SlideShare a Scribd company logo
1 of 42
Pelayanan Kesehatan Usia Reproduksi
1
Materi Nusantara Sehat
Tahun 2020
Usia Reproduksi adalah masa di
antara pubertas dan menopause yang
pembuahannya sering kali jadi
(positif);
KBBI
Usia reproduksi: 15 – 49 tahun
Ruang Lingkup Kesehatan Reproduksi:
1. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
2. Keluarga Berencana (KB)
3. Pencegahan & penanganan infertilitas
4. Pencegahan & penanganan komplikasi keguguran
5. Pencegahan & penanganan IMS-HIV
6. Kesehatan seksual
7. Pencegahan & penanganan Kekerasan terhadap
Perempuan dan Anak (KtP/A)
8. Deteksi dini kanker payudara & kanker serviks
9. Kespro Remaja
10. Kespro Lanjut Usia
11. Kesehatan reproduksi pada situasi dan kelompok khusus
12. Pencegahan praktik berbahaya
Setiap Perempuan berhak atas pelayanan
Kesehatan sistem reproduksi
(PP No 61 Tahun 2014 pasal 30)
Kesehatan Reproduksi
Keadaan sehat secara fisik, mental dan sosial secara utuh,
tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan yang
berkaitan dengan sistem, fungsi, dan proses reproduksi
pada laki-laki dan perempuan
(UU RI No. 36 Tahun 2009 Pasal 71 Ayat 1)
Status Kesehatan Reproduksi
Persepsi Budaya
Keterbatasan
Sosial-Ekonomi
Ketidaksetaraan Gender:
Diskriminasi, Subordinasi, Rentan Mengalami Kekerasan, Peran Ganda
Kondisi Geografis
(8) Globocan 2018
(1) SUPAS 2015
(7) Laporan Perkembangan HIV AIDS dan
PIMS Triwulan III Tahun 2019(6) SPHPN 2016
(5) CATAHU 2018(3) Riskesdas 2018
(2) SDKI 2017 (4) Riskesdas 2010
(9) POGI-IAUI, 2013
1 dari 3 perempuan 15-56 thn mengalami kekerasan fisik
dan/atau seksual oleh pasangan dan selain pasangan(6)
ANEMIA(3)
•pada perempuan: 23,9%
•pada Ibu Hamil: 48,9%
34.5% Perempuan menikah
usia 20-24 tahun pertama kali menikah
pada usia 18 tahun ke bawah(2)
• Angka Kematian Ibu 305/100.000 KH(1)
• Angka Kematian Bayi 24/1000 KH(2)
348.446 perempuan
mengalami kekerasan(5)
17.275 ibu rumah tangga AIDS dan menempati urutan tertinggi kedua
(berdasarkan jumlah kumulatif AIDS menurut pekerjaan/status)(7)
Hipertensi (pengukuran)
pada perempuan:
36,85%(3)
KEK(3)
• WUS 15-49 th: 31,8%
• ibu hamil: 17,3%
Persentase Infeksi
HIV tertinggi7):
usia 25-49 th: 70,7%
20-24 th: 15,6%
TFR
2,4(2)
Rasio HIV pada laki-laki dan perempuan 2:1
Rasio AIDS pada laki-laki dan perempuan 4:1
Rasio IMS pada laki-laki dan perempuan(7) 2:1
ASFR 15-19
36% (2)
Unmet need
11% (2)
Ca Prostat: 7,1% dari semua jenis
kanker pada laki-laki(8)
7% Perempuan
usia 15-19 tahun
sudah menjadi
ibu(2)
Ca Payudara: 30,9% dan Ca Cervix
17,2% dari semua jenis kanker pada
perempuan(8)
Proporsi merokok
pada penduduk
umur ≥10 tahun(3)
laki-laki: 55,8%
perempuan: 1,9%
Presentase pria
kawin usia 15-49
tahun menggunakan
kontrasepsi(2)
Kondom: 3,1%
MOP: 0,2%
Penyebab
Infertilitas(9)
• Perempuan: 30%
• Laki-laki: 30%
• Perempuan dan
Laki-laki: 30%
• Idiopatik: 10%
Faktor risiko HIV
tertinggi(7):
LSL: 20%
Heteroseksual: 18%
Pengguna NAPZA
suntik: 1%
Remaja
Dewasa
(Catin,
PUS)
Bumil,
Janin
Bulin, BBL
Bufas,
Bayi
Balita,
Apras
Usia
Sekolah
Remaja
Lansia
Kesehatan Masa Sebelum Hamil
• Sekolah: kurikulum kespro,
UKS, Pramuka SBH,
Penjaringan kes, Rapor
Kesehatanku, TTD Rematri
• Fasyankes: PKM PKPR
• Komunitas: Posyandu Remaja
Remaja
• Yankespro catin
• Bimbingan
Perkawinan bagi
Catin (KUA/LA)
• TTD Catin
Catin
• Yankespro PUS
• Perencanaan
kehamilan
• Tes IVA
• SADARI,
SADANIS
PUS
Pengaturan Kehamilan
• Pelayanan kontrasepsi/KB bagi
perempuan dan laki-laki
• Penapisan kelayakan medis
penggunaan kontrasepsi
• Perencanaan kehamilan pada
pasangan ODHA
• Reproduksi dengan bantuan dan
kehamilan di luar cara alamiah
(Pencegahan dan Penanganan
Infertilitas) bagi perempuan dan
laki-laki
Perlindungan Kesehatan
Reproduksi
• Pencegahan praktik sunat perempuan
• Pelayanan aborsi atas indikasi kedaruratan
medis dan kehamilan akibat perkosaan
• Pencegahan dan Penanganan Kekerasan
terhadap Perempuan dan Anak (KtP/A) dan
Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO)
• Kesehatan reproduksi pada situasi dan
kelompok khusus (bencana/krisis,
rutan/lapas, penyandang disabilitas)
• Pelayanan kesehatan seksual
Ruang Lingkup Intervensi
KESEHATAN USIA REPRODUKSI
“Setiap tahapan usia dalam siklus hidup”
Pencegahan perilaku berisiko:
seks pranikah, penggunaan rokok, alkohol, dan NAPZA
Peraturan Pemerintah Nomor 61
Tahun 2014
tentang Kesehatan Reproduksi
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 97
Tahun 2014, tentang Pelayanan Kesehatan
Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil,
Persalinan, dan Masa Sesudah Melahirkan,
Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi,
serta Pelayanan Kesehatan Seksual
Pelayanan Kesehatan
Masa Sebelum Hamil
Kondisi Ideal untuk Hamil Sehat Layak Hamil
Mempersiapkan menjadi orang dewasa yang
sehat, produktif, serta terbebas dari berbagai
gangguan kesehatan yang dapat
menghambat kemampuan menjalani
kesehatan reproduksi secara sehat
Mempersiapkan perempuan dalam menjalani kehamilan
dan persalinan yang sehat dan selamat serta
memperoleh bayi yang sehat
Setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang ditujukan pada perempuan
saat remaja hingga saat sebelum hamil dalam rangka menyiapkan perempuan
dalam menjalani kehamilan, persalinan, dan melahirkan bayi yang sehat
Remaja
Permenkes No 97 Tahun 2014
Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil
Tujuan
Calon
Pengantin
Pasangan
Usia Subur
Tujuan
Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil
Bagi Setiap Kelompok Sasaran
• Anamnesis umum
• Anamnesis HEEADSSS
• Deteksi dini masalah
kesehatan jiwa
• Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan penunjang
• KIE / Konseling
• Pelayanan Gizi
• Imunisasi
• Pengobatan/terapi/
rujukan sesuai kebutuhan
• Anamnesis umum
• Deteksi dini masalah kesehatan
jiwa
• Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan penunjang
• SADANIS
• IVA/pap smear
• KIE / Konseling
• Pelayanan Gizi
• Skrining dan imunisasi TT
• Pelayanan KB
• Pengobatan/terapi/ rujukan
sesuai kebutuhan
• Anamnesis umum
• Deteksi dini masalah
kesehatan jiwa
• Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan penunjang
• KIE / Konseling
• Pelayanan Gizi
• Skrining dan imunisasi TT
• Konseling KB
• Pengobatan/terapi/ rujukan
sesuai kebutuhan
Calon
Pengantin
Pasangan
Usia Subur
Remaja
PKP
R
UKS
Posyandu
Remaja
KIE Kesehatan
Reproduksi
Pemeriksaan
Kesehatan
Bimbingan
Perkawinan
Konseling
Individu/
Pasangan
KUA
Puskesmas
Puskesmas
Minimal
3 bulan
sebelum Hari
Pernikahan
Tujuan
Pelayanan Kesehatan Reproduksi
Bagi Calon Pengantin
Tujuan
1. untuk mengetahui status kesehatan calon pengantin
2. bila calon pengantin mempunyai masalah
kesehatan dapat diobati/dikontrol
3. mencegah penularan penyakit kepada pasangan
4. mempersiapkan kehidupan rumah tangga yang sehat
5. mempersiapkan kehamilan dan menghasilkan
keturunan yang sehat dan berkualitas
Informasi Kesehatan Reproduksi
yang perlu diketahui oleh catin
Bimbingan
Perkawinan
Konseling
Individu/
Pasangan
KUA
Puskesmas
Pemeriksaan Kesehatan
Bagi Calon Pengantin
Keluhan kesehatan
Riwayat penyakit
Faktor risiko kesehatan
Deteksi dini masalah
kesehatan jiwa
Anamnesis Tanda vital
Status gizi
Pemeriksaan fisik lengkap
(sesuai indikasi medis)
Pemeriksaan
Fisik
KIE & konseling
kesehatan reproduksi
Pemberian tablet
tambah darah (TTD)
Skrining & imunisasi
Tetanus difteri (Td)
Pengobatan/terapi sesuai
permasalahan kesehatan
Tatalaksana
Hb, Gol. darah, & rhesus
Sesuai indikasi:
Gula darah; HIV; IMS;
Hepatitis; Talasemia;
TORCH (untuk catin
perempuan); IVA/pap smear
(bagi catin perempuan yang
sudah pernah menikah) dll
Pemeriksaan
Penunjang
KCS hlmn 1
KCS hlmn 2
Surat keterangan pemeriksaan kesehatan catin
Pencatatan
Pasangan
Catin
Puskesmas
Pelayanan kespro catin:
• Pemberian KIE Kesehatan
Reproduksi
• Pemeriksaan kesehatan
• Melengkapi Imunisasi TT
Kelurahan/Desa
Formulir model
(N1, N2, dan N4)
KUA/Lembaga Agama
• Pendaftaran
• Pencatatan
• Kursus Catin/Bimbingan
Perkawinan
• Pelaporan
4
Surat Keterangan Pemeriksaan Kesehatan
Kartu Sehat Calon Pengantin
Pengantin Catatan Sipil
Keterangan: Catin di luar agama Islam, pencatatan pernikahan di kantor Catatan Sipil
1 2 3
Alur Pelayanan Kesehatan Reproduksi Bagi Catin
UU No 16 Tahun
2019 tentang
Perkawinan:
Batas minimal
menikah laki-laki
dan perempuan
usia 19 tahun
5 4
Penundaan
kehamilan
dengan
kontrasepsi
Pengobatan/
tatalaksana
Lepas
kontrasepsi
Kehamilan
sehat
Hamil dengan
pengawasan ketat
Sembuh/
penyakit
terkontrol
Ingin hamil
Konsep Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil Bagi Catin dan PUS
• Poliklinik
• Program P2P (PTM, HIV, TB,
Hepatitis)
• Yankespro catin
Sehat
Ibu dan Anak Sehat
Catin
dan
PUS
Identifikasi
berencana
untuk hamil
berisiko tinggi
dan
bermasalah
kesehatan
Faktor
risiko
(+),
tidak
sehat
Menunda kehamilan (usia klien < 20
tahun, atau klien yang memiliki
masalah kesehatan)
Mengatur jarak kehamilan (minimal 2
tahun)
Tidak hamil lagi (usia > 35 tahun dan
memiliki anak ≥3)
Tindakan pemberian pelayanan
kontrasepsi dilakukan pada:
Pelayanan Kontrasepsi
Tujuan
Pasangan Suami Istri
Sasaran
a. Masa interval
b. Pascapersalinan
c. Pascakeguguran
d. Pelayanan kontrasepsi darurat
Klien
Konseling KB di
lapangan
Informed
choice
Konseling KB di
Fasyankes
Informed
consent
Pasang kontra
sepsi
• Petugas lini lapangan
KB
• Alat bantu: ABPK, dll
• Informasi lengkap dan
motivasi ber-KB
• Nakes (Dokter, bidan)
• Penilaian kesehatan
klien dan penapisan
kelayakan medis
• Informed choice sesuai
kondisi kesehatan
Lapangan Fasyankes
Mekanisme Pelayanan Kontrasepsi
PMK 97 Tahun 2014
Sesuai dengan
kondisi medis
Harus dilakukan sesuai standar oleh nakes di fasyankes
Dapat dilakukan/diberikan di fasyankes atau fasilitas lain
MAL :Metode Amenore Laktasi
AKDR : Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
Non metode
kontrasepsi jangka
panjang
(Non MKJP)
Metode kontrasepsi
jangka panjang (MKJP)
Suntik
Pil
Kondom
MAL
KB Alamiah
AKDR
Implan
Vasektomi
Tubektomi
Pilihan Metode Kontrasepsi
Pelayanan Kontrasepsi Dalam Program KB
(Permenkes No.97/2014)
KONDOM
Utamakan :
KLOP KB adalah alat bantu bagi nakes dalam melakukan penapisan kelayakan medis sebelum
klien menggunakan suatu alat/obat kontrasepsi. KLOP KB berupa diagram lingkaran versi cetak
maupun aplikasi smartphone (dapat diunduh di PlayStore dengan kata kunci: KLOP KB).
KLOP KB diadaptasi dari WHO Medical Eligibility Criteria for Contraceptive Use (WHO, 2015). Versi
Indonesia disusun oleh Kemenkes, BKKBN, WHO, IDI, POGI, IBI, serta lintas program/sektor terkait.
KLOPK R I T E R I A K E L A Y A K A N M E D I S K O N T R A S E P S I
 Meningkatkan kualitas konseling
dan pelayanan KB (KLOP KB
digunakan sebagai bagian dari
konseling KB)
 Acuan nakes dalam menapis
kondisi-kondisi kesehatan klien
sebelum menggunakan kontrasepsi
 Memberi kepastian bagi klien
dalam memilih metode kontrasepsi
yang sesuai kondisi kesehatannya
 Mengurangi risiko putus pakai
kontrasepsi akibat masalah
kesehatan pasca penggunaan
kontrasepsi
 Meningkatkan kesinambungan
klien dalam ber-KB
contoh penggunaan KLOP KB
Ny. Y usia 30 tahun, pasca melahirkan 1 minggu yang lalu, datang kunjungan
nifas risiko tinggi. Ybs menderita hipertensi 160/100 mmHg dan diabetes. Ybs
menanyakan apakah bisa ber-KB dan jika bisa, metode apa yang cocok?
Kondisi
KOK/
Koyo/
CVK
KIK PP
DMPA/
NET-EN
Implan,
LNG/ETG
AKDR-
Cu
AKDR-
LNG
Tubek
tomi
Vasek
tomi
Hipertensi
≥160 mmHg
4 4 2 3 2 1 1 S -
Diabetes 2Q 2Q 2 2Q 2 1 2 Cc C
Post partum
48 jam s/d <4
minggu
4D,F 4D,F 2 3 2 3 3 A/Da -
Skoring hasil penapisan kelayakan medis menggunakan KLOP KB:
Berdasarkan penapisan tsb, metode KB yang direkomendasikan untuk
digunakan (skor 1, 2, dan C) dan sesuai kondisi kesehatan klien adalah:
 Kontrasepsi pil progestin (PP)
 Implan
 Vasektomi
Manfaat KLOP KB:
KB pascapersalinan (KBPP)
KB PP
Kembalinya kesuburan pasca persalinan tidak terduga dan kadang
dapat terjadi sebelum datangnya menstruasi.
(rata-rata pada ibu yang tidak menyusui, ovulasi terjadi pada 45 hari
pasca persalinan atau lebih awal)
Secara umum, hampir semua metode kontrasepsi dapat digunakan
sebagai metode KB PP (menyusui vs. tidak menyusui mempengaruhi
ketersediaan pilihan)
Tujuan KB PP: mengatur jarak kelahiran/kehamilan dan menghindari
kehamilan yang tidak diinginkan, sehingga setiap keluarga dapat
merencanakan kehamilan yang aman dan sehat
PMK 97/2014
AKDR
Pasca
plasenta Paling berpotensi
untuk mencegah missed
opportunity KB PP
pemasangan AKDR dalam
10 menit setelah plasenta
lahir (atau sebelum
penjahitan uterus pada SC)
Waktu Pemasangan Definisi Angka Ekspulsi Observasi
Insersi dini
pascaplasenta
Dalam 10 menit
setelah plasenta lahir
9,5-12,5% Ideal : angka
ekspulsi rendah
Insersi segera
pascapersalinan
10 menit – 48 jam
pasca persalinan
25-37 % Cukup aman
Insersi tunda
pascapersalinan
>48 jam – 4 minggu
pasca persalinan
TIDAK
DIREKOMENDA
SIKAN
Risiko tinggi
perforasi, ekspulsi
dan infeksi
Perpanjangan interval
pascapersalinan
>4 minggu pasca
persalinan
3-13% Aman
Standar Kriteria Fasyankes  Sesuai Peraturan Masing-
Masing Fasyankes
FKTP
Fasyankes
Tingkat Pertama
FKRTL
Fasyankes Rujukan Tingkat
Lanjut
Puskesmas / setara
Klinik Pratama / setara
Praktik Mandiri Dokter
RS D Pratama / setara
Praktik mandiri bidan/ perawat
(bagi kecamatan tidak ada dokter, dengan penugasan Kadinkes Kab/ Kota,
sifat sementara)
Klinik Utama / setara
Rumah Sakit Umum
Rumah Sakit Khusus
PMK 75/2014 ttg Puskesmas
PMK 9/2014 ttg Klinik
PMK 28/2017 ttg Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan
PMK 9/2014 ttg Klinik
PMK 56/2014 ttg Klasifikasi dan Perizinan RS
PMK 56/2014 ttg Klasifikasi dan Perizinan RS
PMK 24/2014 ttg RS Kelas D Pratama
PMK 2052/2011 ttg Izin dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran
Permenkes 99 Tahun 2015
Fasyankes Penyedia Pelayanan KB
Pelayanan Kesehatan Reproduksi
Pada Krisis Kesehatan Melalui
Paket Pelayanan Awal Minimal (PPAM)
Kesehatan Reproduksi
 Kesehatan reproduksi merupakan bagian dari hak asasi
manusia yang harus dijamin sekalipun dalam situasi darurat
bencana/krisis kesehatan.
 Dalam kondisi bencana, tetap ada kebutuhan akan pelayanan
kesehatan reproduksi: ibu hamil, melahirkan, komplikasi
obstetri, abortus, KB dan lain sebagainya.
 Kebutuhan khusus perempuan: perlindungan saat menstruasi
(pembalut), higiene kit dsb.
 Perempuan/anak  berisiko mengalami kekerasan seksual,
bahkan perdagangan orang yang dapat meningkat selama
ketidakstabilan sosial
 Setiap individu  berisiko tertular IMS/HIV pada pelayanan
yang tidak sesuai standar dan risiko penularan IMS/HIV
meningkat pada populasi padat
 Kebutuhan untuk melanjutkan kehidupan seksual dan lain
sebagainya.
Fakta
Klaster
Internasional
Klaster Nasional
Keputusan Kepala BNPB No 173 Tahun 2014
KESEHATAN
PENCARIAN DAN
PENYELAMATAN
LOGISTIK
PENGUNGSIAN DAN
PERLINDUNGAN
PENDIDIKAN
SARANA DAN
PRASARANA
EKONOMI
PEMULIHAN DINI
Pelaksanaan penanggulangan masalah kesehatan di
situasi bencana, dilaksanakan dengan pendekatan
sistem klaster yang dikeluarkan oleh BNPB, dimana
salah satunya adalah Klaster Kesehatan.
Klaster Kesehatan membawahi beberapa subklaster,
termasuk Subklaster Kesehatan Reproduksi
Mekanisme Klaster dan Sub Klaster
dalam Penanganan Bencana
3komponen prioritas tambahan:
1. Menghindari kehamilan tak diinginkan
melalui kesinambungan pelayanan
kontrasepsi/KB
2. Informasi dan layanan kespro remaja
3. Pengelolaan logistik kespro
Komponen 1:
Mengidentifikasi koordinator dan
mekanisme koordinasi subklaster Kespro
Komponen 2:
Mencegah dan menangani kekerasan
seksual berbasis gender
Komponen 3:
Mencegah penularan HIV
Komponen 4:
Mencegah meningkatnya kesakitan dan kematian
maternal dan neonatal
Komponen 5:
Merencanakan pelayanan kesehatan reproduksi
komprehensif dan terintegrasi ke dalam
pelayanan kesehatan dasar ketika situasi stabil
ibu hamil, ibu
bersalin, bayi baru
lahir, ibu nifas, wanita
usia subur, balita,
remaja, lansia
5 KOMPONEN UTAMA
Paket Pelayanan Awal Minimum (PPAM) Kesehatan Reproduksi :
Sekumpulan kegiatan prioritas kesehatan reproduksi yang dilaksanakan pada
tanggap darurat krisis kesehatan
POSKESDES/
POLINDES
PUSKESMAS
RUMAH SAKIT
Tenda Kespro didirikan untuk
memulihkan dan menjamin
kesinambungan layanan terpadu
kespro yang mudah diakses oleh
pengungsi, khususnya di tingkat
dasar (Puskesmas) dan komunitas
(Poskesdes/Polindes)
Pos Pelayanan Terpadu Kespro/Tenda Kespro
Pencegahan dan Penanganan
Kekerasan terhadap Perempuan dan
Anak (PP-KtPA)
Pencegahan dan Penanganan Kekerasan
terhadap Perempuan dan Anak (PP-KtPA)
• Kekerasan terhadap Perempuan (KtP) adalah segala bentuk tindak kekerasan berbasis gender yang berakibat, atau mungkin
berakibat, menyakiti secara fisik, seksual, mental atau penderitaan terhadap perempuan; termasuk ancaman dari tindakan
tersebut, pemaksaan atau perampasan semena-mena kebebasan, baik yang terjadi di lingkungan masyarakat maupun
dalam kehidupan pribadi
• Kekerasan terhadap anak (KtA) adalah semua bentuk perlakuan menyakitkan secara fisik ataupun emosional,
penyalahgunaan seksual, penelantaran, eksploitasi komersial atau eksploitasi lain, yang mengakibatkan cedera/ kerugian
nyata ataupun potensial terhadap kesehatan anak, kelangsungan hidup anak, tumbuh-kembang anak, atau martabat anak,
yang dilakukan dalam konteks hubungan tanggung-jawab, kepercayaan atau kekuasaan (WHO).
• Perdagangan Orang adalah Tindakan perekrutan, pengangkutan, atau penerimaan seseorang dengan ancaman kekerasan,
penggunaan kekerasan, penculikan, penyekapan, pemalsuan, penipuan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan,
penjeratan utang atau memberi bayaran atau manfaat, sehingga memperoleh persetujuan dari orang yang memegang
kendali orang lain tersebut, baik yang dilakukan di dalam negara maupun antar negara, untuk tujuan eksploitasi atau
mengakibatkan orang tereksploitasi
Pelayanan
KtP/A
Penanganan
pengaduan
Pelayanan
kesehatan
Rehabilitasi
sosial
Penegakan
dan
bantuan
hukum
Pemulangan
dan
reintegrasi
sosial
Pelayanan Terpadu bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan
fasyankes sering kali merupakan pihak pertama
yang berhadapan dengan korban kekerasan
Dalam pelayanan KtP/A, tenaga kesehatan memiliki
peran penting untuk:
1. Mengenali ciri-ciri medis dan psikologis baik
kekerasan fisik, psikis maupun seksual
2. Menganalisis dan menginterpretasi temuan
medis
3. Melakukan dokumentasi dalam rekam medis
4. Membuat VeR sesuai dengan kewenangannya
berdasarkan permintaan kepolisian
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 68 Tahun 2013
tentang Kewajiban Pemberi Layanan Kesehatan
Untuk Memberikan Informasi Atas Adanya Dugaan
Kekerasan Terhadap Anak
Aspek Medis
Aspek Mediko
legal
Aspek Psiko
sosial
LINTAS SEKTOR
TERKAIT
Rujukan
Puskesmas
melakukan
pelayanan
tatalaksana
KtP/A
PPT/PKT
RS/ RSUD/ RS Pendidikan
Rumah Aman/
Shelter/ Panti
Multi Disiplin
Approach
KESEHATAN
KEMEN PP-PA,
KEMENSOS,
POLRI, KEMENKUM-HAM,
KEMENDIKNAS
KEMENDAGRI
Penanganan gawat darurat
Tatalaksana medis
Rujukan
• Medis
• non medis
Penanganan Kasus KtPA
Pencegahan Praktik Pemotongan dan
Pelukaan Genitalia Perempuan (P2GP)
Dasar Pencabutan Permenkes No. 1636/2010
• Sunat perempuan bukan merupakan tindakan kedokteran.
• Tindakan yang dilakukan dalam bidang kedokteran harus
berdasarkan indikasi medis dan terbukti bermanfaat secara ilmiah.
SE Dirjen Bina Kesmas
No.HK.00.07.1.3.1047a
tahun 2006 tentang “
Larangan Medikalisasi
Sunat Perempuan bagi
Petugas Kesehatan”
Permenkes No.
1636/MENKES/PER/XI/
2010 tentang “Sunat
Perempuan”
Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 6
Tahun 2014 tentang
“Pencabutan Permenkes
No.1636/MENKES/PER/
XI/2010 tentang Sunat
Perempuan”
Dasar Hukum Sunat Perempuan
Female Genital Mutilation dan
Sunat Perempuan
• Sunat Perempuan/Female Genitale Mutilation (FGM)
adalah seluruh bentuk pemotongan alat kelamin
perempuan baik sebagian atau keseluruhan atau dalam
bentuk apapun yang melukai alat kelamin perempuan,
dengan alasan di luar kepentingan pengobatan
• Istilah lain FGM dan sunat perempuan adalah
Pemotongan dan Perlukaan Genitalia Perempuan
(P2GP)
• FGM tidak mempunyai manfaat dari aspek medis dan
merupakan salah satu bentuk tindakan kekerasan
terhadap perempuan yang sangat ditentang
masyarakat global dan melanggar HAM
Aspek Kesehatan Sunat Perempuan
• Komplikasi
• Nyeri berlebihan
• Syok perdarahan
• Pembengkakan jaringan genitalia
• Demam
• Infeksi
• Masalah berkemih
• Perlukaan pada jaringan sekitar genitalia
Dampak
Jangka Pendek
• Kerusakan jaringan
• Nyeri kronis dan infeksi
• Jaringan parut dan keloid
• Nyeri saat berhubungan seksual
• Berkurangnya hasrat seksual
• Infeksi saluran kemih
• Peningkatan risiko komplikasi persalinan dan
kematian bayi baru lahir
• Kebutuhan operasi lebih lanjut, bahkan
berulang
• Masalah psikologis
Dampak
Jangka
Panjang
Praktik sunat perempuan
menghilangkan dan
merusak jaringan kelamin,
dan mempengaruhi
fisiologis tubuh anak
perempuan dan
perempuan.
Sumber: WHO (2000), IPPF (2001)
dalam Population Council (2002-
2003), Factsheet WHO
Kode etik medis
“DO NO HARM”
Tipe Female Genital Mutilation (FGM) menurut WHO
Pedoman Bagi Tenaga Kesehatan
Dalam Pencegahan Praktik
Pemotongan dan Perlukaan
Genitalia Perempuan (P2GP)
(2018)
Lembar Balik Pencegahan Praktik Pemotongan
dan Perlukaan Genitalia Perempuan (P2GP)
(2018)
Media KIE Pencegahan Praktik
Pemotongan dan Pelukaan Genitalia Perempuan (P2GP)
Kesehatan Reproduksi Bagi Kelompok Marginal
Pedoman Pelaksanaan
Pelayanan Kesehatan
Reproduksi Bagi Penyandang
Disabilitas Usia Dewasa (2017)
Pedoman Pelaksanaan
Pelayanan Kesehatan
Reproduksi Bagi Warga Binaan
Pemasyarakatan Usia Dewasa
(2017)
Lembar Balik Perencanaan Kehamilan
Bagi Pasangan Orang Dengan HIV
AIDS (ODHA) (2017)
Peran Tim Nusantara Sehat
Pada Kelompok Usia Reproduksi
Dokter, Bidan, dan Perawat: Tenaga kesehatan lain:
1. Memberikan KIE dan konseling kespro catin
2. Melakukan pemeriksaan kesehatan pra nikah
3. Melakukan konseling perencanaan kehamilan dan
pemeriksaan kesehatan masa sebelum hamil bagi PUS
4. Mengidentifikasi PUS berisiko tinggi
5. Memberikan konseling KB dan melakukan pelayanan
KB sesuai dengan kewenangan
6. Mensosialisasikan dan melaksanakan PPAM
Kesehatan Reproduksi pada situasi krisis kesehatan
7. Mensosialisasikan, mendeteksi dini, dan melakukan
tatalaksana korban KtP/A
8. Mengedukasi masyarakat dan tidak melakukan
praktik P2GP
1. Memberikan KIE kesehatan reproduksi
catin
2. Mensosialisasikan pentingnya pelayanan
kesehatan masa sebelum hamil
3. Mengidentifikasi PUS berisiko tinggi
4. Mensosialisasikan peran KB dalam
pembangunan kesehatan
5. Mensosialisasikan PPAM Kesehatan
Reproduksi pada situasi krisis kesehatan
6. Mensosialisasikan dan mendeteksi dini
kasus KtP/A
7. Mengedukasi masyarakat dan mencegah
praktik P2GP
Contoh Kasus 1
• Sepasang calon pengantin datang ke Puskesmas untuk melakukan
pemeriksaan kesehatan pra nikah. Catin perempuan berusia 23 tahun,
pernikahan pertama, tampak kurus dan pucat. Catin laki-laki berusia
35 tahun, pernikahan kedua, ada keluhan batuk lebih dari 1 bulan.
Pemeriksaan apa saja yang perlu dilakukan, rencanakan tatalaksana,
serta saran apa yang diberikan kepada catin?
Contoh Kasus 2
• Seorang perempuan usia 33 tahun datang ke Puskesmas membawa
anaknya usia 5 tahun yang sakit demam. Anak terlihat kurus dan
pendek tidak sesuai dengan usianya. Ibu tampak pucat dan ada luka
memar di pipi tetapi ibu tidak mau diperiksa. Apa yang harus
dilakukan oleh tenaga kesehatan?
Contoh Kasus 3
• Seorang perempuan usia 30 tahun datang ke Puskesmas ingin
mendapatkan pelayanan kontrasepsi untuk pertama kalinya. Klien
telah mempunyai 4 anak dengan usia anak terkecil 1 tahun.
Bagaimana langkah-langkah pelayanan yang Saudara berikan?
Terima Kasih

More Related Content

What's hot

Konsep kesehatan reproduksi dan keluarga berencana
Konsep kesehatan reproduksi dan keluarga berencanaKonsep kesehatan reproduksi dan keluarga berencana
Konsep kesehatan reproduksi dan keluarga berencanaLinda Meliati
 
Skrining pranikah.pptx
Skrining pranikah.pptxSkrining pranikah.pptx
Skrining pranikah.pptxYaniArpha
 
kelas balita 12-59 bulan.ppt
kelas balita 12-59 bulan.pptkelas balita 12-59 bulan.ppt
kelas balita 12-59 bulan.pptirwan56
 
Orientasi kader kesehatan
Orientasi kader kesehatanOrientasi kader kesehatan
Orientasi kader kesehatanK'Is Uba Adam
 
Rr dan analisa pws kia
Rr dan analisa pws kiaRr dan analisa pws kia
Rr dan analisa pws kiaJoni Iswanto
 
3. program usia sekolah dan remaja (1)
3. program usia sekolah dan remaja (1)3. program usia sekolah dan remaja (1)
3. program usia sekolah dan remaja (1)BidangTFBBPKCiloto
 
ppt-refreshing-kader-susi.pptx
ppt-refreshing-kader-susi.pptxppt-refreshing-kader-susi.pptx
ppt-refreshing-kader-susi.pptxrara814062
 
PEMBINAAN KADER POSYANDU LENGKAP
PEMBINAAN KADER POSYANDU LENGKAPPEMBINAAN KADER POSYANDU LENGKAP
PEMBINAAN KADER POSYANDU LENGKAPZakiah dr
 
Integrasi Layanan Primer.pptx
Integrasi Layanan Primer.pptxIntegrasi Layanan Primer.pptx
Integrasi Layanan Primer.pptxPromkesKotsmi
 
Penyuluhan Ibu Hamil Resiko Tinggi
Penyuluhan Ibu Hamil Resiko TinggiPenyuluhan Ibu Hamil Resiko Tinggi
Penyuluhan Ibu Hamil Resiko Tinggidpalupiw
 
Kak intervensi-pis-pk-docx
Kak intervensi-pis-pk-docxKak intervensi-pis-pk-docx
Kak intervensi-pis-pk-docxsiti romlah
 
Analisa masalah promkes ptp(1)
Analisa masalah promkes ptp(1)Analisa masalah promkes ptp(1)
Analisa masalah promkes ptp(1)Yesir Hasan
 
Petunjuk pengisian kohort bayi dan balita terbaru 2016
Petunjuk pengisian kohort bayi dan balita terbaru 2016Petunjuk pengisian kohort bayi dan balita terbaru 2016
Petunjuk pengisian kohort bayi dan balita terbaru 2016LENY WIDI ASTUTI
 
Masalah kesehatan remaja
Masalah kesehatan remajaMasalah kesehatan remaja
Masalah kesehatan remajaJoni Iswanto
 

What's hot (20)

Indikator kinerja ukm
Indikator kinerja ukmIndikator kinerja ukm
Indikator kinerja ukm
 
Posyandu Remaja PUJ.pptx
Posyandu Remaja PUJ.pptxPosyandu Remaja PUJ.pptx
Posyandu Remaja PUJ.pptx
 
Konsep kesehatan reproduksi dan keluarga berencana
Konsep kesehatan reproduksi dan keluarga berencanaKonsep kesehatan reproduksi dan keluarga berencana
Konsep kesehatan reproduksi dan keluarga berencana
 
Kespro bagi catin
Kespro bagi catinKespro bagi catin
Kespro bagi catin
 
P4 k
P4 kP4 k
P4 k
 
Skrining pranikah.pptx
Skrining pranikah.pptxSkrining pranikah.pptx
Skrining pranikah.pptx
 
Menu Kesga.ppt
Menu Kesga.pptMenu Kesga.ppt
Menu Kesga.ppt
 
kelas balita 12-59 bulan.ppt
kelas balita 12-59 bulan.pptkelas balita 12-59 bulan.ppt
kelas balita 12-59 bulan.ppt
 
Orientasi kader kesehatan
Orientasi kader kesehatanOrientasi kader kesehatan
Orientasi kader kesehatan
 
Rr dan analisa pws kia
Rr dan analisa pws kiaRr dan analisa pws kia
Rr dan analisa pws kia
 
RUK-RPK
RUK-RPK RUK-RPK
RUK-RPK
 
3. program usia sekolah dan remaja (1)
3. program usia sekolah dan remaja (1)3. program usia sekolah dan remaja (1)
3. program usia sekolah dan remaja (1)
 
ppt-refreshing-kader-susi.pptx
ppt-refreshing-kader-susi.pptxppt-refreshing-kader-susi.pptx
ppt-refreshing-kader-susi.pptx
 
PEMBINAAN KADER POSYANDU LENGKAP
PEMBINAAN KADER POSYANDU LENGKAPPEMBINAAN KADER POSYANDU LENGKAP
PEMBINAAN KADER POSYANDU LENGKAP
 
Integrasi Layanan Primer.pptx
Integrasi Layanan Primer.pptxIntegrasi Layanan Primer.pptx
Integrasi Layanan Primer.pptx
 
Penyuluhan Ibu Hamil Resiko Tinggi
Penyuluhan Ibu Hamil Resiko TinggiPenyuluhan Ibu Hamil Resiko Tinggi
Penyuluhan Ibu Hamil Resiko Tinggi
 
Kak intervensi-pis-pk-docx
Kak intervensi-pis-pk-docxKak intervensi-pis-pk-docx
Kak intervensi-pis-pk-docx
 
Analisa masalah promkes ptp(1)
Analisa masalah promkes ptp(1)Analisa masalah promkes ptp(1)
Analisa masalah promkes ptp(1)
 
Petunjuk pengisian kohort bayi dan balita terbaru 2016
Petunjuk pengisian kohort bayi dan balita terbaru 2016Petunjuk pengisian kohort bayi dan balita terbaru 2016
Petunjuk pengisian kohort bayi dan balita terbaru 2016
 
Masalah kesehatan remaja
Masalah kesehatan remajaMasalah kesehatan remaja
Masalah kesehatan remaja
 

Similar to KESEHATAN REPRODUKSI

PPT Catin_edit.pptx
PPT Catin_edit.pptxPPT Catin_edit.pptx
PPT Catin_edit.pptxyatieokt
 
Kesehatan Reproduksi ppt
Kesehatan Reproduksi pptKesehatan Reproduksi ppt
Kesehatan Reproduksi pptDiniAgustini5
 
Konsep kesehatan reproduksi
Konsep kesehatan reproduksiKonsep kesehatan reproduksi
Konsep kesehatan reproduksiAsih Astuti
 
Pertemuan 1. Konsep Dasar Kesehatan Reproduksi.pdf
Pertemuan 1. Konsep Dasar Kesehatan Reproduksi.pdfPertemuan 1. Konsep Dasar Kesehatan Reproduksi.pdf
Pertemuan 1. Konsep Dasar Kesehatan Reproduksi.pdfEka Safitri
 
V2_Solo-Peran Posbindu dalam PTM_13102023.pdf
V2_Solo-Peran Posbindu dalam PTM_13102023.pdfV2_Solo-Peran Posbindu dalam PTM_13102023.pdf
V2_Solo-Peran Posbindu dalam PTM_13102023.pdfAdityaRakhmandanu2
 
Peran PERAWAT SEBAGAI KONSELOR hiv dan aids.pptx
Peran PERAWAT SEBAGAI KONSELOR hiv dan aids.pptxPeran PERAWAT SEBAGAI KONSELOR hiv dan aids.pptx
Peran PERAWAT SEBAGAI KONSELOR hiv dan aids.pptxIRFANPERMANA7
 
Kesehatan reproduksi
Kesehatan reproduksiKesehatan reproduksi
Kesehatan reproduksirandi_nawar
 
Materi HKSR Difable_Diskusi PPRBM.pptx
Materi HKSR Difable_Diskusi PPRBM.pptxMateri HKSR Difable_Diskusi PPRBM.pptx
Materi HKSR Difable_Diskusi PPRBM.pptxNoviati2
 
KesPro Calon Pengantin.pptx
KesPro Calon Pengantin.pptxKesPro Calon Pengantin.pptx
KesPro Calon Pengantin.pptxfaridagushybana
 
Kesga_HUT IBI 240620_Dit Kesga_KSd Balita-re2.pdf
Kesga_HUT IBI 240620_Dit Kesga_KSd Balita-re2.pdfKesga_HUT IBI 240620_Dit Kesga_KSd Balita-re2.pdf
Kesga_HUT IBI 240620_Dit Kesga_KSd Balita-re2.pdfdian34065
 
KIE KESPRO BAGI CATIN(1).ppt
KIE KESPRO BAGI CATIN(1).pptKIE KESPRO BAGI CATIN(1).ppt
KIE KESPRO BAGI CATIN(1).pptmunirabdul4
 
Pendekatan Siklus Kehidupan
Pendekatan Siklus Kehidupan Pendekatan Siklus Kehidupan
Pendekatan Siklus Kehidupan pjj_kemenkes
 
Kesehatan Reproduksi Remaja 17 mei.pptx
Kesehatan Reproduksi Remaja 17 mei.pptxKesehatan Reproduksi Remaja 17 mei.pptx
Kesehatan Reproduksi Remaja 17 mei.pptxAndikaAjiePrasetya
 
PENCATATAN DAN PELAPORAN POSYANDU DI ERA TRANSFORMASI KESEHATAN.pdf
PENCATATAN DAN PELAPORAN POSYANDU DI ERA TRANSFORMASI KESEHATAN.pdfPENCATATAN DAN PELAPORAN POSYANDU DI ERA TRANSFORMASI KESEHATAN.pdf
PENCATATAN DAN PELAPORAN POSYANDU DI ERA TRANSFORMASI KESEHATAN.pdfRusdiansyah38
 

Similar to KESEHATAN REPRODUKSI (20)

kespro
kesprokespro
kespro
 
PPT Catin_edit.pptx
PPT Catin_edit.pptxPPT Catin_edit.pptx
PPT Catin_edit.pptx
 
Kesehatan Reproduksi ppt
Kesehatan Reproduksi pptKesehatan Reproduksi ppt
Kesehatan Reproduksi ppt
 
Konsep kesehatan reproduksi
Konsep kesehatan reproduksiKonsep kesehatan reproduksi
Konsep kesehatan reproduksi
 
Pertemuan 1. Konsep Dasar Kesehatan Reproduksi.pdf
Pertemuan 1. Konsep Dasar Kesehatan Reproduksi.pdfPertemuan 1. Konsep Dasar Kesehatan Reproduksi.pdf
Pertemuan 1. Konsep Dasar Kesehatan Reproduksi.pdf
 
V2_Solo-Peran Posbindu dalam PTM_13102023.pdf
V2_Solo-Peran Posbindu dalam PTM_13102023.pdfV2_Solo-Peran Posbindu dalam PTM_13102023.pdf
V2_Solo-Peran Posbindu dalam PTM_13102023.pdf
 
ANC TERPADU.pptx
ANC TERPADU.pptxANC TERPADU.pptx
ANC TERPADU.pptx
 
Peran PERAWAT SEBAGAI KONSELOR hiv dan aids.pptx
Peran PERAWAT SEBAGAI KONSELOR hiv dan aids.pptxPeran PERAWAT SEBAGAI KONSELOR hiv dan aids.pptx
Peran PERAWAT SEBAGAI KONSELOR hiv dan aids.pptx
 
Kesehatan reproduksi
Kesehatan reproduksiKesehatan reproduksi
Kesehatan reproduksi
 
Materi HKSR Difable_Diskusi PPRBM.pptx
Materi HKSR Difable_Diskusi PPRBM.pptxMateri HKSR Difable_Diskusi PPRBM.pptx
Materi HKSR Difable_Diskusi PPRBM.pptx
 
KesPro Calon Pengantin.pptx
KesPro Calon Pengantin.pptxKesPro Calon Pengantin.pptx
KesPro Calon Pengantin.pptx
 
Kesga_HUT IBI 240620_Dit Kesga_KSd Balita-re2.pdf
Kesga_HUT IBI 240620_Dit Kesga_KSd Balita-re2.pdfKesga_HUT IBI 240620_Dit Kesga_KSd Balita-re2.pdf
Kesga_HUT IBI 240620_Dit Kesga_KSd Balita-re2.pdf
 
KIE KESPRO BAGI CATIN(1).ppt
KIE KESPRO BAGI CATIN(1).pptKIE KESPRO BAGI CATIN(1).ppt
KIE KESPRO BAGI CATIN(1).ppt
 
Menjaga Kesehatan Fisik.pptx
Menjaga Kesehatan Fisik.pptxMenjaga Kesehatan Fisik.pptx
Menjaga Kesehatan Fisik.pptx
 
Pendekatan Siklus Kehidupan
Pendekatan Siklus Kehidupan Pendekatan Siklus Kehidupan
Pendekatan Siklus Kehidupan
 
Kesehatan Reproduksi Remaja 17 mei.pptx
Kesehatan Reproduksi Remaja 17 mei.pptxKesehatan Reproduksi Remaja 17 mei.pptx
Kesehatan Reproduksi Remaja 17 mei.pptx
 
ruli, ASKEB PRA NIKAH.docx
ruli, ASKEB PRA NIKAH.docxruli, ASKEB PRA NIKAH.docx
ruli, ASKEB PRA NIKAH.docx
 
ruli, ASKEB PRA NIKAH.docx
ruli, ASKEB PRA NIKAH.docxruli, ASKEB PRA NIKAH.docx
ruli, ASKEB PRA NIKAH.docx
 
puskesmas karang baru
puskesmas karang barupuskesmas karang baru
puskesmas karang baru
 
PENCATATAN DAN PELAPORAN POSYANDU DI ERA TRANSFORMASI KESEHATAN.pdf
PENCATATAN DAN PELAPORAN POSYANDU DI ERA TRANSFORMASI KESEHATAN.pdfPENCATATAN DAN PELAPORAN POSYANDU DI ERA TRANSFORMASI KESEHATAN.pdf
PENCATATAN DAN PELAPORAN POSYANDU DI ERA TRANSFORMASI KESEHATAN.pdf
 

More from BidangTFBBPKCiloto

Etika Tim Penilai Jabatan Fungsional Kesehatan
Etika Tim Penilai Jabatan Fungsional KesehatanEtika Tim Penilai Jabatan Fungsional Kesehatan
Etika Tim Penilai Jabatan Fungsional KesehatanBidangTFBBPKCiloto
 
Pengorganisasian Tim Penilai Jabatan Fungsional Kesehatan
Pengorganisasian Tim Penilai Jabatan Fungsional KesehatanPengorganisasian Tim Penilai Jabatan Fungsional Kesehatan
Pengorganisasian Tim Penilai Jabatan Fungsional KesehatanBidangTFBBPKCiloto
 
Kebijakan Jabatan Fungsional Kesehatan
Kebijakan Jabatan Fungsional KesehatanKebijakan Jabatan Fungsional Kesehatan
Kebijakan Jabatan Fungsional KesehatanBidangTFBBPKCiloto
 
Bahan kabid kebijakan pengembangan jfk
Bahan kabid kebijakan pengembangan jfkBahan kabid kebijakan pengembangan jfk
Bahan kabid kebijakan pengembangan jfkBidangTFBBPKCiloto
 
Evaluasi ns 15 dan persiapan ns 16
Evaluasi ns 15 dan persiapan ns 16Evaluasi ns 15 dan persiapan ns 16
Evaluasi ns 15 dan persiapan ns 16BidangTFBBPKCiloto
 
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521
Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521BidangTFBBPKCiloto
 
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521
Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521BidangTFBBPKCiloto
 
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521
Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521BidangTFBBPKCiloto
 
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521
Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521BidangTFBBPKCiloto
 
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521
Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521BidangTFBBPKCiloto
 
Tips dalam memfasilitasi memberdayakan (1) (1)
Tips dalam memfasilitasi memberdayakan (1) (1)Tips dalam memfasilitasi memberdayakan (1) (1)
Tips dalam memfasilitasi memberdayakan (1) (1)BidangTFBBPKCiloto
 
Materi pembekalan ns team 2021 manajemen pkk
Materi pembekalan ns team 2021 manajemen pkkMateri pembekalan ns team 2021 manajemen pkk
Materi pembekalan ns team 2021 manajemen pkkBidangTFBBPKCiloto
 
Perencanaan penanganan korban bencana
Perencanaan penanganan korban bencanaPerencanaan penanganan korban bencana
Perencanaan penanganan korban bencanaBidangTFBBPKCiloto
 
Penatalaksanaan pasien trauma ns
Penatalaksanaan pasien trauma nsPenatalaksanaan pasien trauma ns
Penatalaksanaan pasien trauma nsBidangTFBBPKCiloto
 

More from BidangTFBBPKCiloto (20)

Etika Tim Penilai Jabatan Fungsional Kesehatan
Etika Tim Penilai Jabatan Fungsional KesehatanEtika Tim Penilai Jabatan Fungsional Kesehatan
Etika Tim Penilai Jabatan Fungsional Kesehatan
 
Pengorganisasian Tim Penilai Jabatan Fungsional Kesehatan
Pengorganisasian Tim Penilai Jabatan Fungsional KesehatanPengorganisasian Tim Penilai Jabatan Fungsional Kesehatan
Pengorganisasian Tim Penilai Jabatan Fungsional Kesehatan
 
Kebijakan Jabatan Fungsional Kesehatan
Kebijakan Jabatan Fungsional KesehatanKebijakan Jabatan Fungsional Kesehatan
Kebijakan Jabatan Fungsional Kesehatan
 
Bahan kabid kebijakan pengembangan jfk
Bahan kabid kebijakan pengembangan jfkBahan kabid kebijakan pengembangan jfk
Bahan kabid kebijakan pengembangan jfk
 
Evaluasi ns 15 dan persiapan ns 16
Evaluasi ns 15 dan persiapan ns 16Evaluasi ns 15 dan persiapan ns 16
Evaluasi ns 15 dan persiapan ns 16
 
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521
Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521
 
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521
Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521
 
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521
Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521
 
4. langkah pendampingan ns
4. langkah pendampingan ns4. langkah pendampingan ns
4. langkah pendampingan ns
 
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521
Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521
 
Pelayanan kefarmasian di pkm
Pelayanan kefarmasian di pkmPelayanan kefarmasian di pkm
Pelayanan kefarmasian di pkm
 
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521
Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521
 
Tips dalam memfasilitasi memberdayakan (1) (1)
Tips dalam memfasilitasi memberdayakan (1) (1)Tips dalam memfasilitasi memberdayakan (1) (1)
Tips dalam memfasilitasi memberdayakan (1) (1)
 
Peran fasilitator (1)
Peran fasilitator (1)Peran fasilitator (1)
Peran fasilitator (1)
 
Konsep dasar stbm
Konsep dasar stbmKonsep dasar stbm
Konsep dasar stbm
 
Materi pembekalan ns team 2021 manajemen pkk
Materi pembekalan ns team 2021 manajemen pkkMateri pembekalan ns team 2021 manajemen pkk
Materi pembekalan ns team 2021 manajemen pkk
 
Perencanaan penanganan korban bencana
Perencanaan penanganan korban bencanaPerencanaan penanganan korban bencana
Perencanaan penanganan korban bencana
 
Triase ns
Triase nsTriase ns
Triase ns
 
Transportasi pasien ns
Transportasi pasien nsTransportasi pasien ns
Transportasi pasien ns
 
Penatalaksanaan pasien trauma ns
Penatalaksanaan pasien trauma nsPenatalaksanaan pasien trauma ns
Penatalaksanaan pasien trauma ns
 

Recently uploaded

DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxNadiraShafa1
 
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docximplementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docxhurufd86
 
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUARmater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUARGregoryStevanusGulto
 
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatan
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatanKemitraan masyarakat dalam program kesehatan
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatanMeiRianitaElfridaSin
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfAlanRahmat
 
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatankebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatanMeiRianitaElfridaSin
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptssuser940815
 
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMetode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMeiRianitaElfridaSin
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfestidiyah35
 
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRBimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRJessieArini1
 
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfPROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfMeiRianitaElfridaSin
 
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptKEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptmutupkmbulu
 

Recently uploaded (12)

DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
 
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docximplementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
 
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUARmater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
 
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatan
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatanKemitraan masyarakat dalam program kesehatan
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatan
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
 
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatankebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
 
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMetode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
 
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRBimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
 
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfPROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
 
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptKEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
 

KESEHATAN REPRODUKSI

  • 1. Pelayanan Kesehatan Usia Reproduksi 1 Materi Nusantara Sehat Tahun 2020
  • 2. Usia Reproduksi adalah masa di antara pubertas dan menopause yang pembuahannya sering kali jadi (positif); KBBI Usia reproduksi: 15 – 49 tahun Ruang Lingkup Kesehatan Reproduksi: 1. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) 2. Keluarga Berencana (KB) 3. Pencegahan & penanganan infertilitas 4. Pencegahan & penanganan komplikasi keguguran 5. Pencegahan & penanganan IMS-HIV 6. Kesehatan seksual 7. Pencegahan & penanganan Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak (KtP/A) 8. Deteksi dini kanker payudara & kanker serviks 9. Kespro Remaja 10. Kespro Lanjut Usia 11. Kesehatan reproduksi pada situasi dan kelompok khusus 12. Pencegahan praktik berbahaya Setiap Perempuan berhak atas pelayanan Kesehatan sistem reproduksi (PP No 61 Tahun 2014 pasal 30) Kesehatan Reproduksi Keadaan sehat secara fisik, mental dan sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan yang berkaitan dengan sistem, fungsi, dan proses reproduksi pada laki-laki dan perempuan (UU RI No. 36 Tahun 2009 Pasal 71 Ayat 1)
  • 3. Status Kesehatan Reproduksi Persepsi Budaya Keterbatasan Sosial-Ekonomi Ketidaksetaraan Gender: Diskriminasi, Subordinasi, Rentan Mengalami Kekerasan, Peran Ganda Kondisi Geografis (8) Globocan 2018 (1) SUPAS 2015 (7) Laporan Perkembangan HIV AIDS dan PIMS Triwulan III Tahun 2019(6) SPHPN 2016 (5) CATAHU 2018(3) Riskesdas 2018 (2) SDKI 2017 (4) Riskesdas 2010 (9) POGI-IAUI, 2013 1 dari 3 perempuan 15-56 thn mengalami kekerasan fisik dan/atau seksual oleh pasangan dan selain pasangan(6) ANEMIA(3) •pada perempuan: 23,9% •pada Ibu Hamil: 48,9% 34.5% Perempuan menikah usia 20-24 tahun pertama kali menikah pada usia 18 tahun ke bawah(2) • Angka Kematian Ibu 305/100.000 KH(1) • Angka Kematian Bayi 24/1000 KH(2) 348.446 perempuan mengalami kekerasan(5) 17.275 ibu rumah tangga AIDS dan menempati urutan tertinggi kedua (berdasarkan jumlah kumulatif AIDS menurut pekerjaan/status)(7) Hipertensi (pengukuran) pada perempuan: 36,85%(3) KEK(3) • WUS 15-49 th: 31,8% • ibu hamil: 17,3% Persentase Infeksi HIV tertinggi7): usia 25-49 th: 70,7% 20-24 th: 15,6% TFR 2,4(2) Rasio HIV pada laki-laki dan perempuan 2:1 Rasio AIDS pada laki-laki dan perempuan 4:1 Rasio IMS pada laki-laki dan perempuan(7) 2:1 ASFR 15-19 36% (2) Unmet need 11% (2) Ca Prostat: 7,1% dari semua jenis kanker pada laki-laki(8) 7% Perempuan usia 15-19 tahun sudah menjadi ibu(2) Ca Payudara: 30,9% dan Ca Cervix 17,2% dari semua jenis kanker pada perempuan(8) Proporsi merokok pada penduduk umur ≥10 tahun(3) laki-laki: 55,8% perempuan: 1,9% Presentase pria kawin usia 15-49 tahun menggunakan kontrasepsi(2) Kondom: 3,1% MOP: 0,2% Penyebab Infertilitas(9) • Perempuan: 30% • Laki-laki: 30% • Perempuan dan Laki-laki: 30% • Idiopatik: 10% Faktor risiko HIV tertinggi(7): LSL: 20% Heteroseksual: 18% Pengguna NAPZA suntik: 1%
  • 4. Remaja Dewasa (Catin, PUS) Bumil, Janin Bulin, BBL Bufas, Bayi Balita, Apras Usia Sekolah Remaja Lansia Kesehatan Masa Sebelum Hamil • Sekolah: kurikulum kespro, UKS, Pramuka SBH, Penjaringan kes, Rapor Kesehatanku, TTD Rematri • Fasyankes: PKM PKPR • Komunitas: Posyandu Remaja Remaja • Yankespro catin • Bimbingan Perkawinan bagi Catin (KUA/LA) • TTD Catin Catin • Yankespro PUS • Perencanaan kehamilan • Tes IVA • SADARI, SADANIS PUS Pengaturan Kehamilan • Pelayanan kontrasepsi/KB bagi perempuan dan laki-laki • Penapisan kelayakan medis penggunaan kontrasepsi • Perencanaan kehamilan pada pasangan ODHA • Reproduksi dengan bantuan dan kehamilan di luar cara alamiah (Pencegahan dan Penanganan Infertilitas) bagi perempuan dan laki-laki Perlindungan Kesehatan Reproduksi • Pencegahan praktik sunat perempuan • Pelayanan aborsi atas indikasi kedaruratan medis dan kehamilan akibat perkosaan • Pencegahan dan Penanganan Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak (KtP/A) dan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) • Kesehatan reproduksi pada situasi dan kelompok khusus (bencana/krisis, rutan/lapas, penyandang disabilitas) • Pelayanan kesehatan seksual Ruang Lingkup Intervensi KESEHATAN USIA REPRODUKSI “Setiap tahapan usia dalam siklus hidup” Pencegahan perilaku berisiko: seks pranikah, penggunaan rokok, alkohol, dan NAPZA
  • 5. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kesehatan Reproduksi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 97 Tahun 2014, tentang Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, dan Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, serta Pelayanan Kesehatan Seksual
  • 7. Kondisi Ideal untuk Hamil Sehat Layak Hamil
  • 8. Mempersiapkan menjadi orang dewasa yang sehat, produktif, serta terbebas dari berbagai gangguan kesehatan yang dapat menghambat kemampuan menjalani kesehatan reproduksi secara sehat Mempersiapkan perempuan dalam menjalani kehamilan dan persalinan yang sehat dan selamat serta memperoleh bayi yang sehat Setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang ditujukan pada perempuan saat remaja hingga saat sebelum hamil dalam rangka menyiapkan perempuan dalam menjalani kehamilan, persalinan, dan melahirkan bayi yang sehat Remaja Permenkes No 97 Tahun 2014 Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil Tujuan Calon Pengantin Pasangan Usia Subur Tujuan
  • 9. Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil Bagi Setiap Kelompok Sasaran • Anamnesis umum • Anamnesis HEEADSSS • Deteksi dini masalah kesehatan jiwa • Pemeriksaan fisik • Pemeriksaan penunjang • KIE / Konseling • Pelayanan Gizi • Imunisasi • Pengobatan/terapi/ rujukan sesuai kebutuhan • Anamnesis umum • Deteksi dini masalah kesehatan jiwa • Pemeriksaan fisik • Pemeriksaan penunjang • SADANIS • IVA/pap smear • KIE / Konseling • Pelayanan Gizi • Skrining dan imunisasi TT • Pelayanan KB • Pengobatan/terapi/ rujukan sesuai kebutuhan • Anamnesis umum • Deteksi dini masalah kesehatan jiwa • Pemeriksaan fisik • Pemeriksaan penunjang • KIE / Konseling • Pelayanan Gizi • Skrining dan imunisasi TT • Konseling KB • Pengobatan/terapi/ rujukan sesuai kebutuhan Calon Pengantin Pasangan Usia Subur Remaja PKP R UKS Posyandu Remaja
  • 10. KIE Kesehatan Reproduksi Pemeriksaan Kesehatan Bimbingan Perkawinan Konseling Individu/ Pasangan KUA Puskesmas Puskesmas Minimal 3 bulan sebelum Hari Pernikahan Tujuan Pelayanan Kesehatan Reproduksi Bagi Calon Pengantin Tujuan 1. untuk mengetahui status kesehatan calon pengantin 2. bila calon pengantin mempunyai masalah kesehatan dapat diobati/dikontrol 3. mencegah penularan penyakit kepada pasangan 4. mempersiapkan kehidupan rumah tangga yang sehat 5. mempersiapkan kehamilan dan menghasilkan keturunan yang sehat dan berkualitas
  • 11. Informasi Kesehatan Reproduksi yang perlu diketahui oleh catin Bimbingan Perkawinan Konseling Individu/ Pasangan KUA Puskesmas
  • 12. Pemeriksaan Kesehatan Bagi Calon Pengantin Keluhan kesehatan Riwayat penyakit Faktor risiko kesehatan Deteksi dini masalah kesehatan jiwa Anamnesis Tanda vital Status gizi Pemeriksaan fisik lengkap (sesuai indikasi medis) Pemeriksaan Fisik KIE & konseling kesehatan reproduksi Pemberian tablet tambah darah (TTD) Skrining & imunisasi Tetanus difteri (Td) Pengobatan/terapi sesuai permasalahan kesehatan Tatalaksana Hb, Gol. darah, & rhesus Sesuai indikasi: Gula darah; HIV; IMS; Hepatitis; Talasemia; TORCH (untuk catin perempuan); IVA/pap smear (bagi catin perempuan yang sudah pernah menikah) dll Pemeriksaan Penunjang
  • 13. KCS hlmn 1 KCS hlmn 2 Surat keterangan pemeriksaan kesehatan catin Pencatatan
  • 14. Pasangan Catin Puskesmas Pelayanan kespro catin: • Pemberian KIE Kesehatan Reproduksi • Pemeriksaan kesehatan • Melengkapi Imunisasi TT Kelurahan/Desa Formulir model (N1, N2, dan N4) KUA/Lembaga Agama • Pendaftaran • Pencatatan • Kursus Catin/Bimbingan Perkawinan • Pelaporan 4 Surat Keterangan Pemeriksaan Kesehatan Kartu Sehat Calon Pengantin Pengantin Catatan Sipil Keterangan: Catin di luar agama Islam, pencatatan pernikahan di kantor Catatan Sipil 1 2 3 Alur Pelayanan Kesehatan Reproduksi Bagi Catin UU No 16 Tahun 2019 tentang Perkawinan: Batas minimal menikah laki-laki dan perempuan usia 19 tahun 5 4
  • 15. Penundaan kehamilan dengan kontrasepsi Pengobatan/ tatalaksana Lepas kontrasepsi Kehamilan sehat Hamil dengan pengawasan ketat Sembuh/ penyakit terkontrol Ingin hamil Konsep Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil Bagi Catin dan PUS • Poliklinik • Program P2P (PTM, HIV, TB, Hepatitis) • Yankespro catin Sehat Ibu dan Anak Sehat Catin dan PUS Identifikasi berencana untuk hamil berisiko tinggi dan bermasalah kesehatan Faktor risiko (+), tidak sehat
  • 16. Menunda kehamilan (usia klien < 20 tahun, atau klien yang memiliki masalah kesehatan) Mengatur jarak kehamilan (minimal 2 tahun) Tidak hamil lagi (usia > 35 tahun dan memiliki anak ≥3) Tindakan pemberian pelayanan kontrasepsi dilakukan pada: Pelayanan Kontrasepsi Tujuan Pasangan Suami Istri Sasaran a. Masa interval b. Pascapersalinan c. Pascakeguguran d. Pelayanan kontrasepsi darurat
  • 17. Klien Konseling KB di lapangan Informed choice Konseling KB di Fasyankes Informed consent Pasang kontra sepsi • Petugas lini lapangan KB • Alat bantu: ABPK, dll • Informasi lengkap dan motivasi ber-KB • Nakes (Dokter, bidan) • Penilaian kesehatan klien dan penapisan kelayakan medis • Informed choice sesuai kondisi kesehatan Lapangan Fasyankes Mekanisme Pelayanan Kontrasepsi PMK 97 Tahun 2014 Sesuai dengan kondisi medis
  • 18. Harus dilakukan sesuai standar oleh nakes di fasyankes Dapat dilakukan/diberikan di fasyankes atau fasilitas lain MAL :Metode Amenore Laktasi AKDR : Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Non metode kontrasepsi jangka panjang (Non MKJP) Metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) Suntik Pil Kondom MAL KB Alamiah AKDR Implan Vasektomi Tubektomi Pilihan Metode Kontrasepsi Pelayanan Kontrasepsi Dalam Program KB (Permenkes No.97/2014) KONDOM Utamakan :
  • 19. KLOP KB adalah alat bantu bagi nakes dalam melakukan penapisan kelayakan medis sebelum klien menggunakan suatu alat/obat kontrasepsi. KLOP KB berupa diagram lingkaran versi cetak maupun aplikasi smartphone (dapat diunduh di PlayStore dengan kata kunci: KLOP KB). KLOP KB diadaptasi dari WHO Medical Eligibility Criteria for Contraceptive Use (WHO, 2015). Versi Indonesia disusun oleh Kemenkes, BKKBN, WHO, IDI, POGI, IBI, serta lintas program/sektor terkait. KLOPK R I T E R I A K E L A Y A K A N M E D I S K O N T R A S E P S I  Meningkatkan kualitas konseling dan pelayanan KB (KLOP KB digunakan sebagai bagian dari konseling KB)  Acuan nakes dalam menapis kondisi-kondisi kesehatan klien sebelum menggunakan kontrasepsi  Memberi kepastian bagi klien dalam memilih metode kontrasepsi yang sesuai kondisi kesehatannya  Mengurangi risiko putus pakai kontrasepsi akibat masalah kesehatan pasca penggunaan kontrasepsi  Meningkatkan kesinambungan klien dalam ber-KB contoh penggunaan KLOP KB Ny. Y usia 30 tahun, pasca melahirkan 1 minggu yang lalu, datang kunjungan nifas risiko tinggi. Ybs menderita hipertensi 160/100 mmHg dan diabetes. Ybs menanyakan apakah bisa ber-KB dan jika bisa, metode apa yang cocok? Kondisi KOK/ Koyo/ CVK KIK PP DMPA/ NET-EN Implan, LNG/ETG AKDR- Cu AKDR- LNG Tubek tomi Vasek tomi Hipertensi ≥160 mmHg 4 4 2 3 2 1 1 S - Diabetes 2Q 2Q 2 2Q 2 1 2 Cc C Post partum 48 jam s/d <4 minggu 4D,F 4D,F 2 3 2 3 3 A/Da - Skoring hasil penapisan kelayakan medis menggunakan KLOP KB: Berdasarkan penapisan tsb, metode KB yang direkomendasikan untuk digunakan (skor 1, 2, dan C) dan sesuai kondisi kesehatan klien adalah:  Kontrasepsi pil progestin (PP)  Implan  Vasektomi Manfaat KLOP KB:
  • 20. KB pascapersalinan (KBPP) KB PP Kembalinya kesuburan pasca persalinan tidak terduga dan kadang dapat terjadi sebelum datangnya menstruasi. (rata-rata pada ibu yang tidak menyusui, ovulasi terjadi pada 45 hari pasca persalinan atau lebih awal) Secara umum, hampir semua metode kontrasepsi dapat digunakan sebagai metode KB PP (menyusui vs. tidak menyusui mempengaruhi ketersediaan pilihan) Tujuan KB PP: mengatur jarak kelahiran/kehamilan dan menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, sehingga setiap keluarga dapat merencanakan kehamilan yang aman dan sehat PMK 97/2014 AKDR Pasca plasenta Paling berpotensi untuk mencegah missed opportunity KB PP pemasangan AKDR dalam 10 menit setelah plasenta lahir (atau sebelum penjahitan uterus pada SC) Waktu Pemasangan Definisi Angka Ekspulsi Observasi Insersi dini pascaplasenta Dalam 10 menit setelah plasenta lahir 9,5-12,5% Ideal : angka ekspulsi rendah Insersi segera pascapersalinan 10 menit – 48 jam pasca persalinan 25-37 % Cukup aman Insersi tunda pascapersalinan >48 jam – 4 minggu pasca persalinan TIDAK DIREKOMENDA SIKAN Risiko tinggi perforasi, ekspulsi dan infeksi Perpanjangan interval pascapersalinan >4 minggu pasca persalinan 3-13% Aman
  • 21. Standar Kriteria Fasyankes  Sesuai Peraturan Masing- Masing Fasyankes FKTP Fasyankes Tingkat Pertama FKRTL Fasyankes Rujukan Tingkat Lanjut Puskesmas / setara Klinik Pratama / setara Praktik Mandiri Dokter RS D Pratama / setara Praktik mandiri bidan/ perawat (bagi kecamatan tidak ada dokter, dengan penugasan Kadinkes Kab/ Kota, sifat sementara) Klinik Utama / setara Rumah Sakit Umum Rumah Sakit Khusus PMK 75/2014 ttg Puskesmas PMK 9/2014 ttg Klinik PMK 28/2017 ttg Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan PMK 9/2014 ttg Klinik PMK 56/2014 ttg Klasifikasi dan Perizinan RS PMK 56/2014 ttg Klasifikasi dan Perizinan RS PMK 24/2014 ttg RS Kelas D Pratama PMK 2052/2011 ttg Izin dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran Permenkes 99 Tahun 2015 Fasyankes Penyedia Pelayanan KB
  • 22. Pelayanan Kesehatan Reproduksi Pada Krisis Kesehatan Melalui Paket Pelayanan Awal Minimal (PPAM) Kesehatan Reproduksi
  • 23.  Kesehatan reproduksi merupakan bagian dari hak asasi manusia yang harus dijamin sekalipun dalam situasi darurat bencana/krisis kesehatan.  Dalam kondisi bencana, tetap ada kebutuhan akan pelayanan kesehatan reproduksi: ibu hamil, melahirkan, komplikasi obstetri, abortus, KB dan lain sebagainya.  Kebutuhan khusus perempuan: perlindungan saat menstruasi (pembalut), higiene kit dsb.  Perempuan/anak  berisiko mengalami kekerasan seksual, bahkan perdagangan orang yang dapat meningkat selama ketidakstabilan sosial  Setiap individu  berisiko tertular IMS/HIV pada pelayanan yang tidak sesuai standar dan risiko penularan IMS/HIV meningkat pada populasi padat  Kebutuhan untuk melanjutkan kehidupan seksual dan lain sebagainya. Fakta
  • 24. Klaster Internasional Klaster Nasional Keputusan Kepala BNPB No 173 Tahun 2014 KESEHATAN PENCARIAN DAN PENYELAMATAN LOGISTIK PENGUNGSIAN DAN PERLINDUNGAN PENDIDIKAN SARANA DAN PRASARANA EKONOMI PEMULIHAN DINI Pelaksanaan penanggulangan masalah kesehatan di situasi bencana, dilaksanakan dengan pendekatan sistem klaster yang dikeluarkan oleh BNPB, dimana salah satunya adalah Klaster Kesehatan. Klaster Kesehatan membawahi beberapa subklaster, termasuk Subklaster Kesehatan Reproduksi Mekanisme Klaster dan Sub Klaster dalam Penanganan Bencana
  • 25. 3komponen prioritas tambahan: 1. Menghindari kehamilan tak diinginkan melalui kesinambungan pelayanan kontrasepsi/KB 2. Informasi dan layanan kespro remaja 3. Pengelolaan logistik kespro Komponen 1: Mengidentifikasi koordinator dan mekanisme koordinasi subklaster Kespro Komponen 2: Mencegah dan menangani kekerasan seksual berbasis gender Komponen 3: Mencegah penularan HIV Komponen 4: Mencegah meningkatnya kesakitan dan kematian maternal dan neonatal Komponen 5: Merencanakan pelayanan kesehatan reproduksi komprehensif dan terintegrasi ke dalam pelayanan kesehatan dasar ketika situasi stabil ibu hamil, ibu bersalin, bayi baru lahir, ibu nifas, wanita usia subur, balita, remaja, lansia 5 KOMPONEN UTAMA Paket Pelayanan Awal Minimum (PPAM) Kesehatan Reproduksi : Sekumpulan kegiatan prioritas kesehatan reproduksi yang dilaksanakan pada tanggap darurat krisis kesehatan
  • 26. POSKESDES/ POLINDES PUSKESMAS RUMAH SAKIT Tenda Kespro didirikan untuk memulihkan dan menjamin kesinambungan layanan terpadu kespro yang mudah diakses oleh pengungsi, khususnya di tingkat dasar (Puskesmas) dan komunitas (Poskesdes/Polindes) Pos Pelayanan Terpadu Kespro/Tenda Kespro
  • 27. Pencegahan dan Penanganan Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak (PP-KtPA)
  • 28. Pencegahan dan Penanganan Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak (PP-KtPA) • Kekerasan terhadap Perempuan (KtP) adalah segala bentuk tindak kekerasan berbasis gender yang berakibat, atau mungkin berakibat, menyakiti secara fisik, seksual, mental atau penderitaan terhadap perempuan; termasuk ancaman dari tindakan tersebut, pemaksaan atau perampasan semena-mena kebebasan, baik yang terjadi di lingkungan masyarakat maupun dalam kehidupan pribadi • Kekerasan terhadap anak (KtA) adalah semua bentuk perlakuan menyakitkan secara fisik ataupun emosional, penyalahgunaan seksual, penelantaran, eksploitasi komersial atau eksploitasi lain, yang mengakibatkan cedera/ kerugian nyata ataupun potensial terhadap kesehatan anak, kelangsungan hidup anak, tumbuh-kembang anak, atau martabat anak, yang dilakukan dalam konteks hubungan tanggung-jawab, kepercayaan atau kekuasaan (WHO). • Perdagangan Orang adalah Tindakan perekrutan, pengangkutan, atau penerimaan seseorang dengan ancaman kekerasan, penggunaan kekerasan, penculikan, penyekapan, pemalsuan, penipuan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan, penjeratan utang atau memberi bayaran atau manfaat, sehingga memperoleh persetujuan dari orang yang memegang kendali orang lain tersebut, baik yang dilakukan di dalam negara maupun antar negara, untuk tujuan eksploitasi atau mengakibatkan orang tereksploitasi
  • 29. Pelayanan KtP/A Penanganan pengaduan Pelayanan kesehatan Rehabilitasi sosial Penegakan dan bantuan hukum Pemulangan dan reintegrasi sosial Pelayanan Terpadu bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan fasyankes sering kali merupakan pihak pertama yang berhadapan dengan korban kekerasan Dalam pelayanan KtP/A, tenaga kesehatan memiliki peran penting untuk: 1. Mengenali ciri-ciri medis dan psikologis baik kekerasan fisik, psikis maupun seksual 2. Menganalisis dan menginterpretasi temuan medis 3. Melakukan dokumentasi dalam rekam medis 4. Membuat VeR sesuai dengan kewenangannya berdasarkan permintaan kepolisian Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 68 Tahun 2013 tentang Kewajiban Pemberi Layanan Kesehatan Untuk Memberikan Informasi Atas Adanya Dugaan Kekerasan Terhadap Anak
  • 30. Aspek Medis Aspek Mediko legal Aspek Psiko sosial LINTAS SEKTOR TERKAIT Rujukan Puskesmas melakukan pelayanan tatalaksana KtP/A PPT/PKT RS/ RSUD/ RS Pendidikan Rumah Aman/ Shelter/ Panti Multi Disiplin Approach KESEHATAN KEMEN PP-PA, KEMENSOS, POLRI, KEMENKUM-HAM, KEMENDIKNAS KEMENDAGRI Penanganan gawat darurat Tatalaksana medis Rujukan • Medis • non medis Penanganan Kasus KtPA
  • 31. Pencegahan Praktik Pemotongan dan Pelukaan Genitalia Perempuan (P2GP)
  • 32. Dasar Pencabutan Permenkes No. 1636/2010 • Sunat perempuan bukan merupakan tindakan kedokteran. • Tindakan yang dilakukan dalam bidang kedokteran harus berdasarkan indikasi medis dan terbukti bermanfaat secara ilmiah. SE Dirjen Bina Kesmas No.HK.00.07.1.3.1047a tahun 2006 tentang “ Larangan Medikalisasi Sunat Perempuan bagi Petugas Kesehatan” Permenkes No. 1636/MENKES/PER/XI/ 2010 tentang “Sunat Perempuan” Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 6 Tahun 2014 tentang “Pencabutan Permenkes No.1636/MENKES/PER/ XI/2010 tentang Sunat Perempuan” Dasar Hukum Sunat Perempuan
  • 33. Female Genital Mutilation dan Sunat Perempuan • Sunat Perempuan/Female Genitale Mutilation (FGM) adalah seluruh bentuk pemotongan alat kelamin perempuan baik sebagian atau keseluruhan atau dalam bentuk apapun yang melukai alat kelamin perempuan, dengan alasan di luar kepentingan pengobatan • Istilah lain FGM dan sunat perempuan adalah Pemotongan dan Perlukaan Genitalia Perempuan (P2GP) • FGM tidak mempunyai manfaat dari aspek medis dan merupakan salah satu bentuk tindakan kekerasan terhadap perempuan yang sangat ditentang masyarakat global dan melanggar HAM
  • 34. Aspek Kesehatan Sunat Perempuan • Komplikasi • Nyeri berlebihan • Syok perdarahan • Pembengkakan jaringan genitalia • Demam • Infeksi • Masalah berkemih • Perlukaan pada jaringan sekitar genitalia Dampak Jangka Pendek • Kerusakan jaringan • Nyeri kronis dan infeksi • Jaringan parut dan keloid • Nyeri saat berhubungan seksual • Berkurangnya hasrat seksual • Infeksi saluran kemih • Peningkatan risiko komplikasi persalinan dan kematian bayi baru lahir • Kebutuhan operasi lebih lanjut, bahkan berulang • Masalah psikologis Dampak Jangka Panjang Praktik sunat perempuan menghilangkan dan merusak jaringan kelamin, dan mempengaruhi fisiologis tubuh anak perempuan dan perempuan. Sumber: WHO (2000), IPPF (2001) dalam Population Council (2002- 2003), Factsheet WHO Kode etik medis “DO NO HARM”
  • 35. Tipe Female Genital Mutilation (FGM) menurut WHO
  • 36. Pedoman Bagi Tenaga Kesehatan Dalam Pencegahan Praktik Pemotongan dan Perlukaan Genitalia Perempuan (P2GP) (2018) Lembar Balik Pencegahan Praktik Pemotongan dan Perlukaan Genitalia Perempuan (P2GP) (2018) Media KIE Pencegahan Praktik Pemotongan dan Pelukaan Genitalia Perempuan (P2GP)
  • 37. Kesehatan Reproduksi Bagi Kelompok Marginal Pedoman Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Reproduksi Bagi Penyandang Disabilitas Usia Dewasa (2017) Pedoman Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Reproduksi Bagi Warga Binaan Pemasyarakatan Usia Dewasa (2017) Lembar Balik Perencanaan Kehamilan Bagi Pasangan Orang Dengan HIV AIDS (ODHA) (2017)
  • 38. Peran Tim Nusantara Sehat Pada Kelompok Usia Reproduksi Dokter, Bidan, dan Perawat: Tenaga kesehatan lain: 1. Memberikan KIE dan konseling kespro catin 2. Melakukan pemeriksaan kesehatan pra nikah 3. Melakukan konseling perencanaan kehamilan dan pemeriksaan kesehatan masa sebelum hamil bagi PUS 4. Mengidentifikasi PUS berisiko tinggi 5. Memberikan konseling KB dan melakukan pelayanan KB sesuai dengan kewenangan 6. Mensosialisasikan dan melaksanakan PPAM Kesehatan Reproduksi pada situasi krisis kesehatan 7. Mensosialisasikan, mendeteksi dini, dan melakukan tatalaksana korban KtP/A 8. Mengedukasi masyarakat dan tidak melakukan praktik P2GP 1. Memberikan KIE kesehatan reproduksi catin 2. Mensosialisasikan pentingnya pelayanan kesehatan masa sebelum hamil 3. Mengidentifikasi PUS berisiko tinggi 4. Mensosialisasikan peran KB dalam pembangunan kesehatan 5. Mensosialisasikan PPAM Kesehatan Reproduksi pada situasi krisis kesehatan 6. Mensosialisasikan dan mendeteksi dini kasus KtP/A 7. Mengedukasi masyarakat dan mencegah praktik P2GP
  • 39. Contoh Kasus 1 • Sepasang calon pengantin datang ke Puskesmas untuk melakukan pemeriksaan kesehatan pra nikah. Catin perempuan berusia 23 tahun, pernikahan pertama, tampak kurus dan pucat. Catin laki-laki berusia 35 tahun, pernikahan kedua, ada keluhan batuk lebih dari 1 bulan. Pemeriksaan apa saja yang perlu dilakukan, rencanakan tatalaksana, serta saran apa yang diberikan kepada catin?
  • 40. Contoh Kasus 2 • Seorang perempuan usia 33 tahun datang ke Puskesmas membawa anaknya usia 5 tahun yang sakit demam. Anak terlihat kurus dan pendek tidak sesuai dengan usianya. Ibu tampak pucat dan ada luka memar di pipi tetapi ibu tidak mau diperiksa. Apa yang harus dilakukan oleh tenaga kesehatan?
  • 41. Contoh Kasus 3 • Seorang perempuan usia 30 tahun datang ke Puskesmas ingin mendapatkan pelayanan kontrasepsi untuk pertama kalinya. Klien telah mempunyai 4 anak dengan usia anak terkecil 1 tahun. Bagaimana langkah-langkah pelayanan yang Saudara berikan?