SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
Download to read offline
Seri Fiqih Kehidupan (1) : Muqadimah - 1 Bab 3 : Urgensi Belajar Ilmu Fiqih
73
Bab 3 : Urgensi Belajar Ilmu Fiqih
Ikhtishar
A. Dalil Syar'i
1. Dalil Al-Quran
2. Dalil As-Sunnah
B. Realitas
1. Ilmu Fiqih Bagian dari Identitas Ke-Islaman
2. Kunci Memahami Al-Quran & As-Sunnah
3. Fiqih Adalah Porsi Terbesar Ajaran Islam
4. Terhindar Dari Perpecahan
5. Menentukan Eksistensi Umat Islam
6. Menahan Liberalisme, Sekuleris & Pluralisme
7. Obat Ekstrimisme
8. Implementasi Islam Kaffah
C. Nasihat Ulama
Bab ini akan membahas sebuah pertanyaan kecil tapi
penting, yaitu kenapa kita harus belajar fiqih?
Ada banyak alasan yang bisa menjadi latar belakang
kenapa kita sebagai muslim wajib belajar ilmu fiqih, baik alasan
yang berdasarkan dalil-dalil syar’i seperti Al-Quran dan As-
Sunnah, atau pun yang sifatnya dengan melihat realitas
kehidupan.
Bab 3 : Urgensi Belajar Ilmu Fiqih Seri Fiqih Kehidupan (1) : Muqadimah - 1
74
A. Dalil Syar'i
Ada begitu banyak dalil yang mewajibkan kita untuk
belajar ilmu fiqih, baik dalil yang bersumber dari Al-Quran
maupun dari As-Sunnah. Kewajiban yang diberikan itu
terkadang dalam bentuk konteks individu yang hukumnya
menjadi fardhu ‘ain, namun terkadang juga menjadi kewajiban
yang bersifat kolektif, sehingga hukumnya menjadi fardhu
kifayah.
1. Dalil Al-Quran
Ada begitu banyak dalil dari Al-Quran yang mewajibkan
umat Islam mempelajari ilmu fiqih. Di antaranya dalil yang
bersumber dari firman Allah SWT adalah :
a. Dalil Pertama
Allah SWT berfirman dalam Al-Quran Al-Kariem :
‫ﻭ‬‫ﻣ‬‫ﺎ‬‫ﹶ‬‫ﺎ‬‫ﻛ‬‫ﹶ‬‫ﻥ‬‫ﻮﻥ‬‫ﻨ‬‫ﻣ‬‫ﺆ‬‫ﻤ‬‫ﹾ‬‫ﻟ‬‫ﺍ‬‫ﻭﺍ‬‫ﺮ‬‫ﻔ‬‫ﻨ‬‫ﻴ‬‫ﻟ‬‫ﻛ‬‫ﺂ‬‫ﹰ‬‫ﺔ‬‫ﹼ‬‫ﻓ‬‫ﹶ‬‫ﻓ‬‫ﹶ‬‫ﻠ‬‫ﹶ‬‫ﻻ‬‫ﻮ‬‫ﻧ‬‫ﹶ‬‫ﻔ‬‫ﺮ‬‫ﻦ‬‫ﻣ‬‫ﱢ‬‫ﻞ‬‫ﹸ‬‫ﻛ‬‫ﺔ‬‫ﻗ‬‫ﺮ‬‫ﻓ‬‫ﻢ‬‫ﻬ‬‫ﻨ‬‫ﻣ‬‫ﹶ‬‫ﺎ‬‫ﻃ‬‫ﹲ‬‫ﺔ‬‫ﻔ‬‫ﺋ‬
‫ﻴ‬‫ﻟ‬‫ﺘ‬‫ﹶ‬‫ﻔ‬‫ﱠ‬‫ﻘ‬‫ﻮﺍ‬‫ﻬ‬‫ﻲ‬‫ﻓ‬‫ﹺ‬‫ﻦ‬‫ﻳ‬‫ﺪ‬‫ﺍﻟ‬‫ﻭ‬‫ﻭﺍ‬‫ﺭ‬‫ﺬ‬‫ﻨ‬‫ﻴ‬‫ﻟ‬‫ﹶ‬‫ﻗ‬‫ﻣ‬‫ﻮ‬‫ﻢ‬‫ﻬ‬‫ﹶ‬‫ﺍ‬‫ﹺﺫ‬‫ﺇ‬‫ﺭ‬‫ﺟ‬‫ﻮﺍ‬‫ﻌ‬‫ﻢ‬‫ﹺ‬‫ﻬ‬‫ﻴ‬‫ﹺﻟ‬‫ﺇ‬‫ﹶ‬‫ﻟ‬‫ﻌ‬‫ﱠ‬‫ﻠ‬‫ﻢ‬‫ﻬ‬‫ﻳ‬‫ﹶ‬‫ﺬ‬‫ﺤ‬‫ﻭﻥ‬‫ﺭ‬
Tidak sepatutnya bagi mu'minin itu pergi semuanya. Mengapa
tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa
orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama
dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka
telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga
dirinya.(QS. At-Taubah : 122)
Allah SWT di dalam ayat ini menyinggung tentang adanya
kewajiban selain dari perang atau jihad di jalan Allah, yaitu
mendalami masalah ilmu agama.
Allah SWT menggunakan istilah li-yatafaqqahu (‫ﻟﯿﺘﻔﻘﮭﻮا‬) yang
punya akar kata faqiha - yafqahu, yang senada dengan akar kata
istilah fiqih itu sendiri. Ayat ini tegas menyebutkan keharusan
adanya thaifah (‫ﻃﺎﺋﻔﺔ‬), yaitu sekelompok orang, dari masing-
masing firqah (‫ﻓﺮﻗﺔ‬), atau kumpulan orang-orang, untuk belajar
ilmu fiqih.
Seri Fiqih Kehidupan (1) : Muqadimah - 1 Bab 3 : Urgensi Belajar Ilmu Fiqih
75
Kesimpulan dari ayat ini adalah keharusan adanya
sekelompok orang dari umat Islam yang berkonsentrasi
melakukan tafaqquh di dalam urusan agama, di luar dari orang-
orang yang ikut bepergian ke luar kota untuk berjihad di jalan
Allah.
Kalau jihad itu punya kedudukan sangat mulia di dalam
agama Islam, maka belajar mendalami ilmu agama ternyata juga
punya kedudukan yang juga mulia, setidaknya kurang lebih
sejajar.
Ayat ini jelas-jelas membandingkan antara kewajiban
berjihad di jalan Allah yang pahalanya begitu besar di satu sisi,
dengan kewajiban untuk menuntut ilmu agama di sisi yang lain.
Kalau kita bandingkan antara jumlah orang awam dan
jumlah para ulama, kita akan menemukan perbandingan yang
jauh dari proporsional. Dengan kata lain, ulama di masa
sekarang ini termasuk ‘makhluk langka’ bahkan nyaris punah.
Maka memperbanyak jumlah ulama serta menyebar-
luaskan ilmu-ilmu syariah menjadi hal yang mutlak dilakukan.
Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT tentang keharusan
adanya sekelompok orang yang berkonsentrasi mendalami
ilmu-ilmu syariah.
Mempejari Islam adalah kewajiban pertama setiap muslim
yang sudah aqil baligh. Ilmu-ilmu ke-islaman yang utama
adalah bagaimana mengetahui kemauan Allah SWT terhadap
diri kita. Dan itu adalah ilmu syariah.
b. Dalil Kedua
Allah SWT berfirman dalam Al-Quran Al-Kariem :
‫ﹶ‬‫ﻓ‬‫ﹸﻮﺍ‬‫ﻟ‬‫ﺄ‬‫ﺳ‬‫ﺎ‬‫ﹶ‬‫ﻞ‬‫ﻫ‬‫ﺃ‬‫ﹺ‬‫ﺮ‬‫ﹾ‬‫ﻛ‬‫ﱢ‬‫ﺬ‬‫ﺍﻟ‬‫ﹾ‬‫ﻥ‬‫ﹺ‬‫ﺇ‬‫ﻢ‬‫ﺘ‬‫ﻨ‬‫ﹸ‬‫ﻛ‬‫ﹶ‬‫ﻻ‬‫ﺗ‬‫ﹶ‬‫ﻠ‬‫ﻌ‬‫ﹶ‬‫ﻥ‬‫ﻮ‬‫ﻤ‬
...Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan
(ulama) jika kamu tidak mengetahui (QS. An-Nahl : 43)
Kesimpulan dari ayat ini adalah bahwa bertanya kepada
Bab 3 : Urgensi Belajar Ilmu Fiqih Seri Fiqih Kehidupan (1) : Muqadimah - 1
76
orang yang punya ilmu hukumnya wajib bagi mereka yang
tidak punya ilmu. Dan bertanya kepada ahli ilmu tidak lain
adalah belajar dan menuntut ilmu agama.
Paling tidak, setiap muslim wajib melakukan thaharah,
shalat, puasa, zakat dan bentuk ibadah ritual lainnya. Dan agar
ibadah ritual itu menjadi sah dan diterima oleh Allah SWT, tidak
boleh dilakukan dengan pendekatan improvisasi atau sekedar
menduga-duga semata. Harus ada dasar dan dalil yang jelas dan
kuat. Karena ibadah ritual itu tidak boleh dilakukan kecuali
sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.
Dan penjelasan secara rinci dan detail tentang bagaimana
format dan bentuk ibadah yang sesuai dengan apa yang
diajarkan oleh beliau hanya ada dalam syariat Islam.
c. Dalil Ketiga
Allah SWT berfirman dalam Al-Quran Al-Kariem :
‫ﹾ‬‫ﻞ‬‫ﹸ‬‫ﻗ‬‫ﻫ‬‫ﹾ‬‫ﻞ‬‫ﻳ‬‫ﺘ‬‫ﺴ‬‫ﹺﻱ‬‫ﻮ‬‫ﻦ‬‫ﻳ‬‫ﺬ‬‫ﹼ‬‫ﻟ‬‫ﺍ‬‫ﻳ‬‫ﹶ‬‫ﻠ‬‫ﻌ‬‫ﹶ‬‫ﻥ‬‫ﻮ‬‫ﻤ‬‫ﻭ‬‫ﻦ‬‫ﻳ‬‫ﺬ‬‫ﹼ‬‫ﻟ‬‫ﺍ‬‫ﹶ‬‫ﻻ‬‫ﻳ‬‫ﹶ‬‫ﻠ‬‫ﻌ‬‫ﹶ‬‫ﻥ‬‫ﻮ‬‫ﻤ‬
Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui
dengan orang-orang yang tidak mengetahui?". (QS. Az-Zumar : 9)
Di dalam ayat ini Allah SWT jelas-jelas membedakan antara
orang yang berilmu dan orang-orang yang tidak berilmu. Dan
perbedaan yang disampaikan dalam bentuk pertanyaan ini
mengandung pesan, bahwa tiap muslim diwajibkan untuk
menjadi orang yang berilmu. Dan ilmu yang dimaksud terutama
adalah ilmu agama, kemudian ilmu-ilmu lainnya.
d. Dalil Keempat
Allah SWT berfirman dalam Al-Quran Al-Kariem :
‫ﻢ‬‫ﹾ‬‫ﻠ‬‫ﻌ‬‫ﹾ‬‫ﻟ‬‫ﺍ‬ ‫ﻮﺍ‬‫ﺗ‬‫ﹸﻭ‬‫ﺃ‬ ‫ﻦ‬‫ﻳ‬‫ﺬ‬‫ﱠ‬‫ﻟ‬‫ﺍ‬‫ﻭ‬ ‫ﻢ‬‫ﹸ‬‫ﻜ‬‫ﻨ‬‫ﻣ‬ ‫ﻮﺍ‬‫ﻨ‬‫ﻣ‬‫ﺁ‬ ‫ﻦ‬‫ﻳ‬‫ﺬ‬‫ﱠ‬‫ﻟ‬‫ﺍ‬ ‫ﻪ‬‫ﱠ‬‫ﻠ‬‫ﺍﻟ‬ ‫ﹺ‬‫ﻊ‬‫ﹶ‬‫ﻓ‬‫ﺮ‬‫ﻳ‬‫ﺕ‬‫ﺎ‬‫ﺟ‬‫ﺭ‬‫ﺩ‬
Allah meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu
dan orang-orang yang memiliki ilmu beberapa derajat. (QS. Al-
Seri Fiqih Kehidupan (1) : Muqadimah - 1 Bab 3 : Urgensi Belajar Ilmu Fiqih
77
Mujadalah : 11)
Ayat ini seolah menguatkan ayat sebelumnya, bahwa Allah
SWT meninggikan derajat orang yang beriman dan berilmu
beberapa derajat. Di dalamnya terdapat isyarat yang
menunjukkan anjuran untuk belajar ilmu agama.
Sesungguhnya masih banyak ayat-ayat Al-Quran yang
mengajurkan pentingnya seseorang memiliki ilmu agama,
namun agar tulisan ini tidak terlalu panjang, Penulis cukupkan
pada empat ayat di atas saja.
2. Dalil As-Sunnah
Sedangkan dalil-dalil yang mewajibkan kita belajar ilmu
fiqih yang berupa dalil-dalil dari sunnah nabawiyah terlalu
banyak. Untuk itu Penulis hanya akan menyinggung beberapa
saja di antaranya :
a. Hadits Dicabutnya Ilmu
Betapa pentingnya belajar ilmu fiqih, tergambar dari
perintah Rasulullah SAW dalam hadits beliau yang
menggabarkan bagaimana keadaan di akhir zaman tanpa
keberadaan ulama dan ahli fiqih :
‫ﺩ‬‫ﺒﺎ‬‫ﻌ‬‫ﺍﻟ‬ ‫ﻦ‬‫ﻣ‬ ‫ﻪ‬‫ﻋ‬‫ﹺ‬‫ﺰ‬‫ﺘ‬‫ﻨ‬‫ﻳ‬ ‫ﺎ‬‫ﻋ‬‫ﺰﺍ‬‫ﺘ‬‫ﻧ‬‫ﺍ‬ ‫ﹾﻢ‬‫ﻠ‬‫ﻌ‬‫ﺍﻟ‬ ‫ﺾ‬‫ﹺ‬‫ﺒ‬‫ﹾ‬‫ﻘ‬‫ﻳ‬ ‫ﻻ‬ ‫ﺍﷲ‬ ‫ﹼ‬‫ﻥ‬‫ﹺ‬‫ﺇ‬‫ﹾﻢ‬‫ﻠ‬‫ﻌ‬‫ﺍﻟ‬ ‫ﺾ‬‫ﹺ‬‫ﺒ‬‫ﹾ‬‫ﻘ‬‫ﻳ‬ ‫ﻦ‬‫ﻜ‬‫ﻭﻟ‬
‫ﹸﻮﺍ‬‫ﻠ‬‫ﺌ‬‫ﺴ‬‫ﻓ‬ ‫ﹰ‬‫ﻻ‬‫ﺎ‬‫ﻬ‬‫ﺟ‬ ‫ﺎ‬‫ﺳ‬‫ُﻭ‬‫ﺀ‬‫ﺭ‬ ‫ﺱ‬‫ﺎ‬‫ﻨ‬‫ﺍﻟ‬ ‫ﺨﺬ‬‫ﺗ‬‫ﺍ‬ ‫ﺎ‬‫ﻤ‬‫ﻟ‬‫ﻋﺎ‬ ‫ﹺ‬‫ﻖ‬‫ﺒ‬‫ﻳ‬ ‫ﹺﺫﺍﱂ‬‫ﺇ‬ ‫ﱴ‬‫ﺣ‬ ‫ﻠﻤﺎﺀ‬‫ﻌ‬‫ﺍﻟ‬ ‫ﹺ‬‫ﺾ‬‫ﺒ‬‫ﹺﻘ‬‫ﺑ‬
‫ﱡﻮﺍ‬‫ﻠ‬‫ﻭﺃﺿ‬ ‫ﱡﻮﺍ‬‫ﻠ‬‫ﻓﻀ‬ ‫ﹴ‬‫ﻢ‬‫ﹾ‬‫ﻠ‬‫ﻋ‬ ‫ﹺ‬‫ﺮ‬‫ﻴ‬‫ﹺﻐ‬‫ﺑ‬ ‫ﺍ‬‫ﻮ‬‫ﹾﺘ‬‫ﻓ‬‫ﻓﺄ‬
Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu secara tiba-tiba dari
tengah manusia, tapi Allah mencabut ilmu dengan dicabutnya
nyawa para ulama. Hingga ketika tidak tersisa satu pun dari
ulama, orang-orang menjadikan orang-orang bodoh untuk
menjadi pemimpin. Ketika orang-orang bodoh itu ditanya tentang
masalah agama mereka berfatwa tanpa ilmu, akhirnya mereka
sesat dan menyesatkan (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini menceritakan bahwa umat Islam pada akhir
Bab 3 : Urgensi Belajar Ilmu Fiqih Seri Fiqih Kehidupan (1) : Muqadimah - 1
78
masa nanti akan kehilangan para ulama, lantas mereka
menjadikan para pemimpin yang bodoh dan tidak punya ilmu
sebagai tempat untuk merujuk dan bertanya masalah agama.
Alih-alih mendapat petunjuk, yang terjadi justru mereka
semakin jauh dari kebenaran, bahkan sesat dan malah
menyesatkan banyak orang.
Dan apa yang disampaikan oleh Rasulullah SAW 14 abad
yang lalu rasanya sangat tepat kalau kita sebut bahwa hari ini
benar-benar sedang terjadi. Dan lebih tepat lagi kalau kita sebut
lokasinya adalah Indonesia, sebuah negeri dengan jumlah
penduduk muslim terbesar di dunia, tetapi sedikit sekali orang
yang berkapasitas ulama.
Maka kita harus memahami hadits ini dengan cara yang
benar, yaitu hadits ini menjadi perintah untuk mendidik dan
melahirkan kembali para ulama di masa modern ini.
b. Hadits Fadhilah Orang Berilmu
Tentu kita sudah tidak asing lagi dengan hadits shahih
riwayat Al-Imam Muslim yang amat masyhur berikut ini :
 Dimudahkan Jalan ke Surga
Rasulullah SAW bersabda :
‫ﻣ‬‫ﻦ‬‫ﺳ‬‫ﹶ‬‫ﻠ‬‫ﻚ‬‫ﹶ‬‫ﻃ‬‫ﹺ‬‫ﺮ‬‫ﻳ‬‫ﹰ‬‫ﺎ‬‫ﻘ‬‫ﻳ‬‫ﹾ‬‫ﻠ‬‫ﺘ‬‫ﻤ‬‫ﺲ‬‫ﻓ‬‫ﻴ‬‫ﻪ‬‫ﻋ‬‫ﹾ‬‫ﻠ‬‫ﹰ‬‫ﺎ‬‫ﻤ‬‫ﺳ‬‫ﻬ‬‫ﹶ‬‫ﻞ‬ُ‫ﷲ‬‫ﺍ‬‫ﹺ‬‫ﺑ‬‫ﻪ‬‫ﹶ‬‫ﻃ‬‫ﹺ‬‫ﺮ‬‫ﻳ‬‫ﹰ‬‫ﺎ‬‫ﻘ‬‫ﹺ‬‫ﺇ‬‫ﹶ‬‫ﱃ‬‫ﻨ‬‫ﺍﳉ‬‫ﺔ‬
Orang yang meniti jalan dalam rangka menuntut ilmu agama,
maka Allah mudahkan baginya jalan menuju surga. (HR. Muslim)
Hadits di atas menegaskan bahwa salah satu keutaman
orang yang belajar ilmu agama adalah bahwa dirinya nanti di
hari kiamat akan dimudahkan jalannya menuju surga.
Padahal semua orang nanti di hari kiamat akan kesulitan
mendapatkan jalan yang mudah ke dalam surga, bahkan
kebanyakn orang akan tertatih-tatih dan bersusah payah agar
bisa sampai ke surga.
Seri Fiqih Kehidupan (1) : Muqadimah - 1 Bab 3 : Urgensi Belajar Ilmu Fiqih
79
Lain halnya mereka yang sejak di dunia telah tertatih-tatih
berjalan untuk mendalami ilmu agama, di akhirat dia akan
dengan mudah menemukan jalan ke surga. Tentu ini merupakan
sebuah keberuntungan yang sangat besar.
 Dinaungi Sayap Malaikat
Rasulullah SAW bersabda :
‫ﻭ‬‫ﹺ‬‫ﺇ‬‫ﱠ‬‫ﻥ‬‫ﺍﳌ‬َ‫ـ‬‫ﹶ‬‫ﻼ‬‫ﺋ‬‫ﹶ‬‫ﻜ‬‫ﹶ‬‫ﺔ‬‫ﹶ‬‫ﻟ‬‫ﺘ‬‫ﻀ‬‫ﻊ‬‫ﹶ‬‫ﺃ‬‫ﺟ‬‫ﹺ‬‫ﻨ‬‫ﺤ‬‫ﺘ‬‫ﹶ‬‫ﺎ‬‫ﻬ‬‫ﹺ‬‫ﺭ‬‫ﹰ‬‫ﺎ‬‫ﺿ‬‫ﻟ‬‫ﻟ‬‫ﻄﺎ‬‫ﹺ‬‫ﺐ‬‫ﻌ‬‫ﺍﻟ‬‫ﹾ‬‫ﻠ‬‫ﹺ‬‫ﻢ‬
Dan para malaikat menaungi dengan sayap-sayap mereka
kepada para penuntut ilmu sebagai tanda keridhaan dari mereka
(HR. Muslim)
Hadits di atas menegaskan bahwa di dunia ini, mereka
yang berjuang untuk menuntut ilmu juga mendapatkan
keutamaan yang sangat istimewa. Para malaikat meridhai
mereka dengan menaunginya dengan sayap-sayap mereka.
Padahal malaikat adalah hamba-hamba Allah yang amat
tinggi kedudukannya di sisi Allah dan amat mulia lagi taat.
Kalau sampai para malaikat meridhai, tentu hal itu
menunjukkan betapa tingginya derajat orang yang menuntut
ilmu agama.
Dengan logika sederhana, orang yang menuntut ilmu
agama akan aman dan nyaman, karena selalu mendapatkan
penjagaan Allah SWT lewat naungan sayap para malaikatnya.
 Dimintakan Ampunan oleh Semua Makhluk
Rasulullah SAW bersabda :
‫ﻭ‬‫ﹺ‬‫ﺇ‬‫ﱠ‬‫ﻥ‬‫ﹶ‬‫ﺎ‬‫ﺍﻟﻌ‬‫ﻟ‬‫ﻢ‬‫ﹶ‬‫ﻟ‬‫ﻴ‬‫ﺴ‬‫ﺘ‬‫ﻐ‬‫ﻔ‬‫ﺮ‬‫ﻪ‬‫ﻟ‬‫ﻣ‬‫ﻦ‬‫ﹺ‬‫ﰲ‬‫ﺴ‬‫ﺍﻟ‬‫ﺕ‬‫ﻤﻮﺍ‬‫ﻭ‬‫ﻣ‬‫ﻦ‬‫ﹺ‬‫ﰲ‬‫ﺭ‬‫ﺍﻷ‬‫ﹺ‬‫ﺽ‬‫ﻭ‬‫ﳊ‬‫ﺍ‬‫ﻴ‬‫ﻥ‬‫ﺘﺎ‬‫ﹺ‬‫ﰲ‬
‫ﺟ‬‫ﻮ‬‫ﻑ‬‫ﺍﳌ‬َ‫ـ‬ِ‫ﺀ‬‫ﺎ‬
Dan orang yang berilmu itu dimintakan ampunan oleh semua
makhluk Allah yang ada di sekian banyak langit dan bumi,
Bab 3 : Urgensi Belajar Ilmu Fiqih Seri Fiqih Kehidupan (1) : Muqadimah - 1
80
termasuk ikan-ikan yang ada di kedalaman lautan ikut
memintakan ampun. (HR. Muslim)
Masih ada lagi keutamaan orang yang menuntut ilmu
agama, yaitu dosa-dosa mereka dimintakan ampun, sehingga
relatif mereka jadi tidak punya dosa lagi.
Siapa yang memintakan ampunan bagi mereka?
Hadits di atas menegaskan bahwa semua makhluk Allah
SWT, baik yang ada di berbagai macam langit yang banyak itu,
maupun makhluk Allah SWT yang menetap di atas bumi,
semuanya ikut memintakan ampunan. Bahkan ikan-ikan yang
hidup di kedalaman samudera luas pun ikut pula memintakan
ampunan buat mereka.
Dengan logika ini, betapa beruntungnya para penuntut
ilmu, kalau pun mereka berdosa sebagaimana umumnya
manusia, namun sudah ada pihak-pihak yang akan terus
memberikan dukungan untuk memintakan ampunan atas dosa
mereka.
 Seperti Keutamaan Bulan Purnama
Rasulullah SAW bersabda :
‫ﹺ‬‫ﺇ‬‫ﻭ‬‫ﹼ‬‫ﻥ‬‫ﻀ‬‫ﻓ‬‫ﹸ‬‫ﻞ‬‫ﺍﻟﻌﺎ‬‫ﻟ‬‫ﹺ‬‫ﻢ‬‫ﻋﻠﻰ‬‫ﹺ‬‫ﺑ‬‫ﺍﻟﻌﺎ‬‫ﺪ‬‫ﻀ‬‫ﻛﻔ‬‫ﹺ‬‫ﻞ‬‫ﹺ‬‫ﺮ‬‫ﺍﻟﻘﻤ‬‫ﻴ‬‫ﻟ‬‫ﻠﺔ‬‫ﺪ‬‫ﺍﻟﺒ‬‫ﹺ‬‫ﺭ‬‫ﻋﻠﻰ‬‫ﺋ‬‫ﺳﺎ‬‫ﹺ‬‫ﺮ‬
‫ﻛ‬‫ﺍﻟﻜﻮﺍ‬‫ﹺ‬‫ﺐ‬
Keutamaan seorang yang berilmu agama dibandingkan dengan
seorang ahli ibadah seperti bulan di malam purnama
dibandingkan semua planet (bintang). (HR. Muslim)
Kelebihan orang yang berilmu dibandingkan orang bodoh
yang tidak punya ilmu meski dia rajin ibadah diibaratkan seperti
terangnya bulan purnama dengan terangnya bintang di
kegelapan malam.
Bulan purnama yang cahayanya menerangi atmosfir langit
kita ini tentu jauh berbeda dengan bintang yang di mata kita
Seri Fiqih Kehidupan (1) : Muqadimah - 1 Bab 3 : Urgensi Belajar Ilmu Fiqih
81
hanyalah titik kecil di langit yang hitam.
Perbandingan ini semata-mata hanya dilihat dari fenomena
yang nampak di mata manusia, sebagaimana yang biasa
dipergunakan oleh para pujangga dalam bahasa sastra.
Dalam bahasa sastra, kalau dibuat perbandingan antara
bulan purnama dan bintang atau planet, tentu maksudnya
bahwa yang lebih besar dalam pandangan mata adalah bulan
purnama. Sedangkan ungkapan bintang atau planet
menunjukkan ukurannya yang kecil di mata awam kita.
Walau pun kalau kita bedah secara fakta dalam ilmu
astronomi modern, sebenarya ukuran bulan kita jauh lebih kecil
dibandingkan dengan bintang atau planet-planet (kawakib)
anggota tata surya.
 Ulama Adalah Ahli Waris Para Nabi
Rasulullah SAW bersabda :
‫ﹺ‬‫ﺇ‬‫ﻭ‬‫ﹼ‬‫ﻥ‬‫ﻌ‬‫ﺍﻟ‬‫ﻠﻤﺎﺀ‬‫ﹸ‬‫ﺔ‬‫ﻭﺭﺛ‬‫ﻧ‬‫ﺍﻷ‬‫ﹺ‬‫ﺒ‬ِ‫ﺀ‬‫ﻴﺎ‬‫ﹺ‬‫ﺇ‬‫ﻭ‬‫ﹼ‬‫ﻥ‬‫ﻧ‬‫ﺍﻷ‬‫ﹺ‬‫ﺒ‬‫ﻴﺎﺀ‬‫ﹾ‬‫ﱂ‬ّ‫ﹺ‬‫ﺭ‬‫ﻮ‬‫ﻳ‬‫ﹸ‬‫ﺛ‬‫ﻮﺍ‬‫ﺩ‬‫ﻳ‬‫ﹰ‬‫ﺍ‬‫ﻨﺎﺭ‬‫ﻭﻻ‬‫ﺩ‬‫ﺭ‬‫ﹰ‬‫ﺎ‬‫ﳘ‬‫ﹺ‬‫ﺇ‬‫ﻧ‬‫ﻤﺎ‬
‫ﹸﻮﺍ‬‫ﺛ‬‫ﺭ‬‫ﻭ‬‫ﻌ‬‫ﺍﻟ‬‫ﹾ‬‫ﻠ‬‫ﻢ‬‫ﻦ‬‫ﻓﻤ‬‫ﺃﺧﺬ‬‫ﹺ‬‫ﺑ‬‫ﻪ‬‫ﺃﺧﺬ‬‫ﹺ‬‫ﺑ‬ّ‫ﻆ‬‫ﺤ‬‫ﺍ‬‫ﻭ‬‫ﹴ‬‫ﺮ‬‫ﻓ‬
Dan sesungguhnya para ulama adalah para ahli waris dari para
nabi, dimana para Nabi memang tidak mewariskan dinar atau
dirham, melainkan mereka mewariskan ilmu. Siapa yang
menuntut ilmu maka dia telah mendapat warisan yang sangat
besar nilainya. (HR. Muslim)
Orang yang berilmu adalah para ahli waris nabi. Mereka
mewarisi harta kekayaan para Nabi yang tidak berbentuk uang
atau harta benda, melainkan kekayaan itu berupa ilmu yang
tidak ternilai harganya.
Maka mereka yang belajar ilmu agama dan
mendapatkannya diibaratkan dengan orang yang mendapat
warisan kekayaan yang sangat besar tidak ternilai harganya.
Bab 3 : Urgensi Belajar Ilmu Fiqih Seri Fiqih Kehidupan (1) : Muqadimah - 1
82
c. Perintah Belajar Ilmu Faraidh
Di antara ilmu fiqih adalah masalah faraidh atau
pembagian harta warisan. Rasulullah SAW secara khusus telah
memberikan perintah khusus untuk mempelajarinya dan
sekalian juga beliau mewajibkan kita untuk mengajarkannya.
Dalilnya sebagai berikut :
‫ﻫ‬ ‫ﺃﺑﺎ‬ ‫ﻳﺎ‬‫ﻳ‬‫ﺮ‬‫ﹼ‬‫ﻠ‬‫ﺗﻌ‬ ‫ﺮﺓ‬‫ﻤ‬‫ﺋ‬‫ﺍﻟﻔﺮﺍ‬ ‫ﻮﺍ‬‫ﱢ‬‫ﻠ‬‫ﻭﻋ‬ ‫ﺾ‬‫ﻤ‬‫ﻮ‬‫ﻫ‬‫ﺎ‬‫ﹺ‬‫ﺈ‬‫ﻓ‬‫ﻧ‬‫ﻪ‬‫ﹺ‬‫ﻧ‬‫ﺼ‬‫ﻒ‬‫ﻌ‬‫ﺍﻟ‬‫ﹾ‬‫ﻠ‬‫ﹺ‬‫ﻢ‬‫ﹺ‬‫ﺇ‬‫ﻭ‬‫ﻧ‬‫ﻪ‬‫ﻳ‬‫ﻨ‬‫ﺴﻰ‬
‫ﻫ‬‫ﻭ‬‫ﻭ‬‫ﺃ‬ ‫ﻮ‬‫ﹸ‬‫ﻝ‬‫ﻳ‬ ‫ﻣﺎ‬‫ﻨ‬‫ﻉ‬‫ﺰ‬‫ﻣ‬‫ﻦ‬‫ﹸ‬‫ﺃ‬‫ﻣ‬‫ﺘ‬‫ﻲ‬
Dari A'raj radhiyallahuanhu bahwa Rasulullah SAW
bersabda,"Wahai Abu Hurairah, pelajarilah ilmu faraidh dan
ajarkanlah. Karena dia setengah dari ilmu dan dilupakan orang.
Dan dia adalah yang pertama kali akan dicabut dari umatku".
(HR. Ibnu Majah, Ad-Daruquthuny dan Al-Hakim)
Karena mengajarkan itu tidak mungkin dilakukan kecuali
setelah kita mengerti, maka hukum mempelajarinya harus
didahulukan. Dan ilmu faraidh (pembagian harta warisan)
termasuk salah satu bagian dalam ilmu fiqih.
B. Realitas
Kewajiban untuk belajar ilmu fiqih juga didukung
berdasarkan fakta dan realitas yang ada di tengah kehidupan
nyata. Semua menunjukkan atas keharusan kita umat Islam
untuk mempelajari dan menguasai ilmu fiqih. Di antara realitas
itu misalnya :
1. Ilmu Fiqih Bagian dari Identitas Keislaman
Seorang muslim dengan seorang non-muslim tidak
dibedakan berdasarkan KTP-nya. Juga tidak dibedakan
berdasarkan ras, darah, golongan, bahasa, kebangsaan atau
keturunan tertentu. Tetapi yang membedakan antara kedua
adalah apa yang diketahuinya tentang ajaran Islam serta
diyakini kebenarannya.
Seri Fiqih Kehidupan (1) : Muqadimah - 1 Bab 3 : Urgensi Belajar Ilmu Fiqih
83
Tidak mungkin seorang bisa dikatakan muslim manakala
dia tidak mengenal Allah SWT. Dan tidak-lah seseorang
mengenal Allah SWT, manakala dia tidak mengenal ajaran-Nya
serta syariat yang telah diturunkan-Nya. Sehingga mengetahui
ilmu-ilmu syariat merupakan bagian tak terpisahkan dari status
keislaman seseorang.
Maka sudah seharusnya seorang muslim menguasai ilmu
syariah, karena syariat itu merupakan penjabaran serta uraian
dari perintah Allah SWT kepada hamba-Nya. Setidak-tidaknya,
meski pun tidak sampai ke level ulama atau mujtahid, minimal
seorang muslim wajib tahu bagaimana tata cara bersuci,
berwudhu, shalat fardhu, puasa Ramadhan, mengeluarkan harta
zakat dan hal-hal yang sifatnya pokok dan mendasar dari ilmu
agama.
Sebab tanpa ilmu tentang semua hal itu, statusnya sebagai
muslim nyaris hanya tinggal formalitas belaka. Keislamannya
boleh jadi hanya karena kebetulan belaka. Kebetulan orang
tuanya muslim, lahir di tengah keluarga muslim, sehingga
setidak-tidaknya KTP-nya ada tulisannya sebagai muslim.
Tapi kalau dia tidak tahu bagaimana cara ibadah ritual
kepada Allah, otomatis tidak tidak lagi disebut sebagai orang
beriman, kecuali hanya sampai pada status.
2. Kunci Memahami Al-Quran & As-Sunnah
Sumber utama ajaran Islam adalah Al-Quran yang terdiri
dari lebih 6.000-an ayat dan As-Sunnah yang berjumlah ratusan
ribu bahkan sampai jutaan.
Namun bagaimana mengambil kesimpulan hukum atas
suatu masalah dengan menggunakan dalil-dalil yang
sedemikian banyak?
Tentu kita butuh metodologi ilmiyah yang baku dan
disepakati oleh umat Islam sepanjang zaman. Dan metodologi
itu adalah ilmu fiqih.
Ilmu fiqih telah berhasil menjelaskan dengan pasti dan
Bab 3 : Urgensi Belajar Ilmu Fiqih Seri Fiqih Kehidupan (1) : Muqadimah - 1
84
tepat tentang hukum-hukum yang terkandung pada tiap potong
ayat dan hadits yang bertebaran. Dengan menguasai ilmu fiqih,
maka Al-Quran dan As-Sunnah bisa dipahami dengan benar,
tepat dan akurat, sebagaimana Rasulullah SAW dahulu
mengajarkannya.
Sebaliknya, tanpa penguasaan ilmu fiqih, Al-Quran dan As-
Sunnah bisa diselewengkan dan dimanfaatkan dengan cara yang
tidak benar. Ilmu fiqih adalah kunci untuk memahami Al-Quran
dan As-Sunnah dengan metode yang benar, ilmiyah dan shahih.
Di dalam Al-Quran disebutkan bahwa pencuri harus
dipotong tangannya, pezina harus dirajam, pembunuh harus
diqishash dan seterusnya. Memang demikian zahir nash ayat Al-
Quran. Namun benarkah semua pencuri harus dipotong
tangannya? Apakah semua orang yang berzina harus dirajam?
Apakah semua orang yang membunuh harus dibunuh juga?
Di dalam ilmu fiqih akan dijelaskan kriteria pencuri yang
bagaimanakah yang harus dipotong tangannya. Tidak semua
orang yang mencuri harus dipotong tangan.
Ada sekian banyak persyaratan yang harus terpenuhi agar
seorang pencuri bisa dipotong tangan. Misalnya barang yang
dicuri harus berada dalam penjagaan, nilainya sudah memenuhi
batas minimal, bukan milik umum dan lainnya. Bahkan kriteria
seorang pencuri tidak sama dengan pencopet, jambret, penipu
atau koruptor.
Demikian juga dengan pezina, tidak semua yang berzina
harus dihukum rajam. Selain hanya yang sudah pernah
menikah, harus ada empat orang saksi lakil-laki, akil, baligh, dan
menyaksikan secara bersama di waktu dan tempat yang sama
melihat peristiwa masuknya kemaluan laki-laki ke dalam
kemaluan perempuan.
Tanpa hal itu, hukum rajam tidak boleh dilakukan. Kecuali
bila pezina itu sendiri yang menyatakan ikrar dan pengakuan
atas zina yang dilakukannya. Dan yang paling penting, hukum
rajam haram dilakukan kecuali oleh sebuah institusi hukum
Seri Fiqih Kehidupan (1) : Muqadimah - 1 Bab 3 : Urgensi Belajar Ilmu Fiqih
85
formal yang diakui dalam sebuah negara yang berdaulat.
Dan hal yang sama juga berlaku pada hukum qishash dan
hukum-hukum hudud lainnya. Sebuah tindakan hukum yang
hanya berlandaskan kepada satu dua dalil tapi tanpa
kelengkapan ilmu syariah justru bertentangan dengan hukum
Islam sendiri.
3. Fiqih Adalah Porsi Terbesar Ajaran Islam
Dibandingkan dengan masalah aqidah, akhlaq atau pun
bidang lainnya, masalah-masalah dalam ilmu fiqih menempati
porsi terbesar dalam khazanah ilmu-ilmu keislaman. Bahkan
dalam prakteknya, sosok yang dijuluki sebagai ulama itu lebih
identik sebagai ahli fiqih ketimbang ahli di bidang ilmu-ilmu
lainnya.
Sehingga sebagai ilmu yang merupakan porsi terbesar
dalam ajaran Islam, ilmu syariah ini menjadi penting untuk
dikuasai. Seorang muslim itu masih wajar bila tidak menguasai
disiplin ilmu seperti Ilmu Tafsir, Ilmu Hadits, Bahasa Arab,
Ushul Fiqih, Kaidah Ushul dan lainnya.
Tetapi dalam ilmu syariah khususnya fiqih, nyaris mustahil
bila tidak dikuasai, meski dalam porsi yang seadanya. Sebab
tidak mungkin kita bisa beribadah dengan benar tanpa
menguasai ilmu fiqih ibadah itu sendiri.
Memang tidak semua detail ilmu syariah wajib dikuasai,
namun untuk bagian yang paling dasar seperti masalah
thaharah, shalat, nikah dan lainnya, mengetahui hukum-
hukumnya adalah hal yang mutlak.
4. Terhindar Dari Perpecahan
Para ulama syariah terbiasa berbeda pendapat, karena
berbeda hasil ijtihad sudah menjadi keniscayaan. Namun
mereka sangat menghormati perbedaan diantara mereka.
Sehingga tidak saling mencaci, menjelekkan atau menafikan.
Sebaliknya, semakin awam seseorang terhadap ilmu
syariah, biasanya akan semakin tidak punya mental untuk
Bab 3 : Urgensi Belajar Ilmu Fiqih Seri Fiqih Kehidupan (1) : Muqadimah - 1
86
berbeda pendapat. Sedikit perbedaan di kalangan mereka sudah
memungkinkan untuk terjadinya perpecahan, pertikaian,
bahkan saling menjelekkan satu sama lain.
Hal itu terjadi karena seseorang hanya berpegangan kepada
dalil yang sedikit dan parsial. Tetapi merasa sudah pandai dan
paling benar sendiri. Padahal dalil yang diyakininya paling
benar itu masih harus berhadapan dengan banyak dalil lainnya
yang tidak kalah kuatnya. Jadi bagaimana mungkin dia merasa
paling benar sendiri ?
Paling tidak, dengan mempelajari ilmu syariah, kita jadi
tahu bahwa pendapat yang kita pegang ini bukanlah satu-
satunya pendapat. Di luar sana, masih ada pendapat lainnya
yang tidak kalah kuatnya dan sama-sama bersumber dari kitab
dan sunnah juga.
Maka kita jadi memahami perbandingan mazhab di
kalangan para fuqaha, sebab mereka memang punya kapasitas
untuk melakukan istimbath hukum dengan masing-masing
menhaj dan metodologinya
5. Menentukan Eksistensi Umat Islam
Agama Islam telah dijamin tidak akan hilang dari muka
bumi sampai kiamat, namun tidak ada jaminan bila umatnya
mengalami kemunduran dan kejatuhan. Sejarah membuktikan
bahwa mundurnya umat Islam terjadi manakala para ulama
telah wafat dan tidak ada lagi ahli syariah di tengah umat.
Sebaliknya, bila Allah SWT menghendaki kebaikan pada
umat Islam, niscaya akan dimulai dari lahirnya para ulama dan
kembali manusia kepada syariat-Nya.
6. Menahan Liberalisme, Sekuleris & Pluralisme
Racun pemikiran menyesatkan yang bersumber dari para
orientalis dan sekuleris tidak akan mempan bila tubuh umat
diimunisasi dengan pemahaman syariah yang mendasar dan
matang.
Bila umat ini punya tingkat pemahaman yang mendalam
Seri Fiqih Kehidupan (1) : Muqadimah - 1 Bab 3 : Urgensi Belajar Ilmu Fiqih
87
terdapat ilmu syariah, semua tipu daya itu akan menjadi
mentah. Hal itu terjadi lantaran pemahaman syariat Islam yang
kuat akan berfungsi sebagai filter atas kerusakan fikrah umat.
Sebaliknya, semakin awam dari syariat, umat ini akan
semakin menjadi bulan-bulanan pemikiran yang merusak. Dan
apabila tingkat pemahaman umat terhadap syariah lemah,
maka dengan mudah pemikiran orientalis akan merasuk dan
menjangkiti fikrah umat.
7. Obat Ekstrimisme
Sikap-sikap ekstrim dan keterlaluan dalam pelaksanaan
agama seringkali menimpa banyak umat Islam. Barangkali
niatnya sudah baik, yaitu ingin menjalankan ajaran agama.
Tetapi bila semangat itu tidak diiringi dengan ilmu syariah yang
benar, sangat besar kemungkinan terjadi kesalahan fatal yang
merugikan.
Tersebarnya paham yang mudah mengkafirkan orang Islam
(takfir) yang hari ini banyak melanda pemikiran generasi muda,
datangnya memang dari semangat untuk mencintai agama.
Sayangnya justru kecintaan itu tidak diimbangi dengan ilmu,
akibatnya yang terjadi malah malapetaka.
Maka kuncinya adalah ilmu yang dipelajari secara
mendalam, agar seseorang tidak berfatwa seenak perutnya
sendiri, padahal fatwanya tanpa landasan ilmu. Alih-alih
memberi petunjuk, yang terjadi seringkali malah kekonyolan,
bahkan tragedi.
Contoh di masa Nabi SAW, tentang orang yang tidak
berilmu tapi berfatwa, sehingga fatal akibatnya, bisa kita baca di
dalam hadits berikut :
‫ﻋ‬‫ﻦ‬‫ﺟ‬‫ﹺ‬‫ﺑ‬‫ﺎ‬‫ﹴ‬‫ﺮ‬‫ﹶ‬‫ﻗ‬‫ﹶ‬‫ﻝ‬‫ﺎ‬:‫ﺧ‬‫ﺮ‬‫ﺟ‬‫ﻨ‬‫ﹺ‬‫ﰲ‬ ‫ﺎ‬‫ﺳ‬‫ﹶ‬‫ﻔ‬‫ﹴ‬‫ﺮ‬‫ﹶ‬‫ﻓ‬‫ﹶ‬‫ﺄ‬‫ﺻ‬‫ﺏ‬‫ﺎ‬‫ﺭ‬‫ﺟ‬‫ﹰ‬‫ﻼ‬‫ﻣ‬‫ﻨ‬‫ﺣ‬ ‫ﺎ‬‫ﺠ‬‫ﹶ‬‫ﻓ‬ ‫ﺮ‬‫ﺸ‬‫ﺠ‬‫ﻪ‬‫ﹺ‬‫ﰲ‬
‫ﺭ‬‫ﹾ‬‫ﺃ‬‫ﺳ‬‫ﻪ‬‫ﹸ‬‫ﺛ‬‫ﻢ‬‫ﺣ‬‫ﺍ‬‫ﺘ‬‫ﹶ‬‫ﻠ‬‫ﻢ‬‫ﹶ‬‫ﻓ‬‫ﺴ‬‫ﹶ‬‫ﺄ‬‫ﹶ‬‫ﻝ‬‫ﹶ‬‫ﺃ‬‫ﺻ‬‫ﺤ‬‫ﺑ‬‫ﺎ‬‫ﻪ‬‫ﻫ‬‫ﹾ‬‫ﻞ‬‫ﺗ‬‫ﹺ‬‫ﺠ‬‫ﺪ‬‫ﹶ‬‫ﻥ‬‫ﻭ‬‫ﹺ‬‫ﱄ‬‫ﺭ‬‫ﺧ‬‫ﺼ‬‫ﹰ‬‫ﺔ‬‫ﹺ‬‫ﰲ‬‫ﺘ‬‫ﺍﻟ‬‫ﻴ‬‫ﻤ‬‫؟‬ ‫ﻢ‬
Bab 3 : Urgensi Belajar Ilmu Fiqih Seri Fiqih Kehidupan (1) : Muqadimah - 1
88
‫ﹶ‬‫ﻓ‬‫ﹶ‬‫ﻘ‬‫ﹸ‬‫ﻟ‬‫ﺎ‬‫ﻮﺍ‬:‫ﻣ‬‫ﻧ‬ ‫ﺎ‬‫ﹺ‬‫ﺠ‬‫ﺪ‬‫ﹶ‬‫ﻟ‬‫ﻚ‬‫ﺭ‬‫ﺧ‬‫ﺼ‬‫ﹰ‬‫ﺔ‬‫ﻭ‬‫ﹶ‬‫ﺃ‬‫ﻧ‬‫ﺖ‬‫ﺗ‬‫ﹾ‬‫ﻘ‬‫ﺪ‬‫ﺭ‬‫ﻋ‬‫ﹶ‬‫ﳌ‬‫ﺍ‬ ‫ﻠﻰ‬‫ﹶ‬‫ﻓ‬ ‫ﺎﺀ‬‫ﹾ‬‫ﻏ‬‫ﺎ‬‫ﺘ‬‫ﺴ‬‫ﹶ‬‫ﻞ‬‫ﹶ‬‫ﻓ‬‫ﻤ‬‫ﺕ‬‫ﺎ‬
‫ﹶ‬‫ﻓ‬‫ﹶ‬‫ﻠ‬‫ﻤ‬‫ﹶ‬‫ﻗ‬ ‫ﺎ‬‫ﺪ‬‫ﻣ‬‫ﻨ‬‫ﻋ‬ ‫ﺎ‬‫ﻰ‬‫ﻠ‬‫ﺭ‬‫ﺳ‬‫ﹺ‬‫ﻝ‬‫ﻮ‬ِ‫ﷲ‬‫ﺍ‬s
‫ﹶ‬‫ﺃ‬‫ﺧ‬‫ﺒ‬‫ﺮ‬‫ﹺ‬‫ﺑ‬‫ﹶ‬‫ﺬ‬‫ﻟ‬‫ﻚ‬‫ﹶ‬‫ﻓ‬‫ﹶ‬‫ﻘ‬‫ﹶ‬‫ﻝ‬‫ﺎ‬:‫ﹶ‬‫ﻗ‬‫ﺘ‬‫ﹸ‬‫ﻠ‬‫ﻩ‬‫ﻮ‬‫ﹶ‬‫ﻗ‬‫ﺘ‬‫ﹶ‬‫ﻠ‬‫ﻬ‬‫ﻢ‬‫ﺍﷲ‬
‫ﹶ‬‫ﺃ‬‫ﹶ‬‫ﻻ‬‫ﺳ‬‫ﹶ‬‫ﺄ‬‫ﹸ‬‫ﻟ‬‫ﹺ‬‫ﺇ‬ ‫ﻮﺍ‬‫ﹶ‬‫ﺫ‬‫ﺍ‬‫ﹶ‬‫ﻟ‬‫ﻳ‬ ‫ﻢ‬‫ﻌ‬‫ﹶ‬‫ﻠ‬‫ﻤ‬‫ﹶ‬‫ﻓ‬ ‫؟‬ ‫ﻮﺍ‬‫ﹺ‬‫ﺈ‬‫ﻧ‬‫ﻤ‬‫ﺷ‬ ‫ﺎ‬‫ﹶ‬‫ﻔ‬ُ‫ﺀ‬‫ﺎ‬‫ﻌ‬‫ﺍﻟ‬‫ﻲ‬‫ﺴ‬‫ﺍﻟ‬‫ﺆ‬‫ﺍﻝ‬‫ﻪ‬‫ﻴ‬‫ﻔ‬‫ﹾ‬‫ﻜ‬‫ﻳ‬ ‫ﹶ‬‫ﻥ‬‫ﹶﺎ‬‫ﻛ‬ ‫ﺎ‬‫ﻤ‬‫ﻧ‬‫ﹺ‬‫ﺇ‬
‫ﺧ‬ ‫ﻪ‬‫ﺣ‬‫ﺮ‬‫ﺟ‬ ‫ﹶﻰ‬‫ﻠ‬‫ﻋ‬ ‫ﺐ‬‫ﺼ‬‫ﻌ‬‫ﻳ‬‫ﻭ‬ ‫ﻢ‬‫ﻤ‬‫ﻴ‬‫ﺘ‬‫ﻳ‬ ‫ﹾ‬‫ﻥ‬‫ﹶ‬‫ﺃ‬‫ﺮ‬‫ﺋ‬‫ﺎ‬‫ﺳ‬ ‫ﹶ‬‫ﻞ‬ِ‫ﺴ‬‫ﻐ‬‫ﻳ‬‫ﻭ‬ ‫ﺎ‬‫ﻬ‬‫ﻴ‬‫ﹶ‬‫ﻠ‬‫ﻋ‬ ‫ﺢ‬‫ﺴ‬‫ﻤ‬‫ﻳ‬ ‫ﻢ‬‫ﹸ‬‫ﺛ‬ ‫ﹰ‬‫ﺔ‬‫ﹶ‬‫ﻗ‬‫ﺮ‬
‫ﻩ‬‫ﺪ‬‫ﺴ‬‫ﺟ‬‫ﺭﻭﺍﻩ‬‫ﺩﺍﻭﺩ‬ ‫ﺃﺑﻮ‬‫ﻭﺍﻟﺪﺍﺭﻗﻄﲏ‬
Dari Jabir ra berkata"Kami dalam perjalanan tiba-tiba salah
seorang dari kami tertimpa batu dan pecah kepalanya. Namun
(ketika tidur) dia mimpi basah. Lalu dia bertanya kepada
temannya"Apakah kalian membolehkan aku bertayammum ?".
Teman-temannya menjawab"Kami tidak menemukan keringanan
bagimu untuk bertayammum. Sebab kamu bisa mendapatkan
air". Lalu mandilah orang itu dan kemudian mati (akibat mandi).
Ketika kami sampai kepada Rasulullah SAW dan menceritakan
hal itu bersabdalah beliau"Mereka telah membunuhnya semoga
Allah memerangi mereka. Mengapa tidak bertanya bila tidak tahu
? Sesungguhnya obat kebodohan itu adalah bertanya. Cukuplah
baginya untuk tayammum ...(HR. Abu Daud, Ad-Daruquthuny).
Seharusnya dia tidak boleh mandi karena parah sakitnya.
Namun dia berjunub pada malamnya dan pagi hari dia bertanya
kepada temannya, apakah dia harus mandi atau tidak.
Perlu disesali bahwa temannya yang sebenarnya bodoh
tetapi sok pintar itu mengatakan bahwa dia harus mandi. Lalu
mandilah dia dan tidak lama kemudian meninggal.
Betapa sedih Rasulullah SAW tatkala mendengar kabar itu.
Sebab teman yang memberi fatwa itu bertindak tanpa ilmu dan
menyebabkan kematian. Sampai beliau SAW bilang bahwa dia
telah membunuh temannya sendiri, akibat tindakan bodohnya
itu.
Padahal seharusnya dalam kondisi demikian, cukuplah
dengan bertayammum saja. Maka dia sudah boleh shalat. Tidak
wajib mandi junub meski malamnya keluar mani.
Seri Fiqih Kehidupan (1) : Muqadimah - 1 Bab 3 : Urgensi Belajar Ilmu Fiqih
89
Sesungguhnya obat kebodohan itu adalah bertanya, namun
bertanya bukan kepada sembarang orang, silahkan bertanya
kepada mereka yang memang ahli di bidangnya.
8. Implementasi Islam Kaffah
Sebagai muslim yang baik, komitmen dan konsisten dalam
memeluk agama Islam, tentu kita tahu bahwa kita wajib
menerima Islam secara kaaffah, tidak sepotong-sepotong. Allah
SWT telah memerintahkan hal dalam firman-Nya :
‫ﻬﺎ‬‫ﻳ‬‫ﺃ‬ ‫ﻳﺎ‬‫ﹾ‬‫ﺍ‬‫ﻮ‬‫ﻌ‬‫ﹺ‬‫ﺒ‬‫ﺘ‬‫ﺗ‬ ‫ﻭﻻ‬ ‫ﹰ‬‫ﺔ‬‫ﹼ‬‫ﻓ‬‫ﻛﺂ‬ ‫ﹺ‬‫ﻢ‬‫ﹾ‬‫ﻠ‬‫ﺴ‬‫ﺍﻟ‬ ‫ﻲ‬‫ﻓ‬ ‫ﹾ‬‫ﺍ‬‫ﹸﻮ‬‫ﻠ‬‫ﺧ‬‫ﺩ‬‫ﺍ‬ ‫ﹾ‬‫ﺍ‬‫ﻮ‬‫ﻨ‬‫ﺁﻣ‬ ‫ﻳﻦ‬‫ﺬ‬‫ﹼ‬‫ﻟ‬‫ﺍ‬‫ﺕ‬‫ﹸﻮﺍ‬‫ﻄ‬‫ﺧ‬
‫ﲔ‬‫ﹺ‬‫ﺒ‬‫ﻣ‬ ‫ﻭ‬‫ﺪ‬‫ﻋ‬ ‫ﻢ‬‫ﹸ‬‫ﻜ‬‫ﻟ‬ ‫ﻪ‬‫ﻧ‬‫ﹺ‬‫ﺇ‬ ‫ﻥ‬‫ﻄﺎ‬‫ﻴ‬‫ﺸ‬‫ﺍﻟ‬
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam
keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan.
Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.(QS. Al-
Baqarah : 208)
Tapi bagaimanakah kita bisa menjalankan Islam secara
kaaffah, kalau kita tidak bisa membedakan manakah diantara
perbuatan itu yang termasuk bagian dari Islam atau bukan ?
Sebab seringkali kita dihadapkan kepada bentuk-bentuk
pengamalan yang disinyalir sebagai perbuatan islami, tetapi kita
tidak tahu kedudukan yang sesungguhnya.
Katakanlah sebagai contoh mudah misalnya tentang
memahami perbuatan Rasulullah SAW. Apakah semua hal yang
dilakukan oleh beliau SAW menjadi bagian langsung dari
syariat agama ini ? Ataukah ada wilayah yang tidak termasuk
bagian dari syariat ?
Lebih rinci lagi, kita dapati dalam hadits bahwa Rasulullah
SAW naik unta, minum susu kambing mentah, beristinja`
dengan batu, khutbah memegang tongkat, buang air di padang
pasir dan seterusnya.
Apakah hari ini kita wajib melakukan hal yang sama
dengan beliau sebagai pengejawantahan bahwa Rasululah SAW
Bab 3 : Urgensi Belajar Ilmu Fiqih Seri Fiqih Kehidupan (1) : Muqadimah - 1
90
adalah suri teladan bagi kita?
Apakah kita hari ini juga harus naik unta, sebagai
pengganti mobil dan pesawat, hanya karena ingin mengikuti
jejak Rasulullah SAW yang berangkat haji naik unta?
Haruskah kita minum susu kambing yang tidak dimasak
dahulu, karena beliau SAW suka sekali minum susu kambing
tanpa dimasak?
Apakah para khatib Jumat wajib berkhutbah sambil
memegang tongkat, karena dahulu beliau SAW berkhutbah
sambil memegang tongkat?
Dan tegakah kita berisntinja’ tanpa air tetapi diganti dengan
batu, karena Rasulullah SAW berintinja’ dengan batu?
Dan haruskah kita buang air di alam terbuka, karena
dahulu Rasulullah SAW melakukannya di alam terbuka dan
tidak ada kamar mandi?
Tentu kita perlu merinci lebih detail, manakah dari semua
perbuatan dan perkataan beliau SAW yang menjadi bagian dari
syariah dan mana yang secara kebetulan menjadi hal-hal teknis
yang tidak perlu dimasukkan ke dalam ajaran agama ini. Dan
untuk itu, harus ada sebuah metodologi yang bisa dijadikan
patokan. Metodologi itu adalah syariat Islam.
Tugas ilmu fiqih adalah bagaimana caranya agar kita bisa
memilah dan menentukan manakah dari diri Rasulullah SAW
yang menjadi bagian dari ajaran Islam, dan manakah yang
bukan termasuk ajaran selain hanya faktor kebetulan dan teknis
semata, sehingga tidak harus dijadikan tuntunan.
Semua itu membutuhkan ilmu yang didasarkan kepada
sesautu aturan yang baku, bukan sekedar pemikiran sesaat,
yang boleh jadi nanti berubah-ubah.
Dan ilmu itu tidak lain adalah ilmu fiqih, yang telah eksis di
dunia Islam sepanjang 14 abad lamanya, menjadi penerang bagi
umat Islam dalam berpegang kepada Al-Quran dan As-Sunnah.
Seri Fiqih Kehidupan (1) : Muqadimah - 1 Bab 3 : Urgensi Belajar Ilmu Fiqih
91
Penutup
Itulah beberapa hal yang perlu kita renungkan bersama.
Betapa syariat Islam ini memang perlu kita pelajari dengan
sebaik-baiknya. Tidak perlu menunggu dan membuang waktu.
Sekaranglah waktu yang tepat untuk mulai belajar. Semoga
Allah SWT memudahkan jalan kita masuk surga karena kita
telah menempuh jalan untuk mendapatkan ilmu keislaman
selama di dunia ini.
C. Nasihat Ulama
Berikut ini adalah salah satu nasihat yang penting untuk
diingat adalah apa yang diungkapkan oleh Al-Imam Asy-Syafi’i
dalam salah satu syi’ir gubahannya.
‫ﻣ‬‫ﻦ‬‫ﹶ‬‫ﻓ‬‫ﺗ‬‫ﺎ‬‫ﻪ‬‫ﺘ‬‫ﺍﻟ‬‫ﻌ‬‫ﻠ‬‫ﻢ‬‫ﻴ‬‫ﻭ‬‫ﹾ‬‫ﻗ‬‫ﺖ‬‫ﺷ‬‫ﺒ‬‫ﹺ‬‫ﺑ‬‫ﺎ‬‫ﻪ‬‫ــ‬...‫ﹶ‬‫ﻓ‬‫ﹶ‬‫ﻜ‬ّ‫ﹺ‬‫ﺒ‬‫ﺮ‬‫ﻋ‬‫ﹶ‬‫ﻠ‬‫ﻴ‬‫ﻪ‬‫ﹶ‬‫ﺃ‬‫ﺭ‬‫ﺑ‬‫ﻌ‬‫ﻟ‬ ‫ﺎ‬‫ﻮ‬‫ﹶ‬‫ﻓ‬‫ﺗ‬‫ﺎ‬‫ﻪ‬‫ــ‬
Mereka yang luput dari belajar di masa mudanya, maka
bertakbirlah empat kali atasnya.
Maksud bertakbir empat kali itu adalah bahasa ungkapan
untuk shalat jenazah. Jadi maksudnya lakukan shalat jenazah
untuk orang yang di masa mudanya tidak sempat belajar agama.
Karena orang yang tidak sempat belajar agama dengan
benar di masa mudanya, hidupnya akan menjadi sia-sia belaka.
Seolah-olah dia dianggap sudah tiada alias meninggal, karena
itu jenazahnya kita shalati.
Ungkapan Asy-Syafi'i ini rasanya buat sebagian orang agak
berlebihan. Masak di waktu muda tidak sempat belajar agama
lantas dianggap seperti orang yang sudah meninggal?
Tetapi kalau kita renungkan lebih dalam, ternyata
ungkapan ini bukan hanya sekedar bicara tentang betapa
mirisnya nasib umat yang hari ini telah hidup jauh dari
agamanya, tetapi juga mengandung pesan penting bahwa ilmu
agama itu sangat luas dan mendalam.
Bab 3 : Urgensi Belajar Ilmu Fiqih Seri Fiqih Kehidupan (1) : Muqadimah - 1
92
Dan oleh karena itu maka setiap orang butuh waktu yang
lama dan panjang untuk bisa mempelajarinya, bahkan harus
sejak dari masih kecil.
Ilmu agama tidak bisa dipelajari hanya dengan dengar-
dengar ceramah kesana kemari, atau sekedar browsing artikel di
internet, bila memang mau jadi ulama dalam arti yang
sesungguhnya.
Dan ulama yang dibutuhkan umat tidak akan pernah lahir
dari pemilihan da'i cilik atau lomba-lomba sejenis di layar tivi.
Sebab ilmu para ulama itu hanya bisa didapat dengan belajar
yang panjang, lama dan sabar. Itu pun harus belajar langsung
dari para ulama yang memang ahli di bidangnya, bukan sekedar
ulama mateng karbitan.
Penguasaan atas ilmu agama juga tidak bisa didapat hanya
dengan ikut kolompok-kelompok pengajian, lantas setelah itu
seseorang merasa dirinya sudah menjadi ulama dan mufti kabir
jiddan. Kemudian dengan seenak jidatnya, mulai memaki-maki
para ulama dan hasil ijtihad besar pada fuqaha.
Ilmu agama juga bukan 'barang dagangan' yang dikemas
jadi bisnis atau proyek untuk mendatangkan uang. Sekali pentas
dikasih amplop tebal. Lalu orang berlomba-lomba bikin
managemen ustadz dengan fee menyaingi artis.
Ilmu agama harus dipelajari secara runtut, mulai dari
dasar-dasarnya, kemudian naik kepada ilmu agama yang
menjadi tulang punggung dan seterusnya.
Al-Imam Asy-Syafi'i sendiri sejak kecil sudah menghafal 30
juz Al-Quran, lengkap tentunya dengan pengertian dan
maknanya. Sebagian riwayat menyebutkan beliau saat itu belum
genap berusia lima tahun.
Dan beliau di usia yang masih belia sekali, sudah
menghafal luar kepala kitab hadits yang ada di masa itu, yaitu
Al-Muwaththa' karya maestro besar Al-Imam Malik, mufti
Madinah di zamannya. Konon beliau belum genap 15 tahun
ketika itu. Dan oleh karena itu beliau meski masih remaja, ikut
Seri Fiqih Kehidupan (1) : Muqadimah - 1 Bab 3 : Urgensi Belajar Ilmu Fiqih
93
duduk di dalam majelis para ulama yang lainnya mengaji dari
Imam Malik.
Selain hafal Quran dan kitab hadits, Asy-Syafi'i juga
berguru kepada banyak ulama dari berbagai aliran dan mazhab.
Beliau adalah murid madrasah Al-Imam Malik yang cenderung
kuat dalam masalah nash, tetapi sekaligus juga menjadi murid
dan pembela mazhab Al-Hanafiyah yang sangat kuat dalam
masalah logika dan manthiq.
Bahkan Asy-Syafi'i kemudian bisa meramu sedemikian
rupa dua kekuatan potensial dari para ulama di masanya, yaitu
perpaduan antara kekuatan nash dan logika. Sehingga mazhab
Asy-Syafi'i menjadi unik dan istimewa.
Satu hal yang sering dilupakan orang, bahwa sosok Al-
Imam Asy-Syafi'i selain ulama ahli hadits, ahli logika, ahli fiqih
dan manthiq, ternyata beliau juga seorang pujangga alias
penyair. Begitu punya banyak karya dalam bidang sastra,
sehingga karya-karya beliau di bidang sastra menjadi sebuah
diwan tersendiri.
Maka sampai disini bab tentang urgensi belajar ilmu fiqih
diakhiri, semoga Allah SWT memberikan kesempatan dan
kekuatan bagi kita semua untuk dapat mendalami ilmu fiqih.
Amin ya rabbal alamin.
□

More Related Content

What's hot

Masa keemasan dan kemunduran fiqh
Masa keemasan dan kemunduran fiqhMasa keemasan dan kemunduran fiqh
Masa keemasan dan kemunduran fiqhfriskacaca
 
Makalah pembidangan ilmu fiqh
Makalah pembidangan ilmu fiqhMakalah pembidangan ilmu fiqh
Makalah pembidangan ilmu fiqhM fazrul
 
PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)Khusnul Kotimah
 
Tasyri' masa nabi Muhammad Saw
Tasyri'  masa nabi Muhammad SawTasyri'  masa nabi Muhammad Saw
Tasyri' masa nabi Muhammad SawMarhamah Saleh
 
Ijma’ dan qiyas
Ijma’ dan qiyasIjma’ dan qiyas
Ijma’ dan qiyasRikza Adhia
 
Modul PAI Kontemporer KB 4 - Toleransi Dalam Islam
Modul PAI Kontemporer KB 4 - Toleransi Dalam IslamModul PAI Kontemporer KB 4 - Toleransi Dalam Islam
Modul PAI Kontemporer KB 4 - Toleransi Dalam IslamIstna Zakia Iriana
 
Pembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas Rawi
Pembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas RawiPembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas Rawi
Pembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas RawiFakhri Cool
 
LK-RESUME KB 2 PENGEMBANGAN MATERI, MEDIA, SUMBER BELAJAR DAN INSTRUMEN PENIL...
LK-RESUME KB 2 PENGEMBANGAN MATERI, MEDIA, SUMBER BELAJAR DAN INSTRUMEN PENIL...LK-RESUME KB 2 PENGEMBANGAN MATERI, MEDIA, SUMBER BELAJAR DAN INSTRUMEN PENIL...
LK-RESUME KB 2 PENGEMBANGAN MATERI, MEDIA, SUMBER BELAJAR DAN INSTRUMEN PENIL...SaftuniSaf
 
Qiraat sab'ah
Qiraat sab'ahQiraat sab'ah
Qiraat sab'ahMythaChan
 
Ppt msi "Pendekatan - Pendekatan Studi Islam"
Ppt msi "Pendekatan - Pendekatan Studi Islam"Ppt msi "Pendekatan - Pendekatan Studi Islam"
Ppt msi "Pendekatan - Pendekatan Studi Islam"Shollana
 
Makalah Asbabun Nuzul
Makalah Asbabun NuzulMakalah Asbabun Nuzul
Makalah Asbabun NuzulRisma Amalia
 
Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)
Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)
Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)Marhamah Saleh
 

What's hot (20)

PPT Al-Quran Hadist
PPT Al-Quran HadistPPT Al-Quran Hadist
PPT Al-Quran Hadist
 
Masa keemasan dan kemunduran fiqh
Masa keemasan dan kemunduran fiqhMasa keemasan dan kemunduran fiqh
Masa keemasan dan kemunduran fiqh
 
Ppt tasawuf
Ppt tasawufPpt tasawuf
Ppt tasawuf
 
Hadist Riwayah dan Diroyah
Hadist Riwayah dan DiroyahHadist Riwayah dan Diroyah
Hadist Riwayah dan Diroyah
 
Tasyri' masa sahabat
Tasyri'  masa sahabatTasyri'  masa sahabat
Tasyri' masa sahabat
 
Makalah pembidangan ilmu fiqh
Makalah pembidangan ilmu fiqhMakalah pembidangan ilmu fiqh
Makalah pembidangan ilmu fiqh
 
PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
 
Takhrij Hadits
Takhrij HaditsTakhrij Hadits
Takhrij Hadits
 
Tasyri' masa nabi Muhammad Saw
Tasyri'  masa nabi Muhammad SawTasyri'  masa nabi Muhammad Saw
Tasyri' masa nabi Muhammad Saw
 
Ijma’ dan qiyas
Ijma’ dan qiyasIjma’ dan qiyas
Ijma’ dan qiyas
 
Modul PAI Kontemporer KB 4 - Toleransi Dalam Islam
Modul PAI Kontemporer KB 4 - Toleransi Dalam IslamModul PAI Kontemporer KB 4 - Toleransi Dalam Islam
Modul PAI Kontemporer KB 4 - Toleransi Dalam Islam
 
Pembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas Rawi
Pembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas RawiPembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas Rawi
Pembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas Rawi
 
LK-RESUME KB 2 PENGEMBANGAN MATERI, MEDIA, SUMBER BELAJAR DAN INSTRUMEN PENIL...
LK-RESUME KB 2 PENGEMBANGAN MATERI, MEDIA, SUMBER BELAJAR DAN INSTRUMEN PENIL...LK-RESUME KB 2 PENGEMBANGAN MATERI, MEDIA, SUMBER BELAJAR DAN INSTRUMEN PENIL...
LK-RESUME KB 2 PENGEMBANGAN MATERI, MEDIA, SUMBER BELAJAR DAN INSTRUMEN PENIL...
 
Fiqh islam
Fiqh islamFiqh islam
Fiqh islam
 
Qiraat sab'ah
Qiraat sab'ahQiraat sab'ah
Qiraat sab'ah
 
1 pengertian fiqih
1 pengertian fiqih1 pengertian fiqih
1 pengertian fiqih
 
IJTIHAD
IJTIHADIJTIHAD
IJTIHAD
 
Ppt msi "Pendekatan - Pendekatan Studi Islam"
Ppt msi "Pendekatan - Pendekatan Studi Islam"Ppt msi "Pendekatan - Pendekatan Studi Islam"
Ppt msi "Pendekatan - Pendekatan Studi Islam"
 
Makalah Asbabun Nuzul
Makalah Asbabun NuzulMakalah Asbabun Nuzul
Makalah Asbabun Nuzul
 
Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)
Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)
Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)
 

Similar to BelajarFiqih

kewajiban belajar sudah di takhrij hadist-1.docx
kewajiban belajar sudah di takhrij hadist-1.docxkewajiban belajar sudah di takhrij hadist-1.docx
kewajiban belajar sudah di takhrij hadist-1.docxAthoillahAR
 
kewajiban belajar sudah di takhrij hadist-1.docx
kewajiban belajar sudah di takhrij hadist-1.docxkewajiban belajar sudah di takhrij hadist-1.docx
kewajiban belajar sudah di takhrij hadist-1.docxAbuAtheea
 
Intelektual Ulama Dalam Al-Quran al-Qarim
Intelektual Ulama Dalam Al-Quran al-QarimIntelektual Ulama Dalam Al-Quran al-Qarim
Intelektual Ulama Dalam Al-Quran al-QarimAll Regats
 
MAKALAH USUL FIQIH KELOMPOK II.docx
MAKALAH USUL FIQIH KELOMPOK II.docxMAKALAH USUL FIQIH KELOMPOK II.docx
MAKALAH USUL FIQIH KELOMPOK II.docxGilankSantosa
 
Keutamaan tafaqquh fiddin
Keutamaan tafaqquh fiddinKeutamaan tafaqquh fiddin
Keutamaan tafaqquh fiddinmhd amin omar
 
Ijtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.pdf
Ijtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.pdfIjtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.pdf
Ijtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.pdfZukét Printing
 
Ijtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.docx
Ijtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.docxIjtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.docx
Ijtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.docxZukét Printing
 
Keawajian menuntut ilmu
Keawajian menuntut ilmuKeawajian menuntut ilmu
Keawajian menuntut ilmuDodyk Fallen
 
Kewajiban Belajar Perspektif Hadits.pptx
Kewajiban Belajar Perspektif Hadits.pptxKewajiban Belajar Perspektif Hadits.pptx
Kewajiban Belajar Perspektif Hadits.pptxAthoillahAR
 
Kewajiban Belajar Perspektif Hadits.pptx
Kewajiban Belajar Perspektif Hadits.pptxKewajiban Belajar Perspektif Hadits.pptx
Kewajiban Belajar Perspektif Hadits.pptxAbuAtheea
 
menuntu ilmu
menuntu ilmumenuntu ilmu
menuntu ilmusulaeni
 
MAKALAH AIK V_KELOMPOK 3.docx
MAKALAH AIK V_KELOMPOK 3.docxMAKALAH AIK V_KELOMPOK 3.docx
MAKALAH AIK V_KELOMPOK 3.docxAsriLadjagang
 
Penelitian tarekat
Penelitian tarekatPenelitian tarekat
Penelitian tarekatDanys Rynald
 
TUGAS AGAMA NOPAL.pptx
TUGAS AGAMA NOPAL.pptxTUGAS AGAMA NOPAL.pptx
TUGAS AGAMA NOPAL.pptxideasjob
 
FENOMENA INKAR SUNNAH
FENOMENA INKAR SUNNAHFENOMENA INKAR SUNNAH
FENOMENA INKAR SUNNAHIdrus Abidin
 
Pembiasaan Pembacaan Hadits dan Penerapannya untuk Mewujudkan Akhlak Rasulul...
Pembiasaan Pembacaan Hadits  dan Penerapannya untuk Mewujudkan Akhlak Rasulul...Pembiasaan Pembacaan Hadits  dan Penerapannya untuk Mewujudkan Akhlak Rasulul...
Pembiasaan Pembacaan Hadits dan Penerapannya untuk Mewujudkan Akhlak Rasulul...UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
 

Similar to BelajarFiqih (20)

kewajiban belajar sudah di takhrij hadist-1.docx
kewajiban belajar sudah di takhrij hadist-1.docxkewajiban belajar sudah di takhrij hadist-1.docx
kewajiban belajar sudah di takhrij hadist-1.docx
 
kewajiban belajar sudah di takhrij hadist-1.docx
kewajiban belajar sudah di takhrij hadist-1.docxkewajiban belajar sudah di takhrij hadist-1.docx
kewajiban belajar sudah di takhrij hadist-1.docx
 
Intelektual Ulama Dalam Al-Quran al-Qarim
Intelektual Ulama Dalam Al-Quran al-QarimIntelektual Ulama Dalam Al-Quran al-Qarim
Intelektual Ulama Dalam Al-Quran al-Qarim
 
MAKALAH USUL FIQIH KELOMPOK II.docx
MAKALAH USUL FIQIH KELOMPOK II.docxMAKALAH USUL FIQIH KELOMPOK II.docx
MAKALAH USUL FIQIH KELOMPOK II.docx
 
Keutamaan tafaqquh fiddin
Keutamaan tafaqquh fiddinKeutamaan tafaqquh fiddin
Keutamaan tafaqquh fiddin
 
Ijtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.pdf
Ijtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.pdfIjtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.pdf
Ijtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.pdf
 
Ijtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.docx
Ijtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.docxIjtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.docx
Ijtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.docx
 
Keawajian menuntut ilmu
Keawajian menuntut ilmuKeawajian menuntut ilmu
Keawajian menuntut ilmu
 
Kewajiban Belajar Perspektif Hadits.pptx
Kewajiban Belajar Perspektif Hadits.pptxKewajiban Belajar Perspektif Hadits.pptx
Kewajiban Belajar Perspektif Hadits.pptx
 
Kewajiban Belajar Perspektif Hadits.pptx
Kewajiban Belajar Perspektif Hadits.pptxKewajiban Belajar Perspektif Hadits.pptx
Kewajiban Belajar Perspektif Hadits.pptx
 
menuntu ilmu
menuntu ilmumenuntu ilmu
menuntu ilmu
 
MAKALAH AIK V_KELOMPOK 3.docx
MAKALAH AIK V_KELOMPOK 3.docxMAKALAH AIK V_KELOMPOK 3.docx
MAKALAH AIK V_KELOMPOK 3.docx
 
Penelitian tarekat
Penelitian tarekatPenelitian tarekat
Penelitian tarekat
 
TUGAS AGAMA NOPAL.pptx
TUGAS AGAMA NOPAL.pptxTUGAS AGAMA NOPAL.pptx
TUGAS AGAMA NOPAL.pptx
 
Makalah taqlid
Makalah taqlidMakalah taqlid
Makalah taqlid
 
FENOMENA INKAR SUNNAH
FENOMENA INKAR SUNNAHFENOMENA INKAR SUNNAH
FENOMENA INKAR SUNNAH
 
Manajemen Islam
Manajemen IslamManajemen Islam
Manajemen Islam
 
Pembiasaan Pembacaan Hadits dan Penerapannya untuk Mewujudkan Akhlak Rasulul...
Pembiasaan Pembacaan Hadits  dan Penerapannya untuk Mewujudkan Akhlak Rasulul...Pembiasaan Pembacaan Hadits  dan Penerapannya untuk Mewujudkan Akhlak Rasulul...
Pembiasaan Pembacaan Hadits dan Penerapannya untuk Mewujudkan Akhlak Rasulul...
 
Modul 13 kb 1
Modul 13 kb 1Modul 13 kb 1
Modul 13 kb 1
 
Pengajian islam v. 1
Pengajian islam v. 1Pengajian islam v. 1
Pengajian islam v. 1
 

More from dwi agus qomarul hadi

More from dwi agus qomarul hadi (6)

8 qowaid fiqhiyah
8 qowaid fiqhiyah8 qowaid fiqhiyah
8 qowaid fiqhiyah
 
7 ilmu ushul fiqih
7 ilmu ushul fiqih7 ilmu ushul fiqih
7 ilmu ushul fiqih
 
6 istilah dalam fiqih
6 istilah dalam fiqih6 istilah dalam fiqih
6 istilah dalam fiqih
 
5 tema-tema besar fiqih
5 tema-tema besar fiqih5 tema-tema besar fiqih
5 tema-tema besar fiqih
 
4 proses terbentuknya ilmu fiqih
4 proses terbentuknya ilmu fiqih4 proses terbentuknya ilmu fiqih
4 proses terbentuknya ilmu fiqih
 
2 keistimewaan fiqih
2 keistimewaan fiqih2 keistimewaan fiqih
2 keistimewaan fiqih
 

Recently uploaded

Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfPenampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfDianNovitaMariaBanun1
 
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSWJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSRobert Siby
 
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRenungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRobert Siby
 
PRAKTEK ADAB-ADAB JAMAAH HAJI DAN UMROH.pptx
PRAKTEK ADAB-ADAB JAMAAH HAJI DAN UMROH.pptxPRAKTEK ADAB-ADAB JAMAAH HAJI DAN UMROH.pptx
PRAKTEK ADAB-ADAB JAMAAH HAJI DAN UMROH.pptxSaeful Malik
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5Adam Hiola
 
PERAN FILSAFAT ILMU SEBAGAI LANDASAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN.pptx
PERAN FILSAFAT ILMU SEBAGAI LANDASAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN.pptxPERAN FILSAFAT ILMU SEBAGAI LANDASAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN.pptx
PERAN FILSAFAT ILMU SEBAGAI LANDASAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN.pptxAfifahNuri
 

Recently uploaded (6)

Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfPenampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
 
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSWJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
 
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRenungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
 
PRAKTEK ADAB-ADAB JAMAAH HAJI DAN UMROH.pptx
PRAKTEK ADAB-ADAB JAMAAH HAJI DAN UMROH.pptxPRAKTEK ADAB-ADAB JAMAAH HAJI DAN UMROH.pptx
PRAKTEK ADAB-ADAB JAMAAH HAJI DAN UMROH.pptx
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
 
PERAN FILSAFAT ILMU SEBAGAI LANDASAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN.pptx
PERAN FILSAFAT ILMU SEBAGAI LANDASAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN.pptxPERAN FILSAFAT ILMU SEBAGAI LANDASAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN.pptx
PERAN FILSAFAT ILMU SEBAGAI LANDASAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN.pptx
 

BelajarFiqih

  • 1. Seri Fiqih Kehidupan (1) : Muqadimah - 1 Bab 3 : Urgensi Belajar Ilmu Fiqih 73 Bab 3 : Urgensi Belajar Ilmu Fiqih Ikhtishar A. Dalil Syar'i 1. Dalil Al-Quran 2. Dalil As-Sunnah B. Realitas 1. Ilmu Fiqih Bagian dari Identitas Ke-Islaman 2. Kunci Memahami Al-Quran & As-Sunnah 3. Fiqih Adalah Porsi Terbesar Ajaran Islam 4. Terhindar Dari Perpecahan 5. Menentukan Eksistensi Umat Islam 6. Menahan Liberalisme, Sekuleris & Pluralisme 7. Obat Ekstrimisme 8. Implementasi Islam Kaffah C. Nasihat Ulama Bab ini akan membahas sebuah pertanyaan kecil tapi penting, yaitu kenapa kita harus belajar fiqih? Ada banyak alasan yang bisa menjadi latar belakang kenapa kita sebagai muslim wajib belajar ilmu fiqih, baik alasan yang berdasarkan dalil-dalil syar’i seperti Al-Quran dan As- Sunnah, atau pun yang sifatnya dengan melihat realitas kehidupan.
  • 2. Bab 3 : Urgensi Belajar Ilmu Fiqih Seri Fiqih Kehidupan (1) : Muqadimah - 1 74 A. Dalil Syar'i Ada begitu banyak dalil yang mewajibkan kita untuk belajar ilmu fiqih, baik dalil yang bersumber dari Al-Quran maupun dari As-Sunnah. Kewajiban yang diberikan itu terkadang dalam bentuk konteks individu yang hukumnya menjadi fardhu ‘ain, namun terkadang juga menjadi kewajiban yang bersifat kolektif, sehingga hukumnya menjadi fardhu kifayah. 1. Dalil Al-Quran Ada begitu banyak dalil dari Al-Quran yang mewajibkan umat Islam mempelajari ilmu fiqih. Di antaranya dalil yang bersumber dari firman Allah SWT adalah : a. Dalil Pertama Allah SWT berfirman dalam Al-Quran Al-Kariem : ‫ﻭ‬‫ﻣ‬‫ﺎ‬‫ﹶ‬‫ﺎ‬‫ﻛ‬‫ﹶ‬‫ﻥ‬‫ﻮﻥ‬‫ﻨ‬‫ﻣ‬‫ﺆ‬‫ﻤ‬‫ﹾ‬‫ﻟ‬‫ﺍ‬‫ﻭﺍ‬‫ﺮ‬‫ﻔ‬‫ﻨ‬‫ﻴ‬‫ﻟ‬‫ﻛ‬‫ﺂ‬‫ﹰ‬‫ﺔ‬‫ﹼ‬‫ﻓ‬‫ﹶ‬‫ﻓ‬‫ﹶ‬‫ﻠ‬‫ﹶ‬‫ﻻ‬‫ﻮ‬‫ﻧ‬‫ﹶ‬‫ﻔ‬‫ﺮ‬‫ﻦ‬‫ﻣ‬‫ﱢ‬‫ﻞ‬‫ﹸ‬‫ﻛ‬‫ﺔ‬‫ﻗ‬‫ﺮ‬‫ﻓ‬‫ﻢ‬‫ﻬ‬‫ﻨ‬‫ﻣ‬‫ﹶ‬‫ﺎ‬‫ﻃ‬‫ﹲ‬‫ﺔ‬‫ﻔ‬‫ﺋ‬ ‫ﻴ‬‫ﻟ‬‫ﺘ‬‫ﹶ‬‫ﻔ‬‫ﱠ‬‫ﻘ‬‫ﻮﺍ‬‫ﻬ‬‫ﻲ‬‫ﻓ‬‫ﹺ‬‫ﻦ‬‫ﻳ‬‫ﺪ‬‫ﺍﻟ‬‫ﻭ‬‫ﻭﺍ‬‫ﺭ‬‫ﺬ‬‫ﻨ‬‫ﻴ‬‫ﻟ‬‫ﹶ‬‫ﻗ‬‫ﻣ‬‫ﻮ‬‫ﻢ‬‫ﻬ‬‫ﹶ‬‫ﺍ‬‫ﹺﺫ‬‫ﺇ‬‫ﺭ‬‫ﺟ‬‫ﻮﺍ‬‫ﻌ‬‫ﻢ‬‫ﹺ‬‫ﻬ‬‫ﻴ‬‫ﹺﻟ‬‫ﺇ‬‫ﹶ‬‫ﻟ‬‫ﻌ‬‫ﱠ‬‫ﻠ‬‫ﻢ‬‫ﻬ‬‫ﻳ‬‫ﹶ‬‫ﺬ‬‫ﺤ‬‫ﻭﻥ‬‫ﺭ‬ Tidak sepatutnya bagi mu'minin itu pergi semuanya. Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.(QS. At-Taubah : 122) Allah SWT di dalam ayat ini menyinggung tentang adanya kewajiban selain dari perang atau jihad di jalan Allah, yaitu mendalami masalah ilmu agama. Allah SWT menggunakan istilah li-yatafaqqahu (‫ﻟﯿﺘﻔﻘﮭﻮا‬) yang punya akar kata faqiha - yafqahu, yang senada dengan akar kata istilah fiqih itu sendiri. Ayat ini tegas menyebutkan keharusan adanya thaifah (‫ﻃﺎﺋﻔﺔ‬), yaitu sekelompok orang, dari masing- masing firqah (‫ﻓﺮﻗﺔ‬), atau kumpulan orang-orang, untuk belajar ilmu fiqih.
  • 3. Seri Fiqih Kehidupan (1) : Muqadimah - 1 Bab 3 : Urgensi Belajar Ilmu Fiqih 75 Kesimpulan dari ayat ini adalah keharusan adanya sekelompok orang dari umat Islam yang berkonsentrasi melakukan tafaqquh di dalam urusan agama, di luar dari orang- orang yang ikut bepergian ke luar kota untuk berjihad di jalan Allah. Kalau jihad itu punya kedudukan sangat mulia di dalam agama Islam, maka belajar mendalami ilmu agama ternyata juga punya kedudukan yang juga mulia, setidaknya kurang lebih sejajar. Ayat ini jelas-jelas membandingkan antara kewajiban berjihad di jalan Allah yang pahalanya begitu besar di satu sisi, dengan kewajiban untuk menuntut ilmu agama di sisi yang lain. Kalau kita bandingkan antara jumlah orang awam dan jumlah para ulama, kita akan menemukan perbandingan yang jauh dari proporsional. Dengan kata lain, ulama di masa sekarang ini termasuk ‘makhluk langka’ bahkan nyaris punah. Maka memperbanyak jumlah ulama serta menyebar- luaskan ilmu-ilmu syariah menjadi hal yang mutlak dilakukan. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT tentang keharusan adanya sekelompok orang yang berkonsentrasi mendalami ilmu-ilmu syariah. Mempejari Islam adalah kewajiban pertama setiap muslim yang sudah aqil baligh. Ilmu-ilmu ke-islaman yang utama adalah bagaimana mengetahui kemauan Allah SWT terhadap diri kita. Dan itu adalah ilmu syariah. b. Dalil Kedua Allah SWT berfirman dalam Al-Quran Al-Kariem : ‫ﹶ‬‫ﻓ‬‫ﹸﻮﺍ‬‫ﻟ‬‫ﺄ‬‫ﺳ‬‫ﺎ‬‫ﹶ‬‫ﻞ‬‫ﻫ‬‫ﺃ‬‫ﹺ‬‫ﺮ‬‫ﹾ‬‫ﻛ‬‫ﱢ‬‫ﺬ‬‫ﺍﻟ‬‫ﹾ‬‫ﻥ‬‫ﹺ‬‫ﺇ‬‫ﻢ‬‫ﺘ‬‫ﻨ‬‫ﹸ‬‫ﻛ‬‫ﹶ‬‫ﻻ‬‫ﺗ‬‫ﹶ‬‫ﻠ‬‫ﻌ‬‫ﹶ‬‫ﻥ‬‫ﻮ‬‫ﻤ‬ ...Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan (ulama) jika kamu tidak mengetahui (QS. An-Nahl : 43) Kesimpulan dari ayat ini adalah bahwa bertanya kepada
  • 4. Bab 3 : Urgensi Belajar Ilmu Fiqih Seri Fiqih Kehidupan (1) : Muqadimah - 1 76 orang yang punya ilmu hukumnya wajib bagi mereka yang tidak punya ilmu. Dan bertanya kepada ahli ilmu tidak lain adalah belajar dan menuntut ilmu agama. Paling tidak, setiap muslim wajib melakukan thaharah, shalat, puasa, zakat dan bentuk ibadah ritual lainnya. Dan agar ibadah ritual itu menjadi sah dan diterima oleh Allah SWT, tidak boleh dilakukan dengan pendekatan improvisasi atau sekedar menduga-duga semata. Harus ada dasar dan dalil yang jelas dan kuat. Karena ibadah ritual itu tidak boleh dilakukan kecuali sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Dan penjelasan secara rinci dan detail tentang bagaimana format dan bentuk ibadah yang sesuai dengan apa yang diajarkan oleh beliau hanya ada dalam syariat Islam. c. Dalil Ketiga Allah SWT berfirman dalam Al-Quran Al-Kariem : ‫ﹾ‬‫ﻞ‬‫ﹸ‬‫ﻗ‬‫ﻫ‬‫ﹾ‬‫ﻞ‬‫ﻳ‬‫ﺘ‬‫ﺴ‬‫ﹺﻱ‬‫ﻮ‬‫ﻦ‬‫ﻳ‬‫ﺬ‬‫ﹼ‬‫ﻟ‬‫ﺍ‬‫ﻳ‬‫ﹶ‬‫ﻠ‬‫ﻌ‬‫ﹶ‬‫ﻥ‬‫ﻮ‬‫ﻤ‬‫ﻭ‬‫ﻦ‬‫ﻳ‬‫ﺬ‬‫ﹼ‬‫ﻟ‬‫ﺍ‬‫ﹶ‬‫ﻻ‬‫ﻳ‬‫ﹶ‬‫ﻠ‬‫ﻌ‬‫ﹶ‬‫ﻥ‬‫ﻮ‬‫ﻤ‬ Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?". (QS. Az-Zumar : 9) Di dalam ayat ini Allah SWT jelas-jelas membedakan antara orang yang berilmu dan orang-orang yang tidak berilmu. Dan perbedaan yang disampaikan dalam bentuk pertanyaan ini mengandung pesan, bahwa tiap muslim diwajibkan untuk menjadi orang yang berilmu. Dan ilmu yang dimaksud terutama adalah ilmu agama, kemudian ilmu-ilmu lainnya. d. Dalil Keempat Allah SWT berfirman dalam Al-Quran Al-Kariem : ‫ﻢ‬‫ﹾ‬‫ﻠ‬‫ﻌ‬‫ﹾ‬‫ﻟ‬‫ﺍ‬ ‫ﻮﺍ‬‫ﺗ‬‫ﹸﻭ‬‫ﺃ‬ ‫ﻦ‬‫ﻳ‬‫ﺬ‬‫ﱠ‬‫ﻟ‬‫ﺍ‬‫ﻭ‬ ‫ﻢ‬‫ﹸ‬‫ﻜ‬‫ﻨ‬‫ﻣ‬ ‫ﻮﺍ‬‫ﻨ‬‫ﻣ‬‫ﺁ‬ ‫ﻦ‬‫ﻳ‬‫ﺬ‬‫ﱠ‬‫ﻟ‬‫ﺍ‬ ‫ﻪ‬‫ﱠ‬‫ﻠ‬‫ﺍﻟ‬ ‫ﹺ‬‫ﻊ‬‫ﹶ‬‫ﻓ‬‫ﺮ‬‫ﻳ‬‫ﺕ‬‫ﺎ‬‫ﺟ‬‫ﺭ‬‫ﺩ‬ Allah meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang memiliki ilmu beberapa derajat. (QS. Al-
  • 5. Seri Fiqih Kehidupan (1) : Muqadimah - 1 Bab 3 : Urgensi Belajar Ilmu Fiqih 77 Mujadalah : 11) Ayat ini seolah menguatkan ayat sebelumnya, bahwa Allah SWT meninggikan derajat orang yang beriman dan berilmu beberapa derajat. Di dalamnya terdapat isyarat yang menunjukkan anjuran untuk belajar ilmu agama. Sesungguhnya masih banyak ayat-ayat Al-Quran yang mengajurkan pentingnya seseorang memiliki ilmu agama, namun agar tulisan ini tidak terlalu panjang, Penulis cukupkan pada empat ayat di atas saja. 2. Dalil As-Sunnah Sedangkan dalil-dalil yang mewajibkan kita belajar ilmu fiqih yang berupa dalil-dalil dari sunnah nabawiyah terlalu banyak. Untuk itu Penulis hanya akan menyinggung beberapa saja di antaranya : a. Hadits Dicabutnya Ilmu Betapa pentingnya belajar ilmu fiqih, tergambar dari perintah Rasulullah SAW dalam hadits beliau yang menggabarkan bagaimana keadaan di akhir zaman tanpa keberadaan ulama dan ahli fiqih : ‫ﺩ‬‫ﺒﺎ‬‫ﻌ‬‫ﺍﻟ‬ ‫ﻦ‬‫ﻣ‬ ‫ﻪ‬‫ﻋ‬‫ﹺ‬‫ﺰ‬‫ﺘ‬‫ﻨ‬‫ﻳ‬ ‫ﺎ‬‫ﻋ‬‫ﺰﺍ‬‫ﺘ‬‫ﻧ‬‫ﺍ‬ ‫ﹾﻢ‬‫ﻠ‬‫ﻌ‬‫ﺍﻟ‬ ‫ﺾ‬‫ﹺ‬‫ﺒ‬‫ﹾ‬‫ﻘ‬‫ﻳ‬ ‫ﻻ‬ ‫ﺍﷲ‬ ‫ﹼ‬‫ﻥ‬‫ﹺ‬‫ﺇ‬‫ﹾﻢ‬‫ﻠ‬‫ﻌ‬‫ﺍﻟ‬ ‫ﺾ‬‫ﹺ‬‫ﺒ‬‫ﹾ‬‫ﻘ‬‫ﻳ‬ ‫ﻦ‬‫ﻜ‬‫ﻭﻟ‬ ‫ﹸﻮﺍ‬‫ﻠ‬‫ﺌ‬‫ﺴ‬‫ﻓ‬ ‫ﹰ‬‫ﻻ‬‫ﺎ‬‫ﻬ‬‫ﺟ‬ ‫ﺎ‬‫ﺳ‬‫ُﻭ‬‫ﺀ‬‫ﺭ‬ ‫ﺱ‬‫ﺎ‬‫ﻨ‬‫ﺍﻟ‬ ‫ﺨﺬ‬‫ﺗ‬‫ﺍ‬ ‫ﺎ‬‫ﻤ‬‫ﻟ‬‫ﻋﺎ‬ ‫ﹺ‬‫ﻖ‬‫ﺒ‬‫ﻳ‬ ‫ﹺﺫﺍﱂ‬‫ﺇ‬ ‫ﱴ‬‫ﺣ‬ ‫ﻠﻤﺎﺀ‬‫ﻌ‬‫ﺍﻟ‬ ‫ﹺ‬‫ﺾ‬‫ﺒ‬‫ﹺﻘ‬‫ﺑ‬ ‫ﱡﻮﺍ‬‫ﻠ‬‫ﻭﺃﺿ‬ ‫ﱡﻮﺍ‬‫ﻠ‬‫ﻓﻀ‬ ‫ﹴ‬‫ﻢ‬‫ﹾ‬‫ﻠ‬‫ﻋ‬ ‫ﹺ‬‫ﺮ‬‫ﻴ‬‫ﹺﻐ‬‫ﺑ‬ ‫ﺍ‬‫ﻮ‬‫ﹾﺘ‬‫ﻓ‬‫ﻓﺄ‬ Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu secara tiba-tiba dari tengah manusia, tapi Allah mencabut ilmu dengan dicabutnya nyawa para ulama. Hingga ketika tidak tersisa satu pun dari ulama, orang-orang menjadikan orang-orang bodoh untuk menjadi pemimpin. Ketika orang-orang bodoh itu ditanya tentang masalah agama mereka berfatwa tanpa ilmu, akhirnya mereka sesat dan menyesatkan (HR. Bukhari dan Muslim) Hadits ini menceritakan bahwa umat Islam pada akhir
  • 6. Bab 3 : Urgensi Belajar Ilmu Fiqih Seri Fiqih Kehidupan (1) : Muqadimah - 1 78 masa nanti akan kehilangan para ulama, lantas mereka menjadikan para pemimpin yang bodoh dan tidak punya ilmu sebagai tempat untuk merujuk dan bertanya masalah agama. Alih-alih mendapat petunjuk, yang terjadi justru mereka semakin jauh dari kebenaran, bahkan sesat dan malah menyesatkan banyak orang. Dan apa yang disampaikan oleh Rasulullah SAW 14 abad yang lalu rasanya sangat tepat kalau kita sebut bahwa hari ini benar-benar sedang terjadi. Dan lebih tepat lagi kalau kita sebut lokasinya adalah Indonesia, sebuah negeri dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, tetapi sedikit sekali orang yang berkapasitas ulama. Maka kita harus memahami hadits ini dengan cara yang benar, yaitu hadits ini menjadi perintah untuk mendidik dan melahirkan kembali para ulama di masa modern ini. b. Hadits Fadhilah Orang Berilmu Tentu kita sudah tidak asing lagi dengan hadits shahih riwayat Al-Imam Muslim yang amat masyhur berikut ini :  Dimudahkan Jalan ke Surga Rasulullah SAW bersabda : ‫ﻣ‬‫ﻦ‬‫ﺳ‬‫ﹶ‬‫ﻠ‬‫ﻚ‬‫ﹶ‬‫ﻃ‬‫ﹺ‬‫ﺮ‬‫ﻳ‬‫ﹰ‬‫ﺎ‬‫ﻘ‬‫ﻳ‬‫ﹾ‬‫ﻠ‬‫ﺘ‬‫ﻤ‬‫ﺲ‬‫ﻓ‬‫ﻴ‬‫ﻪ‬‫ﻋ‬‫ﹾ‬‫ﻠ‬‫ﹰ‬‫ﺎ‬‫ﻤ‬‫ﺳ‬‫ﻬ‬‫ﹶ‬‫ﻞ‬ُ‫ﷲ‬‫ﺍ‬‫ﹺ‬‫ﺑ‬‫ﻪ‬‫ﹶ‬‫ﻃ‬‫ﹺ‬‫ﺮ‬‫ﻳ‬‫ﹰ‬‫ﺎ‬‫ﻘ‬‫ﹺ‬‫ﺇ‬‫ﹶ‬‫ﱃ‬‫ﻨ‬‫ﺍﳉ‬‫ﺔ‬ Orang yang meniti jalan dalam rangka menuntut ilmu agama, maka Allah mudahkan baginya jalan menuju surga. (HR. Muslim) Hadits di atas menegaskan bahwa salah satu keutaman orang yang belajar ilmu agama adalah bahwa dirinya nanti di hari kiamat akan dimudahkan jalannya menuju surga. Padahal semua orang nanti di hari kiamat akan kesulitan mendapatkan jalan yang mudah ke dalam surga, bahkan kebanyakn orang akan tertatih-tatih dan bersusah payah agar bisa sampai ke surga.
  • 7. Seri Fiqih Kehidupan (1) : Muqadimah - 1 Bab 3 : Urgensi Belajar Ilmu Fiqih 79 Lain halnya mereka yang sejak di dunia telah tertatih-tatih berjalan untuk mendalami ilmu agama, di akhirat dia akan dengan mudah menemukan jalan ke surga. Tentu ini merupakan sebuah keberuntungan yang sangat besar.  Dinaungi Sayap Malaikat Rasulullah SAW bersabda : ‫ﻭ‬‫ﹺ‬‫ﺇ‬‫ﱠ‬‫ﻥ‬‫ﺍﳌ‬َ‫ـ‬‫ﹶ‬‫ﻼ‬‫ﺋ‬‫ﹶ‬‫ﻜ‬‫ﹶ‬‫ﺔ‬‫ﹶ‬‫ﻟ‬‫ﺘ‬‫ﻀ‬‫ﻊ‬‫ﹶ‬‫ﺃ‬‫ﺟ‬‫ﹺ‬‫ﻨ‬‫ﺤ‬‫ﺘ‬‫ﹶ‬‫ﺎ‬‫ﻬ‬‫ﹺ‬‫ﺭ‬‫ﹰ‬‫ﺎ‬‫ﺿ‬‫ﻟ‬‫ﻟ‬‫ﻄﺎ‬‫ﹺ‬‫ﺐ‬‫ﻌ‬‫ﺍﻟ‬‫ﹾ‬‫ﻠ‬‫ﹺ‬‫ﻢ‬ Dan para malaikat menaungi dengan sayap-sayap mereka kepada para penuntut ilmu sebagai tanda keridhaan dari mereka (HR. Muslim) Hadits di atas menegaskan bahwa di dunia ini, mereka yang berjuang untuk menuntut ilmu juga mendapatkan keutamaan yang sangat istimewa. Para malaikat meridhai mereka dengan menaunginya dengan sayap-sayap mereka. Padahal malaikat adalah hamba-hamba Allah yang amat tinggi kedudukannya di sisi Allah dan amat mulia lagi taat. Kalau sampai para malaikat meridhai, tentu hal itu menunjukkan betapa tingginya derajat orang yang menuntut ilmu agama. Dengan logika sederhana, orang yang menuntut ilmu agama akan aman dan nyaman, karena selalu mendapatkan penjagaan Allah SWT lewat naungan sayap para malaikatnya.  Dimintakan Ampunan oleh Semua Makhluk Rasulullah SAW bersabda : ‫ﻭ‬‫ﹺ‬‫ﺇ‬‫ﱠ‬‫ﻥ‬‫ﹶ‬‫ﺎ‬‫ﺍﻟﻌ‬‫ﻟ‬‫ﻢ‬‫ﹶ‬‫ﻟ‬‫ﻴ‬‫ﺴ‬‫ﺘ‬‫ﻐ‬‫ﻔ‬‫ﺮ‬‫ﻪ‬‫ﻟ‬‫ﻣ‬‫ﻦ‬‫ﹺ‬‫ﰲ‬‫ﺴ‬‫ﺍﻟ‬‫ﺕ‬‫ﻤﻮﺍ‬‫ﻭ‬‫ﻣ‬‫ﻦ‬‫ﹺ‬‫ﰲ‬‫ﺭ‬‫ﺍﻷ‬‫ﹺ‬‫ﺽ‬‫ﻭ‬‫ﳊ‬‫ﺍ‬‫ﻴ‬‫ﻥ‬‫ﺘﺎ‬‫ﹺ‬‫ﰲ‬ ‫ﺟ‬‫ﻮ‬‫ﻑ‬‫ﺍﳌ‬َ‫ـ‬ِ‫ﺀ‬‫ﺎ‬ Dan orang yang berilmu itu dimintakan ampunan oleh semua makhluk Allah yang ada di sekian banyak langit dan bumi,
  • 8. Bab 3 : Urgensi Belajar Ilmu Fiqih Seri Fiqih Kehidupan (1) : Muqadimah - 1 80 termasuk ikan-ikan yang ada di kedalaman lautan ikut memintakan ampun. (HR. Muslim) Masih ada lagi keutamaan orang yang menuntut ilmu agama, yaitu dosa-dosa mereka dimintakan ampun, sehingga relatif mereka jadi tidak punya dosa lagi. Siapa yang memintakan ampunan bagi mereka? Hadits di atas menegaskan bahwa semua makhluk Allah SWT, baik yang ada di berbagai macam langit yang banyak itu, maupun makhluk Allah SWT yang menetap di atas bumi, semuanya ikut memintakan ampunan. Bahkan ikan-ikan yang hidup di kedalaman samudera luas pun ikut pula memintakan ampunan buat mereka. Dengan logika ini, betapa beruntungnya para penuntut ilmu, kalau pun mereka berdosa sebagaimana umumnya manusia, namun sudah ada pihak-pihak yang akan terus memberikan dukungan untuk memintakan ampunan atas dosa mereka.  Seperti Keutamaan Bulan Purnama Rasulullah SAW bersabda : ‫ﹺ‬‫ﺇ‬‫ﻭ‬‫ﹼ‬‫ﻥ‬‫ﻀ‬‫ﻓ‬‫ﹸ‬‫ﻞ‬‫ﺍﻟﻌﺎ‬‫ﻟ‬‫ﹺ‬‫ﻢ‬‫ﻋﻠﻰ‬‫ﹺ‬‫ﺑ‬‫ﺍﻟﻌﺎ‬‫ﺪ‬‫ﻀ‬‫ﻛﻔ‬‫ﹺ‬‫ﻞ‬‫ﹺ‬‫ﺮ‬‫ﺍﻟﻘﻤ‬‫ﻴ‬‫ﻟ‬‫ﻠﺔ‬‫ﺪ‬‫ﺍﻟﺒ‬‫ﹺ‬‫ﺭ‬‫ﻋﻠﻰ‬‫ﺋ‬‫ﺳﺎ‬‫ﹺ‬‫ﺮ‬ ‫ﻛ‬‫ﺍﻟﻜﻮﺍ‬‫ﹺ‬‫ﺐ‬ Keutamaan seorang yang berilmu agama dibandingkan dengan seorang ahli ibadah seperti bulan di malam purnama dibandingkan semua planet (bintang). (HR. Muslim) Kelebihan orang yang berilmu dibandingkan orang bodoh yang tidak punya ilmu meski dia rajin ibadah diibaratkan seperti terangnya bulan purnama dengan terangnya bintang di kegelapan malam. Bulan purnama yang cahayanya menerangi atmosfir langit kita ini tentu jauh berbeda dengan bintang yang di mata kita
  • 9. Seri Fiqih Kehidupan (1) : Muqadimah - 1 Bab 3 : Urgensi Belajar Ilmu Fiqih 81 hanyalah titik kecil di langit yang hitam. Perbandingan ini semata-mata hanya dilihat dari fenomena yang nampak di mata manusia, sebagaimana yang biasa dipergunakan oleh para pujangga dalam bahasa sastra. Dalam bahasa sastra, kalau dibuat perbandingan antara bulan purnama dan bintang atau planet, tentu maksudnya bahwa yang lebih besar dalam pandangan mata adalah bulan purnama. Sedangkan ungkapan bintang atau planet menunjukkan ukurannya yang kecil di mata awam kita. Walau pun kalau kita bedah secara fakta dalam ilmu astronomi modern, sebenarya ukuran bulan kita jauh lebih kecil dibandingkan dengan bintang atau planet-planet (kawakib) anggota tata surya.  Ulama Adalah Ahli Waris Para Nabi Rasulullah SAW bersabda : ‫ﹺ‬‫ﺇ‬‫ﻭ‬‫ﹼ‬‫ﻥ‬‫ﻌ‬‫ﺍﻟ‬‫ﻠﻤﺎﺀ‬‫ﹸ‬‫ﺔ‬‫ﻭﺭﺛ‬‫ﻧ‬‫ﺍﻷ‬‫ﹺ‬‫ﺒ‬ِ‫ﺀ‬‫ﻴﺎ‬‫ﹺ‬‫ﺇ‬‫ﻭ‬‫ﹼ‬‫ﻥ‬‫ﻧ‬‫ﺍﻷ‬‫ﹺ‬‫ﺒ‬‫ﻴﺎﺀ‬‫ﹾ‬‫ﱂ‬ّ‫ﹺ‬‫ﺭ‬‫ﻮ‬‫ﻳ‬‫ﹸ‬‫ﺛ‬‫ﻮﺍ‬‫ﺩ‬‫ﻳ‬‫ﹰ‬‫ﺍ‬‫ﻨﺎﺭ‬‫ﻭﻻ‬‫ﺩ‬‫ﺭ‬‫ﹰ‬‫ﺎ‬‫ﳘ‬‫ﹺ‬‫ﺇ‬‫ﻧ‬‫ﻤﺎ‬ ‫ﹸﻮﺍ‬‫ﺛ‬‫ﺭ‬‫ﻭ‬‫ﻌ‬‫ﺍﻟ‬‫ﹾ‬‫ﻠ‬‫ﻢ‬‫ﻦ‬‫ﻓﻤ‬‫ﺃﺧﺬ‬‫ﹺ‬‫ﺑ‬‫ﻪ‬‫ﺃﺧﺬ‬‫ﹺ‬‫ﺑ‬ّ‫ﻆ‬‫ﺤ‬‫ﺍ‬‫ﻭ‬‫ﹴ‬‫ﺮ‬‫ﻓ‬ Dan sesungguhnya para ulama adalah para ahli waris dari para nabi, dimana para Nabi memang tidak mewariskan dinar atau dirham, melainkan mereka mewariskan ilmu. Siapa yang menuntut ilmu maka dia telah mendapat warisan yang sangat besar nilainya. (HR. Muslim) Orang yang berilmu adalah para ahli waris nabi. Mereka mewarisi harta kekayaan para Nabi yang tidak berbentuk uang atau harta benda, melainkan kekayaan itu berupa ilmu yang tidak ternilai harganya. Maka mereka yang belajar ilmu agama dan mendapatkannya diibaratkan dengan orang yang mendapat warisan kekayaan yang sangat besar tidak ternilai harganya.
  • 10. Bab 3 : Urgensi Belajar Ilmu Fiqih Seri Fiqih Kehidupan (1) : Muqadimah - 1 82 c. Perintah Belajar Ilmu Faraidh Di antara ilmu fiqih adalah masalah faraidh atau pembagian harta warisan. Rasulullah SAW secara khusus telah memberikan perintah khusus untuk mempelajarinya dan sekalian juga beliau mewajibkan kita untuk mengajarkannya. Dalilnya sebagai berikut : ‫ﻫ‬ ‫ﺃﺑﺎ‬ ‫ﻳﺎ‬‫ﻳ‬‫ﺮ‬‫ﹼ‬‫ﻠ‬‫ﺗﻌ‬ ‫ﺮﺓ‬‫ﻤ‬‫ﺋ‬‫ﺍﻟﻔﺮﺍ‬ ‫ﻮﺍ‬‫ﱢ‬‫ﻠ‬‫ﻭﻋ‬ ‫ﺾ‬‫ﻤ‬‫ﻮ‬‫ﻫ‬‫ﺎ‬‫ﹺ‬‫ﺈ‬‫ﻓ‬‫ﻧ‬‫ﻪ‬‫ﹺ‬‫ﻧ‬‫ﺼ‬‫ﻒ‬‫ﻌ‬‫ﺍﻟ‬‫ﹾ‬‫ﻠ‬‫ﹺ‬‫ﻢ‬‫ﹺ‬‫ﺇ‬‫ﻭ‬‫ﻧ‬‫ﻪ‬‫ﻳ‬‫ﻨ‬‫ﺴﻰ‬ ‫ﻫ‬‫ﻭ‬‫ﻭ‬‫ﺃ‬ ‫ﻮ‬‫ﹸ‬‫ﻝ‬‫ﻳ‬ ‫ﻣﺎ‬‫ﻨ‬‫ﻉ‬‫ﺰ‬‫ﻣ‬‫ﻦ‬‫ﹸ‬‫ﺃ‬‫ﻣ‬‫ﺘ‬‫ﻲ‬ Dari A'raj radhiyallahuanhu bahwa Rasulullah SAW bersabda,"Wahai Abu Hurairah, pelajarilah ilmu faraidh dan ajarkanlah. Karena dia setengah dari ilmu dan dilupakan orang. Dan dia adalah yang pertama kali akan dicabut dari umatku". (HR. Ibnu Majah, Ad-Daruquthuny dan Al-Hakim) Karena mengajarkan itu tidak mungkin dilakukan kecuali setelah kita mengerti, maka hukum mempelajarinya harus didahulukan. Dan ilmu faraidh (pembagian harta warisan) termasuk salah satu bagian dalam ilmu fiqih. B. Realitas Kewajiban untuk belajar ilmu fiqih juga didukung berdasarkan fakta dan realitas yang ada di tengah kehidupan nyata. Semua menunjukkan atas keharusan kita umat Islam untuk mempelajari dan menguasai ilmu fiqih. Di antara realitas itu misalnya : 1. Ilmu Fiqih Bagian dari Identitas Keislaman Seorang muslim dengan seorang non-muslim tidak dibedakan berdasarkan KTP-nya. Juga tidak dibedakan berdasarkan ras, darah, golongan, bahasa, kebangsaan atau keturunan tertentu. Tetapi yang membedakan antara kedua adalah apa yang diketahuinya tentang ajaran Islam serta diyakini kebenarannya.
  • 11. Seri Fiqih Kehidupan (1) : Muqadimah - 1 Bab 3 : Urgensi Belajar Ilmu Fiqih 83 Tidak mungkin seorang bisa dikatakan muslim manakala dia tidak mengenal Allah SWT. Dan tidak-lah seseorang mengenal Allah SWT, manakala dia tidak mengenal ajaran-Nya serta syariat yang telah diturunkan-Nya. Sehingga mengetahui ilmu-ilmu syariat merupakan bagian tak terpisahkan dari status keislaman seseorang. Maka sudah seharusnya seorang muslim menguasai ilmu syariah, karena syariat itu merupakan penjabaran serta uraian dari perintah Allah SWT kepada hamba-Nya. Setidak-tidaknya, meski pun tidak sampai ke level ulama atau mujtahid, minimal seorang muslim wajib tahu bagaimana tata cara bersuci, berwudhu, shalat fardhu, puasa Ramadhan, mengeluarkan harta zakat dan hal-hal yang sifatnya pokok dan mendasar dari ilmu agama. Sebab tanpa ilmu tentang semua hal itu, statusnya sebagai muslim nyaris hanya tinggal formalitas belaka. Keislamannya boleh jadi hanya karena kebetulan belaka. Kebetulan orang tuanya muslim, lahir di tengah keluarga muslim, sehingga setidak-tidaknya KTP-nya ada tulisannya sebagai muslim. Tapi kalau dia tidak tahu bagaimana cara ibadah ritual kepada Allah, otomatis tidak tidak lagi disebut sebagai orang beriman, kecuali hanya sampai pada status. 2. Kunci Memahami Al-Quran & As-Sunnah Sumber utama ajaran Islam adalah Al-Quran yang terdiri dari lebih 6.000-an ayat dan As-Sunnah yang berjumlah ratusan ribu bahkan sampai jutaan. Namun bagaimana mengambil kesimpulan hukum atas suatu masalah dengan menggunakan dalil-dalil yang sedemikian banyak? Tentu kita butuh metodologi ilmiyah yang baku dan disepakati oleh umat Islam sepanjang zaman. Dan metodologi itu adalah ilmu fiqih. Ilmu fiqih telah berhasil menjelaskan dengan pasti dan
  • 12. Bab 3 : Urgensi Belajar Ilmu Fiqih Seri Fiqih Kehidupan (1) : Muqadimah - 1 84 tepat tentang hukum-hukum yang terkandung pada tiap potong ayat dan hadits yang bertebaran. Dengan menguasai ilmu fiqih, maka Al-Quran dan As-Sunnah bisa dipahami dengan benar, tepat dan akurat, sebagaimana Rasulullah SAW dahulu mengajarkannya. Sebaliknya, tanpa penguasaan ilmu fiqih, Al-Quran dan As- Sunnah bisa diselewengkan dan dimanfaatkan dengan cara yang tidak benar. Ilmu fiqih adalah kunci untuk memahami Al-Quran dan As-Sunnah dengan metode yang benar, ilmiyah dan shahih. Di dalam Al-Quran disebutkan bahwa pencuri harus dipotong tangannya, pezina harus dirajam, pembunuh harus diqishash dan seterusnya. Memang demikian zahir nash ayat Al- Quran. Namun benarkah semua pencuri harus dipotong tangannya? Apakah semua orang yang berzina harus dirajam? Apakah semua orang yang membunuh harus dibunuh juga? Di dalam ilmu fiqih akan dijelaskan kriteria pencuri yang bagaimanakah yang harus dipotong tangannya. Tidak semua orang yang mencuri harus dipotong tangan. Ada sekian banyak persyaratan yang harus terpenuhi agar seorang pencuri bisa dipotong tangan. Misalnya barang yang dicuri harus berada dalam penjagaan, nilainya sudah memenuhi batas minimal, bukan milik umum dan lainnya. Bahkan kriteria seorang pencuri tidak sama dengan pencopet, jambret, penipu atau koruptor. Demikian juga dengan pezina, tidak semua yang berzina harus dihukum rajam. Selain hanya yang sudah pernah menikah, harus ada empat orang saksi lakil-laki, akil, baligh, dan menyaksikan secara bersama di waktu dan tempat yang sama melihat peristiwa masuknya kemaluan laki-laki ke dalam kemaluan perempuan. Tanpa hal itu, hukum rajam tidak boleh dilakukan. Kecuali bila pezina itu sendiri yang menyatakan ikrar dan pengakuan atas zina yang dilakukannya. Dan yang paling penting, hukum rajam haram dilakukan kecuali oleh sebuah institusi hukum
  • 13. Seri Fiqih Kehidupan (1) : Muqadimah - 1 Bab 3 : Urgensi Belajar Ilmu Fiqih 85 formal yang diakui dalam sebuah negara yang berdaulat. Dan hal yang sama juga berlaku pada hukum qishash dan hukum-hukum hudud lainnya. Sebuah tindakan hukum yang hanya berlandaskan kepada satu dua dalil tapi tanpa kelengkapan ilmu syariah justru bertentangan dengan hukum Islam sendiri. 3. Fiqih Adalah Porsi Terbesar Ajaran Islam Dibandingkan dengan masalah aqidah, akhlaq atau pun bidang lainnya, masalah-masalah dalam ilmu fiqih menempati porsi terbesar dalam khazanah ilmu-ilmu keislaman. Bahkan dalam prakteknya, sosok yang dijuluki sebagai ulama itu lebih identik sebagai ahli fiqih ketimbang ahli di bidang ilmu-ilmu lainnya. Sehingga sebagai ilmu yang merupakan porsi terbesar dalam ajaran Islam, ilmu syariah ini menjadi penting untuk dikuasai. Seorang muslim itu masih wajar bila tidak menguasai disiplin ilmu seperti Ilmu Tafsir, Ilmu Hadits, Bahasa Arab, Ushul Fiqih, Kaidah Ushul dan lainnya. Tetapi dalam ilmu syariah khususnya fiqih, nyaris mustahil bila tidak dikuasai, meski dalam porsi yang seadanya. Sebab tidak mungkin kita bisa beribadah dengan benar tanpa menguasai ilmu fiqih ibadah itu sendiri. Memang tidak semua detail ilmu syariah wajib dikuasai, namun untuk bagian yang paling dasar seperti masalah thaharah, shalat, nikah dan lainnya, mengetahui hukum- hukumnya adalah hal yang mutlak. 4. Terhindar Dari Perpecahan Para ulama syariah terbiasa berbeda pendapat, karena berbeda hasil ijtihad sudah menjadi keniscayaan. Namun mereka sangat menghormati perbedaan diantara mereka. Sehingga tidak saling mencaci, menjelekkan atau menafikan. Sebaliknya, semakin awam seseorang terhadap ilmu syariah, biasanya akan semakin tidak punya mental untuk
  • 14. Bab 3 : Urgensi Belajar Ilmu Fiqih Seri Fiqih Kehidupan (1) : Muqadimah - 1 86 berbeda pendapat. Sedikit perbedaan di kalangan mereka sudah memungkinkan untuk terjadinya perpecahan, pertikaian, bahkan saling menjelekkan satu sama lain. Hal itu terjadi karena seseorang hanya berpegangan kepada dalil yang sedikit dan parsial. Tetapi merasa sudah pandai dan paling benar sendiri. Padahal dalil yang diyakininya paling benar itu masih harus berhadapan dengan banyak dalil lainnya yang tidak kalah kuatnya. Jadi bagaimana mungkin dia merasa paling benar sendiri ? Paling tidak, dengan mempelajari ilmu syariah, kita jadi tahu bahwa pendapat yang kita pegang ini bukanlah satu- satunya pendapat. Di luar sana, masih ada pendapat lainnya yang tidak kalah kuatnya dan sama-sama bersumber dari kitab dan sunnah juga. Maka kita jadi memahami perbandingan mazhab di kalangan para fuqaha, sebab mereka memang punya kapasitas untuk melakukan istimbath hukum dengan masing-masing menhaj dan metodologinya 5. Menentukan Eksistensi Umat Islam Agama Islam telah dijamin tidak akan hilang dari muka bumi sampai kiamat, namun tidak ada jaminan bila umatnya mengalami kemunduran dan kejatuhan. Sejarah membuktikan bahwa mundurnya umat Islam terjadi manakala para ulama telah wafat dan tidak ada lagi ahli syariah di tengah umat. Sebaliknya, bila Allah SWT menghendaki kebaikan pada umat Islam, niscaya akan dimulai dari lahirnya para ulama dan kembali manusia kepada syariat-Nya. 6. Menahan Liberalisme, Sekuleris & Pluralisme Racun pemikiran menyesatkan yang bersumber dari para orientalis dan sekuleris tidak akan mempan bila tubuh umat diimunisasi dengan pemahaman syariah yang mendasar dan matang. Bila umat ini punya tingkat pemahaman yang mendalam
  • 15. Seri Fiqih Kehidupan (1) : Muqadimah - 1 Bab 3 : Urgensi Belajar Ilmu Fiqih 87 terdapat ilmu syariah, semua tipu daya itu akan menjadi mentah. Hal itu terjadi lantaran pemahaman syariat Islam yang kuat akan berfungsi sebagai filter atas kerusakan fikrah umat. Sebaliknya, semakin awam dari syariat, umat ini akan semakin menjadi bulan-bulanan pemikiran yang merusak. Dan apabila tingkat pemahaman umat terhadap syariah lemah, maka dengan mudah pemikiran orientalis akan merasuk dan menjangkiti fikrah umat. 7. Obat Ekstrimisme Sikap-sikap ekstrim dan keterlaluan dalam pelaksanaan agama seringkali menimpa banyak umat Islam. Barangkali niatnya sudah baik, yaitu ingin menjalankan ajaran agama. Tetapi bila semangat itu tidak diiringi dengan ilmu syariah yang benar, sangat besar kemungkinan terjadi kesalahan fatal yang merugikan. Tersebarnya paham yang mudah mengkafirkan orang Islam (takfir) yang hari ini banyak melanda pemikiran generasi muda, datangnya memang dari semangat untuk mencintai agama. Sayangnya justru kecintaan itu tidak diimbangi dengan ilmu, akibatnya yang terjadi malah malapetaka. Maka kuncinya adalah ilmu yang dipelajari secara mendalam, agar seseorang tidak berfatwa seenak perutnya sendiri, padahal fatwanya tanpa landasan ilmu. Alih-alih memberi petunjuk, yang terjadi seringkali malah kekonyolan, bahkan tragedi. Contoh di masa Nabi SAW, tentang orang yang tidak berilmu tapi berfatwa, sehingga fatal akibatnya, bisa kita baca di dalam hadits berikut : ‫ﻋ‬‫ﻦ‬‫ﺟ‬‫ﹺ‬‫ﺑ‬‫ﺎ‬‫ﹴ‬‫ﺮ‬‫ﹶ‬‫ﻗ‬‫ﹶ‬‫ﻝ‬‫ﺎ‬:‫ﺧ‬‫ﺮ‬‫ﺟ‬‫ﻨ‬‫ﹺ‬‫ﰲ‬ ‫ﺎ‬‫ﺳ‬‫ﹶ‬‫ﻔ‬‫ﹴ‬‫ﺮ‬‫ﹶ‬‫ﻓ‬‫ﹶ‬‫ﺄ‬‫ﺻ‬‫ﺏ‬‫ﺎ‬‫ﺭ‬‫ﺟ‬‫ﹰ‬‫ﻼ‬‫ﻣ‬‫ﻨ‬‫ﺣ‬ ‫ﺎ‬‫ﺠ‬‫ﹶ‬‫ﻓ‬ ‫ﺮ‬‫ﺸ‬‫ﺠ‬‫ﻪ‬‫ﹺ‬‫ﰲ‬ ‫ﺭ‬‫ﹾ‬‫ﺃ‬‫ﺳ‬‫ﻪ‬‫ﹸ‬‫ﺛ‬‫ﻢ‬‫ﺣ‬‫ﺍ‬‫ﺘ‬‫ﹶ‬‫ﻠ‬‫ﻢ‬‫ﹶ‬‫ﻓ‬‫ﺴ‬‫ﹶ‬‫ﺄ‬‫ﹶ‬‫ﻝ‬‫ﹶ‬‫ﺃ‬‫ﺻ‬‫ﺤ‬‫ﺑ‬‫ﺎ‬‫ﻪ‬‫ﻫ‬‫ﹾ‬‫ﻞ‬‫ﺗ‬‫ﹺ‬‫ﺠ‬‫ﺪ‬‫ﹶ‬‫ﻥ‬‫ﻭ‬‫ﹺ‬‫ﱄ‬‫ﺭ‬‫ﺧ‬‫ﺼ‬‫ﹰ‬‫ﺔ‬‫ﹺ‬‫ﰲ‬‫ﺘ‬‫ﺍﻟ‬‫ﻴ‬‫ﻤ‬‫؟‬ ‫ﻢ‬
  • 16. Bab 3 : Urgensi Belajar Ilmu Fiqih Seri Fiqih Kehidupan (1) : Muqadimah - 1 88 ‫ﹶ‬‫ﻓ‬‫ﹶ‬‫ﻘ‬‫ﹸ‬‫ﻟ‬‫ﺎ‬‫ﻮﺍ‬:‫ﻣ‬‫ﻧ‬ ‫ﺎ‬‫ﹺ‬‫ﺠ‬‫ﺪ‬‫ﹶ‬‫ﻟ‬‫ﻚ‬‫ﺭ‬‫ﺧ‬‫ﺼ‬‫ﹰ‬‫ﺔ‬‫ﻭ‬‫ﹶ‬‫ﺃ‬‫ﻧ‬‫ﺖ‬‫ﺗ‬‫ﹾ‬‫ﻘ‬‫ﺪ‬‫ﺭ‬‫ﻋ‬‫ﹶ‬‫ﳌ‬‫ﺍ‬ ‫ﻠﻰ‬‫ﹶ‬‫ﻓ‬ ‫ﺎﺀ‬‫ﹾ‬‫ﻏ‬‫ﺎ‬‫ﺘ‬‫ﺴ‬‫ﹶ‬‫ﻞ‬‫ﹶ‬‫ﻓ‬‫ﻤ‬‫ﺕ‬‫ﺎ‬ ‫ﹶ‬‫ﻓ‬‫ﹶ‬‫ﻠ‬‫ﻤ‬‫ﹶ‬‫ﻗ‬ ‫ﺎ‬‫ﺪ‬‫ﻣ‬‫ﻨ‬‫ﻋ‬ ‫ﺎ‬‫ﻰ‬‫ﻠ‬‫ﺭ‬‫ﺳ‬‫ﹺ‬‫ﻝ‬‫ﻮ‬ِ‫ﷲ‬‫ﺍ‬s ‫ﹶ‬‫ﺃ‬‫ﺧ‬‫ﺒ‬‫ﺮ‬‫ﹺ‬‫ﺑ‬‫ﹶ‬‫ﺬ‬‫ﻟ‬‫ﻚ‬‫ﹶ‬‫ﻓ‬‫ﹶ‬‫ﻘ‬‫ﹶ‬‫ﻝ‬‫ﺎ‬:‫ﹶ‬‫ﻗ‬‫ﺘ‬‫ﹸ‬‫ﻠ‬‫ﻩ‬‫ﻮ‬‫ﹶ‬‫ﻗ‬‫ﺘ‬‫ﹶ‬‫ﻠ‬‫ﻬ‬‫ﻢ‬‫ﺍﷲ‬ ‫ﹶ‬‫ﺃ‬‫ﹶ‬‫ﻻ‬‫ﺳ‬‫ﹶ‬‫ﺄ‬‫ﹸ‬‫ﻟ‬‫ﹺ‬‫ﺇ‬ ‫ﻮﺍ‬‫ﹶ‬‫ﺫ‬‫ﺍ‬‫ﹶ‬‫ﻟ‬‫ﻳ‬ ‫ﻢ‬‫ﻌ‬‫ﹶ‬‫ﻠ‬‫ﻤ‬‫ﹶ‬‫ﻓ‬ ‫؟‬ ‫ﻮﺍ‬‫ﹺ‬‫ﺈ‬‫ﻧ‬‫ﻤ‬‫ﺷ‬ ‫ﺎ‬‫ﹶ‬‫ﻔ‬ُ‫ﺀ‬‫ﺎ‬‫ﻌ‬‫ﺍﻟ‬‫ﻲ‬‫ﺴ‬‫ﺍﻟ‬‫ﺆ‬‫ﺍﻝ‬‫ﻪ‬‫ﻴ‬‫ﻔ‬‫ﹾ‬‫ﻜ‬‫ﻳ‬ ‫ﹶ‬‫ﻥ‬‫ﹶﺎ‬‫ﻛ‬ ‫ﺎ‬‫ﻤ‬‫ﻧ‬‫ﹺ‬‫ﺇ‬ ‫ﺧ‬ ‫ﻪ‬‫ﺣ‬‫ﺮ‬‫ﺟ‬ ‫ﹶﻰ‬‫ﻠ‬‫ﻋ‬ ‫ﺐ‬‫ﺼ‬‫ﻌ‬‫ﻳ‬‫ﻭ‬ ‫ﻢ‬‫ﻤ‬‫ﻴ‬‫ﺘ‬‫ﻳ‬ ‫ﹾ‬‫ﻥ‬‫ﹶ‬‫ﺃ‬‫ﺮ‬‫ﺋ‬‫ﺎ‬‫ﺳ‬ ‫ﹶ‬‫ﻞ‬ِ‫ﺴ‬‫ﻐ‬‫ﻳ‬‫ﻭ‬ ‫ﺎ‬‫ﻬ‬‫ﻴ‬‫ﹶ‬‫ﻠ‬‫ﻋ‬ ‫ﺢ‬‫ﺴ‬‫ﻤ‬‫ﻳ‬ ‫ﻢ‬‫ﹸ‬‫ﺛ‬ ‫ﹰ‬‫ﺔ‬‫ﹶ‬‫ﻗ‬‫ﺮ‬ ‫ﻩ‬‫ﺪ‬‫ﺴ‬‫ﺟ‬‫ﺭﻭﺍﻩ‬‫ﺩﺍﻭﺩ‬ ‫ﺃﺑﻮ‬‫ﻭﺍﻟﺪﺍﺭﻗﻄﲏ‬ Dari Jabir ra berkata"Kami dalam perjalanan tiba-tiba salah seorang dari kami tertimpa batu dan pecah kepalanya. Namun (ketika tidur) dia mimpi basah. Lalu dia bertanya kepada temannya"Apakah kalian membolehkan aku bertayammum ?". Teman-temannya menjawab"Kami tidak menemukan keringanan bagimu untuk bertayammum. Sebab kamu bisa mendapatkan air". Lalu mandilah orang itu dan kemudian mati (akibat mandi). Ketika kami sampai kepada Rasulullah SAW dan menceritakan hal itu bersabdalah beliau"Mereka telah membunuhnya semoga Allah memerangi mereka. Mengapa tidak bertanya bila tidak tahu ? Sesungguhnya obat kebodohan itu adalah bertanya. Cukuplah baginya untuk tayammum ...(HR. Abu Daud, Ad-Daruquthuny). Seharusnya dia tidak boleh mandi karena parah sakitnya. Namun dia berjunub pada malamnya dan pagi hari dia bertanya kepada temannya, apakah dia harus mandi atau tidak. Perlu disesali bahwa temannya yang sebenarnya bodoh tetapi sok pintar itu mengatakan bahwa dia harus mandi. Lalu mandilah dia dan tidak lama kemudian meninggal. Betapa sedih Rasulullah SAW tatkala mendengar kabar itu. Sebab teman yang memberi fatwa itu bertindak tanpa ilmu dan menyebabkan kematian. Sampai beliau SAW bilang bahwa dia telah membunuh temannya sendiri, akibat tindakan bodohnya itu. Padahal seharusnya dalam kondisi demikian, cukuplah dengan bertayammum saja. Maka dia sudah boleh shalat. Tidak wajib mandi junub meski malamnya keluar mani.
  • 17. Seri Fiqih Kehidupan (1) : Muqadimah - 1 Bab 3 : Urgensi Belajar Ilmu Fiqih 89 Sesungguhnya obat kebodohan itu adalah bertanya, namun bertanya bukan kepada sembarang orang, silahkan bertanya kepada mereka yang memang ahli di bidangnya. 8. Implementasi Islam Kaffah Sebagai muslim yang baik, komitmen dan konsisten dalam memeluk agama Islam, tentu kita tahu bahwa kita wajib menerima Islam secara kaaffah, tidak sepotong-sepotong. Allah SWT telah memerintahkan hal dalam firman-Nya : ‫ﻬﺎ‬‫ﻳ‬‫ﺃ‬ ‫ﻳﺎ‬‫ﹾ‬‫ﺍ‬‫ﻮ‬‫ﻌ‬‫ﹺ‬‫ﺒ‬‫ﺘ‬‫ﺗ‬ ‫ﻭﻻ‬ ‫ﹰ‬‫ﺔ‬‫ﹼ‬‫ﻓ‬‫ﻛﺂ‬ ‫ﹺ‬‫ﻢ‬‫ﹾ‬‫ﻠ‬‫ﺴ‬‫ﺍﻟ‬ ‫ﻲ‬‫ﻓ‬ ‫ﹾ‬‫ﺍ‬‫ﹸﻮ‬‫ﻠ‬‫ﺧ‬‫ﺩ‬‫ﺍ‬ ‫ﹾ‬‫ﺍ‬‫ﻮ‬‫ﻨ‬‫ﺁﻣ‬ ‫ﻳﻦ‬‫ﺬ‬‫ﹼ‬‫ﻟ‬‫ﺍ‬‫ﺕ‬‫ﹸﻮﺍ‬‫ﻄ‬‫ﺧ‬ ‫ﲔ‬‫ﹺ‬‫ﺒ‬‫ﻣ‬ ‫ﻭ‬‫ﺪ‬‫ﻋ‬ ‫ﻢ‬‫ﹸ‬‫ﻜ‬‫ﻟ‬ ‫ﻪ‬‫ﻧ‬‫ﹺ‬‫ﺇ‬ ‫ﻥ‬‫ﻄﺎ‬‫ﻴ‬‫ﺸ‬‫ﺍﻟ‬ Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.(QS. Al- Baqarah : 208) Tapi bagaimanakah kita bisa menjalankan Islam secara kaaffah, kalau kita tidak bisa membedakan manakah diantara perbuatan itu yang termasuk bagian dari Islam atau bukan ? Sebab seringkali kita dihadapkan kepada bentuk-bentuk pengamalan yang disinyalir sebagai perbuatan islami, tetapi kita tidak tahu kedudukan yang sesungguhnya. Katakanlah sebagai contoh mudah misalnya tentang memahami perbuatan Rasulullah SAW. Apakah semua hal yang dilakukan oleh beliau SAW menjadi bagian langsung dari syariat agama ini ? Ataukah ada wilayah yang tidak termasuk bagian dari syariat ? Lebih rinci lagi, kita dapati dalam hadits bahwa Rasulullah SAW naik unta, minum susu kambing mentah, beristinja` dengan batu, khutbah memegang tongkat, buang air di padang pasir dan seterusnya. Apakah hari ini kita wajib melakukan hal yang sama dengan beliau sebagai pengejawantahan bahwa Rasululah SAW
  • 18. Bab 3 : Urgensi Belajar Ilmu Fiqih Seri Fiqih Kehidupan (1) : Muqadimah - 1 90 adalah suri teladan bagi kita? Apakah kita hari ini juga harus naik unta, sebagai pengganti mobil dan pesawat, hanya karena ingin mengikuti jejak Rasulullah SAW yang berangkat haji naik unta? Haruskah kita minum susu kambing yang tidak dimasak dahulu, karena beliau SAW suka sekali minum susu kambing tanpa dimasak? Apakah para khatib Jumat wajib berkhutbah sambil memegang tongkat, karena dahulu beliau SAW berkhutbah sambil memegang tongkat? Dan tegakah kita berisntinja’ tanpa air tetapi diganti dengan batu, karena Rasulullah SAW berintinja’ dengan batu? Dan haruskah kita buang air di alam terbuka, karena dahulu Rasulullah SAW melakukannya di alam terbuka dan tidak ada kamar mandi? Tentu kita perlu merinci lebih detail, manakah dari semua perbuatan dan perkataan beliau SAW yang menjadi bagian dari syariah dan mana yang secara kebetulan menjadi hal-hal teknis yang tidak perlu dimasukkan ke dalam ajaran agama ini. Dan untuk itu, harus ada sebuah metodologi yang bisa dijadikan patokan. Metodologi itu adalah syariat Islam. Tugas ilmu fiqih adalah bagaimana caranya agar kita bisa memilah dan menentukan manakah dari diri Rasulullah SAW yang menjadi bagian dari ajaran Islam, dan manakah yang bukan termasuk ajaran selain hanya faktor kebetulan dan teknis semata, sehingga tidak harus dijadikan tuntunan. Semua itu membutuhkan ilmu yang didasarkan kepada sesautu aturan yang baku, bukan sekedar pemikiran sesaat, yang boleh jadi nanti berubah-ubah. Dan ilmu itu tidak lain adalah ilmu fiqih, yang telah eksis di dunia Islam sepanjang 14 abad lamanya, menjadi penerang bagi umat Islam dalam berpegang kepada Al-Quran dan As-Sunnah.
  • 19. Seri Fiqih Kehidupan (1) : Muqadimah - 1 Bab 3 : Urgensi Belajar Ilmu Fiqih 91 Penutup Itulah beberapa hal yang perlu kita renungkan bersama. Betapa syariat Islam ini memang perlu kita pelajari dengan sebaik-baiknya. Tidak perlu menunggu dan membuang waktu. Sekaranglah waktu yang tepat untuk mulai belajar. Semoga Allah SWT memudahkan jalan kita masuk surga karena kita telah menempuh jalan untuk mendapatkan ilmu keislaman selama di dunia ini. C. Nasihat Ulama Berikut ini adalah salah satu nasihat yang penting untuk diingat adalah apa yang diungkapkan oleh Al-Imam Asy-Syafi’i dalam salah satu syi’ir gubahannya. ‫ﻣ‬‫ﻦ‬‫ﹶ‬‫ﻓ‬‫ﺗ‬‫ﺎ‬‫ﻪ‬‫ﺘ‬‫ﺍﻟ‬‫ﻌ‬‫ﻠ‬‫ﻢ‬‫ﻴ‬‫ﻭ‬‫ﹾ‬‫ﻗ‬‫ﺖ‬‫ﺷ‬‫ﺒ‬‫ﹺ‬‫ﺑ‬‫ﺎ‬‫ﻪ‬‫ــ‬...‫ﹶ‬‫ﻓ‬‫ﹶ‬‫ﻜ‬ّ‫ﹺ‬‫ﺒ‬‫ﺮ‬‫ﻋ‬‫ﹶ‬‫ﻠ‬‫ﻴ‬‫ﻪ‬‫ﹶ‬‫ﺃ‬‫ﺭ‬‫ﺑ‬‫ﻌ‬‫ﻟ‬ ‫ﺎ‬‫ﻮ‬‫ﹶ‬‫ﻓ‬‫ﺗ‬‫ﺎ‬‫ﻪ‬‫ــ‬ Mereka yang luput dari belajar di masa mudanya, maka bertakbirlah empat kali atasnya. Maksud bertakbir empat kali itu adalah bahasa ungkapan untuk shalat jenazah. Jadi maksudnya lakukan shalat jenazah untuk orang yang di masa mudanya tidak sempat belajar agama. Karena orang yang tidak sempat belajar agama dengan benar di masa mudanya, hidupnya akan menjadi sia-sia belaka. Seolah-olah dia dianggap sudah tiada alias meninggal, karena itu jenazahnya kita shalati. Ungkapan Asy-Syafi'i ini rasanya buat sebagian orang agak berlebihan. Masak di waktu muda tidak sempat belajar agama lantas dianggap seperti orang yang sudah meninggal? Tetapi kalau kita renungkan lebih dalam, ternyata ungkapan ini bukan hanya sekedar bicara tentang betapa mirisnya nasib umat yang hari ini telah hidup jauh dari agamanya, tetapi juga mengandung pesan penting bahwa ilmu agama itu sangat luas dan mendalam.
  • 20. Bab 3 : Urgensi Belajar Ilmu Fiqih Seri Fiqih Kehidupan (1) : Muqadimah - 1 92 Dan oleh karena itu maka setiap orang butuh waktu yang lama dan panjang untuk bisa mempelajarinya, bahkan harus sejak dari masih kecil. Ilmu agama tidak bisa dipelajari hanya dengan dengar- dengar ceramah kesana kemari, atau sekedar browsing artikel di internet, bila memang mau jadi ulama dalam arti yang sesungguhnya. Dan ulama yang dibutuhkan umat tidak akan pernah lahir dari pemilihan da'i cilik atau lomba-lomba sejenis di layar tivi. Sebab ilmu para ulama itu hanya bisa didapat dengan belajar yang panjang, lama dan sabar. Itu pun harus belajar langsung dari para ulama yang memang ahli di bidangnya, bukan sekedar ulama mateng karbitan. Penguasaan atas ilmu agama juga tidak bisa didapat hanya dengan ikut kolompok-kelompok pengajian, lantas setelah itu seseorang merasa dirinya sudah menjadi ulama dan mufti kabir jiddan. Kemudian dengan seenak jidatnya, mulai memaki-maki para ulama dan hasil ijtihad besar pada fuqaha. Ilmu agama juga bukan 'barang dagangan' yang dikemas jadi bisnis atau proyek untuk mendatangkan uang. Sekali pentas dikasih amplop tebal. Lalu orang berlomba-lomba bikin managemen ustadz dengan fee menyaingi artis. Ilmu agama harus dipelajari secara runtut, mulai dari dasar-dasarnya, kemudian naik kepada ilmu agama yang menjadi tulang punggung dan seterusnya. Al-Imam Asy-Syafi'i sendiri sejak kecil sudah menghafal 30 juz Al-Quran, lengkap tentunya dengan pengertian dan maknanya. Sebagian riwayat menyebutkan beliau saat itu belum genap berusia lima tahun. Dan beliau di usia yang masih belia sekali, sudah menghafal luar kepala kitab hadits yang ada di masa itu, yaitu Al-Muwaththa' karya maestro besar Al-Imam Malik, mufti Madinah di zamannya. Konon beliau belum genap 15 tahun ketika itu. Dan oleh karena itu beliau meski masih remaja, ikut
  • 21. Seri Fiqih Kehidupan (1) : Muqadimah - 1 Bab 3 : Urgensi Belajar Ilmu Fiqih 93 duduk di dalam majelis para ulama yang lainnya mengaji dari Imam Malik. Selain hafal Quran dan kitab hadits, Asy-Syafi'i juga berguru kepada banyak ulama dari berbagai aliran dan mazhab. Beliau adalah murid madrasah Al-Imam Malik yang cenderung kuat dalam masalah nash, tetapi sekaligus juga menjadi murid dan pembela mazhab Al-Hanafiyah yang sangat kuat dalam masalah logika dan manthiq. Bahkan Asy-Syafi'i kemudian bisa meramu sedemikian rupa dua kekuatan potensial dari para ulama di masanya, yaitu perpaduan antara kekuatan nash dan logika. Sehingga mazhab Asy-Syafi'i menjadi unik dan istimewa. Satu hal yang sering dilupakan orang, bahwa sosok Al- Imam Asy-Syafi'i selain ulama ahli hadits, ahli logika, ahli fiqih dan manthiq, ternyata beliau juga seorang pujangga alias penyair. Begitu punya banyak karya dalam bidang sastra, sehingga karya-karya beliau di bidang sastra menjadi sebuah diwan tersendiri. Maka sampai disini bab tentang urgensi belajar ilmu fiqih diakhiri, semoga Allah SWT memberikan kesempatan dan kekuatan bagi kita semua untuk dapat mendalami ilmu fiqih. Amin ya rabbal alamin. □