Transmisi tenaga listrik merupakan proses penyaluran tenaga listrik dari tempat pembangkit tenaga listrik (Power Plant) hingga substation distribution sehingga dapat disalurkan sampai pada konsumen pengguna listrik melalui suatu bahan konduktor
3. PENDAHULUA
SN
istem Tenaga Listrik terdiri dari:
1. Pusat Pembangkit Listtrik
(Power Plant)
Tempat energi listrik pertama kali dibangkitkan,
dimana terdapat turbin sebagai penggerak mula
(Prime Mover) dan generator yang
membangkitkan listrik. Biasanya dipusat
pembangkit listrik juga terdapat
2. Transmisi Tenaga Listrik
Proses penyaluran tenaga listrik dari
tempat pembangkit tenaga listrik (Power Plant)
hingga Saluran distribusi listrik (substation
distribution) sehingga dapat disalurkan sampai
pada konsumer pengguna listrik.
4. Pengertian
Transmisi tenaga listrik merupakan
proses penyaluran tenaga listrik dari
tempat pembangkit tenaga listrik
(Power Plant) hingga substation
distribution sehingga dapat disalurkan
sampai pada konsumen pengguna
listrik melalui suatu bahan konduktor
5. Saluran Transmisi
Saluran Transmisi merupakan media yang digunakan untuk mentransmisikan tenaga listrik dari Generator
Station/ Pembangkit Listrik sampai distribution station hingga sampai pada konsumer pengguna listrik.
Saluran Transmisi denganmenggunakan sistem arusbolak- balik tiga fasa merupakan sistem yang banyak
digunakan, mengingat kelebihan sebagai berikut :
1. Mudah pembangkitannya
2. Mudah pengubahan tegangannya
3. Dapat menghasilkan medan magnet putar
4. Dengan sistem tiga fasa, daya yang disalurkan lebih besar dan nilai sesaatnya
5. Konstan
6. Saluran Udara ( Overhead Lines )
Saluran transmisi yang menyalurkan energi listrik melalui
kawat-kawat yang digantung pada isolator antara menara
atau tiang transmisi.
Keuntungan dari saluran transmisi udara antara lain :
• Mudah dalam perbaikan
• Mudah dalam perawatan
• Mudah dalam mengetahui letak gangguan
• Lebih murah
Kerugian :
• Karena berada diruang terbuka, maka cuaca sangat
berpengaruh terhadap kehandalannya, dengan kata lain
mudah terjadi gangguan dari luar, seperti gangguan
hubungan singkat, gangguan tegangan bila tersambar petir,
dan gangguan lainnya.
• Dari segi estetika/keindahan kurang, sehingga saluran
transmisi bukan pilihan yang ideal untuk transmisi di dalam
kota
7. Instalasi Bawah Laut
Instalasi listrik bawah laut merupakan suatu teknologi yang telah berkembang pesat dalam
beberapa dekade terakhir. Artikel ini membahas aspek-aspek penting terkait dengan
instalasi listrik bawah laut, termasuk tantangan teknis, keuntungan ekonomis, dan inovasi-
inovasi terkini yang telah diimplementasikan dalam proyek-proyek semacam itu.
1.Pendahuluan
Instalasi listrik bawah laut menjadi semakin penting seiring dengan meningkatnya
permintaan energi dan penemuan sumber daya energi baru di dasar laut. Proyek-proyek
ini mencakup instalasi kabel listrik, sub-stasi, dan infrastruktur terkait lainnya di dasar laut
untuk mendukung transportasi energi dari sumber ke titik konsumsi.
2.Tantangan Teknis
1. Kedalaman Laut Instalasi listrik bawah laut seringkali melibatkan kedalaman laut yang
signifikan, yang menciptakan tantangan teknis dalam mendesain dan membangun
infrastruktur yang dapat bertahan di lingkungan laut yang keras.
2. Kondisi Lingkungan Kondisi lingkungan di dasar laut, termasuk tekanan air, suhu, dan
kelembaban, memerlukan material dan teknologi khusus untuk memastikan kelangsungan
operasional peralatan listrik dalam jangka waktu yang lama.
8. 2.3. Proteksi Terhadap Karat dan Korosi Faktor-faktor seperti air laut yang
korosif dan keberadaan mikroorganisme di dasar laut menimbulkan risiko
korosi pada peralatan listrik. Oleh karena itu, perlindungan terhadap korosi
menjadi salah satu aspek kritis dalam instalasi listrik bawah laut.
3.Keuntungan Ekonomis
1. Pemanfaatan Sumber Energi Terbarukan Instalasi listrik bawah laut
seringkali terkait dengan proyek-proyek energi terbarukan, seperti
pembangkit listrik tenaga arus laut atau pemanfaatan panas bumi di dasar
laut. Ini membantu meningkatkan sumber energi terbarukan dan
diversifikasi portofolio energi.
2. Infrastruktur untuk Sumber Daya Alam Seiring dengan penemuan
sumber daya alam baru di dasar laut, instalasi listrik bawah laut menjadi
kunci untuk mendukung eksploitasi dan pengangkutan sumber daya alam
seperti minyak dan gas.
4.Inovasi Terkini
1. Material Tahan Laut Inovasi dalam pengembangan material tahan laut
membantu mengatasi masalah korosi dan memperpanjang umur pakai
peralatan listrik di lingkungan laut.
2. Sistem Pemantauan Otomatis Penggunaan teknologi pemantauan
otomatis dan sensor-sensor canggih membantu dalam pemantauan dan
pemeliharaan infrastruktur bawah laut dengan lebih efisien.
3. Desain Kabel Listrik yang Tahan Terhadap Tekanan Desain kabel listrik
yang mampu menahan tekanan laut mendalam menjadi fokus utama dalam
inovasi teknologi instalasi listrik bawah laut.
10. (Underground Cable)
Saluran transmisi yang menyalurkan energi listrik melalui kabel yang dipendam didalam tanah.Kategori saluran seperti ini
adalah favorit untuk pemasangan didalam kota karena berada didalam tanah maka tidak mengganggu keindahan kota dan
juga tidak mudah terjadi gangguan akibat kondisi cuaca atau kondisi alam. Namun tetap memiliki kekurangan, antara lain
mahal dalam instalasi dan investasi serta sulitnya menentukan titik gangguan dan perbaikkannya.
11. Saluran Isolasi Gas
Saluran Isolasi Gas (Gas Insulated Line/GIL) adalah Saluran yang diisolasi dengan gas, misalnya: gas SF6, seperti
gambar Karena mahal dan resiko terhadap lingkungan sangat tinggi maka saluran ini jarang digunakan.
12. Klasifikasi Berdasarkan
Tegangan
Saluran Udara Tegangan Ekstra
Tinggi (SUTET) 200kV-500kV.
Pada umumnya saluran transmisi di Indonesia digunakan pada pembangkit
dengan kapastas 500 kV. Dimana tujuannya adalah agar drop tegangan dari
penampang kawat dapat direduksi secara maksimal.
Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 30kV-150kV.
Pada saluran transmisi ini memiliki tegangan operasi antara 30kV sampai
150kV. Konfigurasi jaringan pada umumnya single atau doble sirkuit, dimana 1
sirkuit terdiri dari 3 phasa dengan 3 atau 4 kawat. Biasanya hanya 3 kawat
dan penghantar netralnya diganti oleh tanah sebagai saluran kembali.
13. Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT) 30kV- 150kV.
Saluran transmisi ini menggunakan kabel bawah
tanah dengan alasan beberapa pertimbangan :
1. Ditengah kota tidak memungkinkan di pasang SUTT
2. Untuk ruang bebas juga sangat sulit dan pasti timbul protes oleh
masyarakat karena padat bangunan dan gedung-gedung tinggi
3. Pertimbangan keamanan dan estetika
14. Klasifikasi Berdasarkan Jarak
1. Jaringan transmisi jarak jauh
Jaringan transmisi yang mempunyai jarak diatas 150 Km dan tegangan kerja diatas 100 kV
2. Jaringan transmisi jarak menengah
Jaringan transmisi yang mempunyai jarak 80 - 150 Km dan tegangan jaringan antara 20 – 100 kV
3. Jaringan transmisi jarak pendek
Jaringan transmisi yang mempunyai jarak dibawah 80 Km dan tegangan operasi dibawah 20 kV
18. KONSTRUKSI SALURAN
TIANG PENYANGGA
Salurantransmisidapatberupasaluranudaradansaluranbawah
tanah,namun padaumumnyaberupasaluranudara.Energilistrik
yangdisalurkanlewat saluran transmisiudarapadaumumnya
menggunakankawattelanjang sehingga mengandalkanudara
sebagaimediaisolasi antarkawatpenghantar.Danuntuk
Penyanggah/merentangkankawatpenghantar denganketinggian
danjarakyang amanbagimanusiadanlingkungansekitarnya,
kawat-kawatpenghantartersebut dipasangpadasuatu
konstruksibangunanyangkokoh,yangbiasadisebut
menara/tower.Antarmenra/towerlistrik dankawatpenghantar
disekatoleh isolator
19. Konsturksi Delta Konstruksi Zig-Zag Konstruksi Piramida
Menurut strukturnya tower transmisi terbagi atas 3 macam :
1. Latice Tower
Latice tower merupakan jenis tower transmisi yang konstruksinya menggunakan susunan baja
profil yang berukuran kecil, sehinga dalam pengerjaan atau pembangunan tower menjadi lebih
mudah. Toer jenis ini biasanya dirancang unuk ketinggian 20-120 meter. Berdasarkan susunan atau
konfigurasi penghantarnya lattice toer dibendakan menjadi 3 yaitu ;
20. 2. Tubular Stell Tower
Tubular Stell Tower adalah tiang baja berongga berbrntuk sisi
polygonal. Memiliki konstruksi baja belahan berbentuk setengah atau
sepertiga lingkaran bergantung pada diameter yang kemudian melalui
proses penyatuan atau penyambungan dengan pengelasan khusus.
Tower jenis ini kurang efisien untuk di gunakan untuk transmisi sebab
dibutuhkan keahlian dan ketelitian khusus dalam pemasangannya.
21. Concrate pole tower adalah tower transmisi
dengan konstruksi berupa beton. Tower jenis ini
biasanya berjenis tower H dan tower I .Tower ini
memiliki konfigurasi penghantar single circuit dan
double circuit. Tower ini sering digunakan pada
wilayah perkotaan karena tidak memakan tempat
terlalu banyak dan juga biayanya lebih murah
dari tiang baja. Tower jenis ini biasanya
digunakan untuk transmisi 30 kV – 110 kV
3. Concrete pole Tower
22. Menurut Fungsinya Menara Atau
Tower Listrik Dibagi menjadi 7
Macam:
Dead End Tower
Yaitu tiang akhir yang berlokasi
didekat gardu induk, tower ini
hampir sepenuhnya
menanggung gaya tarik
Section Tower
Yaitu tiang penyekat antara
sejumlah tower penyangga
dengan sejumlah tower
penyangga lainnya karena
alasan kemudahan saat
pembangunan (penarikan
kawat), umumnya mempunyai
sudut belokan yang kecil.
23. 3. Suspension Tower
Yaitu tower penyangga, tower ini
hampir sepenuhnya menanggung
daya berat, umumnya tidak
mempunyai sudut belokan
4. Tension Tower
Yaitu tower penegang, tower ini
menanggung gaya tarik yang
lebih besar dari pada gaya berat,
umumnya mempunyai sudut
belokan.
24. 5. Transposision
Tower,
Yaitu tower tension
yang digunakan
sebagai tempat
melakukan perubahan
posisi kawat fasa
guna memperbaiki
impendansi transmisi.
6. Gantry Tower Yaitu
tower berbentuk
portal digunakan
pada persilangan
antara dua Saluran
transmisi. Tiang ini
dibangun di bawah
Saluran transmisi
existing.
25. 7. Combined Tower
Combined Tower Yaitu tower yang
digunakan oleh dua buah saluran transmisi
yang berbeda tegangan operasinya.
26. KOMPONEN MENARA TOWER
LISTRIK
PONDASI
Yaitu suatu konstruksi beton
bertulang untuk mengikat kaki
tower (stub) dengan bumi
COMMON BODY
Badan tower bagian bawah yang terhubung
antara leg dengan badan tower bagian atas
(super structure). Kebutuhan tinggi tower dapa
dilakukan dengan pengatura tinggi common
body dengan cara penambahan atau
pengurangan.
27. Cros ARM
Merupakan komponen tower listrik yang berfungsi
sebagai tempat untuk menggantungkan isolator
kawat fasa maupun clamp kawat petir. Bentuknya
segitiga, kecuali pada jenis Tension Tower yang
memiliki sudut belokan besar segi empat.
28. “K” FRAME
Bagian tower yang terhubung
antara common body dengan
bridge maupun cross arm. “K”
frame terdiri atas sisi kiri dan
kanan yang simetri. “K” frame
tidak dikenal di tower jenis
pyramid.
BRIDGE
Bridge merupakan Penghubung antara cross arm kiri
dan cross arm tengah. Pada tengah-tengah bridge
terdapat kawat penghantar fasa tengah. Bridge tidak
di kenal pada tower jenis piramida
SUPER STRUCTURE
Super structure merupakan komponen badan tower
bagian atas yang terhubung dengan cross arm kawat
fasa ataupun kawat petir dan common body. Pada jenis
Delta Tower, komponen ini dikenal dengan istilah bridge
dan K Frame.
29. IDENTIFIKASI TOWER DAN
PENGHANTAR / JALUR
Berfungsi untuk
memberitahukan identitas
tower seperti: Nomor tower,
Urutan fasa, Penghantar /
Jalur dan Nilai tahanan
pentanahan kaki tower.
RAMBU TANDA
BAHAYA
Berfungsi untuk memberi peringatan
bahwa instalasi SUTT/SUTET
mempunyai resiko bahaya. Rambu ini
bergambarpetir dan tulisan “ AWAS
BERBAHAYA TEGANGAN TINGGI”
Rambu ini di pasang di kaki tower ± 5
meter diatas tanah sebanyak dua
buah, dipasang disisi yang
menghadap tower nomor kecil dan sisi
yang menghadap nomor besar.
ANTI CLIMBING DEVICE
(ACD)
Berfungsi untuk menghalangi
orang yang tidak berkepentingan
untuk naik ke tower. ACD dibuat
runcing, berjarak 10 cm dengan
yang lainnya dan dipasang di
setiap kaki tower dibawah
Rambu tanda bahaya.
30. JENIS-JENIS GANGGUAN
1. Gangguan Dari Dalam System
Gangguan Internal (dari dalam): yaitu gangguan yang disebabkan
oleh sistem itu sendiri. Misalnya gangguan hubung singkat, kerusakan pada alat,
switching kegagalan isolasi, kerusakan pada pembangkit dan lain - lain.
2. Gangguan Extern (dari luar)
Gangguan Extern (dari luar) yaitu gangguan yang disebabkan oleh
alam atau diluar sistem. Misalnya terputusnya saluran/kabel karena angin, badai,
petir, pepohonan, layang – layang dan sebagainya.
3. Gangguan karena faktor manusia
Gangguan karena faktor manusiayaitu gangguan yang disebabkan oleh
kecerobohan atau kelalaian operator, ketidak telitian, tidak mengindahkan
peraturan pengamanan diri, dan lain-lain.