Dokumen tersebut membahas tentang kemungkinan doa dapat mengubah takdir yang telah ditentukan Allah. Disebutkan bahwa menurut hadis Nabi, takdir dapat berubah akibat doa seseorang. Doa yang tulus dapat mengubah situasi hidup seseorang dari yang semula pahit menjadi lebih baik. Oleh karena itu, umat Islam tidak boleh putus asa dan harus terus berdoa kepada Allah, karena hanya Allah
1. 1
UNIVERSITY RESIDENCE - UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
KARASIBAZHU
(Kajian Rabu Siang Ba’da Zhuhur)
Mungkinkan Doa Dapat Mengubah Takdir?
Banyak orang yang bertanya: “mungkinkah takdir itu berubah? Dan
apa yang bisa kita lakukan untuk mengubahnya, padahal Allah telah
berfirman:
“Sebagai sunnatullah [hukum Allah yang telah ditetapkannya] yang berlaku atas
orang-orang yang telah terdahulu sebelum (mu), dan kamu sekali-kali tiada akan
mendapati peubahan pada sunnah Allah.” (QS al-Ahzâb/33: 62), dan
“Sebagai suatu sunnatullah [hukum Allah yang telah ditetapkannya] yang telah
berlaku sejak dahulu, kamu sekali-kali tiada akan menemukan peubahan bagi
sunnatullah itu. (QS al-Fath/48: 23)
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita perlu merujuk pada
penjelasan Rasulullah shallallâhu ’alaihi wa sallam.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah shallallâhu ’alaihi wa sallam
menjelaskan bahwa takdir Allah yang telah ditentukan (oleh-Nya) bisa
berubah. Dan faktor yang dapat mengubah ‘takdir’ itu ialah ‘doa’ seseorang.
Beliau bersabda:
“Tidak ada yang dapat menolak ketentuan (ketentuan Allah) selain doa. Dan tidak
ada yang dapat menambah (memperpanjang) umur seseorang selain (perbuatan)
baik.” (Hadits Riwayat at-Tirmidzi dari Salman, Sunan at-Tirmidzi, juz VIII,
hal. 278, hadits no. 8822)
2. 2
Subhânallâh! Betapa luar biasa kedudukan doa dalam ajaran Islam.
Dengan doa seseorang bisa berharap bahwa takdir yang telah ditentukan
oleh Allah atas dirinya berubah. Hal ini merupakan sebuah berita gembira
bagi siapa pun yang selama ini merasa hidupnya hanya diwarnai penderitaan
dari waktu ke waktu. Ia akan menjadi orang yang bersikap optimis. Sebab
keadaan hidupnya yang selama ini dirasakan hanya berisi kesengsaraan
dapat berakhir dan berubah. Asal ia tidak berputus asa dari rahmat Allah
dan ia mau bersungguh-sungguh meminta dengan doa yang tulus kepada
Allah Yang Maha Kuasa.
Allah berfirman:
“(Nabi Ya’qub berkata) Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita
tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.”
(QS Yûsuf/12: 87), dan
ۚ
ۚ
“Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka
sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah
ta’aala mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan
berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak
dapat ditolong (lagi).” (QS az-Zumar/39: 53-54)
Demikianlah, hanya orang yang tetap berharap kepada Allah saja
yang dapat bertahan menjalani kehidupan di dunia betapapun pahitnya
takdir yang ia jalani. Ia akan senantiasa menanamkan dalam dirinya bahwa
jika ia memohon kepada Allah dalam keadaan apa pun, maka derita dan
kesulitan yang ia hadapi sangat mungkin berakhir dan bahkan berubah.
Sebaliknya, orang yang tidak pernah mengenal Allah, dengan
sendirinya akan meninggalkan kebiasaan berdoa dan memohon kepada
3. 3
Allah. Ia akan terjatuh pada salah satu dari dua bentuk ekstremitas. Pertama,
ia akan mudah berputus asa. Atau kedua, ia akan lari kepada pihak lain
untuk menjadi sandarannya demi mengubah keadaan. Padahal begitu ia
bersandar kepada sesuatu selain Allah -- termasuk bersandar kepada dirinya
sendiri -- maka pada saat itu pulalah Allah akan mengabaikan orang itu dan
membiarkannya berjalan mengikuti situasi dan kondisi yang tersedia.
Sedangkan orang tersebut dinilai sebagai seorang yang mempersekutukan
Allah dengan yang lain. Berarti orang tersebut telah jatuh ke dalam kategori
seorang musyrik. Na’ûdzu billâhi min dzâlik!
Selanjutnya Allah berfirman:
ۚ
“Dan Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan
bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku
akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.” (QS al-Mu’min/40:
60)
Dan yang tidak kalah pentingnya bahwa seorang muslim tidak
boleh pernah berhenti meminta kepadaNya, karena sikap demikian
merupakan suatu kesombongan yang akan menjebloskannya ke dalam siksa
Allah yang pedih. Maka Rasulullah shallallâhu ’alaih wa sallam bersabda:
“Barangsiapa tidak berdoa kepada Allah ta’aala, maka Allah ta’aala murka
kepadaNya.” (Hadits Riwayat Ahmad bin Hanbal dari Abu Hurairah, Musnad
Ahmad ibn Hanbal, juz II, hal. 443, hadits no. 9717)
Oleh karena itu, janganlah ‘kita’ – umat Islam -- berputus asa dari
rahmat Allah. Bila kita merasa takdir yang telah ditentukan oleh Allah bagi
hidup kita tidak (kita rasakan) memuaskan, maka tengadahkanlah kedua
tangan ‘kita’dan berdoalah kepada Allah. Karena Allah Maha Mendengar
dan Maha Berkuasa untuk mengubah takdir kita.
Barangkali di antara doa yang baik untuk diajukan sebagai bentuk
harapan agar Allah mengubah takdir kita, sebagaimana yang pernah
diucapkan oleh Rasulullah shallallâhu ’alaih wa sallam:
4. 4
“Ya Allah, perbaikilah agamaku untukku yang mana ia merupakan penjaga
perkaraku. Perbaikilah duniaku yang di dalamnya terdapat kehidupanku.
Perbaikilah akhiratku untukku yang di dalamnya terdapat tempat kembaliku.
Jadikanlah hidupku sebagai tambahan untukku dalam setiap kebaikan, serta
jadikanlah matiku sebagai istirahat untukku dari segala keburukan.” (Hadits
Riwayat Muslim dari Abu Hurairah, Shahîh Muslim, juz VIII, hal. 81, hadits
no. 7078)
Demikianlah tulisan ringkas yang penulis maksudkan untuk
menjawab pertanyaan di atas. Semoga berkenan, meskipun masih banyak
yang harus dijelaskan lebih lanjut.
Wallâhu A’lamu bish-Shawâb.
Yogyakarta, 15 April 2015