Lokakarya ini membahas sistem pelayanan kesehatan hewan berbasis masyarakat, termasuk konsep, tujuan, dan praktiknya di berbagai negara. Dokumen ini juga menjelaskan kegiatan yang direncanakan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, dukungan vaksinasi, surveilans penyakit, dan kesiapan darurat di tingkat kabupaten guna mencegah penyakit Avian Influenza.
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Sistim Pelayanan Kesehatan Hewan Berbasis Masyarakat - CIVAS, Bogor, 9 Desember 2005
1. Drh Tri Satya Putri Naipospos MPhil PhD
Lokakarya Pengendalian Penyakit Avian
Influenza Melalui Partisipasi Masyarakat
PPSDMP Ciawi, 9 Desember 2005
Sistem pelayanan
kesehatan hewan
berbasis masyarakat
2. ◼ Konsep pelayanan kesehatan hewan berbasis
masyarakat mungkin timbul dari pengalaman
yang diperoleh dari pelayanan kesehatan
manusia
◼ Prakarsa konsep tersebut telah dilaksanakan
di 46 negara terutama di negara-negara Afrika
Sejarah sistem pelayanan kesehatan
hewan berbasis masyarakat
3. Apa tujuan sistim pelayanan?
“Memberikan pelayanan dasar kesehatan
hewan secara masal”
“Meningkatkan pelayanan dasar kesehatan
hewan di masyarakat pedesaan”
4. Prakarsa konsep
◼ Ditempuh dengan cara membentuk tenaga
kesehatan hewan berbasis masyarakat (TKHBM)
◼ Sejak tahun 1970-an, berbagai pihak telah
mengembangkan dan memperbaiki terus konsep
sistim tenaga keswan berbasis masyarakat
◼ Di Afrika Timur dilakukan oleh LSM dan badan
bilateral, sedangkan di Asia Tenggara dilakukan
oleh pemerintah
5. Pengalaman Indonesia
◼ Keberadaan tenaga keswan berbasis
masyarakat (TKBM) disebut : JURU KESWAN
mengubah persepsi semua pihak tentang
pengadaan pelayanan di pedesaan
◼ Total 161 orang TKBM telah dilatih di 6 lokasi di
Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan di bawah
proyek DELIVERY (proyek berbantuan dari
Inggris)
6. Dampak sistem pelayanan kesehatan
hewan berbasis masyarakat
◼ Dampak terhadap kesejahteraan masyarakat
◼ Dampak terhadap pengendalian wabah
penyakit
◼ Dampak terhadap pelaporan penyakit dan
surveilans
Tim Leyland and Andy Catley – OIE Seminar – World Veterinary Congress (2002)
7.
8. Kegiatan di tingkat kabupaten
1. Meningkatkan kesadaran peternak dan
peringatan dini di akar rumput
2. Meningkatkan dukungan veteriner untuk
operasi vaksinasi masal
3. Membangun surveilans lapangan berbasis
pedesaan
4. Membangun kesiagaan darurat
9. Persiapan kegiatan lapangan
◼ Persiapkan kuesioner untuk petugas Dinas yang
menangani fungsi Kesehatan hewan
◼ Persiapkan kuesioner untuk peternak ayam yang
mewakili sektor 1, 2, 3 dan 4
◼ Inventarisasi dan identifikasi semua peternak
sektor 1, 2, 3, dan 4 yang akan ikut terlibat dalam
kegiatan
◼ Persiapkan materi penyuluhan untuk peternak
dan tenaga keswan berbasis masyarakat
(TKHBM)
10. Persiapan kegiatan lapangan
(lanjutan)
◼ Persiapkan protokol pengambilan spesimen
◼ Persiapkan sistim penandaan ayam yang
sederhana
◼ Persiapkan jejaring antara LSM dan pemerintah di
tingkat propinsi dan kabupaten, begitu juga
dengan petugas kecamatan
◼ Persiapkan petugas teknis LSM yang akan terlibat
dalam kegiatan dan mengunjungi studi area setiap
3 bulan sekali
◼ Bangun komunikasi dan jejaring dengan asosiasi
unggas seperti GOPAN, Pinsar, GAPPI dlsb
11. 1. Peningkatan kesadaran
masyarakat dan peringatan dini
◼ Peranan peternak dalam membantu
pengendalian dan pencegahan di desanya
sendiri sangat penting untuk mendapatkan
kerjasama di akar rumput
◼ Peringatan dini dan jejaring vaksinasi harus
dibentuk disekitar anggota kelompok peternak
unggas di pedesaan
12. Kegiatan untuk meningkatkan
kesadaran peternak dan peringatan dini
◼ Wawancara peternak ayam dengan kuesioner
sebelum dilakukan penyuluhan
◼ Bentuk dan identifikasi kelompok peternak
ayam dengan bantuan kepala desa
◼ Ketua kelompok dipilih dari setiap kelompok
peternak ayam
◼ Bangun jejaring komunikasi untuk peringatan
dini dengan ketua kelompok
13. ◼ Penyuluhan reguler untuk peternak unggas
bekerjasama dengan ketua
◼ Wawancara dengan peternak ayam dengan
kuesioner, setelah berlangsung 9 bulan
Kegiatan untuk meningkatkan
kesadaran peternak dan peringatan dini
14. 2. Meningkatkan dukungan veteriner
untuk operasi vaksinasi massal
◼ Ketua kelompok diseleksi dari para peternak ayam
untuk memimpin kelompok dan dilatih memimpin tim
vaksinator
◼ Kelompok peternak dan TKHBM dilatih untuk mengenal
penyakit secara sederhana, pengumpulan sampel dan
bisekuriti
◼ Kantor Dinas Peternakan Kabupaten harus ditingkatkan
dengan alat transportasi, peralatan dan bahan habis
pakai dan pelatihan teknisi, yang dedikasinya untuk
memperbaiki dan meningkatkan operasi vaksinasi
massal dan pencatatan, termasuk juga mobilisasi
logistik untuk program vaksinasi
15. Kegiatan untuk meningkatkan
dukungan veteriner
◼ Rekrut dan latih TKHBM di setiap desa
◼ Latih ketua kelompok ayam sebagai vaksinator
dan bentuk tim vaksinasi berdasarkan
kelompok ternak
◼ Vaksinasi hanya diaplikasikan pada sektor 3
dan 4
16. ◼ Suatu kesepakatan yang jelas dan mekanisme
pelaporan harus dibuat dengan dokter hewan
yang bertanggung jawab terhadap program
vaksinasi di sektor 1 dan 2
◼ Lakukan monitoring dan evaluasi setiap 3
bulan bekerjasama erat dengan petugas
kabupaten dan TKHBM
Kegiatan untuk meningkatkan
dukungan veteriner
17. 3. Membangun surveilans lapangan
berbasis pedesaan
◼ Kantor Dinas Peternakan Kabupaten harus
ditingkatkan dengan peralatan, bahan habis
pakai dan pelatihan teknisi yang berdedikasi
memperbaiki dan meningkatkan diagnosis HPAI
dan survei serologis
◼ Sampel dikumpulkan di tingkat kabupaten dan
dikirimkan ke laboratorium kesehatan hewan
Bandung untuk uji serologis dan PCR
◼ Untuk identifikasi virus akan dilakukan di
BBalitvet
18. Kegiatan untuk surveilans lapangan
berbasis pedesaan
◼ Petugas lapangan LSM akan mengorganisir
operasi surveilans berdasarkan prosedur
sampling bekerjasama erat dengan petugas
kabupaten dan TKHBM
◼ Data lapangan dikumpulkan berdasarkan suatu
format standar
◼ Petugas lapangan LSM melakukan monitoring
dan analisis terhadap data dalam interval
tertentu
19. 4. Membangun kesiagaan darurat
◼ Kantor Dinas Peternakan Kabupaten harus
diperlengkapi dengan pakaian pelindung
personal dan desinfektans untuk mendukung
tindakan biosekuriti
◼ Kelompok peternak di pedesaan dan TKHBM
dilatih dalam protokol biosekuriti dam praktek
pemusnahan darurat