SlideShare a Scribd company logo
1 of 36
1
Dampak Ekonomi
Wabah PMK
Tri Satya Putri Naipospos
2-5 Juli 2013
2
3
Status PMK yang dilaporkan ke OIE (2012)
4
Subsektor Peternakan penting!
• Peternakan merupakan subsektor yang penting dalam
sektor Pertanian Indonesia
• Kontribusi subsektor ini dalam pembentukan Produk
Domestik Bruto (PDB) Nasional sekitar 1,6% dan
dalam pembentukan PDB sektor Pertanian lebih dari
15% per tahun
• Lebih dari 4 juta orang bekerja di subsektor
Peternakan dan memainkan peran penting dalam
meningkatkan sosio-ekonomi pedesaan
• Kontribusi subsektor Peternakan terhadap penyerapan
tenaga kerja sekitar 4% dari keseluruhan tenaga kerja
nasional dan 11% dari tenaga kerja sektor Pertanian
5
Produk Domestik Bruto Subsektor Peternakan
atas harga konstan 2000 (2009-2012)
Lapangan Usaha 2009 2010 2011* 2012**
1. Pertanian*** 231.265,10 236.865,70 243.454,60 252.429,60
a. Peternakan 36.648,90 38.214,40 40.040,30 41.971,80
% terhadap PDB Pertanian 15,8% 16,1% 16,4% 16,6%
b. Subsektor Pertanian
Lainnya 194.616,20 198.651,30 203.414,30 210.457,80
% terhadap PDB Pertanian 84,2% 83,9% 83,6% 83,4%
2. Sektor Ekonomi Lainnya 1.947.585,30 2.077.593,10 2.221.221,90 2.365.709,60
% terhadap PDB Nasional 1,68% 1,65% 1,62% 1,60%
* Angka sementara
** Angka sangat sementara
*** Diluar Sektor Kehutanan dan Perikanan
Sumber: Badan Pusat Statistik (2013)
6
Tenaga Kerja Subsektor Peternakan
Tahun
Tenaga Kerja
Total tenaga
kerja
Pertanian Peternak
an
%
Peternakan
dari total
Pertanian
%
Peternakan
dari total
tenaga kerja
2009 104.485.444 40.021.793 4.495.013 11,23 4,30
2010 107.405.572 40.010.274 4.362.022 10,90 4,06
2011 111.281.744 39.277.283 4.627.463 11,78 4,16
Sumber: Buku Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012
7
Populasi sapi dan kerbau
• Sapi potong merupakan urutan kedua setelah
unggas (ayam buras, ras petelur dan pedaging)
• Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan
Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025
– Pengembangan peternakan jangka panjang 2011-2025
difokuskan di Koridor Ekonomi Bali–Nusa Tenggara
– STRATEGI PERCEPATAN PETERNAKAN*)
1. Iklim usaha peternakan yang kondusif
2. Peningkatan produktivitas ternak sapi untuk
mencapai swasembada daging
3. Peningkatan industri hilir peternakan
4. Peningkatan regulasi dan kelembagaan peternakan
5. Penguatan infrastruktur
*
8
Populasi Ternak Indonesia 2005-2011
Ternak 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 *)
Sapi Potong 10.569 10.875 11.515 12.257 12.76 13.582 14.824
Sapi Perah 361 369 374 458 475 488 597
Kerbau 2.128 2.167 2.086 1.931 1.933 2.000 1.305
Kuda 387 398 401 393 399 419 416
Kambing 13.409 13.790 14.470 15.147 15.815 16.620 17.483
Domba 8.327 8.980 9.514 9.605 10.199 10.725 11.372
Babi 6.801 6.218 6.711 6.338 6.975 7.477 7.758
Ayam Buras 278,954 291.085 272.251 243.423 249.964 257.544 274.893
Ayam Ras Petelur 84.79 100.202 111.489 107.955 99.768 105.210 110.300
Ayam Ras Pedaging 811.189 797.527 891.659 902.052 991.281 986.872 1.041.968
Itik 32.405 32.481 35.867 38.84 42.318 44.302 49.392
* Angka sementara
** Berdasarkan hasil Pendataan Lengkap Sapi Potong, Sapi Perah, dan Kerbau Tahun
2011 (angka tetap)
Sumber: Direktorat Jenderal Peternakan
(ooo ekor)
9
Dimana sapi kita?
Sumber: Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan
10
PMK ancaman utama bagi peternakan
• Hambatan utama mencapai target angka
pertumbuhan populasi ternak apabila terjadi
wabah dan prevalensi PMK yang persisten
• Pada ternak dewasa umumnya tidak
mematikan (fatal), tetapi meningkatkan
risiko abortus dadakan di antara ternak-
ternak bunting dan kematian anak sapi
• Kerugian ekonomi terutama disebabkan oleh
penurunan produksi susu dan penurunan
produktivitas tenaga kerja (Bandyopadhyay,
2003; Venkataramanan et al. 2005)
11
Bagaimana bebas kembali setelah ada
wabah PMK menurut OIE?
1) 3 bulan setelah kasus terakhir apabila
diterapkan kebijakan “stamping-out” dan
surveilans serologis; atau
2) 3 bulan setelah seluruh hewan tervaksinasi
dipotong, jika diterapkan kebijakan “stamping-
out”, vaksinasi darurat, dan surveilans
serologis; atau
3) 6 bulan setelah kasus terakhir atau vaksinasi terakhir apabila
diterapkan kebijakan “stamping-out”, vaksinasi darurat tapi
tidak diikuti dengan pemotongan seluruh hewan tervaksinasi,
dan surveilans serologis, dengan syarat survei serologis
dilakukan berdasarkan deteksi antibodi sampai ke protein
non-struktural virus PMK yang mendemonstrasikan bahwa
sudah tidak ada lagi infeksi dalam sisa populasi tervaksinasi
12
Kebijakan dan strategi pengendalian
apabila muncul wabah PMK
• Metoda “stamping out” untuk menghentikan penyebaran
wabah PMK secara cepat sesuai pedoman OIE dan
pemberian kompensasi bagi hewan yang dimusnahkan
• Untuk mampu mengatasi menjalarnya wabah, tingkat
depopulasi harus dilakukan sampai 90-100% baik
terhadap hewan terkena PMK maupun hewan terdedah di
lokasi wabah dimulai pada kesempatan minggu pertama
• Upaya vaksinasi baru dilakukan apabila tindakan
"stamping out" tidak berhasil membuat wabah mereda
• Upaya surveilans dilakukan mengikuti kaidah-kaidah
epidemiologi sesuai pedoman OIE
• Pengawasan lalu lintas dan tindak karantina dengan
melibatkan pihak-pihak terkait
13
Ekonomi PMK
• Secara ekonomi, PMK menciptakan apa yang disebut
“EXTERNALITIES”
• Apabila muncul wabah, “externalities” menjadi
NEGATIF dimana pemilik ternak yang terkena PMK
memberikan dampak negatif terhadap kelompok
ternak lain yang terkait dengan ternaknya mengingat
PMK sangat mungkin menyebar dengan cepat
• Sama halnya apabila pemilik ternak melindungi
ternaknya dari PMK akan menghasilkan “externalities”
POSITIF mengingat kelompok ternak lain yang terkait
dengan ternaknya akan terlindungi juga
14
Dampak PMK
Langsung Tidak Langsung
Kelihatan
(Pengaruh terhadap
sistem produksi)
Tidak
Kelihatan
•Penurunan berat
badan
•Penurunan produksi
susu
•Kematian hewan
•Penurunan
produktivitas tenaga
kerja
Tambahan
Biaya
•Biaya pemotongan/
pemusnahan
•Biaya kompensasi
•Biaya pengawasan
lalu lintas dan
tindak karantina
•Biaya surveilans
•Biaya vaksinasi
•Kehilangan tenaga
kerja
•Gangguan industri
•Kehilangan peluang
ekspor
Kehilangan
Pendapatan
•Penurunan fertilitas
•Perubahan struktur
populasi ternak
15
Pengaruh PMK terhadap
sistem produksi ternak
Dampak Langsung
16
Struktur populasi sapi potong, sapi perah
dan kerbau tahun 2011
Jenis hewan Jumlah %
Sapi potong
- Sapi dewasa jantan
- Sapi dewasa betina
- Sapi muda
- Anak sapi
14.824.373
1.454.271
6.676.898
3.829.136
2.864.069
9,81
45,04
25,83
19,30
Sapi perah
- Sapi dewasa jantan
- Sapi dewasa betina
- Sapi muda
- Anak sapi
597.213
19.608
304.375
143.454
129.776
3,28
50,97
24,02
21,73
Kerbau
- Kerbau dewasa jantan
- Kerbau dewasa betina
- Kerbau muda
- Anak kerbau
1.305.078
172.642
649.634
269.914
212.888
13,23
49,78
20,68
16,31
Sumber: Buku Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012
17
Parameter epidemiologi
Parameter epidemiologi Simbol Sapi Kerbau
Proporsi hewan terkena PMK pada keadaan wabah (%)
Presentase kehilangan hasil laktasi (%)
Rata-rata produksi susu per ekor per laktasi (liter)
Indeks kelahiran (bulan)
Kelambatan pada kebuntingan berikutnya (bulan)
Kenaikan angka keguguran pada anak sapi (%)
Kenaikan angka kematian pada anak sapi (%)
Rata-rata penurunan berat badan setahun (kg)
Lama hewan tidak bisa bekerja (minggu)
Tingkat depopulasi (%)
R
L
Z
I
W
A
F
S
X
P
30
15
3.050
15
3
10
10
10
4
90
30
15
-
15
3
10
10
10
4
90
18
Parameter ekonomi
Parameter ekonomi Simbol Sapi Kerbau
Harga susu per liter (Rp.)
Harga sapi/kerbau dewasa per ekor (Rp.)
Harga anak sapi/kerbau per ekor (Rp.)
Biaya sewa tenaga kerja ternak per hari (Rp.)
Harga daging per kg berat hidup (Rp.)
Biaya pemusnahan per ekor (Rp.)
Biaya desinfeksi per ekor (Rp.)
Biaya kompensasi per ekor (Rp.)
Biaya pengawasan lalu lintas dan tindak
karantina per ekor (Rp.)
Biaya peralatan dan operasional surveilans per
ekor (Rp.)
Biaya peralatan dan operasional vaksinasi per
ekor (Rp.)
Harga vaksin per dosis (Rp.)
M
V
C
O
Q
B
E
N
G
T
K
M
3.500
7.000.000
1.000.000
-
27.000
150.000
2.500
4.500.000
18.000
12.000
15.000
27.000
-
8.500.000
1.200.000
7.500
27.000
150.000
2.500
5.250.000
18.000
12.000
15.000
27.000
19
Penurunan produksi susu
• PMK menyebabkan secara langsung penurunan
produksi susu pada hewan yang sedang laktasi
• Apabila diasumsikan setengah dari masa laktasi
hewan tertular PMK maka terjadi kehilangan
sebesar 15% dari hasil produksi laktasi (Ellis, et
al, 1976)
R x J x L x Z x M
R = proporsi hewan terkena PMK pada keadaan wabah (%)
J = jumlah sapi perah betina dewasa (ekor)
L = kehilangan hasil laktasi (%)
Z = rata-rata produksi susu per ekor per laktasi (liter)
M = harga susu per liter (Rp.)
20
Infertilitas
• Masalah infertilitas seringkali terjadi setelah
serangan wabah PMK dan memperpanjang indeks
kelahiran
(12/I – 12/(I+W) + I] x R x J x Z x M
I = indeks kelahiran (bulan)
R = proporsi hewan terkena PMK pada saat wabah (%)
J = jumlah sapi betina dewasa (ekor)
W = kelambatan pada kebuntingan berikutnya (3 bulan)
Z = rata-rata produksi susu hasil laktasi (liter)
M = harga susu per liter (Rp.)
21
Keguguran
• PMK menyebabkan terjadinya kenaikan angka
keguguran, terutama pada hewan bunting tua
• Disamping terjadi kehilangan anak sapi yang
mendorong perpanjangan indeks kelahiran
[12/I – 12/(I + A x 13,5) ] x R x J x Z x M
I = indeks kelahiran (bulan)
R = proporsi hewan terkena PMK pada keadaan wabah
J = jumlah sapi dewasa betina (ekor)
A = angka keguguran (%)
Z = rata-rata produksi susu hasil laktasi (liter)
M = harga susu per liter (Rp.)
22
Kematian hewan
• Kenaikan angka kematian akibat PMK = 5%
R x J x K x V
R = proporsi hewan terkena PMK pada keadaan wabah (%)
J = jumlah sapi/kerbau dewasa (ekor)
K = angka kematian akibat PMK (%)
V = harga seekor sapi/kerbau (Rp.)
• Kenaikan angka kematian akibat PMK pada anak
sapi/kerbau = 10%
R x J x F x C
F = angka kematian pada anak sapi/kerbau
C = harga seekor anak sapi/kerbau (Rp.)
23
Penurunan berat badan
• Kebutuhan makanan setiap hari (daily feed intake)
tidak dapat terpenuhi, sehingga konsekuensinya
adalah penurunan berat badan
R x J x (1 – P) x S x Q
R = proporsi hewan terkena PMK pada saat wabah (%)
J = jumlah sapi/kerbau dewasa (ekor)
S = rata-rata penurunan berat badan per tahun (kg)
Q = harga daging per kg berat hidup (Rp.)
24
Penurunan produktivitas tenaga kerja
• Hewan terserang PMK mengalami kepincangan, sehingga
umumnya selama 2 minggu tidak dapat digunakan.
Untuk memulihkan kondisi tubuh dibutuhkan waktu 2
minggu lagi, sehingga hewan tidak dapat bekerja selama
sedikitnya 4 minggu
R x J x L x O
R = proporsi hewan terkena PMK pada saat wabah (%)
J = jumlah sapi/kerbau dewasa (ekor)
L = lama hewan tidak bisa bekerja (hari)
O = harga sewa ternak pengganti per hari (Rp.)
25
Pengeluaran sumber-sumber
fisik yang digunakan untuk
memberantas wabah
Dampak Tidak
Langsung
26
Biaya pemotongan/pemusnahan
• Untuk mengatasi menjalarnya wabah, maka tingkat
depopulasi harus dilakukan sampai 90-100% baik
terhadap hewan terkena PMK maupun hewan
terdedah di lokasi wabah dimulai pada kesempatan
minggu pertama
R x J x P x (B+E) x 0,30
R = proporsi hewan terkena PMK pada saat wabah (%)
J = jumlah sapi/kerbau dewasa (ekor)
P = tingkat depopulasi (%)
B = biaya pemusnahan per ekor (Rp.)
E = biaya desinfeksi per ekor (Rp.)
27
Biaya kompensasi
• Biaya kompensasi dihitung dari proporsi hewan
terkena PMK dalam keadaan wabah dikalikan
tingkat depopulasi dan biaya kompensasi per ekor
• Biaya kompensasi diasumsikan setengah dari
harga hidup seekor sapi/kerbau
R x J x P x N x 0,30
R = proporsi hewan terkena PMK pada saat wabah (%)
J = jumlah sapi/kerbau dewasa (ekor)
P = tingkat depopulasi (%)
N = biaya kompensasi per ekor (Rp.)
28
Biaya pengawasan lalu lintas dan
tindak karantina
• Upaya pertama kali dilakukan pada saat wabah adalah
melakukan penutupan daerah dan mengawasi hewan
dari dan keluar daerah wabah
• Biaya ekstra diperlukan dalam mengikutsertakan pihak-
pihak terkait seperti petugas Karantina, petugas Dinas
Peternakan/Pertanian setempat, aparat Pemerintah
Daerah, Kepolisian dan petugas DLLJR
(1 – R) x J x G x 0,30
R = proporsi hewan terkena PMK pada saat wabah
J = jumlah sapi/kerbau
G = biaya pengawasan lalu lintas dan tindak karantina
per ekor (Rp.)
29
Biaya surveilans
• Biaya surveilans diperlukan terutama pada saat
setelah 'stamping out" dilaksanakan baik di
daerah wabah maupun di luar daerah wabah
yang berbatasan
(1 – R) x J x H x 0,30
R = proporsi hewan terkena PMK pada saat wabah
J = jumlah sapi/kerbau dewasa (ekor)
H = biaya peralatan dan operasional per ekor (Rp.)
30
Biaya vaksinasi
• Upaya vaksinasi baru dilakukan apabila tindakan
"stamping out" tidak berhasil membuat wabah
mereda
• Vaksinasi mula-mula dilakukan dengan jalan
membentuk daerah "ring vaksinasi" dalam radius
50 km dari daerah wabah
(1 – R) x J x (K + M) x 0,30
R = proporsi hewan terkena PMK pada saat wabah
J = jumlah sapi/kerbau dewasa (ekor)
K = biaya peralatan dan operasional per ekor (Rp.)
M = harga vaksin per dosis (Rp.)
31
Perhitungan Dampak Langsung
No. Jenis Kerugian Perhitungan Jumlah
Kerugian
(Rp. miliar)
1. Penurunan produksi susu 0,30 x 304.375 x 0,15 x 3.050 x 3.600 150,4
2. Infertilitas (12/15 – 12(15 + 3)) x 0,30 x 6.981.273 x
3.050 x 3.600
3.066,2
3. Keguguran (12/15 – 12/(15 + (0,10 x 13,5)) x 0,30 x
6.981.273 x 3.050 x 3.600
1.529,0
4. Kematian ternak dewasa (0,30 x 8.455.152 x 0,05 x 7.000.000) +
(0,30 x 822.276 x 0,05 x 8.5000.000)
992,6
5. Kematian anak
sapi/kerbau
(0,30 x 2.864.069 x 0,10 x 1.000.000) +
(0,30 x 212.888 x 0,10 x 1.200.000)
85,9
6. Penurunan berat badan 0,30 x 8.953.445 x (1 – 0,90) x 10 x
27.000
72,5
7. Penurunan produktivitas
tenaga kerja
0,30 x 13.519.932 x 28 x 7.500 51,8
Sub total (1 + 7) 5.938,5
32
Perhitungan Dampak Tidak Langsung
No
.
Jenis Kerugian Perhitungan Jumlah
Kerugian
(Rp.
miliar)
1. Biaya pemotongan
/pemusnahan
[0,30 x 9.227.428 x 45.000 x 2.500] x
0,30
114,6
2. Biaya kompensasi [(0,30 x 6.184.559 x 0,90 x 4.500.000) +
(0,30 x 1.337.816 x 0,90 x 5.250.000] x
0,30
3.341, 6
3. Biaya pengawasan lalu
lintas dan tindak karantina
[(1 – 0,30) x 13.519.932 x 18.000] x
0,30
51,1
4. Biaya surveilans [(1 – 0,30) x 7.522.375 x 12.000] x 0,30 23,4
5. Biaya vaksinasi [(1 - 0,30) x 7.522.375 x (15.000 +
27.000)] x 0,30
81,8
Sub total (1 + 5) 3.702,5
33
Dampak kerugian PMK
Total dampak kerugian PMK (Rp. miliar):
Rp 5.938.5 + Rp 3.702,5 = Rp 9.641
34
Dampak kerugian tidak langsung yang
tidak dihitung
• Hilangnya peluang ekspor (saat ini Indonesia
tidak mengekspor sapi/kerbau)
• Dampak pasar dan harga
• Reduksi produksi yang permanen
• Dampak terhadap industri pariwisata
35
Kesimpulan
• PMK masih merupakan penyakit ekonomi terpenting
pada sapi/kerbau
• Dampak kerugian PMK dapat dibagi menjadi 2
komponen yaitu DAMPAK LANGSUNG yang
disebabkan oleh penurunan produksi dan perubahan
dalm struktur populasi; dan DAMPAK TIDAK
LANGSUNG yang berkaitan dengan biaya
pengendalian wabah PMK
• Apabila terjadi wabah PMK di salah satu wilayah
padat populasi sapi/kerbau di Indonesia, maka
potensi kerugian bisa mencapai Rp. 9,641 trilyun
36

More Related Content

Similar to Dampak ekonomi wabah PMK - Ditkeswan-AIPEID, Makasar, 2-5 Juli 2013

1.pendahuluan ptu 2014
1.pendahuluan ptu 20141.pendahuluan ptu 2014
1.pendahuluan ptu 2014Fajar_Nurani
 
Peluang dan Risiko Impor Ternak dan Produk Hewan Dari Zona Bebas PMK - Pusli...
Peluang dan Risiko Impor Ternak dan Produk Hewan Dari Zona Bebas  PMK - Pusli...Peluang dan Risiko Impor Ternak dan Produk Hewan Dari Zona Bebas  PMK - Pusli...
Peluang dan Risiko Impor Ternak dan Produk Hewan Dari Zona Bebas PMK - Pusli...Tata Naipospos
 
Program Swasembada Sapi 2014
Program Swasembada Sapi 2014Program Swasembada Sapi 2014
Program Swasembada Sapi 2014babarock
 
Analisis Situasi Penyakit Mulut dan Kuku di India (Bag. 2) - Ditjen PKH, Bogo...
Analisis Situasi Penyakit Mulut dan Kuku di India (Bag. 2) - Ditjen PKH, Bogo...Analisis Situasi Penyakit Mulut dan Kuku di India (Bag. 2) - Ditjen PKH, Bogo...
Analisis Situasi Penyakit Mulut dan Kuku di India (Bag. 2) - Ditjen PKH, Bogo...Tata Naipospos
 
pelatihan ayam broiler desa.pptx
pelatihan ayam broiler desa.pptxpelatihan ayam broiler desa.pptx
pelatihan ayam broiler desa.pptxIRHAMFIDARUZZIAR
 
Prinsip Zona dalam Perdagangan Hewan dan Produk Hewan - Februari 2016
Prinsip Zona dalam Perdagangan Hewan dan Produk Hewan - Februari 2016Prinsip Zona dalam Perdagangan Hewan dan Produk Hewan - Februari 2016
Prinsip Zona dalam Perdagangan Hewan dan Produk Hewan - Februari 2016Tata Naipospos
 
Potensi dampak ekonomi apabila terjadi wabah penyakit mulut-dan-kuku di Indon...
Potensi dampak ekonomi apabila terjadi wabah penyakit mulut-dan-kuku di Indon...Potensi dampak ekonomi apabila terjadi wabah penyakit mulut-dan-kuku di Indon...
Potensi dampak ekonomi apabila terjadi wabah penyakit mulut-dan-kuku di Indon...Tata Naipospos
 
One Health Roadmap Eliminasi Rabies Nasional 2030 - PPR USAID, Jakarta, 27 Ag...
One Health Roadmap Eliminasi Rabies Nasional 2030 - PPR USAID, Jakarta, 27 Ag...One Health Roadmap Eliminasi Rabies Nasional 2030 - PPR USAID, Jakarta, 27 Ag...
One Health Roadmap Eliminasi Rabies Nasional 2030 - PPR USAID, Jakarta, 27 Ag...Tata Naipospos
 
Penyusunan Master Plan Pemberantasan Brucellosis - AIPEID, Makasar, 2 Juli 2013
Penyusunan Master Plan Pemberantasan Brucellosis - AIPEID, Makasar, 2 Juli 2013Penyusunan Master Plan Pemberantasan Brucellosis - AIPEID, Makasar, 2 Juli 2013
Penyusunan Master Plan Pemberantasan Brucellosis - AIPEID, Makasar, 2 Juli 2013Tata Naipospos
 
Pendekatan Berbasis Masyarakat Dalam Pengendalian Flu Burung dan Rabies - CIV...
Pendekatan Berbasis Masyarakat Dalam Pengendalian Flu Burung dan Rabies - CIV...Pendekatan Berbasis Masyarakat Dalam Pengendalian Flu Burung dan Rabies - CIV...
Pendekatan Berbasis Masyarakat Dalam Pengendalian Flu Burung dan Rabies - CIV...Tata Naipospos
 
PANDEMI COVID-19 DAN KETAHANAN PANGAN DI INDONESIA
PANDEMI COVID-19 DAN KETAHANAN PANGAN DI INDONESIAPANDEMI COVID-19 DAN KETAHANAN PANGAN DI INDONESIA
PANDEMI COVID-19 DAN KETAHANAN PANGAN DI INDONESIASugeng Budiharsono
 
Workshop Penyusunan Masterplan Pemberantasan Hog Cholera - Ditkeswan-AIPEID, ...
Workshop Penyusunan Masterplan Pemberantasan Hog Cholera - Ditkeswan-AIPEID, ...Workshop Penyusunan Masterplan Pemberantasan Hog Cholera - Ditkeswan-AIPEID, ...
Workshop Penyusunan Masterplan Pemberantasan Hog Cholera - Ditkeswan-AIPEID, ...Tata Naipospos
 
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...Tata Naipospos
 
African swine fever: Pembelajaran dari wabah di China dan Vietnam - Seminar A...
African swine fever: Pembelajaran dari wabah di China dan Vietnam - Seminar A...African swine fever: Pembelajaran dari wabah di China dan Vietnam - Seminar A...
African swine fever: Pembelajaran dari wabah di China dan Vietnam - Seminar A...Tata Naipospos
 
Renstra Dinas Pertanian, Perkebunan, Pelaksana Penyuluhan dan Katahanan Panga...
Renstra Dinas Pertanian, Perkebunan, Pelaksana Penyuluhan dan Katahanan Panga...Renstra Dinas Pertanian, Perkebunan, Pelaksana Penyuluhan dan Katahanan Panga...
Renstra Dinas Pertanian, Perkebunan, Pelaksana Penyuluhan dan Katahanan Panga...Mellianae Merkusi
 
Asistensi Penyusunan Program Pengendalian Brucellosis - AIPEID, Pare-Pare, 29...
Asistensi Penyusunan Program Pengendalian Brucellosis - AIPEID, Pare-Pare, 29...Asistensi Penyusunan Program Pengendalian Brucellosis - AIPEID, Pare-Pare, 29...
Asistensi Penyusunan Program Pengendalian Brucellosis - AIPEID, Pare-Pare, 29...Tata Naipospos
 
UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN KES. IBU BERSALIN DAN NIFAS
UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN KES. IBU BERSALIN DAN NIFASUPAYA PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN KES. IBU BERSALIN DAN NIFAS
UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN KES. IBU BERSALIN DAN NIFASDokter Tekno
 
AT Modul 5 kb 4
AT Modul 5 kb 4AT Modul 5 kb 4
AT Modul 5 kb 4PPGhybrid3
 

Similar to Dampak ekonomi wabah PMK - Ditkeswan-AIPEID, Makasar, 2-5 Juli 2013 (20)

1.pendahuluan ptu 2014
1.pendahuluan ptu 20141.pendahuluan ptu 2014
1.pendahuluan ptu 2014
 
BAB I.docx
BAB I.docxBAB I.docx
BAB I.docx
 
Peluang dan Risiko Impor Ternak dan Produk Hewan Dari Zona Bebas PMK - Pusli...
Peluang dan Risiko Impor Ternak dan Produk Hewan Dari Zona Bebas  PMK - Pusli...Peluang dan Risiko Impor Ternak dan Produk Hewan Dari Zona Bebas  PMK - Pusli...
Peluang dan Risiko Impor Ternak dan Produk Hewan Dari Zona Bebas PMK - Pusli...
 
Program Swasembada Sapi 2014
Program Swasembada Sapi 2014Program Swasembada Sapi 2014
Program Swasembada Sapi 2014
 
Analisis Situasi Penyakit Mulut dan Kuku di India (Bag. 2) - Ditjen PKH, Bogo...
Analisis Situasi Penyakit Mulut dan Kuku di India (Bag. 2) - Ditjen PKH, Bogo...Analisis Situasi Penyakit Mulut dan Kuku di India (Bag. 2) - Ditjen PKH, Bogo...
Analisis Situasi Penyakit Mulut dan Kuku di India (Bag. 2) - Ditjen PKH, Bogo...
 
pelatihan ayam broiler desa.pptx
pelatihan ayam broiler desa.pptxpelatihan ayam broiler desa.pptx
pelatihan ayam broiler desa.pptx
 
Prinsip Zona dalam Perdagangan Hewan dan Produk Hewan - Februari 2016
Prinsip Zona dalam Perdagangan Hewan dan Produk Hewan - Februari 2016Prinsip Zona dalam Perdagangan Hewan dan Produk Hewan - Februari 2016
Prinsip Zona dalam Perdagangan Hewan dan Produk Hewan - Februari 2016
 
Potensi dampak ekonomi apabila terjadi wabah penyakit mulut-dan-kuku di Indon...
Potensi dampak ekonomi apabila terjadi wabah penyakit mulut-dan-kuku di Indon...Potensi dampak ekonomi apabila terjadi wabah penyakit mulut-dan-kuku di Indon...
Potensi dampak ekonomi apabila terjadi wabah penyakit mulut-dan-kuku di Indon...
 
One Health Roadmap Eliminasi Rabies Nasional 2030 - PPR USAID, Jakarta, 27 Ag...
One Health Roadmap Eliminasi Rabies Nasional 2030 - PPR USAID, Jakarta, 27 Ag...One Health Roadmap Eliminasi Rabies Nasional 2030 - PPR USAID, Jakarta, 27 Ag...
One Health Roadmap Eliminasi Rabies Nasional 2030 - PPR USAID, Jakarta, 27 Ag...
 
Penyusunan Master Plan Pemberantasan Brucellosis - AIPEID, Makasar, 2 Juli 2013
Penyusunan Master Plan Pemberantasan Brucellosis - AIPEID, Makasar, 2 Juli 2013Penyusunan Master Plan Pemberantasan Brucellosis - AIPEID, Makasar, 2 Juli 2013
Penyusunan Master Plan Pemberantasan Brucellosis - AIPEID, Makasar, 2 Juli 2013
 
Pendekatan Berbasis Masyarakat Dalam Pengendalian Flu Burung dan Rabies - CIV...
Pendekatan Berbasis Masyarakat Dalam Pengendalian Flu Burung dan Rabies - CIV...Pendekatan Berbasis Masyarakat Dalam Pengendalian Flu Burung dan Rabies - CIV...
Pendekatan Berbasis Masyarakat Dalam Pengendalian Flu Burung dan Rabies - CIV...
 
PANDEMI COVID-19 DAN KETAHANAN PANGAN DI INDONESIA
PANDEMI COVID-19 DAN KETAHANAN PANGAN DI INDONESIAPANDEMI COVID-19 DAN KETAHANAN PANGAN DI INDONESIA
PANDEMI COVID-19 DAN KETAHANAN PANGAN DI INDONESIA
 
Workshop Penyusunan Masterplan Pemberantasan Hog Cholera - Ditkeswan-AIPEID, ...
Workshop Penyusunan Masterplan Pemberantasan Hog Cholera - Ditkeswan-AIPEID, ...Workshop Penyusunan Masterplan Pemberantasan Hog Cholera - Ditkeswan-AIPEID, ...
Workshop Penyusunan Masterplan Pemberantasan Hog Cholera - Ditkeswan-AIPEID, ...
 
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...
 
African swine fever: Pembelajaran dari wabah di China dan Vietnam - Seminar A...
African swine fever: Pembelajaran dari wabah di China dan Vietnam - Seminar A...African swine fever: Pembelajaran dari wabah di China dan Vietnam - Seminar A...
African swine fever: Pembelajaran dari wabah di China dan Vietnam - Seminar A...
 
Renstra Dinas Pertanian, Perkebunan, Pelaksana Penyuluhan dan Katahanan Panga...
Renstra Dinas Pertanian, Perkebunan, Pelaksana Penyuluhan dan Katahanan Panga...Renstra Dinas Pertanian, Perkebunan, Pelaksana Penyuluhan dan Katahanan Panga...
Renstra Dinas Pertanian, Perkebunan, Pelaksana Penyuluhan dan Katahanan Panga...
 
UNGGAS SEBAGAI KOMODITI PANGAN BERNILAI EKONOMI STRATEGIS
UNGGAS SEBAGAI KOMODITI PANGAN  BERNILAI EKONOMI STRATEGISUNGGAS SEBAGAI KOMODITI PANGAN  BERNILAI EKONOMI STRATEGIS
UNGGAS SEBAGAI KOMODITI PANGAN BERNILAI EKONOMI STRATEGIS
 
Asistensi Penyusunan Program Pengendalian Brucellosis - AIPEID, Pare-Pare, 29...
Asistensi Penyusunan Program Pengendalian Brucellosis - AIPEID, Pare-Pare, 29...Asistensi Penyusunan Program Pengendalian Brucellosis - AIPEID, Pare-Pare, 29...
Asistensi Penyusunan Program Pengendalian Brucellosis - AIPEID, Pare-Pare, 29...
 
UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN KES. IBU BERSALIN DAN NIFAS
UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN KES. IBU BERSALIN DAN NIFASUPAYA PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN KES. IBU BERSALIN DAN NIFAS
UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN KES. IBU BERSALIN DAN NIFAS
 
AT Modul 5 kb 4
AT Modul 5 kb 4AT Modul 5 kb 4
AT Modul 5 kb 4
 

More from Tata Naipospos

Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024Tata Naipospos
 
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...Tata Naipospos
 
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024Tata Naipospos
 
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023Tata Naipospos
 
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023Tata Naipospos
 
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...Tata Naipospos
 
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...Tata Naipospos
 
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...Tata Naipospos
 
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...Tata Naipospos
 
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...Tata Naipospos
 
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi  Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi  Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...Tata Naipospos
 
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...Tata Naipospos
 
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...Tata Naipospos
 
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023Tata Naipospos
 
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...Tata Naipospos
 
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023Tata Naipospos
 
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...Tata Naipospos
 
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...Tata Naipospos
 
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...Tata Naipospos
 
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...Tata Naipospos
 

More from Tata Naipospos (20)

Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
 
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
 
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
 
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
 
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
 
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
 
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
 
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
 
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
 
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
 
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi  Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi  Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
 
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
 
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
 
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
 
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
 
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
 
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
 
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
 
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
 
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
 

Recently uploaded

TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaBtsDaily
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxIKLASSENJAYA
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)ratnawijayanti31
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxmagfira271100
 
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumfebrie2
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaAnggrianiTulle
 

Recently uploaded (11)

TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
 
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
 

Dampak ekonomi wabah PMK - Ditkeswan-AIPEID, Makasar, 2-5 Juli 2013

  • 1. 1 Dampak Ekonomi Wabah PMK Tri Satya Putri Naipospos 2-5 Juli 2013
  • 2. 2
  • 3. 3 Status PMK yang dilaporkan ke OIE (2012)
  • 4. 4 Subsektor Peternakan penting! • Peternakan merupakan subsektor yang penting dalam sektor Pertanian Indonesia • Kontribusi subsektor ini dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional sekitar 1,6% dan dalam pembentukan PDB sektor Pertanian lebih dari 15% per tahun • Lebih dari 4 juta orang bekerja di subsektor Peternakan dan memainkan peran penting dalam meningkatkan sosio-ekonomi pedesaan • Kontribusi subsektor Peternakan terhadap penyerapan tenaga kerja sekitar 4% dari keseluruhan tenaga kerja nasional dan 11% dari tenaga kerja sektor Pertanian
  • 5. 5 Produk Domestik Bruto Subsektor Peternakan atas harga konstan 2000 (2009-2012) Lapangan Usaha 2009 2010 2011* 2012** 1. Pertanian*** 231.265,10 236.865,70 243.454,60 252.429,60 a. Peternakan 36.648,90 38.214,40 40.040,30 41.971,80 % terhadap PDB Pertanian 15,8% 16,1% 16,4% 16,6% b. Subsektor Pertanian Lainnya 194.616,20 198.651,30 203.414,30 210.457,80 % terhadap PDB Pertanian 84,2% 83,9% 83,6% 83,4% 2. Sektor Ekonomi Lainnya 1.947.585,30 2.077.593,10 2.221.221,90 2.365.709,60 % terhadap PDB Nasional 1,68% 1,65% 1,62% 1,60% * Angka sementara ** Angka sangat sementara *** Diluar Sektor Kehutanan dan Perikanan Sumber: Badan Pusat Statistik (2013)
  • 6. 6 Tenaga Kerja Subsektor Peternakan Tahun Tenaga Kerja Total tenaga kerja Pertanian Peternak an % Peternakan dari total Pertanian % Peternakan dari total tenaga kerja 2009 104.485.444 40.021.793 4.495.013 11,23 4,30 2010 107.405.572 40.010.274 4.362.022 10,90 4,06 2011 111.281.744 39.277.283 4.627.463 11,78 4,16 Sumber: Buku Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012
  • 7. 7 Populasi sapi dan kerbau • Sapi potong merupakan urutan kedua setelah unggas (ayam buras, ras petelur dan pedaging) • Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025 – Pengembangan peternakan jangka panjang 2011-2025 difokuskan di Koridor Ekonomi Bali–Nusa Tenggara – STRATEGI PERCEPATAN PETERNAKAN*) 1. Iklim usaha peternakan yang kondusif 2. Peningkatan produktivitas ternak sapi untuk mencapai swasembada daging 3. Peningkatan industri hilir peternakan 4. Peningkatan regulasi dan kelembagaan peternakan 5. Penguatan infrastruktur *
  • 8. 8 Populasi Ternak Indonesia 2005-2011 Ternak 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 *) Sapi Potong 10.569 10.875 11.515 12.257 12.76 13.582 14.824 Sapi Perah 361 369 374 458 475 488 597 Kerbau 2.128 2.167 2.086 1.931 1.933 2.000 1.305 Kuda 387 398 401 393 399 419 416 Kambing 13.409 13.790 14.470 15.147 15.815 16.620 17.483 Domba 8.327 8.980 9.514 9.605 10.199 10.725 11.372 Babi 6.801 6.218 6.711 6.338 6.975 7.477 7.758 Ayam Buras 278,954 291.085 272.251 243.423 249.964 257.544 274.893 Ayam Ras Petelur 84.79 100.202 111.489 107.955 99.768 105.210 110.300 Ayam Ras Pedaging 811.189 797.527 891.659 902.052 991.281 986.872 1.041.968 Itik 32.405 32.481 35.867 38.84 42.318 44.302 49.392 * Angka sementara ** Berdasarkan hasil Pendataan Lengkap Sapi Potong, Sapi Perah, dan Kerbau Tahun 2011 (angka tetap) Sumber: Direktorat Jenderal Peternakan (ooo ekor)
  • 9. 9 Dimana sapi kita? Sumber: Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan
  • 10. 10 PMK ancaman utama bagi peternakan • Hambatan utama mencapai target angka pertumbuhan populasi ternak apabila terjadi wabah dan prevalensi PMK yang persisten • Pada ternak dewasa umumnya tidak mematikan (fatal), tetapi meningkatkan risiko abortus dadakan di antara ternak- ternak bunting dan kematian anak sapi • Kerugian ekonomi terutama disebabkan oleh penurunan produksi susu dan penurunan produktivitas tenaga kerja (Bandyopadhyay, 2003; Venkataramanan et al. 2005)
  • 11. 11 Bagaimana bebas kembali setelah ada wabah PMK menurut OIE? 1) 3 bulan setelah kasus terakhir apabila diterapkan kebijakan “stamping-out” dan surveilans serologis; atau 2) 3 bulan setelah seluruh hewan tervaksinasi dipotong, jika diterapkan kebijakan “stamping- out”, vaksinasi darurat, dan surveilans serologis; atau 3) 6 bulan setelah kasus terakhir atau vaksinasi terakhir apabila diterapkan kebijakan “stamping-out”, vaksinasi darurat tapi tidak diikuti dengan pemotongan seluruh hewan tervaksinasi, dan surveilans serologis, dengan syarat survei serologis dilakukan berdasarkan deteksi antibodi sampai ke protein non-struktural virus PMK yang mendemonstrasikan bahwa sudah tidak ada lagi infeksi dalam sisa populasi tervaksinasi
  • 12. 12 Kebijakan dan strategi pengendalian apabila muncul wabah PMK • Metoda “stamping out” untuk menghentikan penyebaran wabah PMK secara cepat sesuai pedoman OIE dan pemberian kompensasi bagi hewan yang dimusnahkan • Untuk mampu mengatasi menjalarnya wabah, tingkat depopulasi harus dilakukan sampai 90-100% baik terhadap hewan terkena PMK maupun hewan terdedah di lokasi wabah dimulai pada kesempatan minggu pertama • Upaya vaksinasi baru dilakukan apabila tindakan "stamping out" tidak berhasil membuat wabah mereda • Upaya surveilans dilakukan mengikuti kaidah-kaidah epidemiologi sesuai pedoman OIE • Pengawasan lalu lintas dan tindak karantina dengan melibatkan pihak-pihak terkait
  • 13. 13 Ekonomi PMK • Secara ekonomi, PMK menciptakan apa yang disebut “EXTERNALITIES” • Apabila muncul wabah, “externalities” menjadi NEGATIF dimana pemilik ternak yang terkena PMK memberikan dampak negatif terhadap kelompok ternak lain yang terkait dengan ternaknya mengingat PMK sangat mungkin menyebar dengan cepat • Sama halnya apabila pemilik ternak melindungi ternaknya dari PMK akan menghasilkan “externalities” POSITIF mengingat kelompok ternak lain yang terkait dengan ternaknya akan terlindungi juga
  • 14. 14 Dampak PMK Langsung Tidak Langsung Kelihatan (Pengaruh terhadap sistem produksi) Tidak Kelihatan •Penurunan berat badan •Penurunan produksi susu •Kematian hewan •Penurunan produktivitas tenaga kerja Tambahan Biaya •Biaya pemotongan/ pemusnahan •Biaya kompensasi •Biaya pengawasan lalu lintas dan tindak karantina •Biaya surveilans •Biaya vaksinasi •Kehilangan tenaga kerja •Gangguan industri •Kehilangan peluang ekspor Kehilangan Pendapatan •Penurunan fertilitas •Perubahan struktur populasi ternak
  • 15. 15 Pengaruh PMK terhadap sistem produksi ternak Dampak Langsung
  • 16. 16 Struktur populasi sapi potong, sapi perah dan kerbau tahun 2011 Jenis hewan Jumlah % Sapi potong - Sapi dewasa jantan - Sapi dewasa betina - Sapi muda - Anak sapi 14.824.373 1.454.271 6.676.898 3.829.136 2.864.069 9,81 45,04 25,83 19,30 Sapi perah - Sapi dewasa jantan - Sapi dewasa betina - Sapi muda - Anak sapi 597.213 19.608 304.375 143.454 129.776 3,28 50,97 24,02 21,73 Kerbau - Kerbau dewasa jantan - Kerbau dewasa betina - Kerbau muda - Anak kerbau 1.305.078 172.642 649.634 269.914 212.888 13,23 49,78 20,68 16,31 Sumber: Buku Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012
  • 17. 17 Parameter epidemiologi Parameter epidemiologi Simbol Sapi Kerbau Proporsi hewan terkena PMK pada keadaan wabah (%) Presentase kehilangan hasil laktasi (%) Rata-rata produksi susu per ekor per laktasi (liter) Indeks kelahiran (bulan) Kelambatan pada kebuntingan berikutnya (bulan) Kenaikan angka keguguran pada anak sapi (%) Kenaikan angka kematian pada anak sapi (%) Rata-rata penurunan berat badan setahun (kg) Lama hewan tidak bisa bekerja (minggu) Tingkat depopulasi (%) R L Z I W A F S X P 30 15 3.050 15 3 10 10 10 4 90 30 15 - 15 3 10 10 10 4 90
  • 18. 18 Parameter ekonomi Parameter ekonomi Simbol Sapi Kerbau Harga susu per liter (Rp.) Harga sapi/kerbau dewasa per ekor (Rp.) Harga anak sapi/kerbau per ekor (Rp.) Biaya sewa tenaga kerja ternak per hari (Rp.) Harga daging per kg berat hidup (Rp.) Biaya pemusnahan per ekor (Rp.) Biaya desinfeksi per ekor (Rp.) Biaya kompensasi per ekor (Rp.) Biaya pengawasan lalu lintas dan tindak karantina per ekor (Rp.) Biaya peralatan dan operasional surveilans per ekor (Rp.) Biaya peralatan dan operasional vaksinasi per ekor (Rp.) Harga vaksin per dosis (Rp.) M V C O Q B E N G T K M 3.500 7.000.000 1.000.000 - 27.000 150.000 2.500 4.500.000 18.000 12.000 15.000 27.000 - 8.500.000 1.200.000 7.500 27.000 150.000 2.500 5.250.000 18.000 12.000 15.000 27.000
  • 19. 19 Penurunan produksi susu • PMK menyebabkan secara langsung penurunan produksi susu pada hewan yang sedang laktasi • Apabila diasumsikan setengah dari masa laktasi hewan tertular PMK maka terjadi kehilangan sebesar 15% dari hasil produksi laktasi (Ellis, et al, 1976) R x J x L x Z x M R = proporsi hewan terkena PMK pada keadaan wabah (%) J = jumlah sapi perah betina dewasa (ekor) L = kehilangan hasil laktasi (%) Z = rata-rata produksi susu per ekor per laktasi (liter) M = harga susu per liter (Rp.)
  • 20. 20 Infertilitas • Masalah infertilitas seringkali terjadi setelah serangan wabah PMK dan memperpanjang indeks kelahiran (12/I – 12/(I+W) + I] x R x J x Z x M I = indeks kelahiran (bulan) R = proporsi hewan terkena PMK pada saat wabah (%) J = jumlah sapi betina dewasa (ekor) W = kelambatan pada kebuntingan berikutnya (3 bulan) Z = rata-rata produksi susu hasil laktasi (liter) M = harga susu per liter (Rp.)
  • 21. 21 Keguguran • PMK menyebabkan terjadinya kenaikan angka keguguran, terutama pada hewan bunting tua • Disamping terjadi kehilangan anak sapi yang mendorong perpanjangan indeks kelahiran [12/I – 12/(I + A x 13,5) ] x R x J x Z x M I = indeks kelahiran (bulan) R = proporsi hewan terkena PMK pada keadaan wabah J = jumlah sapi dewasa betina (ekor) A = angka keguguran (%) Z = rata-rata produksi susu hasil laktasi (liter) M = harga susu per liter (Rp.)
  • 22. 22 Kematian hewan • Kenaikan angka kematian akibat PMK = 5% R x J x K x V R = proporsi hewan terkena PMK pada keadaan wabah (%) J = jumlah sapi/kerbau dewasa (ekor) K = angka kematian akibat PMK (%) V = harga seekor sapi/kerbau (Rp.) • Kenaikan angka kematian akibat PMK pada anak sapi/kerbau = 10% R x J x F x C F = angka kematian pada anak sapi/kerbau C = harga seekor anak sapi/kerbau (Rp.)
  • 23. 23 Penurunan berat badan • Kebutuhan makanan setiap hari (daily feed intake) tidak dapat terpenuhi, sehingga konsekuensinya adalah penurunan berat badan R x J x (1 – P) x S x Q R = proporsi hewan terkena PMK pada saat wabah (%) J = jumlah sapi/kerbau dewasa (ekor) S = rata-rata penurunan berat badan per tahun (kg) Q = harga daging per kg berat hidup (Rp.)
  • 24. 24 Penurunan produktivitas tenaga kerja • Hewan terserang PMK mengalami kepincangan, sehingga umumnya selama 2 minggu tidak dapat digunakan. Untuk memulihkan kondisi tubuh dibutuhkan waktu 2 minggu lagi, sehingga hewan tidak dapat bekerja selama sedikitnya 4 minggu R x J x L x O R = proporsi hewan terkena PMK pada saat wabah (%) J = jumlah sapi/kerbau dewasa (ekor) L = lama hewan tidak bisa bekerja (hari) O = harga sewa ternak pengganti per hari (Rp.)
  • 25. 25 Pengeluaran sumber-sumber fisik yang digunakan untuk memberantas wabah Dampak Tidak Langsung
  • 26. 26 Biaya pemotongan/pemusnahan • Untuk mengatasi menjalarnya wabah, maka tingkat depopulasi harus dilakukan sampai 90-100% baik terhadap hewan terkena PMK maupun hewan terdedah di lokasi wabah dimulai pada kesempatan minggu pertama R x J x P x (B+E) x 0,30 R = proporsi hewan terkena PMK pada saat wabah (%) J = jumlah sapi/kerbau dewasa (ekor) P = tingkat depopulasi (%) B = biaya pemusnahan per ekor (Rp.) E = biaya desinfeksi per ekor (Rp.)
  • 27. 27 Biaya kompensasi • Biaya kompensasi dihitung dari proporsi hewan terkena PMK dalam keadaan wabah dikalikan tingkat depopulasi dan biaya kompensasi per ekor • Biaya kompensasi diasumsikan setengah dari harga hidup seekor sapi/kerbau R x J x P x N x 0,30 R = proporsi hewan terkena PMK pada saat wabah (%) J = jumlah sapi/kerbau dewasa (ekor) P = tingkat depopulasi (%) N = biaya kompensasi per ekor (Rp.)
  • 28. 28 Biaya pengawasan lalu lintas dan tindak karantina • Upaya pertama kali dilakukan pada saat wabah adalah melakukan penutupan daerah dan mengawasi hewan dari dan keluar daerah wabah • Biaya ekstra diperlukan dalam mengikutsertakan pihak- pihak terkait seperti petugas Karantina, petugas Dinas Peternakan/Pertanian setempat, aparat Pemerintah Daerah, Kepolisian dan petugas DLLJR (1 – R) x J x G x 0,30 R = proporsi hewan terkena PMK pada saat wabah J = jumlah sapi/kerbau G = biaya pengawasan lalu lintas dan tindak karantina per ekor (Rp.)
  • 29. 29 Biaya surveilans • Biaya surveilans diperlukan terutama pada saat setelah 'stamping out" dilaksanakan baik di daerah wabah maupun di luar daerah wabah yang berbatasan (1 – R) x J x H x 0,30 R = proporsi hewan terkena PMK pada saat wabah J = jumlah sapi/kerbau dewasa (ekor) H = biaya peralatan dan operasional per ekor (Rp.)
  • 30. 30 Biaya vaksinasi • Upaya vaksinasi baru dilakukan apabila tindakan "stamping out" tidak berhasil membuat wabah mereda • Vaksinasi mula-mula dilakukan dengan jalan membentuk daerah "ring vaksinasi" dalam radius 50 km dari daerah wabah (1 – R) x J x (K + M) x 0,30 R = proporsi hewan terkena PMK pada saat wabah J = jumlah sapi/kerbau dewasa (ekor) K = biaya peralatan dan operasional per ekor (Rp.) M = harga vaksin per dosis (Rp.)
  • 31. 31 Perhitungan Dampak Langsung No. Jenis Kerugian Perhitungan Jumlah Kerugian (Rp. miliar) 1. Penurunan produksi susu 0,30 x 304.375 x 0,15 x 3.050 x 3.600 150,4 2. Infertilitas (12/15 – 12(15 + 3)) x 0,30 x 6.981.273 x 3.050 x 3.600 3.066,2 3. Keguguran (12/15 – 12/(15 + (0,10 x 13,5)) x 0,30 x 6.981.273 x 3.050 x 3.600 1.529,0 4. Kematian ternak dewasa (0,30 x 8.455.152 x 0,05 x 7.000.000) + (0,30 x 822.276 x 0,05 x 8.5000.000) 992,6 5. Kematian anak sapi/kerbau (0,30 x 2.864.069 x 0,10 x 1.000.000) + (0,30 x 212.888 x 0,10 x 1.200.000) 85,9 6. Penurunan berat badan 0,30 x 8.953.445 x (1 – 0,90) x 10 x 27.000 72,5 7. Penurunan produktivitas tenaga kerja 0,30 x 13.519.932 x 28 x 7.500 51,8 Sub total (1 + 7) 5.938,5
  • 32. 32 Perhitungan Dampak Tidak Langsung No . Jenis Kerugian Perhitungan Jumlah Kerugian (Rp. miliar) 1. Biaya pemotongan /pemusnahan [0,30 x 9.227.428 x 45.000 x 2.500] x 0,30 114,6 2. Biaya kompensasi [(0,30 x 6.184.559 x 0,90 x 4.500.000) + (0,30 x 1.337.816 x 0,90 x 5.250.000] x 0,30 3.341, 6 3. Biaya pengawasan lalu lintas dan tindak karantina [(1 – 0,30) x 13.519.932 x 18.000] x 0,30 51,1 4. Biaya surveilans [(1 – 0,30) x 7.522.375 x 12.000] x 0,30 23,4 5. Biaya vaksinasi [(1 - 0,30) x 7.522.375 x (15.000 + 27.000)] x 0,30 81,8 Sub total (1 + 5) 3.702,5
  • 33. 33 Dampak kerugian PMK Total dampak kerugian PMK (Rp. miliar): Rp 5.938.5 + Rp 3.702,5 = Rp 9.641
  • 34. 34 Dampak kerugian tidak langsung yang tidak dihitung • Hilangnya peluang ekspor (saat ini Indonesia tidak mengekspor sapi/kerbau) • Dampak pasar dan harga • Reduksi produksi yang permanen • Dampak terhadap industri pariwisata
  • 35. 35 Kesimpulan • PMK masih merupakan penyakit ekonomi terpenting pada sapi/kerbau • Dampak kerugian PMK dapat dibagi menjadi 2 komponen yaitu DAMPAK LANGSUNG yang disebabkan oleh penurunan produksi dan perubahan dalm struktur populasi; dan DAMPAK TIDAK LANGSUNG yang berkaitan dengan biaya pengendalian wabah PMK • Apabila terjadi wabah PMK di salah satu wilayah padat populasi sapi/kerbau di Indonesia, maka potensi kerugian bisa mencapai Rp. 9,641 trilyun
  • 36. 36