SlideShare a Scribd company logo
1 of 31
SISTEM
TRANSMISI
TENAGA LISTRIK
Kelompok 3 :
Abdurrahman Faiz
Alif Wahyu Ramadhan
Riki Rifaldi
Dosen Penpmbimbing :
Prof. Ir. Makmur Saini, MT.,
Ph.D
Cakupan
Materi
Pendahuluan
Pengertian
Transmisi
Saluran
Transmisi
Kategori Saluran
Transmisi
Klasifikasi
Komponen
Saluraan
Transmisi
Gangguan
PENDAHULUA
SN
istem Tenaga Listrik terdiri dari:
1. Pusat Pembangkit Listtrik
(Power Plant)
Tempat energi listrik pertama kali dibangkitkan,
dimana terdapat turbin sebagai penggerak mula
(Prime Mover) dan generator yang
membangkitkan listrik. Biasanya dipusat
pembangkit listrik juga terdapat
2. Transmisi Tenaga Listrik
Proses penyaluran tenaga listrik dari
tempat pembangkit tenaga listrik (Power Plant)
hingga Saluran distribusi listrik (substation
distribution) sehingga dapat disalurkan sampai
pada konsumer pengguna listrik.
Pengertian
Transmisi tenaga listrik merupakan
proses penyaluran tenaga listrik dari
tempat pembangkit tenaga listrik
(Power Plant) hingga substation
distribution sehingga dapat disalurkan
sampai pada konsumen pengguna
listrik melalui suatu bahan konduktor
Saluran Transmisi
Saluran Transmisi merupakan media yang digunakan untuk mentransmisikan tenaga listrik dari Generator
Station/ Pembangkit Listrik sampai distribution station hingga sampai pada konsumer pengguna listrik.
Saluran Transmisi denganmenggunakan sistem arusbolak- balik tiga fasa merupakan sistem yang banyak
digunakan, mengingat kelebihan sebagai berikut :
1. Mudah pembangkitannya
2. Mudah pengubahan tegangannya
3. Dapat menghasilkan medan magnet putar
4. Dengan sistem tiga fasa, daya yang disalurkan lebih besar dan nilai sesaatnya
5. Konstan
Saluran Udara ( Overhead Lines )
Saluran transmisi yang menyalurkan energi listrik melalui
kawat-kawat yang digantung pada isolator antara menara
atau tiang transmisi.
Keuntungan dari saluran transmisi udara antara lain :
• Mudah dalam perbaikan
• Mudah dalam perawatan
• Mudah dalam mengetahui letak gangguan
• Lebih murah
Kerugian :
• Karena berada diruang terbuka, maka cuaca sangat
berpengaruh terhadap kehandalannya, dengan kata lain
mudah terjadi gangguan dari luar, seperti gangguan
hubungan singkat, gangguan tegangan bila tersambar petir,
dan gangguan lainnya.
• Dari segi estetika/keindahan kurang, sehingga saluran
transmisi bukan pilihan yang ideal untuk transmisi di dalam
kota
Instalasi Bawah Laut
Instalasi listrik bawah laut merupakan suatu teknologi yang telah berkembang pesat dalam
beberapa dekade terakhir. Artikel ini membahas aspek-aspek penting terkait dengan
instalasi listrik bawah laut, termasuk tantangan teknis, keuntungan ekonomis, dan inovasi-
inovasi terkini yang telah diimplementasikan dalam proyek-proyek semacam itu.
1.Pendahuluan
Instalasi listrik bawah laut menjadi semakin penting seiring dengan meningkatnya
permintaan energi dan penemuan sumber daya energi baru di dasar laut. Proyek-proyek
ini mencakup instalasi kabel listrik, sub-stasi, dan infrastruktur terkait lainnya di dasar laut
untuk mendukung transportasi energi dari sumber ke titik konsumsi.
2.Tantangan Teknis
1. Kedalaman Laut Instalasi listrik bawah laut seringkali melibatkan kedalaman laut yang
signifikan, yang menciptakan tantangan teknis dalam mendesain dan membangun
infrastruktur yang dapat bertahan di lingkungan laut yang keras.
2. Kondisi Lingkungan Kondisi lingkungan di dasar laut, termasuk tekanan air, suhu, dan
kelembaban, memerlukan material dan teknologi khusus untuk memastikan kelangsungan
operasional peralatan listrik dalam jangka waktu yang lama.
2.3. Proteksi Terhadap Karat dan Korosi Faktor-faktor seperti air laut yang
korosif dan keberadaan mikroorganisme di dasar laut menimbulkan risiko
korosi pada peralatan listrik. Oleh karena itu, perlindungan terhadap korosi
menjadi salah satu aspek kritis dalam instalasi listrik bawah laut.
3.Keuntungan Ekonomis
1. Pemanfaatan Sumber Energi Terbarukan Instalasi listrik bawah laut
seringkali terkait dengan proyek-proyek energi terbarukan, seperti
pembangkit listrik tenaga arus laut atau pemanfaatan panas bumi di dasar
laut. Ini membantu meningkatkan sumber energi terbarukan dan
diversifikasi portofolio energi.
2. Infrastruktur untuk Sumber Daya Alam Seiring dengan penemuan
sumber daya alam baru di dasar laut, instalasi listrik bawah laut menjadi
kunci untuk mendukung eksploitasi dan pengangkutan sumber daya alam
seperti minyak dan gas.
4.Inovasi Terkini
1. Material Tahan Laut Inovasi dalam pengembangan material tahan laut
membantu mengatasi masalah korosi dan memperpanjang umur pakai
peralatan listrik di lingkungan laut.
2. Sistem Pemantauan Otomatis Penggunaan teknologi pemantauan
otomatis dan sensor-sensor canggih membantu dalam pemantauan dan
pemeliharaan infrastruktur bawah laut dengan lebih efisien.
3. Desain Kabel Listrik yang Tahan Terhadap Tekanan Desain kabel listrik
yang mampu menahan tekanan laut mendalam menjadi fokus utama dalam
inovasi teknologi instalasi listrik bawah laut.
Gambar Istalasi Bawah Laut
(Underground Cable)
Saluran transmisi yang menyalurkan energi listrik melalui kabel yang dipendam didalam tanah.Kategori saluran seperti ini
adalah favorit untuk pemasangan didalam kota karena berada didalam tanah maka tidak mengganggu keindahan kota dan
juga tidak mudah terjadi gangguan akibat kondisi cuaca atau kondisi alam. Namun tetap memiliki kekurangan, antara lain
mahal dalam instalasi dan investasi serta sulitnya menentukan titik gangguan dan perbaikkannya.
Saluran Isolasi Gas
Saluran Isolasi Gas (Gas Insulated Line/GIL) adalah Saluran yang diisolasi dengan gas, misalnya: gas SF6, seperti
gambar Karena mahal dan resiko terhadap lingkungan sangat tinggi maka saluran ini jarang digunakan.
Klasifikasi Berdasarkan
Tegangan
Saluran Udara Tegangan Ekstra
Tinggi (SUTET) 200kV-500kV.
Pada umumnya saluran transmisi di Indonesia digunakan pada pembangkit
dengan kapastas 500 kV. Dimana tujuannya adalah agar drop tegangan dari
penampang kawat dapat direduksi secara maksimal.
Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 30kV-150kV.
Pada saluran transmisi ini memiliki tegangan operasi antara 30kV sampai
150kV. Konfigurasi jaringan pada umumnya single atau doble sirkuit, dimana 1
sirkuit terdiri dari 3 phasa dengan 3 atau 4 kawat. Biasanya hanya 3 kawat
dan penghantar netralnya diganti oleh tanah sebagai saluran kembali.
Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT) 30kV- 150kV.
Saluran transmisi ini menggunakan kabel bawah
tanah dengan alasan beberapa pertimbangan :
1. Ditengah kota tidak memungkinkan di pasang SUTT
2. Untuk ruang bebas juga sangat sulit dan pasti timbul protes oleh
masyarakat karena padat bangunan dan gedung-gedung tinggi
3. Pertimbangan keamanan dan estetika
Klasifikasi Berdasarkan Jarak
1. Jaringan transmisi jarak jauh
Jaringan transmisi yang mempunyai jarak diatas 150 Km dan tegangan kerja diatas 100 kV
2. Jaringan transmisi jarak menengah
Jaringan transmisi yang mempunyai jarak 80 - 150 Km dan tegangan jaringan antara 20 – 100 kV
3. Jaringan transmisi jarak pendek
Jaringan transmisi yang mempunyai jarak dibawah 80 Km dan tegangan operasi dibawah 20 kV
Isolat
or
Kondukt
or
Konstruksi
Saluran
Tiang
Penyangg
Konduktor
Kawatdenganbahankonduktoruntuksalurantransmisitegangantinggi
selalutanpapelindung/isolasikawat.Inihanyakawatberbahantembaga
atau alumuniumdenganintibaja(steel-reinforcedalumunium
cable/ACSR)telanjangbesaryangterbentanguntukmengalirkanarus
listrik.
Jenis-jeniskawatpenghantaryangbiasadigunakanantaralain:
1. Tembagadengankonduktivitas100%(cu 100%)
2. Tembagadengankonduktivitas97,5%(cu97,5%)
3.Alumuniumdengankonduktivitas61%(Al61%)
Isolator
IsolatorpadasistemtransmisitenagalistrikdisIniberfungsiuntuk
penahanbagiankonduktorterhadapground.Isolatordisini bisanya
terbuatdaribahanporseline,tetapibahangelasdanbahanisolasi
sintetikjugaseringdigunakan disini.Bahanisolatorharusmemiiki
resistansiyangtinggiuntukmelindungikebocoran arusdanmemiliki
ketebalanyangsecukupnya (sesuaistandar)untukmencegah
breakdownpadatekananlistriktegangan tinggi sebagaipertahanan
fungsiisolasitersebut.Kondisi nyaharuskuatterhadapgoncangan
apapundanbebankonduktor.
Jenisisolatoryangseringdigunakanpadasalurantransmisiadalah
jenisporselinataugelas.Menurutpenggunaandankonstruksinya,
isolator diklasifikasikanmenjadi:
Isolatorjenispasak
Isolatorjenispos-saluran
Isolatorjenisgantung
KONSTRUKSI SALURAN
TIANG PENYANGGA
Salurantransmisidapatberupasaluranudaradansaluranbawah
tanah,namun padaumumnyaberupasaluranudara.Energilistrik
yangdisalurkanlewat saluran transmisiudarapadaumumnya
menggunakankawattelanjang sehingga mengandalkanudara
sebagaimediaisolasi antarkawatpenghantar.Danuntuk
Penyanggah/merentangkankawatpenghantar denganketinggian
danjarakyang amanbagimanusiadanlingkungansekitarnya,
kawat-kawatpenghantartersebut dipasangpadasuatu
konstruksibangunanyangkokoh,yangbiasadisebut
menara/tower.Antarmenra/towerlistrik dankawatpenghantar
disekatoleh isolator
Konsturksi Delta Konstruksi Zig-Zag Konstruksi Piramida
Menurut strukturnya tower transmisi terbagi atas 3 macam :
1. Latice Tower
Latice tower merupakan jenis tower transmisi yang konstruksinya menggunakan susunan baja
profil yang berukuran kecil, sehinga dalam pengerjaan atau pembangunan tower menjadi lebih
mudah. Toer jenis ini biasanya dirancang unuk ketinggian 20-120 meter. Berdasarkan susunan atau
konfigurasi penghantarnya lattice toer dibendakan menjadi 3 yaitu ;
2. Tubular Stell Tower
Tubular Stell Tower adalah tiang baja berongga berbrntuk sisi
polygonal. Memiliki konstruksi baja belahan berbentuk setengah atau
sepertiga lingkaran bergantung pada diameter yang kemudian melalui
proses penyatuan atau penyambungan dengan pengelasan khusus.
Tower jenis ini kurang efisien untuk di gunakan untuk transmisi sebab
dibutuhkan keahlian dan ketelitian khusus dalam pemasangannya.
Concrate pole tower adalah tower transmisi
dengan konstruksi berupa beton. Tower jenis ini
biasanya berjenis tower H dan tower I .Tower ini
memiliki konfigurasi penghantar single circuit dan
double circuit. Tower ini sering digunakan pada
wilayah perkotaan karena tidak memakan tempat
terlalu banyak dan juga biayanya lebih murah
dari tiang baja. Tower jenis ini biasanya
digunakan untuk transmisi 30 kV – 110 kV
3. Concrete pole Tower
Menurut Fungsinya Menara Atau
Tower Listrik Dibagi menjadi 7
Macam:
Dead End Tower
Yaitu tiang akhir yang berlokasi
didekat gardu induk, tower ini
hampir sepenuhnya
menanggung gaya tarik
Section Tower
Yaitu tiang penyekat antara
sejumlah tower penyangga
dengan sejumlah tower
penyangga lainnya karena
alasan kemudahan saat
pembangunan (penarikan
kawat), umumnya mempunyai
sudut belokan yang kecil.
3. Suspension Tower
Yaitu tower penyangga, tower ini
hampir sepenuhnya menanggung
daya berat, umumnya tidak
mempunyai sudut belokan
4. Tension Tower
Yaitu tower penegang, tower ini
menanggung gaya tarik yang
lebih besar dari pada gaya berat,
umumnya mempunyai sudut
belokan.
5. Transposision
Tower,
Yaitu tower tension
yang digunakan
sebagai tempat
melakukan perubahan
posisi kawat fasa
guna memperbaiki
impendansi transmisi.
6. Gantry Tower Yaitu
tower berbentuk
portal digunakan
pada persilangan
antara dua Saluran
transmisi. Tiang ini
dibangun di bawah
Saluran transmisi
existing.
7. Combined Tower
Combined Tower Yaitu tower yang
digunakan oleh dua buah saluran transmisi
yang berbeda tegangan operasinya.
KOMPONEN MENARA TOWER
LISTRIK
PONDASI
Yaitu suatu konstruksi beton
bertulang untuk mengikat kaki
tower (stub) dengan bumi
COMMON BODY
Badan tower bagian bawah yang terhubung
antara leg dengan badan tower bagian atas
(super structure). Kebutuhan tinggi tower dapa
dilakukan dengan pengatura tinggi common
body dengan cara penambahan atau
pengurangan.
Cros ARM
Merupakan komponen tower listrik yang berfungsi
sebagai tempat untuk menggantungkan isolator
kawat fasa maupun clamp kawat petir. Bentuknya
segitiga, kecuali pada jenis Tension Tower yang
memiliki sudut belokan besar segi empat.
“K” FRAME
Bagian tower yang terhubung
antara common body dengan
bridge maupun cross arm. “K”
frame terdiri atas sisi kiri dan
kanan yang simetri. “K” frame
tidak dikenal di tower jenis
pyramid.
BRIDGE
Bridge merupakan Penghubung antara cross arm kiri
dan cross arm tengah. Pada tengah-tengah bridge
terdapat kawat penghantar fasa tengah. Bridge tidak
di kenal pada tower jenis piramida
SUPER STRUCTURE
Super structure merupakan komponen badan tower
bagian atas yang terhubung dengan cross arm kawat
fasa ataupun kawat petir dan common body. Pada jenis
Delta Tower, komponen ini dikenal dengan istilah bridge
dan K Frame.
IDENTIFIKASI TOWER DAN
PENGHANTAR / JALUR
Berfungsi untuk
memberitahukan identitas
tower seperti: Nomor tower,
Urutan fasa, Penghantar /
Jalur dan Nilai tahanan
pentanahan kaki tower.
RAMBU TANDA
BAHAYA
Berfungsi untuk memberi peringatan
bahwa instalasi SUTT/SUTET
mempunyai resiko bahaya. Rambu ini
bergambarpetir dan tulisan “ AWAS
BERBAHAYA TEGANGAN TINGGI”
Rambu ini di pasang di kaki tower ± 5
meter diatas tanah sebanyak dua
buah, dipasang disisi yang
menghadap tower nomor kecil dan sisi
yang menghadap nomor besar.
ANTI CLIMBING DEVICE
(ACD)
Berfungsi untuk menghalangi
orang yang tidak berkepentingan
untuk naik ke tower. ACD dibuat
runcing, berjarak 10 cm dengan
yang lainnya dan dipasang di
setiap kaki tower dibawah
Rambu tanda bahaya.
JENIS-JENIS GANGGUAN
1. Gangguan Dari Dalam System
Gangguan Internal (dari dalam): yaitu gangguan yang disebabkan
oleh sistem itu sendiri. Misalnya gangguan hubung singkat, kerusakan pada alat,
switching kegagalan isolasi, kerusakan pada pembangkit dan lain - lain.
2. Gangguan Extern (dari luar)
Gangguan Extern (dari luar) yaitu gangguan yang disebabkan oleh
alam atau diluar sistem. Misalnya terputusnya saluran/kabel karena angin, badai,
petir, pepohonan, layang – layang dan sebagainya.
3. Gangguan karena faktor manusia
Gangguan karena faktor manusiayaitu gangguan yang disebabkan oleh
kecerobohan atau kelalaian operator, ketidak telitian, tidak mengindahkan
peraturan pengamanan diri, dan lain-lain.
SISTEM TRANSMISI TENAGA LISTRIK INDONESIA

More Related Content

Similar to SISTEM TRANSMISI TENAGA LISTRIK INDONESIA

jaringandistribusitenagalistrik-171208000924.pptx
jaringandistribusitenagalistrik-171208000924.pptxjaringandistribusitenagalistrik-171208000924.pptx
jaringandistribusitenagalistrik-171208000924.pptxAbelDoloksaribu
 
1. Modul Proteksi Tenaga Listrik.pdf
1. Modul Proteksi Tenaga Listrik.pdf1. Modul Proteksi Tenaga Listrik.pdf
1. Modul Proteksi Tenaga Listrik.pdfIWISUKARTO531201031
 
SISTEM JARINGAN TRANSMISI TENAGA LISTRIK 3B TPE 2019.pptx
SISTEM JARINGAN TRANSMISI TENAGA LISTRIK 3B TPE 2019.pptxSISTEM JARINGAN TRANSMISI TENAGA LISTRIK 3B TPE 2019.pptx
SISTEM JARINGAN TRANSMISI TENAGA LISTRIK 3B TPE 2019.pptxPoliteknik Negeri Ujung Pandang
 
Dasar Teknik Tegangan Tinggi
Dasar Teknik Tegangan TinggiDasar Teknik Tegangan Tinggi
Dasar Teknik Tegangan Tinggiedofredika
 
materi 2 Klasifikasi Jaringan Distribusi.pptx
materi 2 Klasifikasi Jaringan Distribusi.pptxmateri 2 Klasifikasi Jaringan Distribusi.pptx
materi 2 Klasifikasi Jaringan Distribusi.pptxCHAIRULNAZALULANSHAR
 
Transmisi daya dan gardu induk
Transmisi daya dan gardu indukTransmisi daya dan gardu induk
Transmisi daya dan gardu indukyendymw
 
87 Prinsip Dasar Proteksi Petir.ppt
87 Prinsip Dasar Proteksi Petir.ppt87 Prinsip Dasar Proteksi Petir.ppt
87 Prinsip Dasar Proteksi Petir.pptErwin196998
 

Similar to SISTEM TRANSMISI TENAGA LISTRIK INDONESIA (20)

jaringandistribusitenagalistrik-171208000924.pptx
jaringandistribusitenagalistrik-171208000924.pptxjaringandistribusitenagalistrik-171208000924.pptx
jaringandistribusitenagalistrik-171208000924.pptx
 
Jaringan distribusi tenaga listrik
Jaringan distribusi tenaga listrikJaringan distribusi tenaga listrik
Jaringan distribusi tenaga listrik
 
Transmisi Tenaga Listrik
 Transmisi Tenaga Listrik  Transmisi Tenaga Listrik
Transmisi Tenaga Listrik
 
Transmisi Tenaga Listrik
Transmisi Tenaga ListrikTransmisi Tenaga Listrik
Transmisi Tenaga Listrik
 
JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER
JARINGAN DISTRIBUSI PRIMERJARINGAN DISTRIBUSI PRIMER
JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER
 
Transmisi tenaga listrik
Transmisi tenaga listrikTransmisi tenaga listrik
Transmisi tenaga listrik
 
JARINGAN TRANSMISI LISTRIK
JARINGAN TRANSMISI  LISTRIK JARINGAN TRANSMISI  LISTRIK
JARINGAN TRANSMISI LISTRIK
 
1. Modul Proteksi Tenaga Listrik.pdf
1. Modul Proteksi Tenaga Listrik.pdf1. Modul Proteksi Tenaga Listrik.pdf
1. Modul Proteksi Tenaga Listrik.pdf
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
SISTEM JARINGAN TRANSMISI TENAGA LISTRIK 3B TPE 2019.pptx
SISTEM JARINGAN TRANSMISI TENAGA LISTRIK 3B TPE 2019.pptxSISTEM JARINGAN TRANSMISI TENAGA LISTRIK 3B TPE 2019.pptx
SISTEM JARINGAN TRANSMISI TENAGA LISTRIK 3B TPE 2019.pptx
 
SISTEM SALURAN TRANSMISI TENAGA LISTRIK
SISTEM SALURAN TRANSMISI TENAGA LISTRIK SISTEM SALURAN TRANSMISI TENAGA LISTRIK
SISTEM SALURAN TRANSMISI TENAGA LISTRIK
 
TRANSMISI ENERGI LISTRIK
TRANSMISI ENERGI LISTRIK TRANSMISI ENERGI LISTRIK
TRANSMISI ENERGI LISTRIK
 
JTM (JARINGAN TEGANGAN MENENGAH)
JTM (JARINGAN TEGANGAN MENENGAH)JTM (JARINGAN TEGANGAN MENENGAH)
JTM (JARINGAN TEGANGAN MENENGAH)
 
TRANSMISI TENAGA LISTRIK
TRANSMISI TENAGA LISTRIKTRANSMISI TENAGA LISTRIK
TRANSMISI TENAGA LISTRIK
 
SISTEM TRANSMISI ( PENYALURAN) TENAGA LISTRIK
SISTEM TRANSMISI ( PENYALURAN) TENAGA LISTRIKSISTEM TRANSMISI ( PENYALURAN) TENAGA LISTRIK
SISTEM TRANSMISI ( PENYALURAN) TENAGA LISTRIK
 
Dasar Teknik Tegangan Tinggi
Dasar Teknik Tegangan TinggiDasar Teknik Tegangan Tinggi
Dasar Teknik Tegangan Tinggi
 
04. transmisi.pdf
04. transmisi.pdf04. transmisi.pdf
04. transmisi.pdf
 
materi 2 Klasifikasi Jaringan Distribusi.pptx
materi 2 Klasifikasi Jaringan Distribusi.pptxmateri 2 Klasifikasi Jaringan Distribusi.pptx
materi 2 Klasifikasi Jaringan Distribusi.pptx
 
Transmisi daya dan gardu induk
Transmisi daya dan gardu indukTransmisi daya dan gardu induk
Transmisi daya dan gardu induk
 
87 Prinsip Dasar Proteksi Petir.ppt
87 Prinsip Dasar Proteksi Petir.ppt87 Prinsip Dasar Proteksi Petir.ppt
87 Prinsip Dasar Proteksi Petir.ppt
 

More from Politeknik Negeri Ujung Pandang

Materi Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptx
Materi Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptxMateri Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptx
Materi Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptxPoliteknik Negeri Ujung Pandang
 
JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER (JTR) SISTEM TENAGA LISTRIK
JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER  (JTR)  SISTEM TENAGA LISTRIKJARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER  (JTR)  SISTEM TENAGA LISTRIK
JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER (JTR) SISTEM TENAGA LISTRIKPoliteknik Negeri Ujung Pandang
 
JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER (JTR) SISTEM TENAGA LISTRIK
JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER  (JTR) SISTEM TENAGA LISTRIKJARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER  (JTR) SISTEM TENAGA LISTRIK
JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER (JTR) SISTEM TENAGA LISTRIKPoliteknik Negeri Ujung Pandang
 

More from Politeknik Negeri Ujung Pandang (20)

Materi Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptx
Materi Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptxMateri Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptx
Materi Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptx
 
GARDU INDUK GIS SISTEM TENAGA LISTRIK 150 kV
GARDU INDUK GIS SISTEM TENAGA LISTRIK  150 kVGARDU INDUK GIS SISTEM TENAGA LISTRIK  150 kV
GARDU INDUK GIS SISTEM TENAGA LISTRIK 150 kV
 
GARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK 150 kV
GARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK 150 kVGARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK 150 kV
GARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK 150 kV
 
SISTEM OPERASI TENAGA LISTRIK (GRID CODE SULAWESI)
SISTEM OPERASI TENAGA LISTRIK (GRID CODE SULAWESI)SISTEM OPERASI TENAGA LISTRIK (GRID CODE SULAWESI)
SISTEM OPERASI TENAGA LISTRIK (GRID CODE SULAWESI)
 
SISTEM PROTEKSI (PENGAMAN) TENAGA LISTRIK
SISTEM PROTEKSI (PENGAMAN) TENAGA LISTRIKSISTEM PROTEKSI (PENGAMAN) TENAGA LISTRIK
SISTEM PROTEKSI (PENGAMAN) TENAGA LISTRIK
 
JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER ( JTM) STL 20 kV
JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER ( JTM) STL 20 kVJARINGAN DISTRIBUSI PRIMER ( JTM) STL 20 kV
JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER ( JTM) STL 20 kV
 
GARDU DISTRIBUSI SISTEM TENAGA LISTRIK 20 kv/380 V/220V
GARDU DISTRIBUSI SISTEM TENAGA LISTRIK  20 kv/380 V/220VGARDU DISTRIBUSI SISTEM TENAGA LISTRIK  20 kv/380 V/220V
GARDU DISTRIBUSI SISTEM TENAGA LISTRIK 20 kv/380 V/220V
 
JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER (JTR) SISTEM TENAGA LISTRIK
JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER  (JTR)  SISTEM TENAGA LISTRIKJARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER  (JTR)  SISTEM TENAGA LISTRIK
JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER (JTR) SISTEM TENAGA LISTRIK
 
GARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK
GARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIKGARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK
GARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK
 
GAS INSULATED SUSTATION SISTEM TENAGA LISTRIK
GAS INSULATED SUSTATION SISTEM TENAGA LISTRIKGAS INSULATED SUSTATION SISTEM TENAGA LISTRIK
GAS INSULATED SUSTATION SISTEM TENAGA LISTRIK
 
OPERASI SISTEM TENAGA (GRID CODE INDONESIA)
OPERASI SISTEM TENAGA (GRID CODE INDONESIA)OPERASI SISTEM TENAGA (GRID CODE INDONESIA)
OPERASI SISTEM TENAGA (GRID CODE INDONESIA)
 
SISTEM PENGAMAN ( PROTEKSI) TENAGA LISTRIK
SISTEM PENGAMAN ( PROTEKSI) TENAGA LISTRIKSISTEM PENGAMAN ( PROTEKSI) TENAGA LISTRIK
SISTEM PENGAMAN ( PROTEKSI) TENAGA LISTRIK
 
JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER (JTM ) SISTEM TENAGA LISTRIK
JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER (JTM ) SISTEM TENAGA LISTRIKJARINGAN DISTRIBUSI PRIMER (JTM ) SISTEM TENAGA LISTRIK
JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER (JTM ) SISTEM TENAGA LISTRIK
 
GARDU DISTRIBUSI SISTEM TENAGA LISTRIK 20 KV/ 380 V
GARDU DISTRIBUSI SISTEM TENAGA LISTRIK 20 KV/ 380 VGARDU DISTRIBUSI SISTEM TENAGA LISTRIK 20 KV/ 380 V
GARDU DISTRIBUSI SISTEM TENAGA LISTRIK 20 KV/ 380 V
 
JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER (JTR) SISTEM TENAGA LISTRIK
JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER  (JTR) SISTEM TENAGA LISTRIKJARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER  (JTR) SISTEM TENAGA LISTRIK
JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER (JTR) SISTEM TENAGA LISTRIK
 
GARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK
GARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIKGARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK
GARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK
 
GAS INSULATED SUSTATION SISTEM TENAGA LISTRIK
GAS INSULATED SUSTATION SISTEM TENAGA LISTRIKGAS INSULATED SUSTATION SISTEM TENAGA LISTRIK
GAS INSULATED SUSTATION SISTEM TENAGA LISTRIK
 
SISTEM OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK INDONESIA
SISTEM OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK INDONESIASISTEM OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK INDONESIA
SISTEM OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK INDONESIA
 
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK INDONESIA
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK INDONESIASISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK INDONESIA
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK INDONESIA
 
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH SISTEM TENAGA LISTRIK 20 KV
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH SISTEM TENAGA LISTRIK 20 KVJARINGAN TEGANGAN MENENGAH SISTEM TENAGA LISTRIK 20 KV
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH SISTEM TENAGA LISTRIK 20 KV
 

Recently uploaded

001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.pptSonyGobang1
 

Recently uploaded (6)

001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
 

SISTEM TRANSMISI TENAGA LISTRIK INDONESIA

  • 1. SISTEM TRANSMISI TENAGA LISTRIK Kelompok 3 : Abdurrahman Faiz Alif Wahyu Ramadhan Riki Rifaldi Dosen Penpmbimbing : Prof. Ir. Makmur Saini, MT., Ph.D
  • 3. PENDAHULUA SN istem Tenaga Listrik terdiri dari: 1. Pusat Pembangkit Listtrik (Power Plant) Tempat energi listrik pertama kali dibangkitkan, dimana terdapat turbin sebagai penggerak mula (Prime Mover) dan generator yang membangkitkan listrik. Biasanya dipusat pembangkit listrik juga terdapat 2. Transmisi Tenaga Listrik Proses penyaluran tenaga listrik dari tempat pembangkit tenaga listrik (Power Plant) hingga Saluran distribusi listrik (substation distribution) sehingga dapat disalurkan sampai pada konsumer pengguna listrik.
  • 4. Pengertian Transmisi tenaga listrik merupakan proses penyaluran tenaga listrik dari tempat pembangkit tenaga listrik (Power Plant) hingga substation distribution sehingga dapat disalurkan sampai pada konsumen pengguna listrik melalui suatu bahan konduktor
  • 5. Saluran Transmisi Saluran Transmisi merupakan media yang digunakan untuk mentransmisikan tenaga listrik dari Generator Station/ Pembangkit Listrik sampai distribution station hingga sampai pada konsumer pengguna listrik. Saluran Transmisi denganmenggunakan sistem arusbolak- balik tiga fasa merupakan sistem yang banyak digunakan, mengingat kelebihan sebagai berikut : 1. Mudah pembangkitannya 2. Mudah pengubahan tegangannya 3. Dapat menghasilkan medan magnet putar 4. Dengan sistem tiga fasa, daya yang disalurkan lebih besar dan nilai sesaatnya 5. Konstan
  • 6. Saluran Udara ( Overhead Lines ) Saluran transmisi yang menyalurkan energi listrik melalui kawat-kawat yang digantung pada isolator antara menara atau tiang transmisi. Keuntungan dari saluran transmisi udara antara lain : • Mudah dalam perbaikan • Mudah dalam perawatan • Mudah dalam mengetahui letak gangguan • Lebih murah Kerugian : • Karena berada diruang terbuka, maka cuaca sangat berpengaruh terhadap kehandalannya, dengan kata lain mudah terjadi gangguan dari luar, seperti gangguan hubungan singkat, gangguan tegangan bila tersambar petir, dan gangguan lainnya. • Dari segi estetika/keindahan kurang, sehingga saluran transmisi bukan pilihan yang ideal untuk transmisi di dalam kota
  • 7. Instalasi Bawah Laut Instalasi listrik bawah laut merupakan suatu teknologi yang telah berkembang pesat dalam beberapa dekade terakhir. Artikel ini membahas aspek-aspek penting terkait dengan instalasi listrik bawah laut, termasuk tantangan teknis, keuntungan ekonomis, dan inovasi- inovasi terkini yang telah diimplementasikan dalam proyek-proyek semacam itu. 1.Pendahuluan Instalasi listrik bawah laut menjadi semakin penting seiring dengan meningkatnya permintaan energi dan penemuan sumber daya energi baru di dasar laut. Proyek-proyek ini mencakup instalasi kabel listrik, sub-stasi, dan infrastruktur terkait lainnya di dasar laut untuk mendukung transportasi energi dari sumber ke titik konsumsi. 2.Tantangan Teknis 1. Kedalaman Laut Instalasi listrik bawah laut seringkali melibatkan kedalaman laut yang signifikan, yang menciptakan tantangan teknis dalam mendesain dan membangun infrastruktur yang dapat bertahan di lingkungan laut yang keras. 2. Kondisi Lingkungan Kondisi lingkungan di dasar laut, termasuk tekanan air, suhu, dan kelembaban, memerlukan material dan teknologi khusus untuk memastikan kelangsungan operasional peralatan listrik dalam jangka waktu yang lama.
  • 8. 2.3. Proteksi Terhadap Karat dan Korosi Faktor-faktor seperti air laut yang korosif dan keberadaan mikroorganisme di dasar laut menimbulkan risiko korosi pada peralatan listrik. Oleh karena itu, perlindungan terhadap korosi menjadi salah satu aspek kritis dalam instalasi listrik bawah laut. 3.Keuntungan Ekonomis 1. Pemanfaatan Sumber Energi Terbarukan Instalasi listrik bawah laut seringkali terkait dengan proyek-proyek energi terbarukan, seperti pembangkit listrik tenaga arus laut atau pemanfaatan panas bumi di dasar laut. Ini membantu meningkatkan sumber energi terbarukan dan diversifikasi portofolio energi. 2. Infrastruktur untuk Sumber Daya Alam Seiring dengan penemuan sumber daya alam baru di dasar laut, instalasi listrik bawah laut menjadi kunci untuk mendukung eksploitasi dan pengangkutan sumber daya alam seperti minyak dan gas. 4.Inovasi Terkini 1. Material Tahan Laut Inovasi dalam pengembangan material tahan laut membantu mengatasi masalah korosi dan memperpanjang umur pakai peralatan listrik di lingkungan laut. 2. Sistem Pemantauan Otomatis Penggunaan teknologi pemantauan otomatis dan sensor-sensor canggih membantu dalam pemantauan dan pemeliharaan infrastruktur bawah laut dengan lebih efisien. 3. Desain Kabel Listrik yang Tahan Terhadap Tekanan Desain kabel listrik yang mampu menahan tekanan laut mendalam menjadi fokus utama dalam inovasi teknologi instalasi listrik bawah laut.
  • 10. (Underground Cable) Saluran transmisi yang menyalurkan energi listrik melalui kabel yang dipendam didalam tanah.Kategori saluran seperti ini adalah favorit untuk pemasangan didalam kota karena berada didalam tanah maka tidak mengganggu keindahan kota dan juga tidak mudah terjadi gangguan akibat kondisi cuaca atau kondisi alam. Namun tetap memiliki kekurangan, antara lain mahal dalam instalasi dan investasi serta sulitnya menentukan titik gangguan dan perbaikkannya.
  • 11. Saluran Isolasi Gas Saluran Isolasi Gas (Gas Insulated Line/GIL) adalah Saluran yang diisolasi dengan gas, misalnya: gas SF6, seperti gambar Karena mahal dan resiko terhadap lingkungan sangat tinggi maka saluran ini jarang digunakan.
  • 12. Klasifikasi Berdasarkan Tegangan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 200kV-500kV. Pada umumnya saluran transmisi di Indonesia digunakan pada pembangkit dengan kapastas 500 kV. Dimana tujuannya adalah agar drop tegangan dari penampang kawat dapat direduksi secara maksimal. Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 30kV-150kV. Pada saluran transmisi ini memiliki tegangan operasi antara 30kV sampai 150kV. Konfigurasi jaringan pada umumnya single atau doble sirkuit, dimana 1 sirkuit terdiri dari 3 phasa dengan 3 atau 4 kawat. Biasanya hanya 3 kawat dan penghantar netralnya diganti oleh tanah sebagai saluran kembali.
  • 13. Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT) 30kV- 150kV. Saluran transmisi ini menggunakan kabel bawah tanah dengan alasan beberapa pertimbangan : 1. Ditengah kota tidak memungkinkan di pasang SUTT 2. Untuk ruang bebas juga sangat sulit dan pasti timbul protes oleh masyarakat karena padat bangunan dan gedung-gedung tinggi 3. Pertimbangan keamanan dan estetika
  • 14. Klasifikasi Berdasarkan Jarak 1. Jaringan transmisi jarak jauh Jaringan transmisi yang mempunyai jarak diatas 150 Km dan tegangan kerja diatas 100 kV 2. Jaringan transmisi jarak menengah Jaringan transmisi yang mempunyai jarak 80 - 150 Km dan tegangan jaringan antara 20 – 100 kV 3. Jaringan transmisi jarak pendek Jaringan transmisi yang mempunyai jarak dibawah 80 Km dan tegangan operasi dibawah 20 kV
  • 17. Isolator IsolatorpadasistemtransmisitenagalistrikdisIniberfungsiuntuk penahanbagiankonduktorterhadapground.Isolatordisini bisanya terbuatdaribahanporseline,tetapibahangelasdanbahanisolasi sintetikjugaseringdigunakan disini.Bahanisolatorharusmemiiki resistansiyangtinggiuntukmelindungikebocoran arusdanmemiliki ketebalanyangsecukupnya (sesuaistandar)untukmencegah breakdownpadatekananlistriktegangan tinggi sebagaipertahanan fungsiisolasitersebut.Kondisi nyaharuskuatterhadapgoncangan apapundanbebankonduktor. Jenisisolatoryangseringdigunakanpadasalurantransmisiadalah jenisporselinataugelas.Menurutpenggunaandankonstruksinya, isolator diklasifikasikanmenjadi: Isolatorjenispasak Isolatorjenispos-saluran Isolatorjenisgantung
  • 18. KONSTRUKSI SALURAN TIANG PENYANGGA Salurantransmisidapatberupasaluranudaradansaluranbawah tanah,namun padaumumnyaberupasaluranudara.Energilistrik yangdisalurkanlewat saluran transmisiudarapadaumumnya menggunakankawattelanjang sehingga mengandalkanudara sebagaimediaisolasi antarkawatpenghantar.Danuntuk Penyanggah/merentangkankawatpenghantar denganketinggian danjarakyang amanbagimanusiadanlingkungansekitarnya, kawat-kawatpenghantartersebut dipasangpadasuatu konstruksibangunanyangkokoh,yangbiasadisebut menara/tower.Antarmenra/towerlistrik dankawatpenghantar disekatoleh isolator
  • 19. Konsturksi Delta Konstruksi Zig-Zag Konstruksi Piramida Menurut strukturnya tower transmisi terbagi atas 3 macam : 1. Latice Tower Latice tower merupakan jenis tower transmisi yang konstruksinya menggunakan susunan baja profil yang berukuran kecil, sehinga dalam pengerjaan atau pembangunan tower menjadi lebih mudah. Toer jenis ini biasanya dirancang unuk ketinggian 20-120 meter. Berdasarkan susunan atau konfigurasi penghantarnya lattice toer dibendakan menjadi 3 yaitu ;
  • 20. 2. Tubular Stell Tower Tubular Stell Tower adalah tiang baja berongga berbrntuk sisi polygonal. Memiliki konstruksi baja belahan berbentuk setengah atau sepertiga lingkaran bergantung pada diameter yang kemudian melalui proses penyatuan atau penyambungan dengan pengelasan khusus. Tower jenis ini kurang efisien untuk di gunakan untuk transmisi sebab dibutuhkan keahlian dan ketelitian khusus dalam pemasangannya.
  • 21. Concrate pole tower adalah tower transmisi dengan konstruksi berupa beton. Tower jenis ini biasanya berjenis tower H dan tower I .Tower ini memiliki konfigurasi penghantar single circuit dan double circuit. Tower ini sering digunakan pada wilayah perkotaan karena tidak memakan tempat terlalu banyak dan juga biayanya lebih murah dari tiang baja. Tower jenis ini biasanya digunakan untuk transmisi 30 kV – 110 kV 3. Concrete pole Tower
  • 22. Menurut Fungsinya Menara Atau Tower Listrik Dibagi menjadi 7 Macam: Dead End Tower Yaitu tiang akhir yang berlokasi didekat gardu induk, tower ini hampir sepenuhnya menanggung gaya tarik Section Tower Yaitu tiang penyekat antara sejumlah tower penyangga dengan sejumlah tower penyangga lainnya karena alasan kemudahan saat pembangunan (penarikan kawat), umumnya mempunyai sudut belokan yang kecil.
  • 23. 3. Suspension Tower Yaitu tower penyangga, tower ini hampir sepenuhnya menanggung daya berat, umumnya tidak mempunyai sudut belokan 4. Tension Tower Yaitu tower penegang, tower ini menanggung gaya tarik yang lebih besar dari pada gaya berat, umumnya mempunyai sudut belokan.
  • 24. 5. Transposision Tower, Yaitu tower tension yang digunakan sebagai tempat melakukan perubahan posisi kawat fasa guna memperbaiki impendansi transmisi. 6. Gantry Tower Yaitu tower berbentuk portal digunakan pada persilangan antara dua Saluran transmisi. Tiang ini dibangun di bawah Saluran transmisi existing.
  • 25. 7. Combined Tower Combined Tower Yaitu tower yang digunakan oleh dua buah saluran transmisi yang berbeda tegangan operasinya.
  • 26. KOMPONEN MENARA TOWER LISTRIK PONDASI Yaitu suatu konstruksi beton bertulang untuk mengikat kaki tower (stub) dengan bumi COMMON BODY Badan tower bagian bawah yang terhubung antara leg dengan badan tower bagian atas (super structure). Kebutuhan tinggi tower dapa dilakukan dengan pengatura tinggi common body dengan cara penambahan atau pengurangan.
  • 27. Cros ARM Merupakan komponen tower listrik yang berfungsi sebagai tempat untuk menggantungkan isolator kawat fasa maupun clamp kawat petir. Bentuknya segitiga, kecuali pada jenis Tension Tower yang memiliki sudut belokan besar segi empat.
  • 28. “K” FRAME Bagian tower yang terhubung antara common body dengan bridge maupun cross arm. “K” frame terdiri atas sisi kiri dan kanan yang simetri. “K” frame tidak dikenal di tower jenis pyramid. BRIDGE Bridge merupakan Penghubung antara cross arm kiri dan cross arm tengah. Pada tengah-tengah bridge terdapat kawat penghantar fasa tengah. Bridge tidak di kenal pada tower jenis piramida SUPER STRUCTURE Super structure merupakan komponen badan tower bagian atas yang terhubung dengan cross arm kawat fasa ataupun kawat petir dan common body. Pada jenis Delta Tower, komponen ini dikenal dengan istilah bridge dan K Frame.
  • 29. IDENTIFIKASI TOWER DAN PENGHANTAR / JALUR Berfungsi untuk memberitahukan identitas tower seperti: Nomor tower, Urutan fasa, Penghantar / Jalur dan Nilai tahanan pentanahan kaki tower. RAMBU TANDA BAHAYA Berfungsi untuk memberi peringatan bahwa instalasi SUTT/SUTET mempunyai resiko bahaya. Rambu ini bergambarpetir dan tulisan “ AWAS BERBAHAYA TEGANGAN TINGGI” Rambu ini di pasang di kaki tower ± 5 meter diatas tanah sebanyak dua buah, dipasang disisi yang menghadap tower nomor kecil dan sisi yang menghadap nomor besar. ANTI CLIMBING DEVICE (ACD) Berfungsi untuk menghalangi orang yang tidak berkepentingan untuk naik ke tower. ACD dibuat runcing, berjarak 10 cm dengan yang lainnya dan dipasang di setiap kaki tower dibawah Rambu tanda bahaya.
  • 30. JENIS-JENIS GANGGUAN 1. Gangguan Dari Dalam System Gangguan Internal (dari dalam): yaitu gangguan yang disebabkan oleh sistem itu sendiri. Misalnya gangguan hubung singkat, kerusakan pada alat, switching kegagalan isolasi, kerusakan pada pembangkit dan lain - lain. 2. Gangguan Extern (dari luar) Gangguan Extern (dari luar) yaitu gangguan yang disebabkan oleh alam atau diluar sistem. Misalnya terputusnya saluran/kabel karena angin, badai, petir, pepohonan, layang – layang dan sebagainya. 3. Gangguan karena faktor manusia Gangguan karena faktor manusiayaitu gangguan yang disebabkan oleh kecerobohan atau kelalaian operator, ketidak telitian, tidak mengindahkan peraturan pengamanan diri, dan lain-lain.