Dokumen tersebut membahas tentang Acute Coronary Syndrome (ACS) yang meliputi STEMI, NSTEMI, dan unstable angina pectoris. Dokumen menjelaskan patofisiologi, diagnosis, dan penatalaksanaan ACS berdasarkan hasil EKG dan biomarker kardiovaskular. Dokumen juga menjelaskan asuhan keperawatan dasar pada pasien dengan keluhan nyeri dada yang mungkin mengalami ACS.
1. Acute Coronary Syndrome
KGD Pertemuan ke 5
Ns. Ira Rahmawati S. kep.,MNSc(EM)
Program Studi Keperawatan
Fakultas Ilmu – Ilmu Kesehatan
2. KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN
Mahasiswa mampu:
Menjelaskan patofisiologi acute coronary syndrome
Menjelaskan bentuk-bentuk ACS
Mengidentifikasi komponen inti pemeriksaan fisik dan
anamnesa pada pasien dengan suspect ACS
Menjelaskan tanda dan gejala umum ACS
Menjelaskan penatalaksanaan dan asuhan keperawatan pada
pasien ACS di IGD
3. Contoh Kasus
Seorang laki-laki, Tn. A 60 tahun datang ke IGD RS X
dengan keluhan nyeri dada seperti ditindih benda berat
didaerah substernal. Pasien mengatakan nyeri datang
ketika ia sedang membaca koran 1 jam yang lalu. Tn. A
tidak mempunyai riwayat penyakit apapun, hanya riwayat
hiperkolesterol.
4. Acute Coronary Syndrome
ACS atau syndrome coroner akut meliputi :
1.STEMI (ST Elevasi Miocard Infark)
2.NSTEMI (Non-ST Elevasi Miocard Infark)
3.Unstable Angina pectoris
-Pasien biasanya datang dengan manifestasi klinis
yang serupa
-Perbedaan utama terletak pada derajat obstruksi
pembuluh darah dan nekrosis
5. STEMI
Disebabkan oleh obstruksi total dari coronary artery
Gambar EKG menunjukkan ST elevasi atau new Left
Bundle Branch Block (LBBB)
Pasien yang mengalami STEMI merupakan kandidat
untuk dilakukan terapi reperfusi
8. Kriteria EKG untuk STEMI
• Gejala klinis konsistent dengan ACS disertai adanya
gambaran:
ST elevasi lebih > 1 mm di 2 lead ekstremitas yang
berurutan, atau
ST elevasi lebih dari 2 mm di 2 chest lead yang
berurutan , atau
New LBBB
16. Klasifikasi Angina pectoris
1.Angina Stabil
Nyeri dada substernal paroksismal
Nyeri berkurang atau hilang dengan istirahat atau nitrogliserin
2.Angina tidak Stabil
Disebut juga angina prainfark
Nyeri dada terjadi pada saat istirahat
Bagian dari ACS
Nyeri dada lebih berat dan lebih lama dari angina stabil
Nyeri tidak berkurang dengan nitrat
18. Pengkajian pasien dengan AMI
Anamnesa
1.Keluhan utama dan riwayat kesehatan saat ini
a.Nyeri dada
Nyeri jantung (angina pectoris) terjadi karena adanya
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
Pertanyaan harus meliputi
O = onset
P = precipitating and palliative factors
Q = Quality dan Quantity
= nyeri pada AMI seperti diremas-remas, berat, sensai tercekik
R = Region dan Radiation
= nyeri dada karena AMI biasanya di daerah substernal, menjalar ke
lengan kiri, leher, punggung.
S = Severity.
T = time, berapa lama nyeri berlangsung
19. AHA (American heart Association) Guidelines menyatakan karakteristik
nyeri dada yang bukan merupakan nyeri karena iskemik mikardium
adalah:
Pleritis > nyeri tajam seperti ditusuk pisau yang bertambah berat
dengan pernafasan atau batuk
Nyeri dada yang lokasi nyerinya bisa ditunjuk dengan ujung jari
Nyeri yang timbul akibat pergerakan dada atau palpasi pada dinding
dada
Nyeri terus menerus yang berlangsung selama ber jam jam
Nyeri dada yang menjalar ke ekstremitas bawah
Nyeri dada yang berlangsung sangat cepat dalam hitungan detik
21. 2. Riwayat kesehatan sebelumnya dan riwayat keluarga
Riwayat penyakit jantung sebelumnya, hipertensi, riwayat
pengobatan, dsb.
Riwayat merokok dan riwayat penyakit dalam keluarga
Sebutkan faktor resiko aterosklerosis yang dapat dimodifikasi?
-Penelitian menunjukkan bahwa kejadian serangan jantung
paling banyak terjadi pada jam 6 pagi sampai siang.
-Mengapa pagi?
-Kejadian serangan jantung paling banyak terjadi hari senin?
22. Pengkajian Fisik pada Pasien dengan AMI
Pemeriksaan fisik harus dilakukan secara focus dan cepat, serta
meliputi:
Tanda-tanda vital
Suara nafas
Suara jantung (menentukan ada mur mur)
Nadi perifer
Identifikasi kontraindikasi pemberian terapi fibrinolitik
23. Evaluasi EKG
Iskemik miokardium
ST depresi lebih dari 0,5 mm di V2 dan V3 dan lebih dari 1 mm
di semua lead, harus 2 lead yang berurutan
Dapat disertai inversi gelombang T
ST segmen biasanya kembali normal setelah kebutuhan
oksigen terpenuhi
26. Lokasi Infark Miokard berdasarkan EKG
Lokasi IMA Lead EKG Arteri koronari yang terkena
Anterior V3, V4 Left coronary artery: LAD
Anteroseptal V1, V2, V3, V4 Left Cornary artery : LAD
lateral I, aVL, V5, V6 Left coronary artery : Circumflex
Antero lateral I, aVL, V3, V4. V5, V6 Left coronary artery : LAD +
Circumflex
inferior II, III, aVF RCA
septum V1, V2 LCA : LAD – septa; branch
posterior ST depresi di lead V1, V2, V3
Cek V7 V8 V9
RCA
28. Cardiac Biomarkers
CK = meningkat pada 6-8 jam setelah IMA, puncak 24-
28 jam
CKMB = mulai meningkat pada 6-8 jam setelah IMA,
puncak setelah 24 jam
Troponin I atau T: meningkat dalam 2 jam setelah IMA,
dan tetap meningkat selama 7
sampai 10 hari
BNP (brain-type natriuretilpeptide) untuk mendeteksi
gagal jantung. high BNP level associates with an
increase in left ventricle pressure and pulmonary
circulation pressure. Heart failure is suggested when a
BNP level is higher than 500 pg per millilitre
29. Tujuan Utama Terapi STEMI: adalah terapi reperfusi
Pemberian fibrinolitik dalam waktu 30 menit setalah pasien
tiba di RS
PCI (Percutaneus Coronary Intervention) dalam waktu 90
menit pasien tiba di RS
Distinguishing between NSTEMI and STEMI is valuable
because the prognosis and treatment for these conditions differ
Penatalaksanaan ACS
30. Asuhan Keperawatan pada pasien dengan ACS
1.Pasien dengan gejala ACS harus bedrest
2.Kaji tanda-tanda vital dan saturasi oksigen
3.Beri oksigen apabila pasien sianosis, syok, sesak atau saturasi
oksigen < 94%
4.Pasang IV line
5.Kaji data fokus: riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik
6.Lakukan monitoring EKG 12 leads
7.Lakukan monitoring irama jantung
32. • Intervensi keperawatan yang utama pada pasien dengan ACS
adalah pain- relief yang dapat dicapai dengan kombinasi
pemberian oksigen, nitrogliserin dan analgesic
Keep it simple:
MONA
M: morphine > analgesic dan anxiolytic > dilatasi vena , reduce
blood pressure dan menurunkan kebutuhan oksigen
O: oksigen bila perlu
N: nitrogliserin > dilatasai vena dan arteri perifer
A: aspirin
33. Terapi untuk Stemi
1.Fibrinolitik terapi
Menghancurkan clot yang sudah terbentuk
Tidak ada manfaat apabila diberikan setelah 12 jam dari gelaja
Intervensi keperawatan sebelum diberikan terapi fibrinolitik
adalah memastikan tidak ada kontraindikasi pemberian
fibrinolitik.
34. Contoh obat trombolitik
Ateplase atau Recombinant tissue plasminogen activator (rt-
PA)
Pemberian obat ini hanya boleh dilakukan via infus dengan
menggunakan syringe pump atau infus pump dengan dosis
m
aksimal 0. 9 mg per Kg berat badan.
35. Kontraindikasi absolut
pemberian fibrinolitik
Kontraindikasi relatif
Ada perdarahan aktif Ulkus peptikum
Trauma kepala tertutup atau
trauma wajah yang signifikan
dalam 3 bulan terakhir
Perdarahan internal < 4 minggu
Ada riwayat stroke hemoragik Operasi besar < 3 minggu ini
Stroke iskemik dalam 3 bulan
terakhir
Post resusitasi > 10 menit
Lesi di pembuluh darah otak
Tumor otak
37. Contoh Diagnosa keperawatan Pada pasien dengan
infark
Nyeri dada berhubungan dengan infark miokardium,
angina
Penurunan curah jantung berhubungan dengan gagal
ventrikel kiri, gangguan irama jantung, perubahan preload.
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan
curah jantung
Perfusi jaringan miokardium tidak adekuat berhubungan
dengan berkurangnya / terhentinya suplay darah
38. Daftar pustaka
Aehlert, B. (2012). ACLS Study Guide. 4th ed. St.
Louis: Elsevier.
Morton, PG., Fontaine, D., Hudak, CM & Gallo,
BM. (2011). Keperawatan Kritis: Pendekatan
Asuhan Holistik. Edisi 8. Jakarta: EGC.