4. Meningkatkan derajat kesehatan lansia
untuk mencapai Lansia yang sehat,
mandiri, aktif, produktif dan berdayaguna
bagi keluarga dan masyarakat
Peningkatan akses dan kualitas layanan
kesehatan bagi lansia di fasyankes primer dan
rujukan serta pemberdayaan potensi lansia
Terwujud :
4
4
SASARAN
5. STATUS KESEHATAN LANJUT USIA
UHH DAN UHH SEHAT TAHUN 2017
Jumlah kami
meningkat dari tahun
ke tahun
Usia kami bisa
sampai 71,5
tahun.
Tapi usia kami
dengan kondisi
sehat cuma
sampai 62,7
tahun
Jaga kami tetap sehat, agar
bisa berdaya dan berkarya
untuk anak cucu hingga akhir
hayat
Lansia: ≥60 tahun
Pra lansia: 45-59 tahun
7. 9,28
19,93
27,03
43,18
0,58
Status Tinggal Bersama
Tinggal Sendiri Bersama Pasangan
Bersama Keluarga Tiga Generasi
Lainnya
POTENSI LANJUT USIA
PROPORSI LANSIA MENURUT JENIS KEGIATAN
Berdasarkan status tinggal bersama:
• 43,18% tinggal bersama 3 generasi
• 27,03% tinggal bersama keluarga
10. Dilaksanakan secara komprehensif meliputi upaya promotif, preventif kuratif, rehabilitatif dan rujukan kepada Lanjut Usia,
yang dilakukan secara proaktif, baik,sopan, memberikan kemudahan dan dukungan bagi Lanjut Usia
PENGERTIAN
PRINSIP 1
2
3
4
5
6
PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN YANG SANTUN LANJUT USIA
DI PUSKESMAS
11. UKBM dengan Pembinaan
Puskesmas
• Keluarga
• Perkesmas
• Puskesmas
• Rumah Sakit
PELAYANAN KESEHATAN LANSIA
Pengkajian Paripurna Pasien Geriatri
Lansia yang berkunjung ke puskesmas pada kontak pertama dengan petugas kesehatan dilakukan:
Pengkajian Paripurna Geriatri (P3G)
Dilakukan oleh tim yang dipimpin oleh dokter
12. KOMPONEN P3G
a.Anamnesis
b.Status Fisik
c.Status fungsional,
‒ Activity Daliy Living (ADL) dari
barthel,
‒ Instrumen Activities of Daily Living
(IADL) Lawton
‒ Risiko Jatuh Pasien Lansia
d. Status mental dan kognitif
‒ Abbreviated Mental Test (AMT)
‒ Mini Cog dan clock drawing test
(CDT4)
‒ Mini Mental State Examination
(MMSE)
‒ Geriatric Depression Scale (GDS)
e. Status Nutrisi
Mini Nutritional Assessment (MNA)
f. Status Sosial Ekonomi
Meliputi keluarga, lingkungan fisik,
masyarakat sekitar, ekonomi dan
aspek hukum yang dapat terkait
dengan pasien lanjut usia.
g. Pemeriksaan Penunjang
h. Diagnosa dan Tata laksana
12
13.
14. 14
1. Posyandu Lansia / Posbindu
▪ Posyandu lansia merupakan salah satu
bentuk UKBM sebagai wadah
pelayanan kepada Lansia di
masyarakat
▪ Proses pembentukan dan
pelaksanaannya dilakukan oleh
masyarakat bersama LSM, LS, swasta,
organisasi sosial, ormas, dll
▪ Pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh
kader dengan pendampingan dari
tenaga kesehatan Puskesmas dengan
pelayanan kesehatan yang menitik
beratkan pada upaya promotif
dan preventif serta deteksi dini
Kegiatan di Luar Gedung
15.
16. Kegiatan di Luar Gedung (lanjutan)
2. Home Care dan
Perawatan Jangka
Panjang (PJP)
Ditujukan bagi Lansia yang tidak
mampu secara fungsional untuk
mandiri di rumah namun tidak ada
indikasi untuk dirawat di RS dan
secara teknis sulit untuk berobat
jalan.
PJP
Sistem kegiatan-kegiatan terpadu yang dilakukan oleh caregiver
informal atau profesional untuk memastikan bahwa lanjut usia yang
tidak sepenuhnya mampu merawat diri sendiri, dapat menjaga
kualitas tertinggi kehidupannya, sesuai dengan keinginannya, dan
dengan kemungkinan terbesar memiliki kebebasan, otonomi,
partisipasi, pemenuhan kebutuhan pribadi serta kemanusiaan
(WHO)
Home Care
Home Care adalah: bentuk pelayanan kesehatan komprehensif
kepada lansia yang bertujuan memandirikan lansia dan
keluarganya yang dilakukan di rumah dengan melibatkan lansia dan
keluarga sebagai subyek untuk berpartisipasi dalam kegiatan
perawatan yang dilakukan oleh tim petugas kesehatan
puskesmas.
17. Pengertian : proses pemberian informasi, kemampuan dan motivasi bagi Lansia agar Lansia berperilaku
sehat, berperan dalam mengembangkan perilaku sehat dan mampu memberi solusi apabila ada
permasalahan kesehatan dalam keluarga dan masyarakat.
Tujuan : Mengoptimalkan peran Lanjut Usia dalam peningkatan status kesehatan keluarga dan
masyarakat ---- > membantu penurunan AKI, AKN dan Stunting
17
A. Peran Lansia Pada Setiap Kelompok Usia
1.Dalam meningkatkan kesehatan ibu hamil dan nifas
2.Dalam meningkatkan kesehatan Balita
3.Dalam meningkatkan kesehatan Anak usia sekolah dan
Remaja
4.Dalam meningkatkan kesehatan Dewasa dan Pra Lansia
5.Dalam meningkatkan kesehatan Lansia
B. Peran Lansia Dalam Meningkatkan Status Kesehatan
Masyarakat 17
3. Pemberdayaan Lansia
Kegiatan di Luar Gedung (lanjutan)
18. INDIKATOR KEBERHASILAN PROGRAM PEMBERDAYAAN LANSIA
18
INDIKATOR
OUTCOME
Indikator
Program :
• Kesehatan
Ibu
• Kesehatan
Balita dan
anak usia pra
sekolah
• Kesehatan
Usia sekolah
dan remaja
• Kesehatan
usia
reproduksi
• Kesehatan
Lansia
19. 4. Pelayanan Lansia di Panti Lansia (panti wredha)
19
Puskesmas harus melakukan pembinaan dan
pelayanan kesehatan secara berkala ke
panti lansia yg ada di wilayah kerjanya, minimal 1 kali
dalam sebulan.
KEGIATAN DI LUAR GEDUNG (lanjutan)
20. MANFAAT BUKU KESEHATAN LANSIA
• Sebagai Instrumen Pemantauan Kesehatan Lansia
• Sebagai dokumen pencatatan pelayanan kesehatan Pra Lansia dan Lansia
• Sebagai Media Komunikasi, Informasi dan Edukasi
MANFAAT BUKU KESEHATAN LANSIA
• Sebagai Instrumen Pemantauan Kesehatan
Lansia
• Sebagai dokumen pencatatan pelayanan
kesehatan Pra Lansia dan Lansia
• Sebagai Media Komunikasi, Informasi dan
Edukasi
Buku Kesehatan Lanjut Usia : Buku bagi Pra Lansia (45-59 tahun)
dan Lansia (60 tahun ke atas) yang berisi catatan kesehatan serta
berbagai informasi cara memelihara kesehatan Pra Lansia/Lansia,
sehingga kesehatan Pra Lansia/Lansia dapat terpantau dengan baik.
Buku Kesehatan Lansia
OUT LINE
21. KOORDINASI DAN KEMITRAAN
Lansia sehat, aktif dan mandiri dipersiapkan
sejak dini pendekatan siklus hidup
• perilaku hidup sehat mulai ketika ibu
mengalami kehamilan, masa bayi, remaja
sampai lanjut usia.
• Identifikasi faktor risiko (lingkungan dan
perilaku) yang diikuti tindakan pencegahan .
• Pencegahan penyakit dengan imunisasi,
deteksi dini faktor risiko serta pengendalian
lingkungan.
• Pendekatan yang dilakukan berhubungan
dengan kesehatan fisik, kejiwaan dan
psiko-sosial.
• Pencegahan dan intervensi dini
kecacatan akibat berbagai hal dapat
ditunda sampai selanjut mungkin
• Pelayanan kepada lanjut usia dilakukan secara
terintegrasi yang melibatkan lintas program
A. Koordinasi Lintas Program
22. unsur lintas sektor
LSM
generasi muda
tokoh masyarakat
dan agama
kader
dan sebagainya
• Melakukan koordinasi
dalam upaya pembinaan
lanjut usia
• Mendorong terbentuknya
kelompok/posyandu
lanjut usia di masyarakat
• Memantau
permasalahan lanjut usia
dimasyarakat dan
memberi masukan
kepada pelaksana
program
Kelompok Kerja/Pokja
Pembinaan Lanjut Usia
di tingkat kecamatan
tim pelaksana pembinaan
lansia di tingkat kelurahan
Pembinaan dan pelayanan lansia dilakukan secara terpadu melalui peningkatan
kemitraan dengan LS, LSM, ormas, toga, toma, serta partisipasi aktif dari masyarakat.
Kemitraan dilakukan dengan prinsip kesetaraan dan keterbukaan sesuai bidang dan
kemampuan masing-masing pihak
B. Kemitraan
24. Pelayanan Kesehatan Lansia
• Di wilayah kerja Puskesmas Saudara terdapat 4 desa dengan jumlah
penduduk berusia 45 – 59 tahun sejumlah 500 orang dan 60 tahun ke atas
sejumlah 210 orang. Dua belas belas orang dari penduduk 60 tahun ke atas
tersebut mempunyai tingkat kemandirian C (ketergantungan berat dan total).
• Puskesmas tersebut mempunyai permasalahan, masih rendahnya cakupan
penimbangan dan cakupan imunisasi bayi dan balita
• Sebanyak 150 pra lansia dan lansia tinggal bersama cucunya
• Puskesmas saudara mempunyai 1 orang dokter yang merangkap sebagai
kepala Puskesmas, 3 bidan, 5 perawat, 1 sarjana kesmas, dan 1 tenaga gizi.
dengan kondisi ruangan yang terbatas.
Apa upaya yang bisa Saudara kembangkan dalam memberikan pelayanan
kesehatan lansia yang berkualitas di Puskesmas ini?
25. Jawaban Kasus
1. Pengembangan PKM yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan santun lansia. Sesuai prinsip Puskesmas Santun
Lansia hal yang dapat dilakukan yaitu :
a. Mempelajari permenkes 67 tentang penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Puskesmas sehingga dapat
memberikan pelayanan yang berkualitas kepada lansia, salah satunya mampu melakukan Pengkajian Paripurna
pada pasien Geriatri (P3G) pada pasien lansia.
b. Memberikan prioritas pelayanan kepada lanjut usia dan penyediaan sarana yang aman dan mudah diakses.
Untuk pemberian prioritas, mengingat keterbatasan sarana dan SDM, dapat dilakukan dengan mengoptimalkan
sarana yang ada misalnya pelayanan yang masih gabung tetapi dibuat prioritas, misalnya : karcis diberi tanda
dengan dibuat warna khusus untuk pasien lansia (usia ≥ 60 tahun), sehingga ketika melihat nomor antrian atau
tanda tersebut, petugas yang berada di ruangan pelayanan, apotik, laboratorium akan mendahulukan pelayanan
bagi lansia tersebut. Diberi tanda prioritas untuk ruang tunggu pasien lansia
Memodifikasi sarana dan prasarana yang ada supaya aman dan mudah diakses/dijangkau oleh lansia misalnya :
• ruang pelayanan ditempatkan dilantai satu / bukan di lantai dua,
• disediakan juga ramp dan pegangan di dinding di tangga dan WC/toilet,
• lantai rata, mudah dibersihkan tidak licin,
• bila ada undakan harus dengan warna ubin yang berbeda agar jelas terlihat.
26. Jawaban Kasus
c. Melakukan pelayanan secara pro-aktif untuk dapat menjangkau sebanyak mungkin sasaran lanjut
usia yang ada di wilayah kerja Puskesmas dengan menfasilitasi pengembangan Posyandu Lansia
Mengingat jumlah pra lansia ada 500 orang dan jumlah lansia ada 210 orang, sebaiknya difasilitasi
pembentukan posyandu lansia minimal 5 Posyandu lansia dengan sasaran sekitar 100 sd 150 orang
per posyandu lansia.
Kegiatan yang dilakukan di Posyandu lansia terutama bersifat promotif dan preventif. Selain dilakukan
kegiatan skrining kesehatan lansia dapat juga dilakukan kegiatan kegiatan rekreatif untuk
pengembangan potensi lansia (keterampilan, hobi, senam, jalan jalan dll). Selain itu juga dapat
dilakukan pemberdayaan lansia untuk membantu meningkatkan status kesehatan keluarga dan
masyarakat.
d. Memberikan dukungan/ bimbingan pada lanjut usia dan keluarga secara berkesinambungan
(continum of care) dan melakukan koordinasi dengan lintas program dengan pendekatan siklus
hidup
e. Melakukan kerjasama dengan lintas sektor, termasuk organisasi kemasyarakatan dan dunia usaha
dengan asas kemitraan, untuk mendukung pengembangan program kesehatan lansia
27. Jawaban Kasus
2. Bagi lansia yang mempunyai tingkat ketergantungan C (sebanyak 12 orang)
dapat direncanakan untuk dilakukan pengembangan program perawatan
jangka panjang bagi lansia tersebut. Dimana dengan mengoptimalkan peran
keluarga dalam melakukan perawatan bagi lansia tersebut.
3. Untuk membantu mengatasi permasalahan rendahnya cakupan
penimbangan dan imunisasi pada Balita dapat dilakukan kegiatan
Pemberdayaan Lansia dalam membantu meningkatkan kesehatan keluarga,
yang ditujukan bagi lansia yang mandiri
150 lansia dapat diberikan materi KIE tentang kesehatan balita dan anak usia
pra sekolah
28. Kasus : Kemandirian Lansia
Ny. Y berusia 69 tahun mengeluh nyeri pada daerah ekstremitas kanan bawah, kadang-kadang kalau sakit
sampai tidak bisa jalan. Ny. Y mengatakan rasa sakit mulai timbul sekitar 3 bulan yang lalu. Nyeri terasa betul
pada saat cuaca dingin. Rasa nyeri berkurang jika banyak istirahat. Ny.Y juga telah berobat ke puskesmas
untuk mengobati keluhan itu, ia minum obat teratur sesuai dengan dosis yang diberikan. Selain itu juga
setiap rasa nyerinya kambuh Ny. Y sering mengurut kakinya sendiri dengan minyak angin Penglihatan agak
berkurang dibandingkan lima tahun lalu. Telinga masih mampu mendengar dengan nada yang sedang tapi
jika menggunakan suara dengan frekwensi yang rendah, pasien kurang mendengar.
Ny. Y tidak mengeluh adanya kelainan BAB/BAK, seluruh AKS dapat dilakukan secara mandiri, hanya jika sakit
kakinya muncul pasien tidak bisa jalan sama sekali, harus dibawa dengan kursi roda dan harus digendong
untuk pindah ke kursi roda.
Diskusikan :
•Bagaimanakah tingkat kemandirian pasien ini?
29. Tingkat
Kemandirian
Pada Pasien
adalah
Ketergantungan
Ringan
29
No Fungsi Skor Keterangan Pasien
1. Mengendalikan rangsang BAB 0
1
2
Tak terkendali/tak teratur (perlu pencahar)
Kadang-kadang tak terkendali(1x/minggu)
Terkendali teratur
2
2. Mengendalikan rangsang BAK 0
1
2
Tak terkendali atau pakai kateter
Kadang-kadang tak terkendali (hanya 1x/24 jam)
Mandiri
2
3. Membersihkan diri (seka muka, sisir
rambut, sikat gigi)
0
1
Butuh pertolongan orang lain
Mandiri
1
4. Penggunaan jamban, masuk, dan
keluar (melepaskan, memakai
celana, membersihkan, menyiram)
0
1
2
Tergantung pertolongan orang lain
Perlu pertolongan pada beberapa kegiatan, tetapi dapat
mengerjakan sendiri beberapa kegiatan yang lain
Mandiri
1
5. Makan 0
1
2
Tidak mampu
Perlu ditolong memotong makanan
Mandiri
2
6. Berubah posisi dari berbaring ke
duduk
0
1
2
3
Tidak mampu
Perlu banyak bantuan untuk bisa duduk (2 orang)
Bantuan minimal 1 orang
Mandiri
3
7. Berpindah/berjalan 0
1
2
3
Tidak mampu
Bisa (pindah) dengan kursi roda
Berjalan dengan bantuan 1 orang
Mandiri
0
8. Memakai baju 0
1
2
Tergantung orang lain
Sebagian dibantu (misal mengancing baju)
Mandiri
2
9. Naik turun tangga 0
1
2
Tidak mampu
Butuh pertolongan
Mandiri
0
10. Mandi 0
1
Tergantung orang lain
Mandiri
1
Jawaban Kasus 5:
Tingkat
Kemandirian