اإلابخدؤ
ألامشلت السكم
ي خماس اطخمع اطخماع واحب ًًوالد هصح ًاطخماع 6
باعيز طاعد مظاعدة عبادة الظعفاء مظاعدة 7
7. 87
باعيز ًؤجل ؤلاجلان ٌالسطى طننًمالعمل في ؤلاجلان 8
ي خماس احخيب احخىاب ممدوحالشس ؤشباب ًاحخىاب 9
باعيز ح ّزو التروٍح حدا مهم الىفع ًع التروٍح 10
ي طداس اطخلام الاطخلامت ًحبها العبادة في الاطخلامت
نالصالحى
11
باعيز ػالع اإلاؼالعت متشالال ألامىز ًم ًىمُا اإلاؼالعت 12
Dari paparan di depan dapat dinyatakan bahwa:
b) Isim Fa’il
Isim kedua yang bisa menjadi mashdar adalah isim fa’il. Untuk mengenal
isim fa’il, silakan baca dengan baik alinea berikut.
ًاإلاؤممظترًح،الللبمؼمئنؤلفُخه ارخي ٌها إن .الظميرشاهسوعمائه على هللا،
ٌباذفهى .البالء على وصبىزاالظس ٌحما وحدجهشس ؤصابه وإن .محخاج ليل اإلاعسوف
ًخفُإ صفت ؤلاًمانفىعم .املحىت جصعصعه وال،الىعمت ٍجبؼس ال ،وزباجااهتشزألاشم والجبل
ظاللها.ناإلاؤمىى
،وآخسون(بازوم0891:908)بالخصسف
Isim-isim yang bergaris bawah pada alinea di atas adalah isim fa’il atau
isim yang maknanya „sesuatu atau seseorang yang me…‟. Kata ٍيؤي berarti „orang
yang beriman, يستشيح „orang yang beristirahat‟, شاكش „orang yang bersyukur‟.
Sebagaimana mashdar, isim fa’il berdasarkan jumlah huruf fi’ilnya dibedakan
menjadi isim fa’il tsulatsi dan isim fa’il ghairu tsulatsi (ruba’I, khumasi, dan
sudasi).
Mashdar adalah isim yang semakna dengan
fi’il. Perbedaanya, fi’il memuat zaman atau
kala mashdar tidak. Mashdar dengan
semua jenisnya bisa menjadi mubtada’.
8. 88
Isim fa’il dibentuk dari fi’il-nya. Isim fa’il dari fi’il tsulatsi berwazan .فاعم
Artinya secara mendasar setiap fi’il tsulatsi bisa diubah menjadi isim fa’il dengan
diikutkan wazan tersebut, seperti بزل بارل dan كًم .كايم Sedangkan untuk fi’il
selain tsulatsi dibentuk dari fi’il mudhari’-nya. Dalam hal ini huruf mudharaah
diganti mim berdhammah dan huruf sebelum akhir dikasrah. Contoh:
َاحَر
َ
ت ْطِا حًِْر
َ
ت ْظٌَ ٌحًِْر
َ
ت ْظم
َبَزا
َ
ل
َ
ج بَزا
َ
خلًَ مَخ
َ
لِزاٌب
َد
َ
شْز
َ
ؤ د ِشْسً ٌد ِشْسم
Isim fa’il bisa menduduki fungsi apa saja, baik fa’il, maf’ul bih, mudhaf,
mudhaf ilaih, mubtada, maupun khabar. Mubtada’ yang berkategori isim fa’il bisa
dilihat pada tabel 3 berikut.
Tabel 3 Mubtada yang berupa isim fa’il
الزقمألامثلةالفاعل اسمهىعه
01الللب مظترًح ًاإلاؤمًاإلاؤمباعيز
01ٍوٍدلظاهه ًمناإلاظلمى طلم ًم ناإلاظلمىناإلاظلمىباعيز
01حعلمه في ًجتهد اإلاخعلماإلاخعلمي خماس
01اإلاظخغفسونهللا ًحبهماإلاظخغفسوني طداس
01له ذهب ال ًهم الرهب ًم الخائبالخائبزالسي
Isim Fail adalah isim yang secara leksikal
bermakna seuatu atau seseorang yang melakukan
aktivitas. Isim Fail dari fi’il tsulatsi mengikuti
wazan فاعم dan dari selain tsulatsi mengikuti
wazan mudhari‟nya dengan mengganti huruf
mudhraah mim berdhammah dan huruf sebelum
akhir dikasrah. Isim fail dengan semua jenisnya
bisa menjadi mubtada’.
9. 89
c) Isim Maf’ul
Isim berikutnya yang bisa menduduki fungsi mubtada’ adalah isim maf’ul.
Untuk mengenal lebih dekat terhadap Isim maf‟ul bacalah dengan cermat dua
alinea berikut.
،وآلازام بالشسوز حعج والدهُاحاء فلد .حمتزؤي حمتز ملسو هيلع هللا ىلص دمحمالىبي بعشت واهذ للد
َم ؤصىام ًمةَدْىبْعَم حامزؤ و ،تَعْىؼ ْلوبىاث ،ةَدْوء ْى َم،م اضسوؤعت َاحَب
َ
د ْظقوحلى،
ت َمَظَخْهمالبشسٍت ًم وػبلت ،ة َدَبْعَخ ْظم.
مفالظعُفٌبَصَخ
ْ
غَم ،ه ُّل َحت َم ْوس ْحَم ،هِعملزمسةي ِغْبَم،علُهضْىف
ْ
خؤضسال…إلى
،ٌالعد كىاعد ى سزوؤ،ٌالظال .ص.م ٌالسطى فمحا .والفظادالجىز ؤلىان ًم ًذلغير
بىعم الىاض وؤصبح،وآخسون (بازومإخىاها هللا ت1980:227).
Isim-isim yang bergaris bawah pada dua alinea di atas adalah isim maf’ul
atau isim yang maknanya „sesuatu atau seseorang yang di…‟. Kata
َمةَدْىبْع berarti
„sesuatu yang disembah‟, مٌبَصَخ
ْ
غ „orang yang digosop‟, مة َدَبْعَخ ْظ „sesuatu yang
dijadikan persembahan‟. Sebagaimana mashdar dan isim fa’il, isim maf’ul
dibedakan menjadi dua, yaitu tsulatsi dan ghairu tsulatsi.
Isim maf’ul dibentuk dari fi’il-nya. Isim fa’il dari fi’il tsulatsi berwazan
.يفعول Artinya secara mendasar setiap fi’il tsulatsi bisa diubah menjadi isim maf’ul
dengan diikutkan wazan tersebut, seperti عبذ يعبود dan حشو .يحشوو Sedangkan
untuk fi’il selain tsulatsi dibentuk dari fi’il mudhari’-nya. Dalam hal ini huruf
mudharaah diganti mim berdhammah dan huruf sebelum akhir difathah. Jadi,
perbedaan antara isim fail ghairu dan isim maf’ul ghairu tsulatsi terletak pada
harakat huruf sebelum akhir. Pada isim fa’il dikasrah dan pada isim maf’ul
difathah. Contoh:
اَبَصَخ
ْ
غ ٌَِصَخ
ْ
غب مٌبَصَخ
ْ
غ
اَدَبْعَخ ْط ٌَِبْعَخ ْظَد مٌدَبْعَخ ْظ
َ
ؤَمَس
ْ
ه ً
ْ
ىْسم م
ْ
ىَسٌم
10. 90
Sebagaimana mashdar dan isim fa’il, isim maf’ul bisa menduduki banyak
fungsi, baik fa’il, maf’ul bih, mudhaf, mudhaf ilaih, mubtada, maupun khabar.
Mubtada’ yang berkategori isim maf’ul bisa dilihat pada tabel 4 berikut.
Tabel 4 Mubtada yang berupa isim maf’ul
الزقمألامثلةامل اسمفوىهىعه
18الدعاء مظخجاب اإلاظلىماإلاظلىمزالسي
19اإلاغخصبالظعُف َى حلهاإلاغخصبي خماس
20البشس ػبلت َى الجاَلي العصس في اإلاظخعبدإلاظخعبداي طداس
21ٌألاو الفائص اإلادًس مىحها اإلايافإةاإلايافإةباعيز
22هللا ًحبه ؤطهزاملخفىضاملخفىضزالسي
d) Isim Zaman dan Isim Makan
Isim berikutnya yang bisa difungsikan sebagai mubtada’ adalah isim
zaman dan isim makan. Untuk mengantarkan Anda memperoleh pemahaman yang
bagus tentang kedua macam isim tersebut, bacalah dengan seksama dua alinea di
bawah ini.
Isim Fail adalah isim yang secara leksikal bermakna
seuatu atau seseorang yang dikenai aktivitas. Isim maf’ul
dari fi’il tsulatsi mengikuti wazan يفعول dan dari selain
tsulatsi mengikuti wazan mudhari’nya dengan
mengganti huruf mudhraah mim berdhammah dan huruf
sebelum akhir difathah. Isim maf’ul dengan semua
jenisnya bisa menjadi mubtada‟.
11. 91
(0).امسالح ببِخه هللا خصها .ؤلاطالمفي عظمتدادثشوا.الجاَلُت في معظمتمىتواهذ
وحعلهامىلدو ٌالسطىمهبؽوٌألاو الىحيحعلمىطم.الحسم ألاشهس في إلحها الحج
(9)الشام واهذيمإوفيان .كدًما العسب ججازمظعاًم نًخخرو الصُف في إلحها َم
ؤطىاكهامجمعاحعلىا ٍزبدزا ناليى الظالم لف إذا حتى .بالجهاز لهممخسحاللُل في هم
.ومحافلها هدواتها إلى
،وآخسون (بازوم1980:250).
Kata-kata yang bergaris bawah pada alinea satu adalah isim zaman
sedangkan pada alinea dua adalam isim makan. Isim zaman dan isim makan
adalah isim yang terbentuk dari fi’il untuk menunjukkan waktu terjadikanya
aktivitas (peristiwa) atau tempatnya. Di dalam banyak leteratur dinyatakan bahwa
sesungguhnya isim zaman dan isim makan itu dari segi bentuknya adalah sama,
yaitu dari fi’il tsulatsi mengikuti wazan ْمِعْفَي dan ْمَعْفَي. Kemudian yang
membedakan keduanya adalah konteks yang menyertainya.
Wazan مِعيف untuk isim yang terbentuk dari fi’il tsulatsi mu’tal awwal
shahih akhir atau shahih awal dan akhir tetapi „ain fi’il mudhari’nya dikasrah.
Wazan مَعيف untuk fi’il mu’tal akhir atau shahih awal dan akhit tetapi „ain fi’il
mudhari’nya difathah atau didhammah. Sedangkan dari fi’il ghairu tsulatsi
bentuknya sama dengan isim maf’ulnya.
Penggunaan isim zaman dan isim makan tersebut sebagai mubtada’ harus
mudhaf kepada isim yang lain, sebagaimana dapat dilihat pada tabel 5 berikut.
Tabel 5 Mubtada’ berupa isim zaman dan isim makan
الزقمألامثلةاملبتذأهىعه
18ٌألاو بُعز شهس ٌالسطى مىلدمىلدالصمان اطم
19اإلاىسمت مىتٌالسطى مىلدمىلداإلايان اطم
20الشام كدًما العسب ججاز يمإويمإواإلايان اطم
21العسب ججاز مخسجهدوا إلى اللُل فيالشام ث.مخسجاإلايان اطم
99مظانزشهس ٌألاو الىحي مهبؽمهبؽالصمان اطم
23العسب ججاز مجمعال فيجهازالشام ؤطىاق.مجمعاإلايان اطم
12. 92
e) Isim Alat
Isim berikutnya yang bisa menduduki fungsi mubtada adalah isim alat.
Berikut ini Anda dapat baca dengan baik beberapa alinea yang memuat isim alat.
.الخشب ًم وغيرَا البُىث وؤزار ًُوالشباب وألابىاب اإلالاعد بصىع الىجاز ًلىم
ًمحدًدًت آالث ًذل في وَظخخدمميشازومبردومسجحومنزعت.آلاالث ًم وغيرَا
ًجعل واإلاسجح ،والخشب الحدًد به ًبرد واإلابرد ،الخشب به ًلؼع فاإلايشاز
بها ًنزع واإلانزعت ،اإلالمع هاعم الخشبماؤ.اإلاظامير ًمحىج
.ضزًد فىا وؤصبحذ،الحدًث العصس في ةزالىجا صىاعت جلدم للد
،وآخسون (بازوم0891:910)
Kata-kata yang bergaris bawah adalah isim alat. Isim-isim tersebut
musytaq dari fi’il-nya. Lebih jelasnya perhatikan uraian berikut.
يُشاس „gergaji‟ berasal dari fi’il َشش
يبشد „bubut‟ berasal dari fi’il بشد
يسجح „pasrah‟ berasal dari fi’il سجح
يُضعة „catut‟ berasal dari fi’il َضع
Jika Anda perhatikan kitab Amtsilah Tashrifiyah maka sebagian fi’il
ditashrif sampai dengan isim alatnya. Namun sebagian besar tashrif fi’il pada
kitab tersebut hanya sampai isim zaman/isim makan, tidak sampai pada isim
alatnya. Ini menunjukkan bahwa tidak semua isim alat dapat dibentuk dari
fi’ilnya. Dengan kata lain isim alat ini tidak termasuk isim yang qiyasi (memiliki
kaidah permanen), melainkan sِma’ِ (didengar dari penutur aslinya).
Isim zaman dan isim makan adalah isim yang
menunjukkan waktu atau tempat terjadinya
sesuatu, yang dari fi’il tsulatsi mengikuti wazan
مَعفَي dan مِعفَي. Keduanya bisa menjadi
mubtada’ asalkan mudhaf isim lain.
13. 93
Mubtada’ yang berupa isim alat dapat dilihat pada tabel 6 berikut.
Tabel 6 Mubtada berupa isim alat.
الزقمألامثلةاملبتذأفوله
24ًلؼع اإلايشازالىجاز،الخشب بهاإلايشازوشس
25ًبرد اإلابردالىجازوالخشب الحدًد به،اإلابردبسد
26ًجعل اإلاسجحالىجاز،اإلالمع هاعم الخشباإلاسجحسجح
27ًنزع اإلانزعتالىجازًمؤحىج ما بهااإلاظامير،اإلانزعتهصع
28اإلاىيظتالبالغ الخادم بها ًىيعاإلاىيظتهيع
29ارساملحضزألا الفالح به ًحسرارساملححسر
f) Isim Jamid
Isim jamid adalah isim yang tidak musytaq (tidak terbentuk dari fi’il). Isim
jamid juga bisa menduduki fungsi mubtada’ sebagaimana pada beberapa contoh
berikut.
11-السحل.كلُل كبل العاصمت ًم ًسحع
10-ؤةسإلاافُحبها شوحها جؼُعشوحها
19-اللسٍتاإلا ًع حدا بعُدةد.ًىت
Semua kata yang bergaris bawah adalah isim jamid, karena tidak musytaq
(terbentuk) dari fi’il tertentu. Ketiga kata tersebut masing-masing menjadi
mubtada’.
2) Mubtada’ Isim Murakkab
Isim alat adalah isim yang terbentuk dari
fi’il mutaaddi untuk menunjukkan alat
yang digunakan melakukannya. Isim alat
bisa menduduki mubtada’.
14. 94
Paparan poin 1a sampai dengan 1f adalah mubtada’ berupa isim mufrad
(bukan isim murakkab). Mubtada’ bisa berupa isim murakkab, baik idhafi, washfi,
‘athfi dan lainnya, berikut ini contoh-contohnya.
Tabel 7 Mubtada’ berupa isim murakkab.
إلاسهبا هىع اإلابخدؤ ألامشلت السكم
وصفي الخاحسألامين الىاض ًحبه ألامين الخاحس 11
إطافي الجامعت ضزمد هسٍمحلز الجامعت ضزمد 11
إطافي اإلاشدشفى ػبِب حدا ٌمشغى اإلاشدشفى ػبِب 11
وصفي ٌألاو الفائص الجائصة علىحصل ٌألاو الفائص 11
عؼفي وعشمان عمس ؤصحاب ًموعشمان عمس
ملسو هيلع هللا ىلص ٌالسطى
11
عؼفي ًحظوحظين اإلاظلمين بؼال وحظين ًحظ 19
b. Kategori Khabar
Pada kegiatan belajar 3 Anda sudah mempelajari kategori atau macam
khabar, yang meliputi khabar mufrad (berupa isim mufrad, isim tatsniyah, dan
isim jamak), khabar jumlah (berupa jumlah ismiyah dan jumlah fi’liyah), khabar
syibhul jumlah (berupa dzaraf-madzruf dan jar-majrur). Pada kegiatan belajar 4
ini disajikan kategori khabar yang belum dibahas pada kegiatan belajar 3. Fokus
pada kegiatan belajar 4 ini adalah khabar mufrad (yang berupa mashdar, isim
fa’il, isim maf’ul, isim zaman dan isim makan, isim alat, dan isim jamid) dan
khabar murakkab (terutama murakkab washfi, murakkab idhafi, dan murakkab
‘athfi).
1) Khabar mufrad
Pada poin a di atas telah Anda pelajari konsep mashdar, isim fa’il, isim
maf’ul, isim zaman dan isim makan, isim alat, dan isim jamid; yang semuanya
bisa dijadikan mubtada‟. Bisakah semua isim tersebut dijadikan khabar mufrad?
Perhatikan tabel 8 berikut.
15. 95
Tabel 8 Khabar berupa isim mufrad
هىعه اإلافسد الخبر ألامشلت السكم
مصدز اءةسك ؤءةسك ٍَر 18
الفاعل اطم ػالب ػالب بىس ؤبى 11
ٌاإلافعى اطم محمىد محمىد والدًه الباز 10
الصمان اطم هللا صلى الىبي مىلد
وطلم علُه
صلى الىبي مىلد ٌألاو بُعز شهس
وطلم علُه هللا
19
اإلايان اطم الحجاج مهبؽ الحجاج مهبؽ اإلاىسمت مىت 11
آلالت اطم كلم آلتكلم الىخابت 11
حامد اطم حلز الخالمُر ٌعلم حلزضزاإلاد 11
Berdasarkan contoh-contoh pada tabel 8 tersebut dapat dikatakan bahwa
mashdar, isim fa’il, isim maf’ul, isim alat dan isim jamid semuanya bisa menjadi
khabar mufrad. Sedangkan isim zaman dan isim makan untuk menjadi khabar
harus berupa tarkib idhafi (dimudhafkan kepada isim yang lain).
2) Khabar Murakkab
Baru saja Anda pelajari bahwa isim zaman dan isim makan bisa berfungsi
sebagai khabar dengan syarat dimudhafkan kepada isim yang lain. Ini berarti
bahwa di antara ragam khabar adalah khabar mudhaf. Bisakah khabar berupa
tarkib washfi dan athfi. Perhatikan beberapa contoh berikut.
Tabel 9 Khabar berupa isim murakkab
هىعه إلاسهبا الخبر ألامشلت السكم
وصفي عجىشحلز
ّحدعجىشحلزعلي 11
إطافي الظمير مؼمئن الظمير مؼمئن ًاإلاؤم 11
إطافي اإلاسطلين طُد اإلاسطلين طُد دمحم هبِىا 19
وصفي حمُلت ؤةسم حمُلت ؤةسم لُخاءش 18
عؼفي وؤمين حمُل وؤمين حمُل ًصدًل 11
عؼفي ولرًد هظُف ولرًد هظُف الؼعام َرا 10
17. 97
َىٍجلدًس مظخترطمير وفاعله يء ش ٍبأخس ًخصل
ٌ +بعلى مبني مخصل طمير والهاء الىظس على مبني حاز حسف الباء :
الىظس
.بالباء مجسوز حس محلفي
الخشبماطم ألهه فخحت هصبه وعالمتمىصىببه ٌمفعى:فسد
6-اللسٍتاإلا ًع حدا بعُدةد.ًىت
اللسٍت:مفسداطم ألهه طمت فعهزوعالمتمسفىع مبخدؤ
بعُدةمفسداطم ألهه طمت فعهز وعالمتمسفىع اإلابخدإ خبر :
ًعنالظيى علىمبني حاز حسف :
اإلادًىتمفسداطم ألهه هظسة ٍحس وعالمت ًبع مجسوز:
2. Fungsi Kalimat Nominal Arab
a. Fungsi Kalimat Nominal di dalam kalimat kompleks
Para pejuang bahasa Arab yang saya banggakan. Pada kegiatan belajar 2
telah Anda pelajari bahwa jumlah fi‟liyah (kalimat verbal) di dalam kalimat
kompleks menduduki fungsi-fungsi tertentu. Demikian juga jumlah ismiyah.
Perhatikan contoh-contoh dalam tabel 10 berikut.
Tabel 10 Fungsi Kalimat Nominal di dalam Kalimat Kompleks
وظيفتها إلاسمية الجملة ألامثلة الزقم
به ٌمفعى اإلاظلم ؤخى اإلاظلم علُههللا صلى هللا ٌطىز ٌكا
إلاظلما ؤخى اإلاظلم :وطلم
19
ٌحا وؤهذجلىم جلىم وؤهذ الؼعام جإول ال 11
اإلابخدؤ خبر مبازهت ؤعماله مبازهتؤعماله املخلص 11
وعذ حمُل زىبه حمُل زىبه بسحل الخلُذ 11
ٌاإلاىصى صلت هافع علمه هافع علمه الري ؤهسم 11
وعذ محمىدة ؤخالكت ؤخالكت صدًلا افمزؤ ؤن ٍدزؤ
محمىدة
11
معؼىف هشير وماله علمه دمحمهشير وماله هافع 19
18. 98
Berdasarkan data-data pada tabel tersebut dapat dikatakan bahwa jumlah
ismiyah itu bisa menduduki fungsi-fungsi yang meliputi maf’ul bih, hal, khabar,
na’at, shilatul maushul, dan ma’thuf.
b. Fungsi Mubtada dan Khabar Setelah Kemasukan Nawasikh
Nawasikh adalah beberapa „amil yang biasanya masuk ke dalam jumlah
ismiyah. Ada tiga jenis nawasikh yang akan Anda pelajari pada kegiatan belajar 4
ini, yaitu kana wa akhawatuha, inna wa akhawatuha, dan dzanna wa akhawatuha.
1) Kana wa Akhawatuha
Kana wa akhawatuha adalah fi’il yang mempengaruhi status mubtada’
khabar. Dengan kata lain jumlah ismiyah yang terdiri atas mubtada’ dan khabar
didahului oleh salah satu di antara kana wa akhawatuha maka mubtada’
dinamakan isim kana dengan ber-I’rab rafa’ dan khabar dinamakan khabar kana
dengan ber-I’rab nashab. Di dalam teks berikut diberikan beberapa contoh
penggunaan kana wa akhawatuha di dalam jumlah ismiyah.
لتالميذه املولم قا
اللاػس واخترعذ العلم جلدم فلما .شاكا ميانإلى ميان ًم ٌالاهخلاوان باألمعة
ٌاشما و.طسَعا ببعع بعظهم الىاض ٌاجصا وصاز.طهالالظفس صاز والؼائسةةزوالظُا
.ضزألا ٌحى زًدو وؤنالجى في ًحلم ؤن ؤلاوظان اطخؼاع فبالعلم لإلوظان خادما العلم
وبالعلم.بإلم َّع ِحً ؤن ندواحُتسالج العملُاث له يججس ؤن ؤلاوظان اطخؼاع وبالعلم
ؤ ؤلاوظان اطخؼاعهللا اثربخي ًىعم وؤن البحاز ؤعماق في ٌغىص ن.
وغدا ػلبتالُىم ؤهخم .إلُىم محخاحت فاألمت،مفُدا ٌؤلاَمالِع ،ؤبىائي فُا
السفعت الظماء في م
ّ
وجحلؤًدًىم علىألامت جسقى وي والاحتهادبالجد فعلُىم .كادة و علماء
بجهىدهم.
،وآخزون (باروم0890:89)
Tabel 11 Fungsi Kalimat Nominal Ketika Kemasukan Kana wa Akhawatuha
الزقمألامثلةحزفدخى قبل الجملة
19. 99
الناسخوأخىاتها كان
18ٌالاهخلاوانشاك ميان إلى ميانًماوانٌالاهخلاشاق
11الظفس صازطهالصازالظفسٌطهل
10ٌاجصا وصازببعع بعظهم الىاض
طسَعا
صازٌاجصاِالىاضٌطسَع
19العلم ٌاشماخادملإلوظان اٌاشماالعلمٌخادم
11ؤلاَمالِعٌمفُدالِعٌؤلاَماٌمفُد
Tampak pada tabel di atas bahwa kana wa akhawatuha (shara, laisa, dan
ma zala) mendahului jumlah ismiyah. Dengan kehadiran kana wa akhawatuha
maka jumlah ismiyah tersebut mengalami perubahan. Perubahan yang tampak
terdapat pada khabarnya, yaitu yang semula marfu’ menjadi manshub. Lain dari
itu, secara teoritis para ulama‟ nahwu berpendapat bahwa mubtada’ yang
didahului oleh kana wa akhawatuha berubah fungsi menjadi isim kana dan
khabar yang semula dinamakan khabar mubtada’ menjadi khabar kana wa
akhawatuha. Mengingat kana wa akhawatuha itu mengubah status mubtada’ dan
khabar maka dinamakan amil nawasikh ‘amil yang mengubah status‟ mubtada’
dan khabar.
Jika Anda perhatikan sekali lagi maka kana wa akhawatuha pada tabel
11 berjumlah empat kata. Apa yang sudah ada itu hanyalah sebagiannya. Kata
lain yang termasuk akhawat kana adalah ashbaha, amsa, adhha, dzalla, bata, ma
infakka, ma bariha, dan ma fatia. Namun demikian tidak semua akhawat
tersebut sering digunakan dalam berbahasa Arab. Yang sering digunakan adalah
4 akhawat itu, lalu asbaha dan amsa. Berikut ini adalah contoh penggunaan
ashbaha dan amsa.
64-اإلادًىت ؤصبحذمصدحمت
11-ػالب ؤصبحطزمد الجامعتا
11-بُىتهم إلى احعينزناإلاىظفى ى ؤمس
11-الجامعت ؤمظذمغللت
20. 100
Kana wa akhawatuha pada contoh-contoh tersebut berkategori fi’il
madhi. Fi’il-fi’il yang demikian dinamakan juga dengan fi’il naqish (fi’il yang
merafa’kan mubtada’ menjadi isimnya dan menashabkan khabar menjadi
khabarnya). Pengaruh yang ditimbulkan oleh kana wa akhawatuha sebagaimana
tersebut di atas tidak hanya jika berupa fi’il madhi, melainkan juga ketika berupa
mudhari’, amar maupun mashdar. Kecuali laisa yang tidak memiliki bentuk
mudhari’, amar, dan mashdar. Perhatikan dengan baik contoh-contoh berikut.
19-مغُمت الظماء نجيى
18-طتزاإلاد إلى ذاَبينٌألاػفا ًصبح
11-مىظفا ًُؤخ نبيى عسفذ
10-هسٍماحالزًه
19-.اسٍغصاإلاؼس ٌاصً ال
Contoh Mengi’rab
0-طهال الظفس وان
وانالخبر وجىصب الاطمجسفع ماضفعل :
الظفسوعالمت مسفىع وان اطم :مفسداطم ألهه طمت فعهز
طهالمفسداطم ألهه فخحت هصبه وعالمت مىصىب وان خبر :
9-مىظفا ًُؤخ نبيى عسفذ
عسفمخحسن فعزبظمير الجصالهنالظيى علىمبني ماضفعل :
الخاءفاعل فعزمحلفي الظم علىمبنيمخصلطمير :
الباءالىظس على مبني حاز حسف :
نوىو بالباء مجسوز )(مصدز:مفسد اطم ألهه هظسة ٍحس عالمت
Kana wa akhawatuha ( ،صال ياصاس ،أصبح ،أيسي ،نيس )
termasuk fi’il naqish atau fi’il yang merafa’-kan
mubtada’ menjadi isimnya dan menashabkan
khabar mubtada‟ menjadi khabarnya.
21. 101
ؤخيالخمظت ألاطماء ًمألهه ًاء ٍحس وعالمتباإلاظاف مجسوز إلُه مظاف:
اليافإلُه مظاف حس محلفي الفخح على مبني مخصل طمير :
مىظفامفسداطم ألهه فخحت هصبه وعالمت مىصىبنوى خير :
1-هسٍماحالزًه
ًهطمير واطمهنالظيى علىمبني ؤمس فعل :ؤهذ ٍجلدًس وحىبا مظختر
حالزمفسداطم ألهه فخحت هصبه وعالمت مىصىبًه خير :
هسٍمامفسداطم ألهه فخحت هصبه وعالمتمىصىبحالزحعذ :
2) Inna wa akhawatuha
Amil kedua yang mempengaruhi jumlah ismiyah adalah inna wa
akhawatuha. Pengaruh inna wa akhawatuha terhadap jumlah ismiyah merupakan
kebalikan dari kana wa akhawatuha. Dalam hal ini inna wa akhawatuha tanshibul
isma wa tarfa’ul khabar. Dengan kata lain inna wa kahawatuha mengubah fungsi
mubtada yang ber-I’rab rafa’ menjadi isim inna yang ber-i’rab nashab; dan
mengubah fungsi khabar mubtada’ yang ber-i’rab rafa’ menjadi khabar inna
yang juga ber-i’rab rafa’.
إلاسالمية ألامة
ؤلاطالم ألامت إنًُم نٌظخفُدو اإلاظلمين ولعل .كىة اجحاد ألن ،بىحدتها مؤمىت ت
هللا بحبل واعخصمىا :الىسٍم هخابهفي وحعالى طبحاهه هللا ٌكا حُث ،الاجحادإلى دًجهم دعىة
ٌواإلااالجهد نًبرلى ألاعداء ألن ،ألاًام ٍَر يطسوز اإلاظلمين فاجحاد .جفسكىا والحمُعا
الل ًولى .وحدتهم على لللظاءفي واحدحظد الجمُع فيإن .إلاىسَمنمخُلظى اإلاظلمين ادة
.ًًالد َراحلُلت نًفهمى ؤلاطالم ؤعداء ولُذ.طدَم وكفتهم
،والشيخ والسيذ (صيني0881:017)
22. 102
Tabel 12 Fungsi Kalimat Nominal Ketika Kemasukan Inna wa Akhawatuha
الزقمألامثلةالحزف
الناسخ
دخى قبل الجملةوأخىاتها إن
73
َ
ألامت إنؤلاطالمُ
َ
ت
ٌ
مؤمىت
بىحدتها
ّإنألامتؤلاطالمظت
ٌ
مؤمىتبىحدتها
74َالاجحادألن
ٌ
كىةّؤنالاجحاد
ٌ
كىة
75نٌظخفُدو اإلاظلمين لعللعلنٌظخفُدو ناإلاظلمى
76َألاعداء ألنالجهد نًبرلىّؤنألاعداءالجهد نًبرلى
77ًلى
َ
اللادةنمخُلظى اإلاظلمين
إلاىسَم
ًّلىاللادةاإلاظلمىنمخُلظى ن
إلاىسَم
78َالجمُع وإنٌحظدٌواحدوإنالجمُعٌحظدٌواحد
79نًفهمى ؤلاطالمؤعداء لُذ
ًًالد َرا حلُلت
لُذحلُلت نًفهمى ؤلاطالم ؤعداء
ًًالد َرا
Masing-masing amil (inna wa akhawatuha) memiliki makna dan fungsi.
Inna dan anna bermakna „sesungguhnya‟ atau berfungsi taukid, lakinna bermakna
istidrak „tetapi‟, kaanna berfungsi tasybih „seperti atau bagaikan atau laksana‟,
la’alla berfungsi tarajji „semoga‟, dan laita berfungsi tamanni „semoga‟.
Inna dan anna memiliki kesamaan dan perbedaan. Kesamaannya terletak
pada makna atau fungsinya, perbedaannya terletak pada harakat hamzah. Inna
(dengan hamzah dikasrah) digunakan jika berada di awal jumlah sedangkan anna
(dengan hamzah difathah) digunakan jika berada di tengah jumlah.
Lakinna digunakan setelah jumlah yang lain, misalnya انشًس ٍنك َاصل انًطش
طانعة . La’alla dan Laita maknanya sama-sama „semoga‟. Dalam penggunaannya
la’alla digunakan untuk mengharap sesuatu yang mungkin terjadinya. Sedangkan
laita digunakan untuk mengharap sesuatu yang sulit terwujud atau bahkan mohal
terwujud.
24. 104
3) Dzanna wa Akhawatuha
Amil ketiga yang mempengaruhi jumlah ismiyah adalah Dzanna wa
akhawatuha. Amil ini berbeda dengan dua macam amil sebelumnya, karena amil
ini tidak langsung mempengaruhi jumlah ismiyah, melainkan terlebih dahulu
membutuhkan fa’il, baru kemudian mubtada‟ dan khabar keduanya menjadi
maf’ul bih awal dan tsani. Untuk mengetahui konsep dan deskripsi lebih lanjut,
perhatikan teks berikut!
حلز ماثللسشق وطُلت في الىلدان ففىس .الىلىد ًم كلُل يطى لىلدًه ًترن ولم
ًم فسبحا .لحمه باعا زم ٍذبحا و هبشا والدَما لهما جسن بما فاشترًا .عائلتهما فلدان بعد
.َىِئت غدةز حُاتهما وصير ،حالهما ٌبد مما ،لهما مهىت ةزاصالج فاجخرا ،السبح بعع ًذل
ف ًىظباهه ما ًظعان وواهاػىٍلت مدة الحالت ٍَرعلىاسواطخم ،ملفلقصىدو ي.
هما ،هجاحىا في مهما عامال ألاماهت وحدث للد :ألخُه الىبير الىلد ٌكا ،ًىم وذاث
وهسٍد .اسَبا هجاحىا و ،هبيرة زسوجىا حعل مما ،عمالءها بها هىظب وطُلت خير الصدق ؤًذز
فخح زم .به ما ملدازلىعلما قالصىدو هفخح ؤن آلانٌاإلاا ًم ارهبي مبلغابه فىحدا ٍا.
و قبالصىدو ٌاإلاا وعلم ،حدًثهما طمع ،ػماع ٍشس ،ٌهظى جاحس حاز لهما ووان
ًع حغىُه الظسكت ًوظ ،الصبُين ًًَر ٌما قٌظس ؤن بها ٌظخؼُع حُلت في ففىس .ٍزملدا
العدالت ًم هجاة هربه وحُلخه في حظب هما،اإلاشسوع والىظبالعمل.
لدي فادعىوذهس .ماله قصىدو طسكا الصبُين ًًَر ؤن وبهخاها ازشو الشسػت
ؤن ٍارفإخب .معهما وحلم الظابؽ فإحظسَما .ٌاإلاا ًم به ما ملداز و قالصىدو ؤوصاف
ٌمحخاواذب الخاحس َرا ؤن و،صىدوكهما قوالصىدو ،مالهماٌاإلاا.
قصىدو ػلب فلد .الحلُلت معسفت اطخؼاع بروائه الشسػت طابؽ ًولىٌاإلاا
لهما ٍفسد ،ًٍزاصللج قالصىدو ؤن فعلم ،اإلااء وحه على ًَالد فؼفا حاز ماء في ووطعه
برهبه واعترف حُلخه هشفذ و ،حؼخه فشلذ ؤن بعد ًالسج إلى ٌاملحخا الخاحس ٌوؤحا.
،وآخزون (ألسقا0892:93)
25. 105
Tabel 13 Fungsi Kalimat Nominal Ketika Kemasukan Dzanna wa Akhawatuha
السكمألامشلتالىاسخالفاعلالعامل ٌدخىكبل
91اجخرلهما مهىت ةزاصالجاجخرمظخترطمير
َماٍجلدًس
مهىت ةزاصالج
90صيرغدةزحُاتهما
َىِئت
صيرمظخترطمير
َماٍجلدًس
غدةزحُاتهما
99عامال ألاماهت وحدث
هجاحىا في مهما
وحدمخصلطمير
)(ث
ألاماهتعامال
91خير الصدق ؤًذز
بها هىظب وطُلت
عمالءها
ؤيزمخصلطمير
)(ث
وطُلت خير الصدق
91هبيرة زسوجىا حعلحعلمظخترطمير
َىٍجلدًس
هبيرةزسوجىا
91قبالصىدو ٌاإلاا علمعلممظخترطمير
َىٍجلدًس
قبالصىدو ٌاإلاا
91ًع حغىُه الظسكت ًظ
العمل
ًظمظخترطمير
َىٍجلدًس
حغىُه الظسكت
91و حُلخه في حظب
العدالت ًمهجاة هربه
حظبمظخترطمير
َىٍجلدًس
هجاة خُلخه في
Di depan sudah disebutkan bahwa amil ini berbeda dengan dua amil
sebelumnya. Mubtada’ dan khabar yang kemasukan amil ini keduanya menjadi
maf’ul bih. Selain itu masing-masing amil membutuhkan fa’il (kana wa
akhawatuha dan inna wa akhawatuha tidak membutuhkan fa’il tersebut).
Amil ini memiliki kesamaan dengan kana wa akhawatuha dalam hal
bahwa amil ini adalah fi’il madhi yang bentuk mudhari’ dan amarnya juga
beramal dengan fungsi yang sama. Demikian juga mashdarnya. Contoh:
98-كسٍبا الامخحانؤحمد ًًظ
27. 107
حغنيًع ٍلخجسد مسفىع مظازع فعل :طمت فعهزوعالمتمشالجا ؤو الىاصب
ةزملد
.يء ش ٍبأخس ًخصل ولم الُاء معخل ألهه الُاء على
الظسكت إلى ٌعىد هي ٍجلدًس مظختر طمير وفاعله
الهاءبه ٌمفعىهصب محل في الىظس علىمبنيمخصلطمير :
.زان ٌمفعى هصب محلفي ""حغىُه الفعلُت والجملت
ًعنالظيى علىمبني حاز حسف :
العمل.مفسداطم ألهه هظسة ٍحس وعالمت ًبع مجسوز:
E. RANGKUMAN
Dari segi isim yang membentuknya kalimat nominal bahasa Arab (Jumlah
ismiyah) bisa dikategorikan berdasarkan jenis isim yang menjadi mubtada’nya
dan yang menjadi khabarnya. Kategori isim yang menjadi mubtada’nya meliputi
isim mufrad (tidak murakkab) dan isim murakkab. Isim mufrad yang menjadi
mubtada meliputi mashdar, isim fa’il, isim maf’ul, isim zaman dan isim makan,
isim alat, dan isim jamid. Demikian juga kategori isim yang menjadi khabarnya.
Mubtada’ murakkab meliputi murakkab idhafi, murakkab washfi, dan murakkab
athfi. Khabar murakkab juga meliputi murakkab idhafi, murakkab washfi, dan
murakkab athfi, serta murakkab isnadi.
Dari segi fungsinya kalimat nominal bahasa Arab bisa berfungsi sebagai
maf’ul bih, hal, khabar mubtada’, na’at, ma’thuf, dan shilah maushul. Dari segi
fungsi mubtada’ dan khabarnya; mubtada’ bisa berfungsi sebagai isim kana, isim
inna, dan maf’ul awwal dhanna; sedangkan khabarnya bisa berfungsi sebagai
khabar kana, khabar inna, dan maf’ul tsani dzanna.
28. 108
F. DAFTAR PUSTAKA
1. Al-Dahdah, Anthoni. 1987. Mu‟jam Qawaid al-Lughoh al-„Arabiyyah
fi Jadawil wa Lauhat. Beirut: Maktabah Lubnan.
2. Al-Fauzan, Abdurrahman bin Ibrahim. 2002. Al-Arabiyyah Baina
Yadaik, al-Kitab al-Awwal. Riyadl: Muassasah al-Waqf al-Islami.
3. Al-Gholayain, Musthofa. 1987. Jami‟ al-Durus al-„Arabiyyah. Beirut:
al-Maktabah al-„Ashriyyah.
4. Al-Jarim, Ali dan Musthofa Amin. Tanpa Tahun. al-Nahwu al-
Wadhih fi Qawaid al-Lughoh al-„Arabiyyah. Surabaya: al-Hidayah.
5. Al-Naqah, Ahmad Kamis dan Thu‟aimah, Rusydi Ahmad. 2003.
Tharaiq al Lu Lughat al Arabiyyah li Ghairi Nathiqina biha. Al
Ribath: Esesco.
6. Al-Saqa, Al-Malik, Shalih dkk. 1982. Qawaid al-lughoh al-
„Arabiyyah. Riyadl: Wizarah al-Ma‟arif.
7. Musthofa dkk. 1982. Al-Wadhih fi Qawaid al-Lughoh al-„Arabiyyah.
Riyadl: Wizarah al-Ma‟arif.
8. Barum, al-Sayyid Muhsin Ahmad dkk. 1981. Mabadi‟ Qawaid al-
Lughoh al-„Arabiyyah. Riyadl: Wizarah al-Ma‟arif.
9. Khairani, Ahmad Shohib. 2008. Audhoh al-Manahij. Jatibening:
WCM Press.
10. Khasairi, Moh. 2011. Al Mawad al Dirasiyah fi Tathbiq al Nahwi al
Tsani. Malang: Misykat
11. Khasairi, Moh. 2018. Al Mawad al Ta‟limiyah fi Tathbiq al Nahwi al
Awwal. Malang: Bintang Sejahtera.
12. Shaleh, al Malik; Hanafi Abdullah al Hanafi; Abdullah As Sa‟d al
Madhi. 1982. Qawaid al-Lughoh al-„Arabiyyah li Shaffi al Tsani al
Mutawassith. Al Mamlakah al Arabiyyah al Saudiyyah: Wizarah al-
Ma‟arif.
13. Thu‟aimah, Rusydi Ahmad. 1989. Ta‟limi al Lu Lughat al Arabiyyah
li Ghairi Nathiqina biha Manahijuh wa Asalibuh. Al Ribath: Esesco.
14. Syamsuddin, Ibrahim. 2000. Marja‟ al-Thullab fi Qawaid al-Nahwi.
Lebanon: Dar al-Kutub al-„Ilmiyyah.