GITET 500 kV Pedan awalnya dibangun pada tahun 1997-2000 untuk memenuhi kebutuhan listrik di Jawa-Bali. Gardu induk ini berfungsi untuk menurunkan tegangan transmisi 500 kV menjadi 150 kV melalui Inter Bus Transformer dan mendistribusikan listrik ke beberapa wilayah di Jawa bagian selatan. Peralatan utama gardu induk ini meliputi transformer, circuit breaker, dan peralatan lain untuk mengatur dan melindungi aliran listrik.
2. Sejarah GITET 500 Kv PEDAN
Awalnya PT PLN (Persero) Gardu Induk Pedan
merupakan bagian dari Pembangkitan dan Penyaluran
PT PLN (Persero) UPT Ungaran untuk memenuhi
kebutuhan listrik di Jawa - Bali.
PT PLN (Persero) Gardu Induk Pedan dibangun pada
tahun 1997 dan selesai tahun 2000. Pada 25 September
2000 Gardu Induk ini resmi dioperasikan untuk
mengatasi kebutuhan listrik di jalur selatan yaitu Paiton –
Kediri – Klaten selanjutnya jaringan diteruskan ke
Tasikmalaya hingga Depok.
5. Peralatan Utama Sub Station
Current Transformer (CT)
1
Interbus Transformer
2
Lightning Arrester (LA)
3
Circuit Breaker / Pemutus tenaga (CB/PMT)
4
Potential Transformer (PT)
5
Disconnecting Switch / Pemisah (DS/PMS)
6
Reactor
7
Capacitive Voltage Transformer (CVT)
8
Trafo 150kv - 20 kV
9
Line Trap (LT)
10
6. Current Transformer (CT)
Fungsi dari trafo arus adalah:
Mengkonversi besaran arus
pada sistem tenaga listrik dari
besaran primer menjadi
besaran sekunder untuk
keperluan pengukuran sistem
metering dan proteksi
Mengisolasi rangkaian
sekunder terhadap rangkaian
primer, sebagai pengamanan
terhadap manusia yang
melakukan pengukuran
(pemeliharaan).
Standarisasi besaran
sekunder, untuk arus nominal
1 Ampere dan 5 Ampere.
7. Interbus Transformer
Daya berkapasitas besar dialirkan
oleh pembangkit-pembangkit utama
dari region 1(satu) sampai dengan
region 4 (empat) melalui saluran
transmisi 500 kV, yang kemudian di
Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi
(G.I.T.E.T.) 500 kV diturunkan
tegangannya menjadi 150 kV melalui
Inter Bus Transformer (I.B.T.) 500/150
kV. Hal ini menjadikan I.B.T. 500/150
kV sebagai sumber pasokan utama
sistem 150 kV. Pada sistem 150 kV,
juga terdapat unit-unit pembangkit
yang memasok kebutuhan daya
subsistem region yang meliputi
daerah yang lebih terbatas.
8. Lightning Arrester (LA)
Lighting arrester adalah alat pelindung
bagi peralatan listrik dari tegangan lebih
yang disebabkan oleh surja petir maupun
surja hubung. Pada saat terjadi tegangan
lebih arrester berfungsi sebagai by-pass
di sekitar isolasi dan membentuk jalan
yang mudah dilalui arus kilat ke sistem
pentanahan, sehingga tidak menimbulkan
tegangan yang lebih tinggi dan tidak
merusak isolasi peralatan listrik. Tetapi
pada saat kondisi normal arrester bekerja
sebagai isolator, sehingga tidak
mengganggu aliran daya sistem frekuensi
50Hz.
9. Circuit Breaker / (CB/PMT)
Fungsi utamanya adalah sebagai
alat pembuka atau penutup suatu
rangkaian listrik dalam kondisi
berbeban, serta mampu membuka
atau menutup saat terjadi arus
gangguan (hubung singkat) pada
jaringan atau peralatann lain.
Berdasarkan jenisnya, PMT ada
bermacam-macam sesuai jenis
bahan yang digunakan untuk
memadamkan busur api, yaitu:
1. PMT Gas SF6
2. PMT Ruang Vakum
3. PMT Minyak, dll
10. Potential Transformer (PT)
Fungsi dari trafo tegangan yaitu :
Mentransformasikan besaran
tegangan sistem dari yang tinggi ke
besaran tegangan listrik yang lebih
rendah sehingga dapat digunakan
untuk peralatan proteksi dan
pengukuran yang lebih aman, akurat
dan teliti.
Mengisolasi bagian primer yang
tegangannya sangat tinggi dengan
bagian sekunder yang tegangannya
rendah untuk digunakan sebagai sistem
proteksi dan pengukuran peralatan
dibagian primer.
Sebagai standarisasi besaran
tegangan sekunder ( 100, I00/V3, 110A/3
dan 110 volt) untuk keperluan peralatan
sisi sekunder.
11. Disconnecting Switch / (DS/PMS)
Disconnecting switch atau
pemisah ( PMS ) suatu peralatan
sistem tenaga listrik yang
berfungsi sebagai saklar pemisah
rangkaian listrik tanpa arus
beban (memisahkan peralatan
listrik dari peralatan lain yang
bertegangan ), dimana
pembukaan atau penutupan Pms
ini hanya dapat dilakukan dalam
kondisi tanpa beban.
12. Reactor
Aplikasi pemasangan reaktor dalam
sistem tenaga listrik pada prinsipnya
untuk membentuk suatu reaktansi
induktif dengan tujuan tertentu.
Beberapa tujuan tersebut diantaranya
adalah membatasi arus gangguan,
membatasi arus inrush pada motor dan
kapasitor, menyaring harmonisa,
mengkompensasi VAR, mengurangi
arus ripple, mencegah masuknya daya
pembawa signal (blocking of power-line
carrier), pentanahan titik netral,
peredam surja transient (damping of
switching transient), mereduksi flicker
pada aplikasi tanur listrik, circuit
detuning, penyeimbang beban dan
power conditioning.
13. Capacitive Voltage Transformer (CVT)
Kapasitor kopling tegangan tinggi
adalah sebagai alat penghubung
antara peralatan sinyal pembawa
yang berfrekuensi tinggi dengan
konduktor kawat fasa yang
bertegangan tinggi, serta untuk
keperluan pengukuran yang
bertegangan rendah. Secara fisik alat
ini terdiri atas susunan beberapa
elemen kapasitor mika/kertas yang
dihubungkan secara seri serta
dicelupkan/direndam ke dalam
minyak.
14. Trafo 150kv - 20 kV
Transformator tenaga adalah
suatu peralatan tenaga listrik yang
berfungsi untuk menyalurkan daya
listrik dari tegangan tinggi ke tegangan
rendah ataupun sebaliknya
(mentransformasikan tegangan).
Pemasangan trafo tenaga di
GITET Pedan terletak di luar ruangan
(outdor) sehingga sangat rawan
terhadap gangguan dari luar. Untuk itu,
trafo ini diletakkan dalam suatu tangki
yang tertutup rapat dan dibenamkan
dalam minyak trafo yang berfungsi
sebagai pendingin sekaligus isolasi
antara trafo dengan udara lingkungan.
15. Line Trap (LT)
Wave trap berfungsi sebagai
perangkap frekuensi tinggi
agar tidak masuk ke sistem
perlengkapan jaringan (50 Hz).
Sebaliknya, wave trap harus
mampu menyalurkan arus
listrik yang tinggi sesuai
kebutuhan penyaluran daya
pada sistem jaringan tersebut.
16. Pengertian Umum
Gardu Induk merupakan sub sistem dari sistem
penyaluran (transmisi) tenaga listrik, atau merupakan
satu kesatuan dari sistem penyaluran (transmisi).
Penyaluran (transmisi) merupakan sub sistem dari
sistem tenaga listrik.Berarti, gardu induk merupakan
sub-sub sistem dari sistem tenaga listrik.Sebagai sub
sistem dari sistem penyaluran (transmisi), gardu induk
mempunyai peranan penting, dalam pengoperasiannya
tidak dapat dipisahkan dari sistem penyaluran (transmisi)
secara keseluruhan.
17. Fungsi GITET
Untuk mengatur aliran daya listrik dari saluran transmisi ke saluran transmisi lainnya
yang kemudian didistribusikan ke konsumen.
Sebagai tempat control.
Sebagai pengaman operasi system.
Sebagai tempat untuk menurunkan tegangan transmisi menjadi tegangan distribusi.
Mentransformasikan daya listrikdari tegangan ekstra tinggi ke tegangan tinggi (500
KV/150 KV).
Mentransformasikan daya listrikdari tegangan tinggi ke tegangan yang lebih rendah
(150 KV/ 70 KV).
Mentransformasikan daya listrikdari tegangan tinggi ke tegangan menengah (150 KV/
20 KV, 70 KV/20 KV).
Mentransformasikan daya listrikdengan frequensi tetap (di Indonesia 50 Hertz).
Untuk pengukuran, pengawasan operasi serta pengamanan dari sistem tenaga listrik.
Pengaturan pelayanan beban ke gardu induk-gardu induk lain melalui tegangan tinggi
dan ke gardu distribusi-gardu distribusi, setelah melalui proses penurunan tegangan
melalui penyulang-penyulang (feeder- feeder) tegangan menengah yang ada di
gardu induk.
Untuk sarana telekomunikasi (pada umumnya untuk internal PLN), yang kita kenal
dengan istilah SCADA.
18. Syarat Perencanaan Gardu Induk
Operasi, yaitu dalam segi perawatan dan
perbaikan mudah.
Flexsibel.
Konstruksi sederhana dan Kuat.
Memiliki tingkat keandalan dan daya guna
yang tinggi.
Memiliki tingkat keamanan yang tinggi.
19. Jenis GITET
Jenis Gardu Induk bisa dibedakan menjadi
beberapa bagian yaitu :
Berdasarkan besaran tegangannya.
Berdasarkan pemasangan peralatan
Berdasarkan fungsinya.
Berdasarkan isolasi yang digunakan.
Bedasarkan sistem (busbar).
21. Berdasarkan Pemasangan Peralatan
Gardu Induk Pasangan Luar
Adalah gardu induk yang sebagian besar komponennya
di tempatkan di luar gedung, kecuali komponen kontrol,
sistem proteksi dan sistem kendali serta komponen
bantu lainnya, ada di dalam gedung.Gardu Induk
semacam ini biasa disebut dengan gardu induk
konvensional.Sebagian besar gardu induk di Indonesia
adalah gardu induk konvensional.
22. Lanjutan
Gardu Induk Pasangan Dalam
Adalah gardu induk yang hampir semua komponennya
(switchgear, busbar, isolator, komponen kontrol,
komponen kendali, cubicle, dan lain-lain) dipasang di
dalam gedung. Kecuali transformator daya, pada
umumnya dipasang di luar gedung.Gardu Induk
semacam ini biasa disebut Gas Insutaled Substation
(GIS).
23. Lanjutan
Gardu Induk kombinasi
Adalah gardu induk yang komponen switchgear-nya
ditempatkan di dalam gedung dan sebagian komponen
switchgear ditempatkan di luar gedung, misalnya gantry
(tie line) dan saluran udara tegangan tinggi (SUTT)
sebelum masuk ke dalam switchgear. Transformator
daya juga ditempatkan di luar gedung.
24. Berdasarkan Fungsinya
Gardu Induk Penaik Tegangan
Adalah gardu induk yang berfungsi untuk menaikkan
tegangan, yaitu tegangan pembangkit (generator)
dinaikkan menjadi tegangan sistem.Gardu Induk ini
berada di lokasi pembangkit tenaga listrik.Karena output
voltage yang dihasilkan pembangkit listrik kecil dan
harus disalurkan pada jarak yang jauh, maka dengan
pertimbangan efisiensi, tegangannya dinaikkan menjadi
tegangan ekstra tinggi atau tegangan tinggi.
25. Lanjutan
Gardu Induk Penurun Tegangan
Adalah gardu induk yang berfungsi untuk menurunkan
tegangan, dari tegangan tinggi menjadi tegangan tinggi
yang lebih rendah dan menengah atau tegangan
distribusi.
Gardu Induk terletak di daerah pusat-pusat beban,
karena di gardu induk inilah pelanggan (beban) dilayani.
26. Lanjutan
Gardu Induk Pengatur Tegangan
Pada umumnya gardu induk jenis ini terletak jauh dari
pembangkit tenaga listrik.Karena listrik disalurkan sangat
jauh, maka terjadi tegangan jatuh (voltage drop)
transmisi yang cukup besar.Oleh karena diperlukan alat
penaik tegangan, seperti bank capasitor, sehingga
tegangan kembali dalam keadaan normal.
27. Lanjutan
Gardu Induk Pengatur Beban
Pada gardu induk ini terpasang beban motor, yang pada
saat tertentu menjadi pembangkit tenaga listrik, motor
berubah menjadi generator dan suatu saat generator
menjadi motor atau menjadi beban, dengan generator
berubah menjadi motor yang memompakan air kembali
ke kolam utama.
28. Lanjutan
Gardu Induk Distribusi
Gardu induk yang menyalurkan tenaga listrik dari
tegangan sistem ke tegangan distribusi.Gardu induk ini
terletak di dekat pusat-pusat beban.
29. Berdasarkan Isolasi Yang digunakan
Gardu Induk isolasi udara
Adalah gardu induk yang menggunakan isolasi udara
antara bagian yang bertegangan yang satu dengan
bagian yang bertegangan lainnya.Gardu Induk ini berupa
gardu induk konvensional (lihat gambar 1), memerlukan
tempat terbuka yang cukup luas.
30. Lanjutan
Gardu Induk isolasi gas SF 6
Gardu induk yang menggunakan gas SF 6 sebagai
isolasi antara bagian yang bertegangan yang satu
dengan bagian lain yang bertegangan, maupun antara
bagian yang bertegangan dengan bagian yang tidak
bertegangan.Gardu induk ini disebut Gas Insulated
Substation atau Gas Insulated Switchgear (GIS), yang
memerlukan tempat yang sempit.
31. Berdasarkan Sistem Rel (Busbar)
Rel (busbar) merupakan titik hubungan
pertemuan (connecting) antara transformator
daya, SUTT/ SKTT dengan komponen listrik
lainnya, untuk menerima dan menyalurkan
tenaga listrik. Berdasarkan sistem rel (busbar),
gardu induk dibagi menjadi beberapa jenis,
sebagaimana di bawah ini :
32. Lanjutan
Gardu Induk sistem ring busbar
Adalah gardu induk yang busbarnya berbentuk
ring.Pada gardu induk jenis ini, semua rel
(busbar) yang ada, tersambung (terhubung) satu
dengan lainnya dan membentuk ring (cincin).
33. Lanjutan
Gardu Induk sistem single busbar
Adalah gardu induk yang mempunyai satu (single)
busbar.Pada umumnya gardu dengan sistem ini adalah
gardu induk yang berada pada ujung (akhir) dari suatu
sistem transmisi. Single line diagram gardu sistem single
busbar.
34. Lanjutan
Gardu Induk sistem double busbar
Adalah gardu induk yang mempunyai dua (double)
busbar.Gardu induk sistem double busbar sangat efektif
untuk mengurangi terjadinya pemadaman beban,
khususnya pada saat melakukan perubahan sistem
(manuver sistem).Jenis gardu induk ini pada umumnya
yang banyak digunakan.Single line diagram gardu induk
sistem double busbar.
36. Pertimbangan Pembangunan GITET
Kebutuhan (Demand) beban yang semakin meningkat, mendekati bahkan
melebihi kemampuan GI yang ada.
Jika kondisi GI eksisting masih memungkinkan, biasanya cukup dilakukan
up- rating atau menaikkan kapasitas GI yang ada, misalnya dengan
melakukan penggantian dan penambahan transformator daya.
Adanya perluasan daerah/ wilayah atau adanya daerah/ wilayah baru, yang
pasti membutuhkan ketersediaan/ pasokan daya listrik cukup besar.
Adanya pembangunan infra struktur bagi kawasan industri (industrial
estate).
Proyeksi kebutuhan daya listrik untuk jangka waktu tertentu, sehingga perlu
disiapkan gardu induk baru atau perluasan gardu induk.
Adanya pengembangan sistem tenaga listrik secara terpadu, misalnya
pembangunan pembangkit listrik - pembangkit listrik baru, sehingga
dilakukan perluasan sistem penyaluran (transmisi), tentunya dibarengi
dengan pembangunan GI-GI baru atau perluasan.
37. Kelebihan dan Kekurangan
Beberapa keuanggulan GIS dibanding GI
konvensional :
Hanya membutuhkan lahan seluas ± 3.000 meter
persegi atau ± 6 % dari luas lahan GI konvensional.
Mampu menghasilkan kapasitas daya (power capasity)
sebesar 3 x 60 MVA bahkan bisa ditingkatkan sampai
dengan 3 x 100 MVA.
Jumlah penyulang keluaran (output feeder) sebanyak 24
penyulang (feeder) dengan tegangan kerja masing-
masing 20 KV.
Bisa dipasang di tengah kota yang padat pemukiman.
Keunggulan dari segi estetika dan arsitektural, karena
bangunan bisa didesain sesuai kondisi disekitarnya.
38. Lanjutan
Pertimbangan penggunaan gas SF 6 dalam GIS, adalah :
Kekuatan dielektrik tinggi, yaitu pada tekanan udara normal sebesar 2,5 kali
dielektrik udara.
Tidak mudah terbakar dan tidak berbau.
Tidak beracun dan tidak berwarna.
Mengikuti hukum gas-gas pada umumnya.
Berat molekul 146 (udara 29).
Kepekaan ± 6 kg/m3 pada 0,1 MFA dan 100 C.
GIS-GIS yang terpasang di Indonesia, adalah GIS 150 KV :
Dipasang di kota-kota besar dan terbatas hanya di Pulau Jawa.
Sistem penyaluran (transmisi) menggunakan kabel tanah (SKTT).
Hampir semua komponen GIS terpasang (ditempatkan) dalam gedung,
kecuali transformator tenaga, pada umumnya dipasang (ditempatkan) di
luar gedung.
Komponen listrik pada GIS merupakan suatu kesatuan yang sudah
berwujud rigid (kompak). Untuk pemasangannya tinggal meletakkan di atas
pondasi.
39. Peralatan di dalam switch yard
Busbar
Current Transformer
Interbus Transformer
Lighting Arrester
Pemutus Tenaga (PMT)
Pemisah (PMS)
Potential Transformer
Reactor
Switchyard 500 kV
Trafo Tenaga
CVT (Capacitive Voltage Transformer)
LT (Line Trap)
Peralatan yang terdapat di Control Building
41. Commissioning Test dan Pengoperasian.
Pekerjaan instalasi listrik yang telah selesai dikerjakan
dan akan dioperasikan, tidak serta merta langsung boleh
dioperasikan. Sebelum dan pada saat akan dioperasikan
harus diyakini terlebih dahulu bahwa instalasi listrik
tersebut benar-benar aman untuk dioperasikan. umum
pengertian Commisioning Test adalah Serangkaian
kegiatan pemeriksaan dan pengujian instalasi tenaga
listrik yang telah selesai dikerjakan dan akan
diopersikan. Tujuannya adalah untuk meyakinkan bahwa
instalasi yang diperiksa dan diuji, baik alat demi alat
maupun sebagai sub sistem dan sistem, telah berfungsi
semestinya dan memenuhi persyaratan kontrak,
sehingga dinyatakan siap untuk dioperasikan dan secara
resmi dapat diserahterimakan kepada Pemberi Kerja.
42. Ruang Lingkup Commisioning Test
Pemeriksaan sifat tampak (visual check)
Pemeriksaan item per item alat/ barang/material yang
telah terpasang.Tujuannya adalah untuk mengetahui
apakah alat/barang/material yang dipasang telah
sesuai dengan spesifikasi dalam kontrak
Pemeriksaan pemasangan atau rangkaian konstruksi
Pemeriksaan rangkaian alat/barang/material yang telah
terpasang. Tujuannya adalah mengetahui alat/ barang/material
yang dipasang, apakah telah sesuai dengan gambar rencana
maupun peraturan yang berlaku (SNI, LMK, PUIL, SPLN, dan
lain sebagainya).
43. Tahapan pengujian instalasi listrik
Pengujian individual.
Pengujian sub sistem.
Pengujian sistem keseluruhan.
Pengujian tanpa beban.
Pengujian berbeban.