Bahan Penilaian Risiko Kualitatif BSE - Bogor, 23 November 2004
1. Bahan Penilaian Risiko
Kualitatif BSE
Kursus “Analisis Risiko Penyakit Hewan Karantina”
PMPSDMP – Ciawi – Bogor
23 November 2004
Drh. Tri Satya Putri Naipospos, MPhil, PhD
3. ASUMSI tentang BSE
• Penularan BSE hanya melalui pakan
• BSE tidak muncul sendiri (home-made) (Scrapie
dan TSE lainnya perlu diperhitungkan)
• Impor MBM atau sapi hidup dari negara tertular
4. Kasus
BSE
(s/d
14
Mei
2004)
Negara 2001 2002 2003 2003 Total
1. Inggris
2. Austria
3. Belgia
4. Kanada
5. Republik Czech
6. Denmark
7. Finlandia
8. Perancis
9. Jerman
10. Yunani
11. Irlandia
12. Israel
13. Italia
14. Jepang
15. Liechtenstein
16. Luxembourg
17. Belanda
18. Portugal
19. Polandia
20. Slovakia
21. Slovenia
22. Spanyol
23. Switzerland
24. Amerika Serikat
1.175
1
46
0
2
6
1
274
125
1
246
0
50
3
0
0
20
110
0
5
1
82
42
0
1.104
0
38
0
2
3
0
239
106
0
333
1
36
2
0
1
24
86
4
6
1
127
24
0
611
0
15
1
4
2
0
137
54
0
182
0
31
4
0
0
19
133
5
2
1
167
21
1*
76
0
7
0
2
0
0
27
21
0
1
0
1
2
0
0
5
17
5
2
1
33
0
0
182.547
1
124
1
10
13
1
919
319
1
1.417
1
120
11
2
2
76
879
14
15
4
428
453
1
* Impor
dari
Kanada
5. Scrapie domba tidak menular ke manusia. Meskipun demikian,
satu skenario menunjukkan bahwa BSE muncul akibat sapi diberi
pakan MBM yang mengandung organ domba. Praktek ini mampu
menulari sapi dengan Scrapie sehingga menyebabkan penyakit
yang disebut “Penyakit Sapi Gila” atau BSE. Pada kondisi ini,
Scrapie mungkin saja ‘dipasase” melalui sapi dan menular ke
manusia menyebabkan vCJD.
BSE Skenario 1
6. Skenario lain menunjukkan bahwa BSE terjadi hanya pada sapi.
Disebabkan oleh pemberian pakan MBM yang mengandung organ
sapi, penyakit ini menyebar. BSE menular secara langsung ke
manusia menyebabkan vCJD. Satu hal baru yang perlu mendapat
perhatian pada skenario ini adalah BSE berpotensi dipasase
melalui domba (atau spesies hewan lain) ke manusia. Pada
kondisi eksperimental, BSE dapat menular ke domba, tikus, babi,
primata, mink dan sapi lainnya.
BSE Skenario 2
7. Penularan BSE
• Infeksi BSE bergantung kepada dosis akan tetapi dosis
yang dibutuhkan untuk penularan BSE ke sapi adalah kecil
• Suatu dosis oral 500 mg sampai 1 gr otak yang terinfeksi
cukup untuk menimbulkan infeksi
• Agen BSE hanya ditemukan pada jaringan otak, sumsum
tulang belakang dan retina dari sapi yang secara alamiah
terinfeksi BSE
• Agen BSE tidak ditemukan pada daging atau susu. Dengan
demikian tidak terjadi penularan melalui daging atau susu
• Agen BSE dideteksi juga pada usus halus anak sapi yang
diberi pakan MBM berasal dari hewan terinfeksi BSE dalam
dosis yang besar
10. Umur sapi BSE
• Kebanyakan kasus terjadi pada
umur 4-6 tahun
• Umur termuda 20 bulan
• Umur tertua 19 tahun
11. Bangsa/genetika sapi BSE
• Tidak ditemukan pada bangsa (breed)
tertentu (kebanyakan ditemukan pada
sapi perah)
• Tidak ditemukan pada genetika sapi
tertentu
12. Kasus BSE per kelompok (herd)
• 96,7 – 99,5% hanya 1 kasus per
kelompok
• Kasus ke-dua
– Portugal : 3 dari 605 kelompok
– Jerman : 4 dari 121 kelompok
– Spanyol : 1 dari 70 kelompok
– Switzerland : 12 dari 395 kelompok
14. Penularan vertikal
• Studi cohort di Inggris: penularan vertikal
tidak dapat diabaikan
• Diluar Inggris – tidak ditemukan kasus
BSE pada keturunannya
• Studi embryo: tidak ada penularan melalui
embryo
• Tidak ditemukan infektivitas pada semen,
embryo dan ova
15. Kesulitan dengan BSE
• Rata-rata masa inkubasi 7 tahun
• Semua uji yang saat ini tersedia
– hanya untuk hewan mati
– material otak
– deteksi hanya pada akhir masa inkubasi
16. INFEKSI BSE
Infeksi pada
anak sapi
Sapi BSE
mati
Maks. 6
bulan
Deteksi agen
BSE pada batang
otak mungkin
Tidak mungkin deteksi BSE
Masa hidup sapi
19. Kriteria Penilaian Risiko BSE Menurut OIE
1. Seluruh faktor yang berpotensi memicu kejadian
BSE dan perspektif sejarahnya
2. Pendidikan berkelanjutan untuk dokter hewan,
peternak, dan pekerja yang terlibat dalam
transportasi, pemasaran dan pemotongan sapi
untuk mendorong pelaporan semua kasus sapi
dewasa dengan gejala syaraf
3. Kewajiban notifikasi dan investigasi semua sapi
yang menunjukkan gejala klinis mengarah ke BSE
20. Kriteria Penilaian Resiko BSE (lanjutan)
4. Sistem surveilans dan monitoring BSE untuk
mengidentifikasi semua yang dimasukkan pada
butir 1
5. Pemeriksaan otak atau jaringan lain yang
dikumpulkan dalam kerangka sistem surveilans di
laboratorium yang berwenang
21. Faktor Resiko Menurut OIE
1. Konsumsi meat-and-bone meal (MBM) atau bahan
lain yang mengandung asal ruminansia
2. Importasi meat-and-bone meal (MBM) atau bahan
lain yang berpotensi terkontaminasi TSE
3. Importasi hewan atau ova terinfeksi dengan TSE
4. Situasi epidemiologik hewan terinfeksi TSE di suatu
negara atau zona
5. Struktur populasi sapi, domba dan kambing di suatu
negara atau zona
6. Sisa-sisa karkas, parameter proses ‘rendering’ dan
metoda produksi pakan ternak
26. Pelarangan pemanfaatan ‘specified risk
material’ (SRM) dalam rantai pangan
• Dengan penghilangan SRM pada prosedur
pemotongan, maka resiko infeksi dapat
dikurangi (risk mitigation) 100%
• Pelarangan diatur dengan regulasi
• Praktek ‘rendering’ ini sulit dilakukan di negara
berkembang seperti Indonesia, karena tidak ada
sisa-sisa karkas (semua bagian tubuh sapi
dimanfaatkan baik yang ‘edible offal’ maupun
‘non-edible offal’
27. Meat-and-bone meal (MBM)
• Pemrosesan sisa-sisa karkas:
– 133 oC, 3 bar, 20 menit
• Tidak mengandung SRM (pelarangan
pemanfaatan SRM pada rantai pakan)
untuk negara tertular BSE
28. Jenis-jenis MBM
Kategori pabrik Jenis ‘meat meals’ yang dihasilkan
Renderers abattoir Sapi, domba, unggas single species meals dan
kombinasi campuran sapi, domba dan babi
Renderers abattoir
proses material dari
sister abattoir
Sapi dan domba single species meals
Renderers abattoir
mengumpulkan
material dari luar
Kombinasi campuran sapi, domba, babi dan
unggas meals
Renderers off-site
dengan sumber
bahan baku mentah
Unggas dan babi single species meals
Renderers yang
independen
Unggas single species meal, fish meal, mixed
bovine, ovine, babi dan unggas meals
29. Pelarangan konsumsi ‘meat-and-
bone meal’ (MBM) untuk sapi
• Sejarah Indonesia menerima MBM pada
saat puncak epidemi BSE di Inggris
tahun 1991-1996
• Jumlah yang diimpor 60.000 ton
• MBM impor digunakan untuk pakan
ternak unggas, ikan atau babi
30. Resiko munculnya BSE yang akan datang sebagian
dihubungkan dengan pendedahan sapi dan manusia
pada MBM yang diekspor dari Inggris
31. Impor sapi hidup
• Impor sapi hidup terutama dari Inggris, Eropa
Barat dan Jepang berkontribusi terhadap atau
tetap dianggap berkontribusi terhadap
kemungkinan BSE (external challenge)
• Penelusuran terhadap sapi-sapi impor yang pernah
dilakukan dari negara-negara tersebut dan
ditempatkan pada surveilans karantina permanen
• Pelarangan lalu lintas sapi-sapi impor tersebut
atau dijual untuk dipotong dan memastikan karkas
sudah didisposal sesuai prosedur
34. Jumlah minimum sampel otak untuk
surveilans BSE yang efektif menurut OIE
Total populasi sapi yang lahir lokal* Jumlah minimum
sampel otak
500.000 50
700.000 69
1.000.000 99
2.500.000 195
5.000.000 300
7.000.000 336
10.000.000 367
20.000.000 409
30.000.000 425
40.000.000 433
* Menurut total populasi sapi yang lahir lokal berumur diatas 24 bulan
35. Infektivitas SRM (co ID50)
• Satu gram otak yang tidak diproses dari sapi
dewasa yang menunjukkan gejala klinis BSE
mengandung sekitar 101 – 103 coID50 (Health
Canada TSE Science Team, 2003)
• 0,7 – 2,8 mg urat syaraf tulang belakang (spinal
cord) dapat tetap mengkontaminasi produk daging
(edible meat) per karkas
• Temperatur yang mematikan agen BSE adalah 121
oC dibawah kondisi berasap/basah. Residu
infektivitas tetap ada dalam jaringan meskipun
temperatur dinaikkan menjadi 134 oC.