Dokumen tersebut membahas tentang epidemiologi, faktor risiko, dan deteksi dini kanker payudara, kanker leher rahim, serta talasemia di Indonesia. Kanker payudara dan kanker leher rahim merupakan jenis kanker terbanyak di Indonesia. Faktor risiko utama kanker payudara adalah genetik dan gaya hidup, sedangkan kanker leher rahim disebabkan oleh infeksi HPV. Deteksi dini melalui pemeriksaan payudara sendiri
1. PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
FAKTOR RISIKO KANKER PAYUDARA,
KANKER LEHER RAHIM DAN THALASEMIA
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Kementerian Kesehatan RI
2. Outline
Epidemiologi Kanker Payudara
dan Kanker Leher Rahim
Faktor Risiko Kanker Payudara
Faktor Risiko Kanker Leher
Rahim
Deteksi Dini Kanker Payudara
Deteksi Dini Kanker Leher
Rahim
3. Epidemiologi
Di Indonesia, kanker payudara dan kanker leher Rahim adalah jenis kanker
terbanyak diantara seluruh jenis kanker.
Sumber: Globocan 2018
Age-standardized Insidence Rate untuk kedua jenis kelamin Jumlah kasus baru untuk kedua jenis kelamin
Artinya ada
160 kasus
baru tiap
harinya
Artinya ada
hampir 89
kasus baru
tiap harinya
4. Faktor Risiko Kanker Payudara
Tidak dapat diubah
• Jenis kelamin: dimana wanita lebih berisiko untuk terkena
kanker payudara dibandingkan pria
• Usia: dimana risiko kanker payudara meningkat seiring
dengan penuaan, kebanyakan kanker payudara terjadi
diatas usia 50 tahun
• Mutasi genetic: mutasi genetic yang diturunkan seperti
BRCA1 dan BRCA2 dapat meningkatkan risiko kanker
payudara
• Riwayat reproduksi: semisal haid pertama pada usia
kurang dari 12 tahun dan menopause lebih dari 55 tahun,
membuat seseorang terpapar dengan hormone lebih lama
sehingga risiko untuk terkena kanker payudara juga
meningkat
• Riwayat tumor jinak payudara: hal ini dikarenakan
beberapa jenis tumor payudara seperti hyperplasia
atipikal dan lobular karsinoma in situ dapat meningkatkan
risiko terkena kanker payudara
• Riwayat kanker payudara di keluarga
• Riwayat pengobatan radioterapi pada dada atau payudara
sebelum usia 30 tahun
Dapat Diubah
• Kurang aktivitas fisik
• Berat badan berlebih atau obesitas
• Menggunakan terapi hormone
• Riwayat reproduksi seperti memiliki anak diatas usia 30
tahun, tidak pernah menyusui, atau tidak pernah hamil
dan melahirkan juga meningkatkan risiko kanker payudara
• Minum alcohol
• Diet tidak sehat dengan mengkonsumsi banyak lemak,
rendah serat, makanan dan minuman yang mengandung
bahan pengawet, penyedap, pewarna
• Merokok maupun terpapar asap rokok juga dapat
meningkatkan risiko terkena kanker payudara.
Division of Cancer Prevention and Control, Centers for Disease Control and Prevention
5. PENYEBAB KANKER LEHER RAHIM
Kanker leher Rahim disebabkan oleh
infeksi human papilloma virus (HPV).
Ada lebih dari 100 tipe HPV, dimana 14
diantara bersifat onkogenik (tipe high risk)
HPV tipe 16 dan 18 terkait dengan 70%
kejadian kanker dan lesi pra kanker
Di Indonesia, tipe HPV paling banyak adalah tipe 16,18, 52, dan 39.
WHO, 2019
6. Faktor Risiko
Kanker Leher Rahim lainnya
– Mengidap HIV
– Merokok atau terpapar asap rokok
– Menggunakan pil KB jangka Panjang (lebih dari 5 tahun)
– Memiliki anak lebih dari 3
– Bergonta ganti pasangan seksual
Division of Cancer Prevention and Control, Centers for Disease Control and Prevention
7. TES IVA dan SADANIS
Siapa sasaran IVA dan SADANIS?
• Perempuan menikah usia 30-50 tahun atau yang memiliki Riwayat seksual aktif
Siapa yang bisa melakukan IVA dan SADANIS?
• Dokter atau bidan terlatih
Bagaimana jika ditemukan kelainan?
• IVA positif: segera ditindaklanjuti dengan krioterapi oleh dokter umum terlatih atau dirujuk
ke RS untuk ditangani oleh dokter Spesialis Kebidanan
• Benjolan abnormal atau kelainan payudara lainnya harus segera dirujuk ke dokter spesialis
bedah onkologi
Apa kelebihan IVA dan SADANIS?
• Teknik sederhana
• Mudah, cepat, dan ekonomis
8. 4 PILAR PENCEGAHAN
SKRINING
KONSELING
EDUKASI
KOMITMENKebijakan
SK
Anggaran
Sosialisasi kpd
masyarakat
Pendidikan
genetik di
sekolah
Media massa
Nakes tdk boleh
memaksa
skrining
Retrospektif
(ring 1)
Prospektif
(populasi
tertentu)
Pra nikah
Antenatal
sekolah
Implikasi
moral
Pra Nikah
Setelah
menikah
Setelah
kelahiran
Pemerintah TENAGA KESEHATAN
DOKTER DAN
NAKES TERLATIHPERAN
9. PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
FAKTOR RISIKO KANKER DAN
KELAINAN DARAH
Koordinasi dengan Toma dan PKK untuk memberikan
pemahaman pentingnya melakukan deteksi dini
dengan pemeriksaan SADANIS dan tes IVA sekurangnya
1 kali setahun pada perempuan usia 30 – 50 tahun
yang sudah menikah atau mempunyai riwayat
berhubungan seksual berisiko
10. EPIDEMIOLOGI
THALASEMIA
Sumber : yayasan Talasemia Indonesia/ POPTI,
2018).
RISKESDAS (2007)
prevalensi nasional : 0.1%
Kasus Talasemia Mayor di
Indonesia (2012 – 2018)
(10.555 Pasien)*
TALASEMIA DI INDONESIA
Hematology Oncology Working Group Data - Indonesian Pediatric
Society 2016
*Updated data 2019
15. Jika 2 pembawa sifat menikah...
Jika thalassemia mayor menikah dengan pasangan normal…Jika thalassemia mayor menikah dengan
pasangan pembawa sifat...
Jika pembawa sifat menikah dengan pasangan normal…
25% Kemungkinan Anak Sakit
50% Kemungkinan Anak Pembawa Sifat
25 % Kemungkinan Anak Normal
50 % Kemungkinan Anak Sakit
50% Kemungkinan Anak Pembawa
Sifat
100% Kemungkinan Anak
Pembawa Sifat
50% Kemungkinan Anak Sehat
50 % Kemungkinan Anak Pembawa
Sifat
Skema Penurunan Sifat Talasemia
17. ALGORITMA DETEKSI DINI TALASEMIA
Pemeriksaan laboratorium
lanjutan
Kartu/ sertifikat telah
dideteksi dini talasemia
Suspek/ curigaNormal
Pemeriksaan laboratorium
(DL; HB, leuko, trombo eri, MCV,
MCH, MCHC)
FKTP yang ditunjuk
Saudara kandung penyandang talasemia (ring1)
yang telah menerima kartu dan informasi pelaksanaan ujicoba
Minor/
Pembawa Sifat IntermediaNormal
Rujuk ke RS yang ditunjuk
Konseling
Data Nasional
Sertifikat/ tanda
pembawa sifat
Kartu telah deteksi
talasemia
FKTP
FKTL