Dokumen tersebut membahas tentang gardu induk, termasuk definisi, fungsi, klasifikasi, dan komponen utama gardu induk seperti transformator, switchgear, dan peralatan kontrol."
1. Gardu Induk
Kelompok 2
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KONVERSI ENERGY
JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2016
Syamsudarmin
(34214027)
Nur Fandi
(34214034)
Dahlia
(34214036)
Nurul M.S
(34214048)
2. PENGERTIAN GARDU INDUK
Gardu Induk merupakan sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi) tenaga listrik,
atau merupakan satu kesatuan dari sistem penyaluran (transmisi).
Penyaluran (transmisi) merupakan sub sistem dari sistem tenaga listrik.
Berarti, gardu induk merupakan sub-sub sistem dari sistem tenaga listrik.
Sebagai sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi), gardu induk mempunyai
peranan penting, dalam pengoperasiannya tidak dapat dipisahkan dari sistem
penyaluran (transmisi) secara keseluruhan.
Dalam pembahasan ini difokuskan pada masalah gardu induk yang pada umumnya
terpasang di Indonesia, pembahasannya bersifat praktis (terapan) sesuai konstruksi
yang terpasang di lapangan.
3. FUNGSI GARDU INDUK SECARA UMUM
Mentransformasikan daya listrik:
1.Dari tegangan ektra tinggi ke tegangan tinggi (500 KV/150 KV)
2.Dari tegangan tinggi k tegangan yang lebih rendah ( 150 KV/70 KV)
3.Dari tegangan tinggi ke tegangan menengah (150 KV/20 KV, 70 KV/20 KV)
4.Dengan frekuensi tetap (Indonesia 50 Hz
Untuk pengukuran, pengawasan operasi serta pengamanan dari system
tenaga listrik.
Pengaturan pelayanan beban ke gardu-gardu induk lain melalui tegangan
tinggi ke gardu distribusi, setelah melalui penurunan tegangan melalui
penyulang-penyulang (feeder-feeder) tegangan menengah yang ada di gardu
induk.
Untuk sarana telekomunikasi (pada umumnya untuk internal PLN), yang di
kenal dengan istilah SCADA.
4. Klasifikasi Gardu Induk
Berdasarkan jenis komponen yang digunakan, secara umum antara
GITET dengan GI mempunyai banyak kesamaan. Perbedaan mendasar
adalah :
1. GITET transformator daya yang digunakan berupa 3 buah
tranformator daya masing – masing 1 phasa (bank
tranformer) dan dilengkapi peralatan rekator yang berfungsi
mengkompensasikan daya rekatif jaringan.
2. GI (150 KV, 70 KV) menggunakan Transformator daya 3 phasa
dan tidak ada peralatan reaktor.
5. KLASIFIKASI GARDU INDUK
Jenis GI dapat dibedakan
menjadi beberapa bagian:
Berdasarkan
besaran
tegangannya
Berdasarkan
pemasangan
peralatan
Berdasarkan
fungsinya
Berdasarkan
isolasi yang
digunakan
Berdasarkan
sistem rel
(busbar)
6. 1. Berdasarkan besaran tegangannya, terdiri dari :
a. Gardu INduk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) 275 KV, 500 KV.
b. Gardu Induk Tegangan Tinggi (GI) 150 KV dan 70 KV.
2. Berdasarkan pemasangan peralatan,terdiri dari:
a. Jenis Bawah Tanah
Dalam GI jenis ini hampir semua peralatan terpasang dalam
bangunan bawah – tanah. Alat pendinginnya biasanya terletak di atas
tanah. Kadang – kadang alat kontrolnya juga ada di atas tanah.
7. Lanjutan ....
b. Gardu Induk Pasangan Dalam
Gardu induk yang hampir semua komponennya (switchgear,
busbar, isolator, komponen kontrol, komponen kendali,
cubicle, dan lain-lain) dipasang di dalam gedung. Kecuali
transformator daya, pada umumnya dipasang di luar gedung.
Gardu Induk semacam ini biasa disebut Gas Insutaled Substation
(GIS). GIS merupakan bentuk pengembangan gardu induk, yang
pada umumnya dibangun di daerah perkotaan atau padat
pemukiman yang sulit untuk mendapatkan lahan.
8. Lanjutan ....
c. Gardu Induk Pasangan Luar
Gardu induk yang sebagian besar komponennya di tempatkan
di luar gedung, kecuali komponen kontrol, sistem proteksi dan
sistem kendali serta komponen bantu lainnya, ada di dalam
gedung. Gardu Induk semacam ini biasa disebut dengan
gardu induk konvensional. Sebagian besar gardu induk di
Indonesia adalah gardu induk konvensional. Untuk
daerah-daerah yang padat pemukiman dan di kota-kota
besar di Pulau Jawa, sebagian menggunakan gardu
induk pasangan dalam, yang disebut Gas Insulated
Substation atau Gas Insulated Switchgear (GIS).
9. Lanjutan ....
d. Gardu Induk kombinasi pasangan luar dan pasangan dalam
Gardu induk yang komponen switchgear-nya ditempatkan di dalam
gedung dan sebagian komponen switchgear ditempatkan di luar gedung,
misalnya gantry (tie line) dan saluran udara tegangan tinggi (SUTT)
sebelum masuk ke dalam switchgear. Transformator daya juga ditempatkan
di luar gedung.
e. Jenis Mobil
GI jenis mobil diperlengkapi dengan peralatan di atas kereta hela
(trailer ) atau semacam truck. GI mobil ini dipakai dalam keadaan ada
gangguan di suatu GI, guna pencegahan beban lebih berkala dan guna
pemakaian sementara di tempat pembangunan.
10. 3. Berdasarkan Fungsinya
a. Gardu Induk Penaik Tegangan :
Gardu induk yang berfungsi untuk menaikkan tegangan, yaitu tegangan
pembangkit (generator) dinaikkan menjadi tegangan sistem. Gardu Induk ini berada di
lokasi pembangkit tenaga listrik. Karena output voltage yang dihasilkan pembangkit listrik
kecil dan harus disalurkan pada jarak yang jauh, maka dengan pertimbangan
efisiensi, tegangannya dinaikkan menjadi tegangan ekstra tinggi atau tegangan
tinggi.
b. Gardu Induk Penurun Tegangan :
Gardu induk yang berfungsi untuk menurunkan tegangan, dari tegangan tinggi
menjadi tegangan tinggi yang lebih rendah dan menengah atau tegangan distribusi.
Gardu Induk terletak di daerah pusat-pusat beban, karena di gardu induk inilah
pelanggan (beban) dilayani.
c. Gardu Induk Pengatur Tegangan :
Pada umumnya gardu induk jenis ini terletak jauh dari pembangkit tenaga listrik.
Karena listrik disalurkan sangat jauh, maka terjadi tegangan jatuh (voltage drop)
transmisi yang cukup besar. Oleh karena diperlukan alat penaik tegangan, seperti bank
capasitor, sehingga tegangan kembali dalam keadaan normal.
11. Lanjutan ....
d. Gardu Induk Pengatur Beban
Berfungsi untuk mengatur beban.Pada gardu induk ini terpasang beban
motor, yang pada saat tertentu menjadi pembangkit tenaga listrik,
motor berubah menjadi generator dan suatu saat generator menjadi motor
atau menjadi beban, dengan generator berubah menjadi motor yang
memompakan air kembali ke kolam utama.
e. Gardu Induk Distribusi
Gardu induk yang menyalurkan tenaga listrik dari tegangan sistem ke
tegangan distribusi. Gardu induk ini terletak di dekat pusat-pusat beban.
12. 4. Berdasarkan isolasi yang digunakan
a. Gardu induk menggunakan udara guna mengisolir bagian-bagian
yang bertegangan dan bagian bertegangan dengan bagian
yang tidak bertegangan/tanah.
13. Lanjutan ....
b. Gardu induk yang menggunakan gas SF 6 sebagai isolasi antara bagian yang
bertegangan yang satu dengan bagian lain yang bertegangan, maupun
antara bagian yang bertegangan dengan bagian yang tidak bertegangan.
Gardu induk ini disebut gas Insulated Substation atau gas Insulated
Switchgear (GIS), yang memerlukan tempat yang tidak luar (sempit).
14. 5. Berdasarkan rangkaian rel (busbar)
a. Gardu Induk System Single Busbar
Gardu induk yang mempunyai satu (single) busbar. Pada umumnya gardu system
ini adalah gardu induk yang berada pada ujung (akhir) dari suatu sitem transmisi.
Single line diagram gardu system single busbar.
Rel A
Rel B
PMS
SEKSI
PMS Rel A PMS Rel B
PMT PHT
CT
PT
LA
TRAFO
15. Lanjutan ....
b. Gardu induk system double busbar
Gardu induk yang mempunyai dua (double) busbar. Gardu induk system
double busbar sangat efektif untuk mengurangi terjadinya pemadaman
beban, khususnya pada saat melakukan perubahan system (maneuver
system). Jenis gardu induk ini pada umumnya yang banyak digunakan.
Single line diagram gardu induk system double busbar.
PMT PHT
CT
PT
LA
CT
PT
LA
CT
PTLA
Rel I
Rel II
PMS Rel
PMS Line
PMT KOPPEL
16. Lanjutan ....
C. Gardu Induk Sistem Ring Busbar
Gardu induk yang busbarnya berbentuk ring. Pada gardu induk jenis ini, semua rel
(busbar) yang ada, tersambung (terhubung) satu dengan lainnya dan membentuk ring
(cincin).
17. Lanjutan ....
d. Gardu induk system satu setengah (on half) busbar
Gardu induk yang mempunyai dua (double) busbar. Pada umumnya gardu induk jenis ini dipasang
pada gardu induk di pembangkit tenaga listrik atau gardu induk yang berkapasitas besar. Dalam segi
operasional, gardu induk ini sangat efektif, karena dapat mengurangi pemadaman beban pada saat
dilakukan perubahan system ( maneuver system). Sistem ini menggunakan 3 buah PMT dalam satu
diagonal yang terpasang secara deret (seri).
CT
PT
LA
REL A
REL B
PMT A1
PMT AB1
PMT B1
PMT A2
PMT AB2
PMT B2
18. Peralatan-Peralatan Pada Gardu Induk
Peralatan pada gardu induk adalah instalasi trasformator tenaga
dan peralatan penyaluran daya listrik yang terdiri dari:
1. Trasformator tenaga
2. Peralatan tegangan tinggi (sisi primer)
3. Peralatan tegangan menengah (sisi sekunder)
4. Peralatan kontrol
19. Komponen dan Mekanikal Gardu Induk
KOMPONEN SIPIL DAN MEKANIKAL PADA SWITCH YARD
Pondasi (tempat dudukan) peralatan :
Transformator Daya.
Circuit Breaker (CB).
Disconnecting Switch (DS).
Capasitor Voltage Transformer (CVT).
Current Transformer (CT).
Lightning Arrester (LA).
Potential Transformer (PT).
Potential Device (PD)
Dan lain sebagainya.
Got kabel (cable duct) :
Adalah tempat peletakan kabel yang menghubungkan antara peralatan di switch yard, maupun
antara peralatan di switch yard dengan peralatan di gedung kontrol.
Jenis (dimensi) kabel duct : D 250, D-300, D-400, D-600, D-900, D-1200 dan D- 1500 tergantung
kebutuhan.
Komponen mekanikal :
Serandang, terdiri dari : serandang peralatan, serandang post, serandang beam.
Rak kabel dan plat bordes untuk penutup got kabel.
Pagar keliling GI.
20. KOMPONEN (BAGIAN-BAGIAN) LISTRIK GARDU INDUK
1. SWITCH YARD (SWITCHGEAR)
Switch yard adalah bagian dari gardu
induk yang dijadikan sebagai tempat
peralatan komponen utama gardu
induk.
Jika komponen utama gardu induk
terpasang di area terbatas dan di
dalam gedung maka disebut
switchgear.
21. KOMPONEN (BAGIAN-BAGIAN) LISTRIK GARDU INDUK
2. TRANSFORMATOR DAYA
Transformator berfungsi untuk
mentranformasikan daya listrik,
dengan merubah besarnya tegangan
sedangkan frequensinya tetap.
Transformator daya dilengkapi
dengan trafo pentanahan yang
berfungsi untuk mendapatkan
titiknetral dari trafo daya.
Peralatan ini disebut Neutral
Current Transformator (NCT),
perlengkapan lainnya adalah
pentanahan trafo yang disebut,
Neutral Grounding Resistance
(NGR).
22. KOMPONEN (BAGIAN-BAGIAN) LISTRIK GARDU INDUK
3. NEUTRAL GROUNDING
RESISTANCE (NGR)
Neutral Grounding Resistance
(NGR) adalah komponen yang
dipasang antara titik netral trafo
dengan pentanahan.
Neutral Grounding Resistance
(NGR) berfungsi untuk memperkecil
arus gangguan yang terjadi.
23. KOMPONEN (BAGIAN-BAGIAN) LISTRIK GARDU INDUK
4. CIRCUIT BREAKER (CB)
Circuit breaker adalah peralatan pemutus,
yang berfungsi untuk memutus rangkaian
listrik dalam keadaan berbeban.
Circuit breaker (CB) dapat dioperasikan pada
saat jaringan dalam kondisi normal maupun
pada saat terjadi gangguan. Kerena pada saat
bekerja, CB mengeluarkan (menyebabkan
timbulnya) busur api, maka pada CB
dilengkapi dengan pemadam busur api.
Pemadam busur api berupa:
a. Minyak (OCB)
b. Udara (ACB)
c. Gas (GCB)
24.
25. KOMPONEN (BAGIAN-BAGIAN) LISTRIK GARDU INDUK
5. DISCONNECTING SWITCH (DS)
Disconnecting switch (DS) adalah perlatan
pemisah, yang berfungsi untuk memisahkan
rangkaian listrik dalam keadaan tidak berbeban.
Kerena DS hanya dapat dioperasikan pada saat
kondisi tdak berbeban, maka yang harus
dioperasikan terlebih dahulu adalah CB. Setelah
rangkaian diputus oleh CB, baru DS dioperasikan.
Dalam GI, DS terpasang di :
a. Transformator bay (TR Bay)
b. Transmission Line Bay (TL Bay)
c. Busbar
d. Bus Couple
27. KOMPONEN (BAGIAN-BAGIAN) LISTRIK
GARDU INDUK
6. LIGHTNING ARRESTER (LA)
Lightning arrester (LA) berfungsi untuk
melindungi (pengaman) peralatan listrik di gardu
dari tegangan lebih akibat terjadinya sambaran
petir (lightning surge) pada kawat transmisi,
maupun disebabkan oleh surya hubung
(switching surge).
Dalam keadaan normal (tidak terjadi gangguan)
LA bersifat isolatif atau tidak bisa menyalurkan
arus listrik. Dan sebaliknya apabila terjadi
gangguan LA akan bersifat konduktif atau
menyalurkan arus listrik ke bumi.
28. KOMPONEN (BAGIAN-BAGIAN) LISTRIK GARDU INDUK
7. CURRENT TRANSFORMATOR (CT)
Current transformator (CT) berfungi
untuk merubah besaran arus, dari arus
yang besar ke arus yang kecil. Atau
memperkecil besaran arus listrik pada
system tenaga listrik, menjadi arus
untuk system pengukuran dan
proteksi.
29. KOMPONEN (BAGIAN-BAGIAN) LISTRIK GARDU INDUK
8. POTENTIAL TRANSFORMATOR (PT)
Potential transformator (PT) berfungsi
untuk merubah besaran tegangan dari
tegangan tinggi ke tegangan rendah atau
memperkecil besaran tegangan listrik pada
system tenaga listrik, menjadi besaran
tegangan untuk pengukuran dan proteksi.
30. KOMPONEN (BAGIAN-BAGIAN) LISTRIK GARDU INDUK
9. TRANSFORMATOR PEMAKAIAN SENDIRI (TPS)
Transformator pemakaian sendiri (TPS) berfungsi sebagai sumber
tegangan AC 3 Phasa 220/380 Volt.
Digunakan untuk kebutuhan intern gardu induk, antara lain :
a. Penerangan di switch yard, gedung control, halaman GI, dan
sekeliling GI.
b. Alat pendingin (AC) dan Rectifer.
c. Pompa air dan motor-motor listrik.
31. KOMPONEN (BAGIAN-BAGIAN) LISTRIK GARDU INDUK
10. REL BUSBAR
Rel busbar berfungsi sebagai titik
pertemuan/hubungan antara
transformator daya, SUTT, SKTT serta
komponen listrik lainnya yang ada pada
switch yaed.
Komponen Rel Busbar antara lain :
a. Konduktor ( AAAC, HAL, THAL, BC,
HDCC )
b. Insulator string dan fitting ( insulator,
tension clamp, suspension clamp,
socket eye, anchor sagkle, spacer )
32. KOMPONEN (BAGIAN-BAGIAN) LISTRIK GARDU INDUK
11. GEDUNG KONTROL (CONTROL BUILDING)
Gedung kontrol (control building) berfungsi sebagai pusat aktifitas
pengoperasian gardu induk. Pada gedung control inilah oprator bekerja
mengontrol dan mengoperasikan komponen-komponen yang ada pada
gardu induk.
33. KOMPONEN (BAGIAN-BAGIAN) LISTRIK GARDU INDUK
12. PANEL KONTROL :
Panel control berfungsi untuk mengetahui kondisi gardu induk dan merupakan pusat kendali local gardu
induk.
Didalamnya berisi saklar, indicator-indikator, meter-meter, tombol-tombol komando operasional PMT, PMS
dan alat ukur besaran listrik, serta announciator. Panel control berada satu rungan dengan tempat
oprator kerja.
Panel control terdiri dari :
a. Transmission line control panel.
b. Transformator control panel.
c. Fault recorder control panel.
d. KWH meter dan Fault recorder panel.
e. LRT control panel.
f. Bus couple control panel.
g. AC/DC control panel.
h. Syncronizing control panel.
i. Automatic FD switching panel.
j. D/L control panel.
34. KOMPONEN (BAGIAN-BAGIAN) LISTRIK GARDU INDUK
13. SUMBER DC GARDU INDUK :
Sumber DC (Baterry) berfungsi untuk menggerakkan peralatan control, relay pengaman,
motor penggerak CB, DS, dan lain-lain.
Sumber DC ini harus selalu terhubung dengan rectifier dan harus diperiksa secara rutin
kondisi air, kebersihan dan berat jenisnya.
14. PANEL AC/DC GARDU INDUK :
Panel DC/AC gardu induk adalah alat listrik yang berupa lemari pembagi.
Didalam panel DC/AC terpasang sakelar kecil atau fuse-fuse sebagai pembagi beban dan
pengaman dari instalasi yang terpasang pada gardu induk.
35. KOMPONEN (BAGIAN-BAGIAN) LISTRIK GARDU INDUK
15. PANEL PROTEKSI
Panel proteksi (protection panel/relay panel) berfungsi untuk memproteksi
(melindungi system jaringan gardu induk) pada saat terjadi gangguan maupun karena
kesalahan operasi.
Didalam panel proteksi berisi peralatan-peralatan elektro dan elektronik, dan lain-
lain yang bersifat presisi. Setiap relay yang terpasang dan panel proteksi, diberi nama
relay sesuai fungsinya.
Relay panel proteksi terdiri dari :
a. Transmission line relay panel (relay panel TL)
b. Transformator relay panel (relay panel TR)
c. Busbar protection relay panel.
36. KOMPONEN (BAGIAN-BAGIAN) LISTRIK GARDU INDUK
16. CUBICLE 20 KV (HV CELL 20 KV) :
Cubicle adalah switchgear untuk tegangan menengah (20 KV) yang berasal dari output trafo
daya, yang selanjutnya diteruskan ke konsumen melalui penyulang (feeder) yang tersambung
(terhubung) dengan Cubicle tersebut.
Komponen dan rangkaian cubicle antara lain :
a. Panel penghubung (couple).
b. Incoming cubicle.
c. Circuit breaker (CB) dan current transformer (CB).
d. Komponen proteksi dan pengukuran.
e. Bus sections.
f. Feeder atau penyulang.
17. SISTEM PROTEKSI :
Sistem proteksi adalah suatu system pengaman terhadap peralatan listrik, yang diakibatkan
adanya gangguan teknis, gangguan alam, kesalahan operasional dan penyebab lainnya.
Beberapa peralatan listrik pada gardu induk yang perlu diamankan (proteksi) antara lain adalah :
a. Transformator daya.
b. Rel busbar.
c. Panghantar
37. KOMPONEN DAN MEKANIKAL GEDUNG KONTROL
Komponen sipil gedung kontrol, terdiri dari :
Ruang peralatan kontrol (kendali) & ruang cubicle.
Ruang operator.
Ruang kantor GI.
Ruang Relay
Ruang komunikasi
Ruang batery
Pondasi peralatan (panel relay, panel kontrol, cubicle, dan lain-lain).
Got kabel (cable duct).
Dan lain sebagainya.
Komponen mekanikal, terdiri dari :
Air conditioning (AC).
Rak kabel yang dijadikan sebagai penempatan kabel, yang menghubungkan antara
peralatan yang ada di switch yard dengan komponen yang ada di gedung kontrol,
maupun yang menghubungkan komponen yang ada di gedung kontrol.
Dan lain sebagainya.
38. Prinsip Kerja Gardu INDUK
Dari Jaringan Tegangan Tinggi (JTT) yang diterima arrester pada sisi
input, disetiap fasa melewati alat pengaman yang harus dipasang
seperti tabung pengaman, CB kemudian masuk ke DS dan ke dalam
busba, dari busbar melewati satu DS lagi kemudian melewati CBdan
diterima arrester dan masuk ke trafo step down (arrester di sini
berfungsi sebagai pelindung trafo ), setelah keluar dari trafo menuju
ke tabung pelindung atau sela batang dan melewati arrester
kemudian ke CB dan pada sisi output dilanjutkan ke JTM.
39. Gangguan Pada Pengaman Gardu Induk
1. Gangguan tegangan lebih kilat
a. Sambaran langsung ke kawat fasa
b. Sambaran ke tanah atau benda-benda disekitar saluran dan
menimbulkan induksi pada saluran transmisi.
c. Sambaran ke kawat tanah
2. Tegangan Lebih Switching (TLS)
a. Penyambungan / pemutus saluran daya
b. Pemutus arus gangguan (hubung singkat)
c. Penutupan kembali pemutus daya dengan cepat
3. Tegangan lebih temporer (TLT)
Terjadi akibat switching misalnya : pelepasan suatu beban yang cukup
besar sehingga tegangan untuk suatu waktu tertentu naik sebelum
sistem pembangkit mengatur kembali tegangan tersebut
40. Hubungan Kerja Gardu Induk
Hubungan Kerja Antara JTT Dengan GI
Hubungan kerja antara JTT dengan GI dapat dilihat pada saat terjadi
gangguan. Dimana apa bila pada JTT terjadi gangguan maka suplay
daya yang akan disalurkan pada GI tidak maksimal sehingga GI
kekurangan daya dan bekerja tidak optimal.
Begitupula sebaliknya, bila pada GI mengalami gangguan dari dalam
( seperti kerusakan sistim proteksi ) maka pada JTT juga akan
mengalami pengiriman daya yang tidak optimal.
41. Lanjutan ....
Hubungan Kerja JTM dan GI
Hubungan kerja antara GI dan JTM juga dapat dilihat bila terjadi
gangguan pada GI ataupun JTM. Dimana apabila terjadi gangguan
pada GI seperti gangguan tegangan lebih sehingga daya yang
tersalurkan ke JTM tidak maksimal.
Sedangkan bila terjadi gangguan pada JTM maka akan berdampak
pula pada GI seperti penyaluran daya tidak akan maksimal.
42. Line Diagram Gardu Induk
ARRESTER
ARRESTER
CBCBCB
CB
DSDS
DS DS CBMCB
BUSBAR
TRAFO
TRAFO
ARRESTER
ARRESTER
ARRESTER ARRESTER
TABUNG
PELINDUNG
TABUNG
PELINDUNG
SELA
BATANG
SELA
BATANG
SELA
BATANG
SELA
BATANG
JTM
JTM
JTT
JTT
43. Isolasi Dalam Gardu Induk
Klasifikasi dan Besarnya Tegangan Abnormal
Yang harus diperhitungkan dalam merencanakan GI secara umum
dapat diikhtisarkan berdasarkan adanya gelombang petir,
tegangan frekuensi, dan surja hubung.
1 Gelombang Sambaran Petir
Sambaran langsung yang mengenai ril dan peralatan dalam GI
adalah yang paling hebat diantara gelombang berjalan lainnya
yang akan dating ke GI. Ia menyebabkan tegangan lebih (over
voltage) sangat tinggi yang tidak mungkin dapat ditahan oleh
isolasi yang ada.
44. Lanjutan ....
2. Tegangan Abnormal dengan Frekuensi Rendah
Tegangan abnormal dengan frekuensi rendah ini bermacam-macam :
Tegangan akibat efek piranti.
Tegangan yang terjadi akibat beban lepas (load rejection)
Penguatan terdiri dari generator
Kenaikan tegangan dari fasa yang sehat pada waktu ada gangguan 1-fasa ke tanah pada
sistem.
Tegangan abnormal karena lepas sikron
Tegangan abnormal pada waktu hilang gangguan 1-fasa ke tanah pada sisi dengan
pembumian Petersen atau sistem dengan pembumian Petersen yang mempunyai saluran
tranmisi pada satu tiang bersama-sama dengan sistem lain yang mengalam I gangguan
1-fasa ke tanah.
Tegangan abnormal yang disebabkan oleh osilasi harmonis dari rangkaian yang terganggu
atau karena kejenuhan inti transformator dan sebagainya.
45. Lanjutan ....
3. Surja Hubung
Mekanisme pokok dari terjadinya surja hubungan adalah :
Peristiwa pukulan kembali didalam pemutusan arus kepositif dari
saluran transmisi tanpa beban atau kaster tenaga.
Peritiwa terpotongnya arus pembangkitan pada transformator tenaga.
Penutupan kembali dengan cepat.
Penutupan yang tak serentak pada saklar pemutus tenaga 3-fasa.
46. PERHITUNGAN DAN PERENCANAAN GARDU INDUK
Rencana Dasar
Hubungan rangkaian utama
Sistim pemakaian sendiri.
Kapasitas pembawa arus dari ril-rilnya.
Kapasitas pemutusan dari pemutus beban.
Jenis perighantar ril: ril tegang (strain bus) atau ril kaku (rigid bus).
Tahanan pengetanahan yang diperlukan.
Keadaan udara, ialah suhu maksimum dan minimum, ketinggian terhadap
permukaan laut, kecepatan angin, pengaruh kontaminasi
47. Pertimbangan pembangunan gardu induk
Kebutuhan (Demand) beban yang semakin meningkat, mendekati bahkan melebihi
kemampuan GI yang ada.
Jika kondisi GI eksisting masih memungkinkan, biasanya cukup dilakukan up- rating atau
menaikkan kapasitas GI yang ada, misalnya dengan melakukan penggantian dan
penambahan transformator daya.
Adanya perluasan daerah/ wilayah atau adanya daerah/ wilayah baru, yang pasti
membutuhkan ketersediaan/ pasokan daya listrik cukup besar.
Adanya pembangunan infra struktur bagi kawasan industri (industrial estate).
Proyeksi kebutuhan daya listrik untuk jangka waktu tertentu, sehingga perlu disiapkan
gardu induk baru atau perluasan gardu induk.
Adanya pengembangan sistem tenaga listrik secara terpadu, misalnya pembangunan
pembangkit listrik - pembangkit listrik baru, sehingga dilakukan perluasan sistem penyaluran
(transmisi), tentunya dibarengi dengan pembangunan GI-GI baru atau perluasan.
49. GARDU INDUK DI KOTA MAKASAR
RENCANA KEGIATAN PENGEMBANGAN GARDU INDUK 150/20 KV
PANAKKUKANG, SUNGGUMINASA, TANJUNG BUNGA & HIS BONTOALA
Sehubungan dengan akan dilaksanakannya pengembangan Gardu Induk 150 /
20 kV Panakkukang, Sungguminasa, Tanjung Bunga dan HIS Bontoala, maka
telah disusun Dokumen Environmental Management Plan ( EMP ) oleh PT PLN
(Persero) Unit Induk Pembangunan Jaringan Sulawesi, Maluku dan Papua.
Pembuatan Dokumen tersebut berkaitan dengan sumber pembiayaan dari
Internasional Bank for Reconstruction and Development (IBRD).
50. PENGEMBANGAN GARDU INDUK 150/20 KV
No. Nama Gardu Induk Lokasi
1. Gardu Induk Panakkukang Kelurahan Tidung, Kecamatan Panakkukang,
Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan
2. Gardu Induk HIS Bontoala Kelurahan Gaddong, Kecamatan Bontoala,
Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan
3. Gardu Induk Sungguminasa Kelurahan Tetebatu, Kecamatan Palangga,
Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan
4. Gardu Induk Tanjung Bunga Kelurahan Tanjung Merdeka, Kecamatan
Tamalate, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi
Selatan
51. Area Panyaluran dan Pengatur Beban Sistem Sulawesi
Selatan (AP2B Sistem SulSel)
Untuk melaksanakan tugas tugas teknis operasi dan pemeliharaan Transmisi dan Gardu
Induk yang ada di wilayah kerjanya, AP2B Sistem SulSel didukung beberapa Unit Gargu Induk
yaitu :
Tragi Panakukkang, yang bertanggung jawab pada kegiatan operasi dan pemeliharaan Gardu
Induk Panakukkang, Bontoala, Tallo Lama, Barawaja, Borongloe, Sungguminasa,dan Tanjung
Bunga.
Tragi Tello, yang bertanggung jawab pada kegiatan operasi dan pemeliharaan Gardu Induk
Tello ( 150 KV, 70 KV, dan 30 KV), Maros, Daya, Mandai, Pangkep, Bosowa, dan Tonasa III.
Tragi Pare Pare, yang bertanggung jawab pada kegiatan operasi dan pemeliharaan Gardu
Induk Pare Pare, Barru, Bakaru, Pinrang, Polmas, dan Majene
Tragi Sidrap, yang bertanggung jawab pada kegiatan operasi dan pemeliharaan Gardu Induk
Sidrap, Sengkang, Soppeng, Makale, dan Palopo.
Tragi Bulukumba, yang bertanggung jawab pada kegiatan operasi dan pemeliharaan Gardu
Induk Bulukumba, Tallasa, Jeneponto, Sinjai, dan Bone.
Serta Pengatur Beban Kendari yang bertanggung jawap terhadap pengaturan operasi unit unit
pembangkitan di wilayah Kendari dan sekitarnya yaitu PLTD Wua Wua, PLTD PJB II
52. 1. Gardu Induk Tallasa
Gardu Induk Tallasa menggunakan sistem double
busbar
yang berfungsi sebagai back up, sehingga tidak
menganggu
sistem jika dilakukan pemeliharaan pada Gardu
Induk. Gardu Induk Tallasa terdiri dari 5 penyulang
dengan rinician sebagai
berikut :
a) Penyulang 1 berkapasitas 40 MVA
b) Penyulang 2 berkapasitas 40 MVA
c) Penyulang 3 berkapasitas 50 MVA
d) Penyulang 4 berkapasitas 40 MVA
e) Penyulang 5 berkapasitas 40 MVA