SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Definisi
 Unstable angina terjadi ketika arteri yang memasok darah dan oksigen ke
jantung mengalami penyumbatan hingga mencapai tingkat kritis. Unstable
angina ditandai dengan nyeri dada yang terjadi saat istirahat atau selama
aktivitas. Frekuensi dan keparahan nyeri pun bisa bertambah semakin parah.
Angina jenis ini tidak tergantung pada aktivitas yang dilakukan, serta dapat
muncul tiba-tiba dan berlanjut meski penderitanya sudah beristirahat.
 Dibandingkan dengan stable angina, unstable angina terjadi lebih lama
dengan intensitas nyeri yang lebih parah. Gejala yang ditimbulkan angina
jenis ini juga tidak hilang walau penderita sudah beristirahat atau minum
obat. Unstable angina umumnya merupakan tanda dari serangan jantung.
Dibandingkan dengan pasien NSTEMI, individu dengan angina tidak stabil
melakukan tidak mengalami cedera/nekrosis kardiomiosit akut, memiliki
risiko kematian yang jauh lebih rendah, dan tampaknya kurang mendapat
manfaat dari terapi antiplatelet yang intensif.
Terminologi UAP harus tercakup dalam kriteria penampilan klinis
sebagai berikut :
1. Angina pertama kali
Angina timbul pada saat aktifitas fisik. Baru pertama kali dialami oleh penderita dalam
priode 1 bulan terakhir
2. Angina progresif
Angina timbul saat aktifitas fisik yang berubah polanya dalam 1 bulan terakhir, yaitu
menjadi lebih sering, lebih berat, lebih lama, timbul dengan pencetus yang lebih ringan
dari biasanya dan tidak hilang dengan cara yang biasa dilakukan. Penderita sebelumnya
menderita angina pektoris stabil.
3. Angina waktu istirahat
Angina timbul tanpa didahului aktifitas fisik ataupun hal-hal yang dapat menimbulkan
peningkatan kebutuhan O2 miokard. Lama angina sedikitnya 15 menit.
4. Angina sesudah IMA
Angina yang timbul dalam periode dini (1 bulan) setelah IMA.
Patofisiologi
Sebagian besar penderita UAP mempunyai gangguan cadangan aliran koroner
yang menetap yang disebabkan oleh plak sklerotik yang lama dengan atau
tanpa disertai trombosis baru yang dapat memperberat penyempitan pembuluh
darah koroner. Sedangkan sebagian lagi disertai dengan gangguan cadangan
aliran darah koroner ringan atau normal yang disebabkan oleh gangguan aliran
coroner sementara akibat sumbatan maupun spasme pembuluh darah.
 Trombosis arteri koroner
Trombus akan mudah terbentuk pada pembuluh darah yang sklerotik
sehingga penyempitan bertambah dan kadang-kadang terlepas menjadi
mikroemboli dan menyumbat pembuluh darah yang lebih distal. Trombosis
akut ini diduga berperan dalam terjadinya UAP.
 Spasme arteri koroner
Peningkatan kebutuhan O2 miokard dan berkurangnya aliran koroner
karena spasme pembuluh darah disebutkan sebagai penyeban UAP.
Spame dapat terjadi pada arteri koroner normal atupun pada stenosis
pembuluh darah koroner. Spasme yang berulang dapat menyebabkan
kerusakan artikel, pendarahan plak ateroma, agregasi trombosit dan
trombus pembuluh darah.
Pengenalan Klinis
 Gejala
Didapatkan rasa tidak enak di dada
yang tidak selalu sebagai rasa sakit,
tetapi dapat pula sebagai rasa penuh di
dada, tertekan, nyeri, tercekik atau rasa
terbakar. Rasa tersebut dapat terjadi
pada leher, tenggorokan, daerah antara
tulang skapula, daerah rahang ataupun
lengan. Sewaktu angina terjadi,
penderita dapat sesak napas atau rasa
lemah yang menghilang setelah angina
hilang. Dapat pula terjadi palpitasi,
berkeringat dingin, pusing ataupun
hampir pingsan.
 Pemeriksaan fisik
Sewaktu angina dapat tidak
menunjukkan kelainan. Pada
auskultasi dapat terdengar derap
atrial atau ventrikel dan murmur
sistolik di daerah apeks. Frekuensi
denyut jantung dapat
menurun,menetap atau meningkat
pada waktu serangan angina.
 Diagnosis
Untuk diagnosisnya Echo jantung
untuk menemukan letak kerusakan
otot jantung dan area jantung yang
tidak mendaoatkan cukup darah.
EKG treadmill (stress test) yang
tujuannya sama dngan EKG tetapi
dilakukan saat pasien sedang
beraktivitas. Rontgen dada untuk
memeriksa kemungkinan
terjadinya pembesaran jantung.
 EKG
EKG perlu dilakukan pada waktu
serangan angina, bila EKG istirahat
normal, stress test harus dilakukan
dengan treadmill ataupun sepeda
ergometer. Tujuan dari stress test
adalah :
 menilai sakit dada apakah berasal dari
jantung atau tidak.
 Menilai beratnya penyakit seperti bila
kelainan terjadi pada pembuluh darah
utama akan memberi hasil positif kuat.
Gambaran EKG penderita UAP dapat berupa depresi segmen ST, depresi segmen ST disertai
inversi gelombang T, elevasi segmen ST, hambatan cabang ikatan His dan tanpa perubahan
segmen ST dan gelombang T. Perubahan EKG pada UAP bersifat sementara dan masing-
masing dapat terjadi sendiri-sendiri ataupun bersamaan. Perubahan tersebut timbul di saat
serangan angina dan kembali ke gambaran normal atau awal setelah keluhan angina hilang
dalam waktu 24 jam. Bila perubahan tersebut menetap setelah 24 jam atau terjadi evolusi
gelombang Q, maka disebut sebagai IMA.
Tatalaksana
Dengan pengobatan farmakologis, berbagai penelitian menunjukkan bahwa dalam1 tahun pertama, variasi
prosentase penderita UAP yang mengalami IMA berkisar antara 6-60% tingkat kematian 1-40%.
Pada dasarnya bertujuan untuk memperpanjang hidup dan memperbaiki kualitas hidup dengan mencegah serangan
angina baik secara medikal atau pembedahan.
A. Pengobatan medikal
1. Bertujuan untuk mencegah dan menghilangkan serangan angina. Ada 3 jenis obat yaitu : Golongan nitrat
Nitrogliserin merupakan obat pilihan utama pada serangan angina akut. Mekanisme kerjanya sebagai dilatasi
vena perifer dan pembuluh darah koroner. Efeknya langsung terhadap relaksasi otot polos vaskuler.
Nitrogliserin juga dapat meningkatkan toleransi exercise pada penderita angina sebelum terjadi hipoktesia
miokard. Bila di berikan sebelum exercise dapat mencegah serangan angina .
2. Ca- Antagonis Dipakai pada pengobatan jangka panjang untuk mengurangi frekwensi serangan pada beberapa
bentuk angina. Cara kerjanya :
- Memperbaiki spasme koroner dengan menghambat tonus vasometer pembuluh darah arteri koroner
(terutama pada angina Prinzmetal).
- Dilatasi arteri koroner sehingga meningkatkan suplai darah ke miokard - Dilatasi arteri perifer sehingga
mengurangi resistensi perifer dan menurunkan afterload.
- Efek langsung terhadap jantung yaitu dengan mengurangi denyut, jantung dan kontraktilitis sehingga
mengurangi kebutuhan O2.
3. Beta Bloker
Cara kerjanya menghambat sistem adrenergenik terhadap miokard yang
menyebabkan kronotropik dan inotropik positif, sehingga denyut jantung
dan curah jantung dikurangi. Karena efeknya yang kadiorotektif, obat ini
sering digunakan sebagai pilihan pertama untuk mencegah serangan angina
pektoris pada sebagian besar penderita.
B. Pembedahan
Prinsipnya bertujuan untuk :
- memberi darah yang lebih banyak kepada otot jantung
- memperbaiki obstruksi arteri koroner.
 Prognosis
UAP adalah suatu sindrom klinik yang
berbahaya dan merupakan tipe angina pektoris
yang dapat berubah menjadi infark ataupun
kematian. Pengenalan klinis UAP termasuk
faktor risiko untuk terjadinya IMA serta perjalan
penyakitnya perlu diketahui agar dapat dilakukan
pengobatan yang tepat ataupun usaha pencegahan
agar tidak terjadi imfark miokard. Pengobatan
bertujuan untuk memperpanjang hidup dan
memperbaiki kualitas hidup baik secara medikal
maupun pembedahan. Pencegahan terhadap
faktor risiko terjadinya angina pekrotis lebih
penting dilakukan dan sebaiknya dimulai pada
usia muda seperti menghindarkan kegemukan,
menghindarkan stress, diet rendah lemak,
aktifitas fisik yang tidak berlebihan dan tidak
merokok.
 Komplikasi
Komplikasi utama dari penyakit UAP adalah
serangan uantung atau penyakit jantung
koroner

More Related Content

Similar to Definisi Unstable Angina

Similar to Definisi Unstable Angina (20)

Angina pektoris
Angina pektoris Angina pektoris
Angina pektoris
 
Sindroma Koroner Akut
Sindroma Koroner AkutSindroma Koroner Akut
Sindroma Koroner Akut
 
Lp ami
Lp amiLp ami
Lp ami
 
LAPORAN PENDAHULUAN UAP.docx
LAPORAN PENDAHULUAN UAP.docxLAPORAN PENDAHULUAN UAP.docx
LAPORAN PENDAHULUAN UAP.docx
 
Lp infak miokad
Lp infak miokadLp infak miokad
Lp infak miokad
 
Laporan pendahuluan alin
Laporan pendahuluan alinLaporan pendahuluan alin
Laporan pendahuluan alin
 
Presentasi gj k
Presentasi gj kPresentasi gj k
Presentasi gj k
 
St elevasi miokard infark
St elevasi miokard infarkSt elevasi miokard infark
St elevasi miokard infark
 
Angina pektoris
Angina pektorisAngina pektoris
Angina pektoris
 
PJK.pptx
PJK.pptxPJK.pptx
PJK.pptx
 
Angina pectoris preasentation
Angina pectoris preasentationAngina pectoris preasentation
Angina pectoris preasentation
 
Sindroma koroner akut (1)
Sindroma koroner akut (1)Sindroma koroner akut (1)
Sindroma koroner akut (1)
 
SKA / CAD
SKA / CADSKA / CAD
SKA / CAD
 
ACS.ppt
ACS.pptACS.ppt
ACS.ppt
 
226024609 case-report-unstable-angina-pectoris
226024609 case-report-unstable-angina-pectoris226024609 case-report-unstable-angina-pectoris
226024609 case-report-unstable-angina-pectoris
 
Angina pectoris
Angina pectorisAngina pectoris
Angina pectoris
 
Cardiology (ilmu jantung dan pembuluh darah)
Cardiology (ilmu jantung dan pembuluh darah)Cardiology (ilmu jantung dan pembuluh darah)
Cardiology (ilmu jantung dan pembuluh darah)
 
ASKEP IMA, ARITMIA CARDIAC ARREST.ppt
ASKEP IMA, ARITMIA CARDIAC ARREST.pptASKEP IMA, ARITMIA CARDIAC ARREST.ppt
ASKEP IMA, ARITMIA CARDIAC ARREST.ppt
 
Makalah penyakit jantung.doc2
Makalah penyakit jantung.doc2Makalah penyakit jantung.doc2
Makalah penyakit jantung.doc2
 
Penyakit jantung koroner
Penyakit jantung koronerPenyakit jantung koroner
Penyakit jantung koroner
 

Recently uploaded

SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxdrrheinz
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionolivia371624
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxgastroupdate
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiAviyudaPrabowo1
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxLinaWinarti1
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfAdistriSafiraRosman
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppticha582186
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilancahyadewi17
 

Recently uploaded (20)

SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung function
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
 

Definisi Unstable Angina

  • 1. Definisi  Unstable angina terjadi ketika arteri yang memasok darah dan oksigen ke jantung mengalami penyumbatan hingga mencapai tingkat kritis. Unstable angina ditandai dengan nyeri dada yang terjadi saat istirahat atau selama aktivitas. Frekuensi dan keparahan nyeri pun bisa bertambah semakin parah. Angina jenis ini tidak tergantung pada aktivitas yang dilakukan, serta dapat muncul tiba-tiba dan berlanjut meski penderitanya sudah beristirahat.  Dibandingkan dengan stable angina, unstable angina terjadi lebih lama dengan intensitas nyeri yang lebih parah. Gejala yang ditimbulkan angina jenis ini juga tidak hilang walau penderita sudah beristirahat atau minum obat. Unstable angina umumnya merupakan tanda dari serangan jantung. Dibandingkan dengan pasien NSTEMI, individu dengan angina tidak stabil melakukan tidak mengalami cedera/nekrosis kardiomiosit akut, memiliki risiko kematian yang jauh lebih rendah, dan tampaknya kurang mendapat manfaat dari terapi antiplatelet yang intensif.
  • 2. Terminologi UAP harus tercakup dalam kriteria penampilan klinis sebagai berikut : 1. Angina pertama kali Angina timbul pada saat aktifitas fisik. Baru pertama kali dialami oleh penderita dalam priode 1 bulan terakhir 2. Angina progresif Angina timbul saat aktifitas fisik yang berubah polanya dalam 1 bulan terakhir, yaitu menjadi lebih sering, lebih berat, lebih lama, timbul dengan pencetus yang lebih ringan dari biasanya dan tidak hilang dengan cara yang biasa dilakukan. Penderita sebelumnya menderita angina pektoris stabil. 3. Angina waktu istirahat Angina timbul tanpa didahului aktifitas fisik ataupun hal-hal yang dapat menimbulkan peningkatan kebutuhan O2 miokard. Lama angina sedikitnya 15 menit. 4. Angina sesudah IMA Angina yang timbul dalam periode dini (1 bulan) setelah IMA.
  • 3. Patofisiologi Sebagian besar penderita UAP mempunyai gangguan cadangan aliran koroner yang menetap yang disebabkan oleh plak sklerotik yang lama dengan atau tanpa disertai trombosis baru yang dapat memperberat penyempitan pembuluh darah koroner. Sedangkan sebagian lagi disertai dengan gangguan cadangan aliran darah koroner ringan atau normal yang disebabkan oleh gangguan aliran coroner sementara akibat sumbatan maupun spasme pembuluh darah.  Trombosis arteri koroner Trombus akan mudah terbentuk pada pembuluh darah yang sklerotik sehingga penyempitan bertambah dan kadang-kadang terlepas menjadi mikroemboli dan menyumbat pembuluh darah yang lebih distal. Trombosis akut ini diduga berperan dalam terjadinya UAP.
  • 4.  Spasme arteri koroner Peningkatan kebutuhan O2 miokard dan berkurangnya aliran koroner karena spasme pembuluh darah disebutkan sebagai penyeban UAP. Spame dapat terjadi pada arteri koroner normal atupun pada stenosis pembuluh darah koroner. Spasme yang berulang dapat menyebabkan kerusakan artikel, pendarahan plak ateroma, agregasi trombosit dan trombus pembuluh darah.
  • 5. Pengenalan Klinis  Gejala Didapatkan rasa tidak enak di dada yang tidak selalu sebagai rasa sakit, tetapi dapat pula sebagai rasa penuh di dada, tertekan, nyeri, tercekik atau rasa terbakar. Rasa tersebut dapat terjadi pada leher, tenggorokan, daerah antara tulang skapula, daerah rahang ataupun lengan. Sewaktu angina terjadi, penderita dapat sesak napas atau rasa lemah yang menghilang setelah angina hilang. Dapat pula terjadi palpitasi, berkeringat dingin, pusing ataupun hampir pingsan.  Pemeriksaan fisik Sewaktu angina dapat tidak menunjukkan kelainan. Pada auskultasi dapat terdengar derap atrial atau ventrikel dan murmur sistolik di daerah apeks. Frekuensi denyut jantung dapat menurun,menetap atau meningkat pada waktu serangan angina.
  • 6.  Diagnosis Untuk diagnosisnya Echo jantung untuk menemukan letak kerusakan otot jantung dan area jantung yang tidak mendaoatkan cukup darah. EKG treadmill (stress test) yang tujuannya sama dngan EKG tetapi dilakukan saat pasien sedang beraktivitas. Rontgen dada untuk memeriksa kemungkinan terjadinya pembesaran jantung.  EKG EKG perlu dilakukan pada waktu serangan angina, bila EKG istirahat normal, stress test harus dilakukan dengan treadmill ataupun sepeda ergometer. Tujuan dari stress test adalah :  menilai sakit dada apakah berasal dari jantung atau tidak.  Menilai beratnya penyakit seperti bila kelainan terjadi pada pembuluh darah utama akan memberi hasil positif kuat.
  • 7. Gambaran EKG penderita UAP dapat berupa depresi segmen ST, depresi segmen ST disertai inversi gelombang T, elevasi segmen ST, hambatan cabang ikatan His dan tanpa perubahan segmen ST dan gelombang T. Perubahan EKG pada UAP bersifat sementara dan masing- masing dapat terjadi sendiri-sendiri ataupun bersamaan. Perubahan tersebut timbul di saat serangan angina dan kembali ke gambaran normal atau awal setelah keluhan angina hilang dalam waktu 24 jam. Bila perubahan tersebut menetap setelah 24 jam atau terjadi evolusi gelombang Q, maka disebut sebagai IMA.
  • 8. Tatalaksana Dengan pengobatan farmakologis, berbagai penelitian menunjukkan bahwa dalam1 tahun pertama, variasi prosentase penderita UAP yang mengalami IMA berkisar antara 6-60% tingkat kematian 1-40%. Pada dasarnya bertujuan untuk memperpanjang hidup dan memperbaiki kualitas hidup dengan mencegah serangan angina baik secara medikal atau pembedahan. A. Pengobatan medikal 1. Bertujuan untuk mencegah dan menghilangkan serangan angina. Ada 3 jenis obat yaitu : Golongan nitrat Nitrogliserin merupakan obat pilihan utama pada serangan angina akut. Mekanisme kerjanya sebagai dilatasi vena perifer dan pembuluh darah koroner. Efeknya langsung terhadap relaksasi otot polos vaskuler. Nitrogliserin juga dapat meningkatkan toleransi exercise pada penderita angina sebelum terjadi hipoktesia miokard. Bila di berikan sebelum exercise dapat mencegah serangan angina . 2. Ca- Antagonis Dipakai pada pengobatan jangka panjang untuk mengurangi frekwensi serangan pada beberapa bentuk angina. Cara kerjanya : - Memperbaiki spasme koroner dengan menghambat tonus vasometer pembuluh darah arteri koroner (terutama pada angina Prinzmetal). - Dilatasi arteri koroner sehingga meningkatkan suplai darah ke miokard - Dilatasi arteri perifer sehingga mengurangi resistensi perifer dan menurunkan afterload. - Efek langsung terhadap jantung yaitu dengan mengurangi denyut, jantung dan kontraktilitis sehingga mengurangi kebutuhan O2.
  • 9. 3. Beta Bloker Cara kerjanya menghambat sistem adrenergenik terhadap miokard yang menyebabkan kronotropik dan inotropik positif, sehingga denyut jantung dan curah jantung dikurangi. Karena efeknya yang kadiorotektif, obat ini sering digunakan sebagai pilihan pertama untuk mencegah serangan angina pektoris pada sebagian besar penderita. B. Pembedahan Prinsipnya bertujuan untuk : - memberi darah yang lebih banyak kepada otot jantung - memperbaiki obstruksi arteri koroner.
  • 10.  Prognosis UAP adalah suatu sindrom klinik yang berbahaya dan merupakan tipe angina pektoris yang dapat berubah menjadi infark ataupun kematian. Pengenalan klinis UAP termasuk faktor risiko untuk terjadinya IMA serta perjalan penyakitnya perlu diketahui agar dapat dilakukan pengobatan yang tepat ataupun usaha pencegahan agar tidak terjadi imfark miokard. Pengobatan bertujuan untuk memperpanjang hidup dan memperbaiki kualitas hidup baik secara medikal maupun pembedahan. Pencegahan terhadap faktor risiko terjadinya angina pekrotis lebih penting dilakukan dan sebaiknya dimulai pada usia muda seperti menghindarkan kegemukan, menghindarkan stress, diet rendah lemak, aktifitas fisik yang tidak berlebihan dan tidak merokok.  Komplikasi Komplikasi utama dari penyakit UAP adalah serangan uantung atau penyakit jantung koroner