Unstable angina terjadi ketika arteri koroner mengalami penyempitan yang dapat menyebabkan nyeri dada yang tidak stabil dan berat. Gejala unstable angina berbeda dari angina stabil karena nyerinya tidak hilang dengan istirahat dan obat. Pengobatan unstable angina bertujuan untuk mencegah serangan jantung dengan menggunakan obat seperti nitrat, bloker calcium, dan bloker beta.
1. Definisi
Unstable angina terjadi ketika arteri yang memasok darah dan oksigen ke
jantung mengalami penyumbatan hingga mencapai tingkat kritis. Unstable
angina ditandai dengan nyeri dada yang terjadi saat istirahat atau selama
aktivitas. Frekuensi dan keparahan nyeri pun bisa bertambah semakin parah.
Angina jenis ini tidak tergantung pada aktivitas yang dilakukan, serta dapat
muncul tiba-tiba dan berlanjut meski penderitanya sudah beristirahat.
Dibandingkan dengan stable angina, unstable angina terjadi lebih lama
dengan intensitas nyeri yang lebih parah. Gejala yang ditimbulkan angina
jenis ini juga tidak hilang walau penderita sudah beristirahat atau minum
obat. Unstable angina umumnya merupakan tanda dari serangan jantung.
Dibandingkan dengan pasien NSTEMI, individu dengan angina tidak stabil
melakukan tidak mengalami cedera/nekrosis kardiomiosit akut, memiliki
risiko kematian yang jauh lebih rendah, dan tampaknya kurang mendapat
manfaat dari terapi antiplatelet yang intensif.
2. Terminologi UAP harus tercakup dalam kriteria penampilan klinis
sebagai berikut :
1. Angina pertama kali
Angina timbul pada saat aktifitas fisik. Baru pertama kali dialami oleh penderita dalam
priode 1 bulan terakhir
2. Angina progresif
Angina timbul saat aktifitas fisik yang berubah polanya dalam 1 bulan terakhir, yaitu
menjadi lebih sering, lebih berat, lebih lama, timbul dengan pencetus yang lebih ringan
dari biasanya dan tidak hilang dengan cara yang biasa dilakukan. Penderita sebelumnya
menderita angina pektoris stabil.
3. Angina waktu istirahat
Angina timbul tanpa didahului aktifitas fisik ataupun hal-hal yang dapat menimbulkan
peningkatan kebutuhan O2 miokard. Lama angina sedikitnya 15 menit.
4. Angina sesudah IMA
Angina yang timbul dalam periode dini (1 bulan) setelah IMA.
3. Patofisiologi
Sebagian besar penderita UAP mempunyai gangguan cadangan aliran koroner
yang menetap yang disebabkan oleh plak sklerotik yang lama dengan atau
tanpa disertai trombosis baru yang dapat memperberat penyempitan pembuluh
darah koroner. Sedangkan sebagian lagi disertai dengan gangguan cadangan
aliran darah koroner ringan atau normal yang disebabkan oleh gangguan aliran
coroner sementara akibat sumbatan maupun spasme pembuluh darah.
Trombosis arteri koroner
Trombus akan mudah terbentuk pada pembuluh darah yang sklerotik
sehingga penyempitan bertambah dan kadang-kadang terlepas menjadi
mikroemboli dan menyumbat pembuluh darah yang lebih distal. Trombosis
akut ini diduga berperan dalam terjadinya UAP.
4. Spasme arteri koroner
Peningkatan kebutuhan O2 miokard dan berkurangnya aliran koroner
karena spasme pembuluh darah disebutkan sebagai penyeban UAP.
Spame dapat terjadi pada arteri koroner normal atupun pada stenosis
pembuluh darah koroner. Spasme yang berulang dapat menyebabkan
kerusakan artikel, pendarahan plak ateroma, agregasi trombosit dan
trombus pembuluh darah.
5. Pengenalan Klinis
Gejala
Didapatkan rasa tidak enak di dada
yang tidak selalu sebagai rasa sakit,
tetapi dapat pula sebagai rasa penuh di
dada, tertekan, nyeri, tercekik atau rasa
terbakar. Rasa tersebut dapat terjadi
pada leher, tenggorokan, daerah antara
tulang skapula, daerah rahang ataupun
lengan. Sewaktu angina terjadi,
penderita dapat sesak napas atau rasa
lemah yang menghilang setelah angina
hilang. Dapat pula terjadi palpitasi,
berkeringat dingin, pusing ataupun
hampir pingsan.
Pemeriksaan fisik
Sewaktu angina dapat tidak
menunjukkan kelainan. Pada
auskultasi dapat terdengar derap
atrial atau ventrikel dan murmur
sistolik di daerah apeks. Frekuensi
denyut jantung dapat
menurun,menetap atau meningkat
pada waktu serangan angina.
6. Diagnosis
Untuk diagnosisnya Echo jantung
untuk menemukan letak kerusakan
otot jantung dan area jantung yang
tidak mendaoatkan cukup darah.
EKG treadmill (stress test) yang
tujuannya sama dngan EKG tetapi
dilakukan saat pasien sedang
beraktivitas. Rontgen dada untuk
memeriksa kemungkinan
terjadinya pembesaran jantung.
EKG
EKG perlu dilakukan pada waktu
serangan angina, bila EKG istirahat
normal, stress test harus dilakukan
dengan treadmill ataupun sepeda
ergometer. Tujuan dari stress test
adalah :
menilai sakit dada apakah berasal dari
jantung atau tidak.
Menilai beratnya penyakit seperti bila
kelainan terjadi pada pembuluh darah
utama akan memberi hasil positif kuat.
7. Gambaran EKG penderita UAP dapat berupa depresi segmen ST, depresi segmen ST disertai
inversi gelombang T, elevasi segmen ST, hambatan cabang ikatan His dan tanpa perubahan
segmen ST dan gelombang T. Perubahan EKG pada UAP bersifat sementara dan masing-
masing dapat terjadi sendiri-sendiri ataupun bersamaan. Perubahan tersebut timbul di saat
serangan angina dan kembali ke gambaran normal atau awal setelah keluhan angina hilang
dalam waktu 24 jam. Bila perubahan tersebut menetap setelah 24 jam atau terjadi evolusi
gelombang Q, maka disebut sebagai IMA.
8. Tatalaksana
Dengan pengobatan farmakologis, berbagai penelitian menunjukkan bahwa dalam1 tahun pertama, variasi
prosentase penderita UAP yang mengalami IMA berkisar antara 6-60% tingkat kematian 1-40%.
Pada dasarnya bertujuan untuk memperpanjang hidup dan memperbaiki kualitas hidup dengan mencegah serangan
angina baik secara medikal atau pembedahan.
A. Pengobatan medikal
1. Bertujuan untuk mencegah dan menghilangkan serangan angina. Ada 3 jenis obat yaitu : Golongan nitrat
Nitrogliserin merupakan obat pilihan utama pada serangan angina akut. Mekanisme kerjanya sebagai dilatasi
vena perifer dan pembuluh darah koroner. Efeknya langsung terhadap relaksasi otot polos vaskuler.
Nitrogliserin juga dapat meningkatkan toleransi exercise pada penderita angina sebelum terjadi hipoktesia
miokard. Bila di berikan sebelum exercise dapat mencegah serangan angina .
2. Ca- Antagonis Dipakai pada pengobatan jangka panjang untuk mengurangi frekwensi serangan pada beberapa
bentuk angina. Cara kerjanya :
- Memperbaiki spasme koroner dengan menghambat tonus vasometer pembuluh darah arteri koroner
(terutama pada angina Prinzmetal).
- Dilatasi arteri koroner sehingga meningkatkan suplai darah ke miokard - Dilatasi arteri perifer sehingga
mengurangi resistensi perifer dan menurunkan afterload.
- Efek langsung terhadap jantung yaitu dengan mengurangi denyut, jantung dan kontraktilitis sehingga
mengurangi kebutuhan O2.
9. 3. Beta Bloker
Cara kerjanya menghambat sistem adrenergenik terhadap miokard yang
menyebabkan kronotropik dan inotropik positif, sehingga denyut jantung
dan curah jantung dikurangi. Karena efeknya yang kadiorotektif, obat ini
sering digunakan sebagai pilihan pertama untuk mencegah serangan angina
pektoris pada sebagian besar penderita.
B. Pembedahan
Prinsipnya bertujuan untuk :
- memberi darah yang lebih banyak kepada otot jantung
- memperbaiki obstruksi arteri koroner.
10. Prognosis
UAP adalah suatu sindrom klinik yang
berbahaya dan merupakan tipe angina pektoris
yang dapat berubah menjadi infark ataupun
kematian. Pengenalan klinis UAP termasuk
faktor risiko untuk terjadinya IMA serta perjalan
penyakitnya perlu diketahui agar dapat dilakukan
pengobatan yang tepat ataupun usaha pencegahan
agar tidak terjadi imfark miokard. Pengobatan
bertujuan untuk memperpanjang hidup dan
memperbaiki kualitas hidup baik secara medikal
maupun pembedahan. Pencegahan terhadap
faktor risiko terjadinya angina pekrotis lebih
penting dilakukan dan sebaiknya dimulai pada
usia muda seperti menghindarkan kegemukan,
menghindarkan stress, diet rendah lemak,
aktifitas fisik yang tidak berlebihan dan tidak
merokok.
Komplikasi
Komplikasi utama dari penyakit UAP adalah
serangan uantung atau penyakit jantung
koroner