SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
BAB I 
PENDAHULUAN 
A. LATAR BELAKANG 
وَنوُْنَ مَجْمُوْع وَمَا بِهِ التَْحَقْ ¤ فاَفْــتَحْ وَقَــلَّ مَنْ بِكَــسْرِهِ نَطَــقْ 
Fathah-kanlah…! terhadap Nun-nya Jamak Mudzakkar Salim berikut Isim yang 
mulhaq kepadanya. Ada sedikit orang Arab yang berucap dengan meng-kasrahkannya. 
وَنوُْنُ مَا ثنُِِّيَ وَالْمُلْحَقِ بِه ¤ بِعَـــكْسِ ذاَكَ اسْتَعْمَلوُْه فاَنتْبَِه Adapun Nun-nya Isim yang di-tatsniyah-kan berikut mulhaqnya, mereka (orang 
Arab) mengamalakannya dengan kebalikan Jamak mudzakkar salim (yakni, 
Nun Tatsniyah lebih banyak diamalkan dengan harakat kasrah) maka 
perhatikanlah…! 
Huruf Nun ( ن) yang ada pada akhir kalimah isim Jama’ Mudzakkar Salim, yang 
masyhur diucapkan dengan harakat Fathah untuk semua keadaan i’rabnya. 
Demikian juga di-harakat fathah, untuk Nun yang ada pada isim mulhaq jamak 
mudzakkar salim. Tidaklah maksud pengharkatan huruf Nun ini sebagai tanda 
i’rab, melainkan ia di-i’rab dengan huruf. 
Ditemukan juga pada sebagian orang Arab (secara Syadz) meng-kasrahkan 
Huruf Nun setelah Ya’ (yakni, ketika keadaan Nashab dan Jar) pada Jama’ 
Mudzakkar salim dan Mulhaq-nya. Sebagaimana termaktub dalam Syawahid 
Syair : 
Syair Bahar Wafir o leh Jarir Bin ‘Athiyyah seorang penyair dari Bani Tamim 
(28 – 110 H. / 648 – 827 M.) : 
عَرَف ناَ جَعفْرَاً وَبنَي أبيِهِ ¤ وَأنَْكَرْناَ زَعَانفَِ آخَرِينِ 
Kami kenal baik dengan Ja’far dan putra-putra dari ayahnya (Bani Abi Ja’far) 
…
dan kami mengingkari terhadap Zi’nifah-zi’nifah (bagian kolompok pengikut) 
yang lain. 
* Lafadz نِ خْرخِ huruf Nun dikasrahkan bersamaan ia adalah Jamak Mudzakkar 
Salim. Nashab menjadi sifat bagi isim maf’ul .نَنفناخنع 
Juga Syair bahar Wafir oleh Penyair Suhaim bin Wusail Ar-Riyyahi (40 SH. – 
60 H. / 583 – 680 M.) 
أَكُلَّ الدَّهْرِ حِلٌّ وارْتِحَال ¤ أَمَا يبُقِْيْ عَلَيَّ وَلا يقَِينِْي 
apakah tetap berlangsung pada setiap masa … berdiam dan pergi …. 
tidakkah masa membiarkanku menetap… dan memastikanku…. ??? 
وَمَاذاَ تبَتَْغِي الشُّعرََاءُ مِنِِّي ¤ وَقَد جَاوَزْتُ حَدَّ الأرَْبَعِينِْ 
ooo…gerangan apa… mereka para penyair akan memperdayaiku 
sungguh masa ini telah aku lewati selama kurun masa empat puluh tahun 
* Lafadz نرْنخَِرخْ huruf Nun dikasrahkan bersamaan ia adalah Isim Mulhaq 
Jamak Mudzakkar Salim majrur menjadi mudhaf ilaih. 
Tidaklah kasrah pada Nun jamak salim dan mulhaqnya tersebut merupakan 
logat arab, ikhtilaf bagi mereka yang berdalih sepert itu. Adapun Huruf Nun 
pada Isim Mutsanna dan Mulhaq-mulhaqnya, yang masyhur di-harkati kasrah, 
sedangkan diharkati Fathah adalah merupakan logat bagi sebagian orang 
arab. sebagaimana contoh syawahid syair : 
Syair dalam Bahar Thawil oleh Shahabah Nabi Humaid bin Tsaur Al-Hilaliy 
ra. (? – 30 H. / ? – 650 M.) 
عَلَى أَحْوَذِييَّنَْ اسْتقَلَتَّْ عَشِيَّةً ¤ فَمَا هِيَ إلِاَّ لَمْحَة وَ تَغِيبُْ 
dengan kelincahan kedua sayapnya (si burung Qutthah) terbang melesat pada 
senja hari… 
tidaklah penglihatan ini melainkan hanya sekilas kemudian ia menghilang…
BAB II 
PEMBAHASAN 
* Lafadz نَرننيخيرَِنْ huruf Nun difathahkan bersamaan dengan Ya’ tanda jar 
dari Isim Mutsanna yang di-jarkan oleh huruf jar. 
Bait Alfiyah di atas bukanlah maksud menghukumi jarang penggunaan harkah 
Kasrah untuk Nun Jamak Mudzakkar Salim dan Harakat Fathah untuk Nun 
Isim Mutsanna. Tetapi maksudnya (sebagaimana dalam kitab syarah kafiyah 
as-syafiyah oleh beliau) Harakat Kasrah nun Jama’ Mudzakkar adalah Syadz, 
sedangkan Harakat Fathah Isim Mutsanna adalah sebagaian Logat. Dalam hal 
ini terdapat dua Qaul: 1. Fathah untuk Nun Mutsanna ketika bersama dengan 
Ya’, atau 2. Fathah untuk Nun Mutsanna yang bersama Alif. Dzahirnya 
perkataan Mushannif adalah untuk Qaul yang kedua, yakni Fathah Nun 
Mutsanna ketika bersama dengan Alif. 
Contoh penggunaan Nun yang difathahkan dalam Syawahid Syair dari 
seseorang: 
أعَْرِفُ مِنْهَا الْجِيْدَ وَالْعيَنْاَناَ … وَمَنْخِرَينِْ أَشْبَهَا ظَبيْاَناَ 
Aku mengenalinya…. lehernya….. kedua matanya….. 
dan kedua lubang hidung tempat ingusnya… menyerupai hidung si Dzabyan…. 
* Lafadz رَِنرَيْننانن huruf Nun difathahkan bersamaan dengan tetapnya Alif bagi 
sebagian logat Arab pada Isim Mutsanna yg dinashabkan karena athaf pada isim 
manshub. 
Status syair diatas ada yang mengatakan mashnu’ (bukan dari bangsa arab), 
tidaklah 100% bisa dijadikan sebagai syahid syair. diceritakan oleh Ibnu 
Hisyam bahwa kesubhatan status Syair diatas, yaitu terkumpulnya dua logat 
dalam satu bait, menetapkan Alif lafazh tatsniyah ketika nashab (رَِنرَيْننانن ) dan 
lafadz lain menggunakan Ya’ pada (َ نِيرخينْرخِ ). sedangkan imam Sibawaihi dalam 
kitabnya mengatakan bahwa periwayatan syair diatas adalah Tsiqah dapat 
dipercaya.
اَ 
Rofa’-kanlah! dengan tanda Alif terhadap Isim Mutsanna, juga lafadz Kilaa 
apabila tersambung langsung dengan Dhamir, dengan menjadi Mudhaf. 
كِلتْاَ كَذاَكَ اثنْاَنِ وَاثنْتَاَنِ ¤ كَابنَْــينِْ وَابنْتَيَْــنِ يَجْــرِياَنِ 
Juga (Rofa’ dg tanda Alif) lafadz Kiltaa, begitupun juga lafadz Itsnaani dan 
Itsnataani sama (I’rob-nya) dengan lafadz Ibnaini dan Ibnataini keduanya 
contoh yang di jar-kan. 
وَتَخْلفُُ اليْاَ فِي جَمِيْعِهَا الألَِفْ ¤ جَــــ ر ا وَنَصْـــباَ بَعْدَ فتَْـــحٍ قَدْ ألُِفْ 
Ya’ menggantikan Alif (tanda Rofa’) pada semua lafadz tsb (Mutsanna dan 
Mulhaq-mulhaqnya) ketika Jar dan Nashab-nya, terletak setelah harakah 
Fathah yang tetap dipertahankan. 
Kitab Hasyiyah Al-Khudhari penjelasan Syarah Ibnu 'Aqil 
Telah disebutkan sebelumnya tanda I’rab dengan huruf sebagai pengganti dari 
I’rab Harakah yaitu pada Asmaus-Sittah. Selanjutnya pada Bait ini, Kiyai 
Mushannif Ibnu Malik menerangkan tentang I’rab pengganti asal bagian kedua, 
yaitu untuk tanda I’rob Isim Mutsanna (Kata benda dual) dan Muhaqnya (Is im 
yang diserupakan Isim Tatsniyah/Mutsanna). 
Definisi Isim Tatsniyah/Mutsanna dalam ilmu nahwu dan Sharaf adalah: Satu 
lafazh kalimah yg menunjukkan dua buah objek, dikarenakan ada penambahan 
huruf zaidah di akhirnya, dapat dibentuk mufrad/tunggal beserta dapat dipisah 
dan diathafkan terdiri dari dua lafazh yang sama. Contoh Isim Tatsniyah: 
زَيْداَنِ, ضَرْباَنِ, مُسْلِمَانِ 
Dua Zaid, dua pukulan, dua orang Muslim. 
4 macam kategori lafazh kalimah tidak bisa dikatakan Isim 
Tatsniyah/Mutsanna: 
1. Lafazh menunjukkan dua objek, tapi bukan sebab huruf tambahan. Contoh: 
شَفْ ع
Sepasang 
2. Lafazh ada tambahan huruf zaidah semisal Isim Tatsniyah, tapi tidak 
menunjukkan dua objek. Contoh: 
 Menunjukkan Mufrad/tunggal dari isim sifat: 
رَجْلانَُ، رَحْمَانُ، شَبْعاَنُ، جَوْعَانُ، سَكْرانُ، نَدْمَانُ 
Pejalan kaki, pengasih, yang kenyang, yang lapar, yang mabuk, tukang minum. 
 Menunjukkan Mufrad/tunggal dari isim alam / nama: 
عثُْمَانُ، عَفاَّنُ، حَسَانُ 
Utsman, ‘Affan, Hasan 
 Menunjukkan Jamak dari jama’ taksir: 
صِنْوَا ن, غِلْمَا ن, صِرْداَ ن, رُغْفاَ ن, جُرْذاَ ن 
Saudara-saudara sekandung, anak-anak muda, kumpulan burung-burung 
sejenis, adonan-adonan roti/keju, kumpulan tikus-tikus. 
Masing-masing ketiga jenis contoh-contoh kalimah diatas di-I’rab dengan 
Harkah Zhahir pada Nun shighah bukan Nun maqom tanwin, sedangkan 
Alifnya adalah Lazim pada semua I’rabnya. 
3. Lafazh menunjukkan dua buah tapi tidak dapat dimufrodkan/tunggal. Contoh: 
اثنْاَنِ 
Dua 
Tidak bisa dimufrodkan atau tidak bisa membuang huruf zaidah atau tidak bisa 
dilafalkanَ . رث 
4. Lafazh menunjukkan dua buah objek, ada tambahan huruf zaidah, bisa 
dimufrodkan/tunggal, bisa dipisah berikut diathafkan tapi bukan terdiri dari dua 
lafazh yang sama. Contoh sebagaimana orang arab mengatakan: 
القَمَرَينِْ 
Dua planet yg menyinari bumi 
Karena setelah dipisah dan di-athafkan menjadi رََِرملق نارَِسننمل 
ابََوَينِْ 
Dua orang tua.
Karena setelah dipisah dan di-athafkan menjadi نل ا للأ 
Tanda I’rob Isim Mutsanna/Tatsniyah 
Tanda I’rob untuk Isim Mutsanna adalah Rofa’ dengan huruf Alif sebagai ganti 
dari I’rob asal harakah Dhammah, Nashab dengan Huruf Ya’ sebagai ganti dari 
Fathah juga Jar dengan huruf Ya’ sebagai ganti dari Kasroh. Contoh: 
قاَلَ رَجُلانَِ مِنَ الَّذِينَ يَخَافوُنَ أنَْعَمَ اللََُّّ عَليَْهِمَا 
Berkatalah dua orang diantara orang-orang yang takut (kepada Allah) yang 
Allah telah memberi nikmat atas keduanya. 
فَوَجَد فيِهَا رَجُليَنِْ يقَتْتَلِانَِ هَذاَ مِنْ شِيعتَِهِ وَهَذاَ مِنْ عَدوُِِّهِ 
didapatinya di dalam kota itu dua orang laki-laki yang berkelahi; yang seorang 
dari golongannya (Bani Israil) dan seorang (lagi) dari musuhnya (kaum 
Fir’aun). 
قَد كَانَ لَكُمْ آيَة فِي فئِتَيَنِْ التْقَتَاَ 
Sesungguhnya telah ada tanda bagi kamu pada dua golongan yang telah 
bertemu (bertempur). 
Demikianlah I’rob Isim Tatsniyah menurut sebagian besar logat orang Arab. 
Dan sebagian lain (logat bani Kinanah, Bani Harits bin Ka’ab, bani ‘Ambar, 
bani Bakar bin Wa’il, bani Zubaid, bani Kats’am, bani Hamdan, bani ‘Udzrah) 
mengamalkan Isim Mutsanna dan Mulhaqnya dengan tanda Alif secara 
muthlaq; baik rofa’, nashab dan jarnya. contoh: 
جَاءَ الزَّيْداَنِ كِلاَهُمَا- رَأيَتُْ الزَّيْداَنِ كِلاَهُمَا- مَرَرْتُ باِلزَّيْداَنِ كِلاَهُمَا 
Dua Zaid telah datang kedua-duanya – Aku melihat dua Zaid kedua-duanya – 
Aku bertemu dengan dua Zaid kedua-duanya. 
Demikian juga sebagian Qiraah membaca Inna ditasydid pada Ayat: 
قاَلوُا إنِْ هَذاَنِ لَسَاحِرَانِ 
Mereka berkata: “Sesungguhnya dua orang ini adalah benar-benar ahli 
sihir…”
BAB III 
KESIMPULAN 
Isim Mutsanna/Tatsniyah di rofa’-kan dengan Alif, demikian juga Kilaa dan 
Kiltaa dengan syarat mudhaf dan mudhaf ilaih-nya harus isim dhamir. 
Sedangkan itsnaani dan itsnataani diberlakukan seperi Isim Mutsanna 
sebagaimana Ibnaani dan ibnataani. Adapun ketika dalam keadaan Nashab atau 
Jar, maka tanda irob-nya adalah Ya’ menempati tempatnya Alif ketika Rofa’. 
Semua tanda irab Isim Mutsanna dan mulhaq-nya jatuh sesudah harakah Fathah, 
karena fathah ini biasa berlaku untuk alif Tatsniyah. Maka tetap dipertahankan 
ketika bersama dengan Ya’.
DAFTAR PUSTAKA 
 Http://ajaranislamyanghaq.wordpress.com/penghuni-ketujuh-bumi/ 
 http://nahwusharaf.wordpress.com/2010/11/02/syawahid-syair-harakat-nun- 
jamak-mudzakkar-salim-dan-mutsanna-%c2%bb-penjelasan-alfiyah-bait- 
39-40/ 
 http://nahwusharaf.wordpress.com/2010/10/13/pengertian-tanda-i% 
e2%80%99rob-isim-mutsannatatsniyah-dan-mulhaq-nya-%c2%bb-alfiyah- 
bait-32-33-34/
TUGAS MAKALAH INDIVIDU 
BAHASA ARAB 
( MUNTSANA BI’ILLAH) 
DISUSUN OLEH : 
HANAPIA 
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
SYARIF MUHAMMAD RAHA 
2013 / 2014 
DAFTAR ISI 
KATA PENGANTAR..............................................................................................i 
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii 
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1 
1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................1 
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................2 
BAB III PENUTUP................................................................................................7 
2.1 Kesimpulan..................................................................................................7 
2.2 Saran...........................................................................................................7 
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................8
KATA PENGANTAR 
Segala Puji dan Syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat 
dan limpahan rahmatnyalah maka saya boleh menyelesaikan sebuah karya tulis dengan 
tepat waktu. 
Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul “M UNTSANA BI’ILLAH” 
Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman 
bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat kurang tepat atau 
menyinggu perasaan pembaca. 
Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan 
semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat. 
Raha, November 2013 
"Penulis"
UNTUK BAB I

More Related Content

What's hot

MAKALAH TENTANG KITAB AL- SAMARQANDI ( BAHRUL ULUM).pptx
MAKALAH TENTANG KITAB AL- SAMARQANDI ( BAHRUL ULUM).pptxMAKALAH TENTANG KITAB AL- SAMARQANDI ( BAHRUL ULUM).pptx
MAKALAH TENTANG KITAB AL- SAMARQANDI ( BAHRUL ULUM).pptxArfiGraphy
 
Tasawuf amali dan falsafi
Tasawuf amali dan falsafiTasawuf amali dan falsafi
Tasawuf amali dan falsafiAbdul Fauzan
 
Al-aam dan Khos Fiqh Muamalah
Al-aam dan Khos Fiqh MuamalahAl-aam dan Khos Fiqh Muamalah
Al-aam dan Khos Fiqh MuamalahYusuf Darismah
 
ikhtilaf, Sebab Ikhtilaf ahlu ra’yi & ahlu hadis
ikhtilaf, Sebab Ikhtilaf ahlu ra’yi & ahlu hadisikhtilaf, Sebab Ikhtilaf ahlu ra’yi & ahlu hadis
ikhtilaf, Sebab Ikhtilaf ahlu ra’yi & ahlu hadisMarhamah Saleh
 
Makalah tentang sejarah dan perkembangan aliran wahabi
Makalah tentang sejarah dan perkembangan aliran wahabiMakalah tentang sejarah dan perkembangan aliran wahabi
Makalah tentang sejarah dan perkembangan aliran wahabiRinoputra Stain
 
Istihsan (استحسان)
Istihsan (استحسان)Istihsan (استحسان)
Istihsan (استحسان)Nana Cahmaxcy
 
Kaidah kaidah yang dibutuhkan oleh mufassir
Kaidah kaidah yang dibutuhkan oleh mufassirKaidah kaidah yang dibutuhkan oleh mufassir
Kaidah kaidah yang dibutuhkan oleh mufassirDarmansyaD
 
Mutlaq dan muqoyyad sangat benar
Mutlaq dan muqoyyad sangat benarMutlaq dan muqoyyad sangat benar
Mutlaq dan muqoyyad sangat benarHanifah Habibah
 
PPT 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)
PPT 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)PPT 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)
PPT 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)Khusnul Kotimah
 
Makalah muhkam & mutasyabi
Makalah muhkam & mutasyabiMakalah muhkam & mutasyabi
Makalah muhkam & mutasyabiilmanafia13
 
Sumber sumber kaidah fiqh
Sumber sumber kaidah fiqhSumber sumber kaidah fiqh
Sumber sumber kaidah fiqhElla Aisah
 
Bahasa Arab Materi Fi'il Amr
Bahasa Arab Materi Fi'il Amr Bahasa Arab Materi Fi'il Amr
Bahasa Arab Materi Fi'il Amr afida syakiriyah
 
PPT Pembaharuan Islam
PPT Pembaharuan IslamPPT Pembaharuan Islam
PPT Pembaharuan Islamnur azizah
 
Makalah puasa menurut pandangan hadits
Makalah puasa menurut pandangan haditsMakalah puasa menurut pandangan hadits
Makalah puasa menurut pandangan haditsSeptian Muna Barakati
 

What's hot (20)

MAKALAH TENTANG KITAB AL- SAMARQANDI ( BAHRUL ULUM).pptx
MAKALAH TENTANG KITAB AL- SAMARQANDI ( BAHRUL ULUM).pptxMAKALAH TENTANG KITAB AL- SAMARQANDI ( BAHRUL ULUM).pptx
MAKALAH TENTANG KITAB AL- SAMARQANDI ( BAHRUL ULUM).pptx
 
Tasawuf amali dan falsafi
Tasawuf amali dan falsafiTasawuf amali dan falsafi
Tasawuf amali dan falsafi
 
Al-aam dan Khos Fiqh Muamalah
Al-aam dan Khos Fiqh MuamalahAl-aam dan Khos Fiqh Muamalah
Al-aam dan Khos Fiqh Muamalah
 
Studi Hukum Islam
Studi Hukum IslamStudi Hukum Islam
Studi Hukum Islam
 
Ilmu badi'
Ilmu badi'Ilmu badi'
Ilmu badi'
 
ikhtilaf, Sebab Ikhtilaf ahlu ra’yi & ahlu hadis
ikhtilaf, Sebab Ikhtilaf ahlu ra’yi & ahlu hadisikhtilaf, Sebab Ikhtilaf ahlu ra’yi & ahlu hadis
ikhtilaf, Sebab Ikhtilaf ahlu ra’yi & ahlu hadis
 
Makalah tentang sejarah dan perkembangan aliran wahabi
Makalah tentang sejarah dan perkembangan aliran wahabiMakalah tentang sejarah dan perkembangan aliran wahabi
Makalah tentang sejarah dan perkembangan aliran wahabi
 
Istihsan (استحسان)
Istihsan (استحسان)Istihsan (استحسان)
Istihsan (استحسان)
 
Kaidah kaidah yang dibutuhkan oleh mufassir
Kaidah kaidah yang dibutuhkan oleh mufassirKaidah kaidah yang dibutuhkan oleh mufassir
Kaidah kaidah yang dibutuhkan oleh mufassir
 
Mutlaq dan muqoyyad sangat benar
Mutlaq dan muqoyyad sangat benarMutlaq dan muqoyyad sangat benar
Mutlaq dan muqoyyad sangat benar
 
Unsur – unsur hadits
Unsur – unsur hadits Unsur – unsur hadits
Unsur – unsur hadits
 
Makalah al yakin la yuzalu bi syak
Makalah al yakin la yuzalu bi syakMakalah al yakin la yuzalu bi syak
Makalah al yakin la yuzalu bi syak
 
PPT 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)
PPT 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)PPT 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)
PPT 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)
 
IJTIHAD
IJTIHADIJTIHAD
IJTIHAD
 
Makalah muhkam & mutasyabi
Makalah muhkam & mutasyabiMakalah muhkam & mutasyabi
Makalah muhkam & mutasyabi
 
Sumber sumber kaidah fiqh
Sumber sumber kaidah fiqhSumber sumber kaidah fiqh
Sumber sumber kaidah fiqh
 
FIIL MUDHORI.pptx
FIIL MUDHORI.pptxFIIL MUDHORI.pptx
FIIL MUDHORI.pptx
 
Bahasa Arab Materi Fi'il Amr
Bahasa Arab Materi Fi'il Amr Bahasa Arab Materi Fi'il Amr
Bahasa Arab Materi Fi'il Amr
 
PPT Pembaharuan Islam
PPT Pembaharuan IslamPPT Pembaharuan Islam
PPT Pembaharuan Islam
 
Makalah puasa menurut pandangan hadits
Makalah puasa menurut pandangan haditsMakalah puasa menurut pandangan hadits
Makalah puasa menurut pandangan hadits
 

Similar to UNTUK BAB I (20)

Makalah muntsana
Makalah muntsanaMakalah muntsana
Makalah muntsana
 
Terjemah alfiyah ibnu malik
Terjemah alfiyah ibnu malikTerjemah alfiyah ibnu malik
Terjemah alfiyah ibnu malik
 
Terjemah jurumiyah 1
Terjemah jurumiyah 1Terjemah jurumiyah 1
Terjemah jurumiyah 1
 
Dasar dasar ilmu nahwu
Dasar dasar ilmu nahwuDasar dasar ilmu nahwu
Dasar dasar ilmu nahwu
 
Bahan kuliah ulumul qur'an
Bahan kuliah ulumul qur'anBahan kuliah ulumul qur'an
Bahan kuliah ulumul qur'an
 
sifat-sifat huruf arab yang mempunyai lawan dantidak.pptx
sifat-sifat huruf arab yang mempunyai lawan dantidak.pptxsifat-sifat huruf arab yang mempunyai lawan dantidak.pptx
sifat-sifat huruf arab yang mempunyai lawan dantidak.pptx
 
10 khabar kana
10 khabar kana10 khabar kana
10 khabar kana
 
Bahasa Arab
Bahasa ArabBahasa Arab
Bahasa Arab
 
Perbedaan alif dan hamzah
Perbedaan alif dan hamzahPerbedaan alif dan hamzah
Perbedaan alif dan hamzah
 
Kitab terjemah matan ajrumiyyah متن الأجرومية
Kitab terjemah matan ajrumiyyah متن الأجروميةKitab terjemah matan ajrumiyyah متن الأجرومية
Kitab terjemah matan ajrumiyyah متن الأجرومية
 
البقرة 20-30.pptx
البقرة 20-30.pptxالبقرة 20-30.pptx
البقرة 20-30.pptx
 
Modul 6 kb 4
Modul 6 kb 4Modul 6 kb 4
Modul 6 kb 4
 
Ahli lajnah
Ahli lajnahAhli lajnah
Ahli lajnah
 
Definisi tasrif
Definisi tasrifDefinisi tasrif
Definisi tasrif
 
Terjemah qawa
Terjemah qawaTerjemah qawa
Terjemah qawa
 
Kitab terjemah matan ajrumiyyah متن الأجرومية
Kitab terjemah matan ajrumiyyah متن الأجروميةKitab terjemah matan ajrumiyyah متن الأجرومية
Kitab terjemah matan ajrumiyyah متن الأجرومية
 
PEJAJARAN NAHU I.DOC
PEJAJARAN NAHU I.DOCPEJAJARAN NAHU I.DOC
PEJAJARAN NAHU I.DOC
 
-al-quran turun 7 huruf
-al-quran turun 7 huruf-al-quran turun 7 huruf
-al-quran turun 7 huruf
 
Ppt ulumul qur’an ii
Ppt ulumul qur’an iiPpt ulumul qur’an ii
Ppt ulumul qur’an ii
 
Ppt ulumul qur’an 2
Ppt ulumul qur’an 2Ppt ulumul qur’an 2
Ppt ulumul qur’an 2
 

More from Septian Muna Barakati (20)

Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
 
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
 
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
 
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA
 
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
 
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
 
Dokomen polisi
Dokomen polisiDokomen polisi
Dokomen polisi
 
Dokumen perusahaan
Dokumen perusahaanDokumen perusahaan
Dokumen perusahaan
 
Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3
 
Dosa besar
Dosa besarDosa besar
Dosa besar
 
Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamunEkosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun
 
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi pendudukFaktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
 
E
EE
E
 
Faktor
FaktorFaktor
Faktor
 
Fho...................
Fho...................Fho...................
Fho...................
 
555555555555555 (2)
555555555555555 (2)555555555555555 (2)
555555555555555 (2)
 
99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya
 
10 impact of global warming
10 impact of global warming10 impact of global warming
10 impact of global warming
 
10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global
 
5 w 1h penyakit hiv
5 w 1h  penyakit hiv5 w 1h  penyakit hiv
5 w 1h penyakit hiv
 

UNTUK BAB I

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG وَنوُْنَ مَجْمُوْع وَمَا بِهِ التَْحَقْ ¤ فاَفْــتَحْ وَقَــلَّ مَنْ بِكَــسْرِهِ نَطَــقْ Fathah-kanlah…! terhadap Nun-nya Jamak Mudzakkar Salim berikut Isim yang mulhaq kepadanya. Ada sedikit orang Arab yang berucap dengan meng-kasrahkannya. وَنوُْنُ مَا ثنُِِّيَ وَالْمُلْحَقِ بِه ¤ بِعَـــكْسِ ذاَكَ اسْتَعْمَلوُْه فاَنتْبَِه Adapun Nun-nya Isim yang di-tatsniyah-kan berikut mulhaqnya, mereka (orang Arab) mengamalakannya dengan kebalikan Jamak mudzakkar salim (yakni, Nun Tatsniyah lebih banyak diamalkan dengan harakat kasrah) maka perhatikanlah…! Huruf Nun ( ن) yang ada pada akhir kalimah isim Jama’ Mudzakkar Salim, yang masyhur diucapkan dengan harakat Fathah untuk semua keadaan i’rabnya. Demikian juga di-harakat fathah, untuk Nun yang ada pada isim mulhaq jamak mudzakkar salim. Tidaklah maksud pengharkatan huruf Nun ini sebagai tanda i’rab, melainkan ia di-i’rab dengan huruf. Ditemukan juga pada sebagian orang Arab (secara Syadz) meng-kasrahkan Huruf Nun setelah Ya’ (yakni, ketika keadaan Nashab dan Jar) pada Jama’ Mudzakkar salim dan Mulhaq-nya. Sebagaimana termaktub dalam Syawahid Syair : Syair Bahar Wafir o leh Jarir Bin ‘Athiyyah seorang penyair dari Bani Tamim (28 – 110 H. / 648 – 827 M.) : عَرَف ناَ جَعفْرَاً وَبنَي أبيِهِ ¤ وَأنَْكَرْناَ زَعَانفَِ آخَرِينِ Kami kenal baik dengan Ja’far dan putra-putra dari ayahnya (Bani Abi Ja’far) …
  • 2. dan kami mengingkari terhadap Zi’nifah-zi’nifah (bagian kolompok pengikut) yang lain. * Lafadz نِ خْرخِ huruf Nun dikasrahkan bersamaan ia adalah Jamak Mudzakkar Salim. Nashab menjadi sifat bagi isim maf’ul .نَنفناخنع Juga Syair bahar Wafir oleh Penyair Suhaim bin Wusail Ar-Riyyahi (40 SH. – 60 H. / 583 – 680 M.) أَكُلَّ الدَّهْرِ حِلٌّ وارْتِحَال ¤ أَمَا يبُقِْيْ عَلَيَّ وَلا يقَِينِْي apakah tetap berlangsung pada setiap masa … berdiam dan pergi …. tidakkah masa membiarkanku menetap… dan memastikanku…. ??? وَمَاذاَ تبَتَْغِي الشُّعرََاءُ مِنِِّي ¤ وَقَد جَاوَزْتُ حَدَّ الأرَْبَعِينِْ ooo…gerangan apa… mereka para penyair akan memperdayaiku sungguh masa ini telah aku lewati selama kurun masa empat puluh tahun * Lafadz نرْنخَِرخْ huruf Nun dikasrahkan bersamaan ia adalah Isim Mulhaq Jamak Mudzakkar Salim majrur menjadi mudhaf ilaih. Tidaklah kasrah pada Nun jamak salim dan mulhaqnya tersebut merupakan logat arab, ikhtilaf bagi mereka yang berdalih sepert itu. Adapun Huruf Nun pada Isim Mutsanna dan Mulhaq-mulhaqnya, yang masyhur di-harkati kasrah, sedangkan diharkati Fathah adalah merupakan logat bagi sebagian orang arab. sebagaimana contoh syawahid syair : Syair dalam Bahar Thawil oleh Shahabah Nabi Humaid bin Tsaur Al-Hilaliy ra. (? – 30 H. / ? – 650 M.) عَلَى أَحْوَذِييَّنَْ اسْتقَلَتَّْ عَشِيَّةً ¤ فَمَا هِيَ إلِاَّ لَمْحَة وَ تَغِيبُْ dengan kelincahan kedua sayapnya (si burung Qutthah) terbang melesat pada senja hari… tidaklah penglihatan ini melainkan hanya sekilas kemudian ia menghilang…
  • 3. BAB II PEMBAHASAN * Lafadz نَرننيخيرَِنْ huruf Nun difathahkan bersamaan dengan Ya’ tanda jar dari Isim Mutsanna yang di-jarkan oleh huruf jar. Bait Alfiyah di atas bukanlah maksud menghukumi jarang penggunaan harkah Kasrah untuk Nun Jamak Mudzakkar Salim dan Harakat Fathah untuk Nun Isim Mutsanna. Tetapi maksudnya (sebagaimana dalam kitab syarah kafiyah as-syafiyah oleh beliau) Harakat Kasrah nun Jama’ Mudzakkar adalah Syadz, sedangkan Harakat Fathah Isim Mutsanna adalah sebagaian Logat. Dalam hal ini terdapat dua Qaul: 1. Fathah untuk Nun Mutsanna ketika bersama dengan Ya’, atau 2. Fathah untuk Nun Mutsanna yang bersama Alif. Dzahirnya perkataan Mushannif adalah untuk Qaul yang kedua, yakni Fathah Nun Mutsanna ketika bersama dengan Alif. Contoh penggunaan Nun yang difathahkan dalam Syawahid Syair dari seseorang: أعَْرِفُ مِنْهَا الْجِيْدَ وَالْعيَنْاَناَ … وَمَنْخِرَينِْ أَشْبَهَا ظَبيْاَناَ Aku mengenalinya…. lehernya….. kedua matanya….. dan kedua lubang hidung tempat ingusnya… menyerupai hidung si Dzabyan…. * Lafadz رَِنرَيْننانن huruf Nun difathahkan bersamaan dengan tetapnya Alif bagi sebagian logat Arab pada Isim Mutsanna yg dinashabkan karena athaf pada isim manshub. Status syair diatas ada yang mengatakan mashnu’ (bukan dari bangsa arab), tidaklah 100% bisa dijadikan sebagai syahid syair. diceritakan oleh Ibnu Hisyam bahwa kesubhatan status Syair diatas, yaitu terkumpulnya dua logat dalam satu bait, menetapkan Alif lafazh tatsniyah ketika nashab (رَِنرَيْننانن ) dan lafadz lain menggunakan Ya’ pada (َ نِيرخينْرخِ ). sedangkan imam Sibawaihi dalam kitabnya mengatakan bahwa periwayatan syair diatas adalah Tsiqah dapat dipercaya.
  • 4. اَ Rofa’-kanlah! dengan tanda Alif terhadap Isim Mutsanna, juga lafadz Kilaa apabila tersambung langsung dengan Dhamir, dengan menjadi Mudhaf. كِلتْاَ كَذاَكَ اثنْاَنِ وَاثنْتَاَنِ ¤ كَابنَْــينِْ وَابنْتَيَْــنِ يَجْــرِياَنِ Juga (Rofa’ dg tanda Alif) lafadz Kiltaa, begitupun juga lafadz Itsnaani dan Itsnataani sama (I’rob-nya) dengan lafadz Ibnaini dan Ibnataini keduanya contoh yang di jar-kan. وَتَخْلفُُ اليْاَ فِي جَمِيْعِهَا الألَِفْ ¤ جَــــ ر ا وَنَصْـــباَ بَعْدَ فتَْـــحٍ قَدْ ألُِفْ Ya’ menggantikan Alif (tanda Rofa’) pada semua lafadz tsb (Mutsanna dan Mulhaq-mulhaqnya) ketika Jar dan Nashab-nya, terletak setelah harakah Fathah yang tetap dipertahankan. Kitab Hasyiyah Al-Khudhari penjelasan Syarah Ibnu 'Aqil Telah disebutkan sebelumnya tanda I’rab dengan huruf sebagai pengganti dari I’rab Harakah yaitu pada Asmaus-Sittah. Selanjutnya pada Bait ini, Kiyai Mushannif Ibnu Malik menerangkan tentang I’rab pengganti asal bagian kedua, yaitu untuk tanda I’rob Isim Mutsanna (Kata benda dual) dan Muhaqnya (Is im yang diserupakan Isim Tatsniyah/Mutsanna). Definisi Isim Tatsniyah/Mutsanna dalam ilmu nahwu dan Sharaf adalah: Satu lafazh kalimah yg menunjukkan dua buah objek, dikarenakan ada penambahan huruf zaidah di akhirnya, dapat dibentuk mufrad/tunggal beserta dapat dipisah dan diathafkan terdiri dari dua lafazh yang sama. Contoh Isim Tatsniyah: زَيْداَنِ, ضَرْباَنِ, مُسْلِمَانِ Dua Zaid, dua pukulan, dua orang Muslim. 4 macam kategori lafazh kalimah tidak bisa dikatakan Isim Tatsniyah/Mutsanna: 1. Lafazh menunjukkan dua objek, tapi bukan sebab huruf tambahan. Contoh: شَفْ ع
  • 5. Sepasang 2. Lafazh ada tambahan huruf zaidah semisal Isim Tatsniyah, tapi tidak menunjukkan dua objek. Contoh:  Menunjukkan Mufrad/tunggal dari isim sifat: رَجْلانَُ، رَحْمَانُ، شَبْعاَنُ، جَوْعَانُ، سَكْرانُ، نَدْمَانُ Pejalan kaki, pengasih, yang kenyang, yang lapar, yang mabuk, tukang minum.  Menunjukkan Mufrad/tunggal dari isim alam / nama: عثُْمَانُ، عَفاَّنُ، حَسَانُ Utsman, ‘Affan, Hasan  Menunjukkan Jamak dari jama’ taksir: صِنْوَا ن, غِلْمَا ن, صِرْداَ ن, رُغْفاَ ن, جُرْذاَ ن Saudara-saudara sekandung, anak-anak muda, kumpulan burung-burung sejenis, adonan-adonan roti/keju, kumpulan tikus-tikus. Masing-masing ketiga jenis contoh-contoh kalimah diatas di-I’rab dengan Harkah Zhahir pada Nun shighah bukan Nun maqom tanwin, sedangkan Alifnya adalah Lazim pada semua I’rabnya. 3. Lafazh menunjukkan dua buah tapi tidak dapat dimufrodkan/tunggal. Contoh: اثنْاَنِ Dua Tidak bisa dimufrodkan atau tidak bisa membuang huruf zaidah atau tidak bisa dilafalkanَ . رث 4. Lafazh menunjukkan dua buah objek, ada tambahan huruf zaidah, bisa dimufrodkan/tunggal, bisa dipisah berikut diathafkan tapi bukan terdiri dari dua lafazh yang sama. Contoh sebagaimana orang arab mengatakan: القَمَرَينِْ Dua planet yg menyinari bumi Karena setelah dipisah dan di-athafkan menjadi رََِرملق نارَِسننمل ابََوَينِْ Dua orang tua.
  • 6. Karena setelah dipisah dan di-athafkan menjadi نل ا للأ Tanda I’rob Isim Mutsanna/Tatsniyah Tanda I’rob untuk Isim Mutsanna adalah Rofa’ dengan huruf Alif sebagai ganti dari I’rob asal harakah Dhammah, Nashab dengan Huruf Ya’ sebagai ganti dari Fathah juga Jar dengan huruf Ya’ sebagai ganti dari Kasroh. Contoh: قاَلَ رَجُلانَِ مِنَ الَّذِينَ يَخَافوُنَ أنَْعَمَ اللََُّّ عَليَْهِمَا Berkatalah dua orang diantara orang-orang yang takut (kepada Allah) yang Allah telah memberi nikmat atas keduanya. فَوَجَد فيِهَا رَجُليَنِْ يقَتْتَلِانَِ هَذاَ مِنْ شِيعتَِهِ وَهَذاَ مِنْ عَدوُِِّهِ didapatinya di dalam kota itu dua orang laki-laki yang berkelahi; yang seorang dari golongannya (Bani Israil) dan seorang (lagi) dari musuhnya (kaum Fir’aun). قَد كَانَ لَكُمْ آيَة فِي فئِتَيَنِْ التْقَتَاَ Sesungguhnya telah ada tanda bagi kamu pada dua golongan yang telah bertemu (bertempur). Demikianlah I’rob Isim Tatsniyah menurut sebagian besar logat orang Arab. Dan sebagian lain (logat bani Kinanah, Bani Harits bin Ka’ab, bani ‘Ambar, bani Bakar bin Wa’il, bani Zubaid, bani Kats’am, bani Hamdan, bani ‘Udzrah) mengamalkan Isim Mutsanna dan Mulhaqnya dengan tanda Alif secara muthlaq; baik rofa’, nashab dan jarnya. contoh: جَاءَ الزَّيْداَنِ كِلاَهُمَا- رَأيَتُْ الزَّيْداَنِ كِلاَهُمَا- مَرَرْتُ باِلزَّيْداَنِ كِلاَهُمَا Dua Zaid telah datang kedua-duanya – Aku melihat dua Zaid kedua-duanya – Aku bertemu dengan dua Zaid kedua-duanya. Demikian juga sebagian Qiraah membaca Inna ditasydid pada Ayat: قاَلوُا إنِْ هَذاَنِ لَسَاحِرَانِ Mereka berkata: “Sesungguhnya dua orang ini adalah benar-benar ahli sihir…”
  • 7. BAB III KESIMPULAN Isim Mutsanna/Tatsniyah di rofa’-kan dengan Alif, demikian juga Kilaa dan Kiltaa dengan syarat mudhaf dan mudhaf ilaih-nya harus isim dhamir. Sedangkan itsnaani dan itsnataani diberlakukan seperi Isim Mutsanna sebagaimana Ibnaani dan ibnataani. Adapun ketika dalam keadaan Nashab atau Jar, maka tanda irob-nya adalah Ya’ menempati tempatnya Alif ketika Rofa’. Semua tanda irab Isim Mutsanna dan mulhaq-nya jatuh sesudah harakah Fathah, karena fathah ini biasa berlaku untuk alif Tatsniyah. Maka tetap dipertahankan ketika bersama dengan Ya’.
  • 8. DAFTAR PUSTAKA  Http://ajaranislamyanghaq.wordpress.com/penghuni-ketujuh-bumi/  http://nahwusharaf.wordpress.com/2010/11/02/syawahid-syair-harakat-nun- jamak-mudzakkar-salim-dan-mutsanna-%c2%bb-penjelasan-alfiyah-bait- 39-40/  http://nahwusharaf.wordpress.com/2010/10/13/pengertian-tanda-i% e2%80%99rob-isim-mutsannatatsniyah-dan-mulhaq-nya-%c2%bb-alfiyah- bait-32-33-34/
  • 9. TUGAS MAKALAH INDIVIDU BAHASA ARAB ( MUNTSANA BI’ILLAH) DISUSUN OLEH : HANAPIA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
  • 10. SYARIF MUHAMMAD RAHA 2013 / 2014 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR..............................................................................................i DAFTAR ISI...........................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1 1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................1 BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................2 BAB III PENUTUP................................................................................................7 2.1 Kesimpulan..................................................................................................7 2.2 Saran...........................................................................................................7 DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................8
  • 11. KATA PENGANTAR Segala Puji dan Syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat dan limpahan rahmatnyalah maka saya boleh menyelesaikan sebuah karya tulis dengan tepat waktu. Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul “M UNTSANA BI’ILLAH” Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat kurang tepat atau menyinggu perasaan pembaca. Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat. Raha, November 2013 "Penulis"