Cerita ini memberikan contoh tentang seorang hamba Allah yang melakukan ibadah selama 500 tahun di atas gunung. Meskipun begitu, hamba tersebut masuk surga bukan karena amal perbuatannya melainkan karena rahmat Allah. Cerita ini mengajarkan bahwa kemasukan surga sepenuhnya bergantung pada rahmat Allah, bukan pada amal perbuatan manusia. Oleh karena itu, manusia tidak boleh sombong atau meremehkan
1. Kertas A4
JANGAN SOMBONGKAN AMAL IBADAHMU
َ
َل
َ
ع ُهَ
ر ِه
ْ
ظُيِل
ِّ
ـق َ
ح
ْ
إل ِ
نْي ِ
د َ
و ى
َ
د ُ
ه
ْ
الِب
ُ
ه
َ
ل ْ
و ُ
س َ
ر َل َ
س ْ
ر
َ
أ ْ
ي ِ
ذ
َّ
إل هلل
ُ
د ْم َ
ح
ْ
ل
َ
إ
ْ
ن
َ
أ
ُ
د َ
ه
ْ
ش
َ
أ ،
َ
ن ْ
و
ُ
كِ
ْْ
ش ُم
ْ
إل َهِ
ر
َ
ك ْ
و
َ
ل َ
و ِ
ه
ِّ
ل
ُ
ك ِ
نْي
ِّ
إلد
َّ
ن
َ
أ
ُ
د َ
ه
ْ
ش
َ
أ َ
و هللا
َّ
الِؤ إله
َ
َل
ِ
هِاب َ
ح ْ
ص
َ
أ َ
و أله
َ
َل
َ
ع َ
و ٍ
د َّم َ
ح ُم
َ
َل
َ
ع ِّل َ
ص إللهم.هللا ُل ْ
و ُ
س َ
ر إ
ً
د َّم َ
ح ُم
فاز فقد هللا بتقوى ونفىس أوصيكم هللا فياعباد بعد أما . َن ْ
ي ِ
ع َم ْ
ج
َ
أ
مسلمون وأنتم أال والتموتن تقاته حق هللا إتقو ,إلمتقون
Jamaah yang Dirahmati Allah
Diberikan kesempatan untuk hadir di majelis yang mulia ini adalah sebuah
karunia yang wajib kita syukuri. Setidaknya nikmat iman dan kesehatan
sekaligus kita dapatkan pada Jumat siang ini. Karena tidak sedikit saudara
kita yang gagal menerima keduanya sekaligus.
Ada yang memiliki keinginan kuat untuk berangkat ke masjid, tapi ternyata
terhalang kesehatan. Demikian juga kaum muslimin diberikan kesehatan,
namun tanpa keimanan sehingga tidak berkenan menghadiri panggilan
shalat Jumat berjamaah ini.
Oleh sebab itu mari dua nikmat tersebut kita syukuri dengan meningkatkan
takwallah yakni menjalankan perintah dan menjauhi yang dilarang Allah
SWT.
Hadirin jamaah jumah Rahimakumullah
Materi khutbah kali ini akan mengupas tentang Rahmat Allah di dalam
dalam Al Qur’an ayat Az-Zumar 35:
ۚ ِ
َّ
إَّلل ِ
ة َم ْ
حَّ
ر ن ِ
م وإ
ُ
ط
َ
ن
ْ
ق
َ
ت
َ
َل ْ
م ِه ِ
س
ُ
نف
َ
أ ٰ َ
َل
َ
ع وإ
ُ
فَ ْ
ْس
َ
أ َ
ين ِ
ذ
َّ
إل َ
ي ِ
ادَب ِ
ع اَي ْل
ُ
ق
ُ
يم ِ
حَّ
إلر ُ
ور
ُ
ف
َ
غ
ْ
إل َ
و
ُ
ه
ُ
ه
َّ
نِؤ ۚ ا ًيع ِ
م َ
ج َ
وب
ُ
ن
ُّ
إلذ ُ
ر ِ
ف
ْ
غَي
َ َّ
إَّلل
َّ
نِؤ
Artinya: Katakanlah hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap
diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya
Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Hadirin Jamaah Jumat Rahimakumullah
Dari ayat tersebut kita dilarang untuk merasa putus asa atas rahmat Allah.
Berkaitan dengan Rahmat Allah, ada sebuah kisah yang masyhur di dalam
kitab-kitab karangan para ulama’.
Dari Jabir bin Abdullah RA, beliau berkata, Rasulullah SAW pernah keluar
menemui kami, lalu bersabda, ‘Baru saja kekasihku, malaikat Jibril, keluar
dariku, dimana dia memberitahu, ‘Wahai Muhammad, demi Dzat yang
mengutusmu dengan kebenaran, sesungguhnya Allah memiliki seorang
hamba diantara sekian banyak hamba-hambaNya. Hamba itu melakukan
ibadah selama 500 tahun di atas gunung yang berada di tengah laut. Allah
mengeluarkan mata air dipuncak gunung itu hanya seukuran jari. Namun,
airnya sangat segar mengalir sedikit demi sedikit, hingga menggenang
dibawah kaki gunung.
Disamping itu, Allah juga menumbuhkan pohon delima, yang setiap malam
mengeluarkan satu buah delima matang untuk dia makan setiap harinya.
Jika hari menjelang petang, hamba Allah itu turun kebawah mengambil air
wudzu sambil memetik buah delima untuk dimakan. Kemudian mengerjakan
shalat.
Ia berdoa kepada Allah jika waktu ajal tiba agar ia diwafatkan dalam
keadaan bersujud, dan mohon agar jangan sampai jasadnya rusak dimakan
tanah atau lainnya sehingga ia dibangkitkan dalam keadaan bersujud juga.
Singkat cerita, Allah membangkitkan hambanya tersebut pada hari Kiamat.
Ketika dihadapan Allah kemudian berfirman masukkanlah hambaKU ini ke
dalam Surga karena RahmatKU.’
2. Kertas A4
Hamba itu membantah, ‘Ya Rabbi, masukkan aku ke Surga karena
perbuatanku.’ Allah SWT berfirman, ‘Masukkanlah hambaKU ini kedalam
Surga karena RahmatKU.’
Hamba tersebut membantah lagi, ‘Ya Rabbi, masukkan aku ke Surga karena
amalku.’ Kemudian Allah memerintahkan para malaikat, ‘Cobalah kalian
timbang, lebih berat mana antara kenikmatan yang Aku berikan kepadanya
dengan amal perbuatannya.’
Setelah ditimbang, ternyata baru nikmat penglihatan saja yang ditimbang itu
lebih berat dibanding ibadahnya selama 500 tahun, belum lagi kenikmatan
anggota tubuh yang lain.
Maka Allah berfirman, ‘Sekarang masukkanlah hambaKU ini ke neraka.
’Kemudian ia diseret kedalam neraka. Hamba itu lalu berkata, ‘Ya Rabbi,
benar, aku masuk Surga hanya karena rahmatMU, maka masukkanlah aku ke
dalam SurgaMu.’
Allah SWT berfirman, ‘Kembalikanlah ia.’ Kemudian ia dihadapkan lagi di
depan Allah, Allah bertanya kepadanya, ‘Wahai hambaKu, siapakah yang
menciptakanmu ketika kamu belum menjadi apa-apa?’ Hamba tersebut
menjawab, ‘Engkau, ‘Wahai Tuhanku.’
Allah bertanya lagi, ‘Yang demikian itu karena keinginanmu sendiri atau
berkat rahmatKU?’ Dia menjawab, ‘Semata-mata karena rahmatMU.’ Allah
SWT bertanya, ‘Siapakah yang memberi kekuatan kepadamu sehingga kamu
mampu mengerjakan ibadah selama 500 tahun? ’Dia mejawab, ‘Engkau Ya
Rabbi.’
Allah bertanya, ‘Siapakah yang menempatkanmu berada di gunung
dikelilingi ombak laut, kemudian mengalirkan untukmu air segar di tengah-
tengah laut yang airnya asin, lalu setiap malam memberimu buah delima
yang seharusnya berbuah hanya satu tahun sekali? disamping itu semua,
kamu memohon kepadaKU agar AKU mencabut nyawamu ketika kamu
bersujud, dan AKU telah memenuhi permintaanmu? Hamba itu menjawab,
‘Engkau ya Rabbi.’
Allah SWT berfirman, ‘Itu semua berkat rahmatKU. Dan hanya dengan
rahmatKU pula Aku memasukkanmu ke dalam Surga.’ hambaKU yang paling
banyak memperoleh kenikmatan adalah kamu wahai hambaKU.’ Kemudian
Allah SWT memasukkanya ke dalam Surga.”
Jibril AS melanjutkan, “Wahai Muhammad, sesungguhnya segala sesuatu itu
terjadi hanya berkat Rahmat Allah SWT.
Jamaah Jumat Rahimakumullah
Cerita di atas membuktikan betapa hidup manusia sangat tergantung pada
rahmat Allah SWT sebagai pengatur alam jagad raya. Dia-lah yang
menentukan semuanya. Ia berhak melakukan apapun kepada makhluk.
Sebagai Sang Pencipta, sebagai Sang Maha Kuasa, Dia bebas menyiksa dan
mengganjar siapa saja yang Ia mau. Ketundukan atau kedurhakaan kita
kepada-Nya tidaklah mampu menggeser kekuasaannya walau sedikit pun.
Oleh karena itulah, hidup semua makhluk ini sungguh-sungguh tergantung
pada rahmat-Nya, bukan pada kesalihan amal ibadah kita.
Hadirin Rahimakumullah
Ini menunjukkan kepada kita bahwa posisi rahmat Allah itu sangat rahasia.
Rahmat Allah tidak dapat dikalkulasi, diprediksi dan diperinci.
Oleh karena itulah tidak dibenarkan bagi kita untuk menilai rendah sebuah
amal ibadah. Walaupun itu sekadar menghindarkan duri dari tengah jalan.
Karena bisa saja amal itu yang dirahmati Allah. Kita tidak boleh meremehkan
amal walau sekecil apapun siapa tahu itulah yang akan menyelamatkan kita
di akhirat nanti. Kita tidak dibenarkan pula menyombongkan amal ibadah
walau sebesar apapun amal tersebut. Karena belum tentu amal itu
mengandung rahmat-Nya.