SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
Taubat
   A. Makna Taubat

Menurut bahasa At-taubah berarti ar-rujuu‟ (kembali), sedangkan menurut istilah taubat adalah kembali dari
kondisi jauh dari Allah SWT menuju kedekatan kepada-Nya. Atau: pengakuan atas dosa, penyesalan, berhenti,
dan tekad untuk tidak mengulanginya kembali di masa datang.

Mengapa harus bertaubat?

1. Karena manusia pasti berdosa.

2. Karena dosa adalah penghalang antara kita dan Sang Kekasih (Allah SWT), maka lari dari hal yang membuat
kita jauh dari-Nya adalah kemestian.

3. Karena dosa pasti membawa kehancuran cepat atau lambat, maka mereka yang berakal sehat pasti segera
menjauh darinya.

4. Jika ada manusia yang tidak melakukan dosa, pasti ia pernah berkeinginan untuk melakukannya. Jika ada
orang yang tidak pernah berkeinginan melakukan dosa, pasti ia pernah lalai dari mengingat Allah. Jika ada orang
yang tidak pernah lalai mengingat Allah, pastilah ia tidak akan mampu memberikan hak Allah sepenuhnya. Semua
itu adalah kekurangan yang harus ditutupi dengan taubat.

5. Karena Allah swt memerintahkan kita bertaubat, sebagaimana dalam firman-Nya,




“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-
murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam
jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang
mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil
mereka mengatakan: “Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami;
Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (QS. At-Tahrim: 8)




“Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (QS. An-
Nuur: 31)




“dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (Jika kamu mengerjakan
yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada
waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan
(balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari
kiamat.” (QS. Huud: 3)

6. Karena Allah mencintai orang yang bertaubat, sebagaimana dalam firman-Nya,
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan
diri.” (QS. Al-Baqarah: 222)

7. Karena Rasulullah SAW senantiasa bertaubat padahal beliau seorang nabi yang ma‟shum (terjaga dari dosa).
Beliau bersabda:

“Demi Allah, sesungguhnya aku meminta ampun dan bertaubat kepada Allah dalam sehari lebih dari tujuh puluh
kali.” (HR. Bukhari).

Dalam riwayat Muslim disebutkan bahwa beliau beristighfar seratus kali dalam sehari.

Syarat-syarat taubat

   1. Penyesalan dari dosa karena Allah.
   2. Berhenti melakukannya.
   3. Bertekad untuk tidak mengulanginya di masa datang.
   4. Dilakukan sebelum nyawa sampai di tenggorokan ketika sakaratul maut, atau sebelum matahari terbit dari
      barat.
   5. Jika dosa berkaitan dengan sesama manusia, maka syaratnya bertambah satu: melunasi hak orang
      tersebut, atau meminta kerelaannya, atau memperbanyak amal kebaikan.

Kemaksiatan yang dilakukan berkaitan dengan hak sesama manusia, ada empat syarat yang harus dipenuhi, yakni
syarat pertama, kedua, dan ketiga, sebagaimana tiga syarat di atas, dan syarat keempat: membebaskan diri dari
hak tersebut.

Artinya, jika hak itu berupa harta benda, ia harus mengembalikan kepada pemiliknya. Jika
berupa qadzaf (menuduh orang lain berbuat zina), ia harus menyerahkan dirinya untuk dijatuhi hukuman atau
meminta maaf kepada orang yang bersangkutan. Jika berupa ghibah (menggunjing orang lain), ia harus meminta
maaf kepada orang tersebut.

Setiap orang harus bertaubat dari segala dosa yang pernah diperbuat. Jika ia hanya bertaubat dari sebagian
dosanya, taubat tersebut diterima, namun ia masih mempunyai tanggungan dosa yang lain.

   B. Buah dari Taubat

Taubat selain kewajiban dan keharusan yang mesti dilakukan oleh manusia, tanpa terkecuali orang beriman
apalagi orang banyak berdosa dan maksiat. Allah SWT berfirman




“…dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (QS.
An-Nuur: 31)

Allah Berfirman:




“Mohonlah ampun kepada Tuhanmu kemudian bertaubatlah kepada-Nya…” (QS. Huud: 90)

Allah Berfirman:




“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang sesungguhnya…” (QS. At-Tahrim:
8)
Dalam hadits nabi disebutkan:




Abu Hurairah RA berkata: “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, „Demi Allah, sesungguhnya, aku membaca
istighfar dan bertaubat kepada Allah dalam sehari lebih dari tujuh puluh kali.‟”(HR. Bukhari)

Dalam riwayat lain disebutkan:




Al-Aghar bin Yasar Al-Muzani RA berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Hai manusia, bertaubatlah kepada
Allah dan mintalah ampunan kepada-Nya. Sesungguhnya, aku bertaubat seratus kali dalam sehari.” (HR. Muslim)

Taubat juga merupakan amalan yang sangat disenangi dan dicintai oleh Allah SWT. Seperti firman Allah:




“Sesungguhnya Allah mencintai orang yang bertaubat dan mencintai orang yang mensucikan diri” (QS. Al-
Baqarah: 222)

Kegembiraan dan kesenangan Allah begitu besar seperti orang yang mendapatkan barang yang sebelumnya hilang
namun secara tiba-tiba ada dihadapannya, Rasulullah saw mentamsilkan dalam haditsnya:




Abu Hamzah, Anas bin Malik Al-Ansari RA (pelayan Rasulullah SAW.) berkata bahwa Rasulullah SAW
bersabda: “Allah lebih gembira terhadap taubat hamba-Nya daripada seseorang di antara kamu yang
mendapatkan untanya yang telah hilang di gurun sahara.” (Muttafaq „alaih)

Dalam riwayat lain disebutkan: “Allah sangat gembira terhadap hamba-Nya yang mau bertaubat. Kegembiraan
Allah itu lebih besar daripada kegembiraan seseorang di antara kamu yang mendapatkan kembali untanya yang
sarat dengan perbekalan. Sebelumnya, ia mengendarai untanya di gurun sahara, lalu unta yang a tunggangi
lepas. Padahal, di atas unta tersebut terdapat makanan dan minuman perbekalannya. Ia sudah putus asa.
Kemudian, ia mendekati sebuah pohon, dan berbaring di bawahnya. Dia sudah yakin bahwa untanya tidak akan
kembali. Pada saat itulah, tiba-tiba unta tersebut berdiri di depannya. Ia memegang kendalinya. Lalu karena
sangat gembiranya, ia mengucapkan, „Ya Allah, Engkau adalah hambaku dan aku adalah tuhan-Mu.‟ Ia salah
mengucapkannya karena sangat gembira.” (HR. Muslim)
Dalam hadits disebutkan:




Abu Hurairah RA berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Allah SWT tertawa melihat dua orang yang ingin
saling membunuh, tetapi keduanya masuk surga.”

Para sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, bagaimana itu bisa terjadi?”

(Rasulullah menjawab), “Orang yang pertama berperang di jalan Allah, lalu ia terbunuh sebagai syahid. Kemudian,
si pembunuh bertaubat dan masuk Islam. Ia berperang di jalan Allah hingga mati sebagai syahid.” (Muttafaq
„alaih)

Di samping itu pula Allah akan menggantikan keburukan dengan kebaikan, sebagaimana firman-Nya:




“Kecuali orang yang bertaubat, beriman dan melakukan perbuatan baik; maka kejahatan mereka diganti dengan
kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. Al-Furqan: 70)

Karena itu taubat bagi kita adalah sebuah kebutuhan agar kita mendapatkan karunia yang begitu dari Allah SWT.

Adapun buah dari bertaubat kepada Allah adalah:

1. Mendapatkan kecintaan dari Allah SWT.




“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan
diri.” (QS. Al-Baqarah: 222)

2. Mendapatkan nikmat dari Allah saat di dunia.




“… maka aku katakan kepada mereka: „Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha
Pengampun-, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-
anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-
sungai.” (QS. Nuh: 10-12)

3. Dihapuskannya dosa-dosa.
“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-
murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu…” (QS. At-Tahrim: 8)

4. Mendapatkan ganjaran surga




    “… dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai…” (QS. At-Tahrim: 8)


5. Digantikannya kejahatan dengan kebaikan




“… kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka itu kejahatan mereka diganti
Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Furqan: 70)

C. Yang Menyebabkan Dosa Kecil Menjadi Besar di Sisi Allah SWT

1. Jika dilakukan terus menerus

Allah SWT berfirman,




“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat
akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain
dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.” (QS. Ali
Imran: 135)

Dosa besar yang hanya dilakukan sekali, lebih bisa diharapkan pengampunannya dari pada dosa kecil yang
dilakukan terus menerus, jika seorang hamba meremehkannya. Setiap kali seorang hamba menganggap besar
sebuah dosa niscaya akan kecil di sisi Allah, dan setiap kali ia menganggap remeh sebuah dosa niscaya akan
menjadi besar di sisiNya.

Abdullah bin Mas‟ud RA berkata:

“Seorang mukmin memandang dosanya bagaikan gunung yang akan runtuh menimpa dirinya, sedangkan seorang
pendosa menganggap dosanya seperti seekor lalat yang mencolok di hidungnya, cukup diusir dengan
tangannya.” (HR. Bukhari-Muslim).

Bilal bin Sa‟ad rahimahullah berkata:

“Jangan kamu memandang kecilnya dosa, tapi lihatlah keagungan Zat yang kamu durhakai itu.”

2. Jika seseorang melakukan dosa tanpa diketahui orang lain lalu ia menceritakannya dengan bangga
kepada orang lain

Jika dilakukan dengan bangga atau minta dipuji, seperti seseorang yang mengatakan: “Lihat, bagaimana
hebatnya saya mempermalukan orang itu di depan umum!?” Atau seperti ucapan seorang pedagang: “Lihat,
bagaimana saya bisa menipu pembeli itu!?”

Rasulullah SAW bersabda:
“Setiap umatku selamat kecuali orang-orang yang terang-terangan berlaku dosa. Dan di antara perbuatan terang-
terangan melakukan dosa ialah jika seseorang berdosa di malam hari sementara Allah telah menutupi aibnya,
namun di pagi hari ia merobek tirai penutup itu sambil berkata: “Hai Fulan, semalam aku melakukan ini dan
itu.” (HR. Bukhari-Muslim).

3. Jika yang melakukannya seorang alim yang menjadi panutan.

Karena apa yang ia lakukan dicontoh oleh orang lain. Ketika ia melakukan dosa, maka ia juga mendapatkan dosa
orang yang mencontohnya. Rasulullah SAW bersabda:

“…dan barang siapa memberi contoh keburukan dalam Islam maka baginya dosa perbuatan itu dan juga dosa
orang yang mencontohnya setelah itu tanpa dikurangi sedikit pun dosa itu dari pelakunya.” (HR. Muslim).

D. Allah Pasti Menerima Taubat Hamba-Nya

Jangan takut dengan dosa yang pernah kita lakukan karena Allah pasti akan menerima taubat hamba selama
dirinya mau datang kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya dengan penuh kesungguhan. Ambilah hikmah dari
beberapa kisah yang terekam dalam hadits-hadits berikut ini,




Abu Sa‟id, Sa‟d bin Malik bin Sinan Al-Khudri RA berkata bahwa Nabi SAW bersabda: “Di kalangan masyarakat
sebelum kalian, ada seorang laki-laki yang telah membunuh 99 orang. (Karena ingin bertaubat), ia bertanya
kepada seseorang, di mana orang yang paling banyak ilmunya berada? Ia ditunjukkan kepada seorang pendeta,
lalu ia mendatangi pendeta itu.

Orang yang mengantar berkata (kepada si pendeta), „Ia telah membunuh 99 orang. Apakah ia masih memiliki
peluang bertaubat.‟

Pendeta itu menjawab, „Tidak.‟

(Laki-laki pembunuh itu naik pitam) lalu membunuh si pendeta. Dengan demikian, ia telah membunuh seratus
orang.

Pembunuh itu bertanya kembali tentang keberadaan orang yang paling banyak ilmunya. Ia ditunjukkan kepada
seorang ulama. (Sesampainya di tempat ulama itu), orang yang mengantar berkata, „Ia telah membunuh seratus
orang, apakah masih terbuka pintu taubat baginya?‟
Ulama itu menjawab, „Ya. Tidak ada yang menghalangi Allah untuk menerima taubat. Berangkatlah ke daerah ini
dan ini. Di sana ada kaum yang menyembah Allah. Beribadahlah bersama mereka. Jangan kembali ke
lingkunganmu, karena lingkunganmu adalah lingkungan yang buruk (penuh maksiat).‟

Laki-laki itu berangkat (memenuhi nasihat ulama itu). Di tengah perjalanan, ia meninggal dunia.

Malaikat rahmat dan malaikat azab bertengkar (memperebutkannya). Malaikat rahmat berkata, „Dia telah datang
dalam keadaan bertaubat. Hatinya tertuju kepada Allah (karena itu, dia adalah bagianku).‟

Malaikat azab berkata, „Dia belum melakukan kebaikan sedikit pun (karena itu, dia bagianku).‟

Kemudian, datanglah seorang malaikat dalam bentuk manusia. Kedua malaikat itu mengangkatnya untuk menjadi
penengah.

Dia (malaikat penengah) berkata, „Ukurlah jarak dua tanah itu (tanah yang mengarah ke tempat pemberangkatan
laki-laki yang akan bertaubat dan tanah yang akan dituju). Ke manakah dia lebih dekat, maka laki-laki ini
miliknya.‟

Dua malaikat mengukur tanah tersebut. Setelah itu, diketahui bahwa si pembunuh lebih dekat dengan tanah yang
akan ditujunya. Dengan demikian, malaikat rahmatlah yang berhak mengambilnya.” (Muttafaq „alaih)

Di dalam riwayat lain disebutkan: “Jarak ke tanah yang akan dituju lebih dekat satu jengkal, maka ia menjadi
golongannya.”

Di dalam riwayat lain disebutkan: “Allah memerintahkan kepada tanah tempat pemberangkatan untuk menjauh
dan memerintahkan kepada tanah tempat tujuan untuk mendekat, lalu berfirman, „Ukurlah keduanya.‟ Mereka
mendapati bahwa tanah tujuan lebih dekat satu jengkal, maka dosa-dosanya diampuni.‟”

Di dalam riwayat lain disebutkan: “Dada orang tersebut mendekat ke arah tanah yang dituju.”

Dalam kisah lain disebutkan:



                                                                                          –-




Dari Abu Nujaid, Imran bin Al-Hushain Al-Khuza‟i RA, menceritakan bahwa seorang wanita dari Juhainah datang
menemui Rasulullah SAW. Wanita itu hamil karena zina. Dia berkata, “Ya Rasulullah, aku berhak menerima
hukuman hadd. Tegakkanlah hukuman itu terhadapku.”

Rasulullah SAW memanggil walinya dan bersabda, “Jagalah dia dengan baik. Apabila dia telah melahirkan,
bawalah ke sini.”

Sang wali melaksanakan perintah Rasulullah. Setelah wanita itu melahirkan, wanita itu datang menemui Nabi SAW
bersama wanita tersebut.

Lalu, Rasulullah SAW memerintahkan agar hukuman hadd dilaksanakan terhadap wanita tersebut. Lalu ia diikat,
dengan tetap mengenakan pakaiannya (tidak dilepas). Rasulullah SAW memerintahkan agar wanita itu dirajam.
Perintah beliau pun dilaksanakan.
Setelah dia meninggal dunia, Rasulullah menshalatinya. Umar RA berkata, “Ya Rasulullah, engkau menshalatinya,
padahal dia telah berbuat zina?”

Rasulullah menjawab, “Sungguh, dia telah bertaubat. Seandainya taubatnya dibagikan kepada tujuh puluh
penduduk Madinah, taubat itu pasti mencukupinya. Apakah kamu menjumpai sesuatu yang lebih utama daripada
seseorang yang mengorbankan dirinya untuk Allah yang Mahamulia lagi Maha Agung.” (HR. Muslim)

Dalam hadits disebutkan:




Ibnu Abbas RA dan Anas bin Malik RA berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Seandainya seseorang sudah
memiliki satu lembah emas, ia ingin memiliki dua lembah emas. Tidak ada yang memenuhi mulutnya, kecuali
debu1.Dan, Allah menerima taubat orang yang mau bertaubat.” (Muttafaq „alaih)


E. Jangan Menunda-Nunda Taubat!

Bersegera bertaubat hanya dilakukan oleh mereka yang berakal sehat. Orang-orang yang menunda taubat ibarat
seseorang yang ingin mencabut pohon yang mengganggu, namun karena merasa sulit mencabutnya ia
menundanya hingga esok atau lusa, atau minggu depan, atau … tanpa ia sadari bahwa semakin hari akar pohon
itu makin menghujam di tanah, sedangkan ia semakin tua dan lemah.

Jangan menunda-nunda taubat karena mengandalkan rahmat dan ampunan Allah SWT. Orang seperti itu ibarat
seorang laki-laki yang menghabiskan seluruh hartanya dengan sia-sia dan meninggalkan keluarganya dalam
kefakiran, lalu ia mengharapkan harta karun datang kepadanya tanpa bekerja. Mungkin harta karun itu ada, tapi
orang ini jelas kurang sehat akalnya.

Mengapa kita dapat berpikir logis dalam masalah keduniaan namun tidak demikian dalam urusan akhirat?

Nabi SAW bersabda:




Abu Musa, Abdullah bin Qais Al-Asy‟ari RA berkata bahwa Nabi SAW bersabda: “Allah membentangkan tangan-Nya
di malam hari agar orang yang berbuat keburukan di siang hari bertaubat, dan membentangkan tangan-Nya di
siang hari agar orang yang berbuat keburukan di malam hari bertaubat. (Ini akan terus berlaku) hingga matahari
terbit dari arah barat.” (HR. Muslim)




Abu Hurairah RA berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang bertaubat sebelum matahari terbit
dari arah barat, maka Allah akan menerima taubatnya.” (HR. Muslim)



1
 Adapun yang dimaksud dengan “Tidak ada yang memenuhi mulutnya, kecuali debu,” dalam hadits ini ialah tidak
ada yang dapat menghentikan ketamakannya, kecuali kematian.
Abu Abdirrahman, Abdullah bin Umar bin Khaththab RA berkata bahwa Nabi SAW bersabda: “Allah yang
Mahamulia dan Maha Agung menerima taubat hamba-Nya selama belum sekarat.”(Tirmidzi. Ia berkata, “Hadits ini
hasan shahih.”)

More Related Content

What's hot (20)

MUHASABAH
MUHASABAH MUHASABAH
MUHASABAH
 
Penyakit hati
Penyakit hatiPenyakit hati
Penyakit hati
 
02.4 AQIDAH PENGUSAHA MUSLIM (TAWAKAL)
02.4 AQIDAH PENGUSAHA MUSLIM (TAWAKAL)02.4 AQIDAH PENGUSAHA MUSLIM (TAWAKAL)
02.4 AQIDAH PENGUSAHA MUSLIM (TAWAKAL)
 
Konsep maqamat dan ahwal dalam tasawuf
Konsep maqamat dan ahwal dalam tasawufKonsep maqamat dan ahwal dalam tasawuf
Konsep maqamat dan ahwal dalam tasawuf
 
Adab menuntut ilmu
Adab menuntut ilmuAdab menuntut ilmu
Adab menuntut ilmu
 
Tafsir al 'ashr
Tafsir al 'ashrTafsir al 'ashr
Tafsir al 'ashr
 
Meraih cinta Allah
Meraih cinta AllahMeraih cinta Allah
Meraih cinta Allah
 
Sifat-sifat Allah
Sifat-sifat AllahSifat-sifat Allah
Sifat-sifat Allah
 
Keutamaan bulan RAMADHAN
Keutamaan bulan RAMADHANKeutamaan bulan RAMADHAN
Keutamaan bulan RAMADHAN
 
Bahaya Syirik
Bahaya SyirikBahaya Syirik
Bahaya Syirik
 
2.8 ar ridho
2.8 ar ridho2.8 ar ridho
2.8 ar ridho
 
Problematika umat
Problematika umatProblematika umat
Problematika umat
 
Akhirat - Orientasi Hidup Kita
Akhirat - Orientasi Hidup KitaAkhirat - Orientasi Hidup Kita
Akhirat - Orientasi Hidup Kita
 
Fiqh Qurban
Fiqh QurbanFiqh Qurban
Fiqh Qurban
 
Tadhiyah dalam dakwah
Tadhiyah dalam dakwahTadhiyah dalam dakwah
Tadhiyah dalam dakwah
 
sabar itu indah
sabar itu indahsabar itu indah
sabar itu indah
 
Menuntut Ilmu Dalam Pandangan Islam
Menuntut Ilmu Dalam Pandangan IslamMenuntut Ilmu Dalam Pandangan Islam
Menuntut Ilmu Dalam Pandangan Islam
 
Menjaga lidah
Menjaga lidahMenjaga lidah
Menjaga lidah
 
Maqamat wa Ahwal
Maqamat wa AhwalMaqamat wa Ahwal
Maqamat wa Ahwal
 
Riya, sum’ah, ujub dan takabur adalah
Riya, sum’ah, ujub dan takabur adalahRiya, sum’ah, ujub dan takabur adalah
Riya, sum’ah, ujub dan takabur adalah
 

Viewers also liked

Viewers also liked (10)

Makalah taubat dan raja
Makalah taubat dan rajaMakalah taubat dan raja
Makalah taubat dan raja
 
Sifat roja
Sifat rojaSifat roja
Sifat roja
 
Carasolat
CarasolatCarasolat
Carasolat
 
Taubat_PAI 2010
Taubat_PAI 2010Taubat_PAI 2010
Taubat_PAI 2010
 
Taubat dan raja'
Taubat dan raja'Taubat dan raja'
Taubat dan raja'
 
DOSA BESAR DAN DOSA KECIL
DOSA BESAR DAN DOSA KECILDOSA BESAR DAN DOSA KECIL
DOSA BESAR DAN DOSA KECIL
 
Ppt taubat dan raja
Ppt taubat dan rajaPpt taubat dan raja
Ppt taubat dan raja
 
Solat jamak dan qasar
Solat jamak dan qasarSolat jamak dan qasar
Solat jamak dan qasar
 
PPT sejarah islam masa Abu Bakar dan Umar Bin Khattab
PPT sejarah islam masa Abu Bakar dan Umar Bin KhattabPPT sejarah islam masa Abu Bakar dan Umar Bin Khattab
PPT sejarah islam masa Abu Bakar dan Umar Bin Khattab
 
Ppt agama islam
Ppt agama islamPpt agama islam
Ppt agama islam
 

Similar to TAUBAT

Taubat, Mata kuliah Akhlak Tasawuf
Taubat, Mata kuliah Akhlak TasawufTaubat, Mata kuliah Akhlak Tasawuf
Taubat, Mata kuliah Akhlak Tasawufannisa berliana
 
Makalah pai kelas 1 a
Makalah pai kelas 1 aMakalah pai kelas 1 a
Makalah pai kelas 1 aMOH. SHOFI'I
 
Bagaimana kita tahu taubat kita diterima Allah?
Bagaimana kita tahu taubat kita diterima Allah?Bagaimana kita tahu taubat kita diterima Allah?
Bagaimana kita tahu taubat kita diterima Allah?HildaMahfud
 
Makalah pai kelas 1 a
Makalah pai kelas 1 aMakalah pai kelas 1 a
Makalah pai kelas 1 arizal92
 
10 dosa besar dan cara bertaubat
10 dosa besar dan cara bertaubat10 dosa besar dan cara bertaubat
10 dosa besar dan cara bertaubatHIMAKA
 
25 dahsyatnya istighfar
25 dahsyatnya istighfar25 dahsyatnya istighfar
25 dahsyatnya istighfarcinul
 
25 manfaat istighfar
25 manfaat istighfar25 manfaat istighfar
25 manfaat istighfarSai Nudin
 
Akhlak Islamiyyah, Sifat-Sifat Mahmudah
Akhlak Islamiyyah, Sifat-Sifat Mahmudah Akhlak Islamiyyah, Sifat-Sifat Mahmudah
Akhlak Islamiyyah, Sifat-Sifat Mahmudah SadiqSalihoddim
 
Soal jawab taubat nashuha dari dosa
Soal jawab  taubat nashuha dari dosaSoal jawab  taubat nashuha dari dosa
Soal jawab taubat nashuha dari dosaRizky Faisal
 
syarat agar Taubat kita diterima allah.ppt
syarat agar Taubat kita diterima allah.pptsyarat agar Taubat kita diterima allah.ppt
syarat agar Taubat kita diterima allah.pptMuhammadALFarisiSutr
 
Makalah tentang taubat nasuha(pdf)
Makalah tentang taubat nasuha(pdf)Makalah tentang taubat nasuha(pdf)
Makalah tentang taubat nasuha(pdf)amienm92
 

Similar to TAUBAT (20)

Shalat taubat
Shalat taubatShalat taubat
Shalat taubat
 
Shalat taubat
Shalat  taubatShalat  taubat
Shalat taubat
 
128129370 agama-islam-taubat
128129370 agama-islam-taubat128129370 agama-islam-taubat
128129370 agama-islam-taubat
 
Taubat, Mata kuliah Akhlak Tasawuf
Taubat, Mata kuliah Akhlak TasawufTaubat, Mata kuliah Akhlak Tasawuf
Taubat, Mata kuliah Akhlak Tasawuf
 
Ampunkan Daku
Ampunkan DakuAmpunkan Daku
Ampunkan Daku
 
Meraih maghfirah
Meraih maghfirahMeraih maghfirah
Meraih maghfirah
 
Makalah pai kelas 1 a
Makalah pai kelas 1 aMakalah pai kelas 1 a
Makalah pai kelas 1 a
 
Bagaimana kita tahu taubat kita diterima Allah?
Bagaimana kita tahu taubat kita diterima Allah?Bagaimana kita tahu taubat kita diterima Allah?
Bagaimana kita tahu taubat kita diterima Allah?
 
Makalah pai kelas 1 a
Makalah pai kelas 1 aMakalah pai kelas 1 a
Makalah pai kelas 1 a
 
10 dosa besar dan cara bertaubat
10 dosa besar dan cara bertaubat10 dosa besar dan cara bertaubat
10 dosa besar dan cara bertaubat
 
Meraih maghfirah
Meraih maghfirahMeraih maghfirah
Meraih maghfirah
 
Meraih maghfirah
Meraih maghfirahMeraih maghfirah
Meraih maghfirah
 
25 dahsyatnya istighfar
25 dahsyatnya istighfar25 dahsyatnya istighfar
25 dahsyatnya istighfar
 
Bab 2 taubat
Bab 2 taubatBab 2 taubat
Bab 2 taubat
 
25 manfaat istighfar
25 manfaat istighfar25 manfaat istighfar
25 manfaat istighfar
 
Akhlak Islamiyyah, Sifat-Sifat Mahmudah
Akhlak Islamiyyah, Sifat-Sifat Mahmudah Akhlak Islamiyyah, Sifat-Sifat Mahmudah
Akhlak Islamiyyah, Sifat-Sifat Mahmudah
 
Taubat
TaubatTaubat
Taubat
 
Soal jawab taubat nashuha dari dosa
Soal jawab  taubat nashuha dari dosaSoal jawab  taubat nashuha dari dosa
Soal jawab taubat nashuha dari dosa
 
syarat agar Taubat kita diterima allah.ppt
syarat agar Taubat kita diterima allah.pptsyarat agar Taubat kita diterima allah.ppt
syarat agar Taubat kita diterima allah.ppt
 
Makalah tentang taubat nasuha(pdf)
Makalah tentang taubat nasuha(pdf)Makalah tentang taubat nasuha(pdf)
Makalah tentang taubat nasuha(pdf)
 

Recently uploaded

Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfPenampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfDianNovitaMariaBanun1
 
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSWJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSRobert Siby
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5Adam Hiola
 
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaSEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaRobert Siby
 
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAHWJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAHRobert Siby
 
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRenungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRobert Siby
 
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURANAYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURANBudiSetiawan246494
 

Recently uploaded (7)

Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfPenampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
 
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSWJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
 
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaSEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
 
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAHWJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
 
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRenungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
 
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURANAYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURAN
 

TAUBAT

  • 1. Taubat A. Makna Taubat Menurut bahasa At-taubah berarti ar-rujuu‟ (kembali), sedangkan menurut istilah taubat adalah kembali dari kondisi jauh dari Allah SWT menuju kedekatan kepada-Nya. Atau: pengakuan atas dosa, penyesalan, berhenti, dan tekad untuk tidak mengulanginya kembali di masa datang. Mengapa harus bertaubat? 1. Karena manusia pasti berdosa. 2. Karena dosa adalah penghalang antara kita dan Sang Kekasih (Allah SWT), maka lari dari hal yang membuat kita jauh dari-Nya adalah kemestian. 3. Karena dosa pasti membawa kehancuran cepat atau lambat, maka mereka yang berakal sehat pasti segera menjauh darinya. 4. Jika ada manusia yang tidak melakukan dosa, pasti ia pernah berkeinginan untuk melakukannya. Jika ada orang yang tidak pernah berkeinginan melakukan dosa, pasti ia pernah lalai dari mengingat Allah. Jika ada orang yang tidak pernah lalai mengingat Allah, pastilah ia tidak akan mampu memberikan hak Allah sepenuhnya. Semua itu adalah kekurangan yang harus ditutupi dengan taubat. 5. Karena Allah swt memerintahkan kita bertaubat, sebagaimana dalam firman-Nya, “Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni- murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: “Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (QS. At-Tahrim: 8) “Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (QS. An- Nuur: 31) “dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat.” (QS. Huud: 3) 6. Karena Allah mencintai orang yang bertaubat, sebagaimana dalam firman-Nya,
  • 2. “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” (QS. Al-Baqarah: 222) 7. Karena Rasulullah SAW senantiasa bertaubat padahal beliau seorang nabi yang ma‟shum (terjaga dari dosa). Beliau bersabda: “Demi Allah, sesungguhnya aku meminta ampun dan bertaubat kepada Allah dalam sehari lebih dari tujuh puluh kali.” (HR. Bukhari). Dalam riwayat Muslim disebutkan bahwa beliau beristighfar seratus kali dalam sehari. Syarat-syarat taubat 1. Penyesalan dari dosa karena Allah. 2. Berhenti melakukannya. 3. Bertekad untuk tidak mengulanginya di masa datang. 4. Dilakukan sebelum nyawa sampai di tenggorokan ketika sakaratul maut, atau sebelum matahari terbit dari barat. 5. Jika dosa berkaitan dengan sesama manusia, maka syaratnya bertambah satu: melunasi hak orang tersebut, atau meminta kerelaannya, atau memperbanyak amal kebaikan. Kemaksiatan yang dilakukan berkaitan dengan hak sesama manusia, ada empat syarat yang harus dipenuhi, yakni syarat pertama, kedua, dan ketiga, sebagaimana tiga syarat di atas, dan syarat keempat: membebaskan diri dari hak tersebut. Artinya, jika hak itu berupa harta benda, ia harus mengembalikan kepada pemiliknya. Jika berupa qadzaf (menuduh orang lain berbuat zina), ia harus menyerahkan dirinya untuk dijatuhi hukuman atau meminta maaf kepada orang yang bersangkutan. Jika berupa ghibah (menggunjing orang lain), ia harus meminta maaf kepada orang tersebut. Setiap orang harus bertaubat dari segala dosa yang pernah diperbuat. Jika ia hanya bertaubat dari sebagian dosanya, taubat tersebut diterima, namun ia masih mempunyai tanggungan dosa yang lain. B. Buah dari Taubat Taubat selain kewajiban dan keharusan yang mesti dilakukan oleh manusia, tanpa terkecuali orang beriman apalagi orang banyak berdosa dan maksiat. Allah SWT berfirman “…dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (QS. An-Nuur: 31) Allah Berfirman: “Mohonlah ampun kepada Tuhanmu kemudian bertaubatlah kepada-Nya…” (QS. Huud: 90) Allah Berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang sesungguhnya…” (QS. At-Tahrim: 8)
  • 3. Dalam hadits nabi disebutkan: Abu Hurairah RA berkata: “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, „Demi Allah, sesungguhnya, aku membaca istighfar dan bertaubat kepada Allah dalam sehari lebih dari tujuh puluh kali.‟”(HR. Bukhari) Dalam riwayat lain disebutkan: Al-Aghar bin Yasar Al-Muzani RA berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Hai manusia, bertaubatlah kepada Allah dan mintalah ampunan kepada-Nya. Sesungguhnya, aku bertaubat seratus kali dalam sehari.” (HR. Muslim) Taubat juga merupakan amalan yang sangat disenangi dan dicintai oleh Allah SWT. Seperti firman Allah: “Sesungguhnya Allah mencintai orang yang bertaubat dan mencintai orang yang mensucikan diri” (QS. Al- Baqarah: 222) Kegembiraan dan kesenangan Allah begitu besar seperti orang yang mendapatkan barang yang sebelumnya hilang namun secara tiba-tiba ada dihadapannya, Rasulullah saw mentamsilkan dalam haditsnya: Abu Hamzah, Anas bin Malik Al-Ansari RA (pelayan Rasulullah SAW.) berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Allah lebih gembira terhadap taubat hamba-Nya daripada seseorang di antara kamu yang mendapatkan untanya yang telah hilang di gurun sahara.” (Muttafaq „alaih) Dalam riwayat lain disebutkan: “Allah sangat gembira terhadap hamba-Nya yang mau bertaubat. Kegembiraan Allah itu lebih besar daripada kegembiraan seseorang di antara kamu yang mendapatkan kembali untanya yang sarat dengan perbekalan. Sebelumnya, ia mengendarai untanya di gurun sahara, lalu unta yang a tunggangi lepas. Padahal, di atas unta tersebut terdapat makanan dan minuman perbekalannya. Ia sudah putus asa. Kemudian, ia mendekati sebuah pohon, dan berbaring di bawahnya. Dia sudah yakin bahwa untanya tidak akan kembali. Pada saat itulah, tiba-tiba unta tersebut berdiri di depannya. Ia memegang kendalinya. Lalu karena sangat gembiranya, ia mengucapkan, „Ya Allah, Engkau adalah hambaku dan aku adalah tuhan-Mu.‟ Ia salah mengucapkannya karena sangat gembira.” (HR. Muslim)
  • 4. Dalam hadits disebutkan: Abu Hurairah RA berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Allah SWT tertawa melihat dua orang yang ingin saling membunuh, tetapi keduanya masuk surga.” Para sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, bagaimana itu bisa terjadi?” (Rasulullah menjawab), “Orang yang pertama berperang di jalan Allah, lalu ia terbunuh sebagai syahid. Kemudian, si pembunuh bertaubat dan masuk Islam. Ia berperang di jalan Allah hingga mati sebagai syahid.” (Muttafaq „alaih) Di samping itu pula Allah akan menggantikan keburukan dengan kebaikan, sebagaimana firman-Nya: “Kecuali orang yang bertaubat, beriman dan melakukan perbuatan baik; maka kejahatan mereka diganti dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. Al-Furqan: 70) Karena itu taubat bagi kita adalah sebuah kebutuhan agar kita mendapatkan karunia yang begitu dari Allah SWT. Adapun buah dari bertaubat kepada Allah adalah: 1. Mendapatkan kecintaan dari Allah SWT. “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” (QS. Al-Baqarah: 222) 2. Mendapatkan nikmat dari Allah saat di dunia. “… maka aku katakan kepada mereka: „Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun-, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak- anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai- sungai.” (QS. Nuh: 10-12) 3. Dihapuskannya dosa-dosa.
  • 5. “Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni- murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu…” (QS. At-Tahrim: 8) 4. Mendapatkan ganjaran surga “… dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai…” (QS. At-Tahrim: 8) 5. Digantikannya kejahatan dengan kebaikan “… kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Furqan: 70) C. Yang Menyebabkan Dosa Kecil Menjadi Besar di Sisi Allah SWT 1. Jika dilakukan terus menerus Allah SWT berfirman, “Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.” (QS. Ali Imran: 135) Dosa besar yang hanya dilakukan sekali, lebih bisa diharapkan pengampunannya dari pada dosa kecil yang dilakukan terus menerus, jika seorang hamba meremehkannya. Setiap kali seorang hamba menganggap besar sebuah dosa niscaya akan kecil di sisi Allah, dan setiap kali ia menganggap remeh sebuah dosa niscaya akan menjadi besar di sisiNya. Abdullah bin Mas‟ud RA berkata: “Seorang mukmin memandang dosanya bagaikan gunung yang akan runtuh menimpa dirinya, sedangkan seorang pendosa menganggap dosanya seperti seekor lalat yang mencolok di hidungnya, cukup diusir dengan tangannya.” (HR. Bukhari-Muslim). Bilal bin Sa‟ad rahimahullah berkata: “Jangan kamu memandang kecilnya dosa, tapi lihatlah keagungan Zat yang kamu durhakai itu.” 2. Jika seseorang melakukan dosa tanpa diketahui orang lain lalu ia menceritakannya dengan bangga kepada orang lain Jika dilakukan dengan bangga atau minta dipuji, seperti seseorang yang mengatakan: “Lihat, bagaimana hebatnya saya mempermalukan orang itu di depan umum!?” Atau seperti ucapan seorang pedagang: “Lihat, bagaimana saya bisa menipu pembeli itu!?” Rasulullah SAW bersabda:
  • 6. “Setiap umatku selamat kecuali orang-orang yang terang-terangan berlaku dosa. Dan di antara perbuatan terang- terangan melakukan dosa ialah jika seseorang berdosa di malam hari sementara Allah telah menutupi aibnya, namun di pagi hari ia merobek tirai penutup itu sambil berkata: “Hai Fulan, semalam aku melakukan ini dan itu.” (HR. Bukhari-Muslim). 3. Jika yang melakukannya seorang alim yang menjadi panutan. Karena apa yang ia lakukan dicontoh oleh orang lain. Ketika ia melakukan dosa, maka ia juga mendapatkan dosa orang yang mencontohnya. Rasulullah SAW bersabda: “…dan barang siapa memberi contoh keburukan dalam Islam maka baginya dosa perbuatan itu dan juga dosa orang yang mencontohnya setelah itu tanpa dikurangi sedikit pun dosa itu dari pelakunya.” (HR. Muslim). D. Allah Pasti Menerima Taubat Hamba-Nya Jangan takut dengan dosa yang pernah kita lakukan karena Allah pasti akan menerima taubat hamba selama dirinya mau datang kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya dengan penuh kesungguhan. Ambilah hikmah dari beberapa kisah yang terekam dalam hadits-hadits berikut ini, Abu Sa‟id, Sa‟d bin Malik bin Sinan Al-Khudri RA berkata bahwa Nabi SAW bersabda: “Di kalangan masyarakat sebelum kalian, ada seorang laki-laki yang telah membunuh 99 orang. (Karena ingin bertaubat), ia bertanya kepada seseorang, di mana orang yang paling banyak ilmunya berada? Ia ditunjukkan kepada seorang pendeta, lalu ia mendatangi pendeta itu. Orang yang mengantar berkata (kepada si pendeta), „Ia telah membunuh 99 orang. Apakah ia masih memiliki peluang bertaubat.‟ Pendeta itu menjawab, „Tidak.‟ (Laki-laki pembunuh itu naik pitam) lalu membunuh si pendeta. Dengan demikian, ia telah membunuh seratus orang. Pembunuh itu bertanya kembali tentang keberadaan orang yang paling banyak ilmunya. Ia ditunjukkan kepada seorang ulama. (Sesampainya di tempat ulama itu), orang yang mengantar berkata, „Ia telah membunuh seratus orang, apakah masih terbuka pintu taubat baginya?‟
  • 7. Ulama itu menjawab, „Ya. Tidak ada yang menghalangi Allah untuk menerima taubat. Berangkatlah ke daerah ini dan ini. Di sana ada kaum yang menyembah Allah. Beribadahlah bersama mereka. Jangan kembali ke lingkunganmu, karena lingkunganmu adalah lingkungan yang buruk (penuh maksiat).‟ Laki-laki itu berangkat (memenuhi nasihat ulama itu). Di tengah perjalanan, ia meninggal dunia. Malaikat rahmat dan malaikat azab bertengkar (memperebutkannya). Malaikat rahmat berkata, „Dia telah datang dalam keadaan bertaubat. Hatinya tertuju kepada Allah (karena itu, dia adalah bagianku).‟ Malaikat azab berkata, „Dia belum melakukan kebaikan sedikit pun (karena itu, dia bagianku).‟ Kemudian, datanglah seorang malaikat dalam bentuk manusia. Kedua malaikat itu mengangkatnya untuk menjadi penengah. Dia (malaikat penengah) berkata, „Ukurlah jarak dua tanah itu (tanah yang mengarah ke tempat pemberangkatan laki-laki yang akan bertaubat dan tanah yang akan dituju). Ke manakah dia lebih dekat, maka laki-laki ini miliknya.‟ Dua malaikat mengukur tanah tersebut. Setelah itu, diketahui bahwa si pembunuh lebih dekat dengan tanah yang akan ditujunya. Dengan demikian, malaikat rahmatlah yang berhak mengambilnya.” (Muttafaq „alaih) Di dalam riwayat lain disebutkan: “Jarak ke tanah yang akan dituju lebih dekat satu jengkal, maka ia menjadi golongannya.” Di dalam riwayat lain disebutkan: “Allah memerintahkan kepada tanah tempat pemberangkatan untuk menjauh dan memerintahkan kepada tanah tempat tujuan untuk mendekat, lalu berfirman, „Ukurlah keduanya.‟ Mereka mendapati bahwa tanah tujuan lebih dekat satu jengkal, maka dosa-dosanya diampuni.‟” Di dalam riwayat lain disebutkan: “Dada orang tersebut mendekat ke arah tanah yang dituju.” Dalam kisah lain disebutkan: –- Dari Abu Nujaid, Imran bin Al-Hushain Al-Khuza‟i RA, menceritakan bahwa seorang wanita dari Juhainah datang menemui Rasulullah SAW. Wanita itu hamil karena zina. Dia berkata, “Ya Rasulullah, aku berhak menerima hukuman hadd. Tegakkanlah hukuman itu terhadapku.” Rasulullah SAW memanggil walinya dan bersabda, “Jagalah dia dengan baik. Apabila dia telah melahirkan, bawalah ke sini.” Sang wali melaksanakan perintah Rasulullah. Setelah wanita itu melahirkan, wanita itu datang menemui Nabi SAW bersama wanita tersebut. Lalu, Rasulullah SAW memerintahkan agar hukuman hadd dilaksanakan terhadap wanita tersebut. Lalu ia diikat, dengan tetap mengenakan pakaiannya (tidak dilepas). Rasulullah SAW memerintahkan agar wanita itu dirajam. Perintah beliau pun dilaksanakan.
  • 8. Setelah dia meninggal dunia, Rasulullah menshalatinya. Umar RA berkata, “Ya Rasulullah, engkau menshalatinya, padahal dia telah berbuat zina?” Rasulullah menjawab, “Sungguh, dia telah bertaubat. Seandainya taubatnya dibagikan kepada tujuh puluh penduduk Madinah, taubat itu pasti mencukupinya. Apakah kamu menjumpai sesuatu yang lebih utama daripada seseorang yang mengorbankan dirinya untuk Allah yang Mahamulia lagi Maha Agung.” (HR. Muslim) Dalam hadits disebutkan: Ibnu Abbas RA dan Anas bin Malik RA berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Seandainya seseorang sudah memiliki satu lembah emas, ia ingin memiliki dua lembah emas. Tidak ada yang memenuhi mulutnya, kecuali debu1.Dan, Allah menerima taubat orang yang mau bertaubat.” (Muttafaq „alaih) E. Jangan Menunda-Nunda Taubat! Bersegera bertaubat hanya dilakukan oleh mereka yang berakal sehat. Orang-orang yang menunda taubat ibarat seseorang yang ingin mencabut pohon yang mengganggu, namun karena merasa sulit mencabutnya ia menundanya hingga esok atau lusa, atau minggu depan, atau … tanpa ia sadari bahwa semakin hari akar pohon itu makin menghujam di tanah, sedangkan ia semakin tua dan lemah. Jangan menunda-nunda taubat karena mengandalkan rahmat dan ampunan Allah SWT. Orang seperti itu ibarat seorang laki-laki yang menghabiskan seluruh hartanya dengan sia-sia dan meninggalkan keluarganya dalam kefakiran, lalu ia mengharapkan harta karun datang kepadanya tanpa bekerja. Mungkin harta karun itu ada, tapi orang ini jelas kurang sehat akalnya. Mengapa kita dapat berpikir logis dalam masalah keduniaan namun tidak demikian dalam urusan akhirat? Nabi SAW bersabda: Abu Musa, Abdullah bin Qais Al-Asy‟ari RA berkata bahwa Nabi SAW bersabda: “Allah membentangkan tangan-Nya di malam hari agar orang yang berbuat keburukan di siang hari bertaubat, dan membentangkan tangan-Nya di siang hari agar orang yang berbuat keburukan di malam hari bertaubat. (Ini akan terus berlaku) hingga matahari terbit dari arah barat.” (HR. Muslim) Abu Hurairah RA berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang bertaubat sebelum matahari terbit dari arah barat, maka Allah akan menerima taubatnya.” (HR. Muslim) 1 Adapun yang dimaksud dengan “Tidak ada yang memenuhi mulutnya, kecuali debu,” dalam hadits ini ialah tidak ada yang dapat menghentikan ketamakannya, kecuali kematian.
  • 9. Abu Abdirrahman, Abdullah bin Umar bin Khaththab RA berkata bahwa Nabi SAW bersabda: “Allah yang Mahamulia dan Maha Agung menerima taubat hamba-Nya selama belum sekarat.”(Tirmidzi. Ia berkata, “Hadits ini hasan shahih.”)